Anda di halaman 1dari 15

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Pengumpulan Data dan Penelitian

Pengumpulan data penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran gigi

Universitas Andalas pada tanggal 29-30 Maret dan 4-6 April 2017. Jumlah sampel

dalam penelitian ini sebanyak 16 orang yang akan diberikan 3 kali perlakuan.

Perlakuan pada hari pertama berkumur dengan minuman probiotik, hari kedua

perlakuan berkumur dengan minuman yoghurt dan hari ketiga kontrol positif

berkumur menggunakan chlorhexidine 0,2%.

Data yang diperoleh kemudian dilakukan uji statistik untuk melihat adanya

perbedaan bermakna antara semua perlakuan. Sebelum melakukan uji statistik

terhadap semua perlakuan, pada data yang diperoleh dilakukan uji normalitas

Shapiro-Wilk dan uji homogenitas Levene’s Test. Hasil uji homogenitas

menunjukkan nilai p>0,05 yang berarti data homogen. Hasil uji normalitas juga

menunjukkan nilai p>0,05 yang berarti data terdistribusi normal sehingga

digunakan uji statistik Paired T-test dan uji One Way Anova.

5.2 Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk melihat hasil dari masing-masing variabel

yang diteliti. Data disajikan dalam bentuk tabel sehingga hasil penelitian dapat

ditunjukkan dengan jelas.

45
46

Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata indeks plak pretest dan posttest pada

semua perlakuan adalah sebagai berikut :

Tabel 5.1 Rata-rata Indeks Plak Pretest dan Posttest pada Semua Perlakuan
Perlakuan N Rata-rata ± Sd
Pretest Posttest Selisih
Minuman Probiotik 16 0,74±0,19 0,30±0,10 0,44±0,22
Minuman Yoghurt 16 0,64±0,13 0,33±0,10 0,31±0,10
Chlorhexidine 16 0,56±0,14 0,34±0,07 0,22±0,10

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa rata-rata indeks plak pada semua perlakuan

mengalami penurunan. Berdasarkan penelitian ini penurunan rata-rata indeks plak

paling tinggi terjadi pada perlakuan berkumur dengan minuman probiotik yaitu

sebanyak 0,44±0,22. Sedangkan penurunan rata-rata indeks plak paling rendah

terjadi pada perlakuan berkumur dengan chlorhexidine yaitu sebanyak 0,22±0,10.

5.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk melihat perbedaan selisih indeks plak

sebelum dan setelah berkumur masing-masing larutan dan perbedaan antara 3

variabel yaitu berkumur minuman probiotik, minuman yoghurt dan chlorhexidine

(kontrol positif) dalam menghambat pembentukan plak.

Sebelumnya dilakukan uji homogenitas dan normalitas data. Uji

homogenitas digunakan untuk melihat variasi data sama atau tidak. Uji

homogenitas yang digunakan adalah uji Levene’s test. Uji homogenitas

menunjukkan nilai p>0,05 sehingga data homogen. Berdasarkan uji normalitas

dengan uji Shapiro-Wilk didapatkan nilai p>0,05 yang menunjukkan data

terdistribusi normal dapat dilihat pada tabel 5.2.


47

Tabel 5.2 Hasil uji normalitas data Shapiro-Wilk


Perlakuan n Sig
Pretest Minuman probiotik 16 0,162
Minuman yoghurt 16 0,149
Chlorhexidine 16 0,406
Posttest Minuman probiotik 16 0,796
Minuman yoghurt 16 0,236
Chlorhexidine 16 0,325
Selisih Minuman probiotik 16 0,189
Minuman yoghurt 16 0,983
Chlorhexidine 16 0,330

Tabel 5.2 menunjukkan nilai p>0,05 yang berarti sebaran data normal,

oleh karena itu uji analisis data yang digunakan adalah uji Paired T-test dan One

way Anova.

5.3.1 Perbedaan Selisih Rata-rata Indeks Plak Pretest dan Posttest pada
Semua Perlakuan
Berdasarkan hasil penelitian, perbedaan indeks plak pretest dan posttest

pada semua perlakuan adalah sebagai berikut :

Tabel 5.3 Hasil uji paired T-test Selisih Rata-rata Indeks Plak Prettest dan
Posttest Berkumur pada Semua Perlakuan
Perlakuan n Rerata Indeks P-value
Plak ± Sd
Minuman Probiotik Pretest 16 0,74±0,19 0,000
Posttest 16 0,32±0,10
Minuman Yoghurt Pretest 16 0,64±0,13 0,000
Posttest 16 0,33±0,99
Chlorhexidine Pretest 16 0,56±0,14 0,000
Posttest 16 0,22±0,10

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan indeks plak yang

bermakna antara pretest dan posttest berkumur dengan minuman probiotik,

minuman yoghurt dan chlorhexidine (kontol positif) karena memiliki nilai p=0,000

(p<0,05).
48

5.3.2 Perbedaan Selisih Indeks Plak pada Semua Perlakuan


Untuk melihat perbedaan selisih rata-rata indeks plak semua kelompok

digunakan uji One Way Anova. Uji Least Significant Difference (LSD) test

dilanjutkan setelah uji One Way Anova untuk melihat perbedaan rata-rata indeks

plak pada masing-masing perlakuan.

Berdasarkan hasil penelitian, perbedaan rata-rata selisih indeks plak pada

semua perlakuan adalah sebagai berikut:

Tabel 5.4 Hasil Uji One way Anova Pada Semua Perlakuan
Perlakuan n Rata-rata ± Sd P-value
Minuman Probiotik 16 0,44±0,22 0,001
Minuman Yoghurt 16 0,31±0,10
Chlorhexidine 0,2% 16 0,22±0,10

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna selisih rata-

rata indeks plak antara semua perlakuan karena nilai p=0,001(P<0,05). Selanjutnya

dilakukan uji LSD untuk melihat perbedaan selisih indeks plak masing-masing

perlakuan dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 5.5 Hasil uji LSD Selisih Rata-rata Indeks Plak Masing-masing Perlakuan
Perlakuan Perlakuan n Rata-rata Selisih P-value
Indeks Plak
Minuman Probiotik Minuman Yoghurt 16 0,13 0,017
Chlorhexidine 0,2% 16 0,21 0,000
Minuman Yoghurt Minuman Probiotik 16 -0,13 0,017
Chlorhexidine 0,2% 16 0,09 0,099

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa perbedaan rata-rata indeks plak

yang bermakna terjadi antara perlakuan berkumur minuman probiotik dengan

chlorhexidine dan minuman probiotik dengan minuman yoghurt karena memiliki

nilai p<0,05. Selisih rata-rata indeks plak antara perlakuan berkumur minuman
49

yoghurt dan chlorhexidine memiliki nilai p>0,05 yang berarti tidak terdapat

perbedaan bermakna antara keduanya.


BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Perbedaan Indeks Plak Pretest dan Posttest

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 16 orang sampel mengenai

perbedaan efektivitas berkumur dengan minuman probiotik dan minuman yoghurt

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna indeks plak pretest dan posttest

berkumur minuman probiotik dan minuman yoghurt, begitu juga pada perlakuan

berkumur chlorhexidine (kontrol positif).

Hasil peneltian ini menunjukkan rata-rata indeks plak pretest berkumur

dengan minuman probiotik adalah 0,69±0,19, dan posttest berkumur rata-rata

indeks plak turun menjadi 0,30±0,10. Hal ini disebabkan karena minuman probiotik

mengandung bakteri probiotik yang mempunyai mekanisme kerja terhadap plak

yaitu bersaing dengan bakteri penyebab plak untuk mendapatkan tempat perlekatan

pada permukaan gigi, berkompetisi untuk memperoleh nutrisi, menghasilkan zat

antibakteri seperti bakteriosin, asam laktat, asam asetat dan memperkuat respon

imun host (Haukoja., 2010). Senyawa bakteriosin yang dihasilkan bakteri probiotik

ini mempunyai efek anti mikroba (Purunaik dkk., 2014). Bakteri probiotik L. casei

mempunyai efek bakteriosid terhadap bakteri pada plak gigi sehingga dapat

membunuh bakteri patogen plak (Zambori dkk., 2016).

Penelitian ini sesuai dengan penelitian Purunaik dkk tahun 2014

menunjukkan bahwa terdapat penurunan indeks plak dan indeks gingiva yang

signifikan setelah berkumur probiotik selama 14 hari. Penelitian ini sesuai dengan

penelitian Ria Koesoemawati dengan hasil berkumur minuman probiotik selama 14

50
51

hari pada pemakai gigi tiruan jembatan dapat menurunkan akumulasi plak secara

bermakna. Minuman probiotik memiliki daya hambat terhadap bakteri patogen

pada plak yaitu S. mutans dikarenakan bakteri L. casei yang terdapat di dalam

minuman ini mampu bersaing dengan bakteri patogen sehingga dapat membunuh

bakteri patogen (Mulyawan, 2014).

Hasil penelitian ini menunjukkaan bahwa rerata indeks plak pretest

berkumur dengan minuman yoghurt 0,64±0,13 dan posttest berkumur rerata indeks

plak turun menjadi 0,33±0,99. Minuman yoghurt mengandung bakteri

Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus bulgarius yang dapat menghasilkan

zat antibakteri yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri patogen dengan

menghasilkan zat antibakteri seperti bakteriosin, asam laktat dan asam asetat.

Bakteri yang terdapat dalam minuman yoghurt dapat merusak dinding sel terluar

bakteri patogen dengan zat anti bakteri berupa asam laktat dan asam asetat yang

dihasilkannya sehingga dapat menghambat mikroba patogen (Purwijantiningsih E,

2011). Yoghurt bersifat asam sehingga meningkatkan sekresi saliva dan

mengandung anti bakteri yang menghambat mikroorganisme lain yang merugikan

(Siswosubroto, 2015). Penelitian sebelumnya oleh Pamungkas Handy Mulyawan

menunjukkan minuman yang mengandung bakteri Streptococcus thermophillus dan

Lactobacillus bulgarius mampu menghambat pertumbuhan S. mutans yang

merupakan bakteri patogen pada plak secara in vitro. Berdasarkan hal ini minuman

yoghurt dianggap mampu menurunkan akumulasi plak. Meskipun kedua bakteri ini

tidak termasuk bakteri probiotik karena tidak mampu bertahan dalam saluran

pencernaan, manfaatnya terhadap rongga mulut dapat diperhitungkan karena


52

mampu menurunkan akumulasi plak yang merupakan penyebab utama karies dan

penyakit periodontal.

Hasil pengukuran rerata indeks plak sebelum berkumur chlorhexidine

0,56±0,14 dan setelah berkumur chlorhexidine menjadi 0,34±0,07. Hal ini

menunjukkan bahwa berkumur chlorhexidine mampu menurunkan indeks plak.

Chlorhexidine gluconate 0,2% merupakan obat kumur gold standard dan telah

terbukti sebagai bahan anti plak sehingga dipilih sebagai pembanding (Balagopal

dkk., 2013). Chlorhexidine mengandung fenol yang memberikan efek

bakteriostatik pada kadar 0,2-1%, bersifat bakterisid pada kadar 0,4-1,6% dan

bersifat fungisidal pada kadar diatas 1,3% (Jannata dkk., 2014). Chlorhexidine pada

dosis yang rendah akan menganggu transport seluler, sehingga sel bakteri

mengalami kerusakan dengan terbentuknya pori–pori pada membran seluler. Pada

konsentrasi yang lebih tinggi, larutan chlorhexidine dapat merembes ke dalam sel

bakteri dan menyebabkan terjadinya kerusakan mikroorganisme (Santoso H.D dkk.,

2014). Efektivitas chlorhexidine dalam menurunkan jumlah koloni Streptococcus

mutans dalam penelitian sebelumnya oleh Neeraja (2008) menyatakan bahwa

chlorhexidine dapat menurunkan jumlah koloni bakteri Streptococcus mutans pada

plak dan saliva.

6.2 Perbedaan Selisih Rata-rata Indeks Plak Semua Perlakuan

Berdasarkan hasil uji one way Anova perbedaan selisih rata-rata indeks plak

antara minuman probiotik, minuman yoghurt dan chlorhexidine menunjukkan

perbedaan bermakna dengan nilai p=0,01 dimana p<0,05. Hasil uji ini

menunjukkan bahwa minuman probiotik, minuman yoghurt dan chlorhexidine


53

sama-sama mampu menghambat akumulasi plak. Hasil uji Least Significant

Difference (LSD) menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara perlakuan

berkumur minuman probiotik dan berkumur minuman yoghurt dengan nilai

p=0,017 dimana p<0,05. Begitu juga dengan perlakuan berkumur minuman

probiotik dan chlorhexidine yang menunjukkan perbedaan bermakna selisih rata-

rata indeks plak dengan nilai p=0,000 dimana p<0,05. Yang berarti minuman

probiotik lebih efektif dalam menurunkan akumulasi plak dibanding minuman

yoghurt dan chlorhexidine. Berdasarkan hasil uji Least Significant Difference

(LSD) perbedaan rata-rata selisih indeks plak antara minuman yoghurt dan

chlorhexidine tidak menunjukkan perbedaan bermakna dengan nilai p=0,099

dimana p>0,05, yang berarti minuman yoghurt dan chlorhexidine mempunyai

kemampuan yang sama dalam menghambat akumulasi plak. Hal ini disebabkan

karena probiotik bersifat bakteriosid terhadap bakteri patogen, sedangkan minuman

yoghurt dan chlorhexidine 0,2% yang digunakan dalam penelitian ini bersifat

bakteriostatik terhadap bakteri patogen (Zambori dkk., 2016, Mulyawan, 2014,

Jannata dkk., 2014). Sesaat setelah berkumur dengan minuman probiotik kondisi

pH rongga mulut akan turun karena bakteri pada minuman ini akan berkompetisi

secara langsung dengan bakteri kariogenik dalam mulut. Sebagai hasilnya bakteri

pada kedua minuman ini menggunakan kandungan glukosa yang ada dalam

minuman untuk memproduksi asam laktat yang mempengaruhi penurunan pH

saliva (Ilyas M dan Clarissa P, 2012). Minuman probiotik mengandung bakteri L.

casei yang lebih tahan terhadap pH rendah dibandingkan dengan bakteri

Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus bulgarius pada minuman yoghurt

sehingga mekanime kerjanya terhadap plak lebih efektif dari pada minuman
54

yoghurt. Penggunaan chlorhexidine 0,2% disarankan 2 kali sehari sedangkan pada

penelitian ini hanya dilakukan sekali sehingga mengurangi keefektivannya terhadap

penurunan plak (Balagopal dkk., 2013).

6.3 Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini terdapat keterbasan yaitu :

1. Sampel penelitian yang tidak datang sesuai waktu yang telah ditetapkan

untuk pemeriksaan.

2. Pemeriksaan plak yang dilakukan sangat subjektif yang dapat mengurangi

keakuratan pengukuran indeks plak.

3. Saat penelitian, peneliti tidak mengawasi secara maksimal cara menyikat

gigi dan berkumur sampel.


BAB VII

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 16 orang mahasiswa Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Andalas angkatan 2015, dapat diperoleh kesimpulan

sebagai berikut :

1. Terdapat penurunan yang bermakna pada rata-rata indeks plak sebelum dan

setelah berkumur dengan minuman probiotik.

2. Terdapat penurunan yang bermakna pada rata-rata indeks plak sebelum dan

setelah berkumur dengan minuman yoghurt.

3. Terdapat penurunan yang bermakna pada rata-rata indeks plak sebelum dan

setelah berkumur dengan chlorhexidine (kontrol positif).

4. Terdapat perbedaan yang bermakna pada selisih rata-rata indeks plak

berkumur minuman probiotik dengan chlorhexidine.

5. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada selisih rata-rata indeks plak

berkumur minuman yoghurt dengan chlorhexidine.

6. Terdapat perbedaan yang bermakna pada selisih indeks plak berkumur

minuman probiotik dengan minuman yoghurt .

7. Minuman probiotik lebih efektif dalam menghambat pembentukan plak dari

pada minuman yoghurt dan chlorhexidine. Namun ketiga larutan ini sama-

sama dapat menurunkan akumulasi plak.

55
56

7.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, saran yang dapat diberikan

adalah sebagai berikut :

1. Minuman Probiotik dan minuman yoghurt dapat menurunkan akumulasi

plak gigi sehingga dapat meningkatkan kesehatan rongga mulut.

2. Masyarakat dapat memanfaatkan minuman probiotik dan minuman yoghurt

dalam upaya mencegah karies dan penyakit periodontal dengan cara yang

mudah dan tidak menimbulkan efek samping dalam pemakaian.

3. Diperlukan penelitian mengenai efektivitas berkumur dengan minuman

probiotik dan minuman yoghurt dalam menurunkan akumulasi plak gigi

dalam jangka waktu lebih lama.

4. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai produk probiotik lainnya dalam

menghambat pembentukan plak.


55

Anda mungkin juga menyukai