Khusus 1, 1995
Abstrak
Pendahuluan
Laporan kasus
Kasus
1.
Seorang pria, 32 tahun, doktet IDT , datang dengan keluhan
sering sariawan dimulutnya, ulang kambuh lebih kurang 1
tahun. Sudah berobat ke ahli THT, Interna dan mendapat obat
kumur, anti biotik serta vitamin tetapi tidak ada perbaikan .
Dari pemeriksaan klinik didapat keadaan umum baik, pemeriksaan
ekstra oral tak ada kelainan, pemeriksaan intra oral
kebersihan mulut baik, ulser tepi tidak teratur pada palatum
kiri diameter 1 em dan daerah retromolar kiri diameter 1 em.
Diagnosis klinik ditegakkan sebagai SAR tipe mayor, sebagai
diagnosis banding adalah Stomati tis Herpetika rekuren.
Penatalaksanaan yang direncanakan berupa pemeriksaan darah
rutin untuk melihat kemungkinan adanya anemia, pemeriksaan
sitologi untuk melihat adanya badan inklusi, konsul tasi dan
terapi kumur tetrasiklin dan tablet Vigoral.
34
F"
Kasus
2.
Pasien wanita, umur 37 tahun datang dengan keluhan sering saria
wan, ulang kambuh selama lebih kurang 3 bulan. Pasien mengeluh
sering pusing dan telah berobat ke dokter serta mendapat obat
Nystatin dan Amoxillin tetapi tidak ada perbaikan. pasien
memakai gigi tiruan yang tidak bisa dibuka buatan
tukang gigi. Dari pemeriksaan klinis didapat keadaan
umum cukup baik dan pasien mengaku tidak menderita
penyakit sistemik. Dari pemeriksaan ekstra oral
terlihat Angular cheilitis kiri dan kanan, intra oral kebersihan
mulut baik, lesi ulser diameter 1/2 em. pada mukosa
35
labial, lesi herpetiformis pada ujung lidah dan gingiva rahang
atas regio premolar kanan. Diagnosis klinik ditegakkan berupa
SAR tipe herpetiformis, dan diagnosis banding adalah
Stomatitis herpetika rekuren . Penatalaksanaan yang diberikan
berupa pemerik saan sitologi, terapi tablet Vigoral dan obat
kumur Chlorhexidine 0.2 %.
Kasus
3.
Seorang pria, 47 tahun, pekerjaan pedagang eceran mengatakan
sudah 3 bulan sering sariawan di lidah. Sudah berobat ke dokter
umum diberi Betadine, Albothyl dan vitamin B kompleks tetapi
tidak sembuh-sembuh. Pasien mengatakan mempunyai masalah dengan
keluarga. Dari pemeriksaan klinik didapat keadaan umum baik,
pasien mengaku tidak menderita penyakit sistemik. Dari pemerik
saan ekstra oral terlihat tidak ada kelainan, intra oral kebersi
han mulut buruk, terdapat radiks gigi , terdapat gigi karies ,
lidah keputihan disertai dengan lesi ulser diameter 3-4 mm pada
baian dorsumnya, lesi-lesi ulser diameter 2-3 mm berkelompok pada
palatum durum sebelah kiri. Diagosis klinik ditegakkan sebagai
SAR tipe herpetiformis dan sebagai diagnosis banding adalah
Stomatitis herpetika rekuren. Penatalaksanaan yang direncanakan
adalah konsultasi, terapi berupa Vigoral dan kumur Chlorhexidine
36
I
1.2 2% ., ekstraksi gigi-geligi radiks dan perawatan gigi-
geligi karies.
Pe.lllbahasa
n
37
sitologi adanya badan inklusi yang disebabkan oleh VHS .
Pemerik saan ini adalah satu-satunya pemeriksaan yang dapat
dilakukan mengingat biaya yang relatif murah dan hasil dapat
segera dipero leh. Sebetulnya untuk mendiagnosis adanya suatu
infeksi VHS tidak cukup hanya dengan pemeriksaan ini saja
karena hasil yang positif tidak cukup untuk menyimpulkan
adanya proses infeksi, mengingat bahwa VHS termasuk dalam virus
yang bersifat oportunis tik . Untuk memastikan adanya suatu
infeksi VHS pemeriksaan ini harus dikombinasikan dengan
pemeriksaan lain seperti pemeriksaan titer antibodi . Yang
menjadi hambatan disini adalah pemeriksaan ini memakan waktu
yang lama dan biaya pemeriksaan dirasakan pasien terlalu
mahal.
Kesimpulan
Daftar pustaka,