Misalkan Anda ingin mempelajari apakah lingkungan asap tembakau (ETS)
menyebabkan penyakit jantung. paparan ETS terjadi antara perokok dan non perokok yang ada di sekitar asap tembakau. Namun, perokok memiliki resiko paparan ETS jauh lebih tinggi dibandingkan non perokok. Populasi mana yang akan anda pilih untuk belajar ETS? Siapa yang akan menjadi terkena dan yang tidak terkena? Bagaimana Anda mengukur paparan? Manakah yang akan menderita penyakit jantung dan bagaimana Anda akan mengukur itu? Mengapa anda belajar studi desain? Jawaban : saya akan memilih populasi perokok karena perokok memang dapat mengakibatkan penyakit jantung. Hal itu juga sempat dibantah oleh beberapa penguji penelitian tetapi dengan seiring berjalannya waktu hal itu dapat diterima oleh akal dan masyarakat. Penyakit jantung akan lebih mudah terkena kepada perokok karena pada saat merokok asap akan masuk ke dalam tubuh kita dan meninggalkan plak di dalam paruparu. Apabila hal itu dilakukan secara terus-menerus dalam jangka panjang akan mengakibatkan penyempitan aliran pembuluh darah dan menghambat oksigen untuk masuk dan mengalir dalam darah. Hal itu sangat berbahaya jika dilakukan selama menjalani aktivitas fisik. Jantung yang terus dipaksa untuk bekerja memompa dapat menyebabkan nyeri dada atau bahkan serangan jantung. - Saya belajar studi prospektif juga mungkin diperlukan untuk mempelajari penyakit yang sulit untuk dipastikan dalam retrospeksi, seperti aborsi spontan (dan terjadinya, dan tanggal terjadinya, mungkin akan sulit bagi individu untuk mengingat secara akurat). Studi kohort dapat mempertimbangkan kejadian penyakit setiap orang (insidensi kumulatif, atau risiko) atau kejadian penyakit per orang-waktu.