Anda di halaman 1dari 5

Tugas Individual / Portofolio .

Nama : Edo Putra Agma Wijaya


Kelas : XI IPA 4
No : 10
1. Analisis keterkaitan antara struktur dan fungsi jaringan penyusun sistem
koordinasi, meliputi : sistem saraf , sistem hormon , dan indera
Sistem koordinasi berfungsi megatur dan mengendalikan keserasian fungsi antar
organ ataupun sistem organ dalam tubuh. Dalam sistem koordinasi diperlukan tiga
komponen agar fungsi koordinasi dapat berlangsung, yaitu reseptor, konduktor, dan
efektor.
1. Reseptor
Reseptor adalah bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima rangsangan.
Bagian yang berfungsi sebagai penerima rangsangan tersebut adalah indra.
2. Konduktor
Konduktor adalah bagian tubuh yang berfungsi sebagai penghantar rangsangan.
Bagian tersebut adalah sel-sel saraf (neuron) yang membentuk sistem saraf. Sel-
sel saraf ini ada yang berfungsi membawa rangsangan ke pusat saraf ada juga
yang membawa pesan dari pusat saraf.
3. Efektor
Efektor adalah bagian tubuh yang menanggapi rangsangan, yaitu otot dan
kelenjar (baik kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin). Sistem kerja ketiga
komponen tersebut dapat digambarkan seperti berikut:

Gambar 1. Sistem kerja komponen sistem koordinasi


A. Sistem saraf
Sebagai sistem koordinasi, sistem saraf mempunyai fungsi:
 Pengendalian kerja alat-alat tubuh agar bekerja serasi.
 Alat komunikasi antara tubuh dengan lingkungan di luar tubuh, yang
dilakukan oleh ujung saraf pada indra, dan lingkungan dalam tubuh.
 Pusat kesadaran, kemauan, dan pikiran. Untuk melaksanakan fungsi tersebut
maka sistem saraf tersusun oleh berbagai organ, jaringan dan juga komponen
terkecil yaitu sel.
1. Struktur Sel Saraf
Sistem saraf tersusun oleh komponen-komponen terkecil yaitu sel-sel saraf
atau neuron. Neuron inilah yang berperan dalam menghantarkan impuls
(rangsangan). Sebuah sel saraf terdiri tiga bagian utama yaitu badan sel,
dendrit dan neurit (akson).
2. Jenis Sistem Saraf
Jutaan sel-sel saraf bergabung membentuk suatu sistem yang dinamakan
sistem saraf. Sistem saraf manusia terdiri dari susunan saraf pusat dan
susunan saraf tepi. Susunan saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang
belakang sedangkan susunan saraf tepi tersusun atas serabutserabut saraf
yang menuju ke susunan saraf pusat dan dari susunan saraf pusat ke seluruh
tubuh. Skema sistem saraf manusia:
B. Sistem hormon
Hormon adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin.
Kelenjar endokrin disebut pula kelenjar buntu karena tidak memiliki saluran
tersendiri. Sekresi kelenjar endokrin disebut sebagai sekresi internal. Hormon
yang dihasilkan dikembalikan ke darah dan beredar mengikuti aliran darah.
Hormon tersebut akan mempengaruhi organ target. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa sistem endokrin dapat berkomunikasi dengan jaringan atau
organ-organ target yang letaknya jauh dari kelenjar.
Tidak seperti sistem saraf, pengaruh hormon berjalan lambat, tetapi
karena hormon mempengaruhi metabolisme sel, maka pengaruhnya pada
jaringan dan organ menetap. Selain dihasilkan dari kelenjar endokrin, ada pula
hormon yang dihasilkan dari sel-sel saraf tertentu yang disebut sel
neurosekretori. Hormon yang dihasilkan oleh sel saraf tersebut dinamakan
neurohormon. Perbedaan sistem saraf dengan sistem hormon :

C. Sistem Indra
Indra berperan sebagai reseptor, yaitu bagian tubuh yang berfungsi sebagai
penerima rangsangan. Ada lima macam indra yang berfungsi sebagai penerima
rangsangan yaitu:
 Mata, sebagai penerima rangsang cahaya (fotoreseptor).
 Telinga, sebagai penerima rangsang getaran bunyi (fonoreseptor) dan tempat
beradanya indra keseimbangan (statoreseptor).
 Hidung, sebagai penerima rangsang bau berupa gas (kemoreseptor).
 Lidah, sebagai penerima rangsang zat yang terlarut (kemoreseptor).
 Kulit, sebagai penerima rangsang sentuhan (tangoreseptor) dan suhu
(temperatur).

2. Mengevaluasi bahaya penggunaan senyawa psikotropika dan dampaknya


terhadap kesehatan diri, lingkungan, dan masyarakat
Psikotropika merupakan suatu zat atau obat yang dapat berpengaruh pada
pikiran dan sistem saraf penggunanya. Psikotopika ini dapat diperoleh secara
alamiah ataupun buatan manusia (sintetik) yang sifatnya psikoatif dan berpengaruh
pada susunan saraf pusat sehingga menyebabkan perubahan pada aktivitas mental
dan perilaku.
Bahaya penggunaan senyawa psikotropika :
Zat atau obat psikotropika ini dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang
susunan saraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya
halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan
dan dapat menyebabkan ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi
(merangsang) bagi para pemakainya.
Pemakaian Psikotropika yang berlangsung lama tanpa pengawasan dan
pembatasan pejabat kesehatan dapat menimbulkan dampak yang lebih buruk, tidak
saja menyebabkan ketergantungan bahkan juga menimbulkan berbagai macam
penyakit serta kelainan fisik maupun psikis si pemakai, tidak jarang bahkan
menimbulkan kematian.
Dampak penggunaan senyawa psikotropika terhadap kesehatan diri :
a) Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi,
gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi
b) Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi
akut otot jantung, gangguan peredaran darah
c) Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim
d) Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan,
kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru
e) Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh
meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur
f) Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin, seperti:
penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta
gangguan fungsi seksual
g) Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain
perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe
(tidak haid)
f) Bahkan akan berdampak pada kematian
Dampak penggunaan senyawa psikotropika terhadap lingkungan dan
masyarakat :
a) Meningkatnya kejahatan
Banyaknya pengedar psikotropika akan menyebabkan banyaknya kejahatan
seperti penyelundupan, pembunuhan dan penyuapan terhadap aparat keamanan.
b) Meningkatnya kemiskinan
Banyaknya pengguna psikotropika akan menyebabkan meningkatnya
pengangguran. Karena pengangguran ini tidak bisa produktif dan bekerja, akan
timbul kemiskinan di masyarakat.
c) Biaya penegakan hukum dan pengobatan meningkat
Banyaknya kejahatan dan orang yang kecanduan psikotropika akan
mengakibatkan biaya yang diperlukan untuk penegakan hukum dan pengobatan
pengguna psikotropika akan naik. Ini akan membebani rakyat yang harus
membayar pajak untuk membiayai penegakan hukum dan dana kesehatan.
d) Rusaknya lingkungan
Pembuatan psikotropika secara ilegal akan merusak lingkungan, ini karena
biasanya pengedar psikotropika akan membuang limbah psikotropika ke sungai
atau perairan dan akan mencemari perairan ini.

Anda mungkin juga menyukai