Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Lidah merupakan indera pengecapan yang memiliki peran penting sebagai

fungsi pengecap pada mulut(1). Lidah mempunyai lapisan mukosa yang menutupi

bagian atas lidah, dan permukaannya tidak rata karena ada tonjolan-tonjolan yang

disebut dengan papilla, pada papilla ini terdapat reseptor untuk membedakan rasa

makanan. Apabila pada bagian lidah tersebut tidak terdapat papilla lidah menjadi

tidak sensitif terhadap rasa (Lynch et al.,1994; Ganong, 1998; Budi, . 2004). Sel

reseptor pengecap adalah sel epitel termodifikasi dengan banyak lipatan

permukaan atau mikrovili, sedikit menonjol melalui poripori pengecap untuk

meningkatkan luas permukaan sel yang terpajan dalam mulut. Sensasi rasa

pengecap timbul akibat deteksi zat kimia oleh resepor khusus di ujung sel

pengecap (taste buds) yang terdapat di permukaan lidah dan palatum molle. Pada

umumnya indera rasa pengecap dianggap kurang penting dibandingkan indera

lainnya, karena penurunan fungsi atau gangguan pengecap jarang berakibat fatal

sehingga tidak mendapatkan perhatian medis khusus. Gangguan indera rasa

pengecap dapat mengurangi kenikmatan hidup dan dapat menyebabkan penderita

menjadi tidak nyaman karena mempengaruhi kemampuannya untuk menikmati

makanan, minuman dan bau yang menyenangkan.(2)

Berkaitan dengan pernyataan di atas, refarat ini buat untuk menjelaskan

tentang gangguan pengecapan

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi lidah

Lidah merupakan suatu organ muskuler yang sangat mobil dan mempunyai

bentuk yang dapat berubah-ubah dalam waktu yang singkat sesuai dengan

kemauan dan kebutuhan. Pada saat istirahat lidah menempati bagian terbesar

kavitas oris proprium atau rongga mulut utama. Organ ini terdiri dari tiga bagian,

yaitu radiks lingua, korpus lingua dan apeks lingua. Radiks atau basis adalah

bagian posterior yang terikat, terutama ke dasar mulut. (3)

Fungsi lidah berhubungan dengan proses-proses mengunyah atau

penghancuran makanan, mengecap, menelan, berbicara dan membersihkan mulut,

tetapi fungsi utamanya ialah untuk mengantarkan makanan ke dalam faring ketika

menelan dan membentuk kata-kata saat berbicara. Sebagian besar lidah terdapat di

dalam kavum oris dan sebagian kecil lagi di dalam orofaring. Komponen utama

lidah ialah otot-otot yang diliputi oleh membran mukosa pada bagian dorsum

lingua, apeks lingua, dan bagian lateralnya. (3)

2.2. Anatomi lidah

Pada permukaan dorsal dari bagian anterior sampai ke sulkus terminalis

terdapat corak mukosa yang iregular dan tonjolan yang disebut papila lidah.

Papila lidah dan kuncup kecap menyusun organ indera pengecap dalam kavum

2
oris. Terdapat 4 jenis papila lidah, yaitu: papila filiformis, papila fungiformis,

papila sirkumvalata, dan papila foliata (Gambar 1) (3)

Gambar 1

2.3 Taste buds

Pengecap rasa pada lidah adalah taste buds. Taste buds mengandung pori-

pori atau dikenal sebagai taste pore yang mengandung mikrovili yang membawa

sel gustatori yang akan distimuli oleh berbagai cairan kimiawi. Mikrovili

merupakan reseptor permukaan bagi rasa. Serabut nervus sensorik dari taste buds

pada bagian anterior lidah menghantarkan impuls ke batang otak melalui chorda

tympani (cabang dari nervus facialis). Bagian posterior lidah menghantar impuls

ke batang otak melalui nervus glossopharyng sedangkan taste buds pada pharynx

dan epiglottis diinervasi oleh nervus vagus untuk menginterpretasikan rasa(4)

3
Pengenalan bahan kimia spesifik yang mampu merangsang berbagai

reseptor pengecapan belum dapat di ketahui semuanya. Walau begitu, penelitian

yang bersifat psikofisiologi dan neurofisiologi telah mengenali sedikitnya 13

reseptor kimia yang mungkin ada pada sel – sel pengecap. Seperti yang

diurangkai sebagai berikut :

a) 2 reseptor natrium

b) 2 reseptor kalium

c) 1 reseptor klorida

d) 1 reseptor adenosine

e) 1 reseptor inosin

f) 2 reseptor manis

g) 2 reseptor pahit

h) 1 reseptor glutamate

i) 1 reseptor ion hydrogen

Untuk membuat analisis pengecapan yang praktis, kemampuan reseptor yang

telah disebutkan di atas juga di kumpulkan menjadi lima kategori umum yang

disebut sensasi pengecapan utama. Kelima kategori tersebut adalah

asam,asin,manis,pahit dan umami.(6)

Rasa asam sering digunakan untuk mendeteksi keasaman. Rasa asam

disebabkan oleh asam, yakni karena konsentrasi ion hydrogen dan intensitas

sensasi asam ini hamper sebanding dengan logaritma konsentrasi ion hydrogen.

Artinya semakin asam suatu makanan, semakin kuat pula sensasi asam yang

4
terbentuk. Rasa asin dapat memodulasi diet untuk kestabilan elektrolit tubuh. Rasa

manis penting untuk menambah energi tubuh. Rasa pahit dapat mendeteksi

berbagai toksin dan rasa umami digunakan untuk mendeteksi asam amino(4,5)

Rasa asin. Rasa asin dihasilkan dari garam yang terionisasi, terutama

karena konsentrasi ion natrium. (5)

Rasa manis. Rasa manis tidak dibentuk oleh suatu golongan zat kimia saja.

Beberapa tipe zat kimia yang menyebabkan rasa ini mencakup

gula,glikol,alcohol,aldehid,keton,amida,ester,beberapa asam amino,beberapa

protein kecil,asam sulfonate,asam halogenasi,dan garam – garam anorganik dari

timah dan berilium.(5)

Rasa pahit. Seperti rasa manis, tidak dibentuk hanya oleh satu agen kimia.

Zat yang memberikan rasa pahit hamper seluruhnya merupakan substansi organic.
(5)

Rasa umami. Umami adalah kata dalam Bahasa jepang yang artinya lezat.

Untuk menyatakan rasa kecap yang menyenangkan, yang secara kualitatif berbeda

dari rasa asam, asin, manis atau pahit.(5)

2.4 Fungsi Taste buds

Gambar 2.2.1 memperlihatkan taste bud, yang mempunyai diameter

sekitar 1/16 milimeter. Taste bud terdiri atas kurang lebih 50 sel epitel yang

termodifikasi, beberapa diantaranya adalah penyokong yang disebut sebagai sel

sustentakuler dan yang lainnya disebut sel pengecap. Ujung – ujung luar sel

pengecap tersusun sekitar pori – pori pengecap yang sangat kecil. Dari ujung

setiap sel pengecapan, beberapa mikrovili, atau rambut pengecap, akan menonjol

5
keluar menuju pori – pori pengecap. Mikrovili ini di permukaan memberikan

reseptor pengecapan. (5)

2.5 Lokasi Taste buds

Gambar 2

Gambar 2

Taste bud ditemukan pada tiga tipe papilla lidah, yakni sebagai berikut (1)

Sebagian besar taste bud terletak di dinding saluran yang mengelilingi papilla

sirkumvalata, yang membentuk garis V di permukaan lidah posterior. (2) sejumlah

taste bud terletak pada papilla fungiformis di atas permukaan anterior lidah. (3)

sejumlah lainnya terletak pada foliata yang terdapat di lipatan – lipatan sepanjang

permukaan lateral lidah. Taste bud tambahan terletak pada palatum dan beberapa

diantaranya ditemukan pada pilar tonsillar, epiglostis dan bahkan di esophagus

bagian proksimal. Orang dewasa mempunyai 3000 sampai 10.000 taste bud,

sedangkan anak – anak mempunyai lebih sedikit. Diatas usia 45 tahun, sebagian

6
taste bud mengalami degenerasi, yang menyebabkan sensasi pengecapan menjadi

semakin kurang tajam pada usia tua.(5)

2.6 Transmisi sinyal pengecap ke system saraf pusat

Gambar 3

Impuls pengecap dari dua pertiga anterior lidah mula – mula akan

diteruskan ke saraf lingualis, kemudian melalui korda timpani menuju nervus

fasialis, dan akhirnya ke traktus solitaries di batang otak. Sensasi pengecap dari

papilla sirkumvalata di bagian belakang lidah dan daridaerah posterior rongga

mulut dan tenggorokan lainnya, akan di transmisikan melalui nervus

glossofaringeus juga traktus solitarius. Semua serabut pengecap bersinaps di

batang otak bagian posterior di dalam nucleus traktus solitarius.(5)

7
2.7 Gangguan pengecapan

Rasa adalah bagian besar dari kehidupan kita sehari-hari dan

umumnya diterima begitu saja. Kerusakan fungsi pada sistem pengecapan,

seperti kerusakan struktur atau disfungsi di jalur pengecapan bisa merusak

kualitas hidup dan asupan nutrisi. Perubahan rasa pada lidah terasa pahit (rasa

tidak enak di mulut dan rasa pahit di mulut) hampir dirasakan oleh semua

pasien. Gangguan rasa dan bau dapat meliputi perubahan ketajaman rasa

(ageusia dan hypogeusia), kualitas (dysgeusia dan phantogeusia), dan gangguan

persepsi penciuman(6,7)

Ageusia

Ageusia ini adalah kondisi langka dimana seseorang sama sekali tidak

dapat mengecap rasa makanan (6)

Hypogeusia

Hypogeusia adalah kategori gangguan rasa di mana penderita

menunjukkan gejala penurunan kemampuan untuk merasakan perbedaan dalam

makanan (Naik & Claussen, 2010)(8) .Gangguan yang menyebabkan

penderitanya kurang atau tidak mampu mengecap jenis rasa tertentu seperti rasa

manis, asam, pedas, pahit atau gurih(6)

8
Dysgeusia

Mulut yang selalu terasa tengik, asin atau berasa logam mencirikan

kondisi ini. Dalam beberapa kasus, dysgeusia disertai dengan sensasi terbakar di

dalam mulut(6)

2.7 Penyakit pada pengecapan

Leukoplakia

Gambar 4

a. Definisi

Leukoplakia adalah istilah klinis, lesi ini didefinisikan sebagai bercak

putih atau plak, yang melekat erat pada mukosa mulut dan tidak dapat di

klasifikasikan sebagai penyakit lain. Lesi ini merupakan lesi pra kanker.(9)

b. Etiologi dan pathogenesis

Kebanyakan kasus leukoplakia berhubungan dengan kebiasaan

mengkonsumsi tembakau, walaupun alkohol, infeksi candida infasif, definisi

9
hematinic (sindrom Plummer-Vinson), dan trauma kronis mungkin juga

berperan.(10)

c. Gambaran klinis

Ada tiga gambaran klinis yang dapat dikenali, homogenous (umum),

speckled (kurang umum), dan verukosa (jarang). Bentuk speckled leukoplakia

dan verukosa memiliki risiko yang lebih besar untuk menjadi ganas dibandingkan

bentuk homogenous.(9)

d. Diagnosis banding

Linchen planus, stomatitis kontak akibat kayu manis, kandidiasis hairy

leukoplakia, gigitan kronis, leukodema(9)

e. Perawatan

Eliminasi atau menghentikan factor predisposisi, senyawa retinoid

sistemik. Eksisi bedah merupakan perawatan pilihan.(9)

Kandidiasis

Gambar 5

10
a. Definisi

Kandidiasis adalah infeksi jamur dalam mulut yang sering di temukan.

Selama lebih dua decade terakhir , penyakit ini mempunyai tempat yang

cukup penting(9)

b. Etiologi

Kandidiasis biasa disebabkan oleh candida albicans, kadang juga

disertai infeksi spesies lainnya seperti C. glabrata, C. krusei, C. tropicalis.

Faktor predisposisi yang berperan adalah local (hygene mulut yang buruk,

xerostomia, kerusakan mukosa, gigi tiruan, obat kumur antibiotika.

c. Gambaran klinis

Kandidiasis mulut diklasifikasikan sebagai lesi primer, terdiri dari lesi

yang secara eksklusif terdapat pada daerah oral atau peri oral, dan lesi

sekunder yang merupakan lesi oral dari berbagai penyakit mukokutan.

Kadidiasis primer meliputi lima varian klinis : pseudomembranosa,

eritematosa, nodular, papillary hyperplasia di palatum dan lesi yang

berkaitan dengan candidia (cheilitis angularis, median rhomboid glossitis,

denture stomatitis).(9)

d. Pemeriksaan labolatorium

Pemeriksaan sitologi dan kultur jaringan: biopsi pada kasus kronis. (9)

11
e. Diagnosis banding

Leukoplakia, hairy leukoplakia, linchen planus dan white sponge

nevus(9)

f. Perawatan

Anti jamur topical (nystatin, derivate azole, amphotericin B). Azole

sistemik (ketoconazole, fluconazole,itraconazole) (9)

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Lidah merupakan indera pengecapan yang memiliki peran penting sebagai

fungsipengecap pada mulut. Lidah mempunyai lapisan mukosa yang menutupi

bagian atas lidah, dan permukaannya tidak rata karena ada tonjolan-tonjolan yang

disebut dengan papilla, pada papilla ini terdapat reseptor untuk membedakan rasa

makanan. Rasa kecap dideteksi oleh puting pengecap (taste buds) yang terutama

terletak di lidah, tetapi juga terdapat sedikit di dinding posterior mulut, dan farinks

anterior. Secara psikologis kita dapat mengenali empat macam rasa yang disebut

rasa kecap primer yaitu (1) asin, (2) manis, (3) pahit dan (4) asam.

Kerusakan fungsi pada sistem pengecapan, seperti kerusakan struktur atau

disfungsi di jalur pengecapan bisa merusak kualitas hidup dan asupan nutrisi.

Perubahan rasa pada lidah terasa pahit (rasa tidak enak di mulut dan rasa pahit di

mulut) hampir dirasakan oleh semua pasien. Gangguan rasa dan bau dapat

meliputi perubahan ketajaman rasa (ageusia dan hypogeusia), kualitas (dysgeusia

dan phantogeusia), dan gangguan persepsi penciuman.

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Tunggala sunjaya, dkk , Perbandingan Sensitifitas Lidah Terhadap Rasa

Manis dan Pahit Pada Orang Menginang dan Tidak Menginang di

Kecamatan Lokpaikat Kabupaten Tapin, Dentino Jurnal Kedokteran Gigi,

Banjarmasin, 2016

2. Sunariani J,Dkk., Perbedaan Persepsi Pengecapan Rasa Asin Antara Usia

Subur Dan Lanjut, Airlangga University, 2007

3. Tanudjaja N George, Jurnal Biomed, Persarafan Lidah, Volume 5,

Universitas Sam Ratulangi Manado, 2013

4. Roslan Bt NA.dkk, Penurunan sensitivitas rasa manis akibat pemakaian

pasta gigi yang mengandung sodium Lauryl Sulphate 0,5%, Jurnal PDGI,

Universitas Airlangga,

5. Guyton & Hall., 2008, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, EGC, Jakarta

6. Astuti A, Buku Pedoman Umum Untuk Pelajar RIPAL, Vicosta,2015

7. Ambarwati NW & Wardani KE, Respon Koping Pasien Penderita Serviks

Terhadap Efek Kemoterapi, Surakarta

8. Brantyl M Alexandra,Taste Disorders: Watford college

9. Laskaris G. Atlas Saku Penyakit Mulut, EGC, Jakarta, 2014

10. Lewis O.A. Michel & Jordan C.K. Richard, Penyakit Mulut Diagnosis dan

Terapi. EGC, Jakarta, 2015

14

Anda mungkin juga menyukai