Anda di halaman 1dari 13

Efektivitas Beberapa Jenis Masker Terhadap Pencegahan

Transmisi Virus: Scoping Review


Dhona Afriza* Okmes Fadriyanti**, Anggilia Irjuanti**
*Bagian Oral Medicine, FKG Universitas Baiturrahmah, Padang
*Bagian Prosthodonti, FKG Universitas Baiturrahmah, Padang
**Mahasiswa, FKG Universitas Baiturrahmah, Padang
Email: 1710070110075@student.unbrah.ac.id

KATA KUNCI: ABSTRAK


virus, transmisi, jenis Pencegahan transmisi virus dengan cara menghindar dari
masker, efektivitas paparan virus tersebut. Salah satu tindakan pencegahan dan
pengendalian infeksi dapat dilakukan dengan menggunakan
masker. Jenis masker terdiri atas masker medis dan masker non
medis. Masker medis dibagi menjadi dua jenis yaitu masker
bedah dan masker respirator FFP. World Health Organization
(WHO) menekankan bahwa penggunaan masker bedah dan
masker respirator FFP harus diprioritaskan bagi tenaga
kesehatan, sedangkan masyarakat dianjurkan menggunakan
masker nonmedis. Tujuan dari scoping review ini untuk
mengetahui tingkat efektivitas dari beberapa jenis masker
terhadap pencegahan transmisi virus. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode studi pustaka. Data yang
berupa artikel didapatkan melalui pencarian database PubMed,
Science Direct, dan Google Scholar. Artikel yang dijadikan
sampel penelitian adalah artikel yang dipublikasi pada tahun
2011-2020, artikel yang berbahasa inggris, artikel yang
menggunakan metode penelitian in-vitro, dan artikel yang
dapat diakses dengan gratis. Berdasarkan hasil dari review 15
artikel, menyatakan bahwa penggunaan masker dapat
mencegah transmisi virus. Dari 15 artikel paling banyak
membahas tentang masker N95, masker bedah dan masker
kain. Indikator yang digunakan untuk mengukur efektivitas
masker terhadap pencegahan virus adalah filtrasi efisiensi
masker. Masker FFP2 memiliki efektivitas paling tinggi dalam
mencegah penularan virus dengan filtrasi efisiensi 99,9%.

KEYWORDS: ABSTRACT
virus, transmission, type The best way to prevent the transmission of the virus is to
of mask, effectiveness avoid being exposed of the virus. Wearing a mask can help
prevent the spread of the virus to others. Types of masks
consist of medical masks and non-medical masks. Medical
masks are divided into two types, namely surgical masks and
FFP respirator masks. The World Health Organization
(WHO) emphasizes that the use of surgical masks and FFP
respirator masks must be prioritized for health workers, while
people are encouraged to use non-medical masks. The purpose
of this scoping review is to determine the level of effectiveness
of several types of masks in preventing virus transmission. The
method used in this research is literature study method. Data
in the form of articles was obtained through database searches
1
2

of PubMed, Science Direct, and Google Scholar. The articles


used as research samples are articles published in 2011-2020,
articles in English, articles using in-vitro research methods,
and articles that can be accessed for free. Based on the results
of a review of 15 articles, it states that the use of masks can
prevent virus transmission. Most of the 15 articles discuss N95
masks, surgical masks and cloth masks. The indicator used to
measure the effectiveness of masks against virus prevention is
the filtration efficiency of the mask. FFP2 masks have the
highest effectiveness in preventing virus transmission with a
filtration efficiency of 99.9%.

I. PENDAHULUAN Organization) menyatakan ini sebagai


pandemik. Penyakit yang disebabkan oleh
Virus tidak lagi terdengar asing bagi SARS-CoV-2 memiliki gejala seperti flu
kita. Bermacam-macam virus dapat yang dapat menjadi serius pada individu
menimbulkan berbagai penyakit pada tubuh yang berisiko tinggi. SARS-CoV-2 disebut
manusia yang tidak diinginkan. Virus adalah dengan virus zoonotik yaitu virus yang dapat
agen penyebab infeksi yang berukuran paling menginfeksi hewan dan manusia. Host alami
kecil. Virus hanya mengandung satu jenis virus ini berasal dari hewan liar yaitu
asam nukleat (RNA atau DNA). Virus dapat kelelawar (Manigandan et al., 2020;
bertahan hidup sangat tergantung pada Pascarella et al., 2020; Shanmugaraj et al.,
kemampuannya mentransmisikan genom 2020).
mereka dari organisme host yang terinfeksi Virus ditularkan dari manusia ke
dengan yang tidak terinfeksi dan dari sel manusia dengan berbagai cara yaitu,
yang terinfeksi ke sel yang tidak terinfeksi ditularkan melalui droplet, aerosol, kontak
(Marsh et al., 2006; Carroll et al., 2015; Oky langsung, dan kontak tidak langsung.
et al., 2018). Penularan melalui droplet terjadi saat air liur
Virus dengan potensi pandemik telah dan tetesan saluran pernapasan yang keluar
muncul dalam beberapa tahun terakhir, ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin,
seperti virus influenza H1N1, H5N1, H7N7, berbicara, atau menyanyi. Droplet saluran
Middle East respiratory syndrome napas memiliki ukuran diameter > 5-10 μm
coronavirus (MERS-CoV), dan severe acute sedangkan droplet yang berukuran diameter
respiratory syndrome coronavirus (SARS- ≤ 5 μm disebut sebagai aerosol. Penularan
CoV). Virus Influenza memiliki beberapa melalui aerosol terjadi saat virus menguap
karakteristik yang hampir mirip dengan dan bertahan di udara. Penularan dengan
SARS-CoV dan MERS-CoV, seperti genom kontak langsung yaitu penularan virus yang
RNA dan cara penularannya. Saat ini dunia tidak melibatkan permukaan yang
sedang berjuang melawan virus baru RNA terkontaminasi. Sedangkan penularan tidak
beta-coronavirus, yang dinamai Severe Acute langsung terjadi melalui fomites. Fomites
Respiratory Syndrome Coronavirus 2 adalah benda/permukaan yang dapat
(SARS-CoV-2). SARS-CoV-2 memiliki membawa infeksi virus. Jika seseorang yang
kemiripan filogenetik dengan SARS-CoV menyentuh benda/permukaan tersebut akan
dan penyakit yang ditimbulkannya disebut terjangkit apabila menyentuh mata, hidung,
dengan COVID-19 (Coronavirus Disease atau mulut (Chua et al., 2020; Jayaweera et
2019) (Otter et al., 2016; Ippolito et al., al., 2020; Otter et al., 2016).
2020; Szarpak et al., 2020). Pencegahan transmisi virus dengan cara
COVID-19 telah menyebar ke seluruh menghindari paparan virus tersebut.
dunia dan WHO (World Health Tindakan pencegahan dan pengendalian
3

infeksi yang dapat mengurangi risiko paparan layered surgical mask, 3-layered surgical
meliputi: penggunaan masker wajah; mask dan 6-layered surgical mask
menutupi mulut dan hidung dengan tisu jika (Lepelletier et al., 2020; Pattillo, 2020;
batuk dan bersin kemudian dibuang dengan Sabharwal et al., 2020).
aman; cuci tangan dengan sabun atau Masker kain merupakan masker non
desinfeksi yang mengandung setidaknya 60% medis yang dibuat dari berbagai jenis kain
alkohol; menghindari kontak dengan orang tenun dan non-anyaman, seperti poliester,
yang terinfeksi dan menjaga jarak minimal 1 katun, sutra alami, dan sifon. Masker kain
meter; dan menahan diri untuk menyentuh dapat dibuat dari berbagai kombinasi kain,
mata, hidung, dan mulut dengan tangan urutan pelapisan, dan tersedia dalam berbagai
(Dzieciatkowski et al., 2020). bentuk. Kombinasi kain dan bahan yang
Masker adalah alat pelindung pribadi tidak terbatas menghasilkan filtrasi yang
yang dikenakan di wajah, menutupi hidung bervariasi. Penggunaan masker kain
dan mulut, dan digunakan untuk mengurangi dianggap cukup memadai untuk
risiko menghirup kontaminasi di udara. meminimalisasi kontak langsung dengan
Masker digolongkan ke dalam dua bagian debu, droplets, dan virus tetapi masker kain
yaitu masker medis dan masker non medis. belum diuji dengan standar efektivitas
Masker medis dapat dibagi menjadi dua apapun (de Sousa, 2020; World Health
kelompok utama: masker bedah dan masker Organization, 2020).
respirator FFP yang dirancang selama Masker medis sekarang langka di
pandemik terutama untuk tenaga medis banyak negara termasuk Indonesia. Beberapa
berisiko tinggi. Masker medis dapat waktu lalu masyarakat ramai membeli
mencegah kontaminasi selama wabah atau masker untuk disimpan dan digunakan
penyakit menular yang menyebar melalui sebagai upaya pencegahan wabah virus
tetesan dengan mengurangi transmisi droplet COVID-19. Hal tersebut menjadi salah satu
dan aerosol (Davies et al., 2013; Hines et al., penyebab kelangkaan masker di Indonesia.
2014; Szarpak et al., 2020). Dalam situasi seperti ini masyarakat
Masker respirator filtering facepiece dianjurkan untuk membuat masker kain
(FFP) merupakan salah satu masker yang sendiri di rumah sebagai alternatif untuk
paling umum digunakan dalam dunia mencegah penularan virus, tetapi masih
kesehatan. Masker respirator FFP dirancang belum jelas apakah masker kain ini efektif
untuk meminimalkan kebocoran segel wajah untuk memblokir virus (Ma et al., 2020;
dan mencegah inhalasi partikel kecil di Sunaryo, 2020).
udara. Masker ini juga diharuskan melalui tes
filtrasi. Menurut National Institute for II. METODE PENELITIAN
Occupational Safety and Health’s (NIOSH)
masker ini memiliki filter yang menghapus A. Kriteria Artikel
setidaknya 95% dari ukuran partikel di udara. Kriteria inklusi artikel yang digunakan
Masker ini juga memiliki beberapa jenis dalam scoping review ini adalah artikel yang
masker seperti masker N95, N99, N100 dari mencakup topik tentang efektivitas beberapa
United States, masker KN95 dari China, dan jenis masker terhadap pencegahan transmisi
masker FFP2, FFP3 dari European Union virus, artikel yang dipublikasi pada tahun
(Hines et al., 2014; Bartoszko et al., 2020; 2011-2020, artikel yang berbahasa Inggris,
Klimek et al., 2020; Pattillo, 2020). artikel menggunakan metode penelitian
Masker bedah adalah masker yang secara in vitro, dan open access journal.
terbuat dari bahan non-woven air-laid paper Kriteria eksklusi artikel pada scoping review
(tidak dijahit) dan polypropylene. Masker ini adalah artikel ganda, artikel yang tidak
bedah dirancang hanya untuk sekali pakai. dapat diakses, dan jenis artikel yang
Karakteristik kinerja masker bedah diuji digunakan selain original paper, disertasi,
berdasarkan serangkaian metode uji standar dan white papers.
Food and Drug Administration (FDA). Original paper adalah artikel yang ditulis
Masker bedah terdiri dari tiga jenis yaitu, 2- berdasarkan standar IMRD, yaitu terdiri dari
4

introduction, method, results, dan discussion Sumber informasi yang digunakan adalah
(Musa & Khamis, 2016). White papers Bibliographic searching. Bibliographic
adalah sebuah laporan resmi yang searching adalah pencarian artikel melalui
dikeluarkan oleh pemerintah atau lembaga database digital/elektronik. Database
yang berwenang untuk menguraikan suatu elektronik yang digunakan untuk pencarian
kebijakan atau memberikan penjelasan resmi artikel adalah jenis dokumen yang meliputi
mengenai suatu masalah atau membuat original paper, tesis dan disertasi (Gasparyan
sebuah keputusan (Campbell et al., 2020). et al., 2013). Database didapatkan melalui
pencarian keyword dan query dari PubMed
B. Sumber Informasi Science Direct, dan Google Scholar.

C. Strategi Pencarian

Database Keyword dan Query


PubMed Keywords: Virus, virus transmission, prevention of virus, masks, filtering
facepiece respirator mask, surgical-mask, cloth-mask, FFP2-mask FFP3-
mask, N95-mask, N99-mask, N100-mask, KN95-mask, 2-layered surgical
mask, 3-layered surgical mask, 6-layered surgical mask
Query: Virus AND virus transmission AND prevention of virus AND masks
AND filtering facepiece respirator mask AND surgical mask AND cloth-mask
OR FFP2-mask OR FFP3-mask OR N95-mask OR N99-mask OR N100-mask
OR KN95-mask OR surgical-masks OR 2-layered surgical mask OR 3-
layered surgical mask OR 6-layered surgical mask
Science Keywords: Virus, virus transmission, prevention of virus, masks, filtering
Direct facepiece respirator mask, surgical-mask, cloth-mask, FFP2-mask FFP3-
mask, N95-mask, N99-mask, N100-mask, KN95-mask, 2-layered surgical
mask, 3-layered surgical mask, 6-layered surgical mask
Query: Virus AND virus transmission AND prevention of virus AND mask
AND Filtering facepiece mask AND surgical-masks AND cloth-masks OR
FFP2-mask, FFP3-mask OR N95-mask, N99-mask, N100-mask, KN95-mask,
2-layered surgical mask, 3-layered surgical mask, 6-layered surgical mask
Google Keywords: Virus, virus transmission, prevention of virus, masks, filtering
Scholar facepiece respirator mask, surgical-mask, cloth-mask, FFP2-mask FFP3-
mask, N95-mask, N99-mask, N100-mask, KN95-mask, 2-layered surgical
mask, 3-layered surgical mask, 6-layered surgical mask
Query: Virus AND virus transmission AND prevention of virus AND masks
AND filtering facepiece respirator mask AND surgical mask AND cloth-mask
OR FFP2-mask OR FFP3-mask OR N95-mask OR N99-mask OR N100-mask
OR KN95-mask AND surgical-masks OR 2-layered surgical mask OR 3-
layered surgical mask OR 6-layered surgical mask

D. Proses Seleksi Artikel pertama akan dilakukan peninjauan full-text


Proses seleksi artikel bertujuan untuk pada artikel tersebut (Djasri et al., 2019).
mengidentifikasi studi yang akan
dimasukkan ke dalam scoping review E. Ektraksi Data
(Ahmad et al., 2020). Proses seleksi artikel Hasil pencarian database di Pub
terdiri dari dua tahap. Tahap pertama, yaitu Med, Science Direct, dan Google Sch
artikel akan dilakukan penapisan berdasarkan olar telah terkumpul artikel dan daftar
judul, abstrak, dan kriteria inklusi dan dari semua artikel tersebut
eksklusi dengan menggunakan filter dari dimasukkan kedalam master tabel.
database. Tahap kedua, yaitu artikel yang Kemudian artikel disaring sesuai
lolos pada proses seleksi artikel tahap dengan kriteria yang telah ditentukan
5

sebelumnya. Artikel yang tersisa PubMed, 264 artikel dari Science


sesuai dengan kriteria akan Direct, dan 701 artikel dari Google
dimasukkan beberapa variabel, Scholar. Total keseluruhan artikel
seperti penulis, tahun terbit, judul dari ketiga database sebanyak 1499
artikel, sampel penelitian, metode artikel yang dimasukan ke dalam
penelitian dan hasil penelitian, lalu master tabel pada microsoft excel.
beberapa variabel tersebut dirangkum Tahap kedua seluruh artikel
di item data. dilakukan penyaringan duplikasi
diperoleh 102 artikel ganda, proses
F. Item Data seleksi artikel dilakukan
Item data adalah daftar dan menggunakan software microsoft
definisi variabel penelitian yang excel. Hasil dari penyaringan
datanya diambil dari setiap artikel duplikasi tersisa 1397 artikel. Tahap
yang direview. Item data berisi nama ketiga dilakukan penyaringan kembali
penulis, tahun terbit, judul artikel, dengan menyaring judul dan abstrak
nama jurnal/situs, negara penerbit, yang sesuai dengan kriteria inklusi
sampel penelitian, metode penelitian dan eksklusi, dari penyaringan
dan hasil dari penelitian. tersebut dipereloh 1263 artikel yang
dikeluarkan. Hasil dari penyaringan
III. HASIL judul dan abstrak yang sesuai dengan
kriteria inklusi dan eksklusi tersisa
A. Hasil Seleksi Sumber Bukti 134 artikel. Tahap keempat dilakukan
Hasil seleksi sumber bukti yang penyaringanya kembali dengan
didapat adalah 15 artikel. Proses membaca full-text. Setelah
seleksi artikel terdiri dari beberapa penyaringan full-text diperoleh 119
tahap. Tahap pertama melakukan artikel tidak relevan dan hasil
pencarian artikel melalui database penelitian tidak sesuai dengan topik
PubMed, Science Direct, dan Google scoping review. Hasil dari
Scholar dengan menggunakan penyaringan full-text tersisa 15 artikel
keyword dan query yang telah yang relevan untuk dijadikan sumber
ditentukan. Dari proses pencarian bukti, dapat dilihat pada gambar 1.
tersebut didapatkan 534 artikel dari
6
Google Scholar
PubMed Science Direct {n =701}
{n = 534} {n = 264}

identification
identification Total artikel
{N= 1499} Artikel yang ganda (duplicated
removed)
{n =102}

Artikel untuk penyaringan judul dan Artikel yang dikeluarkan setelah penyaringan abstrak
abstrak {n =1397}
screening

dan judul
{n = 1263}
- Tidak dipublikasi antara 2011-2020
- Tidak membahas tentang efektivitas dari beberapa
jenis masker terhadap pencegahan transmisi virus
- Artikel tidak dapat diakses
- Artikel selain bahasa Inggris
- Artikel selain original paper, disertasi dan white
eligibility

papers.

0 bu

Artikel untuk pembacaan full-text


{n= 134}

Artikel yang dikeluarkan setelah pembacaan full-


included
included

text {n = 119}
-Hasil penelitian tidak sesuai

Artikel terdahulu yang relevan dengan


penulisan ini {n = 15}

Gambar 3.1 Alur Proses Seleksi Sumber Bukti

B. Karakteristik Sumber Bukti


Karakteristik sumber bukti merupakan data pada artikel yang masuk dalam kriteria
inklusi, dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1 Karakteristik Sumber Bukti


Total Artikel PubMed Science Direct Google Scholar
Karakteristik Artikel (N= 15) (n=10) (n=1) (n=4)
No % No % No % No %
Tahun publikasi
1. 2011-2015 3 20 3 30
2. 2016-2020 12 80 7 70 1 100 4 100
Lokasi penelitian
1. USA 9 60 6 60 1 100 2 50
2. China 3 20 2 20 1 25
3. India 1 6,7 1 25
4. Australia 1 6,7 1 10
5. Inggris 1 6,7 1 10
Bahasa Inggris 15 100 10 100 1 100 4 100
Metode penelitian untuk filtrasi aerosol
7

1. Nebulizer 8 53,3 7 70 1 100 1 25


2. Automated filter 4 26,7 3 30 1 25
tester
3. Pengujian NIOSH 1 6,7 1 25
dan ASTM 1 25
4. Dibuat dengan pipa
kaca 1 6,7
5. Polydisperse aerosol 1 6,7
generation
Jenis masker untuk sampel uji
1. Masker N95 13 86,7 8 80 1 100 4 100
2. Masker KN95 2 13,3 1 10 1 100 1 25
3. Masker FFP2 1 6,7 1 10
4. Masker N99 1 6,7 1 10
5. Masker respirator 3M 1 6,7
6. Masker KF94 1 6,7 9 90 1 100 1 25
7. Masker bedah 13 86,7 1 10 3 75
8. Masker sekali pakai 1 6,7
9. Masker kain 9 60,0 4 40 1 100 4 100

C. Hasil dari Setiap Sumber Bukti 1 buah penelitian, yaitu penelitian yang
Hasil dari setiap setiap sumber dilakukan oleh Zhou et al., tahun 2018, yang
bukti didapatkan dengan cara menunjukkan filtrasi efisiensi masker N95 >
mereview 15 artikel yang relevan 99,7%. Penelitian dengan sampel masker
sesuai dengan topik. N95 yang menggunakan metode penelitian in
vitro dengan alat uji filtrasi aerosol nebulizer
D. Sintesis Hasil menggunakan Staphylococcus aureus (S.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh aureus) terdapat 1 buah penelitian, yaitu
peneliti terdahulu tentang pencegahan penelitian yang dilakukan oleh Zhou et al.,
transmisi virus terhadap penggunaan yang menunjukkan filtrasi efisiensi masker
berbagai jenis masker, memiliki hasil N95 > 99,7%. Penelitian dengan sampel
penelitian yang beragam. Berdasarkan masker N95 yang menggunakan metode
sampel penelitian terdapat 22 penelitian yang penelitian in vitro dengan alat uji filtrasi
menggunakan sampel masker N95 dengan aerosol nebulizer menggunakan jenis
metode penelitian yang beragam. Masker Rhinovirus 14 terdapat 1 buah penelitian,
N95 yang menggunakan metode penelitian in yaitu penelitian yang dilakukan oleh Zhou et
vitro dengan alat uji filtrasi aerosol nebulizer al., yang menunjukkan filtrasi efisiensi
menggunakan virus model bakteriofag MS2 masker N95 > 99,7% (Zhou et al., 2018)
terdapat 3 penelitian yang sama, yaitu Penelitian masker N95 yang
penelitian yang dilakukan oleh Zhou et al., menggunakan metode penelitian in vitro
tahun 2018; Wen et al., tahun 2013; dan dengan alat uji filtrasi aerosol nebulizer
Whiley et al., tahun 2020. Menurut Zhou et menggunakan jenis virus influenza terdapat
al., yang melakukan penelitian menggunakan 1 buah penelitian, yaitu penelitian yang
sampel masker N95 menunjukkan filtrasi dilakukan oleh Zhou et al., tahun 2018, yang
efisiensi > 99,7% (Zhou et al., 2018). menunjukkan filtrasi efisiensi masker N95
Selanjutnya penelitian oleh Wen et al., >99,3 % (Zhou et al., 2018).
masker N95 jenis F memiliki filtrasi 99,75%, Penelitian masker N95 yang
masker N95 jenis G memiliki filtrasi 97,98% menggunakan metode penelitian in vitro
(Wen et al., 2013). Selanjutnya penelitian dengan alat uji filtrasi aerosol nebulizer
oleh Whiley et al., masker N95 memiliki menggunakan partikel NaCl aerosol terdapat
filtrasi 99,9% (Whiley et al., 2020). 4 penelitian yang sama, yaitu penelitian yang
Penelitian masker N95 yang dilakukan oleh Zhou et al., tahun 2018; Patel
menggunakan metode penelitian in vitro et al., tahun 2016; Hao et al., tahun 2020;
dengan alat uji filtrasi aerosol nebulizer dan Skaria et al., tahun 2014. Menurut Zhou
menggunakan jenis virus influenza terdapat et al., yang melakukan penelitian
8

menggunakan sampel masker N95 menjaga kebersihan tangan dan


menunjukkan filtrasi efisiensi > 99,3% (Zhou tindakan lain yang membentuk suatu
et al., 2018). Hasil penelitian dari Patel et al., tindakan preventif saling berkaitan
menunjukkan filtrasi efisiensi masker N95 dalam mencegah transmisi virus
80–90% dan masker N95 tersegel 100% (Akbar et al., 2020).
(Patel et al., 2016). Selanjutnya hasil
penelitian oleh Hao et al., menunjukkan B. Indikator Untuk Menentukan
filtrasi efisiensi masker N95 94,4% (Hao et Efektivitas Masker
al., 2020). Hasil penelitian oleh Skaria et al., Masker dapat mengurangi
menunjukkan filtrasi efisiensi masker N95 paparan aerosol dengan kombinasi
84,47% dan saat disegel 98,98% (Skaria et tindakan penyaringan dan segel
al., 2014). antara masker dan wajah. Efisiensi
penyaringan bergantung pada
berbagai faktor yaitu, struktur dan
komposisi kain, ukuran, kecepatan,
IV. PEMBAHASAN bentuk, dan sifat fisik partikel yang
A. Pencegahan Transmisi Virus Dengan terkena. Meskipun bahan apapun
Penggunaan Masker dapat menjadi penghalang fisik untuk
Virus merupakan agen penyebab infeksi, jika sebagai masker bahan
penyakit yang dapat menular dari tersebut tidak pas di sekitar hidung
manusia kemanusia dalam waktu dan mulut, atau bahan tersebut
yang cepat. Penularan virus terjadi dengan bebas memungkinkan aerosol
melalui kontak langsung, tidak menular melewatinya, maka itu tidak
langsung, droplet dan aerosol di akan bermanfaat (Davies et al.,
udara, untuk itu pengendalian 2013).
penularan melalui udara menjadi Tiga indikator untuk menentukan
lebih penting (Wen et al., 2013). keefektifan masker dalam pencegahan
Pencegahan infeksi virus di udara penularan virus, yaitu faktor
dapat dicegah melalui penggunaan kesesuaian yang mengukur seberapa
masker. Keefektifan masker tersebut baik masker menutupi wajah, filtrasi
untuk menghidari virus dan polutan efisiensi (FE) yaitu kemampuan
bergantung pada kemampuan masker bahan untuk menyaring partikel di
untuk menahan penetrasi kontaminan udara, dan ketahanan fluida yaitu
yang terbawa udara. Ada banyak jenis kemampuan material untuk mencegah
masker yang tersedia, dan jenis yang penetrasi fluida. Masker respirator
berbeda menawarkan tingkat kinerja FFP harus memenuhi syarat untuk
perlindungan yang sangat berbeda ketiganya, sementara masker bedah
(Zhou et al., 2018). hanya perlu memenuhi dua syarat
Penggunaan masker merupakan terakhir dan memiliki filtrasi efisiensi
bagian dari seluruh upaya pencegahan yang lebih rendah (Long et al., 2020).
transmisi virus. Masker dapat
mengurangi kemungkinan infeksi, C. Menentukan Efektivitas Masker
tetapi tidak menghilangkan risiko, Cara menentukan efektivitas
terutama ketika suatu penyakit masker terhadap virus dengan
memiliki lebih dari satu jalur indikator filtrasi efisiensi yaitu
penularan. Jadi, masker apa pun tidak menggunakan metode in vitro dengan
akan berpengaruh dari segi efisiensi alat penghasil aerosol dan
penyaringannya atau seberapa bagus mikroorganisme uji. Alat yang paling
segelnya, serta akan memiliki efek banyak digunakan adalah alat uji
minimum jika tidak digunakan filtrasi aerosol nebulizer dan
bersamaan dengan upaya pencegahan automated filter tester. Sedangkan
lainnya seperti, tetap menjaga jarak, mikroorganisme uji yang banyak
9

digunakan adalah virus model ekuivalen dengan masker N95 yaitu


bakteriofag MS2 dan partikel NaCl. FFP2 (EN 149- 2001, Eropa), KN95
Organisme uji dalam penelitian dapat (GB2626-2006, Cina), P2 (AS/NZA
digunakan untuk memperkirakan 1716:2012, Australia/New Zealand),
keefektifan masker terhadap virus KF94 (KMOEL-2017-64, Korea), DS
karena pada dasarnya setiap partikel (JMHLW-Notification 214,2018,
aerosol akan menguap di udara. Oleh Jepang) ( Zhou et al., 2018).
karena itu, penelitian ini telah Masker bedah dirancang untuk
menguji patogen virus yang lebih petugas kesehatan. Masker diyakini
kecil dari virus dan patogen bakteri memberikan perlindungan dari
yang lebih besar dari virus (Davies et penularan virus pernapasan manusia
al., 2013). Partikel NaCl yang ke manusia. Masker bedah dirancang
berkisar dari 0,01 μm hingga 1,0 μm untuk dipakai dalam waktu lama dan
digunakan sebagai indeks dalam biasanya diamankan dengan ikatan.
pengujian FE masker, sedangkan (Berger et al., 2020). Masker bedah
standar yang digunakan oleh NIOSH umumnya terdiri dari 3 lapisan filter
untuk menguji masker untuk berjenis material polyolefin yang
menyaring partikel NaCl setidaknya berserat, tegar dan bersifat
berukuran 0,3 μm (Konda et al., hidrofobik. Dua lapisan terluar
2020). memiliki kerapatan serat yang lebih
kecil dibandingkan lapisan tengah.
D. Masker yang Digunakan Sebagai Lapisan paling depan biasanya diberi
Sampel Uji variasi warna agar terlihat lebih
Sampel penelitian dari 15 artikel menarik. Lapisan tengah berwarna
didapatkan 9 jenis masker yaitu, putih yang merupakan lapisan filter
masker N95; masker KN95; masker untuk menangkal bakteri dan partikel-
FFP2; masker N99; masker respirator partikel lain yang berasal dari luar
3M; masker KF94; masker bedah; maupun dalam masker sedangkan
masker sekali pakai; dan masker kain. lapisan terluar biasanya lebih
Sampel penelitian yang paling banyak transparan (Dewi, 2016).
digunakan pada penelitian ini terdapat Masker kain adalah non-medis
3 jenis masker, yaitu masker N95, yang dapat dibuat dari kombinasi kain
masker bedah, dan masker kain. yang berbeda, urutan pelapisan dan
Masker N95 terdiri dari lapisan tersedia dalam berbagai bentuk.
luar yang terbuat dari polipropilen Beberapa kombinasi ini telah
non-anyaman hidrofobik yang dievaluasi secara sistematis dan tidak
mencegah kelembapan eksternal ada desain tunggal, pilihan bahan,
memasuki bahan masker, diikuti oleh pelapisan atau bentuk diantara masker
dua lapisan polipropilen bukan non-medis yang tersedia. Kombinasi
tenunan leleh yang menangkap kain dan bahan yang tidak terbatas
partikel berbasis minyak dan non- menghasilkan filtrasi variabel dan
minyak. Lapisan berikutnya adalah kemudahan bernapas (WHO, 2020).
lapisan penopang modakrilik yang Masker kain harus dipandang
memberikan kekakuan, menambah sebagai alternatif terakhir yang
ketebalan, dan menambah rasa mungkin jika persediaan masker
nyaman pada masker. Lapisan paling medis tidak tersedia. Masker kain
dalam adalah lapisan polipropilen buatan sendiri dapat digunakan untuk
non-anyaman hidrofobik lainnya yang membantu melindungi mereka yang
meminimalkan kelembapan di dalam berpotensi terkena paparan virus.
masker agar tidak berdampak buruk Namun masker ini akan memberikan
pada efisiensi penyaringan masker. sedikit perlindungan kepada
Masker respirator FFP yang pemakainya dari mikroorganisme dari
10

orang lain yang terinfeksi penyakit G. Implikasi Penggunaan Masker


pernapasan. Oleh karena itu, kami Penelitian ini menyatakan bahwa
tidak akan merekomendasikan sangat penting menggunakan masker
penggunaan masker kain buatan sebagai pencegahan transmisi virus
sendiri sebagai metode untuk saluran pernafasan. Penggunaan
mengurangi penularan infeksi dari masker juga harus dilakukan
aerosol (Davies et al., 2013). bersamaan dengan upaya pencegahan
lainnya seperti, tetap menjaga jarak,
E. Tingkat Efektivitas Masker menjaga kebersihan tangan dan
Efektivitas masker respirator N95 tindakan lain yang membentuk suatu
yang diproduksi secara komersial tindakan preventif saling berkaitan
melebihi kriteria efisiensi dalam mencegah transmisi virus.
penyaringan diatas 95% dan bekerja Masker yang paling
lebih baik daripada masker medis direkomendasikan untuk pencegahan
(Berger et al., 2020). Efektivitas ini adalah masker medis dengan
filtrasi masker kain umumnya lebih efektifitas filtrasi efisiensi yang tinggi
rendah dari masker bedah dan masker seperti masker respirator N95 dan
respirator N95. Namun masker kain masker bedah. Masker medis harus
mungkin memberikan perlindungan dikhususkan bagi tenaga kesehatan
yang signifikan apabila diproduksi dan orang-orang berisiko yang
dengan baik dan dipakai secara benar terindikasi memerlukannya. Namun
sesuai panduan Kementerian karena terjadi kekurangan dari
Kesehatan. masker medis, untuk masyarakat
Dari hasil review semua jurnal dianjurkan menggunakan masker
dapat dirata-ratakan tingkat nonmedis yaitu masker kain. Jenis
efektivitas dari masker N95 yaitu masker kain yang dianjurkan WHO
rata-rata 97,44%; masker KN95 rata- adalah masker kain 3 lapis. Masker
rata 89,75%; masker FFP2 99,9%; dapat dipakai maksimal hanya 4 jam
masker N99 99.88%; masker dan harus ganti dengan masker baru
respirator 3M 99,43%; masker KF94 dan bersih. Apabila masker yang
rata-rata 96,15%; masker bedah rata- dipakai basah atau lembab harus
rata 75,56%; masker sekali pakai segera diganti. Masyarakat
98,5%; dan masker kain rata-rata disarankan membawa beberapa
57,74%. masker untuk beraktivitas. Jika
lapisan kain masker terlihat lusuh,
F. Keterbatasan Penelitian segera buang masker tersebut (WHO,
Penelitian ini memiliki beberapa 2020).
keterbatasan yaitu artikel yang Dalam mengunakan masker yang
didapatkan hanya melalui open perlu diperhatikan adalah: Pastikan
access journal. Penelitian ini tidak kebersihan tangan sebelum, saat
membahas tentang faktor kesesuaian berganti dan saat membuka memakai
yang mengukur seberapa baik masker masker; Tempatkan masker dengan
menutupi wajah dan ketahanan fluida. hati-hati, pastikan menutupi mulut
Penelitian ini hanya membahas dan hidung, dan ikat dengan erat
filtrasi efisiensi masker terhadap untuk meminimalkan celah di antara
mikroorganisme uji. Penelitian ini wajah dan masker; Hindari
kebanyakan tentang epidemik virus menyentuh bagian selain tali pengkat
pernapasan, penelitian sebelumnya atau belakang masker saat
hingga saat ini menunjukkan efek memakainya; Ganti masker segera
yang serupa terhadap filtrasi efisiensi setelah lembab dengan masker baru
masker. yang bersih dan kering; Lepaskan
masker menggunakan teknik yang
11

sesuai: jangan sentuh bagian depan mengikuti protokol kesehatan lain seperti
masker tetapi lepaskan dari belakang menjaga jarak dan rajin mencuci tangan.
atau dari tali pengikat ; Setelah
melepas atau setiap kali memakai DAFTAR PUSTAKA
kembali masker bekas bersihkan
dengan sabun atau antiseptik berbasis Ahmad, N. A., Mat Ludin, A. F., Shahar, S.,
alkohol dan air jika tangan terlihat Mohd Noah, S. A., & Mohd Tohit, N.
kotor (WHO, 2020). (2020) ‘Willingness, perceived barriers
and motivators in adopting mobile
IV. KESIMPULAN DAN SARAN applications for health-related
interventions among older adults: A
A. Kesimpulan scoping review protocol’, BMJ Open,
Berdasarkan hasil dari review 15 10(3), pp. 1–5. doi: 10.1136/bmjopen-
artikel, dapat disimpulkan bahwa 2019-033870.
penggunaan masker dapat mencegah Akbar, F. Islam, F., Ashari, A. E., Mahmud,
transmisi virus. Indikator yang A., Ashriady., & Saeni. R. H. (2020)
digunakan untuk mengukur ‘Tindakan Tenaga Kesehatan dalam
efektivitas masker terhadap Menerapkan Protokol Kesehatan Saat
pencegahan virus adalah filtrasi Berangkat Kerja pada Era Kebiasaan
efisiensi masker dengan Baru’, Jurnal Kesehatan Manarang,
menggunakan metode penelitian in 6(Khusus), p. 41. doi:
vitro dengan alat penghasil aerosol 10.33490/jkm.v6ikhusus.328.
dan mikrooganisme uji. Masker FFP2 Berger, D. and Eichfeld, C. M. (no date)
memiliki efektifitas paling tinggi ‘Preliminary Evaluation of the Filtration
dibandingkan dengan jenis masker Efficiency of Alternative Mask Filter
lainya dalam mencegah penularan Materials’, 1, pp. 1–8. doi:
virus yaitu 99,9%. 10.26209/psjm61989.
B. Saran Campbell, K. S., Naidoo, J. S., & Campbell,
Melalui hasil penelitian ini, maka S. M. (2020). Hard or Soft Sell?
saran yang diberikan ialah: Understanding White Papers as Content
1. Peneliti selanjutnya diharapkan juga Marketing. IEEE Transactions on
dapat mereview lebih banyak artikel dan Professional Communication, 63(1), 21–
dapat mengakses artikel lebih luas lagi 38.
dan perlu dilakukan penelitian lanjutan Carroll, K. C., Butel, J. & Morse, S. (2015)
dengan mereview artikel menggunakan Jawetz Melnick & Adelbergs Medical
penelitian tidak hanya secara in vitro saja Microbiology 27 E. Available.
tetapi dapat juga dilakukan dengan Chua, M. H., Cheng, W., Goh, S. S., Kong,
penelitian lainnya. J., Li, B., Lim, J. Y. C., Mao, L., Wang,
2. Tenaga medis harus menggunakan S., Xue, K., Yang, L., Ye, E., Zhang, K.,
masker yang sesuai dengan anjuran WHO Cheong, W. C. D., Tan, B. H., Li, Z.,
yaitu masker medis yang memiliki filtrasi Tan, B. H., & Loh, X. J. (2020) ‘Face
efisiensi yang tinggi untuk mencegah Masks in the New COVID-19 Normal:
transmisi virus. Materials, Testing, and Perspectives’,
3. Pemerintah sebagai pengambil kebijakan Research, 2020, pp. 1–40. doi:
dalam pencegahan transmisi virus 10.34133/2020/7286735.
disarankan untuk dapat mengedukasi dan Davies, A., Thompson, K. A., Giri, K.,
meningkatkan kedisiplinan penggunaan Kafatos, G., Walker, J., & Bennett, A.
masker bagi masyarakat sehat sebagai (2013) ‘Testing the efficacy of
upaya pencegahan transmisi virus. homemade masks: would they protect in
4. Masyarakat juga diharapkan untuk an influenza pandemic?’, Disaster
menggunakan masker yang medicine and public health
direkomendasikan pemerintah dan harus preparedness, 7(4), pp. 413–418. doi:
12

10.1017/dmp.2013.43. Long, K. D., Woodburn, E. V., Berg, I. C..,


De Sousa Neto, A. R., & De Freitas, D. R. J. Chen, V., & Scott, W. S. (2020)
(2020) ‘Use of face masks: Indications ‘Measurement of filtration efficiencies
for use and handling during the covid-19 of healthcare and consumer materials
pandemic’, Cogitare Enfermagem, using modified respirator fit tester
25(July), pp. 1–8. doi: setup’, PLoS ONE, 15(10 October), pp.
10.5380/ce.v25i0.72867. 1–13. doi:
Dewi, Y.C. (2016) 'Sintesis Material 10.1371/journal.pone.0240499.
Transparan Berpori sebagai Filter Debu. Ma, Q. X., Shan, H., Zhang, H. L., Li, G. M.,
Thesis'. Bandung: Institut Teknologi Yang, R. M., & Chen, J. M. (2020)
Bandung. ‘Potential utilities of mask-wearing and
Djasri, H., Laras, S. & Utarini, A. (2019) instant hand hygiene for fighting SARS-
‘Quality indicators for clinical care of CoV-2’, Journal of Medical Virology,
patients with hypertension: Scoping (March). doi: 10.1002/jmv.25805.
review protocol’, BMJ Open, 9(7), pp. Musa, N. F., & Khamis, N. (2015). Research
1–5. doi: 10.1136/bmjopen-2018- article writing: A review of a complete
026167. rhetorical organisation. Pertanika Journal
Dzieciatkowski, T., Szarpak, L., Filipiak, of Social Sciences and Humanities,
K.J., Jaguszewski, M., Ladny, J.R., & 23(August), 111–122.
Smereka, J. (2020) ‘COVID-19 Otter, J. A., Donskey, C., Yezli, S.,
challenge for modern medicine’, Douthwaite, S., Goldenberg, S. D., &
Cardiology journal. doi: Weber, D. J. (2016) ‘Transmission of
10.5603/CJ.a2020.0055. SARS and MERS coronaviruses and
Gasparyan, A. Y., Ayvazyan, L., & Kitas, G. influenza virus in healthcare settings:
D. (2013). Multidisciplinary The possible role of dry surface
bibliographic databases. Journal of contamination’, Journal of Hospital
Korean Medical Science, 28(9), 1270– Infection. Elsevier Ltd, 92(3), pp. 235–
1275. 250. doi: 10.1016/j.jhin.2015.08.027.
Hines, L., Rees, E. & Pavelchak, N. (2014) Pascarella, G., Strumia, A., Piliego, C.,
‘Respiratory protection policies and Bruno, F., Del Buono, R., Costa, F.,
practices among the health care Scarlata, S., & Agrò, F. E. (2020)
workforce exposed to influenza in New ‘COVID-19 diagnosis and management:
York State: Evaluating emergency a comprehensive review’, Journal of
preparedness for the next pandemic’, Internal Medicine, (March), pp. 1–15.
American Journal of Infection Control. doi: 10.1111/joim.13091.
Elsevier Inc, 42(3), pp. 240–245. Whiley, H., Keerthirathne, T. P., Nisar, M.
Konda, A., Prakash, A., Moss, G. A., A., White, M. A.F., & Ross, K. E.
Schmoldt, M., Grant, G. D., Guha, S. (2020) ‘Viral filtration efficiency of
(2020) ‘Aerosol Filtration Efficiency of fabric masks compared with surgical and
Common Fabrics Used in Respiratory n95 masks’, Pathogens, 9(9), pp. 1–8.
Cloth Masks’, ACS Nano, 14(5), pp. doi: 10.3390/pathogens9090762.
6339–6347. doi: World Health Organization (2020) ‘Anjuran
10.1021/acsnano.0c03252. mengenai penggunaan masker dalam
Lepelletier, D., Grandbastien, B., Romano- konteks COVID-19’, World Health
Bertrand, S., Aho, S., Chidiac, C., Organization, (April).
Géhanno, J. F., & Chauvin, F. (2020) Zhou, S. S., Chiossone, C., Nims, R. W.,
‘What face mask for what use in the Suchmann, D. B., Ijaz, M. K (2018)
context of the COVID-19 pandemic? ‘Assessment of a respiratory face mask
The French guidelines’, Journal of for capturing air pollutants and
Hospital Infection, 105(3), pp. 414–418. pathogens including human influenza
doi: 10.1016/j.jhin.2020.04.036. and rhinoviruses’, Journal of Thoracic
13

Disease, 10(3), pp. 2059–2069. doi:


10.21037/jtd.2018.03.103.

Anda mungkin juga menyukai