Anda di halaman 1dari 8

KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN GIGI

“EMPATHY”

Disusun oleh:
Nama : Eca damayanti
NIM : PO.71.25.1.20.039
Kelas : A
Semerter : 2
Kelompok : 12

Dosen pengampu:
Masayu Nurhayati S.Pd, M.Pd
drg. Saluna Deynilisa M,Pd.

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN D3 KESEHATAN GIGI
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya
lah penulis dapat menyelesaikan naskah Komunikasi dalam keperawatan gigi yang
berjudul “Empathy” tepat waktu. Naskah ini disusun guna memenuhi tugas praktik mata
kuliah Komunikasi dalam keperawatan Gigi.

Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang ditekuni. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang
telah membantu proses penyusunan naskah ini. Penulis menyadari naskah ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima
demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang, Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
LANDASAN TEORI .........................................................................................................1
A. Pengertian Empathy ................................................................................................1
B. Perkembangan Empati .............................................................................................1
C. Ciri-Ciri Empati ......................................................................................................1
D. Faktor Yang Mempengaruhi empati ........................................................................2
E. Komponen Empati...................................................................................................2
NASKAH DRAMA ...........................................................................................................3
KESIMPULAN..................................................................................................................5

ii
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Empathy
Empati merupakan salah satu motivator psikologi yang potensial dalam menolong
orang yang mengalami stres. Empati adalah kemampuan untuk merasakan keadaan
emosional orang lain, merasakan simpatik dan mencoba menyelesaikan masalah, dan
mengambil prespektif orang lain Empati adalah cara seseorang merespons distress
(tekanan) orang lain dengan memiliki emosi sama seperti orang tersebut.

Empati adalah kemampuan untuk memahami apa yang dirasakan orang lain,
melihat dari sudut pandang orang tersebut, dan juga membayangkan diri sendiri berada
pada posisi orang tersebut. Empati memainkan peran penting dalam membangun dan
menjaga hubungan antara sesama manusia. Empati didefinisikan sebagai respons afektif
dan kognitif yang kompleks pada distres emosional orang lain.

B. Perkembangan Empati
Perkembangan empati akan berjalan dengan baik bila didukung oleh lingkungan
tempat tinggal, termasuk bagaimana seseorang bersosialisasi dengan temannya. Begitu
pula perkembangan empati pada orang dewasa dituntut untuk ikut merasakan perasaan
orang lain. Tentu saja, jika seseorang terampil meraba perasaan dirinya sendiri dan
perasaan orang lain, hal ini akan secara langsung memantik sensitifitasnya untuk
mengetahui dan merasakan cara pandang orang lain.

Tahap perkembangan empati dibagi menjadi empat, yaitu:


1) Empati Emosi
2) Empati Egosentrik
3) Empati Kognitif
4) Empati Abstrak

C. Ciri-Ciri Empati
Ada 3 ciri-ciri kemampuan empati yang harus dimiliki sebagai bagian dari
kecerdasan emosional, antara lain:
a) Mendengarkan pembicaraan orang lain dengan baik;
b) Menerima sudut pandang orang lain;
c) Peka terhadap perasaan orang lain;

1
D. Faktor Yang Mempengaruhi empati

faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang dalam menerima dan memberi empati,


adalah sebagai berikut
1) Sosialisasi
2) Mood dan Feeling
3) Proses Belajar dan Identifikasi
4) Situasi atau Tempat
5) Pengasuhan
6) Komunikasi dan Bahasa

E. Komponen Empati

1. Komponen Kognitif
komponen kognitif sebagai kemampuan untuk memperoleh kembali
pengalaman pengalaman masa lalu dari memori dan kemampuan untuk memproses
informasiyang diperoleh melalui pengalaman-pengalaman diri sendiri. Seseorang
akan lebih mudah mengerti apa yang sedang orang lain rasakan saat orang tersebut
memiliki pengalaman yang sama sebelumnya. Dengan lebih sederhana komponen
kognitif ini dapat dikatakan sebagai kemampuan untuk membedakan dan
mengenali kondisi emosional yang berbeda.
2. Komponen Efektif
Komponen afektif dalam empati cenderung pada kemampuan
menyesuaikan pengalaman emosional seseorang dengan pengalaman emosional
yang dialami oleh orang lain, misalnya dengan sabar mendengarkan keluhan-
keluhan yang dirasakan orang lain serta memahami dan ikut merasakan ketika
orang lain merasa sedih, menangis, terluka, menderita dan disakiti.

2
NASKAH DRAMA
Pemeran:

Eca Damayanti sebagai administrasi

Dina Octariati sebagai pasien

Anisa Tri utami sebagai perawat

Naskah Drama:

Seorang ibu datang ke salah satu klinik gigi yang ada di Palembang untuk mencabut
gigin. Karena giginya sudah lama terasa sakit

Pasien : ( mengetuk pintu dan mengucapkan salam). Assalamualaikum

Perawat : waalaikusalam ibu, silahkan masuk dan duduk bu.

Perawat : maaf ibu, ada yang bisa saya bantu?

Pasien : begini sus, saya ingin memeriksakan gigi saya.

Perawat : iya bu, keluhannya apa bu?

Pasien : saya ingin mencabut gigi saya sus, karena sudah lama gigi saya ini terasa sakit
dan saya susah untuk mengunyah karena terasa ngilu.

Perawat : oo iya bu silahkan ibu masuk ke ruang dokter saja untuk diperiksa lebih lanjut.

Pasien : maaf sebelumnya sus, saya mau Tanya untuk biayanya berapa ya sus?

Perawat : maaf bu, untuk biayanya saya kurang tau bu. Ibu bisa langsung Tanya saja di
bagian administrasi.

Pasien : baik sus, terimakasih

Pasienpun langsung ke tempat administrasi untuk menanyakan biaya pencabutan gigi


geraham.

Pasian : selamat siang sus!

3
Administrasi : selamat siang ibu, ada yang bisa saya bantu?

Pasien : begini sus, saya ingin menanyakan biaya untuk pencabutan gigi geraham berapa
ya sus?

Administrasi : untuk pencabutan gigi geraham itu harganya 200.000 bu.

Pasien : ( dengan raut muka yang bersedih ). Begini sus, saya ingin mencabut gigi geraham
saya karena sudah lama terasa sakit, tetapi saya tidak punya cukup biaya sus untuk
membayarnya. Bagaimana ya sus solusinya?

dengan sikap penuh empati administrasi tersebut menyarankan agar pasien tersebut
mengurus BPJS untuk melakukan pencabutan gigi.

Administrasi : maaf ibu, apakah ibu punya BPJS?

Pasien : iya sus, punya.

Administrasi : nah, ibu bisa memakai BPJS untuk melakukan pencabutan gigi bu.

Pasien : oo begitu ya sus, ternyata bisa menggunakan BPJS untuk mencabut gigi.

Administrasi ; iya bu betul, apakah ibu membawa BPJS nya?

Pasien : bawa sus, saya tidak tau bahwa pencabutan gigi bisa menggunakan BPJS tapi
Alhamdulillah saya membawanya untuk jaga-jaga.

Administrasi :baik, boleh saya lihat ibu?

Pasien : iya sus boleh

Administrasi : baik ibu ini saya proses terlebih dahulu ya mohon tunggu sebentar.

Selanjutnya ibu tersebut mengurus BPJS agar bisa melakukan pencabutan gigi.

Administrasi : nah ini BPJS nya sudah selesai saya proses, sekarang ibu bisa langsung ke
ruangan dokter

Pasien: jadi saya langsung ke dokter dengan membawa surat ini ya sus, terimakasih sus.

Anministrasi : iya ibu, sama-sama

4
KESIMPULAN

Empati adalah kemampuan untuk memahami apa yang dirasakan orang lain,
melihat dari sudut pandang orang tersebut, dan juga membayangkan diri sendiri berada
pada posisi orang tersebut. Empati memainkan peran penting dalam membangun dan
menjaga hubungan antara sesama manusia. Empati penting bagi tenaga kesehatan agar
lebih responsif dan memiliki rasa perhatian yang lebih kepada pasiennya untuk
meningkatkan kesembuhan pasien. Setiap pasien membutuhkan perhatian dan kepedulian
dari tenaga medis, maka munculnya rasa empati bagi tenaga medis nantinya dapat
mempercepat waktu untuk kesembuhan pasien.

Anda mungkin juga menyukai