Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH AGAMA

ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN SENI BUDAYA


DALAM ISLAM

kelompok 7

NO NAMA NIM
1. Auryn grisella 200600161
2. Ayu lestari 200600004
3. Berliana julianti 200600005
4. Diva shabrina 200600208
5. Fatimah zahra 200600015
6. Nasywa tiara syadana 200600109
7. Nuraini aqikah putri 200600031
8. Rahma lubis 200600036
9. Zahra azizah 200600048

Dosen pengampu : Dra. Sahlia Hasibuan, M. Ag

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2020
ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN SENI BUDAYA
DALAM ISLAM

A. Konsep Iptek Dalam Islam


Iptek merupakan singkatan dari Ilmu pengetahuan dan Teknologi. Yang masing-masing
memiliki arti sebagai berikut :
1. Ilmu adalah pemahaman mengenai suatu pengetahuan, yang mempunyai
fungsi untuk mencari, menyelidiki, lalu menyelesaikan suatu hipotesis. Ilmu
juga yaitu merupakan suatu pengetahuan yang sudah teruji akan
kebenarannya.
2. Pengetahuan adalah suatu yang diketahui ataupun disadari oleh seseorang
yang didapat dari pengalamannya. Pengetahuan juga tidak dapat dikatakan
sebagai suatu ilmu karena kebenarannya belum teruji. Pengetahuan muncul
disebabkan seseorang menemukan sesuatu yang sebelumnya belum pernah
dilihatnya.
3. Teknologi adalah suatu penemuan melalui proses metode ilmiah, untuk
mencapai suatu tujuan yang maksimal. Atau dapat diartikan sebagai sarana
bagi manusia untuk menyediakan berbagai kebutuhan atau dapat
mempermudah aktifitas.

Sehingga dari hasil pengertian di atas, dapat kita ketahui bahwa arti dari IPTEK adalah
suatu ilmu yang mempelajari mengenai berbagai informasi dan pengetahuan terkait teknologi
di berbagai bidang dengan tujuan memudahkan pekerjaan atau aktivitas manusia.

Konsep Iptek dalam islam, Seperti yang kita ketahui, manusia lahir ke dunia ini dalam
keadaan tidak berilmu. Maka dalam pandangan Islam, umat Islam diwajibkan belajar dan
menuntut ilmu pengetahuan. Hal tersebut berdasarkan pada sabda Rasulullah Saw yang
berbunyi “Belajarlah, karena seseorang tidak dilahirkan dalam keadaan pandai dan pemilik
ilmu itu tidak sama dengan orang yang tidak memiliki ilmu. Dalam surah al-‘Alaq 1-5, kita
sebagai manusia diperintahkan untuk belajar. Mempelajari ilmu seperti Iptek merupakan suatu
hal yang sangat dibolehkan dan bahkan menjadi bentuk pengabdian kita kepada Allah SWT.
bahkan, mempelajari Iptek juga mendapatkan keutamaan seperti yang dijelaskan dalam Q.S
Al-Mujadalah ayat 11 :

‫َّللاُ الهذِينَ آ َمنُوا ِم ْن ُك ْم َوالهذِينَ أُوتُوا ْال ِع ْل َم دَ َر َجات‬


‫يَ ْرفَعِ ه‬

Artinya: … niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Mempelajari Iptek juga harus sejalan dengan nilai-nilai keislaman. Seseorang yang
mempelajarinya harus mengetahui baik dan buruknya. Iptek diharapkan untuk dapat
mempermudah umat manusia dan sebagai sarana umat muslim untuk mengenal Allah SWT.
lebih dekat dan dapat mempermudah dalam urusan ibadah dan mendapatkan kebaikan.

B. Konsep seni dalam Islam

Seni adalah keindahan. Seni merupakan ekspresi ruh dan budaya manusia yang
mengandung dan mengungkapkan keindahan. Seni lahir dari sisi terdalam manusia yang
didorong oleh kcendrungan seniman kepda yang indah, apapun jenis keindahan itu.
Dorongan itu merupakan naluri manusia atau fitrah yang dianugrahkan allah kepada hamba
hambanya. Sebagaiman terkandung dalam surat ar rum ayat 30.

Konsep kesenian mengikuti perspektif islam ialah membimbing manusia kearah


konsep tuhid dan pengabdian diri kepada allah. Seni dibentuk untuk melahirkan manusia
yang baik dan bermoral. Contohnya seni dalam membaca al qur’an. Salah satu mukjizat al
quran adalah bahsanya yang indah, sehingga para sastrawan arab umumnya merasa kalah jika
berhadapan dengan keindahan sastranya . dalam membacanya kita dituntut untuk
menggabungkan keindahan suara dan akurasi bacaannya dengar irawa tilawahnya sekaligus.

Perlu diketahui dalam seni, keindahan merupakan unsur penting. Sehingga dalam
islam nilai keindahan merupakan nilai yang sangat penting sang sejajar dengan nilai
kebebnaran. Alam yang diciptkana oleh allah adalah suatu keindahan seperti langit langit
yang dihiasi bintng bintang dan sebagainya sebagimana tertuang dalam surah qaf ayat 6

Islam sebebnarnya menghidupkan keindahan dan kesenian , namun dengan syarat


syarat tertentu yakni jika kesenian itu membawa perbaikan dan tidak merusak, membangun
dan tidak menjatuhkan.

Pada peradabannya islam pun telah menghidupkan bermacam macam seni yang
berkembang seperti kaligrafi, dekorasi dan ukiran di masjid masjid dan sebagainya. Karena
seni merupakan alat untuk mencapai tujuan maka hukumnya sejalan dengan hukum
tujuannya.

C. Integrasi Iman, Ilmu, dan Amal


• IMAN
Iman dalam bahasa Arab artinya percaya. Dan menurut istiah artinya membenarkan
dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan perbuatan.

• ILMU
Dalam bahasa Arab, ilmu berasal dari kata ‘alima yang artinya memperoleh hakikat ilmu,
mengetahui, dan yakin. Dan dalam bentuk jamaknya “uluum”, yang berarti memahami
sesuatu dengan hakikatnya, dan berarti keyakinan dan pengetahuan. Jadi ilmu merupakan
aspek teoritis dari pengetahuan.

• AMAL
Berasal dari bahasa Arab yang berarti perbuatan atau tindakan. Dalam pandangan islam,
amal adalah setiap amal saleh atau setiap perbuatan kebajikan yang diridhai oleh Allah
SWT.

Dalam pandangan islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni terdapat
hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi kedalam suatu sistem yang disebut
dinul islam.

Dalam al-Quran digambarkan dalam surah Ibrahim : 24-25

“Tidakkah kamu perhatikan Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik
(dinul Islam) seperti sebatang pohon yang baik, akarnya kokoh (menghujam ke bumi) dan
cabangnya menjulang ke langit. Pohon itu mengeluarkan buahnya setiap musim dengan
seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan – perumpamaan itu agar manusia selalu
ingat”.

Ayat diatas mengindentikkan bahwa Iman adalah akar,Ilmu adalah pohon yg


mengeluarkan dahan dan cabang-cabang ilmu pengetahuan.Sedangkan Amal ibarat buah
dari pohon itu sendiri.
Islam adalah agama wahyu yang mengatur sistem kehidupan yang paripurna.
Keparipurnaannya terletak pada tiga aspek yaitu : aspek Aqidah, aspek ibadah dan aspek
akhlak. Meskipun diakui aspek pertama sangat menentukan,tanpaintegritas kedua aspek
berikutnya dalam perilaku kehidupan muslim, maka makna realitas kesempurnaan Islam
menjadi kurang utuh, bahkan diduga keras akan mengakibatkan degradasi keimanan pada
diri muslim, sebab eksistensi prilaku lahiriyah seseorang muslim adalah perlambang
batinnya.
Keutuhan ketiga aspek tersebut dalam pribadi Muslim sekaligus merealisasikan
tujuan Islam sebagai agama pembawa kedamaian, ketentraman dan keselamatan. Sebaliknya
pengabaian salah satu aspek akan mengakibatkan kerusakan dan kehancuran
Agama (Iman) berfungsi untuk memberikan arah bagi seorang ilmuwan untuk
mengamalkan Ilmunya. Dengan didasari oleh keimanan yang kuat, pengembangan ilmu dan
teknologi akan selalu dapat dikontrol beradapada jalur yang benar. Sebaliknya, tampa dasar
keimanan ilmu dan teknologi dapat disalahgunakan sehingga mengakibatkan kehancuran
orang lain dan lingkungan.
Iman, ilmu dan amal adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Iman
diidentikkan dengan akar dari sebuah pohon yang menopang tegaknya ajaran islam. Ilmu
bagaikan batang pohon yang memiliki dahan dan cabang-cabang ilmu pengetahuan.
Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu identik dengan teknologi dan seni. Iptek yang
dikembangkan di atas nilai-nilai iman dan ilmu akan menghasilkan amal salih, bukan
kerusakan alam.

Dalam menerapkan iman dengan sesuai syariat islam, maka orang tersebut harus
berusaha untuk menyeimbangkan dalam menuntut ilmu antara ilmu agama dan ilmu umum,
sehingga akan menghasilkan teknologi yang dapat bermanfaat bagi orang lain. Jika
seseorang pandai dalam IPTEK tanpa disertai dengan iman, maka akan menghancurkan
peradaban dunia . Dan jika orang beriman tanpa berilmu , maka akan mudah untuk
dihancurkan.

D. Keutamaan Orang Beriman dan Berilmu

Allah SWT. telah menjelaskan keutamaan orang-orang yang berilmu dalam Islam
melalui ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits sebagai sumber pokok ajaran Islam. Dan
diantara keutamaan-keutamaan berilmu tersebut, berikut ada delapan keutamaan berilmu
menurut Islam :

1. Orang berilmu akan dimudahkan jalan menuju surga

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW. bersabda :

“Barang siapa yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, maka akan
Allah mudahkan jalannya menuju surga.” (HR. Muslim)
Maksud dari hadits tersebut adalah, orang-orang muslim yang berilmu akan
dimudahkan oleh Allah dalam menuju surga dikarenakan dengan Ilmu orang
muslim dapat beribadah dengan benar dan sesuai dasar hukum Islam. Dari
hadits tersebut dapat kita lihat, bahwa ilmu sangatlah penting bagi umat
muslim dan memiliki manfaat dalam kehidupan dunia akhirat.

2. Orang berilmu akan memiliki pahala yang mengalir

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW. bersabda :

“Jika seseorang meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya, kecuali


tiga hal. Sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan do’a anak yang sholeh
atau sholehah.” (HR. Muslim)
Maksud dari hadits tersebut adalah, ilmu yang mengandung kebaikan yang
diajarkan oleh seseorang kepada orang lain, kelak ilmu itu akan memberikan
pahala yang mengalir kepada orang yang mengajarkan ketika ia sudah
meninggal dunia.

3. Orang yang paling takut kepada Allah SWT. adalah orang yang berilmu

Dalam (QS. Fathir : 28), Allah berfirman :

“Dan demikian pula diantara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa,


dan hewan-hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya dan
jenisnya. Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya hanyalah
para ulama. Sungguh, Allah Maha Perkasa, Maha Pengampun.”
Yang dimaksud ulama dalam ayat tersebut adalah mereka yang mengetahui
dan mengakui kebesaran Allah dan kekuasaan-Nya. Dengan ilmu seseorang
akan lebih memahami hakikat diciptakannya kehidupan ini dan dari
pengetahuan tersebut seseorang akan melihat kuasa dan kebesaran Allah
sebagai zat yang maha pencipta,, dan orang berilmu akan merasa takut karena
dia memiliki pengetahuan akan kuasa dan kebesaran Allah SWT.

4. Allah SWT. akan mengangkat derajat orang yang berilmu

Di dalam (QS. Al-Mujadilah[11] : 58), Allah SWT. berfirman :

“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah


kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah
kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-
orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu
kerjakan.”
Dalam ayat tersebut dikatakan bahwa Allah telah menjanjikan akan
meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang
berilmu. Dan derajat orang yang berilmu akan terangkat, baik di hadapan
Allah SWT. ataupun dimata manusia.

5. Orang yang berilmu adalah orang yang diberi kebaikan dan karunia oleh Allah

Dalam (HR. Bukhari dan Muslim) dari Mu’awiyah, Rasulullah SAW.


bersabda :
“Barang siapa yang Allah kehendaki mendapatkan semua kebaikan,
niscaya Allah akan memahamkan dia tentang ilmu agama.”
Dan dalam (QS. Al-Baqarah[2] : 269), Allah SWT. berfirman :

“Allah berikan Al-Hikmah (Ilmu pengetahuan, hukum, filsafat dan


kearifan) kepada siapa saja yang dia kehendaki. Dan barang siapa yang di
anugerahi Al-Hikmah itu, sungguh ia telah dianugerahi karunia yang
banyak. Dan hanya orang-orang berakallah yang dapat mengambil
pelajaran(berdzikir) dari firman-firman Allah.”

6. Orang berilmu mewarisi kekayaan Nabi

Dalam Shahihul Jam Al Albani dikatakan : “Ilmu adalah warisan para


Nabi, dan para Nabi tidaklah mewariskan dirham ataupun emas, akan
tetapi mereka mewariskan ilmu. Barang siapa yang mengambilnya maka ia
telah mengambil bagian yang banyak.”
Maksudnya adalah, ilmu merupakan warisan Nabi dan barangsiapa yang
mecari ilmu dan menjadi orang yang berilmu maka kita telah mewarisi apa
yang para Nabi berikan.

7. Orang yang berilmu disejajarkan dengan para Malaikat

Dalam (QS. Ali Imran : 18), Allah berfirman :

“Allah menyatakan bahwasannya tidak ada Tuhan (yangberhak disembah)


melainkan Dia, Yang menegakan keadilan. Para malaikat dan orang-orang
yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu).”
Dari ayat tersebut dapat diketahui bahwa kedudukan orang yang berilmu
setara dengan para Malaikat yang bersaksi bahwa tiada Tuhan yang layakk
disembah selain Allah SWT.

8. Orang yang berilmu berbeda dengan orang yang tidak berilmu

Dalam (QS. Az-Zumar : 9), Allah berfirman :

“Apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung ataukah orang yang
beribadah pada waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena takut
kepada azab akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah,
“Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang
tidak mengetahui?” sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat
menerima pelajaran.
E. Tanggung Jawab Ilmuwan Terhadap Alam dan Lingkungannya

Sebelum kita masuk ke tanggung jawab para ilmuwan, manusia memiliki 2 fungsi
utama, yaitu :

1. Abdun (Hamba Allah)

manusia sebagai hamba Allah harus patuh dan taat atas semua perintahNya

2. Khalifah Allah di bumi

Sebagaimana telah di jelaskan di dalam surah shad ayat 26 kriteria khalifah Allah
yang baik dibumi adalah yang bersifat adil dan tidak mengikuti hawa nafsu. Dari
ayat tersebut disimpulkan bahwa kita sebagai manusia harus bertanggung jawab
atas semua yang telah diberikan oleh Allah dan kita berhak untuk memanfaatkan
segala yang diberikan secara adil dan bijaksana.

Pengertian dari ilmuwan adalah manusia yang ahli dan mempunyai banyak pengetahuan
mengenai ilmu. Ilmuwan diberikan kelebihan oleh Allah dalam mengetahui/menguasai
sebuah ilmu pengetahuan dan menjadi sumber solusi dari situasi dan kondisi lingkungan
hidup.

Sebagai seseorang yang diberikan kelebihan dalam ilmu,ilmuwan juga memiliki tanggung
jawab dalam menjaga dan melestarikan alam agar tidak rusak.

Seperti yang dijelaskan di dalam surah al qhasash 28:77 yang artinya dan carilah(pahala)
negeri akhirat dengan apa yang telah di anugerahkan Allah kepadamu,tetapi janganlah kamu
berbuat kerusakan di bumi.Sungguh,Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.

Adapun bentuk upaya seorang ilmuwan dalam mempertanggungjawabkan ilmunya


terhadap alam dan lingkungannya, yaitu :

1. Ilmuwan harus selalu menyadari bahwa dirinya adalah hamba dan khalifah Allah di muka
bumi ini. Karena kewenangan manusia untuk mempergunakan alam maka suatu saat akan
diminta pertanggung jawaban oleh Allah SWT. Dan juga seorang ilmuwan dianggap
memilki tanggung jawab yang lebih besar dalam pemanfaatan dan pelestarian lingkungan
disbanding orang-orang awam.
2. Ilmuwan tidak boleh menjadikan ilmunya untuk kepentingan pribadi. Karena seorang
ilmuwan juga harus berupaya menjadikan ilmunya bermanfaat bagi dirirnya dan
lingkungannya. Bahkan ilmu, menurut wahyu pertama Al-qur’an harus dikaitkan dengan
bismi rabbika. Ini berarti ilmu tidak dijadikan untuk kepentingan pribadi, tetapi untuk
kemashlahatan umat manusia dan mencegah terjadinya kerusakan yang sia-sia.
3. Ilmuwan harus mempunyai landasan yang kuat agar tidak merugikan orang lain. Nah,
disini ilmu juga bisa saja menjadi momok yang menakutkan bila disalahgunakan.
Disinilah keharusan bagi ilmuwan untuk mampu menilai mana yang baik dan mana yang
buruk. Yang pada hakikatnya mengharuskan seorang ilmuwan mempunyai landasan yang
kuat, karena tanpa ini seorang ilmuwan akan menjadi seorang yang menakutkan bagi
orang lain.

F. Kesimpulan
Sebagai umat muslim, kita wajib untuk menuntut dan mengejar ilmu pengetahuan
khususnya bidang IPTEK. Bahkan Allah menyuruh kita untuk terus mengejar ilmu.
Orang yang menuntut ilmu mempunyai banyak keuntungan. Mempelajari suatu ilmu
diharapkan untuk dapat membawa kemajuan bagi umat muslim dan juga kemudahan bagi
umat manusia.

Anda mungkin juga menyukai