Anda di halaman 1dari 6

STRATEGI INOVATIF DAN PREVENTIF TENAGA

KESEHATAN DALAM MENGHADAPI COVID-19


MICRONEEDLE PATCH SEBAGAI SOLUSI
VAKSINASI COVID-19

oleh:
Salsabila Khalidah Zalfa
Anatasya Ayu Puspita

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
MICRONEEDLE PATCH SEBAGAI SOLUSI VAKSINASI COVID-19

Salsabila Khalidah Zalfa dan Anatasya Ayu Puspita

Akhir tahun 2019, tepatnya pada 31 Desember, WHO China Country Office
melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan,
Provinsi Hubei, China. Pada tanggal 7 Januari 2020, China mengidentifikasi kasus
tersebut sebagai jenis baru dari coronavirus (Coronavirus disease/COVID-19).
Kemudian, pada tanggal 30 Januari 2020, WHO telah menetapkan sebagai Public
Health Emergency of International Concern/Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
yang Meresahkan Dunia (PHEIC/KKMMD) (Kim, 2020).
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit infeksi virus
yang sangat menular yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) (Cascella et al., 2021). Virus ini bisa menginfeksi
siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, dan ibu menyusui,
serta tidak mengenal status sosial, suku, dan ras. Orang yang terinfeksi biasanya
mengalami gejala flu, seperti demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, sakit kepala;
atau infeksi pernapasan berat seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan
berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Namun, tidak sedikit pula orang yang
terinfeksi tanpa adanya gejala-gejala tersebut (Khasanah, 2021).
Penambahan jumlah kasus COVID-19 berlangsung cepat dan sudah terjadi di
seluruh dunia. Sampai dengan 27 Juli 2021, secara global dilaporkan 195.400.362
kasus terkonfirmasi dengan 4.183.445 kematian dan terus bertambah (ALA,
2021). Berbagai upaya dilakukan untuk menekan penyebaran virus yang semakin
tinggi. Salah satu tindakannya berupa penggunaan vaksin. Vaksin adalah produk
biologi yang berisi antigen berupa mikroorganisme atau bagiannya atau zat yang
dihasilkannya yang telah diolah sedemikian rupa sehingga aman, yang apabila
diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif
terhadap penyakit tertentu (Satgas COVID-19, 2021).
Di Indonesia sendiri, saat ini sedang lakukan program vaksinasi COVID-19
untuk masyarakat. Vaksin yang saat ini beredar dan digunakan pada masyarakat
disuntikkan melalui rute intramuskular. Namun, tidak sedikit masyarakat yang
khawatir melakukan vaksinasi karena alasan takut jarum suntik. Hal ini terkadang

1
membuat kesulitan tersendiri bagi tenaga kesehatan dan dapat menghambat proses
vaksinasi. Selain itu, menurut Arya dan Prausnitz (2016), terdapat beberapa
hambatan vaksinasi di negara berkembang, diantaranya:
1. Kurangnya Petugas Penyedia Layanan Kesehatan yang Terlatih
Penyedia layanan kesehatan yang terlatih diperlukan untuk dapat menyuntikkan
vaksin. Kurangnya penyedia layanan kesehatan terlatih di negara berkembang
dapat menjadi hambatan yang signifikan untuk mencapai tingkat vaksinasi yang
tinggi.
2. Resiko Benda Tajam
Jarum suntik perlu ditangani dengan hati-hati untuk mencegah cedera tusukan
jarum pada pasien dan penyedia layanan kesehatan. Jarum suntik juga
menghasilkan limbah benda tajam biohazardous setelah digunakan yang perlu
dibuang dengan aman untuk memastikan bahwa jarum tidak digunakan kembali
secara sengaja atau tidak sengaja.
3. Pemborosan Vaksin karena Multi-Dosis
Harga vaksin multi-dose vials lebih murah daripada vial dengan dosis tunggal,
tidak memakan banyak tempat, dan menghasilkan lebih sedikit limbah. Namun,
penghematan biaya tersebut menjadi tidak efektif, karena ketika vial dibuka
maka harus segera digunakan untuk mencegah pertumbuhan mikroba. Jika
tidak, maka harus dibuang.
4. Perlunya Rekonstitusi Vaksin
Beberapa vaksin diliofilisasi dan perlu dilarutkan dengan pengencer pada saat
digunakan untuk injeksi. Rekonstitusi membutuhkan jarum rekonstitusi
tambahan, spuit dan vial yang juga perlu disimpan dan diangkut sebagian dalam
rantai dingin, yang semakin memperumit rantai pasokan. Kesalahan
rekonstitusi menyebabkan pemborosan vaksin, vaksinasi yang tidak efektif,
atau mungkin dalam beberapa kasus terjadi cedera pada pasien.
5. Biaya Vaksinasi
Biaya vaksinasi adalah biaya vaksin ditambah biaya logistik yang terkait
dengan penyediaan vaksin untuk digunakan. Penyedia layanan kesehatan,
pembuangan limbah, transportasi vaksin, rantai dingin dan pemborosan vaksin

2
semuanya berkontribusi pada biaya vaksinasi. Sehingga, biaya yang dibutuhkan
pun menjadi lebih besar.
Oleh karena itu, berbagai macam sediaan mulai dikembangkan, salah satunya
yaitu sedian vaksin dengan bentuk Microneedle Patch (MNP). Microneedles dapat
didefinisikan sebagai kanula padat atau berongga dengan perkiraan panjang 50–900
mikrometer dan diameter luar tidak lebih dari 300 mikrometer. Microneedles dapat
dibuat dalam patch untuk penghantaran obat transdermal. Microneedles telah
dirancang untuk menembus epidermis hingga kedalaman 70-200 mikrometer.
Dalam MNP, sederet microneedle dilekatkan pada alas sedemikian rupa, sehingga
dapat dioleskan ke kulit dengan tangan seperti perban. Microneedles memiliki
karakteristik yang tipis, pendek, dan tidak menembus lapisan dermis dengan
sarafnya (Shital et al., 2012).
Bentuk sediaan microneedle patch merupakan inovasi masa depan dalam
pembuatan vaksin. Sebelumnya, sediaan ini telah dikembangkan secara in vivo
menggunakan coated microneedle pada vaksin influenza, herpes simplex virus,
human papillomavirus (HPV), chikungunya virus, virus polio, hepatitis C, hepatitis
B, rotavirus, dan campak (Shafa & Sriwidodo, 2021). Namun, dalam
pengembangan vaksin COVID-19 masih terbatas, padahal sediaan ini sangat
berpotensi apabila dikembangkan karena keuntungannya yang menjanjikan.
Adapun keuntungan dari microneedles patch diantaranya: (1) penghapusan
benda tajam, sehingga dapat meminimalisir rasa sakit saat pemberian; (2)
penyembuhan lebih cepat di tempat pemberian; (3) kemudahan penggunaan
dikarenakan tidak perlu rekonstitusi, sehingga dapat mengurangi kebutuhan
penyedia layanan kesehatan; (4) area kulit tertentu dapat ditargetkan untuk
penghantaran obat yang diinginkan; (5) tolerabilitas yang baik tanpa edema atau
eritema jangka panjang; (6) tingkat penghantaran obat dapat dikontrol lebih efektif
dengan sistem ini dibandingkan dengan penghantaran obat melalui stratum
korneum; (7) biaya produksi rendah; dan (8) pengurangan pemborosan vaksin
(Shital et al., 2012; O’Shea et al., 2021).
Dari banyaknya keuntungan tersebut, ketika diterapkan pada vaksin COVID-
19, microneedles patch memiliki potensi besar dalam meningkatkan vaksinasi
secara global. Terutama kepada masyarakat yang takut jarum suntik. Sehingga,

3
disarankan untuk dapat dikembangkan di dunia, khususnya di Indonesia, terlebih
belum banyaknya penelitian mengenai sediaan ini.

4
Daftar Pustaka

American Library Association. 2021. Reported Cases and Deaths by Country or


Territory. Online. (https://www.worldometers.info/coronavirus/#countries,
diakses pada 27 Juli 2021. pukul 14.52 WIB)
Arya J, dan Prausnitz M.R. 2016. Microneedle Patches for Vaccination in
Developing Countries. J Control Release, 240: 135–141.
doi:10.1016/j.jconrel.2015.11.019
Cascella, M. et al. (2021) Features, Evaluation, and Treatment of Coronavirus (COVID-
19), StatPearls. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554776/.
Kim E, Erdos G, Huang S, Kenniston TW, Balmert SC, Carey CD, et al.
Microneedle array delivered recombinant coronavirus vaccines:
Immunogenicity and rapid translational development. EBioMedicine.
https://doi.org/10.1016/j.ebiom.2020.102743.
Khasanah, Kharismatul., Anindhita M.A., Desiani E., dan Rusmalina S. 2021.
Edukasi dan Evaluasi Tingkat Pengetahuan Warga Sekitar Masjid di Daerah
Pekalongan Barat Mengenai Penggunaan Handsanitizer Guna Pencegahan
COVID-19. Jurnal Abdimas, Vol.2 No.1 Edisi Januari 2021.
O’Shea, J.; Prausnitz, M.R.; Rouphael, N. 2021. Dissolvable Microneedle Patches
to Enable Increased Access to Vaccines against SARS-CoV-2 and Future
Pandemic Outbreaks. Vaccines 2021, 9, 320. https://doi.org/10.3390/vaccines
9040320.
Satuan Tugas Penanganan COVID-19. 2021. Apa Itu Vaksin?. Online.
(https://covid19.go.id/tanya-jawab?search=Apa%20itu%20Vaksin?, diakses
pada 27 Juli 2021, pukul 14.52 WIB).
Shafa A, dan Sriwidodo. 2021. Microneedle: Teknologi Baru Penghantar Vaksin
COVID-19. Majalah Farmasetika, 6 (1): 85-98.
Shital H Bariya, Mukesh C Gohel, Tejal A Mehta, Om Prakash Sharma,
Microneedles: an emerging transdermal drug delivery system, Journal of
Pharmacy and Pharmacology, Volume 64, Issue 1, January 2012, Pages 11–29,
https://doi.org/10.1111/j.2042-7158.2011.01369.x.

Anda mungkin juga menyukai