KEYWORDS: ABSTRACT
virus, transmission, type The best way to prevent the transmission of the virus is to
of mask, effectiveness avoid being exposed of the virus. Wearing a mask can help
prevent the spread of the virus to others. Types of masks
consist of medical masks and non-medical masks. Medical
masks are divided into two types, namely surgical masks and
FFP respirator masks. The World Health Organization
(WHO) emphasizes that the use of surgical masks and FFP
respirator masks must be prioritized for health workers, while
people are encouraged to use non-medical masks. The purpose
of this scoping review is to determine the level of effectiveness
of several types of masks in preventing virus transmission. The
method used in this research is literature study method. Data
in the form of articles was obtained through database searches
1
2
infeksi yang dapat mengurangi risiko paparan layered surgical mask, 3-layered surgical
meliputi: penggunaan masker wajah; mask dan 6-layered surgical mask
menutupi mulut dan hidung dengan tisu jika (Lepelletier et al., 2020; Pattillo, 2020;
batuk dan bersin kemudian dibuang dengan Sabharwal et al., 2020).
aman; cuci tangan dengan sabun atau Masker kain merupakan masker non
desinfeksi yang mengandung setidaknya 60% medis yang dibuat dari berbagai jenis kain
alkohol; menghindari kontak dengan orang tenun dan non-anyaman, seperti poliester,
yang terinfeksi dan menjaga jarak minimal 1 katun, sutra alami, dan sifon. Masker kain
meter; dan menahan diri untuk menyentuh dapat dibuat dari berbagai kombinasi kain,
mata, hidung, dan mulut dengan tangan urutan pelapisan, dan tersedia dalam berbagai
(Dzieciatkowski et al., 2020). bentuk. Kombinasi kain dan bahan yang
Masker adalah alat pelindung pribadi tidak terbatas menghasilkan filtrasi yang
yang dikenakan di wajah, menutupi hidung bervariasi. Penggunaan masker kain
dan mulut, dan digunakan untuk mengurangi dianggap cukup memadai untuk
risiko menghirup kontaminasi di udara. meminimalisasi kontak langsung dengan
Masker digolongkan ke dalam dua bagian debu, droplets, dan virus tetapi masker kain
yaitu masker medis dan masker non medis. belum diuji dengan standar efektivitas
Masker medis dapat dibagi menjadi dua apapun (de Sousa, 2020; World Health
kelompok utama: masker bedah dan masker Organization, 2020).
respirator FFP yang dirancang selama Masker medis sekarang langka di
pandemik terutama untuk tenaga medis banyak negara termasuk Indonesia. Beberapa
berisiko tinggi. Masker medis dapat waktu lalu masyarakat ramai membeli
mencegah kontaminasi selama wabah atau masker untuk disimpan dan digunakan
penyakit menular yang menyebar melalui sebagai upaya pencegahan wabah virus
tetesan dengan mengurangi transmisi droplet COVID-19. Hal tersebut menjadi salah satu
dan aerosol (Davies et al., 2013; Hines et al., penyebab kelangkaan masker di Indonesia.
2014; Szarpak et al., 2020). Dalam situasi seperti ini masyarakat
Masker respirator filtering facepiece dianjurkan untuk membuat masker kain
(FFP) merupakan salah satu masker yang sendiri di rumah sebagai alternatif untuk
paling umum digunakan dalam dunia mencegah penularan virus, tetapi masih
kesehatan. Masker respirator FFP dirancang belum jelas apakah masker kain ini efektif
untuk meminimalkan kebocoran segel wajah untuk memblokir virus (Ma et al., 2020;
dan mencegah inhalasi partikel kecil di Sunaryo, 2020).
udara. Masker ini juga diharuskan melalui tes
filtrasi. Menurut National Institute for II. METODE PENELITIAN
Occupational Safety and Health’s (NIOSH)
masker ini memiliki filter yang menghapus A. Kriteria Artikel
setidaknya 95% dari ukuran partikel di udara. Kriteria inklusi artikel yang digunakan
Masker ini juga memiliki beberapa jenis dalam scoping review ini adalah artikel yang
masker seperti masker N95, N99, N100 dari mencakup topik tentang efektivitas beberapa
United States, masker KN95 dari China, dan jenis masker terhadap pencegahan transmisi
masker FFP2, FFP3 dari European Union virus, artikel yang dipublikasi pada tahun
(Hines et al., 2014; Bartoszko et al., 2020; 2011-2020, artikel yang berbahasa Inggris,
Klimek et al., 2020; Pattillo, 2020). artikel menggunakan metode penelitian
Masker bedah adalah masker yang secara in vitro, dan open access journal.
terbuat dari bahan non-woven air-laid paper Kriteria eksklusi artikel pada scoping review
(tidak dijahit) dan polypropylene. Masker ini adalah artikel ganda, artikel yang tidak
bedah dirancang hanya untuk sekali pakai. dapat diakses, dan jenis artikel yang
Karakteristik kinerja masker bedah diuji digunakan selain original paper, disertasi,
berdasarkan serangkaian metode uji standar dan white papers.
Food and Drug Administration (FDA). Original paper adalah artikel yang ditulis
Masker bedah terdiri dari tiga jenis yaitu, 2- berdasarkan standar IMRD, yaitu terdiri dari
4
introduction, method, results, dan discussion Sumber informasi yang digunakan adalah
(Musa & Khamis, 2016). White papers Bibliographic searching. Bibliographic
adalah sebuah laporan resmi yang searching adalah pencarian artikel melalui
dikeluarkan oleh pemerintah atau lembaga database digital/elektronik. Database
yang berwenang untuk menguraikan suatu elektronik yang digunakan untuk pencarian
kebijakan atau memberikan penjelasan resmi artikel adalah jenis dokumen yang meliputi
mengenai suatu masalah atau membuat original paper, tesis dan disertasi (Gasparyan
sebuah keputusan (Campbell et al., 2020). et al., 2013). Database didapatkan melalui
pencarian keyword dan query dari PubMed
B. Sumber Informasi Science Direct, dan Google Scholar.
C. Strategi Pencarian
identification
identification Total artikel
{N= 1499} Artikel yang ganda (duplicated
removed)
{n =102}
Artikel untuk penyaringan judul dan Artikel yang dikeluarkan setelah penyaringan abstrak
abstrak {n =1397}
screening
dan judul
{n = 1263}
- Tidak dipublikasi antara 2011-2020
- Tidak membahas tentang efektivitas dari beberapa
jenis masker terhadap pencegahan transmisi virus
- Artikel tidak dapat diakses
- Artikel selain bahasa Inggris
- Artikel selain original paper, disertasi dan white
eligibility
papers.
0 bu
text {n = 119}
-Hasil penelitian tidak sesuai
C. Hasil dari Setiap Sumber Bukti 1 buah penelitian, yaitu penelitian yang
Hasil dari setiap setiap sumber dilakukan oleh Zhou et al., tahun 2018, yang
bukti didapatkan dengan cara menunjukkan filtrasi efisiensi masker N95 >
mereview 15 artikel yang relevan 99,7%. Penelitian dengan sampel masker
sesuai dengan topik. N95 yang menggunakan metode penelitian in
vitro dengan alat uji filtrasi aerosol nebulizer
D. Sintesis Hasil menggunakan Staphylococcus aureus (S.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh aureus) terdapat 1 buah penelitian, yaitu
peneliti terdahulu tentang pencegahan penelitian yang dilakukan oleh Zhou et al.,
transmisi virus terhadap penggunaan yang menunjukkan filtrasi efisiensi masker
berbagai jenis masker, memiliki hasil N95 > 99,7%. Penelitian dengan sampel
penelitian yang beragam. Berdasarkan masker N95 yang menggunakan metode
sampel penelitian terdapat 22 penelitian yang penelitian in vitro dengan alat uji filtrasi
menggunakan sampel masker N95 dengan aerosol nebulizer menggunakan jenis
metode penelitian yang beragam. Masker Rhinovirus 14 terdapat 1 buah penelitian,
N95 yang menggunakan metode penelitian in yaitu penelitian yang dilakukan oleh Zhou et
vitro dengan alat uji filtrasi aerosol nebulizer al., yang menunjukkan filtrasi efisiensi
menggunakan virus model bakteriofag MS2 masker N95 > 99,7% (Zhou et al., 2018)
terdapat 3 penelitian yang sama, yaitu Penelitian masker N95 yang
penelitian yang dilakukan oleh Zhou et al., menggunakan metode penelitian in vitro
tahun 2018; Wen et al., tahun 2013; dan dengan alat uji filtrasi aerosol nebulizer
Whiley et al., tahun 2020. Menurut Zhou et menggunakan jenis virus influenza terdapat
al., yang melakukan penelitian menggunakan 1 buah penelitian, yaitu penelitian yang
sampel masker N95 menunjukkan filtrasi dilakukan oleh Zhou et al., tahun 2018, yang
efisiensi > 99,7% (Zhou et al., 2018). menunjukkan filtrasi efisiensi masker N95
Selanjutnya penelitian oleh Wen et al., >99,3 % (Zhou et al., 2018).
masker N95 jenis F memiliki filtrasi 99,75%, Penelitian masker N95 yang
masker N95 jenis G memiliki filtrasi 97,98% menggunakan metode penelitian in vitro
(Wen et al., 2013). Selanjutnya penelitian dengan alat uji filtrasi aerosol nebulizer
oleh Whiley et al., masker N95 memiliki menggunakan partikel NaCl aerosol terdapat
filtrasi 99,9% (Whiley et al., 2020). 4 penelitian yang sama, yaitu penelitian yang
Penelitian masker N95 yang dilakukan oleh Zhou et al., tahun 2018; Patel
menggunakan metode penelitian in vitro et al., tahun 2016; Hao et al., tahun 2020;
dengan alat uji filtrasi aerosol nebulizer dan Skaria et al., tahun 2014. Menurut Zhou
menggunakan jenis virus influenza terdapat et al., yang melakukan penelitian
8
sesuai: jangan sentuh bagian depan mengikuti protokol kesehatan lain seperti
masker tetapi lepaskan dari belakang menjaga jarak dan rajin mencuci tangan.
atau dari tali pengikat ; Setelah
melepas atau setiap kali memakai DAFTAR PUSTAKA
kembali masker bekas bersihkan
dengan sabun atau antiseptik berbasis Ahmad, N. A., Mat Ludin, A. F., Shahar, S.,
alkohol dan air jika tangan terlihat Mohd Noah, S. A., & Mohd Tohit, N.
kotor (WHO, 2020). (2020) ‘Willingness, perceived barriers
and motivators in adopting mobile
IV. KESIMPULAN DAN SARAN applications for health-related
interventions among older adults: A
A. Kesimpulan scoping review protocol’, BMJ Open,
Berdasarkan hasil dari review 15 10(3), pp. 1–5. doi: 10.1136/bmjopen-
artikel, dapat disimpulkan bahwa 2019-033870.
penggunaan masker dapat mencegah Akbar, F. Islam, F., Ashari, A. E., Mahmud,
transmisi virus. Indikator yang A., Ashriady., & Saeni. R. H. (2020)
digunakan untuk mengukur ‘Tindakan Tenaga Kesehatan dalam
efektivitas masker terhadap Menerapkan Protokol Kesehatan Saat
pencegahan virus adalah filtrasi Berangkat Kerja pada Era Kebiasaan
efisiensi masker dengan Baru’, Jurnal Kesehatan Manarang,
menggunakan metode penelitian in 6(Khusus), p. 41. doi:
vitro dengan alat penghasil aerosol 10.33490/jkm.v6ikhusus.328.
dan mikrooganisme uji. Masker FFP2 Berger, D. and Eichfeld, C. M. (no date)
memiliki efektifitas paling tinggi ‘Preliminary Evaluation of the Filtration
dibandingkan dengan jenis masker Efficiency of Alternative Mask Filter
lainya dalam mencegah penularan Materials’, 1, pp. 1–8. doi:
virus yaitu 99,9%. 10.26209/psjm61989.
B. Saran Campbell, K. S., Naidoo, J. S., & Campbell,
Melalui hasil penelitian ini, maka S. M. (2020). Hard or Soft Sell?
saran yang diberikan ialah: Understanding White Papers as Content
1. Peneliti selanjutnya diharapkan juga Marketing. IEEE Transactions on
dapat mereview lebih banyak artikel dan Professional Communication, 63(1), 21–
dapat mengakses artikel lebih luas lagi 38.
dan perlu dilakukan penelitian lanjutan Carroll, K. C., Butel, J. & Morse, S. (2015)
dengan mereview artikel menggunakan Jawetz Melnick & Adelbergs Medical
penelitian tidak hanya secara in vitro saja Microbiology 27 E. Available.
tetapi dapat juga dilakukan dengan Chua, M. H., Cheng, W., Goh, S. S., Kong,
penelitian lainnya. J., Li, B., Lim, J. Y. C., Mao, L., Wang,
2. Tenaga medis harus menggunakan S., Xue, K., Yang, L., Ye, E., Zhang, K.,
masker yang sesuai dengan anjuran WHO Cheong, W. C. D., Tan, B. H., Li, Z.,
yaitu masker medis yang memiliki filtrasi Tan, B. H., & Loh, X. J. (2020) ‘Face
efisiensi yang tinggi untuk mencegah Masks in the New COVID-19 Normal:
transmisi virus. Materials, Testing, and Perspectives’,
3. Pemerintah sebagai pengambil kebijakan Research, 2020, pp. 1–40. doi:
dalam pencegahan transmisi virus 10.34133/2020/7286735.
disarankan untuk dapat mengedukasi dan Davies, A., Thompson, K. A., Giri, K.,
meningkatkan kedisiplinan penggunaan Kafatos, G., Walker, J., & Bennett, A.
masker bagi masyarakat sehat sebagai (2013) ‘Testing the efficacy of
upaya pencegahan transmisi virus. homemade masks: would they protect in
4. Masyarakat juga diharapkan untuk an influenza pandemic?’, Disaster
menggunakan masker yang medicine and public health
direkomendasikan pemerintah dan harus preparedness, 7(4), pp. 413–418. doi:
12