Anda di halaman 1dari 290

E

s
d

SUPLEMEN III

-- FARMAKOPE
-INDONESIA
' . ... . ' . '

.EDISIIV
2011

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIKINDONESIA


~.-.
..

' .
-1

"

('

!.

. '
' ' '
t
\
Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI

615.1 ·J
Ind Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat
s Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan T ~i
Suplemen Ill Farmakope Indonesia edisi IV
2011,-- Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 2011
ISBN 978-602-235-044-6
1. Judul I PHARMACOPOEIAS
II. FORMULARIES
I. 1862

KATA PENGANTAR
.:• -, -~

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas rahmat dan
karuniaNya Suplemen III Farmakope .Indonesia Edisi IV ini dapat diselesaikan dan
diterbitkan.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya di bidang
farmasi dalam ha! standardisasi bahan baku obat, sediaan jadi obat, metode dan prosedur
analisis, maka diterbitkan Supleinen III Farmak:ope Indonesia Edisi IV untuk melengkapi
persyaratan mutu bahan baku dan sediaan jadi obat yang beredar di Indonesia.
Pemilihan monografi bahan baku dan sediaan jadi obat pada Suplemen III ini
didasarkan atas perkembangan peredaraan obat di Indonesia. Dengan demikian Suplemen
III Farmakope Indonesia Edisi IV ini mengikuti perkembangan standar intemasional.
Suplemen Ill Farmakop: Indonesia Edisi IV ini berisi . I 07 mopografi baru,
95 monografi dengan perubahan, 3 lampiran baru, 7 lampiran dengan perubahan, dan 4·
pereaksi dengan perubahan.
Panitia Farmakope yang dibentuk oleh Kementerian Kesehatan anggotanya terdiri
dari Kementerian Kesehatan RI, Badan Pengawas Obat dan Makanan, Para Pakar
Perguruan Tinggi dan Para Pakar terkait lainnya yang telah melakukan penyusunan
Suplemen Ill Fam1akope Indonesia Edisi IV ini melalui serangkaian pembahasan teknis,
redaksional dan pengesahan.
"
Dengan terbimya Suplemen III Farmakope Indonesia Edisi IV ini diharapkan mutu
bahan baku dan sediaan jadi obat di Indonesia dapat terjamin, guna mendukung keamanan
dan khasiatnya serta dapat memberikan perlindungan bagi kesehatan masyarakat dan
mampu bersaing secara regional dan intemasion::il.
0

· ·, 'K:.epacla 'se1nua pihak yang telah berpartisipasi mulai dari p ersiapan sampai terbitnya
buku ini, kami ucapkan terima. kasih dan penghargaan setinggi-tingginya. Semoga Tuhan
Yang Maha Kuasa memberikan imbalan atas sumbangsihnya.

Jakarta, Desember 2011


Direktur Jenderal
Bin~ Kcfarmasian dan A lat Kesehatan

ttd

Dra. Sri Indrawaty, Apt, M. Kes.


NIP I 9530621 198012 2 00 I
..,
1864

DAFTARISI

Halam~n

Kata Pengantar 1862

Daftar lsi 1864

Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:


006/MENKES/SK/I/2012 tentang Pember!akuan Suplemen -Ill Farmakope Indonesia Edisi 1866
IV ....................................................................... ; .......................................................................... .
Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1396/MENKES/SK/VIl/201 l tentang Pembentukan Panitia Penyusun Suplemen Ill 1868
Farmakope Indonesia Edisi IV ..................................................................................................... .
Surat Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor :
"HK.04.1.23. l 0.11.08396 tahun 2011 tentang Pembentukan Panitia Pelaksana Penyusunan 1873
Suplernen Ketiga (lll) Farmakope Indonesia Edisi IV .................................................:........ :.~..... .
Surat Keputusan Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Nomor :
HK.03.0SN/424.1/201 ltentang Pembentukan Dewan Redaksi Suplemen Ketiga (lll) 1877
Fannakope Indonesia Edisi IV .......................................................................................... .
Simbol Yang Menunjukan Perubahan Pada Farmakope ................................................. 1880

DaftarMonografi ............................................................................................................. 1881

Daftar Lampi ran .............................................................................................................. 1~R]

Daftar Pereaksi ................................................................................................................ 1883

Daftar Perubahan ... ............. ........... ... ..... .............. .. ... ....................................................... 1883

1. Monografi Baru ............................................_. .................................................... . 1883

2. Monografi dengan Perubahan ........................................................................... . 1884

3. Lampi ran Baru .................................................................................................. . 1891

4. Lampi ran dengan Perubahan ............................................................................ . 1891

5. Pereaksi dengan Perubahan ............................................................................... . 1891

Monografi ........................................................................................................~:.............. 1892

Lampiran ......................................................................................................................... 2100

Pereaksi ........................................................................................................................... 2135

lndeks .............................................................................................................................. 2137


,..

'


1866'

MENtERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
.
KEPUTUSAN MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 006/MENKES/SK/I/2012

TENTANG

PEMBERLAKUAN SUPLEMEN III FARMAKOPE INDONESIA EDIS! IV


·-
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang a. bahwa sesuai dengan · perkembangan ilmu


pengetahuan dan tuntutan peningkatan mutu obat,
perlu memberlakukan Suplemen III Farmakope
Indonesia Edisi IV;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan
Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pemssrlakuan
Suplemen III Farmakope Indonesia Edisi IV;

Mengingat 1. Ordonansi Obat Keras (Staatsblad Nomor 419 Tahun


1949);
' '
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 'tentang
Psikotropika (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3671);

3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang


Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 143, Tambahar1 Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5062);

4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor


1262/Menkes/SK/XII/95 tentang Pemberlakuan
Farmakope Indonesia Edisi IV;
.~ .... " ,..

1867

M!O!!TE~ l{ESE!jf.TAN .
,..
REPUBLIK INDdJ.IESIA

-2-
6. Keputusan ·.. Menteri Kesehatan Nomor
HK.03.0l/Menkes/150/I/2010 tentang
Pemberlakuan Suplemen Pertama (I) Farmakope
Indonesia Edisi IV;

7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor



2012/Menkes/SK/. XII/2010 tentang Pemberlakuan
Suplemen Kedua (II) Farmakope Indonesia Edisi lV;

8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor


1144/Menkes/PER/ VIII/2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara
Republik Indonesia·Tahun 2010 Nomor 58.5); '

·' MEMUTUSKAN :

Menetapkan KEPUTUSAN MENTER! KESEHATAN TENTANG


PEMBERLAKUAN SUPLEMEN III FARMAKOPE
INDONESIA EDIS! IV.
KESATU Mengesahkan dan memherlakukan Suplemen III
Farmakope Indonesia Edisi IV sebagaimana tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.

KE
' ..
DUA
,
Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 12 Januari 2012

MENTER! KESEHATAN,

ttd

ENDANG RAHAYU SEDYANINGSIH


1868

. MENTER! KESEHATAN
REPd!!LIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


.NOMOR 1396/MENKES/SK/Vll/2011

.. TENTANG

PEMBENTUKAN PANITIA PENYUSUN SUPLEMEN III


FARMAKOPE INDONESIA EDIS! IV
·-
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang a. bahwa dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan


teknologi, Farmakope Indonesia Edisi IV perlu
direvisi;
b. bahwa untuk melakukan revisi tersebut perlu
dibentuk Panitia Penyusun Suplemen III Farmakope
Indonesia Edisi IV;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, · perlu
menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang
Pembentukan Panitia Penyusun Suplemen !!I
Farmakope Indonesia Edisi IV;

Mengingat 1. Ordonansi Obat Keras (Staatsblad Nomor 419 Tahun


1949);
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang
.... Psikotropika (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1997 Nomor- 10, Tambahan Lem"baran Negara
Republik Indonesia Nomor 3671);
3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5062);
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 ~omof 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
1869

f'
i
j

. ,MENTER! KE§l<HATAN •..


· REPUBLIKINDONESIA

-2-

s; Peni.turan Pemerintah Nomor 72.Tahun 1998 tentang


Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998
Nomm:: 138, Tambahan Lembaran Negara. Republik -
Indonesia Nomor 3781); "
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
·-
1262/MENKES/SK/ XII/ 1995 tentang Pemberlakuan
Farmakope Indonesia Edisi IV;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/¥enkes/
Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata 'Kerja
Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor S85);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan KEPUTUSAN MENTE RI KESEHATAN TENTANG


'
PEMBENTUKAN PANITIA PENYUSUN SUPLEMEN Ill
FARMAKOPE INDONESIA EDIS! IV.

KESATU Susunan Panitia Penyusun Suplemen III Farmakope


Indonesia 'Edisi IV, selanjutnya disebut Panitia
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam
Keputusan Menteri ini.

KEDUA Panitia sebagaiinana dimaksud Diktum Kesatu


bertugas:
1. memberikan arahan penyusunan Suplemen III
Farmakope Indonesia Edisi IV;
2. membahas dan menetapkan naskah monografi yang
akan dimuat dalam Suplemen Ill Farmakope
Indonesia Edisi IV; dan
3. memberikan rekomendasi kepada Direktur Jenderal
Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan atas
pembahasan seluruh naskah.

KETIGA Dalam melaksanakan tugasnya panitia dibantu oleh


Tim Pelaksana Penyusunan dan Dewan Redaksi
Suplemen III Farmakope Indonesia Edisi IV.
·.:.
: 'i''

1870 .

f'
MENT~ KESEHATAN ' '"
REPUBLIK INDONESIA

-3-

KEEMPAT Tim Pelaksana Penyusunan sebagaimana dimaksud


Diktum Ketiga ditetapkan oleh Kepala Badan Pengawas
· Obat dan Makanan.

KELI MA Dewan Redaksi sebagaimana dimaksud Diktum Ketiga


ditetapkan oleh Direktur Jenderal Bina Kefarmasian-·-
dan Alat Kesehatan.

KEENAM Dalam melaksanakan tugasnya panit~a bertanggung


jawab kepada Menteri Kesehatan melaltli Direktur
Jenderal Bina Kcfarmasian dan Alat Kesehatan.

KETUJUH Pembiayaan yang timbul sebagai pelaksanaan tugas


panitia dibebankan pada DIPA Direktorat Bina Produksi
dan Distribusi Kefarmasian Tahun Anggaran 2011.

KEDELAP/tN Keputusan ini 1nulai beriaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 4 Juli 2011

MENTER! KESEHATAN,

ttd

ENDANG RAHAYU SEDYANINGSIH


1871
··· 1

. MENTER! KES2HATAN . ., .. •
REPUBLIK INDONESIA I
-4-

LAMPIRAN. . ·.
KEPUTUSANMENTERIKESEHATAN
NOMOR 1396/MENKES/SK/VII/2011
TENTANG PEMBENTUKAN PANITIA
PENYuSUN.SUPLEMEN III
FARMAKOPE INDONESIA EDISI IV

PANITIA PENYUSUN
SUPLEMEN III FARMAKOPE INDONESIA EDIS! IV

Pelindung : Menteri Kesehatan RI


Pengarah : Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Ketua I : Direktur Jenderal Bina Kefarrnasian dan Alat Kesehatan
Ketua II : Deputi Bidang Pengawasan Produk Terapeutik dan NAPZA
Sekretaris I : Direktur Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian
Sekretaris II : Direktur Standardisasi Produk Terapeutik dan PKRT

Seksi-seksi
a. Tata Nama, Farmasi Umum dan Perundang-undangan
Ketua : Dra. Lucky S. Slamet, MSc, Apt
Anggota : 1. Drs. Richard Pandjaitan, Apt, SI<.M
. 2. D;ra. Augustin~ ~aini,, Apt M.,Si
3. Dra. ED.dang Woro T, Apt. MSc
4. Dra. Reri Indriani, Apt, M.Si
5. Dra. Nasirah Bahaudin, Apt, MM
6. Drs. Purwadi, Apt, MM, ME
7. Budi Djanu Purwanto, SH, MH
8. Dra. Anggraini Armyn, Apt, MM.
9. Elza Gustanti, S.Si, Apt

b. Biologi/Mikrobiologi
Ketua : Prof. DR. Wahyono, SU, Apt
Anggota : 1. Prof. DR. Ernawati Sinaga, Apt
2. DR. Isnaeni, Apt, MS
3. DR. Debbie S. Retnoningrum, Apt
4. Drs. Roland Hutapea, M.Sc
5. Drs. Wusmin Tambunan, Apt, M.Si
6. Dra. Kusmiaty, Apt, M.Pharm
7. Dra. Dwi Retno, M.Si
8. Drs.Riza Sultoni,Apt,MM
9. Drs.Eloh Sirait,Apt,MScPH
1872

I MENTElfi KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
-5-

c. Farmasetika/Teknologi Farmasi
Ketua : Prof. DR. Achmad Fudholi, DEA, Apt
- Anggota : 1. Prof. DR. Yudi Padmadisastra, MSc, Apt
2. ·DR. Hasan Rachmat, Apt
3. DR. Marlin Abdassah, Apt
4. Dra. Esti Hendradi, Apt, PhD
5. Dra. A. Retno Tyas Utaini, Apt, M.Epid
6. Dra. Muhti Okayani, Apt, M.Epid
7. Dra. Anny Sulistyowati, Apt
8. Dra. Rahmaniar Ulfah, Apt, M.Si
9. Dita Novianti S.A,S.Si,Apt
10. Ikka Tjahyaningrum, S.Si, Apt

d. Farmakokinetik/ Biofarmasi
Ketua : Prof. DR. Yeyet Cahyati Sumirtapura
Anggota : 1. Prof. DR. Lukman Hakim, MSc,Apt
2. Drs. Didik Hasmono, Apt, MS
3. Dra. Siti Aisyah, Apt, M.Si
4. Dra. Engko Sosialine, Apt, M.Biomed •
5. Drs. Ketut KartaWi.jaya, Apt
6. Dra. Hermini Tetrasari, Apt, M.Si
7. Dra.. Elis Sukmawati, Apt
' ' 8. Dra. Ati Setiawati, Apt, M.Si
' ' '
9. Dra. R. Dettie Yuliati, Apt, M.Si

e. Kimia Analisis/Kimia Farmasi/Bahan Pembanding


Ketua : Prof. DR. Slamet Ibrahim, DEA
Anggota : 1. Prof. DR. M. Yuwori.o
2. Prof. DR. Sugeng Riyanto, Apt, MS
3. Drs. JA. Kawira,Apt
4. DR. Harmita, Apt
5. Drs. Siam Subagio, Apt, M.Si
6. Drs. T. Bahdar J. Hamid, M. Pharm, Apt
7. Drs. Janahar Murad
8. Drs. Syahrial Tahir, Apt
9. Drs. Sudjaswadi Wirjowidagdo, Apt
10.Dra. Nani Sukasediati, M.Si, Apt

MENTER! KESEHATAN,

ttd

ENDANG RAHAYU SEDYANINGSIH


1873 .

..
!
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN
KEPALA BADAN PENG AWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.04.1.23.10.11.08396 T AHUN 2011
TENTANG
PEMBENTUKAN P ANITIA PELAKSANA
PENYUSTJNAN SUPLEMEN KETIGA (III) FARMAKOPE INDONESIA EDISI IV

KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN l\1AKANAN


REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang bahwa untuk melaksanakan Diktum Keempat Kepulusan


Menteri Kesehatan Nomor 1396/MENKES/SK/VII/2011 ..
tentang Pembentukan Panitia Penyusun Suplemen Ketiga
(III) Farmakope Indonesia Edisi IV, perlu menetapkan
Keputusan Kepala Badan POM tentang Pembentukan
Panitia P<i!laksana Penyusunan Suplemen Ketiga (III)
' • ' 1 ' '

Farmakop'e Indonesia Edisi IV.

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang


Psikotropika (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3671); ,...
2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5062);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009Nomor144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063); .
I ,,.
1874

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN


REPUBLIK INDONESIA

4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang


Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998
Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik
·1ndonesia Nomor 3781);
5. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Tugas, .Fungsi, Kewenangan, Susun3n Organisasi, dan
Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen
se~agaimana telah beberapa kali diubah terakhir deng<'ln

Peraturan Presiden Nomor 64 tahun 2005;


6. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang
Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga
Pemerintah Non Departemen sebagai sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 52 tahun 2005; •
7. Keputusan Menteri Kesehatan Norn or
1396/MENKES/SK/VII/2011 tentang Pembentukan
Panitia Penyusun Suplemen Ketiga (III) Farmakope
.' ' ' ' Indonesia Edisi IV;
8. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat clan Makanan
Nomor 02001/SK/KBPOM Tahun 2001 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan
Makanan sebagaimana telah diubah dengan Keputusan
Kepala Badan Pengawas Obat clan Makanan Nomor
HK.00.05.21.4231 Tahun 2004;

MEv!UTUSKAN:

Menetapkan KEPUTUSAI\ KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN


MAKANAN TENTANG PEMBENTUKAN P ANITIA
PELAKSANA PENYUSUNAN SUPLEMEN KETIGA (III)
FAR!v1AKOPE INDONESIA EDISI IV.
1875 1
j
.. ; ... ':•, ,,.

BADAN PENGAWAS·OBAT DAN MAKANAN


REPUBLIK INDONESIA
I
Pertama Membentuk dan mengesahkan Panitia Pelaksana
Penyusunan Suplemen Ketiga (III) Farmakope Indonesia
Edisi . IV, yang selanjutnya disebut Panitia Pelaksana,
dengan susunan panitia sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan qagian tidak terpisahkan dari
·-
Keputusan ini. -

Kedua Panitia Pelaksana mempunyai tugas menyusun naskah


monografi yang akan dimuat dalam Suplemen Ketiga (III)
Farmakope Indonesia Edisi IV unruk diserahkan kepada
Panitia Penyusun Suplemen Ketiga (III) Farmakope
Indonesia Edisi IV.

Ketiga Panitia Pelaksana bertanggungjawab kepada Kepala Badan


Pengawas Obat dan Makanan dan melaporkan hasil
pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Badan Pengawas
Obat dan Makanan melalui Deputi Bidang Pengawasan
Produk Terapetik dan Napza.

Keempat Biaya yang timbul dalam pelaksanaan tugas Panitia


Pelaksana dibebaitkan pada DIPA Direktorat Standardisasi ' '

Produk Terapetik dan PKRT Badan Pengawas Obat dan


Makanan Tahun Anggaran 2011.

Kelima Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 6 Oktober 2011

KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN


REPUBLIK INDONESIA,

ttd

Dra. KUSTANTINAH, Apt, M.App.Sc.


NIP. 19511227198003 2 001
1876

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN


REPliBLIK-INDONESIA
LAMPI RAN
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAJ-1
NOMOR HK.04.1.23.10.11.08396 TAHUN 2011
TENTANG . .
PEMBENTIJKAN PANmA PELAKSANA PENYUSUNAN SUPLEMEN KE11C~A (III)
FARMAKOPE INDONESIA EDIS! IV

SUSUNANPANITIAPELAKSANAPENYUSUNAN
SUPLEMEN KETIGA (III) FARMAKOPE INDONESIA EDIS! IV

·- -
Ke tu a : Ora: Augustine Zaini, Apt, M.Si ·
Wakil ketua : Ors. Siam Subagyo, Apt, M.Si
Sekretaris : Ora. Muhti Okayani, Apt, M.Epid
Anggota
1. Ora. Sumaria Sudian, Apt
2. Ora. Anny Sulistyowati,Apt
;
3. Ora. Herrrilni Tetrasari, Apt, M.Si
4. Ora. Kusmiaty, Apt, M.Pharm
5. Ora. Niza Nemara, Apt, M.Si
6. Ora. Dwi Retno, M.Si
7. Ora. Rahmaniar Ulfah, Apt, M.Si
8. Ora. Ati Setiawati, Apt, M.Si
9. Ors. Irmanto z. Ganin, M.Si, Apt
10. Ora. Nurul Hidayah H, Apt, M.Si
11. Ora. Hasti Kusuma, Apt
12. Ora. Loise Riani, Apt, Ni.Si
13. Ora. Hotma Lirnbong, Apt
14. Ora. Ika Prawahyu, M.Biorned
15. Ora. Herlina Budi, Apt, M.Si
16. Ora. Hariati Wiratningrum, Apt, M.Si
17. Ora. Mirawati Siregar, Apt, M.Si
18. Ora. Dini Piapti K~ryati, ;\pt, M.Si. . '
' .
19. Ora. Rosalin, Apt
20. Ora. Rita Aritonang, Apt
21. Ora. Neviyenti, Apt
'~ . 22. Aan Risrna Uli Nainggolan, S.Si, Apt, M.Si
23. Ida Warni, A.Md
24. Hendri Handoyo, S.Si
25. Puspita Ayu Wardani, S.Si, Apt.
26. Sri Purwaningsih, S.Si, Apt.
27. Farida Kumiawati, SF, Apt.
28. Ora. Mariana Hutabarat, Apt, M.Si
29. Sri Hayanti, S.Si, A pt.
30. Setyo Utarril, S.Si, Apt
31. Lusitawati, S.Si, M.Si
32. Daryani, S.Si, M.Sc
33. Anggrida Saragih, S.Si, Apt
34. Ora. Berlian Hatulusan Hutagalung

KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN


REPUBLIK INDONESIA,

ttd

Ora. KUSTANTINAH, Apt, M.App.Sc.


NIP. 19511227198003 2 001
1877

KEMENTERIA..""1" KESEHATAN R.I


PIRE.KX,9~T ~~.NDERAL I
BINA KEFARMASIAN DAN'ALAT KESEHATAN_ ·-·· +-I
' ~" _ Jalan H.R. Rasuna Said BlokX5 K.avling 4 - 9 Jakarta 12950
Telepon : (021) 5201590 Pesawat 2029, 5006, 5900 Fax. : (021) 52964838 Tromol Pos : 203
l
!
KEPUTUSAN !
DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN i
;
. I

NOMOR: HK.03.0S/V/424.1/2011 '

TENTANG
PEMBENTUKAN DEWAN REDAKSI
SUPLEMEN KETIGA (III) FARMAKOPE INDONESIA EDIS! IV

DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan Diktum Kelima Keputusan Menteri


KesehatanNomorl396/MENKES/SK/VJI/20lltentangPembentukan
Panitia Penyusun Suplemen Ill Fannakope Indonesia Edisi IV, perlu
menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat
Kese.hatan tentang Pembentukan Dewan Redaksi Suplemen Ketiga
(III) Farmakope Indonesia Edisi IV, -·

Mengingat L Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671);

2. · Undang-Undang Nomor. 35 -Tahun 2009 ten.tang Narkotika


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun '2009' No~~r 143,
0

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5062);

3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); ..,

4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 ten tang Pengama.Dan


Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1998 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3781);
5. Peraturan Menteri Keseho.tan Republik Indonesia Nomor 1144/
MENKES/PER/Vlll/2010, tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kesehatan;

6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1396/MENKES/SK/


VIl/2011 tentang Pembentukan Panitia Penyusun Suplemen II
Farmakope Indonesia Edisi IV;
1878

-KEMENTERIAN KESEHATAN R.I


, ~:~~ ::-z-._ ,/. - .'. / 'j i._·..; ,-;;.:·/.'- \

OIREKTORAT JENDERAL
. -~'

BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN


Jalan H.R. Rasuna Said Blok X5 Kavling_4 - 9 Jakarta 12950
Telepon: (021) 5201590 Pesawai 2029, 5006, 5900 Fax_-: (021) 52964838 Tromol Pos: 203

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN


ALAT KESEHATAN TENTANG PEMBENTUKAN DEWAN REDAKSI
SUPLEMEN KETIGA (III) FARMAKOPE INDONESIA EDISI IV.

Kesa tu Membentuk dan mengesahkan Dewan Redaksi Suplemen Ketiga (III)


Farmakope lndonesia Edisi IV;

Kedua Susunan keanggotaan Dewan Redaksi Suplemen Ketiga (III)


Farmakope Indonesia Edisi IV sebagaimana dimaksud.dafa'.m Diktum
Pertama tercantum dalam Lampiran yang merupakanbagian ticia.l;:
terpisahkan dari keputusan ini;

Ketiga Tugas Dewan Redaksi Suplemen Ketiga (III) Farmakope Indonesia


Edisi IV yaitu memeriksa dan memberikan rekomendasi atas basil
penyusunan naskah Suplemen Ketiga (Ill) Farmakope Indonesia
Edisi IV kepada Panitia Penyusun Suplemen Ketiga (III) Farmakoi='c
Indonesia Edi_s~ IV;

Keempat Dewan Redaksi Suplemen Ketiga (lll) Farmakope Indonesia Edisi iV


bertanggungjawab kepada Menteri Kesehatan c.q. Direktur Jenderal
Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan;

Keli ma Pem biayaan seluruh kegiata:'l .pewa,n ,R"'.daksi Suplemen Ketiga (Ill)
Farmakope Indonesia Edisi fV dibebankan pada DIPA Direktorat
Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun Anggaran 2011;

Keenam Keputusan ini i£.u!ai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
pada tanggal : 5 Agustus 20 i 1

Direktur Jenderal,

ttd

Dra. Sri Indrawaty, Apt, M.Kes


NIP 19530621 198012 2 001
1879

KEMENTERIAN KESEHATAN R~I


.
DIREKTORAT
..,. JENDERAL . . . '

BINA KEFARMASiAN DAN ALAT KESEHATAN ·


Jalan H.R. Rasuna.Said Blok X5 Kavling 4 - 9 Jakarta 12950
Telepon: (021) 5201590 Pesawat 2029, 5006, 5900 Fax.: (021) 52964838 Tromol Pos: 203

Lampiran Keputusan Direktur Jenderal


Nomor HK.03.05./V/424.1/2011
Tanggal 5 Agustus 2011

·-
SUSUNAN DEWAN REDAKSI
SUPLEMEN KETIGA (III) FARMAKOPE INDONESIA EDIS! IV
Ke tu a Drs. T. Bahdar J. Hamid, Apt, M.Pharm
Wald! Ketua 1. pra. Augustine Zain!, Apt, Msi
2. dr. Setiawan Soeparan,MPH.
Sekretaris Dra. Dettie Yuliati,Apt.,M.Si.
Anggota 1. Drs. Richard Pandjaitan, Apt, SKM
2. Drs. Janahar Murad, Apt
3. Drs. Syahrial Tahir, Apt, MM
4. Drs. Sudjaswadi Wirjowidagdo, Apt
" 5. Drs. Ketut Kartawijaya, Apt
6. Dra. Nani Sukasediati, Apt, Msi
Sekertariat 1. Ikka Tjahyaningrum,S.Si.,Apt.
2. Drs. Elon Sirait,Apt.,MScPH
3. Elza Gustanti,S.Si.,Apt.
4. Rohayati Rahafat,S.Si.,Apt ..
5. Drs. Suhata
6. Isn.aeni Diniarti,S.Farm.,Apt.
7. Diara Oktania
8. Nofiyanti
9. Damaris Parrangan

Diiektur Jenderal
Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan

ttd

Dra. Sri Indrawaty, Apt, M.Kes


NIP 19530621.
. \ . " ,1980
.. i2 2 00 l

- ·- .
~ ...'..~ ..
.,,
·"

·-

SIMBOL
1880

...
SIMBOL YANG MENUNJUKKAN PERUBAHAN PAD,<\ FARMAKOPE

Simbol diberikan pada awal dan akhir masing-masing perubahan. Tabel berikut menunjukkan jenis simbol
dan perubahan yang digunakan pada Farmakope Indonesia.

Jenis perubahan tcks Simbol


Perubahan • teks vang ditambahkan atau vang diubah.
Penghilangan ••
Penambahan "tcks v:mg ditambahkan.
·- '
Setiap perubahan diawali dengan simbol • dan diakhiri dengan simbol •. Jika terdapat simbol · • • berarti
terdapat teks yang dibilangkan. Jika terdapat perubahan pada suatu parameter maka pada awal parameter
yang diubah _dituliskan kata Perubaha11: dengan diawali simbol • pada awal perubahan dan diakhiri dengan
simbol • pada akhir perubahan. Jika terdapat penambahan parameter, dituli~b.an kata Tamhaha11 persyarata11:
dengan diawali simbol • pada awal parameter dan diakhiri dengan simbol • pada akhir parameter. Untuk
_ parameter yang dihilangkan pada 3\Val parameter ditulisk!'n Di/zila11gka11: dengan diawali simbol • pada
awal parameter dan diakhiri dengan simbol • pada akhir parameter.. Unt11k penambahan monografi pada
a\val tnonografi dituliskan Ta111haha11111011ografi dia,\·ali dcngan sitnbol • pada ~nval monografi dan diakhiri dengan
sin1bol. pada akhir 1nonografi.

' '
1881

DAFTAR MONOGRAFI

Alendronat Natrium 49 Haloperidol


2 Tablet Asam Alendronat 50 Injeksi Haloperidol
3 Tablet Amitriptilin Hidroklorida 51 Injeksi Heparin Natrium
4 Ampisilin dan Sulbaktam Untuk lnjeksi 52 Hidralazin Hidroklorida
5 Atrakurium Besilat 53 Hidrogen Peroksida Pekat
6 Injeksi Atrakurium Besilat 54 Larutan Topikal Hidrogen Peroksida
7- Tablet Azitromisin 55 Krim Hidrokortison Asetat
8 Azitromisin ur1cttk lnjeksi ' 56 Hidroksizin Hidroklorida
9 Barium Sulfat 57 Hiosiamin Sulfat
10 Benzokain 58 Homatropin Hidrobromida
II Biperiden 59 Imipramin Hidroklorida
12 lnjeksi Biperiden Laktat 60 Jsoksuprin Hidroklorida
13 Injeksi Bupivakain Hidroklorida 61 Tablet Lepas Lambat lsosorbid Dinitrat
14 Daunorubisin Hidroklorida Untuk lnjeksi 62 Isosorbid Mononitrat Encer
15 Tablet Deksklorfeniramin Ma!eat 63 Tablet Isosorbid Mononitrat
16 Desoksimetason Tablet Lepas Lambat Isosorbid
64
17 Kapsul Diklosasilin Natrium Mononitrat
18 Kapsul Disopiramida Fosfat 65 Kalium Iodida
19 Dobutamin Hidroklorida 66 Kalsium Glukonat
20 _Injeksi Dobutamin 67 Injeksi Kalsium Glukonat
21 Dobutamin untuk Injeksi 68 Kalsium Lak-tat
22 Doksilamin Suksinat 69 Kanamisin Sulfat

23 lnjeksi Ergotamin Tartrat 70 Injeksi Kanamisin


24 Tablet Ergotamin Tartrat 71 Kapsul Kanamisin Sulfat
25 Tablet Ergotamin Tartrat dan Kofein 72 Suspensi Oral Karbamazepin
26 Etoposida 73 Karvedilol
27 lnjeksi Etoposida 74 Tablet Karvcdilol
28" Kapsul Etoposida 75 Ketamill Hidroklorida, '
29 Feksofenadin Hidroklorida 76 Tablet Ketokonazol
30 Kapsul Feksofonadin Hidroklorida 77 Klavulanat Kalium
31 Tablet Feksnfenadin Hidroklorida 78 Klidinium bromida
32 Fenilbutazon 79 Klindamisin Hidroklorida
33 Fenilefrin Hidroklorida 80 Kapsul Klindamisin Hidroklorida
34 Fenilpropanolamin Hidroklorida 81 Klindamisin Palmitat Hidroklorida
35 Feniramin Maleat Si Kapsul Klofazimin
~
36 Suspensi Oral Fenitoin 83 Kapsul Klomipramin Hidroklorida
37 Fenitoin Natrium 84 Klorambusil
38 Injeksi Fcnitoin Natrium 85 Tablet Klorambusil
39 Fcnobarbita\ Natriun1 86 Kloramfcnikol
40 Fenobarbital Natrium untuk injeksi 87 Kapsul Kloramfenikol
41 Tablet Fenobarbital 88 Teles Mata Kloramfenikol
42 Finasterid 89 Injeksi Klorfeniramin Maleat
43 Fluoksetin Hidroklorida 90 Sirup Klorpromazin Hidroklorida
44 Kapsul Fluoksetin 91 Klotrimazol
45 Tablet Fluoksetin 92 lnjeksi Kofein Sitra!
46 Krim Gentamisin Sulfa! 93 Tablet Kuinidin Sulfa!
47 Gonadotropin Korionik 94 Kuinin Sulfat
48 Gonadotropin Korionik untuk Injeksi 95 Tablet Kuinin Sulfat
,·,.
•'' 1882

,\"':-~·;·.

96 Leukovorin kalsium 145 Pektin


...
·"
97 Injeksi Li:ukovorin Kalsium 146 Pindolol
98 Tablet Leukovorin kalsium 147 Piperazin
99 Levamisol Hidroklorida 148 Piperazin Sitra!
100 Levonorgestrel 149 Polimiksin B Sulfa!
' IOI Lidokain Hidroklorida 150 Polimiksin B untuk Injeksi

102
lnjeksi Lidokain Hidroklorida dan 151 Pravastatin Natrium
" Epinefrin 152 Tablet Pravastatin Natrium
103 Lindan 153 Prazi1'1antel
104 Linkomisin Hidroklorida 154 Prazosin Hidroklorida
105 Injeksi Linkomisin 155 Prednison
i06 Kapsul Linkomisin Hidroklorida 156 Tablet Prednison
107 Suspensi oral mebendazol 157 Propilparaben
108 Mcropcnem 158 Propofol
109 Meropenem untuk lnjeksi 159 Tablet Ranitidin Hidrok)orida
·I IO Mestranol 160 - Resorsinol
111 Larutan Oral Metadon Hidroklorida 161 Riboflavin
112 Metilparabcn 162 Risedronat Natrium
113 Mctotrcksat 163 Tablet Risedronat natriu1n
114 Nadolol 164 Rispcridon
I 15 Tablet Nadolol 165 Tablet Rispcridon
I 16 Nafazolin Hidroklorida 166 Scfepim Hidroklorida
117 Nalokson H idroklorida 167 Scfcpim untuk lnjcksi
I 18 lnjeksi }cEdrolon Dekanoat 168 Sefotaksirn untuk injcksi •
119 lnjeksi Nandrolon Fenpropionat 169 Sikloscrin
120 Naprokscn 170 Kapsul Sikloserin
121 Naprokscn Natrium 171 Silostazol
122 Tablet Naproksen Natrium 172 Tablet Silostazol
123 Tab!et Neostigmin Bromida . 173 Simctidin
124 Nifedipin ' '
174 Tablet Simetidin
125 Kapsul Nifedipin 175. Simetikon
126 Tablet Lepas Lambat Nifedipin 176 Stavudin
.~
127 Nimodipin 177 Kapsul Stavudin
128 Nistatin 178 Stavudin untuk Larutan Oral
129 Krim Nistatin 179 Jnjeksi Strcptomisin
130 Losio Nistatin 180· Sufentanil Sitrat
131 Salcp Nistatin I 81 lnjcksi Sufcntanil Sitra!
132 Nitrogliserin Encer 182 Injeksi Sulfametoksazoi d:ln Trin1ctoprim
133 Jnjeksi Nitrogliserin Suspcnsi Oral Sulfamctoksazol dan
134 Noretistcron
183 l'rirnctopri1n
135 Tablet Norctisteron 184 Surnatriptan
136 Norgestrcl 185 Sutnatriptan Suksinat
137 Nortriptilin J-lidroklorida 186 ·ra111oksifen Sitrai
138 Noskapin 187 Tetrasiklin Hidroklorida
139 Kapsul Lepas Tunda Omeprazol 188 Salep Mata Tetrasiklin Hidroklorida
140 Ondansetron Hidroklorida 189 Teles Mata Timolol Maleat
141 Jnjeksi Ondansetron 190 Jnjeksi Tobramisin
142 Tablet Ondansetron 191 Tobramisin·untuk lnjeksi
143 Parafin 192 Salep Mata Tobramisin
144 Paromomisin Sulfat 193 Tetes Mata Tobramisin
1883

194 Tramadol Hidroklorida


,' >
.... 199 Valsartan
•..
195 Tripelenamin Hidroklorid.a 200 Vankomisin Hidroklorida
196 Gel Tretinoin 201 Vitamin E
197 Krem Tretinoin 202 Tablet Warfarin Natrium
198 Tablet Trimetoprim


DAFTAR LA~IPIRAN

1 ldcntifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281> 2053


2 'Uji ldentifikasi Umum <291> 2054
3 Ccm.aran Umum <481> 2058
4 Analisis Termal <741> 2059
5 Penclapan Kadar Etanol <I 041 > 2061
6 Uji WaktuHancur<l25i> 2063
7 Volume Terpindahkail <1261> 2065
8 Penimbangan pada Timbangan Analitik <1342> 2069
9 Praktek Laboratorium Mikrobiologi yang Baik <1352> 2073
IO ~rosedur Disolusi: Penge1nbangan dan Validasi <1353> 20'78

DAFTAR PEREAKSl

A111aran P 2087
2 Amaran LP 2087
3 Feroin sulfat LP 2087
4 Lanaan Dapar 2087

DAFTAR PERUBAHAN

MONOGRAfl BARU
' . ' '

Alendronat Natrium 19 Tablet Ergotamin Tartrat dan Kofein


2 Tablet Asam Alendronat 20 Etoposida
3 Tablet Amitriptilin Hidrok!orida 21 Injeksi Etoposida
4 Ampisilin dan Sulbaktam untuk Injeksi 22 Kapsul Etoposida
5 Atrakuriu1n Besilat 23 Feksofcnadin Hidroklorida
6 Injeksi Atrakurit1111 Besilat 24 Kapsul Feksofenadin Hidroklorida"
7 Tablet Azitro1nisin 25 Tablet Feksofcnadin Hidroklorida
8 P.zitromisin untuk Injcksi 26 Suspensi Oral Fcnitoin
9 Benzokain 27 Injeksi Fenitoin Natrium
JO Biperiden 28 Fenobarbital Natriu1n untuk lnjcksi
Il lnjeksi Biperiden Laktat 29 Finasterid
12 Tablet Deksklorfeniramin Malcat 30 Fluokse1in Hidroklorida
13 Dobutamin Hidroklorida 31 Kapsul Fluoksetin
14 Injeksi Dobutamin 32 Tablet Fluoksetin
15 Dobutamin untuk Injeksi 33 Krim Gentamisin Sul fat
16 Doksi!amin Suksinat 34 Injeksi Ha!operidol
17 Injeksi Ergotamin Tartiat 35 Tablet Lepas Lambat lsosorbid Dinitrat
18 Tablet Ergotamin Tartrat 36 isosorbid Mononitrat Encer
1884

,·~.' ···:u.,
37 Tablet isosorbid Mononitrat 73 Pravastatin Natrium
38 Tablet Lepas Lambat Isosorbit Mononitrat ·" 74 Tablet Pravastatin Natrium
39 lnjeksi Kafein Sitra! 75 Propofol
40 Injeksi Kalsium Glukonat 76 Risedronat Natrium
41 Suspensi Oral Karbamazepin 77 Tablet Risedronat Natrium
42 Karvcdilol 78 Risperidon
43 Tablet Karvedilol 79 Tablet Risperidon
44 Klidinium Bromida 80 Sefepim Hidroklorida
45 Kapsul Klofazimin 81 Sefepim untuk Injeksi
46 Kapsul K_lomipramin Hidroklorida 82 Sefotaksim untulc Injcksi
47 Klorambusil 83 Sikloserin
48 Tablet Klorambusil 84 Kapsul Sikloserin
49 lnjeksi Klorfeniramin Maleat 85 Silostazol
50 Sirup Klorpromazin Hidroklorida 86 Tablet Silostazol
51 L.cukovorin Kalsium 87 Stavudin
52 Injcksi Lcukovorin Kalsiu111 88 Kapsul Stavudin
53 Tablet Lcukovorin Kalsiu1n 89 StaYudin untuk Larutan Oral
54 Suspensi Oral Mebendazol 90 Sufcntanil Sitrat
55 Tablet Mebendazol 91 lnjeksi Sufentanil Sitrat
56 Mcropcncn1 92 Injcksi Sulfatnetoksazol dan Trin1ctopri1n
57 Meropenem untuk lnjeksi 93 Suspcnsi Oral Sulfametoksazol dan
Larutan Oral Metadon Hidroklorida Trimetoprin1
- - 58 •
94 Surnatriptan
59 Injcksi Nandrolon Dekanoat
95 Sumatriptan Suksinat
60 lnjeksi Nandrolon Fenpropionat
96 Salep mata Tctrasiklin Hidroklorida
61 Kapsul Nifedipin
97 lnjeksi Tobramisin
62 Table(Nifedipin Lepas Lambat
98 Tobramisin untuk InJcksi
63
' 64
Ni111odipin
' . . . . 99 Salep Mata Tobramisin
Krim Nistafin
JOO Tetes Mata Tobramisin
65 Losio Nistatin
101 Tramadol Hidroklorida
66 Salep N istatin
102 Gel Tretionin
67 lnjeksi Nitrogliserin
103 Krem Tretionin
68 Kapsul Lepas Tunda Omeprazol
104 Tablet Trimetoprim
69 Ondansetron Hidroklorida
105 Valsartan
70 Injeksi Ondansetron
106 Vankomisin Hidroklorida
71 Tablet Ondansetron
107 Tablet ·\\'arfarin Natriutn
72 Polimiksin B untuk lnjeksi

MONOGRAFI DE'.\GAN PERUBAHAN

Barium Sulfat lnjeksi Bupivakain Hidroklorida


Keruahan (hilangkan) Bak'll pembanding
Keasaman atau kebasaan (hilangkan) Jdentifikasi
pH (tambahan)
Arsen (hilangkan) Daunorubisin Hidroklorida untuk lnjeksi
Baku pembanding
1885

Zat hiporensif (hilangkan) BakU pembanding


Air ··"'
Batas benzofenon (hilangkan)
Penetapan kadar Cemaran senyawa organik mudah· menguap
(hilangkan)
Desoksimetason
Senyawa sejenis (tambahan)
Balru pembanding
Rotasijenis
Penetapan kadar
I
Kapsul Diklosasilin Natrium Fenobarbital Natrium
Balru pembanding Cemaran senyawa organik mudah rnenguap
Disolusi ·- (hilangkan)
Syarat lain (tambahan)
Kapsul Disopiramida Fosfat Penandaan (tambahan)
Baku pc:,:banding
ldentifik.::si Tablet Fcnobarbital
Baku pen1~andi11_g
Fcnilbutazon Keseragan1ar; sediaan
BM
Batas k:::::.::",11· Gonadotropin Korionik
Cen1arc~: se11yaH1a organik rnudah nlenguap Baku pen1banding
(hilangJ:..;n)
Aktivitas esrrogenik

Fenilefrin Hidroklorida
Rotasi j.:~:is Gonadotropin Korionik Untuk Injcksi
Pernerian
1-Vadah d::n Penyitnpanan
Keseragan1an sediaan (tanibahan)
Penandaan (tambahan)
Fenilpropanolamin Hidroklorida
Baku pembanding
Ce1nara1: senyawa organik rnudah 111enguap Haloperidol
(hilangi:c:n) BM
Ba/..7.-1 penzbanding
..
Anifetan::·n Hidroklorida
Jarak lebur
Senyawa sejenis A Haloperidol
Feniramin Maleat
BM
Batas kc.<'ar Injeksi Heparin Natrium
·Batas kadar
Pernefiar:
Balm pembanding
Ke!arulc'r
ldentifil:::si Aktifitas anti-faktor Xa (hi/angkan)
H,radah dan penyirnpanan
Jarak let :1r
Susut pe•:geringan Penandaan (tambahan)
Sisa pen:.: ·aran
loga111 t~· ..ar (tan1bahan) Hidralazin Hidroklorida
Senyah:c Sejenis {hilangkan) Ba/..-u pe1nbanding
Ke1nurni. :::n /..rotn·a.tografi {ta1nbahan) Cen1aran s~nyalva organik niudah menguap
Penetapon kadar (hilangkan)
Wadah dan Penyimpanan Batas hidrazin (tambahan)
Kcmumiaan kromatografi (tambahan)
Fenitoin Natrium Penetapan kadar
Batas kadar Wadah danpenyimpanan
1886

Hidrogen Peroksida Pekat


Keasaman
... Imiprmanin' Hidroltlorida
BM
ldentifikasi (hilangkan) Kelarutan
Sisa penguapan (hi/angkan) Bal..-u pembanding
Logam berat (hi/angkan) /dentifikasi
Batas pengawet (hilangkan) Senyawa sejenis (tambahan)
Syarar lain (tambahan) Ce1naran senyawa organik mudah n1enguap
Penandaan (tambahan) (hilangkan)
Penetapan kadar
. ~,arutan Topikal Jlidrogen Pcroksida
Pe1nerian Isoksuprin Hodroklo_rida
Residu tidak menguap (tambahan) BM
Cernaran senya1va organik n1udah menguap
(hilangkan)
Krim Hidrokortisoil Asctat
Baku pembanding
Penetapan kadar
Kalium lodida
Cen1aran senya1va organik 1nudah n1enguap
(lzilangkan)
Hidroksizin Hidroklorida Penetapan kadar
Batas kadar
Baku pe111banding Kalsium Glukonat
Susut pengeringan (tarnbahan) BM
Ken1urnian krornatografi Batas kadar
Penetapan kadar Baku 11e1nbandi11g
Jdentijikasi
Hiosiamin Sulfa! Susut pengeringan
BM Klorida
Baku pcrnbanding Oksalat (tambahan)
Idenrifikasi Fosfat (tamba/zan)
Suhu lebur'(hilangkan) S1i/fat ' '
Air (tambahan)
Lagam berat
Rotasi jenis Magnesium dan logam alkali (tambahan)
Susut pengeringan (hilangkan) Besi (tambahan)
Sisa pe1nijaran Penandaan (tambahan)
Zat mudah terarangkan (hilangkan)
Cen1aran senyawa organik 1nudah n1enguap
Kalsium Laktat
(/iilangkan) Baku pembanding (tambahan)
Alkaloid lain (hi/angkan)
Identifikasi
Ken1urnian kron1atografi {larnbahan) Cetnaran senya1va organik mudah nienguap
Penelapan kadar (/zilangkan)
Penandaan (ta111bahan)
Homatropin Hidrobromida
BM
Kanamisin Sulfat
Batas kadar
Baku pembanding
Baku pembanding
Jdentifikasi
· Tropin (tambahan)
Syaral lain (tambahan)
Kemumian kromatografi (tambahan) Penetapan kadar
Penetapan kadar Penandaan (tambahan)
1887
I
Injeksi Kanamisin KlindaJllisin Palmitat,Hidroklorida
.•! '
Judul mo11ografi Baku pembanding
Baku pembanding
Jdentifikasi Kloramfenikol
Syarat lain (tambahan) Endotoksin bakteri (tambahan)
Penetapan kadar Sterilitas (tambahan)
Penandaan (tambaha11)
Kapsul Kanamisin Sulfat Kapsul Kloramfenikol
Baku pembanding Disolusi

Diso/usi ·-
Jdentifikasi
Tetes Mata Kloramfenikol
Penetapan kadar Penandaan (tambahan)

Ketamin Hidroklorida Klotrimazol


Batas kadar Ba/..·u pen1ba11ding
Ba/...-u penzbanding
Jarak lebur (hila11gkan} Tablet Kuinidin Sulfa!
Ami11a asing (hi/angkan) Baku pembanding
Kenzurnian kromatografi (Jzilangkan) Disolusi
Senyawa sejenis (tanzbahan) Keseraganzan sediaan
J>enetapan kadar
iVadah dan penyinzpanan Kuinin Sulfa!
BM
Tablet Ketokonazol Ba/...-u pernbandi,.ig ~
Waktu hancur (hilangkan) Rotasi jenis
Disolusi (tambahan)
Penetapan kadar Tablet Kuinin Sulfat
Ba/...-u pembandr'ng
Klavulanat Kalium Disclusi ' '
Judul monografi Keseragaman sediaan
Bal..-u pembanding
Endotoksin hakteri (tambahan} Levamisol Hidroklorida
Sterilitas '(tambahan) Baku pembanding
Kalium klavam-2-karboksilat Rotasijenis
Amin a/ifatik (tambahan)
Asam 2-eli/heksanoat (tambahan) Levonoregestrel
Kemurniaan kromatografi (tanzbahan) Baku pemba11ding
Penetapan kadar Rotasijenis
Penandaan (tambahan)
Lidokain Hidroklorida
Klindamisin Hidroklorida BaJ..-u pen1banding
Senyawa sejenis (tarnbahan) Jdentifikasi
Penetapan kadar Syarat lain (tambahan)
Penetapan kadar
Kapsnl Klindamisin Hidroklorida Penandaan (tambahan)
Disolusi
Penetapan kadar
1888

Injeksi Lidokain Hidroklorida dan Epinefrin .. ~

Judul monografi
Bak-u pembanding Nadolol
Penetapan kadar /idokain hidroklorida BM
- Penetapan kadar epinefrin Kelarutan
Bak-u pembanding
Lindan
Bataskadar Tablet Nadolol
Peneta11an kadar Baku pembanding
,
Disolusi

Nafazolin Hidroklorida
Linkomisin Hidroklorida Batas kadar
BM Penetapan kadar
Baku pe1nbanding
Syarat lain Nalokson Hidroklorida
Endotok>in bakteri (hi/angkan) Baku pen1banding
Penetapan kadar ldentijikasi
Penandaan (tan1bahan) H'adah don pcll)'in111anan

lnjeksi Linkomisin Naprokscn


Judul n1onogra_fi Rotasijenis
Bahu pen1ba11ding
Naprokscn Natrium
Kapsul Linkomisin Hidroklorida Rotasijenis
Baku pembanding Ke111urnia11 J..Tomatografi
Pe;1etapan kadar Cernaran senyalva organik mudah menguap
(hilangkan)

Mestranol
Ta'blct Nt1pioksc'n \\lacrium
BM
Disolusi
Baku pembanding
Penetapan kadar
ldentifikasi

Tablet Neostigmin Bromida


Metilparabcn Disolusi
Batas kadar Penetapan kadar
Pe111erian
Kelarutan Nifedipin
Baku pcnzbanding BM
ivarna /arntan (ta111bahan) ldentifikasi
Keasarnan (tan1baha11) Senya\Va sejenis
Sisa pen1ijaran (tan1balian) Penefapan kadar
Senya\-i,·a sejenis (tan1bahan)
Syarat lain (hilangkan) Nistatin
Penetapan kadar Baku pembanding
Ph
Mctotrcksat Komposisi (tambahan)
Baku pembanding Penandaan (tambahan)
Cemaran senya\va organik mudah menguap
1889

Nitrogliserin Encer _,. Pindolol


Peringatan Baku pembanding
Baku pembanding ldentifikasi
Penetapan kadar Cemaran senyawa organik 1nuddriz menguap
Wadah dan penyimpanan (hilangkan)

Noretisteron Piperazin
Baku pembanding Baku pembanding (tambahan)
Jdentifikasi
Tablet Noretisteron Amina primer.don Amonia (hilangkan)
Baku pembanding Kemurnian kromatografi (tambahan)
Waktu hancur (hilangkan)
Diso/z,si (tambahan) Piperazin Sitrat
Identifikasi
Norgestrel An1ina primer don Amonia (fzilangkan}
Ba~11 pe1nbanding Ken1urnian kromatografi (tarnbahan)
Susut pcngeri~1gan
Polimiksin B Sulfat
Nortriptilin Hidroklorida Ba/...-u j)e111banding
Ce1naran senyawa organik mudah n1enguap Ident(fikasi
(hilangkan) Sisa pen1ijarat' (hilangkan)
Kemurnian kro1natografi (tatnbahan) Fenilalanin (tambahan)
Syarat lain (tambahan)
Noskapin ' Penandaan (tambahan)
BM
ldentifikasi Prazikuantel
BaJ...-u pernbanding
Parafin Jarak lebur
'Baku pembanding (tambahan)
Komposisi
Batas kadar
Prazosin Hidroklorida
Identifikasi BM
Jarak beku Batas kadar
Reaksi (hilangkan) Pemerian
Keasaman (tambahan) Identifikasi
Kebasaan (tambahan) Nike/
Zat mudah terarangkan Senyawa sejenis (hi/angkan)
Hidrokarbon aromatik po/isik/ik (tambahan) Cemaran urnum (tarnbahan)
Kandungan sulfur (tambahan) Sisa pemijaran
Wadah dan penyimpanan Air
Penandaan (tanibahan) Penetapan kadar
Penandaan (tarnbahan)
Paramomisin Sulfat
BM
Prednison
Jdentifikasi
Komposisi
Baku pembanding
Pektin Air (tambahan)
!dentifikasi
Susul pengeringan (hilangkan)
Penandaan (tambahan)
Cemaran umum (hilangkan)
1890

Kemurnian kromatografi (tambahan) lnjeksiStreptom~jn


Penandaan (tambahan) Judul 'monografi
Komposisi
Tablet Prednison Endotoksin bakteri
Baku pembanding Penetapan kadar
Identifikasi
Tamoksifen Sitrat
lsomerE
Propilparaben
Arsen (hilangkan)
Batas kadar
Cemaran senyawa organik mudah menguap
Baku pembanding
Jarak /ebur ·- [hilangkan)

Warna larutan (tambahan) Tetrasiklin Hidroksida


Keasaman (tambahan) Baku pembanding
Sisa pemifaran (tambahan) Identijikasi
Senyaiva sejenis (tambahan) Rorasifenis (tambahan)
Keasan1an, Susut pengeringan, Sisa pe1nijaran Logam berat (rambahan}-'
(hilangkan) Syarat lain (tambahan}
Penetapan kadar Penandaan (ta111baha11)

Tablet Ranitidin Hidroklorida Tetes Mata Timolol Maleat


Ke1nur11iaan l...Tomatografi Baku JJe111ba11ding
Penetapan kadar Penetapan kadar

Resorsinol Tripelenamin Hidroklorida


Ba/..'11 pembanding Barus kadar
Penetapan kadar Cemaran umum (hilangkan)
Kemurnian krornatografi (tarnbahan)
Ribovlafin Penerapan kadar
BM
Baku pembanding Vankomisin Hidroklorida
Rotasi jenis Struktur kilnia
BM
Simetidin Baku pembanding
Selenium {hilangkan) Kemurnian kromatografi
Kemurnian kromatografi Monodeklorovankornisin (tambahan)
Penetapan kadar BM
JYadah don Penyilnpanan Ba/....-i1 pen1banding
Kenzurnian kro1natograji

Tablet Simetidin Monodeklorovankotnisin (tan1bahan)


Disolusi A1onodeklorovankon1isin (tarnbahan)

Simetikon Vitamin E
Baku pen1banding Baku petnbanding (tarnbahan)
Identifikasi Penandaan (tambahan)
Kandungan silikon dioksida
Wadah dan penyimpanan
. 1891.

LAMPIRAN BARU

I Penimbangan dengan Timbangan Analitik <1342>


2 Cara Berlaboratorium Mikrobiologi yang Baik <1352>
3 Prosedur Disolusi: Pengembangan dan Validasi <1353>

LAMPIRAN DENGAN PERUBAHAN

· Jdentifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281 >


2 -Uji Jdentifikasi Umum <291>
3 Cemaran Umum <481>
4 Analisis Termal <741>
5 Penetapan Kadar Etanol <I 041 >
·-
6 UjiWaktuHancur<l251>
7 Volume Terpindahkan <1261>

PEREAKSl1:>El\GAN PERlJBAHAN

1 A111aran P
2 A111aran LP
3 Feroi11 sulfat LP
4 Larutan Dapar

"
.

·-

MONOGRAFI.

. '
' . ' ' '
'

.

' '
Suplemen III Fannalrope Indonesia IV Monografi I Alendronat Natrium 1892

Tambaha11 mo11ografi masukkan ke dalam labu tentukur 2000-ml, larutkan


ALENDRONAT NATRIUM ..• dan · encerka.n deiigan air sampai tanda. Atur pH
Alendronate Sodium hingga 8 dengan penambahan asam fosfat P. Saring
mclalui penyaring dengan porositas 0,5 µm atau lebih
kecil.
Larutan 9jluoroenilmetil kloroformat Timbang
sejumlah .9-fluoroenilmetil kloroformat, larutkan
" 3HP dalan1 asetonitril P hingga kadar lebih kurang 4 mg
per ml. Larutan dibuat segar.
Larutan A Buat campuran Dapar - asetonitril P
(17:3). Saring dan awaudarakan.
Larutan B Buat campuran asetonitril P - Dapar
Natrium lrihidrogen (4-amino-1-hidroksibutiliden)
(7:3). Saring dan awaudarakan. •-
difosfonal trihidral [ 121268-17-5] Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A
C,H,,NNaO,P,. 3H20 BM 325,12 dan La11Jtan B seperti yang tcrtera pada Sistem
i.Tomatografi. Jika pcrlu lakukan pcnyesuaian
Alendronat Natriu1n n1engandung tidak kurang dari menurut Kesesuaian sistenz scperti yang tcrtera pada
98,0% dan tidak lcbih dari 102,0% C 4H 12NNa0 7P,, Kromatografi <931>.
dihitung terhadap zat yang tclah dikcringkan. La11Jtan ba/...·.u pCrsediaan ;Timbang saksama
·scjumlah Alendronat Natrlum BPF!, larutkan dalam
Pcmerian Serbuk putih, mudah mengalir. Pengencer hingga kadar lcbih kurang 0,6 mg per ml.
Larutan baku Pipet 5 1111 La111fan baku persediaan
Kclarutan Larut dalan1 air; sangat sukar larut da\a1n kc dalam tabung sentrifuga polipropilcn 50 ml
dimetil sulfoksida, dalam metil alkohol, dan dalam bertutup ulir yang bcrisi 5 ml Larutan borot.
propilen glikol; praktis tidak larut dalam aseton, Ta111bahkan 5 ml asetonitril P dan 5 1111 Ln11Jtan 9-
dalam asctonitril, dalam etanol, dalam klorofom1, dan jluoroenilmetil k/oroformat, kocok selama 45 dctik.
dalam isopropil alkohol. Biarkan pada suhu ruang sclama 30 menit.
Tan1bahkan 20 1111 n1etilena klorida P, kocok kuat
Baku pcmbanding Alendrona/ Nat•·ium BPFJ; tidak selan1a 1 menit. Ser;.trifus sclan1a 5 sampai 10 n1cnit,
boleh dikeringkan. Merupakan bentuk trihidrat dari gunakan bagian yangjcrnih di atus lapisan air.
Alendronat Natrium. Simpan dalam wadah tertutup Enceran larutan baku Ukur saksama sejumlah
rapat. Sctelah dibuka, simpan dalam desikator pada volurne Larutan baku persediaan, cncerkan dengan
suhu ruani;. Pengencer hingga kadar lebih kurang 0,6 µg per ml.
Blangko Gunakan 5 nll Pengencer, lakukan seperti
Identifikasi tertcra pada Larutan baku, mulai dari "ke dalam
A. Spektrum serapan inframerah zat yang tabung sentrifuga 50 ml polipropilcn bertutup ulir".
didispersikan dalam minyak mineral P menunjukkan Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 30 mg
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang zat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan
sama dengan Alendronat Natriurn BPFJ. dan encerkan dengan Pengencer sampai tanda,
B. Menunjukkan reaksi Natriu1n seperti yang kocok. Pipet 5 ml larutan, dan lakukan seperti lertera
tertera pada Uji ldentifikasi Umum <291>. pada Larutan baku, mulai dari "kc dalan\ tabung
scntrifuga polipropilen bertutup ulir 50 ml".
Susut pengeringan <1121> Tidak kurang dari Sis/em kromatografi Lakukan seperti yang tertcra
16,1% dan tidak lebih dari 17,1%; lakukan pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
pengeringan pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg ti:iggi dilengkapi dengan detektor 266 nm dan kolom
dan suhu 140° hingga bobot tctap. ·1, I 01111 x 25 cn1 yang berisi bahan pengisi L2 l. Laju
alir lcbih kurang 1,8 ml per mcnit. Pertahankan suhu
Logam bcrat <371> Metode V Tidak lcbih dari 10 kolom pada 45°. Kromatograf diprogram scbagai
bpj. berikut:

\Vaklu Larutan A Larutan B Eluasi


Kcmurnian kro1natografi t\.1asing-1nasing cen1aran <meniQ . (o/a) (%}
tidak lebih dari 0, I% dan jumlah semua cemaran 0 100 0 keselimbangan
tidak lebih dari 0,5%. Lakukan penetapan dengan 0-15 ioo -·so o-so gradien linier
cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang 15-25 so-o so-100 gradien Jinier
25-27 o~ loo 100-.0 gradien linier
tertera pada Kromatografi <931>. 27-32 100 0 isokratik
Lanuan borat dan Pengencer Lakukan seperti yang
tertera pada Penetapan kadar. Lakukan kromatografi. terh~dap Larutan baku dan
Dapar Timbang 5,88 g natrium sitrat dihidrat P Enceran /arutan baku, rekam respons puncak seperti
dan 2,84 g natrium fosfat dibasa anhidrat P
1893 Tablet Asam Alendronat Monografi Suplemen III Farmakope Indonesia IV

ya~g tertera pada Prosedur: faktor ikutan puncak Larutan uji Pipe! 5 ml La(,,tan uji persediaan,
utama pada kromatogram Larutan baku tidak,oJ~,b,ih, .-• lakukan seperti tertera "jlada Larutan baku dimulai
dari 2,0; dan puncak Enceran larutan baku pada dengan "ke da!am tabung sentrifuga polipropilen 50
waktu retensi yang sama dengan Larutan baku harus ml bertutup ulir".
mempunyai perbandingan "signal to noise" tidak Sistem kromatografi Lakukan. seperti yang tertera
kurang dari 3. pada Kromatogrqfi <931>. Kromafograf cair kinerja
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah tinggi dilengkapi dengan detektor 266 nm dan kolom
volume sama (Jebih kurang 20 µI) Larutan uji dan 4,1 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L21. Laju alir
Blangko, rekam kromatogram, ukur respons semua lebih kurang 1,2 ml per menit Pertahankan suhu
puncak. Abaikan setiap puncak yang sesuai dengan kolom pada 35°. Lakukan kromatografi terhadap
puncak Blangko. Hitung persentase setiap cemaran Larutan b'aku, rekam respons puncak seperti yang
terhadap alendronat natrium dengan rumus: tertera pada Prosedur: efisiensi kolom tidak kurang
dari 1500 !empeng teoritis; faktor ikutan tidak !ebih

100(~)
dari 1,5; dan simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
1'rosedur Suntik!:::an sccara terpisah sejumlah
volume sama (Jebih kurang lU µ!) Larutan baku,
r; adalah respons puncak masing-masing cemaran, rs larutan uji, dan Blangko ke dalam kromatograf,
ad"alah jumlah sen1ua respons puncak cemaran d;tn rckam kromatogram, dan ukur respons puncak utama.
puncak uiama. Hitung jun1lalf dala1n n1g, alendronat natriun1,
C,H 12 NNa0 7Pi, dalam zat yang digunakan dcngan
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara ru1nus:
Krornatografi cair kinerja tinggi sepcrti yang tertcra
pada Kromatografi <931>.
Dapar Larutkan 14,7 g natrium sitrat dihidrat P
dan 7,05 g natriumfosfat dibasa anhidrat P dalam air
hingga 1000 ml, atur pH hingga 8 dengan
penambahan asam fosfat P. D adalah faktor pcngcnccran untuk La111tan uji
Pengencer Larutkan 29,4 g natrium sitrat dihidr(t•l persediaan; Cs adalah kadar dalam mg per ml
P dalam air hingga I 000 ml. Larutan balru persediaan; ru dan rs berturut-turut
Larutan borat Larutkan 19,1.g natrium borat P adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan
dalam air hingga I 000 ml. balm.
Larutan 9-Fluoroeni/me!il kloroformat Timbang
sejumlah 9-fluoroenilmetil kloroformat, larutkan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
dalam ase/onitril P hingga kadar lebih kurang 0,5 mg rapat, pada suhu ruang.
per ml. Larutan dibuat segar.
Fase gerak Buat carnpuran Dapar - asetonitril P -
metanol P (70:25:5), saring dan awaudarakan. Jika Tambahan monograji
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian TABLET ASAMALENDRONAT
sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>. Alendronic Acid Tablets
Larutan baku persediaan Timbang saksama
sejumlah Alendronat Natrium BPFI, larutkan dalam Tablet Asam Alendronat mengandung Alendronat
Pengencer hingga kadar lebih kurang 0, I mg per ml. Natrium, yang setara dengan asam alendronat,
Lan11an baku Pipet 5 ml Lar,aan baku persediaan C,H 13N01P2 tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
ke dalam tabung sentrifuga polipropilen 50 ml dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
bertutup ulir yang berisi 5 ml Larutan borat.
Tambahkan 5 ml Larutan 9-fluoroenilmetil
Baku pcmbanding Alendronat Natrium BPFI; tidak
kloroformat dan kocok selama 30 detik. Diamkan boleh dikeringkan. Merupakan bentuk trihidrat dari
pada suhu ruang selama 25 menit. Tambahkan 25 ml
alendronat natrium. Sirnpan dalan1 \Vadah tertutup
n1eti/ena klorida P, kocok kuat-kuat selama 1 mcnit.
rapat, setelah dibuka, simpan dalam dcsikator pada
Scntrifus selama 5 sampai I 0 n1enit. Gunakan bagian
suhu ruang.
yangjemih di atas lapisan air.
Blangko Gunakan 5 ml Pengencer, lakukan seperti
ldentifikasi Waktu retensi puncak utama
tertera pada Larutan baku, dimu!ai dengan "ke dalam
kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larufan
tabung sentrifuga polipropilen 50 ml bertutup ulir".
baku seperti yang dipero!eh pada Penetapan kadar.
Larutan uji persediaan Timbang saksama lebih
kurang 25 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur
250-ml. Larutkan dan encerkan dengan Pengencer
sampai tanda.
Suplemen III Farmakope Indonesia IV Monografi I Tablet Asam Alendronat 1894

Disolusi <1231>
UJI I
Media diso/usi: 900 ml air
A/at tipe 2: 50 rpm.
Waktu: 15 menit. C adalah kadar Alendronat Natrium BPFI dalam mg
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C,H13N01P2 per ml larutan baku persediaan; ru di1n rs berturut-
yang terlarut dengan cara Kromatografi cair kinerja turut adalah respons puncak yang diperoleh dari
tinggi seperti yang tertera pada Kromatograji <931>. Larutan uji dan Larntan baku. [Catalan: 827,l
Dapar dan Fase gerak Bual seperti yang tertera adalah faktor konversi bobot molekul C,H13NO;P;/
pada Penelapan kadar. C,H12NNa0 7P,J dikalikan dengan volume media
Lani/an 9-Fluorenilrneti/ kloroformat 0,05% (900 ml)]
Timbang lebih kurang 100 mg 9-fluorenilmetil To/eransi Dalam waktu 15 mcnit harus larut tidak
kloroformat, masukkan ke dalam labu tentukur 200- kurang dari 80% (Q) C4 H~J)0 7 P,, dari jumlan yang
ml, larutkan dan encerkan dcngan asetonitril P tertera pada etiket. Untuk tablet" dengan etiket dosis
sampai tando Larutan dib11at segar. mingguan, dalam waktu 15 menit hams larut tidak
Dapar borat Timbang 6,2 g asam borat P, larutkan kurang dari 75% (Q) C,H 13 N0 7P2 dari jumlah yang
dalam lebih kurang 950 ml air, atur pH hingga 9,0 tertera pada etiket.
dcngan penan1bahan natriun1 hidroksida 1 N, dan
cncerkan dengan ait hingga 1000 1nl. UJI 2 -
Pengencer Tiinbang 176,4 g 11atriun1 sitral Jika sediaan harus n1emenuhi uji ini, pada pcnandaan
dihidrat P, masukkan ke dalam labu tentukur 1000- dicantumkan uji diso/usi 2, jika tidak menggunakan
ml, larutkan dan cncerkan dengan Media diso/usi uji disolusi I.
san1pai tanda. Media disolusi: 900 ml air
La111tan baku persediaan Tin1bang saksama A/at tipe 2: 50 rpm.
scjumlah Alendr01iat Natrium BPFI, larutkan dalam Waktu: 30 mcnit.
A1edia disolusi, cncerkan sccara kuantitatif dan jika Lakukan penctapan jumlah C,H12NNaO,P2 .3H,O
pcrlu bertahap dcngan media disolusi hingga kadar yang terlarut scpcrti yang tertera pada Penetapan
seperti lan1tan disolusi. kadar.
Larutan baku ~)ipet 5 nil La111tan baku persediaan Toleransi Dalan1 \vaktu 30 111enit harus larut tidak
kc dalam tabung scntrifuga polipropilen 50 ml kurang dari 80% (Q) C,H 12NNaO,P 2.3H20 dari
bcrtutup ulir yang bcrisi 1,0 ml Pengeni:er dan 5,0 ml jumlah yang tertera pada etikct.
Dapar borat, campur sclama lebih kurang 3 menit.
Tambahkan 4,0 ml Larntan 9-Fluorenilmetil Kcscragaman scdiaan <911>1'-1emenuhi syarat
kloroformat 0,05%, dan kocok sclama lebih kurang
30 detik. Diamkan larutan pada suhu ruang selama 25 Pcnetapan kadar Lakukan pcnetapan dcngan. cara
menit. Tambahkan 25 ml metilena klorida P, dan Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
kocok selama 40 detik. Sentrifus campuran selama 5 pada Kromatografi <931>.
menit. Gunakan bagian yang jemih di atas lapisan air. Pengencer Timbang 29,4 g natrium sitrat dihidrat
Blangko Gunakan 5 ml air, lakukan seperti yang P, masukkan ke dalam labu tentukur 1000-ml,
tcrtera pada Larutan baku, dimulai dari "ke dalam larutkan dan encerkan der.gan air sampai tanda.
tabung sentrifuga polipropilcn 50 ml bertutup ulir". Dapar Timbang 14,7 g natrium sitrat dihidrat P
larutan uji Sctclah 15 menit, ambit sejumlah dan 7 ,05 g natrium fosfat di basa anhidrat P,
larutan disolusi dan sentrifus segera. Pipe! 5 ml masukkan ke dalam labu tentukur 1000-ml, larutkan
beningan, lakukan seperti yang tertera pada Lan1tan dalam 900 ml air, atur pH hingga 8,0 .dengan
baku, dimulai dari "ke dalam rnbung sentrifuga penambahan asam fosfat P, encerkan dengan air
polipropilcn 50 ml bcriutup ulir". san1pai tanda.
Sisrem kromatografi Lakukan seperti yang tertera Lan11an 9-Fluorenibnetil k/oroformat 0,1%
pad a Kromatogr~(i <93 1>. Lakukan seperti yang Timbang Jebih kurang 250 mg 9-fluorcnilmetil
tertcra pada I'enerapan kadar. Lakukan kror~1alografi kloroformat, masukkan kc dalam labu tenwkur
tcrhadap Larutan baku, d~n rckan1 rcspons puncak 250-ml, enccrkan dengan asetonitril P sampai tanda.
scperti tcrtcra pada Prosl.!d:.-r: faktor kapasitas, k, Larutan dibuat segar.
tidak kurang dari 2,0; dan simpangan baku relatif Larutan borat Tim bang lebih kurang 38, 1 g
pada penyuntikan ulang tipak lebih dari 2,0%. natriunz borat P, masuk.kan ke dalam labu tentukur
Prosedur Suntikkan secara tcrpisah sejumlah 1000-ml, larutkan dan encerkan dengan air sampai
volume sama (lebih kurang 50 µl) larntan baku, tanda.
Larntan uji dan Blangko ke dalam kromatograf, Fase gerak Buat campuran Dapar - aselonitril P -
rckam kromatogram dan ukur respons puncak utama. metanol P (75:20:5), saring dan awaudarakat\. Jika
Hitung jumlah dalam mg, asam alendronat, perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
C4H 13N0 7P2. yang terlarut dengan rum us: sistem seperti yang tertera pada Kromatografi <931 >.
1895 Tablet Amitriptilin Hidroklorida I Monografl Sup/emen Ill Farmakope Indonesia IV

Larutan baku persediaan Timbang saksama Wadah dan penyimpaq~n Dalam wadah tertutup
sejumlah Alendronal Natrium BPFI, larutkan dan ···rapat, pada suhu antara 15° dan 30°.
encerkan dengan Pengencer hingga .bdar Jebih
kurang 0,03 mg per ml.
Larutan baku Pipe! 5 ml Larutan baku persediaan Tambahan monografi
ke dalam tabung sentrifuga polipropilen 50 ml TABLET AMITRIPTILIN HIDRO-
bertutup ulir yang berisi 5 ml Larutan borat, campur KLORIDA
selama 3 menit. Tambahkan 4 ml Larutan 9- Amitriptyline Hydrochloride Tablets
Fluorenilmetil kloroformat 0,/%, kocok selama 30
detik. Diamkan larutan pada suhu ruang selama 25 Tablet Amitriptilin Hidroklorida mengandung
menit. Tambahkan 25 ml metilena klorida P, dan Amitriptiliri. hidroklorida, C20H,,N.HCI, tidak kurang
lmcok sel.ama 40 detik. Sentrifus larutan selama 10 dari 90,0% dan tidak Jebih dari 110,0% dari jumlah
menit Gunakan bagian yangjemih di atas lapisan air. yang tertera pada etiket.
LOrutan uji persediaan Masukkan tidak kurang
dari 10 tablet ke dalam labu tentukur 1000-mL Baku pcmbanding Amitripti/in Hidroklorida BPFI;
Tambahkan 500 ml Pengencer, kocok secara lakukan pengeringan pada tekanan tidak lebih dari 5
mekanik selama 30 · menit dan sonikasi selama 5 mmHg pada suhu 60° hingga bobot tetap sebelum
menit. Encerkan dengan Pengencer sampai tanda dan digunakan, simpan dalam wadah tertutup !apat.
sentrifus sebagiap dari. larutan ini. Encerkan secara
kuantitatif sejumlah volume beningan hingga kadar Jdentifikasi
0,02 sampai 0,03 mg per ml. A. Masukkan sejumlah serbuk tablet sctara dengan
Larutan uji Pipet 5 ml Lantfan uji persediaan, Jebih kurang IO mg amitriptilin hidroklorida ke
Jakukan sepeni yang tertera pada Larutan baku, dalam la bu tentukur I 00-ml, tambahkan 50 ml
dimulai dari "kc dalam tabung sentrifuga polipropilen metanol P, kocok dan encerkan dengan metanol P
50 ml bertutup ulir". sampai tanda. Saring larutan, pi pet I 0 ml filtrat dan
Blangko Gunakan 5 ml Pengencer, lakukan seperti encerkan dengan metano/ P hingga \ 00 ml. Spekirum
yang tertera pada Larulan baku, dimulai dari "ke serapan larutan menunjukkan maksimum hanya pada
dalam tabung sentrifuga polipropilen 50 ml bertutup panjang gelombang yang satna seperti A1nUriptilin
ulirn. Hidroklorida BPFl.
Sistem kromatografl Lakukan seperti yang tertera B. Waktu retensi puncak utama kromatogram
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
tinggi dilengkapi dengan detektor 266 nm dan kolom diperoleh pada Penetapan kadar.
4,1 mm x 25 cm yang berisi bahan pengisi L21,
pertahankan suhu kolom pada 35°. Laju alir lebih Disolusi <123 \>
l-urang 1 ml per menit.. Lakukan kromatografi .Medi!il diso!usi: 900 ml asam klorida 0, I N.
terhadap Larutan baku dan rekam resporis puncak ' A/at tipe /: 100 rpm.
seperti yang tertera pada Prosedur: faktor kapasitas, Waktu: 45 menit.
k. tidak kurang dari 2,0 dan simpangan baku relatif .Prosedur Lakukan penetapan jumlah amitriptilin
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. hidroklorida, C20H 23 N.HCI, yang terlarut dengan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah mengukur serapan filtrat larutan disolusi, jika perlu
volume sama (lebih kurang 50 µI) Larutan balm, encerkan dengan Media disolusi dan serapan !arutan
Larotan uji, dan B/angko ke dalam kromatograf, baku Amitriptilin Hidrok/orida BPFI dalam media
rekam kromatogram, dan ukur respons puncak utama. yang sama pada panjang gelombang serapan
Hitung jumlah dalam mg asam alendronat, maksimum lebih kurang 239 nm. -
C4H 13N0 7P,, dalam tablet yang digunakan dengan To/eransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
rumus: kurang dari 75% (Qi C20 H23 N.HCI, dari jumlah yang
tertera pada ctiket.

0,919DC(:~) Kcscragaman scdiaan <911> Mcn1enuhi syarat.

Pcnetapan kadar Lakukan penctapan dengan cara


D adalah faktor pengenceran Larutan baku Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
persediaan; C adalah kadar Alendronat. Natrium pada Kromatografi <93 l>.
BPFI dalam mg per ml Larutan baku persediaan; ru Dapar Larutkan ll ,04 g natrium fosfal monobasa
dan rs berturut-turut adalah respons puncak Larutan P dalam 900 ml air, atur pH hingga 2,5 ± 0,5 dengan
uji dan Larutan baku [Catalan 0,919 adalah faktor penambahan asam fosfat P dan encerkan dengan air
konversi bobot mole/cu/ (CJ[,,NO,P,! hingga I 000 ml.
C,H12NNa0 7Pi)]. Fase gerak Buat campuran Dapar - asetonitril P
(58:42), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
Suplemen Ill Farmalwpelndonesia JV Monografi I Ampisilin dan Sulbaktam untuk Injeksi 1896

peny~suaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang berturut-turut tidak kurang dari 563 µg dan 280 µg
tertera pada Kromatografi <931>. .• per mg, dihitung·terhadap zat yang telah dikeringkan.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Amitripti/in Hidroklorida BPFI, larutkan dan Baku pcmbanding Ampisilin BPFI adalah bentuk
encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih anhidrat. Keringkan dalam hampa di atas fosfor
kurang 0,2 mg per ml. · pentaoksida p pada suhu ruang hingga bobot tetap
Larutan uji Masukkan 20 tablet ke dalam labu sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup
tentukur 500-ml, tambahkan 250 ml Fase gerak, rapat, sejuk dan kering. Endotoksi11 BPFI [Catalan
kocok selama I jam atau sampai tablet hancur: Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isinya harus
Tambahkan Fase gerak sampai tanda dan saring. hati-hati untuk menghindari kontaminasij
Encerkan sejumlah volume filtrat (VF ml) dengan Rekonstitusi seluruh isi, gunakan larutan dalam
Fase gerak (VA ml) hingga kadar amitriptilin waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan
hidroklorida lebih kurang 0,2 mg per ml. larutan, dalatn lemari pendingin; . Sulbakram BPFI.
Sis/em kromc.tografi Lakukan sepetti yang tertera Tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan, simpan
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja dalam wadah tertutup rapat dan dalam. lemari
tinggi dilengkapi dengan detekror 254 nm dan kolom pembeku.
4 mm x 30 cm berisi bahan pengisi LI. Laju alir lebih
kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi Larutan terkonstitusi Pada waktu digunakan,
terhadap Larutan baku dan rekam respons puncak memenuhi syarat Larutan terkpnstitusi seperti yang
seperti yang tertera pada Prosedur: faktor ikUlan tertera pada Jnjectiones.
tidak lebih dari 2,0; efisiensi kolom tidak kurang dari
800 lempeng teoritis dan simpangan baku relatif pada Idcntifikasi Waktu retensi puncak utama
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. kro1natogram Larutan uji sesuai dengan Larutan
Prosedur Suntikkan secara terpisah scjun1lah baku seperti yang diperoleh pada Penetapan kadar.
volume sama (lebih kurang 20 µI) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalan1 kro1natograf, rekan1 Endotoksin baktcri <201> Tidak lebih dari 0,17 unit
kromatogra1n dan uk-ur respons puncak utarna. Hitung Endotoksin FI dalam zat yang setara dengan I mg
ju1nlah dalam mg. a1nitroptilin hidroklorida, campuran ampisilin dan sulbaktam (berturut-turut
_C 20 H23N.HCl, dalam riap tablet yang digunakan 0.67 dan 0.33 mg). .
dcngan ru1nus:

Sterilitas <71> Mcmenuhi syarat, seperti yang

500 (_f_ 1( V, Yru)


20) V J' r
F \ S
tertera pada Pen;1aring A1e111bra11 dalam Uji Sterililas
dari produk yang diuji.

pH <1071> Antara 8,0 dan 10,0; lakukan penetapan


C adalah kadat" Amitriptilin' Hidruklorida BPFI dalam menggunakan larutan yang' mengandung ampisilin I 0
mg per ml Larutan baku; V, dan VF berturut-turut mg per ml dan suibaktam 5 mg per ml.
adalah volume dalam ml Fase gerak dan filtrat"pada
pengenceran Larutan uji, ru dan rs berturut-turut Kadar air <1031> Metode I Tidal< lebih dari 2,0%.
adalah respons puncak. amirriptilin hidrok.lorida
dalam Lamtan uji dan Larutan baku. Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti
yang tertera pada Jnjeksi volume kecil.
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah
tertutup baik. Syarat lain hiemenuhi syarat Keseraganzan sediaan
<911> dan Penandaan pada Infectiones.

Penctapan kadar Lakukan penerapan dengan cara


Ta111balta11 111011ografi
Krornatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
AMPISILIN DAN SULBAKTAM UNTUK
pada Kromatografi <931>.
IN.JEKSI Tetrabutilarnonhun hidroksida 0,005 M Enccrkan
Ampicillin and Sulbactam for Injection 6,6 ml Larotan tetrabutilan1oniun1 hidroksida 40%
dengan air hingga 1800 ml. Atur pH hingga 5,0 ± 0,1
Ampisilin dan Sulbak12m unruk injeksi adalah suatu dengan penambahan asam fosfat I M. Enccrkan
campuran Natrium Ampisilin dan Natrium Sulbaktam dengan air hingga 2000 ml.
kering dan steril. Mengandung ampisilin, Fase gerak Buat campuran tetrabutilamonium
C, 6H 19N 30 4S, dan sulbaktam. C8H11NO,S, setara hidroksida 0,005 M - asetonilril P (1650:350), saring
dengan tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
115,0% dari jumlah yang tertera pada .etiket. menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada
Perbandingan ampisilin dan sulbaktam pada etiket Kromatografi <931>.
adalah 2:1. Mengandung ampisilin dan sulbaktam,
1897 Atr~kurium Besilat I Monografi Sup/emen III Fannakope Indonesia IV

·Lorutan baku Timbang · saksama sejumlah faktor ikutan tidak lebih dari 1,5; dan simpangan
Ampisilin BPFI dan Su/baklam BPFI, larutkw dalam: .. .baku relatif . pada penyuntikan ulang tidak lebih dari
Fase gerak hingga k.adar ampisilin .. dan sulbaktam .. .2,0%. .
berturut-turut lebih kurang 0,6 mg per ml dan 0,3 mg Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
per ml. [Catalan Segera suntikkan /arutali ini]. volume sama (lebih kurang 10 µl) larutan baku dan
Lorutan resolusi Timbang saksama sejumlah Lorutan uji ke dalam kromatograf, rekam
I.
Sulbaktam BPFI, larutkan dalam nalrium hidroksida kromatogram, ukur respons puncak utama. Hitung
0,01 N hingga kadar lebih kurang 0,3 mg per ml, jumlah dalam µg ampisilin, C 16H 19N30.s, dan ! ..
diamkan selama 30 rnenit. Atur pH hingga 5,0 ± 0, 1 sulbaktam, C8H 11N0 5S, dalam serbuk injeksi yang ·. !

dengan penambahan asamfosfat P. Pipet 5 ml larutan digunakan dengan rumus:


kc dalam labu tentukur 25-rnl, tambahkan 4,25 ml
asetonitril P, encerkan dengan telrabutilamonium
. :.

hidroksida 0, 005 M sampai tanda. Pi pet 1 ml larutan


ke dalam labu tentukur 25-rnl ke dua, tarnbahkan 15
mg Ampisilin BPFI, encerkan dengan Fase gerak
sarnpai tanda. [Catalan Segera suntikkan larutan
ini}. Cs adalah kadar Ampisi/in BPFI atau Sulbaktam
Lan/Ian uji I Hornogenkan isi satu wadab BPFI dalam mg per ml Larutan baku; P adalah
. ampisilin dan sulbaktam untuk injeksi. Timbang kandungan Ampisilin BPFI atau Sulba&tam BPFI
saksama scjumlah serbuk, larutkan dalam Fase gerak dalam µg per mg; Cu adalah kadar ampisilin atau
hingga kadar lebih kurang 1 mg per ml. [Catalan sulbaktam untuk injcksi dalam mg per ml Larutan uji ·
Segera suntikkan larutan ini]. 1; ru dan r 5 adalah respons puncak anal it dari Larutan
Larutan uji 2 (Untuk kcmasan dosis tunggal). uji I dan Lanaan baku. Hitung jumlah dalam mg
Konstitusikan satu wadah ampisilin dan sulbaktam ampisilin, C 16H 19N30 4S, dan sulbaktam, CsH 11 NOsS,
untuk injeksi dengan sejumlah volume air yang dalam wadah atau dalam volume larutan konstitusi
diukur saksama sesuai dengan volume pelarut yang dcngan run1us:
tcrtera pada etiket. Pipe! semua kandungan isi wadah
menggunakan alat suntik dan jarum hipodermis, jika
perlu enccrkan secarr.-~~..::Jantitatif dan bertahap dengan ,,
Fase gerak hingga kadar. ampisilin dan sulbaktam
berturut-turut lebih kurang 0,6 mg per ml dan 0,3 mg
per ml. [Catalan Segera suntikkan larutan ini}. L adalah jumlah ampisilin atau sulbaktam dalam mg
Larutan uji 3 (Jika pada etiket tertera jumlah seperti yang tcrtera pada etiket, dalam wadah atau
ampisilin dan sulbaktam dalam volume tertentu dalan1 volume larutan terkonstitusi yang digunakan;
larutan konstitusi). Konstitusikan satu wadah D adalab kadar ampisilin atau sulbaktam dalam II]g
ampisilin. dan 'sulbakt.1m untuk irJek.~i' 'denglm' per ml Larutan uji 2 atau Larutan uji 3. berdasarkan
sejumlah volume air yang diukur saksama sesuai jumlah dalam mg ampisilin atau sulbaktam yang
dengan volume pelarut yang tertera pada etiket. Jika tertera pada etiket; ru adalah respons puncak Lorutan
perlu encerkan secara kuantitatif dan bertahap larutan uji 2 atau Larutan uji 3 dan rs adalah respons puncak
yang terkonstitusi dengan Fase gerak hingga kadar Larutan baku.
larutan ampisilin dan sulbaktam berturut-turut lebib
lmrang 0,6 mg per ml dan 0,3 mg per ml. [Catalan Wadah dan penyimpanan Simpan dalam Wadah
Segera sunlikkan /arutan ini]. padatan steril seperti yang tertera pada lnjectiones.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom Tamba/1a11 nronografi
4 mm x 30 cm berisi bahan pengisi LI. Laju alir lebih ATRAKURIUM BESILA T
kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi
Atracurium Besylate
terhadap Larutan resolusi, rekam respons puncak
seperti yang tertera pada Prosedur: \Vaktu retensi
relatif untuk Ampisilin lebih kurang 0,7 dan untuk
basil degradasi alkali sulbaktam adalah 1,0; resolusi,
R, antara ampisilin dan basil degradasi alkali
sulbaktam tidak kurang dari 4,0. Lakukan
kromatografi terhadap Lorutan baku, rekam respons
puncak seperti yang tertera pada Prosedur: waktu ester 2-(2-karboksietil)-1,2,3,4-tetrahidro-6, 7-
rctcnsi relatif Ampisilin dan sulbaktarn berturut-turut dimetoksi-2-metil-I-veratrilisokuino/inium
lcbih kurang 0,35 dan 1,0; efisiensi kolorri puncak benzensulfonat, pentameti/en [64228-81-5]
sulbaktam tidak kurang dari 3500 lempeng teoritis; c.,H,,N,o ..s, BM 1243,48
Suplemen Ill Farmakope. Indonesia JV Monografi I Atrakuritim.Besilat 1898

. ,,.,.. ,{

Atrak<Irium besilat mengandung tidak kuiang dari Wakhi i .··Larutan A Larutan B Eluasi
(menit) '(%) (%)
96,0% dan tidak lebih dari 102,0% C6sH82N201fiSi. .• 80 20 kesetimbangan
0
dihitung tcrhadap zat yang telah dikeringkan. 0-5 80 20 Isokratik
Mengandung isomer trans-trans tidak kurang dari 5-15 80-15 20-25 gradien tinier
5,0% dan tidak lebih dari 6,5%, isomer cis-trans 15-25 75 25 Isokratik.
25-30 75-55 25-45 gradien linier
tidak kurang dari 34,5% dan tidak lebih dari 38,5%, 55-o 45-100 gradie;1 linier
30-38
isomer cis-cis tidak kurang dari 55,0% dan tidak 38-45 0 100 Isokratik
lebih dari 60,0%.
Lakukan kromatografi terhadap Lanttan reso/usi dan
Baku pembanding Atrakurium Besilat BPFI; tidak rekam respons puncak seperti yang tertera pada
boleh dikeringkan, lakukan penetapan kadar ·air Prosedur: resolusi, R, antara puncak isoriier trans-
secara titrimetri pada saat digunakan. Simpan dalam trans dan metil benzensulfonat tidak kurang dari 12,0.
wadah tertutup rapat dan tempat dingin. Lakukan dua kali kromatografi Larulan baku dan
rekam respons puncak seperti ;•ang tertera pada
Pemerian Padatan, putih sampai hampir putih. Prosedur: perbedaan respons dari dua kali
kromatografi tidak bolch lebih dari 12%.
Identifikasi Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
A. Spektrum scrapan inframerah zat yang telah volume sama (lebih k<Irang I 00 µI) Larutan baku dan
dikeringkan dan didispersikan dala'!l kalium bromida larutan uji . k(: dalam kromatogi:_af, rekam
P mcnunjukkan maksimum hanya pada bilangan kromatogram dan .-ukur respons puncak metil
gclombang yang sama dcngan Atrakurium Besilat benzensulfonat; respon puncak yang diperoleh dalam
BPFI. Larutan uji tidak lebih besar dari yang diperoleh
B. Waktu rctensi puncak utama kroma!ogram dalam Larutan bak11.
Lant/an uji scsuai dcngan Larutan balm sepcrti yang
dipcroleh pada Penetapan kadar. Tolucn Tidak lebih dari 0,5%. Lakukan pcnctapan
dengan cara Kro1natografi gas seperti yang tertera
Air <1031> Metode !Tidak lebih dari 5,0%. pad a Kromatografi <931 >.
Larutan baku Buat larutan toluen dalan1 air bebas
Sisa pcmijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%. senyawa organik hingga kadar lebih kurang 100 µg
per ml.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat,
bpj. larutkan dalarn air bebas senyawa organik hingga
kadar lebih k<Irang 20 mg per ml.
Metil benzensulfonat Tidak lebih dari 0,01 %. Sis/em kromatografi Lakukan seperti yang tertera
La}:u)rnn Kromatografi cafr kinerja tinggi seperti pada Kromatografi <931>. Kromatograf gas
icrtora pada Kr'omatografi <931>. dilengkapi dengan detektor ionisasi nyala, kolom
Dapar, Larutan A, Larutan .B dan Fase gerak 0,53 mm x 30 m terbuat dari leburan silika berisi
Lakukan seperti yang tertera pada Penetapan kadar. bahan pengisi G27 yang terikat secara kimia setebal 5
Lanttan baku Bual larutan metil benzensulfonat µm dan kolom pelindung 0,53 mm x 5 m dideaktivasi
Jalam asetonitril P hingga kadar lebih kurang 0,2 mg dengan fenil metil siloksan. Gas pembawa helium P
per ml. Pipet sejumlah volume larutan, encerkan dipertahankan pada laju alir lebih kurang 35 ml per
dengan Larutan A hingga kadar lebih kurang I µg per detik. [Cataran Jika digunakan gas lain, gunakan gas
ml. nitrogen]. Suhu injektor dan detektor dipertahankan
Larutan uji Tim bang saksama lebih kurang I 00 mg bcrturut-turut pada 70° dan 26.0'. Suhu kolom
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, larutkan diprogram sebagai berikut: suhu dipertahankan pada
dan encerkan dengan Larutan A sampai tanda. 35° selama 5 menit, kemudian diatur kecepatan
Lani/an resolusi Pipet 1 ml Lan.Jtan uji dan 5 ml kenaikan suhu lebih kurang 8° pei menit sampai 175°,
larutan yang mcngandung metil bcnzensulfonat diikuti kecepatan kenaikan suhu 35° per rnenit sampai
dalam asctonitril 0,2 mg per ml kc dalam labu 260° dan pcrtahankan suhu tersebut tidak kurang
tentukur I00-tnl, encerkan dengan larutan A san1pai selama 16 menit. Lakukan kromatografi terhadap
tanda. Larutan baJ..1i dan rekan1 respons puncak utan1a
Sistem kromatografi Lakukan scpcrti yang tertera seperti yang tertera pada Prosedur: Simpangan baku
pada Kromatografi <931 >. Kromatograf cair kinerja relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 15%.
tinggi dilengkapi dengan detektor 217 nm dan kolom Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
4,6 mm x 25 cm yang berisi bahan pengisi L1 yang volume sama (lebih kurang I µl) Larutan baku dan
dideakiifasi. Laju· alir lebih kurang I ml per menit. Lant/an uji ke dalam kromatograf, rckam
Kromatograf diprogram scbagai berikut: kromatogram dan ukur respons puncak utama:
respons puncak toluen dari Larutan uji tidak lebih
besar dari Larutan baku.
,
. ., ·:r.

1899 lnjeksi Atrakurium Besilat I Monografi


,,,,,_""'"'""''.,""""""'" .
Kemumian kromatografi Laudanosin tidak lebih Larutan uji Timbang saksama lebih k:urang JOO
dari 0,5%; masing-masing cemaran lain tidak:Jebih .• mg, !ll•su,k)<an ke dafam labu tentukur I 00-m~
dari 1,0% dan jumlah semua cemaran tidak lebih dari larutkan dan encerkan dengan Larutan A sarnpai
3,5%. Lakukan Kromatografi cair kinerja tinggi
seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
Dapar, Larutan A, Larutan B. Fase gerak dan
tanda. .
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatograji <931>. Kromatograf cair kinerja
II
Larutan uji Lakukan seperti yang tertera pada tinggi dilengkapi dengan detektor 280 nm daJl kolom
Penetapa11 kadar. 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi LI yaJlg
Larut<in baku Pipet I ml Larutan baku yang dideaktivasi. Laju alir lebih kurang 1,6 ml per menit
diperoleh dari Penetapan kadar, masukkan ke dalam Kromatograf diprogram sebagai berikut:
labu tentukur JOO-ml, encerkan dengan Larutan A
sampai tanda. Waktu Larutan A Larutan B Eluasi
r (menit) (%) (%)
Sistem kromatografi l!akukan seperti yang tertera
0 80 20 kesetimbanga!l
pada Penetapan kadar. Lakukan kromatografi 0-5 80 20 isokratik
terhadap larutan baku dan rekarn respons pu11cak 5-15 80-+ 40 20-+ 60 gradien linier
utama seperti yang tertera pada Prosedur: Respons 15-25 40 60 isokratik
puncak isomer cis-cis dari sekurang-kurangnya dua 25-30 40-+ 0 60-100 gradien linier
kali penyuntikan berbeda tldak lebih dari l 0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejilmlah l.akukan kromatografi terhadap larut(JJ1 baku, rekam
volume sama (lebih kurang 20 µI) larntan baku dan respons- puncak sepc;:rti tertera pad~ Prosedur :
Larutan uji ke dalan1 kromatograf, rekam resolusi, R, antara isomer trans-trans dengan isomer
kromatogram dan ukur semua respons puncak kecuali cis-trans dan antara isomer cis-trGns dengan isomer
tiga puncak utama isoinerik. Hitung persentase sctiap cis-cis tidak kurang dari l, 1 dan simpangan baku
cemaran terhadap atrakurium besilat dengan rumus: relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
[Catalan Untuk identifikasi, waktu retensi re/atif
iso111er trans-trans, cis-trans dan cis-cis berrurut-
1;m1t ada/ah 0,8; 0,9 dan 1,0}.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Yolume sama (lebih k-urang 2Q t_1l) larutan baku dan
F adalah faktor respons puncak relatif cemaran yaitu larulan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
1,9 untuk laudanosin dan 1,0 untuk cemaran lain puncak tiga isomer. Hitung jumlah dalarn mg
yang tidak teridentifikasi; C adalah kadar dalarn mg arrakurium besilat, C65 H82N 20 18 S,, dalam zat yang
per ml isomer cis-cis dari Larutan baku; W adalah digunakan dengan rumus:
bobot dalam mg atrakurium hesilat dari Larutan uji;
r, adalah respons puncak setiap cemaran dari lprutan
'ILji dan rs adalah respons puncak isomer cis-cis dalam · 10oc{::). .. ' '
Larutan baicu. [Catalan Untuk identifikasi waktu
retensi relatif /audanosin /ebih kurang 0,3}. C adalah kadar Atrakurium besi/at BPFI dalam mg
Penetapan kadar Lakukan penetapaJl dengan cara per ml dalarn Larutan baku; ru daJl rs berturut-turut
Kromatograji .cair kinerja tinggi seperti tertera pada adalah respons puncak isomer trans-trans, tra!'s-cis
Kromatograji <931>. dan cis-cis dari Larutan uji dan Larutan baku.
Dapar Larutkan 10,2 .g kalium fosfat monobasa P
dalam Iebih kurang 950 ml air dalam -labu tentukur Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
1000-ml. Sambil diaduk, atur pH hingga 3, I dengan rapat dan terlindung dari cahaya, _dalam lemari
penambahan asam fosfat P, encerkan deugan air pendingin. [Catalan Atrabrium besilat tidak stabi/
hingga 1000 ml. dalatn suhu ruang).
Larutan A Buat campuran Dapar - asetonitril P -
metanol P (75:20:5). Saring dan awaudarakan.
Larutan B Buat campuran Dapar - asetonitril P - Tambahan monografi
metanol P (50:30:20). Saring dan awaudarakan. I'.\'JEKSI ATRAKURIUM BESILA T
Fase gerak Buat variasi campuran Larutan A dan Atracurium Besylate Injection
Larotan B seperti yang tertera pada Sistem
kromatograji. Jika perlu lakukan penyesuaian [njeksi Atrakurium besilat adalah larutan steril yang
menurut Kesesuaian sistem sepertl yang tertera pada mengandung Atrakurium besila~ G,; 5H82N2 0 18 S,,
Kromatografi <931>. tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 115,0%
Lar.utan baku Timbang saksarna sejumlah dari jumlah yang tertera pada etiket. Mengandung
A.trakurium besiiat. BPFI. larutkan dalarn Larutan A isomer trans-trans tidak kurang dari 5,0% dan tidak
hingga kadar lebih kurang 1,0 mg per ml. · lebih dari 6,5% dari jumlah atrakurium besilat yang
tertera pada etiket, mengandung isomer cis-trans
Sup/emen III F armakope Indonesia IV Manografi I Injeksi.At~almrium B_~ilat 1900

iL''
' ..
tidak kurang dari 34,5% dan tidak lebih dari 38,5% .Enceran •- Larutan baku seperti yang tertera pada
dari jumlah atrakurium besilat yang tertera pada Prosedur: waktu retensi rdatif atrakurium besilat
etiket, mengandung isomer cis-cis tidak kurang dari isomer cis-cis lebih .kurang 0,22 untuk senyawa
55,0% dan tidak lebih dari 60,0% dari jumlah- asam; 0,29 untuk laudanosin; 0,44 dan 0,50 berturut-
atrakurium besilat yang tertera pada etiket [Catalan turut untuk isomer trans dan cis senyawa hidroksi;
Injeksi tidak stabil pada suhu ruang. Simpan semua dan lebih kurang 1,28 dan 1,33 berturut-turut untuk
sampe/ dalam lemari pendingin. Penyiapan untuk isomer trans dan cis monoakrilat.
semua analisis sesegera mungldn a/au gunakan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
injektor dengan pendingin]. volume sama (lebih kurang 20 µI) Enceran larutan
baku dan larulan uji ·ke dalam kromatograf, rekam
Baku pembanding Atrakurium Besilat BPFI; tidak kromatogram · dan ukur respons puncak kecuali
boleh dikeringkim, lakukan penetapan kadar air respons puncak asam benzensulfonat dengan wal-tu
·- secara titrimetri pada ;aat digunakan. Simpan dalam
wadah tertutup rapat dan tempat dingin. Endotoksin
retensi relatif lebih kurang 0,08 terhadap isomer cis-
cis atrakurium besilat. Hitung persentase setiap
BPFJ; [Catalan Bersifat pirogenik, penanganan vial cemaran pada Larutan uji dengan rumus:
dan isinya harus hati hali untuk mengltindari
kontan1inasi] Rekonstitusi seluruh isi, gur.akan
larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang belum
dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.

Identifikasi Waktu retensi puncak utama C adalah kadar Atrakurium besi/at BPFI dalam mg
kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan per ml Enceran /arutan baku; M adalah kadar
baku seperti yang diperoleh pada Penetapan kadar. atrakurium besilat dalam mg per ml Larutan uji; r,
adalah respons puncak setiap cemaran dalam Larutan
Endotoksin baktcri <201> Tidak kbih dari 5,56 uji; rs adalah jumlah semua respons puncak Enceran
Unit Endotoksin FI per mg atrak-urium besilat larutan baku.

Stcrilitas <71> Memenuhi syarat jika diuji seperti Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada
yang tertera pada Penyaringan 1ne1nbran dalam ll.f( Jnjectiones.
Steri/ilas dari produk yang d_i uji.
Penctapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
pH <1071> Antara 3,0 dan 3,65. Kron1alografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
.pada Kromalografi <931>.
Scnyawa sejenis Senyawa asam tidak lebih dari Dapar, larutan A. Larutan B, Fase gerak dan
6,0%, senya\\•a basa isomer els dan trans tidak lebih Larutan baku. Lakukan seperti yang tertera pada
dari 6,0%, laudanosin tidak lebih 'dari 3~0%, Penetapan '!qidar dalam Atrakurium besilat.
kombinasi monoakrilat isomer cis dan trans tidak Larutan uji Pipet sejumlah volume injeksi setara
lebih dari 3,0%; cemaran sintesis lain yang diketahui dengan lebih lcurang 50 mg atrakuri'um besilat,
tidak lebih dari 2,0%; cemaran lain yang tidak masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml. Larutkan
diketahui tidak lebih dari 0, 1% dan total cemaran dan encerkan dengan Larutan A sampai tanda.
tidak lebih dari 15,0%. Lakukan Kromatografi cair Sistem kromatografi Lakukan Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi kinerja linggi seperti yang tertera pada Kromatografi
<931>. <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi
Dapar. Larutan A, Larulan B. Fase gerak, larutan dengan detektor 280 nm dan kolom 4,6 mm x 25 cm
baku dan Larutan uji Lakukan seperti yang tertera yang berisi bahan pengisi LI yang dideaktivasi. Laju
pada Penetapan kadar. alir lebih kurang 1 ml per menit. Kromatograf di
Larutan kesesuaian sistem Panaskan sebagian program sebagai berikut:
Larutan baku pada suhu 90° selama 30 menit,
kemudian dinginkan segera hingga suhu 5°. \\laklu Larutan A Larutan B Eluasi
Enceran /arutan ba/..11 Ukur saksan1a sejumlah (men it) (%) (o/o)
volun1e Larutan .baku; encerkan sccara kuantitatif 0 80 20 kesi=timbangan
dan jika perlu bertahap dengan Larutan A hingga 0-5 80 20 Isokratik
kadar lebih kurang 0,02 mg per ml. 5-15 80-40 20-60 gradien Jinier
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera 15-25 40 60 Isokratik
pada Penetapan kadar. Lakukan kromatografi 25·30 40-0 60-100 gradicn linicr
terhadap Larutan kesesuaian sistem dan Enceran
Larutan baku rekam kromatogram dan ukur respons Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku dan
puncak hasil degradasi dengan membandingkan rekam respons puncak seperti yang tertera pada
respons puncak Larutan kesesuaian sistem terhadap Pro~edur: waktu retensi re~a~if isomer trq!1J-trans,
· 1901 Tablet Azitromisin I Monografi Suplemen III Farmakope Indonesia IV

isomer cis-trans dan isomer cis-cis berturut-turut encerkan dengan air sarnpai tanda. Atur pH hingga
adalah lebih kurang 0,8; 0,9 dan 1,0; resolusi,.R,., .. .• 8,0 dengan., ,penambahan asam fosfat P. Buat
antara puncak isomer trans-trans, isomer cis-trans, campuran larutan ini - asetonitril P (80:20).
antara puncak isomer cis-trans dan isomer cis-cis Lanitan :)aka·-- Timbang saksama sejumlah I
tidak kurang dari 2,0. Simpangan baku , relatif Azitromisin BPFI, larutkan dalam Media disolusi
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. hingga kadar Lil 000 mg per ml dimana L adalah
Prosedur. Suntikkan secara terpisah sejumlah jumlah mg dalarn tablet yang tertera pada etiket.
volume sarna (lebih kurang 20 µl) Larutan bak:u dan Encerkan larutan ini dengan Pengencer hingga
Larutan uji ke dalarn kromatograf, rekam diperoleh kadar L/2000 mg per ml.
kromatogram dan ukur respons puncak tiga isomer. Larutan uji Saring sejumlah tertentu larutan
Hitimg jumlah 0alarn mg atrakurium besilat, melalui penyaring dengan porositas 0,45 µm.
4sHsiN201BS2. dalarn tiap ml injeksi <tengan rumus: Encerkan filtrat dengan Pengencer hingga diperoleh

·- larutan dengan kadar L/2000 mg per ml. L jumlah mg


dalam tablet yang terteia pada etiket diasumsikan
so(~)(;.) tcrlarut sempuma.
Sis/em kromatografi Lakukan Kromatografi cair
kinetja tinggi seperti tcrtera pada Kromatografi
C adalah kadar Atrak:urium besilat BPFJ dalam mg <931>. Kiomatograf cair kinerja tinggi dilengkapi
per ml Larutan bak:u. V adalah volume injeksi_dalam detcktor 210 nm dan kolom berulmran 4,6 mm x 15
ml yang digunakan dalam Lanlfan uji; ru dan rs cm berisi bahan pengisi Li dengan ukuran partikel 5
berturut-turut adalah jumlah respons puncak isomer ftm. Laju alir lebih 1..-urang 1,5 ml per menit. Suhu
trans-trans, isomer trans-cis dan isomer cic-cis dari kolom dipertahankan pada 50°. Lakukan
Larotan uji dan Larntan ba/...-u. kromatografi Larotan baku dan rekam respons
puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis dari Azitromisin tidak lebih dad 2,0; efisiensi kolom
tuuggal atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca tipe I, dari puncak Azitromisin ticlak kurang dari I 000
dalam lemari pendingin, hindarkan pembekuan dan lempeng tcoritis; dan simpangan baku relatif dari
terlindung cahaya. puncak Azitromisin pada pcnyuntikan ulang tidak
lebih d•:!-1,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Tambahan monografi volume sama (Jebih kurang 50 µI) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekarn
TABLET AZITROMISIN
kromatogram dan uk."Ur respons puncak. Hitung
Azithromycin Tablets
pcrsentase dari azitromisin, C38H, 2N20 12, yang
terl!1rut dengan rumus:
Tablet Azithromisin . mengandung Azitromisin,
C38H72N20 12, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.

Baku pembanding Azaeritromisin A BPFI; tidak


~leh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup
rapat. Azitromisin BPFI, tidak boleh dikeringkan, ru dan rs berturut-turut adalah respons puncak
simpan dalam wadah tertutup ropat dalam lemari Larutan uji dan Larutan bak:u; Cs adalah kadar dalam
pembeku. mg per mL Larutan baku; 900 adalah volume Media
disolusi dalam ml; 100 adalah faktor -konversi ke
ldentifikasi Waktu retensi puncak utama perscn; dan L adalah jumlah azitromisin dalam mg
kromatogram Larutan uji sesuai de~gan Larutan tablet yang tertera pada etiket.
baku yang diperoleh pada Penetapan kadar. To/eransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
kurang dari 80% (Q) C38 H 72 N 20 12 dari jumlah yang
Disolusi tertera pada etiket.
Media diso/usi: 900 ml Daparfosfat pH 6,0
A/at tipe 2: 75 rpm Keseragaman sediaan <911> Mcmenuhi syarat.
Waktu: 30 menit
Lakukan penetapan jumlah aiitromisin yang Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi cair kinerja
tcrlarut ·dengan cara Kromatografi cair kinetja tinggi tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi <93 l>.
scperti yang tertera pad a Kromatografi <93 l >. [Catalan Gunakan a/at gelas aklinik rendah.
Dapar oklansulfonal dan Fase gerak Lakukan Dinginkan Larutan bak:u dan Larutan uji segera
scperti yang tertera pada Penetapan kadar. setelah pembuatan dali silama analisa, gunakan
Pengencer Masukkan 17,5 g ka/ium fosfat dibasa autosampler yang le/ah didinginkan diatur pada suhu
P ke dalarn labu tentukur I 000-ml, larutkan dan
Suplemen III Farmakope Iiidonesia IV Monografi I Tablet Azitromisin 1902

I-·~:_• I ':, '\ . ,,,_: '";· :·


4°. Larutan harus dianalisa tidak lebih dari 24 jam Lakukan kromatografi terhadap Larutan sensitivitas
setelah disiapkan.j .- sis/em, dan rekam respons puncak seperti yang tertera
Dapar Amonium fosfat pH 10, Pengencer A, dan pada Prosedur: perbandingan "signal to noise" untuk
Larutan resolusi Lakukan seperti yang tertera pada puncak azitromisin tidak kurang dari 10. Lakukan
Penetapan kadar kromatografi terhadap Larulan reso/usi, dan rekam
Larutan A Masukkan 1,8 g natrium fosfat dibasa P respons puncak seperti yang tenera pada Prosedur:
ke dalam labu tentukur 1000-ml, lariltkan dengan air resolusi, R, antara puncak azaeritromisin A dan
sampai tanda. Saring melalui penyaring dengan azitromisin tidak kurang dari 2,5. Lal..-ukan
porositas 0,45 µm dan awaudarakan. kromatografi terhadap Laruta11 baku, dan rekam
Larutan B Bual campuran asetonitril P dan res pons puncak ·seperti yang tertera pada Prosedur:
metanol P (75:25) saring dan awaudarakan. simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
r Fasa gerak Gunakan variasi campuran antara lebih dari 10,0%.
Larutan A dan Larutan B seperti yang tertera pada Prosedur Suntikkan secara !erpisah sejumlah
Sistem kromatografi. Jika perlu lakukan penyesuaian volume sama (lebih kurang I 00 µI) Blangko dan
menurut Kesesuaian sistem scperti yang tertera pada Laruta11 uji ke dalam kromatograf can uk-11r respons
Kromatografi <931>. semua puncak. Hitung perscntase masing-masing
Pengencer B Buat campuran dapar a1noniu1nfosfat senyawa sejenis dalam serbuk tablet yang digunakan
pH 10 dan melanol P (!:!). dengan rumus:
Blangko Gunakan Pengencer A.
LarutDn baku persediaan Lakukan seperti yang
P j'( I )
oo( CuCs )( 1;i )( 1000
1
tertera pada Larutan bal..LJ dalan1 Penetapan kadar. 1
Larutan baku Pipe! sejumlah volume Larutan baku F
persediaan, encerkan dengan Pengencer A hingga
kadar lebih kurang 0,02 mg per ml. Cs adalah kadar Azitromisin dalam mg per ml
Laru/an sensitivitas sisten1 Encerkan Larntan baJ..."U La111tan baku; Cu adalah kadar Azitromisin dalam
secara kuantitatif dengan Pengencer A~ hingga kadar mg per n1l lanJtan uji; r; adalah respons puncak dari
lebih 1..-urang 4 µg per ml. n1asing-n1asing cernaran yang diperoleh dalam
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang Larutan uji; rs adalah respons puncak untuk
dari 20 tablet. Timbang sak•:•"ia sejumlah serbuk .A.zitromisin yang dipcroleh dari Larutall bal.:u;
tablet. yang setara dengan 1335 mg Azitromisin "
(P/1000) adalah potensi dari Azitromisin, dikonversi
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. dari µg per mg menjadi mg per mg Azitromisin BPFI;
Tambahkan 75 mL asetonitril P, dan sonikasi selama dan F adalah fak-ior rcspons rclati f seperti yang
lebih kurang 15 menit. Kocok kuat selama tidak !ertera pada Tabel. Cemaran spesifik Jan yang tidak
1..-urang dari 15 menit. Biarkan dingin hingga suhu dike!ahui memcnuhi batas yang !ertera pada Tabel.
ruang, encerkan dengan asetonitril P sampai tanda, Abaikan respon puncak yang sesuai dengan puncak
carnpur. Sentrifus' selam~ 15 menit. Pip:::t 3 irif Bl01igko.
beningan ke dalam labu tentukur I 0-ml, encerkan
dengan Pengencer B sampai tanda. Larutan Tab el
mengandung lebih kurang 4 mg azitromisin per ml. Waktu Faktor
Batas
Saring melalui penyaring dengan porositas 0,45 [tm. Komponen kctensi Res pons
(%)
Sistem kromatografi Lakukan Kromatografi cair Relatif Relatif
Azitromisin 3 '-N-oksida 0,28 0,45 0,5
kinetja tinggi seperti yang tertera pada Kromatogra.fi
<931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi 3' -(N,N-didemctil)-3 '.,\·.
0,38 1,9 1,0
fonnilazitromisin
detektor 210 nm dan kolom 4,6 mm x 25 cm berisi 3 '-(A~ N-d idemct il)azitron1 is in
bahon pengisi LI dengan ukuran partikel Sµm. Laju 0,40 0,52 0,5
{aminoazitrornisin)
alir lebih kurang 0,8 ml per meni!. Pertahankan suhu Desosaminilazitromisir. 0.47 1,1 0,5
kolom pada 60° dan suhu "autosampler" pada 4°. Senyawa sejenis Azitromisin F1 0,53 4,8 0,5
Kromatograf di program sebagai berikut: 3'-1V-Dcn1ctilazitromisin 0.57 0.53 0.7
3· -Oe(dimctilamino)-3"-
0.78 1,6 0,5
Waktu Larutan A Larutan B Eluasi cksoazitromisin
(mcnit) (%) (%) 6-Dcmctilazitromisin
0,82
(azacritromisin A):
0-25 50 50 lsokratik Azitromisin 1.0
25-30 50--+45 50--+55 gradien linier
3-Deoksiazitromisin
30-40 45--+40 55--+60 gradien linier 1,3
(azitromisin B)2
40-55 40--+35 60-65 gradien linier 3 '-N-dcmetil-3'-N-[(4-
1,4
55-60 35 65 Isokratik metilfenil)sulfonil]azitromisi2
Cemaran yang tidak spcsifik 1,0 0,2
60-61 35--+50 65-50 ~radien linier
Total cemaran 3.0
61-70 50 50 kesetimbangan
1903 · Azitromizin 1mtuk.JnjeksitMonografi ,Sup/emen Ill Fannakope Indonesia IV

1
J'-(N-demetil}-~'~N-fonnilazitromisin terhadap Larutan reso/usi, dan rekam respons puncak
2
ScnyaWa ini merupakan cemaran proses sintesis A~~91D~in. seperti Y?Qg .tertera. pada Prosedur: waktu retensi
Dapat dikontrol dalam zat obat ~ hanya dimasukk:M.····seoagai
infonnasi. Jumfah total cemaran tidak mcmasukkan ccmaran ini.
relatif puncak azaeritromisin A dan azitromisin
berturut-turut adalah 0,64 dan 1,0; resolusi, R, antara
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara puncak azaeritromisin Adan azitromisin tidak kurang
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera dari 2,5. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
pada Kromatografi <931 >. baku, dan rekam respons puncak seperti yang tertera
Dapar oktanasulfonat Masukkan 4,4 g kalium pada Prosedur; faktor ikutan tidak lebih dari 2,0;
fosfat dibasa P dan 500 mg natrium f-oktanasu/foliat efisiensi kolom tidak kurang dari 1000 lempeng
r ke dalam ·1abu tentukur 1000-ml, larutkan dan teoritis; dan simpangan baku relatifpada penyuntihn
encerkan dengan air sampai taiida. Atur pH biilgga ulang tidak lebih dari 2,0%.
8,20 dengan penambahan asam fosfat P. Prosedur Suntikkan secara tetpisah sejumlah
Fase gerak Bual campuran asetonitril P - Dapar volume sama (lebih kurang 50 111) Larutan baku dan
oktanasulfonat - · metcno/ P (45:40:15), saring dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian krOmatogram dan uk'Ur respons puncak utama. Hi tung
menurut Kesesuaian sistem sepcrti yang tertera pada persentase az1tromisin, C38 H72 N 20 12 , dengan 1llmus:
Kromatografi <931>.
Dapar amonium fosfat pH JO Masukkan 1,7 g
amonium fosfat monobasa P ke dalam labu tentukur 1 oo(csJ('uJ(~)
Cu ,., 1000)
1000-ml, larutkan dengan air sampai tanda. Atur pH
hingga l 0,0 dengan penambahan an1onir11n
hidroksida P, campur. P/1000 adalah potensi azitromisin dikonversih~
Pengencer A BU.at campuran Dapar amonium- dari µg per mg menjadi ffig per mg dalam Azitromisfr.
fosfat pH 10 - me/anal P - asetonitril P (35:35:30). BPFI; Cs adalah kadar Azitromisin BPFI dalam mg
Larutan baku Timbang saksama sejumlah per ml larotan baku; Cu adalah kadar azitromisin
Azilromisin BPFJ, masukkan ke dalam labu tentukur dalam mg per ml Larutan uji; ru dan rs bcrturut-turut
yang sesuai, tambahkan Pengenoer A hingga 75% adalah respons puncak azitromisin yang diperoleh
dari volume labu tentukur, lakukan sonikasi hingga dari larutan uji dan la111tan baku.
_l~rut dan encerkan dengan Pengencer A hingga kadar •
azitromisin lebih kurang 4 mg per ml. Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah
Larutan Azaeritromisin A persediaan Timbang tertutup rapat pada suhu ruang terkendali.
saksama sejumlah Azaerilromisin A BPFI larutkan
dengan asetonitril P hingga kadar lebih kurang 0,2
mg per ml, dengan sonikasi. Tambahan mo11ografi
Larutan resolusi Masukkan sejumlah volume AZITROMISIN UNTUK·INJEKSI
£o.rutan Aza•'!rit.~·a"1jSin A perseaVaan dan Larutan Azithromycin for Injection
baku ke dalam labu tentukur yang sesuai, encerkan
secara kuantitatif dengan Pengencer A hingga kadar Azitromisin untuk injeksi adalah campuran steril
m~ing-masing lebih kurang 0,02 mg per ml. serbuk kering Azitromisin dan zat penstabil yang
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang sesuai. Azitromisin untuk injeksi mengandung
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk Azitrumisin, C3sH12N20 12, tidak kurang dari 90,0%
tablet yang setara dengan 667 mg Azitromisin, dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera
masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml. pada etiket.
Tambahkan 75 ml Pengencer A, lakukan sonikasi
selama tidak kurang 15 menit. Kocok kuat selama Baku pembanding Azaeritromisi11 A BPFI tidak
tidak kurang dari 15 menit. Diamkan larutan hingga boleh dikeringk•n, simpan dalam wadah tertutup
pada suhu ruang, tambahkan Pengencer A sampai rapat; A:itromisin BPFI, tidak bolch dikeringkan;
tanda, campur. Pipet 6 ml larutan, masukkan ke sin1pan dalarn \vadah tenutup rapat dalarn lemari
dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan Pengencer A pembebi: Azitromisin N-Oksid BPFI; N-Demetil-
sampai tanda. Larutan ini mengandung lebih kurang azitroniisin BPFI; Desosan1i11ilazitron1isin BPFI.
0,4 mg per ml. Saring melalui penyaring dengan tidak boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah
porositas 0,45 µm. tertutup rapat dalam lernari pendingin; Endotoksin
Sis/em kromatografi Lakukan Kromatografi cair BPFI, [Catalan: Bersifat pirogenik,.penanganan vial
kinerja tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi dan isinya harus hati-hati untuk menghindari
<931>. -Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi kontaminasi] Rekonstitusi seluruh isi, · gunakan
dengan detektor. 210 nm dan kolom 4,6 mm x 25 cm larutan dalam wak!u 14 hari. Simpan vial yang belum
berisi bahan pengisi Li dengan ukuran partikel 5 µm. dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
Laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit Pertahankan
suhu kolom · pada 50°. Lakukan kromatografi
,,·r...,

Suplemen Ill Fannalrope Indonesia IV . Azitromisin untuk Injeksi I Monografi 1904

ldentifikasi Waktu retensi puncak · titiiirla reso/(lsi, dab rekam respons puncak seperti .yang
kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan tertera pada Prosedur. waktu retensi relatif
baku seperti yang diperoleh pada Penetapan kadar. azitromisin N-oksid dan azitromisin berturut-turut
lebih kurang 0,38 dan 1,0. Lakukan kromatografi
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,7 unit Larutan baku dan rekam respons puncak seperti yang
endotoksin FI per mg azitromisin. tertera pada Prosedur, efisiensi kolom tidak kurang
dari 1000 lempeng teorilis; faktor ikutan tidak kurang
Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan dari 0,9 dan tidak lebih dari I,~; simpangan baku
dengan prosedur uji menggunakan Penyaringan relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 5%.
membran seperti tertera pada Uji steri/itas. Prosedur Suntikkan secara .terpisah sejumlah
-volume sama (lebih kurang 25 µI) Larutan baku dan
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Larutan uji ke dalam kromatograf dan ukur respons
semua puncak. Hitung persentase azilromisin N-
Air <1031> Metode I Tidak leb.ih dari 2,0%. oksid dalam Injeksi Azitromisin dengan rumus:

1000 c. )['i]
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat.

Azitromisin N-oksid Tidak lebih dari ·1,0%.


.100[_!_]( r, Cu
Lakukan penetapan dengan cara Kron1atografl cair
kinerja tinggi seperti yang lertera pada Kromatografi P/1000 adalah potensi -azitrornisin, dikonversikan
<931>. dari µg per mg rnenjadi rhg per mg Azilromisin BPFJ;
Dapar ka/ium fosfat 0.02 M dan Larutan uji Cs adalah kadar Azitromisin BPFJ dalarn mg per ml
L~.k-ukan seperti yang tertera pada Senya\va sejenis. Larutan baku; Cu adalah kadar azilrornisin dalam mg
Fase gerak Buat campuran antara Dapar kaliu111 per ml Larntan uji; ri adalah respons puncak
fosfat 0.02 M - asetonitril P (i6,5 ; 23,5). Atur pH . azilromisin N-oksid dari Larutan uji; dan rs adalah
hingga 11,0 dengan penambahan ka/ium hidroksida P respons puncak azitromisin dari Larutan baJ..-u.
5 N, saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian mcnurut Kesesuaian siste111 seperti yang Senyal\'a sejenis Masing-masing cemaran spesifik,
tertera pada Kro111atografi <931 >. " cemaran tidak spesifik, dan jumlah seluruh cemaran
Pengencer Bual campuran Dapar kalium fosfat tidak melebihi batas yang tertera pada Tabel.
0,02 M - asetonitril P (76,5:23,5). Atur pH hingga Lakukan penelapan dengan cara Kromatografi cair
8,0 dcngan penambahan asamfosfat encer P. kinerja tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi
I.Aro/an baku persediaan Tirnbang saksama <931>.
sejumlah Azitromisin BPFI larutkan dalam Dapar kalium fosfat 0, 02 M Larutkan 3,48 g
asetonitril P hingga kadar lebih kurang 0,6 mg Kalium fosfat dibasa P dalam air hingga 1000 ml,
p'<!r ml. saring melalui penyaring dengan porosilas 0,45 µm.
Larutan baku Encerkan Larutan baku persediaan, Fase gerak Bual campuran Dapar kalium fosfat
secara kuantitalif dan jika perlu bertahap dengan 0.02 M - asetonitril P (54:46). Atur pH hingga 11,0
Pengencer hingga kadar lebih kurang 0,006 mg per dengan penambahan kalium hidroksida I 0 N. Saring
ml. dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
Larutan reso/usi Timbang saksama sejumlah menurut Kesesuait;in sisten1 seperti tertera pada
Azitromisin N-oksid BPFI, larutkan dalam Larutan Kromatografi <93 I>.
baku hingga kadar azitrom1sm N-oksid dan Pengencer Buat campuran air-asetonitril P
azitromisin berturul-turul lebih kurang 0,0015 dan (54:46).
0,45 mg per ml. Blangko Gunakan Pengencer.
Sisten1 kro1natografi Lakukar: seperti yang tertcra larotan baku persediaan Ti1nbang saksarna
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja sejurnlah Desosamini/azitromisin BPFJ, N-Demeti/-
linggi dilengkapi delektor elektrokimia amperometrik azitron1isin BPFJ, Azitron1isin BPFI, larutkan dan
menggunakan scpasang elektroda karbon kaca yang encerkan dengan asetonitril P hingga kadar berturut-
dioperasikan dalam sisterT. oksidatif, dengan turut lcbih kurang 0,09; 0,21 dan 0,30 mg per ml. ·· ·
eleklroda pertama yang diatur pada +0,70 ± 0,05 Y Lanaan baku Encerkan larutan baJ..."U persediaan
dan clektroda kedua yang diatur pada +0,82 ± 0,05 Y secara kuantitalif, dan jika perlu bertahap dengan
dan arus latar belakang dioptimasi hingga 95 ± 25 Pengencer hingga kadar Desosa;nini/azitromisin
nA; dan kolom 4,6 mm x 15 cm bcrisi bahan pengisi BPF!, N-Demeti/azitromisin BPFI, Azitromisin BPFI
L29 dengan ukuran partikel 5 µm, serta kolom berturul-turul lebih kurang 1,8; 4,2 dan 0,6 µg per ml.
pelindung 4,6 mm x 5 cm berisi bahan pengisi L29 Larutan uji Secara terpisah rekonstitusi 3 vial,
dengan ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang seperti yang tertera pada eliket. ·Carnpurkan isi dari
0,4 ml per menit. Pertahankan suhu "autosampler"' semua vial yang telah direkonstitusi. Encerkan
pada 15°. Lakukan kromalografi terhadap Larutan larutan terkonstitusi, dan jika perlu secara bertahap
1905 Azitromisin untuk Injeksi /Monografi Suplemen III Farmakope Indonesia IV

dengan Pengencer hingga kadar azitromisin 0,6 mg dan rs berturut-turut adalah respons puncak N-
per ml, berdasarkan yang tertera pada etiket.. Larutan demetilazitromisin dari Larutan uji dan Larutan
ini harus segera disuntikkan. · baku. Hitung persentase masing-masing_.senyawa
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera sejenis lain, termasuk cemaran yang tidak diketahui
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja dalam injeksi azitromisin dengan rumus:
tinggi di!engkapi detektor elektrokimia amperometrik
menggunakan sepasang elektroda karbon kaca yang
dioperasikan dalam sistem oksidatif, dengan ioo(..!:__)(Cs)(!i.)
1000 Cu rs
elektroda pertama yang diatur pada +0, 70 ± 0,05 V
dan elektroda kedua yang diatur pada +0,82 ± 0,05 V
dan arus latar belakang dioptimasi hingga 95 ± 25 P/1000 adalah potensi Azitromisin BPFI
nA; dan kolom 4,6 mm x 15 cm berisi bahan pengisi dikonversikan dari µg per mg menjadi mg per mg
L67 dengan ukuran partikel 5 µm, serta kolom Azitromisin BPFJ; Cs adalah kadar Azitromisin BPFI
pelindung 4,6 mm x 1 cm berisi bahan pengisi L67 da lam mg per ml Larutan baku; Cu adalah kadar
dcngan ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 1 azitromisin dalam mg per ml Larutan uji; r; adalah
ml per menit. Pertahankan suhu kolom pada 40°, respons puncak masing-masing cemaran dari Larutan
suhu "autosampler" pada 15°. Lakukan kromatografi uji; dan rs adalah respons puncak azitromisin dari
tcrhadap Larutan baku dan rekam respons puncak Lanitan balcu. Cemaran spesifik dan yang tidak
seperti yang tertera pada Prosedur: waktu retensi diketahui momenuhi batas yang te_rtera pada Tabel.
relatif sepcrti ditunjukkan pada Tabel ; resolusi, R, Abaikan setiap puncak yang setara dengan puncak
antara puncak desosaminilazitromisin dan N- B/angko.
demetilazitromisin tidak lcbih dari 1,5; faktor ikutan
untuk puncak desosaminilazitromisin, N- Tabel
demctilaiitromisin dan azitromisin tidak lebih dari / Waktu
Batas
1,5; efisiensi kolom tidak kurang dari 1500 lempeng Komponcn Relcnsi
(%)
Relatif
teoritis untuk puncak azitromisin; dan sirnpangan 3'-(N,N-didcmctil)azitromisin 0,25 1,0
baku relatif untuk puncak desosaminilazitromisin, (aminoazitromisin)+3•-(N,N-
N-demetilazitromisin dan azitromisin pada didemetil)-3'-N-formilazitromisin
penyuntikan ulang tidak lebih dari 5%. DesosamiriJlazitromisin 0.31 0,3
3•-.N-demctil-3 '-N- 0,32 1,0
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah formilazitromisin
volume sama (lebih kurang 25 µL) Larutan baku, N-Dcmetilazitromisin 0,35 1,0
B/angko dan Larutan uji ke dalam kromatograf dan 3' -Dc(dimetilamino)-3 ' - 0,72 1,0
ukur semua respons puncak. Hitung persentase dari oksoazitromisin
Desosaminilazitromisin dalam Injeksi Azitromisin Azitromisin 1,00
dengan rumus: Cemaran yang tidak diketahui 0,20
' ' Total cemaran 3,0

Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera


pada Jnjectiones.

P adalah potensi, dalam mg per mg, Penetapan kadar Lak"llkan penetapan dengan cara
Desosaminilazitromisin BPFI; Cs adalah kadar Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
Desosaminilazitromisin BPFI dalam mg per ml pad a Kromatografi <931 >.
Larutan baku; Cu adalah kadar azitromisin dalam mg Dapar ka/ium fosfat Larutkan lebih .Jrurang 6, 7 g
per ml Larutan 11ji; r, dan rs berturut-turut adalah Kalium fosfat dibasa P dalam 1000 ml air. Saring
respons puncak desosaminilazitromisin Larutan u.fi melalui penyaring dengan porositas 0,45 µm.
dan Larutan baku. Hitung persentase dari N- Fase gerak Buat campurnn Dapar kalium fosfat -
demetilazitromisin dalam injeksi azitromisin dcngan asetonitril P (52:48), atur pH hingg.a 11,0 dengan
rum us: penambahan ka/ium hidroksida I 0 N. Saring dan
av•audarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>.
Pengencer Buat campuran asetonitril P - air
(52:48).
Lorutan reso/usi Timbang saksama sejumlah
P adalah potensi N-Demetilazitromisin BPFI dalarn Azaeritromisin A BPFI dan Azitromisin BPFI,
mg per mg; Cs adalah kadar N-Demetilazitromisin masukkan kc dalam labu tentukur yang sesuai.
BfFI dalam mg per ml Larutan baku; Cu adalah Larutkan dalam asetonitril P hingga 52% volume
kadar azitromisin dalam mg per ml Larutan uji; r1

- '
Suplemen III Farmakope Indonesia IV Benzokain I Monografi 1906

.• . :. ~- ,,:iJ'; •
Iabu dan encerkan dengan air hingga kadar masing- Penandaan Memenuhi syarat seperti yang tertera
masing lebih kurang I mg per ml. pada Injecliones.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Azitromisin BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur
yang sesuai. Larutkan dalam asetonitril P hingga BARIUM SULFAT
52% volume labu dan encerkan hingga kadar lebih Barium Sulfate
kurang 1 mg per ml.
Larutan uji Secara terpisah rekonstitusi 3 vial Hila11gkan per.<yaratan:
secara terpisah, seperti yang tertera pada ctiket. "Keruahan Masukkan 5,0 g yang sebelumnya telah
Campurkan 1s1 dari semua vial yang telah diayak melalui pengayak baku nomor 60 ke dalam
direkonstitus"i. Encerkan larutan terkonstitusi secara gelas ukur kering bersumbat kaca, mempunyai skala
kuantitatif jika perlu bertahap dengan Pengencer 50 ml dengan jarak 11 cm sampai 14 cm dari dasar
hingga dipcroleh larutan dengan kadar azitromisin gelas ukur. Encerkan dengan air hingga diperolen
lebih kurang. I mg per ml, berdasarkan yang tertera campuran 50 ml. Kocok kuat-laiat selama tepat 1
pada etiket. menit, biarkan mengendap. Barium sulfat tidak
Sistem kromatografi Lakukan seperti yan:; tertera mengendap di bawah skala 11 ml selama 15 menit..
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kincrja
tinggi dilcngkapi dengan detektor 215 nm dan kolom Hi/a11gka11 persyaralan:
4,6 mm x 15 cm berisi bahan pcngisi .L67 dengan "Keasaman atau kebasaan Eksriaksi I g dengan 20
-ukuran partikel 5 µm scrta kolom pclindung 4,6 mm ml air selan1a 5 menit air tetap bereaksi netral
x 1 cm bcrisi bahan pengisi L67 dengan ukuran terhadap lakmus P .•
partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Tanibahan pers;1aratan:
Pcrtahankan suhu kolom pada 40° dan suhu "pH <1071> Antara 3,5 dan 10,0 Lakukan penetapan
"aulosampler" pada 15°. Lakukan kromatografi menggunakan suspcnsi 10% dalam air..
tcrhadap Landan reso/usi, dan rekam respons punca~
scperti yang tcrtera pada Prosedur: waktu retens1 I/ilangkan pers;1aratan:
relatif puncak azaeritromisin A dan azitromisin "Arsen <312> Metode I Tidak lcbih dari 0,8 bpj;
berturut-turut lebih kurang 0,68 dan 1,0; resolusi, R, lakukan penetapan menggunakan Larutan uji yang
antara puncak azaeritron1isin A dan azitr~misin tidak dibuat sebagai berikut: Pada 3,75 g zat dalam gelas
kurang dari 2,5. Lakukan kromatografi terhadap piala 150 ml, tambahkan 40 ml air dan 10 asam nilral
Larutan baku, dan · rekam respons puncak sepert1 P, tutUp dan ekstraksi di atas tangas uap selama I jam
yang tertera pada Prosedur; efisiensi kolom tidak sambil sering diaduk. Saring, cuci residu yang tidak
kurang dari 1500 lempeng teoritis; faktor ikutan tidak larut dengan 20 ml asa:n su/fat 7 N sedikit demi
J..-urang dari 0,9 dan tidak lebih dari 1,5; simpangan sedikit, kemudian dengan 10 ml air, himpulkan filtrat
baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari dan cairan cucian ke dalam labu arsin. Uapkan
2%. hingga terbentuk asap putih. Ulangi pencucian dan
Prosedur Suntikkan secara terpisah "sejumlah penguapan. Dinginkan dan encerkan hati-hati dengan
volume sama (lebih J..-urang 15 µI) Larutan baku dan air secukupnya hingga 55 ml. Laiutkan memenuhi
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam Uji Batas Arsen <321> tanpa penambahan- 20 ml
kromatogram dan uJ..-ur respons puncak utama. Hitung asam su/fat 7 N seperti yang tertera pada Prosedur..,
persentase azitromisin, C,.H,,N,012, dari jumlah
yang tertera pada etiket dalam injeksi azitromisin
dengan rumus: Tanrhahan nronografi
BENZOKAIN
Benzocainc

PlI 000 adalah potcnsi azitronusm, dikonversikan


dari pg per mg menjadi mg per mg Azitromisin BPFI;
Cs adalah kadar Azitromisin BPFI daiam mg per ml
Etil p - aminobenzoat (94-09-7]
La111tan baku; Cu adalah kadar azitromisin dalam mg
C,H11N02 BM 165,19
per ml Larutan uji; ru dan rs berturut-turut adalah
respons puncak azitromisin dari Larutan uji dan
Benzokain mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
Larulan bOku.
tidak lebih dari I 02,0% C9 HllN02 dihitung terhadap
zat yang telah dikeringkan di atas fosfor pentoksida P
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah
selama 3 jam.
untuk padatan steril seperti yang tertera pada
Jnjectiones, dan simpan pada suhu ruang terkendali.
1907 Benzokain I Monografi Suplemen Ill Farmakape Indonesia IV

Pemerian Hablur halus atau serbuk hablur putih. Tidak Logam berat <371> Metode IIL Tidak leb;h dari 10
berbau, stabil di udara dan memberikan anestdik tOlail bpj. . .
di lidah.
Cemaran umum <481> Total cemaran umum tidak
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air, mudah larut lebih dari l %.
da!am alkohol, dalam kloroform dan dalam eter. Agak Larutan baku Gunakan etanol mutlak P sebagai
sukar larut dalam miriyak almond dan dalam minyak pelarut
zaitun. Larut dalam asam encer. Larutan uji Gunakan etanol mutlak P sebagai
pelarut
Baku pembanding Benzokain BPFJ; Keringkan di Volume penotolan : I 0 µl
atas fosfor pentoksida p selama 3 jam sebelum Fase gerak Kloroform P yang mengandung 0,75%
digunalain. Simpan dalam W'J,dah .tertutup rapat. etano/ mutlak P sebagai pengawet, dalam bejana
·- ldentifikasi
tanpa penjenuhan .
. Penampak bercak Gunalain penampak bercak
A.· Spektrum serapan inframerah zat yang telah nomor l.
dikeringkan di atas fosfor pentoksida P selama 3 jam
dan didispersikan dalam kalium bromida P Pcnetapan kadar Lak-ukan penetapan dengan cara
menunjukkan . maksimum hanya pada bilangan Kron1atografi cair kine1ja tinggi seperti yang tertera
gelombang yang sama seperti pada B_enzokain BPFI. pada Kromatografi <931>.
. B. Spektrum serapan ultraviolet larutan dalam Larutan dalam air Ke dalam 980 ml air tambah ·20
kloroform P (1 dalam 200.000) menunjukkan ml asam asetat P dan 1 ml trieti/amin P. Atur pH
maksimum dan minimum pada panjang gelombang antara 2,95 dan 3,0.
yang sama. seperti pada Benzokain BPFI; serapan Fase gerak Buat campuran Larutan dalam air-
jenis masing-masing dihitung terhadap zat yang telah metano/ P (60:40)
dikeringkan pada panjang gelombang serapan Larutan baku Timbang saksama sejumlah
maksirnum lebih kurang 278 nm, berbcda tidak lebih Benzokain BPFI, larutkan dalam Fase gerak,
dari J,0%. encerkan secara kuantitatif jika perlu bcrtahap
C. Larutkan lebih kurang 20 mg zat dalam 10 ml dcngan Fase gerak hingga kadar lcbih kurang 0,024
air dengan bantuan .beberapa tetes asam k/orida 3N, - -01g per ml.
dan tambahkan 5 tetes larutan natrium nitrit P ( l Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 24 mg
dalam 10), kemudian tambahlain 2 ml larutan l 00 mg zat, masukkan kc dalam labu tentukur 100-m~
2-nafto/ P <lalam 5 ml . natrium hidroksida IN: larutkan dan encerkan dengan Fase gerak sampai
terbentuk endapan merahjingga. tanda. Pi pet I 0 ml larutan, masukkan kc dalam labu
tentukur 100-ml dan encerkan dengan Fase gerak
Jarak lcbur .<1021> Metode I: Antara 88° dan 92°, sampai tanda.
1 Sistem K'fom'at~g~dfi Lakukan' seperti yang tertera
rentang antara awal dan akhir melebur tidak lebih
darii. pada Kromatografi <931>:. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 285 nm dan kolom
Reaksi Larutkan l;O g zat dal&m 10 ml etano/ netral 2,0 mm x 15 cm berisi bahan pengisi LI 1 dengan
P: terbentuk larutan jemih. Encerkan larutan ini ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 0,2 ml
dengan 10 ml air, tambahkan 2 tetes fenolftalein LP per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
dan 1 tetes natrium hidroksida O, l N: terjadi wama baku, rekam respons puncak seperti yang tertera pada
merah. Prosedur: faktor ikutan puncak benzokain tidak lebih
dari 2,0; simpangan baku relatif pada penyuntikan
Susut pengcringan <1121> Tidak lebih dari 1%. ulang tidak lebih dari 2,0%.
Lakukan pengeringan di atas fosfor pentoksida P Prosedur Suntikkan secara terpisah sejomlah
selama 3 jam. volume sama (lebih kurang IO µl) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, rckarn
Zat mudah tcrarangkan <411> Larutkan 500 mg kromatogram dan ukur respons puncak benzokain.
7.at dalam 5 ml asam sulfat LP: warna larutan tidak Hitung jumlah dalam mg, benzokain, C.H 11N0 2 ,
lebih dari Larutan Padanan A seperti yang tcrtera dalam zat yang digunakan dengan rumus:
pada Warna dan Akromisitas <1291>.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0, I%.

Klorida Ke dalam larutan 200 mg zat dalam 5 ml


etanol P, yang telah diasWllain dengan beberapa C adalah .kadar Benzokain BPFI dalam mg per ml
tetes asam nih·at encer P, tambahkan beberapa tetes Larutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah respon
perak nitrat LP: tidak segera terbentuk kekeruhan.
Suplemeil III Farmakope Indonesia IV Monagrafi 1 Injeksi Biperiden Laktat 1908

; ' '
puncak Larutan uji dan Larutan baku; 1000 adalah dengan · pengocokan, penambahan brom LP
faktor pengenceran Larutan uji. selanjutnya: terbentuk endapan tetap.

Wadah dan penyimpan.an Simpan dalam wadah Jarak lebur <1021> Antara 112° dan 116°.
tertutup baik.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,1 %;
lakukan pengeringan pada suhu I05° selama 3 jam.
Tamba/za11 mo11ografi
BIPERIDEN • · Sisa pemijaran <30 I> Tidak lebih dari 0, I%.
Biperiden
~aran umum <481>
i..amtan uji Gunakan Metano/ P
Lamtan baku Gunakan Metano/ P
· Fdse gerak Buat campuran nie_tano/ P - amonium
h~ksida P (100:1,5)
· ~k bercak Gunakan penampak bercak
non1or 17 ..
a-5-Norbornen-2-il-a-fenil-l-pijJeridinpropanol [514-
65-8] Penetapan kad?r Timbang saksama lebih kurang
C,, H29NO BM 3 l l ,46 500 mg zat, larutkan dalarn 20 ml benzen P,
Biperiden mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tambahkan 2 tetes kristal violet LP dan titrasi dengan
tidak lcbih dari 101,0%, C21 H29 NO, dihitung terhadap asam perk/oral 0.1 N l V sampai tcrjadi warna biru.
zat yang telah dikeringkan. Lakukan pcnetapan blangko jika perlu lakukan
koreksi.
Pemerian Serbuk hablur, putih, praktis tidak berbau.
J 1nl asanz perklorat 0, 1 N selara dengan
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; mudah larut 31,15 mg C,,H,,NO
dalam klorofonn; agak sukar larut dalam etanol.
Wadah dan pcnyimpanan Dalarn wadah tertutup •
Baku pcmbanding Biperiden BPFI; keringkan pada rapat, terlindung dari cahaya.
suhu l 05° selama 3 jam sebelum digunakan. Simpan
dalam wadah tertutup rapat terlindung dari cahaya.
Tambahan manografi
ldentifikasi INJEKSI BIPERIDEN LAKTAT
A. Spektrum serar.an inframerah zat yang telah . Biperiden Lactat Injection
dikeringkan dan didispersikan. dalam katiui;; b~o'mlda
P menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
a-5-Norbornei-2-il-a-fenil-1-piperidin-propanol /aktat
gelombang yang sama seperti pada Biperiden BPFI.
(7085-45-2].
B. Timbang saksama l 80 mg zat yang telah
C21 H 29NO.C3H 60 3 BM 401,54
dikeringkan, masukkan ke dalam labu tentukur 200-
·' ml, tambahkan l ml asam lakiat P, encerkan dengan
air san1pai tanda, campur. Spektrum serapan lnjcksi Biperiden Laktat adalah larutan steril
ultraviolet larutan menunjukkan maksimum dan biperiden laktat, C21H 29NO.C3 H60,, dalam air untuk
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti injeksi, dibuat dari biperiden dengan 1/antuan asam
Biperiden BPFI; serapar. jenis masing-masing dihitung iaktat. Mcngandung biperiden -iaktat, C, 1H29NO.
terhadap zat yang telah dikeringkan pada _panjang C3 H6 0,, tidak kurang dari 95,0% dan tirlak lebih dari
gelombang serapan maksimum lebih kurang 257 nm I 05,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
berbeda tidak lebih dari 3,0%.
C. Larutkan lcbih kurang 20 mg zat dalam 5 ml Baku pembanding Biperiden BPFI: keringkan pada
asam fos/at P: larutan berwama hijau. I05° sela111a 3 jam scbclurn digunakan, simpan dalan1
D. Larntkan 200 mg zat dalam 80 ml air dengan wadah tertutup rapat terlindung dari cahaya.
bantuan 0,5 ml asam klorida 3 N, jika perlu Endotoksin BPFJ;[Catatan Bersifat pirogenik,
hangatkan untuk membantu kelarutan dan kemudian penanganan vial dan isinya harus hati hati untuk
dinginkan. Ke dalam 5 ml larutan tambahkan I tetes nzenghindari /wnta1ninasi] Rekonstitusi. seluruh isi,
asam klorida P dan beberapa tetes raksa (II) k/orida gunakan larntal) d~lam waktu 14 hari. Simpan vial
LP: terbentuk endapan putih. Ke dalam 5 ml larntan yang belum dibuka dan larntan, dalarn lemari
yang kedua tambahkan tetesan brom LP: terbentuk pendingin.
endapan berwama kuning yang dapat larut kembali
1909 Injeksi Bupivakain Ilidroklorida I Monografi · ... Sup/emen III Farmakcpe Indonesia IV

Identifikasi Gunakan sejumlah volume injeksi yang C,1H29 NO.C,H,;O,, per ml injeksi yang digunakan
setara dengan lebih kurang 50 mg biperiden)aktat, dengan rumµs:
dan gunakan larutan dari 50 mg Biperiden BPFI
dalam 25 ml asam klorida 0, 0I N, lakUkan seperti
yang tertera pada !dentifikasi Basa Nitrogen Organik 401,55)(0,lC)(Au) ·
(311,47
<261>, dimulai dengan "Pindahkan.larutan ke dalam V As
corong pisah": injeksi memenuhi persyaratan uji.
401,55 dan 3JI,47 adalah bobot molekul biperiden
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 83,3 unit laktat dan biperiden; C adalah kadar Biperiden BPFI
en<!otoksin Fl per mg biperiden Iaktat. dalam .µg per ml Larutan baku; V adalah volume
injeksi dalam ml ; Au dan As berturut-turut adalah
pH <1071<> Antara 4,8 dan 5,8 serapan Larulan uji dan Larutan baku.

Syarat· lain Memenuhi syarat seperti yang tertera Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis
pada !njectiones. tunggal, menggunakan kaca tipe I, terlindung dari
cahaya.
Penctapan kadar
Dapar fosfat-bromkresol ungu Larutkan 38 g
natrium fosfat mono basa P dan 2 g natrium fosfat INJEKSI BUPIVAKAIN HIDROKLORIDA
Bupivacaine Hydrochloride Injection

dibasa anhidrat P dalam I 000 ml air. Jika perlu atur


Perubahan:
pH hingga 5,3 ± 0, I (Larutan A). Larutkan 400 m~ Baku pembanding Bupivakain llidroklorida BPFJ;
bromkresol ungu dalam 30 ml air, tambahkan 6,3 P.~ tidak boleh dikeringkan, tetapkan kadar air •secara
natrium hidroksida 0,1 N encerkan dengan air hingga
titrimetri. pada waktu akan digunakan. •Simpan pada
500 ml (Larutan B). Campur volume sama Larutan A, wadah tertutup rapat. Endotoksin BPFI [Cararan
Larutan B dan klorofom P dalam corong pisah, kocok
Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi haros
dan buang lapisan kloroform. Jika terdapat wama hati-hati un1uk rnenghindari kontanzina.."i}
dalam ekstrak kloroform ulangi ekst1~h:si sampai Rekonstitusi seluruh isi, gunakan larutan dalam
ekstrak klorofonn tidak berwama. waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 80
larutan, dalarn lemyendingin .•
mg Biperiefen BPFI, masukkan ke dalam labu
tentukur l 00-ml, tambahkan metanol P sampai tanda,
campur. Pipet 5 ml larutan ke dalam labu tentukur
Perubaltan: I"'
Identifikasi
100-ml, tambahkan 25 ml. air, encerkan .dengan ',' B. •Walrtu ;etensi puncak bupivakain dari Larutan
melanol P sampai tanda, dan campor untuk '
uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
memperoleh Larutan baku dengan kadar lebih kurang
diperoleh pada Penetapan kaciar.•
40 µg per ml. .,
Larutan uji Ukur saksama sejumlah ·;olume injeksi
yang setara dengan 5 mg biperiden laktat, masukkan
DAUNORUBISIN HIDROKLORIDA
ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 25 ml air,
encerkan Oengan metanol P sampai tanda, campur. UNTUK INJEKSI
Blangko Buat campuran meranol P - air (3:1) Daunornbicin Hydrochloride for Injection
Prosedur Pipet masing-masing 5 ml Larutan baku,
Larutan uji dan Blangko ke dalam corong pisah Perubahan:
berbeda yang berisi 10,0 ml Dapar fosfat-bromkresol Baku pembanding Daunorubisin Hidroklorida
ungu. Ekstraksi masing-masing larutan dengan 20,0 BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan.
ml kloroform P selama 2 menit. Saring lapisan ·untuk penggunaan kuantitatif. lakukan penetapan
kloroform dengan kertas saring ke dalam masing- kadar air secara titrimetri pada \Vaktu akan
masing labu tentukur 50-ml bersumbat kaca. Ulangi digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapaI,
ekstraksi dengan masing-masing 20 ml kloroform P, terlindung dari cahaya, dalam lemari pembeku.
saring dengan kertas saring yang sarna kemudian cuci Diamkan hingga suhu ruang sebelum dibuka.,
kertas saring dengan 8 ml kloroform P, masukkan Endotoksin BPFJ "[Catalan Bersifat pirogenik,
ekstrak dan k!oroform cucian ke dalarn labu tentukur penanganan vial dan isi harus hati-hali unn1k
50-ml yang telah berisi ekstrak pertarna, tambahkan menghindari kcntaminasi] Rekonstitusi seluruh isi,
kloroform P, sarnpai tanda, carnpur. Ukur serapan gunakan larutan dalarn waktu 14 hari. Simpan vial
masing-masing Iarutan pada panjang gelombang yang belum dibuka dan larutan, dalam lemari
serapan maksimum lebih kurang 408 nm. Hitung pendingin.
jurnlah dalarn mg biperiden laktat,

J
Suplemen°III Farmakope Indonesia IV Monografi I Tablet Deksklorfeniramin Male at 1910

i;._

Hilangkan persyaratan: B. Kocok sejumlah serbuk tablet setara dengan 150


"Zat hipotensif Memenuhi syarat Uji daya mg deksklorferiiramin maleat dengan roo ml asam
Hipotensif_<l91>; lakukan penetapan menggunakan asetat I N selama 10 menit saring melalui penyaring
larutan dosis uji 1,0 ml per kg yang mengandung kaca masir ke dalam labu yang sesuai. Atur pH filtrat
daunorubisin 1,5 mg per ml dalam larutan steril hingga 11 dengan penambahan natrium hidroksida P
natrium k/orida P 0, 9%_. (1 dalam 10) dan ekstraksi larutan enam kali, tiap kali
dengan I 00 ml heksan P, saring setiap ekstrak heksan
Perubaltan : menggunakan penyaring yang sesuai untuk
Air <1031> Metode ITidak lebih dari 3,0%. memberikan hasil pcmisahan heksan dari fase air
"Larutan uji dibuat seperti untuk bahan higroskopis .• dengan baik. Pekatkan kumpulan ekstrak di atas
tiuigas uap, masuKICan ke dalam wadah yang sesuai,
Perubaltan : dan uapkan hingga hampir kering. Masukkan residu
Penctapan kadar Lakukan _pcnetapan dengan cara berminyak dengan penambahan empat kali, tiap kali
KromaJografi cair kinerja Jinggi seperti yang tertera dengan 3 ml dimetilformamida P, ke dalam tabung
pada Kromatografi <931>. sentrifuga berskala dan encer!:an dengan
Fase gerak, Larutan ba/..."1.1, • Larutan resolusi•. dan dimeti/formamida P hingga 15,0 ml. Campur dan jika
Sis/em Kromatografi Lakukan seperti yang tertera perlu sentrifus: rotasi optik menggunakan tabung
pada Penetapan kadar dalam Daunorubisin I 00 mm dan dikoreksi melalui penetapan blangko
Hidroklorida. larutan adalah antara + 0,24° dati + 0,35° (berbcda
Larutan uji Pindahkan isi dari I vial daunorubisin dari Klo1fenira1nin 1110/eat).
injeksi dengan bantuan Fase gerak ke dalam labu
tcntukur yang sesuai dan encerkan dengan Fase Disolusi <1231>
gerak hingga kadar daunorubisin hidroklorida lebih Afedia disolusi: 500 rnl air
kurang 0,25 mg per ml. Alar ripe 2: 50 rpm
Prosedur Lakukan scpcrti Prosedur yang tertera IVaktu: 45 menit
pada Penetapan kadar da!.'.!.m Daunorubisin Lak"Ukan pcnetapan jumlah C 16 l-1 19CIN2.C,H,O,
Hidrok/orida. Hitung jumlah dalam mg, yang terlarut dengan cara Krotnatografi gas seperti
daunorubisin, C 27 H 29NOio daian1 vial dengan rumus: yang tertera pada Kromatografi <93 l>.
Larotan baku internal Timbang t-sejumlah

·( CV
1000
)(ru)
r8 •
deksbro1nfeniramin n1alcat, larutkan dan cncerkan
dengan air hingga kadar lebih kurang 90 µg per ml.
Larutan baku Timbang saksama scjumlah
Deksklorfeniramin ma/eat BPFJ, larutkan dan
C adalah kadar Daunorubisin hidrok/orida BPFJ encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap
-dalam 'µg per ml Laru(an ,ba:'a.-; .V ad~lo,h yolume dengan air hingga kadar lebih kurang 12;5 µg per ml.
dalam ml LarnJan uji "ru dan rs'berturut-turut adalah Pipe! 5 ml larutan ini ke dalam !abung sentrifuga 50
respons puncak daunorubisin dalarn LaruJan uji dan .ml, tambahkan 10,0 ml air dan 1,0 ml.Larutan baku
Larutan baku.• internal, carnpur. Atur pH hingga 11 ± 0, 1 dengan
penambahan larutan natrium hidroksida P (I dalam
2), tambahkan 3,0 ml heksan P dan kocok
Ta111baha11111onografi menggunakan alat mekanik sclama 3 rnenit, sentrifus
dan gunakan beningan lapisan heksan.
TABLET DEKSKLORFENIRAMIN
Larutan uji Pipel 15 ml filtrat uji ke dalam tabung
MALEAT sentrifuga 50 ml, tambahkan I ,O,ml Larutan baku
Dcxchlorphcniraminc Maleate Tablets internal, campur. Lakukan seperti pada larotan
baku, dimulai dengan ·'Atur pH hingga 11 ± 0, I
Tablet Deksklorfcniramin Maleat mengandung dengan penambahan larntan natrium hidroksida P (I
Deksklorfeniramin Maleat, C 16H,,ClN,.C 4H4 0 4, tidak dalam 2) ".
brang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% d"i Siste111 kro1natograji Lakukan seperti tertera pada
j u111lah yang tertera pada ctikct. Kron1atogra_fi <93 l>. Kro1natograf gas dilcngkapi
dcngan dctcktor ionisasi nyala dan kolom 2 mm x 1,8
Baku pembanding Deksklorfeniramin ma/eat BPFI; m bcrisi bahan pengisi 1,2% fase G/6 dan 0,5 %
tidak boleh dikeringkan, dalam wadah tertutup rapat kalium hidroksida pada pcnyangga SJAB. Gas
tcrlindung dari cahaya. Simpan dalam lemari pembawa helium dipertahankan pada laju alir lebih
pen dingin. kurang 60 ml per menit. Suhu kolom, injektor dan
dctektor dipertahankan bcrturut-turut pada 205°, 250°
Identifikasi dan 250°. Lakukan kromatografi terhadap laruJan
A. Memenuhi syarat uji ldentifi!-.asi Basa Nilrogen baku dan rekam respons puncak seperti pada .
Organik <261>. Prosedur: \Vaktu retensi relatif deksklorfeniramin dan
1911 Desoksimetason I Monografi /Suplemen III Fannakope Indonesia IV

dcksbromfeniramin berturut-turut adalah lebih DESOKSIMETASON


kurang 0,7 dan 1,0; resolusi, R, ahtara ' Desoximet~sone
deksltlorfeniramin dan deksbromfeniramin tidak Perubahan:
kurang dari 1,9 dan simpangan baku relatif pada Baku pembanding Desoksimetason BPFI; lakukan
penywitikan ulang tidak lebih dari 2,0%. ·
pengeringan pada suhu Io~· hingga bobot tetap
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah sebelum digunakan. 'Simpan dalarn wadah tertutup
volume sama (lebih kurang 2 µl) Larutan baku dan rapat.
larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung Perubahan:
jumlah deksklorfeniramin maleat, Rotasi jenis <1081>. Antara +107.".. dan +112°;
C1.,H19CIN2:C4H,04, yang terlarut dengan 'lakukan penetapan menggunakan larutan dalam
menggunakan perbandingan respons puncak. kloroform P yang menganduI>g. 5 mg "per ml,.
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak •-
lrurang dari. 75% (Q) C 16H 19CIN2 .C4 H,O,, dari
jumlah yang tertera pada etiket. KAPSUL DIKLOKSASILIN NATRIUM
Dicloxacillin Sodium Capsules
Keseragaman sediaan <9 i l> Memenuhi syarat.
Peoetapao kadar Perubahan:
Larutan baku Lak"Ukan seperti tertera pada Baku pembanding Dik/oksasilin Ndtrium BPFI;
Penetapan kadar dalam -Larutan oral tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan.
Deksk/01feniramin ma/eat. Kadar Deksklorfeniram;n 'Tetapkan kadar air secara titr:imetri pada waktu
ma/eat BPFI dalam Lan,tan baku lebih kurang 40 µg akan digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
perm!. di tempat dingin dan terlindung dari cahaya .•
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
dari 20 tablet. Timbang saksama. sejumlah serbuk Perubahan:
tablet setara dengan lebih kurang 3 mg Disolusi <1231>
deksklorfeniramin maleai, masUkkan ke dalam Media disolusi : 900 air.
corong pisah 250 ml, kocok dengan 50 ml air selama A/at tipe I: l 00 rpm
10 menit, atur pH hingga l l dengan penambahan Waktu: "30. menit.
larutan nalrium hidroksida P (I dalam 10), dinginkan Prosedur Lakukan penetapan jumlah
hingga suhu ruang. Ekstraksi dua kali, tiap kali C 19H 17Cl2N 30 5S yang terlarut dengan mengukur
dengan 75 ml heksan P dan kumpulkan ekstrak serapan filtrat larutan uji, jika perlu encerkan dengan
dalam corong pisah kedua. Ekstraksi lapisan heksan Media disolusi, dan serapan larutan baku
tiga kali, tiap kali dengan 50 ml asam klorida P (I Dik/oksasilin Natrium BPFI dalam media yang sarna.
dalarn 120), kumpulkan ekstrak asam dalarn labu Toleransi .Dalam waktu "30, menit barns .larut
tentukur 200-ml dan encerk2.n dengan asam klorida P tidak kurang dari 75% (Q) C,,H11Cl,N,OsS, dari
(I dalam 120) sampai tanda. jumlah yang tertera pada etiket.
Prosedur Ukur segera serapan Larutan uji dan
Ltirutan bakU pada. panjang gelombang serapan
maksimum lebih kurang 264 .'lffi, menggunakan asam . KAPSUL DISOPIRAMIDA FOSFAT
klorida P (l dalam 120) sebagai blangko. Hitung
Disopyramide Phosphate Capsules
jumlah dalam mg, deksklorfeniramin maleat,
C16H 19CIN2 .C4H.04, dalam serbuk tablet yang
Perubahan:
digunakan dengan rumus:
Baku pembanding Disopiramida F'osfat BPFI;
lakukan pengeringan pada suhu l 05° selama 4 jam
sebelum digunakan. • Simpan dalam wadah tertutup
rapat, terlindung dari cahaya. •

Perubahan:
I· <ldalah kadar Deksklo.:t'enira111in ma/eat BPFI Identifikasi
dalam µg per ml Larutan baku; Au dan As berturut-
Larutan uji Timbang saksama sejumlah isi kapsul
turut adalah serapan Larutan uji dan Larutan baku.
setara lebih kurang 125 mg disopiramida fosfat,
masukkan ke dalarn labu tentukur 25-ml, tambahkan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
20 ml metano/ P kocok selama 20 menit. Encerkan
rapal
dengan metanol P sampai tanda, carnpur dan sating
melalui kertas sating (Whatman No.2 atau yang
setara), buang 10 ml filtrat pertarna.
Suplemen III Fannakope Indonesia IV. Monografi ( D,"butandn.. Hidroklorida 1912

'. I '- ' i ~

Larutan baku Timbang saksama : ·;;ejuinlah· Air· <l03 J> Metode I Tidak lebih dari 1,0%.
Di.<opiramida Fosfat BPFI larutkan dalam metanol P
hingga kadar 6,2 mg per ml. Sis a pemijaran <30 I> Tidak lebih dari 0,2%.
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan Logam berat <371> Metode II; Tidak lebih dari 30
secara terpisah masing-masing I 0 µl Larutan uji dan bpj.
Larutan baku pada jarak yang sama 2,5 cm dari tepi
bawah lempeng kromatografi silika gel 0,25 mm. \Varna larutan Masukkan lebih kurang 500 mg zat
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi ke dalam labu tentukur 25-ml, larutkan dalam
yang telah dijenuhkan dengan fase gerak to/uena P - campuran metanol P - air(!:!) sampai tanda, jika
etanol P - amonium hidroksida P (170:28:2) hingga perlu hangatkan pada suhu 30° - 35° sampalzat larut.
merambat tiga per empat tinggi lempeng. Angkat Segera dinginkan larutan sarnpai suhu ruang. Ukur
lempeng, tandai ltatas rambat, biarkan fase gerak serapan menggunakan air sebagai blangko pada
menguap. Amati bercak di bawah cahaya ultraviolet panjang gelombang 480 nm, tidak lebih daii 0,04.
254 nm "panjang gelombang pendek.
Harga Rr bercak utama Larutan uji sesuai dengan Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran
harga R1 Larutan baku. tidak lebih dari 0,5%; dan total cemaran tidak lebih
dari 1,0%. Lakukan penetapan dengan cara
Kromat.ograji cair kinerja tinggi seperti tertera pada
-Tambaha11 monografi Kromatogr_afi <931>.
DOBUTAMIN HIDROKLORJDA Larutan A Larutkan 2,60 g natrium
Dobutaminc Hydrochloride 1-oktansu!fonat P dalam 1000 ml air, pipe!· 3 ml
trietilan1in P dan masukkan ke dalan1 larutan. Atur
pH Iarutan hingga 2,5 dengan penambahan asam
fosfat P, saring dan awaudarakan.
Larutan B Buat campuran metanol P - asetonitril
P (82:18), saring dan awaudarakan. Jika perlu
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian siste1n
seperti tertera pada Kro;.-...-:ografi <931>.
Pengencer Buat carnpuran Larutan A -Larutan B
(±)-4-[2-{[3-(p-Hidroksifenil)-l-metilpropil}amino]
(I: I).
etil]-pirokatekol hidrok/orida [49745-95-1]
Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A
C 16 H23N03.HC1 BM 337,84
dan Larutan B seperti yang tertera pada Sistem
kromatografi. Jika perlu lakukan penyesuaian
Dobutamin Hidroklorida mengandung tidak kurang
menurut K~esuaiqn sistem seperti tert~ra. pada
dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0%,
Kromatografi <931>. ' · '
C 18H23N03 .HCI, dihitung terhadap zat anhidrat.
Larutan baku Timbang saksarna sejumlah
[Perhatian Penanganan harus sangat hati-hati untuk
Dobutamin Hidroklorida BPFI, larutkan dan
mencegah terhirup, terpapar pada k-.ilit dan mata.}
encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap
dengan Pengencer hingga kadar lebih kurang 0,05
Pemerian Serbuk' hablur putih atau hampir putih.
mg perm!.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg
Kelarutan Agak sukar larut dalam air dan dalam
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, larutkan
metanol; larut dalam etanol dan dalam piridin.
dan encerkan dengan Pengencer sarnpai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Baku pembanding Dobutamin Hidroklorida BPFI,
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
tetapkan kadar air secara titrimetri pada waktu akan
dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom 4,6
digunnkan untuk analisis kuantitatif, simpan dalam
mm x 15 cm berisi bahan pengisi LI. Laju alir lebih
wadah tcrtutup rapat.
kurang 1 ml µer menit. Kromatograf diatur sebagai
berikut:
ldentifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah Waktu Larutan A Larutan B Eluasi
dikeringkan dan didispersikan dalarn kalium bromida (menit) (%) (%)
P menunjukkan maksimum hanya pada bilangan 0 65 35 kesctimbangan
0-5 65 35 isokratik
gelombang yang sama dengan Dobutamin 35-+80 gradien tinier
5-20 65-20
Hidroklorida BPFI. 20-25 20 80 isokratik
B. Menunjukkan reaksi Klorida seperti yang 25-26 20--.65 80-35 gradien tinier
tertera pada Uji Jdentifikasi Umum <291>. 26-30 65 35 kesetimbangan
1913 lnjeksi Dobutamin/ Monografi Suplemen Il!Farmakope Indonesia IV

Lakukan kromatografi Larutan baku, rekam res2ons dobutamin berturut-turut adalah lebih 1..-urang 0,62
puncak seperti yang tertera pada Prosedur: ra\ii~'f d'~n 1,0. waifu retensi dobutamin tidak lebih dari 5,3 i
ikutan puncak tidak lebih dari 2,0 dan simpangan menit. Lakukan kromatografi terha<lap Larutan baku, -1
baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari rekam respons puncak seperti yang tertera pada
2,0%. Prosedur: faktor ikutan puncak tidak lebih dari .2,0
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
volume sama (lebih kurang 20 µI) Larutan baku dan tidak lebih dari 2,0 %.
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam Prosedur Suntikkan secara tetjlisah sejumlOh
kromatogram dan ukur respons semua puncak. volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan
Hitung persentase masing-masing cemaran dalam z~t, Laruton uji ke dalam kromatograf, rekam
dengan rumus: kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
ju.mlah dalam mg, dobutamin hidroklorida,
C18 H23 NO,.HC1, dalam zat yang digunakan dengan
rum us:

C adalah kadar Dobutamin Hidroklorida BPFI dalam


mg per ml Larutan balw; D adalah kadar dobuta\Ilin
hidroklorida dalam mg per ml Lanlfan uji; r; adalah C adalah kadar Dobutamin Hidrok/oridd BPFI dalam
respons . puncak 1nasing-n1asing cemaran dalam n1g per n1l Larutan baku; ru dan rs berturut~turut
Larutan uji dan rs adal~jl respons puncak dobutainin adalah rcspons puncak dari Larutan uji dan Larutan
hidroklorida dari Larutan baku. baku.

Penctapan kadar Lakukan penetapan dengan caro. Wadah dan pcnyimpanan Dalam wadah tertutup
Kro1natografi cair kinerja tinggi scperti yang tertera rapat dan simpan dalam suhu ruang terkendali.
pada Kromatografi <931>.
Dapar fosfat Masukkan lebih kurang 23 g
a111oniun1 fosfat 1nonobasa P ke dalam labu tentukur Ta111baha11 mo11ografi
2000-ml, tambahkan 1900 ml dan campur. Atur pH INJEKSI DOBUTAMIN
larutan hingga 2,2 dengan penambahan asam fosfat Dobut:imine Injection
P, encerkan dengan air sampai tanda. Jnjeksi Dobutamin adalah larutan steril Dobutamin
Fase gerak Bual campuran Dapar Hidroklorida dalam air untuk injeksi P. Mengandung
fas/at - asetonitril P (4:1), saring dan awaudarakan. sejumlah Dobutamin Hidroklorida setara dengan
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian dobutamin, C 18H23NO,, tidak kurang dari 90,0% dan
sis/em seperti tertera pada Kromatografi <931>. . tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang terter;apa.da· · , ,
Larutan kesesuaian sistem Timbang sak.sama etiket. Dapat mengandung satu atau lebih '
sejumlah 5-(hidroksimetil)furfural dan Dobutamin antioksidan, bahan pengkhelat atau pengawet yang
Hidrok/orida BPFl, larutkan dan encerkan dengan air sesuai.
hingga kadar masing-masing lebih kurang 0,0 l dan
0,5 mg per ml. Baku pcmbanding Dobutamin Hidrok/orida BPFI;
Larutan baku Timbang saksama sejumlah tetapkan kadar air secara titrimetri pada wal.1u akan
Dobutamin Hidroklorida BPFI, larutkan dan digunakan untuk analisis kuantitatif, simpan dalam
encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap wadah tertutup rapat. Endotoksin BPFI; [Catalan:
dengan air hingga kadar lebih kurang 0,5 mg per Bersifat pirogenik, penanganan vial t!iin isi harus
ml.[Catatan Bual pada hari penetapan dan simpan hati-hati untuk menghindari kontaminasi]
pada lemari pendingin sampai akan disuntikkan]. Rekonstitusi seluruh isi, gunakan larutan dalam
Larutan uji Timbang saksama 50 mg zat, waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan
masukkan ke dalam labu tentukur I00-ml, larutkan larutan, d:::i.lam lemari pendingin.
dan encerkan dengan air san1pai tanda. [Catalan
Sirnpan dalant le111ari pendingin sebelun1 disuntikkan ldcntifikasi Lakukan seperti yang tertera pada
dan gunakan sebelu1n 8 jan1}. ldentifikasi dalam Dobuiamin untuk Injeksi
, Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera menggunakan l 0 µl larutan.
· ·: pada Kromatografi <93 !>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom Endotoksin bakteri <20"1> Tidak lebih dari 2,08 unit
3,9 mm x 30 cm berisi bahan pengisi Ll. Laju alir Endotoksin Fl per mg dobutamin .
.lcbih kurang 1,5 ml per menit.. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam respons pH <1071> Antara 2,5 dan 5,5.
puncak seperti yang tertera dalam Prosedur: waktu
retensi relatif untuk 5-(hidroksimetil)furfural · dan

I
__ ____.l1
Suplemen JI! Fannakope Indonesia IV Monografil Dobutamin untuk Injeksi 1914

soc(301,39)(ru J
Bahan partikulat <751> Memenuhi syfuclit seperti
yang tertera pada lnjeksi Volume Kecil.
337,84 rs
Syarat lain. Memenuhi syarat seperti yang tertera
pada lnjectiones. 301,39 dan 337,84 berturut-turut adalah bobot
molekul dobutamin dan dobutamin hidroklorida; C
Penctapan kadar Lakukan penetapan dengan cara adalah kadar Dobutamin Hidroklorida BPFI dalam
Kromatografl cair kinerja tinggi seperti yang tertera mg per ml Larutan baku; ru dan rs berturut-turut
pada Kromatografi <931>. adalah respons puncak dari Larutan uji dan Larutan
Larutan pasangan ion Larutkan 3,38 g natrium I - baku.
oktansulfonal P dalam 1000 ml air, pipet 3· ml
: ·- trietilamin P dan masukkaa ke dalam larutan. Atur
pH larutari hingga 2,5 dengan
fosfat P.
penambahan asarn
Wadah dan pcnyimpanan Dalam wadah dosis
tunggal atau wadah dosis ganda, sebaiknya dari kaca
Tipe !. .
Fase gerak Buat campuran Larutan pasangan ion - Penandaan Cantumkan pernyataan yang
asetonitril P - metano/ P (58:28:14). Saring dan menunjukkan bahwa dosis yang sesuai diencerkan
a\vaudarakan. 1ika perlu lakukan penyesuaian dengan pembawa parenteral yang sesuai sebelum
mcnurut Ke~esuaian sistem sepcrti tertcra pada digunakan.
Kroniatografi <93 l>. [Catalan_ Perbandingan
asetonitril P dan nielano/ P nJenJpakan faktor kritis
untuk urutan elusi kornponen dari larutan kesesuaian
Tambaha11 111011ografi
sistem].
Larutan kesesuaian sistenz Tin1bang saksama DOBUTAMIN UNTUK INJEKSI
scjumlah 4-(4-hidroksi fenil)-2-1/ulanon dan Dobutamine for Injection
Dobutamin Hidroklorida BPF!, Iarutkan dan
encerkan dengan Fase gerak hingga kadar masing- Dobutamin untuk injeksi adalah campuran steril
masing lcbih kurang 0,3 dan 0,56 mg per ml. dobutamin hidroklorida dcngan pengenccr yang
Larutan baku Timbang saksama sejumlah sesuai. Mengandung scjumlah dobutamin
Dobutamin Hidroklorida BPFI, larutkan dan hidroklorida setara dengan douutamin, C 18H23 NO,,
encerkan denzan Fase gel-ak secara kuantitatif dan tidak kurang dari 90,0% dan tidak Iebih dari 110,0%
jika perlu bertahap hingga kadar Iebih kurang 0,56 dari jumlah yang tertera pada etiket. .[Perhatian
mg per ml (setara dcngan dobutamin lebih kurang 0,5 Penanganan harus sangat hati-hati untuk mencegah
mg per ml). terhirup, terpapar pada kulit dan mata]. Baku
Larutan uji Pipct sejumlah volume injeksi setara pembanding Dobutamin Hidroklorida BP FI·
dengan lebih kurang 25 mg dobutamin ke dalam Iabu tetapkan kadar air sccara titiimctri pada wakt~
tentukur ·SO-ml, encerkan dengan Fase gerak ~ampai' .
, ai'.an dig.11nakah 'untuk •an.alisis kuantitatiI, sitnpan
dalam wadah tertutup rapat Endotoksin BPFI,
tanda.
Sis/em kromatografl Lakukan seperti yang tertera [Catata11: Bersifat pirogenik, penanganan vial dan
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasij
tinggi dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom Rekonstitusi seluruh isi, gunakan larutan dalam
4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi LI yang waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka
dideaktivasi, dengan ukuran partikel 5 µm. Laju alir dan larutan, dalam lemari pendingin.
lebih kurang I ml per menit. Lakukan kromatografi
terhadap Lan1tan kesesuaian sistem, rekam respons Larutan terkonstitusi Pada waktu digunakan,
puncak seperti yang tertera pada Prosedur: waktu memenuhi syarat Larutan te11'onstitusi seperti yang
retensi relatif untuk 4-(4-hidroksifenil)-2-butanon tertera pada lnjectiones. Tidak boleh digunakan jika
dan dobutamin berturut-turut adalah lebih kurang 0,9 berwarna coklat aiau mengendap.
dan 1,0; resolusi, R. antara 4-(4-hidroksifenil)-2-
butanon dan dobutamin tidak kurang dari 1,5; faktor Idcntifikasi Lakukan Kromatografi /apis tipis seperti
ikutan puncak dobutamin tidak Icbih dari 1,5 dan tertera pada Kromatografl <931>.
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak Fase gerak Buat campuran etil asetal P - propanol
lebih dari 2,0%. P - air - asam asetal glasia/ P (100:40:15:5).
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah larulan baku Timbang sejumlah Dobu1amin
volume sama (lebih kurang 20 µI) Larutan baku dan Hidroklorida BPFI, Iarutkan dan encerkan dengan
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam metanol P hingga kadar lebih l-urang JO mg per ml.
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung Larutan dibuat pada saat akan digunakan.
jumlah dalarn mg, dobutamin,C 18H 23NO,, dalam Larutan uji Larutkan sejumlah dobutamin untuk
injeksi yang digunakan dengan rumus: injeksi dalam metanol P dan encerkan dengan
Sup/emen III Farmakope Indonesia IV
1915' rioksilainin Suksinat I Monogrtifi

metanol P hingga kadar lebih kurang l 0 mg P<;r ml, adalah resp9ns puncak dari Larutan uji dan Larutan
sentrifus hingga jemih '' ' , , baku. · """
Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>. Totolkan secara terpisah Wadah dan penyimpanan Dalam wadah padatan
masing-masing l 0 µl Larutan baku dan Larutan uji steril seperti yang tertera pada lnjectiones, pada suhu
pada lempeng silika gel setebal 0,25 mm Biarkan ruang terkenda!i.
bercak sampai kering, lakukan kromatografi dan
biarkan Fase gerak merambat sampai tiga per empat
tinggi lempeng. Angkat lempeng,, tandai batas Tambaha11 mo11ografi
_rarnbat dan biarkan kering pada suhu ruang. Amati DOKSILAMIN SUKSINAT
bercak di bawah cahaya UV 254 nm. Harga Rf Doxylamine Succinate
bercak utama Larutan uji sesuai dengan Larutan
baku. ·-
Endotoksin Bakteri <201> Tidak !ebih. dari 5,56
unit Endotoksin Fl per mg dobulamin.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.

pH <1071> Antara 2,5 dan. 5,5; lakukan penetapan


2-[o.-[2-(Dimetilamlno)etoksi}-o.-metilbenzil}piridin
menggunakan I vial yang dilarutkan dalam I 0 ml air.
suksinat (I: 1)[562-10-7]
C11H22N20. CJ~ 6 0, BM 388,46
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti
yang tertcra pada Injeksi Volume Keci/,
· Doksi!amin suksinat mengandung tidak kurang dari
Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C11H22N20.
pada Jnjectiones. C4 H60 4 , dihitung terhadop zat yang te!ah
dikeringkan.
Penctapan kadar Lal"llkan pehetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tiflggi seperti yang tertera Pemerian Serbuk putih atau putih krem, bau khas,
pada Kromatografi <931>.
Larutan pasangan ion, Fase gerak, Larutan Ke!arutan Sangat mudah larut dalam air dan etanol;
kesesuaian sistem, Larutan baku dan Sistem mudah !arut dalam k!oroform; sangat sukar larut
lcromatografi Lakukan sepeiti yang tertera pada dalam eter dan benzena,
Penetapan kadar dalam Ir.jeksi Dobutamin.
Larutan uji Suntikkan· lebih kurang IO ml Fase Baku pembanding Doksilamina suksinat BPFI;
gerak ke dalam I vial Dobutamin untuk !njeksi, jaga tidak boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah
agar tekanan dalam vial tidak meningkat. Kocok tertutup rapat, terlindung dari cahaya.
sampai larut sempuma. Pindahkan larutan ke dalam
labu tentukur yang sesuai, encerkan' secara kuantitatif Identifikasi
dan jika perlu bertahap dengan Fase gerak hingga A. Serapan ultraviolet
kadar dobutamin lebih kurang 0,5 mg per mL Larutan: 20 µg per ml dalam asam klorida O, l N.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Serapan jenis pada 262 nm, dihitung terhadap zat
volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan yang telah dikeringkan tidak berbeda 3,0%.
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam B. Memenuhi persyaratan Identifikasi Batas
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung Nitrogen organik <261>.
jumlah da!am mg, dobutamin, C 18H23N0 3, da!am C. Larutkan kurang lebih 500 mg zat dalam 5 ml
setiap \\'adah dobutamin untuk Injeksi yang air, dan tambahkan amonium hidroksida 6 N sedikit
digunakan dengan rumus: berlebih. Ekstraksi doksilamina bebas dengan
beberapa bagian eter P, buang ektrak eter P dan
uapkan larutan air pada tangas uap sampai kering,
!OCD(301,39)(ru) Tambahkan 2 ml asam k/orida 3 N, dan uapkan
337,84 r5 kembali pada tangas uap sampai kering. Dinginkan,
dan tambahkan lebih kurang 10 ml eter P, biarkan
301,39 dan 337,84 berturut-turut adalah bobo't beberapa menit, dan tuangkan bagian yang jemih.
molekul dobutamin dan dobutamin hidroklorida; C uapkan larutan eter sampai kering, dan keringkan
adalah kadar Dobutamin Hidroklorida BPFI dalam residu pada 105° selama 30 men it: asam suksinat
mg per ml Larutan baku; D · adalai, faktor yang diperoleh 'akan melebur antara 184° - 188°,
pengenceran Larutan uji; ru dan rs berturut-turut gunakan prosedur Metode I pada Jarak lebur.

I
__J
· Suplemen III Farmakope Indonesia IV Monografi I Injeksi Ergotamin Tartat 1916

Jarak lebur Metode I antara io3° dan fd8°; Jiirak Baku:· pembanding Ergotamin Tar/rat BPFI;
antara awal sampai akhir meiebur tidak lebih dari 3°. Lakukan pengeringan sebagian zat dalam hampa
pada suhu 60° selama 4 jam sebelum digunakan.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; Simpan dalam wadah tertulup rapat terlindung dari
Lakukan pengeringan dalam hampa udara di alas cahaya. Simpan dalam tempat dingin; Endotoksin
fosfor pentoksida P selama 5 jam. BPFI [Catalan Bersifat pirogenik, penanganan vial
dan i:Si harus hati-hati untuk menghindari
Sisa pemijaran <301 > Tidak lebih dari 0, 1%. kontaminasi] Rekonstitusi semua isi, gunakan larutan
Senyawa sejenis mudah menguap Masing-masing dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka
cemaran tidak lebih dari 1,0% dan jumlah cemaran dan larutan dalam lemari pendingin.
tidak lebih dari 2,0%. Lakukan penetapan dengan
Kromalografi gas seperti yang tertera pada Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 357.0
Kromatografi <931>. Larutkan 650 mg zat dalam 20 •UBit Endotoksin Fl.per mg ergotamin tartrat.
ml. asam klorida 0,1 N pada corong pisah. Basakan
larutar. dengan natrium hidroksida 2,5 N, dan pH < 1071 > Antara 3,5 dan 4,0.
ekslraksi segera >ebanyak 4 kali, tiap kali
mcnggunakan 25 ml eter P, saring setiap ekstrak Syarat lain Memenuhi syarat sepcrti yang tertera
melalui kapas yang sudah dijenuhkan dengan eter P. pada Jnjectiones.
Uapkan campuran ekstrak eter di at.as tangas air
dengan bantuan· aliran udara untuk pengeringan pada Pcnetapan kadar
suhu tidak lebih dari 50°, dan larulkan residu dalam 5 Kloro/orm Gunakan larutan segar k/orofonn P
ml etanol P. Suntikkan lebih kurang 1 µl larutan ke yang sudah dijenuhkan dengan air.
dalam kromatograf gas seperti pada Kromatografi Larutan bah Timbang saksama lebih kurang I 0
<931> yang dilengkapi dengan detektor ionisasi mg Ergotamin Tartrat BPFl, larutkan dalam 50 ml
nyala, kolom kaca 4 mm x 2 m berisi bahan pcngisi etanol encer P, jika pcrlu hangatkan, encerkan
G/6 5% dan G/2 5% dcngan ukuran partikel 60 - dengan air hingga kadar 50,0 µg per ml.
80 mesh SIA. Pertahankan suhu kolom pada suhu Laro/an ergotan1in Pipet sejumlah volume injeksi
lcbih kurang 212°, suhu injcktor dan deleklor pada setara lebih k<Irang 5 mg ergotamin tartrat, masukkan
• suhu lebih kurang 250°, dan gunakau helium P kering ke dalam gelas piala. Tambahkan 5 ml Kloroform dan
sebagai gas pembawa. natrium karbonat kira-kira setara satu per sepuluh
bobot injeksi yang digunakan. Campur dan
Pcnctapan kadar Timbang saksama lebih kurang tambahkan secukupnya tanah si/ika untuk
500 mg zat larutkan dalam 80 ml asam asetat glasial kromatografi P unfuk membuat halus (lebih kurang l
P. Tambahkan Kristal violet LP, titrasi dengan asam g untuk setiap ml injeksi yang digunakan ditambah 3
perk/oral 0, 1 N LV sampai titik akhir titrasi berwarna g). Padatkan campuran dalam tabung kromatografi
hijau "emerald". Lakukan penetapon blangko. dengan diameter leliih kurang 2,5 cm x 30 cm. Bilas
dinding gelas piala dengan 2 ml K/oro/orm.
1 ml asam perk/oral 0, 1 N setara dengan Tambahkan tanah si/ika untuk kromatografi P
19,42 mg C17H22N10.C,H•O, secukupnya untuk membuat halus dan masukkan ke
dalam kolom.
Wadah dan pcnyimpanan Simpan dalam wadah Siapkan kolom kedua menggunakan campuran dari
tcrtutup baik, tcrlindung dari cahaya. 9 g tanah si/ika untuk ATomatografi P dengan 7 ml
larutan asam sitrat P ( 1 dalam 4 ). Masukkan
campuran 2 g tanah silika untuk kromatografi P dan
Tambahan monografi 2 ml air melalui bogian alas koloin kedua. Masukkan
IN.TEKSI ERGOT AMIN TARTRAT sedikit wol kaca dan pasangkan tabung yang
Ergotamine Tartrate Injection mengandung zat supaya eluat dari saluran masuk ke
dalam tabung yang mengandung larutan asam sitrat
lnjeksi Ergota1nin Tartrat adalah larutan steril yang P. Tambahkan Kloro/orm 90 ml melalui bagiar. atas
mengandung ergotarnin tartrat dan epin1er-epimer tabung dan tampung eluat dari bagian bawah tabung
tartrat, ergotaminin dan senya,va alkaloid lainnya ke dalam labu tentukur 200-ml. Bilas ujung tabung
dalam air untuk injeksi P dengan panambahan asam bagian atas dengan Kloroform. Lewatkan Kloroforn1
tartrat dan stabilisator yang sesuai. Setiap ml secukupnya melalui bagian bawah tabung untuk
rnengandung tidak kurang dari 450 µg dan tidak lebih mengencerkan eluat sampai tanda. Eluat ini adalah
dari 550 µg alkaloid total. Kandungan. ergotamin Larutan ergotamin 1.
tartrat, (C 33 H35Ns0s)2.C,H 60 6 tidak kurang dari Lepaskan adsorben dari kolom kcdua dengan
52.0% dan tidak lebih dari 74.0 % dari kandungan sedikit tekanan udara ke dalam gelas piala 600 ml
alkaloid total. Mengandung Ergotaminin tartat tidak yang berisi I 0 g natrium bikarbonat dan campur.
lebih dari 45.0% dari kandungan alkaloid total. · Dengan hati-hati tambahkan 50 ml air sambil diaduk
. 1917 TabletErgotamin Tartat I Monografi Suplemen Ill Farmakope Indonesia"iV

terns menerus. Cuci campuran dengan air <!~I~ A " dan Au. berturut-turut adalah serapan Larutan
corong pisah 250 ml dan ekstraksi ergotamin 4'liillii' ergot!imin'.2'aan, Larntan alkaloid total.
tiap kali dengan 15 ml Klorofonn. Lewatkan ekstrak
i
melalui pe!lyaring wool kaca, kumpulkan ekstrak Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis
dalam labu tentukur I 00-ml, cuci penyaring dan tunggal, sebaiknya dari kaca tipe I dan tidak tembus
I
encerkan dengan Kloroform sampai tanda Larutan cahaya.
ini adalah wrutan ergotamin 2.
Pipet secara terpisah I 0 ml dan 20 ml Larutan
ergotamin I dan 2, masing-masing masukkan ke
dalam labu Erlenieyer kecil dan uapkan dengan
Tambaha11 111011ograji
TABLETERGOTAMINTARTRAT
I
bantuan aliran udara sampai kering. - Ergotamine Tartrate Tablets
Larutan alkaloid total Ukur saksama sejumlah
volume injeksi setara dengan lebih kurang 2,5 mg Tablet Ergotamin 1artrat mengandung . Ergotamin
ergotamin tartrat, masukkan ke dalam labu tentukur Tartrat, (C33 H35N 50s)2 .C4 H60 6, tidak J.."Urang dari
50-ml tambahkan 25 ml etanol P dan encerkan 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang
denga~ larutan asam tartrat P ( I dalam I 00 ) sampai tertera pada etiket.
tanda.
Prosedur Pipe! masing-masing 5 ml Larutan baku Baku pembanding Ergotamin Tartrat BPFI;
dan Larutan alkaloid total ke dalam labu Erlemeyer L:tkukan pengcringan sebagian zat dalam hampa
kecil. Ke ·dalam rcsidu kcring dari-kcdua Larutan pada suhu 60° selama 4 jam sebelum digunakan.
ergotamin tambahkan 5,0 ml larutan segar campuran ,- Simpan dalam wadah tcrtutup rapat terlindung dari
etanol P dan larutan asam tart rat P (I dalam I 00) cahaya, di tempat dingin.
1: 1. Sccara bergantian masukkan masing-masing labu
ke dalam tangas es dan goyang terns menerns sambil Identifikasi Sejumlah serbuk tablet setara dengan
menambahkan tetes demi tctes I 0,0 ml p- lebih kurang 5 mg ergotamin tartrat digerus halus
dimetilamino benza/dehid LP. Diamkan dalam suhu dengan I 0 ml heksana P selama bebcrapa menit,
rnang dengan cahaya lemah tidak kurang dari 90 diamkan dan buang ekstrak heksana P. Tambahkan
menit dan tidak lebih dari 2 jam. Ukur scrapan dari 4 ke dalam residu I 0 ml kloroform jenuh amonia
larutan ter~ebut pada panjang gelombang serapan ( dibuat dengan mengocok klorofonn . P dengan
maksimum lebih kurang 545 nm dengan amonium hidroksida P, kcmudian ambil lapisan
menggunakan blangko. Hitung jumlah alkaloid total kloroform), gerus selama beberapa menit, saring dan
dalam mg (C33 H 35N5 0 5)i.C,H,;O, dalam volume uapkan filtrat pada tangas uap sampai kering.
injeksi yang digunakan dengan rumus: Larutkan residu dalam campuran 4 ml asam aselat
glasial P dan 4 ml eti/ asetat P. Pada I ml larutan ini
o,osc(~) tambahkan I ml asam su/fat P secara pe.rlahan dan
terns menerus dikocok sampai terbentuk endapan
biru hingga kemerahan, dinginkan. Tambahkan 0, I
ml besi(Jll} k/orida LP, yang sebelumnya sudah
C ltdalah kadar Ergotamin Tartrat BPFI dalam µg diencerkan dengan air volurne sama: tampak warna
per ml Larutan baku; Au dan As berturnt-turut adalah kemerahan menjac'.i berkurang dan wama biru
serapan dari Larutan alkaloid total dan Larutan baku. semakin jelas.

Hitung persentase Ergotamin tartrat yang diperoleh Disolusi <1231>


dengan rumus: A{edia disolusi : l 000 ml larutan asan1 tartrat P

so(£)Au
(1 dalam I 00)
A/at tipe 2
Waktu
: 75 rpm.
: 30 menit.
Prosedur Lakukan penetapan jumlah
A' dan Au berturut-turut adalah serapan Larutan (C,,HisN 50 5),.C,H 60 6 , yang terlarut dengan cara
ergotamin I dan Larutan alkaloid rota/. mengukur intensitas fluoresensi filtrat larutan uji
yang sudah diencerkan dengan media disolusi pada
Hitung persentase Ergo/amin tar/rat yang dipcroleh panjang gelombang eksitasi maksimum lebih kurang
. dengan rumus: 327 nm dan panjang gelombang emisi maksimum

so(~~)
427 nm, bandingkan dengan serapan larutan baku
yang diketahui kadarnya dalam media yang sa.nla .
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
kurang dari 75% (Q) (C33H35NsOs)2.C,H,;Q, dari
jumlah yang tertera pada etiket.
Suplemen III Farmakope Indonesia IV Monografi I Tablet Ergotamin Tartat dan Kofein 1918

.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syafat. ' ·. WadahAlan penyimpanan Dalam wadah tertutup
baik dan tidak tembus cahaya. Simpan pada suhu 25°,
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara masih diperbolehkan pada suhu antara 15° dan 30°.
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Penandaan Penandaan pada tablet menunjukkan
Fase gerak Buat campuran asetonitril P - kalium bahwa tablet digunakan untuk tablet hisap.
fosfat monobasa 0,01 M (55:45), saring dan
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada Tambahan monografi
• Kromatograji <931> . TABLET ERGOTAMIN TARTRAT DAN
Pelarut Campuran asetonitri/ P - air (55:45). KO FEIN
Larutan baku internal Masukkan Jcbih kurang Ergotamine Tartrate am! Caffeine Tablets
40 mg ergonovin maleat ke dalam labu tentukur •-
250-ml, tambahkan Pelarut sampai tanda, campur. Tablet Ergotamin Tartrat dan Kofein mengandung
Larulan baku Timbang saksama lebih kurang 10 Ergotamin Tartrat, (C33H35Ns0sh.C4H,O,. dan Kofein,
mg Ergotamin Tartrat BPFI. Masukkan ke dalam C8 H10N,O,, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
labu tentukur 50-ml, ldmbahkan Pelarut sampai dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
tanda, campur. Pi pet 5 ml larutan. ke dalam labu
tentukur 50-ml, tambahkan 5,0 ml Larutan baku Baku pembanding Ergotamin '_ Tartrat SPF!;
internal~ encerkan dengan Pelaf-ut sampai tanda Lakukan pengeringan sebagian zat dalam hampa
sehingga diperoleh kadar Ergotamin Tar/rat BPFI pad a ,suhu 60° selama 4 jam sebelum digunakan;
lebih kurang 0,02 mg per ml. Kofein BPFI, tidak boleh dikeringkan, simpan dalam
Larutan uji Masukkan sejumlah tablet setara lebih wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya;
kurang I 0 mg zat ke dalam labu tenlukur 500-ml. Ergolaminin BPFI, tidak boleh dikeringkan; simpan
Tambahkan 50,0 ml Larutan balm internal, 300 ml dalam wadah tertutup rapat ·dan tempat dingin,
Pe/amt dan sonikasi selama 10 menit. Encerkan terlindung dari cahaya.
dengan Pe/amt sampai tanda dan campur. Saring
melalui penyaring membran dengan porositas 0,4 5 ldentilikasi Hancurkan I tablet, kocok dengan 10 ml
µm, buang 25 ml filtral pertama. ~-!oiofotm P dan tambahkan 3 tetes a1nonium
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang lertera hidroksida LP, saring. Filtrat dibagi dua bagian
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja dalam cawan penguap, masing-masing uapkan di atas
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm, kolom 3,9 tangas uap h;ngga kering dan residu digunakan untuk
mm x 30 cm berisi bahan oengisi L1o Laju ·alir lebih uji selanjutnya.
kurang I ml per menit. Lakukan kromatografi A. Campur satu bagian residu dengan 5 ml larutan
tcrhadap Larutan boku, rekam respons puncak seperti asam tartrat.P (I dalam 100), tambahkan 10 .ml p-
yang tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif dimetilaminobenzaldehid LP: terjadi wama biru yang
ergonovin maleat dan ergotamin tatrat masing- menunjukkan adanya ergotarnin.
rnasing lebih kurang 0,7 dan 1,0; resolusi, R, antara B. Pada residu yang lain tambahkan I ml asam
puncak analit dengan puncak Larutan baku internal klorida P dan I 00 mg kalium klora/ P, uapkan di alas
tidak kurang dari 3,0. Efisiensi kolom tidak kuran!! tangas uap hingga kering. Balikkan cawan di alas
dari 3000 lempeng teoritis dan faktor ikutan puncak bejana berisi amonium hidroksida P; diperoleh residu
analit tidak lebih dari 2,0. Simpangan bahi relatif berwama lembayung ya~g hilang dengan penambahan
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. r.atrium hidroksida IN (menunjukkan adanya kofein).
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
·,.olume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Disolusi <1231>
Larutan uji ke da!am kromatograf, rekam Media diso/usi: 900 ml larntan asam tar/rat P ( 1
kromatogram, ukur respons puncak utama. Hitung dalam 100)
jumlah dalarn mg, ergotamin tartrat, A/at tipe 2: 75 rpm.
( CnH 35N50 5),.C4H60 6 dalam serbuk tablet yang Waktu: 30 rnenit.
<ligunakan dcngan nnnus: Larutan balm Timbang saksama sejumlah
Ergotamin Tartrat BPFI dan Kofein BPFI larutkan
dalam Media diso/usi hingga diperoleh larutan
dengan kadar ergotamin tartrat lebih kurang I µg per
ml dan kofein I 00 µg per ml.
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C.H1.,N,02
C adalah kadar Ergotamin Tartrat BPFI dalam mg yang terlarut dengan mengi1kur serapan filtrat larutan
per ml Larutan baku; dan Ru dan Rs berturut-turut disolusi dan serapan Larutan baku dalam media yang
adalah perbandingan respons puncak: Larutan uji dan sama pada panjang gelombang serapan maksimum
Larutan baku terhadap baku internal. lebih kurang 273 nm. Lakukan penetapan jumlah
.. '
1919 Tablet Ergotamin 'fartat dan Kofein I Monografi ,• · $uplemen Ill Fannakope lndonesi~ IV

(C33H35N,O,)i.C,H606 yang terlarnt <!fpg~n Pelarut Saplpai tanda. Saring melalui penyaring
mengukur fluorosensi filtrat lamtan disolusi yahfjika · ti:tembraii 'dengan porositas 0,5 µm, buang 20 ml
perlu diencerkan dengan media disolusi dan filtrat pertama. Pipet 5 ml filtrat masukkan ke dalam
fluorosensi Larutan baku dalam media yang sama labu tentukur 50-ml, encerkan dengan Pelarut sampai
pada panjang gelombang eksitasi 327 run dan tanda.
gelombang emisi 427 nm. Larutan kesesuaian sistem Pipe! 20 ml Larntan
To/eransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak baku kofein, 20 ml Larutan baku ergotamin tafirat,
kurang dari 70% (Q) ergotamine tartrat, dan 4 ml Iarutan yang mengandung 20 µg
(C33H3sNsOs)2 . C,H,O, dan tidak kurang dari 75% Ergotaminin BPFI ke dalam labu .tentukur 200-ml,
(Q) kofein, C8H 10N 40,, dari jumlah yang tertera pada encerkan dengan Pelarut sampai tanda.
etiket. Sistem kromatograji Lal..-ukan seperti yang tertera
pada kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. tinggi dilengkapi dengan detektor 254 run serangkai
. dengan detcktor fluorometer pada panjang
Penetapan kadar [Cata/on Lindungi seluruh larutan gelombang eksitasi 325 nm dan panjang gelombang
dari cahaya]. Lakukan penetapan dengan cara emisi 435 nm. Kolom 4,6 mm x 25 cm berisi baban
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang· tertera peng1st L7. Lakukan penyeimbangan sistem
pada Kromatograji <931>. menggunakan Fase gerak A. Laju alir lebih kurang 2
Fase gerak A Buat can1puran air - as'etonitril P - ml per menit. . .Pada 3 m~nit setelal\ pen~ntikan _
trietilamin P (850: 150:0,5), atur pH hingga 2, 7 ± 0, l sampel, atau setelah kofein terelusi, alirkan Fase
dengan penambahan asam sulfa/ P kualitas gerak B dan pada menit ke 18 setelab penyuntikan
fluorometri, saring dan awaudarakan. awal, kembali ke Fase gerak A, diamkan tidak
Fase gerak B Buat campuran air - asetonitril P - kurang dari 2 menit antara penyuntikan. Lak"Ukan
trietilamin P (1380:620:1), atur pH hingga 2,7 ± 0,1 kromatografi terhadap Laf'!'tan baku campuran dan
dengan penambahan asam sulfat P kualitas /.,arutan kesesuaian sistem, rekam respons puncak
fluoromctri, saring dan awaudarakan. Jika perlu atur seperti yang tertera pada Prosedur: faktor ikutan
pH dengan penambahan natrium hidroksida P puncak ergo~amin tidak lebih 2,0; resolusi, R, antara
(I dalam 20) atau dengan asam sulfa/ P kualitas ergotamin dan ergotaminin tidak kurang 3,0; dan
fluorometri, untuk mendapatkan waktu retensi relatif simpangan baku relatif i;.1da penyuntikan ulang
yang sesuai, dan jika perlu lakukan penyesuaian Larutan baku campuran tidak lebih dari 2,0%.
menurut Kesesuaian sis/em seperti yang tertera pada Prosedur Suritikkan secara terpisab sejumlah
Kromatografi <931>. volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku
Pelarut Timbang lebih kurang 10 g asam tartrat campuran dan Larutan uji ke dalam kromatograf,
P, masukkan ke dalam la bu tentukur I 000-ml, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama.
tambahkan 500 ml air dan kocok. Tambahkan 330 ml Waktu retensi relatif ergotamin, ergotaminin dan
, et.=inol P, dan carfipur. Bnc;,rkan dengan air s~pai kofein berturut turut lebih kurang 3,5; 4,0 dan 1,0
tanda. Campuran dibuat segar. Hitung jumlab dalam mg, kofein, C 8H 10N 40,, dalam
Larutan baku ergotamin tartrat Timbang siiksama serbuk tablet yang digunakan dengan rumus:
sejumlab Ergotamin Tar/rat BPFI, larutkan dalam
Pe/arul hingga kadar lebih kurang 40 µg per ml.
Larutan baku kofein Timbang saksama sejumlab
Kofein BPFI, larutkan dan encerkan dalam Pelarut
hingga kadar lebih kurang 4 mg per ml.
Larutan baku campuran Pi pet 10 ml Larutan baku C adalah kadar Kojein BPFI, dalam mg-·per ml dalam
ergotamin tartrat· dan 10 ml Larutan baku kofein Larutan baku campuran; ru dan rs berturut~turut
masukkan ke dalam· labu tentukur 100-ml. Encerkan adalab respons puncak yang diperoleh dari Larutan
dengrui Pe/arut sampai tanda. Pipet sejumlab larutan uji dan Larutan baku campuran. Hitung jumlah,
ini dan encerkan dengan Pe/anti hingga kadar dalam mg, ergotamin tartrat, (C33 H 35N 50 5),.C4 H60 6
ergotamin tartrat lebih kurang 4 µg per ml dan kofein dalam serbuk tablet yang digunakan dengan rumus:
lebih kurang 0,4 mg per ml.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
setara dengan lebih kurang 10 mg ergotamin tartrat,
masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml.
2,sc( ~~ J
Tarnbahkan· 150 ml Pelarut dan 20 tetes
benzalkonium klorida P (I dalam 2). Kocok secara C adalah kadar Ergotamin Tar/rat BPFI, dalam µg
mekanik selama 45 menit. [Catalan Jika per/u per ml Larutan baku campuran; lu clan ls berturut-
tambahkan 2-3 ml metanol P untuk menghilangkan turut adalab respons fluorometrik yang diperoleh dari
gelembung akibat pengocokan]. Encerkan dengan Larutan uji dan Larutan baku campuran.
Suplemeiz Ill Fannakope Indonesia IV Monograji I Etoposida 1920

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah-.tertutup Logam.berat <371> Metode III Tid~ lebih dari 20
baik, tidak tembus cahaya. bru. . .
Senyawa sejenis Lignan P tidak lebih dari 0,5% dan
Tambahan monografi pikroetoposida tidak lebih dari 1,0%. Total senyawa
ETOPOSIDA sejenis dan cemaran lain tidak lcbih dari 2,0%.
Etoposide Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi
<931>.
Dapar Lakukan seperti yang tertera pada

···~cf
Penetapan kadar.
Larutan A Buat campuran Dapar - asetonitril P
(80:20), saring dan awaudarakan.
Larutan B Bual campuran asetonitri/ P - Dapar
Vo (60:40), saring dan awaudarakan.
4'-Demetilepipodofilotoksin 9-[4,6-0-(R)-etiliden-P-D- Fase gerak Gunakan oampuran Larutan A dan
gluknpiranosida} [33419-42-0] Larutan B seperti yang tertera pada Sis/em
C29H320n BM 588,56 kromatografi. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistern sepei;ti yang tertera pada
Etoposida mengandung tidak kurang dari 95,0% dan Kromatografi <931>:
tidak lebih dari 105,0% C29 H320 13 , dihitung terhadap Pengencer Buat campuran Natriu1n asetat 0,02 M
zat anhidrat. {Perhatian Etoposida berpotensi atur pH hingga 4,0 dengan penambahan Asam asetat
sitotoksik, penanganan harns sangat hati-hali untz;k - asetonitril P (70:30).
mencegah /erhirup, terpapar pada kulit]. Larutan baku persediaan Timbang saksama
sej1•mlah Etoposida BPFI, larutkan dalam Pengencer
Pcmcrian Serbuk hablur halus putih sampai hampir hingga kadar l'ebih kurang 2,0 mg per ml.
putih. Larutan baku Encerkan sejumlah volume Larutan
baku persediaan secara kuantitatif dan jika perlu
Kclarutan Sangat sukar larut dalam air; sukar larut • bertahap dengan Pengencer hingga kadar lcbih
dalam etanol, dalam kloroform, dalam etil asetat dan kurang IO µg per ml.
dalam metilen klorida; agak sukar larut dalam Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama lebih
metanol. kurang 20 mg n-prapil paraben P, masukkan ke
dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan encerkan
Baku pcmbanding Etoposida BPFI; tidak boleh dengan Pengencer sampai tanda. Pipe! 5 ml larutan
dikeringkan sebelum digunakan, tentukan kadar air . ini dan 5 ml Larutan baku persediaan.-ke dalam labu
' ' secara titrimetri saat digunakan, simpan dalam wadah tentukur 50-ml, encerkan dengan Pengencer sampai
tcrtutup rapa\ dan terlindung dari cahaya. Campuran tanda. Pipet 5 ml larutan ini ke dalam labu tentukur
Reso/usi Etoposida BPFI; tidak boleh dikeringkan 100-ml, encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
sebelum digunakan, simpan dalam wadah tertutup Larutan uji Timbang saksama lebih kurang !00 mg
rapat dan terlindung dari cahaya. zat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan
dan encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
Idcntifikasi Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
A. Spektrum serapan inframerah zat yang pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang kolom 3,9 mm x 15 cm berisi"°bahan pengisi LI I
sama scperti pada Etoposida BPFI. dengan ukuran partikel kurang dari 5 µm. Laju alir
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram lcbih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan
Larutan uji sesuai dcngan Lan.1tan ba/...7.1 yang kron1atografi terhadap Larntan kesesuaian sistem
dipcrolch pada Penetapan kadar. menggunakan Larutan A sebagai fase gerak, rekam
respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur:
Rotasi jcnis <1081> Antara -110° dan -118°; lakukan \Vaktu retensi relatif untuk lignan P, etoposida,
penctapan pada suhu 20° menggunakan larutan 5 mg pikroetoposida berturut-turut adalah lebih kurang
per ml dalam campuran kloroform P - metanol P 0,20; 1,0 dan 1,43; resolusi, R, antara propil paraben
(9:1). dan etoposida tidak kurang dari I, 1. Kromatograf
diprogram sebagai berikut:
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 6,0%.

Slsa pemljaran <301> Tidak Iebih dari 0, 1%.


1921 injeksi Et~posida I Monografi Suplemen Ill Farmakape Indonesia IV

Waktu Larutan A Lanltan B Eluasi;,.,_,·." .. rekam respons puncak seperti yang tertera pada
(Menit) (%) (%) .' ~ Prosedur: resolusi, R, antara puncak etoposida dan
0 100 0 kesetimbangan
isokratik
puncak a-etoposida tidak kurang dari 1,35. Lakukan
0-15 100 0
15-30 100-+40 0-+60 gradien tinier kromatografi terhadap Larutan baku, rekam respons
30-40 40 60 isokratik puncak seperti yang tert~ra pada Prosedur:
40-42 40-+0 60-+100 gradien tinier simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
42-45 0 100 isokratik
gradien tinier
lebih dari 2,0%.
45-47 0-100 100-0
47-50 100 0 kcsetimbangan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama {lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan
Prosedur Suntikkaa secara terpisah sejumlah Larutan uji ke dalam !cromat.ograf. Eluasi Larutan uji
volume sama (lebih kurang 25 µ!) Larutan baku dan selama tidak kurang dari 1,5 kali waktu retensi
Larutan uji ke da!am kromatograf, rekam etoposida. Rekam kromatogram dan ukur respons
kromatogram selama tidak kurang dari 40 menit dan puncak utama. Hitung jumlah daiam mg, etoposida,
ukur seinua respons punc•k. Hitung persentase !ignan C2 9H320 13 , dalam zat yang digunakan dcngan rumus:
P, pikroetoposida dan cemaran Jain dalam zat yang

sooc(~)
digunakan dengan rumus:

5000(.£)(
~W
r,. )
rs C adalah kadar Etoposida BPFI dalam mg per ml
La111ta11 baku; ru dan rs berturut-turut adalah respons
C adalah kadar Etoposida BPFI dalam mg per ml puncak etoposida dari Larutan uji dan la111tan baku.
Larutan baku; W adalah bobot zat dalam mg, yang
digunakan dalam Lan1tan uji; r1 adalah respons Wndah dnn penyimpanan Dalam wadah tertutup
puncak masing-masing senya\va sejenis dan cemaran rapat, tidak tembus cahaya.
lain Larutan uji; rs adalah respons puncak etoposida
dari Larutan baku.
Tamba!tan monografi
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara INJEKSI ETOPOSIDA
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera Etoposide Injection
pada Kromatografi.
Dapar Larutkan 5,44 g natrium asetat P dalam lnjeksi Etoposida adalah larutan steril etoposida
2000 ml air, atur pH hingga 4,0 dengan penambahan dalam pembawa bukan air untuk diencerkan dengan
asam asetat g/asial P. saring. cair,an paranteral sebelum digunakan untuk infus
• Fcise· gerak Bual campuran Dapar - asetonitril P intravena. Mengandung Etoposida, C,,H,,O,,, tidak
(74:26), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang jumlah yang tertera pada etiket. [Perhatian Etoposida
tertera pada Kromatograji <931>. berpotensi sitotoksik, penanganan harus sangat hati-
Larutan baku Timbang saksama sejumlah hati untuk mencegah terhirnp, terpapar pada kulit}.
Etoposida BPFJ, larutkan dalam asetonitril P hingga
kadar lebih kurang 2,0 mg per ml. Baku pembanding Etoposida BPFI; tidak boleh
Pipet 5 ml ke dalam Jabu tentuk"Ur 50-ml, encerkan dikeringkan sebelum digunakan, tentukan kadar air
dengan Fase gerak sampai tanda. secara titrimetri pada saat digunakan, simpan dalam
Laruta11 kesesuaian sistenz Timbang saksarna wadah tertutup rapat dan terlindung· dari cahaya.
sejumlah Campuran Resolusi Etoposida BPFI, Senyawa Sejenis A Etoposida BPFI; Endotoksir.
larutkan dan encerkan dengan Fase gerak hingga BPFI. [Catalan Bersifat pirogenik, penanganan vial
kadar lebih kurang 0,3 mg per ml. dan rs1 harus hati-lzati untuk menghindari
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg konta111inas1JRekonstitusi semua isi, gunakan larutan·
zat, masukkan kc dalam labu tentukur 50-ml, dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka
larutkan dan encerkan dengan asetonitril P sampai dan larutan, dala1n le1nari pendingin.
tanda. Pipe! 5 ml larutan ini ke dalam labu tentukur
50-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Idcntifikasi
Sistem kromatograji Lakukan seperti yang tertera A. Lakukan penetapan dengan cara Kromatograji
pada Kromatograji <931>. Kromatograf cair kinerja lapis tipis seperti yang tertera pada Kromatografi I
I
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan <931>. '
kolom 3,9 mm x 30 cm berisi bahan pengisi LI I. Fase gerak Buat campuran kloroform P - aseton P
Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan - etano/ P - air (80:25:2,5:0,5).
kromatografi terhadap Larutan .kesesuaian sistem, Penampak bercak Tambahkan dengan hati-hati 10
ml asam su/fat P ke dalam labu tentukur JOO-ml yang
Suplemen III Farmakope Indonesia JV Monograji / lnjeksi htoposiaa JY.t.l

berisi 70 ml etanol mutlak P sambil diginginkan. Larutan uji Gunakan Larutan uji pada Penetapan
Encerkan dengan etanol mutlak P sampai tailda. kadar.
Pengencer Buat campuran kloroform P - metano/ P Prosedur Suntikkan secora terpisah sejumlah
(9:1). volume sama (lebih kurang 20 µI) Larutan baku dan
Larutan baku Timbang sejumlah Etoposida BPFI, Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
larutkan dalam Pengencer hingga kadar lebih kurang kromatogram dan ukur respons puncak benzil
0,8 mg per ml. alkohol. Hitung jumlah dalam mg per ml benzil
Larutan uji Masukkan sejumlah volume injeksi alkohol dengan rumus:
setara dengan 20 mg etoposida ke dalam labu
tentuk'UI' 25~ml, encerkan dengan Pengencer sampai
tanda: ·
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
soo(~)(~)
IO µl Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng
campuran. silika gel setebal 0,25 mm. Masukkan
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang berisi
C adalah kadar benzil alkohol, dalam mg per ml
·-
Larutan baku; V adalah volume injeksi yang
Fase gerak, biarkan Fase gerak merambat lcb!h digunah.an dalam ml; ru dan rs bcrturut-turut adalah
kurang 17 cm dari garis penotolan. Angkat lempeng, respons puncak bcnzil alkohol Larutan uji dan
tandai batas rambat keringkan dalam lemari asam Larutan ba/..-u.
selama 5 menit. Masukkan kembali lempcng kc
dalam bejana kromatografi dan biarkan F ase gerak Scnyawa scjenis Total ccinaran tidak lebih dari
1nerambat lebih kurang 17 cn1 dari garis penotolan. 3,0%. Lakukan seperti yang tertcra pada uji Senyawa
Angkat lempeng, kcringkan dalam lemari asam sejenis pada Etoposida.
sclama 20 mcnit. Scmprot lempeng dengan
Penampak bercak~ panaskan len1peng dalan1 oven Syarat lain Memcnuhi syarat seperti yang tertcra
dengan udara mengalir pada suhu 120° selama 15 pada lnjectiones.
1nenit Harga R1 bercak utama Larutan uji sesuai
dcngan Larutan baku. Pcnctapan kadar Lakukan penctapan dengan cara
B. Waktu retcnsi puncak utama kromatogra1n Kromatografi cair kinerja tinggi sepcrti yang te1tera
Lan1tan uji sesuai dengan Larutat1 baku yang pada Kromatografi <931>.
diperolch pada Penetapan kadar. Dapar, _Fase gerak, Larutan baf...?J, Larotan
kesesuaian siste111, dan Sistem kro1nalografi. Lakukan
pH <1071> Antara 3,0 dan 4,0. Lakukan pcnetapan seperti yang tertera pada Penetapan kadar dalarn
dengan mcngenccrkan 5,0 ml injeksi dengan 45 ml Etoposida.
air. Larutan uji Ukur saksama sej umlah volun1e injeksi
0 setara dengan lebih kurang l 00 mg etoposida,
Endotoksin baktcri <201> Tidak lebih dari 2,0 unit masukkan ke· dalam labu tentukur 50-ml, encerkan
Endotoksin FI per mg etoposida. Gunakan larutan uji dengan Fase gerak sampai tanda. Pipet 5 ml larutan,
dengan mengencerkan Injeksi dengan Air steril untuk masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml lain,
injeksi hingga kadar etoposida 0,31 mg per ml. encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
Prosedur Lakukan seperti yang terteia pada
Etanol <1041> Metode II: (Jika etanol digunakan Penetapan kadar dalam Etoposida. Hitung jumlah
sebagai pelarut) Antara 90,0% dan l 10,0% C2HsOH dalam mg, etoposida, C29 H32 0 13 • dalam tiap ml
dari jumlah yang tertera pada etiket, gunakan 11- injeksi dengan rumus:
propil etano/ P sebagai baku internal.

Benzi! alkohol (Jika benzil alkohol digunakan


sebagai pelarut) Antara 90,0% dan II 0,0% dari soo(~)(:, J
jumlah yang tertera pada etiket. Lakukan penetapan
dcngan cara Kro111atografi cair kine1ja 1inggi seperti
yang tcrtera pada Kronratografi <93 l >.
C adalah kadar Etoposida BPFI dalam mg per ml
Dapar, Fase gerak, Lanitan kescsuaian sis1e111, Lanttan baku; V adalah volume injeksi yang
digunakan dalam ml; ru dan rs berturut-turut adalah
dan Sistem kromatografi. Lakukan seperti yang
rcspons puncak etoposida dari Larotan uji dan
tertera pada Penetapan kadar pada Etoposida.
Lan1tan baku.
Larutan baku Timbang saksama 0,75 ml benzil
alkohol yang didestilasl segar, masukkan ke dalam
labu tentulatr 50-ml, larutkan dan encerkan dengan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis
Fase gerak sampai tanda. Pipe! l ml larutan, tunggal atau dosis ganda dari kaca tipe I.
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan
dengan Fase gerak sampai tanda.
1923 Kapsul Etoposida I Monografi · Suplemen III Farmakope Indonesia JV

Penandaan Pada etiket dinyatakan harus diencerkan Dapar Larutkan 5,44 g natrium asetat P dalam
dengan cairan paranteral sebelum digunakan,c\nituk · 2000 ml airj';atur pH hingga 4,0 dengan penarnbahan
infus intraVena. asam asetat P, saring.
Fase gerak Buat campuran Dapar - as~tonitri/ P
(74:26), saring dan awaudarakan. Jika periu lakukan
Tambahan monografi penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang
KAPSUL ETOPOSIDA tertera padaKromatografi <931>.
Etoposide Capsules Laruian baku Timbang saksama sejumlah
Etoposida BPFI, larutkan dengan sonikasi dalam
Kapsul Etoposida mengandung Etoposida, C29H320 13 , sejumlah metanol P tidak lebih dari 2% volume total
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dan 110,0%, larutan. Encerkan dengan Media disolusi hingga
dari jumlah yang tertera pada etiket. [Perhatian kadar lebih kurang 55 µg per ml.
Etoposida berpotensi sitotoksik. Penanganan harus Larutan uji Gunakan 10 ml larutan disolusi yang
sangat _hati-hati untuk mencegah terhirup; terpapar telah disaring.
pada kulit]. Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
Baku pembanding Etoposida BPFI; tidak boleh tinggi dilengkapi dengan detektor 240 nm dan
dikeringkan sebelum digunakan, tetapkan kadar air kolom 3;9 mm x 30 cm berisi bahan pengisi LI I.
secara titrimetri pada waktu akan digunak.an, simpan Laju alir lebih kurang 2 ml per !1¥'nit. Lakukan
dalam ·wadah tertutup rapat dan terlindung dari kromatografi tethadap ..Lan1tan baku, rekam respons
cahaya. Senyawa Sejenis A Etoposida BPFI. puncak seperti yang tertera pada Prosedur:
simpangan baku rclatif pada penyuntikan ulang tidak
Identifikasi lebih dari 2,0%.
A. Timbang sejumlah serbuk kapsul setara dengan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
l 00 mg etoposida, masukkan ke dalam corong pisah volume sama (lebih kurang 50 µl) Lannan baku dan
berisi 100 ml air. Ekstraksi dua kali, tiap kali dengan Larutan uji ke dalam kromatograf, rckam
20 ml kloroform P, pisahkan dan kumpulkan lapisan kromatogr~m dan ukur rcspons puncak utama. Hi tung
organik, saring melalui natrium sulfat anhidrat P. jumlah etoposida, C29 H32 0 13 • yang terlarut.
Masukkan filtrat ke d,o l3m corong pisah kcdua, Toleransi Dalam waktu 30 1nenit harus larut tidak
ekstraksi dengan 30 ml air, biarkan lapisan memisah. kurang dari 80% (Q) C29 H,,0 1,, dari jumlah yang '
Alirkan lapisan k.loroform ke dalam labu alas bulat, tertera pada etiket.
melalui natrium su/fat anhidrat P yang diletakkan
dalam corong penyaring. Uapkan kloroform pada Kescragaman sediaan <9 I 1> Mcmenuhi syarat.
suhu 30±5° menggunakan penguap berputar.
Larutkan residu seperti minyak dalam 5 ml air, kocok Senyawa sejenis Pikroetoposida tidak lebih dari ,
perlahan-Iahan, diainkan s,elama 30 .meAit.~ ,Saring, , 2,0% dan total cemaran tidak lebih dari 3,0%.
kumpulkan endapan yang terbentuk pada penyaring, Lakukan seperti yang tertera pada Senyawa sejenis
cuci · endapan tiga kali, tiap kali dengan 20 ml air, dalam Etoposida.
biarkan endapan mengering pada penyaring selama
lebih kurang 90 menit dalam oven hampa udara pada Penetapan kadar Lakukan penctapan dengan cara
suhu 40°. Dispersikan endapan dalam kalium Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
bromida P dengan perbandingan I dalam I 00. pada Kromatografi <931 >.
Spektrum serapan infrarnerah zat yang didispersikan Dapar, Fase gerak, Larutan baku, Larutan
dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum kesesuaian sistem, dan Sistem J..Ton1atngrafi. Lakukan
hanya pada bilangan gelombang yang sama -sepcrti seperti yang tertera pada Penetapa11' kadar dalam
pada Etoposida FPFI. Etoposida.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan uji Timbang saksama tidak kurang dari
Lan1tan uji sesuai dengan La11'tan ba/.... u seperti yang 20 kapsul. Keluarkan isi semua kapsul, bersihkan
dipercleh pada Penetapan kadar. cangkang kapsul dan timbang saksama, hitung bobot
rata-rata isi tiap kapsul. Tin1bang saksama sejumlah
JJisolusi <1231> serbuk kapsul setara dengan lebih kurang 500 mg
Media diso/usi: 900 ml dapar asetat pH 4,5. etoposida, masukkan kc dalam labu tentukur 500-ml,
A/at tipe 2: 50 rpm. tambahkan lebih kurang 400 ml Fase gerak, aduk
Waktu: 30 menit. menggunakan pengaduk magnetik selama lebih
Prosedur Lak:ukan penetapan jumlah C29H,,0 13 , kurang 15 menit, lanjutkan dengan sonikasi selarna
yang terlarut dengan cara Kromatografi cair kinerja lebih kurang I jam sarnbil seseka!{ diaduk.
tinggi seperti yang tertera-pada Kromatografi <93 !>. Dinginkan, encerkan dengan Fase gerak sampai
tanda, aduk kembali selama 5 menit, saring. · Pipet
Suplemen If! Farmakope Indonesia IV Monografi I Feksofenadin Hidrokiorida 1924

10 ml !!lnltan ke dalam labu tentukur 50-ml;,encerkan C•. Menunjukkan reaksi K/orida cara A seperti
dengan Fase gerak sampai tailda. yang tertera pada Uji Jdentifikasi Umum <291>.
Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada
Penetapan kadar dalam Etoposida. Hitung jumlah Air <I 031> Metode Jc Bcntuk monohidrat: Tidak
dalam rng, etoposida, C,9H 320 1,, dalam tiap kapsul, lebih dari 0,5o/o. Bentuk hidrat: Antara G,0% dan
dengan rumus: 10,0%,· [Catalan Hidrat ditujukan untuk bentuk
campuran dihidrat dan trihidrat dari feksofenadin
hidroklorida).

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

C adalah kadar Etoposida BPFI, dalam mg per ml Logam berat <371> Metode JJJ Tidak lebih dari
Larutan. baku; N adalah jumlah kapsul yang 20 bpj.
digunakan; ru dan rs berturut-turut adalah respons
puncak etoposida dari Larutan uji dan Larutan baku. Senyawa sejenis B feksofenadin .Tidak lebih dari
0,2%. Lakukan pcnetapan dcngan cara Kromatografi
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
rapat, simpan di tempat dingin. Tidak boleh Kromatografi <931>.
dibeln1kan. Dapar a1noniu111. qsetat Encerkan 2,3 ml asam
asetat glasial P dcngan air hingga 2000 ml air. "Atur
pH hingga 4,0 ± \l,l dcngan pcnambahan amonium
Tambahan monografi hidroksida 6N.
Fase gerak Buat campuran Dapar amoniun1
FEKSOFENADIN HIDROKLORIDA
asetat-asetonitril P (80:20). Saring dan awaudarakan.
Fexofcnadinc Hydrochloride
Jika pcrlu lakukan pcnyesuaian n1cnurut Kesesuaian
siste111 scperti yang tertera pada Kromatografi
<931>.
la11aan kesesuaian siste111 Timbang saksan1a lebih
. ~ kurang l,2 n1g Sen~·aiva Sejenis B Feksofenadin
BPFI, masukkan kc dalam labu tentukur 5-ml,
larutkan dan encerkan dcngan Fase gerak sampai
tanda. Pipe! 2 ml larutan ke dalam labu tcntukur
Asam (±)-p-[J-Hidroksi-4-[4-(hidroksidifenilmetil) I00-ml, yang berisi lcbih kurang 25 mg Feksofenadin
piperidino]butil]-a-metilhidratropik, hidroklorida Hidrok/orida BPFJ yang telah ditimbang saksama.
[138452-21-8]. Larutkan dan enc~rkan dengan Fase gerak sampai
C,;H 39NO . .'HC! ' ' BM 538,12 tanda.
Larutan baku Encerkan Larntan kesesuaian sistem
Feksofenadin hidroklorida mengandung· tidak kurang secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan
dari 98,0% dan tidak lebih dari I 02,0% Fase gerak hingga kadar feksofenadin hidroklorida
C 32H 39N04 .HCI dihitung terhadap zat anhidrat. lebih kurang 2,5 µg per ml.
Larutan uji Timbang · sa.ksama sejumlah zat,
Baku pcmbanding Feksofenadin Hidrok/orida larutkan dan encerkan dengan Fase gerak hingga
BPFI; tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah kadar lebih kurang 0,25 mg per ml.
tertutup rapat dan terlindung dari cahaya. Senyawa Sis/em kromatografi Lakukan ~~perti yang tertera
Sejenis A Feksofenadin BPFI; tidak boleh pada Kromatografi <93 I>. Kromatograf cair kinerja
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat dan tinggi dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom
terlindung dari cahaya, Senyawa Sejenis B 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L45.
Feksofenadin BPFJ; tidak boleh dikeringkan, simpan Pertahankan suhu kolom pada suhu ruang. Laju alir.
dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, lebih kurang 0,5 ml per menit. Lakukan kromatografi
bentuk monohidrat. terhadap Lanitan kesesuaian siste111 dan rekan1
respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur:
Identifikasi \\'aktu rctensi relatif senya\va sejenis B feksofenadin
A. Spektrum serapan inframerah zat yang dan feksofenadin berturut-turut adalah lebih kurang
didispersikan dalam ka/ium bromida P, menunjukkan 0,7 dan 1,0; resolusi, R, antara puncak feksofenadin
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang dan puncak senyawa sejenis B feksofenadi.n tidak
sama seperti pada Feksofenadin Hidroklorida BPFI. kurang dari 3,0.
B. Wak'tu retensi puncak utama kromatogram Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan
diperoleh pada Penetapan kadar. Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam

_j
1925 Feksofenadin'Hidroklorida I Mo111Jgrafi Suplemen Ill Farmalrope Indonesia IV

kromatograni dan ukur respons puncak utama:,Hitung Cs adalah kadar Feksofenadin Hidroklon"da BPFI
persentase senyawa sejenis B feksofenadin dalain' zat dalam mg per ml Larutan baku; Cu adalah kadar
dengau rumus: feksofenadin dalam mg per ml Larutan uji; ru adalah
respons puncak basil urai terdekarboksilasi dari
Larulan uji; rs adalah respons puncak feksofenadin
dari Larutan baku; dan 1,1 adalah faktor respons
relatif basil urai terdekarboksilasi terhadap
feksofenadin. Hitung persentase cemaran lain dalarn
0,8 adalah faktor respons relatif dari senyawa sejenis zat dengan rumus:
B· feksofenadin relatif terhadap feksofenadin; C,
adalah kadar Feksofenadin Hidroklorida BPFJ dalam
mg per ml Larulon baku; Cu adalah kadar
feksofenadin dalam mg per ml Larulan uji; r~ adalah
respons puncak senyawa seJ en is B feksofenadin dari
Larutan uji dan rs adalah respons puncak Cs adalah kadar feksofenadin dalam mg per ml
feksofenadin dari Laru1an baJ..-u. larulan pembanding; Cu adalah kadar ieksofenadin
dalam mg per ml Larutan uji; r; adalah respons
Senya,va scjenis Scnya\va sejenis A feksofenadin puncak cemaran lain dalam Larotan uji; rs adalah
tidak lebih dari 0,2%; basil urai tcrdekarboksilasi respons puncak fcksofenadin d~lam larulan
tidak lcbih dari 0, 15%; cemaran lain yang tidak pen1banding.
diketahui tidak lebih dari 0,1% dan total cemaran
tidak lebih dari 0,5%. Lakukan penetapan dengan Klorida Tidak kurang dari 6,45% dan tidak lebih dari
cara Kron1atografi cair kinerja tinggi seperti yar.g 6,75% dihitung terhadap zat anhidrat; lakukan
tertera pada Kromatograji <931 >. penetapan dengan cara sebagai berikut: timbang
Dapar fosfat perklorat, Pengencer, Fase geral:, saksama iebih kurang 300 mg zat, larutkan dalam 50
Larulan baku dan Sistem kromalografi Lakuhri ml metaizol P. Titrasi dengan perak nitrat O.I N LV,
seperti yang tertera pada Penetapan kadar. tentukan titik akhir sccara potensiometri seperti yang
Lan1tan pe1nbanding Gunakan Laruta.': uji seper:i tertera pada Titrimetri <711>.
yang tertera pada Penetapan kadar. "
Larutan uji Gunakan Lanaan rg·i persediaan 1 ml perak nitrat 0. I /\1 setara dengan
seperti yang tertcra pada Penetapan kadar. 3,545 mg klorida
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sarna (lebih kurang 20 µl) Larutan uji. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Larutan baku, Larulan pembanding dan Fase gerak Kron1atografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
'(sebagai blangkq) ke ·dalam krnr.natograf, rekam pada Kromalograji <931>.
kromatograrn dan ukur' respons puncak. Hitung Dapar fosfal perklorat Larutkan 6,64 g nalrfum
persentase senyawa sejenis A feksofenadin dalam zat fosfat monobasa P dan 0,84 g natrium perk/oral P
dengan rumus: dalam 1000 ml air. Atur pH bingga 2;0 dengan
penambahan asam fosfal P.
Pengencer Buat campuran asetonitril P - Dapar
fosfal perk/oral (50:50).
Fase gerak Bua! campuran Dapar fosfal perk/oral
-aselonitri/ P (65:35). Saring dan awaudarakan.
C, adalah kadar Senyawa Sejenis A Feksofenadir. Tambahkan 3 ml lrielilamin P tiap ! -liter campuran.
BPFI dalarn mg per ml Larutan baku; Cu adalah Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
kadar feksofenadin dalam mg per ml Larutan uji; r,, sistem seperti yang tertera pada Kromatografi ·
dan rs berturut-turut adalah respons puncak senyawa <931>.
sejenis A feksofenadin dari Larutan uji dan Larotc.-: larutan ·bal..-u Timbang saksama sejumlah
baku. Hitung persentase hasil urai terdekarboksibi Feksofenadin Hidroklorida BPFI dan Senyawa
,iari [(+)-4-[l-Hidroksi-4-[4-(hidroksidifenilmetil-i - Sejenis A Feksofenadin BPF!, larutkan dan encerkan
piperidinil}-buli/]-isopropilbemene]. dengan wak;u dengan Fase gerak hingga kadar berturut-turut lebih
retensi relatif3,2 dalam zat, dengan rumus: kurang 0,06 mg per ml dan 0,005 mg per ml.
larulan uji persediaan Timbang saksama lebih
kurang 50 mg zat, masukkan ke dalarn labu tentukur
50-ml, larutkan dan encerkan dengan Pengencer
sampai tanda. Kadar larutan ini lebih kurang l mg
perm!.
Laru1an uji Pipe! 3 ml Larutan uji persediaan ke
dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan Fase
Suplemen III Farmakope Indonesia IV Monografi I Kapsul Feksofenadln Hidroklorida 1926

gerak sampai tanda. Kadar larutan ini'Ieliili- kurang Identifikasi


0,06 mg per ml. A. Waktu retensi puncak utarna kromatogram
Sis/em kromatografi Lakukan seperti yang tertera larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja diperoleh pada Penelapan kadar.
tinggi dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom B. Timbang sejumlah isi kapsu! setara dengan
4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi LI 1. lebi.h kurang 60 mg feksofenadin hidroklorida,
Pertahankan suhu kolom pada suhu ruang. Laju alir masukkan ke dalam tabung bertutup. Tambahkan IO
lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi ml carnpuran asetonitril P - metanol P (10:1), kocok
tcrhadap Larutan baku dan rekam respons puncak sampai sampel terdispersi. Diamkan. Pisahkan, saring
seperti yang tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara dan kumpulkan beningan dalam gelas piala yang
puncaK feksofenadin dan senyawa sejenis A sesuai. Uapkan pelarut menggunaka11 aiiran niirogen
feksofenadin tidak kurang dari IO; faktor ikutan P sampai hampir kering dengan sedikit pemanasan
puncak feksofenadin tidak lebih dari 2,0 dan mcnggunakan pemanas yang sesuai (tangas uap atau
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang dengan lempeng pemanas suhu rendah). Saat masih
feksofenadin dan senyawa sejenis A feksofrnadin hangat, tambahkan 5 ml air dan 5 tetes asam k/orida
berturut-turut tidak lebih dari 2,0% dan 3,0%. encer P dan aduk untuk mempercepat pengcndapan.
Prosedur Suntikkan sccara tcrpisah scjumlah Dinginkan dalam tangas es selama lebih kurang 30
volume sama (lcbih kurang 20 µI) Larutan baku dan 1nenit. Saring melalui penyaring kaca nlasir dengan
Lan-1/an uji ke dalam kromatograf, rekarn porositas 10-15 µm. Keringkan etldapan dalam oven
kron1atogram dan ukur rcspons puncak utan1a. Hi tung pada suhu 105° selama 1 jam. Spektrum scrapan
jumlah dalam mg fcksofcnadin hidroklorida, inframcrah cndapan yang telah dikeringkan · dan
C 32 H39NO,.HCI, dalarn zat yang digunakan dcngan didispcrsikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
ru1nus: maksimum hanya pada bilangan gelombang yang

~~)
sama scperti pada Feksofenadin Hidroklorida BPFI.
833,3C(
Disolusi <1231>
UJJ 1
C adalah kadar Feksofenadin Hidroklorida BPF! Media disolusi: 900 ml air.
dalarn n1g per ml Larutan baJ...1,; ru dan rs berturut- A!at Iipe 2: 50 rpm.
turut adalah rcspons puncak Larutan uji dan larutan Waktu: 15 dan 45 menit
balm. Lakukan penetapan jumlah C32H39N04 .HCI yang
terlarut dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
\Vadah dan pcnyimpanan Dalam wadah tertutup scperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
rapat tidak tcmbus cahaya, pada suhu ruang Dapar l.arutkan 1,0 g natrium monobasa fosfat P,
t~rkenc!ali. 0,5 g natrium perklorat I' dan 0,3 ml asam fosfat P
', dalam 300 ml air.
Penandaan Pada etikot hams dinyatakan jika dalam Fase Gerak Buat campuran asetonitril P - Dapar
bentuk hidrat. (700:300). Saring dan awaudarakan. Jika perlu
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sis/em
seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
Ta111baha11 mo11ografi Larutan kesesuaian sistem persediaan Timbang
KAPSUL FEKSOFENADIN saksama sejumlah Senyawa Sejenis A Feksofenadin
BPFI, larutkan dan encerkan dengan air hingga kadar
HIDROKLORJDA
lcbih kurang 0,44 mg per ml. {f!atatan Jika perlu
Fexofcnadine Hydrochloride Capsules
gunakan sejumlah kecil asam asetat glasial I', tidak
lebih dari 5% dari volume total untuk melarutkan
Kapsul Feksofenadin Hidroklorida mengandung
Senyawa Sejenis A Feksofenadin BPFI].
Fcksofenadin Hidroklorida, C,,H,,NO,.HCl, tidak
la1111an kesesuaian sisten1 Pipet sejumlah volun1e
kurang dari 93,0% dan tidak lebih dari I 05,0% dari
la111ta11 kesesuaian sistem ke dalam labu tentukur
jumlah yang tertera pada ctikct.
yang berisi sejumlah Feksofenadin Hidroklorida
BPFJ yang ditimbang saksama. Encerkan dengan air
Baku pcmbanding Feksofenadin Hidroklorida
hingga kadar Senyawa Sejenis A Feksofenadin BPFI
BPFJ; tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah
dan Feksofenadin Hidroklorida BPFI berturut-turut
tertutup rapat dan terlindung dari cahaya. Senyawa
lebih kurang 0,0 I mg per ml dan 0,06 mg per ml.
Sejenis A Feksofenadin BPFI; tidak boleh
larutan baku Timbang saksama sejumlah
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat dan
F eksofenadin Hidroklorida BPFI, larutkan dan
terlindung dari cahaya.
encerkan dengan air hingga kadar lebih kurang 0,07
mg per ml. {Catalan Jika perlu ·gunakan sejumlah
kecil metanol P, tidak lebih dari 0,5% dari volume
1927 Kapsul Feksofeliadin Hidroklorida I Monografi Suplemen IIIFarmakope Indonesia IV

total, untuk melarutkan Feksofenadin Hidroklorida Larutan uji ke dalam krcmatograf, rekam
BPFI]. kromatogram dan ukur respons puncak. Hitung
Larutan uji Gunakan sejumlah larutan disolusi persentase senyawa sejenis A feksofenadin dalam isi
yang telah disaring. kapsul dengan rumus:
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <:93 !>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 220 mn dan kolom
4,6 mm x 10 cm yang berisi bahan pengisi Ll. Laju
alir lebih kurang I ml per menit Lakukan
kromatografi terhadap Lan!lan kesesuaian sistem dan Cs adalah kadar Senyawa Sejenis A Feksofenadin
rekam. semua respons puncak seperti yang tertera BPFI da!am mg per ml Larutan baku; Cu adalah
pada Pr!!}edur: resolusi,_ R. antara pnncak kadar feksofenadiri dalam mg per ml Larutan uji; ru
feksofenadin dan puncak senyawa sejenis A . dan rs berturut-turut adalah respons puncak senyawa
feksofenadin tidak kurang dari 2,0. Lakukan sejenis A feksofenadin dari Larutan uji dan Larutan
kromatografi terhadap Larutan baku dan rekam baku. ·Hitung persentase basil urai terdekarboksilasi
respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur: dari [(+)-4-[1-Hidroksi-4-[4-(hidroksidifenilmeti/-J -
sirnpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak piperidinil]-buti/]-isopropilbenzen}, dengan waktu
lebih dari 2,0 %. retensi relatif 3,2; dalam zat dengan rum~s:
Prosedur Suntikkan sccara tcrpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 50 µl) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
kromatogram dan ukur rcspons puncak utama. Hitung
jumlah feksofenadin hidroklorida, C,2H,,NO.. HC1,
yang terlarut.
Toleransi Dalam waktu 15 menit dan 45 menit 1.1 adalah faktor respons relatif basil urai
harus larut berturut-turut tidak kurang dari 50% dan terdekarboksilasi terhadap feksofenadin; Cs adalah
75 % (Q) C32 H39NO .. HC1, dari jumlah yang tcrtera kadar Feksofenadin Hidroklorida BPFI dalam mg per
pada etiket. ml Laruton baku; Cu adalah kadar feksofenadin
dalam 1ng per i.ni Larutan uji; ru adalah respons
UJJ 2 Jika produk memenuhi uji ini, pada etiket puncak hasil urai terdekarboksilasi dalam Larutan uji
cantumkan memenuhi Uji Disolusi 2. dan rs respons puncak feksofenadin dalarn Larutan
Media disolusi, A/at, Dapar, Fase gerak, Larutan baku. Hitung persentase cemaran lain dalam
kesesuaian sistem persediaan, Larutan kesesuaian feksofenadin hidroklorida dengan rumus:
sistem, Sistem kromatografi. dan Prosedur Lakukan
penetapan seperti yang tertcra pada Uji l.
Waktu: 45 menit
To/eransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
ku;ang dari 75% (Q) C32H 39NO .. HCl, dari jumlah
· 1oo·(~~J(:~·J·"
yang tertera pada etiket. CR adalah kadar feksofenadin dalam mg per ml
Larutan pembanding; Cu adalah kadar feksofenadin
· Keseragaman scdiaan <911> Memenuhi syarat. dalam mg per ml Larutan uji; ru adalah respons
puncak cemaran lain dari Larutan uji; r, adalah
Senyawa sejenis Senyawa sejenis A feksofenadin respons puncak feksofenadin dari Larutan
tidak lebih dari 0,4%; hasil urai terdekarboksilasi pembanding.
tidak lebih dari 0,2%; cemaran lain yang tidak
diketahui tidak lcbih dari 0,2%; dan total ccmaran
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
tidak lebih dari 0,5%. Lakukan penetapan dengan
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
cara Kromatograji cair kinerja tinggi seperti yang pada Kromatografi <931>.
1ertera pada Kromatograji <931>.
Dapar fosfatperk/orat, Pengencer, Fase gerak.
Dapar fosfatperklorat, Pengencer, Fase gerak, Larutan baku dan Sisiem kromatograji Lakukan
Larutan baku dan Sistem .\Tomatograji Lakukan
seperti yang tertera pada Penetapan kadar dalam
seperti yang tertera pada Penetapan kadar dalam
Feksofenadin Hidroklorida.
Feksofenadin Hidrok/orida.
Larutan. uji persediaan Timbang tidak kurang dari
Larutan pembanding Gunakan Larutan uji seperti
20 kapsul. Keluarkan isi semua kapsul, bersihkan
yang tertera pada Penetapan kadan
cangkang kapsul dan timbang saksama, hituiig bobot
Larutan uji Gunakan Larutan\ uji persediaan
rata-rata isi tiap kapsul. timbang saksama sejumlah
seperti yang tertera pada Penetapan Ttadar.
isi kapsul setara dengan 50 mg feksofenadin
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
. volume: sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan
hidroklorida, masukkan ke dalam labu tentukur 50-
ml. Tambahkan 40 ml Pengencer, kocok secara
..
Sup/emen III Farmakope Indonesi~ IV Monografi I Tablet Feksofenadin Hidroklorida 1928

mekanik selama 60 menit dan sonikasi lebih kurang 2 menggUnakan penyaring politetrafluoroetilen dengan
menit. Biarkan dingln hingga suhu ruang, encerkan porositas 0,45 µm. Uapkan larutan hingga 0,5 ml
dengan Pengencer sampai tanda. menggunakan aliran nitrogen P dengan sedikit
Larutan uji Pipe! 3 ml Larutan uji persediaan ·ke pemanasaµ pada suhu tidak lebih dari 75°.
dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan Fase Tambahkan 5 ml air dan 5 tetes asam klorida encer
gerak sampai tanda. LP, aduk untuk mempercepat terbentuknya endapan.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Dinginkan di dalam tangas es lebih kurang 30 menit.
volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Saring larutan melalui penyaring kaca masir dengan
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam porositas 10-15 µm. Keringkan endapan dalam oven
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung pada suhu 105° selama I jam. Spektrum serapan
jumlah dalam mg, feksofenadin hidroklorida, inframerah residu yang didispersikan dalam kalium
C32H39NO.. HCl, dafam isi kapsul yang digunakan bromida P menunjukkan maksimum hanya pada
derfgan rumus: bilangan gelombang yang sama seperti Feksofenadin
Hidroklorida BPFI, baku peinbanding diperlakukan
sama menggunakan lebih kurang 60 mg
833,3C(:, J Feksofenadin Hidrok/orida BPFI.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram
Larulan uji sesuai dengan Lannan baku seperti yang
C adalah kadar Feksofenadin Hidroklorida BPFI diperoleh pada Penetapan kadar. '·
dalam mg per ml lm11tan baku; ru dan rs berturul-
turut adatah rcspons puncak Lan1tGn uji dan Lan1tan Disolusi <1231>
baku. VJ! I
Media disolusi: 900 ml asam klorida O,OOJN
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup A/at tipe 2: 50 rpm.
rapat tidak tembus cahaya. pada suhu ruang Waktu : 10 dan 30 menit
terkendali. Prosedur Lal..-ukan pen etapan jumlah
C 32 H39NO .. HCI yang terlarut dengan cara
Pcnandaan Jika digunakan lebih dari satu uji Kron1atografi cair kine1ja tinggi seperti yang tertera
disolusi, pada etikct harus dinyatakan uji disolU.si pada Kromatografi <931>.
yang digunakan kecuali ·jika hanya menggunakan Dapar Larutkan 1,0 g natrium monobasa fo:ifat P,
Ujil. 0,5 g natrium perk/oral P dan 0,3 ml asam fosfat P
dalam 300 ml air.
Fase gerak Buat campuran asetonitril P - Dapar
(7:3). Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
Tambahan monografi
penyesu<!;i3;n menurut Kesesuaian sistem seperti yang
TABLET FEKSOFENADIN telteni pad.a Kromatografi <931>.
HIDROKLORIDA Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Fexofenadine Hydrochloride Tablets Feksofenadin Hidrok/orida BPFJ, .larutkan dan
encerkan dengan media disolusi hingga diperoleh
Tablet Feksofenadin Hidroklorida mengandung kadar seperti pada Larutan uji. {Catalan Gunakan
Feksofonadin Hidroklorida, C32H 39NO.. HC1, tidak sejumlah kecil metanol P., tidak /ehih dari 0,5% dari
kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 105,0%, dari volume total untuk membantu me/arutkan
jumlah yang tertera pada etiket. feksofenadin hidroklorida].
Larutan resolusi Timbang .saksama sejumlah
Baku pcmbanding Feksofenadin Hidrok/orida Senyawa Sejenis A Feksofenadin BPFI, larutkan dan
BPFI; tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah encerkan dengan air hingga kadar lebih kurang
tertUtup rapat dan terlindung dari cahaya. Senyawa 0,44 mg per ml. Pi pet 1 ml larutan ke dalam vial dan
Sejenis A Feksofenadin BPFI; tidak boleh tambahkan 40 ml Larutan baku. [Catalan Gunakan
dikeringkan, simpan dalam wad1h tertutup rapat dan sejum/ah kecil asam asetat P, tidak /ebih dari 5%
terlindung dari cahaya. dari volume total untuk n1e111bantu mela11akan
senyawa sejenis Afeksofenadin}.
fdcntifikasi larutan uji Gunakan sejumlah larutan disolusi
A. Timbang sejumlah serbuk tablet setara dengan yang telah disaring melalui penyaring serat kaca
lebih kurang 60 mg feksofenadin hidroklorida,
dengan porositas 0,45 µm.
masukkan ke dalam tabung bertutup, tambahkan Sis/em kromatografi Lakukan seperti yang tertera
l O ml campuan asetonitril P-metanol P (l 0; l ), kocok · pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
menggunakan alat vortex selama l sampai 2 menit tinggi dilengkapi dengan detektor 22D ml dan kolom
untuk mendispersikan sampel. Diamkan larutan
4,6 mm x I 0 cm yang berisi bahan pengisi LI. Laju
selama I 0 menit atau sentrifus selama 2-3 menit.
alir lebih kurang 1 ml per menit Lakukan
Saring larutan ke dalam gelas piala 50 ml
1929 Tablet Feksofenadin Hidroklorida I Moriografi Suplemen Ill Farmakope Indonesia JV

kromatografi terhadap Larutan reso/usi seperti yang Sis/em kromalografi Lakukan seperti yang tertera
tertera pada Prosedur. resolusi, R, antara puncak pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
feksofenadin dan puncak senyawa sejenis A tinggi dilengkapi dengan detektor 259 nm dan kolom
feksofenadin tidak kurang dari 2,0. Lakukan 4,6 mm x 15 cm yang berisi bahan pengisi Ll 1. Laju
kromatografi terhadap Larutan baku seperti yang alir lebih kurang._ 1,5 ml per menil Lakukan
tertera pada Prosedur. simpangan baku relatif pada kromatografi · terhadap Larutan baku, rekam
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. .kromatogram dan ukur respons puncak utama seperti
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah yang tertera pada Prosedur: faktor ikutan, tidak lebih
volume sama (sehingga kolom mengandung 2 sarnpai dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan
3 µg feksofenadin hidroklorida) Laruta'! baku, dan ulang !!_dak lebih dari 2,0%.
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam Prosedur Suntikkan secara terpisah 30 µl Larutan

·- kromatogram dan ukur respons J'Uncak utarna. Hitung


jumlah feksolenadin hidroklorida, C 32H39N04 .HC1,
yilng terlarut dengan rumus:
baku 2 dan 3 serta 10 µl Larutan bahi 1 dan Larutan
uji ke dalam kromatograf, rekam Y.romatogram dan
ukur respons puncik feksofenadin. Hitung persentase
feksofenadin hidroklorida, C 32 H; 9NO,.HC1 yang
terlarut dengan rumus:

C adalah kadar Feksofenadin Hidroklorida BPFI 900( cs )( )100 llj


dalarn mg per ml Larutan baku; D adalah faktor L \t:, .
pengenceran dalam pembuatan Larntan uji; ru dan r 5
berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji dan 900 adalah volume Media disolusi dalam ml; Cs
Larutan baku. adalah kadar Feksofenadin hidroklorida BPFI dalam
Toleransi Dalam \Vaktu l 0 menit dan 30 menit mg per ml Larutan baku yang sesuai; L adalah
harus larut berturut-turut tidak kurang dari 60% dan jumlah feksofenadin hidroklorida dalam mg per
80% (Q) C,,H,,NO,.HCl, dari jumlah yang tertera tablet seperti yang tertera pada etiket; ru dan rs
pada etiket. berturut-turut adalah respons puncak Larutan baku
dan Larutan uji dan 100 adalah faktor konversi untuk
UJJ 2 Jika produk memenuhi uji ini, pada ctiket 1J~i·sentase. [Catalan Untuk perhitungan, gunakan
cantumkan memenuhi Uji Disolusi 2. · Larutan baku yang respons puncaknya paling
Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,001 N. n1endekati respons puncak Lannan uji).
A/at ti'pe 2: 50 rpm, gunakan dayung yang Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
tangkainya dilapisi teflon. kurang dari 75% (Q) C 32 H39N04.HCI, dari jumlah
Waktu: 30 menit yang tertera pada etiket.
Prosedur · Lakukan penetapan jumlah ' '
I> Mem~nuhi syarat.
1

C, 2 H 39N04.HC1 yang terlariit dengan cara KeSeragamari sed.iaaH <91


Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Senyawa sejenis Senyawa sejenis A feksofenadin
· Dapar Larutkan 7,0 g amonium asetat p· dalam tidak lebih dari 0,4%; hasil urai terdekarboksilasi
1000 ml air. Atur pH hingga 4,0 dengan penambahan tidak lebih dari 0, 15%; cemaran lain tidak lebih dari
asam asetat g/asial P. 0,2% dan total cemaran tidak lebih dari 0,5%.
Fase Gerak Bual campuran Dapar - asetonitril P Lakukan penetapan dengan cara Krornatografi cair
(3:2). Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan kine1ja tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi
penyesuaian menurut Kesesuaian sis/em seperli yang <931>.
tertera pada Kromatografi <931 >. Pengencer, Fase gerak, Larutan ba/....'1i persediaan,
Larutan baku 1 Timbang saksama lebih kurang larutan uji persediaan dan Larutan uji Lakukan
20 mg Feksofenadin Hidroklorida BPFI, masukkan seperti yang tertera pada Penetapan kadar.
ke dalam labu tentukur JOO-ml, tambahkan 3 ml Larutan sensitifi!as Pipet 4 1nl Larutan baku
nietanol P dan encerkan dengan Media diso/usi persediaan, ke dalam labu tentukur I 00-ml dan
san1pai tanda. encerkan dengan Fase gerak sa111pai tanda. Pipet 6 ml
Larutan balm 2 Pipe! 15 ml Larutan baku I ke larutan, ke dalam labu tentukur I 00-ml dan encerkan
dalam labu tentuk<Jr 50-ml, encerkan dengan Media dengan Fase gerak sampai tanda.
disolusi sarnpai tanda. Larutan senyawa sejenis Timbang saksama
Larutan baku 3 Pipet 7,5 ml Larutan baku 1 ke sejumlah Senyawa Sejenis A Feksofenadin
dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan Media Hidroklorida BPFI, larutkan dan encerlcan secara
diso/usi sarnpai tanda: kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan Pengencer
Larutan uji Gunakan sejumlah larutan disolusi hingga kadar lebih kurang 0,05 mg per ml.
yang . telah disaring melalui penyaring dengan Larutan baku Encerkan Larutan senyawa sejenis
porositas 0,45 µm. dan Larutan baku persediaan dalam Fase gerak
Suplemeri III Fannakope Indonesia IV Mohografi I Tablet Feksofenadin Hidroklorida 1930

hingga kadar feksofenadin hidroklorida dar;' senyawa pada etiket dan F adalah faktor respons relatif untuk
sejenis A feksofenadin hidrok!orida berturut-turut basil urai terdekarboksilasi dan semua cemaran yang
lebih kurang 0,015 dan 0,0045 mg per ml. dikctahui maupun yang tidak.diketahui berturut-turut
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera I, l dan 1,0. Hitung persentase cemaran lain dalam
pada Penetapan kadar. Lakukan kromatografi serbuk tablet yang digunakan dengan rumus:
terhadap Larutan sensitifitas, rekam kromatogram
seperti yang tertera pada Prosedur: simpangan baku
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 6%.
Lalmkan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
ioo( Drsr,+ru )
kromatogram seperti yang tertera pada Prosedur:
waktu retensi relatif pada penyuntikan ulang senyawa: r 1 adalah respons puncak masing-masing cemaran
sejenis A feksofenadin dan feksofenadin berturut- yang tidak diketahui dalam Larutan uji persediaan; D
turut lebih kurang 1,6 dan 1,0; resolusi, R, antara adalah pengenceran dari Larutan uji dalam ml; rs
puncak fekso'renadin dan puncak senyawa sejenis A adalah respons puncak feksofenadin dalam Larutan
feksofenadin tidak kurang dari 7; faktor ilmtan tidak uji; ru adalah jumlah respons puncak cemaran yang
lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada tidak diketahui dalam Larutan uji persediaan.
penyuntikan ulang untuk feksofenadin dan senyawa Abaikan puncak yang kurang dari 0,05%.
sejenis A fcksofenadin berturut-turut tidak lebih dari
2,0% dan 3,0%. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Kron1atografi cair kine1ja tinggi seperti yang tcrtera
volume sama (lebih kurang 20 µl) Lan1tan baku, pada Kromatografi <931>. ·
Larutan uji persediaan dan Larutan uji ke dalarn Larutan asa1n Enccrkan 17 n1l asan1 asetat glasial
kromatograf, rckam kromatogram dan ulmr respons P dengan air hingga 1000 ml. Encerkan I 00 ml
puncak. Hitung persentase senyawa sejenis A larutan ini dengan air hingga I 000 ml.
fcksofcnadin dalam scrbuk iablet yang digunakan Dapar Enccrkan 15 ml campuran asetonitril P -
dengan rumus: trietilamin P ( 1: l) dengan La1111an a.mm hingga l 000
tnl. Atur pH hingga 5,25 dengan penambahan asan1
Ioo( CD_)(:,_) fosfat P.

NL lrs Pengencer Buat can1puran asetonitril P - Lanaan


asam (75:25).
'
Fase gerak Buat campuran Dapar - osetonitril P
C adalah kadar senyawa sejenis A feksofenadin (64:36). Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
dalam mg per ml Larutan ba/..-u; D adalah pcnycsuaian mcnurut Kesesuaian sistc-.;n scperti yang
pengenccran dari Larutan uji persediaan dalam ml; r; tertera pada Kromatogra.fi <931 >.
dan rs berturut-tur-ot adalah respons puncak, senyawa , L,arutnn baku persediaan Timbang saksama
scjenis A feksofenadin dalam La~tan uji persediadn sejumlah Feksofenadin Hidroklorida BPFI, !arutkan
dan Larutan baku. N adalah jumlah tablet yang dan encerkan scr.ara kuantitatif dan jika perlu
digunakan pada pembuatan Larutan uji persediaan; L bertahap dengan Pengencer hingga kadar lebih
adalah kadar feksofenadin hidroklorida dalam mg kurang 0,25 mg per ml.
per tablet seperti yang tertera pada etiket. Hitung Larutan ba/..-u Ukur saksama sejumlah volume
persentase hasil urai terdekarboksilasi dari [{+}-4-[1- Larutan bal..-u persediaan enccrkan dcngan Fase
Hidroksi-4-[4-{h idroks idifeni/metil-l -piperidinil]- gerak hingga kadar lebih kurang o.or 5 mg per ml.
buti/}-isopropilbenzen]. dengan waktu retensi relatif Larutan uji per.'fediaan Ti1nbang dan serbukkan
6,7 dalam serbuk tablet yang digunakan dengan tidak kurang dari I 0 tablet masukkan ke dalam labu
rum us: tentukur yang, scsuai, tan1bahkan LanJtan asa1n
(setara dengan lebih kurang 20% dari total volume
labu tentukur) dan kocok secara mekanik dengan
100(22._)(2)
NLF rs
kccepatan tinggi selan1a lebih kurang 30 menit atau
sampai tablet hancur dan terdispersi halus.
Tatnbahkan asetonitril P (setara dcngan lebih kurang
C adalah kadar Feksofenadin Hidroklorida BPF! 80% dari total volume labu tcntukur) dan ···IZocok
dalam mg per ml Larutan balm; D adalah secara mekanik selama lebih birang 60 menit.
pengenceran dari Lan.1tan uji persediaan dalam ml; r; Encerkan dengan Pengencer sampai tanda. Saring
adalah respons puncak basil urai terdekarboksilasi larutan melalui penyaring membran
dalam Larutan uji persediaan;- rs adalah respons politetrafluroetilen dengan porositas 0,45 µm atau
puncak feksofenadin dalam Larutan baku; N adalah lebih kecil dan gunakan filtrat. Encerkan secara
j umlah tablet yang digunakan pada pembuatan kuantitatif dan jika perlu bertabap dengan Pengencer
Larutan uji persediaan; L adalah kadar feksofenadin hingga kadar lebih kurang 1,2 mg per ml.
hidroklorida dalam mg per tablet seperti yang tertera
1931 Fenilbutazon I Monografi Suplemen III Fannakope Indonesia IV

Larutan uji Ukur saksama · sejumlah volume FENILFERIN HIDROKLORIDA


beningan Larutan uji persediaan, encerkan secara• Phenylephl'ine Hydrochloride
kuantitatif dan jika perlu hertahap dengan Fase gerak
hingga kadarlebih kurang 0,018 mg per.ml. . . Perubahan: .
Sistem kromatografi Lakukan sepert1 yang tertera Rotasi jcnis <1081> Antara -42° dan -47,5° •.;
pada Kromatografi <931 >. Kromatograf cair kinerj a lakukan penetapan menggunakan larutan 500 mg per
tinggi dilengkapi dengan detektor 220 nm dan .kolom I 0 ml dalam air.
4 6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi LI I dengan
ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 1,5 ml Perubalian:
per menil Pertaqankan . suhu kolom pada 35°. Wadah dan. penyimpanan_Dalam wadah tertutup
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku dan rapat, tidak tembus cahaya. •Simpan pada suhu 25°,
rekam respons puncak seperti yang tertera pada
Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari 2,0 dan
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
·-
masih diperbolehkan pada suhu antara 15° dan ;0° .,
-
lebih dari 2,0%. FENILPROPANOLAMIN
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah UIDROKLORIDA
volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Phenylpropanolamine hydrochloride
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
·kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung_ l'erubahan:
jumlah dalam mg feksofenadin hidroklorida, Baku pcn1banding Fenilpropanola1nin Hidro- ·
C 32H39NO,.HCI, dalam tiap tablet yang digunakan klorida BPFI; lakukan pengeringan pada suhu I 05°
de!1gan rumus: ·" sclama 2 jam sebelum digunakan. •Simpan dalam
wadah tcrtutup rapat, terlindung dari cahaya_. a-
Arninopropiofenon Hidroklorida BPFI; lakukan
pengcringan pada suhu I 05° selama 2 jam sebelum
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung dari cahaya. Dekstroarnfetarnin Su/fat
C adalah kadar Feksofenadin Hidroklorida BPFI BPFI; lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2
lialam mg per ml Larutan baku; D adalah faktor jam sebelum digunakan. •Simpan dalam wadah
pengenceran dari Larutan uji; ru dan rs berturut-turut tertutup rapat .•
adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
N adalah jumlah tablet yang digunakan pada Hilangkan persyaratan:
pembuatan Larutan uji. •Cemaran senyawa organik mudah n1cnguap
<471> Metode I Memenuhi syarat..
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, simpan ·pada suhu ruang terkendali. Perubalta11: .
Amfetamin hidroklorida Tidak lebih dari 0,00 I%
Penandaan Jika digunakan lebih dari satu uji Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
disolusi, pada etiket hams dinyatakan uji disolusi kinerja tinggi seperti yang tertera pada Krornatografi
yang digunakan kecuali jika hanya menggunakan <931>. .
Uji I. •Fase gerak Buat campuran air - asetonitril P -
asarn fosfat P - trietilenarnina P (950:50:8:5). Saring
dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
FENILBUTAZON menu rut Kesesuaian sistern seperti yang ·tertera pad a
Phenylbutazone Kromatografi <931 >.
Larutan kesesuaian siste1n Larutkan sejumlah
Perubahan: Fenilpropanolamin Hidroklorida BPFI dan
C19H20N202 BM •308,37. Dekstroamfetamin Su/fat BPFI dalam air hingga
kadar masing-masing lebih kurang 5 µg per ml.
P.:~-uhafian: larufan persediaan anifetan1in Timbang saksama
Fe11ilbutazon mengandung tidak kurang dari 98,0% sejumlah Dekstroamfetamin Su/fat BPFI larutkan
dan tidak lebih dari •102,0.% C 19 H20N 20,, dihitung dan encerkan secara la1antitatif dan jika perlu
terhadap zat yang telah dikeringkan. bertahap dengan air, hingga kadar lebih kurang
2,5 µg per ml.
llilangka11 persyaratan: Larutan persediaan fenilpropanolamin ·Timbang
•Cemaran senyawa organik mudah menguap saksarna lebih kurang 2,5 g zat, masukkan ke dalarn
<471> Metode VMemenuhi syarat. labu tentukur I 0-ml. Larutkan dan encerkan dengan
Pelarut Gunakan dimetil sulfoksida P .• air sarnpai tanda, jika perlu lakukan sonikasi.
Suplemen III Farmakope Indonesia IV Monografi I Feniramin Maleat 1932

Larutan baku Pipe! 4 ml 'Larutan Jfefsei:lfaan Perribahan:


feniipropanolamin dan Larutan · persediaan Pemerian Serbuk habiur, putih atau hampir putih,
amfetamin, masukkan ke dalam labu teiltukur 10-ml •berbau seperti amina•.
encerkan dengan air sampai tanda. Kadar larutan
fenilpropanolamin dan amfetamin berturut-turut lebih Perubahan: ·
kurang 100 mg per ml dan l µg per ml. · Kelarutan •Larut dalam air dan dalam etanol. •
Larutan uji Pipet 4 ml Larutan persediaan
fenilpropanolamin, masukkan ke dalam labu tentukur Perubaha11:
I 0-ml, encerkan dengan air sampai tanda. ldcntifikasi
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja dikeringkan dan didispersikan dalam kaUum bromida
tinggi dilengkapi dengan detektor 206 nm dan kolom P menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
4,6 mm x 25 cm berisi bahan pe.igisi L1 dengan gelombang yang sama sepe1ti pada Feniramin Ma/eat
ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 1. ml per BPFJ.
menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan ••
kesesuaian siste1n, rekam respons puncak seperti ••
yang tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif Perubahan:
untuk fenilpropanolamin dan amfetamin berturut- Jarak lebur <1021> •Metode I Antara 104° dan
turut 1,0 dan 2, l; rcsolusi, R, antara puncak 109°,.
fenilpropanolamiil dan puncak amfetamin tidak
kurang dari 15,0; dan efisiensi kolom tidak kurang Perubahan:
dari 10.000 lempcng teoritis. Lakukan kromatografi Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
tcrhadap Larutan baku, rckam respons puncak seperti lakukan pengeringan • dalam hampa pada suhu 65°
yang tertcra pada Prosedur: simpangan baku relatif sclama 6 jam.•
amfetamln pada penyuntikan ulang tidak lebih dari
3,0%. Perubalzan:
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Sisa pemijaran <301> Metode I Tidak lebih dari
volume sama (lcbih kurang 5 µI) Larutan baku dan •O,S~ti •.
Larutan uji kc dalam kromatograf, rekam
kromatogram, ukur respons puncak amfetamin. Ta111ba!tka11 per~yarata11:
Hitung persentase amfetamin hidroklorida dalam zat •Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 20
dengan rumus: bpj .•

0, 2 ( 171,67
368,49
J( J(
Cs
Cu r5
ru .
- lu
J f{i/a11gka11 persyaratan:
•Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi /apis tipis
seperti yang tertera pada · Kromatografi, <931>. ..
Totolkan secara terpisah masing-masing I 0 µL
171,67 dan 368,49 berturut-turut adalah bobot larutan zat dalam metano/ P yang mengandung (I)
molekul amfetamin hidroklorida dan amfetamin 2,0%, (2) 0,020% dan (3) 0,0040%, pada lempeng
sulfat; Cs adalah kadar DekstrC?amfetamin Su/fat kromatografi silika gel G. Masukkan lempeng ke
BPFI dalam µg per ml Larutan baA11; Cu adalah dalam bejana kromatografi yang berisi fase gerak
kadar fenilpropanolamin hidroklorida dalam mg per sik/o - heksana P - kloroform P - dietilamina P
nil Larutan uji; ru dan rs berturut-turut adalah (50:40:10). Angkat lempeng, biarkan fase gerak
respons puncak amfetan1in dari Larutan uji dan menguap dan semprot !empeng dengan kalium
Larutan baJ..-u .• iodobismutat ~ncer LP. Bercak "fain selain bercak
utama larutan (I) tidak lebih intensif dari bercak
utama larutan (2) dan tidak lebih dari satu bercak
FENIRAMIN MALEAT yang lebih intensif dari bercak larutan (3) .•
Phcniramini Malcate
Ta111bahkan persyaratan:
•Kcmurnian kromatografi f\1asing-masing cen1aran
Perubahan':
tidak lebih dari 0,5%, dan total cemaran tidak lebih
c,,H20N,.C,H,o, BM •356, 42.
dari 2,0o/o. Lakukan penetapan dengan cara
Feniramin Maleat mangandung tidak kurang dari Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
pada Kromatografi <931 >.
•98,0%. dan tidak lebih dari •! 02,0%.
Asam oktan sulfonat 0,005 M Masukkan 1,08 g
C16H2 0N 2.C4 H 40 4 , dihitung terhadap zat yang te!ah
dikeringkan. nalrium 1-oktan sulfonat P ke dalam !abu tentukur
I 000-ml. Larutkan dan encerkan dengan larutan asam
1933 Suspeusi Oral Fenitoin I Monografi Suplemen III Farmakope Indonesia IV

asetat 1,5% sampai tanda, . tambahkan 5,0 ml Tambahan monografi


trieti/amina P, campur dan saring. .•. ;..., .. SUSPENSJ ORAL FENITOIN
Fase gerak Bua! campuran Asam sulfonat oktan Phenytoin Oral Suspension
0,005 M - asetonitri/ P (39: 11 ), saring dan
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian Suspensi Oral Fenitoin adalah suspensi Fenitoin
menurut Kesesuaian Sistem seperti yang tertera pada dalam media yang sesuai. Mengandung Fenitoin,
Kromatografi .<931>. C15 H 12N 20,, tidak kurang dari 95,0 % dan tidak lebih
Larutan kesesuaian sistem Timbang sejumlah dari 105,0 % dari jumlah yang tertera pada etiket.
feni!etil alkohol dan Feniramin Ma/eat BPFI,
larutkau dan· encerkan dengan air hingga kadar Baku pembanding Fenitoin BPFI; Tidak boleh di
berturut-turut lebih kurang 3,6 dan 0,24 mg per ml: keringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Larutan ~ji Timbang saksama lebih kurang
24 mg zat, masukkan ke dalaffi labu tentukur 100-mlo~ Identifikm;i
'
larutkan dan encerkan dengan air sampai tanda. A. Masukkan sejumlah suspensi oral setara dengan
Sistem. kromatografi Lakukan sepcrti yang lebih kurang 100 mg fenitoin ke dalam corong pisah,
tertera pado Kromatografi <931>. Kromatograf cair kocok dengan 50 ml campuran eter P dan k/oroform
kinerja tinggi dilengkapi dengan dctcktor 265 nm dan P ( l dalam 2), uapkan ekstrak sampai hampir kering,
kolom 3,9 mm x 30 cm berisi bahan pcngisi LI. Laju keringkan dalam ham pa pad a suhu 105° selama
alir lebih kurang 2 ml per mcnit. Lakukan 4 jam: fenitoin yang diperoleh melebur pada suhu
kromatografi terhadap Larutan -kesesuaian sistern, antara 292° dan 299° disertai dengari peruraian.
rekam · respons puncak seperti yang tertera pada Lakukan penetapan menurut Metode I seperti yang
Prosedur: waktu retensi relatif fcnilctil alkohol dan tertera pada Penetapan Jarak Le bur :<1021>.
feniramin maleat berturut-turut lebih kurang 0,5 dan B. Larutkan 50 mg residu yang diperolch pada uji
1,0; resolusi, R, antara puncak feniletil alkohol clan A dalam 50 ml k/oroform P. jika perlu dengan sedikit
puncak feniramin n1aleat tidak kurang dari 2,0; faktnr penghangatan. Pada 5 ml larutan ini, tambahkan 0,2
ikutan tidak lebih dari 2,5 dan simpangan baku relati f ml larutan kobalt asetat P dalam metanol P (I dalam
pada pcnyuntikan ulang tidak lcbih dari 2,0%. I 00) yang dibuat segar dan 1 ml larutan
Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih isopropilamin P dalam metanol P (1 dalam 20) yang
kurang 10 µl) La111tan uji kc dalam kromatograf, dibuat segar, can1pur: terjadi \Varna ungu sampai
rekam kromatogram, dan ukur semua respons ungu mcrah.
puncak. Hitung persentase masing-masing cemaran
(tidak termasuk puncak pelarut dan asam maleat) Disolusi <1231>
dalam zat dengan romus: Media diso/usi: 900 ml dapar Iris 0,05 M yang
dibuat dengan melarutkan 36,3 g lris(hidroksimeti/)
aminometana P dan 60 g natrium lauril sulfat P,
dalam 6000 ml air, atur pH hingga 7 ,5 dengan
penambahan asam klorida P, awaudarakan.
A/at tipe 2: 35 rpm.
r1 adalah respons puncak masing-masing cemaran, Waktu: 60 menil
dan rs adalah jumlah sen1ua respons puncak .• Prosedur diso/usi Kocok suspensi dengan baik
lebih kurang 100 kali pengocokan. Ambit lebih
Perubalian: kurang 5 ml suspensi menggunakan siring 5 ml,
Penetapan kadar Timbang saksama lebih k-urang kemudian timbang saksama. Turunkan posisi dayung,
500 mg zat,. larutkan dalan1 •25 ml. asanr asetar kosongkan hati-hati tiap siring ke bagian dasar tiap
g/asial P "•• titrasi dengan asam perk/oral 0, I N LV Iabu disolusi yang berisi Media diso/usi. Jalankan
menggunakan •2 tetes frista/ violet LP. sebagai alat. Timbang kembali tiap siring, hitung jumlah
indikator. Lakukan penetapan blangko. suspensi yang dimasukkan ke dalam tiap labu
disolusi. Pada akhir waktu 60 menit, pipet 4 ml dari
J 111/ asa111 perk/o,.ar 0, 1 JV setara dengan tiap labu, saring melalui penyaring nilon yang sudah
I 7,82 mg C1Ji1oN2.C,H,O, dibasahi dengan Media disolusi.
Lakukan penetapan jumlah C 15 H 12N 20,. yang
Perubahan: terlarut dengan cara Kromatografi cair kinelja tinggi
Wadah dan penyimpanan •Dalam wadah tcrtutup seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
baik. Dapar natrium fosfat 0,02 M Larutkan 2,76 g
natrium fosfat monobasa P dalam 1000 ml air.
Fase gerak Buat campuran Dapar natrium fosfat
0,02 M - metano/ P - asetonilril P (50:27:23). Atur
pH hingga 3,0 dengan penarnbahan asam fosfat P.
Saring dan awaudarakan. Jilca perlu Iakukan
Suplemen III Farmakope Indonesia IV Monografi /Fenitoin Natrium 1934

penyesuaian menurut Kesesuaian sistem sep~rlf'Y~ng tillggi tlil~ngkapi dengan detektor 229 nm dan kolom
tertcra pada Kromatografi <931>. 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi LI. Laju alir
Larutan uji Gunakan sejumlah filtrat larutan lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi
disolusi. terhadap Larutan baku, rekam respons puncak seperti
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 70 yang tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih
mg Fe11itoi11 BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur dari 1,5; dan simpangan baku relatif pada
500-ml, larutkan dalam 15 ml metanol P, encerkan penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
dengan Media diso/usi sampai tanda. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera volume sama (lebih kurang IO µl) Lan1ta11 balm dan
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja Larutan uji ke dalam kro1natograf, tr:kam
tinggi dilengkapi dengan detektor 240 nm dan kolom · kromatogram, ukur respons puncak utama. Hitung
4,6 mm x 15 cm berisi bahan pengisi LI. Laju alir jumlah dalam mg, fenitoin, C 15 H 12N 20,, :lalam
lebih kurang I ml jJer men it. Lakukarr kromatografi suspcnsi oral yang digunakan dengan rumus:
terhadap Larutan baku, rekam respons puncak seperti
yang tertera pada Prosedur: efisiensi kolom tidak
kurang dari 5400 lempeng tcori1is; faktor ikutan tidak
lebih dari 2,0; dan simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
_ {Jrosedur Suntikkan secara terpisah scjun1lah C.adala)1 kadar Fenitoin BPFI, i!alam mg pe1 ml
volume sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan larutan baku, ru dan rs berturut-turut adalah respons
Larutan uji kc dalan1 kron1atograf, rckan1 puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
kro1natogra111, ukur rcspons puncak utama. I Ii tung
ju1nlah dalan11ng. fcnitoin, C15 J-I;:l'{202.Yang tcrlarut. \Vadah dan penyin1panan Dalam \Vadah i.~.i iutup
{Catatan Tentukan bobot jenis suspensi oral dan rapat. Hindari pembekuan.
gunakan dalarn 11erhitungan jun;fah da/0111 111g,
fenitoin ycng terlarut]. Pcnandaan Pada etiket \Vadah dosi~ ;~an<la
10/eransi Dalan1 \Vaktu 60 n1enit harus larut tidak dicantu1nkan pernyataan bah\va pasicn h<ffUS
kurang dari 80o/o (Q) C 15 l-I 12N::02, dari jun1lah y311g n1cnggunakan takaran yang tcpat.
tcrtera pada etiket.

Keseragan1an sediaan <911 > Mernenuhi syarat. FENITOIN NA TRI UM


Untuk suspensi oral yang dikemas dalam wadah dosis
Phcnytoin Sodium
tunggal.
Perubahan:
Volume terpindahkan <1261> Memenuhi syarat.
Fenitoin Natrium .mengandung tidak kunmg dari
Untuk suspensi oral yang dikemas dalam· wadah dosis
•98 10%. dan tidak 'lebih dclri ' 11 1·02;0%,.
ganda.
C,,H,,N,NaO,, dihitung terhadap zat yang fdah
dikeringkan.
Pcnetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kro111atografi cai~· kinerja tinggi seperti yang tenera
Perubahan:
pada Kromatografi <931 >.
Baku pcmbanding Fenitoin BPFI; •Tidak boleh
Fase gerak Buat catnpuran air - 1netanol P -
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat.
asetonitril P - trietilan1i11 0,5% dalam air - asa111
Senyawa sejenis A Fenitoin BPFJ; Tidak boleh
usetat 1.74 N (191 :100:40:1,3:1). Saring dan
dikeringkan, simpan dalam \vaG-ah · tertuf~1p rapat,
awaudarakan. Jika pcrlu lakukan· pcnyesuaian
terlindung dari cahaya. Senya1va sejenis B Feniloin
mcnurut Kesesuaian siste1n seperti yang tertera pada
BPFJ; Tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah
K1·omatografi <93 l>.
tertutup rapat, terlindung dari cahaya .•
La11.ftan baku Tirnbang saksan1a scjumlah Feniroin
BPFI, larutkan dan encerkan secara kuantitatif dan
lli/angkan persyaratan:
jika pt:rlu bc11ahap dengan f~asc: gerak hingga kadar
•Batos bcnzofcnon Tidak lebih dari 0,1%; Lala1kan
lebih kurang 0,625 mg per ml.
penctapan dengan cara Kromatografi cair kinerja
La11.ftan uji Pipet sejurnlah ,·oiurac suspcnsi oral
ringgi seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
setara dengan lebih kurang 125 mg fenitoin ke dalam
Fase gerak Siapkan seperti yang tertera pada
labu tentukur 200-ml, bilas pipet dengan 40 ml
Penetapan kadar.
metanol P, masukkan bilasan ke dalam labu.
. Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Tambahkan lebih kurang 50 ml Fase gerak, encerkan
benzofenon, larutkan dalam metano/ P dan encerkan
dengan metano/ P sampai tanda, sonikas~ saring.
secara kuantitatif dan bertahap menggunakan
Sistem kromatografi Lalmkan seperti yang tertera
rnetanol P hingga kadar lebih kurang 1,0 µg µer ml.
pada Kromatografi <931>. Krnmatograf cair kinerja

-
1935 Fenitoin Natrium I Monografi Suplemen Ill Farmakope Indonesia IV

Larutan uji Gunakan Larutan uji A yang disiapkan BPFl, larutkan dan encerkan secara kuantitatif, dan
seperti pada Penetapan kadar. ,, · · •, , · jika perlu bertahap dengan Fase gerak hingga kadar
Larutan resolusi Buat larutan benzoin dalam berrurut-turut lebih kurang 0,5 µg per ml, l µg per
nietanol P dengan kadar lebih kurang 10 µg per ml. ml, 9 µg per ml, dan 9 µg per ml.
Larutkan 10 mg Fenitoin Natrium BPFI dalam 10,0 Larutan uji Gunakan Larutan uji persediaan
ml larutan benzoin.
Lakukan seperti yang tertera pada Kromatografi
seperti yang tertera pada Penetapah"kadar.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
l I
i
<931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi !
dengan detektor·220 nm dan kolom 4,6 mm x 25 cm dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4,6 I
berisi bahan pengisi LI dengan ukuran 5 µm. Laju mm x 25 cm befisi bahan pengisi LI dengan ukuran
aliran lebih kurang 1,5 ml per menit Lakukan partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per
kromatografi terhadap Larutan resolusi: waktu menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,
retensi relatif untuk fenitoin natrium dan benzoin rekam respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
bertunit.turut adalah lebih kurang 0,75 dan 1,0; dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
resolusi, R, tidak kurang dari 1,5. Lakukan tiga kali masing-masing senyawa tidak lebih dari 5,0%.
penyuntikan Larutan baku dan rekam respons puncak Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif volume sama (lebih kurang 20 µI) Larutan bal."U dan
tidak lebih dari 5,0%. LanJtan uji ke dalam kromatograf, rckam
Prosedur [Catqtan Gunakan luas puncak jika k.1 om atog ram dan ukl!r sernua resjlons punca_k.
dinyatakan respons puncak.] $untikkan secara Hitung persentase S~_nya\va sejenis A Fenitoin,
terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 µl) Ser:ya\va sejenis B Fenitoin, dan benzofenon dalam
Larutan baku dan larutan uji ke dalam kromatograf, zat dengan rumus:
rekam kromatogram dan ukur respons puncak. Waktu
retcnsi relatif fcnitoin natrium dan benzofenon
masing-masing lcbih kurang 0,25 dan 1,0. Hitung
persentase bcnzofenon yang terdapat dalam Fenitoin
1oo( D)
c'(_:;_)
rs
Natrium dengan ru1nus:
C adalah kadar anal it dalam µg per ml Larutnn baku;

100(~)(~)
' D adalah kadar fenitoin natrium dalam µg per ml
Lari.1tan uji; r; adalah respons puncak Senyawa
sejenis A Fenitoin, Senyawa sejenis B Fenitoin, atau
benzofcnon yang diperoleh dari Larutan uji; dan rs
C adalah kadar benzofenon dalam µg per ml Larutan adalah respons puncak Senyawa sejenis A Fenitoin,
baku; D adalah kadar fenitoin natrium dalam µg per Senyawa sejenis B Fenitoin, atau benzofenon yang
' ' ml Larutan uji; ru dan rs berturut-turut adalah diperoleh dari Larutan baku. Hitung persentase
respons puncak benzofenon yang diperoleh dari cemaran lain dalam zat dengan rumus:
Larutan uji dan larutan baku •

Hi/angkan persyaratan:
•cemaran senyav,•a organik mudah mcnguap
100(274,25)(c)('
252,27 iI D rs)
<471> Metode VMemenuhi syarat.
Pelarut Gunakan dimetil sulfoksida P .• 274.25 dan 252,27 berturut-turut adalah bobot
rnolekul fenitoin natrium dan fenitoin; e-adalah kadar
Ta111baha11 perSJ1arata11: Fe1:i1oin BPFI dalam µg per ml larutan baku; r1 dan
•Senyawa sejenis Senya\va sejcnis A fenitoin tidak rs berturut-turut adalah respons puncak masing-
lebih dari 0,9%; Senyawa sejenis B fenitoin tidak masing cemaran dari Larutan uji dan Larutan baku.•
lebih dari 0,9%; Benzofenon tidak lcbih dari 0,1 %;
Total cemaran, tidak tem1asuk benzofenon, tidak Perubahan:
lebih dari 0,9o/o. Lakukan pcnetapan dcngan cara Penecapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
l\.ron1atografi cair kine:ja tinggi seperti yang tcrtera .K.ro7latografi cair kiner;ja tinggi seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. pad' Kroma1ografi <931>.
Fase gerak, Larurai-i baku persediaan, Larutan Dapar ammonium fosfat Buat larutan dapar
kesesuaian sistem persediaan dan Larntan ammonium fosfat monobasa 0,05 M. Atur pH hingga
kesesuaian sistem Lakukan sep~rti yang tertera pada 2,5 dengan penambahan asam fosfat P
Penetapan kadar. •Fase gerak Buat campuran Dapar amoniumfosfat
Larutan baku Timbang saksama sejumlah - asetonitril P-metano/ P (45:35:20), saring dan
benzofenon; Fenitoin BPFI, Senyawa sejenis A awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
Fenitoin BPFI, . dan Senyawa sejenis B Fenitoin
I
j
Sup/emen III Fannakope Indonesia IV Monograji I Injeksi Fenitoin Na.trium 1936

' :, {_ i,: ·.•·1

menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada Tambahan monograji


Kromatograji <931>. INJEKSI FENITOIN NATRIUM
Larutan baku persediaan Timbang saksama lebih Phenytoin Sodium Injection
kurang 100 mg Fenitoin BPF-1, masukkan ke dalam
·..,,,-
labu tentukur 100-ml, larutk~n, jika perlu sonikasi Jnjeksi Fenitoin Natrium adalah' larutan steril fenitoin
dan encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. natrium dengan propilen glikol dan etanol dalam afr
Larutan kesesuaian si.stem persediaan Pipe! 5 ml untuk injeksi, mengandung · fenitoin natrium,
Larutan baku persediaan ke dalam labu tentukur 50- C 15H 11 N2Na0,, tidak kurang dari 95,0% dan tidak
ml, encerkan dengan Fase gerak sampai !anda. lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada
Laruta11_kesesuaian sistem Timbang lebih kurang etiket. .
7 5 mg benzoin, masukkan ke dalam labu tentukur 50- {Catalan Jnjeksi jangan digunakan jiko keruh dan
ml, larutkan dalam I 0 ml metanol P, dan encerkan terbentuk endapan.] •-
dengan campuran Dapar amonium fosfat - asetonitril
P (45:35) sampai tanda. Pi pet 1 ml laru!an ini ke Baku pembanding Fenitoin BPFI; ·Tidak boleh
dalam la bu tentukur l 0-ml, encerhn dengan Larutan dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat.
kesesuaian sisten1 persediaan sampai tanda. Endotoksin BPFI; {Pe;·hatian Bersifat pirogenik,
Larutan baku Pipe! 5 ml Larutan baku persediaan penanganan vial dan isi hams hati-hati untuk
kc dalam labu tentukur l 00-ml, encerkan dengan tnenghindari kontaminasi} Rekon~titusi semua isi,
Fase gerak sampai tanda. gunakan larutan dalam waktu 14 nari. Simpan vial
Larutan uji perscdiaan Tirnbang saksama lebih yang belum dibuka dan larutan, dalam lemari
kurang I 00 mg zat, masukkan ke dalam la bu tentukur pcndingin.
I 00-ml, larutkan dan encerkan dcngan Fase gerak
san1pai tanda. ldentifikasi
Larulan uji Pipet 5 ml larntan uji persediaan ke A. Pipet sejumlah volume injeksi, setara dengan
dalam labu tentukur I 00-ml, encerkan dengan Fase lebih kurang 250 mg fenitoin natrium ke dalam
gerak sampai tanda. corong pisah yang berisi 25 ml air. Ekstraksi
Sz:'\tem kromatografi Lak."Ukan scperti yang tertera berturut-turut dengan 50-, 30-, dan 30-ml eti/ asetat
pada Kromatograji <931>. Kromatograf cair kinerja P. Cuci ekstrak dua kali, tiap kali dengan 20-ml
tinggi dilengkapi dengal1 detektor 220 nm dan kolom larutan natrium asetat P (l dalam I 00). Uapkail
4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi LI dengan gabungan ekstrak etil asetat, dan keringkan residu
ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 1,5 ml pada suhu I 05° sampai bobot tetap. Spektrum
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan serapan inframerah residu yang didispersikan dalam
baku, rckan1 respons puncak scperti yang tcrtera pada ka/ium bromida P menunjukkan maksimum hanya
Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan pada bilangan gelombang yang sama seperti Fenitoin
ulang tidak lebih dari 1,0 %. Lakukan kromatografi BPFI.
terhadap Larutan kesesuaian sisten;, rekam respons B. Menunjukan reaksi Natriurn seperti yang tertera
puncak seperti yang tertera pada Prosedur: \Vaktu pada Uji Nyala <291>.
retensi relatif untuk fenitoin dan benzoin berturut-
turut adalah 1,0 dan 1,3; efisiensi kolom tidak kurang Endotoksin bakteri <201> Meng~ndung tidak lebih
dari 9400 lempeng teoritis untuk puncak fenitoin; 0,3 unit Endotoksin FI per mg F·onitoin natrium.
faktor ilrntan tidak lebih dari 1,5; dan resolusi, R,
antara puncak fenitoin dan puncak benzoin tidak pH <1071> Antara 10,0 dan 12,3.
kurang dari 1,5.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejurnlah Etanol dan Propilen glikol Etancrl ·tidak kurang dari
volume sama (lebih kurang 20 µl) Lam/an baku dan 9 ,0% dan tidak lebih dari 11,0%; Propilen glikol
Larutan uji ke dalam kromatograf, rckam tidak birang dari 37,0% dan tidak lebih dari 43,0%.
kron1atograrn, ukur respons puncak. utama. Hitung Lakukan penetapan dengan Kromatografi gas seperti
jumlah dala1n n1g, fenitoin natrium, C15l-I11N2Na02 yang tertera pada Kromatografi <931>.
dalan1 zat yang digunakan dcngan run1us: Lan1tan ba/...."u internal Pipet 8 ml nietanol P dan
20 ml erilen glikol P ke dalam labu tentukur 100-ml,

20 ~oc( 252,27
274,25 )('r.,u) encerkan dengan air sa1npai tanda, campur.
Larutan etanol Pipe! 6 ml etanol mutlak P ke
dalam labu tentukur I 00-ml, encerkan dengan air
sampai tanda, campur.
C adalah kadar Fenitoin BPFI dalam mg per ml Larutan propilen glikol Pipet 20 ml propilen
Larutan baku; 274,25 dan 252,27 berturut-turut glikol P ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
adalah bobot molekul fenitoin natrium dan fenitoin; dengan air sampai tanda, campur.
ru dan rs berturut-turut adalah respons puncak Larutan baku Pi pet I 0 ml masing-masing larutan
LanJfan uji dan Larutan baJ...-u .• baku internal, Larutan etanol, dan Larutan propilen
·•·'-'"'' .-:·:

1937 Fenobarbital Natrium I Moooirafi Suplemen III Farmakope Indonesia IV :

glikol ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan Penetapan kadar


dengan air sampai tanda, campur. ·:·: i ·· Lakukan penetapan kadar dengan cara Kromatografi
Larutan uji Pipet.5 ml injeksi dan: 10.ml.Larutan. cair kinerja tinggi .seperti yang tertera. pada
baku internal ke dalam labu tentukur 100-ml, Kromatografi <931 >.
encerkan dengan air sampai tanda, campur. Fase gerak Bua( campufan metano/ P - air (55:45).
Sistem kromatografi La!rukan seperti yang tertera Saring dan awaudarakan. Jika perlu: ;: lakukan
pada Kromatografi <931>. Kromatograf gas penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang
dilengkapi dengan de.tektor ionisasi nyala dan kolom tertera padaKromatografi <931>.
kaca 2,0 mm x 1,8 m yang berisi bahan pengisi SJ Larutan baku Timbang saksama sejumlah Fenitoin
tersilinasi dengan ukuran partikel 50 - 80. mesh . BPFI, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak,_ ·
Pertahankan suhu kolom pada 140° selama 3 menit, hingga kadar lebih kurang 230 µg per ml.
naikkan dengan kenaikan 6° per menit, hingga 190° Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi
pertahankan selama 6 menit. Fase gerak helium P setara dengan lebih kurang 250 mg fenitornnatrium,
dengan laju alir lebih kurang 40 · ml per menit. encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertilhap
Pertahankan suhu injektor d•n detektor pada.200°. dengan Fase gerak hingga kadar fenitoin natrium
Lakukan kromatografi terhadap Laru;an bal..-u dengan lebih kurang 250 µg per ml.
lima kali penyuntikkan, dan rekam kromatogram: Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
resolusi, R antara metanol dan etanol tidak kurang pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
dari 2,0; resolusi, R antara puncak <tilen glikol dan tinggi dilengkapi denga!) detektor 254 fun dan kolom
puncak propilen glikol tidak kurang dari 3,0 dan 3,9 mm x 25 cm yang berisi bahan pengisi L1, "Laju
simpangan baku relatif pada pen1untikkan ulang alir lebih kurang 1,5 ml per menil Lakukan
tidak lebih dari 2,0 %. kromatografi tcrhadap Larutan baku, rekam respons
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah puncak seperti yang tertera pada Prosedur:
volume sama (lebih kurang 2 µI) Larutan baku dan simpangan baku relatif puncak pada penyuntikan
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam ulang tidak lebih dari 2,0 % dan faktor ikutan puncak
kromatogram dan ulair respons puncak utama. Eluat tidak lebih dari 2,0.
berturut-turut metanol, etanol, etilen glikol dan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
propilen glikol. Waktu retensi relatif metanol dan volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan
etanol, berturut-turut lebih ku!ang 1,0 dan 2,2 Larutan uji kc dalam kromatograf, rekam
sedangkan untuk etilen glikol dan propilen glikol kromatog:ram dan ukur respons puncak utama. Hitung
berturut-turut lebih kurang 1,0 dan 1,4. Hitung jumlah dalam mg, fenitoin natrium, C 15 HuN2NaO,,
perbandingan respons relatif untuk puncak etanol per ml injeksi dengan rumus:
terhadap puncak metanol dan puncak etilen glikol
. terhadap puncak propilcn glikol. Hirung kadar etanol
dalam persen, dengan rumus: · 274,2s)(cY_i:-y_)
( 252,27 V J\..rs
274,25 dan 252,27 berturut-turut adalah bobot
molekul fenitoin natrium dan fenitoin; C adalah kadar
Fenitoin BPFI dalam µg per ml Lanllan baku; V
Ru dan Rs berturut-turut adalah perbandingan respons adalah volume dalam ml injeksi yang digunakan ; ru
puncak etanol terhadap metanol dalam Larutan uji dan rs berturut-turut adalah respon puncak fenitoin
dan Larutan baku. Hitung kadar propilen glikol dari Larutan uji dan Larutan baku.
dalam persen, dengan rumus:
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis
tunggal atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I,
pada suhu ruang terkendali.

R 'u dan R's berturut-turut adolah perbandingan FENOBARBITAL NA TRI UM


respons puncak propilen glikol terhadap etilen glikol Luminal Natrium
dalam Larutan uji dan Lanitan baku. Phenobarbital Sodium

Bahan partikulat <751> Memenubi syarat seperti Hilangkan persyaratan:


yang tertera pada lnjeksi volume kecil. -Cemaran senyawa organik mudah menguap
<471> Metode 1 Memenuhi syarat; lakukan
Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera penetapan menggunakan Larutan uji dengan kadar 20
pada lnjectiones. mg per ml dan Larutan baku dengan kadar dua kali
Lanltan uji.•
Suplemen Ill Farmakope Indonesia IV · Monografi I Finasterid 1938

Tambahkan persyaratan: TABLET FENO BARBITAL


•Syarat lain Jika pada etiket tertera fenobarbita! Phenobarbital Tablets
natrium adalah steril, harus memenuhi syarat Uji
Sterilitas <71> dan Endotoksin bakteri seperti yang Perubahan:
tertera pada F~nobarbital Natrium untuk lnjeksi. Jika Baku pembanding Fenobarbital BPFI; Iakukan
pada etiket terter_a fenobarbital natrium harus pengeringan pada suhu I 05° selama 2 jam sebelum
• diproses lebih lanjut pembuatan sediaan injeksi, digunakan, •simpan dalam wadah tertutup rapat..
harus memenuhi syarat Endotoksin bakteri <201>
seperti yang tertera pada Fenobarbital Natrium untuk Peruba/1an:
lnjeksi .• K.cscragaman sediaan <91 I> Memenuhi syarat.
••
Tambaha11 persyarata11:
•Penandaan Jika digunakan untuk pcmbuatan
sediaan injeksi, pada etiket harus dinyatakan stcril
·-
Ta111baha11 monograji
atau mcmerlukan proses lcbih lanjut untuk FINASTERID
pembuatan sediaan injeksi .• Finasteride

-Tambaha11 111011ograji
FENOBARBITAL NA TRI UM UNTUK
INJEKSI
Phenobarbital sodium for Injection
0

Fcnobarbital Natrium untuk injcksi adalah


Fenobarbital Natrium yang sesuai untuk pcnggunaan N-tert-but il-3-okso-4-aza-5a-androst-/ -ena-J i /J-
parenteral. karboksam id [98319-26-7)
C,,H"N,O, BM 372,55
j,laku pcmbanding Fenobarbital BPFI; Lc.kukan
pcngeringan pada suhu I 05° selama 2 jam sebclum Finasterid mengandung tidak kurang dari 98,5% dan
digunakan, simpan pada wadah tertutup rapat. tidak lcbih dari IO 1,0% C23 H 36N 20,, dihitung
Endotoksin BPFI; [Perhatian Bersifat pirogenik, terhadap zat anhidrat.
penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
menghindari konta111inasij Rekonstitusi scmua isi, Pemerian Hablur padat putih sampai hampir putih.
gunakan larulan dalam waktu 14 hari. Simpan vial
yang belum dibuka dan larutan, dalam lemari Kclarutan Mudah larut dalam "kloroform dan dalam
pendingin. etanol; sangat sukar larut dalam air.

Larutan tcrkonstitusi Pada saat digunakan, Baku pembanding Finasterid BPFI; tidak boleh
memenuhi syarat La111tan terkonstitusi seperti yang dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam
tertera pada lnjectiones. wadah tci'tulup rapat.

Endotoksin baktcri <20 I> Mengandung tidak lebih ldentifikasi


0,8 unit Endotoksin Fl per mg Fenobarbital natrium. A. Spcktrum Serapan lnframerah zat yang
didispcrsikan dalam minyak m'"eraTP, menunjukbn
Syarat Iain Mcmcnuhi syaral batas kadar, maksimum hanya pada bilangan gelombang yang
/dentifikasi, Kese1npurnaan melarut, pH, Susut sama seperti patla Finasterid BPFI.
pengeringa11, logam berat, dan Penetapan kadar B. \Vaktu retensi puncak utama kromatogram
scperti yang lcrtera pada Fenobarbita/ nafri1an dan Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
rnemenuhi syarat uji S!crilitas <71 >, Kescruga111a11 dipcroleh pada Penetapan kadar.
si1diaan <9l 1>, Penandaan sepcrti yang tencra pada
lnjectiones. Rotasi jcnis <1081> Antara -56,0° dan -60,0°
Lakukan pcnetapan pada 405 nm menggunakan
Wadah dan pcnyimpanan Dalam wadah untuk larutan I 0 mg per ml dalam metanol P.
padatan steril seperti yang tertera pada lnjectiones.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,3%.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

Suhu lebur <!021> Lebih kurang 257°.


1939 FiucikSetin Hidroklorida I Monografi Suplemen Ill Farmakope Indonesia IV

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 Larutkan dan encerkan dengan Pengencer sarnpai
bpj. ' {• .. tanda; ''"
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran pada Kromatografi <931>. K.romatograf cair kinerja
tidak lebih dari 0,5% dan total cemaran tidak lebih tinggi dilengkapi dengan detektor 215 nm dan kolom ·
dari 1,0%. Lakukan penetapan dengan cara 3,0 mm x 3 cm berisi bahan pengisi L7 dengan
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera ukuran partikel 3 µm. Laju alir lebih kurang 3 ml per
pada Kromatografi <931>. menit. Lakukan kromatografi terhadap Lanttan baku,
Fase gerak Buat campuran air - tetrahidrofuran rekam respons puncak seperti tertera pada Prosedur:.
. P - asetonitri/_P (8:1:1), saring dan awaudarakan. efisiensi kolom tidak. kurang dari 1800 !empeng
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian teori tis; fa ktor ikutan tidak lebih dari J ,3; dan
sistem seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
Pengencer Buat campuran o.ir- asetonitril P (I :I) .. lebih dari 1,0%.
Lanitan baku Timbang saksama sejumlah Prosedur Suntikkan secara lerpisah sejumlah
Finasterid BPFI, larutkan dan encerkan secara volume sama (lebih kurang 10 µ!) Larutan baku dan
kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan Pengencer Larutan uji, ke dalam kromatograf, rtkam
hingga kadar lebih kurang 1,0 mg per ml. krornatogram, dan ukur respons puncak utama.
Lanttan uji Timbang saksama lebih kurang Hitung jumlah dalam mg, finasterid, C23 H;i;N 2 0~
I 00 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur dalam zat yang digunakan dcngan runius:
100-ml, larutkan dan encerkan dengan. Pengencer

(:~ J
sampai tanda.
Sistern kron1atografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. K.romatograf cair i:inerja
lOOC
tinggi dilengkapi dengan detektor 210 nm dan kolom
4,6 mm x 30 cm yang bcrisi bahan pengisi Li dengan C adalah kadar Finastcrid BPF! dalam mg per ml
ukuran partikel 4 µm. Laju alir !ebih kurang 1,5 ml Lan1tan bal....-u; ru dan rs berturut-turut adalah respons
per menit. Pertahankan suhu kolom pada 60°. puncak Lan1ta11 uji dan Larutan baJ..-u.
Lakukan kromatografi terhadap Larotan baku dan
rekam respOri's puncak. seperti yang tertera pada Wadah dan pcnyimpanan Dalam wadah 'tertutup
Prosedur: efisicnsi kolom tidak kurang dari I 0.000 rapal, pada suhu ruang terkendali.
lempeng teoritis dan faktor ikutan tidak !ebih dari
1,3.
Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih Tambaltan monograji
kurang 15 µ!) Larutan uji ke dalarn kromatograf, FLUOKSETIN HIDROKLORIDA
rekam kromatogram dan 1;Jkur: se.rnu~ resp<;>n~ pupcak. Fluoxetine Hydrochlot ide
Hitung persenlase tiap cemaran' dalam zat dengan
rumus:

100(~)
(±}-N-meti1-3-fenil-3-[(a. a. a-trif/uoro-p-tolil)oksi]
r, adalah respons puncak masing-masing cemaran; rs propilamin, hidroklorida (59333-67-4)
adalah jumlah semua respons puncak. CnHISF,NO.HCI BM 345,79

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Fluoksctin Hidroklorida mengandung tidak kurang
Kronratografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera dari 98,0% dan tidak · !ebih dari 102,0%
pada Kromatografi <93 I>. C17H"F3NO.HCI. dihitung lcrhadap zat anhidrat.
Fase gerak Buat campuran air - tetrahidro._r:J.ran p
(4:1), saring dan awaudarakan. Jika perlu L;kukan Pcmerian Serbuk hablur pulih sampai hampir putih.
penyesuaian menurut Kesesuaian sisten1 seperti
tertera pada Kromatografi <931>. ·
Kclarutan Agak sukar larul dalam air dan dalam
Pengencer Buat campuran air - asetonitril P ( l: l ).
diklorometan; mudah larut dalarn etanol dan dalarn
Lanttan baku Timbang saksarna sejumlah
metanol; pral.."tis tidak larut dalam eter.
Finasterid BPFI, larutkan dan encerkan secara
kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan Pengencer
Baku pembanding Fluoksetin Hidroklorida BPFI;
hingga kadar lebih kurang 200 µg per ml.
Tidak boleh <;likeringkan sebelum digunakan. Simpan
Lamtan uji Timbang saksarna lebih kurang 20 mg
dalarn wadah tertutup rapat dan terlindung dari
zat, masukkan ke dalarn labu tentukur 100-ml.
cahaya. Senyawa Sejenis A F/uoksetin BPFI; Tidak
Suplemeri III Farmako'pe Indonesia IV Monografi I Fluoksetin Hidroklorida 1940

'. '·; ' .\ "\

boleh dikeringkan sebclum digunakan. Simpan dalam sejenis B fluoksetin (jika ada), senyawa sejenis A
wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya. tluoksetin, tluoksetin · dan 4-trifluorometilfenol
Senyawa Sejenis B F/uoksetin BPFI; berupa Jarutan berturut-turut lebih kurang 0,24; 0,27; 0,94; 1,0 dan
yang mengandung lebih kurang 2 mg senyawa sejenis 2,17; perbandingan tinggi puncak senyawa sejenis A
B fluoksetin dalam larutan asam k/orida P (lebih fluoksetin terhadap kedalaman Jembah antara puncak
kurang 0,0 I N). Simpan dalam lemari pendingin. fluoksetin dan puncak senyawa sejenis A fluoksetin
Setelah ampul dibuka, simpan dalam wadah tertutup (diuln1r dari tinggi puncak senyawa sejeais A
rapat. fluoksetin) tidak lebih dari !,!.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Idcntifikasi volume sama (lebih kurang I 0 µI) Larutan uji I dan
A. Spektrum serapan inframerah zat yang Larutan uji 2 ke dalam kromatograf, rekam
didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan kromatogram selama tidak kurang dari dua · kali
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang waktu eluasi fluoksetin, dan ukur semua respons
sama seperti pada Fluoksetin Hidroklorida BPFI. puncak. Hitung persentase senyawa sejenis A
B. Larutan menunjukkan reaksi Klorida cara A, B, fluoksetin dalam zat dengan rumus:
dan C seperti yang lcrtcra pada Uji Jdentifikasi
Un1111n <291>.

Air <1031> Metode I Tidak l~bih dari 0,5%.

Logam bcrat <371> Metode III Tidak lebih dari 30 rA adalah rcspons puncak senya\Va sejenis 1\
bpj. fluoksctin dari . lan1tan uji 2 dan ru adalah respons
puncak fluoksetin dari Larutan 1~ii 2.
Scnya,va sejenis Senyawa sejenis A fluoksetin tidak Hitung persentase cemaran lain dengan rumus:
lcbih dari 0, 15%; a-[2-(metilamino)etil]
benzenmclanol tidak lebih dari 0,25%; scnyawa
sejenis B fluoksetin tidak lcbih dari 0,25%; cemaran
lain tidak lcbih dari 0, I%. Total ccmaran tidak Jcbih
dari O,So/o. Lakukan penetapan dcng2n cara •
Kro1natografi cair kinerja tinggi seperti yang tcrtera r; adalah respons puncak masing-masing cc1naran
pada Kromatografi <931>. dari Landan uji I; rs adalah jumlah semua respons
Fase gerak Lakukan sepcrti yang tertera pada puncak, tidak termasuk fluoksetin dari Larutan uji I;
Penetapan kadar. dan ru adalah rcspons puncak fluoksetin dari larutan
Larutan uji 1 Timbang saksama lebih kurang uji 2.
. 56 mg zat, masukkan kc dalam la bu tentukur I 0-ml,
farutkan' dah encerkan dengan Fase gerak sampai Pcnetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
tanda. Kromatograji cair kinerja tinggi seperti yang tertera
Larutan uji 2 Pipet 2 ml Larutan uji I, masukkan pada Kromatograji <93 l>.
ke dalam labu tentukur I0-ml, encerkan dengan Fase Dapar trietilamin Pipe! 10 ml trietilamin P,
gerak sampai tanda. masukkan kc dalam wadah yang sesuai, tambahkan
Lan1tan kesesuaian sisten1 Ti1nbang saksa;na lebih lebih kurang 980 ml air dan alur pH hingga 6,0
kurang 22 mg Fluoksetin Hidrok/orida BPFI, dcngan penambahan asamfosfat P.
larulkan dalam I 0 ml asam su/fat I N dan panaskan Fase gerak Buat campuran Dapar trietilamin -
hingga suhu 85° sclan1a 3 jam. Dinginkan, rnasukkan ietrahidro/uran P bebas stabili~tor - metanol P
0,4 ml larutan ini kc dalam labu tcntukur 25-ml yang (6:3:1), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
berisi lebih kurang 28 mg Fluoksetin Hidroklorida penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang
BPFI, I mg Senyawa Sejenis A Fluoksetin BPFI dan tertcra pada Kromatograji <931 >.
I mg SenyaH'a Sejenis H Fluoksetin BPFJ. Enccrkan lan11an baku Timbang saksama sejumlah
dengan Fase gerak sa1npai tanda. Fluoksetin Hidroklorida BPFJ, larutkan encerkan
Siste111 kro111atograji Lakukan seperti yang tertera secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan
pada Kromatografi <931 >. Kromawgraf cair kinerja Fase gerak hingga kadar lebih J.a1rang 0,11 mg per
tinggi dilcngkapi dcngan detcktor 215 nm dan kolom ml.
4,6 mm x 25 cm borisi bahan pcngisi L7 yang .La1wa11 uji Timbang saksama lebih kurang 11 mg
dideaktivasi basa dengan ukuran partikcl 5 µm. Laju zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml,
alir kurang lebih I ml per menit Lakukan larutkan dan encerkan dengan Fase gerak sampai
kromatografi terhadap larutan kesesuaicr: sisten1 tanda.
dan rekam respons puncak seperti yang tertera pada Sistem kromatograji Lakukan seperti yang tertera
Prosedur: waktu retensi relatif a-[2- pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
(metilamino)etil) benzenmetanol (jika ada), senyawa tinggi dilengkapi dengan detektor 227 nm dan kolom
1941 Kapsul Fluok:Setin I Monograji Suplemen III F annakope Indonesia JV

4,6 mm x 25 cm yang berisi bahan pengisi L7,yang Waktu: 30 menit


dideaktivasi basa dengan ukuran partikel 5 µm.'Tuju · Lakukari. ~enetapan jumlah (C17 H,.F3NO) yang
alir kurang lebih I ml per menit. Lakukan terlarut dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
kromatografi terhadap Larntan baku, dan rekam seperti yang tertera pada Kromatografi <93 l>:
respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur: Suspensi dietilamin fosfat Masukkan 250 ml
faktor ikutan tidak lebih dari 2,0; dan simpangan asetonitri/ P ke dalam wadah yang sesuai, tambahkan
baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari l,O ml dieti/amin P, carnpur dan atur pH hingga 3,5
2,0%. dengan penambahan asam fosfat P [Catalan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Dietilaminfosfat alum mengendap, karena itu simpan
volume sama (lebih kurang I 0 µl) Larutan bairn dan dalam keadaan tercampur baik].
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam Fase gerak Buat campuran air - asetonitril P - .
homatogram, dan ukur respons puncak utama. dieti/amin P (600:400:4). Atur pH hingga 3,5 dengan
Hitung jumlah dalam mg, fluokseti.n hidrok!orida, penambahan asam fosfat P. Saring dan awaudarakan.
C11H1 8F;NO.HCl, dalam zat yang digunakan clengan Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
rumus: sistem seperti yang tertera pada Kromatografi
<931>.

10oc(~~)
Larntan baku Buat larutan F!uoksetin liidroklorida
BPF! dengan kadar lebih kurang sama dengan
Larutan uji. Pipet 5 ml larutan ke dalam wadah yang
sesuai, ta1nbahkan 2,0 ml SusfJensi dietilamin fosfat
C'adalah kadar F/uoksetin Hidroklorida BPF! dalam dan can1pur.
mg per ml LanJtan baku; ru dan rs bcrturut-turut Larutan uji Saring lebih kurang 20 ml larutan
adalah respons puncak dari Larutan uji dan Lan1tan disolusi. Pipet 5 ml filtrat ke dalam wadah yang
baku. sesuai, tambahkan 2,0 ml Suspensi dietilamin fosfat
dan can1pur.
Sisten1 krornatografi Lakukan seperti yang tertera
\Vadah dan pcnyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat. pada Kromatograji <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dcngen detektor 226 nm dan kolom
4,6 mm x 15 cm bcrisi bahm1 pengisi LI 0. Laju alir
lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi
Tambahan monograji
terhadap Larutan baku dan rekam respons puncak
KAPSUL FLUOKSETIN scpcrti tertcra pada Prosedur: simpangan baku relatif
Flnoxetine Capsules pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara tcrpisah sejumlah
Kapsul Fluo!<s~tin mcngandung Fluoksetin volume sama (lcbih kura0g 50 µ!) Lan1tan baku clan
• Hidroklm'ida 'setara 'denglm' tidak kurang dari 90,0% Larntan uji ke dalam kromatograf, rekam
dan tidak lebih dari 110,0% fluoksetin, C 17 H 18F3NO, kromatogram, ukur respons puncak utama. Hitung
dari jumlah yang tertera pada etiket. · jum!ah dalarn mg, fluoksetin, C 17 H 18 F3NO, yang
terlarut dengan rumus:
Baku pcmb~nding F/uoksetin Hidroklorida BPFI:
. Tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Simpan

34::>,79 ru)
90oc(3o:,33J(
dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari
cahaya_. rs
ldcntifikasi Timbang sejumlah isi kapsul setara
dengan lebih kurang I 0 mg fluok.setin, masukkan C adalah kadar Fluoksetin Hidroklorida BPFI dalarn
dalam wadah yang sesuai, larutkan dalam 10 ml µg per ml Larutan baku; 309,33 dan 345,79 berturut-
metanol P dan saring. Bilas wadah dengan 5 m! rurut adalah bobot molekul fluoksetin dan fluoksetin
metanol P dan saring bilasan, uapkan kumpulan hidroklorida; ru dan rs berturut-turut adalah respons
filtrat dengan bantuan aliran udara dan pen1anasan puncak dari Lar11tan 1y"i dan La"naan baku.
riugan sampai kering. Spektrum serapan infran1erah Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
residu yang didispersikan dalam kalium bromida p kurang dari 80% (Q) C 17 H 18F3NO dari jumlah yang
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan t<rtcra pad3 etiket.
gelombang yang sama seperti pada Fluoksetin
Hidroklorida BPFI. Kescragaman sediaan <91 l> Memenuhi syarat.

Disolusl <1231> Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran


Media disolusi: 900 ml air tidak lebih dari 0,25%; total cemaran tidak lebih dari
A/at tipe 2: 50 rpm 0,80%. Lah1kan penetapan dengan Kromatografi
Suplemen III Fannakope lndanesia IV · Monogrqfi I Tablet Fluoksetin 1942

cair kinetja tinggi seperti yang tertera pada Prosedur · Suntikkan secara terpisah sejumlah
Kromatografi <931>. volume sama (lebih kurang IO· µI) Larutan uji d&n
Dapar trieti/a1nin Lakukan seperti yang tertera Larutan baku ke dalam kromatograf, rekam
pada Penetapan kadar dalam Fluoksetin kromatogram, dan ukur respons puncak utama.
Hidroklorida. Hitung jumlah dalam mg, fluoksetin, C 17H 18 F3NO,
Fase gerak Buat campuran Dapar trietilamin - dalam isi kapsul yang digunakan dengan rumus:
asetonitri/ P (65:35), saring dan awaudarakan. Jika
perlu !akukan penyesuaian menurut Kesesuaian
t0oc(30~,33)(ru)
sis/em sepcrti yang tertera pada Kromatografi <931>.
Larntan kesesuaian sistem Timbang saksama
scjumlah Fluoksetin Hidroklorida BPFI, larutkan
34),79
Is
C adalah kadar Fluoksetin Hidroklorida BPFI dalam
dan cncerkan secara kuantitatif dan jika perlu
mg per ml larutan balm; 309,33 dan 345, 79
bcrtahap dengan Fase gerak, hingga kadar lebih
berturut-turut adalah bobot molekul fluoksetin dan
kurang 0,0 I mg per ml.
fluoksetin hidr0klorida; ru dan rs ber1urut-turut
Larntan uji Kcluarkan isi tidak kurang dari
adalah rcspcris puncak dari Lan1tan uji dan Lan1tan
20 kapsul secara sempurna dan campur. Timbang
baku.
saksama sejumlah isi kapsul, setara dengan lebih
kurang 20 mg fluoksetin, masukkan kc da!am labu \\'adah dan penyilnpanan D~Ia1n \\'adah tertutup
tentukur IO-in!, !al)ltkan dan encerkan dengan Fase · rapat dan terlindung dari Cahaya.
gerak san1pai tanda.
Siste111 kro111a1ografi Lakukan sepeni yang rertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerjo
tinggi dilengkapi dcngan detcktor 215 nm dan kolom Tanzbalrau 111011ograji
4,6 mm x 25 cm yang berisi bahan pengisi LI 0 TABLET FLUOKSETIN
dengan ukuran partikel 5 µrn. Laju alir lebih ;_"llrang Fluoxctine Tablets
I ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
larutan kesesuaian siste111 selama tidak kurar:g dari Tablet Fluoksetin mengandung Fluoksetin
22 menit, dan rekan1 rcspons puncak seperti tertera Hidroklorida, C"H 18 F3NO, tidak kurang dari 90,0%
pada Prosedur: efisiensi kolom tidak kurang dari ~Jan tidak lebih dari 110,0~1o dari ju1nlah yang tertera
1100 lempeng teoritis dan simpangan bairn relatif pada etiket.
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih Baku pcmbanding Fluoksetin Hidroklorida BPFI;
kurang I 0 µI) larutan 1lji ke dalam kromatograf. Tidak belch dikeringkan sebelum digunakan. Simpan
rckam kromatogram, dan ukur semua respons dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari
pu.ncak. Hitung persentase tiap cemaran d-engan cahava. Senyawa Sejenis B Fluoksetin BPFI; berupa
rum us: laruum yang mengandung lebih kurang 2 mg
senya\va sejenis fluoksetin B dalam larutan asa1n
k/orida P (lebih kurang 0,0 I N). Sim pan dalam
lemari pendingin. Setelah ampul dibuka, simpan
dalam wadah tertutup rapat.

r; adalah respons puncak n1asing-masing cetTiaran; rs


ldentifikasi Masukkan I tablet ke dalam wadah yang
adalah jumlah res pons semua puncak. sesuai, larutkan dalam I0 ml kloroform P dan saring.
Bilas wadah dengan 5 ml klorcform P dan saring,
uapkan kumpulan filtrat dalam lemari asam dengan
Penctap;1n kadar Lakukan penctapan dcng<::i cara
bantua.n aliran udara dan pemanasan pada suhu
Kron1atografi cair kine1ja tinggi sepcrti yang tertera
pada Kromatografi <931>. rendah sampai kcring. Spel"trum serapan inframerah
Da1Jar 1rietila111i11, Fase gerak, Larutan bak:1 dan
reside yang didispersikan dalam kaliun1 bro111ida P
n1cnu;1jukkan n1aksin1un1 hanya pada bilangan·
Siste111 kron1arngrafi Lakuk~n scpcni tcrtcra pada
gelonibang yang san1a seperti pada Fluoksetin
['enetapa11 kadar dalan1 F/uo/.:setin Hidrokloria~:.
Hidroklorida BPFI.
La1111a11 uji Tin1bang saksama tidak kurang dari
20 kapsul. Keluarkan isi semua kapsul, bersihkan
Disolusi <1231>
cangkang kapsul dan timbang saksama, hitung bobot
rata-rata isi tiap kapsul. Timbang saksama sejumlah Media disolusi: I 000 ml asam k/orida 0, IN
isi kapsul setara dengan lebih kurang I 0 mg Alattipe 1: I 00 rpm
Waktu: 15 menit
fluoksetin, masukkan ke dalam labu tentukur I 0-ml,
larutkan dan encerkan dengan Fase gerak sampai Lakukan pcnetapan jumlah C 17 Htsf,NO yang
tanda, campur dan saririg. ter!arut dengan Kromatografi · cair kinelja tinggi
sepeni yang tertera pada Kromatograji <93 l >.
1943 Tablet Fluoksetin I Monografi Suplemen III Farmakope Indonesia IV·

Larutan pasangan ion, Fase gerak dan Lan;/qn,. 13,5 mg Fluoksetin Hidroklorida BPFJ, masukkan ke
kesesuaian sistem Lakukan seperti yang tertera pada dalam labu t~htukur 100-ml. Tambahkan 2 ml larutan
Penetapan kadar. yang dibuat dengan melarutkan lebih kurang 22 mg
Larutan baku Buat larutan Fluoksetin Hidroklorida F/uoksetin Hidroklorida BPFI dalam I 0 ml asam
BPFI dalam Media disolusi hingga kadar mendekati su/fat I N, panaskan pada suhu lebih kurang 85°
Larutan uji. selama 3 jam dan dinginkan sampai suhu ruang.
Larutan uji Gunakan 20 ml larutan disolusi yang Encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Pipet
telah disaring. I 0 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml,
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
pada Kromatografi <931 >. Kromatograf cair kinerja Larutan sensitivitas detektor _Encerkan Larutan
tinggi dilengkapi dengan detektor 227 nm dan kolom resolusi dengan Fase gerak (1 dalam 100).
4,6 mm..z 7 ,5 cm berisi bahan pengisi L1 dengan Larutan baku Timbang saksama sejumlah
ukuran partil<:el 3,5 µm. Pertahankan suhu kolom F/uoksetin Hidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan .
pada 38°.' Laju alir lebih kurang I ml per menit. secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan
Lakukan kro1natografi terhadap Larutan kesesuaian Fase gerak, hingga kadar lebih kurang 0,0135 mg per
sistem dan rekam respons puncak seperti tertera pada nll.
Prosedur: resolusi, R, antara puncak fluoksetin dan Larutan. uji Masukkan 10 tablet ke dalam la bu
puncak cx,cx,cx-trifluoro-p-kresol tidak kurang dari tentukur dengan ukuran yang sesuai, . larutkan dan
2,0; faktor ikutan untuk puncak fluoksetin tidak lebilr cncerkan dengan Fase gerak hingga kadar fluoksetin
dari l,7; dan simpangan baku relatif pada lebih kurang 2 mg per ml.-Saring sebagian larutan
penynntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. melalui penyaring yang sesuai dan gunakan filtrat.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan pada Kromatografi <931 >. Kromatograf cair kinerja
Lan1/(1n uji ke dalam krornatograf, rekam tinggi dilengkapi dengan detektor 215 nm dan kolom
kromatograrn, dan ul-ur respons puncak utama. 4,6 mm x 15 cm berisi bahan pcngisi L7 dengan
Hitung jumlah fluoksetin, C 17 H,,F 3NO, yang tcrlarut ukuran partikel 3,5 µm. Pertahankan suhu kolom
dengan nunus : pada 30°. Laju alir lebih kurang I ml per menit.
Lala1kan kroi:i~tografi secara bertun1t-turut terha<lap
Fase gerak, Larutan sensilivitas detektor dan
ioooc(3o9,33 j\( '") Larutan resolusi, rekam respons puncak seperti' yang
345,79 \ 15 tertera pada Prosedur: waktu retcnsi relatif a-(2-
(metilamino )etil] benzenmetanol, senyawa sejcnis B
C adalah kadar Fluoksetin Hidroklorida BPFI dalam fluoksetin dan fluoksetin berturut-turut lebih kurang
mg per ml Larutan baku; 309,33 dan 345,79 berturut- 0,19; 0,26 dan 1,0; resolusi, R, antara puncak cx-[2-
turut adalah bobot molekul fluoksetin dan fluoksetin (1hetilamlno }etilJbenzenme.tanel d~Ii puncak ~enrawa
hidroklorida; ru dan rs berturut-turut adalah respons sejenis B fluoksetin tidak kurang dari 4,5; dan
puncak dari Larutan uji dan Larutan baku. perbandingan usiinal to noise" untuk Lan1tan
Toleransi Dalam waktu 15 menit harus larut tidak sensitivitas detektor tidak kurang dari 10.
kurang dari 80% (Q) C 17 H 18F3NO dari jumlah yang Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
terterapada etiket. volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, rckam
Keseragaman sediaan <91 l> Memenuhi syarat. kromatograln selama tiga kali waktu retensi puncak
utama, dan ukur semua respons puncak. Hitung
Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran persentasc masing-masing cemaran dengan rumus:
tidak lebih dari 0,25% dan total cemaran tidak lebih
dari 0,80%. Lakukan penetapan dengan cara
Kromatograji cair kinerja tinggi seperti yang tertera 100 (309,33)(
345,79 Cu
Cs)(!!_)
15
pada Kromatografi <931>.
Larntan pasangan ion Larutkan 6,5 g natriunz 1-
oktansu/fonat P dalam 1000 ml air, tambahkan 2,9 ml 309, 33 dan 345. 79 berturut-turut adalah bobot
asam fosfat P dan atur pH hi'1gga 3,0 dengan molekul fluoksetin dan fluoksetin hidroklorida; Cs
penambahan larutan natrium hidroksida P (1 dalam adalah kadar F/uoksetin Hidroklorida BPFI dalam
5). mg per ml Larutan baku; Cu adalah kadar fluoksetin
Fase gerak Buat campuran Larutan pasangan ion - dalam mg per ml Larutan uji; r; adalah respons
asetonitril P (57:43), saring dan awaudarakan. Jika puncak masing-masing cemaran dari Larutan uji; dan
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian rs adalah respons puncak fluoksetin dari Larutan
:tis tern seperti yang tertera pada Kromalografi <931>. baku.
Larutan resolusi Timbang lebih kurang I mg
Senyawa sejenis B F/uoksetin BPFI dan lebih kurang
Suplemen III Farmakope Indonesia IV Monografi I Gonadotropin Korionik 1944

Penetapan -kadar Lakukan penetapan "de~gan' cara dan ,, 345, 79 berturut-turut adalah bobot molekul
Kromatografi cair kinelja tinggi seperti yang tertera fluoksetin dan fluoksetin hidroklorida; ru dan rs.
pada Kromatografi <931>. berturut-turut adalah respons puncak dari Larutan uji
Larutan pasangan ion Larutkan 7, 1 g natriun1 1- dan Larutan baku. ,
pentansulfonal p dalam moo ml air, tambahkan
2,9 ml asam asetat glasia(P dan atur pH hingga 5;0 Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
dengan penambahan larutan notrium hidroksida P ( 1 rapat dan dalam suhu ruang terkendali.
dalam 5).
Fase gerak Bual campuran metanol P - Larutan
pasangan ion (67:33), saring dan awaudarakan. Jika Ta111balta11111onograji
pcr]u lakukan ·pcnyesuaian menurut Kesesuaian KRIM GENTAMISIN SULFAT
sistom sepcrti yang tertera pada Kromatografi <931>.
Gentamycin Sulfate Cream
Larutan kesesuaian si.stefn Timbang saksama Jebih_
kurang I 0 mg a;a,a-trifluoro-p-kresol, masukkan kc Krim Gentamisin Sulfa! mengandurig Gentamisin
dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dan encerkan tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 135,0%
dcngan Fase gerak sampai tanda. Pipet I 0 ml larutan dari jumlah yang !crtera pada etiket:
kc dalam labu tcntukur I 00-ml yang berisi lebih
kurang 11 mg Fluoksetin Hidroklorida BPFI. Bakn pembanding Gentamisin S_ulfat BPFI; lah1kan
cncerkan dengan Fase gerak sarnpai tanda. pcngeringan dalan1 hanlpa udira dtngan tekanan
Larulan baku Timbang saksa1na seju1nlah tidak lcbih dari 5 mmHg pada suhu 110° selama 3
Fluoksetin Hidroklorida BPFI, larntkan dalarn Fase jam scbelu111 digunakan. Seg~ra ,gunakan zat yang
gerak hingga kadar lcbih kurang 0, I mg per ml. tclah kcring sccara cepat pada udara kering. Simpan
Larutan uji Masukkan 10 tablet kc dalam labu dalam \\'adah tcrtutup -rapat, tcrlindung dari cahaya,
tcntukur 1000-ml. Tambahkan lebih kurang 500 ml di tcmpat sejuk.
Fase gerak dan kocok untuk 1nenghancurkan tablet.
Enccrkan dcngan Fase gerak sa1npai tanda dan Idcntifikasi Kocok sejumlah krin1 setara dcngan
sonikasi sclama IO tnenit. Pipet sejumlah volu1ne Jebih h."Urang 5 mg gcnta1nisin dcngan cal7lpuran
larutan kc dalain labu tentukur yang sesuai, enccrkan 200 n1J k/lJroforn1 P dan 5 n1l air. Biarkan rnemisah,
sccara kuantitatif dan jika per!.: 'iicrtahap dcngan saring Japisan air: filtrat n1cn1enuhi uji Jdenrifikasi
Fase gerak hingga kadar Ouoksctin lcbih kurang 0, I dalam lnjefrsi Gentan:isin Su/fat.
mg per n11. Saring dengan penyaring yang sesuai dan
gunakan filtrat. Isi minin1un1 <861> Me1nenuhi syarat.
Sistetn kro1natografi Lakukan scperti yang tcrtcra
pad a Kromatografi <931 >. Kromatograf cair kincrja Penetapan potcnsi Lakukan sepcni yang tertera
tinggi dilcngkapi dcngan dcte!<tor 227 nm dan kolom pa:ia, Pr;netapan kadar dalam Salep Gen!arnisin
4,6 mm x 7 ,5 cm berisi bahan pcrigisi L 7 de'ngan sulfa/.
ukuran partikel 3,5 µm. Pertahankan suhu kolom
pada 38°. Laju alir lebih kurang I ml per menit. Wadah dan pcnyimpanan Dalam rube yang dapat
Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian ditekan atau dalam wadah tertutup rapat, hindarkan
sistenz dan rekam respons puncak seperti tertera pada dari panas berlebih.
Prosedur: rcsolusi, R, antara puncak fluoksetin dan
puncak a.,a.,a.-trifluoro-p-kresol tidak kurang dari
4.0; faktor ikutan untuk puncak fluoksetin tidak lcbih GONADOTROPIN KORIONIK
dari 1,7 dan simpangan baku relatifpada penyuntikan Chorior.ic Gonadotropin
ulang tidak lebih dari 2,0%.
f)rosedur Suntikkan sccara tcrpisah sejun1lah
Perubaltan:
volume sama (lcbih kurang IO µI) Larntan uji dan Baku pcrnbanding •conadotropin J:orionik
Lorutan haku kc dala1n kromatograf, rckam Afanusia Bl:)Ff; si1npan dala1n \c111ari pcndingin dan
kro1natogran1, dan ukur rcspons puncak utan1a. tidak bolch dikcringkan sebclum digunakan,
Hitung jutnlah dalan1 n1g, fluoksctin, C 11H1sF3NO, Gunakan an1pul baku pembanding )'ang baru untuk
dala111 tablet yang digunakan dengan run1us: setiap penetapan kadar, buang bagian yang tida.k
digunakan. Endoto!:sin BPFI; [Catalan: Bersifat
pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati~hati
JOOOCD(309,33)(ru) untuk menghindari kontaminasi] Rekonstitusi seluruh
345,79 rs isi, gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan
vial yang belum dibuka dan larutan, dalam leman
C adalah kadar Fluoksetin Hidroklorida BPFI dalam pendingin .•
mg per ml Laro/an baku; D adalah faktor
pcngenceran dalam pembuatan Larntan uji; 309,33
...
_.,..,., -,..,_..

1945 Gonadotropin Korionik untuk InJeksi I Monografi Suplemen III Farmakope Indonesia IV

Perubaltan: . ·~-··-. , _ klorofenil)-4-hidroksipiperidino]butirufenon BPFI];


Ak"tivitas estrogenik Suntikkan secara subkutan o;:i5"'•" tidak boleh ·3ikeringkan., simpan dalam wadah
ml larutan uji yang mengandung setara 1000 unit _ tertutup rapat dan terlindung cahaya.
Gonadotropin Korionik FI per ml dalam larutan
natrium k/orida P 0,9% pada pagi hari dan sore hari Perubaha11: I
selama dua hari berturut-turut, pada r.iasing-masing Jarak lebur <1021> •. Antara "149° dan 155°.;
<Im 5 ekor tikus betina yang indung telur telah lakuk'an penetapan - terhadap zat yang telah I
dihilangkan 2 minggu sebelumnya. Pada tiap tiga hari dikeringkan dalam hampa udara pada suhu 60° I
·I
berikutnya, lakukan apusan vagina dari setiap hewan. selama 3 jam. I
'
- Jika unsur-unsur set dalam apusan vagina terutarna
terdiri dari leukosit dan beberapa sel epitel berinti, Perubahan:
tetapi tanpa sci epiter yang mengeras: "memenuhi "Senyawa sejenis A Haloperidol. Tidak lebih dari
syarat.. 1,0%.
Laruta~ uji Timbang saksama lebih kurang 80 mg
zat, masukkan ke dalam labu tentukur IOO-ml,
GONADOTROPIN KORIONIK UNTUK tambahkan isopropil alkoho/ P 80 ml, I0 ml asam
INJEKSI klorida encer P (I dalam 100), dan encerkan dengan
Chorionic Gonadotropin for Injection isopropil a/kohol P sampai tanda.
Larutan baku Timbang saksamil _sejumlah
Perubalzan: Holoperidol BPF! dan Senyawa Sejenis A
Pcmcrian Padatan an1orf berbentuk khas •11asil dari Haloperidol BPF!, larutkan dalam isopropil a/kohol
bel..-u kering., putih atau hampir putih. P yang mengandung I0 ml larutan asam klorida
encer P (I dalam 100) per I00 ml larutan, hingga
Tambalzan persJ1aralan: kadar berturut-turut lebih kiJrang 800 Jig per ml dan
•Keseragan1an scdiaan <911> Buka 10 wadah dan 8 µg per ml.
timbang saksama masing-n1asing \vadah dan isi, beri Proscdur Ukur serapan Larutan uji dan larutan
identitas masing-masing \Vadah. Pindahkan isi \vadah baA.11 pada panjang gelo1nbang serapan 1naksimun1
dan bilas dengan air, keringkan pada suhu 105° lebih kurang 335 nm, terhadap blangko isopropil
sampai bobot tetap, dan timbang kembali. 1-litung • a/kohol P yang mengandung I0 ml larutan asam
bobot bersih masing-maslng \Vadah dan isinya klorida encer P (I dalam 100) per 100 ml larutan.
dengan mengurangi bobot awal dengan bobot wadah Serapan Larutan uji tidak lebih besar dari serapan
kosong setelah pengeringan. Hitung bobot isi rata- Larutan balru.
rata dan simpangan baku relatif seperti yang tcrtera
pada Keseragaman sediaan <911>. Memenuhi syarat
j11<a bobot isi masing-masing wadah ti<lak berbeda Tambalta111rto1tograji
lebih dari 5,0% dari bobot rata-rata dan simpangan INJEKSI NALOPERIDOL
baku relatifsepuluh wadah tidak lebih dari 3,0%. Jika Haloperidol lnjection
tidak memenuhi, lakukan uji terhadap 20 wadah
tambahan. Memenuhi syarat jika tidak lebih dari satu , ll!i,eksi Haloperidol adalah larutan steril Haloperidol
wadah dari 30 wadah, berbeda lebih dari 7,5% dari (dalam air untuk injeksi:)ang dibuat dengan bantuan
bobot rata-rata 30 isi \vadah, dan sin1pangan baku asam 13Kt~Dapat mengandung bahan pengawet
relatifbobot isi 30 wadah tidak lebih dari 3,3% .• yang sesuai. Mengandung Haloperidol,
C 21 H 23 CIFNO~ tidak kurang dari 90,0% dan tidak
Tambahan pcrsyarata11: lebih dari 110,0% dari jrnnlah yang --tertera pada
•renandaan . Pada etiket tertera tanggal etiket.
kadalu,varsa .•
Baku pembanding Ha/operidol BPFI; lakukan
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60°
HALOPERIDOL selama 3 jam sebelum digunakan. Si1npan dalam
Halopcridol wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya.
Endotoksin BPFI; [Catalan Bersifat pirogenik,
C,, H23 CIFN0 2 BM "375,86. penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
tnenghindari kontaminasi}. Rekonstitusi semua isi,
Perubahan: gunakan larutan dalam waktu 14 -hari. Simpan vial
Baku pembanding Haioperidol BPFI; lakukan yang belum dibuka dan larutan, dalam lemari
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60° pendingin.
selama 3 jam sebelum digunakan."Simpan dalam
wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya .• ldentifikasi Larutan uji dan Larutan baku yang
"Senyawa Sejenis A Ha/operidol BPFI[ 4,4'-Bis[4(p· dibuat seperti tertera pada Penetapan kadar,
Suplemen III Farmakope Indonesia IV Manografi I Hidralazin Hidroklorida 1946

' ·~ { :. '" ' . I ~ .. ·, '.(·,'.'.


menunjukkan serapan maksimum pada panjang Perubaha11:
gelombang 245 ± 2 nm. Baku pembanding Heparin Natrium BPFI; simpan
di tempat sejuk dan tidak boleh dibekukan. •.
Endotoksin baktcri <20l>Tidak lebih dari 71,4 Unit Endotoksin BPFI "[Cata/an Bersifat pirogenik,
Endotoksin FI per mg haloperidol. penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
menghindari kontaminasij Rekonstitusi selu(!lh" isi,
pH <1071 > Antara 3,0 dan 3,8. gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial
yang belum dib.uka dan larutan, dalam lemari
Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera pendingin.
pada lnjectiones.
Hilangkan persyaratan:
Penetapan kadar "Aktifitas anti-faktor Xa Tidak kurang dari 80%
Larutan baku Timbang saksama sejumlah dan tidak lebih dari 120% dari potensi lnjeksi
Haloperidol BPFI, larutkan dan encerkan dengan ·Heparin Natrium dalam ·unit Heparin FI per ml yang
larutan asam k/orida P (I dalam 20) hingga kadar dipcroleh pada Penetapan potensi. Lak"l>kan
lebih kurang 20 µg per ml. penctapan seperti yang tertera pada Aktifitas
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume antifaktor Xa dalatn Heparin P/atriu1n, menggunakan
injeksi setara dengan Jebih kurang lO mg haloperidol, lnjcksi Heparin Natrium untuk membuat Larutan
masukkan ke dalam corong pisah, dan tambahkan uji .•
20 ml larutan asam k/orida P (I dalam 20). Ekstraksi
empat kali, tiap kali dengan 25 ml eter P. Cuci Per116alia11:
kumpulan ckstrak cmpat kali, tiap kali dcngan 5 ml \Vadah dan penyin1panan Dalan1 \vadah dosis
larutan asam klorida P (I dalam 20). Buang fase ctcr, tunggal atau dosis ganda, scbaiknya dari kaca Tipe I.
ta1nbahkan cucian asam pada fase air. Saring fase air •Simpan pada suhu dibawah 40°, scbaiknya pada
melalui segumpal kapas ke dalam labu tentukur suhu n1ang .•
50-ml. Tambahkan larutan asam k/orida P (I dalam
20) sampai tanda. Pipe! I 0 ml larutan kc dalam labu Ta111balta11 persJ·aratan:
tcntukur l 00-mI, enccrkan dengan 1netanol P sampai •Pcnandaan Pada etiket tcrtcra volun1e dari total
tanda. kandungan dan potcnsi yang disebutkan sebagai unite.
Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan Heparin FI per ml, kecuali pada wadah dosis tunggal
baku pada panjang gclombang serapan maksimum ditambahkan volume dan total jumlah unit Heparin
lebih kurang 245 nm dcngan menggunakan campuran FI. Jika pada etiket mencantumkan jumlah total,
larutan asam klorida P (I dalam 20) - metanol P etiket juga menyebutkan han:s digunakan semua atau
(I: I 0) sebagai blangko. Hi tung jumlah dalam mg jika tidak habis, s1sa hams dibuang. Etiket
halopcriqol, C 21 H23 CIFN0 2 dalam tiap, rpl injeksi mcncantumkan heparin berasal dari jaringan dan
dengan run1us: ' · · ' ' spesies he\van yang digunakan dan turunannya .•

o,s(~)( ~~) HIDRALAZIN HIDROKLORIDA


Hydralazinc Hydrochloride
C adalah kadar Haloperidol BPFI dalam µg per ml Per11balia11:
Larutan baku; V adalah volume injeksi yang Baku pembanding Hidralazin Hidrok/orida BPFI;
digunakan dalam ml; Au dan As berturut-lurut adalah Jakukan pengeringan pada suhu J~.0° selama 15 jam
serapan Larutan uji dan Lanaan baku. scbclun1 digunakan. ·si1npan dalan1 \\·adah tertutup
rapat di te1npat kering .•
\\'adah dan pcnyirnpanan Dalam \vadah dosis
tunggal atau dosis ganda, scbaiknya dari kaca tipe I, /Ji/angkan pers_raratan:
tcrlindung dari cahaya. ·cen1aran seny<nYa organik rnudah mcnguap ·
<471> Metode I Mcmcnuhi syarat. •.
INJEKSI HEPARIN NATRIUM
Heparin Sodium Injection Ta111balia11 persJ·aratan:
"Ilatas hidrazin Tidak lebih dari 0,001 %. Lakukan
Injeksi Heparin Natrium adalah larutan steril Heparin penetapan dengan cara Krornatografi cair J.inerja
· Natrium dalam Air untuk injeksi. Potensi tidak tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi .<93 l>.
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% unit La111tan benzaldehida Masukkan 1,0 ml
Heparin FI per ml dari jumlah yang tertera pada benzaldehida P ke dalam labu tentukur 100-ml,
etiket. •[Catalan Unit Heparin Fl adalah unit encerkan dengan campuran metano/ P " air (9: I)
internasional dari Heparin}·• sampai tanda.
1947 Hidralazin Hidroklorida I Monografi Suplemen III Fannakope Indonesia W

Larutan asetonitril Masukkan 300 ml air ke ~~.l~.m. kromatograrn dan uln1r respons puncak utama. Hitung
labu tentuk:ur 1000-ml, encerkan dengan asetonitril P persetitase"bforazin dalam zat, dengan rumus:
sampai tanda.
Dapar fosfat Larutkan 5 ,82 g natrium fosfat
dibasa P dan 3,81 g kalium fosfat monobasa P dalam
32,05 )(O,IC)(ru)
(104,97
1000 ml air, atur pn hingga 7,0 ± 0,1 dengan W rs
penambahan natrium hidroksida I N atau asamfosfat
IN. 32,05 dan 104,97 adalah bobot molekul hidrazin dan
Fase gerak Masukkan 300 mg dinatrium edetat P hidrazin dihidroklorida, C adalah kadar hidrazin
.ke dalam labu tentukur 1000-ml. Tambahkan 300 ml dihidroklorida dalam µg per ml Larutan baku; W
air dan encerkan dengan asetonitril P sampai tanda. adalah bobot hidralazin hidroklorida dalam mg
Saring dan awaud.arakan. Jika perlu lakUkan •- Larutan uji~ ru dan rs bertufut-turut adalah respons
penyesu3ian menurut Kesesuaian sistetn seperti yang puncak hidrazin dari Larutan uji dan Larulan baku .•
tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 65 Ta1nbahan persyaratan:
mg hidrazin dihidroklorida, masukkan ke dalnm labu •Kemurnian kromatografi Total cemaran tidak
tentuk:ur 100-ml, larutkan dan encerkan dengan air lebih dari 1,0%. Laln1kan penetapan dengan cara
sampai tanda, kadar lebih kurang 0,65 mg per ml. Kromatografi cair kinerja tinggi sepef!.i yang tertera
Encerkan larutan ini secara kuantitatif dan jika perlu pada Kromatograji <931>. •
bertahap dengan air hingga kadar lebih kurang 0,325 Fase gerak dan Larutan reso/usi Lakukan seperti
µg per ml. Pipet I ml larutan ke dalam tabung reaksi yang tertera pada.'Penetapan kadar.
10 ml. Tambahkan 4,0 ml Larutan benza/dehida, Larutan uji Timbang saksama Jebih kurang 25 mg
kocok secara mekanik selama 20 menit. Pipet 2 ml zat masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml.
larutan ini ke dalam labu tentukur 5-ml, encerkan Tambahkan lebih kurang 30 ml asam asetat 0,1 N,
dengan Larutan asetonitri/ sampai tanda. sonikasi hingga larut. Dinginkan dan encerkan
Larutan uji [Catalan Kondisi kolom ekstraksi dengan asam asetat O, J N sampai tanda.
spesifik untuk prosedur ini. Cuci kolom 2 kali tiap Sistem ATomatograji Lakukan seperti yang tertera
kali dengan 2, 0 ml heksana P, dan keringkan dengan pada Kromatograji <931>. Kromatograf cair kinerja
bantuan pompa vakum selama 2 menit. Setelah tinggi dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom
pengeringan, segera cuci ko/om 2 kali tiap kali 4,0 mm x 25 cm berisi bahan pengisi LIO dengan
dengan 2,0 ml metanol P, kemudian 2 ka/i tiap kali ukuran partikel I 0 µm. Laju alir lebih kurang I ml
dengan 2, 0 ml air, se/anjutnya 2 kali tiap kali dengan per menit. Lakukan kromatografi terhadap /Arutan
2,0 ml Dapar fosfat pH 7,0). Timbang saksama lebih resolusi, rckam respons puncak scperti yang tertera
k:urang 20 mg zat, masukkan ke dalam tabung reaksi pada Prosedur: waktu retensi relatif ftalazin dan
10 ml, dan larutkan dengan 1,0 ml air. Tambahkan hidralazin hidroklorida berturut-turut adalah lebih
4,0 ml Larutan benza/dehida, dan kocok secara kurang 0,65 dan 1,0; dan resolusi, R, antara puncak
mekanik selama 20 menit. Pipet 2 ml larutan ini ke ftalazin dan puncak hidralazin tidak k:urang dari 4,0.
dalam kolom ekstraksi fase padat yang dibuat segar Prosedur Suntikkan lebih kurang 20 µl /Arutan
mengandung penukar kation kuat asam benzena uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram, dan
sulfonat, dengan perbandingan massa sorben ukur semua respons puncak. Hitung persentase
terhadap volume kolom 500 mg per 3 ml atau setara, masing-masing puncak, selain puncak. hidralazin,
dan eluasi ke dalam labu tentukur 5-ml. Cuci kolom dengan rumus :
dua kali, tiap kali dengan 1,5 ml Larutan asetonitril,
k:umpulkan eluat, encerkan dengan Larutan
asetonitri/ sampai tanda.
100(;,)
Sistem kromatograji Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatograji <931>. Kromatograf cair kinerja r; adalah respons puncak masing-masing cemaran;
tinggi dilengkapi dengan detektor 310 nm dan kolom dan r1 adalah jumlah scmua respons puncak.•
4,0 mm x 25 cm yang berisi bahan pengisi LI dengan
ukuran partikel IO µm. Laju alir lebih kurang I ml Perubahan:
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
baku, rekam respons puncak seperti yang tertera pada Kromatograji cair kinerja tinggi seperti yang tertera
Prosedur: waktu retensi relatif turunan hidralazin dan pada Kromatografi <931>.
turunan hidrazin berturut-turut adalah lebih kurang "Fase gerak Larutkan 1,44 g natrium dodesil
1,0 dan 1,5; simpangan bak:u relatif pada penyuntikan sulfat P dan 0,75 g tetrabutilamonium bromida P
ulang tidak lebih dari 2,0%. dalam 770 ml air, dan tambahkan 230 ml asetonitril
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah P. Atur pH hingga 3,0 dengan penambahan asam
volume sama (lebih k:urang 20 µl) Larutan baku dan sulfat 0, I N, saring dan awaudarakan. Jika perlu
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
Suplemen III Farmakope Indonesia IV . Monografi I ffidrogen Peroksida Pekat 1948

lakukan penyesuaia.'1 menurut Kesesuaia~"''~~tem mDROGEN PEROKSIDA PEKAT


seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. Hydrogen Peroxide Concentrate
.Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Hidralazin Hidroklorida BPFI, larutkan dalam asam Perubalta11:
asetat O,I N hingga kadar lebih__kurang 0,4 mg per Keasaman Encerkan 25 g zat dengan air hingga 250
ml. Pi pet I 0 ml larutan ke dalam labu tentukur 100- ml. "Pipet 25 ml larutan. ke dalam labu Erlenmeyer
ml, encerkan dengan asam asetat 0, I N sampai tanda. tambahkanfenoijialein LP dan titrasi dengan natrium
Larutan reso/usi Timbang sejumlah Hidra/azin hidroksida 0,IO N LVhingga netral: diperlukan tidak
Hidrok/orida BPFI dan ftalazin, larutkan dalam asam lebih dari 2,5 ml.
asetat 0, I N hingga kadar berturut-turut lebih kurang
0,25 mg per ml dan 0,05 mg per ml. Pipet 5 ml · · Hilangliiin persyarata11:
larutan ini ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan 'Identifikasi Kocok I ml zat dengan I 0 ml air yang
dengan asam asetaT-0,l N sampai tanda, kadar mengandung I tetes asam sulfa! 2 N dan tambahkan 2
Hidra/azin Hidroklorida BPFJ dao ftalazin berturut- ml eter P, tambahkan I tetes kalium bikroinat LP:
turut lebih kurang 25 µg per ml dan 5 µg per ml. terjadi wama biru pada lapisan air, setelah dikocok
Larutan 1ifiTimbang saksama lebih kurang 100 mg dan didiamkan wama biru akan masuk kc dalam
zat masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml. lapisan ctcr.•
Larutkan dan encerkan dengan asam asetat 0,1 N
sa_mpai tanda. Pi pet I 0 ml larutan ke d·alam labu Hi/µ11gka.n persyaratan:
tentukur 100-ml, encerkan dengan asam asetat 0,1 N "Sisa pcnguapan Tidak lebih dari 0,15%; lal,.-ukan
sampai tanda dan saring, buang 10 ml filtrat pertama. penetapan sebagai berikut: Uapkan 20 ml zat, yang
Sistem kromatografi Laln1kan seperti yang tertera sebelumnya tclah dikocok, di alas tangas uap hingga
pada Kromatografi <931>. Krnmatograf cair kinerja kering, kcringkan residu pada suhu 105° selama 1
tinggi dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom jam.•
4,0 mm x 25 cm berisi bahan pengisi Li 0 dengan
ukuran par.ikel 10 µm. Laju alir lebih kurang 1 ml Ili/a11gka11 persJ·aratan:
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan 'Logam bcrat <371> Mctodc I Tidak lebih dari 5
resolusi, rekam respons puncak seperti yang tertera bpj; lakukan penetapan mcnggunakan larutan yang
pada Prosedur: waktu retensi relatif fta1azin dan dibuat sebagai berikut: :.:,.cerkan 4 ml zat yang
hidralazin hidroklorida berturut-turut lebih kurang scbelumnya telah dikocok dengan 20 ml air, yang
0,65 dan 1,0; resolusi, R, antara puncak ftalazin dan sebelumnya telah dikocok dengan 20 ml air,
puncak nidralazin tidak kurang dari 4.0. Lakukan tambahkan 2 ml amonium hidroksida 6 N, dan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam respons didihkan perlahan, hingga volume lebih kurang 5 ml,
puncak seperti yang tertera pada Prosedur: cncerkan dengan air hingga 25 ml. ,
simpangan baku relatif pada penyuntikan ~Jang tidak
' '
Iebih dari 2,0%. Jfila11gkan persyaratan:
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah 'Batas pcngawet Tidak lebih dari 0,05%; lakukan
volume sama (Iebih kurang 25µ1) Larutan baku dan penetapan sebagai berikut: Ekstraksi 100 ml larutan
Larutan uji ke dalam kromatograt; rekam zat yang telah dikocok baik di dalam corong pisah
kromatogram dan 1\1,.-ur respons puncak utama. Hitung tiga kali, berturut-turut dengan 50 ml, dan 25 ml, dan
jumlah dalam mg, hidralazin hidroklorida, 25 ml campuran kloroform P-eter P (3:2). Uapkan
C 8H8N,.HC1, dalam zat yang digunakan, dengan kumpulan ekstrak dalam cawan kaca yang telah
rum us: ditara pada suhu kamar hingga kering, dan keringkan

2,sc(;,) di atas silika gel P selama 2 jam. , -..

Ta111balta11 persyarata11:
'Syarat lain Memenuhi syarat uji Jdentijikasi dan uji
C adalah kadar Hidralazin Hidroklorida BPF! dalam untuk Residu tidak menguap, logam berat, dan Batas
µg per tnl lan1tan baku; ru dan rs berturut-turut pengawet (gunakan 90 ml zat) seperti yang tertera
adalah respons puncak lanaan uji dan Lanaan baku. pada Larutan Topikal Hidrogen Peroksida .•

Perubahan: Ta111balza~1 persyaratan:


Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tcrtutup 'Pcnandaan Pada etiket dicantumkan nama dan
rapat. 'Simpan pada suhu 25°, masih diperbolehkan jumlah· bahan pengawet yang ditambahkan.
pada suhu antara ! 5°dan 30° ., Cantumkan tidak diperkenankan untuk penggunaan
Iangsung kepada manusia atau hewan.,
1949 Larutan Topikal Hidrogen Peroksida/ Monografi Suplemen Ill Farmakope Indonesia IV .j .

LARUTAN TOPIKAL IDDROGEN HIDROKSIZIN HIDROKLORIDA


PEROKSIDA Hydroxiiihe Hydrocloride
Hydrogen Peroxide Topical s.olution
Hidroksizin .Hidroklorida mengandung tidak kurang
Perubahan: dari 98,0% dan tidak lebih dari "102,0%.
Pemcrian Cairan jemih, tidak berwama, tidak C21 H27CIN20,.2HCI, dihitung terhadap zat yang telah
berbau, atau berbau seperti ozon. Bereaksi asam dikeringkan.
terhadap lakmus, berasa asam dan berbuih di dalam I
mulut. Cepat teruraijika bercampur dengan oksidator Perubalta11: I
atau reduktor. Segera terurai pada pemanasan cepat. Baku pcmbanding Hidroksizin Hidrok/orid,a BPFI; !
Terorai oleh cahaya. •Bobot jenis 1,0 I. {Perhatian Bahan yang kering bersijat higroskopikj.
Lakuk?,n pengeringan dalam "hampa udara. pada
Tan1bahan persyaratan: •- suhu •75° selama 3 jam sebclum digunakan. Simpan
"Residu. tidak mcr.guap Tidak lebih ·dari 30 mg per dalam wadah tertutup rapat, dalam lemari pendingin.
20 ml larutan. Kocok larutan, pipe! 20 ml ke dalam Senyawa Sejenis A Hidroksizin BPF! (p-
cawan penguap yang telah diketabui bobotnya, Klorobenzhidrilpiperazin); tidak bolch dikeringkan,
uapkan di alas tangas uap, dan keringkan residu pada simpan d~lam \vadah tertutup rapat..
suhu 105° selama 1 jam. •
Tambalra11 persyarata11:
"Susut pengcringan .<1121> Tidak Jebih dari 5,0%;
KRIM HIDROKORTISON ASETAT lak'Ukan pengcringan dalam han1pa udara pada suhu
Hydrocortisone Acetate Cream 75° selama 3 jam .•

Peruba/ra11:
PeriLbalzan:
Kcmurnian kron1atografi •h1asing-masing cemaran
Baku pcmbanding Hidrokortison Ase/at BPF!;
tidak Jebih dari 0,3% dan total cemaran tidak lcbih
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu
dari 1,5%. Lakukan penetapan dengan cara
60° selama 3 jam scbelum digunakan. "Simpln dalam
Kron1atografi cair kine1ja tinggi scperti yang tertera
wadah tcrtutup rapat..
pada Kromatograji <931>.
Fase gerak, Larutan resolusi, Larutan baku,
Perubahan:
laruian uji persediaan dan Sistem kromatograji
Pcnctapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
. Lakukan scperti yang tcrtera pada Penetupan kadar.
Kromatografi cair kiner:ja tinggi scperti yang tertera
Larutan baku Pipet sejumlah volume Larutan baku
pada Kromatografi <931 >.
seperti yang tertera pada Penetapan kadar, encerkan
Fase gerak, Sis/em 1....-rornatografi dan Landan
baku Lakukan seperti yang tertera pada Penetapan .
dengan Fase gerak hjngga ,kadar hidroksizin
hidroklorida lebih kurang 1,8 µg per ml. • '
' .
kadar dalam Hidrokortison Ase/at.
Larutan uji Gunakan Larutan uji persediaan.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah krim
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumJah
setara dengan lebih kurang 25 mg hidrokortison
asetat, masukkan ke dalam wadah yang sesuai. volume sama (lebih kurang 20 µI) Larutan baku dan
Larotan uji ke dalam kromatograf, rekam
Tambahkan 100,0 ml "tetrahid;,ofuran P., dan·kocok
hingga larut. Pindahkan I 0,0 ml larutan ke dalam kromatogram selama lebih kurang 1,8 kali waktu
retensi puncak hidroksizin dan ukur masing-masing
wadah yang lain, tambahkan' 15,0 ml Fase gerak dan
call'!pur. respons puncak. Hitung persentase masing-masing
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
cemaran dengan rumus:
volume sama (lebih kurang 10 µI) Larutan baku dan
Lan11an uji kc dalam kromatograf, ulair respons
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, C23 H32 0 6
dalam bagian krim yang digunakan dengan rumus: ·
Cs adalah kadar Hidroksizin Hidroklorida BPFI
dalam mg per ml Lam/an baku; Cu adalah kadar zat
dalam mg per ml Larutan uji; ru adalah respons
puncak n1asing-masing cemaran dari la111tan uji dan
rs adalah respons puncak hidroksizin dari Larutan
C adalah kadar Hidrokortison Asetat BPFI dalarn baku.,
mg per ml Larutan baku; ru dan rs berturut-turut
adalah respons puncak hidrokortison asetat dalarn
Larutan uji dan Larutan baku. •
Suplemen III Fannakope Indonesia IV Monografi /Hiosoamin Sulfat .1950

Perubahan: HIOSIAMIN SULFAT


Penetapan kadar 'Lakukan penetapan dengan cara Hyoscyamine Sulfate
Kromatografi cair kinerja linggi seperti yang tertera Perubahan:
pada Kromatografi <931>. . Anhidrat [620-61-1] BM '676,83,
Fase gerak Buat campuran asetonitril P-asa1n
sulfa/ 0,12 N (90:10), saring dan awaudarakan, jika Perubahatr:
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian Baku pembanding Hiosiamin Su/fat BPFI; lakukan
sis/em seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. pengeringan dalam hampa udara pad a suhu I 05°
Larutan baku Timbang saksama sejumlah selama 16 jam sebelum digunakan. "Simpan dalam
Hidroksizin Hidroklorida BPFJ, larutkan dan wadah tertutup rapat dan . terlindung dari cahaya.
cncerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih Senyawa Sejenis A Hiosiamin Sulfat BPFI; simpan
kurang 0,3 mg per ml. dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari
•Lanllan resolusl Timbang saksan1a scjumlah cahaya .•
Hidroksizin Hidroklorida BPFI dan Senyawa Sejenis
A Hidroksizin BPF!, larutkan dan encerkan dengan Perubalzan:
Fa.ve gerak hingga kadar masing-masing lebih kurang ldentifikasi
3,6 µg per ml. B.'Waktu retensi puncak utama kromatogram
Larutan uji persediaan Timbang saksama sejumlah Larutan uji scsuai dengan Larota!1 bal....-u seperti yang
zat, masukkan ke dalam labu tcntukur yang sesuai, dipcrolch pada Ke111urnian !..ro1naiograji .•
larutkan dan enccrkan dengan Fase gerak, hingga
kadar lebih kurang 0,6 mg per ml. l!ilangka11 perSJ'arata11:
larutan uji Pipct sejumlah volu1nc L.arotan uji 'Suhu lcbur <1021> Tidak kurang dari 200°.,
persediaan, encerkan dcngan Fase gerak hingga
kadar lcbih kurang 0,3 mg per ml. Ta111balta11 perSJ'arata11:.
Sislen1 kro111atografi Lakukan scpcrti yang tcrtcra 'Air <1031> Metode I Antara 2,0% dan 5,5%.,
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kincrja
tinggi dilcngkapi dengan delcktor 230 nm, dan Perubahan:
kolom 4,6 mm x 25 cm bcrisi bahan pcngisi LJ. Laju Rotasi ienis <1081> 'Antara -24° dan -29° diukur
alir Jebih kurang I 011 per incnit. Lakukan
pada -s~hu 20° ,; lakukan penetapan menggunakan
kromatografi terhadap l.arutan resolusi dan Larutan
larutan dalam air yang mengandung 500 mg per 10
balcu. rekam respons p"uncak sepcrti yang tertcra pad a
ml.
l'rosedur: resolusi, R, antara puncak scnya,va sejenis
A hidroksizin dan puncak hidroksizin tidak kurang
Hi/angklin persyarata11:
dari 1,5 dan simpangan baku relatifpada pcnyuntikan
'Susut pcngcringan <I 121> Antara 2,0% dan 5,5%;
ulang Larutan baku t.idak lebih dari 2,0%. [Catalan
13kukan oengeringa,n dala'm' hampa• udara pada suhu
Untuk identifikasi, waktu retensi relatif senymi•a
I05° sel~ma 16 jam.. '
sejenis A hidroksisin dan hidroksizin berturot-turnt
adalah 0,9 dan 1,0}.
Perubaha11:
Prosedur Suntikkan secara tcrpisah sejumlah
Sisa pcmijaran <301> Tidak lebih dari '0,1%.,
.volume sama (lebih kurang 20 µI) Larutan baku dan
.. Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
Hila11gkan perSJ'aratan:
kromatogram selama lebih kurang 1,8 kali waktu
'Zat mudah terarangkan <411> Larutkan 200 mg
retcnsi puncak hidroksizin dan ukur respons puncak
utama. Hitung persentase hidroksizin hidroklorida, dalam 5 ml asam sulfa/ LP: wama larutan tidak lebih
tua dari Lan1tan padanan A.. ..,...
C 21 H27CIN 20 2 .2HCI, dalam zat dengan rumus:
Hila11gkan persyaratan:

ioo(c"
Cu
)('~)
1s
•cemaran senyawa organik mudah mcnguap
<4 71 > Met ode I Memenuhi syarat.,

Hi!angkan perSJ'aratan:
Cs adalah kadar Hidroksizin Hidroklorida BPF! 'Alkaloida lain Larutkan 250 mg dalam 1 ml asam
dalam mg per ml Larutan baku; Cu adalah kadar zat klorida 0,1 N, encerkan dcngan air hingga 15 ml.
dalam mg per ml Larutan uji; ru dan rs berturut-turul Pada 5 ml larutan tambahkan beberapa tetes
adalah respons puncak hidroksizin dari Larutan uji platin'a(IV) klorida LP: ti<lak terbentuk endapan.
dan Lan1tan baku .• Pada 5 ml larutan yang lain tambahkan 2 ml
amonium hidroksida 6 N: campuran bolch opalesensi
lemah, tetapi tidak segera terjadi kekeruhan karena
endapan .•
1951 ·Hornatropin Hidrobrornida/ Monografi Suplemen Ill Farmakope Indonesia W

Tambahan persyaralan:
.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian
"Kernuraian krornatografi Masing-rnasing ,C:einii.ran sis/em;- reiciµn respons puncak seperti tertera pada
tidak lebih dari batas yang tertera 'pada Tabe/; Prosedur: resolusi, R, antara puncak senyawa sejenis
rnasing-masing cemaran lain tidak lebih dari 0, 1% A hiosiamin dan puncak hiosiamin lebih besar dari 2,0.
dan total ·cemaran tidak leoih dari 0,5%. Lakukan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlab
penetapan dongan cara Kromatografi cair kinerja volume sama (lebih kurang 10 µI) Enceran larutan
linggi seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
Dapar Larutkan 7 g kalium fosfat monobasa P kromatogram dan ukur semua respons puncak.
dalam 1000 ml air, atur pH hingga 3,3 dengan Hitung persentase masing-masing cemaran dengan
penambahan as am fosfat 0,05 M. rum us:
Larutan I Larutkan 3,5 g natrium dodesil sulfa/ P
dalam 606 ml Dapar, tambahkan 320 ml asetonitri/
P.
Larutan 2 Gunakan asetonitril P.
Fase ·gerak Gunakan variasi campuran Larutan I
dan Larutan 2 sepcrti yang tcrtera pada Sfaiem Cs adllah kadar hiosiamin sulfat dalam µg per ml
kromatografi, jika perlu lakukan penyesuaian Enceran Iarutan baku; Cu adalah kadar hiosiamin
menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertcra pada sulfat dalam mg per ml Larutan uji; r; adalah respons
Kromatografi <931>. puncak masing-masing ce1naran dari l;-arutan uji; dan
Larntan baku persediaan Timbang Saksama sejumlah rS adalah respons puncaK hiosiamin sulfat dari
Hiosiamin Su/fat BPFI, larutkan dan encerkan dengan Enceran larutan hala1.
Larulan I hingga kadar Jebih kurang 1,2 mg per ml. Tabel
Larutan ba/...-u Pipct scju1nlah volutne La111tan baku Ccmaran Waktu Rctcnsi Batas(~~)
Rclatif
persediaan, encerkan dcngan Larutan I hingga kadar
DL.asam tropat 0,2 0.2
lebih kurang 0,24 mg per ml. 7-hidroksihiosiamin 0,67 0.2
Enceran /arutan baku Pipet sejumlah volun1e 6.hidroksihiosiamin 0,72 0.2
Larutan baku, encerkan dengan Larutan I hingga Skopolamin 0,8 0.2
Norhiosiamin (senyawa scjcnis
kadar lebih kurang 0,24 µg per ml.
A hiosiarnin) 0,9 0,3
Larotan kesesuaian sistenJ Ti~bang sejumlah Apoatropin 1,8 0.2
Senyawa Sejenis A Hiosiamin Su/fat BPFl, larutkan Littorin I I 0.2
dan enccrkan dengan Larutan I hingga kadar lebih •
kurang 2,4 µg per ml. Pipet 5 ml larutan ke dalam Perubahan:
Jabu tentukur 50-ml, tambahkan I 0,0 ml .Larutan
baku persediaan, encerkan dengan Larutan 1 sampai Penctapan kadar Timbang saksama lebih kurang
tanda. •o,s g zat., larutkan dalam 50 ml asam asetat glasial
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 60 mg P, titrasi dengan asom perk/oral 0,/ N LV. Tentukan
zat, masukkan ke dalarn Jabu tentukur 50-ml, larutkan titik akhir secara potensiometrik. Lakukan penetapan
dan encerkan dengan Laruian I sampai tanda. Pipet b!angko.
I 0 ml Jarutan ke dalam labu tentukur 50-ml dan
encerkan ·dengan Larutan I sampai tanda. Larutan I nil asam perk/oral 0, 1 N setara dengan
mengandung hiosiamin sulfat lebih kurang 0,24 mg 67,68 mg (C17H2,NO,J,.H2SO,
per ml.
Sis/em kromalografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja HOMATROPIN HIDROBROMJDA
tinggi dilengkapi dengan detektor 210 nm dan kolom Homatropine Hydrobromide
4,6 mm x 10 cm berisi bahan pengisi LI dengan
ukuran partikel 3 µm. Laju alir Jebih kurang I ml per Perubaltan:
mcnit. Kromatograf diprogram sebagai berikut: C,.H,,N0 3 .HBr "BM 356,25.
\Vaktu Larutan I Larutan 2 Eiuasi
(1ncnit) (%) (%)
Perubalzan:
0-2 95 5 isokratik Homatropin Hidrobromida rricngandung tidak kurang
2-20 95-+70 5-+30 gradien linear dari "98,0%. dan tidak . lebih dari "I 02,0%.
20-20,1 70-+95 30-+5 gradien linear C 1Jl21N0 3.HBr, dihitung terhadap zat yang telah
20,1-25 95 5 kesetimbangan dikeringkan.

Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam Perubahan:


respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur: Baku pcmbandlng Homatropin Hidrobromida
faktor ikutan tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku BPFI; "tidak boleh dikeringkan, simpan dalarn wadah
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0%. tertutup rapat dan terlindung dari cahaya. Skopolamin
Suplemen ill Farmakope Indonesia IV Monograji /Homatropin Hidrobro~da 1952

Hidrobromida BPFI; lakukan pengerlngan ~~da suhu


J05° selama 3 jam sebelum digunakan. Simpan
dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari
cahaya .•
r; adalah respons puncak masing-masing cemaran
Tambahan persyaratan: dan rs adalah jumlah semua respons puncak dari
•Tropin Tidak lebih dari 0,5%. Lakukan Larutan uji.
Kramatografi /apis tipis seperti yang tertera pada
Kromatagrafi <93 J>. Ta be/
Pengencer Campuran metano/ P-air (9: l ). Cemaran \Val-ru rctcnsi Batas(%}
Fase gerak Campuran eti/ asetat P-asam· format relatif
anhidrat P-air (67:16,5:J6,5). Asam mandelat 0,3 O,t
Dchi<kQtiomatropin 0,9 0,5
Penjerap Si/ika gel P setebal 0,2 mm. Skopolamin 1,1 0,1
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 0,2 g Atro in t,9 O,t
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 5-ml, larutkan •
dan encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
Larutan baku Pipe! 0,5 ml Larutan uji ke dalam Perubahan:
labu tentukur 100-ml, encerkan dengan Pengencer Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
sampai tanda. _ _ Kramatografi cair kinerja 'tinggi Seperti yang tei:,tera
Larotan ba/..."U troJJin Buat iarutan tropin dengan pada Kromatografi <931>.
kiidar lebih kurang 0,4 mg per ml. • Dapar Larutkan 6,8 g kalium fosfat monobasa P
Prosedur Totolkan masing-masing lebih kurang I dan 7 g natriurn 1-heptanasulfonat 111onohidrat P
µ1 laruran uji, Lan1tan baku dan Lanaan baku tropin dalam I 000 ml air, atur pH hingga 2, 7 dengan
pada !empcng kromatografi. Masukkan !empeng ke penambahan asamfosfat 3M.
dalam bcjana kromatografi yang bcrisi Fase gerak. Fase gcrak Bual campuran Dapar-metanal P
Biarkan Fase gerak merambat hingga tiga per empat (67:33), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
tinggi lempcng. Angkat lcmpeng, tandai batas rambat penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang
dan biarkan kering. Scmprot Icmpcng dcngan tertera pada Kromatografi <93 J> ·
• Dragendorff LP, kemudian dengan hidrogen Larutan baku Timbang saksama sejumlah
peroksida LP dan segcra tutup dengan lempcng kaca ffomatropin Hidrobromida BPFI, larutkan .dalam
ukuran sama. Amati lempcng dalam waktu 5 hingga Fase gerak hingga kadar lebih kurang 2 mg per ml.
JO mcnit setelah pcnyemprotan. Tctapkan bcrcak Larutan kesesuaian sistem Buat larutan
tropin pada kromatogram Larutan uji dan Larutan Skopo/amin Hidrobromida BPFI dengan kadar lebih
bab1 sesuai dengan bercak utama pada kromatogram lrnrang 0, I mg per ml. Pipe! 10 ml larutan ke dalam
Larutan baku tropin. Bercak tropin dalam Larutan uji la bu tentukur J00-ml, tambahkan 0,5 ml Larutan
tidak kbih besar dan intensif dibanding bercak tropin baku, dan encerkan denga'n Fase gerak sampai tanda.
dalam Larutan baku. Larutan uji Timbang saksama lebih kurang JOO mg
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan
Tambahan persyaratan: dan encerkan dengan F ase gerak sampai tanda.
•Kemurnian kron1atografi Masing-masing cemaran Sistem kromatograji Lakukan seperti yang tertera
tidak lebih dari batas yang tertera pada Tabel; pada Kromatograji <931>. Kromatograf cair kinerja
masing-masing cemaran lain tidak lebih dari 0, 1% tinggi dilengkapi dengan detektor 2 ! 0 nm dan kolom
dan total cemaran tidak lebih dari J ,0%. Lakukan 4,6 mm x JO cm berisi bahan pengisi L1 dengan
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja ukuran partikel 3 µm. Pertahankan suhu kolom pada
t inggi seperti yang tertera pada Kromatograji <931>. 40°. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan
Larntan dapar, f'ase gerak, Larotan kesesuaian kromatografi terhadap Larutan baku, rokam respons
sistem, Lan11an haku, Larutan uji dan Sistem puncak seperti yang tertera pada Prosedur: faktor
kro1narografi Lakukan seperti yang tertera pada ikutan tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif
Penetapa11 kadar. pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0%.
Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih Lakukan kromatografi terhadap Larutan kcsesuaian
kurang 7 µI) Larutan uji kc dalam kromatograf, sistem. rekam respons puncak seperti tertera pada
rekam kromatograrn, dan ukur respons puncak. " Prosedur: resolusi, R, antara puncak homatropin dan
Lanjutkan eluasi selama 2,2 kali wak'tll retensi ·'puncak skopolamin tidak kurang dari 1,5.
puncak homatropin. Abaikan puncak ion bromida, Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
yang terlihat dekat dengan puncak pelarul Hitung volume sama (lebih kurang 7 µ!) Larutan baku dan
persentase masing-masing cemaran dengan rumus: Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
kromatogram, dan ukur respons puncak utama_
Hitung jumlah dalam mg, homatropin hidrobromida,

--'·
1953 ·Imipramin Hidroklorida/ Monografi Suple;,,en ill Farmakope Indonesia IV ·

Pros.edur Suntikkan secara terpisah sejumlah


rumus: voluine safua (lebih kurang 20 µ!) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak. Waktu
retensi relatif untuk N-(dimetilaminopropil)
iminostilben dan imipramin berturut-turut lebih
C adalah kadar Homatropin Hidrobromida BPFI 1."Urang 0,8 dan 1,0. Hitung persentase iminodibenzil
dalam mg per ml Larutan baku; ru dan rs berturut- dalam zat dengan rumus:
turut adalah respons puncalc homatropin

s(~ x-~)
hidrobromida dari.Larutan uji dan Larutan baku .•

IMIPRAMIN HIDROKLORIDA
Imipramine Hydrochloride
·-
C adalah kadar Jminodibenzi/ BPFI dalam )tg per ml
Lant/an baku; W adalah bobot zat dalam mg yang
BM "316,88. digunakan untuk membuat Larutan uji; ru dan rs
t~rturut-turut adalah respons puncak iminodibenzil
Perubaha11: d1ri Larutan uji dan Larotan baku. ~·
Kelarutan Mudah larut dalam ilir dan dalam etanol; l-{itung persentase cemaran lain d3fam zat dengan
larut dalam aseton; tidak larut dalam benzena dan r..!mus:
• dalam eter.•

Perubahan:
Baku pcmbanding "Desipmmin Hidrok/orida BPFI:
s(r~ )(~)
lak"Ukan pengeringan pada suhu 105' selama 2 jam
sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup C adalah kadar Jmipramin Hidroklorida BPFI dalam
rapat.. Jmipramin Hidroklorida BPFI; lakukan µg per ml Lantfan baku; W adalah bobot zat dalam
pengeringan pada suhu 105' selama 2 jam sebelurn ~g yang digunakan untuk mcrnbuat Larutan uji. ri
digun~kan. "Simpan dalam wadah tertutup rapat.; ::dalah respons puncak masing-masing cemaran, tidak
"iminodibenzil BPFI; lakukan pengeringan dengan tmnasuk iminodibenzil dari Larutan uji dan rs adalah
silika gel selama 4 jam sebelum digunakan. Simpan respons puncak imipramin dari Larutan baku.•
dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari
cahaya .• llilangkan persyaratan:
1
Cemaran senyawa organik mudah menguap
Pe'rubahan: <~71> Metode 1 Memenuhi syarat..
Identifikasi
B. "Waktu retensi puncak utama kromatogram Perubahan:
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang "Penetapan kadar Lak"llkan penetapan dengan cara
diperoleh pada Penetapan kadar .• Kromatogrcifi cair kinetja tinggi seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. [Catalan Gunakan a/at
Ta1nbaltan persyaratan: gelas aktinik rendah]
"Senyawa sejenis lminodibenzil tidak lebih dari Fase gerak Buat campuran Larutan natrium
O, l %; N-(dimetilaminopropil)iminostilben tidak lebih perk/oral 0,06 M - asetonitril P ; .. trieti/amin P
dari 0, I%; cemaran lain tidak lebih dari 0,2%; total (625:375:1), saring dan awaudaraklin, atur pH hingga
cemaran tidak lebih dari 1,0%. Lakukan penetapan :.O dengan penambahan asam perk/oral P. Jika perlu
dengan cara Kromatografi cair kinelja tinggi seperti Jakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
yang tertera pada Kromatografi <931 >. se;-erti yang tertera pada Kromatografi <931>.
[Catalan Gunakan a/at gelas aktinik rendah] Pelarut Buat campuran air-asetonitril P (5:3).
Fase gerak, Pelan-ti, Lani/an kesesuaian sistenr, Larutan kesesuaian sisteni Timbang saksama
Lam/on baku dan Sistem kromatografi Lakukan IT.2.sing-masing lebih kurang 15 mg lmipramin
seperti yang tertera pada Penetapan kadar. r::droklorida BPFI dan Desipmmin Hidroklorida
Larutan baku Timbang saksama sejumlah B? Fl, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml,
lmipramin Hidroklorida BPFI dan lminodibenzil la.'"lltkan dan encerkan dengan Pelarut sampai tanda.
BPFJ, larutkan dalam asetonitril P dan encerkan Larutan baku Timbang saksama sejumlah
dengan .Pelarut hingga kadar masing-masing lebih lmipramin Hidroklorida BPFJ, larutkan dan encerkan
kurang 2,5 µg per ml. dengim Pelarut hingga kadar lebih kurang 0,3 mg per
Larutan uji Timbang saksama lebih i.."Urallg 63 mg ml.
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, Jarutkan
dan encerkan dengan Pelarut sampai tanda.
Suplemeil III Fannakope Indonesia IV Monografi I Tablet Lepas Lambllt lsosorbid Dinitrat 1954

Larutan l{ji Timbang saksama lebih kud~g' 30 mg me/edak oleh tekanan atau pemanasan berlebih},
zat, masukkan ke dalam lab•1 tentukur I 00-ml, merupakan campuran yang meugandung 25%
larutkan dan encerkan dengan Pe/arut sampai tanda. isosorbid dinitrat dalam manitol, tidak boleh
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja terhindar dari pemanasan berlebih.
tinggi dilengkapi dengan detektor 269 nm dan kolom
3,9 mm x 30 cm berisi bahan pengisi LI. ldcntifikasi Lakukan seperti pada uji Identifikasi
Pertahankan suhu kolom pada 40°. Laju alir lebih dalam Tablet Isosorbid Dini/rat. Jika diperlukan
kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi pemisahan zat pengganggu, gunakan teknik sebagai
terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam respons bcrikut: masukkan sejumlah serbuk tablet setara
puncak seperti yang tertera pada Prosedur: resolusi, dengan lebih kurang 20 mg -isosorbid dinitrat ke
R, antara puncak imipramin dan puncak desipramin dalam tabung sentrifuga bersumbat kaca, tambahkan
tidak kurang dari 1,3. Lakukan kromatografi terh~-dap IO ml-larutan natriu11i'hidroksida P (I dalam 250),
Larntan baku, rekam respons puncak seperti yang kocok sampai semua scrbuk terbasahi, tambahkan 15
tertera pada Prosedur. simpangan baku relatif pada ml heksan P dan kocok. Sentrifus dan pindahkan
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. lapisan atas ke dalam gelas piala. Masukkan ke dalam
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah lemari pembeku pada suhu lebih k-urang -14°, sctolah
volume sama (lebih kurang 20 µI) Lannan baku dan 30 menit lakukan pcnyaringan dalam lemari pembcku
La11lla11 uji ke dalam _ kromatograf, rekam menggunakan corong bertangk;ii pendck melalui
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hi tung kapas yang sebelumnya telah ·cticuci dengan
jumlah dalam mg 1m1pramin hidroklorida, kloroform P dan dikeringkan, tampung filtrat dalam
C 19H,4N 2 .HCI, dalam zat yang digunakan dengan gel as piala. Uapkan pelarut . dan keringkan residu
rum us: dalam hampa udara di atas ka/sium klorida P selama.
16 jam: Spcktrum serapan infran1erah residu yang
telah dilarutkan dalam 0,4 ml · Jilorofonn P
10oc( :~) menggunakan sel 0, l min n1cnunjukkan maksimu1n
hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti
pada Isosorbid Dinitrat Encer BPFI. Puncak-puncak
C adalah kadar Imipramin !lidroklorida SPF! dalam utama pada bilangan gelombang lebih kurang 1650
mg per ml Larutan baku; ru dan rs berturut-turut cm·', 1284 cm·' dan 1275 cm·' (doblet), 1106 cm·', -
adalah respons· puncak imipramin dari Larutan uji dan 844 cm·'.
dan Larutan baku. •
Disolusi <1231>
UJJ I
Media diso/usi: 500 ml air.
ISOKSUPRIN HIDROKLORIDA
Alar iipe 2: 50 rpm.
lsoxsuprine Hydrochloride
Waktu: I, 2, 4 dan 6 jam.
Lakukan penetapan jumlah CsH 8N208 yang terlarut
Perubahan:
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
C 18H 23N0 3.HC1 BM "337,84, yang tertera pada Kromatografi <931>
Dapar pff 3,0 Timbang lebih kurang 6,6 g
Hila11gka11 pers;,aratan:
amonium sulfa! P dan tambahkan ke dalam 500 ml
•cemaran scnya\\'a organik mudah menguap
air. Atur pH hingga 3,0 dengan penambahan asam
<471> Metode VMemenuhi syarat.
s11/fa1 IN.
Pelarut Gunakan dimeti/ su/foksida P.,
FO.se gerak Buat ca1npuran n~eianol P - Dapar pH
3,0 (50:50), saring dan awaudarakan. Jika perlu
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian siste1n
Ta111baha11 monograji seperti yang tertera pada Kromatografi <931 >.
TABLET LEPAS LAMl3AT ISOSORBID Lanaan baku Tin1bang s::i.ksan1a sejumlah
DINITRAT /sosorbid Dini/rat Encer BPFI, larutkan dalarn Media
lsosorbidc Dinitrate Extended-Release Tablets disolusi hingga kadar seperti Larulan uji.
La11,1a11 uji Gunakan sejumlah larutan disolusi
Tablet lepas iambat lsosorbid Dinitrat mengandung yang telah disaring.
Isosorbid Dinitrat, C6 H,N 20 8, tidak kurang dari Sistem kromatografi Lakukan.seperti yang tertera
90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tertera pada etiket. tinggi dilengkapi dengan detektor UV dan kolom 5
mm x 25 cm berisi bahan pengisi LI. Laju alir lebih
Baku pcmbanding Jsosorbid Dinitrat Encer BPFI; kurang I ml per menit. Lakukan krornatografi
[Perhatian Bahan yang tidak diencerkan, mudah terhadap Larutan baku, rekam respons puncak seperti
J955 Tablet Lepas Lambat Isosorbid Dinitrat I Monografi Sup/emen Ill Farmakape Indonesia JV

yang tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidakJt;~ih ,. pe9gam\iil~ sarnpel seb~lu~nya (tidak berlaku
dari 2,5 dan simpangan baku relatifpada penyuritikan untukjarn pe$ffia), sebaga1 bertkut:
ulang tidak lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan
Larutan uji, rekam respons puncak utama. Hitung
jumlah isosorbid dinitrat, C.H8N20 8, yang terlaruL
Toleransi Gunakan !criteria seperti yang tertera Hitung persentase zat terlarut pada jam pertama
pada Tabelpenerimaan 2 dalam uji Diso/usi <1231>. dengan rumus:
Persentase jumlah c.H,N 20a yang terlarut pada
waktu tertentu sesuai dengan tabel di bawah·ini.
C x 900xl00
1
Waktu (iam) Jumlah teriarut lOOOxLC
1 antara 15% clan 30%
2 antara 500/o dan 70%
Hitung persentase zat terlarut.pada jam ketiga dengan
4 antara 65% dan 85%
6 tidak kurang dari 75o/o rum us:

UJI2
9
Jika pada etiket tercantum . bahwa sediaan oox ]+~%
[ c' x !OOOx
100
tcr/an1t pada; jaf!:I pertama
memenuhi Uji Diso/usi 2, lakukan uji disolusi di LC
bawah ini.
Media diso/usi: 900 ml cairan lambung buatan Hitung persentase zat terlarut pada Jam keenam
tanpa pepsin pH 1,2 untuk jam pertama; 900 ml dengan rumus:
cairan usus buatan tanpa enzim pH 7,5 untuk jam
berikutnya.
900xl00 x[C +(SxC3)]+o/o rerlan1t pada jam pertama
A!at tipe 2: 50 rpm, dengan 'sinker' berbentuk !OOOxLC ' 900
spiral.
Waktu: 1, 3, 6·dan 12jam. Hitung perscntase zat tcr!aiut pada jam kcduabclas
Lakukan penetapan jumlah C.H 8N20 6 yang terlarut dengan rumus: .-
dengan cara Kromatografi cair kinelja tinggi seperti
yang tertera pada Kromatografi <931>.
Dapar dan Fase gerak Lakukan seperti yang 900xl00 x[c,, +(~x(C, +c,))]+%ter/arut jam pertama
!OOOxLC 900
tertera pada Penetapan kadar dalam Isosorbid
Dinitrat Encer. ru dan rs berturut-turut adalah respons puncak
,[,qrutan baku Buat dua larutan,. dalam masing- Larutan uji dan Larutan ba~w Cu adalah kada.r
'mru:ing Media di'solusi. Timbang saksama sejumlah sa:npel dalam µg per ml pada waktu tertentu; Cs
Isosorbid Dinitrat Encer BPFI, larutkan dalam Media adalah kadar Isosorbid Dini/rat Encer BPFI dalam
disolusi, encerkan secara kuantiiatif dan jika perlu µg per ml Larutan baku; 900 adalah volume media
bertahap dengan masing-masing Media disolusi
disolusi dalarn ml; 1000 adalah fak-tor konversi dari
hingga kadar lebih kurang 40 µg per ml.
µg menjadi mg; JOO adalah faktor konversi
Larutan uji Sa.ring 5 ml larutan disolusi melnlui
persentase; LC adalah jumlah isosorbid dinitrat dalam
penyaring dengan porositas 10 µm. Larutan disolusi
mg per tablet yang tertera pada etiket; dan 5 ada!ah
yang diambil pada jam ke-3 dan 6, ganti dengan
volume dalam ml larutan disolusi yang diambil dan
Media disolusi.
media yang digantikan.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
Toleransi Gunakan kriteria seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Lakukan seperti yang
pada Tabe/ penerimaan 2 dalam Uji Diso/Usi
tertera pada Penetapan kadar dalam Isosorbid
<1231>. Persentase jumlah C6 HaN20 8 yang terlarut
Dinitrat Encer. Lakukan kromatografi terhadap
pada waktu tertentu sesuai dengan tabel di bawah ini:
Larutan baku, rekam respons puncak seperti yang
tertera pada ?rosedur: faktor ikutan tidak lebih dari \\':i.ktu (jam) Jum\ah terlarut
2,0; simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang I antara 5% dan 25%
tidak lebih dari 2,0 %. 3 antara 30% dan SOo/o
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah 6 antara 50% clan 80%
12 tidak kurang dari 75%
volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalarn kromatograf. Rekam
Keseragaman scdiaan <911> Memenuhi syaraL
kromatogram dan ukur respons puncak. Hitung
persentase kumulatif isosorbid dinitrat, C6HaN20 8
yang terlarut pada tiap waktu pengarnbilan sarnpel,
koreksi jumlah yang diambil pada waktu
Suplemen Ill Farmakape Indonesia IV Monograji I Isosorbid Mononitrat Encer 1956

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengari cara Tamhafian monografi


Kromatograji cair kinerja tinggi seperti yang tertera ISOSORBID MONONITRATENCER
pada Kromatograji <931>. Diluted Isosorbide Mononitrate
Dapar, Fase gerak, Larutan baku internal,
Larutan baku dan Sis/em kromatograji La'kukan
sepe1ti yang tertera pada Penetapan kadar dalam
lsosorbid Dini/rat Encer. ...
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk 1,4:3,6-Dianhidro, D-glusitol 5-nitrat [ 16051-77-7]
setara dengan lebih kurang 12,5 mg isosorbid dinitrat, · c,H.No. BM J91,14
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml kering,
tambahkan lebih kurang 30 ml Fase gerak, segera lsosorbid Mononitrat Encer adalah suatu campuran
kocok untuk mencegah terjadinya gumpalan. Jika kering dari isosorbid mononitrat, C6H 9N06 , dengan •-
terjadi gumpalan, dispersikan dengan bantuan laktosa atau zat tambahan yang sesuai untuk
sonikasi atau pecahkan gumpalan dengan batang penanganan yang aman. Mengandung isosorbid
pengaduk atau hangatkan di atas tangas uap dolam mononitrat, C6H 9N0 6, tidak !.."Orang dari 95,0% dan
labu tertutup atau diamkan labu sampai gumpalan tidak lebih dari I 05,0% dari jumlah yang tertera pada
hilang. [Catalan Jika gumpalan telap ada, buang etiket.
can_1puran, dan ganti dengan /anilan yang dibuat [Perhatian Hati-hati dala111 penpnganan isosorbid
sebagai berikut. Ti111bang saksan1a sejunllah zat, nJononitrGt )'Ong tidak dienceikan, - mudah meledak
/arutkan dalam 15 ml campuran Dapar - air (1:10) dan daJJGI me/edak karena benturan atau pemanasan
dengan cara dipanaskan di alas tangos uap selan1a 1 berlebih. Dalanz jurn/ah yang sangat kecil haros
jatn dan kocok sesering 1nungkin, ke1nudian diisolasi)
tambahkan J5 ml metanol P]. Kocok selama 30
menit, tambahkan 8,0 ml Laro/an baku internal, Baku pembanding Jsosorbid BPFJ; Untuk
dinginkan hingga suhu ruang, tambahkan 8 ml penggunaan kuantitatif, lakukan penetapan kadar air
campuran Dapar - air (1:10), encerkan dengan Fase secara Titritnetri. Sctelah ampul dibuka simpan
gerak sampai tanda. Saring n1elalui pcnyaring dalam wadah tertutup rapat; [Catala11 Baku
membran dengan porositas mik.ro. t< pen1banding beri/...1.11 adalah ca111pura11 kering dari
Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada suatu zal aktif dan zat tarnbahan yang sesuai untuk
Prosedur dalam Penetapan kadar pada Jsosorbid penanganan yang aman. Untuk penggunaan
Dini/rat Encer. Iijlung jumlah dalam mg isosorbid kuanlitatif, hitung konsentrasi zat aktif berdasarkan
din'ilrat, C6H8N;n;, dalam serbuk tablet yang pada kandungan yang /er/era pada etiket]. lsosorbid
digunakan dengan rumus: Dinitral Encer BPFJ; [Perhatian Zar yang tidak
· diencerka11, mudah meledak dan dapat meledak
karena benturan atau pemanasan berlebih}
soc(~~) Campuran ini mengandung isosorbid dinitrat 25%
dalam manitol. Tidak boleh dikeringkan sebclum
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan
terlindung dari panas berlebih. Isosorbid Mononitrut
C adalah kadar lsosorbid Dini/rat Encer BPFJ dalam
mg per ml Larutan baku; Ru dan Rs berturut-turut Encer BPFJ. Senyawa Sejenis A Jsosorbid
adalah perbandingan respons puncak analit terhadap Mononitral Encer BPFJ (1,4:3,5-dianhidro-D-glusitol
puncak baku internal dari Larutan uji dan Larutan 2-nitrat(C6H9N06 BM 191,14)].
baku.
ldcntifikasi
\Vadah dan pcnyimpanan Dalam wadah tertutup A. Kocok sejumlah zat sctara dcngan lebih kurang
25 mg isosorbid mononitrat, dengan I 0 ml aseton P
baik.
selama 5 menit. Saring, uapkan filtrat sampai kering ·
Penandaan Cantumkan uji disolusi yang digun3kan,
pada suhu di bawah 40°, keringkan residu dalam
j ika tidak rncnggunakan Uji I ham pa udara di atas fosfor penroksida P selam2 16
jam: Spektrum serapan inframerah residu yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida
P, menunjukkan moksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada lsosorbid
Mononitrat Encer BPFI.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
diperoleh pada Penetapan kadar.
"-· i951 Isosorbl<i'Mononitrat Encer I Monografi Sup/emen Ill Farmakape Indonesia IV

Logam berat <371> Metode I Tidak lebih datj 10 ,fose . g~rak, Larutan reso/usi, Larutan baku I
bpj. . senyawa sejenis A isosorbid mononitrat, Larutan uji

Senyawa sejenis
dan Sistem kramalografi Lakukan seperti yang tertera
pada Penetapan kadar. I
UJII Larutan baku isosorbid dinitrat persediaan
Lakukan Kromatografi /apis tipis seperti yang Timbang saksama sejumlah Isosorbid Dinitrat Encer
tertera pad a Kromatografi <931 >. · BPFI, larutkan dalam metano/ P, sonikasi dan jika
Fase gerak Campuran etanol mut/ak P-toluen P perlu hangatkan. Encerkan secara kuantitatif danjika
(8:2). perlu bertahap dengan metanol P hingga kadar lebih
- Penjerap Si/ika gel P setebal 0,25 mm kuraIJg. 0, 125 mg per ml.
Larutan baku I Timbang saksama sejumlah Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Isosorbid BPFI, encerkan secara kuantitatif dan jika Jsosorbid Mononitrat Encer BPFI, masukkan ke
perlu bertahap dengan etanol mut/ak P hingga kadar dalam labu tentuloir yang sesuai. Larutkan dalam air,
lebih kurang 0,0125 mg per ml.· tambahkan secara kuantitatif sejumlah volume
Larutan baku 2 Timbang saksama sejumlah Lanltan bqku senyal-va sejeni's A i'sosorbid
Jsosorbid BPFI, encerkan secara kuantitatif dan jika n1anonitrat dan Lannan buku isosorbid dinitrat
perlu bertahap dengan etanol mutlak P hingga kadar persediaan, encerkan dengan air hingga kadar
lebih kurang 0,025 mg per ml. isosorbid mononitrat, senyawa sejenis A isosorbid
Larutan · baku . 3 Timbang saksama sejumlah n1ononitrat dan isosorbid dinitrat bcrturut-turut 1ebih
Jsosorbid BPF!, encer!\an secara kuantitatif dan jika kurang 2,0 mg per ml; 0,005 mg per ml dan 0,005 mg
perlu bertahap dengan etanol mut/ak P hingga kadar per ml. Saring larutan, buang bcberapa ml filtrat
lebih kurang 0,05 mg per ml. perta1na.
LanJ/an uji Timbang saksama sejumlah zat setara Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
dengan lebih kurang 200 mg isosorbid mononitrat, volume sama (lebih kurang 50 µI) Larutan baku dan
masukkan ke dalam wadah yang sesuai, tambahkan Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam
20,0 ml etanol mut/ak P, sonikasi selama 10 menit kromatogram dan ukur repons puncak utama. Hitung
dan sentrifus. Gunakan beningan. persentase senya\va sejenis A isosorbid mononitrat
Penampak bercak Larutkan 1,25 g ka/ium dan isosorbid dinitrat relatif terhadap jumlah
permanganat P dan I 0 g natrium hidroksida P dalam " isosorbid mononitrat dalam zat dcngan rumus:
500 ml air. Larutan ini dibuat segar untuk tiap
lempeng.
Prosedur Totolkan secara teipisah 20 µI Larutan
uji dan semua Larutan baku pada lempeng
kromatografi. Masukkan lempeng ke dalam bejana
kromatografi yang berisi Fase gerak. Biarkan Fase
' .gerak merambat hingga tiga per empat tinggi
C adalah kadar senya\va sejenis A isosorbid
· mononitrat atau isosorbid dinitrat, dalarn rug per ml
lempeng. Angl;at lempeng, tandai batas rambat Larutan baku; V adalah volume Larutan uji dalam
keringkan dengan udara hangat selama lebih kurang ml; W adalah jumlah isosorbid mononitrat dalarn mg,
10 menit, masukkan lempeng dalam penarnpak dari isosorbid mononitrat encer yang digunakan
bercak dan panaskan pada suhu 105° selama 5 menit. untuk membuat Larutan uji berdasarkan jumlah yang
Beberapa bercak yang diperoleh pada kromatogram tertera pada etiket; ru dan rs berturut-turut adalah
Larutan uji dengan harga Rr yang sesuai dengan respons puncak dari Larutan uji dan Larutan baku:
bercak yang diperoleh pada kromatogram semua senya\va sejenis A isosorbid rnononitrat dan isosorbid
Larutan baku, tidak lebih intensif dari bercak yang dinitrat, masing-masing tidak lebih dari 0,25%.
dipero!eh pada kromatogram Larutan baku 3:masing- Hitung persentase masing-masing cemaran lain
masing cerriaran tidak lebih dari 0,5%. Jika intensitas (selain senya\va sejenis A isosOrbid monvnitrat atau
bercak yang diperoleh pada kromatogram Larutan uji isosorbid dinitrat) daiam zat dengan rumus:
hampir sama seperti bercak yang diperoleh pada
kromatogram La111ta11 baku 3, encerkan Laruran uji
dengan etanol mutlak P (1:1), ulangi uji, dan
bandingkan intensitas bercak isosorbid dari enceran 100(;~)
Larutan uji dengan intensitas bercak dari semua
Larutan baku, yang telah dikoreksi tingkat
persentasenya sesuai pengenceran Larutan uji. ri adalah respons puncak masing-masing cemaran
UJI2 lain dari Larutan uji; dan rs adalah jumlah semua
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair respons puncak: total cemaran termastik senyawa
kinerja tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi sejenis A isosorbid mononitrat dan isosorbid dinitrat
<931>. tidak lebih dari 0,5%; total cemaran dari basil Uji I
dan Uji 2, tidak lebih dari 0,5%.
--v~ ... ,,.v.,uroJa Mooonitr~.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


Kromatograji cair kinelja tinggi seperti yang tertera
pada Kromatografl <931>. ·< ... cv(~)
1:'ase gerak Buat campuran air - metanol P (95:5),
sarmg dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian siste~;l seperti yang
c adalah kadar isosorbid mononitrat dalam m1
mt larutan baku; V adalah volume Larulan uji d,
tertera pada Kromalograji <931 >.
ml; ru dan rs berturut-turut adalah respons pm
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Larutan uji dan Larutan baku.
Isosorbid Mononitrat Encer BPFI, masukkan ke
dalamJabu tentukur yang sesuai, larutkan dalam air,
Wadah. dan,pcnyimpanan Dalam wadah. tertr
tambahkan sejumlah volume· metano/ P lebih kurang
rapat. Simpan pada suhu antara 20° dan 30°.
4% dari _volume Iabu, encerkan ·denga.n air hingga
kadar leb1h kurang 2,0 mg per ml.
Larutan baJ..11 senyawa seje11is A isosorbid
mononitrat Timbang saksama scjun1lah Senya•i'a
Ta111baha11111onografi
·-
Sejenis A Isosorbid Mononitrat Encer BPFI, larutkan TABLET ISOSORBfD MONONfTRAT
dalam melanol P, encerkan secara kuanti~tif dan jika lsosorbide Mononitrate Tablets
perlu bertahap dengan melanvl P hingga kadar lebih
kurang 1,0 mg per ml. Encerkan secara kuantitatif Tablet lsosorbid Mononitrat mengandung lsosorb.
larutan dengan air ·hingga kadar lebih kurang 0,05 Mononitrat, C,H 9N0 6 , ti?ak kurang dari 90,0% d'
mg per ml. · tidak lebih dari J Hl,0% dari jumlah yang tcrtcra pa<
Larutan resolusi Pi pet· l 0 nil Larutan bal:u clikct.
Se11;:au 1a sejenis A isosorbiti 11uJ11011itra1, 1 n1 I
larutan baku dan 4 ml metanol P kc dalam labu Baku pcmbanding lsosorbid BPFJ; Untu·
tentukur 100-m1, encerkan dcngan air sa1npai randJ. pcnggunaan kuantilatif Jakukan pcnetapan kadar ai
Saring larutan, buang bcbcrapa ml filtrat pcrtama. sccara Titrilnetri. Setelah ampul dibuka simpa1
Larotan uji Ti.mb_ang saksarna sejurnlah zat yang dalarn \',:adah fertutup rapat; [Catalan Bakz.
sctara dengan leb1h kurang 100 mg isosorbid fJe1nba11ding herikut adalah ca1111,11ran kering a·ar.
mononitrat n1asukkan ke dahun labu tentukur 50~n1l. suatu zat akr(( dan zat la111baha11 J'ang sesuai untul:
larutkan dalarn lcbih kurang 25 ml air. Tambahkan 2 fJenanganan yang aman. Untuk penggu;1aan
ml 111e1anol P. enccrk:?n dengan air sampai tanda. kuantitatif, hitung konsentrasi zat aktif berdasarkan
Campur dan saring, buang bcbcrapa ml filtrat pada kandungan ; 1a11g /er/era pada etiket]. !sosorbid
pertama. Dinitrat Encer BPFI [Perhatian Zat yang tidak
!.l. .iste1n kro111atografi Lakukan scperti yang tenera d1e11cerka11, niudah meledak dan dapat meledak
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja karena b~n:uran a/au pen1anasan berlebih)
tioggi dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom Campuran 1n1 mcngandung isosorbid dinitrat 25%
4 "'m x 12,5 cm berisi bahan pengisi Li. Laju alir dalam manitol. Tidak boleh dikcringkan scbelum
!, ' h kurang 1,5 ml per nienit, pada mcnit kc 8,5 digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan
uaikkan laju alir hingga 3,0 ml per menit untuk terlindung dari panas berlebih. Jsosorbid Mononitrat
men1astikan bah\va puncak isosorbid mononitrat Encer BPFI. Senyawa Sejenis A Jsosorbid
sudah tere!uasi sempurna. Lakukan kro1natografi Mononitrat Encer BPFI.
terhadap Larutan resolusi, rekam respons puncak
seperti yang tertcra pada Prosedur: waktu retensi ldcntifikasi
rcl.:1if untuk scnya\va sejenis .Ai. isosorbid mononitrat. A. Lakukan penetapan sepcrti yang tertera pada
i :::it>Sorbid mononitrat dan isosorbid dinitrat berturut~ ldent!flkasi secara Kromatografi Lapis Tipis <28J >.
turut lebih kurang 0,8; 1,0 dan 4,1; resolusi, R, antara Fase gerak Campuran kloroform P - metanol P
puncak senya\Va sejenis /\ isosorbid mononitrat da.1 (95:5).
puncak isosorbid monohitrat tidak kurang dari 2,0. Penjerap Silika gel P.
Lakukan kronialografi terhadap Larutan baku, reka1n Penampak bercak Larutkan J g kanji P dalam· I 00
rcspons puncaJ... scperti yang tertcra pada Prosedur: ml air mendidih. dinginkan, tambahkan 0,5 g kaliwn
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak iodida P, aduk san1pai larut. ._
lcbih dari 2,0%. La111ta11 baku LanJtkan Jsosorbid A-fononitrat
Prosedur Suntikkan secara !c.rpisah scjun1la!1 f..i1cer BPFI dalam etanol mut/ak P hingga kadar
volume sama (lcbih kurang 50 pl) Lani/an baku dan lcbih kurang 0,5 mg per ml. ~
Larutan uji ke dalarn krornatograf. Rekam lm-u1an uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
kromatogra.m dan ukur .respons puncak isosorbid dari 20 tablet. Timbang sejumlah serbuk setara
mononitraL Hitung jumlah dalam mg, . isosorbid dengan lebih kurang 120 mg isosorbid mononitrat,
mononitrat, c.H.No,, dalam zat yang digunakan masukkan ke dalam wadah yang sesuai, tambahkan
dengan rumus: 50 ml etanol mutlak P, sonikasi selama 10 menit,
1959 Tablet Isosorbid Mononitrat I Mpnografi Suplemen III Farmakope Indonesia IV• .·..

sentrifus. Encerkan secara kuantitatif I 0 bagian .• dalam ml;·. ".WO adalah faktor konversi terbadap
beningan dengan 50 bagian etanol mutlak P. · persentase. ·
Prosedur Totolkan secara terpisah 20 µl Laru!a" Toleransi Dalam waktu 15 menit harus Jarut tidak
uji dan Larutan baku pada lempeng kromatografi. kurang dari 80% (Q) C6H9N06 dari jumlah yang
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi tertera pada etiket.
yang berisi Fase gerak. Biarkan Fase gerak
merambat hingga tiga perempat tinggi lempeng. Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat
Angkat lempeng, dan tandai batas rambat, biarkan Keseragaman kandungan.
lempeng kering di udara. Amati lempeng di bawah
cahaya UV 254 nm, dan tandai berc;ik yang sesuai Senyawa sejenis
dengan Larutan baku. Semprot bercak dengan UJI I
penampak bercak d,on sinari dengan cahaya UV 254 Lakukan Kromatograji lapis tipis seperti yang
nm selama lebih kurang 10 menit. Bercak isosorbid tertera pad a Kromatografi <931 >.
mononitrat dan nitrat-nitrat lain. terlihat sebagai Fase gerak, Penjerap, Larutan baku 1, Larutan .
bercak ungu dengan latar belakang putih sampai ungu baku 2, Larutan baku 3 dan volume peliotolan
muda. Lakukan seperti yang tertera pada UJI I dalam
B Waktu retensi puncak utama kromatogram Senyawa sejenis pada lsosorbid Mononitrat Encer.
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
diperoleh pada Penetapan kgdar. . dari 20 tablet. Timbang saksama seju£nlah serbuk
tablet setara dengan lebih lairang I 00 mg isosorbid
Disolusi <1231> mononitrat, masukkan ke dalam wadah yang sesuai,
Media disolusi: 900 ml air tambahkan 20,0 ml etano/ mutlak P, sonikasi selarna
A/at tipe 2: 50 rpm .. 10 nlenit dan sentrifus. Gunakan beningan.
Waktu: 15 menit Penampak bercak. Larutkan 1:25 g ka/ium
Lakukan penetapan jumlah C.H9N06, yang permanganat P dan I 0 g natrium hidroksida P dalam
terlarut dengan car~ Kron1atografi cair kinelja tinggi 500 ml air. Larutan ini dibuat segar untuk tiap
seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. . lempeng.
Fase gerak Lakukan seperti yang tertera pada Prosedur Totolkan secara terpisah 20 µ! Larutan
Penetapan kadar. uji, semua Larutan baku pada lempeng kromatografi.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 20 Masukkan lempeng ke dalam~ bejana kromatografi
mg Isosorbid mononitrat encer BPFI, masukkan ke yang berisi Fase gerak. Biarkan Fase gerak
dalam labu tentukur 200-ml, larutkan dan encerkan merambat hingga tiga perempat tinggi lempeng.
dengan Media disolusi sampai tanda. Pipet 20 ml Angkat lempeng, dan tandai batas rambat, biarkan
larutan ke dalam labu tentukur 100-ml dan encerkan lempeng keringkan lempeng dengan udara hangat
dengan Media disolusi sampai tanda. . , selama \e~ih kurang 10 menit, masukkan lempeng
Larutan uji Gunakan sejumlah larutan disolusi1 dalani pe.,ampak' b'erc'ak dan panaskan pada suhu
saring melalui penyaring dengan porositas 0,45 µm, 105° selama 5 menit. Beberapa bercak yang diperoleh
buang beberapa ml filtrat pertama. pada kromatogram Larutan uji dengan harga Rr yang
Sis/em kromatografi Lakukan seperti yang tertera sesuai dengan bercak yang diperoleh pada
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja kromatogram semua Larutan baku, tidak lebih.
tinggi dilcngkapi dengan detektor 220 nm dan kolom intensif dari bercak yang diperoleh pada
4,6 mm x 25 c.m berisi bahan pengisi LI. Laju alir kromatogram Larutan baku 3: masing-masing
lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi cemaran tidak lebih dari 1,0%. Jika intensitas bercak
te~hadap Larutan baku, rekam respons puncak seperti yang diperoleh pada kromatogram .Larutan uji
yang tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif bampir sama seperti bercak yang diperoleh dalam
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,5%. kromatogram Lanllan baku 3, encerkan lArotan uji
Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada dengan etano/ mut/ak P (1:1), ulangi uji, dan
Penetapan kadar. Hitung persentase isosorbid bandingkan intensitas bercak isosorbid dari l.Arutan
mononitrat, C6H 9N0 6yang terlarut dengan rumus: uji encer dengan intensitas berca_k dari semua
Larutan baku yang telah dikoreksi tingkat
persentasenya sesuai pengenceran Larotan uji.

UJl2
Cs adalah kadar Isosorbid mononitrat encer BPFI Senyawa . sejenis A isosorbid mononitrat dan
dalam mg per ml Larutan baku; LC adalah jumlah isosorbid dinitrat masing-masing tidak lebib dari
dalam ·mg per tablet yang tertera pada etiket; ru dan •· 0,5%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi
rs berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji cair kinelja tinggi seperti yang tertera pada
dan Larutan baku; 900 adalah volume media diso/usi · Kromatograji <931>.
Suplemen III Fannakope Indonesia IV Monografi I Tablet.Lepas Lambat lsosorbid Mononitrat 1960

Fase gerak, Larutan reso/usi dan ·Lari/tan. uji Isosorbid Mononitrat Encer BPFI dengan kadar
Lakukan seperti yang tertera pada Penetapan kodar: · masing-masing lebih kurang 0,0005 mg per ml.
Larutan . baku senyawa sejenis A isosorbid Larutan . baku Timbang saksama sejumlah
mononitrat persediaan Timbang saksama sejumlah Jsosorbid Mononitrat Encer BPFI, larutkan dan
Senyawa Sejenis A /sosorbid Mononitrat Encer encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap
BPFJ, larutkan dan encerkan secara kuantitatif dan dengan air, hingga kadar lebih kurang 0, 1 mg per ml.
jika perlu bertahap dengan metanol P hingga kadar Saring melalui penyaring dengan porositas 0,45 µm
lebih kurang 0, 1 mg per ml. atau lebih kecil.
Larutan baku isosorbid dinitrat persediaan Lorutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
Timbang saksama sejumlah Jsosorbid Dinitrat Encer dari 20 tablet Timbang saksama sejumlah serbuk
BPFI, larutkan dalam metanol P, sonikasi dan jika tablet setara dengan lebih kurang 20 mg isosorbid.
perlu hangatkan. Encerkan secara kuantitatif dan jika mononitrat, masukkan ke dalam labu tentukur 200-
perlu bcrtahap dengan metanol P hingga kadar lebih ml, tambahkan 100 ml air, sonikasi selama I 0 menit,
kurang 0,1 mg per ml. · encerkan dengan air sampai tanda. Saring melalui
Larutan baku Timbang saksama sejumlah penyaring dengan porositas 0,45 µm atau lcl::ih kecil.
/sosorbid Mononitrat Encet BPFI masukkan ke Sistem kromatogrofi Lah.-ukan seperti yang tertera
dalam labu tcntukur yang sesuai. Larutkan dalam air, pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tambahkan secara kuantitatif sejumlah volume tinggi dilcngkapi dengan detektor 220 nm dan kolom
Larutan baku senya\va sejenis A isosorbid 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi LI. Laju alir
1nono11itrat jJersediaan dan Larutan baku isosorbid lebih kurang I ml per mcnit. Lakukan kromatografi
diniJrat persediaan, encerkan dcngan air hingga terhadap Larulan resolu.si, rekam respons puncak
kadar isosorbid inononitrat, senya\\'3 sejcnis A seperti yang tcrtera pada Prosedur: resolusi, R, antara
isosorbid mononitrat dan isosorbid dinitrat berturut- puncak senyawa sejenis A isosorbid mononitrat dan
turut lcbih kurang 0, I mg per ml; 0,0005 mg per ml puncak isosorbid mononitrat tidak kurang dari 1,5.
dan 0,0005 1ng per ml. Saring larutan, buang Lakukan kromatografi tcrhadap Lanttan baku, rekam
bcberapa ml fi!trat pertama. respons puncak seperti yang tertera-pada Prosedur:
Sistenz Ja·on1a1ografi Lakukan scperti yang tertera simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
pada Kromatografi <931 >. Kromatograf cair kincrja lebih dari 1,5°/o.
tinggi dilcr.g;kapi dengan detektor 220 nin dan kolon1 Prosedur Suntikkan secara tcrpisah "scjum~ah
4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi LI. Laju alir volume sama (lebih kurang 50 µI) Larutan baku dan
lebih kurang I ml per mcnit. Lakukan kromatografi Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam
terhadap Lu114tan resolusi, rekam respons puncak kromatogram dan uk-ur rcspomi puncak utama. Hitung
scpcrti yang tertcra pada Prosedur: resolusi, R, antara Jumlah dalam ms isosorbid mononitrat, CJ-l9N00,
puncak senyawa scjcnis A isosorbid mononitrat dan dalam serbuk tablet yang digunakan dengan rumus:
. puncak isosorbid mononitrat \id,ak kurang dari 1,5.
Lakukan Y.ro1~1atografi tCrhaClap.La'n1tan baku: rekan1
1

respons puncak scperti yang tertera pada Prosedur:


simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
20oc(;.)
lebih dari 10% untuk puncak senyawa sejenis A
isosorbid mononitrat dan isosorbid dinitrat. C adalah kadar isosorbid mononitrat dalam mg per
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah ml Larutan baku; ru dan rs adalah respons puncak
volume sama (lebih kurang 50 µI) Larutan baku dan Larutan uji dan Larutan baku.
Larutan uji ke dalam kron1atograf. Rekam
krotnatogram dan ukur respons puncak utama. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Bandingkan respons puncak cemaran yang diperoleh rapat. Sim pan pada suhu antara 20° dan 30°.
dari Larutan uji dan Larutan baku. Respons puncak
rata~rata cemaran Larntan uji kurang dari atau san1a
dengan rcspons puncak rata-rata dari puncak yang
Tambahan monografi
san1a Larutan baku.
TABLET LEPAS LAMBAT JSOSORBID
Penctapan kadar Lakukan pcnetapan dengan cara MONONITRAT
Krornatograji cair kine1ja tinggi seperti yang tertera Isosorbide Mononitratc Extended-Release Tablets
pada Kromatografi <931 >.
Fase gerak Buat campuran air-metanol P (7:3), Tablet Lepas Lambat Isosorbid Mononitrat
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan mengandung Isosorbid Mononitrat, C,H.NO,, tidak
penyesuaian mcnurut Kesesuaian sistern seperti yang kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
tertera pada Kromatografi <931>. jumlah yang tertera pada etiket.
Larutan resolusi Bual larutan /sosorbid ·-
Mononitrat Encer BPFI dan Senyawa Sejenis A
1961 Tablet Lepas Lambatlsosorbid Mononitrat I Monografi -:Suplemen-111 Farmalrope Indonesia JV
,. ,.....
,; ' .

Baku pembanding Isosorbid- BPFI Untuk seperti yang tertcra pada Prosedur: simpangan bak:u
penggunaan kuantitatif lak:ukan penetapan kadar air relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,5 %.
secara Titrimetri. Setelah _ ampul dibuka simpan Prqsedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
dalam wadah tertutup rapat; [Catalan Baku volume sama (lebih k:urang 25 µI) Larutan baku dan
pembanding berikut adalah campuran leering dari Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam
suatu zat aktif dan zat tambahan yang sesuai untuk kromatogram clan · ukur respons puncak. Hitung
keamanan penggunaan. Untuk penggunaan jumlah dalam mg isosorbid mononitrat, C,H.NO,,
kuantitatif, hitung lronsentrasi zat aktif berdasarkan yang terlarut pada tiap interval waktu dengan rumus:
pada kandungan yang tertera pada etiket.} Isosorbid
Dinitrat Enc?r BPFI [Perhatian Zat yang tidak
diencerkan yang mudah meledak dan dapat meledak
karena · benturan atau pemanasan ber/ebih}
Campuran ini mengandung isosorbid dinitrat 25%
dalam manitoL Tidak bolch dikeringkan sebelun1 Cs a<lalah kadar isosorbid mononitrat dalam mg per
digunakim. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan ml Larutan baku; r~ dan rs berturut-turut odalah
terlindung dari panas berlebih. Jsosorbid Mononitrat respons puncak dari Larutan uji dan Larutan balm; V
Encer BPFI. Senyawa Sejenis A Jsosorbid adalah volume dalam ml media disolusi dalam bcjana
Mononitrat Encer BPFI. disolusi pada tiar. pengambilan sampcl.
Hitung jumlah dalarn_ mg isosorbid' mononitrat,
Identifikasi c.H.NO, yang diambil pada pengambilan sampcl
A. Lakukan penetapan seperti yang tertera pada sebelumnya dengan rumus:
Identifikasi secara Kromatografi lapis tipis <281>.
Lakukan uji A seperti yang tertera pada l<jentifikasi
d~lam Tablet Isosorbid Mononitrat. --
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram
Larutan uji sesuai dcngan Larutan balcu seperti yang
diperoleh pada Penetapan kadar. AD adalah jumlah dalam mg isosorbid mononitrat
yang terlarut pada tiap titik pengambilan sampel; Vs
Disolusi <1231> adalah volume dalam ml sampel yang diambil; V •
UJI 1 adalah volume dalarn ml media disolusi dalam bejana
Media disolusi: 900 ml air disolusi pada sctiap pengambilan sampel.
A/at tipe 2: 50 rpm, tablet diletakkan d alam Hitung persentase isosorbid mononitrat, C6H9NO•.
"sinker" berbentuk spiral yang dibuat dari baja tahan yang terlarut pada tiap pengambilan sainpel dengan
karat dengan diameter 0,8 mm, panjang 25,4 cm rumus:
dengan diameter lingkaran lebih kurang 0, 72 cm dan
tinggi Jebih kurang 2;s cm. ' , · · ' ' '
Waktu: 1, 2, 4, 8 dan 12jam. AD+AR)xlOO
Lakukan penetapan jumlah C6H9N06, yang terlarut ( LC
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
yang tertera pada Kromatografi <931 >. AD adalah jumlah dalam mg isosorbid mononitrat
Fase gerak Buat campuran air-metano/ P (7:3), yang terlarut pada tiap titik pengambilan sampel; AR
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan adalah jumlah dalam mg isosorbid mononitrat yang
penyesuaian menurut Kesesuaian $istem seperti yang diambil pada pengambilan sampel sebelumnya; I 00
tertera pada Kromatografi <931>. adalah faktor konversi perscntase da1>-··LC jumlah
Larutan baku Timbang saksama sejumlah dalam mg per tablet seperti tertera pada etiket.
lsosorbid Mononitrat E.,cer BPFL larutkan dalam To/eransi Gunakan kriteria seperti yang tertera
Media diso/usi, encerkan secara kuantitatif dan jika pada Tabet Penerimaan 2 dalam Uji Disolusi
perlu bertahap dengan Media disolusi hingga kadar
<1231>. Persentase jumlah C6 H9N06 yang terlarut
lebih kurang LC/I 000. LC adalah jumlah dalam mg pada \vaktu tertentu, scsuai dcngan tabcl di ba\vah
per tablet seperti yang tertera pada etiket. IOI.
Larutan uji Saring sejumlah volume larutan
disolusi melalui penyaring nilon dengan porositas \Vaktu ( iam) Jumlah ter!arut
0,45 µm, buang 4-6 ml filtrat pertama. I antara t 5% dan 35%
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera 2 antara 28% dan 48%
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja 4 antara 43% dan 68%
8 antara 65% dan 90%
tinggi dilengkapi dengan detektor 220 nm, kolom 4,6 12 tidak l..11rang dari 80'°Ai
nun x 25 cm berisi bahan pengisi LI: Laju alir lebih
kurang I ml per menit. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan baku, rekam respons puncak

'
-!
Suplemen 111 Farmakope Indonesia IV Monografi I Tablet Lepas Lambat Isosorbid Mononitrat 1962

UJ/2 '\:.-: C1 adalah kadar isosorbid mononitrat yang dilepaskan


Jika pada etiket tercantum bahwa sediaan memenuhi pada tiap titik waktu i, dalam mg per ml; Vo adalah
Uji Diso/usi 2, lakukan uji disolusi di bawah ini. volume awal dalam ml media; V, adalah volume
·Media disolusi: 500 ml air cairan /ambung buatan sampel dalam ml yang diambil pada tiap
LP (tanpa enzim) .. pengarnbilan sampel; C1 adalah kadar isosnrbid
A/at tipe 2: 50 rpm mononitrat yang dilepaskan dalam mg per ml, pada
Waktu: I, 2, 6 dan 12 jam. waktu j; JOO adalah faktor konversi persentase; dail
Lakukan penetapan jumlah C6H 9N06 yang terlarnt LC adalah jumlah isosorbid mononitrat dalam mg per
dcngan cara Kromatografi cair kinelja tinggi seperti tablet seperti yang tertera pada etiket.
yang tertera pada Kromatograji <931>. Toleransi Gunakan kriteria seperti yiing tertera
Fase gerak Buat campuran air-metanol P (3:2), pada Tabet Penerimaan 2 dalam Uji Disolusi
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan <1231>. Persentase jumlah C6H9N06 yang terlarut
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang pada waktu tertentu, sesuai dengan tabel di bawah
tertera pada Kromatografi <931>. · ini.
larutan baku persediaan Timbang saksama
sejumlah /sosorbid Mononitrat Encer BPF/, larntkan \Vak1.u (iam) Jumlah tcrktnJt
dan encerkan secara kuantitatif, jika perlu bertahap I antara 25% dun 45%
2 antara 35% dan 60%
dengan Media disolusi hingga kadar lebih kurang 1,2 6 antara 72% dan 90~
mg per ml. 12 tidak kuran.g dari 80%
Larutan baku Lakukan pengenceran larwan baku
persediaan dengan Media disolusi hingga kadar lebih UJ/ 3
kurang 60 µg per ml untuk tablet yang mengandung Jika p:i.da etikct tcrcantu1n bah\va sedi.nan nlc1nenuhi
30 mg isosorbid mononitral dan 120 ~lg per ml untuk L]i Disolusi 3, lakukan uji <lisolusi di b~nvah ini.
tablet yang mengandung 60 mg isosorbid mononitrat. i\1edia disolusi: 500 tnl cairan la1nbung buptan LP
Larutan uji Saring scjuinlah volume larutan (tanpa enzim).
disolusi n1clalui pcnyaring yang scsuai dengan A/at tipe 2: 50 rpm.
porositas 0,45 µm. Waktu: I, 2, 6 dan 12 jam.
Siste111 kro111atografi Lakukan seperti yang tertera Lakukan penctapan jumlah C6 H9N06 yang tcrlarut
po.!:' Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja dengan cara Kro11u1tografi cair ki~e1ja tinggi scperti
tinggi dilengkapi dengan detektor 220 nm, kolom 4,6 yang tertera pada Krornatografi <93 l>.
mm x 25 cm berisi bahan pengisi LI dengan ukuran Dapar Masukkan !ebih kurang 15,4 g amonium
partikel lO µm. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. asetat P dan 11,5 ml asam asetat P ke dalam labu
Lakukan kromatografi terhadap larntan baku, rekam tentukur 1000-ml yang bcrisi 500 ml air, atur pH
respon puncak seperti yang tertera pada Prosedur: hingga 4,7 dengan pcnan1bahan asa1n asetat P.
faktor ikutan tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku Encerkan dengan air san1pai tanda.
relati,f pada penyun:ikao 'ulang tldlik lebih dari 2,0 %. Fase gcrak Buat campuran air-111etanol P~Dapar
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah (6:3:1), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
volume sama (lebih kurang 20 µI) Larutan baku dan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang
Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekarn tertera pad a· Kromatograji <93 l >.
kromatogram dan ukur respons puncak. Hitung Lan1tan balru persediaan Timbang saksama
jumlah dalam mg isosorbid mononitrat, C 6 H9N0 6. sejumlah /sosorbid Mononitrat Encer BPFI, larutkan
yang diambil pada tiap pengambilan sampel dengan dan encerkan sccara kuantitatif, jika perlu bertahap
rum us: dengan Media disolusi hingga kadar lebih kurang
0, 12 mg per ml.
larutan balm Untuk tablet yang mengandung 60
rng isosorbid mcnonitrat, gunakan Larutan baku
persediaan tanpa pengenceran. Untuk tablet yang
mengandung 30 mg isosorbid mononitrat, pipet 25 ml
Larutan baku persediaan ke dalan1 labu tcntukur 50·
Cs adalah kadar isosorbid 1nononitrat dJ.la111 mg per n1l. Enccrkan dengan Media disolusi sa1npai tanda.
ml Larutan ba/..."U; ru(u adalah rcspons puncak dari Lanaan uji Gunakan scjun1lah larutan disolusi
Larutan uji pada tiap pengatnbilan san1pel ke-i; dan yang tclah disaring mclalui penyaring dcngan
rs adalah respons puncak dari Larutan baku. porositas 0,45 µm.
Hitung jumlah persentase isosorbid mononitrat yang Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
terlarnt pada tiap pengambilan sampel dengan rnmus: pada Kromatografi <93 l>.· Kromatograf cair kinerja
tinggi dilcngkapi dcngan detcktor 220 nm dan kolom
{ C1x [Vo-((i- l)VJ] + /'\"'H C1 VJ) x 100 4,6 mm x 15 cm berisi bahan pengisi LI dengan
~J=I ukuran partikel 5 µm. Laju alir lcbih kurang I ml per
LC
menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,
1963 Tablet Lepas Lambat Isosorbid Mononitrat I Monografi Suplemen III Farmakope Indonesia IV. -.;: ·"

rekam kromatogram seperti yang tertera pada . Larutan baku I Timbang saksama sejumlah
Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan Jsosorbid BPFI, larutkan dan encerkan secara
ulang tidak lebih dari 2,0%. kuantitatif, jika perlu bertahap dengan asetonitril P
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah hingga kadar lebih kurang 0,0125 mg perm!.
volume sama (lebih kurang 100 µI) Larutan baku dan Larutan baku 2 Timbang saksama sejumlah
Larutan . uji ke dalam krornatograf. Rekam Isosorbid BPFI, larutkan dan encerkan secara
kromatogram dan ukur respons puncak. Hitung kadar kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan asetonitril
dalam mg per ml isosorbid mononitrat yang terlarut P hingga kadar lebih kurang 0,025 mg per ml.
pada tiap pengambilan sampel dengan rumus: Larutan baku 3 Timbang saksama sejumlah
Jsosorbid BPFI, larutkan dan encerkan secara
kuantitatif dan jika perlu bertahap· dengan asetonilril
P hingga kac.\.'.lf lebih l-urang 0,05 mg per ml.
·- Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
dari 20 tablet. Timb•ng saksama sejumlah .serbuk
tablet setara dengan lebih kurang 100 mg isosorbid
Cs adalah kadar isosorbid mononitrat dalam mg per rnononitrat, masukkan ke dalam wadah yang sesuai
ml Larutan baku; ru{iJ adalah respons puncak Larutan yang berisi 20,0 ml asetonitril P, sonikasi selama I 0
uji pada titik waktu i; rs adalah rcspons puncak menit, sentrifus. Gunakan bcningan.
Larutan baku. Penampak bercak Larutkan I fl.5 g kalium
Hitung jumlah perSentasc isosorbid mononitrat yang pern1anganat P dan io g nOtriu111 hidroksida P dalam
terlarut pada tiap pengambilan sampcl dengan rumus: 500 ml air. Larutan ini dibuat segar untuk tiap
lcmpcng.
{ C1 x [Vo-((i - l)V,)] + ( '\'~~
L...;- 1
C;V,J) x 100 Prosedur Totolkan secara terpisah 20 µI Larotan
LC uji dan Larutan baku pada lcmpeng krornatografi.
Masukkan lempcng ke dalam bcjana krornatografi
C1 adalah kadar isosorbid mcnonitrat yang dilepaskan yang berisi Fase gerak. Biarkan Fase gerak
pada tiap titik waktu i; dalam mg per ml; V0 adalah merambat hingga t>ga pcrempat tinggi lempeng.
volume awal dalam ml media; V1 adalah volun1e Angkat lcmpeng, dan tandai batas rambat, keringkan
sampel dalam ml yang diambil pada tiap lempeng dengan udara hangat selama lebih 'o;rang I 0
pengambilan sampel; cj adalah kadar isosorbid menit, masukkan ·lempcng dalam penampak bercak
mononitrat yang dilepaskan dalam mg per ml, pada dan panaskan lcmpcng pada suhu I 05° selarna 5
waktu j; J00 adalah faktor konversi persentase; dan menit. Beberapa bercak yang diperolch pada
LC adalah· jumlah da!am mg per tablet seperti yang kromatogram Larutan uji dengan harga Rr yang
tertera pada etiket. sesuai dengan bercak yang diperoleh pada
To/eransi Gunak:an kriteria seperti yang tertera kromatogram semua Laruta~1 baku, tidak lebih
' '
pada Tabel P.enerimaan 2 dalam Uji Disolusi intensif dari bercak yang diperoleh ' pada
<1231>. Persentase jumlah CJ{9N0 6 yang terlarut kromatogram Larutan baku 3 {Catalan Harga Rf
pada waktu tertentu, sesuai dengan tabel di bawah isosorbid dan isosorbid mononitrat berturul-turut
ini. /ebih kurang 0,2 dan 0,6}. Jika intensitas bercak yang
diperoleh dalarn kromatogram Larutan uji hampir
Waktu(jam) Jumlah terlarut sama seperti bercak yang diperoleh dalarn
l antara 20% dan 40%
2 antara 30% dan 50%
kromatogram Larutan baku 3, encerkan Larutan uji
6 antara 70% dan 90"/o dengan asetonitril P (l:l), ulangi uji, dan bandingkan
12 tidak k."l.lrang dari 85% intensitas bercak isosorbid dari ence.can Larutan uji
dengan intensitas bercak yang dipcroleit dari semua
Keserags.man sediaan <911> Memenuhi syarat Larutan balm, yang telah dikoreksi tingkat
Keseragaman kandungan. Lakukan seperti yang persentasenya sesuai pengenceran Larutan uji.
tertera pada Penetapan kadar, kecuali gunakan
l tablet sebagai pengganti serbuk tablet dalam UJJ 2
Larutan uji. Senya\va sejenis A isosorbid n1ononitrat; isosorbid
dinitrat masing-masing tidak lebih dari 0,25%. Total
Senya,va sejcnis cemaran lain tidak lebih dari 0,25%; Total cemaran
UJ!J termasuk senyawa sejenis A isosorbid mononitral dan
Masing-masing cemaran tidak lebih dari 1,0 %. isosorbid dinitrat tidak lebih dari o;5%. Lala.ikan
Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang tertera penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja
pada Kromatografi <931>. tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak Campuran toluen P--etil asetat P- Fase gerak Bual campuran air - metanol P (75:25),
isopropi/ alkohol P (53:32:15). saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
Penjerap Si/ika gel P setebal 0,25 mm.
Suplemen III Farmakope Indonesia IV Monograji /Tablet Lepas Lambat Isosorbid Monon.itrat 1964

penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang Hitung persentase senyawa sejenis A isosorbid
tertera pada Kromatografi <931>. mononitrat dan isosorbid dinitrat dalam tablet dengan
Larutan baku senyawa sejenis A isosorbid rum us:
niononilrat persediaan Timbang saksama sej~mlah
Senyawa Sejenis A /sosorbid Mononitrat Encer
BPFI, larutkan dan encerkan secara kuantitatif, jika
perlu bertahap dengan air hingga kadar_ lebih kurang
0,3 mg per m I. ·
Larutan baku Isosorbid dinitrat persediaan C adalah kadar Senyawa ·sejenis A isosorbid
Timbang saksama sejumlah Jsosorbid Dinitral Encer mononitrat BPFI atau isosorbid dinitrat encer BPFI
BPFI larutkan dan encerkan secara kuantitatif, jika· dalam µg per ml Larutan baku; W adalah · bobot
perlu 'bertahap dengan metanol P hingga ,kadar lebih dalam mg isosorbid mononitrat untuk membuat
kura ..g..0,15mgperml. - Larutan uji; ru dan rs berturut-turut adalah respons
Larutan baku persediaan Pipet 2 ml Larutan baku puncak dari larutan uji dan Larutan baku. . ·.
senyCn.va sejenis A isosorbid n1ononitrat persediaan Hitung persentase masing-masing -cemaran lain
dan 4 ml Larutan baku Jsosorbid dinitrat persediaan (selain senyawa sejenis A isosorbid mononitrat atau
kc dalam labu tentukur 100-ml. Enccrkan dengan air isosorbid dinitrat) dengan rumus:
sampai tanda. .
Larutan reso/usi Tin1bang saksama SeJun1lah ;
Jsosorbid Afononitrat Encer BPFI sctara dcngan
lebih kurang 24 n1g isosorbid mononitrat, n1asukkan
kc dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 10,0 ml
Larutan baku persediaan, dan 20 n1l n1etanol P,
ri adalah respons puncak rnasing-rnasing ce1naran
enccrkan dengan air sampai tanda.
lain dari Larutan uji; rs adalah jumlah scmua respons
Larntan baku Pi pct I 0 ml Larutan baku
puncak.
1>ersediaa11 dan 20 ml 111eta11ol P ke dalan1 labu
tentukur 100-ml. Encerkan denga.1 air sa1npai tanda.
Penctapan kadar Lakukan penctapan dengan cara
La111tan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
Krotnatogra_fi cair kine1ja tinggi scpcrti yang tertera
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
pada Kro1/;,Jiografi <931>.
tablet setara dengan lebih lnirang 60 mg isosorbid
Fase gerak Buat campuran air-metanol P (8:2),
mononitrat masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml.
Tambahka~ 40 ml inetanol P. sonikasi selama lebih saring dan awaudarakan. Ji:<a perlu lalo.1kan
penycsuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang
kurang 30 rnenit dengan pendinginan. Hangatkan
tertera pada Kromatograji <931>.
sampai suhu ruang, encerkan dengan nietanol P
Larutan baku senyawa sejenis A isosorbid
sampai tanda. Sentrifus pada lebih kurang 3000 rpm
n1ono:::zitrat Timbang saksama, sejumlah Senymva
selama 10 men it. Encerkan secara kuanhtahf 10
Sejenis A Jso!;orbid Moizon1frat•Eticer BPFI, iarutkan
bagian beningan dengan 50 bagian air. Sarin~ mel~lui
dan encerkan secara kuantitatif, jika perlu bertahap
penyaring dengan porositas 0,45 µm atau lebih kec11.
dengan air hingga kadar lebih kurang 0,15 nig per ml.
Sistem kromatograji Lakukan seperti yang tertera
Larutan resolusi Timbang saksama sejumlah
pada K.romatografi <931 >. Kromatograf cair kinerja
/sosorbid Mononitra/ Encer BPFI setara dengan
tinggi dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom
lebih kurang 30 mg isosorbid mononitrat, masukkan
4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi LI. Laju al1r
ke dalam labu tentukur 250-ml. Larutkan dalam air,
lebih kurang 1 ml per menit. Lalrnkan kromatografi
tambahkan 10 ml Larutan baku senyawa sejenis A
terhadap Larutan resolusi, rekam respons puncak
isosorbid mononitrat, tambahkan ~O ml metanol P,
seperti yang tertera pada ·Prosedur: resolusi, R, antara
cncerkan dengan air sampai tanda. Larutan ini
puncak senya,va sejenis A isosorbid mononitra_t dan
mengandung isosorbid mononitrat dan senya\va
puncak isosorbid mononitrat ticiak kurang dan 1,0.
sejenis A isosorbid mononitrat berturut-turut lebih.
[Catalan 1¥aktu retensi relatif ur:1uk sen)101va sejenis
k-urang 0, 12 mg per ml dan 0,006 mg per ml. .
A isosorbid n1ononi1rat, isosorCid mononitrat dan
Lanitan baku Timbang saksama sejumlah
isosorbid dinitrat bertu11a-tur111 l~bih li.'Urang 0,9;
Jsosorbid Mononitrat Encer BPFI masukkan ke
/,0 dan 5,6}. Lakukan kromatografi terhadap La111ta11
dalam labu tentukur yang sesuai, larutkan dalam air,
baku, rekarn respons p11ncak sepen:i yang tertera pada
tambahkan sejumlah volume metanol P lebih kurang
Prosedur: simpangan baku relati f pada penyuntikan
20% dari volume labu, encerkan dengan air hingga
ulang tidak lebih dari. 10% untuk senyawa sejenis A
kadar lebih kurang 0, 12 mg per ml.
isosorbid mononitrat dan isosorbid dinitrat
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
dari 20 tablet Timbang saksama sejumlah serbuk
volume sama (lebih kurang 100 µl) Larutan baku dan
tablet setara dengan lebih kurang 60 mg isosorbid
Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam
mononitrat, masukkan ke dalam labu tentulmr
kromatogram dan ukur semua respons puncak.
"1965 Kalium Iodida I Monografi Sup/emen III Farmakope Indonesia JV

I 00-ml, tambahkan 50 ml metano/ P, sonikasi selama Tambahkan 2 atau 3 tetes amaraQ LP, titrasi
lebih kurang 30 menit dengan pendingiua,l). perlahan sampai
',·\
wama merah berubah menjadi
Hangatkan sampai suhu ruang, encerkan dengan kunirig.•
metanol P sampai tanda. Sentrifus pada lebih kurang
3000 rpm selama 10 menit. Encerkan secara I ml kalium ioda/ 0,05 M setara dengan
kuantitatif 10 bagian beningan dengan 50 bagian air. !6,60 mg KI
Saring larutan melalui penyaring dengan porositas
0,45 µm atau lebih kecil.
Sis/em kromotografi Lakukan seperti yang tertera KALSIUM GLUKONA T
pada Kroma/ografi <931>. Kromatograf cair kinerja Calcium Gluconate
tinggi dilengkapi dengan detektor 220 nm oan kolom
4,6 mm x 12,5 cm berisi bahan pengisi LI. Laju alir <:;12H22Ca01• • (anhidrat) BM430,37.
lebih kurang 1,5 ml per m.Oll.it. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan reso/usi, rekam respons puncak Kalsiurr. Glukonat adalah scnyawa anhidrat a\au
seperti yang tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara mengandung I molekul air hidrat. Bentuk anhidrat
puncak senyawa sejenis A isosorbid mononitrat dan mcngandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih
puncak isosorbid mononitrat tidak kurang dari 1,5, dari 102,0% C 12 H 22Ca0 1,, Jihitung terhadap zat yang
Lakukan kromatografi terhadap Larutan balm, rckam tc!ah dikeringkan. __ Bentuk monohidrat mengandung
respons puncak seperti yang tcrtcra pada Prosedur: tidak kurang dari "99,0% dan tidak lcbih;dari 101,0%
faktor 1kutan tidak lebih dari 1,5 dan simpangan baku C 12 H22CiO.,.HiO jika ctiket mcnunjukkan untuk
rclatifpada penyuntikan ulang: tidak Jebih dari 1,5%. penggunaan pcmbuatan scdiaan injcksi; tidak laJrang
Prosedur Suntikkan secara tcrpisah sejun1lah dari 98,5% dan tidak Jcbih dari 102,0%
volume sama (Jebih kurang 20 pl) Larutan baku dan C 12 H22Ca0,..H,O jika etiket menunjukkan tidak
Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam untuk pcnggunaan pen1buatan scdiaan injeksi .•
kron1atogram dan uk-ur respons puncak utama. Hitung
jumlah dalam mg, isosorbd mononitrat, C6 H9N0 6 , Perubalran:
dalam serbuk tablet yang digunakan dcngan rumus: Baku pembandi~g • Kalium G/ukonat BPFI; lal.-ukan
pengcringan dalam hampa udara pada suhu I 05°
selama 4 jam sebelun1 digu11.:..'l::1n, simpan dalam
\Vadah tcrtutup rapaL.

Perubahan:
C adalah kadar isosorbid mononitrat dalam mg per ldentifikasi
ml Larutan balm; ru dan rs bcrturut-turut adalah B: Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang
respons puncak dari Larutan uji dan Larutan ba~. tertera pada Kromatografi <931 >.
Fase gerak Ca'.mpura~ etanq/ P-air-a:nor.iu"1,' ' '
Wadah dan penyimpanao Dalam wadah tertutup hidroksida P-eti/ ase/at P (50:30: I 0: 10).
rapat. Simpan pada suhu antara 20° dan 30°. Penjerap Silika gel P setebal 0,25 mm.
Lar.llan baku Larutan "Kalium Glukonat BPFI. 10
Pcnandaan Cantumkan ~ji disolusi yang digunakan, mg perm!.
jika tidak menggunakan Uj i I Lamtan uji Larutan zat I 0 mg per ml (jika perlu
panaskan dalam tangas air pada suhu 60°).
Penampak bercak Larutkan 2,5 g amonium
KALIUM IODIDA molibdat P dalam lebih kurang 50 ml ase.1.n sulfat 2 N
Potassium Iodide dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 1,0 g
serium(JV) sulfat P, goyang sampai larut, encerkan
Hilangkan persydratan : dcngan asam sulfa/ 2 N sampai tanda.
•cemaran senyaw·a organik mudah mcnguap Prosedur Totolkan secara terpisah rnasing-masing
<47 J > Metode I Memenuhi syarat; lakukan 5 µI Lamtan baku d>n Larutan uji pada lempeng
penctapan menggunakan Lamtan uji dengan kadar 20 kromatografi. Masukkan lcmpeng ke dalam bejana
mg per ml dan Larutan baku dengan kadar dua kali kromatografi yang telah dijenuhkan dengan Fase
Larutan uji.• gerak dan biarkan fase gerak merambat sampai tiga
per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai
Perubahan: batas ram bat, keringkan pada suhu 110° selama 20
Penctapan kadar Timbang saksama lebih kurang menit, biarkao dingin, semprot dengan Penampak
500 mg zat, larutkan dalam lebih lmrang I 0 ml air bercak. Panaskan iempeng pada 110° selama 10
dan tambahkan 35 ml asam klorida P. • • Titrasi menit. Wama, ukuran dan harga Rr bercak utama
dcngan ka/ium iodat 0,05 M LV "sampai larutan yang diperoleh dari Larutan uji sesuai dengan bercak
warna coklat hitam berubah menjadi coklat pucat. utama Larutan baku.
Suplemen III Farmakope Indonesia IV Monografi I Kalsium Glukonat 1966

Peru bah an: puncak analit tidak kurang dari 2500 lempeng
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 3,0% teoritis; faktor ikutan tidak lebih dari 1,2 dan
"untuk bentuk anhidrat; Tidak lebih dari 1,0% untuk simpangan baku relatif pada penyuntikkan ulang
bentuk monohidrat jika etiket menunjukkan untuk tidak lebih dari 2,0%.
penggunaan pembuatan sediaan injeksi; Tidak lebih Prosedur Suntikkan sccara terpisah sejumlah
dari 2,0% untuk bentuk monohidrat jika etike! volume sama (lebih l<trang 50 µI) Larutan baku dan
menunjukkan tidak untuk penggunaan pembuatan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
sediaan injeksi; lakukan pengeringan pada suhu 105° kromatogram dan ukur rcspons puncak utama. Hitung
selama 16 jam.• persentase oksalat dalam zat dengan rumus:

88,03 J(
o;oosc( 134,00
Perubalian:
Klorida <361> "Lal"llkan,penetapan menggunakan ru)
·- larutan 1,0-g zat: mengandung klorida tidak lebih dari
yang terdapat dalam 0,07 ml asam klorida 0,020 N
rs

(setara dengan tidak lebih dari 0,005%). Jika etiket C adalah kadar natrium oksalat dalam µg per ml
n1enunjukkan untuk pcnggunaan pembuatan sediaan Lani/an baku; 88,03 dan 134,00 bcrturut-turut adalah
injeksi, larutan 1,0 g zat mengandung klorida tidak bobot inolekul oksalat dan natrium oksalat; ru dan rs
lcbih dari yang tcrdapal dalam I ml asam klorida berturut-turut adalah rcspons puncak oksalat dari
0,020 N (setai:a dengan tidak lebih ~ari 0,07%) .• Lani/an uji dan Larutan baku. /Catalan Jika pada
etiket ka/siu1n glukonat tertera tidak z~n11uk
Ta11rbaha11 persyarata11: JJenggunaan 11e111buatan sediaan injeksi, tidak han.ts
"Oksalat Tidak lebih dari 0,0 I%. Lakukan pcnctapan 111e1nenuhi s;;arat ini}.
dcngan cara Kro1natografi cair kine1ja ringgi scpcrti
yang tcrtera pada Kromatografl <931>. [Catalan Ta111balta11 pers;·arata11:
Gunakan air ddionisasi} "Fosfat Tidak lebih dari 0,0 I%. Timbang I0,0 g zat,
Fase gerak Buat larutan natrium bikarbonat 0,0017 larutkan dalam 90 ml air panas (70° sampai SO") dan
M dan natrium karbonat 0,0018 M dalam air. Saring panaskan sampai mendidih, goyang selama 10 dctik
dan a\.vaudarakan. Jika pcrlu Jah.-ukan pcnyesuaian sampai larutan jemih. Encerkan I ml larutan panas
mcnurut Kesesuaian sisten1 sepcrti yang tcrtera pada dengan air hingga l 00 ml (Lurutan uj1). Enccrkan 1,0
Kromatografi <93 l>. ml larutan dengan kadar kalium fosfat monobasa
Larotan suprcsor regenerasi Buat larutan asam 0, 716 mg pe~ ml dengan air hingga volume larutan
sulfa! 0,0125 M. 100 ml. Pipet 2 ml larutan, tambahkan 98 ml air
Asan1 klorida encer Enccrkan 1 1111 asan1 k/orida P (Lan1tan baf...-,1). Ke dalam Larutan uji dan LarutaH
dengan air hingga volume 1200 ml. baku tambahkan 4 ml asam suifomo/ibdat LP dan 0, I
Larutan ba/.."U Timbang saksama sejumlah natriu1n ml campuran a1a,m k/orida 3 N - limah(II) klorida
oksalat P larutkan dalam Asam klorida encer" hingga 'pekat asdm LP (,10:1) ytlng di'ouat segar. Setelah 10
kadar lebih lrnrang 1,5 µg per ml. menit \Varna Larutan uji tidak lebih intensif dari
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 500 mg Larulan baku. [Catalan Jika pada etikel kaisium
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, larutkan glukonat tertera tidak untuk penggunaan pemiJuatan
dalam Asan1 klorida encer, jika perlu sonikasi, sediaan injeksi, tidak harus men1enuhi syarat ini]c
encerkan dengan Asam klorida encer sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera Perubaha11:
pada Kl"omatografl <931>. Kromatograf ion Sulfa! <361> Tidak lebih dari "0,005%., Lakukan
dilengkapi dengan detektor konduktansi dan kolom penetapan menggunakan larutan...;2,0 g zat da!am air
pclindung 4 mm x 5 cm berisi bahan pengisi LI 2 mendidih: tidak lebih dari yang terdapat <laiam "0, 1.
dengan ukuran partikel 15 µm, kolom analisis 4 mm ml asam suifat 0.020 N (setara dengan 0,005%). •Jika
x 25 cm berisi bahan pengisi LI 2 dengan ukuran etiket menunjukkan untuk penggunaan pembuatan
partikel 15 µm dan kolom supresor anion sediaan injeksi, larutan 2,0 g zat dalam air mendidih
111ikromembran yang terhubung dengan seri kolom menunjukkan tidak lebih dari yang terdapat dalam I
pelindung dan analisis. Kolom supresor anion ml asam sulfat 0.020 N (setara dengan 0,05%).,
dilengkapi dengan mikrome1nbra11 yang memisahkan
Fase gcrak dengan La111ta11 supresor regenerasi Perubaltan:
mengalir berlawanan arah dengan Fase gerak dengan Logam berat <371> "Metode lfl. Tidak lebih dari
laju alir lebih kurang 7 ml per menit. Kondisikan "10 bpj.; •. "[Catalan Jika pada etiket kalsium
sistcm dengan Fase gerak selama lebih kurang l 5 glukonat terlera tidak un1uk penggunaan pembuatan
menit, dengan laju alir lebih kurang 2 ml per menit. sediaan injeksi. lidak /ebih dari 20 bpj),
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku dan
rekam respons puncak seperti yang tertera pada
P1"osedur: efisiensi kolom yang ditentukan dari
· 1967 .Jnjeksi Kalsiilm Glukonat I Monografi Suplemen III Farmakape Indonesia IV

Tambahan persyaratan: [Catalan j;ka pada etiket kalsium glukonat tertera


"Magnesium dan Logam alkali Tidak lebih. dari tidak un/Uk penggunaan pembuatan sediaan injeksi,
0,4%: Timbang ·1,0 g zat, larutkan dalam I 00 ml air tidak harus memenuhi syaral ini).
mendidih, tambahkan 10 ml amonium klorida LP, 1
ml amonium hidroksida P dan 50 ml amonium Tambahan persyaratan:
oksalat LP panas yang dipertahankan pada suhu 70 "Penandaan Etiket menunjukkan anhidrat atau
sampai 80°. Diamkan selama 4 jam, encerkan dengan monohidrat. Jikajumlah kalsium glukonat dinyatakan ,_~
air hingga 200 ml, saring. Uapkan 100 ml filtrat pada etiket dari sediaan yang mengandung kalsium
sampai kering, dan pijarkan sampai bobot tetap. glukonat, ini merupakan kalsium glukonat anhidrat
Bobo! residu tidak lebih dari 2 mg. ·{Catalan Jika (C12H22 Ca0 14). Kalsium glukonat yang ditujukan
pada ''etikel kals,ium glukanat /ertera tidak untuk untuk pembuatan sediaan injeRsi harus dicantumkan
penggunaan pembuatan sediaan injeksi, tidak harus dalam etiket. Kalsium glukonat yang tidak ditujukan
me1nenuhi syarat ini). untuk pembuatan sediaan injeksi harus.dicantumkan
dalam etiket dan dapat pula ditambahkan. untuk
Tambahan persyaratan: pembuatan sediaan oral..
"Besi Tidak lebih dari 5 bpj.
Larutan baku Pipe! terpisah 2; 4; dan 10 ml
Larutan baku besi, seperti yang tertera pada Uji batas Ta111balra11 monograji
besi<331> ke dalam labu tentuk11rlOO-ml yang berisi INJEKSI KALSIUM GLUKONAT
1,37 g ka/sium k/orida P, yang sebelumnya telah Calcium Gluconafo Injection
diuji dan menunjukkan kadar besi kurang dari 5 bpj.
Encerkan dengan asam k/orida 2 N sampai tanda. lnjeksi Kalsium Glukonat adalah larutan steril
K:idar besi larutan ini berturut-turut 0,2; 0,4 dan 1,0 kalsium glukonat dalam air untuk injeksi.
µgperml. Mengandung tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 1 g zat dari I 05,0% dari jumlah kalsium yang tcrtera pada
masukkan ke dalam labu kuarsa I 00-ml, tambahkan etiket. Kalsium terscbut berupa kalsit11n glukonat,
20 ml asam nitral J2 N dan panaskan sampai kecuali scjumlah kccil dapat digantikan dengan
mendidih hingga terbentuk asap. Tambahkan 0,5 ml kalsium yang sarna berupa kalsium sakarat, atau
hidrogen peroksida 30% d61n panaskan kembali garam kalsium yang sesuai, untuk tujuan stabilisasi.
hingga terbentuk asap. Ulangi proses ini sampai Dapat mengandung pcnambahan natrium hidroksida
volume lebih kurang 5 ml. Dinginkan, tambahkan untuk pcngaturan pH.
0, 1 ml asam perklorat P dan panaskan sampai
mendidih. {Perhalian Tidak bo/eh dipanaskan di alas
Baku pcmbanding Kalsium Glukonat BPFJ;
l 90° atau diuapkan hingga kering karena bahaya
Lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu
ledakan.] Masukkan laru~n ke dalam labu tentukur
105° sclama 4 jam sebelum digunakan, simpan dalam
25-ml, encerkan dengan asam klorida 2 N sampai
wadah tertutup rapat. Endotoksin BPFJ; [Catalan
tanda.
Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isinya harus
Larutan blangka Gunakan 0,34 g ka!sium klorida
P yang. sebelumnya telah diuji dan menunjukkan hati-hali untuk menghindari kon/aminasi}
Rekonstitusi semua isi, gunakan larutan dalam waktu
kadar besi kurang dari 5 bpj. La~-ukan seperti yang
tertera pada Larutan uji. 14 hari. Simpan vial yang belum dibul:a dan larutan,
dalam lemari pendingin.
Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan
uji secara bersamaan pada garis emisi besi 248,3 nm
Identifikasi
dengan spek:trofotometer serapan atom seperti yang
tertera pada Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya A. Encerkan sejumlah volume -larutan injeksi
<1191> dilongkapi dengan larnpu "hollow" katoda dengan air hingga kadar kalsium glukonat (1 dalam
besi dan nyala asetilen - udara. Ukur serapan Larutan l 00). Laruta1) menunjukkan reaksi uji B scperti yang
blangko dan lakukan koreksi. Buat kurva yang tertera pada Idenrifikasi dalam Kalsium G/ukonar.
menggambarkan hubungan antara serapan Larutan B. Enccran larutan injeksi dengan air (l dalam 5)
baku terhadap adar bcsi dalam µg per ml dan tarik menunjukkan reaksi Kalsilan seperti yang tertera
garis lurus yang sesuai dengan 3 titik yang mendekati pada Uji Idenrifikasi Umum <291>.
garis lurus. Dari kurva yang diperoleh, tentukan
kadar besi (C) dalam µg per ml Larutan uji. Hitung Endotoksin bakteri <20 !> Tidak lebih dari 0, 17 unit
kadar besi dalam bpj dalam zat yang digunakan Endotoksin FI per mg kalsium glukonat.
dengan rumus:
pH <1071> Antara 6,0 dan 8,2.
25C . Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat untuk
lnjeksi Volume Kecil.
,__ -

Suplemen Ill Farmakope Indonesia IV Monografi I Kanamisin Sulfat 1968

Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tmera kalsium laktat, harus dihitung sebagai kalsium laktat
pada lnjectiones. pentahidrat (C6H,.Ca0 65H20) .•

Pcnetapan kadar Ukur saksama sejumlah volume


injeksi setara dengan lebih kurang 500 mg kalsium KANAMISIN SULFAT
glukonat, tambahkan 2 ml asam k/orida 3 ],' dan Kanamycin Sulfate
encerkan dengan air hingga 150 ml. Sambil diaduk,
deilgan pengaduk magnetik, tambahkan lebih kurang Peruba/Jan:
20 .ml dinatrium edetal 0,05 M LV melalui buret 50 Baku pembanding • Amikasin BPFJ; tidak boleh
ml. Tambahkan 15 ml natrium hidroksida J ],' dan dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, di
300 mg hidroksi naftol biru P, titrasi hingga titik tempat sejuk dan terlindung dari cahaya. Endotoksin
akhir berwama biru. BPFJ; [Catalan Bersifat pirogenik, penanganan vial
dan •7Sinya harus hafi-hati untuk n1cnghindari
I ml dinatrium edetat 0,05M serara dengan konta111ina.Si} Rekonstitusi scluruh isi, gunakan
2,004 mg kalsium (Ca) larutan dalam waktu 14 hari. Siinpan vial yang belum
dibuka dan larutan, dala111 lc1nari pendingin .•
\Vadah dan penyhnpanan [)alarn \Vadah C·:isis Kanamisin Su/far BPFJ; tidak boleh dikeringkan.
tunggal, scbaiknya dari kaca Tipe I. Sim pan dalam wadah tcrtut.up rapat, •di te1npat sejuk
dan terlindung dari cahaya. • '
Pcnandaan Pada etiket dicantun1kan isi, jikz 2.da
pen::unbahan gararn kalsiun1 lain, dihitung sctzgai Peruhaltan:
pcrscntase kalsiu1n di dala1n injcksi. E:'.kct ldcntifikasi
n1cnyatakan kadar osn1olar total dalan1 milli Os:nol •c. \Vaktu retensi puncak uta111ti kron1atogr?.1n
per liter. Jika isi kurang dari 100 1111, ataujika ctiket La111tan uji sesuai dcngan Larulan baku scperti Yang
n1cnyatakan bah\\'a Injeksi bukan untuk in;eksi dipcrolch pada l'enetapan kadar. •
langsung tapi harus dicnccrkan scbch1n1 digun;~:a.n,
etikct menyatakan kadar osn1olar total dalam r::.i!li Ta1nbaha11 persyarata11:
Osmol per 1111. Etikct n1cnyatakan bah\va in_i.:-ksi Syarat lain Jika ctiket mcnyatakan bahvta Kanamisin
• harus jcrnih pada saat akan digunakan, dai; bila Sulfat stcril, n1aka han1s n1c1nenuhi persyaratan
terjadi penghabluran, dapat dihar.gatkan cc.tuk Sterilitas dan Endotoksin Bal.:teri seperti yang tertera
1nelarutkan endapan. pada !njeksi Kana1nisin. Jika etiket menyatakan
bahwa Kanamisin Sul fat horus dilakukan proses lebih
\anjut untuk pc1nbuatan sediaan injcksi, n1aka harus
KALSIUM LAKTAT 1ncrncnuhi pcrsyaratan Endotoksin Bnkteri pada
Calcium Lactate lnjeksi Kana111isin.

Ta111balta11 pers11arata11: Perubalzan:


"Baku pembanding Ka/sium Laktat BPFJ.• • Penctapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromutografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
Perubaltan: pad.o Kromarografi <931>.
ldentifikasi Fase gerak Buat larutan natrium hidroksida
B. •spektrum serapan infran1erah zat yang 0, ll 5N, saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
didcspersikan dalam ka/iu111 brotnida P, mcnunit:kan penyesuaian menurut Kesesuaian sisten1 seperti yang
niaksimum hanya pada bilangan gelombang. y::.ng tcrtera pada Kromatografi <931>. ~··
sa1na scperti pada Ka/shun Laktat BPF!.,, Larutan resolusi Tin1bang saksama scjumlah
Amikasin BPFJ dan Kanamisin Su/fat BPFI, larutkan
lli/a11gka11 pers1•arata11: dalam air hingga kadar masing-masing berturut-turut
•cen1aran senya,va organik rnudah 1ncngu:lp lebih kurang 0,02 mg per ml dan 0,008 mg per ml.
...__..471> i\fetodc I n1c1ncnuhi syarat. Lanaan baku Tin1bang saksarna sejun1Jah
Larutan baku dan Larutan uji Buat Laruh~·: :11·i Kanan1isin Su/fat BfJFf, larutkan dalarn air hingga
dcngan kadar 20 mg per n1 \ 1 dan bu at Larutan [.:/.~u kadar lebih kurang 0,008 mg per ml.
dengan kadar dua kali kadar yang tertera .• Laruran uji Timbang saksama lebih kurang 40 mg
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml,
Tan1baha1t persyaratan: larutkan dan encerkan dengan air sampai tanda. Pipe!
• Penandaan Pida etiket ten era bentuk kering :.t:!u 5 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
hidrat; jika dalam bentuk hidrat pada ~eriket dengan air sampai tanda.
dicantumkan tingkat hidrasinya. Jika jumlah kalsium Sis/em kromatografi Lakukan seperti yang tertera
laktat tertera pada etiket sediaan yang mengandung pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tioggi dilengkapi dengan detektor elektrokimia,
1969 ·Injeksi "Kanamisin. I Monografi · Sup/emen Ill Farmakope Indonesia IV :cc

elektroda emas, elektroda pembanding perak-perak yang tertera pada etiket. Mengandung pengawet dan
klorida, kolom pelindung yang berisi bahal) p~l)gisi rjapar yang sesuai.
L47 dan kolom analitik 4 mm x 25 cm yang b<irisi
bahan pengisi L47. Detektor elektrokimia digunakan Perubahan:
dalam mode amperometrik terpadu dengan rentang Baku pembanding • Amikasin BPFI; tidak boleh
300 nC dan keluaran I V skala penuh. Potensial dikeringkan. Simpan dalam. wadiih tertutup rapat, di
diprogram sebagai berikut: tempat sejuk dan terlindung dari cahaya. Endotoksin
BPFI; [Catalan Bersifat pirogenik, penanganan vial
Waktu (detik) Potensial (V) Integrasi dan isinya harus. hati-hati untuk menghindari
0,00 +0,04 kontaminasi} Rekonstitusi seluruh isi, gunakan
0,30 +0,04 rrmlai
0,50 +0,04 akhir larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang belum
0,51 +0,80 dibuka dan larutan rekonstitusi dalam lemari,
0,70 +0,80 pendingin.. KatTl!Tnisin Su!fat BPFI; tidak boleh
0,71 -0,80 . dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, •di
. 0,90 -0.80
tempat sejuk dan terlindung dari cahaya.•
Laju alir iebih kurang 0,5 ml per menit. Lakukan
Perubaltan:
kromatografi terhadap Larutan reso/usi, rekam
Identifikasi
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu
A. Encerkan sejumlah volume injeksi dengan air
retensi· relatif kanamisin dan amikasin berturut-turut
hingga kadar lebih kurang I mg per ml. Larutan ini
. lebih kurang 1,0 dan 1,3; resolusi, R, antara
memenuhi ldentifikasi seperti yang tertera pada
kanamisin dan amikasin tidak kurang dari 3. Lakukan
Kapsul Kanamisin Su!fat.
kromatografi terhadap Larutan baku dan rekam
"B. ·wal..-tu retensi puncak utama pada
respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur:
kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan
faktor iln1tan tidak lcbih dari 2; dan simpangan baku
baku seperti yang dipcroleh pada Penetapan kadar. •
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Tan1bahan persyaratan:
volume sama (lebih i.."Urang 20 µI) Larutan baku dan
•syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera
Larutan uji kc dalatn kron1atograf, rekam
pada Injectiones .•
kromat~gram dan ukur respons puncak utama. Hitung
jumlah dalam µg kanamisin, C,.H,.N.Ou,-dalam tiap.
Perubahan:
mg zat yang digunakan dengan rumus: ·
•renetapan kadar Lak-ukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang

sooo( ~)(;,) diperoleh pada Kromatografi <931 >.


Fase gerak, Larntan resolusi, Larlflan baku dan
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
C adalah kadar Kanamisin Su!fat BPFI dalam mg per pada Penetapan kadar dalam Kanamisin Su!fat. ·
ml Larutan baku; P adalah kadar kanamisin dalam Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume
Kanamisin Su!fat .BPFI, dalam µg per mg; W adalah injeksi, encerkan secara kuantitatif dati jika perlu
bobot dalam mg zat yang digunakan untuk membuat bertahap dengan. air, hingga kadar kanamisin Jebih
Larutan uji; ru dan rs berturut-turut adalah respons kurang 0,006 mg per ml.
puncak kanamisin dari Larutan uji dan Larutan Prosedur Lal.."Ukan seperti yang tertera poda
baku .• Penetapan kadar dalam Kanamisin Su!fat. Hitung
jurnlah dalam mg kanamisin, C"H..N.011, dalarn
Ta1nbahan persyaratan: injeksi yang digunakan dengan rumus:
"Pcnandaan Jika ditujukan untuk pembuatan sediaan
injeksi, pada etiket harus dinyatakan steril atau harus
dilakukan proses lebih lanjut selama pembuatan
sediaan injeksi.. (~ )(i~~o)(;,)
L adalah jumlah dalam mg kanamisin tiap ml injeksi
Perubahanjudul 111011ograji
yang tenera pada etiket; D adalah kadar kanamisin
INJEKSI "KANAMISIN.
dalarn mg per ml Larutan uji, ~erdasarkanjumlah per
Kanamycin Injection ml seperti yang tertera pada etiket dan jumlah
pengenceran; C adalah kadar Kanamisin Su/fat BPFI
Perubahan:
dalarn mg per ml Larutan baku; P adalah kadar j
lnjeksi "Kanamisin. mengandung Kanamisin Sulfa!
kanamisin da1arn Kanamisin Su/fat BPFI dalam µg lj.
setara dengan kanamisin, C"H3,N,011, tidak kurang per mg; ru dan rs berturut-turut adalah respons
dari 90,0 % dan tidak lebih dari 115,0 % dari jumlah
I
.j
__J
Suplemen Ill Farmakope Indonesia JV Monograji I Suspensi Oral Karbamazepin 1970

'.·'·.! ··.,'
puncak kanamlsin dari Larutan uji dan Larutan Larutan uji Timbang saksama tidak kurang dari I 0
baku.• kapsul. Keluarkan semua isi kapsul, bersihkan
cangkang kapsul dan timbang saksama. Hitung bobot
rata-rata isi kapsul. Timbang saksama sejumlah· isi
KAPSUL KANAMISIN SULFAT kapsul setara dengan !ebih kurang 80 mg kanamisin,
Kanamycin Sulfate Capsules masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml, tambahkan
50 ml air, aduk hingga larut. Encerkan dengan air
Perubahan: sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ke dalam labu
Baku pembanding • Amikasin BPFi; tidak boleh tentukur 250-ml, encerkan dengan air sampai tanda.
dikeringkan. Simpan dalam wadah terrutup rapat, di Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada
tempat sejuk dan terlindung dari cahaya.• Kananlisin Penetapan kadar dalam Kanamisin Su/fat. Hitung
Su/fat BPFI; tidak boleh dikeringkan. Simpan da!am jumlah dalam mg kanamisin, C 18H36N 40 11 , dalam isi
wadah tertutup rapat, "di tempat sejuk dan tert-indung kapsul yang digunal:an dengan rumus:
dari cahaya .•

Perubalza11:
Idcntilikasi
A. Lakukan Kromatografi lapis tip:s seperti yang
tertera pada • Jdentifikasi secara Krorr.=.togrqfi Lapis C adalah kadar Kanamisin Su/fat f)PFI dalam mg per
-Tipis <281> •. Toto!kan m-asing-masin;; 10 µ1 lamtan ml Larutan baku; P adalah liadar fanamisin dalam µg
dalam air yang mengandung (1) zat uji :ebih k-ura.~g 1 per mg Kanamisin Su/fat BPFI; ru dan rs bcrturut-
mg per ml dan (2) Kanamisin Su(;°:;: BPFI lebih turut adalah respons puncak kanamisin dari Larutan
kurang 1 mg per ml, pada kmpeng si':;oa gel sctebal uji dan Larutan baku .•
0,25 mm yang tel ah dipanaskan pada suhu 11 O'
selama l jam dan didinginkan se;era sebelum
digunakan. Masukkan lempeng k' dalam bejana Tambaltan 111011ografi
kromatografi yang telah dijenuhkan s.eiama 18 jam SUSPENSI ORAL KARBAMAZEPIN
dcngan fase gerak larutan ka!:um fos.f::: monobas:J P Carbamazepine Oral Suspension
(15 dalam 100) dan biarkan fase gt:ak merambat
lebih kurang tiga per empat tinggi leropeng. Angkat Suspensi oral Karbamazepin mengandung
lempeng, biarkan fase gerak mengu:;;:· dan semprot Karbamazepin, C 15 H 12N2 0, tidak kurang dari 90,0%
lempeng dengan lamtan ninhidrin P <hlam butanol P dan tidak lebih dari 110,0%, dari jumlah yang tertera
( l dalam I 00). Kcringkan lempcng pda suhu l 10° pada etiket.
selama I 0 menit: harga R:· bercak utama yang
diperoleh dari lam tan (I) sesuai dengan yang Bak.u pembanding Karbamazepin .BPFI; lakukan
diperoleh dari larutan (2). pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum•
•B. Waktu retensi puncak utam:=. kromatograrn digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Larutan uji sesuai dengan Larutan bai:u seperti yang Senyawa Sejenis A Karbamazepin BPFI.
diperoleh pada Penetapan kadar. •
Identifikasi Masukkan 5 ml suspensi oral ke dalam
Perubaltan: corong pisah yang berisi 20 ml natrium hidroksida
Disolusi <1231> •Prosedur ur.ruk gab;;.ngan san1pel. 0,1 N dan ekstraksi dengan 25 ml kloroform P.
Media disolusi: 900 ml asam l:iarida 'C.01 N. Lewatkan ekstrak melalui kertas saring yang berisi
A/at tipe 1: l 00 rpm natrium sulfat anhidrat P ke dalam gelas piala. Bilas
Waktu: 45 menit natrium su/fat anhidrat dengan 10 ml kloro/onn P,
Prosedur Lakukan penetapan jumlal-. C18H 36N.0 11 , dan tambahkan bilasan ke dalam ekstrak. Uapkan
yang terlarut dengan cara seperti yang tertera pada ekstrak kloroform dengan bantuan aliran nitrogen
• Penetapan kadar. sampai kering. Larutkan residu dalam 10 ml
Toleransi Dalam vtaktu 45 menit h~. ...-us larut tidak metilenklorida P. Spektrum serapa11 inframerah
kurang dari 75% (Q) C 18 H,.'.",0 11 , d:..:-: jumlah yang larutan ini menunjukan n1aksin1um hanya pada
tertera pada etikct. bilangan gelombang yang sama sepeni pada
Karban1azepin BPFI..
Perubahan :
• Penetapan kadar Lakukan Kro,,;atografi cair Uji batas mikroba <51> Angka lempeng total tidak
kinerja tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi lebih dari I 00 koloni per g, tidak boleh mengandung
<931>. Salmonella sp dan Escherichia coli.
Fase gerak, Larutan resolusi, Lar.1tan baku dan
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Penetapan kadar dalam Kanamisi" Su/fat.
1971 Karvedilol / Monografl · Sup/emen III'Fannakope Indonesia IV

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi. syarat Karvedilol mengandung tidak kurang dari 98,0 % dan
untuk suspensi oral yang dikemas dalam wad ah. dos is tidak lebih., dari 102,0% C24H26N20,, dihitung
tunggal. terhadap zat yang telah dikcringkan.

Volume tcrpindahkan <1261> Memenuhi syarat Pemerian Serbuk hablur putih atau hampir putih.
untuk suspensi oral yang dikemas dalam wadah dosis
ganda. Kclarutan Sukar larut dalam etanol; praktis tidak
larut dalam air dan dalam asam encer.
Penetapan kadar Laku]\an penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinelja tinggi seperti yang tertera Baku pembanding Karvedi/ol BPFJ: Senyawa Sejenis
pada Kromatografl <93 i>. A Karvedilol BPFI. Senyawa S~enis B Karvedilol
Fase gerak. Larutan kesesuaian sistem, Larutan BPFI. Senyawa Sejenis C Katl'edi/ol BPFI. Senyawa
baku dan Sistem kromatografi Lakukan seperti yang Sejenis D Karvedilol BPFJ. Senyawa Sejenis E
tertera pa.da Penetapan kadar dalam Karbamazepin. . Karvedilol BPFI. Can1puran Kesesuaian Sislen1
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume Karvedilol BPFI.
suspensi oral yang baru dikocok setara dengan lebih
kurang 200 mg karbamazepin, masukkan kc dalam ldcntifikasi
labu tentukur 100-ml, tambahkan lebih kurang 70 ml A. Spektrutn serapan inframerah zat yang telah
metanol P, kocok secara mekanik selama lebih dikeringkan dan didispcrsikan dalam ka/ium bromida
l.."Urang 30 menit, sonikasi selama lebih kurang 2 P menunjukkan tnaksimu~n hanya pada bilangan -
menit, encerkan dengan metano/ P- sampai tanda. gclombang yang sama scpcrti Karvedi/ol BPFI.
Diamkan larutan selama 10 menit, pipe! IO ml B. Waktu rctcnsi puncak uta1na kromatogran1
beningan ke dalam labu tcntubir 100-ml, encerkan La111tan uji scsuai dengan Larutan baku seperti yang
dengan metanol P sampai tanda. Untuk pcnetapan uji diperolch pada Penetapan kadar.
kesesuaian sistem, campur 10,0 ml Larutan uji dan
10,0 ml Larntan kesesuaian sistenz. Susut pcngeringan <1121> Tidak Iebih dari 0,5o/o;
Prosedur Lakukan penetapan seperti yang tertera lakukan pcngeringan pada suhu I 05° selama 3 jam.
pada Penetapan kadar dalam Karbamazepin. Hitung
jumlah da!am mg karbamazepin, C 15H 12N 20, dalam Sisa pemijaran <301> ;fidak lcbih dari 0,1%;
suspensi oral yang digunakan dengan rumus: lakukan penetapan menggunakan I g zat.

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari IO


bpj.

0
Scnya"~·a sejenis [Carp.tan Berdasarkan proses,
• C adalah' kadar lCarbamazepin' BPFJ dalam mg per cemaran sejenis dilakukan sesuai Uji 1 atau Uji 2.
ml Larutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah Uji 2 direkomendasikan jika Senyawa sejenis F
respons puncak dari Larutan uji dan Larutan baku. karvedilol adalah cemaran potensial} ·
UJI I Masing-masing ccmaran tidak lebih dari
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah batas yang tertera pada Tabel; Total ccmaran tidak
tertutup rapat, tidak tembus cahaya, hindari kbih dari 0,5%. Lakukan penetapan secara
pembekuan dan panas berlebih. Kromatografi cair kine1ja tinggi seperti yang tertera
pada Kromatografi <93 I>.
Dapar dan Fase gerak Lakukan sepeu.i. yang tertera
Tambaha11 monografi pada Penetapan kadar. .
KARVEDILOL Lanllan kesesuaian siste1n Timbang saksan1a
Carvcdilol scjumlah Karvedilol BPFJ dan Senyawa Sejenis C
KarTedilol BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga
kadar n1asing-n1asing lebih kurang 0,05 n1g per ml.
la11lla11 baku Ti1nbang saksatna scjumlah
Karvedilol BPFJ, Senyaiva sejenis A Karvedilol
BPFJ, SenyaH 1a sejenis B Karvedi/ol BPFI, Senyaiva
sejenis C Karvedilo/ BPFJ, Senyawa sejenis D
Karvedilol BPF/ dan Senyawa sejenis E Karvediiol
BPFJ, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar lebih
kurang 0,001 mg per ml untuk Karvedi/ol BPFI,
(±)-1 -{karbazol-4-iloksi)-3-[[2-{o-metoksifenoksi) Senyawa Sejenis A, B, D dan E Karvedi/ol BPFI dan
etiljaminoj-2-propanol (72956-09-3) 0,2 µg per ml untuk Senyawa Sejenis C Karvedi/ol
C2o1HuN204 BM 406,47 BPFJ.
Suplemen Ill Farmakope Indonesia IV Monografi /.Karvedilol 1972

Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, Kromatografi cair kine1ja ti~ggi seperti tertera pada
larutkan dalam Fase gerak hingga kadar lebih kurang Kromatografi <931>.
I mg per ml. _Larutan A Buat campuran asetonitril P - asam
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera trijluoroasetat P (I 00:0, I).
pada Kr91?.10t9grafi <931>. Kromatograf cair kinerja La11Jtan B Buat campuran air asa1n
tinggi dilengkapi dengan detektor dengan dua trijluoroasetat P (I 00:0, 1).
panjang gelombang (220 nm Jigunakan untuk Pengencer Buat ca1npuran air - asetonitril P -
penentuan senyawa sejenis E karvedilol dan 240 nm asam trijluoroasetat P (78:22:0, 1).
untuk karvedilol dan senyawa sejenis yang lain) dan Fase gerak Gunakan variasi campuran Lan1tan A
kolom 4,6-mm x 15-cm berisi bahan pengisi L7 dan Larutan B seperti yang tertera pada Sistem
dengan ukuran partikel 5µm. Laju alir lebih kurang I kromatografi. Jika · perlu lahkan -penyesuaian
ml per menit. Pertahankan suhu kolom pada 55°. mcnurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada
Lakukan kromatografi terhadap Lan1tan kesesuaian
sistem, ukur respons puncak sepcrti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan kesesuaian siste111 Timbang saksama
·-
Prosedur: resolusi, R, antara puncak karvedilol dan sejumlah Catnpuran Kesesuaian Siste1n Kan edilol 1

puncak senyawa sejenis C karvedilol tidak kurang BPFI, larutkan dolam Pengencer hingga kadar lebih ·
dari 17. kurang 1,0 mg per ml.
Prosedur Suntikkan sejumlah volume sama (lebih Larutan uji Buat larutan zat dalan1 Pcngencer
kurang_20 µ!) Larutan baku dan Larutan uji ke dalar.1 hingga kadar lebih kurang 1 mg pCf ml.
kron1atograf, rekam kron1atogram dan ukur semua Si.~1en1 krOrnatografi Lakukan scperti yang tertcra
rcspons puncak. l-litung pcrscntase scnya,va scjcnis pad a Kro111a!ogra;l <931 >. K.rot11atograf cair kincrja
A, !3, C, D dan E karvcdilol dalam z.'t yang tinggi dilengkapi dcngan detektor 240 n1n dan kolorn
digunakan O.cngan runius: 4,6 mm x 15 cm, berisi bahan pengisi L68 dengan
ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang l ,4 ml
per rnenit. Pcrtahankan suhu kolom pada 30°.
Kron1atograf diprogra1n sebagai berikut:

\Vaktu Larutan A Larutan B Eluasi


(mcnil) (o/o) (%)
Cs adalah kadar masing-masing cen1aran dalamto n1g 0-20 22 78 i5ok.ratik
per ml Larutan baku; Cu adalah kadar karvedilol 20-33 22-38 78-62 gradicn linicr
dalam mg per ml Larutan uji; r, adalah respons 33-45 38 62 isok.ratik
45-55 38-55 62-45 grodien li!iier
puncak masing-masing cemaran dari larutan uji;
55-65 55 45 isok.ratik
dan rs adalah respons puncak masing-masing 65-68 55-22 45_.7~ gradicn linicr
cemaran dari Larutan ba/...·u. Hitung persentase 68-80 22 78 kcsctimb:mgan
masing-masing cemaran lain, dengan Cs adalah kadar
Karvcdilo/ BPFI dalam Larutan balm. Lakukan kromatografi terhadap Lan.ttan kesesuaian
sistem, rekam semua respons puncak seperti yang
Tabei tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak
Waktu karvedilol dan puncak senyawa sejenis F karvedilol
Batas
Nam a retcnsi
(%) tidak kurang dari 1,8.
relatif
Senyawa Scjcnis A karvedi!o\ 1 0.52 0.1 Prosedur Suntikkan sejumlah volume tertentu
Seny.:i:wa Sejcnis B karvedilol: 8,5 0,1 (lebih kurang 20 µI) Larutan uji kc dalam
Karvedilol 1,0 kromatograf, rekam kromatogran1 dan ukur sernua
Senyawa Scjenis C kan•edilol 3 3,6 0,02 respons puncak. Hitung persentase senyav>'a sejenis
Scnyawa Scjenis D karvedilol' 5,0 0,1
Scnyawa Sejenis E karvedilo! 5 0,35 0,1 karvodilol dalam zat dengan rumus:
Tiap cemaran lain 0, I 0
1J-(4-(2-l:idroksi-3-(2-(2-mc:toksifenoksijeJi/amino)propoksi) -9-IJ-
karbazol-9-il)-3-(2-(2-fenv.::.s:)cfiian:ino)propan-2-ol.
1
3,3 '-(l-(1-meroksifenoks.';~·1ihi=andiiljbis( J. 9H-karl•a:ol-4-
iloksi)propan-2-ol.
J ( 1-9 H-knrb(l2o/-4-i loks i) ·} · ! benzil (2 -(1-
metoks ifenoks1)etil)am ino;; :-opa11-J-ul.
1·;adalah respons puncak n1asing-1nasing cen1aran
'4-(0ks iran-2-ilmetoksi)-9h'-karba:o/
sl-(2-meroksifenoksi)etil ar.:1n dari la11ilan uji; rs adalah jun1\ah sen1ua respon
[Catalan Abaikan cernaran yang /....1irang dari 0,01%. puncak dari Larutan uji.
dihitung terhadap Larutan baku}

UJI 2 Masing-masing cemaran tidak Jebih dari


batas yang tertera pada Tobe/; Total cemaran tidak
lebih dari . 0,5%. Lakukan penetapan secara
1973 Karvedilol I Monografi Suplemen III Fannakope Indonesia IV

(1~0J(~)
Tabel
Waktu '''.
Batas
Nam a retensi
(%)
relatif
Senyawa Sejcnis F Karvedilol 1 1,2 0, 1"
Scnyawa Sejenis C Karvedilol2 1,8 0,02 F adalah faktor respon relatif sit'ma dengan I, I; r1
Karvedilol 1,0 adalah respons puncak senyawa sejenis F katvedilol
N,0-Bis-karvedilol' 0,7 0,1
N,N-Bis-karvcdilol' 2, I 0, I dari Larutan uji;· rs adalah. ju!Dlah respon puncak
N-isopropilkarvcdilol 5 1,6 0.1 kruvedilol dan· senyawa sejenis F katvedilol dari
Biskarbazol' 3 O,I Larutan uji.
Tiap cemaran lain . O, l
1
I -(2-(2-metoksifenoksi)etilamino}-3(6, 7,8, 9-telrahidro-5H-
karbazol-4-iloksi)propan-2-ol. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
1
1-(9H-karbazol-4-iloksi-3-benzil{[2-{2-
metoksifenoksi}eti/)am ino)-2-propanol.
J J-[9-{3-{1~(2-metoksifenoksi}elilamino]-241idroksipropil];.9H­
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
pada Kromatografi<93 I>. ·-
Dapar Timbang saksaina 2,72 g kalium fosfat
karbazol-4-iloksi)-3-{2-(2-metoksifenokr1Jetilamino]-2- propanol.
#I, I ..{2-(2-metoksifenoksi)etilJim in obis[3 (9-H-karbazol-4-iloksi)- monobasd P larutkan dalam 1000 ml air dan atur pH
2-propano/. hingga 2,0 dengan penambahan larutan asam fosfat P
j 1-(H-karbazol-4-iloksi)-3-[{2-{2-metoksifenoks i)etil)N- (69 dalam 1000).
isopropilarµino}-2-Propanol. Fase gerak Buat campuran dapar-.asetonitril P
~I ,3-Bis-( 9H-karbazol-4-iloksi)-2-propanol.
•Cemaran ini dih-itung menggunakan Uji Senyawa sejenis F (69:31), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
Karvedi!ol penyesuaian menurut Kesesuaian sisten1 seperti yang
tertera pada Kromatografi <931>.
Senyawa sejenis F Karvedilol (Jika ada) Lakukan Larotan kesesuaian sislern Timbang saksama
penetapan secara Kromatografi cair kinerja linggi sejumlah Karvedilol -BPFI dan Senyawa sejenis A
seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. Karvedilol BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga
Larutan A Buat campuran air-asam trifluoroasetal kadar masing-masing lebih kurang 0,05 mg per ml.
p (100:0,5). La11,tan baJ...·-u Tin1bang saksama sejumlah
Larutan B Buat campuran mctanol P-asarn Karvedi/ol BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga
irifluoroasetat P (100:0,5). kadar lebih kurang 0,04 mg per ml.
Fase gerak Buat campuran larutan A-Larutan B " Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg
(65:35) saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml.
penyesuaian menurut Kesesuaian Sistem seperti yang Larutkan dan encerkan dengan Fase gerak sampai
tertera pada Kromatografi <93 l> tanda. Pi pet I 0 ml larutan ini ke dalam labu tentukur
Pengencer Bual campuran air-asetonilri/ P (!:!). 50-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
Larutan kesesuaian sis/em Timbang saksama Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
' ' sej urnlah Campuran Kesesuaian Sistem Karvedilo/ pada Kromatografi <93 l>. Kromatograf cair kinerja
BPFI, larutkan dalam Pengencer hingga kadar lebih tinggi ciilengkapi dengan detektor UV 240 nm dan
kurang 1,5 mg per ml. kolom 4,6 mm x 15 cm berisi bahan pengisi L7
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat dengan ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 1
masukkan ke dalam labu tcntul..-irr yang sesuai dan ml per menit dan waktu analisis lehih kurang 60
tambahkan lebih kurang 1,9 ml Pengencer per mg menit Pertahankan suhu kolom pada 55'. Lakukan
zat. Sonikasi untuk melarutkan. Encerkan dengan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem,
pengencer hingga kadar lebih kurang 1,5 "mg per ml. rekam respons puncak seperti yang tertera pada
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera Prosedur: resolusi, R, antara puncak katvedilol dan
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja puncak senyawa sejenis A kaivedilol"tidak kurang
tinggi dilengkapi dengan detektor 226 nm dan kolom dari 4,0; faktor ikutan katvedilol tidak lebih dari
4,6 mm x 3 cm, berisi bahan pengisi L7 dengan l ,5;dan simpangan baku relatif pada penyuntikan
ukuran partikel 3 µm. Laju alir lebih kurang 2 ml per ulang tidak lebih dari 2%.
menit. Pertahankan suhu kolom pada 40'. Lakukan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
kron1atografi tcrhadap larutan kesesuaian sisten1 dan volume sama (lebih kurang I 0 µI) Lam/an baku dan
rekam respons puncak seperti yang tertera pada forntan uji ke dalam kromatograf, rekam
Prosedur: resolusi, R, antara puncak karvcdilol dan kromatogram dan ukur respons puncak. Hitung
puncak senyawa sejenis F kaivedilol tidak kurang persentase katvedilol, C 24 H26N 20,, dalam zat dengan
dari 2,0. rurnus:
Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih
kurang I 0 µ!) Larutan uji ke dalam kromatograf,
rclcam kromatogram dan .ukur respons puncak_
Hitung persentase senyawa sejenis F katvedilol
dalam zat dengan rumus:
Suplemen III Farmakope Indonesia IV Monografi I Tablet Karvedilol 1974

Cs adalah kadar Karvedilol BPFI. dalam mg per ml Tabel


Larutan baku; Cu adalah kadar karvedilol dalam mg Etiket (mg) Cs(mgpcrml)
25 O,Q28 •
per ml Larutan uji; ru dan rs berturut-turut adalah 0,014
12,5
respon puncak dari Larutan uji dan Larutan baku. 6,25 0,007.
3,125 0,0035
Wadah dan pcnyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, pada suhu ruang terkendali. Larutan uji Gunakan sejumlah Iarufan disolusi

yang telah disaring melalui penyaring yang sesuai
Pcnandaan Cantumkan uji Senyawa sejenis yang dengan porositas 0,45·µm.
digunakan,jika tidak menggunakan Vji 1. Prosedur Lakukan penetapan jumlah C24H 2.N20 4
yang terlarut dengan mengukur serapan Larui~ baku
dan Larutan uji pada panjang gelombang serapan
Tambalta11 11io11ografi maksimum lebih kurang pada •-zss dan 380 nm
TABLET KARVEDILOL menggunakan sel I-cm. Gunakan Media disolusi
Carvedilol Tablets sebagai blangko. Hitung serapan terkoreksi dari
Lani/an baf..."U dan Larutn11 uji dengan rumus:
Tablet Karvedilol mcngandung Karvedilol,
C24H26N20 4, tidak kurang dari 90,0 % dan tidak Icbih
dari 110,0% dari jumlah-yang tcrtcra pada etiket.

Baku pcmbanding Karvedilol BPf7. A1wrcksi adalah serapan terkoreksi dari Larutan baJ...11
atau La1i.ltan uji; A 2&s adalah serapan dari Larutan
Identifikasi baku atau Lorutan uji pada 285 nm; A 380 adalah
A.Waktu retensi puncak uta1na kromatogram serapan dari Lorutan baku pada 380 nm. Hitung
Larutan uji sesuai dcngan Lorutan baku seperti yang persentase, karvedilol, C 24 H 26 N 20 4, yang terlarut
dipcrolch pada Penetapan kadar. dengan n1mus:
B. Masukkan I 0 tablet ke dalam tabung
polipropilen 150 ml dan hancurkan dalam metanol
(lcbih kurang I 00 mi•· untuk tablet dcngan kadar
3,125; 6,25 dan 25 mg dan lebih kurang 50 ml untuk
tablet dengan kadar 12,5 mg) menggunakan
pengaduk mekanik. Pindahkan campuran ke dalam 900 adalah volume dalam ml Media diso/usi; Au dan
labu tentuhir yang sesuai dan encerkan dengan As berturut-turut adalah serapan terkoreksi Larutan
metanol P hingga kadar lebih kurang 0,125 mg per uji dan Lorutan baku; Cs adalah kadar koreksi
m!. Saring melalui penyaring PTFE dengan porositas dalam mg per ml Larutan balm, sesuai yang tertera
0,45 µm. Spektrum serapan ultraviolet larutan yang pada etiket dalam Tabel; L adalah jumlah karvedilol
diukur dalam sel 0,2 cm pada panjang gelombang dalam mg per tablet yang tertera pada etike~ J00
250 nm sampai 400 nm menunjukkan maksimum dan adalah faktor konversi terhadap persentase.
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti Toleransi Dalam waktu 30 menit harus lorut tidak
pada Karvedilol BPFI. kurang dari 80% (Q) C24 H 26N,P4 dari jumlah yang
tertera pada etikct.
Disolusi <1231>
VJ/ I VJ! 2
Media disolusi: 900 ml enceran asam k/orida P Jika pada etiket tercantum bahwg.sediaan memenuhi.
pH 1,45 ± 0,2 (asam klorida 0,01 N atur pH hingga Uji disolusi 2, lakukan uji disolusi di bawah ini.
1,45 ± 0,2 dengan penambahan asam klorida I N), Medza disolusi: 900 ml cairan Jambung buatan
a\vaudarakan. tanpa cnzim.
A/at tipe 2: 50 f]llll Waktu: 30 menil A/at, JVaktu, La11aan baku per.sediaan. Lnrutan
Lakukan penetapan jumlah karvedilol, C24 H26 N 20 4 baku,- Larutan uji dan Prosedur Lakukan pengujian
terlarul mcnggunakan mctode sebagai berikut: scperti pada Uji I.
Larutan baku persediaan Timbang saksama Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
lebih kurang 7 mg Karvedi/o/ BPFI masukkan ke kurang dari 80% (Q) C24 H 26 N 20 4 dari jumlah yang
dalam labu tentukur 250-ml, tambahkan 5 ml metanol tertera pada etiket.
P dan sonikasi. Dinginkan hingga suhu ruang,
encerkan dengan Media diso/usi sampai tanda. Keseragaman sediaan <911> Memen~hi syarat.
Larutan baku Encerkan Lorutan baku Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
persediaan dengan Media disolusi sesuai dengan ldnerja tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi
etiket, hingga kada:r (Cs) seperti yang tertera pada <931>.
Tabe/.

'
·-·-!
· 1975 Tablet Karvedilol/ Monografi Sup/emen III Farmalrope Indonesia IV

Dapar, Fase gerak. Pengencer, Larutan metano/ puncak seperti yang tertera pada Prosedur: faktor
dan Sistem kromatograji Lakukan seperti yang tertera ikutan untuk' puncak karvedilol tidak lebih ·dari 2,0
pada Penetapan kadar. dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
Larutan uji Masukkan I tablet ke dalam labu tidak lebih dari 3,0 %.
tentukur yang sesuai berdasarkan etiket. Tambahkan p;;,~;Jui- Suntikkan secara terpisah sejumlah
air lebih kurang 10% volume labu. Kocok sampai volume sama (lebih kurang 15 µl) Larutan uji dan
tablet hancur, tamballkan Pengencer lebih kurang Larutan baku ke dalam kromatograf, rekam
75% dari volume labu dan sonikasi sampai tablet
hancur sempuma (lebih kurang 30 menit). Kocok
kromatogram dan ukur respons puncak karvedilol
dari Larutan baku dan semua puncak Larutan uji
.
-secara mekanik selama 30 menit, dinginkan, dan selain. puncak karvcdilol. Abaikan puncak dengan
encerkan dengan Pengencer hingga kadar karvedilol waktu retensi relatif kurang atau sama dengan 0,04
lebih kuo:ang 0,25 mg per ml, berdasarkan etiket, dan puncak kurang dari 0,05% dari nominal respons
sentrifus sejumlah larutan pada 2400 rpm selama 10 puncak karvedilol. dalam Larutan baku. Hitung
menit. Pipet 4 ml beningan ke dalam labu tentukur persentase senya,va sejenis dalam tablet dengan
100-ml. Tambahkan Larutan metanol lebih kurang rumus:
85% dari volume labu dan sonikasi selama 20 menit
dan kocok sekali-sekali. Tambahkan Larutan metanol
sampai tanda dan saring melalui penyaring yang
sesuai dengan porositas 0,45 µm.
1
Cu)
I(
oo ( s_ !J.__)
rs
Prosedur Suntikkao secara terpisah sejun1lah
volume sama (lebih k'llrang 25 µI) Larntan uji dan Cs adalah kadar Karvedilol BF'/<~/ da!an1 ing per ml
Larutan baku ke dalam kromatograL rckam Larutan ba.::u; Cu adalah kadar karvcdilol dalam mg
kromatogram dan uh..llr respons puncak uta111a. Hitung per n1l Lanaan uji; r; adalah rcspons puncak masing-
jumlah dalam mg karvedilol, C24 H26N 2 0, dalam n1asing cemaran dari Larutan uji dan rs adalah
tablet yang digunakan dengan rumus: rcspons puncak karvedilol dari larutan baku.

Penctapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


Kronzatogrc.fi rair kine1ja tinggi scpcrti yang tcrtera
pada Kromatografi <931>.
Dapar Timbang lebih kurang 0,7 g kalium fosfat
L adalah jumlah karvedilol dalam mg per tablet nionobasa anhidrat P, n1asukkan ke dalam labu
seperti yang tertera pada etiket; Cs adalah kadar tentukur 1000-ml. Larutkan dengan 500 ml air,
Karvedilol BPFI dalam mg per ml Lanaan baku; Cu tambahkan l 0 1111 trietilamin P. Atur pH hingga 3,0
adalah kadar karvedilol dalam mg per ml Larutan uji ± 0, 1 dengan peua1nbahan asarn fosfat P, tambahkan
berdasarkan jumlah yang tertera p~da etiket; ru dan , air sarnpai tanda.
rs berturut-turut·adalah respons puncak dan larutan 'Fase'g~rak Timbang saksanr• lebih kurang 1,04 g
uji dan Larutan baku. natrium dodesi/sulfat P masukkan ke dalarn labu
tentukur 2000-ml, larutkan dengan lebih kurang 150
Senyawa sejenis Masing-masing cemaran tidak lebih ml Dapar dan sonikasi. Tambahkan 720 ml
dari 0,2%; dan total cemaran tidak lebih dari 1,0%. asetonitril P dan encerkan dengan air sampai tanda.
Lakukan penetapan dengan cara Kromatograji cair Saring rnelalui penyaring nilon 66 dengan porositas
hnerja tinggi seperti yang tertera pada Kromatograji 0,2 µm, awaudarakan. Jika perlu lak'Ukan
<931>. penyesuaian, rnenurut Kesesuaian sistem seperti yang
Dapar, Fase gerak, Larutan nietano/, Pengencer tertera pada Kromatografi <931 >.
dan Sistem kromatografi Lak'llkan seperti yang tertera Pengencer Buat can1puran 1netanol P - asani
pada Penetapan kadar. klorida I .\f (9: 1).
Larutan baku Encerkan secara kuantitatif dan jika Larutan metanol Buat campuran 1netanol ?-air
perlu bertahap Larutan bafo yang diperoleh dari (1: ll.
Penetapan kadar dengan campuran air - Pengencer L.arutan baku Timbang saksama sejumlah
(1 : 1) hingga kadar lebih kurang 1,25 µg per ml. Kan·ediloi BPFI, larutkan dengan carnpuran
Larutan uji Pipet 25 ml beningan dari La111tan uji Pengencer-3.ir (9:1) dan sonikasi san1pai larutan
Tahap A yang diperoleh dari Penetapan kadar ke jernih. Encerkan secara kuantitatif dan jika perlu
dalarn labu tentukur 50-ml, encerkan dengan air bertahap dengan Larutan metanol hingga kadar lebih
sarnpai tanda. Saring melalui penyaring yang sesuai kurang 0,0125 mg per ml.
dengan porositas 0,45 µm. Larutan uji Tahap A Timbang dan serbukkan tidak
Sistem Ja:omatografi Lakukan seperti yang tertera kurang dari 20 tablet. Timbang saksarna sejumlah
pada Kromatografi <931>. Lak'Ukan penetapan serbuk tablet setara dengan lebih kurang 25 mg
seperti yang tertera pada Penetapan kadar. Lakukan karvedilol, masukkan ke dalam labu tentukur I 00-ml.
kromatografi terhadap Larutan bai.11, rekam respons Tambahkan 10 ml air, kocok dan tambahkan 70 ml
· Sup/emen Ill F armakope Indonesia IV . Monograji I Ketamin Hidroklorida 1976

Pengencer, sonikasi selama lebih kurang 30 menit. dalam wadah tertutup rapal. Senyawa se1ems A
Kocok secara mekanik lebih kurang 30 menit dan Ketamin Hidrok/orida BPFI; tidak boleh
encerkan dengan Pengencer sampai tanda. Larutan dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
ini mempunyai kadar lebih kurang 0,25 mg per ml. terlindung dari cahaya {Perhatian Hindarkan
Sentrifus lebih kurang 50 ml !arutan pada 2000 rpm larutan dari cahaya dan /akukan pengujian segera
selama I 0 menit. setelah larutan dibuat} .•
La1'utan uji Tahap B Pipe! 10 ml beningan dari
Larutan uji Tahap A ke dalam labu tentukur 200-ml I/ila11gka11 persyarata11:
dan encerkan dengan Larutan metan_ol sampai landa. • Jarak lebur <!Oil> Metode JI Antara 258° dan
Saring melalui penyaring yang sesuai dengan 261° .•
porositas 0,45 µm, dan buang 5 ·ml filtrat pertama.
Sis/em kromatograji Lakukan seperti yang tertera Ililangka11 persyaratan:
12
pada Kromatograji <93 l>. Kromalograf cair kinerja An1ina asing
tinggi dilengkapi dengan detektor 240 nm dan "kolom Pereaksi Dragendorff termodijikasi Larutkan I, 7 g
4,6 mm x 5 cm, berisi bahan pengisi L7. Pcrtahankan bismut subnitrat P dalam 80 ml air dan 20 ml asam
suhu kolom pada 40°. Laju alir lebih kurang l ml per asetat glasial P, jika perlu hangatkan. Dinginkan,
menit dan waktu analisis lebih kurang 30 menit. tambahkan 100 ml larutan kalium iodida P (l dalam
Lala1kan kromatografi lerhadap Larutan baku, rekam 2), dan carnpur. Sin1pan larutan induk ini dala1n
rcspons puncak s_eperti yang tcrtera pada Prosedllr: lcmari pcndingin agar tahau Jama. Jika akan
faktor ikutan untuk puncak karvcdilol tidak lebih dari digunakan, enccrkan 10 1111 larutan dCngan air hingga
2,0 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan I 00 1111, 1an1bahkan l 0 1111 asa111 asetal glasial P,
ulang tidak lebih dari 2,0%. can1pur. Ta111bahkan I 20 rng hablur iotiutn P, kocok
Prosedur Suntik.kan secara terpisah sejun1lah hingga larut scmpun1a. Sin1pan di lcn1ari pcndingin,
volume sama (lebih kurang 25 µl) Larutan baku dan dan tidak belch digunakan lagi sctelah 2 n1inggu.
Larutan uji TahaJJ B kc dala111 kro1natograf, rcka1n Larutan 1{ii Larutkan 750 1ng dalatn 5 1111111etanol
kron1atogram dan ukur rcspnns puncak utama. 1-1 itung P.
persentase karvcdilol, C 241-1 26 N 2 0 4, dcngan rurnus: J;nceran /arutan uji Pipet l nil La1111a11 uji kc
dalan1 labu tentukur 200-111! dan enccrkan dengan
n1etanol l' san1r~ii trind3. "
Prosedur Lakukan scperti yang lertera pada
Kromatograji <931 >. T otolkan sccara terpisah
masing-masing 4 µI lanaan uji dan Encerkan
Cs adalah kadar Karvedilo/ BPFI dalam mg per ml larutan ufi pada jarak yang sa1na, 2,5 cm ·dari tepi
Larutan balm; Cu adalah kadar karvedilol, dalam mg bawah lempeng kromatografi silika gel setebal 0,25
per ml Larutan uji Tahap. B. berdasarkan jumlah yang 1nn1 dan biarkan bercak 1nengering. l\1asukkan
tertera pada etiket; r~ d<ln °rs be~Uirut~turut adalah lempeng ke dalam bejana kromatografi yang berisi
respons puncak dari Larutan uji Tahap B dan fase gerak campuran benzena P-metanol P-amonium
Larutan baku. hidroksida P (80·20:1) biarkan fase gerak merambat
lebihn kurang tiga per empat tinggi lempeng. Angkat
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup lempeng, biarkan fase gerak menguap. Sei;nprot
rapat, tidak tembus cahaya dan terlindung dari lempeng dengan Pereaksi Dragendorfftermodijikasi;
lembab. Simpan pada suhu ruang terkendali. harga Rt bcrcak utama larutan uji scsuai dengan
harga bercak utan1a Encerkan fa1111an uji; dan jika
Penandaan Cantumkan uji disolusi yang digunakan terdapat bercak lain selain bercak utama pada
jika tidak menggunakan Uji I. La11aan uji tidak lebih intensif dari bcrcak utarna
Enceran /a111ta11 uji. •

l/ilangka11 pers~raratan:
KET AMIN HIDROKLORIDA •Ken1urnian kro1natografi ....
Ketamine Hydrochloride l.anaan hak11 Tin1bang saks~rna scju1nl'1h
Ketaniin Hiliroklorida B!'Fl. larutkan dalarn n1eta110/
Per11baha11: P hingga kadar 0,5 mg per ml. Encerkan secara
Ketan1in Hidroklorida mengandung lidak kurang dari kuantitatif dengan metanol P hingga kadar seperti
"98,0%. dan tidak lebih dari "102,0%., yang tcrtera dalam label berikul:
C13H 16ClNO.HCI.

Perubahan:
Baku pembanding Ketamin Hidroklorida BPFI;
tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan, "simpan
1917 Ketamin llidrQklorida I Monografi · . Suple111enJII Farmakope Indonesia IV

Pcngenceran Kadar Ke~min Pcrsentase ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 1 ml per
Hidroklorida BPFI (% Untuk menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,
dalam µg per ml perbanding.u\''
dengan rekam , respons puncak seperti yang tertera pada
Larutan uii) Prosedur: urutan eluat adalah ketamin hidroklorida
A (tidak 500 1,0 diikuti dengan senyawa sejenis A ketamin; resolusi,
dienccrkan) R, antara puncak ketamin hidroklorida dengan
B (l dalam 2 250 0,5
C(l dalam 5) 250 0,2
puncak senyawa sejenis A ketamin tidak kurang dari
D (ldalam 10) 50 0,1 2,0; waktu retensi ketamin hidroklorida adalah antara
3,0 dan 4,5 menit Gika perlu atur konsentrasi air dan
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji, asetonitril); faktor ikutan tidak lebih dari 1,5.
larutkan dalam metanoT P hingga kadar 50 mg per Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
ml. volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan
Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada Larutan uji kc dalam kromatograf, rekam
Kromat9grafi <931>. Totolkan secara terpisah kromatogram, identifikasi puncak ketamin
masing-masing 10 µl Larutan uji , dan Larutan baku hidroklorida dan senyawa sejenis A ketamin, ukur
pada lempeng silika gel setebal 0,25 mm dan biarkan respons puncak 1nasing-masing. Hii.ung persentase
bercak mengering. Masukkan lempeng ke dalam masing-n1asing cemaran dalam zat dengan rumus:
bejana kromatografi yang tidak dijenuhkan, berisi
fase gerak campuran toluena P-isopropanol P-
amoni'um hidroksida p (80:19,5:0,5) biarkan fase
gerak merambat lebih kurang tiga per empat tfnggi
lempeng. Angkat lempeng, biarkan fase gerak
menguap, kemudian masukkan lempeng ke dalam C adalah kadar Ketamin Hidroklorida BPFI dalam
bejana berisi uap iodum selama 1 jam. Bandingkan mg per ml Larutan baku; W adalah bobot zat dalam
intensitas bercak lain selain bercak utama dari mg yang digunakan untuk membuat Larutan uji; ri
Larutan uji dengan bercak utama Larutan baku; adalah respons puncak masing-n1asing ccmaran
jumlah intensitas bercak lain selain bercak utama dari dalam Larutan uji; dan rs adalah respons puncak
Larutan uji setara dengan tidak lebih dari 1,0% kctan1in hidroklorida dari Laruran baku .•
senyawa sejenis dan ll1.-'1~ing-masing cemaran tersebut
tidak lebih dari 0,5% .• Perubahan: "
• Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Ta111bahan persyaratan: Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
•senya,va sejenis Senyawa sejenis A Ketamin tidak pada Kromatografi <931>.
lebih dari 0,1 %; Cemaran lain yang tidak diketahui, Dapar Larutkan 5,75 g amonium fosfat monobasa
tidak lebih dari 0,3%; dan total cemaran yang tidak P dalam 1000 ml air. Tambahkan 6 ml trietilamin P.
diketahui, "tidak lebih dar,i 1,0%. Lakuk•n p,enotapan dan atur pH hingga 3,0 dengan penambahan asam
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti fosfat P.
yang tertera pada Kromatografi <931 >. Fase gerak Buat campuran f)apar-metanol P
Fase gerak Larutkan 0,95 g natrium (65:35), saring. dan awaudarakan. Jika perlu lah1kan
heksansu!fonat P dalam 1000 ml campuran air- penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang
asetonitril P (3:1). Tambahkan 4 ml asam asetat P, tertera pada Kromatografi <93 I>.
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan Larutan kesesuaian sisten1 Timbang saksama
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang masing-masing lebih kurang 12,5 mg Ketamin
tertera pada Kromatografi <931>. Hidrok/orida BPFI dan Senyawa sej~n_is A Ketamin
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Ketamin BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml,
Hidroklorida BPFI dan Senyawa sejenis A Ketamin larutkan dalam Fase gerak, jika perlu sonikasi,
BPFJ, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Pipet IO
masing-masing lebih kurang 0,005 mg per ml Gika ml larutan ke dalam labu tentukm 100-ml, encerkan
perlu lakukan sonikasi). Larutan segar sebelum dengan Fasc gerak sampai tanda.
digunakan. La rut an baku Timbang saksama lebih kurang I0
Larµtan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg mg Ketamin Hidrok/orida BPFI masukkan ke dalam
zat, masukkan ke dalam labu tentuh1r 50-ml, larutkan labu tentukur 50-ml, tambahkan 20 ml Fase gerak,
dan encerkan dengan Fase gerak sampai tanda, jika sonikasi sampai larut. Encerkan dengan Fase gerak
perlu lakukan sonikasi. sampai tanda.
Sistem kromatografi La\rukan seperti yang tertera Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml,
tinggi dilengkapi dengan detektor 215 nm dan kolom tambahkan lebih kurang 35 ml Fase gerak, sonikasi
pelindung 4,0 mm x 4,0 cm dengan kolom analitik

sampai larut. Encerkan dengan Fase gerak sampai
4,0 mm x 12,5 cm berisi bahan pengisi LI dengan tanda.

i
---J
Suplemenllf. f'.armakope Jndon~iq!V Monografi I Tablet Ketokonazol 1978

. Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera · larutan baku Ketokonazal BPFl dalam media yang
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja sama pada panjang gelombang 270 nm.
tinggi dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
4,6 mm x 25 cm, berisi bahan pengisi LI dengan kurang dari 80% (Q) C26H28 CI,N4 0 4 , dari jumlah
ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang l ml per yang tertera pada etiket..
menit. Lakukan kromatografi terhadap lArutan
kesesuaian sistem, rekam respons puncak· seperti Perubaha11:
yang tertera pada Prosedur: urutan eluat adalah Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
ketamin hidroklorida diikuti dengan senyawa sejenis Kromatografi cair kinelja tinggi seperti yang tertera
A ketamin; resolusi, R, antara puncak ketamin pada Kromatografi <931>.
hidroklorida · dengan puncak senyawa sejenis A Fase gerak Buat campuran- larutan
ketamin tidak kurang dari 2,0; efisiensi kolom dari diisopropilamina P dalam me/anal P (1 dalam 500) -
puncak ketamin tidak kurang dari 9400 lempeng larutan amonium asetat P (l dalam 20,0) (7:3). Saring
teoritis; dan faktor ikutan dari puncak ketamin tidak dan awaudarakan.
lebih dari 1,6. Lakukan kromatografi terhadap lArutan baku internal Larutkan sejumlah
lArutan baku dan rekam respons puncak seperti yang Terkonazol BPFI dalam campuran · metanol P-
tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada meti/ena klorida P (I: I) hingga kadar lebih kurang 5
penyuntikan ulang tidak lebih dari 0,6%. mg per ml.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejum!ah lArutan balm Timbang saksarpa lebih kurang 20
volume sama (lebih kurang 20 µI) l.Arutan baku dan mg Ketokonazol BPFI. · masukkan ke dalam Jabu
lArutan uji ke dalam kromatograf, rekam · tentukur 50-ml, tambahkan 5,0 ml Larutan baku
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung internal, enccrkan dengan ca1npuran nietanol P -
jumlah dalam mg, ketamin hidroklorida, metilena klorida P (I: I) sampai tanda.
C 13 H 16CINO.HCI, dalam zat yang digunakan dengan larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
rumus: dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
tablet setara dengan Jebih kurang 200 mg

10oc( '.~)
ketokonazol, masukkan ke dalam botol bertutup ulir
yang sesuai, tambahkan 50,0 ml campuran metanol
P-metilena klorida P (I:~), kocok menggunakan alat
mekanik selama 30 menit dan sentrifus. Masukkan
C adalah kadar Ketamin Hidroklorida BPFI, dalam 5,0 ml beningan ke dalam labu tentukur 50-ml,
mg per ml Larutan baku; ru dan rs berturut-turut tambahkan 5,0 ml Larutan baku' inten10l dan
adalah respons puncak ketamin dari Larotan uji dan cncerkan dengan campuran metanol P-melilena
Larutan baku .• klorida P (I: I) sampai tanda.
Sistetn kro1natografi Lakukan seperti yang tertera
Perub'aha'n:' , ' · ' ' pada Kromatograji <931>. Krnm_atografcair kinerja
Wadab dan pcnyimpanan Simpan dalam wadah tinggi dilengkapi dengan detektor 225 nm dan kolom
tertutup baik "pada suhu 25°, diperboletikan pada 3,9 mm x 30 .cm, berisi bahan pengisi LI. Laju alir
suhu antara 15° dan 30'.• lebih kurang 3 ml per menit. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan baku, dan rekam respons puncak
seperti yang tertera pada Prosedur: •,vaktu retensi
relatif ketokonazol dan terkonazol berturut-turut
TABLET KETOKONAZOL adalah 0,6 dan 1,0.; resolusi, R, antara puncak
Ketoconazole Tablets ketokonazol dan puncak terkonazol tidak kurang d.ri
2,0 dan simpangan baku relatii .. pada penyuntikan
Hila11gka11 persyaratan : ulang tidak lebih dari 2,0%.
"Waktu bancur <1251> Tidak lebih dari JO menit.. Prose.dur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (Jebih kurang 20 µl) larutan balm dan
Ta111balta11 pers;1arata11: Lat·utan uji ke dalam kromatograf, rekam
"Disolusi <1231> kromatogra1n dan ukur rcspons puncak utama. •.
Media disolusi: 900 ml asam klorida 0.1 N Hitung jumlah dalam mg, ketokonazol,
A/at tipe 2: 50 rpm C26 H,.Cl 2N40,, dalam serbuk tablet yang digunakan
Waktu: 30 mcnit dengan rumus:
Prosedur Lakukan penetapan jumlah
C26H28Cl2N40 4 yang terlarut dengan mengukur
serapan larutan disolusi yang telah disaring melalui
penyaring yang sesuai dengan porositas 0,45 µm, jika
per\u encerkan dengan Media disolusi, dan serapan

I
j
I
---!
'
1979 Kalium Klavulanat I Monograji Suplemen III Fannakope Indonesia IV . :;·

Ws adalah bobot Ketokonazol BPFI dalam mg yang tinggi dilengkapi dengan detektor 210 nm dan kolom
digunakan; Ru dan Rs berturut-turut' ''3.llalah 4· mm' x 30 cm, berisi bahan pengisi LI dengan
perbandingan respons puncak ketokonazol terhadap ukuran partikel 3 µm sampai 10 µm. Laju alir lebih
terkonazol dari Larutan uji dan Larutan balm. kurang 0,5 ml per menit. Laku1<:an kromatografi
terhadap Larutan baku, rekam respons puncak seperti
yang tertera pada Prosedur: efisiensi kolom yar.g
Perubahan judul monografi ditentukan dari puncak analit tidak kurang dari 4000
"KALIUMKLAVULANAT, lempeng teoritis, faktor _ikutan untuk puiicak analit
Clavulanate Potassium tidak lebih dari 1,5 dan sinipangan baku relatifpada
penyuntikan ulang tidak lebih dari • 5% .•
Perubahan: · Prosedur Suntikkan · secara terpisah sejumlah
Baku pembanding Klavulanal Litium BPFI; tidak voh}me sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan
boieh dikeringkan sebelu~- digunakan, • sinipan Larntan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, puncak utama Waktu retcnsi relatif asam klavam-2--
pada tempat dingin., Ka/ium Klavam-2-Karboksilat karboksilat dan asam klavu]anat berturut-turut adalah
BPFI; 'Setiap vial mengandung 3 µg kalium lebih kurang 0, 7 dan l ,O. Hi tung persentase kalium
klavam-2-karboksilat yang terdispersi dalam klavam-2-karboksilat dalam 7.atdengan rumus:
poli(vinilpirolidon). Untuk penggunaan secara
kuantitatif, fekonstitusi scluruh isi vial dengan
sejumlah volume air yang sesuai., Tidak boleh
dikeringkan, •sitnpan dalam wadah tertutup rapat dan
terlindung dari cahaya, dalam Jemari pembeku.
Larutan baku dapat disimpan dalam Jemari pendingin Cs adalah kadar Kalium Klavam-2-karboksi!at BPFI
selama 1 minggu.. • Endotoksin BPFI; [Catalan dalam mg per ml Larntan ba!.?1; Cu adalah kadar zat
Bersifat pirogenik, penanganan i,.·ia/ dan isi harus dalam 1ng per ml Lanllan uji;•. ru dan rs bcrturut-
hati-hati untuk n1enghindari kontan1inasij. turut adalah resPons puncak asan1 klavam-2-
Rekonstitusi seluruh isi, gunakan larutan dala1n karboksilat dari Larutan uji dan Larutan baku.
waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan
larutan, dalam lemari pendingin .• Ta11rbalran perSJ'Oratan:
•Amin alifatik Tidak lebih dari 0,2%. Lakukan
Tan1baha11 persyaratan: penetapan dengan cara Kron1atografi gas seperti
"Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,03 yang tertera pada Kromatograji <931>.
unit Endotoksin FI per mg, jika pada etiket tertera Larutan baku internal Pipet 50 µl 3-metil-2-
bahwa klavulanat kalium steril atau harus dilakukan pentanon P kc dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
proses lebih lanjut selaina pembuatan sediaan steril,. dengan air sampai tantja.
Larutan ba/..-u Timbang saksama • masing-mlising
..
Tan1baha11 persyaratan: lebih kurang 80 mg senyawa amin berikut: 1,1-
'Sterilitas <71> Memenuhi syarat. Jika pada etiket dimetiletilamin, dietilamin, tetrametiletilendiamin,
tertera bahwa klavulanat kalium steril, lalcukan l, 1,3,3-tetrametilbutilamin dan N,N' -
penetapan dengan Penya:·ingan membran seperti diisopropiletilendiamin, masukkan ke dalam labu
yang tertera pada·Uji Sterilitas .• tentukur 200-ml, larutkan dan encerkan dengan asam
klorida 2 N sampai tanda. Pipe! 5 ml larutan ini ke
· Peruba!za11 : dalam tabung sentrifuga. Tambahkan 5,0 ml Larutan
Kalium kla:vam-2-karboksilat Tidak lebih . dari baku internal; 10,0 ml natrium hidrQ/csida 2 N; 5,0
0,01%. ml isopropi! alkohol P dan 5 g natrium klorida P.
Fase gerak Buat larutan natriurn fosfat rnonobasa Koook selama 1 menit dan sentrifus sampai lapisan
0,1 M, atur pH hingga 4,0 ± 0,1 dengan penambahan terpisah. Gunakan lapisan atas. ·
asam fosfat P, saring melalui penyaring membran Lanttan uji Timbang saksama lebih kurang l g zat,
dcngan porositas 0,5 µm atau Jebih kecil. Jika perlu masukkan ke dalam tabung sentrifuga, tambabkan 5,0
lakukan penyesuaian n1enurut Kesesuaian sisten1 ml La111tan baku internal; 5,0 ml larutan natriun1
seperti yang tertera pada Kramatograji <931>. hidroksida 2 N; 5,0 ml isopropil alkohol P dan 5 g
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Kalium natriurn klorida P. Kocok selama 1 menit dan
Klavam-2-karboksilat BPFJ, larutkan dalam air sentrifus sampai lapisan terpisah. Gunakan lapisan
hingga kadar lebih kurang • 5 µg. per ml. atas.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg Sistem kromatograji Lakukan seperti yang tertera
zat masukkan ke dalam labu tentukur I 0-ml, larutkan pada Kromatograji <931>. Kromatograf gas
dan encerkan dengan air sarnpai tanda dilengkapi dengan detektor ionisasi nyala dan kolom
Sistem kromatograji Lakukan seperti yang tertera kapiler dari leburan silika 0,53 mm x 50 m, berisi
pada Kromatograji <931>. Kromatograf cair kinerja bahan pengisi G4 I dengan tebal lapisan 5 µm. Atur

-__._ _______.j
Suplemen III Farmakope Indonesia IV Monografi /I(aJium Klavulanat 1980

suhu kolom, injektor dan detektor seperti pada tabel Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 300
berikut: mg zat, masukkan ke dalam tabung ·sentrifuga,
la'!Jhahkan 4,0 ml asam k/orida 4 N dan kocok dua
Waktu Suhu Eiuasi kali, tiap kali dengan 1,0 ml Lamtan baku internal.
(menit) c·q Diamkan sampai. lapisan memisah, jika perlu
Ko loin 0-7 35 Isotcnml
7-10,8 35-150 Gradier. linicr sentrifus. Gunakan gabungan lapisan atas.
10,8-25,8 150 Isotenr.al Sis/em kramatografi Lakukan seperti yang tertera
Injektor 200 pada Kromatografi <931>-. Kromatograf · gas
Detektor 250 dilengkapi dengan detektor ionisasi nyala dan kolom
kapiler dari leburan silika 0,53 mm x 25 m, berisi
Gunakan helium P sebagai gas pembawa dengan laju bahan pengisi G35 dengan tcbal lapisan I µm. Atur
alir lebih kurang 8 ml per menit. ;·split ratio" I : JO. suhu kolom, .injektor dan detektor seperti pada tabel
•-Lakukan kromat<>grafi terhadap Lam/an bal:u, rekam berikut:
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu
retcnsi relatif 1, l-din1etiletilamin, dietilamin, \Vaktu Suhu Kecepatan Eluasi
isopropil alkohol, tetrametiletilcndiamin, 1, 1,3,3- (rnenit) (0 C) 0
( C/mcnit)
tetrametilbutilamin, N,N' -diisopropil-etilendia1nin, Kolun1 0-2 ,0 isotcnnal
2-7,3 40-200 30 gradicn
bis(2-mctilamino )etil etcr berturut-turut lebih kurang linicr
0,55; 0,76; 1,0; 1,07; 1,13; 1,33; dan 1,57. 7,3-10,3 200 -' isotcrmal
Prosedur Suntikkan sccara terpisaf1 sejl1n1lah Injcktor 200
volun1c sama (lcbih kurang I µl) Larutan uji dan D.:t1.:ktor :.;oo
Lc11Ylan baku ke dalan1 kro111atograf, rekan1
kro1natogram dan ukur semua rcspons puncak. Gunakan nitrogen P sebagai gas pcn1ba\\'a dengan
1-:litung pcrsentase tiap cernaran dengan rumus: laju alir lebih kurang 100 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam respons
puncak scperti yang tcrtera pada Prose<iur: resolusi,
R, antara puncak asam 2-etilhcksanoat dan puncak
asam 3-siklohcksilpropionat tidak kurang dari 2,0.
Prosedur Suntikkan secara tcrpisah sejun1lah
voh"mc sama (lebih k<Jrang I µI) Lai-utan uji dan
r; adalah respons puncak masing-masing cemaran
Lam/an baku kc dalam kromatograf, rekam
dari Larutan uji; dan rs adalah rcspons puncak anal it kro1natogram dan uk.llr respons puncak. Hitung
dari Larutan baku. llitung persentase masing-masing
persentase asam 2-etilheksanoat dengan rumus:
crmaran selain dari senya\va yang diperoleh dari
Larutan baku menggunakan rumus yang sama,
kecuali untuk rs l)lenggunakan respons puncak yang
sesuai dengan puncak 1,1-dimetiletilamin.. ·

Tanzbaltan persyaratan:
•Asam 2-ctilhcksanoat Tidak lebih dari 0,8%. Ws adalah bobot dalam mg, asam 2-etilheksanoat
Lakukan penetapan dcngan cara Kromatografi gas yang terdapat dalam Lamtan baku; Wu adalah bobot
scperti yang tertera pada Kromatograji <931>. dalam mg, zat yang digunakan dalam Lan:tan uji; Ru
Larutan baku internal Timbang sejumlah asam 3- dan Rs berturut-turut adalah perbandingan respons
sikloheksil propionat, larutkan dalam siklohel:san P puncak asam 2-etilheksanoat terhadap baku internal
hingga kadar lel;>ih kurang I mg per ml. dari Larotan uji dan Larotan baku-....·•
Larutan baku Timbang saksama iebih kurang 75
mg asam 2-etilheksanoat, masukkan ke dalam labu Ta111ba/ta11 persyaratan:
tentukur 50-ml, encerkan dengan Larntan balm •Kcn1urnian kromatografi Total cemaran tidak
internal sampai tanda. Pipet I ml larutan ini ke dalan1 lebih dari 2%. Lakukan penetapan dengan cara
tabung sentrifuga dan tambahkan 4,0 nil asa111 Kro111atografi cair ki11e1ja tinggi seperti yang tenera
klorida 4 JV. Kocok sela111a I 1nenit dan dian1kan pada Kromatografi <931 >.
hingga terbentuk dua lapisan terpisah. Jika pcrlu Larutan A Buat larutan natriu1n fosfat 1nonobo.s3
sentrifus. Pisahkan lapisan bawah, dan simpan 0,05 M, atur pH hingga 4,0 ± 0, I dengan
lapisan atas. Ambil lapisan bawah, masukkan ke pena1nbahan asa1n fosfat P, saring melalui pcnya.ring
dalam corong pisah, tambahkan 1,0 ml Larutan baA11 membran dengan porositas 0,5 µm atau lebih kecil.
internal, kocok selama 1 merift. Diamkan hingga Lamtan B Bual campuran Larutan A - metanol P
lapisan memisah, jika perlu laki.1kan sentrifus. Ambil (50:50).
lapisan atas, gabungkan dengan lapisan atas yang Fase gerak Buat variasi campuran Larutan A da.n
diperoleh sebelumnya. Larutan B seperti yang tertera pada Sistem
kromatografi. Jika per!u lah1kan penyesuaian
1981 Kalium.Klavul.anat I Monografi Suplemen III Fannakope lndonesia 1V .,-;'r. ,
- _;~ :~

menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Perubah an: .


Kromatografi <931>. "" · Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
Klavulanat Litium BPFI, larutkan dalaril Larutan A pada Kromatografi <931>.
hingga kadar lebih kurang 0,1 mg per ml. Larutan dapar natrium fosfat pH 4,4 Larutkan 7,8
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, g natrium fosfat monobasa P dalam 900 ml air, atur
larutkan dalam Larutan A hingga kadar lebih kurang pH hingga 4,4±0,1 dengan penambahan asam fosfal
!Omgperml. P atau natrium hidroksida ION, encerkan dengan air
Larutan resolusi Timbang saksama sejumlah hingga 1000 ml.
Klavulanat Li(ium BPFI dan amoksisilin, larutkan Fase gerak Buat campuran Larutan dapar natrium
·dalam Larutan A hingga kadar masing-masing lebih fosfat pH 4, 4-metanol P (95:5), saring melalui
kurang 0, 1 mg per ml. penyaring membran porositas 0,5 µm atau lebih
Sistem kromMograji Lakukan seperti yang tertera kecil. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
pada Kr.omatografi <931>. Kromatograf cair kinerja Kesesuaian sistem seperti yang -tertera pada
tinggi dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom ·Kromatograji <931>.
4,6 mm x 10 cm, berisi bahan pengisi LI dengan Larutan baku Timbang saksama sejumlah Litium
ukuran partikel 5 µm. Pertahankan suhu kolom pada Klavu/anat BPFI, larutkan dalam air hingga kadar
lebih kurang 40°. Laju alir lebih kurang 1 ml per lebih kurang 0,25 mg per ml.
menit. Kromatograf diprogram sebagai berikut: Larutan uji Tim bang saksama lebih Jcurang 50 mg,
masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, larutkan
\Vaktu Larutan A Larutan B Eluasi dan encerkan dengan air sarnpai tanda.
(menit) (%) (%)
Lan/Ian resoiusi Larutkan sejumlah amoksisilin
0-4 100 0 isokratik
4-15 100-50 0-50 gradicn linier dalam Larutan ba/cu hingga kadar lebih kurang 0,5
15-18 50 50 isokratik mg amoksisilin dan 0,25 mg !ilium klavulanat per ml.
18-24 50-100 50-0 isokratik Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
24-39 100 0 kesctimbangan pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom
Lakukan kromatografi terhadap Larutan reso/usi, 4 mm x 30 cm berisi bahan pengisi LI dengan ukuran
rekam respons puncak scpertl yang tertera pada partikel 3 µm hingga 10 11m. Laju alir lebih kurang 2
Prosedur: waktu retensi relatif asam klavulanat dan ml per menit. Labikan kromatografi terhadap
puncak .amoksisilin berturut-turut lebih kurang 1,0 Larutan ba/cu, rekam respons puncak seperti yang
dan 2,5; faktor ikutan asam klavulanat tidak lebih tertera pada Prosedur: efisiensi kolom dihitung dari
dari 2,0; efisiensi kolom ditentukan Jari puncak asarn puncak analit tidak kurang dari 550 lempeng teoritis,
klavulanat; tidak kurang dari 2000 lempeng teoritis; faktor ikutan untuk puncak analit tidak lebih dari 1,5
dan resolusi, R, · antara asam klavulanat dan dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
arnoksisilin, tidak kurang dari · 13. Lakukan tidak Ieb';h dari 2,0%. Lakukan krqmat.ografi !erhadap
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam respons Larutan resolusi, reka~ respons puncak seperti yang
puncak seperti yang tertera pada Prosedur: tertera pada Prosedur. waktu retensi relatif asam
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak klavulanat dan arnoksisilin masing-masing adalah
lebih dari 2%. lebih kurang 0,5 dan 1,0 dan resolusi, R, antara
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah puncak amoksisilin dan asam klavulanat, tidak
volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan uji dan kurang dari 3,5. ·
Larutan ba/cu ke dalam kromatograf, rekam Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
kromatogram dan ukur respons puncak. Hitung volume sama (lebih kurang 20 µI) Larutan ha/cu dan
persentase masing-masing cemaran dengan rurnus: Larutan uji ke dalam kromaf6graf, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung

1oc(237,3J(!i)
. 205,1 r5
jumlah dalarn µg, asam klavulanat, CgH8NOs, dalam
tiap mg zat yang digunakan dengan rumus:

C adalah kadar Kiavulanat Kalium BPFI dalam mg


per ml Larutan ba/cu; 237,3 dan 205,J berturut-turut
adalah bo~ot molekul klavulanat kalium . dan •
klavulanat litium; r 1 adalah respons puncak masing- C adalah Kiavulanat Litium BPFI dalam mg per ml
masing cemaran dari Larutan uji; rs adalah respons Larutan baku; P adalah potensi asam !µavulanat
puncak asarn klavulanat dari Larutan baku., dalam µg per mg Kiavulanat Litium BPFJ; "Wadalah
jumlah dalarn mg klavulanat kalium dalam Larutan
uji.; ru dan rs berturut-turut adalah respons puncak
yang diperoleh dari Larutan uji dan Larutan baku.

r
Suplemen· III Farmakope Indonesia IV . Monografi I Klldioi11m Br.omida 1982

:; .,

Tambahan persyaratan: ketika diuji dengan Metode I seperti yang tertera pada
"Penandaan Jika digunakan untuk pembuatan Penetapan jarak lebur atau suhu lebur <1021>.
sediaan injeksi, pada etiket harus dinyatakan steril [Perhatian Pikrat dapat meledak]
atau memerlukan proses Jebih lanjut ·untuk C. Ke daiam larutan 100 mg dalam 2 ml air,
pembuatan sediaan injeksi .• tambahkan beberapa tetes asam nitrat 2 N dan I ml
perak nitrat LP: .terb<l_ntuk endapan putih kekuningan.

Tambalta11 mo11ograji Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;


KLIDINIUM BROMIDA lakukan pengeringan pada suhu I 05° selama 3 jam.
Clidinium Bromide
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

0
I
0
tJ .
- ~· a.
'<><,
Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan
perietapan dengan melarutkan 1,0 g zat dalam 25 ml
air.

Senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara


(±) -3-Hidroksi-l-meti/kuinuklidinium bromida Kromatografi lapis tipis seperti yang tertera pada
bensilat [3485-62-9] Kromatografi <93 l>. ,
C 22 H26BrN0 3 Blvl 432,35 Fase gerak Buat campuran aseton·P-1netanol P-air
- asam klorida P (70:20:5:5).
Klidinium bromida mengandung tidak k-urang dari Penjerap Campuran Silika gel P setebal 0,25 mm.
99,0% dan tidak !ebih dari 100,5% C22H26BrNOi Larutan baku Larutkan l 00 mg Klidinium Bromida
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. BPFI dalam 1,0 ml asam k/orida metanol 0,1 N.
Larutan baku 1 Larutkan 3,0 mg 3-kuinuklidinil
Pcmcrian Serbuk hablur putih sampai hampir putih, bensilat BPFI da!am 100 ml asam klorida metanol
praktis tidak berbau. Optis tidak aktif. Me!ebur pada O, l N dan campur. ·
suhu 242°. Lam tan baku 2 Larutkan I 00 mg Klidinium
Bromida BPFJ dalam 1,0 ml asam klorida metanol P
Kclarutan Larut dalam air dan dalam etanol; sukar dan tambahkan 20 µ! !arutan 25,0 mg Senyawa
larut dalam benzen dan dalam eter. Sejenis A Klidinium Bromida BPFJ dalam 1,0 ml asam
klorida metanol 0.1 N.
Baku pcm banding K/idinium Bromida BPFJ; lalrnkan Larntan uji Larutkan JOO mg zat dalam 1,0 ml
pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum asam klorida metanol 0.1 N.
,digunakan. Simpan dalam wadah tert~tup rapat, Volume penota/an: 20 µ!
terlindung dari cahaya. Senyawa Sejenis A Klidif')iurn · Periatnpak' berrnk Larutkan 850 mg bismut
Bromida BPFI; (3-hidroksi-1-metilkuinuklidinium subnitrat P dalam campuran I 0 ml asam asetat
bromida) C8H 16BrNO lakukan pengeringkan di atas glasial P dan 40 ml air. Dalam wadah yang terpisah,
si!ika gel se!ama 4 jam sebelum digunakan. Simpan larutkan 20 g kalium iodida P dalarn 50 ml air.
dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya. Campur ke dua larutan dan encerkan dengan larutan
3-Kuinuklidinil Bensi/at BPFJ; C21H23 N03 Lakukan asam sulfat P (I dalam 10) hingga 500 ml.
pengeringkan di alas silika gel selama 4 jam sebelum Tambahkan 7 ,5 ± 2,5 g iodum P dan campur sampai
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, larut.
terlindung dari cahaya. Prosedur prapengembangan lempeng Masukkan
lempeng ke dalarn bejana kromatogra!i yang te!ah
ldentifikasi dijenuhkan dengan Fase gerak dan biarkan Fase
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah gerak merambat sampai lebih kurang 15 cm, Angkat
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida lernpeng, keringkan pada suhu 105° se!ama 15 menit
P menunjukkan maksimum hanya pada bilangan dan dinginkan.
gelombang yang sama seperti Klidinium Bromida Prosedur 1 (3-kuinuklidinil bensilat) Totolkan
BPFJ. secara terpisah rnasing-masing 20 µl Larutan baku,
B. Larutkan lebih kurang 250 mg zat dalam 5 ml Larutan baku 1 dan Larutan uji pada lempeng
air dalam tabung reaksi, dinginkan dalam tangas es, kromatografi. Masukkan lempeng ke dalam bejana
tambahkan 5 ml trinitrofenol LP, dan gores kromatografi yang tidak jenuh Fase gerak yang
permukaan dalam tabung dengan batang pengaduk dibuat segar, biarkan Fase gerak merarnbat sampai
untuk pembentukan hablur. Kumpu!kan endapan· lebih kurang I 0 cm. Angkat lempeng, tandai batas
da!am kertas saring, cuci dengan air dingin dan rambat, keringkan pada suhu 105° selama IO menit,
keringkan pada suhu I 05° selama I jam: pikrat yang dinginkan dan sernprot dengan ka/ium iodoplatinat
dipero!eh me!ebur pada suhu antara 184' dan 189', LP; Harga R1 bercak utama dari Larutan uji sesuai
1983 Knndamisin Hidroklorida I Monograft Suplemen III Fannakope Indonesia IV

dengan Larutan baku, dan tidak ada bercak Larutan


f,·;, ...• '
4,6 IDffi; x,.25 cm berisi bahan pengisi LI, dengan
uji yang sesuai dengan harga Rr bercak' 3- ukureri pariikel 5 µm. Laju alir lebih kurang I ml per
kuinuklidinil bensilat (lebih kurang 0,8). menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku
Prosedur 2 (batas senyawa sejenis A ldidinium . .. .dan rekam respons puncak seperti yang tertera pada
bromida) Totolkan secara terpisah masing-masing 20 µl Prosedur: waktu retensi relatif untuk linkomisin,
Larutan baku 2 dan Larutan uji pada lempeng klindamisin B, epiklindamisin dan klindamisin
kromatografi yang telah dilakukan prapengembangan. berturut-turut adalah 0,4; 0,65; 0,8 dan 1,0. -'!"

Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
yang tidak jenuh Fase gerak yang dibuat segar, volume sama (lebih kurang I 0 µl) Larulan uji dan
biarkan Fase gerak.merambat sampai lebih kurang 15 Larutan baku kc dalam kromatograf. Rekam
cm. Angkat lempeng, tandai batas "iambat, keringkan kromatogram selama tidak kurang dari enan1 kali
pada I 05° selama I0 men it, dinginkan dan semprot wal.."tu retensi puncak klindamisin. Hitung persentase
dengan Penampak bercak. Bercak dari Larutan uji linkomisin dalam klTmlamisin hidroklorida dengan
pada harga Rr lebih kurang 0,4 tidak lebih besar dan rum us:
intensif dibandingkan bercak minor dari Larutan

2,s( c~l x~~)


baku 2; senycnva sejenis A klidiniuni brotnida tidak
lebih dari 0,5%.

Pcnctapan kadar Tim bang saksama lebih kurang 1,2


g zat, larutkan dalam 80 ml asam ;,setat glasial P, CL adalah kadar Linkomisin Hidroklorida BPFI
jika perlu hangatkan. Dinginkan, tambahkan 15 ml dalam g per ml La111tan baku; PL adalah potensi
raksa (II) asetat LP dan titrasi dengan asam perk/oral linkomisin, C 18 H34 N20 6S, dalam µg per mg dalam
dioksan O, J N LV, tetapkan titik akhir sccara Linkomisin Hidroklorida BPFI; W adalah bobot
potensiometri. Lakukan penetapan blangko, jika perlu dalam mg klindamisin hidroklorida dalam Larutan
lakukan koreksi. uji; ru dan rs berturut turut adalah respons puncak
linkon1isin dari Larutan uji dan larutan baku. Hi tung
1 nil asa1n ]Jerk/oral 0, 1 N setara dengan persentase se1nua scnya,va sejenis lain dalam
43,24 mg C,,H,r)JrNO, klindarnisin hidroklorida dengan rumus:

Wadah dan pcnyimpanan Simpan dalam wadah
tertutup rapat dan terlindung dari cahaya.

KLINDAMISIN HIDROKLORIDA
C adalah kadar Klindamisin Hidroklorida BPFI
Clindamycin Hydrochloride dalam mg per ml La1111an baku; P adalah potensi
klindamisin, C 18 H33 CIN20 5S, dalam µg per mg
Tambahan persyaralan:
dalam Klindamisin Hidroklorida BPFI; W adalah
•Senyawa sejcnis 7-epiklindamisin tidak lebih dari
bobot dalam mg klindamisin hidroklorida dalam
4,0%; klindamisin B tidak lebih dari 2,0%; masing-
Larutan uji; ri ad::i.lah jumlah respon puncak semua
masing senyawa sejenis lain tidak lebih dari l ,0%
senya\l./a sejenis selain linkomisin dari Larutan uii; re
dan total senya,va sejenis termasuk linkomisin tidak
adalah respons puncak klindamisin dari Larutan
lebih dari 6,0%. Lakukan Kromatografi cair kinerja
baku .•
tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak Lakukan seperti yang tertera pada
Peruba!tan:
Penetapan kadar.
Peoetapan kadar Lakukan Kromatografi cair
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
kinerja ringgi seperti yang tertera pada Kromatografi
Linkomisin Hidrok/orida BPFI dan Klindamisin
<931>.
Hidroklorida BPF!, larutkan dan encerkan secara
Dapar fas/at pH 7,5 Larutkan 6,8 g kolium /os/ar
kuantitatif dan jika perlu bcrtahap dengan Fase gerak
monobasa P dalam I 000 ml air, atur pH hingga 7,5
hingga kadar masing-masing lcbih kurang 0,5 mg per
dengi.ln peni.lmbahan kalilan hidroksida 8 N.
ml dan l mg per ml. Pipet IO ml larutan ke dalam
•Fase gerak Buat campuran Dapar fas/at pH 7,5 -
labu tentukur 100-ml, encerkan dengan Fase gerak
aserronitril P (550:450) saring dan awaudarakan. Jika
sampai tanda.
perlu lak."Ukan penyesuaian menurut Kesesuaian
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 125 mg
sistem seperti yang tertera pada Kromatografi <931>
zat, masukkan ke dalarn labu tentukur 25-ml, larutkan
[Catalan Kenaikan perbandingan asetonitril P da/am
dan encerkan dengan Fase gerak sarnpai tanda.
Fase gerak menurunkon wak:tu retensi dan
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
penurunannya meningkatkan resolusi antara 7-
pada Kromatografi. <931>. Kromatograf cair kinerja
epiklindamisin dan klindamisin.}
tinggi dilengkapi dengan detektor 210 nm dan kolom
Suplemen III Farmakope Indonesia lV Monografi I Kapsul Klindamisin Hidroklorida 1984

i;

Lariltan baku Timbang saksama sejumlah Lakukan penetapan jumlah C 18 H 33 ClN20 5S.HCl,
Klindamisin Hidroklorida BPFI, Jarutkan dan yang terlarut dengan cara Kromatograji cair kinerja
encerkan secara kuantitatif, dan jika perlu bertahap tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi <931 >.
dengan Fase gerak hingga kadar Jebih kurang I mg Fase gerak Larutkan 16 g asam dl-10-
perm!. ·~ kamfersulfonat P, 8 g amonium asetat P dan 8 ml
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 125 mg asam asetal glasial P dalam 1600 ml air, ·campur.
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, larutkan Tambahkan 2400 ml me/anal P dan atur pH hingga
dan encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Pipe! 6,0 ± 0,05 dengan pcnambahan asam k/orida P atau
5 ml larutan ke dalam labu tentukur 25-ml, encerkan natrium hidroksida 5 N.
dengan Fase gerak sampai tanda. Lani/an baku Timbang saksama sejumlah
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera Klindamisin Hidroklorida BPFI larutkan dengan
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kiIJ.sia •Media disolusi, sampei kadar seperti Larutan uji.
tinggi di!engkapi dengan detektor 210 nm dan kolom Larutan uji Gunakan sejumlah larutan diso!usi
4,6 inm x 25 cm, berisi bahan pengisi Li dengan yang telah disaring, jika perlu encerkan dcngan
ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 1 ml per • Ji1edia disolusi •.
menit. Lak.~kan kromatografi terhadap LanJtan baku Sistcm f..Tonzawgrafi Lakukan seperti yang tertera
dan rekam respons puncak seperti yang tertera pada pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kincrja
Prosedur: resolusi, R, antara puncak klindamisin B tinggi dilengkapi dengan detektor indeks bias dan
dan puncak 7-epiklindamisin-tidak kurang dari 2,4; kolom berisi bahan pengisi Li d_engan.ukuran partikel
resolusi, R, antara puncak 7-epildindamisin dan 3µm. Laju alir lcbih k-urang 2 ml per menit. Faktor
puncak klindamisin tidak kurang dari 3,0; efisiensi ikutan puncak tidak lebih dari 2,0 dan simpangan
kolom dihitung dari puncak klindamisin tidak kurang baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lcbih dari
dari 4000 lcmpeng teoritis; faktor ikutan puncak 3,0%.
klindamisin tidak lebih dari 1,2; dan simpangan baku Prosedur Suntikkan secara terpisah scjumlah
relatif pada penyuntikkan ulang untuk puncak volume sama (Jebih h-urang 50µ1 ) Larlllan baku dan
klindamisin tidak lebih dari 1,0%. La111tan uji, ke dalam kromatograf, rckan1
Prosedur Suntikkan secara tcrpisah sejun1lah k.romatogram, ukur respons puncak uta1na. 1-Iitung
volume sama (lebih h"irang I 0 ft!) Lamtan 1g·; dan jumlah klindamisin, C 18H33 CIN 20 5S yang terlarut.
Larutan baku kc dalam kromatograf. Rekam To/eransi Dalam waktu 30 menit harus !amt tidak - -
kromatogram se!ama tidak k-urang dari dua kali kurang <l2.ri 80% (Q) C 18 H33 CIN,O,S dari jumlah
waktu retensi puncak klindamisin, ukur rcspons yang tertcra pada etiket.
puncak. Hitung potcnsi dalam µg klindamisin,
C"H33CIN20sS, tiap mg klindamisin hidroklorida Perubahan:
dengan rumus: Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kine1ja tinggi sepcrti yang tertera
pada Kromatografi <931>.
• F ase gerak Masukkan 2 g asam dl-10-
kamfersulfonat P, 1 g ammonium asetat P dan I ml
asam asetat glasial P ke dalam labu tentukur 500-ml
C adalah kadar Klindamisin Hidroklorida · BPF! yang berisi 200 ml air, campur sampai larut.
dalam mg per ml Larutan baku; P ada!ah potensi Encerkan dengan metanol P sampai tanda. Atur pH
klindamisin, CisHiiCIN 20 5S, dalam µg per mg hingga 6,0 ±0,0 I dengan penambahan asam k/orida P
Klindamisin Hidroklorida BPFI; W adalah bobot atau !arutan natrium hidroksida P (1 dalam 2), saring
dalam mg klindamisin hidroklorida dalam Lan1tan dai:t awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
uji; ru dan rs beru1rut turut adalah respon puncak menurut Kesesuian sistern seperti yang tertcra pada
klindan1isin dari Lanllan uji dan La11Jtan baku •. pada Kromat<'grafi <931>.
Larutan baku internal Masukkan 0,5 ml feniletil
alkohol ke dalam labu tentukur I 00-ml, encerkan
KAPSUL KL!l\"DAi\IISIN dengan Fase gerak sampai tanda.
Larutan baku Ti1nbang saksarna lebih kurang 90
HIDROKLORIDA
mg Klindamisin Hidroklorida BPFI, masukkan ke
Clindamycin Hydrochloride Capsules
dalam wadah yang sesuai, tambahkan 5,0 ml Lani/an
baku internal, goyangkan hingga larut..
Perubaltan:
Larutan uji Timbang saksama tidak kurang dari 20
Disolusi <1231>
kapsul, keluarkan isi semua kapsul dan campur,
Media diso/usi: 900 ml •dapar fosfat pH 6,8,
bersibkai:t cangkang kapsul dan timbang saksama,
A/at tipe I: 100 rpm.
hitung bobot rata-rata isi kapsul. Timbang saksama
Waktu: 30 menit.
sejumlah isi kapsul setara dengan lebih kurang 75 mg
klindamisin, masukkan ke dalam wadah yang sesuai,
1985 Kllndamisin Palmitat llidroklorida I Mono'grafi ·Suplemen III Farmakope Indonesia W

tambahkan 5,0 ml Larutan baku internal dan kocok Identifikasi . I


selama lebih kurang 30 menit, bila perlu sentrifus A. Harga R1 bereak utama kromatogram
atau saring, hingga diperoleh larutan jemih. · Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang I
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera diperoleh pada penetapan Kemurnian kromatograji.
pada Kromatografi <93 J>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 210 nm dan kolom
B. Spektrum serapan ultraviolet Larutan uji
seperti yang diperoleh pada Penetapan kadar,
I
•4 mm x 30 cm., dan bahan pengisi LI.· Laju alir menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang
I
lebih kurang •lo ml per menit. Lakukari. kromatografi gelombang yang sama seperti pada larutan
terhadap ·Larutan baku, rekam respons puncak seperti K/ofazimin BPFJ.
yang tertera pada Prosedur: •waktu retensi relatif
Larutan baku internal dan klindarnisin berturut-turut Disolusi <1231>
adalah 0,6 dan 1,0; resolusi, R, antara puncak analit Media dj~lusi: 500 ml air._
dan puncak baku internal tidak lrnrang dari 5,0; dan "" A/at lipe 2: 50 rpm.
simpangah baku relatif pada penyuntikan ulang tidak Waktu: 15 menit.
lebih dari 2,0% •. Prosedur Masukkan I kapsul ke dalam bejana
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah di>olusi, dan biarkan kapsul tenggelam pada dasar
volume sama (lebih kurang •25. µl) Larutan baku bejana sebelum dayung diputar. Amati kapsul dan
dan Larutan uji kc dalam kromatograf, rekam rekam waktu yang diperlukan untuk setiap cangkang
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung- kapsul pecah. '
jumlah dalam mg, C 18 H33 CIN2 0 5S dari serbuk isi Toleransi Memenuhi syarat jika seluruh kapsul
kapsul yang digunakan dengan rumus: yang diuji pecah tidak lebih dari 15 menit. Jika satu
atau 2 kapsul pecah lebih dari 15 menit tetapi k-urang

w( P \(Ru)
lOOOJlRs
dari 30 menit, ulangi pengujian menggunakan 12
kapsul. Dari total 18 kapsul yang diuji tidak boleh
lebih dari 2 kapsul yang pecah lebih dari 15 menit
lctapi kurang dari 30 menit.
W adalah bobot dalam mg klindamisin hidroklorida
.4alam Larutan uji; P adalah potensi klindamisin Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
dalarn µg per mg Klindamisin Hidroklorida BPFI;;
Ru dan Rs berturut turut adalah perbandingan respon Kemurnian kromatografi Larutan amonia, ·
puneak klindamisin terhadap baku internal dalam Lempeng kromatografi, dan Prosedur; Lakukan
Larutan uji dan Larutan baku. seperti yang tertera pada Kemurnian kromatografi
dalam Klofazim;n.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
KLINDAMISIN PALMITAT Klofazimin BPFJ, larutkan dalam meti/en k/orida LP
hingga kadar lebih kurang 5 mg per ml (Larutan baku
HIDROKLORIDA
A). Encerkan sejumlah Larutan Baku A dengan
Clindamycirt Palmitate Hydrochloride met iien k/orida P hingga kadar 0, I mg per ml
(Larutan baku B) dan 0,04 mg per ml (Larutan baku
Perubaltan: C).
Baku pembanding Klindamisin Palmitat Larutan uji Timbang saksama isi kapsul setara
Hidroklorida BPFJ; •tidak boleh dikeringkan dengan Iebih kurang 500 mg klofazimin, tambahkan
sebetum digunakan, simpan dalam wadah tertutup 25 ml meti/en k/orida P dan 25 ml natrium
rapat dan lemari pembeku .•
hidroksida O, / N dan sonikasi selama 30 menit
Ambil lapisan metilen klorida dan saring melalui
natrium sulfa/ anhidrat P.
Tambalian 111011ograji
KAPSUL KLOFAZIMIN Penetapan kadar
Clofazimine Capsules A.san1 klorida nietanol 0, 1 N Pi pet I0 ml asam
klorida P ke dalam labu tentukur 1000-ml yang berisi
Kapsul Klofazimin mengandung Klofazimin, lebih k-urang 500 ml metanol P, campur dan encerkan
C21H 22 Cl,N!, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dengan metano/ P sampai tanda.
dari 110,0%·dari jumlah yang tertera pada etiket. Larutan·blangko Pipe! 5 ml meti/en.k/orida P ke
dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan Asam
Baku pembanding Klofazimin BPFJ; lakukan klorida metanol O, / N sampai tanda.
pengeringan pada suhu 105° selama.3 jam sebelum Larutan baku Timbang saksama sejumlah
digunakan, simpan dalam wadah tertutup rapat, Klofazimin BPFI, larutkan dan 'encerkan secara
terlindung dari cahaya, pada suhu ruang. kuantitatif, jika perlu secara bertahap, dengan meti/en
klorida P hingga kadar lebih kurang 0,075 mg per ml.
Suplemen Ill Fannakope Indonesia IV Monografi I Kapstil Klomipramin llidroklorida 1986

Pipet 5 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 50-ml, Disolusi <!231>


encerkan dengan A •am k/orida metano/ O.I N sampai Media disolusi: 500 ml asam klorida O.IN
tanda. A/at tipe 2: 50 rpm
larutan uji Keluarkan tidak kurang dari 20 isi Waktu: 30 menil
kapsul dengan bantuan metilen k/orida P. Larutkan Prosedur Lakukan penetapan jumlah
dalarri inefilen klorida P, saring larutan melalui C19H23CIN2 .HCl yang terlarut dengan mengukur
seguinpal kapas dan encerkan secara kuantitatif dan serapan filtrat larutan disolusi, jika perlu encerkan
jika perlu bertahap, dengan metilen klorida P hingga dengan Media disolusi dan serapan larutan baku
kadar lebih kurang 0,075 mg per ml. Pipet 5 ml Klomipramin hidroklorida BPFI dalam media yang
larutan ini Jee dalam labu tentukur 50-ml, encerkan sama pada panjang gelombang serapan maksimum
dengan Asam klorida metanol 0, 1 N sampai tanda. !ebili lrnrang 252 nm-:-
Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan To/eransi ,Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
uji pada panjang gelombang serapan ;,Oksimum lebih kurang dari 80% (Q) C 19H23 C!N2 .HCI dari jumlah
kurang 491 nm, terhadap Larutan blang/Co. Hitung yang tertera pada etiket.
jumlah dalam mg, klofazimin, C21H22CJiN,, dalam
kapsul yang digunakan dengnn rumus: Keseragaman scdiaan <911> Memenuhi syarat.
Prosedur untuk keseragaman kandungan
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Klomipramin Hidrpklorida BPFI, larutkan dan
encerkan dengan r11etanol P hingga kadar lebih
kurang 30 µg per ml.
C adalah kadar Klofazimin BPFI dalam mg per ml Larutan uji Masukkan secara kuantitatif isi satu
Larutan baku; L adalah j um Iah klofazimin dalam kapsul ke dalan1 labu tentukur I 00-ml dcngan
mg, untuk tiap kapsul yang tertera pada etiket; D bantuan metanol P. Tambahkan lcbih kurang 75 ml
adalah kadar klofazimin dalam mg per ml Larutan uji n1eranol I,,, kocok secara mekanik sela1na I jam dan
berdasarkan jumlah dalam etiket dan pengenceran; encerkan dengan metanol P sampai tanda. Encerkan
Au dan As berturut-turut adalah serapan Lan1tan uji secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan
dan Laro/an baku. metanol P hingga kadar lebih l.."Urang 30 µg per ml.
Prosedur Ukur serapan Larutan uji dz=.: ..J..an1lan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baku pada panjang gelombang serapan maksimum
baik, pada suhu ruang. lebih kurang 252 nm, menggunakan sel I-cm, dan
metanol P sebagai blangko. Hi tung jumlah ddam mg,
klomipramin hidroklorida, C19H 23 CIN2 .HC!, dalam
Tambaltan monografi kapsul yang digunakan dengan rumus:
KAPSUL KLOMIPRAMIN
HIDROKLORIDA
Clomipramine Hydrochloride Capsules (~)(~:)
Kapsul Klomipramin Hidroklolida mengandung
Klomipramin Hidroklorida, C 19H2 jCIN2 .HCI, tidak T adalah jumlah dalam mg klomipramin hidroklorida
kurang dari 90,0% dan tidak lebih ciari 110,0% dari dalam kapsul seperti yang tertera pada etiket; C
j umIah yang tertera pad a etiket. adalah kadar Klomipramin Hidroklorida BPFI dalam
µg per ml Larutan balm; D adalah kadar klomipramin
Baku pcm banding Klomipramin hidrok/orida BPFI; hidroklorida dalam µg per ml Larutan uji; Au dan As
Tidak bolch dikeringkan, bersifat higroskopik. berturut-turut adalah serapan lanltan uji dan Larutan
Simpan dalam wadah tertutup rapat. baku.

ldentilikasi Masukkan is! kapsul setara dengan lebih Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
kurang I 25 mg klomiprnmin hidroklorida ke dalam Kromatografi cair kinetja tinggi seperti yang tertera
wadah yang sesuai, tambahkan 25 ml kloroform P, pada Kromatografi <93 ! >.
aduk selama 5 meni1 dan saring. Uapkan di atas Lan1tan nalriu1n 1-heptanasulfonat, Fase gerak,
tangas uap' hingga \'Olume Jebih kurang 5 ml. Lan1tan kesesuaian sistem, Larutan baJ..1J dan Sisten1
Dinginkan dalam tangas es, tambahkan eter P dan kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
aduk hingga terbentuk hablur. Saring dan keringkan Penetapan kadar dalam K/omipramin hidroklorida.
pada I 00° selama I jam. Spektrum serapan · larutan uji 'Timbang saksama tidak kurang dari
inframerah residu yang didispersikan dalam kalium 20 kapsul, keluarkan isi semua kapsu! dan campur.
bromida P menunjukkan maksimum hanya pada Bersihkan dan timbang saksama cangkang kapsul.
bilangan gelombang yang sama seperti pada Hitung bobot rata-rata isi kapsul. Timbang saksama
Klomipramin Hidroklorida BPF!. sejumlah isi kapsul setara dengan lebih kurang !60
1987 KJorambusil I Monografi Sup/emen III Farmakope Indonesia IV

mg klomipramin hidroklorida, masukkan ke .d.alam Identifikasi,


labu tentukur 200-ml. Tambahkan 130 ml meta~oi P, A. , Spektium serapan inframerah zat yang
kocok secara mekanik selama l jam,· encerkan dilarutkan dalam karbon disulfida P ( 1 da!am 125)
dengan metano/ P sampai tanda. Pipet 10 ml larutan dalam sel I-mm menunjukkan maksimum hanya
ini ke dalam labu tentukur 25-ml dan encerkan pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
dengan metanol P sampai tanda, kocok dan saring, Klorambusil BPFI.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sej umlah B. Larutkan 50 mg zat dalam 5 ml aselon P,
volume sama (lebih kurang I 0 µl) Larutan baku dan encerkan dengan air hingga 10 ml. Tam,bahkan satu
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam tetes asam suifat 2 N, dan 4 tetes perak nitrat LP:
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hi tung tidak segera terbentuk kekeruhan (tidak ada ion
jumlah dalam mg, klomipramin hidroklorida, klorida). Hangatkan larutan di atas tangas uap:
C19H23ClN2.HCl dalam isi kapsul yang digunakan terbentuk kekeruhan (ada klorin terionisasi).
dengan rumus:
Jarak lebur <1021> Antara 65° dan 69°

sooc(;,) Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%,

Penetapan kadar Timbang saksama 200 mg zat,


C adalah kadar Klomipramin Hidroklorida BPFJ Iarntkan dalam IP ml aseton P, tambabkan IO ml air,
dalam mg per ml Larutan baku; ru dan rs berturut- dan titrasi dcngan natrizan hidoksida 0.-1 N LV,
turut adalah respons puncak La111tan ufi dan lanJtan menggunakanfenoljia/cin LP sebagai indikator.
baku,
I 1111 natriun1 hidroksida 0, 1 N setara dengan
V.'adah dan pcnyimpanan Dalam wadah tertutup 30,42 mg C1 4H 19C/ 2N0 2
baik.
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah
ter.utup rapat dan terlindung dari cahaya,
Ta111ba!tan ntonografi
KLORAMBUSIL •
Chlorambucil Tambahan monografi
TABLET KLORAMBUSIL
Chlorambucil Tablets

Tablet Klorambusil mcngandung Klorambusil,


C,,H 19Cl 2NO; tidak kurang dari 85,0% dan tidak
Iebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada
asam 4-[p-[Bis(2-kloroeti/)aminojfenil)butirat (305- e1iket.
03-.3]
C:4H19Cl,N02 BM 304,21 Baku pembanding K/orambusi/ BPFI; [Peringa!an
Klorambusil mengandung tidak kurang dari 98,0% Hindari kontak langsung] Lakukan pengeringan di
dan tidak lebih dari 101,0%, C 14H 19Cl 2NO,, dihitung at:;s silika gel selama 24 jam sebelum digunakan.
terhadap zat anhidrat. Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
{Peringatan Penanganan haros secara hati-hati ahaya, Propil Paraben BPFI; Tidak boleh
untuk menghindari menghin1p partikel klorambusi/ dikeringkan, simpan dalan1 wadah tertutup rapat.
dan paparan pada kulit]
ldentifikasi Kocok sejumlah serbuk tablet setara
Baku pcmbanding K/orambusil BPF!; [Peringatan dengan lebih kurang 16 mg klorambusil dengan 20
Hindari konrak langsung] Lakukan pengeriri.gan di rr,; karbon disuifida P, Saring dan uapkan sampai
atas silika gel selama 24 jam sebelum digunakan, kering. Larutkan residu dalam 2 ml karbon disuifida
Si111pan dalam \Vadah tertutup rapat, terlindung dari P Larutan yang diperoleh memenuhi uji A seperti
ca ha ya. ya:ig tertera pada Identifikasi dalam Klorambusi/.

Pcmerian Serbuk agak berbentuk granul, hampir Waktu hancur <1251> Memenuhi syarat. Letakkan
putih. I tablet ke dalam setiap tabung pada 6 tabung dari
keranjang dan jika tablet mempunyai penyalut luar
Kclarutan Sukar larut dalam air; sangat mudah larut ya:ig dapat larut, celupkan keranjang ke dalam air
dnlnm aseton; larut dalam alkali encer.
Suplemen III Fannakope Indonesia JV Monografi I Kaps.ul Kloramfenikol 1988

pada suhu ruang selama 5 menit. Jalankan alat, dipersyaratkan seperti yang tertera pada L]i
gunakan cairan /ambung buatan LP dengan suhu 37 kesesuaian sistenz dan \Vaktu eluasi yang sesuai.
± 2° sebagai media. Setelah alat dijalankan selama 30 Uji kesesuaian sisten1 Lakukan kromatografi
menit, angkat keranjang dari media dan a1nati semua terhadap 6 sampai l 0 kali penyuntikan Larutan baku
tablet. Jika tablet tidak hancur sempuma, ganti media dan ukur respons puncak seperti yang tertera pada
dengan cairan usus buatan LP, pertahankan suhu Prosedur: resolusi, R, antara puncak analit dan baku
media pada 37± 2° dan teruskan pengujian hingga internal, tidak kurang dari 2,0 dan simpangan balm
jangka waktu keseluruhan termasuk pencelupan rclatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
dalam air dan cairan /ambung buatan LP selama 45. Proscdur Suntikkan secara terpisah sejumlah
menit. Angkat keranjang dari media dan amati tablet; volume sama (10-12 µl) Larutan baku dan Larutan
semua tablet harus hancur sempuma. Bila l atau 2 uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan
tablet tidak hancur sempuma, ulangi pengujian
dengan 12 tablet lainnya. Tidak kurang 16 dari 18
tablet yang diuji harus hancur sempuma.
ukur respons puncak utama. Hitung jumlah dalam
mg, klorambusil, C,,H 19 Cl 2NOi. dalam scrbuk tablet
yang digunakan dengan run1us:
·-
o,1c( ~: )_
Kcseragaman sediaan <911> h1cmcn'.lhi syarat.

Penctapan kadar Laki;kan pcnelapan deng3n cara


Kro1nalografi cair kiner~/a linggi sepcrti yang tcrtcra
pada Kromatografi <931>. C adalah kadar Klorambusil BPFI dalam ftg per ml
Fase gerak Buat campuran 500 ml etanol P dan /.a111tan baku: Ru dan Rs bcrturut-turut adalah
1.0 1nl asa1n asetat glasicl I' n1asukkan kc dalan1 labu perbandingan respons puncak kloran1husil tcrhad::p
tcntukur l 000-1111, cncer~an dcngan air san1pai tanda. baku inten1al dari Laruran uji dan Larutan haku.
Kadar ctanol dapat ber-variasi untuk 111cndapatkan
kcscsuaian siste1n yang dipcrsyaratkan dan Wadah dan penyimpanan Tablet salut dalam wadah
n1embcrikan \\•aktu eluasi yang sesuai untuk tcrtun1p baik; tablet tidak bcrsalut dalom wadah
kloran1busil. A'vaud.'.lr::.kan lannan pada lekanan tertutup baik dan terlindung dari cahaya.
lebih kurang 250 m1nl-Ig sclan1a 2 menit.
La111tan baku internal Masukkan lebih 6 kurang
20 mg Propil Paraben BPFI ke dalam labu tentukur KLORAMFENIKOL
50-ml, larutkan dan encerkan dengan etano/ P sampai Chloramphenicol
tanda.
Lanlfan baku Timbang saksama sejumlah Ta"1baha11 persyarata11:
Klorambusil BPFI, larutkan dalam etanol P, •Endotoksin baktcri <20 I> Jika pada ctiket tertera
cncerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap kloramfenikol untuk pembuatan sediaan injeksi, tidak
dengan etanol P hingga kadar lebih kurang l mg per lebih dari 0,2 unit Endotoksin Fl per mg
nil. Pipet 2 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml, kloramfenikol..
tambahkan lebih kurang 50 ml etanol P, sambil
digoyang perlahan tambahkan s,o· ml asam klorida Tambaltan persyaratan:
O,J N dan 2,0 ml Laruran baku internal. Encerkan "Sterilitas <71> Memenuhi syarat. Jika pada etiket
dengan etanol P sampai tanda. dinyatakan bahwa kloramfenikol steril, lakukan
Larutan uji Timbang dan serbuk.kan tidak kurang penetapan dengan Penyaringan me111bran seperti
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk yang tertera pada Uji Sterilitas dari produk yang
tablet setara dengan lebih kurang 2 mg klorambusil, diuji, menggunakan 1 g zat.. -..-
masukkan ke dalam labu tentukur I 00-ml yang berisi
50 ml etonol P, sambii digoyang perlahan Tanrhaltan persyarata11:
tambahkan 5,0 ml asam klorida 0,1 N dan 2,0 ml •renandaan Jika digunakan untuk pcrnbuatan
l.aruran baku internai. Sonikasi scla1na 5 n1enit, sediaan injeksi, pada etikcl harus dinyatakan steril
cncerkan dcngan etano! P sa111pai tanda. Saring atau diproscs lebih lanjut untuk pcn1buatan sediaan
111c\aiui pcnyaring kac3 n1asir dcngan porositas injeksi .•
scdang dan pertahankar: penurunan tekanan selarna
\vaktu n1inin1un1 yang diperlukan untuk n1enghindari.
kehilangan pelarut karena penguapan. ·
KAPSUL KLORAMFENIKOL
Sistem kromarografi Lakukan seperti yang teitera
Chloramphenicol Capsules
pada Kromatograj(<93 I>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm, kolom 2
Perubahan:
mm x 25 cm atau 30 cm, berisi bahan pengisi Li,
Disolusi <123 I>
dengan ukuran partikel 5-10 µm. Laju alir diatur
Media disolusi: 900 ml asam klorida '0,01 N,.
san1pai mampu n1emberikan· resolusi yang
· ·1989 Tetes :MataKioramfenikol/ Monografi Sup/emen III Farmakope Indonesia IV

A/at tipe I: 100 rpm. ,,, .... Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 8,8 unit
Wak1U: 30 menit " per mg klorfeniramin maleat.
Endotoksin FI
Prosedur Lakukan penetapan jumlah
C 11 H 12Cl,N20s, yang terlarut dengan mengukur pH <1071> Antara 4,0 dan 5,2.
serap.an filtrat larutan "disolusi,, yang jika perlu
diencerkan dengan Media disolusi dan serapan Syarat lain Memenuhi persyaratan seperti tertera
larutan baku K/oramfenikol BPFI dalam media yang pada lnjecliones.
sama pada panjang gelombang serapan maksimum
lebih kurang 278 nm. Penetapan kadar Lakukan seperti yang tertera pada
To/eransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak Garam Basa Nitrogen Organik <261>.
kurang dari 80% (Q) C11H1 2CI,N 20s, dari jumlah Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 25
yang tertera pada etiket. mg Klorfeniramin Ma/eat BPFI, larutkan dalam 20
ml asam sulfat P (l dalam 350) dan perlakukan
seperti pada Larutan uji.
TETES MATA KLORAMFENIKOL Larulan uji 'Lakukan seperti yang tertera pada
Chloramphcnicol Ophthalmic Solution Garam Basa Nitrogen Organik <261>.
Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan
Tambaltan per.SJ'aratan: uji pada panjang gelombang serapan m~ksimum lebih
•penandaan Pada - etiket harus dicantu1nkan kurang 264 nm. Hitung jumlah· dalam mg
"gunakan larutan dalam wak"tu 21 hari setelah klorfeniramin maleat, C"H 19CIN,.C,H 4 0 4 tiap ml
dibuka" .• injeksi dcngan ru111us:

Tambaltan monograji
. INJEKSI KLORFENIRAMIN l\lALEAT (~)(~~)
Chlorpheniramine Maleat Injection
C adalah bobot Klo1feniramin Ma/eat BPFJ dalam
Injeksi Klorfeniramin Maleat adalah larutan steril [Jl"'g yang digunakan dalam membuat Larutan baku; V
Klorfeniramin Maleat dalam air untuk inj eksi. adalah volume injeksi dalam ml yang digunakan
Mengandung Klorfeniramin Mal eat, untuk membuat Larutan uji; A. dan As berturut-turut
c,.H 19CIN2.C,H,O,, tidak kurang dari 90,0% dan adalah serapan dari Larutan uji dan Larutan baku.
tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada
etiket. Wadah dan pcnyimpanan Dalam wadah dosis
.. Eaku pembanding Klorfeniramin Maieat BPFJ;
tunggal atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca tipe I
terlindung dari cahaya.
tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah
tertutup rapat, tcriindung dari cahaya. Endotoksin
BPFI; {Catalan Bersifat pirogenik, penanganan vial
Tambahan monograji
dan zsz harus hati-hati untuk menghindari
kontaminasi] Rekonstitusi semua isi. gunakan larutan
SIRUP KLORPROMAZIN
dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka HIDROKLORIDA
dan larutan, dalam lemari pendingin. Chlorpromazine Hidrochloride Syrup

Identifikasi Sirup Klorpromazin Hidroklorida•. · mengandung


A. Encerkan sejumlah volume injeksi setara Klorpromazin Hidroklorida, C 17 H 19 CIN2S.HC1, tidak
dengan lebih kurang 50 mg klorfeniramin maleat k-urang dari 190 mg dan tidak lebih dari 210 mg per
dengan larutan asam klorida P ( l dalam 1000) 100 ml.
hingga 25 ml, lakukan seperti tertera pada Jdentifikasi
Basa Nitrogen Organik <261>, dimulai dengan Baku pembanding Klorpromazin Hidroklorida
.. P.indahkan larutan ke dalam corong pisah": BPFJ; Lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2
me1nenuhi syarat. jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
B. Uapkan sejumlah volume larutan injeksi, yang tertutup rapat, terlindung dari cahaya. {Catalan
setara dengan lebih kurang 25 mg klorfeniramin Lindungi /arutan uji dan larutan baku dari cahaya
maleat, di atas tangas uap sampai kering, dan atau gunakan a/at ge/as aklinik rendah dan segera
keringkan residu pada 105° selama 1 jam: melebur lakukan penetapan]
antara 128' dan 135'.

___ I
..)
Suplemen ll[Fannakope Indonesia IV Monografi I Sirup Klorpromazin Hidroklorida 1990

ldentifikasi panaskan pada suhu 60' selama 10 menit. Dinginkan,


A. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang encerkan dengan natrium bisulj;t I M sampai tanda.
tertera pada Kromatografi <931>. Pipe! 10 ml larutan, masukkan ke dalam corong pisah
Fase gerak Buat campuran etil asetat P yang 60 ml, tambahkan 2 ml larutan natrium hidroksida P
dijenuhkan dengan amonium hidroksida P-eter P- (1 dalam 2), campur. Ekstraksi tiga kali, tiap kali
metanol P (75:25:20) yang dibuat segar. cengan 30 ml eter P. Saring kum;>ulan ekstrak eter
Penjerap Silika gel P setebal 0,25 mm. melalui natrium sulfa/ anhidrat P yang telah dibasahi
Penampok bercak Larutkan 100 mgplatina klorida dengan eter ke dalam Erlenmeyer 250 ml. Uapkan
P dalam 10 ml asam klorida 0,1 N, tambahkan 25 ml ekstrak hati-hati sampai kering. Larutkan residu
larutan ka/ium iodida P (1 dalam 25), 0,5 ml asam dalam 10,0 ml metanol P, jika perlu saring. Tiap ml
format P, encerkan dengan air hingga 100 ml. larutan mt mengandung 1 mg klorpromazin
Larutan baku Timbang saksama sejumlah sulfoksida. .
Klorpromazin Hidroklorida BPFl, larutkan dan Laro/an uji Ukur saksama sejumlah Vorume sirup
encerkan dengan metano/ P hingga kadar lebih setara dengan lebih kcrang 20 mg klorpromazin
kurang 0,2 mg per ml. hidroklorida, masukkan ke dalam corong pisah 125
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume sirup ml. Tambahkan 10 ml air dan 2 ml larutan natrium
setara dengan lebih kurang 20 mg klorpromazin hidroksida P (I dalam 2). Ekstraksi tiga kali, tiap kali
hidroklorida, masukkan ke dalam corong pisah dengan 30 ml eter P. Saring kumpulan ekstrak eter
125-ml. Tambahkan 10 ml air, 2 ml larul.'.ln natrium melalui natri11m su/jat anhidrat P. Uapkan ekstrak
hidroksida P (1 dalam 2), Ekstraksi tiga kali, tiap kali etcr dengan bantuan aliran nitrogen P sarnpai lebih
dengan 30 ml eter.P. Saring kumpulan ekstrak eter kurang 5 ml. Pindahkan larutan secara lo1antitatif ke
melalui natrium su/(at anhidrat P. Uapkan ekstrak dalam tabung sentrifuga 40 ml. Uapkan dengan
eter dcngan uap nitrogen P sampai kbih kurang 5 ml. bantuan aliran nitrogen P pada pe1nanasan sedang
Pindahkan larutan secara kuantitatif ke dalam tabung sampai kering. Larutkan residu dalam 1,0 ml metano/
sentrifuga 40 ml. Uapkan dcngan bantuan aliran P.
nitrogen P pada pemanasan sedang sampai kering. Prosedur Totolkan secara te1pisah masing-masing
Larutkzn residu dalam 100 ml me/anal P. 15 µl Lani/an uji dau la111tan baku klorpromazin
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing s11/foksida pada lempeng kromatografi. Masukkan
15 µl Lani/an uji dan Larutan baku pada lempcng lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah
kromatografi. Masukkan lempeng ke dalam bejana dijenuhkan dengan Fase gerak, dan biarkan Fase
kromatografi yang telah dijenuhkan dengan Fase gerak nierambat hingga tiga per empat tinggi
gerak, dan biarkan Fase gerak merambat hingga tiga lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat dan
per cmpat tinggi lempeng. Angkat lcmpeng, tandai biarkan kering. Sempra! lempeng dengan Penampak
batas rnmbat dan biarkan kering. Semprot lempeng bercak: Harga R1 bercak sekunder dari Larutan uji
dengan Penampak bercak:' Harga R1 bercak utama sesuai dengan bercak dari Larutan baku
dari Larutan uji scsuai dengan bercak yang diperoleh klorpromazin sulfoksida. Ukuran dan intensitas
dari Larutan baku. bercak tidak lebih besar dari bercak Larutan baku
B. Encerkan sejumlah volume sirup dengan air k/orpromazin su!foksida.
volume sama. Larutan memberikan reaksi Klorida
seperti yang tertera pada Uji identifikasi umum Penetapan kadar
<291>. Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume sirup
setara dengan lebih kurang l 0 mg klorpromazin
Klorpromazin suifoksida Tidak lebih dari 5,0%. hidroklorida, masukkan ke dalam labu tentukur 50-
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi lapis ml. Tambahkan asam klorida 0,.J. · N sampai tanda.
tipis sepcrti yang tertera pada Kromatografi <931>. Lakukan seperti yang tertera pada Penetapan kadar
Fase gerak Buat campuran etil asetat P yang dalam Jnjeksi Klorpromazin Hidrok/orida, dimulai
dijenuhkan dengan amonium hidroksida P - eter P - dengan "Pipet I 0 ml larutan."
metanol P (75:25:20) yang dibuat segar. larutan baku Lakukan seperti yang tertera pada
Penjerap Silika gel P setebal 0,25 mm. Penetapan kadar dalam /njeksi Klorpromazin
Penampak hercak Larutkan I00 mg platina klorida Hidroklorida.
P dalam I 0 ml asam klorida 0, I N, tambahkan 25 ml Prosedur Ukur serapan Larut.an baku dan Lan,lan
larutan kalium iodida P ( l dalam 25), 0,5 ml asam 11ji pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
format P, encerkan dengan airhingga 100 ml. kurang 254 nm dan 277 run, menggunakan asam
larutan baku klorpromazin sulfoksida Timbang klorida 0, I N sebagai blangko. Hi tung jumlah dalam
saksama sejumlah Klorpromazin Hidroklorida BPFJ, mg, klorpromazin hidroklorida, C 17H 1.CIN2S.HC1,
larutkan dalam larutan asam k/orida P encer (I dalam dalam tiap ml sirup dengan rumus:
100) hingga kadar lebih kurang l 0,6 mg per ml. Pi pet
5 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 50-ml.
Tambahkan 2 ml hidrogen peroksida 30% dan

-
l
1991 Kiotrimazol/ Monografi .. · Suplemen Ill Fanna/rope Indonesia IV

kocok sampai kalium iodida larut. Masukkan 2 g


iodum P ke dalam labu tentukur, kocok sampai laruL
Encerkan dengan air sampai tanda: Masukkan 5 tetes
larutan yang diperoleh ke dalam tabung sentrifuga 25
ml yang mengandung 5,0 ml injeksi, campur.
C adalah kadar Klorpromazin Hidrokforida BPFI
Tambahkan 0,5 ml larutan asam k/orida 2,0 A{,
dalam µg per ml Larutan baku; V adalah volume campur: terbentuk endapan coklat yang larut pada
dalam ml sirup yang digunakan; (Am - Am)u dan penetralan dengan 0,5 ml natrium hidroksida LP.
(Am -Am)s berturut-turut adalah perbedaan serapan
pada panjang gelombang Larutan uji dan Lani/an Warna dan kcjernihan Masukkan scjumlah injeksi
baku. ke dalam tabung- reaksi kaca bening, a1nati larutan
secara visual pada daerah dengan cabaya cukup bail::
Wadah dan pcnyimpanan Dalam wadah tertutup Iarutan tidak berwama, tidak keruh, tidak ada
rapat, terHndung dari cahaya: - cndapan dan bebas bbut.

Endotoksin bakteri <201> Tidak lcbih <lari 0,25 ur.::


KLOTRll\1AZO L Endotoksin Fl per mg kofein.
Clotrimazole
Stcrilitas <71 > Memcnuhi syarat sepe1~i yang tcrter::.
Perubahan: pada Penyaring Mernbran d~lam U.fi Steri/i;cs
Baku pcmbanding Klotrimazo/ BPFI; •tidak bolch Produk.
dikcringkan. simpan dala111 \Vadah tcrtutup rapat,
terlindung dari cahaya. •Senyalva sejenis A pH <1071> Antara 4,2 dan 5,2.
klotrimazo/ BPFI. (o-Klorofenil)difenilmetanol;
tidak boleh dikeringkan scbelum digunakan; •simpan Bahan partikulat <751> Tidak lebih dari I:':,
dalam wadah tertutup rapat, tcrlindung dari cahaya .• partikel yang san1a dengan atau lcbih bcsar dari 1 :1
fmidazo/ BPFI; tidak bolch dikcringkan sebclum pin, dan tidak lebih dari 25 partikcl yang san: 1
digunakan.•Simpan dala1n \vadah tertutup rapat,
dcngan atau lebih besar dari 25 ~1n1.
ter !in dung dari cahaya.•
Senya"·a scjcnis Masing-1nasing scnya\\'2. sejen:s
tidak lebih dari 0, 10%; total cemaran tidak lebih da;i
Tambaha11111011ografi O, 1%. Lakukan pcnetapan dengan cara Kromatogra_;'
INJEKSI KOFEIN SITRAT cair kiner:ja tinggi scperti yang tertera p.id=.
Caffeine Citrate Injection Kromatografi <93 l>.
, ,Fase gerak, Larutan teofilin, Larutan baku d,_-,
1
lnjeksi Kofein Sitra! adalah larutan• steril L<:irUtan uj1\ Lakukan seperti yang tertera pad.::.
mengandung kofein dan asam sitrat dalam air untuk Penetapan kadar.
injeksi. Mengandung kofein sitra~ C14 H 18N 4 0 9 , tidak Larutan kesesuaian sistem Masukkan 2,5 ml
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari- 110,0% dari Larutan baku ke dalam labu tentukur I 00-m•_
jumlah yang tertera pada etiket. Tidak boleh encerkan dengan air sampai tanda.
mengandung bakteriostatik atau pengawet lain. Sistem kro1natografi Lak."Ukan seperti yang tcrter~
pada Kromatografi <931>. Lak-ukan kromatograo'
Baku pembanding Kofein BPFI; Tidak boleh terhadap Larntan kesesuaian sistetn, rekam respvns
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, puncak seperti yang terter<i: pada Prosedur: puncak
terlindung dari cahaya. Endotoksin B?FI; [Catatan teofilin mcnghasilkan respons puncak yang dapo:
Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi harus dibedakan \vaktu retensinya.
hati-hati untuk menghindari kontaminasi} Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Rekonstitusi se1nua isi, gunakan larutan dala1n \Vaktu volume sama (lebih kurang IO µI) Larutan ~aku doc.
14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan, Larutan uji kc dalam krornatograf. Rek2r..
•Jalam lemari pendingin. kromatogram dan ukur respons puncak. Hitur.;
perscntase 111asing-n1asing senya\va sejenis dalar..
luentifikasi injeksi dcngan ru1nus:
A. Waktu retensi puncak utama kromatogram
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
diperoleh pada Penetapan kadar.
B. Menunjukkan reaksi Sitra! seperti yang tertera
iOOF(386,3 t)(
~)(
194,19 \Cw rs
1i)
pada Uji Jdentifikasi Umum <291>.
C. Masukkan lebih kurang 4 g kalium iodida P ke
dalam labu tentukur I 00-ml. Tambahkan 10 ml air, F adalah faktor respons relatif setara 0,878 unttL<
teobromin pada waktu retensi relatiflebih k.-urang O,':
Suplemen III Farmakope Indonesia IV Mon'Ografi I Tablet 'Kuinidin Sulfat 1992

setara I, IO untuk paraxantin pada. V>'~ktu retensi


relatif Iebih kurang 0,6; setara 0,905 untuk teofilin 250 c(386,31)(ru)
pada waktu retensi relatif!ebih kurang 0, 7 dan setara 194,19 rs
1,0 untuk senyawa sejenis lain; 386,31 dan 194,19
berturut-turut adalah bobot molekul kofein sitrat darr C adalah kadar Kofein BPFI dalam mg per mi
kofein; Cs adalah kadar Kofein BPFI dalam rng per Laru/an baku; 386,31 dan 194,19 berturut-turut
ml Larutan balcu; Cw adalah kadar kofein sitrat . adalah bobot molekul kofein sitrat dan kofein; ru dan
dalam mg per ml Larutan uji; r; adalah respons rs berturut-lurut adalah respons puncak dari Larutan
puncak masing-masing senyawa sejenis dari Larutan uji dan Laro.tan baku.
uji; rs adalah respons kofein dari Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis
Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera tunggal, dari kaca Tipe I, tertutup rapat. Simpan pada
pada lnjectio11es. suhu antara 15° dan 30°.

Penctapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


Kro1natografi cair kinc1ja tinggi scpcrti yang tertera TAB LET KUINIDIN SULFAT
JJada Kromatografi <931>. Quinidine Sulfate Tablets
Fase gerak Buat can1puran natriun1 asetal 0, 0 l lv(-
asetonilril P - tetrahidrofuran P (191 :5:4). Atur pH
Peruha!tan:
hingga 4,5 dcngan penambahan asam asetat glasia/
Baku pembancling Kuinidin Sulfa/ BPFJ; tidak
P, saring dan awaudarakan. Jika pcrlu lakukan
bolch dikerin!..!kan. ·r.·tcrupakan bentuk dihidrat dari
pcnycsuaian inenurut Kesesuaian siste1n scperti yang
kuinidin sulf;t. ·retapkan kadar air sec.:1.ra titri1netri
tcrtcra pada Kromatografi <93 I>.
pada saat akan digunakan. Simpan dalam wadah
Larutan teofilin Timbang saksama sejumlah
tertutup r2pat, terlindung dari cahaya .• Kuininon
tcofilin larutkan dalam air, cncerkan secara
BPFI; tidak bolch dikcringkan. Simpan dalam wadah
kuantitatif dan jika perlu bcrtahap dengan air hingga
tcrtuttip rapat, tcrlindung dari cahaya.
kadar lebih kurang 0,02 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama lebih lmrang 5 mg
Perubahan:
Ko/eh.- l5PFJ, masukkan ke dalam labu tentuk-ur 25-
Disolusi<I231> •
ml. Tambahkan 5 ml Larutan leofilin, Iarutkan dan
A1edia disolusi: 900 1nl asanz klorida •o.OJ.1''
encerkan dengan air sampai tanda.
A/at tipe 1: 100 rpm
Larufan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi
l-Vaktu: 30 1nenit
setar·a dengan lcbih kurang 50 1ng kofcin, masukkan
Proseciur Lakukan penetapan jun1lah
ke dalam Iabu tcntukur 250-ml. Encerkan dengan air
(C 20 H24 N 20 2),.H 2S0,.2H 20 yang terlarut dengan
sampai tanda, saring mr,,laJui penyaring rnembran
n1enguk.'Ur serapa11 filtrat •1arutan dlsolusi., jika perlu
polivinilitlcn difluo'rida' at;:;.u 'membr:in Yang sctara
cncerkan dengan Media llisolusi dan serapan larutan
dengan porositas 0,45 µm. baku Kuinidin Sulfa/ BPFI dalam media yang sama
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
kurang 248 nm. .
tinggi dilengkapi dengan detektor 275 nm dan kolom . Toleransi Dalam waktu 30 menit harus !amt tidak
4,6 mm x I 5 cm berisi bahan pengisi LI dengan kurang dari 85% (Q) (C20H24N202)i-H2S0,.2H,O,
ukuran partikel 5 µm. Laju alir Iebih kurang I ml per dari jumlah yang tertera pada etiket.
menit. Lakukan kromatografi terhadap Laru/an baku,
rekam respons puncak sepcrti yang tertera pada Perubahan:
Prosedur: \Vaktu retensi untuk teofilin dan kofcir1 Kescragan1an sedia111 <91 I> i\1c1ncnuhi syarat.
berturut-turut lcbih kurang 0,7 dan 1,0; resolusi, R, Prosedur keseragantan ka11dunga11
antara teofilin dan kofein tidak kurang dari 6,0; faktor Lanitan baku Tin1bang saksan1a sejutnlah
ikutan, ditcntuk~n dari puncak tcofilin dan kofein Kuinitlin S::.1.fat BPI:!. larutkan dalan1 larutan asan1
tidak lebih dari 2,0; simpangan baku relatif pada k!orida P ! 1 daJ3m 100) hingga kadar lcbih Kurang
pcnyuntikan ulang ditcntukan dari puncak kofein ·~n. J.tg per 1111.
tidak lebih dari 2,0%. Lanum; uji Serbukkan I tablet dan masukkan kc
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejun1lah dalam labu tentukur 250-ml, tambahkan lebih kurang
volume sama (lebih kurang 10 µI) Larutan baku dan I 75 ml Iarutan asam k/orida P (I dalam 100), dan
Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam kocok secara mekanik selama 30 menit. Encerkan
k.romatogram dan ukur respon~ puncak kofein. dcngan larutan asam klorida P (1 dalam I 00) sampai
Hitung jumlah dalam mg, kofein sitrat, C,.H,.N,09 tanda. Saring, buang 20 ml fi!trat pertama.
dalam volume injeksi yang digunakan dengan rumus: Prosedu; Ukur serapan Larutan uji jika perlu
encerkan secara kuantitatif, dan Larntan baku pada
panjang gelombang serapan maksimum Iebih kurang
1993 Kuinin SulfatlMonografi · :- Sup/emen III Farmakope Indonesia IV
J

I
'
345 nm, menggunakan air sebagai blangko. Hitung PerubaJ;an:·
jumlah dalam mg, "kuinidin sulfat., Disolusi <123 l>
(C20H24N20,),.H2S0,.2fl,O, dalam "tiap. tablet Media disolusi: 900 ml asam klorida "0,01. N
dengan rumus: A/at tipe I: I 00 rpm
Waktu: 45 menit
Prosedur Lakukan penetapan jumlah

(rg)(~J (C2oH2,N20i)i.H2S0,.2H20 yang terlarut dengan


mengukur serapan filtrat larutan disolusi, jika perlu
encerkan dengan Media diso/usi dan serapan larutan
T adalah "jumlah. kuinidin sulfa! dalam "mg per. bairn Kuinin Su/fat BPFI dalam med\a yang· sama
tablet seperti. yang tertera pada etiket; D adalah pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
kadar kuinidin sulfa! dalam µg per ml Larutan uji kurang 248 nm. ·
berdasarkan jumlah yang tertera pada_ e\iket; C Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
adalah kadar Kuinidin sulfat BPFI dalam µg per ml kurang dari 75% (Q) (C,0H24N202)2.H2S0,.2H,O,
Larutan baku; Au dan As berturut-turut adalah dari jumlah yang tertera pada etiket.
serapan Larutan uji dan Larutan baku.
Perubahan:
Keserag3man sediaan <911> Memenuhi syarat;
KUININ SULFAT lakukan· penetapan sebagai berikut: •Serbukkan I
tablet dan masukkan l<e dalam labu tentukur 250-ml,
Quinine Sulfate
tambahkan lebih kurang 175 ml larutan asam klorida
P (I dalam I 00), dan kocok secara mekanik selama
Perubalta11:
30 menit. Tambahkan larutan asam k/orida P ( 1
(C20H2,N20i),.H2S0 4.2H 20 BM "782,93.
dalam I 00) sampai tanda. Saring, buang 20 ml filtrat
(C2oH24N20i)2.H2SO, BM "746,93.
pertama. Ukur serapan filtrat dan larutan Kuinin
Su/fat BPFI 40 µg per ml dalam larutan asam k/orida
Kuinin Sulfa! adalah garam sulfat alkaloid yang
P (1 dalam 100) pada panjang gelombang serapan
diperoleh dari kulit kayu tanaman Cinchona.
maksimum lebih kurang 345 nm, menggunakan air
Mcngandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih
sebagai blangko. Jika serapan filtrat terlalu besar,
. dari 101,0% garam alkaloid total, dihitu~g sebagai "
la!a1kan pengenceran. Hitung jumlah zat aktif dalam
(C20H2,N20i),.H 2S04, terhadap zat "anhidrat•.
mg, sebagai (C20H24 N,0 2)z.H 2S0 .. 2H 20, dalam
tablet dengan rumus:
Perubalzan:
Baku pembanding Kuinin Su/fat BPFI; tidak boleh
dikeringkan. "Merupakan bentuk dihidrat dari kuinin
sulfat. Si)llpun dalam wadah tertutup rp.pa\, tedin.dung, (TC)(Au '\)
, D As
dari cahaya.. Kuininon BPFI; tidak' boleh
· dikeringkan. Simpan dalam wadah tidak tembus
cahaya, tertutup rapal T adalah jumlah kuinin sulfa! dalain mg per tablet
sesuai yang tertera pada etiket; D adalah kadar kuinin
Perubalzan: sulfa! dalam "µg. per ml Larutan uji berdasarkan
Rotasi jenis <1081> Antara ~235° dan "-245° jumlah yang tertera pada etiket; C adalah kadar
dihitung ·terhadap zat anhidrat; lakukan penetap,.';; Kuinin sulfat BPFI dalam "µg. per ml Larutan baku;
menggunakan larutan dalam asam klorida 0, J N yang Au dan As berturut-turut adalah serapan Larutan uji
mengandung 200 mg per 10 ml. dan Larutan baku.

TA'BLET KUININ SULFA T Tambahan monografi


Quinine Sulfate Tablets LEUKOVORIN KALSIUM
L-eucovorin Calsiun1
Pcrubalzan:
B:>ku pembanding Kuinin Su/fat BPFJ; tidak boleh
dikeringkan. "Merupakan bentuk dihidrat dari kuinin
sulfa!. Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung
dari cahaya.. Kuininon BPFI; tidak boleh
dikeringkan. Simpan dalam wadah tidak tembus
cahaya, tertutup rapat. Ka/sium N-[p-[[[(6RS)-2-amino-5-formi/-5,6,7,8-
tetrahidro-4-hidraksi-6-pteridinil]metil)amino]
bem:ai/j-L-g/utamat (I: I) [ 1492-18-8]
CzoH21CaN,o, BM 51 I ,50
. .Suplemen Ill Farmakope Ind.011~ja IV Monogrqfi I I~j~ksiI~ukovorin_ J{alsium 1994 .

Leukovorin kalsium mengandung tidak'kilrang dari laruikan dan encerkan dengan Pengencer sampai
95,0% dan tidak lebih dari I 05,0% C2oH21CaN,O,,. tanda.
dihitung terhadap zat anhidrat. Larutan kesesuaian sis/em Larutkan asam fo/at P
dalam Pengencer hingga kadar lebih kurang 175 µg
Pemerian Serbuk putih kekuningan atau kuning, per ml. Campur l bagian larutan ini dengan 4 bagian
tidak berbau. Larutan baku.
Sis/em Ja·amatagrafi Lakukan seperti yang krtera
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; praktis pada Kramatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tidak larut dalam etanol. tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
4 mm x 30 cm berisi bahan pengisi LI. Laju alir lebih
Baku pembanding Leukovorin Kalsium BPFI; kurang 1 sampai 2 ml per menit_. Lakukan
{Catalan Zat ini sangat higroskopik} Tidak boleh kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem,
dikeringkan; tetapkan kadar air secara titrimetri pada rekam respons puncak seperti yang tertera pada
sa.at akan digunakan untuk · analisis kuantitatif. Prosedur; wab.-tu retensi relatif leukovorin kalsium
Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari dan asam folat bertumt-turut adalah 1,0 dan 1,6;
cahaya. resoiusi, R, antara puncak leukovOrin kalsium dan
asam folat tidak kurang dari 3,6; cian simpangan baku
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang relatif pada penyuntikan ulang tidak !ebih dari 2,0%.
didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan Prosedur Suntikkan secara; terpisah sejumlah
maksimum hanya pada bilangan gelomoang yang volume sama (Jebih kurang 15 µl) Larutan baku·dan
sama dengan Leukovorin Kalsiu1n BPFI. Larutan uji ke dalam kromatograf, rekan1
kron1atogra111, ukur respons .puncak utarna. Hi tung
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 17,0%. jun1lah dalam mg, leukovorin kalsiun1,
C 20H 21 CaN 7 0 7• dalam zat yang digunakan dengan
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 50 run1us:
bpj .

. Penctapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


Kron1atograji cair kinerja ringgi seperti yang tertcra
pada Kromatografi <931>. [Catalan Gunakan hanya
air deionisasi segar. Gunakan peralaian ge/as aktinik C adalah kadar Leukovorin Ka/siunz BPFI, dalam flg
rei1dah untuk /arnlan mengandung Leukovorin per ml Larutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah
kalsium dan lindungi larutan terhadap cahaya. respons puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
Lakukan penetapan segera}.
Larutan tetrabutilamonium hidroksida Larutkan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
tetrabuti!Q1[1'onium •hidrohsida P dalam n1etanol P baik, terlindung dari cahaya.
hingga kadar Jebih kurang 0,25 g per ml.
Larutan natrium fosfat monobasa 2 N Larutkan
natrium fosfal monobasa monohidrat P dalam air
Tambaltan monografi
hingga kadar lebih kurang 276 mg per ml.
Fase gerak Bual campuran 15 ml Larutan
INJEKSI LEUKOVORIN KALSIUM
Leucovorin Calcium Injection
letrabutilamonium hidroksida dan 835 ml air.
Tambahkan 125 ml asetonitril P, atur pH hingga
7 ,5±0, I dengan penambahan Larutan natrium fosfat lnjeksi Leukovorin Kalsium adalah larutaa steril
Leukovorin Kalsium dalam ""air untuk injeksi.
monobasa 2 N, encerkan dengan air hingga I 000 ml,
Mengandung Leukovorin, C 20H 23 N 70,, tidak kurang
atur kadar asetonitril P. Saring dan awaudarakan.
dari 90,0% dan tidak lebih dari 120,0% dari jumlah
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
sistem seperti yang tertera pada Kronzatografi <93 J>. yang tertera pada etiket.
Pengencer Buat can1puran 15 ml Larutan
Baku pcmbanding Leukovorin Ka/sium BPFI;
tetrabutilarnoniu1n hidroksida dan 900 ml air. Atur
pH hingga 7,5±0,1 dengan penambahan Lanitan [Catalan Zat ini sangat higroskopik} Tidak boleh
dikeringkan; tetapkan kadar air sccara titrimetri pada
natriu1n fosfat tnonobasa 2 iV, encerkan dengan air
saat akan digunakan untuk analisis kuantitatif.
hingga 1000 ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya. Endotoksin BPFI {Catalan Bersifat
Leukovorin Kalsium BPFJ, larutkan dan encerkan
pirogehik, penanganan vial dan isi harus hati-hati
secara kuantitatif dengan Pengencer hingga kadar
lebih kurang 175 µg per ml. untuk menghindari kontaminasi} Rekonstitusi semua
isi, gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg
zat, masukkan ke dalam labu tentukur I 00-ml, vial yang belum dibuka dan larutan, dalam lemari"
pendingin.
1995 Tablet Leukovorin Kalsium I Monografi Suplemen III Farmakcpe Indonesia IV

Identifikasi Masukkan sejumlah volume injeksi yang Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis
setara dengan lebih kurnng 6 mg leukovorin kalsium tunggal, tidak tembus cahaya, sebaiknya dari kaca
ke dalam tabung sentrifuga bersumbat kaca 50 ml, Tipe I.
tambahkan lebih kurang 40 ml aseton P, campur,
·:.,..,
sentrifus beberapa menit, dekantasi dan buang
lapisan cair. Ulangi proses pencucian dengan Ta111balfa1111to11ograji
penambahan 40 ml aseton P. Keringkan endapan TABLET LEUKOVORIN KALSIUM
yang diperoleh dengan bantuan aliran nitrogen P Leucovorin Calsium Tablets
sampai kering: residu memenuhi uji Jdentifikasi
_!eperti yang tertera pada Leukovorin kalsium. Tablet.Leukovorin kalsium mengandung Leukovorin,
C 20H23 N 70 7, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
· Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 1,95 unit dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Endotoksin Fl per mg leukovorin kalsiifm.
Baku pembanding leukovorin Kalsium BPFI;
pH <1071> Antara 6,5 dan 8,5. [Catalan Zat ini sangat higroskopik) Tidak boleh
dikeringkan; tetapkan ka<lar air secara titrin1etri pada
Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertcra saat akan digunakan untuk analisis kuantitatif.
pada Jnjectiones. .Simpan dalam wadah tcrtutup rapat, tc_rlindung dari
cahaya. Asam 10-Formi!folat BPP!: ·Tidak boleh
Penetapan kadar -Lakukan penetapan dcngan cara dikcringkan. Sitnpan dala111 \Vadah tcrtutup rapat,
Kromatografi cair kiner}a tinggi seperti yang tertera tcrlindung dari cahaya, dala111 lcn1ari pcndingin.
pada Kromatografi <931>. [Catalan Gunakan hanya
air deionisasi segar. Gunakan peralatan gelas aktinik ldcntifikasi
· rendah untuk /arutan 1nengandung /eukoi·orin A. l\fasukkan scjumlah scrbuk tablet sctara dengan
kalsizan dan lindungi laruran teriiadap cahaya. lcbih kurang 200 mg lcukovorin kalsiurn kc dalam
La/mkan penelapan segeraj. Erlcnn1cycr, tan1bahkan 10 1111 air, kocok kuat,
Lan,tan letrabutila111oniun1 hidroksida, Larutan sonikasi scla1na I 0 n1enit, saring. Pindahkan filtrat ke
natriu1nfos/at monobasa 2/\1, Fase gerak, Pengencer, dalain tabung scntrifuga bersun1bat, ta1nbahkan lebih
Larutan baku, Larutan kesesuaian sisten1 dan Siste111 kurang 125 mg amonium oksalat P, kocok- 1..-uat,
kromatografi Lakukan seperti yang tcrtera pada scntrifus hingga diperoleh bcningan. Pindahkan
Penetapan kadar dalam Leukovorin kalsiun1. bcningan ke dalam tabung sentrifuga bersumbat yang
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi lain, tambahkan 1 ml me/anal P dan 3 tetcs asam
setara dengan lcbih kurang 9 mg !eukovorin klorida P, kocok kuat. Jika Jarutan keruh, tambahkan
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan n1eta110/ [> hingga diperoleh larutan yang jemih, jika
dengan Pengencer sampai tanda. Pipet 25 ml larutan . perlu saring untuk membuang z.at yang tidak larut.
ke dalam corong pisah 60 ml, tambahkan 25 ml Dinginkan larutan pada suhu 0° sampai terbCntuk
diklorometan P, kocok, biarkan lapisan memisah, endapan, sentrifus selama 1 sampai 2 menit. [Catalan
buang ekstrak diklorometan. Ulangi ekstraksi dua Jika perlu tahap pendinginan dan sentrifus dapal
kali, tiap kali dengan 25 ml diklorome!an P, bueng diulangi untuk meningkatkan jumlah endapan}.
ekstrak diklorometan. Saring lapisan ~ir, buang 5 01! Tuang beningan, tambahkan 2 ml me/anal P ke
•filtrat pertama, kumpulkan sisa filtrat ke dalam labu dalam tabung, kocok kuat sarnpai endapan larut,
Erlenmeyer bersumbat kaca. pindahka11 isi ke dalam gelas piala. Uapkan di udara
Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada hingga hampir kering dan keringkan residu pada suhu
Prosedur dalam Penetapan kadar pada Leukoi·orin 50° selama 30 menit: Spektrum serapmi inframerah
kalsium. Hitung jumlah dalam mg, Lcukovorin, residu yang didispersikan dalam kalium bromida P,
C20 H 23N 7 0 7• dalam tiap ml injeksi dengan runrns: menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama dengan Leukovorin Kalsium

50(473,45)(c)('u)
511,50 V rs
BPFJ.
B. \Vaktu retensi puncak kron1atogran1 Larntan uji
sesuai dcngan Larutan br.ku scperti yang diperoleh
pada Penctapan kadar.
473,45 dan 51 J,50 berturut-turut adalah bobot
molekul leukovorin dan leukovorin kalsium anhidrat; Disolusi <1231>
C adalah kadar Leukovorin Ka/sium BPFJ anhidrat, Media disolusi : 900 ml air.
dalam mg per ml Larutan baku; V adalah volume A/at tipe 2 : 50 rpm.
injeksi dalam ml yang digunakan; ru dan rs berturut- Waktu: 30 menit.
turut adalah respons puncak dari Larulan uji dan Prosedur Lakukan penetapan jumlah
Larutan baku. C 20H21 CaN 70,, yang terlarut dengan mengukur
serapan filtrat larutan disolusi, yang jika perlu

i
·-----::
Suplemen· Iii Farmakope Indonesia IV Monogra.fi I Tablet Leukovorin Kalsium 1996

diencerkan dengan Media diso/usi da~ · serapan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang
larutan baku Leukovorin Kalsium BPFI dalam Media !ertera pada Kromatograji <931>.
disolusi pada panjang gelombang serapan maksimum Laruta11 baku Timbang saksama sejumlah
lebih kurang 284 nm. Leukovorin Kalsium BPFI dan Asam 10-Formilfolat
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut BPFI, larutkan dan encerkan dengan air hingga
tidak kurang dari 75% (Q) C20H21 CaN,O,, dari diperoleh kadar leukovorin kalsium lebih kurang 500
jumlah yang tertera pada etiket. µg per ml dan Asam I 0-Formilfolat lebih kurang I 0
µg per ml.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Larutan zlji Timbang dan serbukkan tidak kurang
Prosedur keseraga1nan kandungan dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
' La11lla11 baku Timbang saksama sejumlah tablef setara dengan lebih kurang 50 mg leukovorin,
Leukovorin Kalsium BPFJ, larutkan dalam air hingga masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan
kadlf1ebih kurang I 0 µg per ml. lebih kurang 50 ml air. sonikasi sclama 30 menit,
Larutmf uji Serbukkan I tablet dan masukkan · encerkan dengan air sampai -tanda, saring. ·
dala1n labu tentukur yang sesuai, larutkan dan Sisten1 J.7·01natografi Lakukan seperti yang tertera
cnccrkan dengan air hingga kadar lebih kurang I 0 ~tg pada pada Kromatograji <931>. Kromatograf cair
per ml. Saring, buang filtrat pertama. kincrJa tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan
Prosedur Ukur serapan Lanaan uji dan larutan kolom 4,6 mm x 15 cm berisi bahan pengisi LI. l.aju
baku dalam sel I-cm pada panjang gclomb_ang alir lebih kurang 2 ml pc< menit. Lakukan
scrapan maksin1um lcbih kurang 284 nn1 kro1natografi terhadap La111ta11 baku, rekam respons
menggunakan air sebagai blangko. li'itung jumlah puncak seperti yang tcrtera pada Prosedur: 'vaktu
dala1n n1g, lcukovorin kalsiun1, C:!oH21CaN·O:-. dalan1 rctcnsi relatif asam 10-fonnilfolat dan lcuko\'orin
tiap tablet dcngan ru1nus: b~rturut-turut lcbih kurang 2,3 dan 1,0~ rcsolusi. R,
antara puncak leukovorin dan asam 10-fonnilfolat
tidak kurang dari 1,5; simpangan baku relatif pada
c(!...)(
D \As
-1L) penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejurnlah
volu1nc sa1na (lcbih kurang 20 µI) Lai-utan bcku dan
C adalah kadar Leukovorin Ka/shun BPFJ dalan1 ~lg Larutan - ::ji ke dala1n kron1atografi rekan1
per ml Larutan baku; T adalah jumlah leukovorin krornatogra1n, dan ukur rcspons puncak. Hitung
kalsium, dalam mg tablet seperti yang !er.era pada jumlah dalam mg, lcukovorin, C20 H23 N 70 1• dalam
etiket; D adalah kadar lcLlkovorin kalsium dalam ftg serbuk tablet yang digunakan dengan rumus:
per ml Larutan uji, bcrdasarkan jumlah per tablet

( 473,45)c(~)(ru)
yang tcrtcra pada etikct dan faktor pcngcnceran; Au
dan As bcrturut-turut adal·ah serapan dari Larutan uj/
.51!,5G · b' ·rs ' '
dan La,-utan ba/...-zt.

Kcmurnian kromatografi Masing- masing cemaran 473,45 dan 511,50 berturut-turut adalah bobot
tidak lebih dari 2,5% dan total cemarnn tidak lebih molekul leukovorin dan leukovorin kalsium anhidrat;
daT i 4,0o/o. Lakukan pen eta pan sepcrti yang tertera C adalah kadar Leukovorin Kalsium BPFI anhidrat,
pada Penetapan kadar. Hitung persentase tiap dalam mg per ml Larutan baku; l adalah jumlah
puncak, selain puncak leukovorin pada kromatogran1 dalam n1g, leukovorin dalam tiap tablet yang tertera
yang diperoleh dari La17-1fa11 uji dengan rurnus: pada etiket; D adalah kadar leukovorin, dalam mg per
ml Larutan uji berdasarkan jumlah per tabl<t yang
tertera pada etiket dan faktor pengenceran; rr.,: dan rs
berturut-turut adalah respons puncak dari Laruran uji
dan Larutan baku.

r; adalah respons tiap puncak ce1naran 1 clan r 1 adalah \\'adah dan penyimpanan Dalam \Vadah tertutup
baik, terlindung dari cahaya, pada suhu ru2ng
jun1lah scrnua rcspons puncak.
tcrkendali.
Penctapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatograji cair kinetja tinggi seperti yang tertera
pada Kromatograji <931>.
Pengencer Buat campuran air-me/anal P (80:20).
Fase gerak Buat larutan telrabutilamonium fosfat
0,005 M dalam Pengencer. Atur pH larutan hingga
7,5 dengan penambahan larutan natrium hidroksida
50%. Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
1997 Levamisol Hidroklorida I Monografi .. . Suplemen III Fannakope Indonesia JV

LEVAMISOL HIDROKLORIDA Tambahiiit persyaratan: I


Levamisole Hydrochloride "Syarat lain Jika pada etiket tertera Lidokain I
Hidroklorida Steril, . maka harus memenuhi ·
Peru bah an: persyaratan Sterilitas <71> dan Endotoksin bakteri .,
Baku pembanding Levamiso/ Hidroklorida BPFI; <20 !> seperti tertera pada lnjeksi Lidokain i
"Tidak boleh dikeringkan. Simpan dalain wadah Hidroklorida. J ika pad a etiket tertera lidokain _ ,1
tertutup rapat dan terlindung dari cahaya .• hidroklorida harus diproses lebih lanjut untuk !
pembuatan sediaan injeksi, maka harus memenuhi
Perubahan: syarat uji Endotoksin bakteri <201> seperti yang
Rotasi jcnis <:1081> Antara -121,5° dan -128,0°, •, tertera pada Jnjeksi Lidokain Hidroklorida.,
lakukan perietapan menggunakan larutan 500 mg per
10 ml air. •- Perubaltan:
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
LEVONORGESTREL pada Kromatografi <93 l>.
Lcvonorgestrcl Fase gera/.: Buat campuran asa1n asetat glasial P-
~ir (50:930), atur pH hingga 3,40 dengan
_Perubahan: penambahan, natriwn hidroksida J N. Campur lebih
Baku pcmbanding Norgestre/ BPFI. "Tidak boleh kurang. 4 bagian volume larutan dengan 1 bagian
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertYtup rapat., vol~1rne aseronitril P, hi.i:tiga \Vaktu retensi lidokain
lebth kurang 4 menit sampai 6 menit. Saring dengan
Pcruba/ian: penyaring membran (dengan porositas 1 µm atau
Rotasi jcnis <1081> Antara -30° dan -35°· • lebih kecil) dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
lakukan penetapan menggunakan larutan 20 m~ pc; penyesuaian n1enurut Kesesuaian sislen1 seperti yang
ml daian, k/oroform P. tertcra pada K1·omatografi <931 >. -
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 85
mg Lidokain BPFI, masukkan ke dalam labu tentuk-ur
LIDOKAIN HIDROKJJORJDA 50-ml. Larutkan dalam 0,5 ml asam klorida J N, jika
. perlu hangatkan, encerl-:'ai1 dengan Fase gerak sampai
Lidocaine Hydrochloride tanda.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang JOO
Perubahan:
mg "zat., masukkan ke dalarn labu tentukur 50-ml
Baku pcmbanding Lidokain BPFI; lakukan
larutkan clan encerkan dengan Fase gerak sampai
pengeringan dalam hampa udara di atas silika gel P tanda.
selama 24 jam sebelum digunakan. Simpan dalam
Larutan resolusi Timbang sejumlah me!ilparaben,
wadah tertutup rapat. • Endotoksin Bakteri BPFI.
larutkan dalam Fase geralt hingga kadar lebih kurang
0

[Perhatian lsi bersifat pirogenik. Per/akukan vial


229 µg per ml. Campur 2 ml larutan ini dengan 20 ml
dan isi de11gan sangat hali-hati untuk mencegah
Larutan baku
kontaminasi]. Rekonstitusi isi vial dan gunakan
dalam 14 hari. Simpan larutan dalam vial tertutup di Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
lemari pendingin.• pada Kromatograji <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
Perubahan: 3,9 mm x 30 cm berisi bahan pengisi LI. •, Laju
Iden tifikasi 21iran lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan
A. Larutkan lebih kurang 300 mg dalam 5 ml krornatografi terhadap Larutan baku, rekam respons
ptmcak seperti yang tertera pada Prosedur: •
sampai IO ml air di dalam corong pisah, tambahkan
4 ml amonium hidroksida 6 N, ekstraksi 4 kali, tiap s1mpangan baku relatif "pada penyuntikan ulang.
kah dengan 15 ml kloroform P. Kumpulkan ekstrak tidak lebih dari 1,5%. Lakukan kromatografi terbadap
•. Lanitan resolusi, rekam respons puncak. seperti
kloroform, uapkan dengan aliran udara hangat dan
keringkan residu dalam hampa udara di atas silika oe/ yang tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara
J> selama 24 jam; spektrum serapan inframe~h puncak lidokain dan puncak metilparaben tidak
\..'Urang dari 3,0.
hablur yang diperoleh dan didispersikan dalam
ka/ium b~omida P menunjukkan maksimum hanya Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
pada panJang gelombang yang sama seperti pada volume sarna (lebih kurang 20 µI) Larutan uji dan
Lidokain BPFL Larutan baku ke dalam kromatograf, ukur respons '
• puncak utama Hitung jumlah dalam mg "lidokain
• hidroklorida., C"H22N20.HC1 • dalam 'zat yang
C. Menunjukkan reaksi Klorida cara A, B, dan c
sepertt yang tertera pada Uji Identifikasi Umum '. digunakan, d~ngan rumus:
<291>.

I
I
::J
Sup/emen 111 F armakope Indonesia IV Monografi I Injeksi Lidokain ~Hidroklorida. dan Epinefrin 1998

masukkan ke dalam labu lenlukur ~0-ml, encerkan


soc( 234,34
270,8 xru)
rs
dengan Fase gerak sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang lertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
C adalah kadar Lidokain BPFI dalam mg per ml linggi dilengkapi dengan deleklor kolom 3,9 mm x
Lanitan .baku; 270,80 dan 234,34 berturut-turul 30 cm berisi bahan pengisi Li, detektor elektrokimia
adalah bobol molekul lidokain hidroklorida dan dengan legangan +650 mV, pengatur arus latar
lidokain; ru dan rs berturul-turut adalah respons belakang dan pencatat yang sesuai. •. Laju alir lebih
puncak Lanitan uji dan Lanitan baku. kurang I . ml per menit. Lakukan kromalografi
lerhadap Larutan baku, rekam respons puncak sepcrti
Tambahan persyaratan : yang tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif
• Penandaan Jika tligunakan untuk pembuatan pada penyuntikan ulang lidak lebih dari 1,5%.
sediaan injeksi, pada etikel harus dinyatakan s1eril Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
atau· harus diproses lebih lanjut imtuk pembuatan volume sama (lebih kurang 20 ·µI) Larutan uji dan
sediaan injeksi .• Larutan baku ke dalam kromatograf dan ukur respons
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, 'lidokain
hidroklorida., C 14 H22N 20.HCI dalam tiap ml injeksi
Pembaha11 judul 111011ograji: yang digunakan, dengan rumus:
INJEKSI LlDOKAIN "HIDROKLORIDA.
DAN EPINEFRIN
Lidocaine hydrochloride and Epineplirine 50(270,so)(c)('
234,34 v 15
'v J
injection

Perubalta11: 270,80 dan 234,34 berturut-turut adalah bobot


Baku pcmbanding Lidokain BPFI; Lakukan molekul lidokain hidroklorida dan lidokain; C adalab
pengeringan dalam hampa udara di atas silika gel P kadar Lidokain BPFI dalam mg per ml Lani/an baku;
selama 24 jam scbelum digunakzr.. Simpan dalam V adalah volume injeksi yang digunakan dalam ml;
wadah lertutup rapat; Epinefrin Bitar/rat BPFI ru dan rs berturut-turut adalah respons puncak
Lakukan pengeringan dalam hampa udara di alas- • lanJtan uji dan Larutan baku.
silika gel P selama 3 jam sebelum digunakan.
"Simpan dalam wadah tertulup rapat dan terlindung Perubalran:
dari cabaya. Endotoksin BPFJ. [Perhatian lsi bersifat Penctapan kadar Epinefrin Lakukan penetapan
pirogenik. Per/akukan vial dan isinya dengan sangat dengan cara Kron1atograji cair kinerja tinggi seperti
hati-hati untuk mencegah kontaminasl}. Rekonstitusi yang lertera pada Kromatografi <931 >.
isi vial. dan gunakan dalam 14 hari. Sin:pan Jar;utan Fase gera,k Buat campuran asa1n asetat g/asia/ P-
dalam vial tcrtutup di lemari pcndingin .• air '(50:930), · atui 'pH hingga 3,40 dengan
•penarnbahan. natriun1 hidroksida I JV.. Larutkan
Perubahan: I, I g natrium 1-heptanasuifonal P ke dalam larutan
Penetapan kadar lidokain hidroklorida Lakukan ini dan tambahkan 1,0 ml dinatrium edetat 0,1 M.
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja Campur lebih kurang 9 bagian volume larutan ini
tinggi sepcrti yang tertera pada Kromatografi <931>. dengan I bagian volume metanol P, hingga waktu
Fase gerak Bual campuran asam aselat glasial P- retensi epinefrin Jebih kurang 4 menit sampai 6
air (50:930), atur pH hingga 3,40 dengan natrium menil. Saring dengan penyaring membran (dengan
hidroksida I N. Campur lebih kurang 4 bagian porositas I µm atau le.bib kecil).dan awaudarakan.
volun1e larutan dengan I bagian volume asetonitril P, "Jika perlu lakukan penyesuaian menurulKesesuaian
hingga waktu retensi lidokain lebih kurang 4 menit sistem seperti yang tertera pada Kromatografi
sampai 6 menit. Saring dengan penyaring membran <931> .•
(dengan porositas I µm atau lebih kecil) dan LanJlan baku Timbang saksama sejumlah
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian Epinefrin Bitar/rat BPFI, larutkan "dan encerkan
rnenurut Kesesuaian siste1n sepeni yang tertera pada secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan
Kromatograji <931>. Fase gerak hingga kadar lebih kurang 1,8 µg per ml..
Lanitan baku Timbang saksama lebih kurang 85 Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume
mg Lidokain BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur injeksi setara dengan lebih kurang 50 µg epinefrin,
50-ml. Larutkan dalam 0,5 ml asam klorida I N, jika masukkan ke dalam labu tentukur 50-rnl, encerkan
3 I
perlu hangatan, encerkan dengan Fase gerak sampai dengan Fase gerak sampai tanda.
tanda "larutan ini mengandung lidokain lebih kurang Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
1,7 mg per ml. pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
Lanitan uji Ukur saksama sejumlah volume tinggi dilengkapi dengan delektor kolom 3,9 mm x
injeksi setara dengan !ebih kurang 50 µg epinefrin, 30 cm berisi bah an pengisi LI, detektor elektrokimia
1999 Lindan I Monografi Suplemen III Farmakope Indonesia IV

dengan tegangan +650 mV, pengatur aru~ . latar 120° selama I menit. Kemudian naikkan dengan
belakang dan pencatat yang sesuai. •, Laju alifieliih kecepatan k~naibn suhu 20° per menit hingga 150°,
kurang I ml per menit. Lakukan · kromatografi suhu dinaikkan kembali dengan kecepatan kenaikan
terhadap Laruta11 baku, seperti yang tertera pada suhu 10° per menit hingga 280° dan pertahankan
Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan ···- selama 4 menit. Pertahankan suhu injektor dan
ulang tidak lebih dari 1,5%. detektor pad a 300°. Penyuntikan dengan
· Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah perbandingan split adalah (50: I). Lakukan
volume sama (lebih kurang 20 µ!) Larutan uji dan kromatografi terhadap Larutan baku dan Larutan
Larutan baku ke dalam kromatograf dan ukur respons kesesuaian sistem, rekam respons puncak seperti
puncak utama. Hi tung jumlah dalam mg, • epinefrin., yang tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif
C 9H13N0 3, dalam tiap ml injeksi yang digunakan, n-oktadekan dan lindan berturut-turut adalah lebih
dengan rurnus: kurang 0,85 dan 1,0. [Catalan Waktu retensi untuk

183,21 )(c~('u. )
a-BHC, ~BHC, y-BHC, b-BHc~-dan n-oktadekan-
so( 333,29 V, r,.
berturut-turut adalah 15, 7; 17,8; 16;5; 18,8 dan
13,9 menitj; resolusi, R, antara puncak n-oktadekan
183,21 dan 333,29 bcrturut-turut adalah bobot dan n-BHC tidak kurnng dari 21; antara puncak
molekul epincfrin dan epinefrin bitartrat; C adalah lindan (y-BHC) dan n-BHC tidak kurang dari 9;
kadar Epinefrin Bitar/rat BPFI dalam µg per ml antara puncak P-BHC dan lindan tidak kurang dari
Larutan baku; V adalah voiume injeksi yang 14; dan antara puncak o-BHC dan' ~-BHC tidak
digunakan dalan1 ml; ru dan rs bcrturJt-turut adalah liurang dari S; faktor ikutan n-oktadekan dan lindan
respons puncak La111tan uji dan Larutan baku. berturut-turnt kurang dari 1,5 dan l ,2; dan simpangan
baku pcrbandingan rcspons puncak lindan dengan n-
ok~adckan pada penyuntikan ulang Larutan baku
LIND AN tidak lebih dari l,5%.
Lindane Prosedur Suntikkan sccara terpisah scjumlah
volume sama (Jebih kurang l ftl) Larutan baku dan
Perubaltan: Larutan uji ke dalan1 kromatograf dan ukur rcspons
Lindan adalah «isomer gaolffia dari puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, lindan,
Hcksaklorosikloheksana, mengandung tidak kurang y-C 6H6Cl 6 dalam zat yang digunakan, dengan rumus:
dari 99,0% dan tidal<' lebih dari '101,0 %, C 6H6Cl 6.

Perubahan:
Pcnetapan k:idar 'Lakukan penetapan dengan cara
sc(~~)
Kromatografi gas· seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>. C adalah kadar Lindan BPFI dalam mg per ml
Larutan baku internal Larutkan n--0ktadekana Larutan baku; Ru dan Rs berturut-turut adalah
dalam metilen klorida P hingga kadar lebih kurang perbandingan respons puncak lindan terhadap baku
0,5 mg perm!. internal dari Larutan uji dan Larutan baku.,
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Li11dan
BPFI, larutkan dalam Larutan baku internal, hingga
kadar lebih kurang 2 mg per ml. LINKOMISIN HIDROKLORIDA
Larotan kesesuaian sistem Buat larutan a.-benzen Lincomycin Hydrochloride
heksaklorida (BHC) 1000 µg per ml dalam meta11ol
P, P-BHC 1000 µg per ml dalam asetor. P, o-BHC Perubalzan:
1000 µg per ml dalam metanol P. Pipet ·100 µl C1sH34N,O,S.HCLH20 BM '461,02,
masing-masing larutan n-BHC, P-BHC, dan o-BHC Anhidrat BM "443,01,
ke dalam vial 4 ml, dan uapkan dengan bantuan
aliran nitrogen P hingga kering. Tambahkan 100 µI Perubahan:
Larutan baku ke dalam masing-masing vial. Tutup Baku pcmbanding Linkomisin Hidroklorida BPFI.
vial dan kocok kuat, untuk melarutkan residu. Tidak boleh dikcringkan sebelun1 digunakan.
Larutan uji Tim bang saksama lebih kurang l O mg •l\1erupakan bentuk monohidrat dari linkomisin
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 5-mL Larutkan hidroklorida. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
dan encerkan dengan diklormetan P sampai tanda. terlinduug dari cahaya dan di tempat dingin.,
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera • Endotoksin BPFI [Perhatian lsi bersifat pirogenik.
pada Kromatografi <931>. Kromatograf gas Perlakukan vial dan isi dengan sangat hati-hali untuk
dilengkapi dengan detektor ionisasi nyala, dan kolom mencegah kontaminasi}. Rekonstitusi isi vial dan
0,32 mm x 30 m berisi leburan silika dan campuran gunakan dalam 14 hari. Simpan Iarutan dalam vial
1-µm ·penyangga G46. Pertahankan suhu kolom pada tertutup di lemari pendingin .•
Suplemen Ill Farmakope Indonesia IV Monografi I Kapsul Linkomisin Hidroklorida 2000

Perubalzan: C adalali kadar Linkomisin BPFI dalam mg per ml


Syarat lain • Jika pada etiket tertera Linkomisin Larutan baku; P adalah potensi !inkomisin dalam µg
Hidroklorida steril, maka barns memenuhi syarat uji per mg Linkomisin Hidroklorida BPFI; W adalah
Sterilitas <71> dan Endotoksin bakteri <201> seperti bobot dalam mg linkomisin hidroklorida dalam
yang tertera pada lnjeksi Linkomisin. Jika pada etiket •Lan!lan uji.; ru dan rs berturut-turut adalah respons
tertera Linkomisin Hidroklorida harus diproses lebih puncak linkomisin dalam Larutan uji dan Larutan
lanjut untuk pembuatan sediaan injeksi, maka harus baku.
memenuhi syarat Endotoksin bakteri <201> seperti
yang tertera pada lnjeksi Linkomisin .• Tambaltatt persyaralatt :
"Pcnandaan Jika digunakan untuk pembuatan
Hilangkan perSJ'arata11: sediaan injeksi, pada etiket harus dinyatakan steril
• Endotoksin bakteri <201 > Tidak lebih dari atau harus diproses lebih lanjut selama pembuatan
0,5 unit Endotoksin Fl per mg linkomisin .• •scdiaan injeksi.. -

Peruba!tan:
Penctapan kadar Lakukan penetapan dengan care Perubahau judul mouografi:
Kromatografi cair kine1ja tinggi sepcrti yang tertera "INJEKSI LINKOMISIN.
pada Kromatografi <93 l>. Lincomycin Injection
Fase gerak Tambahkan 13,5 ml asam /osfot P ke
dalam 1000 ml air dan atur pH hingga 6,0 dengan Perubahan:
pcna1nbahan a1noni111n hidroksida P. Buat Fase gerak Baku pcmbanding Linkomisin Hidrok/orida BPFI.
catnpuran larutan ini- aseronitril P-n1ctanol P Tidak bolch dikeringkan scbelum digunakan.
(780:150:150), saring dan awaudarakan. Jika pcrlu • Mcrupakan bentuk monohidrat dari linkomisin
Iak.'Ukan penycsuaian mcnurut Kesesuaian sisten1 hidroklorida. Simpan <lalam wadah tertutup rapat,
sepcrti yang lertera pada Kroma1ofrafi <93 l>. tcrlindung dari cahaya dan di tcn1pat dingin .•
Larutan baku Timbang saksama sejumlah • Endotoksin BPFI [Perhatian lsi bersifat pirogenik.
Linkomisin Hidroksida BPFI, encerkan dengan Fase Pcrlakukan vial dan isi dengan sangat hati-hati untuk
gerak hingga dipcrolch larutan kadar lcbih kurang 1,2 '11cncegah ko111aminasi}. Rckonstitusi isi vial dan
• mg per ml, jika perlu lakukan sonikasi . gunaka11 dalam 14 hari. Simpan larutan dalam vial
Larutan uji Timbang saksama lebih h1rang 12 mg, tertutup di lemari pendingin .•
tambahkan 10,0 ml Fiise gerak, kocok dengan
pengocok mckanik sclama 5 menit, dan jika perlu
lakukan sonikasi.
KAPSUL LINKOMISIN HIDROKLORIDA
Sistem kromatograji Lakukan seperti yang tertera
Lincomycin Hydrochloride Capsules
pada Kromatograji <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dcngan detektor 210 nm dan kolom
4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L7, dengan Perubahan:
Baku pembanding Linkomisin Hidroklorida BPFI.
ukuran 5 µm. Pertahankan suhu pada 46°. Laju aliran
Tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan.
lebih kurang I ml per menit. Lakukan kromatografi
•Merupakan bentuk monohidrat dari linkomisin
terhadap Larutan balm, rckam rcspons puncak seperti
hidroklorida. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
yang tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih
terlin.dung dari cahaya dan di tempat dingin .•
dari 1,3; efisiensi kolom tidak kurang dari 4000
lempeng teoritis dan simpangan baku relatif pada
Perubahan:
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
Pcnet.apan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Prosedur [Ca1ata11 Gunakan luas puncak jika
Kro1natografi cair kine1y"a Einggi seperti yang tertcra
dir:; 1ataka11 res1;ons puncak.] Suntik.kan secara
pada Kromatograji <931>.
terpisah seju1nlah volun1e sama (lcbih kurang •20.
Pase gerak, Larulan baku dan Sisle111 h·omatografi
µI) Larutan baku dan Larutan uji kc dalatn
Buat scpcrti yang tcrtcra pada Penetapan kadar
kro1natograf, ukur rcspons puncak utama. \Vaktu
dalam Li11kon1isin Hidroklorida.
retcnsi relatif linkon1isin B d<!n linko1nisin lebih
La111tan uji Ukur saksama tidak kurang dari 10
kurang 0,5 dan 1,0. Hitung jumlah dalam "µg
kapsul, kcluarkan isi scmua kapsul dan campur,
linkomisin, C 18 H3,N 20 6S, dalam tiap mg zat yang bersihkan dan timbang saksama cangkang kapsul,
digunakan. dengan rumus: hitung bobot rata-rata isi kapsul. Timbang saksama
sejumlah serbuk setara dengan lebih kurang "50 mg
linkomisin, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml.
Tambahkan 40 ml Fase gerak dan kocok dengan
pengocok mekanik selama 5 menit. Tambahkan Fase
gerak sampai tanda, saring .•
2001 Suspensi Oral Mebendazol / Monografi Suplemen Ill Farinalrope Indonesia IV

Prosedur Lakukan seperti yang tertera pad~. sampai tanda, kocok dan saring nielalui penyaring
Penetapan kadar dalam Linlromisin Hidroklorida. kaca masir dengan porositas sedang. Pipet I 0 ml
Hitung jumlah Linkomisin, C"N34N 20 6S, dalam mg filtrat ke dalam corong pisah 250 ml, tambabkan
dari isi kapsul yang digunakan dengan rumus: 50 ml air dan 50 ml kloroform P, kocok selama lebih
kurang- 2- menit. Biarltan memisah dan pindabkan

(
CP)(
20 lrs
ru). lapisan kloroform ke dalam corong pisah 250 ml
kedua, cuci lapisan air dengan 2 kali tiap kali dengan
I 0 ml kloroform P, tambahkan cucian klorofonn ke
dalam corong pisah kedua, buang lapisan air. Cuci
C adalah ·kadar Linkomisin BPFJ dalam mg per ml gabungan lapisan klorofonn dengan campuran 4 ml
Larutan baku; P adalah potensi linkomisin dalam µg asam klorida IN dan 50 mr larutan asamformat 96%
dalam air (I : 10), dan pindahkan lapisan kloroJonn
per mg Linlromlsin Hidroklorida BPFI; ru dan rs
ke dalam laW-tentukur 100-ml~ Ekstraksi air cucian
berturut-turut adalah respons puncak linkomisin
dalam Lor.utan uji dan Larutan baku. 2 kali tiap kali dengan I 0 ml kloroform P, tambahkan
ekstrak gabungan klorofonn ke dalam labu tentukur
di atas, tambahkan 2 ml asam format 96% dan 7 ml
isopropil allroho/ P, encerkan dengan kloroform P
Tambaha11111011ograji
sampai tanda, kocok. Pipe! 5 ml larutan ke dalam
SUSPENSI ORAL MEBENDAZOL labu tentukur I 00-ml, encerkan · dengan isopropi/
Mebendazole Oral Suspension alkohol P sampai tanda dan campur.
Larutan uji 2 (bila suspensi oral dikemas dalam
Suspensi Oral Mebendazol adalah mebendazol dalam siring yang terkalibrasi untuk pemberian mebendazol
pembawa air. Mengandung mebendazol, C 16H 13N30 3, dcngan dosis meningkat) Ukur sejumlah volume
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% tertentu suspensi oral ke dalam labu tentukur yang
dari jumlah yang tcrtera pad a etiket. sesuai dan encerkan dengan asam format 96% hingga
kadar lebih kurang I 0 mg per ml. Pi pet 10 ml larutan
Baku pembanding Mebendazol BPFI; Lakukan kc dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 40 ml
pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam sebelum asam format 96% dan panaskan dalam tangas air
digunakan, simpan dalam wadah tcrtutup rapat. pada suhu 50° selama 15 menit. Lal"11kan seperti
' .
tertera pada Larutan uji I dimulai dari "dinginkon,
ldentifikasi Canipur sejumlah volume suspensi oral tambahkan air sampai tanda"
setara dengan 200 mg mebendazol dengan 20 ml Larutan blangko Campur 90 ml kloroform P
cainpuran k/oroform P - asam format 96 % (19:1). dengan 2 ml asam format 96% dalam labu tentukur
Lakukan seperti yang tertera pada Identifikasi <lalam 100-ml, tambahkan isopropi/ allroho/ P sampai tanda
Tablet Mebendazo/, dimulai dari "panaskan suspensi dan kocok. Pipet 5 ml larutan ke dalam labu tentukur
'di atas tangas air selama beberapa menit." Hasil 100-ml yang kedua, encerkan · dengan isopropi/
memenuhi persyaratali.. a/lrohol P sampai tanda dan campur.
Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan
pH <1071> Antara 6,0 dan 7,0. uji pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
kurang 247 nm, men.ggunakan Larutan b/angko.
Penetapan kadar Hitung jumiah dalam mg mebendazo!, c,.H 13N 30,,
Larutan baku Timbang saksama lebih kurano ~ dalam suspensi oral yang digunakan pada Larutan
10 mg Mebendazo/ BPFJ, masukkan ke dalam labu uji I dengan rumus:
tentukur 100-ml, dan tambahkan 90 ml kloroform P,
7 ml isopropil alkohol P dan 2 ml asam format 96%.
Kocok sampai larut, tambahkan isopropi/ alkohol P
sampai tanda dan campur. Pipet 5 ml larut111
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml ke dua
encerkan dengan isopropil alkohol P sampai tand~
dan campur. Larutan mengandung mebendazol Iebih C adalah kadar Mebendazol BPFI dalam µg per ml
kurang 5 µg per ml. Larutan baku; Au dan As berturut-turut adalah
Larutan uji I Ukur saksama sejumlah volume serapan dari Larutan uji r dan Larutan baku. Bila
suspensi oral setara dengan lebih kurang I 000 mg ada, hitung jumlah dalam mg meliendazol,
mebendazoi masukkan ke dalam labu tentukur C16HllN,O,, dalam suspensi orai yang digunakan
100-ml, encerkan dengan asam format 96% sampai pada Larutan uji 2 dengan rumus:
tanda dan campur. Pipet 10 ml larutan ke dalam labu

. 20.ooo(~X ~)
tcntukur 100-ml kedua, tambahkan 40 ml asam
format 96% dan panaskan di dalam tangas air pada •
~uhu 50° selama 15 menit. Dinginkan, tambahkan air
Suplemen Ill Farmakope Indonesia IV Monografi I Meropenem 2002

V adalah volume dalam ml labu tentukur ·yang Rotasijenis Antara -17° dan -21'; lakukan penetapan
digunakan pada pembuatan Larutan uji 2; Au dan As pada 20' menggunakan larutan 5 mg .per ml dalam
I berturut-turut adalah serapan dari Larutan uji 2 dan air.
I Larutan baku.
I' pH <I 071> Antara 4,0 dan 6~0; lakukan penetapan
! menggunakan larutan I dalam·l 00.
Tambahan monografi
MEROPENEM Air <1031> Metoda I Antara 11,4% dan 13,4%.
Mero pen em
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%;
lakukan pemijaran pada ·suhu 500 ± 50°. Gunakan
desikator yang,mengandung silika gel.

Logam berat Tidak lebih dari 10 bpj.


Pereaksi natrium sulfida Larutkan 5 g nalrium
su/fida P dalam campuran I 0 ml air dan 30 ml
gliserin P. Simpan dalam wadah tertutup rapat, dalam
botol terlindung cahaya, · dapat digunakan selarna
asam (4R,5S,6S)-3-[{(3S,5S)-5-(Dimetilkarbamoil)-
3-pirolidini/}tioJ-6-[(l R)-1-hidroksietil}-4-metil-7-
3 bulan. . '
Larutan uji Pindahkan l,O·g zat ke dalam cawan
okso-}-azabisiklo[3. 2. 0Jhept-2-ene-karboksilal
porselen, tutup, lakukan pengarangan dengan
trihidrat (119478-56-7]
perlahan. Sctclah didinginkan, tambahkan 2 ml asam
c,,H2sN,O,S.3H,O BM 437,52
'nitrat P dan 5 tctes asarn sulfa! P, panaskan dengan
Anhidrat (96036-03-2] BM 383,47
hati-hati hingga terbentuk asap putih, dan panaskan
pada 500° sampai 600°. Dinginkan, tambahkan 2 ml
Mcropenem mcngandung tidak kurang dari 98,0%
asam klorida P, dan uapkan di atas tangas air hingga
dan tidak lebih dari 101,0% C11H2sN303S, dihitung
kering. Tetesi rcsidu dengan 3 tetes asam klorida P,
terhadap zat anhidcat.
tambahkan l 0 ml air pan as, dan hangatkan selama
2 mcnit. Tambahkan I tctcs fenolfia/,:.-. LP,
Baku pcmbanding Meropenem BPFI; Tidak boleh
tambahkan anionia· LP tetcs demi tetes, sampai
dikeringkan, untuk penggunaan kuantitatif_ tetapkan
larutan bewama merah muda dan tambahkan 2 ml
kadar air secara titirimetri sebeluin dtgunakan.
asam asetat I N. Jika · perlu saring, untuk
Simpan dalam wadah tertutup rapat, dalam lem_ari
mendapatkan larutan yang jemih, cuci penyaring
pendingin. Endotoksin BPFJ; [Catalan Bersifat
dengan 10 ml air. Pindahkan filtrat dan bilasan ke
pirogenik, penanganan vial dan isi haru_s h.ati-hati
dalam tabung pembanding 'Yarna ,50-ml, dan
untuk menghindari kontaminasi]. Rekonstttus1 semua
tarnbahkan air sarnpai tanda.
isi, gunakan larutan dalarn waktu 14 hari. Simpa~
Larutan baku Uapkan campuran 2 ml asam nitrat
vial yang belum dibuka dan larutan, dalam leman p 5 tetes asam sulfa/ P dan ·2 ml asam klorida P di
pendingin. a;as tangas air, kemudian uapkan hingga kering di
atas tangas pasir dan tetesi rosidu dengan 3 tetes
Pcmcrian Hablur tidak berwama sampai putih.
asam klorida P. Lakukan seperti pada Larutan uji,
dimulai dari "tambahkan I 0 ml air panas", kecuali
Kelarutan Larut dalam dimetilformamida dan dalam
tambahkan air hingga volume 49 ml. Tambahkan 1,0
larutan kalium fosfat dibasa 5%; agak larut dalam air
ml Larulan balat Pb seperti yang.tertera pada Logam
dan dalam larutan kalium fosfat monobasa 5%;
berat <371>.
sangat sukar larut dalam etanol; praktis tidak larut
Prosedur Ke dalam tabung yang mengandung
dalam ascton dan dalam eter.
Larutan uji dan Larutan baku, tambahkan I tetes
Pereaksi natril11n sulfida, aduk dan bia~~~J.selama 5
ldentifikasi
menit. Wama di dalam tabung yang·'."'mengandung
A. Spektrun1 serapan infra merah zat. yang
Lani/an uji tidak Jebih gelap dari war:na dalam
didispersikan dalam kaliunz bro1nida P n1enun1ukkan
tabung yang mengandung Larulan baku. .
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang
sama seperti pada Meropenem BPFI. ·
Aseton Tidak lebih dari 0,05% Lakukan penetapan
B. Spektrum serapan larutan 30 µg per ml dalam
dengan cara Kromatografi gas seperti yang tertera
air menunjukkan maksimum dan minimum pada
pada Kromatografi <931>. .
panjang gelombang yang sarna seperti pada
Larutan bnku internal Buat larutan etilasetat P
Meropenem BPFI.
dalam dimeti!formamida P dengan kadar lebih
kurang 0,05 µI per ml.
. .
2003 Meropenem/-Monogro.fi Sup/emen III Farmakope Indonesia IV

Larutan baku Timbang saksama lebili kurang setelah pembuatan, simpan /arutan dalam lemari
50 mg aseton, masukkan ke dalam labu tentul.."Ur l 00- pendingin dan gunakan dalam waktu 24 jam}.
ml, encerkan dengan dimeti/formamida P sampai Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat dan
tanda, kocok. Pipet I ml larutan, tambahkan l 0,0 ml larutkan dalam Pelarut hingga kadar lebih kurang
Larutan baku internal, campur. 5 mg per ml. Gunakan segera.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang l 00 mg Sistem /a·omatografi Lakukan seperti yang terlera
zat larutkan dalam 0,2 ml dimetilformamida P dan pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tambahkan 2,0 ml Larutan baku internal. tinggi dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 4,6 mm x 25 cm yang berisi bahan pengisi LI dengan
Kromatografi .<931>. Kromatoru:af gas dilengkapi ukuran partikel 5 µm: Pertahankan suhu kolom pada
dengan detektor io.nisasi nyala dan kolom 3 mm x lebih kurang 40°. Laju alir lebih kurang l,6 ml per
2 m yang mengandung penyangga S2. Pertahankan menit, atur hingga \Vaktu retensi meropenem antara
. suhu kolom pada 1?0°. Suhu injektor diatur pada 5 dan 7 menit. Lakukan kromatografi tcrhadap
lebih ·kurang 170'. Gas pembawa adalah nitrogen, Larutan baku, dan rckam respon puncak seperti yang
dengan laju alir yang diatur hingga waktu retensi tertera pada Prosedur: \Vaktu retensi puncak cemaran
aseton lebih kurang 3 menit. utama lebih kurang 0,4) dan 1,9 relatif terhadap
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah \Vaktu retensi mcropcncrn; efisiensi kolon1 tidak
volume sama (lebih kurang 2 µ!) Larutan baku dan kurang dari 2500 lcmpcng teoritis; faktor ikutan tidak
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam !cbih dari 1,5; dan simpangan baku relatif pada
kromatogram, dan ukur respons puncak aseton dan penyuntikan ulang tidak lcbih dari 2,0 o/•.
puncak baku internal. Hi tung persentase nseton dalam Prosedur Suntikkan secara tcrpisah scju1nlah
zat dengan rutnus: volu1nc sa1na (\cbih kurang 10 ~ti) larutan baku d~n
Larutan uji kc dala1n kron1atograf. rckam
kron1atogran1, scla1na lebih kurang tiga kali \Vaktu
rctcnsi 1ncropcne1n, dan uh--ur respons puncak. 11.itung
pcrsentasc n1asing-1nasing cen1aran dari Larutan uji
dcngan ru111us:
W; adalah bobot dalam mg aseton dalam Lanaan
baku; Wuadalahjumlah dalam mg meropenem dalam •
Larulan uji; Ru dan Rs adalah perbandingan respons
puncak aseton terhadap baku internal dari Larutan uji
dan Larutan baku.
P adalah pcrscntase mcropenen1 yang tertera pada
Kemurnian kromatografi Dua cemaran utama etiket dalam Meropenem BPFJ dihitung terhadap zat
masing-ma~ing t!dak lebih dari 0,3%; masing-masing anhidrat; 'Cs adalah kadar Meropenem BPFI da!am
Cemaran lain tidak lebih dari 0, 1~~ dan total cemaran mg per ml Larutan baJ...-u; Cu adalah kadar
tidak lebih dari 0,3% dihitung terhadap zat anhidrat. meropenem dalam mg per ml Larutan uji; r; adalah
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair respons puncak rnasing-masing cernaran dari Larutan
kinerja tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi uji; dan rs adalah respons puncak meropenem dari
<931>. laruian baku.
Asam fosfat encer Encerkan IO ml asam fo~fat P
dengan air hingga volume larutan l 00 ml. Syarat lain Jika pada etiket tertera Meropenem steril,
Pelarut Pipet l ml trietilomin P, masukkan ke harus memenuhi syarat uji Sterilitos <71> dan
dalam labu tentukur !000-ml yang berisi 900 ml air. Endotoksin bakteri <20 I> seperti yang tertera pad a
Atur pH hingga 5,0 ± O,! dengan penambahan Asam ,\1eropenem untuk lnjeksi. Jika pada etiket tertera
fosfat encer, encerkan dengan air sampai tanda, meropcnem harus diproses lebih lanjut unruk
kocok. pcmbuatan sediaan injeksi, harus memenuhi syarat
Fase gerak Pipet 1 1111 trierila111i11 P, 111asukkan ki.: ltj i Endotoksin bakteri <20 l > seperti yang tertera
dalam labu tentukur !000-ml yang bcrisi 900 ml air. pada Meropene1n untuk 11!jeksi.
Atur pH 5,0±0,ldengan penambahan asam fo~fat
ence1·, encerkan dengan air hingga tanda 1 kocok. Penctapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Campur larutan ini dengan 70 ml asetonitril P, saring Kroniatogrqfi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian pada Kromatografi <931>.
menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada Asam fosfat encer Encerkan I 0 ml as am Josfat P
"Kromatografi <931>. dengan air hingga 100 ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Pelarut Pipct l ml trietilamin P, masukkan ke
Meropenem BPFI larutkan dalam Pelarut hingga dalam labu tentukur !000-ml yang berisi 900 ml air.
kadar lebih kurang 0,025 mg per ml.[Catatan Segera Atur pH hingga 5,0 ± 0, I dengan penambahan Asam
Suplemen III Farmalrope Indonesia IV Monografi I Meropenem untuk Injeksi 2004

fosfat encer, encerkan dengan air sampai tanda, Tamhahdn'monografi


kocok. MEROPENEM UNTUK INJEKSI
Fase gerak Buat campuran Pelarut - metanol P Meropenem For Injection
(5:1), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang Mcropenem untuk Injeksi adalali· campuran kering
tertera pada Kromatografi <931>. · steril meropcnem dan natrium karbonat. Mengandung
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang Meropenem, C 17H 25 N 30 5S, tidak kurang dari 90,0%
25 mg Meropenem BPFI masukkan ke dalam labu dan tidak lebih dari 120,0% dari yang tertera pada
tentukur 50-ml, tambahkan Pelan;/, goyang hingga ctiket.
larut Encerkan . dengan Pelarut sampai
tanda.[Catatan Segera setelah pembuatan, simpan Baku pcmbanding Meropenem BPFI; Tidak boleh
larutan dalam /emari pendingin dan gunakan dalam
waktu 24 jam]
dikeringkan, untuk penggunaan kuantitatif tctapkan
kadar air secara titiri1netri sebelum digunakan.
·-
Larulan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg simpan dalam wadah tertutup rapat, dalam lemari
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml dan pendingin. Endotoksi11 BPFI; {Cataran Ber.<ifat
tambahkan Pelarut, goyang hingga larul Enccrkan 11irogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati
dengan Pelarut sampai tanda. Gunakan segcra. untuk 1nenghindari kontan1inasi}. Rckonstitusi semua
Sis/em kromatografi Lakukan seperti yang tertcra isi, gunakan Jarutan dalan1 \Vaktu 1.:4 _hari. Si1npnn
pada - Kromatografi <931>. Kromatografi cair vial ynng bClurn dibuka dan Jarutan, dala1n len1ari
dilengkapi dengan detehor 300 nm dan kolom pendingin.
4,6 mm x 25 cm bcrisi bahan pengisi LI dcngan
ukuran partikel 5 µm. Atur laju alir hingga waktu Idcntifikasi \\'aktu retcnsi puncak u!a1na
rctensi 1neropencm lebih kurang 6 san1pai 8 n1cnit. kromatogran1 Lan,tan uji sesuai dcngan Lanllan
Laju alir lebih kurang 1,5 ml per mcnit. Lakukan baku scpcrti yang diperoleh pada Pe11etapan kadar.
kromatografi tcrhadap larutan baku, dan rekan1
respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur: Larutan tcrkonstitusi Pada saat digunakan,
efisicnsi kolom tidak kura;ig dari 2500 len1peng 111e1ncnuhi syarat Larutan lerkonstitusi sepc11i yang
teoritis; faktor ikutan tidak lebih dari 1,5; ,dan tertcra pada lnjectiones.
simpangan baku rclatif pada penyuntikan ulang tidak
lcbih dari 2,0%. Endotoksin baktcri <201 > Mengandung tidak lebih
Prosedur Suntikkan sccara terpisah seju1nlah dari 0,125 Unit Endotoksin FI per mg meropenem.
volume sama (lebih kurang 5 µI) Larutan balm dan
Larutan uji, ke dalam kromatograf reka111 Stcrilitas <71> h1e1nenuhi syarat, jika diuji scperti
kromatogram dan ukur respons puncak utan1a .. llitung yang tertera pada Penyaringan 1ne,.nbran dalarn Uji
jumlah dalam mg, meropeuem, Ci;H 25 N 30sS, dalam Sterilitas dari produk yang diuji.
zat yang digunakan dengan rumus:
Kcseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat:

pH <1071> Antara 7,3 dan 8,3; lakukan penetapan


menggunakan larutan (I dalam 20).

P adalah persentase m~ropenen1 yang tcrtera pada Susut pcngeringan <1121> Antara 9,0% dan 12.0%;
eliket dalam Meropenem BPFI dihitung terhadap zat lakukan pengeringan dalam hampa u.dara pada 65°
anhidrat; w, adalah bobot dalam mg Meropenem selam:i 6 jam.
BPFI yang digunakan dalam Lm·ura11 baku dihitung
terhadap zat anhidrat; Wu adalah bobot dalam mg zat Bahan partikulat <751> Mcn1enuhi syarat seperti
yang digunakan dalan1 Lannan uji: rl.' dan rs adalah yang tertera pada lnjeksi Vo/un1e Kecil.
berturut-turut respons puncak rnt!ropencn1 dari
Larutan uji dan La111ta11 baku. Kcn1urnian kron1atografi Cernaran dengan \\'aktu
rctcnsi lebih kurang 0,45 relatif tcrhaaap meropenem
1
\ \ adah dan penyin1pana11 Simpan dalan1 \vadah tidak lcbih dari 0,8°/o; cc1naran dengan \\'aktu retensi
tertutup rapat. Simpan serbuk kering pada suhu ruang 1,9 relatif terhadap meropcnem tidak: lebih dari 0,6%.
terkendali. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
kinelja tinggi seperti yang tertera pada Kramatografi
Penandaan Jika digunakan untuk pen1buatan sediaan <931>.
injcksi, pada etikcl harus dinyatakan steril atau hams Asamfasfat encer. Pelarut. Fase gerak, dan Sistem
diproses lebih lanjut untuk pembuatan sediaan kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
injeksi. Kemurnian kromatografi dalam Meropenem.
2005 . Meropenem untuk InjeksU Monografi . Suplemen III Farmakope Indonesia IV

menggunakan nyala asetilen - udara dan Larutan


.
Laruran baku Timbang saksama sejumlah
Meropenem BPFI, larutkan dalam Pe/arut hingga b/angko sebagai blangko. Hitung jumlah daiam mg,
kadar lebih kurang 0,029 mg per ml. [Catalan Segera natrium, Na, dalarn 01eropenem untuk injeksi yang
sete/ah pembuatan, simpan /a;.,,tan da/am lemari digunakan dengan rumus:
pendingin dan gunakan dalam waktu 24 jam}. I
(22,99)c(2ooov)(Au) I
Larutan uji Timbang saksama sejumlah
meropenem untuk injeksi setara dengan 50 mg I
meropenem berdasarkan yang tertera pada etiket, 58,44 vM As I
masukkan ke dalam labu tentukur I 0-ml, larutkan '

dan encerkan dengan Pelarut, sampai.. tanda dan 22,99 dan 58,44 adalah bobot atom nauium dan
campur. Gunakan segera. bobot molekul natrium klorida; C adalah kadar
Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada natrium klorida dalam µg per ml Larutan baku;
Kemurnian kromatografi dalam Meropenem. Hitung V adalah volume dalam ml dari Larutan uji
persentase . masing-masing cemaran dalam persediaan I atau Larutan uji persediaan 2; v adalah
meropenem untuk injeksi dengan rumus: volume <lalam ml dari Larutan uji persediaan I atau
Larutan uji persediaan 2 yang digunakan untuk
membuat Larutan uji; M adalah jumlah total daiam
mg meropenem dari Lanttan uji persediaan 1 atau
Larutan uji persediaan 2 berdasarkan hasil
Penetapan kadar; Au dan As berturut-turut adalah
C adalah jumlah dalam mg Meropenem BPFI dalam serapan Larutan uji dan Larutan baku natrium.
Larutan baku; P adalah persentase meropenem yang
tertera pada etiket dalarn Meropenem BPFI dihitung Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
terhadap zat anhidrat; m adalah jumlah dalam mg Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
meropenem untuk membuat Larotan uji berdasarkan pada Kromatografi <931>.
yang tertera pada etiket; r; adalah respon puncak Fase gerak Enccrkan 15 ml larutan
masing-masing cemarai:i dari Lan1tan ujf, rs adalah telrabutilamonium hidroksida P 25% dengan air
respon puncak meropenem dari Laro tan baku. hingga 750 ml. Atur pH hingga 7,5 ± 0,1 dengan
pena1~bahan larutan asam fas/at P encer (1 dalarn
Natrium Antara 80% dan 120% dari jumlah nauium 10). Tambahkan 150 ml asetonitril P dan 100 ml
yang tertera pada etiket. metanol P, campur dan awaudarakan. Jika perlu
Larutan kalium klorida Timbang saksama 38,1 g lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
kalium klorida P, masukkan ke dalam labu tentula1r seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
1000-ml, larutkan dan encerkan dengan air sampai Larutan baku Timbang saksama sejumlah
ta;nd,a .. Meropenem BPFI, larutkan dalam Fase gerak
Larutan baku natrium Timbang saksama 25,42 mg hingga kadar lebih kurang 0, l mg per ml. [Catalan
natrium klorida P, ya"g telah dikeringkan pada suhu Segera setelah pembuatan, simpan larutan dalam
105° selama 2 jam, larutkan dalam air hingga kadar /emari pendingin dangunakan dalam waktu 24jam].
lebih kurang 25,42 µg per ml. Pipet 5 m! larutan ke Larutan uji persediaan I (untuk sediaan dosis
dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan 5,0 ml tunggal) Konstitusikan meropenem untuk inJeksi
Larutan kalium klorida, encerkan dengan air sampai yang terdapat dalam wadah dengan sejumlah volume
tanda. air, yang diukur saksama sesuai dengan jumlah yang
Larutan uji Pipet sejumlah volume Larutan uji tertera pada etiket. Ambil seluruh larutan sedapat
persediaan 1 atau Larntan uji persediaan' 2 seperti mungkin menggunakan jarum suntik- hipodermik
yang tertera pada Penetapan kadar, setara dengan yang sesuai, ke dalam labu tentulmr 100-ml.
lebih kurang 25 mg meropenem, ke dalam labu Encerkan dengan air sampai tanda, kocok.
tentukur 200-ml, encerkan dengan air sampai tanda. Larutan uji I Encerkan sejumlah volume Larutan
Pipet 5 ml larutan, masukkan ke dalam labu tentukur uji persediaan I dengan Fase gerak hingga kadar
50-ml, tambahkan 5,0 ml Larutan kalium klorida, Iebih kurang 0, 1 mg per ml. Biarkan Larutan uji I
encerkan dengan air san1pai' tanda. selama 2 jam pada 25 ± 1° sebelum digunakan.
Larutan blangko Pipet 5 ml Larutan kalium Larutan uji .persediaan 2 (Jika pada etiket
klorida, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, tercantum meropenern diberikan dalam volume
encerkan dengan air sampai tanda. tertentu larutan terkonstitusi) Konstitusikan
Prosedur Ukur serapan Larutan baku natrium dan meropenem untuk injeksi yang terdapat dalam wadah
Larutan uji secara berurutan pada garis emisi dengan sejumlah volume air, yang diukur saksama
589,6 nm dengan spektrofotometer scrapan atom sesuai dengan jumlah yang tertera pada ctiket. Pipet
seperti yang tertera pada Spektrofotometri dan ' sejumlah volume larutan terkonstitusi, sdma dengan
Hamburan Cahaya <1191> dilengkapi dengan lampu lebih kurang 100 mg meropenem, ke dalam labu
"hollow" katoda natrium dan "single - slot burner",
Suplemen Ill Farmakope lndonesiaJV ·Monografi l Larutan Oral Metadon Hidroklorida 2006

tentukur 100-ml, dan encerkan dengan air sarnpai MESTRANOL


tanda. Mestranol
Larutan uji 2 Pipe! 5 ml Larutan uji persediaan 2,
ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan Fase Perubahan :
gerak sampai tanda, kocok. Biarkan Larutan uji 2 C21H2•02 BM~3!0,43,
selama 2 jam pada 25 ± I 0 sebelum digunakan.
Sis/em kromatografi Lakukan seperti yang tertera Perubahan:
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja Baku pembanding Mestranol BPFI; 'tidak boleh
tinggi dilengkapi dengan detektor UV 300 run dan dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
kolom 4,6 mm x 25 cm yang berisi bahan pengisi LI _terlindung dari cahaya.,
dengan ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang
1,5 ml per menit. Atur laju alir hingga waktu retensi
meropenem lebih kurang 6 sampai 8 menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam respons
Peru bah an
Idcntifikasi ·- •
A. Spektrum serapan inframerah zat yang ,
puncak seperti yang tertera pada Prosedur: efisiensi didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
kolom tidak kurang dari 2500 lempeng ieoritis; fak"tor maksimum hanya pada panjang gelombang yang
ikulan tidak lebih dari 1,5 dan simpangan baku relatif sama seperti pada Mestrano/ BPFJ.
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku, Ta111baha11111011ografi.
Larulan uji 1 atau Laru/an uji 2 ke dalam LARUTAN ORAL METADON
kromatograf. Rekam kromatogram, ukur respons HIDROKLORIDA
puncak utama. Hitungjumlah dalam mg, meropenem,
Methadone Hydrochloride Oral Solution
C 17H25 N30 5S, dari wadah atau larutan terkonstitusi
yang digunakan dengan run1us:
Larutan Oral Metadon Hidroklorida mengondung
Metadon Hidroklorida, C2 1H21NO.HCI, tidak kurang
JOOCP(~)( 1
D Is'
~J dari 90,0% dan tidak lebih dari I l 0,0% dari jumlah
yang tertcra pada et;ket.

Baku pembanding Metadun Hidroklorida BPFJ;


C adalah kadar Meropenem BPFI dalam mg per ml tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah
Larutan baku, dihitung terhadap zal anhidrat; P tertutup rapat, terlindung dari cahaya.
adalah persentase meropenem dalam Meropenern
BPFI dihitung terhadap zat anhidrat; L adalah jumlah ldcntifikasi
dalam mg, meropenem yang terdapat dalam wadah A. Kocok seiumlah volume larutan oral setara
atau dalam larutan konstitusi yang tertera pada otiket; dengan lebih ku,:;,ng 5 mg metadon hidroklorida,
D adalah kadar meropenem dalam mg per ml Larutan dengan 5 ml natrium karbonat LP dan ekstraksi
uji 1 atau Larutan uji 2, berdasarkan jumlah yang dengan 5 ml kloroform P: ekstrak memenuhi uji
tertera pada etiket atau dalam bagian larutan ldentifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <-281>,
terkonstitusi yang digunakan; ru adalah respons menggunakan fase gerak campuran etanol P - asam
puncak meropenem dari Larutan uji 1 atau Larutan asetat glasia/ P - air (5:3:2) dan penampak bercak
uji 2 dan rs adalah respons puncak meropenem dari iodoplatinat LP.
Larutan baku. B. Menunjukkan rcaksi Klorida cara A, B, dan
C seperti yang tertera pada Uji ld°dntifikasi Umum
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah <291>.
tertutup rapat dalam wadah padatan steril seperti
yang tertera pada /njectiones. pada suhu ruang Kcseragaman sediaan <911 > Memenuhi syarat
terkendali. untuk larutan orai yang dikcmas dalam wadah dosis
tunggal.
Penandaan lv1en1enuhi syarat seperti yang tertera
pada J11jecfiones. Pada ctikct harus tertera jumlah Volume tcrpindahkan <1261> Memenuhi syarat
natrium (Na) dalam mg, pada dosis pe1nberian untuk larutan oral yang dikemas dalam wadah dosis
n1eropenen1. ganda.

pH <I 071> Antara l ,O dan 4,0.


•. Etanol <1041> Metode II Gika pada etiket
dinyatakan mengandung etanol) Antara 90,0% dan
115,0% C2H,OH dari jumlah yang tertera pada etiket;
2007 Metilparaben I Monografi Sup/emen III Farmakope Indonesia JV
I
I
lakukan penetapan dengan cara Kromatografi gas- adalah perbandingan respons puncak metadon
cair, menggunakan aseton sebagai baku internal. hidroklorida terhadap baku internal dari Larutan uji
dan Larutan baku.
j
I
Penctapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, terlindung cahaya, pada suhu ruang terkcndali.
I
pada Kromatografi <931>. I
Fase gerak Bual campuran asetonitril P - kalium
fosfat monobasa 0, 033 M LP (40:60), atur pH hingga METILPARABEN
4,0 dengan penambahan asam fosfat P, saring dan Methylparaben
awaudaraka». Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada Metilparaben mcngandung tidak 1,.-urang dari "98,0%.
Kromatografi <93'1>. dan tidak lebih dari "l 02,0%. C8H 80,. •.
Larutan baku internal Buat larutan pirilamin
maleat dalam air dengan kadar lebih kurang 250 µg Perubahan:
per ml. Pcmerian "Scrbuk ha blur putih atau tidak bcrwarna
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang
20 mg Metadon Hidroklorida BPFI, masukkan ke .Peruba!ta11:
dalam labu tentukur 25-ml, tambahkan 2,0 ml Kelarutan Sukar Jarut .gatam .air; -; mudah Jann
Larutan baku internal, ciiccrka"n dengan air sampai dalam ctanol dan dalarn "n1etanol •.
tanda.
Larutan uji Pipct sejun1lah volu111c lan1tan oral Perubahan;
setara dengan lebih h.-urang 20 mg metadon Baku pcmbanding Meti/paraben BPFI; lahikan
hidroklorida, masukkan ke dalam corong pisah pengeringan di atas silika gel P selama 5 jam,
125 ml. Ekstraksi larutan dua kali, tiap kali scbclum digunakan. "Simpan dalam wadah tcrtutup
dengan 50 ml eter P, kumpulkan fasc etcr kc dalam rapat •. • Etilparaben BPF!; lakukan pcngeringan di
corong pisah kedua. Masukkan fase air kc dalam labu atas si/ika gel P sclarna 5 jam sebclum digunakan.
tentukur 25-ml. Ekstraksi fase eter dcngan 2 ml air Simpan dalam wadah tcrtutup rapat..
dan buang fase eter. 1'1asukkan ekstrak air ke C:i 1~.n1
labu tentukur 25-ml yang telah bcrisi fase air, Ta111baha11 persyaratan:
tarnbahkan 2,0 ml Larutan baku internal, encerkan "\Varna larutan Tin1bang l g zat, larutkan dalam
dengan air sampai tanda. Saring melalui penyaring 10 ml etanol P (Larutan metil paraben). Larutan
dengan porositas 5 µm. jemih dan warna tidak lebih intensif dari etanol P
Sistem kromatografi Lakukan sepcrti yang tertera atau larutan yang baru dibuat dengan mcncampur
papa Kromatografi <931>. Kromat9graf ca.ir kincrja 2,4 ml larutan besi(lll) k/orida LK, 1,0 ml kobalt(Jl)
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom klor.ida ,lK dan ·OA ml tembaga(ll) su!fat LK dengan
3,9 mm x 30 cm berisi bahan pengisi LlJ. Laju alir asam klorida 0,3 N hingga I 0 ml, dan cncerkan 5 ml
lebih kurang 1,3 ml per menit. Lakukan krornatografi larutan dengan asam klorida 0,3 N·sampai 100 ml.
terhadap Larutan baku dan rekam respons puncak Bandingkan warna dengan mengamati dari atas
seperti yang tertera pada Prosedur: waktu retensi menggunakan tabung yang sama terhadap latar
baku internal dan metadon hidroklorida berturut-turut belakang putih seperti tertera pada Warna dan
lebih kurang 5,5 menit dan 9 menit; sirnpangan baku akromisitas <1291> .•
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari
~,0%. Ta11rhaha11 persyaratan:
Prosedur Suntikkan sccara terpisah sejumlah "Kcasaman Pada 2 ml Lanaan ...tnetil paraberz
volume sama (lebih kurang 10 µI) Larutan baku dan tambahkan 3 ml etanol P; 5 ml air bcbas karbon
dioksida; 0, I ml bromokresol hijau LP dan titrasi
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
krornatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung dengan natrium hidroksida 0.1 N: tidak lebih dari
0, 1 ml diperlukan untuk menghasi\kan \\·ama biru .•
jurnlah dalam mg metadon hidroklorida
C 21 H27 NO.HCl, dalam tiap ml larutan oral yan~
Ta111balza11 persyaratan:
digunakan dengan rumus:
"Sisa pernijaran <1111 > Tidak lcbih dari 0, I%.
lakukan penetapan menggunakan 1,0 g zat..

Tambaftc.;z persyaratan:
"Senyawa scjcnis Lakukan penetapan dengan cara
C adalah kadar Metadon Hidroklorida BPFI dalam Kromatograji lapis tipis sepeni yang tertera pada
mg per ml Larutan baku; V adalah volume dalam ml Kromatografi <931>.
larutan oral yang digunakan; Ru dan Rs berturut-turut Fase gerak Buat campuran metanol P - air - asam
aselal glasia/ P (70:30: l).
Suplemen III Farmakope Jndone8ia JV Monografi I Nafazolin Hidroklorida 2008

Penjerap Campuran silika-gel P setebal 0,25 mm. Pelarut Gunakan dimetil suljoksida P.•
Larutan baku I Pipet 0,5 ml Larutan uji ke dalam
labu tentukur 100-ml, encerkan dengan aseton P
sampai tanda. NADOLOL
Larutan baku 2 Timbang saksama 10 mg Nadolol
Etilparaben BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur
10-ml, larutkan dalam 1 ml La111tan uji. Encerkan Perubahan:
dengan aseton P sampai tanda. C17H21NO, BM "309,40.
Larutan uji Timbang sejumlah zat dan larutkan
dalam aseton P hingga kadar 10 mg per ml. Perubaha11:
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing Kclarutan Mudah larut dalam etanol dan dalam
2 µI Loni/an baku I, Larutan baku 2 dan Larutan uji metanol; •1arut dalam air pada pH 2;. sukar larut
pada lempeng kromatografi, masul<kan lempeng ke dalam kloroform dalam dikloromclana, dalam
dalani bejana kromatografi yang telah dijenubkan isopropil alkohol, 'da~ dalam air "(antara pH 7 dan
Fase gerak. Biarkan Fase gerak n1erambat sampai 1O);. tidak larut dalam aseton, dalam benzena, dalam
tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, eter, dala111 hcksana, dan dalam trikloroctana.
tandai batas rambat dan biarkan kering. Amati
lempcng di bawah sinar UV 245 nm dan bandingkan Perubahan:
intcnsitas bercak sckunder pada kromatogran1 Baku pcmbanding Nadoiol Bl'rI; "tidak boieh
Larutan uji dengan bercak u1an1a kro1natogran1 dikcringkan, simpan dala1n \Vadah terrutup rapat..
Larutan baku 1: bcrcak sckun<lcr pada k_ro1natogram
La111tan uji tidak lcbih intensif dari bercak utama
kromatogram Larutan baku I (0,5%). Uji tidak absah TABLET NADOLOL
kccuali kron1atogran1 Lan1tan baku 2 menunjukkan Nadolol Tablets
dua bcrcak uta1na yang jelas terpisah .•
Perubahan:
Jli/angkan persyaratan: Baku pcmbanding Nadolol BPFI; "tidak bolch
•syarat lain Mcn1enuhi syarat uji Keasan1an, Susut
dikcringkan. sin1pan dala111 \\·,1dah tenutup rapat.• •
pe;1geringan dan ~·;Sa pe111ijaran seperti yang tertcra
pada Butilparaben .• Perubahan:
Disolusi <1231 >
Peruba/Jan: Media disolusi: 900 ml csam klorida "O, OJ. N.
"Pcnctapan kadar Timbang saksama 1 g zat, A/at tipe I: 100 rpm.
1nasukkan kc dalatn labu bersumbat kaca. rvaktu: 50 n1enit.
Tambohkan 20,0 ml natrium flidr.ok;ida. 1 N, dan, Prosedur Lab1kan penetapan jumlah C 17 H21NO,,
panaskan pada 70° selama 1 jam. Di'nginkan pada yang terlarut dengan cara seperti yang tertcra pada
tangas es. Titrasi kelebihan natrium hidroksida Penetapan kadar, kecuali Fas" gerak dibuat dcngan
dengan asan1 su/fat J N LV, lanjutkan titrasi sampai mencampur 560 ml metanol P dan 1440 ml air.
titik kcdua infleksi dan tentukan titik akhir secara Gunakan filtrat •1arutan disolusi., jika perlu encerkan
potcnsiometri. Lakukan penetapan blangko. dengan Media disolusi, dan larutan baku Nadolol
BPFI dalam media yang sama.
1 n1/ 11atriun1 hidroksida 1 N setara dengan Toleransi Dalam waktu 50 menit harus larut tidak
152,I mg C8 H80 3• kurang dari 80% (Q) C11Ho;l\O,_ d.ari jumlah yang
trncra pada etiket.

METOTREKSA T
Methotrexate NAFAZOLIN HIDROKLORIDA
Naphazoline Hydrochloride
l'erubahan:
Baku pcm banding Metotreksat BPFJ: Perubahan:
"higroskopis.; tidak bolch dikeringkan sebclum Nafazolin Hidroklorida n1engandur.g tidak kurang
digunakan; lakukan penetapan Kadar Air <1031> dari 98,0% dan tidak lebih dari 'l 02,0.%
Metode I sebelum digunakan; "simpan dalam wadah C 14 H 14 N2.HC1, dihitung terhadap zat yang telah
tertutup rapat, terlindung cahaya; simpan da!am dikeringkan.
lemari pcndingin .•
Perubaltan:
Hila11gkan persyaratan: Penetapan kadar "Lakukan penetapan dengan cara
•cemaran senyawa organik mudah menguap Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
<471> Metode Vmemenuhi syarat. pada Kromatografi <931>.
2009 Nalokson Hidroklorida I Monografi · Suplemen Ill FarmakofJf' Indonesia IV

Dapar Timbang saksama 3 g ktilium fosfat Peruba/zan:


monobasa P masukkan ke dalam labu tentukur'IOOO- ldentifikasi Larutkari lebih kurang 150 mg zat dalam
ml, larutkan dalam 800 ml air-. Tambahkan 3 ml 2-5 ml air dalam corong pisah kecil, tambahkan
trietilamin P atur pH hingga 3,0 dengan penambahan "secara perlahan tetes demi tete.s amonium hidroksida
asam fosfat P. Encerkan dengan air sampai tanda.' · 6 N sampai tidak terbentuk lagi endapan putih.,
Fase gerak Bua! campuran Dapar - asetonitril P ekstraksi 3 kali, tiap kali dengan 5 ml Jdoroform P
(80:20) saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan dan saring ekstrak melalui penyaringan kering,
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang kumpulkan filtrat pada labu kecil. Uapkan filtrat di
tertera pada Kromatografi <931>. atas tangas uap sampai kering dan keringkan pada
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Nafazolin suhu I 05° selama I jam; spektrum serapan
Hidroklorida BPFI larutkan dan encerkan secara inframerah 'residu yang didispersikan dalam kalium
k:Uantitatif dan jika perlu bertahap dengan air hingga bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada
kadar lebih kurang 0,05 mg per ml. bilangan, gelombang yang sama seperti pada
Larutan uji Timbang saksama lebih kurailg 200 mg Na/okson BPFJ.
zat masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml,
larutkan dan encerkan dengan air sampai tanda. Pipe! Perubalta11:
5 ml larutan ke dalam labu tentukur I 00-ml, encerkan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
dengan air sampai tanda. rapat, "tidak tembus cahaya, simpan l'ada suhu 25°
Sis/em kromatografi Lakukan seperti yang tertera masih diperbolehkan antara 15° dan 30°.,
pada Kromatografi <931 >. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom
4,0 mm x 25 cm berisi bahan pengisi LI. Laju alir Tambalza11 monografi
lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi INJEKSI NANDROLON DEKANOAT
terhadap Larutan baku dan rekam respons puncak Nandrolone Decanoate Injection
seperti yang tertera pada Prosedur: faktor kapasitas,
k ', tidak kurang dari 2,0; efisiensi kolom tidak kurang lnjeksi Nandrolon Dekanoat adalah iarutan steril
dari 1500 lempeng teoritis; faktor ikutan tidak lebih Nandrolon Dekanoat dalam minyak wijc.1 dengan zat
dari 2,0; dan simpangan baku relatif pada tambah.-;,n yang sesuai. J\.1engandung Nandrolon
penyuntikan ulang tidak lebih dai'1 2.,0%. Dekanoat, C28 H44 0,, tidak lrnrang dari 90,0% dan "
Prosedur Suntikkan secara terpisah .. sejumlah tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada ·
volume sama (lebih kurang 20 µI) Larutan baku dan etiket.
Larutan uji ke dalam kromatograf; rekam
kromatogram, dan ukur respons puncak utama. Baku pcmbanding Nandrolon BPFJ; Tidak bo!eh
Hitung jumlah dalam mg, nafazolin hidroklorida, dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
C14H1<N,.HCI, dalam zat ')'ang digunakan ~engaE ter,1.in<lung dari cahaya dalam lemari pendingin.
rumus: ' Nandrolon Dekanoat JJPFI; Lakukan pengeringa.n
dalam ham pa udara · di atas silika gel P, sebelum
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung dari cahaya, dalam lemari pembek-u.

Identifikasi Encerkan sejumlah volume injeksi


C adalah kadar Nafazolin Hidrok/orida BPFI dalam dengan aseton P hingga kadar nandrolon dekanoat
mg per ml Larutan baku; ru dan rs berturut-urut 5 mg per ml. Lakukan uji C seperti yang tertera pada
adalah respons puncak dari Larutan uji dan Larutan ldentijikasi dalam Nandro/on Dekafibat. Gunakan
baku .•
5 µ1 larutan uji dan Larutan baku.
NALOKSON HIDROKLORIDA Nandrolon Tidak lebih dari 1,0%. Lakukan
Naloxone Hydrochloride Kromatografi /apis tipis seperti yang tertera pada
Kron1atografi <93 I>.
Perubahan: Fase gerak Buat campuran n heptan P - aseton_ P
Baku pembanding Nalokson BPFI; Lakukan (3: l ).
pengeringan pada suhu l 05° hingga bobot tetap Penjerap Campuran si/ika gel P setebal 0,25 mm.
sebelum digunakan. "Simpan dalam wadah tertutup Penampak bercak Bua! larutan asam sulfa! P
rapat, terlindung dari cahaya.. Noroksimoifon dalammetano/ P (4 dalam 10).
Hidroklorida BPFI; Tidak boleh dikeringkan Larµian baiq, Timbang 25,0 mg Nandrolon BPFI,
sebelum digunakan. "Simpan dalam wadah tertutup larutkan dalam 50 ml aseton P. Encerkan 5,0 ml
rapat, terlindung dari cahaya.• larutan dengan aseton P hingga 50,0 ml dan campur.
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi i
i
setara dengan lebih kurang 50 mg nandrolon
II
1
Suplemen III Farmalrope Indonesia JV Monografi I Injeksi Nandrolon Fenpropionat 2010

dekanoat, masukkan ke dalam labu tentUfur 10-ml; dekonoat tidak lebih · dari 1,4 dan simpangan baku
encerkan dengan aseton P sampai tanda dan campur. relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0 %.
. Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing Prosedur Suntikkan· secara terpisah sejumlah
I 0 µl Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng volume sama .(lebih kurang l 0 µ!) Larutan baku dan
kromatografi. Masukkan lempeng ke dalam bejana Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
kromatografi yang telah dijenuhkan dengan Fase kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
gerak. Biarkan Fase gerak merambat hingga lebih jumlah dalam mg, nandrolon dekanoat, C,8H., 40 3
kurang tiga per empat tinggi lempeng. Angkat dalam tiap ml injeksi dengan rumus:
lempeng, tandai batas rambat dan biarkan kering.

(~ )( ~)
Masukkan kembali lempeng ke d~lam bejana
kromatografi berisi Fase gerak yang sama dan
2000
lakukan eluasi dengan jarak yang sama dengan eluasi
awal. Angkat Jempeng, tandai batas . rambat dan
biarkan kering. Semprot lempeng dengan Penampak C adalah kadar Nandrolon Dekonoat BPFI dalam mg
bercak dan panaskan pada suhu lebih kurang I 00° per ml Larucan baku; V adalah volume d:ilam ml
selama I 0 menit. Dinginkan dan amati bercak di injeksi yang digunakan untuk membuat Larutan uji;
bawah Jampu UV 365 nm. Bercak Larutan uji ru dan rs berturut-turut adalah respons puncak dari
berfluoresensi kuning dengan harga R1 lebil:> kurang larutan uji dan Lan1tan ba!...u.
0,2 tidak Jebih besar ukuran dan intensitasnya dari
bercak La111tan baku dengan nilai R1 yang sama. Wad:ih dan penyimpanan Dalam wadah dosis
tunggal atau ganda, sebaiknya dari kaca tipe I,
Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera terlindung dari cahaya.
pada l1y"ectiones.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Tambalta11 111011ografi


Kromatografi cair ki11e1ja linggi seperti yang tertera
INJEKSI NANDROLON FENPROPIONAT
pad a Kromatografi <931 >.
Larutan a1noni111n asetat 0,02 M Timbang Nandrolone Phcnpropionate Injection
~saksama lebih kurang 1,6 g an1oniun1 asetat P, •
masukkan ke dalam labu tentukur I 000-ml. Larutkan lnjeksi Nandrolon Fenpropionat adalah larutan steril
dan encerkan dengan air sampai tanda. . Nandrolon Fenpropionat dalam minyak yang sesuai.
Fasa gerak Buat campuran etanol P - Laro/an Mengandung Nandrolon Fenpropionat, C27 H34 0 3,
amoniwn asetat 0,02 M (66:34) saring dan tidak l:urang"dari 90,0% dan tidak lebih dari JJ0,0%
a\vaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
dari jumlah yang tertera pada etiket.
menurut Kes,esuqia~'1 .si.~teni ~eP.ert,i yang tertera pada
Baku pembanding Nandrolon BPFI; Tidak boleh
Kromatografi <931 °"· dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
Larutan baku Timbang saksama sejurnlah
Nandro/on Dekonoat BPFI, larutkan dan encerkan terlmdung dari cahaya dalam lemari pendingin.
secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan Nandrolon Fenpropionat BPFI; Lakukan
tetrahidrofuran P hingga kadar lebih kurang 0,2 mg pengeringan dalam tabung pengering hampa yang
per ml. sesmi, menggunakan fosfor pentaoksida P sebagai
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi pengering pada suhu 80° selama 3 jam sebelum
setara dengan Jebih kurang 400 mg . nandrolon digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
dekanoat, masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, terlindung rlari cahaya.
encerkan dengan tetrahidrofuran P sampai tanda dan
campur. Pipet 10 ml larutan ke dalam labu tentukur ldcntHikasi Encerkan sejumlah volume injeksi
100-ml, encerkan dengan tetrahidrofuran P sampai dengan as£ton P hingga karlar nandrclon
tanda. fenpropionat Jebih kurang 5 mg per ml. Lakukan uji
Sistenz kron1atogra_fi Lakukan seperti yang tertera C scpcrti yang tertera pada Jdentifikasi .dalam
pada Kro111atografi <931 >. Kromatograf cair kinerja iVandrolon Fenpropionat tnulai dari "totolkan 10 µI
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom laruran ... "
4,6 mm x 15 cm berisi bahan pengisi LI dengan
ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 1,5 ml Nandrolon Lakukan Kromatografi lapis tipis scpeni
per menit. Pertahankan suhu kolom pada 40°. yang tertera pad a Kromatografi <931 >.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku dan Larutan baku Lakukan seperti yang tertera pada
rekam respons puncak seperti yang tetera pada Nandro/011 dalam Jnjeksi Nandrolon Delronoat.
Prosedur: faktor kapasitas, k ', nandrolon dekonoat • Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi
tidak kurang dari 5,3; faktor ikutan puncak nandrolon setara dengan lebih kurang 50 mg nandrolon
fenpropionat, masukkan ke dalam labu tentukur
2011 Naproksen I Monografi S~plemen III Farmakope Indonesia IV

10-ml, encerkan dengan aseton P sampai tanda dan NAPROKSEN NATRIUM


campur. Naproxen Sodium
Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada
Nandrolon dalam Injeksi Nandrolon Dekanoat. Perubaha11:
Rotasi jenis <1081> Antara -15,3° dan -17,0°,
Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera dihitung te1hadap zat yang telah dikeringkan; lakukan
pada Injectiones. penetapan menggunakan Jarutan dalam natrium
hidroksida 0,1 N yang mengandung "500 mg zat. per
Penetapan kadar JO ml.
Pereaksi isoniazid Larutkan 500 mg Isoniazid P
dalam lebih. kurang 250 ml metanol P, tamba~kan Perubgha11:
0,63 ml asam klorida P, encerkan dengan n1etan0l P Kcmurnian kromatoorafi Lakukan penetapan
b . •
hingga 500 ml dan campur. . dengan cara •Kromatografi lapis tipis. sepert1 yang
Larutan baku Timbang saksama leb1h kurang 25 tertera pada Kromatografl <931>.
mg. Nandro/on Fenpropionat BPFI, masukkan ke Larutan baku Tirnbang saksa1na sejumlah
dalam labu tentukur I 00-ml, larutkan dan encerkan Naproksen Natrium BPFJ, larutkan dalam metanol P
dengan k/oroform P sampai tanda dan campur. Pipet hingga kadar Jebih kurang 20 mg per ml.,
5 ml larutan ke dalam Jabu te_ntukur 50-ml, encerkan Enceran /arutan baku Buat satu seri pengenccran
dengan kloroform P sampai tanda. . . . Larutan baku dalam 111etanol P hingga kad3r 20 µg,
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volun1e 1nJeks1 60 ~1g dan 100 µg per ml (0, I%; 0,3% dan 0,5%).
setara dengan Jebih l-urang 50 mg nandrolon La111ta11 uji Tiinbang saksan1a lebih kurang I 00
fenpropionat, masukkan ke dalam labu tentukur mg, Jarutkan dalam 5 ml metanol P.
200-ml, encerkan dengan kloroform P sampai tanda. Prosedur Totolkan sccara terpisah ke lin1a larutan
Pipe! 5 ml Jarutan ke dalam Jabu tentukur 50-ml, 1nasing-111asing I 0 µI Larutan uji, larutan baku dan
encerkan dengan kloroforrn P sampai tanda. Enceran larutan baku pada lempeng si/ika gel P
Prosedur Pipet rnasing-masing 5 ml Larutan baku,
setebal 0,25 mm. Masukkan Jempeng ke dalam
Larutan ··uji dan klorofor111 P sebagai blangko,
. bejana kron1atografi yang bcrisi fasc gcrak campuran
masukkan ke dalam Jabu tentul-ur 10-ml secara roluena P - tetrahidrofuran .P. - asam asetat glasia/ P
terpisah, encerkan dengan Pereaksi isoniazid sampai (30:3: I) hingga fase gerak merambat Jebih kurang
tanda dan campur. Biarkan selama l jam sambil tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng,
sesekali dikocok. Ukur serapan Larutan baku dan
biarkan kering di udara, arnati lempeng di ba\vah
Larutan uji pada panjang gelombang 380 nm
cahaya UV 254 nm: harga R1 bercak utama La111tan
menggunakan blangko. Hitung jumlah dalam mg,
uji sesuai dengan Lan-1tan baku, intensitas bercak lain
nandrolon fenpropionat, c,,H.,.o,, dalam tiap ml
tidak Jebih dari intensitas bercak I 00 µg per 'ml
injeksi dengan rumus:
Enceran /a111tan baku (0,5%) dan jumlah intensitas
bercak Jain tidak lebih dari 2,0%.
3:f__(Au) lfilangkan persyaratan:
V As
•cemaran senya,va organik mudah n1enguap
<471> Metode I Memenuhi syarat..
C adalah kadar Nandrolon Fenpropionat BPFI dalam
µg per ml Larutan baku; V adalah volume dalam ml
larutan injeksi yang digunakan untuk membuat TAB LET NAPROKSEN NA TRJUJ\1
Larutan uji; Au dan As berturut-turut adalah serapan Naproxcn Sodium Tablets
Larutan uji dan Larutan baku.
Perubahau:
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis
Disolusi <1231>
tunggal atau ganda, sebaiknya dari kaca tipe I,
Media disolusi: 900 ml Dapar fosfat 0,1 M pH 7,4
terlindung dari cahaya.
yang dibuat dengan melarulkan 2,62 g natriurn fosfat
n7onobasa P dan 11,50 g natrium fo~fat dibasa
anhidrat P dalam air sampai 1000 ml.
NAPROKSEN A/at tipe 2: 50 rpm.
Naproxen Waktu: 45 menit
Lanitan baku Timbang saksama sejum!ah
Perubahan: Naproksen Natrium BPFI, larutkan dalam Media
Rotasi jenis <1081> Antara "+83,0° dan +89,5°.,; diso/usi hingga kadar Jebih kurang 50 µg per ml.
lak:ukan penetapan menggunak:an larutan JOO mg -ziit Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 14 H"Na0,,
yang telah dikeringkan per IO ml dalam "metil yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat
isobutil keton •.
Suplemen Ill Farrnakope Indonesia IV Monograji I Tabfot Neostigmin Bromida 2012

·, ,_;

"larutan disolusi., jika perlu encerkan deugan Media Resolusi antara puncak analit dan baku internal tidak
diso/usi dan "serapan. Larutan baku pada panjang kurang dari 11,5 yang dihitung dengan rumus:
gelombang serapan maksimum lebih kurang 332 nm.
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
kurang dari "80%. (Q) C 1.H 13Na0,_ dari jumlah yang 2(12-1J
[ l,699(W ., + W .,
J
tertera pada etiket. 1 2 2 2)

Perubaha11:
dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
Penetapan kadar Lakukan penetapan kadar dengan
tidak lebih dari l ,5%.
cara Kromatografi cair kinetja tinggi seperti yang
Prosedur Suntikkan secara terpisah scjumlah
tertera pada Kromatograji <931>.
volume sama (lebih kurang 20 µl) larutan baku dan
Fase gerak Bu at campllran asetonitril P - air -
Larutan uji . ke dalan1 kromatograf. Rekam
asanr asetat glasia/ P (50:49:1). Jika .perlu lakukan
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Waktu
penyesuaian menurut Kesesuai'an sistem seperti yang
retensi relatif naproksen natrium dan baku internal
tertera pada Kromatograji .<931>. Resolusi dapat
ditingkatkan dengan penambahan bagian air pada masing-masing lebih kurang 0,6 dan 1,0. Hitung
Fase gerak. jumlah dalam mg naproksen natrium, C,,H,,Na0 3•
dalam tablet yang digunakan denga'.1 rum us:
Carnpuran-pelarut Buat campuran asetonitril P -
air (90:10).
Lanlfan baku ·internal L~rutkan 5 ml butirofenon
dengan asetonitril P hingga 100,0 ml. Encerkan
1,0 ml larutan dengan asetonitril P hingga I 00,0 ml.
Tiap ml lnrutan mengandung lebih kurang 0,5 µl
butirofenon. C adalah kadar Naproksen Natriwn BPFI dal:;m µg
La111tan baku Timbang saksama sejumlah per in! larutan baku; Ru dan Rs bcrturut-1urut adalah
Naproksen Natriun1 BPFI, larutkan dalam Ca1npuran perbandingan respons puncak naproksen dan bah.l!
pelan1t hingga kadar lebih kurang "2,75. mg per ml. internal d<!lan1 Larutan uji dan Laruta11 baku.
Masukkan 1,0 ml larutan dan 2,0 -,,;1 Larutan balm
intenwl ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
dengan Fase gerak sampai tanda. Larutan TABLET NEOSTIGMIN BROMIDA
mengandung lebih kurang "27,5. µg Naproksen Ncostigminc Bromide Tablets
Natrium BPFJ per ml.
larutan uji Timbang dan serbuk haluskan tidak Disolusi <123 l > • JJrosedur untuk Gabungan
kurang dari 20 tablet.. Timbang saksama sejumlah . . Sarnpel.
serbuk tablet setara dengan lebih ku\"ang •275; mg 'Media diso/usi: 500 ml air.
naproksen natrium, masukkan ke dalam labu tentukur A/at tipe 2: 50 rpm.
I 00-ml. Tambahkan 10 ml air dan kocok hingga Waktu: 45 menit.
terdispersi sempuma. Encerkan dengan asetonitril P Prosedur Pada waktu inten al tertentu, keluarkan
1

sampai tanda. Diamkan hingga bagian yang tidak 30 ml Jarutan disolusi, dan saring. Pipet masing-
larut mengendap. Masukkan 1,0 ml beningan ke masing I 0 ml dari setiap filtrat larutan disolusi,
dalam labu tentukur I 00-ml, tambahkan 2,0 ml Jarutan baku Neostigmin Bromida BPFI dan air
Larutan baku inter~al, encerkan dengan Fase gerak sebagai blangko, ke dalam corong pisah 125 ml.
sampai tanda. Lakukan penetapan sesuai Prost},f/ur seperti tertera
Sistem i..Tomatograji Lakukan seperti yang tertera pada Penetapan kadar mul.ai dcngan, "tambahkan
pada Kromatograji <931>. Kromatograf cair kinerja 15 ml larutan ..... ". ·
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom Toleransi Dala1n waktu 45 111enit harus larut tidak
4,6 mm x 15 cm yang berisi bahan pengisi LI dengan kurang dari 75% (Q) C 12 H19 BrN 202. dari juml>h yang
ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 1,2 ml tcrtera pada etiket.
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
baku, rekam respons puncak seperti yang tertera pada Peruba/Jan:
Prosedur: efisiensi kolom yang ditetapkan dari Pcnctapan kadar
puncak anal it tidak kurang dari 4000 lempeng teoritis La111tan baku Timbang saksama sejumlah
yang dihitung dengan rumus: Neostigmin Bromida BPFI, larutkan dalam air dan
encerkan dengan air secara bertahap hingga kadar
2 lcbih kurang 40 µg per mg.
1 Lan/Ian uji Timbang dan scrbukkan Iida.I: kurang
5,545 (-·- )
w.,2 dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
setara dengan lebih kurang 50 mg neostigmin
bromida, masukkan ke dalam labu tentukur l 00-ml,
2013 Nifedipin I Monografi

tambahkan lebih kurang 50 ml nir, kocok secara · Perubahan.·


mekanik selama lebih kurang 30 menit, tambilhkan Senyawa· sejenis "Tidak lebih dari 0,2% untuk
air sampai tanda, kocok dan saring. Pipet 4 ml filtrat masing-masing dimetil 4-(2-nitrofeoil)-2,6-
yang jemih ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan dimetilpiridina-3,5-dikarboksilat dan dimetil-4-{2-
air sampai tanda. nitrosofenil)-2,6-dimetilpiridina-3,5-dikarboksilat,
Prosedur Pipet 10 ml Laruton uji dan Larutan yang dikandung oleh masing-masing turunan I
I.
baku masing-masing ke dalam corong pisah 125 ml, nifedipin nitrofenilpiridin dan turunan oifedipin
tambahkan 15 ml larutan yang dibuat dengan
melarutkan 25 mg heksanitrodifenilamina P dalam
nitrosofenilpiridin.. [Catalan Hindarkan Larutan
baku dan Larutan uji dari cahaya aktinik, /akukan
I
meti/ena ldorida P hingga 250 ml, tanpa digerus atau pengujian segera setelah Larutan baku dan larutan I
dipanaskan. Kemudian tambahkan - I 0 ml natrium uji disiapkan.] · ·· -
hidrpksida 5 N, kocok )ruat-kuat selama 30 detik. ' Fase gerak dan Larutan uji Lakukan seperti yang
Ekstraksi lapisan air 3 kali, tiap kali dengan 15 ml tertera p~da Penetapan kadar .•
metilend klorida P, kumpulkan. lapisan metilena Larutan baku nifedipin Tim bang saksama sejumlah
klorida dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan Nifedipin BPFJ, larutkan dalam metanol P (hingga
metilena k/orida P sampai tanda. Ukur serapan kadar lebih kurang 1 mg per ml), encerkan secara
masing-masing larutan pada panjang gelombang kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan Fase gerak
serapan maksimum lebih k-urang 420 nm, hingga kadar lebih lmrang 0,3 mg per ml.
menggunakan metilena klori-da P -sebagai blangko. Lanuan pembanding A Tiinbilllg. saksama
Hitung jumlah dalam mg, •neostigmin bromida •. sejumlah Turunan Nifedipin Nitrofenilpiridin BPFI,
C12H1 9 BrN 20~ dalam serbuk tablet yang digunakan larutkan dalam metano/ P (hingga kadar lebih kurang
dengan rumus: l mg per ml), encerkan secara kuantitatif dan jika
perlu bertahap dengan Fase gerak hingga kadar lebih
kurang 0,6 µg per ml.
Larutan pembanding B Timbang saksama
sejumlah Turunan Nifedipin Nitrosofenilpiridin
BPFJ, larutkan dalam metanol P (hingga kadar lebih
C adalah kadar Neostigmin Bromida BPFI dalam kurang 1 mg per ml), encerkan secara kuantitatif dan
"µg. per ml Larutan baku; Au dan As berturut-tun:it - jika perlu bertahap dengan Fase gerak hingga kadar
adalah serapan dari Larutan uji dan Larutan baku. lebih kurang 0,6 µg per ml.
·Larutan baku Pipe! 5 ml 'Laruian pembanding A,
Larutan pembanding B., ke dalam wadah,.tambahka'n
NIFEDIPIN 5,0 ml Fase gerak.
••
Nifedipinc
Larutar.i. ~esesuaian sistem Campur dengan volume
saffia Laru!an' bakU ni/edipin, Larutan pembanding A
Perubaltan:
dan Larutan pembanding B.
C17H,.N20• BM "346,33.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
Peru bah an: pada Penetapan kadar. Lakukan kromwgrafi
Idcntifikasi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam respons
A. Spektrum· serapan inframerah 'zat yang tidak puncak seperti yang tertera pada Prosedur: resolusi,
dikeringkan. dan · didispersikan dalam kalium R, antara puncak analog nitrofenilpiridin dan
bromida P menunjukkan maksimum hanya pada nitrosofenilpiridin tidak kurang- dari 1,5; resolusi, R,
bilangan gelombang yang sama seperti pada antara turunan nitrosofenilpiridin .dan.,nifedipin tidak
Nifedipin BPFI. lmrang dari 1,0 dan simpangan baku relatif pada
B. Ke dalam labu tentukur 'l 0-ml, yang berisi penyuntikan ulang tidak lebih dari 10%. Waktu
"14. mg nifedipin tambahkan "1,0 ml. kloroform P retensi relatif turunan nitrofenilpiridin, turunan
dan encerkan dengan metanol P sampai tanda. Pipet nitrosofenilpiridin dan nifedipin bcrturut-turut adalah
1 ml /arutan ke dalam labu tentukur 100-ml dan lebih k-urang 0,8; 0,9 dan 1,0.
cncerkan dengan 1netanol P sampai ·tanda, gunakan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
sebagai larutan uji. Ukur serapan larutan uji pada volume sama (lebih kurang 25 µl) larutan baku dan
panjang gelombang dari 450 nm sampai "200, nm Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
menggunakan blangko metanol P. Spektrum serapan puncak utama. Hi tung jumlah dalam mg tiap senyawa
larutan uji menunjukkan maksimum dan minimum sejenis dalam nifedipin yang digunakan dengan
pada panjang gelombang utama yang sama seperti rumus:
pada larutan Nifedipin BPFI yang diperlakukan sama.
Suplemen Il!Fannakope Indonesia IV Monografil Kapsul Nifedipin· 2014

C adalah kadar "Turunan Nifedipin BPFI yang Bzku pembanding Nifedipin BPFI; Tidak boleh
sesuai. dalam mg per_ ml Larutan baku; ru dan rs dikeringkan, simpan dalarn wadah tertutup rapat,
berturut-turut adalah respons puncaksenyawa sejenis hindari pemaparan cahaya dan perlakukan dengan
yang diperoleh dari Larutan uji dan Larutan baku. hati-hati. Turunan Nifedipin Nitrofenilpiridin BPFI,
Turunan Nifedipln Nitrosofenilpiridin BPFI.
Perubahan: [Catalan Nifedipin /angsung terurai menjadi
Penetapan kadar [Catalan Hindarkan Larutan baku turunan nitrosofenilpiridin o/eh cahaya biasa dan
dan Larutan uji dari cahaya aktinik, /akukan cahaya pada panjang gelombang tertentu. Cahaya
pengujian segera sete/ah Larutan baku dan Larutan ult1·avi'olet sangat berpengaruh dala1n pembentukan
uji disiapkan.] Lakukan penetapal) secara turunan nitrofenilpiridin. Lakukan penetapan kadar
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera dan semua pengujian di tempa·t gelap atau
pada Kromatografi <931>. beif/uoresensi keemasan atau cahaya aktinik rendah.
Fase -gerak Buat campuran. air - asetonitri/ P - G-unakan a/at kaca aktiniK rendah.]
metanol P (50:25:25), dan awaudarakan. Jika perlu
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem Idcntifikasi
seperti yang tertcra pada Kromatografi <931>. A. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang
Lamtan balm Timbang saksama sejumlah tertera pada Kromatografi <931 >.
Nifedipin BPFI, larutkan dalam metano/ P (hingga Fase gerak Buat campuran etil asetat P
kadar lebih kurang 1 mg per ml), encerkan secara sik/oheksan P (I: I). •
kuantitati f dan jika per!u bertahap dengan Fase gerak Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,5 mm.
hingga kadar lebih kurang 0, 1 mg per ml. Penampak bercak Timbang berturut-turut 3 g
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg bismut subnitrat P dan 30 g natriunz iodida P,
nifedipin, masukkan kc dalarn labu tentukur 250-ml, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan
larutkan dalam 25 ml metano/ P, encerkan dengan dan encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 10 ml
Fase gerak sampai tanda, hingga kadar lebih kurang larutan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan
0,1 mg per ml. 10 ml asanz klorida 3 N, encerkan dengan air sampai
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera tanda.
pada Kromatografi <S3-!>. Kromatograf cair kinerja Larutan baku Larutkan sejumlah Nifedipin BPFI
tinggi dilengkapi dengan detektor 235 nm dan kolom dalam dik/ormetan P hingga kadar Jebih kurang "
4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi Ll dengan I ,2 mg per ml.
ukuran partikel 5 µm, laju alir lebih kurang 1 ml per Larutan uji Lubangi pangkal dari 3 kapsul dengan
menit. Lak-ukan kromatografi terhadap Larutan baku, gunting, kelnarkan semua isi kapsul masukkan ke
rekam respons puncak seperti yang tertera pada dalam tabung sentrifuga, bilas gunting dengan lebih
Prosedur:. efisiel\Si kolom tidak kurang dari "4.000 kurang 20 ml natrium hidrok>ida 0, I N. Pipe! 25 ml
lempeng teoritis., faktor. ikutan tid'ak iebiJ;i' dari 1;5 • diklormetan P ke dalam tabung, tutup dan balikk:i.n
dan simpangan baku relatif "pada penyuntikan beberapa kali dan buang tekanan dalam tabung secara
ulang. tidak lebih dari 1,0%. hati-hati. Tutup kembali tabung kemudian kocok
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah hati-hati selama 1 jam. Sentrifus tabung selarna
volume sama (lebih kurang 25 µI) Larutan baku dan 10 menit pada kecepatan 2000 sampai 2500 rpm.
Lanlfan uji ke dalam kromatograf, ukur respons Keluarkan beningan dengan aspirasi menggunakan
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, nifedipin siring dan pipet 5 ml lapisan paling bawah ke dalan1
C11H1SN206, dalam zat yang digunakan dengan vial yang sesuai.
run1us: Prosedur Campur volume sama Larutan baku
dan Larutan uji. Totolkan dalam l:ientuk pita secara
terpisah masing-rnasing 500 µI Larutan baku,
larutan uji, dan campuran Laruran baku dan Laroran
uji pada lempeng kromatografi. Masukkan lempeng
C adalah kadar Nifedipin BPFI dalam mg per ml kc dalam bejana kromatografi yang terlindung dari
I. . arutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah cahaya dan te!ah dijenuhkan dengan Fase geruk.
respons puncak Larutan uji dan Lanaan baku. Biarkan Fase ge1uk merambat hingga tiga pcrempat
tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas
ram bat, keringkan di udara sampai tidak berbau. ·
Tambalzan monografi Segera amati pita di bawah cahaya UV 254 nm.
KAPSUL NIFEDIPIN Bercak utama berbentuk pita warna biru gelap. Harga
Rt pita Larutan uji, Larotan balcu, dan campuran
Nifedipine Capsules
Lan•tan baku dan Larutan uji masing-masing lebih
kurang 0,3. Semprot lempeng dengan Penampak
Kapsul Nifedipin mengandung Nifedipin,
bercak: masing-masing ]arutan memberikan pita
C11H 18N2 0 6, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
kompakjingga muda dengan latar belakang kuning.
dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
2015 Kapsul Nifedipin I Monografi Suplemen III Farmakope Indonesia IV

B. Waktu retensi puncak utama kromatogram dan · dimetil 4-(2-nitrosofenil)-2,6-dimetilpiridin-3,5-


Larutan '!l·; sesuai dengan Larutan baku seperti yang dikarboksilat yang sesuai dengan turunan nifedipin
diperoleh pada Penetapan kadar. nitrosofenilpiridin tidak lebih dari 0,5% relatif
terhadap kadar nifedipin. Lakukan penetapan dengan
Disolusi <1231> cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang \,
Media disolusi· 900 ml cairan /ambw;g buatan LP tertera pada Kromatografi <931>. {Catalan Larutan
(tanpa pepsin). baku nifedipin dan Larulan uji terlindung dari
A/at tipe 2: 50 rpm cahaya aktinik. Segera /akukan pengujian terhadap
Waktu: 20 menit Larutan baku nifedipin dan Larutan uji.}
Prosedur Lakukan penetapan jumlah nifedipin, Fase gerak Lakukan seperti yang tertera pada
C 17H 18N206. yang ter!arut dengan mengukur serapan Penetapan kadar dalam Nifedipin,
filtrat larutan disolusi, jika perlu encerkan dengan •- Larutan bakii nifedipin Lakukan seperti yang
Media disolusi dan serapan larutan baku Nifedipin tertera pada Senya\va sejenis dalam Nifedipin.
BPFI dalam media yang sama pada panjang Larutan baku I Lakukan seperti Larutan
gelombang serapan maksimum lebih k-urang 340 nm. pembanding A yang tertera pada Senyawa sejenis
Dapat digunakan metanol P tidak lebih dari I % dalam Nifedipin, kecuali untuk pembuatan kadar
volume total untuk melarutkan baku pembanding akhir lebih kurang 6 µg per ml.
sebelum dien_cerkan dengan media disolllsi. {Catalan Larutan balm 2 Lakukan seperti Lanilan
Penyaring hanJs diperiksa terhadap adanya nifedipin pen1banding B yang tertera pada Sei1ya1va sejenis
yang terserap}. dalam Nifedipin, kecuali untuk pembuatan kadar
Toleransi Da!am waktu 20 menit harus larut tidak akhir lebih kurang 1,5 ftg per ml.
kurang dari 80% (Q) C 17 H"N 20, dari jumlah yang La11.1tan haku Pipet masing-1nasing 5 int Larntan
tertera pada etiket. baku I dan La111tan baku 2 ke dalam labu tentukur
I 0-ml, encerkan dengan Fase gerak san1pai tanda.
Kcseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. la111tan uji Lakukan seperti yang tertera pada
Prosedur keseragaman kandungan Penetapan kadar.
Larutan baku Tirnbang saksa1na sejun1lah Larutan kesesuaian sisten1 Catnpur scjun1Iah
Nifedipin BPFI, larutkan dan encerkan secara vo\u1nc sama Lanaan baku nifed1iJin, Larutan baku 1
kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan meranol P dan Larntan baku 2.
hingga kadar lebih kurang 50 µg per ml. Sisten1 kromatograji Lah.'Ukan seperti yang tertera
Larutan uji Lubangi pangkal kapsul dcngan pada Penetapan kadar. Lakukan kromatografi
gunting. Keluarkan isi kapsul ke dalam labu tentuk-ur terhadap lanitan kesesuaian sistenz, rekam respons
200-ml, potong kapsul menjadi 2. Bilas gunting dan puncak scperti yang tertcra pada Prosedur: resolusi,
potongan kapsul dcngan !ebih kurang 20 ml metanol R, antara punca.k turunan nitrofenilpiridin dan
P, kurnpulkan bilasan secara kuantitatif ke dalam turunan nitrosofenilpiridin tidak kurang dari 1,5;
labu tentukur di alas. Encerkan dengan metanol P resolusi, R, antara puncak turunan nitrosofenilpiridin
sampai tanda. dan nifedipin tidak kurang dari 1,0; dan simpangan
Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan baku relatif yang ditetapkan dari respons setiap
Larutan uji dalam sci-! cm pada panjang turunan pada penyuntikan ulang tidak lebih dari I 0%.
gelombang serapan maksimum !ebih kurang 350 nm, Waktu retensi relatif untuk turunan nitrofenilpiridin,
meriggunakan metanol P sebagai b!angko. Hitung turunan nitrosofenilpiridin dan nifedipin berturut-
jurn!ah dalam mg, nifedipin, C 17 H 18N,0 6 , da!am tiap turut lebih kurang 0,8; 0,9 dan 1,0.
kapsul dengan rumus: Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
<'Olume sama (lebih kurang 25 µ!) Larutan baku dan
la111ta11 uji kc dalam kromatograf, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
jumlah dalam mg masing-masing senya\va sejenis
dalam tiap kapsul dengan rumus:
C adalah kadar Nifedipin BPFI dalam µg per ml
f.arutan baku; T adalah jumlah dalam mg nifedipin
Jalam kapsul seperti yang tertera pada etiket; D
adalah kadar nifedipin dalam µg per ml Larutan uji
berdasarkan yang tertera pada etiket; Au dan As
berturut-turut adalah serapan dari Larutan uji dan C adalah kadar turunan Nifedipin BPFI yang sesuai
Larutan baku. dalam mg per ml Larutan baku; V adalah volume
dalam ml Larutan uji; ru dan rs berturut-turut adalah
Senyawa sejenis Dimeti! 4-(2-nitrofenil)-2,6-
dirnetilpiridin-3,5-dikarb_oksilat, yang sesuai dengan
turunan nifedipin nitrofenilpiridin tidak lebih dari 2%
Suplemen Ill Fannakope Indonesia IV Monografi /Tablet Lepas Lambat Nifedipin 2016

respons puncak senyawa sejenis yang sesuai dari Baku pembaliding Nifedipin BPFI; Tidak boieh
Larutan uji dan Larutan baku. dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
hindari pemaparan cahaya dan -perlakukan dengan
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara hati-hati. Tumnan Nifedipin Nilrofeni/piridin BPFI,
Kroma/ografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera Tunman Nifedipin Nitrosofenilpiridin BP FI.
pada Kromalografi <931> [Catalan lindungi [Catalan Nijedipin /angsung terurai' me1y'adi
Larutan baku dan Larutan uji dari cahaya aktinik. tunman nitrosojenilpiridin oleh cahaya biasa dan
Lakukan Penetapan kadar segera sete/ah penyiapan cahaya buatan -pada panjang gelombang tertentu.
Larutan baku dan Larutan uji]. Cahaya ult~aviolet sangat berpengaruh dalan1
Fase gerak dan Lantlan bab1 Lakukan seperti pembentukan turunan nitrofeni/piridin. Lakukon
yang tertera pada Penetapan kadar dalam Nifedipin. Penetapan kadar dan semua pengujian di tempat
Larutan uji Pindahkan s~lttruh isi 5 kapsul dengan gelap atau ber:fluoresensi keen1asan atau cahaya
bantuan sedikit me/anal P ke dalam Jabu tentukur, aktinik rendah. Grmakan a/at kaca aktinik rendah.J
encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap
dengan Fase gerak hingga kadar nifedipin lebih Iden tifikasi
kurang 0, 1 mg per ml. Saring melalui penyari;:g A. \Vaktu retensi punrak utatna kro1natogran1
tahan pelarut. larutan uji scsuai dengan Larutan baku seperti yang
Sister?J krornatograji Lakukan seperti yang tcrtera dipcroleh pada Penetapan kadar. .
pada Kromatografi <931>. Kromatogrnf cair kinerja B. I.arfltan uji Lal-ukan sepcrti yang tertera pada
tinggi dilengkapi dengan detektor 265 nm dan kolom Pencrapan kadar, kecuali pcngcnceran lebih lanjut
4,6 nun x 25 ctn berisi bahan pengisi ll. dengan dcngan Fase g{!rak hingga kadar lcbih kurang
ukuran partikel 5 i1n1 dan kolom pelindung bcrisi 0,02 n1g per 1111.
bahan pengisi Li. Laju alir lebih kurang I ml per larulan baku Lakukan scpcrti yang tcrtcra pada
1nenit. Lakukan kroinatografi terhadap La11aan bak:i Penetapan kadar dala111 ,\'ifedipin, kccuali
dan rekam respons puncak seperti yang tertera paCa pcngcnceran lcbih lanjut dcngan Fase gerak hingga
Prosedur: efisiensi kolom tidak kurang dari 40(10 kadar lebih kurang 0,02 mg per ml.
le1npcng tcoritis; faktor ikutan tid~k lebih dari 1.~: Prosedur Ukur scrapan Laruta11 uji dan La11aan
dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ular,g baku; 1ne1nberikan scrapan n1aksin1un1 pada panjang
tidak lebih dari 1,0 %. gelon1bang yang sa1na. - -
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 25 µI) l..anitan baku dan Disolusi <1231>
LanJtan ig·; ke dalam kromatograf, rekam UJJ I Jika scdiaan mcmenuhi uji ini, pada etiket
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hi tung harus n1encantu1nkan me1nenuhi syarat Uji I Disolusi
jumlah dalam mg, nifodipin,CnH 10N,0 6, dalam tiap Fl.
kapsul dengan rumus: · Media disolusi: 50 ml aif , '
Alai ripe 7 Lakukan seperti 'yang tertera pada'
Pelepasan obat <961>: Antara 15 dan 30 rpm.
Jangan gunakan cakram, tapi gunakan tangkai gelas
pleksi 25 cm, sisi tablet ditempelkan pada tangkai
dengan bantuan lem tidak larut air. Wadah larutan
C ada!ah kadar Nifedipin BPFI dalam mg per ml adalah tabung uji dengan panjang 150-200 mm dan
LanJtan baku; V adalah volume dalam ml Laruran pertahankan suhu tangas air pada 37 ± 0,5°. Pada
uji; ru dan rs berturut~turut adalah respons puncak akhir setiap interval uji, sistem dipindahkan kc deret
dari la11ilan uji dan Lanaan baku. bcrikumya berupa tabung uji baru berisi 50 ml Media
disolusi segar.
Wadah dan pcnyimpanan Dalam wadah terturup Wakw: 4, 8, 12, 16, 20 dan 24 jam.
rapat, terlindung dari cahaya pada suhu antara l 5c Pengencer Buat campuran tnetanol P- air (I :1).
dan 25". la1111m1 baku Timbang saksama lebih kurang
50 mg Nifedipin BPFI, masukkan ke dalam labu
tcntukur I 00-ml, larutkan dalam 50 ml mctanol P,
cnccrkan dengan air sampai tanda. E,pcerkan secara
Tambahan monograji
kuantitatif larufan dengan Pengencer hingga kadar
TABLET LEPAS LAMBAT NIFEDIPIN mendekati Larutan uji.
Nifedipine Extended-Release Tabiets Larutan uji Gunakan sejumlah larutan disolusi
yang telah disaring melalui penyaring dengan
Tablet Lcpas Lambat . Nifedipin mengandung porositas 0,4 µm; jika perlu encerkan dengan
Nifedipin, C 17 HJSN206, tidak 1..-urang dari 90,0% dan Pengencer.
tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada Prosedur Lakukan penetapan jumlah nifedipin,
etiket. C11H 18N206, yang terlarut pada setiap interval waktu
· 2017 Tablet Lepas Lambat Nifedipin I Monografi Suplemen Ill Farmakope Indonesia IV ,,,i~;

4 jam, dongan mengukur serapan Larutan uji,.dan kuantitat.if,~an jika perlu bertahap dengan Media
Larutan baku pada panjang gelombang serapan disolusi hingga kadar lebih kurang 0, I mg per ml.
maksimum lebih kurang 338 nm meilggunakart sel Larutan uji Gunakan sejumlah larutan disolusi
0,5-cm. [Catalan Untuk periode 4 jam, tetapkan yang telah disaring, jika perlu encerkan dengan
serapan pada 456 nm, dan gunakan penetapan ini Media diso/usi.
untuk mengoreksi pengaruh bahan tambahan tablet.] Sis/em kromatografi Lakukan seperti yang "tertera
Toleransi Persentase kumulatif jumlah nifedipin, pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
C 17Hl8N 206 yang dilepaskan dan terlarut secara in tinggi dilengkapi dengan detektor 350 nm dan kolom
vivo pada interval waktu tertentu memenuhi Tobe/ 4,0 mm x 12,5 cm berisi bahan pengisi LI dengan
Penerimaan 2 seperti yang tertera pada etiket. ukuran partikel 3 µm. Laju alir lebih kurang 1,5 ml i
per menit · dan pertahankan suhu kolom pada 40°. i"
_ _Waktu (jam) Jumlah terlaru•• 6akukan kromat~grafi terhadap Larutan baku dan
4 Antara 5-17% rekam respons puncak scperti .yang tertera pada
. 8
12 Antara 43-80% Prosedur: efisiensi kolom tidak kurang dari 2000
16 lempeng teoritis; faktor ikutan tidak lebih dari 1,5;
20 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
24 Tidak kurang dari 80o/o tidak lebih dari 2,0%.
*Jumlah tcrlarut didasarkan pada jumlah nifcdipin yang tertera
ada ctiket. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 20· µI) Larutan uji dan
VJ! 2 Jika sediaan meme.nuhi uji ini, pada etiket larutan balru, rekam kromatogratn dan uk."Ur respons
harus mencantumkan memenuhi syarat Uji ~ Diso/usi puncak utama. Hitung jumlah nifcdipin, C 17 H18N 2 0 6

Fl. yang terlarut.


Dapar Timbang 330,9 g natrium fosfat dibasa P
dan 38 g asam sitrat P, masukkan ke dalam labu Toleransi Persentase jumlah nifedipin C11H 1sN2 0 6 ,
tentukur I 000-ml, tambahkan air untuk melarutkan, yang terlarut pada waktu tertentu berdasarkan jumlah
tambahkan I 0 ml asam fosfat P, encerkan dengan air yang tertera pada ctiket memenuhi Tobe/ penerimaan
sampai tanda. 2.
Media disolusi: 900 ml Campuran Dapar - larutan
\Vaktu (jam) Junliah terlarut
natrium /auril sulfa/ P 10% Buat campuran 125,0 ml
3 Antara 10-30%
Dapar dengan I 000 ml !arutan natrium lauri/ sulfa/ P 6 Antara 40-65%
10% dan encerkan dcngan air hingga I 0.000 ml. Jika 12 Tidak kurang dari 800/a
perlu atur pH hingga 6,8.
Alai tipe 2: 50 rpm dengan sinker seperti pada VJ/ 3 Jika sediaan memenuhi uji ini, pada etiket
Gambar. ha.rus dicantunlkan memenuhi syara.t Uji 3, Disolusi
Fl. Untuk tablet nifedipin 30 mg. .,

Fase 1
Media diso/usi: 900 ml dapar fosfat 0,05M
pH 7,5.
A/at tipe 2: 100 rpm
Waktu: I jam
Larutan balm Timbang saksama sejurnlah
Nifedipin BPFI, larutkan dalam Media diso/usi
Gan1bar hingga kadar lebih kurang 0,034 mg per ml. [Catalan
Jika perlu gunakan metano/ P tidak lebih 10% dari
Waktu: 3, 6 dan J2jam. volume akhir untuk membantu me/arutkan nifedipin.]
Lakukan penetapan jumlah nifedipin, C 17H 18N20 6 Prosedur [Catalan Sete/ah mencapai waktu, ambil
yang terlarut dengan cara Kron1atograji cair kiner:ja tablet dari labu diso/usi, letakkan pada sinker, dan
tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi <93 J>. pindahkan tablet dan sinker ke labu disolusi berisi
Fase gerak Buat campuran asetonitril P - air media disolusi untuk Fase 2.j Lakukan penetapan
(70:30) saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan jumlah nifedipin, C17H 18N20 6, yang terlarut pada
penyesuaian menurut Kesesuaian sislem seperti yang .... ' Fase I . dengan mengukur serapan . filtrat larutan
terera pada Kromatografi <931>. disolusi dan Larutan hal..71 pada panjang gelombang
Larutan baku Timbang saksama sejumlah serapan maksimum lebih kurang 238 nm,
Nifedipin BPFJ, larutkan dalam metano/ P hingga menggunakan Media diso/usi sebagai blangko. · ·
kadar lebih kurang 1,11 mg per ml. Encerkan secara

i
,. . . ~-i
. 1
Sup/emen°JJI Fannakope Indonesia IV Monografi I Tablet Lepas. Lambat Nifedipjn 2018

kadar lebih kurang 0,067 mg per ml. [Catalan Jika


Fase2 perlu gunakan metanol P tidak lebih 10% dari
Media diso/usi: 900 ml cairan /ambung bualan P volume akhir untuk membantu melarutkan nifedipin.}
tanpa enzim, mengandung_nalrium lauri/ sulfat 0,5%, Prosedur Lakukan penetapan jumlah nifedipin,
pH 1,2. C 17H 18N 2 0 6 yang terlarut pada Fase 2 dengan
Alai tipe 2: 100 rpm mengukur s~rapan filtrat larutan disolusi dan Larutan
Waktu: l, 4, 8, dan 12jam baku pada panjang gelombang serapan maksimum
Larutan baku Timbang saksama sejumlah lebih kurang 238 run, menggunakan Media disolusi
Nifedipin BPFI larutkan dalam Media diso/usi hingga sebagai blangko.
kadar ~bib kurang 0,034 mg per ml. [Catalan Jika Toleransi Persentase kumulatif jumlah nifedipin
per/u gunakan melanol P 1idak lebih 10% dari C 17H 1sN20 6 yang terlarut pada waktu tertentu
volume ~·B.ir unluk membantu melarulkan nifldipin.] berdasarkan yang tertera pada etiket memenuhi Tabel
Prosedur Lakukan penetapan jumlah nifedipin peneri111aan 2.
C 17H 18N 20 6 yang terlarut pada Fase 2 dengan
mengukur serapan filtrat larutan disolusi dan Larutan \Vaktu Oam) Jumlah terlarut•
baku pada panjang gelombang serapan maksimum I Tidak lebih dari 3QG/o
4 Antara 40-70%
lebih kurang 238 nm, menggunakan Media disolusi 8 Tidak kurang dari 7Q'l/i
sebagai blangko. 12 Tidak kJJrang dari 8~~
Toleransi Persentase kumulatif jumlah nifedipin, - • Untuk setiap unit dosis. wnbahkan peiscntasc zat yang tcda.--ut
C 17 H 18N 20 6 yang terlarut pada waktu tertentu pada Fase I ke dalam jumlah zat tcrlarut pada tiap waktu tcrtentu
dari Fose 2.
berdasarkan yang tertera pada eiiket memenuhi Tabel
penerin1aan 2.
VJ! 4 Jika sediaan memenuhi uji ini, pada etiket
\\'a}:tu (jam) Jumlah tcrlarut• harus dicantumkan memenuhi syarat Uji 4 Disolusi
t Ti.:fak lcbih dari 30% FI.
4 Antara 30-55o/a Media disolusi: 900 ml cairan /{lmbung buatan P
8 TiCak k.'llrang dari 60% tanpa enzim, mengandung natrizun lauril sulfat 0,5%,
l2 T idak k."Urang clari 80%
"'Untuk sctiap unit dosis, tambahhn pcrsentasc zat yang tcrlarut
pH 1,2.
pada Fme 1 kc dalam jumlah z.at tcr:.arut pada tiap "'-'aktu tcrtcntu Alai tipe 2:-: 20 rpm
dari Fase 2. Wal.1u: I, 4, dan 12 jam
Untuk tablet nifedipin 60 mg. Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Nifedipin BPFI, larutkan dalam Media disolusi
Fase I hingga kadar lebih kurang 0,067 mg per ml untuk
Media disolusi: 900 ml dapar fosfal 0,05M tablet 60 mg dan 0,034 mg per ml untuk tablet 30 mg_
pH7.5. [<;atatanjika perlu gunakan me.fa!10/ P tidak lebih
A/at tipe 2: I 00 rpm. 10% dari volum•e akhir uni'uk lnen.1biintu rhelaru~kan
Waktu: 25 menit. nifedipin.}
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Prosedur Lakukan penetapan jumlah nifedipin,
Nifedipin BPFI, larutkan dalam Media disolusi C11H1sN206 yang terlarut dengan mengukur serapan
hingg~· kadar lebih kurang 0,067 mg per ml. [Catalan filtrat larutan disolusi dan Larutan baku pada panjang
Jika perlu gunakan melano/ P lidak lebih 10% dari gelombang serapan maksimum lebih kurang 238 nm,
volume akhir untuk membantu melarutkan nifedipin.] menggunakan Media disolusi sebagai blangko.
Prosedur [Catalan Sete/ah nrencapai 'H.'aktu, ambil Taleransi Persentase kumulatif jumlah nifedipin,
tablet dari labu disolusi, letakkan pada sinker, dan C17H 1sN206 yang terlarut pacl!l waktu ·tertentu
pindahkan tablet dan sinker ke labu disalusi berisi berdasarkan yang tertera pada etiket memenuhi Tabel
media disolusi untuk Jase 2.j Lakukan penetapan jJenerilnaan 2.
jumlah nifedipin, C17H 18N20 6 yang terlarut pada Fase
1 dengan mengukur serapan filtrat larutan disolusi Untuk Tablet Nifedipin 30 mg
dan Lanitan bal.71 pada panjang gelombang serapan \Vaktu (jam) Jumlah tcriarut
maksimum lebih kurang 238 nm, menggunakan 1 Antara 12-35%
4 Antara M-67~'0
Media disolusi sebagai blangko. 12 Tidak kurai1g dari 80%

Fasc 2 Untuk Tablet Nifedipin 60 mg


Media disolusi: 900 ml cairan lambung buatan P Wal-tu Garn) Jumlah tcrlarut
tanpa enzim, mengandung natrium lauril sulfat 0. 5%, l Antara 10-30%
pH 1,2. 4 Antara 40-63o/1
A/at tipe 2: 100 rpm 12 Tidak kurang dari.80%
Wal.1u: l, 4, 8, dan 12jam
Larutan bal.11 Timbang saksama sejumlah
Nifedipin BPFI larutkan dalam Media disolusi hingga
' l
'
2019 Tablet Lepas LambatNifedipin I Monografi Suplemen Ill F'armalwpe Indonesia IV

UJI 5 Jika sediaan memenuhi uji ini, pa~ etiket Larutan baku Nifedipin, Larutan pembanding A
harus dicantumkan memenuhi syarat Uji 5 Disolusi dan Larulcin pembanding B Lakukan seperti pada uji
FI. Senyawa sejenis dalam Nifedipin, kecuali gunakan
Media disolusi: 50 ml air larutan nifedipin dengan kadar Iebih kurang 6 dan
Alai lipe 7 Lakukan seperti yang tertera pada i,5 µg per ml berturut-turut untuk Larutan
Pelepasan obot <961> : 30 pencelupan per menit. pembanding A dan Larutan pembanding B.
Gunakan tangkai gelas pleksi 25 cm, sisi tablet Larutan kesesuaian sistem Buat campuran volume
ditempelkan pada tangkai dengan bantuan !em tidak sarna Larutan baku Nifedipin, Larutan pembanding A
larut air. Wadah Iarutan adalah tabung uji 25 mm dan Larntan pembanding B.
dengan panjang 150-200 mm dan pertahankan su_hu Larutan baku Pipet 5 ml masing-masing Larutan
tangas air pada 37±0,5°. baku nifedipin, Larulan pembanding A, dan Larutan
Waktu : 4, 12, dan 24 jam
Pengencer I Buat campuran melanol P -
asetonilril P (1:1):
pembanding B ke dalam wadah, tambahkan 5,0 ml
Fase gerak. Tiap ml larutan ini mengandung lebih
kurang 2 µg per ml Tunman Nifedipin
·-
Pengencer 2 Buat campuran Pengenccr 1 - air · Nitrofenilpiridin BPFI dan 0,5 µg per ml Turnnan
(1:1). Nifedipin Nitrosofenilpiridi;; BPFI.
Larutan bak-u Timbang saksama lebih kurang Larutan uji Laln1kan scpcrti yang tertera pada
50 mg Nifedipin BPFI, masukkan kc dalam labu Penetapan kadar. .
tentukur I 00-ml, larutkan dalam 50 ml Pengencer 1. Sisten1 kron10 tografi Lakukan scp€rti yang tertcra
dan encerkan dengan air sa1npai tanda. Enccrkan pada F'enetapan kadar. Lakukan kromatografi
secara kuantitatif 1arutan dengan Pengencer 2 hinggc. tcrhadap Larotan kesesuaian sistcrn dan rekam
kadar Iebih kurang 0,01; 0,05; dan 0,20 mg per ml rcspons puncak scpcrti yang tcrtcra pada Prosedur:
yang digunakan untuk filtrat larutan disolusi pada rcsolusi, R, antara puncak turunan nifcdipi11
waktu berturut-turut 4, 12, dan 24 jam. nitrosofcnilpiridin dan puncak turunan
Prosedur [Catalan Untuk periode \Vaktu 4 jani. nitrosofcnilpiridin tidak kurang dari 1,5; resolusi, R,
saring larutan disolusi, dan tetapkan serapan pad::: antara puncak turunan r.itrosofenilpiridin dan
456 n1n. Gunakan nilai serapan ini untuk nJengoreksf nifcdipin tidak kurang dari 1,0; dan untuk sctiap
pengaruh bahan tambahan tablet.} Lakukar. turunan nifedipin sitnpangan baku relatif pada
penetapanju1nlah nifedipin, C11 H1sN206yang t'erlarut penyuntikan ulang tidak Iebih dari I 0%.
pada waktu tertentu dengan mengukur serapan Prosedur Suntikkan sccara terpisah · sejumlah
larutan disolusi yang telah disaring melalui penyaring volume sama (lebih kurang 25 µI) Larutan bal.-u dan
yang sesuai dengan porositas 0,45 µm, jika perlu lan,tan uji, rekam kron1atogram dan ukur respons
encerkan filtrat dengan campuran Pengencer 1 dan puncak uta1na. Hitung perscntase senya\va sejenis
air hingga carnpuran akhir air - metanol P - dalam tablet dengan rumus:
asetonitril P (2: I: I) dan Larutan baku pada panjang
gelo1Hbang serapan maksimum lebih kurang 338 run,
mi!nggunakan sel 0,5-cm dan Pengencer 2 sebagai
blangko. 417 (~) (~)
Toleransi Persentase kumulatif jumlah nifedipin.
Ct 7H"N20 6 yang terlarut pada waktu tertentu
C adalah kadar bairn pembanding turunan nifedipin
berdasarkan yang tertera pada etiket memenuhi Tabel
penerimaan 2. yang sesuai dalam µg per ml Larutan baku; Wadalah
bobot dalam mg nifedipin dalam tablet yang
\Vaktu (jam) Jwnlah terlarut digunakan unruk rnen1buat Larutau. uji; r; dan rs
4 Tidak lebih dari 14% berturut-turut adalah respons puncak scnya\Va sejenis
12 yang sesuai dari Larutan uji dan Larotan baku.
24 Tidak kurang dari 7So/o
Pcnetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kescragan1an scdiaan <911> J\1en1enuhi syarat. Kron1atografi cair kinerja tinggi seperti yar.g tertera
pada Kromarografl <931 >. {Cata/an Lal.01kan
Scnya"·a scjcnis Turunan nifedipin nitrofcnilpiridi:-. penetapan kadar segera setelah larutan ba/..11 dan
Tidak Iebih dari 2,0% dan turunan nifedipin la11aan uji dibuat]
nitrosofenilpiridin tidak lebih dari 0,5%. Lakubn Fase gerak dan Larutan baku Lakukan seperti
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja yang tertera pada Penetapan kadar dalam Nifedipin.
tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. Pengencer Buat campuran aselonitril p. metanol P
{Catatan Lakukan uji ini segera setelali penyiapan (I: I).
Larutan bal.-u Nifedipin dan Lani/an uji.} Larutan uji Gunakan sejumlah tablet setara dengan
Pase gerak Lak-ukan seperti yang tertera pada lebih kurang 420 mg nifedipin, serbukkan dan
Penetapan kadar dalam Nifedipin. masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml yang berisi
130 ml air; atau masukkan tablet utuh ke dalarn
· Suplemen III Farmakope Indonesia IV Monografi I Nimodipin 2020

blender berkecepatan tinggi dengan kapasitas wadah Nimodipin mengandung tidak lmrang dari 98,5%
400 ml yang berisi 130 ml air, homogenisasi hingga <lan tidak lebih dari 101,5% C21 H,.N2 0 7 dihitung
diperoleh suspensi homogen (lebih kurang 2 menit) terhadap zat yang telah dikeringkan.
dan pindahkan suspensi ke dalam labu tentukur
250-ml dengan bantuan Pengencer. Encerkan dengan Baku pembanding Nimodipin BPFI, Senyawa
Pengencer sampai tanda dan kocok selama 30 menit. Sejenis A Nimodipin BPFI [Catalan Lani tan baku,
Sentrifus suspensi dan gunakan beningan. Pipet 3 ml Larutan uji ter/indung dari cahaya, lahl.an
beningan .ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkari. penetapan segera dibawah cahaya redup arau
dengan Pengencer sampai tanda, saring. Larutan ini gunakan a/at gelas aktinik.rendah}
• mengandung nifedipin lebih kurang O, l mg per ml.
[Catalan Sisihkan sebagian Larutan uji untuk ldcntilikasi
digunakan pada uji Senyawa sejenis]. A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah ,
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera dikeringkan dan dlc!ispersikan dalam ?w/ium bromida
pada Kromatografi <931> Kromatograf cair kinerja P, n1enunjukkan makSimu1n hanya pada bilangan
tinggi dilengkapi dengan detektor 265 nm dan kolom gelombang yang sama seperti padaNimodipin BPFI.
4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi LI dan kol0m B·. \V~ktu retensi puncak u..an1a kro1natogran1
pelindung 2, l mm x 3 cm berisi bahan pengisi LI. Larutan uji sesuai dengan Landan baku ·I seperti
Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan yang dii)eroleh pada Senymva sejenis.
kromatografi terhadap Larutan - baku dan rekam
respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur: Rotasi jenis <i81> Antara -10° dan +10°. Gunakan
efisiensi kolom tidak kurang dari 4000 lempeng larutan zat 50 mg per inl dalan1 aseton P.
teoritis; faktor ikutan tidak lebih dari 1,5 dan
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak Susut pcngcringan <1121> Tid::~~ lcbih dari 0.5tyQ;
lebih dari 1,0 %. lakukan pcngeringan pada suhu I os 0 sclan1a 4 ja.'71.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejun1lah
volume sama (lebih kurang 25 ~tl) Lan1tan balm dan Sisa pernijaran <301> Tidak Jebih dari 0,1%.
Lanaan uji ke dalam k.ro111.:.tograf, rekan1
kromatogram dan ukur respons puncak utaina. Hitung Senya"''a sejenis Senya\\'a sejcnis ,.\ nin1odipin tidak
jumlah • dalam mg, nifedipin, C 17 H18N206, dalam lebih dari O, l %; masing-masing cemaran lain tidak
tablet yang digunakan dengan rumus: lebih dari 0,2% dan total cemaran tidak lebib dari
0,5%. Lakukan penetapan dengan cara Kron1atografi
cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatogrofi <931 >.
Fase gerak Buat catnpuran air - metanol P -
tetrahidrofuran P (3:1:1), saring dan. a\vaudarakan.
C adalah kadar Nifedipin BPFI dalam mg per ml Jika perlu lak."Ukan penyesuaian menurut Kesesuaian
Larutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah respons sistem seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
puncak dari Larutan uji dan Larutan baku. Larutan baku I Timbang saksama sejumlah
Nimodipin BPFI, masukkan ke dalan1 labu tenrulmr
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup yang sesuai, lamtkan dalam tetrohidrofur.an P lebih
rapat, terlindung dari cahaya dan simpan pada suhu kurang l 0% dari volume labu tentukur, encerkan
ruang terkendali. dengan Fase gerak hingga kadar lebih k1.l.,..ng
1,6 mg per ml. Encerkan larutan ini dengan Fase
Pcnandaan Pada etiket, cantumkan uji disolusi yang gerak hingga kadar lebih kurang 3,2 µg per ml.
digunakan. Larutan baku 2 Timbang saksama scjumlah
1'/in1odipine BPFI clan Senyalva sr!jenis A niniodipin
BP Fl, masukkan ke dalam la bu tentukur yang sesuai,
Tambaha11 monograji larutkan dala1l1 tetrahidrofuran P lebih kurang IO°t"'O
Nll\IODIPIN dari volume labu tentukur, encerkan dengan Fase
gerak hingga' kadar Nimodipin BPFI dan Sen.rnwa
Nimodipine ·
Sejenis A Nimodipin BPFI masing-masing kbih
kurang 0,8 mg per ml. Encerkan larutan dengan Fase
gerak hingga kadar Nimodipin BPFI dan Senyawa
Sejenis A Nimodipin BPFI masing-masing lebih
kurang l ,6 µg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 40 mg
Isopropil 2-metoksieti/ 1,4-dihidro-2, 6-dimetil-4-(m- zat. masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, larutkan
nitrofenil)-3,5-piridindikarboksilat [66085-59-4] dalam 2,5 ml tetrahidrofaran P, encerkan dengan
C21H2 6N 20, BM 418,44 Pase gerak sampai tanda.
2021 Nistatin /.Monografi

Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera


-'°'-'""""'"":1
Wadah da'1 penyimpanan Dalam wadah tertutup
pada Kromatografi <931>. Kromatograf caiddnerja rapat, terlindung dari cahaya. Simpan pada suhu 25"
tinggi dilengkapi dengan detektor 235 nm dan kolom rnasih diperbolehkan.antara 15° dan 30°.
4,6 mm x 12,5 cm berisi bahan pengisi LI. Laju alir
lebih kurang 2 ml per menit. Pertahankan suhu kolom
pada 40°. Lakukan kromatografi terhadap Larutan NISTATIN
baku 2, rekam respons puncak seperti yang tertera Nystatin
pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak senyawa
sejenis A nimodipin dan nimodipin tidak kurang dari Perubahan:
1,5; dan simpangan baku relatif pada penyuntikan Baku pembam!ing Nistatin BPFI; Lakukan.
ulang tidak. lebih dari 2,0%. [Catalan Untuk tujuan pengeringan dalam hampa udara pada tekanan tidak
identifikasi, waktu retensi relatif untuk senyawa lebih dari 5 rnmHg, pada suhu 40° sebelu-.n
sejenis A nimodipin dan nimodipin berturut-turut digunakan, "da13m wadah tertutup rapat, terlindung
lebih /..-urang 0,9 dan 1,0). dari cahaya, simpan ilalam lemari pembeku •.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 20 µI) Larutan baku 1, Perubahan:
Larutan baku 2, dan Larutan uji ke dalam pH <l 071 > Antara "6,0. dan 8,0; lakukan penetapan
kromatograf, rekam kromatogram, uk.ll.r respons
puncak. [Catalan Rekam kromatogram Larutan uji
menggunakan suspensi 3%.
. !-
selanza empat kali waktu rete~si nimodipin}. Hitung Tambahan persyaratan:
persentase senyawa sejenis A nimodipin dalam zat "Komposisi Nistatin A 1 tidak kurang dari 85%;
dengan rumus: Cemaran lain tidak lebih dari 4,0%. Lakukan
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja
tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
100 (Cs J(ru
1000 Cu rs
J Larutan A Bual campuran amonium asetat P 0,05
M - a;-etonitri/ P (71 :29).
Larutan B Buat campuran asetonitril P - amonium
Cs adalah kadar Senyawa sejenis A nimodipin BPFI, asetat P 0,05 M(60:40).
dalatn µg per ml Larutan baku 2; Cu adalah kadar Fase gerak Gunakan variasi campuran LarMtan A
nimodipin dalam mg per ml Larutan uji; ru dan rs dan Larutan B seperti yang tertera pada Sistem
berturut-turut adalah respons puncak senyawa sejenis kromatografi. Jika perlu lakukan penyesuaian
A nimodipin dari Larutan uji dan Larutan baku 2; menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada
Hitung persentase masing-masing cemaran lain Kromatografi <931>.
dalam zat dengan rumus: Larutan baku Timbang saksama sejumlah Nistatin
BPFI, larutkan dalam dimeti/ sul/.'Jksida P hingga
kadar lebih kurang 0,4 mg per ml. [Catalan Lindungi
larutan ini dari cahaya dan gunakan da/am waktu 24
jam, jika disimpan da/am lemari pendingin).
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg
Cs adalah kadar Nimodipin BPFI dalam µg per ml zat, masukka~ ke dalrun labu tentukur 50-ml aktinik
Larutan baku J; Cu adalah.kadar nimodipin, dalam rendah, larutkan dan encerkan dengan dimetil
mg per ml Larutan .uji; r1 adalah respons puncak sulfoksida P sampai tanda. [Catalan Gunakan
masing-masing cemaran dari Larutan uji dan rs /arutan ini da/am waktu 24 jam,jika disimpan da/am
a.dalah respons puncak nimodipin dari Larutan baku lemari pendingin].
1. Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama lebih
kurang 20 mg zat, larutkan dalam 25 ml metanol P
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang dan encerkan dengan air hingga 50 ml. Pipet I 0 ml
180 mg zat, masukkan ke dalam gelas piala I00 ml, larutan, tambahkan 2 ml asam klorida P encer dan
tarnbahkan campuran 25 ml butil alkohol tersier P biarkan pada suhu ruang selama 1 jam.
dan 2.5 ml asam perk/oral LP, panaskan hati-hati Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
:;arnbil diaduk hingga larut. Tambahkan 0,1 mlferoin pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
/,P. Titrasi dengan serium sulfa/ O,JN LV. Lakukan tinggi dilengkapi dengan detektor UV 304 nm dan
penetapan blangko, jika perlu lakukan koreksi, kolom "end-capped" 4,6 mm x 15 cm berisi bahan
pengisi LI dengan ukuran partikel 5 µm. Pertahankan
1 ml serium sulfat 0, 1 N setara dengan suhu kolom pada 30'. Laju alir lebih kurang 1 ml per
20,92.mg c,,H,,,N2 0 7 rnenit. Kromatograf diprogram sebagai berikut:

I
I
·- .... l'
Suplemen III Fannakope Indonesia IV Monograft I. Salep Nistatin 2022

., ..
Waktu Larutan A (%) Larutan B (%) Eluasi Wadah dan penyimpanan Dalam tube ataµ wadah
men it tertutup rapat, hindarkan dari panas berlebih.
0-25 100 0 isokratik
25-35 ioo-o 0-100 gradien
35-40 0 100 isolcratik
40-45 0-100 100-0 gradien Tambaha11 mimografi
45-50 100 0 ke~limbangan
LOSIO NISTATIN
Nystatin Lotion · ·. -·
Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian
sistem, rekam respons puncak seperti yang tertera
• pada Prosedur: resolusi, R, ai;itara dua puncak utama Losio Nistatin mengandung Nistatin tidak kurang
tidak kurang dari 3,5. Lakukan kromatografi terhadap dari 90,0% dan tidak lebih dari 140,0% unit Nistatin
Larutan baku dan rekam respons punc4 seperti Fl dari jumlah yang tertera pada etiket.
tertera ~m:la Prosedur: eluasi puncak utama nistatin
A 1 lebih kurang 14 menit. Baku pcmbanding Nistaliri BPFI; Lala1kan
Prosedur Suntikkan lebih kurang 20 µI Larutan uji · pengeringan dalam hampa udara pada tekanan tidak ·
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram d;m ukur Jebih dari 5 mmHg, pada suhu 40° sebelum
semua respons puncak, abaikan puncak yang tereluasi digunakan, dalam wadah tertutup rapat, terlindung
kurang dari 2 menit. Hitung persentase masing- dari cahaya, simpan dalam lemari pembeku.
n1asing puncak dengan rumus:·
pH <1071> Antara 5,5 dan 7,5.

Pcnciapan potcnsi Lakukan seperti yang tertera


pada penetapan potensi dala1n Kritn Nistatin.

ri adalah respons puncak masing-masing cemaran; Wadah dan pcnyimpanan Dalam wadah tertutup
dan rr adalah jumlah seluruh respons puncak.• rapat, pada suhu ruang terkendali.

Ta11ibalta11 persyaratan:
•rcnandaan Jika dikemas untuk pembuatan suspensi Tamba!za11 !".011ografi
oral harus dicantumkan pada etiket. • SALEP NISTATIN
Nystatin Ointment

Tambaha11 mo11ografi Salep Nistatin mengandung Nistatin tidak 1..-urang dari


KRIM NISTATIN 90,0 % dan tidak lebih dari 130,0% unit Nistatin Fl
Nystatin Cream ~ari jumJah yang tertera pada etiket.
' ' ' '
Krim Nistatin mengandung Nistatin tidak kurang dari Baku pembanding Nistalin BPFI; Lakukan
90,0 % dan tidak lebih dari 130,0% unit Nistatin Fl pengeringan dalam hampa udara pada tekanan tidak
dari jumlah yang tertera pada etiket. lebih dari 5 mmHg. pada suhu 40° sebelurn
digunakan, dalam wadah tertutup rapat, terlindung
Baku pembanding Nistatin BPFI; Lakukan dari cahaya, simpan dalam lemari pembeku.
pengeringan dalam hampa udara pada tekanan tidak
• lsi minimum <86 l> Memenuhi syarat.
lebih dari 5 mmHg, pada suhu 40' sebelurn
digunakan, dalam wadah tertutup rapat, terlindung
dari cahaya, simpan dalam lemari pembeku. Air <I 03 i> Metode I Tidak lcbih d;;,l 0,5%, gunakan
20 ml campuran toluen P-metanol P (7:3) sebagai
lsi minimum <861> Memenuhi syarat. pengganti metanol P dalam bejana titrasi.

Penetapan potcnsi Lakukan seperti ya.:,g tertera Ponetapan potensi Lakukan seperti yang tertera
pada 1'./istatin dalan1 Penetapan Potensi .4.ntibiotik pada Penetapan kadar dalam Krim Nistatin.
secara Mikrobiologi <131>. Masukkan sejumlah
krim dan sejumlah volume dimetilfonnamida P Wadah · dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
hingga diperoleh sejumlah Larutan persediaan yang baik, pada suhu ruang_terkendali.
mengandung tidak kurang 400 unit Nistatin Fl per
ml. Encerkan Larutan persediaan secara kuantitatif
dengan Dapar nomor 6 hingga diperoleh Enceran
larutan uji dengan kadar yang diperkirakan sarna
dengan aras dosis tengah baku.
· 2023 'Nitrogliseiin Encer I Monografi .Suplemen III Farmakope Indonesia IV

NITROGLISERIN ENCER nirogliserin C3H5N30.. dalam zat yang digunakan


;1
Diluted Nitroglycerin dengan ruinus:

Perubahan:
[Peringatan Lakukan penanganan yang lepat pada
nitrogliserin yang tidak diencerkan, karena bersifat
10oc( ~)
sangat mudah meledak dan dapal meledak karena
benturan a tau panas yang berlebihan. 'Jangan C adalah kadar nitrogliserin dalam mg per ml
mengiso/asi nitrogliserin (C,H,JV,09) J Larutan ba~-u; ru dan rs berturut-turut adalah respons
puncak nitrogliserin dari Larutan uji dan Larutan
Perubahan: baku.
Baku pembanding Nitrogliserin Encer BPFI;
• [Perhatian Per/akukan dengqn hati-hati; dapat Perubahan:
meledak karena bellluran atau panas yang berlebih] Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
tidak boleh dikeringkan; tiap ampul mengandung rapat, tidak tembus cahaya, <lan hindarkan dari ponas
lebih kurang 200 mg dari larutan nitrogliserin berlebih, 'simpan pada 25°, masih diperbolehkan
1,00 % bib dalam propilen glikol. Simpan dalam antara 15° dan 30°.,
ampul tertutup pada suhu 4°; biarkan pada suhu ruang
sebelum membuka ampul. Ketika dibuka, lindungi
dari kelembaban dan cahaya, gunakan segera. Buang Tambaltan 111011ografi
bagian yang tidak dipakai., INJEKSI NITROGLISERIN
Nitroglycerin Injection
Per11balta11:
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Injeksi Nitrogliserin adalah larutan stcril yang dibuat
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera dari Nitrogliserin encer ; pclarut dapat mengandung
pada Kromatografi <931>. etanol, propilen glikol dan Air untuk lnjeksi. lnjeksi
Fase gerak Bual campuran metano/ P-air (1:1), Nitrogliscrin n1engandung Nitrogliscrin, C3HsN309
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakt1bn tidak lrnrang darj 90 % dan tidak lcbih dari l lO~(o dari
penyesuaian i'i1€nurut Kesesuaian sistem seperti yang jumlah yang tertera pada etiket.
tertera pada Kromatografi <931>.

• Baku pembanding Nitrogliserin Encer BPFI;
Larutan baku Timbang saksama sejumlah [Perhatian Perla/mkan dengan hati-hati; dapat
Nitrogliserin Encer BPFI, larutkan dalam Fase gerak meledak kareno benturan atau panas yang berlebih}
hingga kadar nitrogliserin lebih kurang 0,075 mg per tidak boleh dikeringkan; tiap ampul me;igandung
ml. •. Jebih kurang 200 mg dari larutan nitrogliserin 1,00 %
Larutan uji Timbang saksaina •seJumlah Zat' uji bib dalam propilen glikol. Simpan dalam arnpul
setara dengan lebih 7,5 mg nitrogliserin , masukkan termtup pada suhu 4°; biarkan pada suhu ruang
ke dalam labu tentukur I 00-ml, larutkan dalam lebih sebelum membuka ampul. Ketika dibuka, lindungi
kurang 75 ml Fase gerak. Jika perlu sonikasikan dari kelembaban dan cahaya, gunakan segera. Buang
selama 2 menit atau hingga padatan terdispersi bagian yang tidak dipa)rni. Endotoksin BPFI;
seluruhnya, k_emudian kocok secara mekanik selama [Catalan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan
30 menit. Encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. isinya haros hati-hati untuk menghindari
Jika perlu saring melalui kertas saring 0, 7 µm. kontaminasz] Rekonstitusi semua isinya, gunakan
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera larutan dalam waktu 14 hari. Simparivial yang belum
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
tinggi dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom
"4,6 mm x 25 cm, berisi bahan pengisi LI, dan jika Jdentifikasi Waktu retensi puncak utama
perlu gunakan pra-kolom pendek berisi bahan pengisi kromatogra1n larutan ufi scsuai dengan La111tan
Li. Laju aliran lebih kurang I ml per menit. Lakukan baku seperti yang diperoleh pada Penetapan kadar.
kron1atografi terhadap •rarutan baku. rekarn respons
puncak seperti yang tertera pada Prosedur: Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,1 unit
"simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
Endotoksin FI per µg nitrogliserin.
tidak lebih dari 3,0%., •, 'efisiensi kolom tidak
kurang dari 3000 lempeng teoritis,; faktor ikutan pH <1071> Antara 3,0 dan 6,5; lakukan penetapan
puncak analit tidak lebih dari 2,5.
menggunakan larutan yang dibuat dengan
Prosedur Suntikkan secara te!pisah masing-masing
menarn bahkan 5 ml air dan I tetes larutan kalium
sejumlah volume sama (lebih kurang 20 µI) larutan
klorida jenuh· ke dalam 5 ml injeksi.
baku dan Larutan uji ke dalarn kromatograf. Ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg,
Suplemen lII Farrrzakope Indonesia IV Monografi I Tablet Noretisteron 2024

,z .,

·Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti TABLET NORETISTERON


yang tertera pada Injeksi volume kecil Tablet Noretindron
Noretbindrone Tablets
Etanol <1041> Metode II Antara 90% dan 110%
C2H50H dari jumlah yang tertera pada etiket; Perubalta11: ··~·
gunakan isopropil a/kohol sebagai baku internal. Balm pembanding Noretisleron BPFI; "tidak boleh
• dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat..
Syarat Iain Memenuhi syarat seperti yang tertera
pada /njectiones. Hilangkan perSJ'aratan:
"Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 15 menit,
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara tanpa cakram .•
Kromatografi cair kinetja tinggi seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Ta111balta11 persyaratan:
Fase gerak, Larutan baku dan Sis/em kromarografi "Disolusi <1231>
Lakukan seperti yang tertera pada Penelapon kadar· UJI 1
dalam Nitrogliserin encer. A1edia disolusi: 500 ml natrhan !auril su!fat 0,09?Q
Larotdn uji Ukur saksama sejumlah volume injcksi dalam asam klorida O, J N.
setara dengan lebih l-urang 7,5 1ng nitrogliserin, Alai lipe 2: 75 rpm
masukkan ke dalam labu tcntukur 100-ml, larntkan Waktu: 30 mcnit
dan cncerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Lakukan .penetapan jumlah C,,.H 26 0 2·yang tcrlarut
Prosedur Suntikan secara terpisah sejun1lah dcngan cara Kronzatografi cair kinerja tinggi scpcrti
volume sama (lcbih kurang 20 µI) Larutan ba!.."1 dan yang tcrtcra pada Kro111atografi <931 >.
Larutan uji kc dala1n kromatograf, reka1n Fase gerak Buat can1puran air~ asetonitril P (3:2),
kromatogram dan ukur respons puncak uta1na. I-Iitung saring dan a\vaudarakan. Jika perlu Jakukan
jumlah dalam mg, nitrogliscrin, CiH 5N30, dalam penycsuaian 1nenurut Kesesuaian sisten1 scpcrti yang
injcksi yang digunakan dengan rumus: tertcra pad a Kron1atografi <931 >.
Larutan baku Tin1bang saksama Jcbih kurang

10oc(:~ J
35 mg 1\1oretisteron BPFI. ·n1asukkan ke rlalam Jabu
• tcntukur 500-inl, ta1nbahkan 100 ml rnetanol P dan
sonikasi san1pai terlarut scn1puma. Dinginkan hingga
suhu ruang. Encerkan dengan metanol P sampai
C adalah kadar nitrogliserin dalam mg per ml tanda. Pipet 2 ml larutan ini ke dalam labu tentukur
Lan,tan baku; ru dan rs bcrturut-turut adalah respons 200-rnl, cnccrkan dcngan Media disolusi sampa1
puncak nitrogliserin dari Larntan uji dan LanJtan tanda.
ba!..-u. ' Larutan uji Saring larutan disolusi melalui
pcnyaring dengan porositas 0,45 µm.
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah Sistem kromatografi Lakukan seperti. yang tertera
dosis tunggal atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tipe 1 atau 2. tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
4,6 mm x 15 cm berisi bahan pengisi L7 dongan
Penanda:m Jika perlu pada etiket tertera harus ukuran partikel 5 11m. Laju alir lebih l."Urang 1,5 ml
diencerkan sebelum digunakan. per mcnit. Lal."Ukan kromatografi terhadap Larutan
baku, rekam respons puncak seperti yang tertera pada
Prosedur: simpangan baku relattf pada penyuntikan
NORETISTERON ular.g tidak lcbih dari 3,0%.
Noretindron Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Norethindrone volume sama (lebih kurang I 00 µI) Lantlan baku dan
Larutan zy"i kc dalan1 kron1atograf, rckam
Perubahan: kromatogran1 dan ukur respons puncak. I--Iih1ng
Baku pembanding Norerisreron B,°F1,· •tidak boleh perscntase noretisteron, C20 H: 6 0 2 yang terlan.n
dikeringkan. Sim pan dalam wadah tcnutup rapat.. dengan run1us:

500Cs
LC
('uJ100
r5

500 adalah volume dalam ml Media disalusi; Cs


adalah kadar Noretisteron BPF! dalam mg per ml
Larutan balm; LC adalah jumlah noretisteron dalam·
2025. Norgestrel/ Monografi o:c···.;- Suplemen III F annakope Indonesia IV

mg yang tertera pada etiket; ru dan rs berturut-turut


adalah respons puncak dari lArutan 11ii dan l:tirutan · 500C5 (ru )ioo
baku; JOO adalah faktor konversi persentase. LC rs
Toleransi Da!am waktu 30 menit barns larut tidak
kurang dari 80% (Q) C,.H260 2 dari jumlah yang 500 adalah volume dalam ml Media disolusi; Cs
tertera pada etiket. · adalah ·kadar Noretisteron BPFI dalam mg per ml
lArutan baku; LC adalah jumlah noretisteron dalam
UJI 2 Jika sediaan memenuhi uji ini,. pada etiket
harus dicantumkan memenuhi Uji 2 Diso/usi FI.
mg yang tertera pada etiket; ru
dan rs berturut-turut
adalah respons puncak dari lArutan uji dan lArutan
Media diso/usi: 500 ml natrium /auri/ sulfat_0,09% baku.
dalam asam klorida 0, I N. · Toleransi Dalam wak-tu 45 menit harus larut tidak
A/at tipe 2: 75 rpm kurang dari 80% (Q) C 20H 260 2 dari jumlah yang
Waktu: 45 menit tertera pada etiket. ,
Lakukan penetapan jumlah. C20H,.0 2 yang terlarut
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
yang tertera pada Kromatografi <931>. NORGESTREL
Fase gerak Buat campuran dapar fosfal 0,02 M
Norgestrel
pH 6,0 - aselonitri/ P (65:35), saring dan
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
Peru bah an:
menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada
Baku pembanding Norgestrel BPFI; 'Tidak boleh
Kromatografi <931>.
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang
wadah tertutup rapat.,
14 mg Noretisteron BPFJ masukkan ke dalam labu
tentukur 100-ml, larutkan dan encerkan dengan
Peruba/ian:
metanol P sampai tanda. Pipet 20 ml larutan ke
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan
lakukan pengeringan pada suhu I 05° selama '3, jam.
metanol P sampai tanda. Pipe! 5 ml Jarutan ke dalam
labu tentukur 100-ml, encerkan dengan Media
disolusi sampai tanda. " NORTRIPTILIN HIDROKLORIDA
Larutan uji Saring larutan disolusi melalui
penyaring dengan porositas 0,45 µm atau sentrifus Nortriptyline Hydrochoride
paling sedikit 19 ml larutan disolusi dan gunakan
beningan. Hilangkan persyaratan:
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera •cemaran senyawa organik mudah meoguap
pada Kromatografi <931>. Gunakan salah satu <471> Metode I Memenuhi syarat.,
'Sistem kromatografi berikut.
Sistem kromatografi I Kromatograf cair kinerja Tamhahan persyaratan:
tinggi dilengkapi dengan detektor 200 nm dan kolom 'Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan
4,6 mm x 10 cm berisi bahan pengisi LI dengan dengan cara Kromatografi lapis tipis seperti yarig
ukuran partikel 3 µm. Laju alir lebih kurang 1 ml per tertera pada Kromatografi <931>.
menit. - Penjerap Campuran silika gel P.
Sistem kromatografi 2 Kromatograf cair kinerja Fase gerak Buat campuran asetonilril P - metanol
tinggi dile~gkapi dengan detektor 240 nm dan kolom P- amonium hidroksida P (10:1 :l ).
4,6 mm x 10 cm berisi bahan pengisi LI dengan Penampak bercak Gunakan DragendroffLP
ukuran partikel 3 atau 3,5 µm. Laju alir lebih kurang Larutan baku A Timbang sakiama sejumlah
2 ml per menit. Nortriptilin Hidrok/orida BPFI, larutkan dan
Gunakan salah satu Sistem kromatogmfi, lakukan encerkan secara kuantitatif jika perlu bertahap
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam respons dengan metano/ P hingga kadar lebih kurang 25 mg
puncak seperti yang tertera pada Prosedur: per ml.
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak larutar. baku B, C, D, E, F Encerkan Larutan baku
\ebih dari 3,0o/o. A dengan metanol P hingga kadar berturut-turut 125;
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah 75; 50; :is dan 12,5 µg per ml. Kadar akhir Larutan
_.-volume sama (lebih kurang 100 µl) Larutan baku dan baku B, C, D, E, dan F berturut-turut adalah 0,5%;
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam 0,3%; 0,2%; 0,1%; dan 0,05% dari lArutan baku A.
kromatograrn dan ukur respons puncak. Hitung Larutan uji Timbang saksarna lebih kurang
persentase noretisteron, C20H2.02 yang terlarut 250 mg zat, masukkan ke dalam labu tentllkur I 0-ml.
dengan rumus: •. larutkan dan encerkan dengan metanol P sampai
tanda.

___ _____.
Suplemen III Farmakope Indonesia IV Monografi I Kapsul Lepas .Tunda Omeprazol 2026

•. , '"' '' j

Prosedur Totolkan secara terpisah sejumlah Dapar fosfat pH 7,6; Fase gerak dan Sistem
volume sama (lebih kurang 5 µ!) Larutan baku A, B, kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
C, D, E, dan F, seperti yang tertera.pada Cemaran Tahap Dapar.
umum <481>. Masukkan lempeng ke dalam bejana Larutan ·baku Timbang saksama Iebih kurang 50
kromatografi yang telah dijenuhkan dengan Fase mg Omeprazo/ BPFI, masukkan ke dalam labu
gerak. Biarkan Fase gerak merambat hingga tiga per tentukur 250-mL larutkan dalam 50 ml etanol P dan
• empat tinggi lempeng, angkat lempeng, tandai batas encerkan dengan natrium borat 0,01 M sampai tanda .
rambat, keringkan lempeng. Amati lempeng pada Pipe! IO ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml,
cahaya UV 254 nm, kemudian semprot dengan tambahkan 20 ml etanol P dan encerkan dengan
penampak bercak, keringkan lempeng dengan uap natrium borat 0,01 Msampai tanda.
nitrogen dan semprot dengan hidrogen peroksida LP: Laru"Tan uji Gunakan larutan disolusi yang
bercak sekunder dengan harga Rr 0,78 relatif terhadap mengandung pelet yang disaring melalui ayakan
bercak nortriptilin pada Larutan uji tidak Iebih besar dengan porositas tidak lebih dari 012.mm. Kumpulkan _
dari bercak utama pada Larutan balm D; bercak pelet pada ayakan dan bilas dengan air. Masukkan
sekunrler pada Larutnn uji tidak lebih besar dari 0, I% pelet secara kuantitatif dengan bantuan lebih kiirang
dan total bercak sekunder tidak lebih dari 0,5% •. 60 ml natrium borat 0,01 M, ke dalam Iabu tentukur
I 00-rr:I. Sonik~si selama lebih kurang 20 menit
sampai pelet pecah. Tambahkan 20 ml etanol P dan
NOSKAPIN encerkan dengan natrium borat 0,01 µ sampai tanda.
Noscapine Pipet sejumlan larutan ini dan ehcerkan dengan
natrium borat 0,01 M hingga· kadar Iebih kurang
"BM 413,42, 0,02 mg per ml.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Perubahan: volume sama (lebih kurang 20 µ!) Larutan baku dan
Identifikasi La11itan uji ke dalam kromatograt; rekam
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan ("60 µg per kromatogram dan uh.'Ur respons puncak utama Hitung
ml.) dalam metanol P menunjukkan maksimum dan jumlah dalam mg, omeprazol, C 17H 19N 30 3S yang
minimum hanya pada panjang gelombang yang sama terlarut dengan rumus:
seperti pada Noskapin ff?F/.

Tambaltan monografi
KAPS UL LEP AS TUNDA OMEPRAZOL
Omeprazole Dela;yed-Release Capsules T adalah jumlah dalam mg, omeprazol per kapsul
seperti yang tertera pada etiket; C adalah kadar
Kapsul Lepas Tunda Omeprazol mengandung Omep1azol BPFI dalam mg per ml Larutan baku; D
Omeprazol, C17H19N30,S, tidak kurang dari 90,0% adalab fak'tor pengenceran dalam pembuatan Larutan
dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera 1ifi; ru dan rs berturut-turut adalah respons puncak
pada etiket. dari Larutan uji dan Larutan baku.
Toleransi Pada tahap LI tida.k satu unitpun yang
Baku pembanding Omeprazol BPF1; Tidak boleh larut lebih dari 15%; pada tahap L2 harga rata-rata
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat, pada dari 12 unit larut tidak lebih dari 20% dan tidak satu
tempat dingin dan terlindung dari kelembaban. unitpun yang larut !ebih dari 35%. Pada tahap L3
harga rata-rata dari 24 unit larut tid'lk Iebih dari 20%;
Identifikasi Waktu retensi puncak utama tidak lebih dari 2 unit yang Iarut lebih dari 35% dan·
krowatogram Larutan uji sesuai <lengan LanJtan tidak ;atu unitpun yang larut lebih besar dari 45%.
baku seperti yang tertera pada Penetapan kadar.
Ta hap Dapar
Disolusi <1231 > Media disolusi: 900 ml dapar fosfat pH 6,8.
UJJ I Aia1 tipe 2: 100 rpm
Tahap Asam lrakcu: 30 menit
Media diso/usi: 500 ml asam klorida 0,/ N Dapar fosfat pH 6,8. Tambahkan 400 ml natrium
A/at tipe 2: 100 rpm Josfat dibasa 0,235 M ke dalam Media disolusi tahap
Waktu: 2jam asan .. Jika perlu, atur pH hingga 6,8±0,05 dengan
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 17H 19N 30,S penambahan asam klorida 2 N atau natrium
yang terlarut dengan cara Kromatografi cair kinerja hidroksida 2 N.
tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada tahap
asam dengan kapsul baru dari bets yang sama.
Setelab 2 jam, ganti media disolusi tahap asam
2027 Kapsul Lepas Tunda Omeprazol I Monografi Suplemen Ill Farmakope Indonesia IV

dengan media disolusi tahap dapar dan la,~ju}kan uji Prosedur: etisiensi kolom tidak kurang dari 2000
selama lebih dari 30 menit: Lakukan'· ·penetapan lempeng · teoritis dan simpangan baku relatif pada
jumlah C 17H 19N,0 3S yang ter\arut dengan cara peny,intikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
pada Kromatografi <931 >. volume sama (lebih kurang 20 µI) Larutan baku dan
Natrium fosfat dibasa 0,235 M pH 10,4 Larutkan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
33,36 g natriumfosfat dibasa anhidral P dalam 1000 kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hit\lng
ml air dan atur pH hingga I 0,4 ± 0, I dengan jumlah dalam mg, omeprazol, C11H19N,O,S yang
penambahan natrium hidroksida 2 N. terlarut dengan rumus:
Dapar fosfat pH 6,8 Tambahkan 400 ml asam
k/orida 0,1 N ke dalam 320 ml natriumfosfat dibasa
0, 2'35 M pH I 0,4 dan jika perlu atur pH hingga
6,8 ± 0,05 dengan penambahan asam klorida 2 N atau
natrium hidroksida 2 N.
Dapar fosfat pH 7, 6 Larutkan 0, 718 g natrium V adalah ,·olume Media diso/usi dalam ml; C adalah
fosfat monobasa P dan 4,49 g natriwn fosfat dibasa P kadar Omeprazol BPFI dalam mg per ml Lamtan
dalam 1000 ml air. Jika perlu, atur pH hingga baku; D adalah faktor pcngcnceran dalam pembuatan
7,6 ± 0, l dengan penambahan asam klorida 2 N atau Larutan uji; ru d.an rs bcrturut-tu~t adalah respons
natrium hidroksida 2 N. Enccrkan 250 ml iaru!an puncak dari La11Jtan uji .dan Lantldn baku.
dengan air hingga I 000 ml. Toleransi Gunakan kritcrii"' scpcrti yang tertera
Fase gerak Masukkan 340 ml asetonitril P ke pada Tabel penerin1aan dalarn Uji Diso/usi <1231>.
dalam iabu tcntukur I 000-ml, encerkan dengan Dalam waktu 30 mcnit harus larut tidak kurang dari
Dapar fosfat pH 7,6 sampai !anda, saring melalui i5% (Q) C 17 H 19N 30 3S, untuk kapsul 10 dan 20 mg
penyaring membran dengan porositas 0,5 µm atau dan 70% (Q) C 17 H 19N 303S, untuk kapsul 40 mg dari
lcbih kecil dan awaudarakan. Jika perlu lakukan jumlah yang tcrtera pada etikct.
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang
tertera pada Kromatografi <93 l>. UJJ 2 Jika sediaan n1en1cnuhi uji ini pada etiket
Lamtan baku I (untuk kapsul I 0 mg) Timbang harus dic::i.nturnkan 1nen1cnuhi syarat liji 2 Disolusi
saksama sejumlah Omeprazol Bl'fl, larutkan dalam Fi.
etanol P hingga kadar lebih kurang 2 mg per ml.
Encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap Tahap Asam
dengan Dopar fosfat pH 6,8 hingga kadar lebih Media diso/usi: 900 ml asam klorida 0, J N
kurang 0,0 I mg per ml. Segcra tambahkan 2 ml A/at /ipe I: 100 rpm
natrium hidroksida 0,25 M ke dalam I 0,0 ml larutan Waktu: 2jam
dan campur. [Catalan Larutan tidak boleh dibiarJa:n • , Pros~dur Lakukan penetapan jumlah C11H19N303S
sebelum penambahan /arutan natriw'n hidroksida]. yang terlarut dengan cara Kromatografi cair kinerfa
Larutan baku 2 (untuk kapsul 20 mg dan 40 mg) tinggi sepertiyang tertera pada Kromatngrafi <931>
Lakukan seperti yang tertera pada Larutan bal.-u I Pengencer, Larutan A, Larutan B, Fase gerak,
hingga kadar lebih kurang 0,02 mg per ml sebelum Larutan baku dan Sistem kromatografi. Lakukan
ditambah dengan 2 mlnatrium hidroksida 0,25 M seperti yang tertera pada Penetapan kadar.
Larutan uji I (untuk kapsul JO mg dan 20 mg) Larutan uji Gunakan tiltra! larutan disolusi yang
Masukkan segera 5,0 ml larutan disolusi ke dalam telah diencerkan secara kuantitatifhingga kadar± 0,2
tabung reaksi yang berisi 1,0 ml natrium hidroksida mg mg per ml dan lakukan seperti yang tertera pada
0,25 M. Campur dan saring melalui penyaring /arotan uji dalam peneiapan kadar, dimulai dari
membran dengan porositas 1,2 µm atau lebih kecil. "t.ambahkan kbih kurang 50 ml Pengencer".
Lindungi dari cahaya. Proiedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Larutan uji 2 (untuk kapsul 40 mg) Masukkan Yolume sama (lebih kurang JO ml) Larutan baku dan
scgera 5,0 ml larutan disolusi ke dalam tabung reaksi Larutan uji ke dalam kromatograf, rckam
yang berisi 2,0 ml natrium hidroksida 0,25 M dan kromatograf dan ukur rcspons puncak utan1a. Hitung
5 ml Dapar fosfat pH 6,8. Campur dan saring melalui jumlah dalan1 mg, 01neprazol, C 17 I-I 19 N30 3S yang
penyaring membran dengan porositas 1,2 µm atau terlarut dcngan rumus:
lebih kecil. Lindungi dar.i cahaya.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi derigan detektor 280 run dan kolom
4,0 mm x 12,5 cm berisi bahan pengisi L7 dengan
ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang I ml per ' T adalah jumlah dalam mg, omeprazol per kapsul
menit Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku seperti yang tertera pada etiket; C adalah kadar
dan rekam respons puncak seperti yang tertera pada Omeprazo/ BPFI dalam mg per ml Larutan balm;
Suplemen III Farmakope Indonesia IV Monografi I Kapsul Lepas Tonda Omeprazol 2028

''' . ~ ', ,· '

D adalah faktor pengenceran dalam pembuatan dalam serbuk kapsul yang digunakan, seperti yang
Larutan uji; ru dan rs berturut-turut adalah respons diperoleh pada Penetapan kadar; F adalah faktor
puncak dari La111tan uji dan Larutan bgku. respons relatif seperti yang tertera pada Tabet; r1
Toleransi Dalam waktu 2 jam Omeprazol, adalah respons puncak masing-masing cemaran dari
C 17H 19N 30 3S, harus sesuai memenuhi Tabet la111tan uji; rs adalah respons puncak omeprazol dari
penerimaan sebagai berikut: La111tan baku.

Tabet Penerin1aan Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


Jumlah yang
Kromalografi cair kinelja tinggi sepcrti yang tcrtera
• Tahap
diu·i
Kriteria Penerimaan pada Kromatografi <931> .
6 Rata:rata dari 6 unit larut tidak lcbih Pengencer Larutkan 7,6 g natrium borat
dari 10% deka/zidrat P dalam lebih kurang 800 ml air.
' 6 Rata-rata dari 12 unit (L 1 +L~) larut
Tambahkan 1,0 g dinatrium edetat P dan atur pH
tidak lebih dari I 0%
L, 12 Rata-rata dari 24 unit (L1+~+L 1 ) larut hingga 11,0 ± · 0, l dcngan penambahan larutan
tidak lebih dari 10% natrium hidroksida 50%

Tahap Dapar Ta be/


Media: 900 ml dapar fosfat 0,05 M pH 6,8 Nam a \V:.iktu retensi Faktor Respons Batas
A lat ripe I: 100 rpll) · rclatif R<:latif (F) (Yo)
Produk konversi 0.33 J,6 0,5
H'aktu: 45 menit dari Tioksopirido 1
Prosedur Lakukan scpcrti yang tertcra pada TahaJJ 0,64
5-mctoksi-1-H- 3,1 0,5
asam dcngan kapsul baru dari bets yang sama. bcnzin1idazol-2-t i o I
Sctelah 2 ja1n, ganti media asa111 dengan n1edia dapar Ccmaran Jain 1,0 o.s
dan lanjutkan uji selama lcbih dari 45 menit. Lakukan Total ccmaran 2.0
penetapan jumlah C,,H 19Ni0 3 S yang teriarut dengan 1
dibcntuk dalam larutan dari dua isomcr:l,3-dimctil-E.-mctoksi-12-
menguk"ur scrapan sejun1Iah larutan disolusi yang lioksopirido[ 1', 2':3,4]imida1.ol[ 1,2-a) benzimidazol-2(12H}-on
tclah disaring mclalui penyaring nilon dengan dan l ,3-dimetil-9-mctoksi-12-tioksopirido[l ', 2':3,4]imiciazol[l,2-
a ]bcnzimidazol-2(l 2H)-on
porositas 0,2 µm, dan Iarutan baku Omeprazo/ BPFI
dalam media yang sama pada panj..:.1g gelombang
serapan maksimum lcbih kurang 305 nm. Masukkan larutan ke dalam Iabu tentukur 2000-ml,
Toleransi Gunakan kriteria seperti yang tertera tambahkan 400 ml etano! rnutlak P dan encerkan
pada Tabet pencrimaan I dalam Uji Disolusi dengan air sampai tanda.
<1231>. Dalam waktu 45 mcnit harus Iarut tidak larutan A Timbang 6,0 g glisin, masukkan ke
lrnrang dari 75% (Q) C 17 l-1 19N 30 3S dari jumlah yang dalam Iabu tcntukur 2000-ml dan larutkan dalam
tertera pada etiket. 1500 ml air. Atur pH hingga 9,0 dengan penambahan
·larutan. nc!rium hidroksida 50 % dan ence1kan
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. dengan air sampai tanda, sariug dan awaudarakan.
Larutan B Buat campuran asetonitril P - metano/ P
Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran (85 : I 5), saring dan awaudarakan.
Fase gerak Gunakan Variasi campuran Larotan A
dan total cemaran tidak lebih dari batas yang tertera
pada Ttibel. Lakukan penetapan dengan cara dan Larutan B seperti yang tertera pada Sistem
Kronu11ograji cair kinerja tinggi seperti yang tertera kromatograji. Jika perlu Iakukan penyesuaian
pada Kromatografi <931 >. menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada
Pengencer, Larotan A, Larutan B,. Fase gerak, Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Lanaan ba/...-u, Larutan uji dan Sistem kromatografi
Lakubn seperti yang tertera pada Penetapan kadar. Omeprazol BPFI, larutkan dalam Pengencer dar.
Prosedur Suntikkan sccara terpisah sejumlah sonikasi. Encerkan secara kuantitatif, dan jika perlu
volume sama (lcbih kurang l 0 µI) Lanitan baku dan bertahap dengan Pengencer hingga kadar lebih
kurang 0,2 mg per ml.
Lariaan uji kc dala111 kromatograf, rekam
La11J!an uji Ti1nbang saksa1na tidak k.llrru1g dari
krornatograin, dan ukur se1nua respons puncak.
llitung perscntase masing-1nasing ccmaran dalam 20 kapsul, keluarkan semua isi kapsul. Bersihkan dan
scrbuk kapsul yang digunakan dengan ru1nus: timbang saksama cangkang kapsul. Hitung bobot
rata-rata isi kapsul. Timbang saksarna sejumlah isi
kapsul setara dengan Iebih kurang 20 mg omeprazol,
masukkan ke dalam labu tentukur I 00-ml, tambahkan
50 ml Pengencer dan sonikasi selama 15 menit.
Dinginkan, encerkan dengan Pengencer sampai
tanda, kocok dan saring melalui penyaring membran
C adalah kadar Omeprazo/ BPFJ dalam µg per ml dengan porositas 0,45 µm atau lcbih keciL (Catalan
Lanaan ba/..·u; A adalah jumlah dalam mg omeprazol Kemungkinan terbentuk gelembung pada saal
2029 · Ondansetron Hidroklorida I Mo~ografi Suplemen Ill Farmakope Indonesia IV

pengenceran sampai /anda. Jika gelembung /e/ap (±)-2,3'</ihidro-9-melil-3-(2-meli/imidazo/-J.


ado lebih dari beberapa menil, tambahkari bebtirapa il)meti/karbazo/-4(1H)-on monohidroklorida dihidral
le/es elanol mutlak P untuk menghilangkan (103639-04-9]
gelembung]: C"H"N,O.HCI.2H20 BM 365,86
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kroma/ografi <931>. Kromatograf cair )dnerja Ondansetron Hidroklorida mengandung tidak kurang
tinggi dilengkapi dengan detektor 305 nm dan kolom dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0%
4,6 mm x 15 cm berisi bahan pengisi L7 yang C 18H 19N30.HCl dihitung terhadap zat anhidrat.
dideaktivasi basa dengan ukuran partikel 5 µm. Laju
alir lebih kurang l,2 mi per menit. Kromatograf Pcmcrian Serbuk putih sampai hampir putih.
diprogram sebagai berikut:
Kelarutan Agak sukar larut dalam air dan dalam
Waktu Larutan A Larutan B Eluasi etanol; larut dalam metanol; agak larut dalam
(men~t) (%) (%) isopropil alkohol dan dalam diklorometan; sukar larut
. 0 -20 88-> 40 12-> 60 gradien linicr
20-21 gradicn linier
dalam aseton, da!am kloroform, dan dalam etil asetat.
40-> 88 60-> 12
21. 25 88 12 isokratik
Baku pembanding Ondansetron Hidroklorida
Lakukan kromatografi terhadap Larutan boku dan BPFJ; merupakan bentuk dehidrat, tidak boleh
rekam respons puncak seperti yang tertera pada dikeringkan, untuk penggunaan kuii.ntitatif tetapkan
Prosedur: efisiensi kolom tidak kurang dari 20.000 kadar air secara titrimetri, simpan dalarn v•adah
lempeng teoritis, faktor ikutan tidak kurang dari 0,8 tertutup rapat, terlindu!lg dari cahaya Senyawa
dan tidak lebih dari 2 dan simpangan babJ relatif Sejenis A Ondansetron BPF!;
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0 %. [3[(dimetilamino)metil]-1,2,3,9-tetrahidro-9-metil-
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah 4H-karbazo/-4-on] tidak boleh dikeringkan, simpan
volume sama (lebih kurang 10 µI) Larutan baku dan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.
Larulan uji ke dalam kromatograf, rckam Campuran Reso/usi Ondansetron BPFJ; Merupakan
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung Ondanstron Hidroklorida yang mengandung lebih
jumlah dalam mg, omcprazol, C 17 H19N 30,S, dalam kurang 0.4% masing-masing senya\va sejeois A
serbuk kapsul yang digunakan dengan rumus: Ondansetron d'an 6,6'-metilenbis-[(J,2,3,9-tetrahidro-
9-metil-3-[(2-metil-1 H-imidazol- l -il)-metil]-4H-
karbazol-4-on)J Tidak boleh dikeringkan, simpan
dalarn wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya,
dalam lemari pendingin. Senyawa Sejenis C
Ondansetron BPFJ [J,2,3,9-tetrahidro-9-metil-4H-
karbazol-4'on}; tidak boleh dikeringkan, simpan
·c 'actalah
l(adar Omeprazol BPFI dalarn mg per ml d•lam wadah tertutup rapat dalam lemari pendingin.
Larutan baku; D adalah faktor pengenceran dalam Senyawa Sejenis D Ondansetron BPFJ [1,2,3,9-
pembuatan Larutan uji; r. dan r; berturut-turut adalah tetrahidro-9-melil-3-melilen-4H-karbazol-4--0n];
respons puncak dari Larutan uji dan Larutan baku. tidak boleh dikeringkan, simpan dalarn wadah
tertutup rapat, terlindung dari cahaya dalarn lemari
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup pendingin.
rapat, terlindung dari cahaya. Simpan pada suhu
antara ·15° dan 30°. ldentilikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang
Penandaan Bila tertera Ieb!h dari satu uji Disolusi, didispersikan dalarn minyak mineral P menunjukkan
cantumkan uji disolusi yang digunakan, jika tidak maksimum hanya pada bilangan gelombang yang
menggunakan Uji I sama seperti pada Ondansetron Hidroklorida BPFJ.
B. Timbang 20 mg zat larutkan dalam 2 ml air,
tambahkan 1 ml asam nitrat 2 M dan saring. Filtrat
Tambahan monografi menunjukkan reaksi Klorida cara A, B dan C seperti
ONDANSETRON HIDROKLORIDA yang tertera pada Uji ldentifikasi Umum <291>.
Ondansetron Hydrochloride
Air <1031> Metode la Antara 9,0% dan 10,5%.

Sisa pemijaran <301>Tidak lebih dari 0,1%.


. ""' Senyawa Sejenis D Ondansetron Tidak lebih dari
0, I 0%. Lakukan penetapan dengan cara
·:. -

Sup/emen III Farmakope Indonesia IV Monografi I Ondansetron Hidroklorida 2030

Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang t~~era Kemurnian kromatografi


pada Kromatografi <931 >. Metode I Lakukan penetapan dengan cara
Kalium fosfat monobasa 0,02 M Bua! ]arutan Kromatografi /apis lipis seperti yang tertera pada
kalium fosfat monobasa 0,02 M. Atur pH larutan Kromatografi <931>. ·
hingga 5,4 dengan penambahan natrium hidroksida Fase gerak Buat . camptiran kloroform P - etil
JM asetat P - meianol P · - amo_nium hidroksida P
Fase gerak Buat campuran kalium fosfat (90:50:40: I).
monobasa 0,02 M - asetonitril P (80:20), saring dan Penjerap Campuran silika gel P seiebal 0,25 mm..
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian Larutan resolusi Timbang saksaina sejumlah
menurut Kesesuaian sis/em seperti yang tertera pada Campuran Reso/usi Ondansetron BPFI, larutkan dan
Kromatografi <931>. · encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Senyawa dengan metano/ P-hingga kadar lebih kurang 12,5 mg
Sejenis D Ondansetron BPFJ, larutkan dan encerkan per ml. •-
secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,4 µg per ml. Ondansetron Hidrok/orida BPFI, larutkan dalam
La111tan kesesuaian sistem Timbang saksama metano/ P hiugga kadar lebih kurang 0,25 mg per ml.
sejumlah Senyawa Sejenis D Ondansetron BPFI, dan Encerkan larutan dengan 1netanol P dengan
Senyawa Sejenis C Ondansetron BPFI, larutkan dan komposisi berikut:
en~erkan secara kuantitatif dan jika perlu. bertahap
dengan Fnse gerak hingga kadar berturut-turut lebih Larutan Pcngcnccran Kada-r Persenuse (%)
kurang· 0,6 µg dan I µg per ml. baku (µg per ml) untuk
pcm banding
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg dcngan
zat, masukkan ke dalam labu tentukur I 00-ml, Larutan u·;
larutkan dan encerkan dengan Fase gerak sampai A 1 dalam 5 50 0,4
tanda. B l dalam 10 25 0.2
Sistern kron1atografi I...akukan scperti yang tertera
c l dalam 20 12,5 0,1

pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kincrja


Lanitan uji Timbang saksama sejumlah zat
tinggi dilengkapi dengan detcktor 328 nm dan kolom
Iarutkan dalam metanol P hingga kadar lebih kurang
4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi LJO.<Laju alir
I 2,5 mg per ml.
lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi
Prosedur Totolkan sccara terpisah masing-masing
terhadap Larutan kesesuaian siste1n, rekam
20 µI Larutan uji, Larutan baku, dan Larutan
kromatogram seperti yang tertera pada Prosedur:
reso/usi pada lempeng kromatografi. Masukkan
\vaktu retensi relatif senya\va sejenis C ondansetron
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah
dan senya\Va sejenis D ondansetron berturut-turut
dijenuhkan dengan Fase gerak. Biarkan Fase gerak
lebih kurang 0,8 dan 1,0; resolusi, R, antara puncak
merambat hingga tiga per empat tinggi ]empeng.
senyawa sejenis C ondansctron dan senyawa sejenis
Angkat lempeng, tandai batas rambat dan biarkan
D ondansetron tidak kurang dari 1,5. Lakukan
kering. Amati bercak di bawah cahaya UV 254 nm:
kromatografi terhadap Laruta11 baku dan rekam
Ditemukan 3 bercak Larutan resolusi yang terpisah
respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur:
dengan sempuma. Bandingkan intensitas bercak
efisiensi kolom tidak kurang dari 400 lempeng
sekunder dari kromatogram Larutan uji dengar.·
tcoritis clan simpangan baku relatif pada penyuntikan
Larutan baku: Bercak selamder kromatogram
ulang tidak lebih dari 2,0%.
Lorutan uji dengan harga Rr yang sesuai dengan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
bercak sekunder paling atas dari Larutan resolusi,
volume sama (lebih kurang 20 µI) Larutan baku dan
tidak lebih besar atau lebih intensif dari bcrcak utama
Lanitan uji ke dalam kromatograf, rekam
Lamtan baku A (0,4%) dan tidak satu pun bercak
kromatogram dan ukur rcspons puncak utama. Hitung
sekunder lain dari kromatogram Larutan uji lebih
persentase senyawa sejenis D ondansetron dalam zat
besar atau lebih intensif dari bercak utama pa_1a
dcngan rumus:
kromatogram La1111an baku B (0,2%).

o.ooo(i~ )( '.~)
Metode 11 Masing-masing cemaran· dan total
1 .- cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada
Tabel. Lakukan penetapan dengan cara Kromotografi
cair J..inetja tinggi seperti yang tertera . pada
C adalah kadar Se11yawa Seje11is D Ondansetron Kromatografi <931>.
BPF! dalam mg per ml Larutan baku; Wadalah bobot Fase gerak. Larutan baku, Larutan uji, Sistem
dalam mg zat Larutan uji; ru dan rs berturut-turut kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
adaiah respons puncak dari Larutan uji dan Larutan Penetapan kadar.
baku. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang IO µl) Larutan baku dan
2031 Injcksi Ondansetron I Monografi · Suplemen III Farmalwpe Indonesia IV

Larutan uji ke dalam kromatog~f, . ./~ekam 50-m_l )arutkan dan encerkan dengan Fase gerak
kromatogram dan ukur respons puncalc. Hitung sampai !anda. ·
persentase masing-masing cemaran. dalam zat dengan Sistem kromatografi Lakukan seperti yang lertera
rumus: pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 216 nm dan kolom

so.ooo(~
4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi LIO. Laju alir
/(_!__)(..'!._)
W) F r
lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromalografi
5 lerhadap Larutan kesesuaian sistem dan rekam
respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur:
C adalah kadar Ondansetron Hidroklorida BPFI \Vaktu retensi relatif ondansetron dan senyawa sejenis
dalam mg per ml Larutan baku; W adalah bobot A ondansetron berturul-lurul adalali lebih kurang 1,0
dalam mg zat Larutan uji; F adalah faktor respons dan l, l; resolusi, R, antara punca!; senyawa sejenis A
relatif cemaran seperti yang lertera dalam Tabel; r, •-ondanselron dan-ondansetron tidak kurang dari 1,5.
adalah respons puncak masing-masing cemaran dari Lakukan kromalografi terhadap Larutan bal.-u .dan
Larotan uji; rs adalah respons puncak ondansetron rekam respons puncak seperti yang tertera pada
dari Larutan baku. Prosedur: fak"tor ik'Utan tidak lebih dari 2,0 dan
simpangan bak'U relalif pada penyunlikan ulang lidak
Nama senyawa Waktu Faktor Batas lebih dari 1,5%.
Retensi Rcspons (%) Prosedur Sunlikkan secara tcrpisah sejumlah
Re lat if Rel:ltif
volume sama (lebih k"Urang 10 µl) Larutan ba/..:,, dan
Scnya"•'a scjcnis C ± 0,32 1,2 0,2
Ondansetron Lani/an uji ke dalam kromatograf, rekam
Scnyawa sejenis D ± 0,34 0,1 kromatogram dan ukur'.respons puncak utama. Hitung
Ondansetron* jumlah dalam mg, ondanselron, C 18 H 19N 30.HC1,
Imidazol ±0,49 0,3 0,2 dalam zat yang digunakan dengan rum us:
2- metilimidazol ±0,54 0,4 0,2
Ondansctron 1,0

sooc( ~;)
Senya\\'a sejenis A ± 1,10 0,8 0,2
Ondansetron
Cemaran lain 1,0 0,1
,. Total 0,5
*dihitung dari uji batas Senyawa sejenis D Ondansetron
C adalah kadar Ondansetron Hidroklorida BPFI
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara dalam mg per ml Larutan baku; ru dan rs berturul-
Kromatografi cair kinerfa tinggi seperti yang tertera turul adalah respons puncak dari Larutan uji dan
pada Kromatografi <931>. Larutan ba/...1t_
Kalium fosfat monobasa 0,02 M Bual larutan
kalium fosfat nionobasa 0,02 M. Atur pH larutan Wadah dan pcn~impanan Dalam wadah lertutup
hingga 5,4 dengan penambahan natrium hidroksida rapal, lerlindung dari cahaya. Simpan pada suhu 25°,
JM masih diperbolehkan antara 15° dan 30°.
Fase gerak Bual campuran natrium fosfat
monobasa 0,02 M (atur pH hingga 5,4 dengan
penambahan natrium hidroksida I M) - asetonitril P Tambaha11111011ograji
(50:50), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan INJEKSI ONDANSETRON
penyesuaian menurut Kesesuaian sis/em seperti yang Ondansetron Injection
tertera pada Kromatografi <931 >.
Larntan baku Timbang saksama sejumlah lnjeksi Ondanselron adalah larutan-sleril Ondansetron
Ondansetron Hidroklorida SPF!, larulkan dan hidroklorida atau ondansetron dalarn Air untuk
encerkan secara kuanlitalif dan jika perlu bertahap lnjeksi yang dibua1 dengan penambahan asam
dengan Fase gerak hin"gga kadar lebih kurang 90 µg klorida. Dapal mengandung dapar dan/atau zat
per ml. pengatur lonisilas yang scsuai. Mengandung
La111tan kesesuaian sister]: Timbang saksama Ondansetron Hidroklorida setara dengan
scjumlah Ondansetron Hidroklorida BPFI dan Ondansetron, C 18 H 19N 30, 1idak kurang dari 95,0%
Senyawa Sejenis A Ondansetron BPFI. laru1kan, dan tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera
encerkan secara kuantitatif, dan jika perlu bertahap pada eliket.
dengan Fase gerak hingga kadar berturul-turul lebih
kurang 90 µg dan 20 µg per ml. Baku pembanding Ondansetron Hidroklorida
Larutan uji Timbang saksarna lebih kurang 45 mg BPFI; merupakan bentuk dehidra\, tidak boleh
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, dikeringkan, untuk penggunaan kuantitalif tetapkan
larutkan dan encerkan dengan Fase gerak sarnpai kadar air secara titrimetri, simpan dalarn wadah
tanda .. Pipel 5 ml larutan ke dalarn labu tentularr lertutup rapat lerlindung dari cahaya Senyawa
Sejenis A Ondansentron BPFI,
Suplemen III Parmakope Indonesia IV .Monografi./ lnjeksi Ond"nsetron 2032

[3 [(dimetilamino)metil]-I ,2,3,9-tetrahidro-9-meti\/' •' v adalah volume dal~m ml injeksi yang digunakan;


4H-karbazol-4-on], tidak boleh dikeringkan, simpan Cs adalah kadar senyawa sejenis D ondansentron
dalam wadah tertutup rapat terlindung dari cahaya. dalam µg per ml Larutan baku; CA adalah kadar
Senyawa Sejenis B Ondansentron BPPI; [6,6'- ondansetron da!am mg per ml injeksi, seperti yang
metilena bis[(l ,2,3,9-tetrahidro-9-metil-3-[(2-metil- diperoleh pada Penetapan kadar; ru dan rs berturu.t-
l H-imidazol- I -il)-metil]-4H-karbazol-4-on]. turut adalah respons puncak dari Larutan uji dari
Senyawa Sejenis C Ondansentron BPPI; [I,2,3,9- Larutan baku.
tetrahidro-9-metil-4H-karbazol-4-on] tidak boleh
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat Kcmurnian, kromatografi Masing-masing cemaran
dalam lemari pendingin. Senyawa Sejenis D tidak lebih dari 0,2% dan total cemaran (termasuk
Ondansentron BPPJ; [l ,2,3,9-tetrahidro-9-metil-3- Senyawa sejenis D ondailsetron) tidak lebih dari
metilen-4H-karbazol-4-on], tidak bol~h dikeringkan, 0,5%. Lakukan penetapan dengan cara Kramatografi
s7mpan dalam wadan tertutup rapat, terlindung dari cair kinerfa tinggi seperti yang tertera pada
cahaya' dalam lemari pendingin. Endotoksin BPPJ,, Kromatografi <93 !>.
[Catalan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan Pase gerak, dan Larutan uji Lakukan seperti yang
zsznya harus hati-hali untuk menghindari tertera pada Penetapan kadar.
kontaminGsi) Rekonstitusi seluruh isinya, gunakan larutan kesesuaian siste1n Lakukan seperti yang
larutan dalam wak-tu 14 hari. Simpan vial yang belum tertera pada Senymva sejenis D Ondansentron dalarn
dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin. Ondansentron Hidroklorida.
Sis/em kromatografi Lakukan seperti yang tertera
ldcntifikasi Waktu retensi puncak utan1a pada Penetapan kadar. Lakukan kromatografi
kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan terhadap Larutan kesesuaian sistem, rckam
baku seperti yang diperolch pada Penetapan kadar. kromatogram dan lakukan identifikasi tcrhadap
puncak senya\va sejenis C ondansetron dan scnya\va
Endotoksin bakteri <201> tidak lcbih dari 9,9 unit sejenis D ondansntron berdasarkan v.•ak.tu retensi
Endotoksin FI per mg Ondansentron hidroklorida. relatif keduanya, berturut-turut lebih kurang 0,35 dan
0,37.
pH <1071> Antara 3,3 dan 4,0. Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih
kurai:c, - 10 µI) Laruta11 uji ke <lalam kromatograf,
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti rekam kromatogram dan uk-ur respons puncak
yang tertera Jnjeksi volume kecil. [Catalan Abaikan puncak senya1va sejenis D
ondans2tron} Hitung persentase masing-masing
Syarat lain Mcmenuhi syarat seperti yang tertera cen1aran dalam injcksl dengan run1us:
pada Jnjectiones.

Senyawa Sejenis D Ondansentron Tidak lebih dari ' '


0, 12%. Lakukan penetapan dengan cara
Kromatograji cair kinerja tinggi seperti yang tertera
pada Kromatograji <93 !>. r,. adalah respons puncak masing-masing cemaran; rs
F ase gerak, Lanaan baku, Larutan kesesuaian adalah jumlah seluruh respons puncak.
sistem dail Sistem kromatografi Lakukan seperti yang
tertera pada Senyawa sejenis Ondansentron D dalam Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Ondansetron Hidroklorida. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi pada Kromatograji <931 >.
setara dengan lebih kurang I0 mg ondansetron, Ka/ium fosfat monobasa 0,02 M Bual !arutao
masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml dan kalium fosfat monobasa 0,02 M. Atur pH larutan
encerkan dengan Pase gerak sampai tanda. hingga 5,4 dengan penambahan natrium hidroksida l
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah M.
volume sama (lebih kurang 20 µI) Larutan baku dan Fase gerak Bual campuran kalium · fosfat
Lanaan uji kc dala1n kro1natograf, rekam monobasa 0.02 M asetonitril P (50:50), saring dan
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung a\vaudarakan. Jika · perlu lakukan pe~yesuaian
persentase senya,va sejenis D ondasentron dalam menurut Kesesuaian sisten1 seperti yang tertera pada
injeksi dengan rumus: Kromatografi <931>. ,
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Ondansetron Hidroklorida BPF/, , larutkan dan
· encerkan secara kuantitatif dan jika per!U bcrtahap
dengan Pase gerak hingga kadar lebih lrnrang 0, I mg
per ml.
2033 Tablet Ondansetron I Monografr Suplemen1II Farmalrope Indonesia IV · · ~~]

Larutan kesesuaian sistem Timbang ''$aksama Baku pembanding Ondansetro11 Hidroklorida


sejumlah Ondasentron Hidroklorida BPFI dan BPFI; merupakan bentuk dehidrat, tidak boleh
Senyawa. Sejenis A Ondansetron BPFI, larutkan dan dikeringkin, untuk penggunaan kuantitatif tetapkan
encerkan secara la1antitatif, jika perlu bertahap kadar afr secara titrimetri, simpan dalam wadah
dengan Fase gerak hingga kadar berturut-turut lebih tertutup rapat, terlindung dari cahaya Senyawa
kurang 0,1 mgper ml dan 50 µg per ml. Sejenis A Ondansetron BPFI;
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi [3{(dimetilamino)meti/}-I,2,3,9-tetrahidro-9-metil-
setara dengan lebih kurang 2 mg ondansetron, 4H-karbazol-4-on} tidak boleh dikeringkan, simpan
masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, encerkan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.
dengan F ase gerak sarnpai tanda.
Sistem kromatograji Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatograji <931>. Kromatogra.f cair kinerja Idcntifikasi
tinggi diiengkapi dengan detektor 216 nm dan kolom A. Timbang sejumlah serbuk tablet setara dengan
4,6 mm ·x 20 cm berisi bahan pengisi LI 0. Laju alir lebih kurang 100 mg ondansetron hidroklorida,
lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi masukkan ke dalam labu Erlenmeyer. Tambahkan 50
terhadap . Larutan kesesuaian sistem dan rekam ml etano/ P dao goyang. Saring melalui penyaring
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu dengan porosila$ 0,45. µm dan masukkan filtrat ke
retensi relatif ondansetron dan senyawa sejenis A dalarn gelas piala 50 ml. Uapkan pelarut diatas
ondansetron berturut-turiit adalah lebih kurang 1,0 . penguap berputar. Keringkan residu rlalarn oven pada ·
dan 1, I; resolusi, R, antara puncak senyawa sejenis A l 05° selama 1 jam. Spektrum serapan inframerah
ondansetron dan ondansetron tidak kurang dari 1,5. residu yang didispersikan dalam ka/ium bromida F,
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku dan pada bilangan gelombang 3800 hingga 650 cm·'
rekam respons puncak seperti yang tertera pada menunjuJ9<an maksimum hanya pada bilangan
Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari 2,0 dan :gelombang 1681, 1481, 1281 dan 758 cm" yang
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak sama seperti pada Ondansetron Hidrok/orida BPFJ.
lebih dari 1,5%. [Catalan Disarankan Ondansetron Hidroklorida
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah BPFI dilarutkan da/am eta111J/ P hingga kadar lebih
volume sama (lebih kurang 10 µl) Larutan balcu dan kurang 2 mg per nil, sebelum penguapan dan tahap
Lanffan uji ke dalam kromatograf, rekam pengerir:.:;::-n]
kromatogram dan ukur respons puncak utama, Hitung B. Wal..-tu retensi puncak utarna kromatogram
jumlah dalarn mg, ondansetron, C"H19N30, dalam Larutan. uji SO$Uai dengan Larutan baku seperti yang
tiap ml injeksi dengan rumus: diperoleh pada Penetapan kadar.

Disolusi <1231>
293,36X25c)(ru) Media disolusi : 500 ml air
( 329,82 V rs Alat tipe ,2 : 50 rpm ' ' ' '
Waktu: 15 menit
293,36 dan 329,82 berturut-turut adalah bobot Prosedur Lakukan peneu;pan jumlah ondansetron,
moiekul ondansetron dan ondansentron hidroklorida C1SH19N,O yaog terlarut dengan mengukur serapan
Mhidrat; C adalah kadar Ondansetron Hidroklorida filtrat larutan. dil;olusi dan serapan larutan bal.."U
BPF!yang dihitung terhadap zat anhidrat dalam mg ondansetron hidroklorida BPFl dalam media yang
per ml Larutan baku; V adalah volume dalam ml sama pada panjaog gelnmbang serapan maksimum
injeksi yang digunakan; ru dan rs berturut-turut lebih kurang 310 nm dengan menggunakan media
adalah respons puncak dari Larutan uji dan Larutan disolusi sebagai blangko. Hitung persentase
baku. ondar.setron, C1.H 19N 30 yang terlarut dengan rumus:

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis


tunggal atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I,
pada suhu antara 2° dan 30°, terlindung dari cahaya.
500(293,36)(Cs )(Au
365,85 L As
)ioo
Tambaha11 mo11ograji 500 adalah volume dalam ml Media disolusi; 293,36
dan 365,85 berturut-turut adalah bobot molekul
TABLET ONDANSETRON
Ondansetron Tablets ondansetron dao ondansetron hidroklorida dihidrat;
Cs adalah kadar Ondansetron Hidroklorida BPFI
Tablet Ondansetron mengandung Ondansetron dalam mg per ml Larutan baku; L adalah jurnlah
ondansetron dalam mg yang tertera pada etiket; Au
~idroklorida setara dengan Ondansetron, C18H19N30,
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% • dan As berturut-turut adalah serapan Larutan uji dan
dari jumlah yang tertera pada etiket. · Larutan baku; I 00 adalah faktor konversi persentase.
To/eransi Dalarn waktu 15 menit harus larut tidak
·Suptemen Ill Farmakope Indonesia IV Monografi I, T.ablet Ondansetron 2034

kurang dari 80% (Q) C 18 H 19N,O, dari jumlah ~kng' · fob el


tertera pada etiket. Waktu Faktor
Batas
retcnsi res pons
(%)
Keseraga~an sediaan <911> Memenuhi syarat. Cemaran relatif rclatif
2-mctil imidazol • 0,22 0,53 02
Senyawa sejcnis C
Senyawa sejenis Masing-masing senyawa sejenis Ondansctron b
0,40 1,2 0,2
dan total cemaran tidak lebih dari-batas yang tertera Senyawa sejenis D
0,47 1,3 0,1
pada Tabet. Lakukan penetapan dengan cara Ondansetron '
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera Senyawa sejenis A
0,87 0,90 0,2
Ondansctron "
pada Kromatografi <931 >. _ Desmelil
Dapar dait Fase gerak Buat seperti yang tertera 0,90 0,91 0,2
ondans~tron -.c
pada Penet9pan kadar. Ondansctron I0
Larutan baku Gunakan seperti yang tertera pada Cemaran lain 1,0 0,2
Pentftapan. kadar. Encerkan larutan dengan Fase iota.I 1,0
Tidak termasukjumlah seluruh cemaran
gerak hingga kadar ondansetron lebih kurang 1,5 µg b 112 319-Tetrahidro-9-metil-4H-karbazol-4-<>n
perm!. i
' 1 3 9-Tetrahidro-9-mctil-3-metilen-4H-ka.rbazol-4-Qn
Laro.tan kesesuaian sistem Tin1bang saksama d 3[(0imetilamino)metil)-l,2,3,9-tetrahidro-9-metil -4H-

sejumlah Senyawa Sejenis A Ondansetron BPFI dan karbazol-4-<>n


e l,2,3,9-Tetrahidro-9-mctil-3~[( IH-imiQazol- l-iJJmetil]-4H-
Ondansetron BPFJ, larutkan dan encerkan dengan karbazol-4-on •
Fase gerak hinggakadar berturut-turut lebih kurang
0,05 mg per ml dan O, I mg per ml. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk pada Kromatograji <931>.
tablet setara dengan lebih kurang 50 mg ondansetron, ·Dapar Timbang saksama lebih lairang 2,7 g
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. kalium fosfat hidrogen monobasa P, masukkan ke
Tambahkan lebih kurang 70 ml Fase gerak dan dalam Iabu tentulair l 000-ml. Larutkan dan encerkan
sonikasi selama Jebih kurang 20 menit. Encerkan dengan air sampai tanda. Atur pH hingga 5,4 dengan
dengan Fase gerak sampai tanda. Sentrifus larutan penambahan natrium hidroksida I N.
dan saring melalui penyaring nilon y:,-!'..g sesuai Pase gerak Buat campuran Daf)Gr - asetonitril P
dengan porositas 0,45 µm. (80:20), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
Sistern kromatografi Lakukan seperti yang tertera penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang
pada Penetapan kadar.. Lakukan kromatografi tertera pada Kromatografi <931 >.
terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam respons Pengencer Buat campuran Dapar - aselonitril P
puncak seperti yal)g tertera pada Prosedur: resolusi, (50:50).
R, antara puncak ondansetron dan se~yawa sejenis A . , Larutan baku Timbang saksarna sejumlab
ondansetron tidak kurang · dari 2,0. I..akukan Ondanset~o~ Hidroklorida BPFI, larutkan dalarn
kromatografi terhadap Larutan baku, rekarn Pengencer, encerkan secara k1.1antitatif dan jika perlu
kromatogram seperti yang tertera pada Prosedur: bertahap dengan Pengencer hingga kadar
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak ondansetron lebih kurang 0,05 mg per ml.
lebih dari 5,0%. Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
volume sarna (lebih kurang I 0 µl) Larutan baku dan tablet setara dengan lebih kurang 50 mg ondansetron,
Larutan uji ke dalam kromatograf. Lakukan masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml.
kromatografi terhadap Larutan uji tidak kurang dari Tambahkan 70 ml Pengencer dan sonikasi selama
45 .menit, rekam kromatogram dan ukur semua Jebih kurang 20 mer.it. Eucerkan dengan Pengencer
respons puncak. Hitung persenu..se masing-masing sampai tanda. Sentrifus sebagian larutan. Encerkan
cemaran dalam serbuk tablet dengan rumus: sejumlah volume benlngan secara kuantitatif dengan
Pengencer hingga kadar ondansetron lebih kurang
0,05 mg per ml. Saring melalui peayaring nilon
dengan porositas 0,45 µm.
Sis/em kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
Cs adalah kadar ondansetron dalam mg per ml tinggi dilengkapi dengan detektor 216 nm dan kolorn
Larutan baku; Cu adalah kadar ondansetron dalam 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi LI 0 dengan
mg per ml Larutan uji; F adalah faktor respons relatif ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 1,5 ml
masing-masing cemaran, seperti yang tertera pada per menit. Pertahankan suhu kolom pada suhu ruang.
Tabet; r 1 adalah respons puncak masing-masing Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku dan
cemaran dari Larutan uji; rs adalah respons puncak rekam respons puncak seperti yang tertera pada
ondansetron dari Larutan baku. Prosedur: faktor ikutan puncak ondansetron tidak
'' · 2035 Paralin I Monografi Suplemen Ill Farmakope Indonesia IV

!ebih dari 2,0 dan simpangan baku rellltif' pada kocok ·kuat selama 1 menit. Dinginkan dan saring
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. lapisan air. Pada I 0 ml filtrat tambahkan 0.1 ml
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah fenolfta/ein LP: tidak terjadi wama merah ~uda.
volume sama (lebih kurang I 0 µ\) Larutan baku dan Tidak lebih dari dari 1,0 ml natrium hidrol:sida P
Larutan uji ke daiam kromatograf, rekam 0,0 l M diperlukan untuk merubah wama in<likator
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung menjadi merah muda .•
persentase ondansetron, C18 H19N30, dalam serbuk
tablet dengan rumus: Ta1nbaha11 persyaratan :
"Kcbasaan Pada 10 ml filtrat dari uji Kea.saman
tambal\kan 0, 1 ml merah meti/ LP : terjadi warna
kuning. Tidak lebih dari 0,5 ml as am klorida P 0,01
M untuk mcngubah wama indikator menjadi merah .•

Peruba/ran :
·-
Cs adalah kadar undansetron dalam mg per ml Zat mudah tcrarangkan <411> Gunakan r.obung
Lanlfan bal.'U; Cu adalah kadar ondansetron dalam reaksi bersumbat kaca tahan panas, kering dan bersih
mg per ml Larutan uji; L adalah jumlah ondansetron dengan panjang •140 ± 2 n1m, diameter antara 14,5
dalam mg yang tertera pada etikct; ru dan rs berturut- sampai 15,0 mn1 dan dikalibrasi setinggi 5 ml dan 1O
turut ada:lah respons puncak lanllan uji dan Larutan .- 1111. Kapasitas tabung bcrtutup an;ar;l3,6 dzn 15,6
bal..'U. nil.. Masukk.an 5 ml parafin pada suhu scdikit diatas
suhu \cbur, tan1bahkan 5 ml asam sulfat 9-t5 %
Wadah dan pcnyimpanan Dalam wadah tertutup san1pai 94,9 o/o, dan panaskan di atas tangas air pada
rapat, tcrlindung dari cabaya, pada suhu ruang suhu 70° sclama 10 mcnit. Sctclah pem3!12..<an 5
terkendali. menit, dan tiap menit berikutnya, angkat 1.2.bung,
tekan su1nbat dengan jari, dan kocok h.'1.!at tiQ.a kali
sccara vertikal dengan amplitudo lebih kurang l2 cm,
PARAFIN letakkan ken1bali ke atas tangas air dalam v.-ak.-ru 3
dctik scjak tabung diangkat. Pada akhir IO mcnit
Paraffir.
scjak a\val tabung diletakkan di atas taneas air \\·arna
lapisan asam tidak lcbih gelap dari warn';. cam~ 3
Tamba!ta11 persya"ratan :
ml besi (III) klorida LK, 1,5 ml kobalt (II) klorida LK
"Baku pcm banding Parafin BPFI; Nafta/en BPFI.•
dan 0,50 ml tembaga (II) sulfat LK, dilaois den£an 5
ml n1inyak mineral P. Wama'emulsi asa~ sulfzt-yang
Perubahan :
Parafin adalah campuran hidrokarbon padat yang terdispersi dalam parafin leleh, tidak lebih gelap dari
dimumikan, yang diperoleh dari minyak tanah. wama campuran pembanding yang dikoc?k k-uat.
•oapat mengandung antioksidan yang sesuai. 111
Tatnbahan persyaratan ;
Perubahan: "Hidrokarbon aromatik polisiklik
• Idcntifikasi Dimeti/sulfoksida Gunakan dimetilsulfoksida
kualitas spektrofotpmetri.
A Spektrum serapan inrramcrah, gunakan lapis
tipis parafin yang dilelehkan. [CATATAN Pastikan Lal'U/an baku Timbang saksama sejumlah Nafta/en
pelelehan sempurna untuk n1enghindari puncak BPFJ, larutkan dalam Dimetil sulfoksida hingga
ganda pada bilangan gelomban7 yang diamati lebih kadar lebih kurang 7,0 µg. Tentukan serapan larutan
kurang pada 1460 cm·1 dan 730- ]. dalam sel l cm pada panjang gelombang maksimum
B. Memenuhi syarat seperti yang tertera pada scrapan 278 nm menggunakan dimeril sul(oksida
JarakBeku<l 101> .• sebagai blangko. -
Prosedur Timbang saksama 0,5 g zat, masukkan
Perubahan: ke dalam corong pisah 125 ml tanpa pelicin pada
Jarak bcku "<I IOI>. Antara 47° dan 65°. sun1bat kaca, campur dengan 25 ml n-hepran p
Tambahkan 5,0 ml Dimetilsulfoksida dan kocok >a1at
Hilangkan persyaratan : selan1a l menit. Biarkan sampai terbentuk dua
"Reaksi Kocok para fin leleh dengan etanol P panas lapisan. Pindahkan lapisan bawah ke corong pisah
yang telah . dinetralkan terhadap kertas /akmus P 125 ml yang lain, tambahkan 2 ml n-hqJ1an p
dengan volume sarna: bagian etanol bereaksi netral kemud1an kocok kuat Biarkan sampai terbentuk dua
terhadap lakmus P. • lapisan. Pisahkan lapisan bawah dan ukur scrapan
dalam sel 1-cm pada panjang gelombang 265 nm
;ambahan persyaratan : sampai 350 nm. Gunakan campuran
Keasaman Timbang dan masukkan 15 g zat ke Dimetilsulfoksida - n-heptan P (I :5) yang sudah
dalam corong pisah, tambahkan 30 ml air mendidih,
Suplemen III Farmakope Indonesia IV Monografi I Piperazin 2036

dikocok kuat selama menit. sebagai blruigko.' PEKTIN


Serapan pada setiap · panjang geiombang dalam Pectine
rentang yang diukur tidak lebih dari sepertiga serapan
Larutan baku pada 278 nm .• Perubahan:
Identifikasi
Tambahan perSJ'Dratan : A. Panaskan I g dengan 9 ml air di atas tangas uap
'Kandungan sulfur Pada 4,0 g zat tambahkan 2 ml hingga tcrbentuk larutan, ganti air yang hilang karena
etano/ mutlak P, kemudian tambahkan 2 tetes penguapan: terbentuk gel yang kaku pada
campuran larutan jenuh timah (JI) oksida-natrium pendinginan.
hidroksida LV (1 : 5). Panaskan campuran pada suhu B. Pada larutan (I dalam IQO) tambahkan etanol P
70° selama 10 menit sambil sering dikocok dan volume sama: terbentuk cndapan bening, seperti
dinginkan. Tidak terjadi warna coklat gelap.. •- gelatin (perbcdaan dari kcbanyakan gom).
••
Perubaltan : C. Pada 5 ml ]arutan (I dalam l 00) tambahkan I
\Vadah dan pcnyimpanan Dalam wadah tertutup tnl nalriu1n hidroksida 2 N, biarkan pada suhu ruang
rapat •tcrlindung cahaya. dan cegah pc;naparan selama 15 menit: terbentuk gel atau semige!
terhadap panas berlebih. (perbedaan dari tragakan).
D. Asamkan gel yang diperolch <l¥i pengujian
Tanrbahan per~J~aratan: terdahulu dengan asmn klorida 3 N; kocok: terbentuk
•renandaan Pada ctikct tertera nan1a dan ju1nlah cndapan scperti gelatin. tidnk b~:>varna dM ruah, .
antioksidan .• yang n1cnjiidi putih dan bcrgun1p~~1 bila dididihkan
(asam pektat).

PARO~lOMISIN SULFAT Tanibalran pcrsJ•arata11:


J>aromornycin Sulfate •renandaan Pada ctikct tertera berasal dari ape! atau
jcruk sitrun .•
Perubahan:
Basa [7542-37-2] •BM 615,64,
PINDOLOL
Perubalta11:
Pindolol
ldentifikasi
A. Lakukan Kromatografi /apis tipis seperti yang Peruba!tan:
tertera pada Kromatografi <931 >.
Baku pembanding Pindolol BPFI; lab1kan
Prosedur •Pase gerak Buat campuran larutan
pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam sebelum
arnonium asetat P (4 dalam 100) - n-larutan
digunakan. •"Simpan dalam wadah tertutup rapat dan '
amonium hidroksida P (30:10:6) yang dibuat segar,,
terlindung dari cahaya.,
Penjerap Silika gel setebal 0,25 mm
Penampak bercak Buat larutan ninhidrin P dalam Perubaltan:
bu/anal P (I dalam 100) Idcnti!ikasi
Larutan ba/...-u Timbang saksama sejumla'.·:
C. •\Vaktu retensi puncak utama kromatogran1
Paromomisin Su/fat BPFI, larutkan dan encerkan
Larutan uji sesuai dengan LanJtan ba/.."U seperti yang
dengan air hingga kadar •Io. mg per ml
diperoleh pada Penetapan kadar.,
Lani!an uji · Timbang saksama sejumlah zat,
larutkan dan encerkan dengan air hingga kadar
lli/angka1t .IJerSJ1arata11:
• IO.mg per ml.
•Cemaran senya,va organik mudah n1engu3p
Totolkan secara terpisah masing-masing •25µ1.
<471> Metode V Memenuhi syarat.
Larwan uji dan larutan ba/(U pada lempeng
Pe/01111 Gunakan dime/ii sulfoksida P.,
kromatografi. Masukkan lempeng ke dalam bejana
kron1atografi yang berisi Fase gerak biarkan Fase
gerak n1erambat lebih kurang tiga perempat tinggi
PIPERAZIN
lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat dan
Piperazine
biarkan di udara selama I 0 menit hingga kering.
Panaskan lempeng pada suhu l 05°· selama I jam
diamkan sampai dingin dan semprot dengan Tanrbaha1t perSJ'aratan:
penampak bercak. Panaskan lempeng pada suhu 105° •Baku pembanding Piperazin BPFI..
selama 5 menit: bercak paromomisin berwama
merah, harga Rf bercak utama yang diperoleh dari Perubahan:
Larutan uji sesuai dengan yang diperoleh dari ldentifikasi
Lani/an baku. A •Spektrum scrapan inframerah zat yang
didispersikan dalam minyak mineral P, menunjukkan
2037 Peiperazin Sitrat I Monografi Supleinen III Farmakope Indonesia IV

maksimum hanya pada bilangan geloi::iga.pg,, yang· dan amati lempeng: bercak sekunder dari Larutan uji
sama seperti pada Piperazin BPFJ. · • · · I tid~'lebih intensif dari bercak utama Larutan baku
B Bercak utama Larutan uji 2 yang· diperoleh pada 2 (0,25%). Semprot Jemp_eng dengaI1_igdum 0,1 N LP,
Kemurnian kromatografi diamati setelah biarkan selama 10 menit, amati lempeng: bercak
menyemprotkan dengan larutan ninhidrin LP, yang sesuai dengan trieti/endiamina P dari Larutan
mempunyai harga Rfi warna dan ukuran yang sama uji 1 tidak lehih intensif dari befcak utama Larutan
seperti yang diperoleh dari Larutan baku 1.• baku 3 (0,25%). Penetapan tidak absah, kecuali jika
kromatogram yang diperoleh dari Larutan resolusi
llilangkan persyaratan: menunjukkan bercak trietilendiamina P yang terpisah
•Amina primer. dan Amonia -Setara. dengan lebih denganjelas dari bercak utama. Abaikanhercak lain.•
kurang 0,7%; lakukan penetapan sebagai berikut:
Larutkan 500 mg dalam 10 ml air, tambahkan 1 ml
natrium hidroksida 2.5 N, 1 ml aseton P dan l ml •PIPERAZIN SITRAT
natrium nitroferisianida LP. Campur dan biarkan Piperazine Citrate
•e!a:ma 10 menit lepat. Ulnlf serapan larutan pada 520
nm dan 600 nm menggunakas: sejumlah pereaksi Tambahan persyaralan:
blangko, dengan mengganli natrium hidroksida 2,5 N •Baku pembanding Piperazin sitrat BPFJ.•
dengan air. Perbandingan serapan pada panjang
gelombang 600 nm dan 250 nm lidak-lebih dari Perubahan:
0,50 .• Idcntifikasi
A. •Spektrum serapan inframerah zat yang
Tambahan persyaratan: didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
•Kemurnian kromalografi Lakukan penetapan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang
dengan cara Kromatografi lapis tipis seperti ·yang sama seperti pada Piperazin Sitrat BPFI.•
tertera pada Kromatografi <931>. B. •Bercak utama larutan uji 2 yang. diperoleh
Fase gerak Buat campuran aseton P - amoniu1n pada Kemurnian kromatografi diamati setelah
hidroksida 13;5 N (80:20), yang dibual segar. menyemprotkan dengan /arutan ninhidrin LP,
Penjerap Campurari silika gel P selebal 0,25 mm. mempunyai harga Rfi wama dan intensitas yang sama
' Pe/arul Bual campuran amonium hidroksida 13,5 seperti yang diperoleh dari larutan baku I .•
N - etanol mut/ak P (3:2). C. Menunjukkan reaksi sitrat scperti·yang tertera
Larutan baku 1 Bual larutan Piperazin BPFJ dalam pada Uji Identifikasi Umum 5£91 >.
Pelarut dengan kadar lebih kurang 10 mg per ml.
Larutan baku 2 Bual larutan eti/endiamina P Hilangkan persyaratan:
dalam Pe/arut dengan kadar lebih kurang 0,25 mg •Amina primer dan Amonia Setara dengan lebih
perm!. kurang 0,7%; lakukan penetapan sebagai berikut: .
Larutan baku 3 Bual larulan trieti/endiamina P Larutkan 500 mg dalam 10 ml air, tambahkan 1 ml
dalam Pe/arut dengan kadar lebih kurang 0,25 mi; natrium hidroksida 2,5 N. 1 ml aseton P dan I ml
perm!. natrium nitroferisianida LP. Campur dan biarkan
Larutan resolusi Buat larutan trieti/endiamina P selama 10 menit tepat. Ukur serapan larutan pada 520
da!) Piperazin BPF1 dalam Pe/arut dengan kadar nm dan 600 nm menggunakan sejumlah pereaksi
berturul-turut lebih kurang 0,25 mg per ml dan 10 mg blangko, dengan mengganti natrium hidroksida 2,5 N
perm!. d~ngan air. Perbandingan sorapan pada panjang
Larutan uji I Buat larutan zat dalam Pe/arut gelombang 600 nm dan 250 nm tidak lebih dari
dengan kadar lebih kurang I 00 mg per ml. 0,50 .•
Larutan uji 2 Buat campuran I ml Larutan uji J
dan 9 ml Pelarut. Tambahan persyaratan:
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing •Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan
5 µl Larutan baku I, Larutan bal.-71 2, Larutan baku dengan cara Kromatografi lapis tipis seperti yang
3, Larutan resolusi, Larutan uji I, dan Larutan uji 2 tertera pada Kromatografi <931>.
,-.ada lempeng kromatografi. Masukkan lempeng ke Fase gerak Buat campuran aseton P - amonium
<lalam bejana kromalografi yang lelah dijenuhkan hidroksida P 13,5 N (80:20), yang dibuat segar.
<lengan Fase gerak dan biarkan Fase gerak merarnbat Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,25 mm.
l1ingga lebih kurang liga per empat linggi lempeng. Penampak bercak 1 Bual larutan ninhidrin P 0,3
Angkal lempeng, tandai batas rambat, dan keringkan % dalam campuran n-butano/ P - asam asetat g/asial
l•nda suhu 105°. Semprot lempeng dengan larutan p (100:3)
11/tzhidrin P 0,3% dalam campuran n-butanol P - Penampak bercak 2 Buat l::rutan ninhUirin P
"ll'nm asetat glasial p (I 00:3). Semprot ulang _dengan • 0,15% dalam etanol mutlakP
l•111tan ninhidrin P 0,15%. dalam. elano/ mut/alc P, Penampak bercak 3 Gunakan iodium 0,1 N LP
karinglcan lempeng pada·suhu 105° selama 10 menit,
Suplemen III Fannakope Indonesia IV Monografi I Polimiksin B Sulfat 2038

Peiarut Buat campuran amonium hidroksida lJj' · Fase gef~k Buat ~ampuran natrium fosfal tribasa
N - etanol mutlak P (3:2). O, l M - asetonitri/ P (77 :23), atur pH hingga 3,0
Larutan baku 1 Buat larutan Piperazin Sitra/ dengan penambahan asam fosfal P. ~aring dan
BPFI dalam Pe/arul dengan kadar lebih kurang 10 awaudarakan .. Jika perlu lakukan penyesuian menurut
mg perm!. Kesesuaian s.istem seperti yang tertera pada
Larutan bak-u 2 Buat larutan etilendiamina P Kromalngrafi <931>.
dalam Pelarut dengan kadar lebih kurang 0,25 mg Larutan baku Bua! larutan Po/imiksin B Su/fat
perm!. BPFl·dalam Fase gerak dengan kadar lebih kurang
Larutan bak-u 3 Buat larutan trietilendiamina P 3,5 mg per ml. Lindungi larutan dari cahaya..
dalam Pelarut dengan kadar lebih kurang 0,25 mg Larutan uji Buat larutan zat dalam Fase gerak
per ml. · dengan kadar lebih kurang 3,5 mg per ml. Lindungi
Larutan uji J Buat larutan dalam Pelarut yang larutan dari· cahaya.
·-
mengandung zat dengan kadar lebih kurang I 00 mg Sis/em kromatografi Lakukan seperti yang tertera
per ml. pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kine.rja
Larutan uji 2 Buat campuran I ml Larutan uji 1 tinggi dilengkapi dengan detektor 212 nm dan kolom
dan 9 ml Pe/arut. 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi LI dengan
Larutan resolusi Buat larutan trietilendiamina P ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang I ml per
dan zat dalam Pe/arut dengan kadar masing-masing men it.
lebih kurang 0,25-mg per ml dan I 0 mg per ml. Prosedur Sunti_kkan . sccara terpi®h sejumlah
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing volume sama (lebih kurang I 0 µI) Larutan baku dan
5 µI Larutan baku 1, Larutan ba!.-u 2, Larutan baku. Larutan uji kc dala1n kromatograf, rekam
3, Lan1tan resolusi , Larutan uji I dan Larutan uji 2 kromatogran1. K.ron1atogram Larntan uji sesuai
pada lempeng kromatografi. Masukkan lempeng ke dengan Larutan baku, menunjukkan respons puncak
dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan utama sesuai dengan polimiksin B 1 dan waktu retensi
dengan Fase gerak dan biarkan Fase gerak merambat relatif puncak polimiksin B2 dan polimiksin B3
hingga lehih kurang tiga per ernpat tinggi lernpeng. berturut-turut Jcbih kurang 0,5 dan 0,6.,
Angkat lempeng, tandai batas rambat, dan keringkan
pada suhu 105°. Semprot lempeng penampak bercak 1lila11gka11 persyaratan:
1. Semprot ulang dengan penampak bercak 2, •Sisa pemijaran <301> Tidak lebih -J':lri 5,0o/o;
keringkan lempeng pada suhu l 05° selama I 0 menit, lakukan penetapan dengan membasahkan sisa
dan amati lempeng: bercak sekunder dari Larutan uji pengarangan dengan 2 ml asam nilral P dan 5 tetes
1 tidak lebih intensif dari bercak utama Larutan baku asam sulfat P.,
2 (0,25%). Semprot lempeng dengan penampak
bercak 3, biarkan selama I 0 menit, amati lempeng: Tambaltkan persyaratan:
bercak yang bersesuaian dengan trietilendiamina P •Fenilalanin Antara 9% dan.12%, cjibitung terbadap
' '
dari Larutan uji 1 tidak lebih ·intensif dari bercak zat yang telah dikeringkan. Timbang saksama lebih
utama Larutan baku 3 (0,25%). Penetapan tidak kurang 0,375 g zat, masukkan ke dalam labu tentukur
absah, kecuali jika kromatoerarn yang diperoleh dari 100-ml, larutkan dan encerkan dengan asam klorida
Larulan resolusi menunjukkan bercak O, l N sampai tanda. Ukur serapan larutan pada
trietilendiamina P yang terpisah :lengan jelas dari panjang gelombang serapan maksimum lcbih kurang
bercak utaina. Abaikan bercak lain., 264 nm, 258 nm dan 252 nm dan serapan pada 280
nm dun 300 nm. Hitung persentase fenilalanin dalam
zat dengan rumus:
POLIMIKSIN B SULFAT c.

Polymyxin B Sulfate

Perubahan:
Baku pcmbanding Polimiksin B Su/fat BPFJ; W adalah bobot dalam g polimiksin B sulfat; A258 ,
Lakukan pengeringan dalam hampa udara pada A1s2. A164· A2s.o, A3oo berturur-turut adalah serapan
. tekanan tidak lebih dari 5 mmHg, pada suhu 60° larutan pada panjang iielombang 258, 252, 264, 280,
selama 3 jam sebelum digunakan. •Simpan dalam dan 300 nm.,
w'dah tertutup rapat, terlindung dari cahaya dan di
tempat dingin.. •. Tambalzan persyaratan:
•Syarat lain Jika digunakan untuk pembuatan
Perubahan: campuran dalem resep, harus memenuhi syarat Sisa
Identifikasi pemijaran <30 I> seperti yang tertcra pada Po/imiksin
A. •Lakukan Kromatografi cair kinerja tinggi , B untuk Injeksi. Jika pada etiket dinyatakan steril,
seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. harus memenuhi syarat Uji sterilttas <71>, dan jika
dinyatakan untuk sediaan injeksi, barus inemenuhi
2039 Polomiksin B untuk lnjeksi /Moilografi Suplemen III Farmakope Indonesia JV

syarat Pirogen seperti yang tertera pada Poli'!!,ff)f !n B sediaan <911> dan Penandaan seperti yang tertera
.
untuk Jnjeksi. Jika dinyatakan polimiksin · B sulfat pada In}ecliones.
harus diproses iebih lanjut untuk pembuatan sediaan
injeksi, harus memenuhi syarat Pirogen <231> Penetapan kadar
seperti yang tertera pada Polimiksin B untuklnjeksi., Larutan uji 1 (wadah dosis tunggal) K 0nstitusikan
zat dengan sejumlah air sesuai dengan volume pelarut
Tantbahan persyaratan: yang tertera pada etiket. Ambit semua isi yang dapat
'Penandaan Jika digunakan untuk pembuatan diambil, menggunakan jarum hipodermik dan siring
campuran dalam resep, pada etiket dinyatakan angka yang sesuai, encerkan dengan Dapar no 6 hingga
unit Polimiksin B per mg, dinyatakan tidak untuk kadar unit Polimiksin B per ml yang diinginkan.
penggunaan produksi, tidak untuk sediaan steril dan . Larutan uji 2 (etiket menunj ukkan polimiksin B
potensinya tidak bisa dijamin bila lebih dari 60 hari diberikan dalam sejumlah volume larutan
setelah dibuk~. Jika digunakan untuk pembuatan terkonstitusi). Konstitusikan satu wadah polimiksm B
injeksi atau sediaan steril lain, pada etiket dinyatakan untuk injeksi dengan seju111lah air scsuai dengan
steril, atau harus diproses lebih lanjut untuk volume pelarut yang tertera pada etiket. Pipe!
pembuatan sediaan injeksi .• scjumlah ;:olume larutan dan cnccrkau dengan Dapar
no 6 hingga kadar unit Poli1niksin B per 1nl y~ng
diinginkan.
Tambaltan monografi:. Prosedur Lakukan sepe1ii yang tertera pada
POLIMIKSIN B .UNTUK I:\JEKSI Pe11etapa11 potensi ontibiotik Secora rni/...robiologi
Polymyxin B for Injection <131>, n1cnggunakan seju1nlah volun1e Larutan uji
yang diukur saksan1a dan diencerkan secara
Polimiksin B untuk Injeksi mengandung Polimiksin kuantitatif dcngan Dapar no 6 hingga dipcrolch
B Sulfat setara dengan Polimiksin B tidak kurang enceran larutan uji dcngan kadar yang setara dengan
dari 90,0% dan tidak lebih dari 120,0% dari jumlah nilai tcngah Larntan baku.
yang tertera pada etiket.
\\'adah dan pcnyitnpanan Si111pan dalan1 \Vadah
Baku pernbanding Po/imiksin B Su/fat BPFI: padatan stcril seperti yang tc1tera pada !11jectiones,
Lakukan pengeringan dalam hampa udara pada terlinO..ing dari cahaya.
tekanan tidak lebih dari 5 mmHg, pada suhu 60°
selama 3 jam sebelum digunakan. Simpan dalam Pcnan<laan Pada etiket harus dinyatakan pemberian
wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya dan di secara intramuskular dan/atau intratekal. Hanya
tempat dingin. dibcrikan pada pasicn yang dirawat di run1ah sakit,
dan di ba,vah penga,vasan dokter.
ld"nnfikasi Secara Kromatografi Lapis Tipis
<281> Memenuhi syarat.
Tambaha11111011ografi
Larutan terkonstitusi Memenuhi syarat larutan PRAVASTATIN NATRIUM
terkonstitusi seperti yang tertera pada Injectiones Pravastatin Sodium
pada s~at akan digunakan.

Pirogen <231> Memenuhi syarat, lakukan


penyuntikkan 1,0 ml per kg bobot kelinci,
menggunakan larutan polimiksin B 20.000 unit per
Oyt,CH,
HO ....o 0
ml dalam salin bebas pirogen . OH

ONo
Stcrilitas <71> Memenuhi syarat, jika diuji seperti
yang tertera pada Penyaringan n1e1nbran dalam Uji
sterilitas dari produk yang diuji.
.\'atrium (+)-(pR, oR), IS, 2S, 6S, BS, BaR)·
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti 1,2, 6, 7, 8. 8a-heksahidro-p,o, 6, 8-tetrahidroksi-2-
yang tertera pada Jnjeksi volume kecil. metil· J. naftalenheptanoat, 8-[(2S )-(2-metilbutirat)]
[81131-70-6].
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 100 C,,H35NaO, BM 446,51
bpj. Pravastatin natrium merigandung tidak kurang dari
97,5% dan tidak lebih dari 102,0% C23 H35Na0 7
Syarat lain Memenuhi syaratpH <1071> dan Susut • dihitung terhadap zat anhidrat dan bebas pelarut.
pengerlngan <1121> seperti yang tertera pada
Po/im/ksin B Su/fat. Memenuhi syarat Keseragaman

-
Supleme'n III Fannakope Indonesia IV Monografi I Pravastatin Natrium 2040

Baku pembanding Pravastatin 1,1,3,3-Tetra-.···~-- '


b!angki:i'' dan "fekam respons puncak seperti yang
meti/butilamin BPFI, Pravastatin Natrium BPFI, tertera pada Prosedur: tidak ada respons puncak.
Senyawa Sejenis A Pravastatin BPFI. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih l.."Urang 1 ml) Larutan baku dan
ldentifikasi Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
A. Spektrum serapan inframerah zat yang kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan persentase (bib) etanol dalam zat dengan ruinus:
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang
sama seperti Pravaslatin natrium BPFI.
B._Menunjukkan reaksi Natrium seperti yang
terterapada (iji ldentifikasi Umum <291>. · \,w
)(v)(
10 JWA
5
1
u
rs-ru
J
pH <'1071> Antara 7,2 dan 9,0 lakukan penetapan WA adalah bobot dalam g etanol yang ditambahkan kc
·-
menggunakan larutan ( 1 dalam 20). dalam Larutan balm; W adalah bobot dalam g
pravastatin natriu1n yang digunakan untuk membuat
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 4,0%. Larutan uji ; V adalah volun1e dalam ml Lan1tan uji;
5 adalah volume dalarn ml La111tan uji yang dipipet;
Logam bcrat <371> Metode Ill Tidak lebih dari 20 ru dan rs berturut-tun1t adalah respons p~ncak etanol
bpj. dari-Lan1tan uji dan Larutan b?1ku.

Etanul Tidak lebih dari 3,oo/, Uika ada). Lakukan Ken1urnian krornatografi l\1asing-rnasing ccn1aran
penetapan dengan cara Kro111atografi gas scperti dan total cemaran tidak lcbih 'dari batas yang tct1L"T:!
yang tertera pada Kromatografi <93 l>. pada Tabel. Lakukan pcnclapan dcngan cara
Larutan baku Pipet 2 ml etanol n1utlak P kc dalarn Kron1atografi cair kine1ja tinggi seperti yang tcrtcra
labu teutukur~ I 00 ml, encerkan dengan air sampai pada Kro111atografi <931 >. [Catalan larutan baI:u
tanda, campur. Pi pet l 0 ml larutan ke dalam la bu dan Larutan uji dipertalzankan pada suhu 15° sanlfJai
tentukur-100. ml, enccrkan dengan air sarr.pai tanda. ivaktu pen;1untikan.)
Pipet 1 ml ke dalam vial yang dilengkapi tutup Pen(1cncer Buat can1puran n1('funo! P - air (1: 1).
septum dan penutup aluminium. Hi{'ung jumlah Dap~r pH 7,0 Buat lamtan asam fosfat P 0,08 ~L
etaool WA, yang ditambahkan dalam g. Bobot jenis atur pl-I hingga 7,0 dengan penan1bahan trictilarnin P,
dari etano/ mut/ak P adalah 0,79 g per ml. can1pur.
Tambahkan 5 ml Lanllan uji ke dalam vial yang Larutan A Buat campuran air- Dapar plf 7,0-
sama, tutup rapat vial, campur. Panaskan vial pada asetonitril P (52:30: 18), saring dan a\vaudarakan.
suhu 80° selama 60 menit. Larulan B Buat campuran asetonitril P- Dapar pH
Larutan blangko Pipet 6 ml air ke 'dalam vial yang 7,0- air (60:30:10) saring dan awaudarakan.
dilengkapi tutup septum dan penutup aluminium Fase gerak Buat variasi campuran Lanlfan A dan
tutup rapat vial. Panaskan vial pada suhu 80° selama Larutan B seperti yang tertera pada Sistem
60 menit. kromatografi. Jika perlu lakukan penyesuaian
Larutan uji Timbang saksama !ebih kurang 0,2 g menurut Kesesuaian sis/em seperti yang te:tera pada
zat masukkan ke dalam labu tentukur 20-ml, larutkan Kromatografi <93 l>. ·
dan encerk8.n dengan air sampai tanda. Pipet 5 ml Larutan baku Timbang saksama Pravastatin
larutan ke dalam vial yang dilengkapi lutup septum I, J,3,3-tetrameti/butilamin BPFI, larutkan dan
penulup aluminium tambahkan l ml air, tutup rapat encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap
vial, dan campur. Panaskan vial pada suhu 80'J dengan Pengencer hingga kadar lebih kurang l,25 µg
selama 60 menit. per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera Laro/an kesesuaian sistenz Tiinbang saksama
pada Kromatografi <931>. Kromatograf gas sejumlah Pravastatin 1, 1,3,3-tetrnmetilbuti/amin
dilcngkapi dengan 'head space' dan detektor ionisasi BPFI dan Senyawa sejei1is A Prams/a/in BPFI,
nya\a dan kolom kapiler leburan silika 0,53 mm x 30 larutkan dalam Pengencer hingga kadar berturut-turut
111 berisi bahan pengisi 043 dengan tel:ial lapisan 3 lebih lrnrang 0,6 mg dan 0,001 mg per ml [Catatan
µm. Gas pembawa adalah helium P, dengan · Senya\110 sejenis A Pravastatin BPFI adalah gararn
perbandingan split l : 5 dan kecepatan linear aliran natriun1 dari asam 3a-hidroksiisoko1npa/..1in).
gas lebih kurang 35 cm per detik. Pertahankan suhu Larutan uji Timbang saksama 50 mg zat,
kolom pada 40° selama 20 menit, kemudian naikkan masukkan ke dalam labu terukur 100-ml, larutkan
10°. per men it sampai 240°, dan pertahankan 240° dan encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
selama 20 menit. Pertahankan suhu "transfer line' Sistem kromatografi La~"Ukan seperti yang tertera
pada 85°, suhu injektor pada 140° dan de!el..-tor pada ' pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
250°. Lakukan kromatografi terhadap Larutan tinggi dilengkapi dengan detektor UV 238 nm dan
kolom 4,6 mm x 7,5 cm berisi bahan pengisi LI
. 2041 i'ravastatin Natrium I Monografi Suplemen III F armakope Indonesia IV

dengan ukuranpartikel 3,5 µm atau kolom 4,9.,mm.x, Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
10 cm berisi bahan pengisi LI dengan ukur.ih partikel Kromlitografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
3 µm. Laju alir lebih kurang 1 ml. per menit. padaKromatografi <931>. .
Kromatograf diprogram sebagai berikut: Larutan A Buat larutan asam fosfat P 0,08 M, atur
pH hingga 5,0 dengan penambahan larutan natriu;,,
Waktu ...1..arutan A Larutan B Eluasi hidroksida LP 25%, saring dan awaudarakan ..
(mcnit) (%) (%) Larutan B Gunakan Asetonitri/ P, awaudarakan
0-3,0 100 0 isokratik Fase gerak Buat·variasi campuran Larutan A dan
3,0-26,5 100-0 0-100 gradien linear Larutan B seperti yang tertera pada Sistem
26,5-26,~ 0-100 100-0 gradien linear kromatografi. Jika perlu lakukan penyesuaian
26,6-30,0 100 0 kesetimbangan menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian Larutan baku Timbang saksama scjumlah •-:
sist<m dan reklun respons puncak seperti yang tertera Pravastati11 J,J,3,3-Tetrameti/butilamin BPFI,
pada Prosedur. Waktu retensi relatif prav.statin <lan . la1utkan dan encerkan secara k.-uantitatif dan jika
senyawa sejenis A pravastatin berturut-turut lebih perlu bertahap dengan metanol P, hingga kadar lebih
kurang 1,0 dan 1,1; resolusi, R, antara puncak kurang 0,25 mg per ml.
pravastatin dan senya,va sejeois A pravastatin tidak Larotan kesesuaian sisten1 Tin1bang saksa1na
kurang dari 2,0. Lal-ukan kromatografi terhadap sejumlah Pravastatin l, l,3,3-te,trarnetilbutilarnin
Larutan bale• dan rekam respons puncak seperti yang BPF! dan .Senyawa sejenis A P~avastatin BPF!,
tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada larutkan dalam metano/ P hingga kadar bcrturut-turut
penyuntikan ulang tidak lebih dari I 0,0%. lcbih kurang 0,25 mg dan 0,00 I mg per mL
Prosedur Suntikk.an secara terpisah sejumlah Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg
volume sama (lebih kurang 10 µl) larutan baku dan zat, masukkan ke dalam labu tcntukur JOO-ml,
larutan uji ke dalam kromatograf, rekam larutkan dan encerkan dengan 1netanol P sampai
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung tanda.
persentase masing-masing cemaran dalam zat dengan Sistem J..-roniatografi Lakukan sepcrti yang tertera
rumus: pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
« tinggi dilengkapi dengan dctcklor 238 nm dan kolom
4,0 mm x 10 cm berisi bahan pcngisi LI dengan
l00,-( 446,5 lx!'.:_x r, ) ul-uran partikel 3 µm. Laju alir lcbih kurang I ml per
vl553,78 W rs menit Kromatograf diprogram sebagai berikut:

Waktu La.rut.an A Larutan B Eluasi


C adalah kadar pravastatinl,2,3,3-tetrametilbutilamin (menit) (%) {%)
dalam mg per ml Larutan baku; 446,51 dan 553,78 0-7,0 80-t72 20-28 gradicn linear
berturut-turut adalah bobot molekul pravastatin 7,0-10,0 72-t50 28-50 gradien linear
natrium dan pravastatin 1,1,3,3-tetrametilbutilamin; V t0,0-17,0 50 50 isokratik
17,0-17,t so-so so-20 gradien linear
adalah volume dalam ml Larutan uji; Wadalah bobot 17,1-200 80 20 kesetimbangan
dalam mg pravastatin natrium untuk membuat
Larutan uji; r, adalah respon puncak masing-masing Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian
cemaran dari Larotan uji dan rs adalah respon puncak sistem dan rekam respons puncak seperti yang tertera
pravastatin dari Larutan baku. pada Prosedur: Waktu retensi relatif pravastatin dan
scnyawa sejenis A pravastatin berturut-turut lebih
Tabel
Nama ccmaran
kur:ing 1,0 dan 1,2; resolusi, ii., antara puncak
\Vaktu Batas
retensi (%) pravastatin dan senya\va se_ienis A pravastatin tidak
relatif kurang dari 1,2 dan simpangan baku relatif untuk
3"-Hidroksipravastatin 0,33 0,2 respons puncak pravastatin pada penyuntikan u!ang
6'-Epipravastatin 0,92 0,3 tidak lebih dari 2,0%.
3 o.-Hidroksiisokompaktin 1 1,1 0,2
l'emtiran. Pentanoi\ 2 1,2 0,2 Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Pravastatin lakton 1,8 0,2 volume sama (lebih kurang 10 µl) Larutan bal.ii dan
Kompaktin 3,1 0,2 larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
Cemaran lain 0, l
Total cemaran - 0,6
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
1Natrium(3R,5R}-3,5-0ihidro ksi-7-[(I 5,25,35,85, SaR}-3-hiclroksi- jumlah dalam mg, pravastatin natrium, C.,3H35Na0 7
2-mcti~S-[[ (2S)-2-metilbutanoi l]oksi]-1,2,3,7,8,Sa- dalam zat yang digunakan dengan rumus:
bcksahidronaftalcn- l -il]heptanoat(sen)'2Wa sejenis A pravastatin)
'Asarn(3 R,5R}-3,5-0ihidroksi-7-[( I 5,25,3 5,8S,8aR)-3-bidroksi-2-
rnctil-8-[[(25)-2-mctitbutinoit]oksi]- l ,2,3,7,8,8a-
heksahidronaftalen-1-il}heptanoat vrf 446,5lxru)
"'lss3,78 rs
SuplemeD. III ·Farmakope Indonesia IV Monograji I Tablet Pravastatin Natrium 2042

V adalah volume dalam ml Larutan uji; C adalah Kcseragaman.sediaan <911> Memenuhi syarat.
kadar Pravastatin l,l,3,3-tetrametilbuti!amin dalam
mg per ml Larutan baku; 446,51 dan 553, 78 berturut- Se_nyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara
turut adalah bobot molekul pravastatin natrium dan Kromatografi cair kine1ja tinggi seperti yang tertera
pravastatin l,l,3,3-tetrametilbutilamin; ru clan rs padaKromatograji <93 !>.
berturut-turut adalah respons puncak pravastatin dari Fase gerak dan Sistem kromatografi Lakukan
• Larutan uji dan Larutan baku . seperti yang.tertera pada Penetapan kadar.
Larutan uji Lakukan seperti yang tertera pada
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Penetapan kadar {Catalan Gunakan /arutan da/am
rapat, simpan ~eperti petunju~ pada etiket Jika waktu 24 jam setelah pembuatan].
didukung oleh data pendukung stabilitas dapat Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih
disimpan di bawah nitrogen pada tempat dingin. kurang 20 µ!) Larutan uji ke dalam kromatograf,
Simpan pada suhu ruang. rekam kromatogram d<>agan waktu reten•i 4 kali
puncak pravastatin. ldentifikasi semua cemaran yang
tertera pada Tabe/ dan ukur respons punc3k. Hitung
Tambahan monografi persentase masing-masing cemaran dalam tablet,
TABLET PRAVAST ATIN NATRIUM dengan rumus:
Pravastatin Sodium Tablets

Tablet Pravastatin Natrium mengandung Pravastatin


Natrium, C23 H35NaO,, tidak kurang dari 90,0% dan
tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada
etiket. r,- adalah resPons puncak 1nasing-masing cemaran dan
r, adalah jumlah seluruh respons puncak dari Larutan
Baku pembanding Pravastalin nalrium BPFJ, uji. Abaikan respons puncak pada \Vak."tu retensi
Senymva sejenis B Pravastatin BPFI, Pravastatin relatif lebih kucang 0,7 dan 0,03; dan cemaran lebih
1,1,3,3-Tetra-meti/butilami!l BPFI. kecil dari 0,05%.

ldentifikasi • Tabet
A. Waktu retensi puncak utama kromatogram Nama \Vaktu Batas
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang retensi (o/o}
relatif
dipero!eh pada Penetapan Kadar. Cerna.ran oksidasi 1 0,5
B. Timbang sejumlah serbuk tablet setara dengan Pravastatin natrium 1,0
lebih kurang 10 mg pravastatin natrium dan.ekstraksi Ccmaran spesifik lain I 1,6 0,2
dengan ait. Ukur serapan ekstrak dengan kadar lebih Cemaran spesifik lain 2 1,8 2
Pravastatin lakton 2,1 '2
kurang I 0 µg per ml pad~ panjang gelombang antara Cerna.ran spesifik lain 3 2,8 0,2
220 dan 340 run. Spektrum serapan menunjukan Ccrnaran spesifik lain 4 3,2 0,2
maksimum pada panjang gelombang yang sarna Cemaran spesifik lain 5 3,8 0.2
dengan Iarutan Pravastatin Natrium BPFI. Cemaran tidak spesifik 0.2
Total cemaran 3·
1
Natrium(3R,5R)-3,5-dihidn. ~si-7-[( IS,2S)-6-hidroksi-2-metil-1,2-
Disolusi <'1231> dih idronaftalen-1-i I]heptanoa t.
Media disolusi : 900 ml air
A/at tipe 2 : 50 rpm Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Waktu: 30 menit Kromctografi cair kinerja tinggi seperti_ yang tertera
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 23H 35Na0 7 pada Kromatograji <931> [Catalan Lani:an baku,
yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat larutan Larutan uji persediaan, dan Larutan uji dapat
disolusi , jika periu encerkan dengan Media diso/usi disimpan pada suhu ruang se/ama 7 hari].
dan larutan baku Pravastatin 1,1,3.3- Fase gerak Buat campuran metanol P-air-asam
Tetrametilbutilamin BPFI dalarn media yang sarna asetat glasiul P-trietilamin P (500:500:1:1). Saring
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih dan awaudarakan. Jika perlu !akukan penyesuaian
k"UJ"ang 238 nm. [Catalan Untuk menyatakan kadar menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada
larotan ba/..1.1 sebagai pravastatin natrium, gunakan Kromatografi <931 >.
faktor konversi (446,511553,78); 446,51 dan 553,78 Pengencer 1 Timbang 16,4 g natrium asetat
adalah bobot" molekul dari provastatin natrium dan. anhidrat P masukkan ke dalam labu tentukur 2000-
pravastatin 1. 1,3, 3-Tetra-metilbutilamin]. ml. Tarnb.ihkan 1600 ml air, atur pH hlngga 5,6
To/eransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak dengan penambahan asam asetat glasia/ P, encerkan
h-urang dari 80% (Q) C2iH35Na07 dari jumlah yang dengan air sarnpai tanda, campur.
tertera pada etiket. Pengencer 2 Buat carnpuran dari Larutan 1-
metanol P (80:20).
~II Nfonograji Suplemen III F armakope Indonesia IV

~ Timbang . saksa'?a . , ~ej~.lll\ah,


.-,1,.1,3,3-Tetrametilbutilamin BPFI
,.,.. °' (446,5l)(CVD)(ru
553,78 NL rs
)ioo
I if•ram labu tentukur yang sesuai,
i.ilflf!!lj;Pengencer J, sonikasi, hingga kadar
•lll!i!!llt mg per ml. Pipet 5 ml larutan ke 446,51 dan 553, 78 berturut-turut adalah bobot
nr. •tukur 25-ml, encerkan dengan molekul pravastatin natrium dan pravastatin 1,1,3,3-
'!WiiPai tanda. . tetrametilbutilamin; C adalah kadar pravastatm
W§!.fersediaan Masukkan ttdak kurang 1 1 3 3-tetrametilbutilamin dalam mg per ml
~· dalam labu tentukur yang sesua1 L~:.U;an balar V adalah volume dalam ml lanilan uji
·~. (N L x 2)-ml, N adalah jumlah persediaan; 'D. adala.h faktor pengenceran dari
Tjgfmasukkan, L jumlah dalam mg Larutan uji; N adalah jum !ah tablet yang d1gunakan
? · ium per tablet yang tertera pada untuk membuat Larutan uji persediaan; L adalah
~· dengan Pengencer 1 hingga lebih jumlah dalam mg pravastatin natrium per tablet, yang
, . _.. li.Ime labu. [Catalan Perlu mengisi tertera pada etiket; ru dan rs berturut- turut adalah
·-ltlltuk mempertahankan pH selama respons puncak pravastatin dari Laru_tari uji dan
gjj!tl.Ocok selama 1 jam dan sonikasi Larutan baku; JOO adalah faktor konvers1 persentase,
t§ ··zg rang dari 15 men it, kocok sccara
.j !'dl:ngan tangan hingga tablet hancur '''adah dan pcnyin1panan Simpan dalam \vadah
.SQfJ[ r J;an dingin dan encerkan dengan · tertutup rapat, terlindung dari lielembaban Jan
'ti~ a 1pai tanda. Se~trifus se~agian larutan . ;ahaya, pada suhu ruang tcrkcndali.
_j _sclama 15 men1t atau sar1ng .
..,r
_71pet 5 ml Larutan uji persediaan, dan
FT_ n Pengencer 2 hingga kadar lebih PRAZIKUANTEL
'ffi§li' g per ml berdasarkan jumlah yang Praziquantcl
#U 2 -. Jet.
5 7F uian sisten1 Timbang saksama lcbih Perubaltan:
*d"@~nymva Sejenis B Pravastatin BPFI, Baku pembanding i?razikuantel BPFI; iakukan
· n Zhlalam labu tentul..-ur. I 0-ml. Larutkan pengeringan daian1 ha111pa udara pada t~kanan tidak
~ 5- ::,~ngan metanol P satnpai tanda. Pipet Iebih dari 5 mmHg di atas josfor pentoksida f' pada
'Wm dan I ml Larutan baku kc dalam suhu 50° selama 2 jam sebelum digunakan. •Simpan
Cgfiiiii!t:ampur. [Catalan Senyawa sejenis B dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari

-=
' ,- ,. Toh 6'~epipravastatin natrium].
=- J" ztografi Lakukan seperti yang tertera
agnzji <931>. Kromatograf cair kinerja
"lifZj' pi dengan detel..-to\ 2,38nmdan.kolom
~nWg ~6· mm x 5 cin berisi. ba'.han i)engisi' LI
cahaya .• Senymva sejenis A Prazikuantel BPFJ,·
Iakukan pengeringan dalam hampa udara pada
tekanan tidak lebih dari 5 mml-Ig di atas fosfor
pentoksida p pada suhu 50° selama 2 jarri sebe!um
digunr..kan. •Simpan dalam \Vadah tertutup rapat dan
I ra rllltd capped' 3,9 mm x 7,5 cm berisi ter!·indung dari cahaya.. Senymva sejenis B
' « z z LI. Laju alir lebih kurang 1 ml per
Prazikuantel BPFl; lakukan pengeringan dalam
-... 'liiiian kromatografi terhadap Larutan hampa udara pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg
• - r:em dan rekam respons puncak seperti di atas fosfor pentoksida P pada suhu 50" selama 2
JlllJl1. •pada Prosedur: Waktu retensi relatif jam scbelum digunakan. •Simpan dalam wadah
. ..,,.._ sejenis B pravastatin dan pravastatin tertutup rapat dan terlindung dari cahaya,. Senyawa
._ ' 1-.Iebih kurang 0, 7 dan 1,0; resolusi, R, sejenis C Prazikuantel BPFI; lakukan pengeringan
....,.,pmit senyawa sejenis B pravastatin dan dalam hampa udara pada tekanan tidak !ebih dari 5
1 Ii+ tidak kurang dari 3,0. Lakukan mmHg di atas fas/or pentoksida P pada suhu 50°
...__ r g 5 terhadap Larutan baku dan rekam selama 2 jam sebelum digunakan. •Simpan dalam
.....,...,..- seperti yang tertera pada Prosedur: wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya,.
si J z Wu relatif pada penyuntikan ulang tidak
ld!ii~. Perubalran:
~ Suntikkan secara terpisah sejumlah
Jarak lcbur <1021> Antara 136° dan •142. 0 ,
vO"~.-(lebih kurang 20 µI) Larutan boku dan
Z,,,.. J#. ke dalam kromatograf, rekam
ho z •,
dan ukur respons puncak pravastatin.
PRAZOSIN HIDROKLORIDA
~-P •ase, pravastatin natrium, CiJH3sNa01
Prazosin Hydrochloride
datijomllilJllllg tertera pada etiket yang digunakan
denalmIUllllS:·
Perubahan:
C19H21NsO.. HCI BM •419, 86.
Suplemen III Farmakope Indonesia IV Monografi I Prazosin Hidroklorida 2044

Perubahan: si!ika gel GF254 masing-masing 10 µl dari 7 larutan


Prazosin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari yang· dilarutkan 'dalam campuran kloroform P-
•97,0%. dan tidak lebih dari •103,0%. me1ano/ P-dietilamina P (10:10:1) yang mengandung
C 19H21 N 50 .. HCl, dihitung terhadap zat (1)1,0% zat uji; (2) 0,002% zat uji; (3) 0,002% 2-
anhidrat. • [Perhatian Hati-hati jiingan terhirup K/oro-6, 7-dimetoksi-kuinazolin-4-ilamin BPFI; .. (4)
partikel prazosin hidroklorida dan hindari kontak · 0,002% 1-(2-Furoil)piperazin BPFI; (5) 0,002% l,4-
• langsung dengan bagian tubuh]• Di(2:furoi/)piperazin BPFI; (6) 0,002% 6, 7-
Dimetoksi-2-piperazin-J -ilkuina/in-4-ilamina BPFl
Perubahan: dan (7) 0,002% 2,2 '-Piperazin-1,4-diil-bis(6, 7-
Pcmerian •Serbuk wama putih sampai coklat muda., dimetoksikuinazo/in-i/amina) BPFI. Masukkan
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah
Peru bah an: dijenuhkan dengan fase gerak etil asetat P-
ldcntifikasi dietilamina P (95:5). Angkat lempeng, biaHtan kering
A. •Larutkan 20 mg zat dalam 20 ml metanol P, di udara. Amati di bawah cahaya ultraviolet. pada
uapkan hingga kering c!zngan bantuan . sedikit panjang gelombang 254 nm. Bcrcak yang diperoleh
pen1anasan. Keringkan residu dalam hampa udara dari larutan (l) sesuai dcngan yang diperoleh drn 2-
pada suhu 130° selama 3 jam. Spektrum serapan kloro-6, 7-dimctoksikuinazolin-4-ilamina; 1-(2-
inframerah rcsidu yang didispersikan dalam kalium furoil )p iperazin; l,4-di(2-furoil)piperazin; 6,7-
bromida P menunjukkan maksimum hanya pada dimetoksi-2-piperazin-l-i lku inazolin-4-ilamina dan
bilangan gelombang yang sama sepcrti pada Prazosin 2,2 '-Piperazin- l ,4-diil-bis(6,7 -dimetoksih.'lli'nazolin-
Hidroklorida Bl' Fl.• ilamina) dan intensitasnya tidak lebih h.'llat dari pada
B. •Absorbtivitas serapan ultra\'iolct larutan zat bcrcak larutan 3),4), 5), 6). dan 7) dan bercak lain
7µg per ml dalam asam klorida-metanol O,IJI N pada yang lcbih h'llat dari bercak yang dipcroleh dari
panjang gclombang antara 246 nm dan 329 nm, larutan 2).,
dihitung tcrhadap zat anhidrat, tidak bolch bcrbeda
lebih dari 4,0% .• Ta111baha111Jer."i_Varata11:
C. •Dual larutan uji dalam campuran kloroform 1'- •Cen1aran umun1 <481>
111etanol F'-dietila1nina P (10:10: 1) dengan kadar 5 Fase gerak Bual ca1npuran etil asetal P-
mg per ml, dan lakukan pcr1ctapan seperti yang dic1i/amina P ( 19: I).
tertcra pada Identifikasi Secara Kromatografi Lapis Penarnpak bercak Gunakan tcknik penampakan
Tipis <281>, menggunakan fase gerak yang terdiri bercak nomor I.
dari campuran etil asetat P-dietilamina P (19: 1)., Larutan baku Bual larutan baku dalam campuran
D. Larutan menunjukkan reaksi Klorida seperti kloroform P-metanol P-dielilamina P (I 0: I 0: I).
yang tertera pada Uji !dentifikasi Umw;1 <291>. Lanttan uji Buat larutan zat dalam campuran
kloro_(onn P-n1etanol P-dietila1nina P (I 0: 10: I) .•
Perubaltan:
Nike! Tidak lebih dari • 100. bpj. Perubahan:
Larutan baku •Timbang saksama Jebih kurang 100 Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari •0,4%,;
mg nikel, larutkan dalam 10 ml as am nitrat P dengan lakukan penetapan menggunakan 1 g zat.
bantuan pendidihan. Dinginkan, masukkan ke dalam
labu tentukur 1000-ml, encerkan dengan air sampai Perubahan:
tanda. Encerkan secara kuantitatif dan bertahap Air <1031> }fetode I Tidak lebih dari •2,0% untuk
dengan asam nitrat 0,2 N hingga kadar lebih kurang zat anhidrat; antara 8,0% dan 15,0% untuk zat
4,0 µg per ml., polihidrat..
Larutan uji Gunakan La111tan uji yang tertera pada
penetapan Besi. Perubahan:
Prosedur Ukur serapan larulati uji dan larutan Penetapan kadar •Lakukan penetapan dengan cara
baku pada panjang gelombang serapan maksimum Kroniatogrc~fi cair kinerja tinggi seperti yang tenera
\ebih kurang 232 nm menggunakan spektrofotometer pad a Kromawgrafi <931 >.
serapan aton1 •seperti yang tertcra pada
F~1se gerak Buat campuran n1etanol P-air-asan1
Spek10/01ometri don Hamburan Cal:aya <1191> yang aseta! glasial P (700:300: I 0). Tambahkan sejumlah
dilcngkapi dengan lampu 'Hollow cathode' Nike! dan dielilamina I' (lebih kurang 0,2 ml) hingga diperoleh
nyala udara-asetilen P ,: serapan Larutan uji tidak waktu retensi prazosin hidroklorida antara 6 dan 10
!ebih besar dari Larutan baku. menit. Saring dan awaudarakan. Jika perlu lah1kan
penyesuaian menurut Kesesuaian slstem seperti yang
Hilangka11 persyaratan: tertera pada Kromatografi <931>.
•Senyawa sejenis Lakukan Kromawgrafi lapis tipis •. Pengencer Buat campuran metano/ P-air (7:3).
seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan bah1 Timbang saksama lebih kurang 100
Totolkan secara terpisah pada lempeng kromatografi
mg Prazosir. Hidroklorida BPFI, masukkan ke dalam
2045 ·Prednison I Monografi. Sup/emen III Farmakope Indonesia 1V

labu tentuk:ur I 00-ml, larutkan dan encerkan dengan Hilangkan persyar"atan :


metanol P sampai tanda. Pipet sejumlah 'Volume · •Sustit pengerliigan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
larutan Qan encerkan dengan Pengencer secara akukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam .•
kuantitatifhingga kadar lebih kurang 30 µg per ml.
lArutan uji Timbang saksama lebih kurang I 00 mg Hilangkan persyaratan :
zat, masukkan ke dalam labu tentuk:ur I 00-ml, •Cemaran umum <481>
larutkan dan encerkan dengan metanol P sampai Larutan uji Gunakan pelarut metanol P sebagai
tanda. Pipe! 3 ml larutan ke dalam labu tentuk:ur 100- pelarut
ml, encerkan dengan Pengencer sampai tanda. lArutan baku Gunakan pelarut melanol P sebagai
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pelarut
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja Fase gerak Buat campuran toluena · P-aseton P-
tinggi dilengkapi dengan deteklor 254 nm dan kolom meti/ etil keton P-asam format P 50% (55:20:20:5)
4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L3. Laju alir dalam bejana yang tidak dijenuhkan. ,_
diatur hingga waktu relcnsi antara 6 .dan I 0 menit. Penampak bercak Gunakan Teknik penampakan
Lak:ukan kromatografi terhadap Larutan baku dan bercak nomor 5 • .
rekam respons puncak seperti yang tertera pa<la
Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan Ta111bahan persyarutan:
ulang tidak Jebih dari 2,0%. •Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran
Prosedur Suntikkan sccara terpisah sejumlah tidak lebih dari 1,5% dan total cemaran tidak lebih
volume sama (lebih kurang 5 µI) Lai-utan baku dan dari 2,0%. Lakukan penctapan dcngan cara
Larutan uji kc dala1n kromatograf, rekam Kromatografi· cair kinerja tinggi seperti yang tcrtera
kromatogram dan ukur rcspons puncak utama. Hitung pada Kromatografi <931 >.
jumlah dalam mg, prazosin hidroklorida, Fase gerak Buat campuran kloroforni P- metanol P
C 19H, 1Ns0 4.HC1, dalam zat yang digunakan dengan (98:2), sating dan awaudarakan. Jika per!u lakukan
rumus: penyesuaian mcnurut Kesesuaian sistem sepcrti yang
tcrtera pada Kromatografi <931 >.
Larutan uji Ti1nbang saksama lebih kurang 25 1ng
zat, masukkan ke dalam labu tentuk:ur 20-ml, larutkan
dan encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
" Sistem kromatografi LaJ...-ukan seperti yang tertera
C adalah kadai- Prazosin Hidroklorida BPFI dalam pada Kromatografi .<931>. Kromatograf cair kinerja
µg per ml lArutan baku; ru dan rs berturut-turut tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
adalah respons puncak larutan uji dan Larotan 6,0 mm x 4,0 cm berisi bahan pengisi L3. Laju alir
baku .• lebih k:urang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi
terhadap lArutan uji dan rekam respons puncak
Tambahan persyaratan: seperti yang tertera pada Prosedur: Efisiensi kolom
•Penandaan Pada etiket hams dicantumkan bentuk tidak kurang dari 2500 lempeng teoritis dan
anhidrat atau polihidrat .• simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih
k:urang 5 µl) lArutan uji ke dalam kromarograf,
PREDNISON
rekam kromatogram dan ukur respons puncak.
Prednisone
Hitung persentase masing-masing cemaran dalam zat
dengan rumus:
Perubahan:
Prednison mengandung •satu molek:ul air hidrat atau
anhidrat., mengandung tidak k:urang dari 97,0% dar.
tidak lebih dari 102,0% C21H200s, dihitung
terhadap zat yang tclah dikeringkan.
r; adalah respons puncak masing-masing cemaran dan
rs jumlah semua respon puncak .•
Perubahan:
llaku pembanding Prednison BPFI; •tidak boleh
Tambahan persyaratan:
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat..
•Pcnandaan Pada etiket dicantumkan hidrat atau
anhidrat..
Tambahan persyaratan:
•Air "<1031> Metode I TiOak lebih dari 5,0% untuk
prediiison monohidrat dan tidak lebih dari 1,0%
untulc prednison anhidrat..

---------
Suplemen III Farmakope Indonesia IV Monografi I Propilparaben 2046

,.
• -. ~
TABLET PREDNISON
I•
Ta11rbalta11 persyarata11:
Prednisone Tablets 'Sisa pcmiJ"aran <111 I> Tidak Jeb1"h dari O' J0/O,
'

lakuki:n penetapan menggunakan 1,0 g zaL,


Perubahan:
Baku pembanding Prednison BPFI; •tidak boleh Tambaltan persyaratan:
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat,, . 'Senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara
• Kromatografi lapis tipis seperti yang tertera pada
Perubahan: Kromatografi <93 I>.
Identifikasi Masukkan sejumlah serbuk tablet yang Fase gerak Buat campuran metano/ P-air-asam
setara dengan lebih kurang 1O mg prednison ke aseta I glasial P (70:30: I).
dalam gelas kimia 50 ml, tambahkan 10 ml air, Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,25 mm:
campur hingga terbentuk masa bubur, masukkan ke Larutan baku I Pipct 0,5 ml Larutan uji ke dalam
dalam kolom 3 cm x 13 cm berisi tanah diatom dan labu tentukur 100-mi~ encerkan dengan aseton P
biarkan selama I 0 menit. Eluasi kolom dengan 60 ml sampai tanda
eter p yang teiah dicuci aengan air, uapkan eluat di Lani/an , baku 2 Timbang saksama I 0 mg
atas tangas uap hingga kering. •Cuci residu tiga kali, Etilparaben RPFJ, masukkan ke dalam labu tentukur
tiap kali dengan 20 ml n-heptana P, saring,. 10-ml, larutkan dalam I ml Larutan uji. Encerkan
Keringkan residu pad a suhu I 05° sclama 30 menit; dengan aseton P sampai tanda.
hablur yang diperoleh mcmbcrikan reaksi Jdentifikasi Larutan uji Timbang sejumlah zat, larutkan dalam
A dan B sepcrti yang tcrtcra pada Prednison. aseton P hingga kadar l 0 mg per ml.
Prosedur Totolkan secara terpisah rnasing-masing
2 µI Larutan baku I, Larutan baku 2, Larutan uji
PROPJLPARABEN pada lempeng kromatografi. Masukkan lempeng pada
Propylparabcn bcjana kromatografi yang bcrisi Fase gerak yang
telah dijenuhkan. Biarkan Fase gerak mcrambat
Propilparaben mcngandung tidak kurang dari sampai tiga per empat tinggi lempeng. Angkat
•98,0%. dan tidak lebih dari •102,0o/o. C8H80 3 . •. lcmpeng, tandai batas rambat dan biarkan kerine.
Amati lempeng di bawah sinar UV 245 nm d;n
• bandingkan intensitas bercak sek."Under pada
Perubahan:
Baku pembanding Propilparaben BPFI; 'tidak kromatogram Larutan uji dengan bercak utama
bolch dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup kromatogram Larutan baku I: intensitas bcrcak
rapat,. 'Etilparaben BPFJ; lakukan pengcringan sekunder pada kromatogram Lamtan uji tidak Jcbih
diatas silika gel P selama 5 jam, scbelum digunakan. besar dari bercak utama kromatogram Larutan bah1 I
Simpan .dalam wadah tertutup rapal, (0,5%). Uji tidak absah kccuali kromatogram Larutan
. baku 2· menunjukkan dua bercak utama yang jclas
Perubahan: terpisah.. ·
Jarak lcbur <1021> Antara '96°, dan '99°,
Hilangkan pers;1aratan:
Tan1bahan persyaratan: •Keasaman, Susut pengeringan, Sisa pemijaran
'\Varna larutan Timbang I g zat, larutkan dalam 10 Memenuhi syarat. seperti yang tertera pada
ml etanol P (Larutan propi/ paraben). Larntan jemih Butilparaben .•
dan wama tidak lebih intensif dari etanol P atau
Perubahan:
larntan yang barn dibuat dengan mencampur 2,4 ml
larutan besi (JJl) k/orida LK, 1,0 ml kobalt (II) 'Penetapan kadar Timbang saksama I g zat,
klorida LK dan 0,4 ml tembaga (JI) sulfa/ LK masukkan ke dalam labu bersumbat kaca.
dengan asam k!orida 0,3 N hingga JO ml, dan Tambahkan 20,0 ml natrium hidroksida I N LV dan
encerkan 5 ml larntan ini dengan asam k/orida 0,3 N panaskan pada 70° selama I jam. Dinginkan pada
sampai l 00 ml. Bandingkan · wama dengan tangas es. Titrasi kelebihan natrium hidroksida
mengarnati dari atas n1enggunakan tabung yang dengan asam sulfat J N LV, lanjutkan titrasi sampai
sama tcrhadap latar bclakang putih seperti tertera titik kedua infleksi dan tentukan titik akhir secara
pada Wariia dan akromisitas <1291>., potensiometri. Lakukan penetapan blangko.

Tambahan persyaratan: 1 tnl natrium hidroksida 1 N setara dengan


'Keasaman Pada 2 ml Larutan propil paraben 180,2 mg CuJf1101.
tambahkan 3 ml etanol P; 5 ml air bebas karbon
dioksida; 0, I ml bromokreso/ hijau LP dan titrasi

ml diperlukan untuk
. menghasilkan warna birn. .
dengan natrium hidroksida 0,1 N: tidak lebih dari 0,1
.
2047 Propofol / Monografi Suplemen III Farmakope Indonesia IV
-.'_;-, ,,-,'

Tumbahan monografi 0, 1%; dan jumlah seluruh cemaran tidak !ebih dari
PRO PO FOL 0,3%. .
Propofol Larntan resolusi Timbang saksama sejumlah
Campuran Resolusi Prop,;fol BPFI, !arutkan dalam
metanol P, encerkan secara kuantitatif dan jika perlu
bertahap dengan metano/ P hingga kadar lebih
kurang I 00 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Propofol ,
BPFJ, larutkan dalam metanol P, encerkan secara
2, 6-Diisopropi/feno/ [2078-54-8] kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan metano/ P
C12H1sO BM 178,27 hingga kadar lebih kurang 0, I mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama !ebih 1.-urang !000 mg
Propofol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan .zat, masukkan dalam labu tentukur I 0-ml, larutkan
tidak lebih dari 102,0% C 12H 1,0. . dan encerkan da!am metanol P sampai tanda.
Siste1n kron1atografi Lakukan s.::perti uji 1 ydng
Pemerian Cairan jemih, tidak benvarna sa1npai agak tertera pada Penetapan kadar. Lakukan kromatografi
kelamingan. ter.hadap Larutan resolusi: waktu rctensi relatif 2,6-
diisopropilfenilisopropil etcr, propofol dan 2-
Kelarutan Sangat mudah !arut dalam metanol dan isopropil-6-n-propilfcnol berturut-furut adalah lebih ·
dalam etanol; sukar !arut dalam sikloheksana dan kurang 0, 18; 1,0 <l~n 11 l; resolusi, R, antara puncak
dalam isopropanol; sangat sukar larut dalam air. propofol dan 2-isopropil-6-n-propilfenol, tidak
kurang dari 2. Lakukan kromatografi tcrhadap
Baku pembanding Propofol BPFJ; Tidak boleh lan1tan baku, · dan rcka1n rcspons puncak seperti
dikeringkan. Setelah dibuka disimpan dalam wadah yang tcrtcra pada ?rosedur: ctisiensi kolon1
tertutup rapat dan tidak tembus cahaya, dialiri gas ditentukan dari puncak propofol tidak kurang dari
inert. Senyawa Sejenis A Propofol BPF! [3,3'-5.5' 5000 len1pcng teoritis; dan si1npangan baku re\atif
tetraisopropildifeno/]). Tidak boleh dikeringkan, pada enam kali penyuntikan tidnk lcbih dari 3,S<}C.
sirnpan dalam lemari pendingin dan tcrlindung dari Prosedur Suntikkan sccara tcrpisah scjt:m!ah
cahaya. Senymva 5-cjwis B Propofol BPFI [2,6- volun1c san1a (lebih kurang 1,0 pl) Lanlfan baku dan "
diisopropilbenaolminon]. Tidak boleh dikeringkan. larutan uji kc daia:n kron1atograf, rekam
Simpan dalam lemari pendingin dalam wadah kromatograrn dan ukur sen1ua rcspons puncak.
tertutup rapat dan tidak tembus cahaya, dialiri gas Hitung persentase 1nasing-masing cexnaran dalam zat
inert. Senymva Sejenis C Propofol BPFI [2,6- dengan run1us:
diisopropi!feni/isopropil eterj. Tidak boleh
dikering\rnn. Slmpan dalam lemari pe~d,ingin dan
ter!indung dari cahaya. •Campuran' Reso/uoi Propofo)
BPFI [Propofol dan 2-isopropil-6-n-propilfenolj. o,i(; )
' s
Identifikasi Spektrum serapa~ inframerah zat yang
disuspensikan diantara lempeng natrlurn klorida p riadalah respons puncak masing-masing cemaran dari
atau ·ka/ium bromida P, menunjukkan rnaksimum Laruton uji dan rs adalah respons puncak propofol
hanya pada bi!angan gelombang yang sama seperti dari Larutan baku.
pada Propofo/ BPFI.
UJ/ 2 2,6-diisopropilfenilisopropil eter tidak lebih
Indeks bias <1001> Antara 1,5125 dan l,5145; dari 0,2%; senyawa sejenis A propofol tidak lebih
lakukan penetapan pada suhu 20°. dari 0,01 o/o; masing masing cemar:1n tidak Iebih dari
0,05%; dan jumlah seluruh cemara~ tidak !ebih dari
Senya\\'a sejenis Lakukan penetapan dengan cara 0,3%.
Kromatogr·afi gas seperti yang tertera pada Fase gerak Lakukan seperti yang tertera pada Cji 2
Kromatografi <931>. {Catalan Tergantung pada dalam Penetapan kadar.
proses pembuatannya, (1) Uji 1 senymva sejenis lanllan keses11aian sisten1 1 Pipet 5 µI Propo/0!
dilakukan bersamaan dengan Batas senyalva sejenis BPFI dan 15 µ! Senyawa Sejenis B Propofo/ BPF/ ke
A propofol, Uji I batas senyawa sejenis B propofol dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dan encerkan
dan prosedur uji I penetapan kadar; atau (2) Uji 2 dengan heksan P sampai tanda.
senyawa sejenis dilakukan bersamaan dengan Uji 2 Larutan kesesuaian sistem 2 Timbang .saksama
batas senyawa sejenis B propofol dlin prosedur Uji 2 sejumlah Senyawa Sejenis A Propofol BPFI, pipet
penetapan kadar] saksama sejumlah volume zat dan Senyawa Sejenis C
UJI 1 2,6-<liisopropilfenilisopropil eter tidak !ebih Propofol BPFI, larutkan dalam heksan P, encerkan
dari 0, 1%; masing-masing cemaran tidak lebih dari secara kuantitatif dan jika per!u bertahap dengan
heksan P hingga kadar senyawa sejenis A propofol,
Suplemen III Fannalwpejndonesia IV Monografi I Propofol 2048.

propofol, senyawa sejenis C propofol bertu~t-ttirut seperti yang tertera pada Prosedur: efisiensi kolom
lebih kurang 0,25 mg per ml; 100 µl per ml dan 5 µl didasarkan pada puncak senyawa sejenis A propofol,
per ml. tidak kurang dari 6000 Jempeng teoritis dan
Larutan ujiTimbang saksama lebih kurang 100'.lmg simpangan baku relatif pada enam kali penyuntikan
zat masukkan ke dalam labu tentukur l 0-ml, larutkan tidak lebih dari 15%.
dan encerkan·dengan heksan P sampai tanda. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Larutan baku Pipe! I ml Larutan uji ke dalam labu volume sama (lebih l.-urang 20 µl) Larutan baku dan
tentukur 100-ml, encerkan dengan heksan P sampai Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
tanda. Pipet I ml larutan ke dalam Ia bu tentukur I 0- kromatogram, ukur respons puncak senyawa sejenis
ml encerkan dengan heksan P sampai tanda. A propofol. Hitung persentase senyawa sejenis A
Sis/em kromatografi Lakukan seperti Uji 2 yang propofol dalam zat dengan rumus : ·
tertera pada Penetapan kadar. Lakukan kromatografi

o,o{ ~~)
terhadap Larutan kesesuaian sistem I dan Larutan
kesesuaian sis/em 2, rekam respons puncak seperti
yang tertera pada Prosedur: wal'tu retensi relatif
senyawa sejenis B propofol, 2,6-
diisopropilfenilisopropil eter, propofol dan senyawa ru dan rs berturut-turut adalah respons puncak
sejenis A propofol berturut turut lebih kurang 0,8; senyawa sejenis A propofol dari Laruwn uji dan
0,5; 1,0 dan 5,0; dan resolusi, R, antara puncak larntan baJ..."U.
senyawa sejenis B propofol dan propofol, tidak
kurang dari 4,0. Senyawa scjcnis B propofol
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejun1Iah VJ! I (Catalan Dilakukan bersamaan dengan Vji
volume sama (lebih kurang I 0 µl) Larutan baku dan I Senyawa sejenis)
Lani/an uji ke dalam krornatograf, rekan1 Larutan uji Gunakan zat n1umi.
kromatogram dan ukur semua respons puncak. Prosedur Ukur serapan ultraviolet propofol dalam
Hitung perscntase n1asing-masing cemaran dalam zat Larutan uji pada 330 nm menggunakan udara sebagai
dengan !Umus: blangko: serapan Larutan uji tidak lebih dari 0,4 unit
scrapan (0, I%).
'
VJ! 2 Tidak lebih dari 0,05 %. Lakukan penetapan
dcngan cara Kromatografi cair J..-inerja tinggi seperti
yang tertera pada Kromatografi <931>. (Catalan
riadalah respons puncak masing-masing cemaran dari Di/akukan bersamaan dengan Uji 2 senymva sejenis)
Larutan uji; rs resp!]qs puncak propofol dari Larutan Fase gerak Lakukan seperti yang tertera pada Uji 2
bd!m; F adalall fokior ri:spons (F untuk 2,6- dalam Penetapan lwdar. ·
diisopropilfenilisopropil eter = 0,2 dan untuk Larutan baku persediaan Timbang saksama lebih
senyawa sejenis A propofol = 4,0): kurang 5 mg Senyawa Sejenls B Propofol BPFJ
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan
Senyawa sejcnis A propofol Tidak lebih dari 0,1 %. dan ecerkan dengan heksan P sampai tanda.
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair Lanaan baku Pipe! 5 ml Larutan baku persediaan
kinerja tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi ke dalam labu tentukur 100-ml encerkan dengan
<931>. [Catalan Uji ini dilakukan bersamaan heksan P sampai tanda.
dengan Uji I Senyawa sejenis] Larutan 1q'i Tim bang saksama Iebih kurang 500 mg
Fase gerak Buat campuran asetoni11·i/ P-air- zat masukkan ke dalam labu tentukur Hf-ml, larutkan
metano/ P (50:40: IO), saring dan awaudarakan. Jika dan ecerkan dcngan heksan P sampai tanda.
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian Sistem kromatografi Lakukan seperti yaog tertera
sisten1 seperti yang tertera pada J:rornatografi <93 l>. pada Kromatografi <931>. Lakukan seperti yang
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Senyawa tertera pada Uji 2 Penetapan kadar kecuali gunakan
Scjenis A Propofol BPFI, larutkan dalam metanol P dctcktor pada 254 nm. Lakukan kromatografi
hingga kadar lebih kurang 20 ~1g per ml. tcrhadap Larutan baku dan Lan1ta11 uji, rekam
Larutan uji Tim bang saksama lebih kurang 500 mg, respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur:
zat, masukkan ke dalam labu tentul"Ur 25-ml, larutkan waktu rctensi relatif senyawa sejenis B propofol dan
dan encerkan dengan metanq/ P sampai tanda. propofol berturut turut lebih k-uralig 0,8 dan 1,0.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja volume sama (lebih kurang 20 µI) Larutan baku dan
tinggi dilengkapi dengan detektor 270 nm dan kolom Larutan uji ke dalam kromatograf, . rekam
4,6 mm x 15 cm berisi bahan pengisi Li. Laju alir '· kromatogram, ukur respons puncak senyawa sejenis
lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi B propofol. Hitung persentase senyawa sejenis B
terhadap Larutan baku dan rekam respons puncak propofol dalam zat dengan rumus:
·2049 Tablet Ranitidin Hidroklorida I Monografi Suplemen III Farmakope Indonesia IV

Fase gerak Bua! campuran heksan P-aselonitril P-


etanol P (990:7,5:1), saring dan awaudaraka.~. Jika
perlu Iakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
s(~tem seperti yang tertera pada Kromatograji <931>.

Cs dan Cu berturut turut adalah kadar propofol dalam ·· Laru/an baku Timbang saksama sejum!ah Propofol
mg per ml Larutan baku dan Larutan uji; ru dan rs BPFI, larutkan dalam heksan P, encerkan secara
berturut-turut adalah respons puncak senyawa sejenis kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan heksan P
B propofol dari Larutan uji dan Larutan baku. hingga kadar lebih kurang 2,4 mg per ml.
Larulan uji Timbang saksama lebih kurang 240 rng
Penetapan K:adar zat masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml,
UJJ I Lakukan penetapan dengan cara larutkan dan encerkan dengan heksan P sampai
Kromatografi gas seperti yang tertera pada tanda.
Kroniatografi <931>. "[Catalan Dilakukim Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
bersamaan dengan Uji I Senyawa sejenis} pada Kromatografi <931>. K.romatograf cair kinerja
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Propofol tinggi dilengkapi dengan dctektor 275 nm dan
BPFi, larutkan dalam 111etanol P, encerkan secara kolom 4,6 mm x 20 cm, berisi bahan pengisi L3
kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan metano/ P dengan ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih k-urang 2
hingga kadar lebih kurang 10 mg per ml. ml per menit. Lakukan kromatografi tcrhadap
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 250 mg I:anJtan ba/..."U dan reka1n rcspons p&ncak sCperti yang
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, larutkan tertera pada Prosedur: foktor ikutan tidak lebih dari
dan encerkan dengan n1etanol P sampai tanda. 1,5 dan simpangan baku rclatif pada penyuntikan
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tcrtera ulang tidak lcbih dari 2,0%.
pada Kromatografi <931>. K.romatograf gas Prosedur Suntikkan sccara tcrpisah scjumlah
dilengkapi dengan detektor ionisasi nyala dan kolom volume sama (lebih kurang I 0 id) Lan/Ian baku dan
0,53 mm x 30 m dilapisi dengan G16 setebal 1,2 µm. Lanilan uji ke dalan1 kromatograf, rekam
Gas pembawa helium P, laju alir lebih kurang 8 ml kromatogram dan ukur respons puncak propofol.
per menit.· Pertahankan suhu injektor dan detektor Hitung persentase propofol, C 12 H 180; dalam zat
berturut-11,'lct. lebih kurang 250' dan 300°. dengan nimus:
Kromatograf diprogram sebagai berikut: setelah '
penyuntikan suhu kolom dipertahankan pada 145'
selama 20 menit. Suhu dinaikkan dengan kecepatan
5° per menit hingga mencapai 200° dan
dipertahankan pada 200° ·selama 5 menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, dan rekam Cs adalah kadar Propofol BPFI dalarn mg per ml
respolls punc;ak seperti •yang t'e,it:eta paUa' Prvsedur: Larutan baku; Cu kadar propofol dalam mg per ml
efisiensi kolom ditentukan dari puncak propofol tidak Larutan uji; ru dan rs berturut-turut adalah respons
k"Urang dari 5000 lempeng teoritis; faktor ikutan tidak · puncak dari Larotan uji dan Larutan baku.
lebih dari 2,5; dan simpangan baku relatif pada lima
kali penyuntikan tidak lebih dari 1,5%. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah rapat berisi gas inert dan terlindung dari cahaya.
volume sama (lebih kurang 1,0 µI) Larutan baku dan Simpan pada suhu ruang.
Lanuan uji ke dalam kromatograf, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung Penandaan Pada etiket harus ,dicantumkan uji
persentase propofol, C 12 H 180, dalam zat dengan senyawa sejenis yang digunakan jika tidak
rum us: menggunakan Uji I.

TABLET RANITIDIN HIDROKLORIDA


Ranitidine Tablets

Cs adalah kadar Propofol BPFI dalam mg per ml Perubahan:


Larutan baku; Cu kadar propofol dalam mg per ml Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan
Larutan uji; ru dan rs berturut-turut adalah respons dengan cara Kromatografi /apis tipis seperti yang
puncakLaru/an uji dan Larutan baku. tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran etil aselat P - isopropil
VJ! 2 Lakukan penetapan dengan cara alkohol P- amonium hidroksida P - air (25:15:5:1).
Kroma/dgrafi cair kinerja linggi seperli yang tertera Penjerap Silika gel P setebal 0,25 mm.
pada Kromatografi <931>. {Catalan Dilakukan Larutan uji Kocok sejumlah tablet dengan
bersamaan dengan Uji 2 Senyawa sejenis] sejumlah metanol P hingga larut sempurna dan
Suplemen m Fc;nnakope Indonesia IV Monograji I Riboflavi.n / 2050

saring, hingga diperoleh larutan yang mengandung Lamtan uji ke daiam kromatograf, rekam
ranitidin 20 mg per ml (sel;!!a dengan ranitidin kromatogram dan ukur respons puncak utama . .Hitung
hidroklorida 22,4 mg per ml). jumlah dalam mg, ranitidin, CnH22N 40 3S, dalam ·
Larutan baku Timbang saksama sejumlah tablet yang digunakan dengan rumus:
Ranitidin Hidroklorida BPFI, larutkan dalam •
metanol P hingga kadar 0,22 mg per ml.
Enceran larutan baku Buat seri pengenceran c(314,40)(£J(ru
350,87 D rs )\
Larutan baku dalam metanol P masing-masing
hingga kadar l l 0 µg per ml (Enceran larutan baku
A); 66 µg per ml (Em:eran /arutan baku B); 22 µg per C adalah kadar Ranitidin .fiidroklorida BPFI dalam
ml (Enceran /arutan baku C); I I µg per ml (Enceran mg per ml Larutan baku; 314,40 dan "350,87.
larutan baku •D.). berturut-turut adalah bobot molekul ranitidin dan
Larutan resolusi Tin:ibang saksama sejumlah ranitidin hidroklorida; L adalah jumlah ranitidin
Senyawa Sejenis A Ranitidin BPFI (5[(2-amino- dalam mg per tablet yang tertera pada etiket; D
etil)tiometil]-N,N-dimetil-2-furanmetanamina, garam adalah kadar ranitidin dalan.1 n1g per ml Larutan uji
hemifumarat), larutkan dalam metanol P hingga (berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket per
kadar 1,27 mg per ml. tablet dan faktor pengenceran); ru dan rs berturut-
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing turut adalah respons puncak dari La.rutan uji dan
I0 µl Larutan uji, Lanaan baku dan Enceran larutan La11ilan baku. :
baku A, B, C, dan D pada lcmpeng kromatografi.
Totolkan terpisah 10 µI Laruran uji dan tambahkan
1O µI Larutan resolusi di atas totolan tersebut. RESORSINOL
Biarkan kering dan masukkan lempeng ke dalam Rcsorcinol
bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan
Fase gerak, biarkan Fase gerak merarnbat hingga
Perubaha11:
tidak kurang dari l 5 cm di atas garis penotolan.
Baku pembanding Resorsinol BPFI; "tidak boleh
Angkat lempeng, tandai batas rambat, biarkan fasc
dikeringkan. Simpan dalam wadah tcrtutup rapat,
gerak menguap. Papa:kan uap iodun1 P hingga bercak
tcrlindung dari (, cahaya. 1-Iindari kontak dcng&n
tarnpak. Amati lempeng, bandingkan intensitas
logam .•
bercak. lain dari Larutan uji dengan bercak utarna
Larutan baku dan Enceran larutan baku A, B, C, dan
Perubahan:
D. Persyaratan kesesuaian sistem dipcnuhijika terjadi
Pcnetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1,5
pemisahan sempurna antara bercak utama pada
g zat, larutkan dalam air hingga volume 500,0 ml.·
kromatogram campuran Lanaan uji dan Laruran
Pindahkan 25,0 ml ke dalam labu iodum, tambahkan
r~so!usi ,dan jjka_ be.rcak dapat diamati pada Enceran
50,0 ml brom' 0,J N LV, encerkan dengan 50 ml air,
larutdn baku •D. dan •tidak ada bercak lain yang
tambahkan 5 ml asam klorida P, tutup labu. Kocok
menunjukkan intensitas lebih bec::ar dari Enceran
selama 1 menit, biarkan selama 2 menit,.tambahkan
/arutan baku A (0,5%)., dan tidak ada bercak lain
"10 ml. kalium iodida LP tutup sedikit dilonggarkan.
yaug menunjukkan intensitas lebih besar dari
Kocok, biarkan selama 5 menit, angkat tutup, bilas
Enceran larutan baku B (0,3%). Jumlah intensitas
tutup dan leher labu dengan 20 ml air. Titrasi iodum
seluruh bercak ·lain dari ia11aa11 uji menunjukkan
yang dibebaskan dengan natrium tiosulfat 0,1 NL V,
tidak lebih dari "2,0% •.
menggunakan indikator kanji LP. Lakukan penetapan
blangko. "Dari volume natrium tiosulfat 0,1 N LV
Perubahan:
yang digunakan, hitung volume brom V,l N dalam ml
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
yang digunakan oleh resorsinol..
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
pada Kromatografi <931 >.
I ml brom 0.1 N setara dengan 1,835 mg C,H,O,
Fase gerak, lamtan baku, Lanllan kesesuaian
sistem dan Sistenz kromatografi Lakukan seperti yang
tertera pada Penetapan kadar dalam Ranitidin
RIBOFLA VlN
Hidroklorida.
Larutan uji Timbang saksama l 0 tablet, larutkan Vitamin Bl2
dengan 250 ml Fase gerak. Kocok dan campur Riboflavin
hingga tablet hancur sempuma dan saring. Encerkan
larutan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap Peru bah an:
dengan Fase gerak hingga diperoleh larutan dengan CnHioN,o. BM "376,36.
kadar yang sama dengan Larutan baku.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih 1.-urang 10 µl) Larutan baku dan
2051 Uisedronat Natrium i Monografi Suplemen III Farmakope Indonesia IV

Perubahan: . B. Momenuhi syarat uji reaksi nyala Natrium


Baku pembanding Riboflavin BPFI; 'l.;i:U1'an. seperti yru\g tertera pada Uji Identifikasi Umum
pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum <191>.
digunakan. 'Simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung dari cabaya., Air <1031> Metode Jc Antara 11,9% dan 13,9%.
[Jika pada eliket tertera sebagai hemipentahidrat]
Perubahan:
Rotasi jcnis <1081> Antara '-Jl5° dan -135°., Susut pcngeringan <1121> {Jika pada etiket
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan tertera sebagai monohidrat] Lakukan seperti yang
penetapan dengan mehggunakan Jarutan dalam tertera pada A11alisis terma/ <741>. Tetapkan
natrium hidroksida '0,05 M bebas karbonat yang persentase penguapan bahan secara analisis
mengandung 50 mg ~= 10 ml, diukur dalam waktu termografimetri dengan alat yang sudah terkalibrasi,
30 menit setelab disiapkan,. timbang saksarna lebih kurang 7-15 mg ricedronat
natrium .. Panaskan dengan kecepatan 10° per menit
dengan mengalirkan nitrogen P dengan laju alir lebih
kurang 40 ml per rnenit. Rekam termogram pada
Tambahan mo11ograji:
suhu ruang sampai 250°: pengurangan berat antara
RISEDRONAT NATRIUM 5,5o/~ dan 7 ,5% dari bobot asal.
Risedronate Sodium
Logam bcrat <371> Tidak lcbih dari 20 bpj.
0 0 Lani/an timbal nitrat Tambahkan I ml asani
N•' ~::::µ13~.::::~: nitrat P ke dalam JOO ml air. Larutkan ·100 mg
OH tilnbal nitrat P ke dalamnya, dan cncerkan dengan
air hingga 1000 ml.
~ /, N
Larutan natriun1 hikarbonat Masukkan 0,840 g
natrium bikarbonat P ke dalam lahu tentukur-1000
C1H10NNaO, P, BM 305,09 ml yang berisi lebih kurang 950 ml air, larutkan dan
}latriurn trihidrogen [J-hidroksi-2-(3- cncerkan sampai tanda. Atur pH hingga 4,40 ± 0,02
piridi/)etiliden]difosfonat dengan penambahan natri~n~ hidroksida 0, 1 N atau
Hemipentahidrat [329003-65-8] BM 350,13 asam klorida 0,1 N.
Monohidrat [353228-19-0] BM323,12 Larutan hidrogen suljida Masukkan 200 ml
larutan natrium bikarbonat P ke dalam Erlenmeyer
Risedronat Natrium mengandung satu atau dua dan yang sesuai, dan alirkan gas hidrogen sulfida ke
setengah molekul hidrasi. Bentuk monohidrat dalam larutan sampai terbentuk garis berwarna hitam
mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih pada kertas uji-timbal asetat. , ' '
dari 102,0% C7H 10NNa0 7P:z, dihitung terhadap zat Larutan baku Masukkan 'lebih kurang 500 mg
yang dikeringkan. risedronat natrium ke dalam masing-masing 3 gelas
Bentuk hemi-pentahidrat mengandung tidak kurang piala, tambahkan 40 ml air ke dalarn masing-masing
dari 98,0% dan tidak lebih dari I 02,0% gelas piala dan aduk hingga larut. Atur pH hingga
C7H 1oNNa0 7Pi. dihitung terhadap bentuk anhidrat. 4,40 ± 0,02 dengan penambahan natrium hidroksida
OJ N atau asam klorida 0,1 N. Tandai gelas piala
Baku pembanding Risedronat Natrium BPFI, p'ertaina sebagai Larutan baku 1. Mas,;kkan 200 µI
Senyawa Sejenis A Risedronat BPFI. Senyawa Larutan timbal nitrat ke dalam gelas piala kedua
Sejenis B Risedronat BPFI. (Larutan baku 2) dan 400 µI ke dalafu gelas piala ke
tiga (Larutan baku 3). Semua larutan ini setara
Identifikasi dengan 0 µg; 12,5 µg dan 25 µg timbal (atau
A. Spektrum serapan inframerah zat yang berturut-turut 0 bpj, 10 bpj, dan 20 bpj).
didispersikan dalam polimer trifluorovinil klorida dan Larutan uji Masukkan 1,75 g zat ke dalam gelas
min)'ak nJineral P, menunjukkan rnaksimum berturut- piala yang sesuai. Tambahkan 40 ml air, aduk sampai
turut pada daerah 4000 sampai 1350 cm·' dan 1350 larut. Atur pH hingga 4,40 ± 0,02 dengan
sampai 450 cm·' , hanya pada bilangan gelombang penambahan natrium hidroksida 0, 1 N atau asam
yang sama seperti pada Risedronat Natrium BPFI. k/orida 0,1 N.
{Catalan Bila terjadi perbedaan spektrum Prosedur Tambahkan 7 ml Larutan hidrogen
inframerah antara analit don pembanding, /arutkan suljida ke dalarn masing-masing gelas piala yang
·sejumlah soma zat dan baku pembanding FI dalam berisi Larutan baku dan Larutan uji. Biarkan. larutan
sejumlah volume air yang sama mengandung lebih selama 5 meniL Tarnbabkan 60 µI asam k/orida 1 N
kurang 50 mg kalium bromida P per ml. Uapkan ke dalam masl.ng-masing gelas piala yang berisi
larutan sampai kering pada suhu 105° selama 120 Larutan baku, tambahkan 200 µl asam k/orida 1 N
menit. Ulangi pengujian pada residu.j ke dalam gelas piala yang berisi Larutan uji, aduk.
Suplemen IJI Fannalwpe Indonesia IV J.f_onografi I Risedronat Natrium 2052

Pindahkan larutan ke dalam tabung pembanding F adalah faktor respons relatif yang tertera pada
wama 50 ml, dan lihat di atas permukaan putih; Tabel; Cs adalah kadar Risedronat Natrium BPFI
wama larutan yang dipero!eh dari Larutan uji tidak ·dalam mg per ml Enceran /arutan baku; Cu adalah
boleh lebih gelap dibandingkan larutan dari Larutan kadar risedronat natrium dalam mg per ml Larutan
baku 3. · uji; dan r; adalah respons puncak masing-masing
cemaran dari Larutan uji; dan rs 2dalah respor..s
Senyawa sejenis Total cemaran (Uji 1 dan Uji 2) puncakrisedronat natrium dari Enceran larutan baku.
tidak lebih dari .0,50%. Lakukan penetapan dengan Abaikan setiap puncak yang sama dengan blangko
cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang dan kurang dari 0,05%.
tertera pada Kromatografi <931>. [Catala,.. Lakukan
Uji 1 dim Uji 2] UJI 2 Senyawa sejenis B risedronat tidak lebih dari

·- UJI J Masing-masing cemaran tidak lebih dari


. 0,10%.
0,10%; masing-masing cemaran lain tidak lebih dari
0,10% .
Fase gerak, Laro/an baku, Larutan uji L::ikukan Fase gerak Timbang 16,15 g kaliumfosfa/ dibasa
seperti yang tertera pada Penetapan kadar. P dan 0,46 g dinalrium edetat P masukkan ke dalam
Enceran larutan baku Encerkan satu bagian gelas piala 1000 ml, dan larutkan dalam lebih kurang
Larutan baku dengan Fase gerak hingga kadar 400 ml air. Tambahkan 1 vial larutan dapar
natrium risedronat anhidrat dan senyawa sejenis A tetrabutilamonium dihidrogen fosfat dal!lJil .metanol
riscdronat berturuHurut lebih kurang 5·µg da·n 0,5 µg (PICA) dan 1 ml asam klorida P. Atur pfl hingga 7,5
per ml. ± 0, 1 . dengan pcnatnbahan natriurn hidroksida 1 N
Sisten1 kromatografi Lal-:ukan seperti yang tertcra atau asa1n klorfr/a I fl, dan cnccrkan dc:ngan air
pada Kromatografi <931>. Lakukan seperti yang hingga 480 ml. Tambahkan 20 ml metanol P, campur
tertera pada Penelapan kadar. Lakukan kromatografi dengan baik, saring melalui penyaring nilon dengan
terhadap larutan baku, dan rekam respons puncak porositas 0,45 µm, awaudarakan.
seperti yang tertera pada Prosedur: reso1usi, R, Pengencer Timbang 0,46 g dinafrium edetat P
antara puncak senyawa sejenis A risedronat dan masukkan ke dalam gclas piala 1000 ml dan larutkan
risedronat tidak h"Urang dari 2,3; fah"tor ikutan unluk dalam 500 ml air. Alur pJ-1 hingga 7,5 ± 0, I dengan
puncak riscdronat tidak lebih dari 1,5; dan penambahan natriurn hidroksida 1 !./.
simpangan baku relatif untuk puncak risedronat pada ·· - Larutan baku Timbang scjun1lab Senyawa Scjenis
tiga kali penyuntikan tidak lebih dari 1,0%. Lakukan B Risedronat BPFJ, larutkan dalam Pengencer
kromatografi terhadap Enceran /arotan baku dan hingga kadar lebih kurang 5 µg per ml. [Catalan
rekam respons puncak seperti yang tertera pada Senyawa Sejenis B Risedronat BPFI adalah senyawa
Prosedur: simpangan baku relatif untuk puncak siklik dimer, garam dinatrium tetrahidrat (3.6-bis[(3-
senyawa sejenis A risedronat pada tiga kali piridinil)metil)-2,5-dihidroksi-2,5-dioksido-l,4,2,5-
penyuntikan tidak lebih dari 15%. dioksadifosforina.n-3, G-dii/}bis[(lsam fosfonat] garam
di/1atriun1 tetrahidrai)j.
Tabet Enceran larotan bah."U Encerkan Larutan bdku
Nama Faktor Respons Waktu Retensi dengan Pengencer hingga kadar senyawa sejenis B
Relatif (F) Relatif risedronat .lebih kurang 0,5 µg per ml.
3-Asam asetat 1,65 0,08 Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 µg
iridil zat masukkan ke dalam labu tenlukur-25 ml, larutkan
2-lsomer piridinil I ,0 0,8 l
(Senyatt•a
dengan Pengencer, jika perlu lakukan sonikasi, dan
Sejenis A encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
Risedronal BPFf) 1 Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
Risedronat natrium 1,0 pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
1
{ 1-Hidroksi-2-{2-piridinil)etiliden]bis{asam fosfonat monohidrat) tinggi dilengkapi dengan detektor 263 nm dan kolom
4,6 mm x 15 cm yang berisi bahan pengisi LI dengan
Prosedur Suntikkan secara terpisah volun1e sama ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 1 ml per
(lebih kurang 20 µI) masing-masing Enceran /arutan menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan bairn.
baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam dan rekam respons puncak seperti yang tertera pada
kron1atogram, identifikasi senya\va sepcrti yang Prosedur: faktor kapasitas, k', adalali lebih besar dari
tertera pada Tabel, dan ukur respons puncak. Hitung .c 2; faktor ikutan tidak !ebih dari 1,5; dan simpangan
persentase masing-masing cemaran dalam zat dengan baku relatif pada tiga kali penyuntikan tidak lebih
rum us: dari 5%. Lakukan kr0matografi terhadap Enceran
larutan baku, dan rekam respons puncak seperti yang
tertera pada Prosedur. simpangan baku relatif
senyawa sejenis B risedronat pada tiga kali
penyuntikan tidak lebih dari I 0%.
2053 Tablet Risedronat Natrium I Monografi Suplemen III Farmakape Indonesia IV · I
I
I
Prosedur Suntikkan secara terpisah,, sejunilah Larutan uji ke dalam . kromatograf, rekam
volume sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan kromatogram dan ukur respons puncak utama.
Larntan uji ke dalam kromatograf, rekam Hiturig persentase risedronat natrium,
kromatogram, dan ukur respons semua puncak. C7 H10NNa0 7 P,, dalam zat dengan rumus:
Abaikan semua puncak yang tereluasi sebelum
senyawa sejenis B risedronat. [Catalan Puncak
risedronat dieluasi tidak tertahan ~oada "void
volume"]. Hitung persentase masing-masing cemaran
dalam zat dengan rumus:
Csadalah kadar Risedronat Natrium BPF! dalam mg

·- 100(.?30,20J( cs )f._11_) per ml Larutan baku; Cu adalah kadar risedronat


uatrium dalam mg per ml Larutan uji; ru dan rs
646,22 Cu l rs berturut-turut ada!ah reS!JOns puncak dari Larutan uji
dan Larutan baku.
530,20 dan 646,22 berturut-turut adalah bobot
molekul senya\Va sejenis B risedronat sebagai asam Wadah dan penyimpanan Da!am wadah tertutup
bebas dan sebagai garam dinatrium tetrahidrat; Cs rapat dan simpan pada suhu ruang.
ada!ah kadar Senymva Sejenis B Risedronat BPF!
dalam mg per ml Larutan baku; Cu ada!ah kadar Pcnandaan Pada etikct dicantu1nkan monohidrat
risedronat natriu1n dalam mg per ml La111tan uji; ri atau hemipcntahidrat.
adalah respons puncak masing-masing cemaran dari
Larntan uji; dan rs adalah respons puncak senya,va
sejcnis B risedronat dari Larutan baku. Abaikan Tambalzan monograji
sctiap puncak yang sama dcngan blangko dan kurang TABLET RISEDRONAT NATRIUl\1
dari 0,05%. Risedrcmate Sodium Tablets

Pcnetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Tablet Risedronat Natriun1 n1engandung Risedronat
Kromatograji cair kinerja tinggi seperti yang tertera Natn.um, C7H 1,NNa0 7P,, tidak kurang dari 90,0%
pada Kromatografi <931>. dan tidak lebih dari 110,0% dari jum!ah yang tertera
Fase gerak Timbang 1,8 g dinatrium edetat P, pada etiket.
larutkan dalam 1000 ml air, dan atur pH hingga 9,5 ±
0, 1 dengan penambahan natrium hidroksida 1 N. Jika Baku pembanding Risedronat Natrium BPFI,
perlu Iakukan penyesuai.an menurot Kesesuaian Senymva Sejenis A Risedronat BPF!, Senyawa
sistem seperti yang 1ertera pada Kromatografi <931>. Sejenis C Risedrof!al fiPPJ,
Larutan baku Timbang saksama sejumlah ' '
Risedronat Natrium BPF! dan Senyawa Sejenis A
Risedronat BPFI larutkan dalam Fase gerak hingga Identiflkasi
kadar risedronat natrium anhidrat dan senyawa A. Larutan uji Masukkan sejum!ah tablet, setara
sejenis A risedronat berturut-turut lebih kurang 1,0 dengan lebih kurang 50-75 mg risedronat natrium ke
mg per ml dan O,l mg per ml. dalam labu yang sesuai, tambahkan 10 ml air, dan
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 55 mg kocok. Mula-mula saring me!alui kertas saring yang
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, sesuai dan kemudian me!alui penyaring nilon dengan
]arutkan dan encerkan dengan Fase gerak sampai porositas 0,45 µm. Tambahkan · 10 ml larutan
tanda. tembaga(JJ)klorzda 0,2 M, campur dengan baik, rian
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera diamkan !arutan selama l 0 menit. Tambahkan 2 ml
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja etanol mutlak P campur, dan biarkan larutan tidak
tinggi dilengkapi dengan detektor 263 nm dan kolom kurang dari 1 jam, sampai terbentuk endapan
4,0 mm x 25 cm yang berisi bahan pengisi L48 kompleks tembaga yang beiwarna biru. Kumpulkan
dcngan ukuran partikel I 0 µm, laju alir lebih kurang endapan dengan penyaring nilon dengan porositas
0,8 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap 0,45 µm, cuci dengan 10 ml etanol mutlak P, dan
Larutan bakU dan rekam respons puncak seperti yang biarkan kering di alas penyaring. [Catalan Keringkan
tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak endapan pada suhu rµang; jangan dipanaskan.
risedronat · dan senyawa sejenis A risedronat tidak Perubahan wama (dari biru ke hijau) dapat ler/ihat
lcurilng dari 2,3; faktor ikutan untuk puncak pada pengeringan.}
risedronat tidak lebih dari 1,5; dan simpangan baku Larutan baku Timb(Ulg lebih kurang 50 mg
relatif ui!tuk puncak risedronat pada tiga kali , Risedronat Natrium BPFI, larutkan dalam l 0 ml air,
penyuntikan tidak Jebih dari 1,0%. dan saring melalui penyaring nilon dengan pcrositas
Prosedur Suntikkan seeara terpisah sejumlah 0,45 µm. Lakukan seperti pada Larutan uji, dimulai
volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan

.. ~-
Suplemen III F annalwpe Indonesia IV Monograji f Tablet Risedronat Natrium 2054

,· .:n_:

dari "tambahkan 10 ml larutan tembaga(II)klorida... " Waktu: 45 menit.


Spektrum serapan inframerah residu yang Larutar. baku Timbang saksama sejumlah
didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan Risedronat Natrium BPFJ, masukkan ke dalam labu
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang tentukur yang sesuai. Larutkan dan encerkan dengan
sama seperti pada Risedronat Natrium BPFI. Media disolusi hingga kadar risedronat natrium
B Wak'!U retensi puncak utama kromatogram " anbidrat lebih kurang 0, 12 mg per ml.
Larutan 1lji sesuai dengan Larutan baku seperti yang Lani/an uji Gunakan sejumlah larutan disolusi
diperoleh pada Penetapan kadar. yang telah disaring, jika perlu encerkan dengan
Media diso/usi.
Disolusi <1231> Prosedur Ukur serapan Larulan uji dan Larutan
Untuk l;ablet 5 mg sampai 35 mg. ba!:u dalam sel 5 mm pada panjang gelombang
Media diso/usi: 500 ml air. serapan maksimum lebih kurang 263 n1n,
A/at tipe 2: 50 rpm, dayung dilapisi teflon. menggunakan Media diso/usi sebagai blangko.
Waktu: 30 menit. Hitung persenlase risedronat natrium yang terlarut
Fase gerak Lakukan seperti yang tertera pada dengan rumus:
Penctapan kadar.
Larutan baku Timbang saksama scjumlah
Risedronat Natriun1 BPFI, masukkan ke dalam labu
tcntukur yang Scsuai · dan cncerkan dcngan Media
disolusi hingga kadar lebih kurang I mg per ml.
Encerkan larutan dengan Media disolusi hingga kadar
900 adalah volume dalam ml Media disolusi; Cs
lebih kurang 0,002 mg per ml x L, L adalah bobot
adalah kadar Risedronal Natriwn BPFI dalam mg per
tablet dalam mg yang tertera pada etiket.
ml Larutan baku; L adalah jumlah riscdronat natrium
LanJ/an uji Gunakan sejun1lah larutan disolusi
da1'cm mg per tablet yang tertcra pada etiket; Au dan
yang telah disaring.
As berturut-turut adalah serapan Larntan uji dan
Sistem /.:romatograji Lakukan seperti yang tertera
Lar.Jtan ba/...-u; JOO adalah faktor konversi terhadup
pada Kromatografi <931 >. Kromatograf cair kinerja
persentase.
tinggi dilengkapi dengan detcktor 263 "'" dan kolom
Toleransi Dalan1 waktu 45 incnit harus larut tidak
4,0 nun x 5 cm yang berisi bahan pengisi L48 dengan
kurang dari 75% (Q) C;H10NNaO,P2 dari jumlah
ukuran partikel JO µm. Laju alir lebih kurang 0,8 ml
yang tertcra pada etiket.
per menit. Lak-11kan kromatografi terhadap Larutan
baku dan rekam respons puncak seperti tertera pada
Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari 2,0; dan Keseragaman sediaan <911> Me111enuhi syarat.
simpangan baku relatif pada pen)"intikan ulang tidak
!ebih dari 2%. · · 'Fenetap:i.n kadar Lakukan penetapan dengan cara
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah ' Kromatografi cair kinerja tinggi sepcrti yang tertera
volume sama (Iebih kurang 20 µI) Larutan baku dan pada Kromatografi <931>. ·
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam Untuk Tablet 5 mg sampai 35 mg.
kromatogram dan ukur respons puncak. Hitung Fase gerak Timbang 1,8 g dinatrium edetat P,
persentase risedronat natrium terlarut dengan rumus: Jarutkan dalam I 000 ml air dan atur pH hingga 9,5 ±
0,1 dengan penambahan natrium hidroksida 1 N. Jika
perlu lah.-ukan penyesuaian menurut Kesesuaian

soo( i )(~ }oo sistem seperti yang tertera pada Kroma(ograji <931 >.
Laru1an baf..-u Timbang saksaffia sejumlah
Risedonat Natrium BPFI, larutkan dalam Fase gera!-
hingga kadar lebih kurang 0, I sampai 0, 15 mg per
500 adalah volume dalam ml Media disolusi; Cs ml.
adalah kadar Risedronat Natrium BPFI dalam mg per
Laru1an ki!sesuaian sislern Tin1bang saksama
ml Lanitan baku; L adalah jumlah risedronat natrium seju:u.Iah Risedronaf l\1atrium BPFI dan SenyaH'a
dalam mg per tablet yang tertera pada·etiket; ru dan Seje•:is C Risedronat BPFI, larutkan dalam Fase
rs berturut-turut adalah respons puncak dari Larutan
gera.:; hingga J<:adar risedronat natrium anhidrat dan
uji dan Larutan ba/.:u; JOO adalah faktor konversi
seny-awa sejenis C risedronat berturut-turut lebih
terhadap persentase.
kurang 0,15 mg per ml dan 75 µg per ml. [Catalan
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak Senyawa Sejenis C Risedronat BPFI ada/ah {2-(3-
kurang dari 80% (Q) C1H10NNa0 7P2 dari jumlah piridinil)etiliden-l,JJbis(asam fosfonat}J.
yang tertera pada etiket.
Larutan uji Masukkan I 0 tablet ke dalam labu
, tentukur yang sesuai, tambahkan Fase gerak lebih
Untuk tablet 75 mg atau lebih.
kurang 60% dari volume labu tentukur, kocok lebih
Media disolusi: 900 ml air, awaudarakan. kurang I 0 menit, dan sonikasi tidak kurang dari 5
A/at tipe 2: 50 rpm, dayung dilapisi dengan teflon
menit. Dinginkan larutan sampai suhu ruang d1Il
2055 Risperldon I Monografi Sup/emen III Farmakope Indonesia IV

encerkan dengan Fase gerak sampai tang~ .. Kadar tinggi. dilengkapi dengan detektor 263 nm dan kolom
larutan lebih kurang 0,5 sampai 1,5 g per ml. 4,0 mm x· -25 cm yang berisi bahan pengisi L48
Encerkan larutan ini dengan Fase gerak hingga kadar dengan ukuran partikel 10 µm'..Laju alir lebih kurang
lebih kurang 0,1 .ampai 0, 15 mg per ml, berdasarkan l ml per menit. Lakllkan kromatografi terhadap
jumlah yang tertera pada etiket. Saring rr.elalui Larutan baku dan rekam respons puncak seperti yang
penyaring nilon dengan porositas 0,22 µm, buang 3 tertera pada Prasedur: resolusi, R, antara puncak
ml filtrat pertama. risedronat dan senyawa sejenis A risedronat tidak
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera kurang dari 2,0; faktor ikutan untuk risedronat tidak
pada Krol!lalografi <931>. Kromatograf cair kinerja lebih dari 1,5; simpangan baku relatif untuk puncak
tinggi dilengkapi dengan detektor 263 nm dan kolom risedronat pada tiga kali penyuntikan tidak"lebih dari
4,0 mm x 25 cm yang berisi bahan pengisi L48 1,5%. •.
dengan ukuran partikel I 0 µm. Laju alir lebih kurang Prosedur •i>untikkan secara - terpisah sejum\ah
0,8 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap volume sama (lebih kllrang 50 µl) Larutan baku dan
Lan,tan kesesua~an sis/em dan rekam respons puncak Larutan 1g'i ke dalam kromatograf, rekarn
seperti yang tertera pada Pro;edur: resolusi, R. kromatogram dan uk'Ur respons puncak utama. Hitung
antara senyawa sejenis C risedronat dan risedronat persentase risedronat natrium, C7H 10N'Na0 7P2, dalam
tidak kurang dari 2,5. Lakllkan kromatografi terhadap tablet dengan rumus:
La.nitan baku dan rekam respons puncak seperti yang

ioo( ~~ )( ~~}
tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada
tiga kali penyuntikan tidak lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kllrang 20 µl) Larutan baku dan
Lanitan uji ke dalam kromatograf, rekam Cs adalah kadar Risedronat Natrium BPFI dalam mg
kromatogram dan ukllr respons puncak utama. Hitung per ml Larutan baku; Cu adalah kadar risedronat
persentase risedronat natriun1, C1H 10NNa0 7P2, dalam natr.um dalan1 mg per ml Larotan uji; ru dan rs
tablet dengan rumus: berturut-turut adalah respons puncak dari Larutan uji
dan Lal"ufan baku.
,,
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
baik, dalam suhu ruang terkendali.

Cs adalah kadar Risedronat Natrium BPFI dalam mg


per ml Larutan baku; Cu adalah kadar risedronat Tambahan monografi
'natrium dalam mg per ml Larutan uji; ru dan rs RISPERIDON
berturut-turut adalah respons puncak dari Larutan uji Risperidone
dan Larutan baku.
Untuk Tablet 75 mg atau lebih.
Fase gerak Timbang 1,8 g dinatrium edetat P, (r"Y"''
larutkan dalam 1000 ml air dan atur pH hingga 9,5 ±
0, 1 dengan penambahan natrium hidroksida 1 N. Jika
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
. l0yy-' N-o
sistem seperti yang tertera pad.a Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Risedonat Natrium BPFI dan Senyawa Sejenis A 3-{2-{4-(6-jluoro- J, 2-benzisoksdzoi-3-i/)piperidinoj
Risedronat BPFI larutkan dalam Fase gerak hingga etil)-6. 7,8,9-tetrahidro-2-metil-4H-pirido [l ,2-a}
kadar risedronat natrium anhidrat dan senyawa pirimidin-4-on [106266-06-2]
sejenis A risedronat berturut-turut lebih kllrang 0,25 C,,H,,FN,02 BM 410,48
mg dan 0,004 mg per ml.
Larutan uji Masukkan 10 tablet ke dalam labu Risperidon mengandung C23H 27FN,0 2 tidak kurang
.tentukur yang sesuai, tambahkan lebih kurang 400 ml dari 98,0% dan tidak lebih dari l 02,0% dihitung
Fase gerak, tutup dan kocok secara mekanik selama terhadap zat yang telah dikeringkan.
5 sampai 15 menit menggunakan pengocok orbital
atau yang sesuai. [Catalan Jika per/u sonikasi 5-15 Pemerian Serbuk putih atau hampir putih.
menit]. Encerlaui beningan denga'n Faie gerak
hingga kadar lebih kurang 0,2 - 0,3 mg per ml. Kelarutan Larut dalam metilen klorida; agak larut
Saring melalui penyaring nilon dengan porositas 0,45 ' dalam etanol; praktis tidak larut dalam air.
µm, buang beberapa ml filti'at pertama.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera . Baku pembanding Risperidon BPFI. Campuran
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja Kesesuaian Sistem Risperidon BPFI {Catalan
Suplemen III Farmakope Indonesia IV Monografi I Risperidon 2056

1
Campuran inf terdiri dari risperidon, Z-oksim,9- 3-[2-[4-[(E)-(2,4-difluorofenil)(hidroksiimino)metil) piperidin-1-
il]eti IJ-2-metil-6. 7,8,9-tetrahidro-4H-pirido[1,2-a]pirimidin-4-on
lzidroksirisperidon, dan 6-metil risperidon). 2
3-[2-[4-[(Zj-(2,4-difl uorofenil)(hidroksiimino )meti!] piperidin- l -
il]etil]-2-metil-6,7,8, 9-tetrahidro-4H-pirido[1,2-aJpirimidin-4-on
Identifikasi '(9RS)-3-[2-[ 4-(6-fluoro- l ,2-benzisoksazol-3-il)piperidin-I -il ]etil )-
A. Serapan spektrum inframerah zat yang 9-hidroksi-2-metil-6,7,8, 9-leb"ahidro-4H-pirido[ l ,2-a]pirimidin-4-
on
didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan 4
3·[2-[4-(5-fl uoro- l ,2benzisoksazol-3-il)pipcridin- I-il]etil]-2·
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang metil-6, 7,8,9-tetrah idro-4H-pirido[ 1,2a]pirimidin-4-on
sama seperti pada Risperidon BPFI. '(6RS) )-3-[2-[4-(6-fluoro-1,2-benzisoksazol-3-il )piperidin-1-
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram il}etil J-2,6-dimetil-6,7,8,9-tetrahidro-4H-pirido[ I ,2-a] pirimidin-4-
on
Larutan uji sesuai d-engan Larutan baku sepeni yang
diperoleh pada Penetapan kadar.
·-
S usut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
Penetapan kadar Lak-ukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
pada Kromatografi <93 l>.
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu
Dapar Larutkan 15,4 g amoniu1n aselat P dalam
80° selama 4 jam.
1000 ml air. Atur pH hingga 6,5 dengan penambahan
as am as etat 10 %.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%;
lakukan penetapan menggunakan 2 g zat. Pengencer Buat campuran JOO ml Dopar, 900 ml
air dan l 000 ml metonol P. ·
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari IO Larntan A Buat carnpuran JOO ml Dapar dan 150
bpj. ml metanol P ke dalam labu tcntukur I 000-ml,
encerkan dengan air san1pai tanda. Saring dan
Senya\\'a sejcnis Masing-masing cemaran dan total awaudarakan.
cemaran tidak lebih dari baU!s yang tertera pada Lorutan B Buat campuran 100 ml Dapar dan 850
Tabel. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi ml metanol P ke dalam labu tentukur I 000-ml,
cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada enccrkan dengan air sarnpai tanda. Saring dan
Kromatogrofi <931 >. a\\'audarakan.
Dapcr, Laruton A, Larutan B, Fose gerok. Fase gerak Gunakan variasi campu::1::.i. Larutan A
Pengencer, Larutan kesesuaian sistem, Larutan baJ..."U, dan Larutan B seperti yang tertera pada Sis/em
Larutan uji dan Sisten1 kromatografi Lakukan seperti kromatografi. · Jika perlu lakukan penyesuaian
yang tcrtera pada Penetapan kadar. menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada
Prosedur Suntikkan secara terpisah (lebih b1rang Kromatografi <931>.
I 0 µl) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam Lan1tan kesesuaian siste1n Buat larutan Campuran
kromatograf, rekam kromatogram. Identifikasi semua
cemaran berdasarkan waktu retensi relatif seperti
Kesesuaian Sistem Risper(don BP,FI dengan kadar
I mg per ml dalam Pengencer.
.. ' '
yang tencra pada Tabel dan ukur respons puncak.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Hitung persentase senyawa sejenis risperidon dalam
Risperidon BPFI, larutkan dan encerkan secara
zat dengan rumus:
kuantitatif dan jikii perlu bertahap dengan Pengencer
1oo(Cs J(r~ _!_)
Cu 1s
)\lF( hingga kadar lebih kurang l ,O mg per ml.
Larutan uji Timbang sak-'ama sejumlah zat
larutkan dan · encerkan secara kuantitatif dan jika
perlu bertahap dengan Pengencer hingga kadar lebih
Cu dan Cs berturut-turut adalah kadar risperidon_ kurang 1,0 mg per ml. :..
dalam mg per ml Larutan uji dan Larutan bobJ; ru
Sistem kromotogrofi Lakukan seperti yang tertera
adalah respons puncak masing-masing cemaran dari
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
Larutan uji; rs adalah respons puncak risperidon dari
tinggi dilengkapi dengan detektor 275 nm dan kolom
Larntan baku; F adaiah faktor respons relatif masing-
4,6 mm x IO cm berisi bahan pengisi LI dengan
rnasing cemaran terhadap risperidoIL Abaikan puncak
ukuran partikel 3 µm. Laju alir lebih kurang 1,5 ml
cernaran yang kurang dari O,OSo/o.
per menit. Pertahankan suhu kolom pada 35°.
Tabel
Senyawa sejenis Waktu Faktor Bata:; Kromatograf diprogram sebagai berikut:
retensi Respons (%)
rel.atif R:latif Waktu LarutanA Laruran B Eluasi
£-oksim 1 0,60 1,0 0,20 (menit) (%) (%)
2
Z-ok.sim 0,67 0,63 0,20
9-hidroksirisperidonl 0,76 0,92 0,20
5-fluororisperidon~ 0,94 1,0 0,20 0-1 70 30 isokratik
Rispcridon 1,0 1,0 ' I - 20 70 ~ 5 30~ 95 gradicn linicr
6-mctilrisperidons 1,2 0,95 0.20 20-25 5 95 isohatik
Cerna.ran lain 1,0 0,10 25 -27 5~ 70 95 ~ 30 gradicn linier
Total cemaran 0.30 27 - 35 70 30 kesetimbangan
2057 Table~Risperidon I Monografi Suplemen III Farmakope Indonesia IV

Lakukan kromdografi terhadap Larntan ke~.~s.uaian Disolusi,-,.


~·'.
<1231>
sistem dan rebm respons puncak seperti yang tertera , · Media diso/usi: 500 ml asam k/orida 0,1 N
pada Prosedur. identifikasi puncak yang sesuai A/at tipe 2: 50 rpm.·····
dengan Z-obim, 9-hidroksirisperidon, 6- Waktu: 45 menit·
metilrisperidon dan risperidon, berdasarkan waktu Lakukan penetapan jumlah C,3H27 FN,02 yang
retensi relatif seperti yang tertera pada Tabel; terlarut dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
resolusi, R, antara Z-oksim dan 9-hidroksirisperidon seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
tidak kurang dari 2,8; falctor ikutan untuk puncak Fase gerak Buat campuran air - asetonitril P
risperidon tidak lebih dari 1,5; dan simpangan baku (65:35) dan tambahkan 1 ml asam trifluoroasetat P
relatif untuk puncak risperidon pada penyuntikan ke-dalam tiap 1000 ml campuran. Atur pH hingga 3,0
ulang tidak lebih dari 2,0%. dengan penambahan amonium hidroksida P, saring
Prosedur Suntikkan secara •.terpisah sejumlah_ dan aw:fudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
volume sama {lebih kurang l 0 µl) Larutan baku dan menurut Kesesuaian ~istem seperti yang tertcra pada
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam Kromatografi <93 l>.
kromatogram, ukur respons puncak risperidon. Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Hitung persentase risperidon, C23 H27 FN 40,, da!am Risperidon BPFI dan larutkan dalam Media diso/usi,
zat dengan rumus: encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bcrtahap
dengan Media diso/usi, hingga kaqar lebih kurang
6 µg per ml. '
100( ~~ J( :~) Larutan uji Gunakan .scju1nlah larutan disolusi
yang tclah disaring melalui penyaring dengan
porositas 35 ~tm.
Cs dan Cu berturut-turut adalah kadar risperidon Sisten1 J.rornatografi Lakukan sepcrti yang tcrtcra
d3.lam mg per ml Larutan bak;. dan Larutan uji; ru pada Kromatografi <931 >. Kromatograf cair kinerja
dan · rs berturut-turut adalah respons puncak tinggi dilengkapi dengan detektor 237 nm dan kolom
risperidon dariLarutan uji dan Laro.tan baku. 4,6 x 150 mm berisi bahan pengisi LI dengan ub1ran
partikel 5 ftm. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup menit. Lakukan kron1atografi terhadap La11,tan baku,
baik, pada suhu ruang. rekam respons puncak seperti yang - fertera pada
Prosedur: waktu retensi risperidon lebih kurang 2, I
menit dan simpangan baku relatif pada penyuntikan
Tambahan mo11ograji ulang tidak lebih dari 2,0%.
TABLET RISl'ERIDON Prosedur Suntikk:an secara terpisah sejumlah
Risperidone Tablets volume sama (lebih kurang 50 µl) Larutan baku dan
Larotan uji ke dalan1 krotnatograf, rekarn
Tablet Risperidon mengandung Risperidon, kromatogram dan uh."Ur respons punc3k. Hitun~
CnH21FN40,, tidak kurang dari 90,0% dan tidak persentase risperidon, C23 H 27FN40,, yang terlarut
lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada dengan rumus:
etiket

Baku pembanding Risperidon BPFI. soo(i )(~}oo . .


Identifikasi
A. Serbuldcan sejumlah tablet untuk membuai 500 adalah volume dalam ml Media diso/usi; Cs ·,
laruum zat dengan kadar 550 ± 50 µg per ml dalam adalah kadar zat dalam mg per ml Larutan baku; L
eli/ asetat p_ Kocok larutan selarna 30 menit dan adalah jumlah dalam mg risperidon per tablet yang
sentrifus selama 20 menit. Uapkan 5 ml beningan di tertera pada etiket; ru dan rs berturut-turut adalah
atas tangas air hangat dengan bantuan aliran gas respons puncak dari Larutan uji dan Larutdn balm;
nitrogen P hingga tersisa 2 ml. Tambahkan 150 ± 50 I 00 adalah faktor konversi persentase.
n1g serbuk kalium brornida P, aduk rata dan Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
keringkan. Spelctrum serapan inframerah residu yang kurang dari 75% (Q) C23 H27 FN 40,, dari jumlah yang
di<.lispersikan dalam ka/ium bromida P menunjukkan tertera pada etiket.
maksimum banya pada bilangan gelombang yang
sama seperti pada Risperidon BPFI. Keseragaman sediaan <911> Memenuhi .syarat.
B. Waktu retensi puncak utama kromatograrn Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang kinelja tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi
diperoleh pada Penetapan kadar. <931>.
Fase gerak dan Sistem kromatografi Lakukan
seperti yang tertera pada Diso/usi.
Suplemen Ill Fannakope Indonesia IV Monografi I Tablet Risperidon 2058

Larutan baku Timbang saksama sejumlah Prosedur Suntikkan lebih kurang 20 µl Larutan uji
Risperidon BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
yang sesuai dan larutkan dalam asam klorida 0.1 N, . respons seinua puncak. Hitung persentase masing-
encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap masing cemaran dalam serbuk'fublet dengan rumus:
dengan asam klorida O, l N, hingga kadar lebih
kurang 0,03 mg per ml.
Larutan uji Masukkan satu tablet ke dalam labu
ten tu lair 100-ml, larutkan dalam 50 ml asam k/orida
0,1 N kocok secara mekanik selama 30 menit
Encerkan dengan asarn klorida O, l N sampai tanda. R adatah faktor respons relatif seperti yang tertera
Saring larutan melalui penyaring denga9 porositas pada Tabel; r1 adalah respons puncak masing-masing
0,2 µr.i..atau lebih kecil. Gunakan filtrat. cemaran dari Larutan uji; rs. adalah respons punca}<
· Prosedur. Suntikkan secara terpisah sejumlah risperidon dari Larutan uji.
volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan buku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam Tabel
kromatogram dan ukur respons puncak riSperidon. SenyJwa sejcnis \Vaktu Faktor Bat.as(%)
Hitung jumlah dalam mg, risperidon, C23 H27 FN402: rctcnsi Rcspons
dalam tablet dengan rum us:· relatif Rclatif
Ilisiklorisperidon 1 0,68 0,81 0,5
Risperidon 1,0 1,0

100 c(;,) Risp!ridon trans-


1V-oksida~
1,65 Tidak dihitung, h:in::a
u:nuk identifik:isi C.::1
kese:.uai:in siste;;:
Rispcridon cis-1\'- 1,81 0,95 0,5
oksida 3
C adalah kadar Risperidon BPF! dalam mg per ml l\1asing-masing 1,0 0,3
Larula'~ bali..-u; ru dan rs berturut-turut ad al ah rcspons cemaran Jain yang
puncak risperidon dari LanJtan z1ji dan Laro/an baku. tidak spesifik
Total cemaran J.0
1
3-{ 4-fluoro-2-hidroksifcnil)-1-(2-(6, 7 ,8,9-tetrahidro-2-meti!-~­
Scnya,va sejcnis Masing-masing cemaran dan tot.:.: okso-4H.. piridcL t,2-a ]pirimidin-3-il)etil ]-2-az.a- l -
cemaran tidak !ebih dari yang tertera pada Tabel. azoniabisiklo[2,2,2Jokt-2-en iodida
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair 1
trans- 3-[2-[4-[(6-fluoro- l ,2-bcn zisoksazol-3 - i I) 1-piperidinil]et i IJ-
kinerja tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi 6, 7.8,9-tetrahidro-2-metil-4H-pirido[ 1,2-a)pirimidin-4-on, N-
oksida monohidrat
<931>. 3
cis- 3-[2-[4-[(6-fluoro- l ,2-bcnzisoksazol-3-il) l -piperidinilJetil]-
Fase gerak, Pergencer, Larutan baku dan Larutan 6,7 ,8,9-tetrahidro-2-metil-4H-pi rido [ I , 2-a Jpirim idin-4-on, N-
uji Lal..-ukan seperti yang tertera pada Penetapan
kadar.
oksida monohidrat
.. ' .
Natrium hidroksida encer Tambahkan natrium Penetapan kadar Lakukan pe~etapan dengan cara
hidroksida 0, 1 N tetes demi tetes ke dalam I 000 ml Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
air hingga pH lebih kurang 8,5. padaKromatografi <931>.
Hidrogen peroksida encer Encerkan 1 ml hidrogen Pengencer Buat campuran air - metanol P (80:20).
perolisida. P dengan air hingga 500 ml. saring dan awaudarakan.
Larutan identifikasi puncak Timbang lebih lmrang Larutan A Buat campuran air - asetonitril P - asam
10 mg Risperidon BPFJ, masukkan ke dalam labu trifluoroasetat P (80:19,5:0,1). Atur pH hingga 3,0,
tentukur 100-ml, suspensikan dengan 10 ml Natrium dengan penambahan amoniurn hidroJ~ida P, saring
hidroksida encer. Simpan· labu pada suhu 90° selama · dan a\vaudarakan.
24 jam, dmginkan sampai suhu ruang. Tambahkan I 0 Larutan B Buat campuran air - n1etanol P - asan1
ml Hidrogen peroksida encer, simpan lagi labu pada trifluoroasetat P (61 :39:0,1). Atur pH hingga 3,0,
suhu 90° selama 2 jam. Dinginkan labu sampai suhu dengan pcnambahan a111oniun1 hidroksida P, saring
ruang dan encerkan dengan metanol P sampai tanda. dan a\vaudarakan.
Sistem f...Tornatografi Lak.'Ukan seperti yang tertera Fase gerak Gunakan variasi carnpuran Larntan A
pada Kromatografi <931>. Lakukan seperti yang dan Larutan B seperti yang tertera pada Sisten1
tcrtera pada Penetapan kadar. Suntikkan lebih kron1arografi. Jika perlu lakukan penyesuaian
kurang 20 µI Larutan identifikasi puncak dan rekam n1enurut Kesesuaian sistetn seperti yang tertera pada
respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur: Kromatografi <931 >.
identifikasi puncak dengan wak'ttl retensi relatif
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
seperti yang tertera pada Tabet; resolusi, R, antara
. Risperidon BPFl masukkan ke dalam labu tentulmr
puncak lrans-N-oksida dan cis-N-oksida tidak kurang
yang sesuai, Iarutkan dalam Pengencer, encerkan
dari 1,2. [Catalan Perkiraan waktu relensi relatif
pada Tabe/ ini hanya untuk keperluan identifikasi). secara kuantitatif dan jika perlu bcrtahap dengan
Pengencer, hingga kadar lcbih kurang 0, 1 mg per ml.
2059 Sefepim llidrokloridil I Monograji Sup/emen III Fannakope Indonesia IV

Larutan uji Serbukkan tidak kurang dari ~O tab.let, Tambalt.a11 monografi


timbang saksama sejumlah serbuk tablet, l!lasukkan SEFEPIM HIDROKLORlDA
ke dalam labu tenrukur yang sesuai, hingga diperoleh Cefepime Hydrochloride
kadar ilkhir 0,1 mg per ml. Tambahkan air 20% dari
volume labu, kocok secara mekanik selama 30 menit.
Tambahkan metanol P 60% dari volume labu, kocok
\"'>o ~
secara mekanik selama 30 menit. Encerkan dengan
metanol P sampai tanda. Saring larutan melalui
penyaring yang sesuai dengan porositas 0,45 µm atau HzN--{
HYJ:N,o "-H-) 60{,
H H S
s o_
lebih kecil. Gunakan ·filtrat .2HO,H,O
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi _dilengkapi dengan detektor 275 nm dan kolom I -[[(6R, 7R)-7-[2-(2-Amino-4-tiazolil)g lioksi /amid~}-
4,6 mm x 15 cm berisi bahan pengisi LI dengan 2-karboksi-8-okso-5-tia-J -azabisiklo[4.2. 0Jokt-2-en-
ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih la1rang 2,5 ml· 3-il]me (i /j- I -metilp irolidinium klorida, 7 2-(Z)-(o-
per menit. Pertahankan suhu kolom pada suhu ruang. metiloksim), monohidroklorida, monohidrat [ 123171-
Kromatograf diprogram sebagai berikut: 59-5]
C1,H,.N,o,s,. 2HCI. H,O BM 571,50
Sefepim Hidroklorida rncngandund setara dengan
Waktu Larutan A Larutan B Eluasi
(menit) (%) (%)
tidak kurang dari 825 µg dan tidak lebih dari 91-1-µg
0-8 100 0 isokratik Sefepim,C 19lf24N 60 5S2, per n1g. dihitung terhadap zat
8- 16 1007 0 0 7 100 gradien linier yang telah dikeringkan.
16 -20 0 100 isokratik
20-21 07100 1007 0 gradien linier
21-30 100 0 kcsetimbangan
Pcmerian Hablur putih san1pai hampir putih, tidak
higroskopik.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku dan
rekam respons puncak seperti yang tertera pada Kelarutan Mudah larut dalam air.
Prosedur: faktor ikutan untuk punc~.k risperidon
tidak lebih dari 2,5; dan simpangan baku relatifuntuk Baku pembanding Sefepim Hidrok/orida BPFl;
puncak risperidon pada penyuntikan ulang tidak lebih Tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan, simpan
dari 2,0%. dalam tempat dingin, terlindung dari cahaya.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Laku.kan penetapan kadar air secara titrimetri untuk
volume sama {lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan penggunaan k.llantitatif, pada saat akan digunakan.
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam Sefepim Hidrok/orida Kesesuaian Sis/em BPFI:
kromatogram dan ukur respons puncak risperidon. campuran senyawa sejenis A sefepim hidroklorida;
Hitung jumlah dalam mg, risperidon, C23H 27FN40,, Senyawa sejenis B sefepim hidroklorida garam inert
dalam serbuk tablet yang digunakan dengan rumus: dan sefepim hidroklorida Tidak boleh dikeringkan
s~belum . digunakan, dalam wadah tertutup rapat,
s1mpan d1 tempat gelap dan dingin. Endotoksin BPF!;
[Catalan pirogenik, penanganan vial dan isi l•.:irus
hati-hati untuk menghindari kontan1inasi}.
Rekonstitusi seluruh isi, gunakan larntan dalam
waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan
Cu dan Cs berturut-turnt adalah kadar risperidon larutan dalam lemari pendingin.
dalam mg per ml Larutan uji dan Larutan baku; ru
dan rs berturut-turut adalah respons puncak risperidon ldentifikasi Spektrum scrapan inframerah zat yang
dari Larutan uji dan Larutan baku.
didispersikan dalam minyak mineral P menunjukkan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup maksimum hanya pada bilangan gelombane yang
rapat terlindung dari cahaya, pada suhu rnang sama dengan Sefepim Hidroklorida BPFI. -
terkendali.
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.

Endotoksin bakteri <20 l> Tidak lebih dari O04 unit


Endotoksin Fl per mg sefepim hidrokloricb.; Jika
pada etiket tcrcantum sefepim hidroklorida steril atau
perlu proses lebih lanjut untuk pembuatan sediaan
injeksi.

Air <1031> Metode I Antara 3,0% dan 4,5%.


Suplemen III Farmakope Indonesia IV Monografi i Sefepim Hidroklorida 2060

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. uji tereluasi sebagai puncak yang lebar pada lebih
kurang 55 menit. Untuk meminimalkan wak1u yang
Logam berat <371> Metode Ill Tidak lebih dari 20 diper/ukan untuk nzencapai kes.etimbangan pada hari
bpj. berikutnya disarankan detektor dijalankan 1nala1n
sebe/~nznya sehingga Jase gerak dia/irknn semalam
N-mctilpirolidin Tidak lebih dari 0,3%; Lakukan dengan laju alir 0,2 ml per menit. Setelah setiap
penctapan dengan cara Kromatografi cair kinerja pe11yuntika11 Larutan uji, disaro11ka11 kromatograf
tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. dialiri dengan Larutan pembilas kolom selama 30
Fase gerak Buat campuran asam nitrat 0,01 N- menit dengan laju alir J,0 ml per rnenit sanzpai
asetonitril P (100:1) saring dan awaudarakan. Jika sefepim terbuang dari kolom dan kromatograf
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian dikembalikan kefase gerakdengan laju alir 1 ml per
sistem seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan pembilas kolom Pipet 5 ml asam nitrat P
ke dalam labu tentukur I 000-m!. Encerkan dengan air
menit untuk kesetimbangan.)
·-
Senyawa sejenis Senyawa sejenis A sefepim tidak
sampai tanda. Piudahkan larutan ke dalam labu yang lebih dari 0,3%; senyawa sejenis B sefepim tidak
sesuai, tambahkan 1000 ml asetonitril P. lebih dari 0,2%; dan cemaran lain tidak lcbih dari
Larutan baku Ukur saksama 0, 16 ml N- O, l %. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi
metilpirolidin, masukkan ke dalam labu tentukur 100- cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
ml, cncerkan ·ctengan air sampai tanda .. Pipet 4 ml Kromatografi <931>. .
larutan, masukkan ke dalam labu tentukur l 00-ml, Lorutan kaliu1n fas/al ~fimbang 0,68 g kalizun
cnccrkan dcngan asan1 nitrat 0,01 N sampai tanda. fas/at 1no11obasa P, larutkan dale.in I 0(J(1 1111 air.
Larntan ini mcngandung N-metilpirolidin lebih Lanaan A Buat ca1npuran Lamtan J:.alfu111 fosfat-
kurang 0,05 mg per ml. asetonitri/ P (9: 1). Atur pH hingga 5,0 dengan
Larutan 1ifi Timbang saksama lebih kurang 100 mg penambahan ka/iun1 hidroksida P atau asarn fosfat P,
zat, masukkan kc dalam labu tentuh1r I 0-ml, larutkan saring dan awaudarakan.
dan encerkan dengan asam nitral 0,01 N sampai Larutan B Buat campuran Larulan kaliu1n fosfat-
tanda. [Catalan laruian ini dapat bertahan selan1a 6 asetonilril P (1:1). Atur pH hingga 5,0 dcngan
jam jika disimpan pada suhu 5~ jika tidak gunakan pcnambahan ka/iu111 hidroksida P atau asam fosfat P,
larutan do/am waktu 30 men it) saring dan a\vaudarakan.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera Fase gerak Gunakan variasi can1puran Larutan A
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja dan La111ta11 B seperti yang tertera pada Sistem
tinggi dilengkapi dengan detektor konduk-tivitas dan kromatografi. Jika perlu lakukan penyesuaian
kolom 4,6 mm x 5 cm yang berisi bahan pcngisi L52 menurut Kesesuaian sistern seperti yang tertera pada
dengan ukuran partikel 5 µm dan disarankan Kromatografi <931 >.
menggunakan kolom pelindung 4,4 mm x 5 cm berisi Larutan kesesuaian sistem Ti1nb2.ng s!!jumlah
bahan pengisi Ll7 yang diiempatkan di antara pompa Sefepim Hidroklorida Kesesuaian Sistern BPFI,
dan injektor. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. larutkan dalam Larutan A hingga kadar lebih k"Urang
Latar belakang konduktansi spesifik lebih kurnng 1,4 mg per ml.
3500 µS. Lakukan kromatografi terhadap Larutan Larutan uji Timbang saksama lebih !,,-urang 70 mg
baku dan.rekam respons puncak seperti yang tertera zat masukkan ke dalal';l labu tentukur 50-ml, larutkan
pada Prosedur: waktu retensi N-metilpirolidin tidak dan enccrkan dengan Larutan A sampai tanda.
k"llrang dari 8 menit; simpangan baku relatif pada [Catalan Suntikkan larutan ini segera, atau simpan
penyuntikan ulang tidak lebih dari 5,0%. da/am lemari pendingin dan disuntikkan dalam
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah wal.1u I 2 jam)
volume sama (lebih kurang l 00 µl) Larutan baku dan Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam pada Kromatografi <93!>. Kromatograf cair kinerja
kromatogram, dan ukur respons puncak N- tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
metilpirolidin. Hitung persentase N-metilpirolidin 4,6 mm x 25 cm yang berisi bahan pengisi LI dengan
dalam zat dengan run1us: ul-uran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang I ml per
men it. Kron1atograf dlprogram sebagai b.erikut:

1000(.f1( ru )) \\laktu Larutan A Laruta.n B Eluasi


W) r5 (menit) ~ %
0-10 100 0 isokratik
10-30 100-.50 0.-+50 gradien linier
C adalah kadar N-metilpirolidin dalam mg per ml 30-35 50 50 isokratik
Larutan baku; W adalah bobot sefepim hidroklorida 35-36 50 -+100 50--+-0 !;radien tinier
dalam mg, dalam Larutan uji, ru dan rs berturut-turut
adalah respons puncak N-metilpirolidin dari Larutan Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian
uji dan Larutan baku. [Catalan Sefepim dari Larutan sistem dan rekam respons puncak seperti yang tertera
2061 Sefepiornntuk Injeksi I Monografi Sup/emen III Farmai:ope Indonesia IV

pada ProSl!lllu: resolusi, R, antara puncak sefepim Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
dan seilya-sejenis A sefepi°m tidak kuniil!filari 5,0; volumii"sama (lebih kurang I 0 µl) Larutan bai:u dan I
antara pUJICli< senyawa sejenis -A .sefepim--dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam lI
senyawa '1Ejmis B sefepim tidak kurang dari !0. kromatogram, dan ukllr respons puncak utama.
I
Lalo1kan kmnatografi terhadap Larulan uji, rekam Hitung jumlah dalam µg sefepim, C19H 24N 60 5S2 tiap
respons pwi<ak seperti yang tertera pada Prosedur: mg zat dengan rumus:
faktor kapaiifas, k', tidak lebih dari 0,6; efisiensi

so(~;)(~)
kolom tidaklurang dari 4000 !empeng teoritis; dan
faktor ikum lidak lebih .dari l,5. [Catalan· Untuk
tujuan idelllif/ikasi, waktu ret.ensi relatif sefepim,
sehyawa Sl!jmis A sefepim dan senyawa sejenis B
'
sefepim bedll:Ut-tumt lebih i:urang 1,0; 2,7 dan 4,3]
Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih
·--
C adalah kadar Sefepim Hidroklorida BPFI dalam mg
-
per ml Larutan baku; P adalah kandungan . sefepim
kurang 10 PJ Larutan uji ke dalam kromatograf, dalam µg per mg Sefepim Hidroklorida BPFI; IV
rekam kmaatogram, dar. ukur semua respons adalah bobot sefepim hidroklorida dalam mg Larutan
puncak. H"Jlllmg persentase masing-masing ccmaran uji, ru dan rs berturut-turut adalah respons puncak
dalam zatdmgan rumus: dari larutan uji dan Larutan baku.

\Vadah d.an penyitnpanan Dalain \Vadah tertutup


rapat, tcrlindung dari cahaya pada suhu ruang
terkendali.

riadalah r~ns puncak n1asing-n1asing ccn1aran dan


rs adalah junlah se1nua respons puncak. Tambahan monografi
SEFEPIM UNTUK INJEKSI
Syarat laill Jika pada etiket dinyatakan bah\va Cefcpime For Injection
sefepim hidmklorida steril, maka harus men1enul.li
syarat Stem:ws <71> seperti yang tertera pada Sefepin1 untuk injcksi adalah ca1npuran steril sefepim
Sefepim u1u.f;_i11jeJ..<si. hidroklorida dan arginin. Mengandung sefepim
hidroklorida setara dengan sefepim, C 19H 24N 60 5 tidak
Penetapan lbdar Lal'Ukan penetapan dengan cara kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari !!5,0% dari
Kromatog9cair kinerja tir.ggi seperti yang tertcra jumlab yang tertera pada etiket.
pad a Kro1.-.grafi <931 >.
Larutanmtrhun 1-pentansulfonal Timbang 5,76 g Baku pembanding Sefepim Hidroklorida BPFI;
natrium 1-pmtansulfonat P, larutkan dalam 2000 ml tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan, simpan
air. Atur ]ii hingga 3,4 dengan pena1nbahan asa1n daiam wadah terlindung dari cahaya. Lal-ukan
aselat glaiill. P, dan kemudian atur pH hingga 4,0 penetapan kadar air secara Titrimetri. Sefepim
dengan penmbahan i:alium hidroksida LP. Hidroklorida Kesesuaian sistem BPFI; campuran
Fase gelSit: Buat campuran Larntan natrium 1- senyawa sejenis A sefepim hidroklorida; senya\va
pentansulf,__asetonitril P (94:6) saring dan sejenis B sefepim dan sefr?im hidroklorida Tidak
awaudaralam. Jika perlu lakukan penyesuaian boleh dikeringkan sebelum digunakan, simpan dalam
menurut .KieEsuaian sistem seperti yang tertera pada wadah gelap dan tertutup rapat, pada tempat dingin.
Kromatogn;fj.<93 I>. Endotoksin BPFI;[Catatan pirogenik. penanganan
Larutan Wu Timbang saksama sejumlah Sefepim vial dan isi harns hati-hati u1Ttuk menghindari
Hidrokloritlr BPFI, larutkan dalam Fase gerak
kontaminasl}. Rekonstitusi seluruh isi, gunakan
hingga kadlllkbih kurang I ,4 mg per ml.
larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang belum
Larutan ;#Timbang saksama kurang lebih 70 mg
dibuka dan larutan dalam lemari pendingin.
zat, masukmke dalam !abu tentukur 50-ml, larutkan
dan encerk:molengan Fase gerai: sampai tanda.
ldentifikasi
Sistem kmnatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kro111<111grafi <93 !>. !Vomatograf cair kinerja A. Lal-ukan seperti yang tertera pada ldentiflkasi
tinggi dilenjapi dengan detektor 254 nm dan kolom secara kromatografi lapis tipis <281>.
3,9 mm x 3icm yang berisi bahan pengisi LI. Laju Fase gerak Buat campuran n-propanol P-air-
alir lebih &rang 2 ml per menit. Lakukan amonium hidroksida P (7:5:4).
kromatograli_ terbadap Larutan baku dan rekam Larutan baku Buat larutan arginin dengan kadar
respons plllll3k seperti yang tertera pada Prosedur: lebih kurang 20 mg per ml.
efisiensi knlBn tidal< kurang dari 1500 lempeng Larutan uji Buat larutan sefepim untuk injeksi
teoritis; fabir ikutan tidak lebih dari 1,7; dan dengan kadar lebih kurang 40 mg per ml.
-simpangan Wu re_latif pada penyuntikan ulang tidak Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada
lebih dari 2,111. Identifikasi secara kromatografi /apis tipis <281>

--
Suplemen III Farmakope Indonesia IV Monografi I Sefotaksim untuk lnjeksi 2062

kecuali semprot lempeng meng5Jnakan ninhidrin LP. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
Bercak arginin berwarna merah tua. Harga R1 dan pada Kromatografi <931>.
intensitas bercak utama dari Larutan uji sesuai ··Lai-utan kalium fosfat, La111tan A, La111tan B, Fase
dengan Larutan baku. gerak, Larutan kesesuaian siste1n dan Sisteni
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
Larutan uji sesuai dengan Larutan bab seperti yang Senyawa sejenis dalam Sefepim Hidroklorida.
diperoleh pada Penetapan kadar. Larotan uji Konstitusikan isi l wadah sefcpim
untuk injeksi dengan sejumlah volume Larutan A
Larutan terkonstitusi Pada waktu digunakan seperti yang tertera dalam etiket. Pipet sejumlah

memenuhi syarat Larutan terkonstitv.si seperti yang volume larutan terkonstitusi ke dalam labu tcntukur
tertera pada lnjectiones. yang sesuai, encerkan dengan Laro/an A hingga
ka4m: sefepim lebih k_urang 2 mg per'ml. {Catalan
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,06 unit Gunakan. larutan segera setelah dibual atau sin1paf!
Endotoksiri Fl per mg sefepim. dala1n lemari pendingin dan gunakan dalan1 1vaktu
kurang dori 12 jam]
Sterilitas <71> Mcmcnuhi syarat; lakukan penetapan Prosedur Suntikkan l 0 µI Lorntan uji kc dalam
dengan Penyaringan n1e1nbran seperti yang tertera krornatograf, rekam kron1atogram dan ukur scmua
pada uji Sterilitas. rcspons puncak. l{itung. pcrsentase ma.sing-masing
ccmaran dala111 serbuk untul\__injcksi dcng'an ru1r.us:
Kcscragaman scdiaan <9 ! I> Memenuhi syarat.

pl! <1071> Antara 4,0 dan 6,0; lakukan penctapan


mcnggunakan larulan l 00 mg per ml.
1oo( r,)
Is

Air <1031> Metode I Tidak lcbih dari 4,0%. riadalah respons puncak n1asing-masing cc111aran;
dan rs adalahjun1lah scmua rcspons puncak.
N-melilpirolidin Tidak lebih dari 1,0%. Lakukan
pcnetapan dengan cara Kron1atografi cair kine1ja Syarat lain l\1en1enuhi syarat Penandaan sepcrti
• tinggi scpert1 yang tertera pada_Kromatografi <931>. yang tertera pada Injectiones.
Fase gerak, Larutan baku dan Sistem kromatografi
Lakukan seperti yang tertera pada N-metilpirolidin Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
dalam Sefepim hidroklorida. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
Larutan uji Konslitusikan isi l wadah sefepim pada Kromatografi <931>.
untuk injeksi dengan sejumlah ·volume air seperti Fase gerak, Larutan baku dan Sistem kro1natografi
yang tertera dalam etiket. Encerkan sejumlah larutan Lakukan seperti yang tertera pada Penetapan kadar
terkonstitusi yang telah diukur saksama dengan asam dalam Sefepim Hidroklorida.
nitrat 0,05 N hingga kadar sefepim lebih kurang 10 Larntan uji Konstitusikan isi 1 \Vadah sefepim
mg per ml. {Catalan Gunakan larutan segera selelah untuk injeksi ·sesuai dengan sejum!ah volume air
dibual}. seperti yang tertera pada etiket. Ambil semua isi
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah m'enggunakan jarum dan alat suntik hipodermik yang
volume sama (lebih kurang ·100. µl) Larutan baku dan sesuai dan encerkan secara kuantitatif dengan Fase
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam gerak hingga kadar sefepim lebih kurang l mg per
kromatogram da.1 ukur respons puncak N- ml.
metilpirolidin. Hitung persentase N-metilpirolidin Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
dalam serbuk injeksi dengan rumus: volume sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam

100(~)(:~)
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
jumlah dalam mg sefepim, C 19H24 N60 5S2 dalam
scrbuk untuk injeksi yang digunakan dengan rumus:

O,OO!CPD(:~)
C adalah kadar N-metilpirolidin dalam mg per ml
Larutan baku; D adalah kadar sefepim dalam mg per
ml Larutan uji;, ru dan rs berturut-turut adalah
respons puncak Laruian uji dan Larutan baku.
C adalah kadar Sefepim Hidrok/orida BPFI dalarn
Senyawa sejenis M.asing-masing senyawa sejenis A mg per ml Laru/an baku; P adalah kandungan
scfepim, senyawa sejenis B sefepim tidak lebih dari sefepim dalam µg per mg Sefepim Hidroldorida
0.5% dan masing-masing cemaran lain tidak lebih BPFI; D adalah faktor pengenceran Larutan uji; ru
dari 0,5%. Lakukan penetapan dengan cara
2063 Sefolllbiln uutuk Injeksi I Mqnografi Suplemen III Fannakope Indonesia IV

dan rs bertumt-turut adalah respons punc~k .Larutan La\rn.Iw1 seperti yang tertera pada Penetapan kadar
uji dan Larut5r baku. menggunakan Lam/an uji 2, Lamtan uji 3 atau
Larutan uji 4 yang sesuai.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, sepertiyang tertera pada Wadah untukpadatan Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti
steril dalam Injectiones. Simpan dalam lemari yang tertera pada lnjeksi volume kecil.
pendingin ala pada suhu ruang terkendali. Simpan
serbuk terkOIJSljtusi dalam lemari pendingin selama Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran
tidak lebih dari 7 hari. tidak lebih dari 6,0% dan total cemaran tidak lebih
dari I 0,0%. Lakukan penetapan menggunakan
Penandaan Pada etiket dinyatakan, diencerkan kromatogram Larutan uji yang diperoleh dari
dengan pemha.wa parenteral yang sesuai, sebelum Penetapan kadar. Hitung persentase masing-masing
digunakan uilluk infus intravena. cemaran dengan rumus:

Ta1ttbaha11 •011ografi
SEFOTAKSIM UNTUK INJEKSI
Cefotaximek Injection
r, adalah respons puncak masing-ni.a.sing cemaran; rs
Sefotaksim liilluk injeksi mengandung Sefotaksim adalah jumlah semua respons ,,.puncak. [Catalan
Natrium setm dengan Sefotaksim, C,.H 17 N50;S 2, .4baika11 puncak cen1aran yang lebih kecil dari
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 115,0% 0,1%}.
darijumlahy.mg tertera pada etiket.
Syarat lain ~1emenuhi syarat pH dan Susut
Baku pemh:mding Sefotaksim Natriwn BPF!; pengeringan seperti yang tcrtcra pada Sefotaksim
Endotoksin BPFI, [Catalan Bersifar pirogenik, 1Vatrium dan n1en1enuhi syarat Penandaan seperti
penanganan vial dan isi haros hati-hati untuk yang tertera pada lnjectiones.
menghJndari ionta111inaslj. Rekonstitusi seluruh isi,

gunakan larriim dalam waktu 14 hari. Simpan vial Pcnctapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
yang belum dibuka dan larutan, dalam lemari Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
pendingin. pada Kromatografi <931>.
Larutan ttdonstitusi Pada waktu digunakan, Larutan dapar fosfat 0,05M, Larutan A, Larutan B,
memenuhi 'S_Ja!Eat Larutan terkonstitusi seperti yang Fase gerak, Larutan baku, Larutan resolusi dan
tertera pada!Ji;ectiones. Sisrem kromatografi Lakukan S\'perti yang tertera
Identifikasi · ,· • • pada Penetapan kadar dalam Sefotaksim Natrium.
Jika pada etiizt dinyatakan bahwa tidak ada bahan Larutan uji 1 (digunakan jika ditetapkan uji
tambahan: Keragaman bobot) Timbang saksama lebih l.."Urang
A Spektnm serapan inframerah zat yang telah 40 mg sefotaksim untuk injeksi, masukkan ke dalam
dikeringkan mn didispersikan dalam kalium bromida labu tentukur 50-ml, tambahkan lebih kurang 40 ml
P, menunjtikbn maksimum hanya pada bilangan Larutan A, aduk sampai larut dan encerkan dengan
gelombang .J3Ilg sama seperti pada Sejotaksim Larutan A sampai tanda. [Catalan Gunakan larutan
Natrium BPFL ini segera. Laro/an dapat digunakan dalam waktu 24
B. Menwjrldcan reaksi Natrium cara · A dan B jam,jika disimpan da/am lemari pendingin}.
seperti ya11g tertera pada Uji ldentijikasi Umum Larotan uji 2 (untuk kemasan botol infus dan vial).
<291>. Konstitusikan satu wadah sefotaksim untuk injeksi
Jika pada dike! dinyatakan bahwa ada bahan dengan sejumlah volume minimum pelarut seperti
tambahan: yang tertera pada etiket. Balikkan wadah dan
C. MenmJilldcan reaksi uji B seperti yang tertera keluarkan seluruh isi menggunakan alat suntik
pada Identifi'lwsi dalam Seforaksim Natrium. dengan jarum hipodermik. Masukkan ke dalam !abu
•entukur I00-ml dan encerkan dengan Larutan A
Endotoksin .. kteri <201> Tidak Iebih dari 0,20 sampai tanda. [Catalan Jangan bi/as a/at suntik atau
unit Endotokiiii Fl per mg sefotaksim. wadahj. Pipe! sejumlah volume ]arutan dan encerkan
secara kuantiµitif dengan Lamtan A hingga kadar
_Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan sefotaksim lebih kurang 0,8 mg per ml. .{Catalan .
dengan Pe,,,.ingan. membran seperti yang tertera Gunakan larutan 1n1 segera. Larutan dapat
pada Uji Sterilitas. digunakan dalam waktu 24 jam, jika disimpan dalam
lemari pendingin}.
Keseragam_a sediaan <911> Memenuhi syarat. Larutan uji 3 (kemasan botol infus "piggyback').
Prosedur kestragaman kandungan Konstitusikan satu wadah sefotaksim untuk injeksi
Sup/emen III Farmakope Indonesia IV Monografi I Sikloserin 2064

dengan sejumlah volume mm1mum pelarut seperti Tambahan monografi


yang tertera pada etiket. Lakukan seperti yang tertera SIKLOSERIN
pada Larutan uji 2, mulai dari "Balikkan wadah ..... " Cycloserine
Larutan uji 4 (produk ruahan, bila pada etiket
dinyatakan jumlah sefotaksim dalam sejumlah
Y
O NH,

volume larutan terkor.stitusi). Konstitusikan satu HN


'0 H
wadah sefotaksim untuk injeksi dengan sejumlah
volume pelarut seperti yang tertera pada etiket. (+)-4-Amino-3-isoksazolidinon (68-41-7)
Keluarkan dengan saksama sejumlah volume larutan
C,H.N202 BM I 02,09
setara dengan lebih kurang I 000 mg sefotaksim,
menggunakan alat Suntik dengan jarum hipodermik, Sikloserin mempunyai potensi tidak kurang dari
masukkan ke dalam labu tentukur IOO··ml dan 900 µg per mg C3 H6 N 20,.
encerkan -dengan Larutan A sampai tanda. [Catatan
Jangan bi/as a/at suntik atau wadalzj. Pipet sejumlah Baku pembanding Sikloserin BPFI; lak-ukan
volume larutan dan encerkan secara kuantitatif pengeringan dalam hampa udara pada tekanan tidak
dengan Larutan A hingga kadar sefotaksim lebih lebih dari 5 mmHg, pada suhu 60° selama 3 jam
k-urang 0,8 mg per ml. [Catalan Gunakan larutan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup
segera. Larutan dapat digunakan dalam waktu 24 rap,,.
jam,jika disin1pan dalarn /enzari pendingin}.
Prosedur Lakukan penetapah seperti yang tertera Pemerian Serbuk hablur putih sampai kuning pucat,
pada Prosedur dalam Penetapan kadar pada tidak berbau atau berbau lemah, higroskopik dan
Sefotaksim Natrium. Hitung jumlah dalam µg, tcrurai sesudah menyerap air.
sefotaksim, C 16 H 17 N50 7 Si, dalam tiap mg sefotaksim
untuk injcksi dcngan rumus: Kclarutan Sangat mudah larut dalam air. Larutan ini
memutar bidang polarisasi ke kanan.

Identifikasi Larutkan lebih kurang I mg zat dalam


J"''J ml natriurn hidroksida 0, 1 /\'. Pada I ml larutan
tambahkan 3 ml asam asetat I N dan I ml campuran
adalah kadar Sefotaksim Natrium BPFI dalam mg dengan perbandingan sama dari larutan natrium
per ml Larutan baku; P adalah kemurnian nitroprusida P (I dalam 25) dan natrium hidroksida
sefotaksim, dalam µg per mg Sefotaksim Natrium 4 N yang dibuat I jam sebelum digunakan, secara
BPF!; W adalah bobot dalam mg sefotaksim untuk bertahap terjadi warna biru.
injeksi yang digunakan; ru dan rs berturut-rurut
adalah rcspons puncak sefotaksim dari LanJtan uji Hasil kondensasi Tidak lebih dari 0,80; Jakukan
dan Larutan balm. penetapan serapan jenis seperti pada Spektrofotometri
Hitung jumlah dafom mg, sefotaksim dalam wadah dan H amburan Cahaya <851 > pad a 285 nm,
dan larutan terkonstitusi yang digunakan dengan menggunakan larutan zat 0,40 mg per ml dalam
rum us: natrium lzidroksida 0. I N.

CP ( L
1000 D
)( ru I
rs )
Rotasi jenis <1081> Antara 108° dan 114°; lakukan
penetapan menggunakan larutan 50 mg per ml dalam
narrium hidroksida 2 N.

L adalah jumlah sefotaksim yang tertera pa<la etiket Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.
dalam wadah atau dalam sejumlah volume larutan
terkonstitusi yang digunakan dalam mg; D adalah pH <1071> Antara 5,5 dan 6,5; lakukan penetapan
kadar sefotaksim dalam mg per ml Larutan uji 2, menggunakan larutan I dalam IO.
Lani/an uji 3 atau Lanaan uji 4 sesuai jun1lah yang
tertera pada etiket wadah atau dalam sejumlah Susut pengeringan <1121> Tidak .lebih dari l,0%;
volume larutan terkonstitusi yang digunakan dan lakukan penetapan dalarn botol bersumbat kapiler
pengenceran selanjutnya dan simbol lainnya seperti dalam hampa udara pada suhu 60° sclama 3 jam,
tertera pada Sefotaksim Natrium. menggunakan lebih kurang I 00 mg zat.

Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah Padatan Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,5%;
Steril seperti yang tertera pada lnjectiones. lak-ukan pengarangan dengan pembasah 2 ml asam
nitrat P dan 5 tetes asam sulfat P.
2065 Kapsul Sikloseriu I Monografi Suplemen III Farmakope Indonesia IV

Penetapan kadar Lakukan pene~pan d~~~an cara. Tambahan monografi-


Kromatograji cair kinerja tinggi seperti yarig ·tertera KAPSUL SIKLOSERIN
pada Kromatograji <931 >. Cycloserine Cap·sules
Dapar fosfat pH 6,8 Buat larutan seperti yang
tertera pada Larutan Dapar pada Pereaksi, /ndikator Kapsul Sikloserin mengandung Sikloserin,
dan Larutan. C3H,;N20i, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
Fase gerak Timbang 500 mg natrium 1- dari 120,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
dekansulfonat P larutkan dalam 800 ml air,
tambahkan 50 ml asetonitril P dan 5 ml asam asetat Baku pcmbanding Sik/oserin BPFI; lakukan
glasial P dan campur. Atur pH hingga 4,4 dengan pengeringan dalam hampa udara dengan tekanan
penambahan natrium hidroksida I N, saring dan tidak lebih dari 5 mmHg, pada suhu 60° selama 3 jam
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup
menurut Kesesuaian sistem scperti yang tertera pada rapat.
· Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama scjumlah Idcntifikasi Kocok sejumlah isi kapsul setara dcngaa
Sik/oserin BPFI masukkan ke dalam labu tentukur lebih kurang l 0 mg sikloserin dengan l 00 ml
yang sesuai, larutkan dan encerkan dengan Dapar natrium hidroksida 0, I N, saring. Pada l ml filtrat
fosfat pH 6,8 hingga kadar lebih k-urang 0,4 mg per tambahkan 3 ml asam asetat I N dan l ml campuran
ml. dengan perbanding~n sama dari larutan nGtrium
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 2U mg nitroprusida P (1 dalam 25) dan natrium hidroksida
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml. 4 N yang dibuat l jam sebclum digunakan, secara
Larutkan dan encerkan dengan Dapar fosfat pH 6. 8 bcrtahap terjadi wama biru.
sampai tanda.
Sistem kromatograji Lakukan seperti yang tertcra Disolusi <1231>
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja Media disolusi : 900 ml Dapar fosfat pH 6,8
tinggi dilengkapi dcngan detektor 219 nm, kolom A/at tipe I: l 00 rpm
4,6 mm x 25 cm yang berisi bahan pengisi LI, Waktu: 30 mcnit
dengan ukuran partikel 5 µm. Pertahankan suhu Lak-ukan penetapar; jumlah C 3H,N20 2 yang terlarut
kolom pada 30° dan laju alir lebih kurang l ml per dengan cara Krornatografi cair kinerja tinggi seperti
menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku yang tertcra pada Kromatografi <931>.
dan rekam respons puncak seperti yang tertera pada Dapar fosjat pH 6,8, Fase gerak dan Si.stem
Prosedur: faktor lkutan puncak analit tidak lebih dari kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
1,8; simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang Penetapan kadar_
tidak lebih dari 2,0%. Larutan baku, · Timbang saksama sejumlah
•Prdsediir · Suntiki<art secara terpisah sejumlah Sikloserin BPFI, larutkan dan encerkan dengan
volume sama (lebih k-urang 10 µI) Larutan baku dan Dapar fosfat pH 6,8 hingga kadar lebih kurang 0,25
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam mg perm!.
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hi tung Laru!an uji Gunakan larutan disolusi yang telah
jumlah dalam µg, sikloserin, C3H6N 20,, dalam tiap disaring.
mg mt dengan rumus: Prosedur Suntikkan secara terpisah sejurnlah
volume sama (lebih kurang l 0 µl) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam

50.000( ~ )( ~~ J kromatogram dan ukur respons JJuncak sikloserin.


Hitung jumlah dalam mg, sikloseriD, C 3H,N 20,,
yang terlarut dengan rumus:

C adalah kadar Sik/oserin BPFI dalam mg per ml


Larutan baku; W adalah bobot zat dalam mg yang
digunakan dalam Larutan uji; ru dan rs berturut-turut
adal.1h rcspons puncak dari Larotan uji dan Lanllan
baku.
C adalah kadar Sikloserin BPFI dalam mg per ml
Wadah dan penyimpanan . Dalam wadah tertutup Larutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah respons
rapat. .· puncak dari Larutan uji dan Larutan baku..
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus lanit tidak
kurang dari 80% (Q) C3 I-i.N20,, dari jumlah yang
tertera pada etiket.

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.


Suplemen III Fannakope Indonesia IV Mono graft I Silostazol 2066

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; Kelarutan Mudah larut dalam klorofom1; agak sukar
lakukan penetapan dalam botol bersumbat kapiler larut dalam metanol dan dalam etanol; praktis 1idak
dalam hampa udara pada suhu 60° · selama 3 jam larut dalam air.
menggunakan lebih kurang I 00 mg zat
Baku pembanding Silos/azol BPF!; Senyawa
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Sejenis A Silostaw/ BPFI; Senyawa Sejenis B
Kromatograji cair kinelja tinggi seperti yang tertera Silostazol BPFI; Senyawa Sejenis C Silostazol BPFI.
pada Kromatograji <931>.
Dapar fosfat pH 6,8, Fase gerak, Larutan baku ldentifikasi
dan Sis/em kromatografi Lakukah seperti yang tertera A. Spektrum serapan infr.amerah zat yaQg telah
pada Penetapan kadar dalam Sikloserin. dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida
Larutan uji Timbang tidak kurang dari 20 kapsul. P menunjukkan maksimum .hanya pada bilangan
Ke!uarkan semua isi kapsul, bersihkan cangkang gelombang yang sama seperti pada Silostazol BPFI. ·-
kapsul dan timbang saksania. Hitung bobot rata-rata B. Waktu retensi puncak utama kromatogram
isi kapsul. Timbang saksama sejumlah isi kapsul Laru!an· uji sesuai dengan Larutan baku sepcrti yang
setara dengan lebih kurang ! 00 mg sikloserin, diperoleh pada Penetapan kadar.
masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml. Larutkan
dan encerkan dengan Dapar fosfat pH 6,8 sampai Susut pengeringan <1121> Tidak Jebih dari 0,25%;
tanda, saring. - lakukan pengeringaR pada suhu 110° selarf1a 3 j<im.
Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada
Penetapan kadar dalam Sikloserin. Hitung jumlah Sisa pemijaran <30 I> Tidak lebih dari 0, I%.
dalam mg, sikloserin, C3H6N 20,, dalam isi kapsul
yang digunakan dengan rumus: Klorida <361> Tidak Jebih dari 0,018% ..
Lam/an uji Larutkan 500 mg zat dalam 40 ml
dilnctilfor111a111ida P tambahkan 6 nll asan1 nitral encer

2soc(~I
P, tambahkan dimeti!formamida P hingga 50 ml.
Lanaan pernbanding Tan1bahkan 6 1nl asarn nitrat
rs ) encer P ke dalam 0,25 ml asam k/orida 0,01 N,
.. tambahkan dimeli!formarnida P hingga 50 ml.
C adalah kadar Sik/oserin BPFI dalam mg per ml Prosedur Tambahkan I ml perak nitrat LP ke
Lan,lan ba/..-u; ru dan rs berturut-turut adalah respons dalam La11.ttan uji dan Larutan pen1banding, campur
puncak dari Larutan uji dan Lani/an ba/..."U. dan biarkan selama 5 menit, lindungi dari cahaya
Jangsung. Bandingkan kekeruhan yang terjadi pada
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup, kedua tabung yang diamati baik secara vertikal atau
rapat. horizontal dengan latar belakang hitam: kekeruhan
Larutun uji tidak lebih intensif dari Larutan
pembanding (0,0 l 8%).
Tambalzan monografi
SILOSTAZOL Logam berat <371> Metode Ill Tidak lebih dari 10
bpj.
Cilostazol -
Senya,,·a sejcnis J\.1asing-masing cemaran dan total
cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada
Tabel. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi
cair kinerja linggi seperti yang tertera pada
Kromatcgraji <931 >.
Pengencer, Larutan A, Larntan B, Fase gerak,
Larutan kesesuaian siste1n, dan Sistern kron1atografi
6-[4-(J-sikloheksil- I H-tetrazo/-5-il)butoksi}-3, 4-
lakukan seperti yang tertera pada Penetapan kadar.
dihidrokar.bostiril [73963-72-1]
La1111a11 balm Timbang saksama sejumlah
C 20 H 27N 502 BM 369,46
Silostazol BPFI dan Senyawa Sejenis C Si/ostazol
BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur yang sesuai,
Silostazol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
larutkan dalam asetonitril P hingga kadar masing-
tidak lebih dari I 02,0% C,0H,,N 50,, dihitung
masing lebih kurang 0,5 mg per ml, jika perlu
terhada~ ~t yang telah dikeringkan. ·
sonikasi. Pipet 4 ml larutan ke dalarn labu tentukur
I 0-ml, dan encerkan dengan air sarnpai tanda.
Pemerian Hablur putih sampai hampir putih.
Kemudian encerkan secara kuantitatif dan jika pcrlu
bertahap dengan Pengencer hingga kadar masing-
masing lebih kurang 0,4 µg per ml.
2067 Silostazol / Monografi . Suplemen III Farmakope Indonesia IV

Lorutan uji Timbang saksama lebih Icunil!f20 mg kromalagrafi. Jika perlu lakukan penyesuaian
zat masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan menurut Kesesuaian sis/em seperti yang tertera pada
dengan 20 ml asetoniril P, jika perlu sonikasi. · Kromatografi <931>.
Encerkan dengan air sampai tanda. Laru/an kesesuaian sistem Larutkan sejumlah
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Silostazol BPFI. Senyawa Sejenis A Silostazol BPFI,
volume sama (kliih kurang 20 µl) Larutan baku dan Senyawa Sejenis B Si/ostazol BPFI dalam Pengencer
Larutan.-· uji ke dalam kromatograf, rekam hingga kadar masing-masing 0,05 mg per ml.
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Hitung persentase senyawa sejenis C silostazol Silostazol BPFI, larutkan dalam asetonitril P jika
dengan rumus: perlu sonikasi hingga kadar lebih 1.-urang l,O·mg per
ml. Pipet 4 ml larutan ke dalam labu tentukur JO-ml

·- ~an encerkan dengan air sampai tanda. Kemudian


encerkan dengan Pengencer hingga. kadar lebih
kurang 0,04 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih l-urang 20 mg
Cs adalah kadar Senyawa Sejenis C Si/ostazol BPFI zat, masukkan ke dalam labu lentukur 50-ml, larutkan
dalarn µg per ml Larutan baku; Cu adalah kadar da!am 20 ml asetonitril P, jika perlu sonikasi,
silostazol dalam mg per ml Lamtan uji; ru adalah encerkan dengan air sarnpai tanda. Pipet 1 ml larutan
respons puncak senya,va sejenis C silostaz01 da\am kc dalam · labu tcntukur IO-ml,; cncerkan dcngan
LanJtan uji; rsadalah respons puncak senyawa sejenis Pengencer sampai tanda.
C silostazol dalam Lamtan baku. Hitung perscntase Siste1n /..-romatograji Lakuk~n seperti yang tcrtera
cemaran lain dcngan rumus: pada Kro1natografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilcngkapi dcngan dctcktor .254 nm dan kolom
4,6 min x 10 cn1, berisi bahan pengisi L7 dengan
ukuran partikel 3,5 µm. Laju alir Jebih kurang l ml
per menit. Pertahankan suhu kolom pada 40°.
Kromatograf diprogram sebagai bcrikut :
F adalah fa1.-tor respons re!atif dari Tabel; Cs adalah - .\Vaktu Larutan A Larulan B Elu:isi
kadar silostazol <lalam fLg per ml Larutan baku; Cu (menit) (%) (o/o)
adalah kadar-silostazol dalam mg per ml Lorutan uji; 0-6,5 100-+50 0-tSO gradien linicr
ru adalah respons puncak cemaran lain dalam Lamtan 6,5-10 50.-.0 50->100 gradien linier
10-20 0 JOO isokr:atik
uji; rs adalah rcspons puncak silostazol dalam Larutan
20-20,1 0-+100 100-+0 gradicn linier
bairn. 20,1-28 100 0 kcsctimbangan

Tabel
Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaia;;
Nama Waktu retcnsi Faktor respons Batas
rclatif relatif (%) sistem, tentukan zat-zat pada Tabel dan re!-~am
Senyawa 0,2 1,7 0,1 respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur:
sejenis A resolusi, R, antara puncak silostazol dan senyawa
silostazol sejenis B silostazol, tidak kurang dari 3,0; faktor
Senyawa 0,9 0,58 0,1
sejenis B ikutan puncak silostazol tidak lebih dari 2,0 dan
silostazol simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
Silostazol I0 1,0 lebih dari 2,0%.
Senyawa 1,9 0,1 Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
sejenis c volume sama (lebih kurang 20 µI) Lonaan baku dan
silostazol
Cemaran lain 1,0 0,1 Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
Total cemaran 0,4 kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
jumlah dalam mg, silostazol, C,0 H27 N5 0 2, dalam zat
Penctapan kadar Lakukan penetapan dengan cara yang diguna.l<an dengan rumus:
Kromalografi cair kinerja linggi seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>.
Pengencer Buat campuran air
(60:40).
asetonitril P
sooc(~)
Lorutan A Buat campuran air asetonitril P
(7 0:30), sa,;ng dan awaudarakan.
Lorutan B Buat campuran air - asetonitril P C adalah kadar Silostazo/ BPFI dalam mg per ml
(50:50), saring dan awaudarakan. Lorutan bairn; ru dan rs berturut-turut adalah respons
Fase gerak Gunakan variasi campuran Lorutan A puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
dan Lorutan B · seperti yang tertera pada Sistem
Sup/emen Ill F armakope Indonesia IV Monografi I Simetidin 2068

Wadah dan .penyimpanan Simpan dalam wadah Sistem kromatografi Lala1kan sepcrti yang tertera
tertutup rapat, pada suhu ruang. pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
4,6 mm x 150 cm berisi bahan pengisi Ll. Laju alir
Tambahan monografi lebih kurang I ml per mcnit. Lakukan kromatografi
TABLET SILOSTAZOL terhadap Larutan baf...LJ, rckam respons puncak seperti
Cilostazol Tablets yang tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara
puncak silostazol dan benzofenon tidak kurang dari
Tablet Silostazol mengandung Silostazol, 9,0 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan
• ulang tidak lebih dari 1,5%.
C 2oH27N 50,, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
cj.ari 110,0% jumlah yang tertera pada etiket. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang I 0 µl) Laruta11 uji dan
Baku pembanding Si/ostazol BPFI. Larutan ·baku ke dalam kromatograf, rekam
kromatogram dan ukur respons purlcak utama Hitung
Identifikasi persentase, silostazol, C2oH21N 50 2, dari jumi.ah yang
A. ·spektrum serapan inframerah Larutan uji tertera pada etiket dengan rumus:
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
gelomba~g yang sama seperti pada Larutan baku.
larutan baku Tin1bang saksama seju1nlah
Silostazol BPF! larutkan dalam kloroform P hingga
kadar lcbih h.llrang l 00 1ng per n1L
larutan uji Tin1bang saksarna sejumlah scrbuk Cs adalah kadar Silostazo/ BPFI dalam mg per ml
tablet setara dengan I 00 mg silostazol, masukkan ke Larutan baku; Cu adalah kadar silostazol dalam mg
dalam wadah kaca. Tambahkan I ml kloroform P, per ml Lani/an uji; ru dan rs berturut-turut adalah
aduk selama I n1cnit dan saring melalui penyaring respons puncak larutan uji dan lar1Jlan haku.
dengan porositas 0,5 µm atau lebih kecil.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram \Vadah dan penyitnpanan Dala1n \Vadah tertutup
Lorn/an uji sesuai dcngan La11:'::-.'1 baku seperti yang baik, tidak tern bus cahaya. Si111pan pada suhu ruang. •
dipero!eh pada Penelapan kadar.

Kescragan1an scdiaan <911> Memenuhi syarat. SIMETIDIN


Cimetidine
Penetapan kadar Lakukan pcnetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
0 , Ifila,ngkan perS)·aratan:
pada Kromatografi <93 I>.' ' ' ' •scleniun1 <391> Tirlak lcbih dari l.U?-;,: Jakukan
Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P- pengeringan pada si.thu l I0° selama 2 jan1 .•
metanol P (10:7:3), saring dan awaudarakan. Jika
perlu lak:ukan penyesuaian menurut Kesesuaian Perubahan:
sistem seperti yang tertera pada Kroniatografi <931>.
Kemurnian kromatografi. •Masing-rnasing cemaran
Larutan -baku internal Buat larutan benzofenon tidak lebih dari 0,2%; total cemaran tidak lebih dari
dalam metanol P hingga kadar larutan lebih kurang 4 1,0%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi
mg per ml. cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
La111tan baku Timbang saksama sejumlah Kromatografi <93 l> .•
Silosiazol BPFI, larutkan dalarn metanol P dan Fase gerak Buat campuran 240 ml metanol P, 0,3
tambahkan sejumlah volume Larutan baku internal, ml asam fosfat P 85%, 940 mg natrium l-
encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap heksansulfonat P dan air secukupnya hingga 1000
hingga kadar Silostazol BPFI dan baku internal ml, saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
berturut-turut lebih kurang 0, I dan 0,04 mg per ml. penyesuaian menurut Kesesuaian sisten1 scperti yang
Larulan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
tertera pada Kromatografi <931 >.
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk , Lanaan baf...-u Ti1nba11g saksan1a sejumlah
tablet setara dengan lebih kurang 50 mg silostazol, Simetidin BPFI, !arutkan dalam Fase gerak hingga
pindahkan ke dalam labu tentukur yang sesuai dan kadar lebih kurang 0,80 µg_per ml.
tambahkan sejumlah volume Larutan baku internal. Larutan uji Timbang saksama .iebih kurang 100 mg
Encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap zat, masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml,
dengan metanol P hingga kadar silostazol· dan baku larutkan dalam lebih .kurang 50 ml Fase gerak dan
internal berturut-turut lebih kurang 0,1 dan 0,04 mg , encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Campur,
per ml. Saring melalui penyaring membran dengan sonikasi selarna 15 menit.
porositas 0,5 µm atau lebih kecil.
2069 Tablet Simetidin I Monografi Suplemen III Farmakope Indonesia IV

Sistem kromatografi Lakukan seperti yaqg tertera kurang, dari 0,6; efisiensi kolom ditetapkan dari
pada Kromatografi <931>. Kromatograf calr kirierja puncak · '\ma lit tidak kurang dari l 000 lempeng
tinggi dilengkapi dengan detektor 220 nm dan teoritis dan simpangan baku relatif pada penyuntikan
kolom 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi LI. Laju. ulang tidak lebih dari 2,0%.
alir lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam respons volume sama (lebih kurang 50 µl) Larutan baku dan
puncak seperti yang tertera pada Prosedur: faktor Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
kapasitas, k', tidak kurang dari 3,0; "efisiensi kolom puncak. Hitung jumlah dalam mg, simetidin
tidak kurang dari 2000 \empeng teoritis., dan CioH 16N 6S, dalam zat yang digunakan dcngan rumus:
slliipangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lebih <lari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 50 µl) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak.•. •Hi tung C adalah kadar Simctidin BPF! dalam µg per ml
persentase masing-masing cemaran dalam zat dengan Larutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah respons
rumus: puncak Larulan uji dan Larutan baku.

Perubahan:
\Vadah dan penyin1panan Da\arn \\'adah tertutup
rapat, tidak tern bus cahaya. •.
Cs adalah kadar Simetidin BPF! dalam µg per ml
Larulan balm; 0.001 adalah faktor perkalian untuk
konversi µg per 1111 rnenjadi 1ng per ml; Cu adalah
TAilLET SI!\IETIDIN
kadar simetidin dalam mg per ml Larutan uji; r; Cimctidinc Tablets
adalah respons puncak masing-1nasing ccmaran dari Perubahan:
Larutan uji; rs adalah respons puncak si1nctidin dari Disolusi <I 231 >
Larntan ba!cu.. -- Media disolusi: 900 n1! ·asarn klorida 0,01 N •.
A/at tipe I: l 00 rpm. "untuk tablet 800 mg
Perubaltan: gunakan keranjang dcngan ukuran 20 mesh .•
Penetapan kadar Lakukan pcnetapan dengan cara Waktu: 15 menit.
Kromatografi cair kine1ja linggi seperti yang lertera Prosedur Lakukan pcnctapan jurnlah Ci 0H 16N 6 S,
pad a Kromatografi <931 >. yang terlarut dengan mengukur scrapan filtrat larutan
Fase gerak Masukkan 200 ml metano/ P dan 0,3 .' disolusi, jika perlu dicnccrkan dengan •Media
ml asam fosfat P ke dalam labu tentukur 1000-~l, · disO!uSi. 'dan serapan larutan baku Simetidin BPFI
encerkan ~engan air sampai tanda, campur, saring dalam media yang sam.a pada panjang gelombang
dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian serapan maksimum lebih kurang 218 nm.
menurut Kesesuaian sist21n seperti yang tertera pada To/eransi Dalam waktu 15 menit harus larut tidak
Kro!tlalografi <931>. · kurang dari "80%. (Q) C 10H 16N 6S, dari jumlah yang
Larutan baku Timbang saksama sejumlah tertera pada etiket.
s;metidin BPFJ, larutkan dalam campuran air dan
me/anal P (4:1) hingga kadar lebih kurang 0,4 mg per
ml, diawali dengan melarutkan baku pembanding SIMETIKON
da\am I bagian metanol P, dan encerkan dengan 4 Sirnethicone
bagian air sampai tanda. Pipe! 5 ml larutan ini ke
da!am labu tentukur 200-ml encerkan dengan Fase Perubalta11:
gerak samp2.i tanda. Baku pembanding Polidimeti/si/oksan BPFI; tidak
Lani/an uji Timbang saksama lebih kurang l 00 mg boleh dikeringkan sebelum digunakan, wadah harus
c'·d., n1asukkan ke dalam labu tentukur 250-ml. Larutkan ditutup rapat •setelah ampul dibuka; Simetikon BPFI;
.Jalru11 SO ml 11Jetanol P, encerkan dengan air sampai campur sebelum digunakan, simpan dalam wadah
landa. Pipet5 ml larutan ke dalam labu tentulrnr 200-ml, tertutup rapat, sctelah dibuka simpan di bawah gas
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda inert..
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kroinatograf caid<inerja Perubahan:
tinggi dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom ldentifikasi •Spektrum serapan inframerah zat di
"3,9 mm x 30 cm. berisi bahan pengisi LI. Laju alir antara lempeng natrium klorida P atau l:alium
lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi bromida P menunjukkan maksimum hanya pada
terhadap Larutan baku, rekam respons puncak seperti bilangan gelombang yang sama seperti pada
yang tertera pada Prosedur: faktor kapasitas, k', tidak Simetikon BPFJ •·
Suplemen III Farmakope Indonesia IV. Monografi I Stavudin 2070

'"·:

Perubahan: Baku pembanding Stavudin BPFI; tidak boleh


Kandungan silikon dioksida dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
•Lai-utan uji Masukkan 3 g simetikon ke dalam terlindung dari cahaya, pada lemari pembeku. ·
botol 10 ml bertutup u.lir, tambahkan 10,0 ml larutan Campuran Kesesuaian Sis/em Stovudin BPFI;
n-heksan P (I dalam 100), tutup dan kocok kuat. merupakan campuran stavudin dan senya\\'a sejenis
Larutan baku Masukkan 3 g Simelikon BPFI. lainnya seperti timidin, timin, awstavudin dan xilo-
lal..'Ukan seperti pada Larutan uji. timidin. Tidak boleh dikeringkan. Simpan dalam
Lamtan dimetikon Masukkan 3 g dimetikon wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, pada
dengan kekentalan 500 sentistokes, lakukan seperti lemari pcndingin.
pada.Laru/an uji.
Prosedur Campur dengan baik Larutan uji, Idcntifikasi
Lamtan baku dan Larutan dimetikon, ukur serapan A. Spektrum serapan inframerah zat yang
campuran. tersebut dafam sel 0, l mm dengan didispersil<;an dalam kalium bro11(ida P _menunjukkan
Spektrofotometer inframerah pada panjang maksimum hanya pada bilangan gelombang yang
gelombang antara 7 dan 9 µm, mcnggunakan n- sama seperti Stamdin BPFI. ·
heksan P sebagai blangko. Ul..'Ur serapan masing- B. · \Vaktu retensi puncak utama kromatogram
masing ketiga larutan pada panjang gelombang Larutan uji sesuai dcngan La11nan baku, seperti yang
dipcrolch pada Penetapan kadar.
minimum 8,2 µm yang dipcroleb dari pcngukurail
Lan•lan dimetikon. Hitung persentase siiikon
..
dioksida dalam simetikon dengan rumus: Rotasi jcnis <1081> Antara -45° dan -40°, dihitung
terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan
menggunakan larutan I 0 mg per ml.

Air <1031 > ,\{erode I Tidak lebih dari 0,5%.

C adalah persentase silikon dioksida dalam Simetikon Sisa pcmijaran <301> Tidak lcbih dari 0,3%.
BPFI; Au, Ao dan As berturut-turut adalah scrapan
Lari11U1f uji, Larutan dirnetikon dan Laro tan baku •.
Logam be rat <3 71 > Metode I Tida'. lebih dari 20
bpj.
Perubal:an:
Wadah dan penyimpanan dalam wadah tertutup Scnya"·a sejenis Tin1in tidak lebih dari 0,5%;
•rapat.. 111asing-n1asing cemaran lain tidak lcbih dari 0, I%
dan total cen1aran tern1asuk tin1in tidak Jebih dari
1,0%. [Cararan Seniua larntan harus dibuat segera
' ' ketika akan digunakan dan disimpan di Iemari
Tamba/lan monografl
pendingin sebelum digunakan}. Lakukan pcnetapan
STAVUDIN
dengan cara "'"<.romatografi cair kinerja tinggi seperti
Stavudine yang tertera pada Kromatografi <931>.
Amonium asetat 0,01 M Lakukan seperti yang
tcrtera pada Penetapan kadar.
Larntan A Buat campuran An1oniurn asetat 0.01 N -
.aseronitril P (96,5:3,5), saring dan awaudarakan.
Lani/an B Buat campuran Amonium asetot 0,01 N -
asetonitril P (75:25), saring dan awaudarakan.
1-(2, 3-dideoksi-~D-glisero-pent-2- Fase gerak Gunakan variasi campuran Larntan A
enofuranosil)timin [3056-17-5] dan Larutan B seperti yang tertera pada Sistem
CIOHi:N,O, BM 224,21 f..Tomatograji. Jika perlu lakukan penyesuaian
111cnurut Kesesuaian sistenz seperti yang tertcra pada
Kron1atogr~-:,.fi <931>.
Stavudin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
La111tan kesesuaian sistenz Buat larutan Ca111puran
tidak lebih dari 102,0% CIOH 12N20 4, dibitung
terhadap zat anhidrat dan bebas pelarut. Kesesuaian Sistem Stavudin BPFI dalam air dengan
kadar 0,5 mg per ml.
Pemerian Serbuk hablur putih hingga hampir putih. Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat,
larutkan dalam air hingga kadar 0,5 mg per ml.
Kelarutan Larut dalam air, dalam dimetil asetamida Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
dan dalam dimetil sulfoksida; agak sukar larut dalam pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
metanol, dalam etanol dan dalam asetonitril; sukar ' tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
larut dalam diklormetan; tidak larut dalam heksan. 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi LI dengan
2Q71 Kapsul Stavudin I Monograji Sup/emen III Farmakope Indonesia IV
I
I
ukuran partikol 5 µm. Laju alir Jebih kurarig'2,'i'ml
per menit. Kromatograf dipfogram sebagai berikut: .
Fcise gerak Buat campuran Amonium asetat 0,01 N
- asetonitril P (95 :5), saring dan awaudarakan.
I
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang I-0 I
W.Jctu Larutan A Larutan B Keterangan mg Stavudin BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur
(meait) (%) (%) I 00-ml larutkan dan encerkan dengan air sampai
0 100 0 kesetimbangan
tanda. Pipet 10 ml larutan ke dalam Jabu tentukur 50-
0-10 100 0 isokratik
10-20 100 -t 0 0 -t 100 gradien tinier ml, encerkan dengan air sampai tanda.
20-30 0 100 isokratik Larutan uji Timbang saksama lebih kurang IO mg
30-35 0 -t 100 100 -t 0 gradien linier zat masukkan ke dalam labu tentukur I 00-ml.
35 -40 .. 100 .o. kcsctimbangan
La~tkan dan encerkan dengan air· sampai tanda.
Pipet 1O ml Jarutan ke dalam labu tentukur 50-ml,
Lakukan kromatografi terhadap Laru/an kesesuaian
sistem, rekam respons puncak sepert1. yang tertera
pada Prosedur: waktu retensi puncak utama stavudiil
·- enc~rkan dengan air Sampai tanda.
Sistem kromatograji Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <93 l>. Kromatograf cair kinerja
adalah 10,5 ± 2 men it; wah'lll retensi relatif stavudin tinggi dilengkapi dengan detektor 254 mn dan kolom
dan timin berturnt-turut lebih kuran~ 1,0 dan ·0,28; 4,6 mm x 3,3 cm berisi bahan pengisi Li rlengan
resolusi, R, antara puncak epimer timidin dan timidin ukuran partikel 3 µm. Laju alir lebih kurang 0,7 ml
tidak h-urang dari I, 15 dan antara puncak stavudin per menit. Lakukan kromatografi t~rhadap Larutan
<Ian a-stavudin tidak loUrang dari 1,0; fah-tor baku dan rekam respons purrcak seperti yang lertera
kapasitas, k ', tidak kurang dari 4; dan efisiensi kolom pada Prosedur: \vaktu retensi puncak stavudin antara
tidak l-urang dari 9500 lempeng teoritis. 2,8 dan 5,0 menit; efisiensi kolom tidak kurang dari
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah 800 lempcng teorilis; faktor ikutan tidak lebih dari
volume sama (lebih kurang I 0 µI) Larutan 1,6 dan simpangan baku relalif pada penyuntikan
kesesuaian sistem dan Larutan uji ke dalam ulang tidak lebih dari 2,0%.
kromatograf, rekam kromatogram hingga dua kali Prosedur Suntikkan secara tcrpisah scjumlah
waktu retensi punca k utama atau sel.llrang-kurangnya volume sama (lebih kurang 25 µI) Larutan baku dan
sampai cemaran terakhir tereluasi, dan uh.-ur respons Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
semua puncak. I-Iitung persen~ase timin dalam zat kromatogram dan ul--ur respons puncak utama. Hitu~.gw
dengan rumus: jumlah dalam mg, stavudin, C 10 H 12N,O,, dalam zat
yang digunakan dengan rumus:

sooc(:, J
F adalah faktor respons relatif yang setara dengan
0,69; ruadalah respons puncak timin dari Larutan uji; C adalah kadar Stavudin BPFI dalam mg per ml
dan rs adalah jumlah seluruh respons puncak dari Larutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah respons
Larutan uji. Hitung persentase 111asing-masing puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
cemaran lain dal~m zat dengan rumus:
Wadah d2n penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, terlindung dari cahaya dan kelembaban.
Simpan pada suhu 25°, masih diperbolehkan antara
15° dan 30°.

ru adalah respons puncak masing-masing ce·maran


dari Larutan uji; dan rs adalah jumlah seluruh Tambahan monografi
respons puncak dari Laturan uji. Abaikan respons K<\PSUL ST A VUDIN
puncak yang lebih kecil dari 0,03%.
Stavudine Capsules
Penctapan kadar Lak.-ukan penetapan dengan cara
Kt·omatografi cair J...inerja ringgi seperti yang tertera Kapsul Stavudin mengandung Stavudin, C 10H12N20,,
pada Kroma!ograji <931>. [Catatan Semua Iarutan tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 105,0%
dari jumlah yang tertera pada etiket.
harus dibuat segera pada waktu akan digunakan dan
dis.impan di Iemari pendingin sebelum digunakan]
Amonium asetat 0,01 N Timbang 0,77 g amonium Baku pembanding Stavudin BPFI; Tiilak boleh
asetat P, masukkan ke dalam Jabu tentukur 1000-ml dikeringkan. Simpaa. dalarn wadah tertutup rapat,
• terlindung dari cahaya:, pada Jemari pembeku.
.dan larutkan dalam lebih kurang 900 ml air. Encerkan
dengan air sampai tanda.
Suplemen III Fannakope Indonesia IV Monografi I Kapsul Stavudin 2072

; ii ~--,~'

Identifikasi i'o/eransi Dalarn waktu 30 menit harus larut tidak


A. La!.."Ukan seperti yang tertera pada Identifikasi kurang dari 80% (Q) C1oH 12N204 dari jumlah yang
secara Kromatograji Lapis Tipis <281> tertera pada etiket. -
Fase gerak Buat campuran kloroform P-metanol
P-air (I 00:50:2). Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Larutan uji Larutkan sejumlah isi kapsul dalam air,
dengan cara sonikasi hingga kadar 0,2 mg per ml, Air <1031> Metode /Tidak lebih dari 3,5%.
saring. Gunakan filtrat
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing Scnyawa sejenis Timin tidak lebih dari 1,0%;
I 0 µI Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng masing-masing cemaran lain tidak lebih dari G,2%
kromatografi. Biarkan bercak mengering, masukki'n dan total cemaran termasuk timin tidak lcbih dari
lempeng ke tnrlam bejana kromotografi yang telah 2,0%. Lakukan penetapan dengan cara Kromotografi
dijenuhkan dengan· Fase gerak, biarkan fase gerak cair kinetja tinggi seperti yang· tertera pada
merambat hingga lebih kurang I 0 cm dari garis Kromatografi <9 31 >.
penotolan. Angkat Jempeng, tandai batas rambat dan Amonium asetat 0,01 N, Fase gerak, Larutan
biarkan kering di udara selama 5 sampai I 0 men it. resolusi, dan Larutan uji Lakuk3.n scperti yang tertcra
B. Waktu rctensi puncak utama kromatogram pada Penetapan kadar.
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku, seperti yang Larutan baku Timbang saksama s<;jumlah timin,
diperoleh pada Penetapan kadar. lariltkan dalam air, sonikasi, enCerkan secara
kuantitatif dan jika perlu bertahap dcngan air hingga
Rotasi jcnis <l 081 > Antara -45° dan -40°; Lakukan kadar lebih kurang I µg per ml.
pen eta pan menggunakan larutan l 0 mg per ml. Sistem kromatografi Lakukan seperti yang lertera
Dispersikan sejumlah isi kapsul, setara dengan 200 pada Kromatografi <931>. Lakukan scperti yang
mg stavudill, dalam 50 ml aseton P. Didihkan dan tertera pada Penetapan kadar. Simpangan baku
sarir.g mclalui pcnyaring dengan porositas kecil. relatif pada penyuntikan ulang Larutan baku tidak
Endapkan stavudin dengan 150 ml heptan P, saring lebih dari 3,0%.
hablur, cuci dengan heptan P dan keringkan di udara. Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada
Gunakan residu untuk penetapan rotasi jenis. Penetapan kadar, ~n:ka111 kromatogram selatna 2,5
kali waktu retensi stavudin dan ukur sen1ua respons
Disolusi <1231> puncak. Hitung jumlah dalam mg timiu dalam tiap
Media disolusi: 900 ml air kapsul yang digunakan dengan rumus:
A lat tipe 2: 75 rpm.
Waktu: 30 menit.
Lakukan penetapan jumlah C10H12N20, terlarut
dengan cara Kromatografi cair ldTierja tinggi seperti
yang tertera pada Kromatografi <931>.
Amonium asetat 0,01 N dan Fase gerak Lakukan C adalah kadar dalam mg per ml Larutan baku; V
seperti yang tertera pada Penetapan kadar.
adalah volume dalam ml Larutan uji; D adalah faktor
Larutan b9ku Timbang saksama sejumlah Stavudin
pengenceran Larutan uji; N adalah jumlah bpsul
BPFI, larutkan dalam air, encerkan secara kuantitatif
yang digunakan untuk membuat Larutan uji; re· dan
dan jika perlu bertahap dengan air hingga kadar
rs berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji
sesuai dengan Larutan uji.
dan Larutan balcu. Hitung persentase masing-masing
Larutan uji Gunakan sejumlah larutan disolusi
cemaran lain tidak tennasuk timin ..dalam kapsul,
yang telah disaring, jika perlu encorkan dengan air. dengan rumus:
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Lakukan seperti yang
tertcra pada Penetapan kadar, kecuali kromatograf
cair kinerja tinggi dilengkapi dengan dctektor 254
nm. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku
dan rekam respons puncak seperti yang tertera pada
Prosedur: efisiensi kolom tidak kurang dari 800 r1 adalah respons puncak masing-masing cemaran; rs
lempeng teoritis; faktor ikutan tidak lebih dari 2 dan adalah jumlah semua respons puncak. Abaikan
simpangan baku rela_tif pada penyuntikan ulang tidak respons puncak yang lebih kecil dari 0,05%.
lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Penet2pan kadar Lakukan penetapan dengan cara
volume sarna (lebih kurang I 0 µl) Larutan baku dan Kromatografi cair kinetja tinggi seperti yang tertera
Larutan uji ke dalarn kromatograf, rekam pada Kromatografi <931>. [Cata/an Semua larutan
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hi tung harus dibuat segera sebelum digunakan dan simpan
jumlah stavudin, C1oH 12N 20,, yang terlarut. di lemari penifingin sebelum digunakan]
2073 Stavudin untuk Larutan Oral I Monografi Sup/emen III Farmakope Indonesia JV

Amonium osetat 0, OJ N Tim bang 0, 77 giamonium ·' Tambaha11 111011ograji


aseta/ P larutkan dalam lebih kurang 900 ml air STAVUDIN UNTUK LARUTAN ORAL
dalam labu tentukur 1000-ml. Encerkan dengan air Stavudine For Oral Solution
sampai tanda.
Fase gerak Bual campuran amonium asetal 0,01 N Stavudin untuk larutan oral, jika direkonstitusi seperti
-asetonitril P (95:5), saring dan awaudarakan. yang tertera pada etiket, menghasilkan larutan 1 mg
Larutan resolusi Timbang saksama sejumlah timin per ml yang mengandung stavudin, C10H12N20,, tidak
dan timidin, larutkan dalam air, sonikasi, encerkan kurang da'ri 90,0% dan tidak lcbih dari II 0,0% dari
secara kuantitatif dan jika perlu bertab'ap hingga jumlah yang tertera pada etiket. Dapat mengandung
kadar masing-masing lebih kurang 0, 1 µg per ml. perisa, penga\vet, pemanis dan Zat penstabil yang
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Stavudin r sesuai.
BPF!, larutkan dalarn•a:ir, sonikasi, encerkan secara
1..-uantitatif dan jika perlu bertahap hingga kadar lebih Baku pcm banding Stamdin BPFI; tidak - boleh
kurang O;l mg per ml. dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
Larutan uji Timbang saksama isi tidak kurang dari terlindung dari cahaya, pada lemari pembeku
3 kapsul, larutkan dalam air, encerkan secara
1..-uantitatif dan jika perlu bertahap dengan air hingga Identifikasi Waktu rctensi puncak utama
kadar lebih kurang O, l mg per ml. krom(!togralJl LanJlan uji scsuai :dengan Larutan
Slstem /cromatograji Lakukan seperti yang tertera baku scpcrti yang dipcrolch pada Penetapan kadar.
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detek-tor 268 nm dan kolom Volume terpindahkan <1261> Memenuhi syarat.
4,6 mm x 3,3 cm berisi bahan pengisi Li dengan i

ukuran partikel 3 µm. Laju alir lebih kurang 0.7 ml pH <1071> Antara 5 dan 7; konstitusikan scpcrti
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan yang tertera pada etiket.
resolusi dan rekam rt:spons puncak seperti yang
tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak Air <1031> Metode I Tidak lcbih dari 2,0%.
timin dan timidin tidak kurang dari 2,0 dan puncak
timin terpisahkan dari puncak pelarut. Lak-ukan Senya'\'a sejenis Tirnin :-: ..'-.ik lebih dari 1,0%;
krornatografi terhadap Larutan bab1 dan rekam masing-masing cemaran lain tidak lebih dari 0,2%
respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur: dan total cemaran tidak lebih dari 1,5%. Lakukan
v1aktu retensi puncak stavudin antara 2,8 dan 5,0 penetapan dengan cara Krouzatografi cair kinerja
menit; efisiensi kolom tidak kurang dari 800 lempeng linggi seperti yang tcrtcra pada Kromatografi <931 >.
teoritis; faktor ikutan tidak lebih dari 1,8 dan {Catalan Semua lanJtan uji hams dibuat segera
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak sebelum digunak_an dan. simpan di lemari pend('lgin
lebih dari 2,0%.' · sebelum digunakon} • ' ' • ' ' '
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Larntan A, Larotan B, Larulan resolusi, Sistem
yolwne sama (lebih kurang 20 µI) Larutan baku dan kromatografi, Larutan baku dan Larutan uji Lakukan
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam seperti yang tertera pada Penetapan kadar.
krornatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih kurang
jumlah dalam mg, stavudin, C,.H12N20,, dalam tiap 20 µl) Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
kapsul dengan rumus: kromatogram dan ukur semua respons puncak. Catat
wak.tu r~tensi relatif cemaran terhadap stavudin,

c(~)(~:)
hitung persentase masing-masing cemaran lain dalam
stavudin untuk larutan orai dengan rumus:

C adalah kadar Stavudin BPFI dalam mg per ml


Larutan baku; V adalah volume dalam ml Lanaan
uii; N adalah jumlah kapsul yang digunakan dalam
men1buat Larutan uji; ru dan rs berturut-turut adalah F adalah fak-tor respons relatif setara dengan 0,69
respons puncak dari. Larutan uji dan Larutan bal.11. untuk timin (waktu retensi relatif lebih kurang 0,24)
dan setara dengan 1,0 untuk puncak lain; r1 adalah
Wadah dan penylmpanan Dalam wadah tertutup respons puncak rnasing-masing cemaran. dari Larutan
rapat pada suhu iuang terkendali. uji; rs adalah jumlah seluruh respons puncak dari
Larutan uji.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


Kromatogra.fi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. [Catalan Semua /arutan
Sup/emen III Fanndkcpe Indonesia IV Monografi l Injel<si Streptomisin 2074

harus dibuat segera sebelum digunakan dan simpan Cs adalah kadar Stavudin BPFI dalam mg per ml
di lemari pendingin sebelum digunakan} Larutan baJ..-u; L adalah jumlah stavudin yang tertera
· Amonium asetat 0,025 N Timbang 1,93 g amonium · pada etiket, dalam mg per ml Stavudin untuk larutan
asetat P, larutkan dengan lebih kurang 900 ml air oral; Cu adalah kadar stavudin dalam mg per ml
dalam labu tentukur 1000-ml. Encerkan dengan air La rut an uji, berdasarkan jumlah stavudin yang tertera
sampai tanda. pada etiket dalam Stavudin umuk lanitan oral yang
La1illan A Buat campuran Amoniun1 asetat 0,025 N digunakan; ru dan rs berturut-turut adalah respons
-metanol P (94:6), saring dan awaudarakan. puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
Larutan B Buat campuran Amonium asetat 0,025 N
• -metanol P ( 1: 1), saring dan awaudarakan. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Larotan resolusi Buat larutan timidin dan timin rapat, terlindung dari kelembaban berlebih. Simpan
·- dalam air, masing-masing dengan kadar lebih kurang
. 2,5 µg per ml.
pada suhu iuang terkendali. Setelah dikonstitusi,
simpan Stavudin untuk larutan oral dalam wadah
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Stavudin tertutup rapat di lemari pendingir.. Buang bagian
BPFI larutkan dalarn air hingga kadar lebih kurang yang tidak digunakan setelah 30 hari.
0,1 mg per ml.
Larotan 11.ji Ukur saksama scjumlah volume Penandaan Pada etiket dicantumkan petunjuk untuk
stavudin uniuk larutan oral yang tclah dikonstitusi konstitusi serbuk dan jumlah kesetaraan CrnH 12N 20,
seperti yang tertera pada etiket, mastikkan ke dalam dalam volume Sta•-udin unwk larutan oral yang
labu tcntukt.::- yang sesuai, encerkan secara kuantitatif diperoleh setelah konstitusi.
dan jika periu bertahap dengan air hingga kadar lebih
kurang 0, 1 r:;g per ml.
Sistem kromalografi Lakukan seperti yang tcrtcra Perubahan j11d11l 111011ografi:
pada Kromc:ografl <931>. Kromatograf cair kinerja "INJEKSI STREPTOMISIN.
tinggi dilcngkapi dengan dctcktor 268 nm dan kolom
"Streptomycin Injection.
4,6 mm x 25 cn1 berisi bahan pengisi Li dan kolo1n
pelindung 4 mm x 20 mm berisi bahan pengisi LI.
Peruba!za11:
Laju alir leoih kurang I ml per menit. Kromatograf
~ :;Injeksi Streptomisin menga.1dung Streptomisin
diprogram sebagai berikut:
Sulfat setara dengan streptomisin, C21 H39N 70 1,,
\Vaktu Larutan A Larutan B Keterangan tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 115,0%
(menit) 1:.-0) (%) dari jumlah yang tertera pada etiket..
0 ! 0-0 0 kesctimbangan
0. 12 10-0 0 isokratik
12,l gradien bertahap
Peruba!tan:
!00-+0 0 --Y 100
12,1 • 17 o· 100 isokratik Endotoksin, bal,:tHi·901> ,Ti,daJ; lebih dari 0,25 unit
17,1 0-t 100 100-+ 0 gradien bertahap Endotoksin FI per mg "streptomisin .•
17,1 - 35 10-0 0 kesetimbangan
Perubahan:
Lakukan kromatografi terhadap Larutan reso/usi, "Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
rekam respons puncak seperti yang tertera pada Kromatografl cair kinerja tinggi seperti yang tertera
Prosedur:~ resolusi, R, antara puncak timin dan pada Kromatografl <93 I>.
timidin tidak kurang dari 8,4. Lak-ukan kromatografi Fase gerak Gunakan natrium hidroksida 0,070 N.
terhadap lcrutan baku dan rekam respons puncak Selama pemakaian simpan di dalam botol semprot
seperti yang tertera pada Prosedur: efisiensi kolom plastik yang dilapisi dengan helium di alas
tidak kurang dari 2000 lempeng teoritis; faktor ikutan permukaan larutan. Jika perlu lakukan penyesuaian
untuk punc.lk stavudin tidak lebih dari 2 dan menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak Kromatografi <93 I>.
lebih dari 2,0%. Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Prosedur Suntikkan sccara terpisah sejun1lah Streptomisin Su/fat BPFI, l::i.rutkan dan enccrkan
volume sarr.o (lebih kurang 20 µI) Larutan baku dan dengan air hingga kadar lebih kurang 0,03 mg per ml.
Larutan u_:i kc dalam kromatograf, rekam Sonikasi selama I menit dan campur.
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung Laro/an uji Ukur saksama sejurnlah volume injeksi
jumlah dala.-n mg, stavudin, C 1oH 12N20 4, dalam tiap setara dengan lebih kurang 500 mg streptomisin,
ml stavudin untuk larutan oral dengan rumus: inasukkan ke dalam !abu tentukur 500-ml, encerkan
·dengan air sampai tanda- Pipet 5 ml larutan ini,
masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, encerkan
dengan air sampai tanda.
2075 Sufenf:Mil Sitrat I Monografi Sup/emen ill Farma/rope Indonesia IV

Larutan kesesuaian sistem Panaskan lebih kurang Tambaha11 monografi


10 ml Laruu.1 baku pada· suhu 75° selama I jam. SUFENTANIL SITRAT
Biarkan samjDi. dingin. Sufentanil Citrate
Sistem krrmatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromalagrafi <93 l>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilellgi:api dengan detektor elektrokimia,
menggunakall elektroda kerja emas dan elektroda
pembanding perak-perak klorida pH tertentu, kolom
c:.H
(o"
pelindung 4 mm x 5 cm yang berisi bahan pengisi CO,H
L46 dan kol<m analitik 4 mm x 25 cm yang berisi
bahan pengisi L46. Detektor elektrokimia digunakan
pada moda 3llllferometrik terintegrasi dengan reutang N-{4-(Metoks imet i/)-1-{2-(t iofen-2-il)etil}piperic'.~
300 nC, outpo.t skala penuh l V, dan waktu muncul 4-i/]-Nfenilpropanamid sitrat [60561-17-3]
loncatan O,S detik, polaritas positif. Potensial c,,H,0N,o,s.c,H,o, BM 578,69
diprogram seliagai berikut:
Sufentanil Sitrat mengandung tidak kurang dari
Tahap Wak'tu Potensial lntegrasi 98,0% dan tidak lebih dari I 01,0%
detik C22 H30N2 0 2 S.C,H 80,, dihitung t9'lrndap zat yang
0,00 +-0,l
2 0,20 +C,I mulai tefah dikeringkan. {Perha1ian Hati-hati da/am
3 0,40 +-0, l akhir menangani Sufentanil .· Sitrat karena berpotensi
4 0,41 -2,0 sebagai analgesik opioid. liindarkan terhirupnya
5 0,42 -2,0
partikel sufentanil sitrat dan paparan pada /..11/it}
6 0,43 +-0,6
7 0,44 -0.l
8 0,50 -0.l Pemerian Serbuk putih.

Laju alir leliill kurang 0,5 ml per menit. Lakukan Kelarutan Larut dalam air; mudah larut dalam
krornatografi terhadap Lanaan kesesuaian sistem, metanol; agak sukar larut dalam ascton, dalam etanol
rekam respoos puncak seperti yant.j tertera pada dan dalam kloroform; :nelebur antara l33"dan l40c.
Prosedur: waktu retensi relatif untuk produk
degradasi umna dan streptoriiisin berturut-turut lebih Baku pembanding Sufentani/ Sitrat BPFJ; lakukan
kurang 0,5 dan 1,0; resolusi, R, antara kedua puncak pengeringan dalam hampa udara pada suhu 6(f'
tidak kurang dari 3. Lakukan kromatografi terhadap selama 2 jam sebelum digunakan. Simpan dalam
Larutan bakJI dan rekam respons puncak seperti yang wadah tertutup rapat.
tertera pada Prosedur: faktor ikutllll tidak lebih dari
2; efisiensi kolom tidak kurang dari 1000 lempeng ldentifikasi
teoritis dan simpangan baku relatif pada penyuntikan A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
ulang tidak lebih dari 5%. [Catalan Bila terjodi dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida
variasi wakt. retensi atau peningkatanfaktor ikutan, P, menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
. bersihkan lwlom dengan natrium hidroksida 0,2 N. gelombang yang saina seperti pada Sufentanil Sitra!
Hati-hati memperlakukan e/ektroda kerfa dan BPFI.
elektroda peMbanding]. B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah 20.000) dalam campuran metanol P- amonium asetaJ
volume sarna (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan 0,13 N- asetonitril P (45:31:24) menunjukkan
Larutan ufi ke dalam kromatograf, rekam mal:simum dan minimum pada panjang gelombang
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung yang sama seperti pada Sufenlanil Sifrat BPFI.
jumlah dalam mg, streptomisin, C21 H39N ,o,,, dalam C. Larutkan lebih kurang 500 mg zat dalam 5 ml
tiap .ml laruttm injeksi dengan rumus: air, basakan dengan larutan narrium hidroksida I N_
Ekstraksi tiga kali, tiap kali dengan 5 ml
diklorometan P: lapisan air menunjukkan reaksi
Sitrat seperti yang tertera pada Uji identifikasi unium
<291>.
D. Waktu retensi puncak utama kromatogram
C adaiah kadar Srreptomisin Suifat BPFI dalam mg Larutan ufi sesuai dengan Larutan baku seperti yang
per ml Laru1an baku; Vadalah volume dalam ml dari· diperoleh pada Penetapan kadar.
injeksi yang dipakai untuk membuat Larutcm ufi; P
ad.alah kadar streptomisin dalam µg per mg ~ Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
Streptomisin Suifat BPFI; ru dan rs berturut-turut ' lakukan pengeringan dalam hampa udara pada subn
adalah respons puncak dari Larutan ufi dan iarutan 60° selama 2 jam. {Catalan Sisa zat. yang telah
baku .• dikeringkan digunakan untuk ufi Logam berat]
Suplemen III Fannakope Indonesia IV Monografi I Sufentanil Sitrat 2076

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 kromatogram, ukur semua respons puncak Hitung
bpj. Lakukan penetapan menggunakan sisa zat yang persentase masing-masing cemaran, abaikan
telah dikeringkan pada uji Susut pengeringan. beberapa puncak yang sesuai dengan puncak
Blangko, dalam zat dengan rumus:
Aseton Tidak lebih dari 0,5%; lakukan penetapan
dengan cara Kromatografi gas seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Pipe! 25 µI aseton P ke dalam labu
tentul.."Ur 100-ml, encerkan dengan dimetilformamida
P sarnpai tanda.
Lanlfan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg r;adalah respons puncak masing-1nasing cemaran;
zat, masukan ke dalam vial berlapis politef bertutup
ulir, Iarutkan dalam 2,0 ml dimetilformamida P.
dan rs adalah jumlah seluruh r<>Spons puncak.
·-
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera Pcnctapan kadar Lal.."Ukan penetapan dengan cara
pada Kromatografi <931>. Kromatograf gas Kro111atograJ'i cair kine1ja linggi seperti .yang tertera
dilengkapi dengan detektor ionisasi nyala dan kolom pada Kromatografi <931>.
kaca 4 mm x 1,83 m berisi bahan penyangga S2. Fase gerak Buat campuran metano/ P- arnonium
G_unakan nitrogen P scbagai gas pemba\ya dengan asetat 0,13 N- asetonitril P (45:31:24.). Atur pH
laju alir lebih kurang 50 ml per menit. Pertahankan hingga 7,2 dengan penambahan asam asdtat glasial P
suhu injcktor dan detektor pada 230°. Pertahankan atau an1onium hidroksida P, saring dan a\vaudarakan.
suhu kolom pada 175°. Lakukan kromatografi Jika perlu lakukan penyesuaian nlenurut Kesesuaian
terhadap Larotan baku, rekam rcspons puncak sepcrti sisten1 seperti yang tertera pada Kro111atografi <931>.
yang tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif Larutan baku Timbang saksama sejumlah
respons puncak aseton pada pcnyuntikan ulang tidak Sufentani/ Sitra! BPFI, larutkan, encerkan secara
lebih dari 5%. l..<Jantitatif dan jika perlu bertahap dengan Fase gerak
Prosed:lr Suntikkan secara t~rpisah sejumlah hingga kadar lebih kurang 0,075 mg per ml.
Yolume soma (lebih kurang 2 µl) Laruta11 baku dan Larutan uji Tim bang saksama lebih l..<Jrang 18,7
Lanlfan uji ke dalan1 kromatogra1' rekam mg zat, masukkan ke dabm labu tcntul..<Jr 25-ml,
kromatogram, ukur respons puncak. [Catalan Setelah larutkari dan encerkan dengan Fase gerak satnpai
penyuntikan Laruta11 uji, biarkan .. selama /ebih tanda. Pipet 5 ml larutan ini ke dalarn. labu tentukur
/...1.1rang 25 n1eni1 sa1npai puncak sufen/anil sitrat 50-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
tereluasi sempurna dari kolom}. Hitung persentase Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
aseton dalam zat dengan rumus: pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 228 nm dan kolom
4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi Li. Laju alir
lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan baku, rekarn respons puncak seperti
yang tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih
dari 2 dan simpangan baku relatif pada penyuntil:an
Cs adalah kadar aseton dalam mg per ml Laruta11
ulang tidak lebih dari 2,0%.
baku; Cc adalah kadar zat .dalam mg per ml Larutan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
uji; ru dan rs berturut-turut adalah respons puncak
• volume sama (lebih kurang I 00 µ!) Larutan baku dan
aseton daii Larutan uji dan Larutan baJ..-u.
Lan1tan uji ke dalam kromatograf, rekam
kromatogram, ukur respons puncak utama. Hitung
Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran
jumlah dalarn mg, sufentanil sitrat,
tidak lebih dari 0,5%; totai cemaran tidak lebih dari
C22H 30N 20 2S.C6H 80,, dalam zat yang digunakan
1.0%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi
dengan rumus:
c.-::ir kinerja tinggi seperti yang tertera pada
;..·,·ornatografi <931 >.
Fase gerak dan Sistem i.Tomatografi Lakukan
seperti yaog tertera pada Penetapan kadar.
Blangko Timbang saksama 33,2 mg asam sitrat P,
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml. Encerkan
dengan Fase gerak sampai tanda. C adalah kadar Sufentanil Sitrat BPFI dalam mg per
Lan1tan uji Timbang lebih kurang 7,5 mg zat, ml Larutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah
masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, encerkan respons puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
dengan Fase gerak sampai tanda.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Wadah dan penylmpanan Dalarn wadah tertutup
Yolume sama (lebih kurang 100 µI) Blangko dan baik pada suhu 25°, masih diperboleh.kan pada suhu
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam antara 15° dan 30°.
2077. InjeksiSufentanil Sitrat/ Monografi Suplemen III Farmakope Indonesia JV
. . .

Tambahan monograft . ,,,..; , , .. , , Larutan "' uji ke dalam kromatograf, rehm


INJEKSI SUFENTANIL SITRAT kromafogram, ukur respons puncak utama. Hitung
Sufcntanil Citrate Injection jumlah dalam mg, ·sufentanil, C22H30N202S·, dalam
tiap ml injeksi dengan rumus:
Injeksi Sufentanil Sitrat adalah larutan steril
sufentanil sitrat dalam air untuk injeksi. Mengandung
sufentanil sitrat, C22 H30N 20 2S.C,H,O,, tidak kurang
386,56
( 578,69
)c(ru j'
rs
dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah
yang tertera pada etiket. [Perhatian Hati-hati dalam
"menangani Injeksi Sufentani/ Sitra! karena 386,56 <Tan 578,69 berturut-turut adalah bobot
berpotensi sebagai analgesik opioid.) molekul sufentanil dan sufentanil sitrat; C adalah
kadar Sufentanil Sitra/ BPFI dalam mg per ml
Baku pembanding Sufentanil Sitra/ BPFI; lakukan Lamtan baku; ru dan rs berturut-turut adalah respons
pengeringan dalam hampa udara pada ·suhu 60° puncak dari Larutan uji ?an Larutan baku.
selama 2 jam sebelum digunakan. Simpan dalam
wadah tertutup rapat. Endotoksin BPFI; [Catalan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis
Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi harus tunggal atau dosis ganda, scbaiknya dari kaca Tipe I.
hati-hali untuk 1nenghindari kontarninasi}.
Rekonstitusi semua isi, gunakan larutan dalam \Vaktu
14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan, Tanzbahan 111onografi
dalam lemari pendingin. INJEKSJ SULFAMETOKSAZOL DAN
TRIMETOPRIM
Identifikasi Sulfamethoxazolc and Trin1ethoprim Injection
A. Spektrum serapan ultraviolet larutan ( 1 dalam
20.000) dalam campuran melanol P- an1oniun1 asetat Injeksi Sulfamctoksazol dan Trimetoprim adalah
0,13 N- asetonitri/ P (45:31:24) menunjukkan larutan steril sclfametoksazol dan trimetoprim dalam
maksimum dan minimum pada panjang gelo1nbang Air untuk injeksi yang jika diencerkan dengan lnjeksi
yang sama scperti pada Sufentanil Sitra/ BPFI. Dekstrosa (~esuai untuk infus intravena. Mengandung
[Catalan Untuk con/oh yang tidak memerlukan sulfametoksazol, C1 0 H 11 N 30 3 S dan trimetoprim,
pengenceran, gunakan larutan baku dengan kadar 50 C 14 H 18N40,, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
µg per ml dalam Air untuk injeksi}. dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
B. Waktu retensi puncak utarna kromatogram
Larotan uji sesuai dengan Larntan baku seperti yang Baku pembanding Sulfametoksazo/ BPFI; lal-ukan
diperoleh pada Penetapan kadar. pengeri,ngan pada suhu 105° sclama 4 jam sebelum
' ' digunakan, simpan dalam wadah tertutup rapat dan
'Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 6,25 unit terlindung dari cahaya. Trimetoprim BPFI; tidak
Endotoksin FI per ml injeksi. boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup
rapat dan terlindung dari cahaya. Sulfanilamida
pH <1071> Antara 3,5 dan 6,0. BPFI; lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3
jam sebelum digunakan, simpan dalam wadah
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti tertutup rapat dan terlindung dari cahaya. Asam
yang tertera pada /njeksi volume kecil. Su/fanilat BPFI; lakukan pengeringan pada suhu 105°
selama 4 jam sebelum digunakan.J simpan dalam
Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera wadah tertutup rapat dan teriindung dari cahaya.
pada lnjectiones.
ldcntifikasi Harga R1 bercak utama Larutan uji
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara sesuai dengan Lamtan balm 2 Uji I (R1 lebih
Kro1natografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera kurang 0,5) dan La111tan baku I Uji 2 (R1 lebih
pada Kromatografi <931>. kurang 0.7) sepcrti yang diperoleh pada Kemurnian
Fase geral: dan Sis/em kromatografi Lakukan kromatcgrafi.
seperti yang tertera pada Ken1urnian krornatografi
dalam Sufentanil Sitra/. Pirog en <231 > Memenuhi syarat; lakukan penetapan
Larulan baku Timbang saksama sejumlah menggunakan dosis uji 0,5 ml per kg.
Sufentani/ Sitra/ BPFJ, larutkan dan encerkan secara
kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan air hingga pH <1071> Antara 9,5 dan 10,5.
kadar lebih kurang 0,075 mg per ml.
Lorutan uji Gunakan injeksi sufentanil sitrat. Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah yang tertera pada /njeksi volume keci/.
volume sama (lebih kurang 100 µl) Larntan baku dan
Suplemen III Farmakope Indonesia IV Monografi I Injeksi Sulfametoksazol dan Trimetoprim 2078

Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera UJJ 2 (Untuk sulfanilamida dan asam sulfanilat)
pada Injectwnes. Lakukan Kromalografi lapis tipis seperti yang tertera
pada Kromalograji <931>. ·
Kemurnian kromatografi Campuran etanol - mefanol Buat campuran etanol
VJ! l (Untuk produk urai. trimetoprim) Lakukan mut/ak P - me/anal P (95:5).
Kromarografi lapis lipis seperti yang tertera pada Fase gerak Buat (Campuran e/anol - metanol) -
Kroma/ografi <931>. hep/an P - kloroform P - asam asetat glasial P
Fase gerak Buat campuran kloroform P - metanol (30:30:30: I 0).
P - amonium hidroksida P (97:7,5:1). Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,25 cm .

Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,25 mm. Penampak bercak modifikasi Ehrlich Larutkan
Penampak bercak Bua! campuran sejumlah lebih kurang I 00 mg p-dimeti/aminobenzaldehida P
volume sama larutan besi{IJI){ikrida P (I dalam-10) dala;;., I ml asam klorida P dan encerkan dengan
dan larutan kalium besi{IJl)sianida. P (I dalam 20) etanol P hingga JOO ml.
yang dibuat scgar. Larutan amonium hidroksida Encerkan l~O ml
Larutan asam klorida Encerkan 2,0 n1l asanz amonium hidroksida P dengan Campuran etanol -
klorida 3 N dengan air hingga I 00 ml. metanol hingga 100 ml.
Pe/amt Buat campuran klorofonn P - metanol P Larutan baku J Timbang saksama Iebih kurang 50
( 1: 1). mg Sulfametoksazol BPFJ, masukkan ke; dalam labu
Lani/an- baku I Timbang saksama sejumlah tentukur 5-ml, laruikan dan encerkan dengan Larutan
.Trinietoprirn BPFJ, larutkan dan cncerkan dengan amoniun1 hidroksida sampai tanda .
Pelarut hingga kadar 48 mg per ml. Larutan baku 2 Timbang saksama lebih kurang 25
larutan baku 2 Enccrkan sejun1lah volume mg Sulfanilamida BPFJ, masukkan ke dalam labu
Larutan baku I dcngan Pelarul hingga kadar 240 µg tentukur 250-ml. larutkan dan encerkan dengan
per n1l. · Lan1tan amonium hidroksida sampai tanda. Pipet 5
Larotan uji Ukur saksama scjumlah volume injeksi ml larutan ke dalam la bu tentukur I 0-ml dan
sctara dengan lebih kurang 48 mg trimetoprim dan encerkan dengan Larutan amoniu111 hidroksida
240 mg sulfamctoksazol,0 masukkan ke dalam tabung sampai tanda.
sentt ifuga 50 ml bersumbat kaca. Tambahkan 15 ml Larutan baku 3 Timbang saksan'-' _iebih kurang 25
Larutan asam klorida dan campur. Tambahkan 15 ml mg Asam Sulfani/at BPFJ, masukkan ke dalam labu
kloro/orm P, kocok selama 30 detik dan sentrifus tentukur 250-ml, larutkan dan ence"rkan dengan
pada keccpatan tinggi selama 3 menit. Masukkan Larutan amonium hidroksida. Pipet 3 ml larutan ini
beningan ke dalam corong pisah 125 ml. Ekstraksi ke dalam labu tentulair 10-ml dan encerkan dengan
Japisan kloroform dalam tabung sentrifuga dengan 15 Lan1tan amonium hidroksida sampai tanda.
ml Larutan asanz klorida, sentrifus pada kecepatan Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi
tinggi dan tambahkan beningan ke dalam corong setara dengan lebih kurang 32' mg tr;imctoprim·dan ' ' ' '
pisah. Tambahkan 2 ml larutan nalrium hidroksida P 160 mg sulfametoksazol, masukkan ke dalam gelas
(I dalam I 0) ke dalam corong pisah ini dan ekstraksi ukur 25 ml, encerkan dengan Larutan amonium
4 kali, tiap ka!i dengan · 20 ml kloro/orm P, hidroksida hingga 16 ml.
kumpulkan lapisan organik rlaiam labu Erlenmeyer Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
125 ml..·Uapkan kloroform dengan aliran nitrogen P IO µI Larutan uji, Larutan baku I, Larulan baku 2
sampai kering. Larutkan residu dalam I ml Pelarut. dan Larutan baku 3 pada lempeng kromatografi.
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi
• I 0 µI Larutan uji, Lam/an baku I dan Larutan baku yang telah dijenuhkan dengan Fase . gerak dan
2 pada lempeng kromatografi. Masukkan lempeng ke biarkan Fase gerak merambat tidak kurang dari 12
dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan cm. Angkat lempeng, tandai batas rambat dan biarkan
dengan Fase gerak dan biarkan Fase gerak di udara hingga kering. Semprot dengan Penampak
merambat hingga tidak kurang dari 12 cm. Angkat bercak modifikasi Ehrlich dan biarkan Iempeng
lempeng, tandai batas rambat dan biarkan kering di selama 15 menit. Harga R1 bercak sulfametoksazol
udara. Amati dibawah cahaya UV 254 nm. Semprot lebih kurang 0,7. UI..-uran dan intensitas seluruh
lempeng dengan Penan1pak bercak dan amati secara bercak pada JV lebih kurang 0,5 atau 0, I dari Larutan
visual. Harga R1 bercak trimetoprim dan produk uji tidak lebih besar dari berturut-turut bercak
urainya berturut-turut adalah lebih kurang 0,5 dan 0,6 Larutan baku 2 dan Larutan baku 3, dengan
hingga 0,7. Ukuran dan intensitas s~luruh bercak perbedaan tidak Iebih dari 0,5% sulfanilamida dan
pada Rt lebih kurang 0,6 sa"1pai 0,7 dari Larutan uji 0,3% asam sulfanilat.
tidak lebih besar dari bercak pada Rj lebih kurang 0,5
dari Larutan baku 2 dengan perbedaan tidak lebih Peoetapan kadar Lakukan penetapan deogan cara
dari 0,5%. [Catalan Mungkin ada bercak dari bahan ' Kromatografi cair kinelja tinggi seperti yang tcrtera
eksipien pada R1 /ebih kurang 0, l}. pada Kromalografi <931>.
2079 Suspensi Oral Sulfametoksazol Suplemen III Fannakope Indonesia IV
dan Trimetoprim I Monografi

;i"'·" .. --. .
Fase gerak. Larutan baku dan Sistem krdriwtogtafi wadah · tertutup rapat dan terlindung dari cahaya.
Lal..-ukan seperti yang tertera pada Penetapan kadar Asam Su!fani/at BPFI; lakukan pengeringan pada
dalam Suspensi Oral Su!fatnetoksazol dan suhu I 05° selama 4 jam sebelum digunakan, simpan
Trin1etoprim. dalam wadah tertutup rapat dan ter!indung dari
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injekSi cahaya. Trimetoprim BPFI; tidak boleh dikeringkan,
setara dengan lebih kurang 80 mg sulfametoksazol, simpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindimg
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml. Tambahkan dari cahaya.
metanol P sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ke dalam
labu tentukur 50-ml, encerkan dengan Fase gerak Jdcntifikasi Harga R1 bercak utama Larutan uji
sampai tanda, saring:- sesuai dengan Larutan. baku 2 Uji I (R1 lebih
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah kurang 0,7) dan Larutan baku I Uji 2 (R1 lebih
vol~me sama (lebih 1..-urang 20 µI) Larutan baku dan kurang 01 7) .~~p_erti yang dipe.rolch pada Kernurnian
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam · kro111atografi ..
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
jumlah dalam mg sulfametoksazol, C 10H 11 N 30 3S dan Keseragatnan scdiaan <91 l> f\1e1nenuhi sy3rat
trimetoprim, C 14H 1sN 40 3 , dalam tiap ml injeksi untuk suspcnsi oral yang dikcn1as dalam wadah dosis
dcngan rumus: tunggal.

\'olume tcrpindahkan -<1261 > ~Mcn1C:nuhi syarat


soo( ~)(;, J untuk suspensi oral yang dike1nns dal<11n \\'adah dosis
ganda.

C adalah kadar Sulfametoksazol BPFI atau pH <1071> Antara 5,0 dan 6,5 . .
Trin1etoprbn BP/<1 dalam mg per ml larutan baku; V
adalah volume injeksi dalarn ml lantlan uji; ru dan rs Etanol <I 041 > Metode II Tidak lebii: dari 0,5%
berturut-turut adalah respons puncak sulfametoksazol C 2HsOH.
atau trimetoprim dari La11ttan uji dan Larutan baku.
Kemurni~n kron1atografi
\Vadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis UJI I (Untuk produk urai trimetoprim) Lakukan
tunggal, tidak tembus cahaya, sebaiknya dari kaca Kromatografi lapis tipis scpcrti yang tertcra pada
Tipe I dan dapat dikemas dalam wodah dosis ganda Kromatografi <93 \>.
50 ml. Fase gerak Buat campuran kloroforn1 P - nietanol
P- amonium hidroksida P (80:20:3).
Penandaan Pada etiket dicantumkan injeksi hams Penjerap Campuran si/ika gel P setcba! 0,25 mm.
diencerkan dengan Irijeksi Dekstro::ia 5% sebl!luril ,PeJan.a Bi.lat campuran klorofor1n P - metanol P
digunakan. (8:2).
Larutan baku 1 Timbang saksoma sejumlah
Trimetoprim BPFl, lanltkan dan encerkan deogan
Tambalta11 nzonografi Pelarut hingga kadar lebih kurang 20 mg per ml. ~
Larutan baku 2 Ukur saksama sejumlah volume
SUSPENSI ORAL SULFAMETOKSAZOL
Larutan baku I, encerkan dengan Pelarut hingga
DANTRIMETOPRIM kadar lebih kurang 0, I mg per ml.
Sulfamethoxazole and Trimcthoprim Oral Larutan uji Ul..-ur saksama sejumlah volume
Suspension suspensi oral setara dengan lebih kurd.Ilg 40 mg
trimetoprim ke dalam corong pisah. Ekstraksi tiga
Suspensi oral Sulfametoksazol dan Trimetoprim kali, tiap kali dengan 25 ml Pelarut dan kumpulkan
mengandung Sulfarnetoksazol, C 10H 11 N 30 3S dan ekstrak dalam labu Erlenmeyer 125 ml. Uapkan
Trimeloprim, C 14 H 18N 40 3, tidak kurang dari 90,0% ekstrak dengan bantuan aliran udara, di atas tangas
dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera uap sampai kering. Larutkan residu dalam 2.0 n1\
pada etiket. Pela11Jt dan sentrifus.
Prosedur Torolkan secara terpisah n1asing-nH:.sing
Baku pembanding Su!fametoksazol BPF!; lakukan 5 µl Larutan uji, Larutan baku 1 dan Larutan bal.-u 2
pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam sebelum pada lempeng kromatografi. Masukkan lempeng ke
digunakan, simpan dalam wadah tertutup rnpat dan dalarn bejana kromatografi yang telah dijenuhkan
terlindung. dari cahaya. Sulfametoksazo/ N,-, dengan Fase gerak dan biarkan Fase gerakmerambat
Glukosida BPFI; tidak boleh dikeringkan, simpan hingga tidak kurang dari 15 cm: Angkat lempeng,
dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya. • tandai batas rambat biarkan di udara hingga kering.
Su!fanilamida BPF/; lakukan pengeringan pada suhu
I 05° selama 3 jam sebelum digunakan, simpan dalam
Suplemen III Fannakope Indonesia IV Monografi I Suspensi Oral Sulfametoksazol 2080
dan Trimetoprim

Amati dibawah cahaya UV 254 nm. Harga R1 bercak kurang dari 12 cm. Angkat letupeng, tandai batas
trimetoprim dan produk urainya berturut-turut adalah rambat dan biarkan di udara hingga kering. Semprot
lebih kurang 0, 7 dan 0,3 hingga 0,5. Ukuran dan dengan Penampak bercak modifikasi Ehrlich dan
intensitas seluruh bercak pada R1 Jebih kurang 0,3 biarkan Iempeng selama 15 menit. Barga R1 bercak
sampai 0,5 dari Larutan uji tidak lebih besar dari sulfametoksazol lebih Imrang 0,7. Seluruh ukuran dan
bercak pada R1 lebih kurang 0,7 dari Larutan baku 2 intensitas bercak pada R1 1ebih kurang 0,5; 0,1 dan 0,3
setara dengan tidak lebih dari 0,5%. dari Larutan uji tidak lebih besar dari berturut-turut
bercak larutan baku 2, La111tan baku 3 dan la111tan
• UJ! 2 (Untuk sulfanilamida, asam sulfanilat dan baku 4 yang sesuai dengan tidak Jebih dari 0,5% untuk
sulfametoksazol N 4-glukosida) Lakukan sulfanilamida; 0,3% untuk asam sulfanilat dan 3,0%
Kromatografi lapis tipis seperti yang tertera pada untuk sulfametoksazol N 4-glukosida.
Kroma1ografi <931 >. •- '
Campuran etanol - metanol Buat campuran etanol Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
mutlak P -·metanol P (95:5). Kromatografi cair kinerja ti1iggi seperti y~ng tertera
Fase gerak Buat campuran (Ca1npuran etanol ·- pada Kromatografi <931>.
metanol)- heptar. P - kloroform ? - asa111 asetal Fase gerak Masukkan 1400 ml air, 400 rnl
glasial P (25:25:25:7). asetonitril P dan 2,0 ml trietilamin P ke da!am Jabu
Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,25 mm. tentukur 2000-ml, campur. Diamkan hingga suhu
· Penampak bercak modifikasi Ehrlich Larutkan ruang dan atur pH hingga 5;9 ± 'O,J dengan
100 1ng p-dimetilanzinobenzaldehida P dalam I ml · pcnambahan natrilan hillroksida 0,2 N atau asa1n
asam klorida P dan encerkan dengan etano/ P hingga asetat glasial P (I dalam JOO). Encerkan dengan air
l 00 ml. sampai tanda, saring melalui pcnyaring dengan
lamtan baku 1 Timbang saksama lebih kurang porositas 0,45 µm dan awaudarakan. Jika pcrlu
20 mg Su/fametoksazol BPFI, masukkan ke dalam lakukan pcnyesuaian 1nenurut Kesesuaian siste111
la bu tentukur l 0-ml, larutkan dalam I n1l an:oniun1 seperti yang tertcra pada Kro111atog:·afi <931 >.
hidroki;ida P dan cncerkan dengan nietanol P sampai Larutan baku Ti1nbang saksa1112 sejun1lah
tanda. Trimetoprim BPFJ dan Sulfametoksazol BPFI,
La111tan baku 2 Timbang saksama lebih kurang larutkan dan encerkan secara kuantitatif dcngi1'l
I 0 mg Su/fanilamida BPFI, masukkan ke dalam labu 111e1anol P hingga kadar _bertun1t-tun1t 0,32 n1g per
tentukur 50-ml, larutkan dalam 5 ml amonium ml dan 0,32J mg per ml. J adalah · perbandingan
hidroksida P dan cncerkan dengan metanol P sampai jumlah sulfa1netoksazol yang tertcra pada etiket,
tanda. Pi pet 5 ml Jarutan ke dalam Jabu tentukur I 00- dalam mg terhadap jumlah trimetoprim yang tertera
ml, tamb~hkan I 0 ml amonium hidroksida P dan pada etiket, dalam mg. Pipet 5 ml larutan ini ke
encerkan dengan nzetanol P sampai tanda. dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan Fase
larutan baku 3 Timbang saksama lebih kurang gerak san1pai tanda.
I 0 mg Asam Su/fanilat BPFI, masukkan ke dalam Larotan uji Ukur saksama sejumlah volume
labu tentukur 50-ml, Jarutkan dalam 5 ml amonium suspensi oral setara dengan lebih kurang 80 mg
hidroksida P dan encerkan dengan metanol P sampai sulfametoksazol masukkan ke dalam labu tentukur
tanda. Pi pet 3 ml Jarutan ke dalam la bu tentukur I 00- 50-ml dengan bantuan Jebih kurang 30 ml metanol P.
ml, tambahkan 10 ml amonium hidroksida P dan Sonikasi campuran selama lebih kurang IO menit
encerkan dengan metanol P sampai tanda. sambil sesekali dikocok. Diamkan hingga suhu
Larutan baku 4 Timbang saksama lebih k-urang ruang, encerkan dengan metanol P sampai tanda,
3 mg Sulfametoksazol N,-Glukosida BPFI, masukkan kocok dan sentrifus. Pipet 5 ml beningan ke dalam
ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dalam 5 ml Jabu tentukur 50-ml, encerkan dengan· Fase gerak
amonium hidroksida P dan encerkan dengan 1netanol sampai tanda, kocok dan saring.
P sampai tanda. Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
suspensi oral setara dengan lebih kurang 200 mg tinggi dilengkapi dengan detektcr 254 nm dan kolom
sulfameloksazol masukkan ke dalam Jabu tentukur 3 ,9 mm x 30 cm berisi bah an pengisi ll. Laju alir
l 00-ml yang berisi I 0 ml amonium hidroksida P. lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi
Tamb.ahkan 50 ml metanol P, kocok sclama 3 menit, terhadap larntan baku dan rekam respons puncak
encerkan dengan metanol P sampai tanda dan seperti yang tertera pada Prosedur: waktu retensi
sentrifus selama 3 menit. relatiftrimetoprim dan sulfametoksazol berturut-turut
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing adalah lebih kurang 1,0 dan 1,8; resolusi, R, antara
5 0 µl larutan uji, larutan balm I, Larutan baku 2, sulfametoksazol dan trimctoprim tidak kurang dari
Larulan baku 3 dan larutan baku 4 pada lempeng 5,0; faktor ikutan puncak trimetoprim dan
kromatografi. Masukkan lempeng ke dalam bejana sulfameto.ksazol tidak lebihdari. 2,0 dan simpaogan
kromatografi yang tidak dijenuhkan dengan Fase baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari
gerak dan biarkan Fase gerak merambat hingga tidak 2,0~·~.
2081 Sumattjpten I Monografi Suplemen III Farmakope Indonesia IV

Prosedur Suntikkan secara terpisah osejumlah ldentifikasi


volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
A. Spektrum serapan inframerah zat yang
didispersikan dalam minyak mineral P menunjukkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang
l
I
jumlah dalam mg sulfametoksazol. C 10H 11 N 3o;s dan sama seperti pada Sumatriptan BPFI. I
I
trimetoprim, C14 H 18N,03 dalam tiap ml suspensi oral .- B. Waktu retensi puncak utama kromatogram
dengan rumus: Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
diperoleh pada Penetapan kadar.
I '
soo(~)(~) Air <1031> MetodeITidak lebih dari l,0%.

•- Senyawa sejcnis A Sumatriptan Tidak Iebih dari


C adalah kadar Su/fametoksazol BPFI atau 0,6o/o; lakukan penetapan dengan cara Kromatografi
Trimetoprim BPFI dalam mg per ml Larutan baku; V cair kinerja tinggi scperti yang tertcra · pad.a
adalah volume suspensi oral dalam ml yang Kro1natografi <931>.
digunakan dalam membuat Larutan uji; ru dan rs Larutan amonium asetat JO N Larutkan 77, l g
berturut-turut adalah respons puncak sulfametoksazol amonium asetat P dalam 100 ml air.
atau trimetoprim dari Lorutan uji dan Larutan baku. Fase gerak Buat campuran mf!tano/ P-Larutan
amonium asetat 10N(9:1). Saring 'dan awaud·arakan.
\Vadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Jika perlu' lakukan penyesuaian mcnurut Kesesuaian
rapat, tidak tembus cahaya. sisten1 seperti yang tertera pada Kronzatografi <931 >.
Larutan baku Timbang saksama sejutnlah Senycnva
Sejenis A Sumatriptan Suksinat BPFI, masukkan ke
Tamba!ta11 mo11ografi dalam labu tentukur yang sesuai, larutkan dalam Fase
gerak clan encerkan secara kuantitatif dan jika perlu
SUMATRIPTAN
bertahap dengan Fase gerak, hingga kadar lebih
Sumatriptan
kurang 6,25 µg per ml.
• Larutan uji Timbang saksama lebih kurang l 00 mg
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml.
Larutkan dan encerkan dengan 'Fas~ gerak sampai
tanda. .
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931 >. Kromatograf cair kinerja
3-[2-(Dimelilamino)etilj-N-metil-JH-indol-5- tinggi dilengkapi dengan detektor 282 nm dan
metansulfonamida [103628-46-2] kolom 4,6 mm' x 25 cm berisi bahan pengisi L3
C1.H21N,02S BM 295,40 dengan ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang
2 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
Sumatriptan mengandung tidak kurang dari 98,0% Larutan baku, rekam respons puncak sepert! yang
~ tidak lebih dari 102,0% C 14H21 N 30 2S, dihitung
tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada
terhadap zat anhidrat dan bebas pelarut. penyuntikan ulang tidak lebih dari 5%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumla.'1
Pemerian Serbuk putih sampai kuning pucat. volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatogra~ rekam
Kclarutan Sangat sukar larut dalam air. kromatogram, · dan ukur respons .- Puncak senyav.•a
sejenis A sumatripan. Hitung persentase senya\va
Baku pembanding Sumatriptan BPFI; tidak boleh sejenis A sumatriptan, dalam zat dengan rumus:
dikeringkan. simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung dari cahaya, pada lemari pendingin.
S"tr1<1triptan Suksinat BPFI; tidak boleh dikeringkan,
suupan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
(.495,7J(Cs)(ru)!OO
613,8 Jl Cu rs
cahaya, pada lemari pendingin. Senyawa Sejenis A
Swnutriptan Suksinat BPFI; tidak boleh dikeringkan, 495, 7 dan 613,8 berturut-turut adalah bobot molekul
sirnpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari senyawa sejenis A sumatriptan dan senyawa sejenis
cahaya, pada lemari pendingin. Senyawa Sejenis C A surnatriptan suksina~· ·cs adalah kadar· Senyawa
Sumatriptan Suksinat BPFL Cemaran Senyawa Sejenis A Sumatriptan Suksinal BPFI dalam mg per
St;jenis Sumatriplan Suksinat BPFI; tidak boleh ' ml Larutan baku; Cu ad:dah · kadar Sumatriptan
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup . rapat, dalam mg per ml Larutan uji; ru dan rs berturut-turut
terlindung dari cahaya, pada lemari pendingin. adalah respons puncak senyawa scJents A
sumatriptan ·dari Larutan uji dan Larutan baku.
Suplemen Ill Farmakope Indonesia JV Monografi I Sumatriptan 2082

Scnyawa sejenis Masing-masing cemaran dan total Tabel


cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada \Va!..'tU Batas
Tabel. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi Nan1a senya\va rctensi (%)
rclatif
cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada [3-[2-(Dimetilamino N-oksida)etil]-lH- ±0,3 0,2
Kromatografi <931>. indol-5-il]-N-metilmetansulfonamida
Pengencer dan La111tan kesesuaian siste111 Lakukan
seperti yang tertera pada Penetapan kadar. [3-[2-(J\1 etil an1ino )et ii]- IH-indol: 5-i I]-N- ±0,6 0.5
metiln1etansul fonam ida
Dapar Larutkan lebih kurang 1,7 ml dibutilamin P;
0,6 ml asamfosfat P dan 3,9 g natriumfosfat dihidrat Senyawa scjenis C sumatriptan suksinat ±0,9 0,5
monobasa P dalam air. Atur pH hingga lebih kurang
7 ,5 dengan penambahan larutan natrium hidroksida P Sumatriptan 1,0
50%, encerkan dengan air hingga •WOO ml. 3-[2-(AminoCtil)-1 H-indol-5-il]-N- ±0,4 0,1
Fase gerak Bual campuran Dapar -. asetonitril P n1etilmetansulfonamida
(3:1). Saririg dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian mcnurut Kesesuaian siste1n seperti yang Cemaran yang tidak dikt:tahui 0,1
tertcra pada Kromalograji <931>. Total ccmaran 1,5
Lant/an identifikasi Buat larutan Cen1aran [Catalan Perhitungan total ce111aran ter111asuk
Senyan·a Sejenis Su111atriptan Suksinat BJ>FJ dalam ju111/ah senJ'GH:a sejenis A szunatrip;an, yang
Fase gerak hii'igga kadar lcbih kurang 3 n1g per n11. ditetapkan dalan1 uji ScnJ-'OH'a sejenis .4 sur>1atriptan]
Larulan . uji Ti1nbang saksarna scjun1lah zat,
Iarutkan dalarn Pengencer hing£a kadar lebih kurang Pcnctapan kadar Lakukan pcnetapan dengan cara
2 mg per ml. Kro111atografi cair kine1ja tinggi seperti yang tcrtcra
Siste1n krotnatograji Lakukan seperti yang tcrtera pada Kromatografi <931>.
pada Kro111atografi <93 l>. K.rc:natograf cair kinerja Pengencer Larutkan 3,9 g natriunz fosfat
tinggi dilengkapi dcngan detek!or 282 ntn dan monobasa dihidrat P dalam air. Atur pH b:ngga lebih
kolom 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pcngisi LI kurang 6,5 dengan pcnambahan laruu:.:i natriutn
dcngan ukuran partikcl 5 µm. Laju alir lcbih h1rang hidroksida P 50 %, enccrkan dengan air hingga 1000
1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap 1nL Can1pur 750 ml larutan dengan 25('- ;::-.i asetonitril
La111tan kesesuaian sisten1, rekam respons puncak P.
seperti yang tertera pada J0 rosedur: waktu retensi Dapar Larutkan lebih kurang 1, 7 ml dibutilamin P;
relatif senyawa sejcnis C sumatriptan suksinat dan 0,6 ml asam fosfat P dan 3,9 g nc:rium fosfat
sumatriptan berturut-turut adalah lcbih kurang 0,9 monobasa dihidrat P dalam air. Atur pH hingga lebih
dan 1,0; resolusi, R, antara puncak scnyawa sejcnis C kurang 6,5 dengan penambahan larutan natrium
sumatriptan suksinat dengan puncak sumatriptim
tidak kurang dari 1,5. Lakukan kromatografi
hidroksida P 50 %, encerk~n dengan air bingga 1000 .,
ml. '
terhadap Larotan identifikasi, rekam respons puncak Fase gerak Buat carnpuran Dapar - asetonitril P
seperti yang tertera pada Prosedur: identifikasi (3: l ). Saring dan awaudarakan. Jika perlu lal-ukan
puncak seperti yang tertera pada Tabel. penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang
Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih tertera pada Kromatograji <931>.
kurang rO f!l) Larutan uji ke .dalam kromatograf, Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama
rekam kromatogra1n, dan ukur semua respons sejtimlah Sun1atripta11 Suksinat BPFI dan Senya1va
puncak. Hitung persenta.se rnasing-masing cen1aran Sejenis C Su111atriptan Suksinat BPFI, laruL~n dalam
dalam zat deng'n rumus: Pengencer hingga kadar berturut-turut lebih kurang
0,28 mg per ml dan 0, 14 mg per ml.
Larutan balm Timbang saksama sejumlah
Sumatripian Suksinat BPFJ, larutkan dalam
Pengencer hingga kadar lebih kurang 0, 14 mg per
ml.
ri adalah rcspons puncak n1asing-masing cen1aran: rs Larntan uji Tim bang saksama 10 mg zat,
adalah jun1lah sen1ua respons puncak. masukkan ke dalam labu tentukur 100-m!, larutkan
dan encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
Sis/em kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 282 run dan koloni
4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi LI dengan
ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 1,5 ml
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
kesesuaian sistem. Rekam respons puncak seperti
yang tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif
2083 Sumatriptan Suksiuat I Monografi Sup/emen Ill Farmakope Indonesia IV

senyawa sejenis C sumatriptan suksinat dan pendingi';;,'..senyawa Sejenis A Sumatriptar. Suksinai


sumatriptan berturut-turut lebih kurang 0,9 dan 1,0; BPFI; tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah
resolusi, R, antara puncak senya\va sejenis C tertutup rapat, terlindung dari cahaya, pada lemari
sumatriptan suksinat dengan puncak sumatriptan pendingin. Senyawa Sejenis C Sumatriptan Suksinat.
tidak kurang dari 1,5. Lakukan kromatografi Cemaran Sejenis .Sumal(iptan Suksinat BPFI; tidak
terhadap Larutan baku, rekam respons puncak seperti boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup
yang tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif rapat, terlindung dari cahaya, pada lemari pendingin.
pada penyuntikan ulang tidak Iebih dari 1,5%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejum!ah Identifikasi ·
volume sama (lebih kurang I 0 µI) Larutan baku dan A. Spel.,'!ruin serapan inframerah zat yang
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam didispersikan dalam minyak mineral P menunjukkan
kromatogram, dan ukur respons puncak utama. maksimum hanya pada bilangan gelombang yang
Hitung jumlah dalam mg, sumatriptan, C 14H21 N 30 2S, sama seperti pa!fa Sumatriptan Suksinat BPFI.
da!am zat yang digunakan dengan rumus: B. Waktu retensi puncak uta1na kromatogram
lanJtan uji sesu~i" dengan Larutan ba/...-u seperti yang

JOoc(295,4J(r~)
diperoleh pada Penetapan kadar.

· 413,5 Is Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 1,0%.

C adalah kadar Sumatriptan Suks!nat BPFI dalam mg Senyawa Scjcnis A Sumatriptan Suksinat Tidak
per ml Larutan baku; 295,4 dan 413,5 berturut-turut lebih dari 0,6%. Lakukan penetapan dengan cara
adalah bobot molekul sumatriptan dan sumatriptan Krornatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertcra
suksinat; ru dan rs berturut-turut ada\ah respons pada Kromatografi <931 >.
puncak sumatriptan dari Larntan uji dan Larutan Laro/an amonizun asetat 10 N Larutkan 77,1 g
baku. an1onilan asetat P dalam 100 ml air.
f<Ose gerak Buat campuran nietanol P-Laru:tan
Wadah dan pcnyimpanan Dalam wadah tcrtutup amonium asetat 10 N (9: l ). Saring dan awaudarakan.
rapat, tidak tern bus cahaya. Terlindung dari Jika"perlu lakukan penyesuaian n1enurut Kesesua:·an
pembek."Uan dan simpan dibawah suhu 30-:i. sistem seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksamasejumlah Senyawa
Sejenis A Suma trip tan Suksinat BPFl, masukkan ke
. Tanzbahan nzonograji dalam labu tentukur yang sesuai, larutkan dan
SUMATRIPTAN SUKSINAT encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertaiiap
qengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 6,25
' . ' .
Sumatriptan Succinate
. µg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 70 mg
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml.
Larutkan dan encerkan dengan Fase gerak sampai
tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
3-[2-(Dimetilamino)etil]-N-metilindo/-5- tinggi dilengk,api dengan detektor 282 nm dan
metansulfonamida suksinat (J: 1) [ l 03628-48-4) kolom 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L3
C1.H21N;02S.C,H,O, BM 413,49 dengan ukuran partikel 5 µm. Laju "a!ir lebih kurang
2 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
Sumatriptan Suksinat mengandung tidak kurang dari Larutan baku, rekam respons puncak seperti yang
98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C 1,H 21 N 30 2S. tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada
C,H.O,, dihitung terhadap zat anhidra1 dan bebas penyuntikan ulang tidak lebih dari 5,0%.
pelarut. Prosedur Suntikkan secara terpisah seju171!ah
volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan
Pemerian Serbuk putih atau hampir putih. Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak senyawa
Kelaru tan Mudah la rut dalam air; agak sukar larut sejenis A sumatriptan suksinat. Hitung persentase
daiam m"etanol; pra!<iis tidak larut. dalam senyawa sejenis A sumatriptan, dalam zat deogan
diklorometart rum us:

613,8 295,4 CuC xru Jioo


.(495,7)(413,5J(
Baku pembanding Sumatriptan Suksinat BPFI;
5
tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah
rs
tertutup rapat, te.rlindung. dari cahaya, pada lemari
Suplemen 1/I Farmakope Indonesia IV Monografi I Sumatriptan Suksinat 2084

495, 7 dan 613,8 berturut-turut adalah bobot molekul · Tabe/


senyawa sejenis A sumatriptan dan senyawa sejenis Perkiraan y:aktu Batas
Senyawa sejenis retensi relatif (%)
A sumatriptan suksinat; 413,5 dan 295,4 berturut-
[3-[2-(Dimetilamino N- 0,3 0,2
turut adalah bobot molekul sumatriptan suksinat dan oksida)etil]-1 H-indol-5-il]-N-
sumatriptan; Cs adalah kadar Senyawa Sejenis A meti lmetansulfonamida
Sumatriptan Suksinal BPFJ.dalarn mg per ml Larutan
baku; Cu adalah kadar sumatriptan suksinat dal.am 3-[2-(Aminoc1il)-l H-indol-5-il]- 0,4 0,1
N-mctih1}etansu l fonamida
mg per ml Larutan uji; ru dan rs berturut-turut adalah
re5pons puncak · -~enyawa sejenis A sumatriptan {3-{2-{Metilamirio}etil]-lH-indol- 0,6 0,5
suksinat dari Larutan uji dan Larutan baku. 5-il]-N-metilmetansulfonamida ·

Senyawa sejenis Masing-masing cemaran dan total


Senyawa sejenis C sumatriptan
suksinat
0,9 0,5·-
cemaran tidak lebih dari batas yang tertera· pada
Tabel. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi Sumatriptan 1,0
cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
f\1asing-masing cem2rnll lain 0.1
Kromatografi <931>. .
Pengencer dan LGrntan resolusi Lakukan sepert1 Total cemaran 1.S
yang tcrtera pada Penetapan kadar. [Carat~n Perhitungan total cemaran rerm~~uk senyawa se!e~is A . ,
Dapar Larutkan lebih kurang 1,7 ml dibutilamin P; sumarriptan, yang ditetapkan dalam u;1 Scnyawa se;ems A
sumatriptan}
0,6 ml asam fosfat P dan 3,9 g natrium fosfat
manobasa P dalam air. Atur pH hingga lebih k-urang
Penetapan kadar Lakukan penetapan. dengan cara
7 ,5 dengan penambahan larutan natriu1n hidroksida P
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
50 %, encerkan dengan air hingga I 000 ml.
pada Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran Dapar - asetonitril P
Pengencer Larutkan 2,97 g natrium fosfat
(4:1). Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
monabasa P dalam 600 ml air. Atur pH hingga lebih
penycsuaian menurut Kesesuaian siste1n sepert1 yang
kurang 6,5 dengan penambahan larutan natrium
tertera pada Kromatografi <931>. "
hidroksida P 50%, encerkan dengan air hingga 750
Larutan identifikasi Buat larutan Ceniaran
ml, tambahkan 250 ml asetonitril P.
Senyawa Sejenis Sumatriptan Suksinat BPFI dalarn
Fase gerak Larutkan 1,7 ml dibuti/amin P; 0,6 ml
Fase gerak hingga kadar lebih kurang 3 mg per ml.
asam fosfat P dail 3,9 g natrium fas/at monobasa P
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat,
dalam 750 ml air. Atur pH hingga 6,5 dengan
larutkan dalam Pengencer hingga kadar lebih kurang
penambahan larutan natrium hidroksida P 50%,
2,8 mg per ml.
encerkan dengan air hingga 1000 ml. Campur 800 ml
Sis!em kromatografi Lakukan seperti yang terter3
larutan dengan 200 ml asetonitri/ P. Saring dan
pada Kromatografi <931>. Lak-ukan seperti yang awaudarakan. Jika perfo lakukan penyesuaian
tertera pada Penetapan kadar. Setelah kriteria menurut Kesesuaian sistem seperti yang t~rtera pada
resolusi terpenuhi, lakukan kromatografi terhadap Kromatografi <931 >.
Larnfa!J identifikasi, rekam respons puncak sepert1
Larutan reso/usi Timbang saksama sejumlah
yang 'tertera pada Prosedur: identifikasi puncak
Sumatriptan Suksinal BPFI dan Senyawa Sejenis C
seperti tertera pada Tabe/. . Sumatriptan Suksinat BPFI, larutkan dalam
Prasedur Suntikkan sejumlah volume (leb1h Pengencer hingga ka:dar berturut-turut lebih kurang
kurang 10 µl) Larutan uji ke dalam kromatograf, 0,28 mg per ml dan 0,14 mg per ml.
rekam kromatogram, dan ukur semua respons
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
puncak. Hitung persentase rnasing-masing cemaran
Sumatriptan Suksinat BPFf, larutkan dalam
dalaffi zat dengan rumus: Pengencer hingga kadar lebih kurang 0, 14 mg per
ml.
La11llan uji Timbang saksama sejumlah zat,
larutkan dalam Pengencer hingga kadar lebih kurang
0,14 mg perm!.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
r; adalah respons puncak masing-masing cemaran; rs pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
adalah jumlah semua respons puncak. tinggi dilengkapi dengan detektor 282 nm dan kolom
4 6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi Ll dengan
ulmran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 1,5 ml
per menit. Lak-ulam kromatografi terhadap Larutan
reso/usi; rekam respons puncak·seperti yang tertera
pada Prosedur: waktu retensi relatif senyawa sejenis
C sumatriptan suksinat dan sumatriptan bcrturut-turut
lebih kurang 0,9 dan 1,0; resolusi, R, antara puncak
2085 Tamoksifen Sitrat I Monografi Sup/emen III Farmakope Indonesia JV ·~
'

o,o5 c[ ~~ J
senyawa sejenis C sumatriptan suksinat dengan
puncak sumatriptan tidak kurang dari 1,5. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam respons
puncak seperti yang tertera pada Prosedur:
simpangan baku relatif pad& penyuntikan ulang tidak
lebih dari 1,5%. C adalah kadar isorner-E sebagai sitrat dalam µg per
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah ml, seperti yang dinyatakan dalam Tamoksifen Sitrat '
volume sama (lebih kurang I 0 µl) Larutan baku dan BPFI dalam Larutan baku; ru dan rs berturut·turut
Larutan uji ke dalam · kromatograf, rekam . adalah perbandingan respons puncak minor Larutan
kromatogram. dan ukur respons puncak utama. uji dari Larutan baku.
Hi tung persentase, sumatriptan suksinat,
C 14H 21 N 30 2S.C4H 60 4, dalam zat dengan rumus: Hila11gka11 pers;•aratan:
·-
'A1~en <321> Metode II Tidak lebih dari 2 bpj;
lakukan penetapan menggunakan I 0 ml larutan as am
sulfat P ( l dalarn 2) sebagai pengganti 5 ml asam
su/fat P.,

Cs adalah kadar Sumatriptan Suhinat BPFI dalam Hilangkan persyaratan:


mg per mi Larutan baku; Cu adalah kadar •ccn1aran senya~·a organik 111udah n1enguap
sun1atriptan suksinat dalam mg per ml Larutan uji; ru <471> Metode VMemenuhi syarat.
dan rs berturut-turut adalah respons puncak dari Pe/arut Gunakan dimetil su/foksida P.,
Larutan uji d:m Larutan baku.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tcrtutup TETRASIKLIN 11.IDROKLORIDA


rapat, tidak tembus cahaya. Terlindung dari Tetracycline Hydrochloride
pembekuan dan simpan dibawah suhu 30°.
<• Perubahan:
Baku pernbanding Tetrasiklin Hidrok/orida BPFI;
TAMOKSIFEN SITRAT tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. •Sirnpan
Tamoxifen Citrate dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya
dan di tempat dingin., 4-Epianhidrotetrasiklin
Perubaltan: Hidroklorida BPFI; lakukan pengeringan dalam
Isomer E Tidak lebih dari '0,3%,. harnpa udara pada suhu 60° selama 3 jam sebelum
Pase gerak: Buat larutan dalam metanol P yang digunakan. •Zat yang dikeringkan bersifat
mengandung 320 ml air, 2 ml asam asetat glasial P higroskopik. Sirnpan dalam wadah tertutup rapat,
dan 1,08 g natrium 1-oktanasulfonat P per liter. terlindung dari cahaya, di ternpat dingin dan kering.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Endotoksin BPFI; [Catalan Bersifat pirogenik.
T.amahifen Sitra/ BPFI; larutkan dalam Fase gerak, penanganan vie;/ dan isi harus hati-hati untuk
jika perlu encerkan bertahap dengan Fase gerak menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi seluruh isi,
hingga kadar lebih kurang 600 µg per ml. gunakan larutan dalam wa1.-tll 14 hari. Simpan vial
Larutan '!ii Timbang saksama lebih kurang 30 mg, yang belum dibuka dan larutan, dalam lemari
lakukan sepati yang tertera pada Larutan baku. pendingin .•
Sistem kromatografi Lakukan Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi .Perubahan:
<931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi Jdentifikasi
dengan detelrtor 254 nm dan kolom 4 mm x 30 cm D. •Tambahkan 2 ml asam su/fat P pada 0,5 mg
berisi bahan pcngisi LI I. Laju alir lebih kurang 0,7 zat; tnenunjukkan warna 111erah keunguan. Masuk.kan
ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap larutan ke dalam air 1 ml: \Varna 1nenjadi k.-uning.
Larutan baku dan rekam respons puncak utama: E. Menunjukkan reaksi tetrasiklin Metode II
simpangan baku relatif dari lima kali penyuntikan seperti yang tertera pada Uji Identifikasi Tetrasiklin
tidak lebih dari 3,0% dan waktu retensi relatif puncak <271>; lakukan penetapan menggunakan larutan
minor isomer-E terhadap isomer-Z tidak lebih dari dalam metano/ P yang mengandung I mg per ml.
0,93. F. Menunjukkan feaksi Klorida cara A seperti yang
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah tertera pada Uji Identifikasi umum <291>.,
volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutqn baku dan Tambahan persJ•aratan: ·
Larutan ufi ke dalam kfomatograf. l)kur respons •Rotasi jenis <1081> Antara -240° dan -255°.
puncak minar isomer-E Larutan baku dan Larutan Dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan;
uji. Hitung jumlah dalam mg, isomer-E, lakukan penetapan menggunakan larutan dalam asam
C26H29NO.C'.H80,, dengan rumus: klorida 0,J N yang mengandung 5 mg per ml,
Sup/emen III Farmakope Indonesia IV Monograji I Tetes Mata TimoJol MaJeat 2086

Tambahan persyaratan: Larutan baku Timbang · .saksama sejumlah


•Logam berat <37J> Metode JI/ J'idak Jebih dari 50 Tetrasiklin Hidroklorida B.PFI, Jarutkan dan
bpj .• encerkan dengan metanol P hingga kadar lebih
kurang I mg per ml. Pipe! 6 ml larutan ke dalam labu
Tambahan persyaratan: tentukur 50-ml, encerkan dengan Pengencer sampai
•Syarat Jain 11ka pada etiket tertera bahwa tanda. Larutan mengandung tetrasiklin hidroklorida
Tetrasiklin Hidroklorida adalah steril, memenuhi lebih kurang 0,12 mg per ml.
• syarat Stcrilitas <7J> dan Endotoksin bakteri <201> Larutan uji Timbang saksama sejumlah salep
seperti yang tertera pada Tetrasik/in Hidroklorida setara dengan lebih kurang 300 mg tetrasiklin
untuk Injeksi. Jika pada etikc} tertera Tetrasiklin hidroklorida, masukkan kc dalam labu Erlenmeyer
•- Hidroklorida harus diproses lebih lanjut untuk bersumbat kaca, tambahkan 20 ml sikloheksan P dan
pembualan sediaan injeksi, memenuhi syarat kocok. Tambahkari 35 ml metano/ P dan sonikasi
Endotoksin bakteri <20J> seperti yang tertera pada selama lebih k-urang 20 menit. Saring larutan ke
Tetrasiklin Hidroklorida untuk Injeksi. Jika dalam labu tentukur JOO-ml dan bilas labu
digunakan untuk pembuatan sediaan obat selain Erlenmeyer dengan 40 nil 111elanol P, saring bilasan
parenteral, tidak harus memenuhi uji Endotoksin melalui penyaring ke dalam labu tentulnir. Encerkan
bakteri <20J> .• · dengan metanol P sampai tanda. Pipet:2 ml lariltan ke
dalam labu tentukur 50-ml. Encerkan dengan-
Ta111baha11 persyarata11: Pengencer sampai tanda.
•Pcnandaan Jika digunakan untuk pembuatan injeksi Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada
atau sediaan steril lain, pada etiket harus dinyatakan Penetapan kadar dalan1 Tetrasiklin Hidroklorida.
steril atau harus diproses lebih lanjut untuk Hitung jumlah dalam mg, tetrasiklin hidroklorida,
peinbuatan scdiaan injeksi .• C22H24N20s.HCI dalam salep yang digunakan dengan
rumus:

Tambahan monografi
SALEP MAT A TETR<l.SJKLIN
HIDROKLORIDA
Tetracycline Hydrochloride Opthalmic
Ointment C adalah kadar Tetrasiklin Hidroklorida BPFI dalam
mg per ml Larutan baku; P adalah potensi Tetrasiklin
Salep mata Tetrasiklin Hidroklorida mengandung Hidroklorida BPFI dalam µg per mg; ru d2n rs
berturut-turut adalah,r~spons puncak dari larutan uji
Tetrasiklin Hidroklorida, C22 H24 N20 8.HC1, tidak 1
dan •Larutan bGku.' • ' ' '
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 125,0% dari
jumlah yang tertera pada etiket.
Wadah dan penyimpanan Dalam tube salep mata.
Baku pembanding Tetrasik/in Hidroklorida BPFI;
tidak· boleh dikeringkan, simpan dalam wadah
tertutup rapat terlindung dari cahaya di tempat TETES MATA TIMOLOL MALEAT
dingin. 4-Epianhidrotetrasik/in Hidroklorida BPFI. Timolol Maleat Ophtalmic Solution

Sterilitas <71 > Memenuhi syarat. Peruhaha11:


Baku pembanding Timolol Ma/eat BPFI; lakukan
Isi minimum <86J> Memenuhi syarat. pengeringan dalam hampa udara pada suhu 100°
hingga bobot tetap. •Simpan dalam wadah tertutup
Air <1031> Metode ITidak lebih dari 0,5%; gunakan rapat..
20 ml campuran toluen P - metanol P (7:3) sebagai
pengganti metanol P dalam labu titrasi.. Perubahan:
Penetapan kadar •Lakukan penetapan dengan cara
Partikcl logam <1061> Memenuhi syarat. Krornatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
pada Kromatografi <93 J>.
Pcnetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Dapar fosfat pH 2,8 Larutkan J l,J g natriumfosfat
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera monobasa P clalam 1000 ml air, atur pH hingga
pada Kromatografi <93 J>. 2,8 ± 0,05 dengan penambahan asam fosfat P, saring
Pengencer, Fase gerak, Larutan reso/usi dan dan awaudarakan.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera Pengencer Buat campuran asetonitril P-
pada Penetapan kadar dalam Tetrasiklin Dapar fosfat pH 2,8 (2: J).
PiA,..nTrfnrirln Fase gerak Buat campuran Dapar fosfal pH 2,8-
2087 Injeksi Tobramisin I Monografi Suplemen Ill Farmakope Indonesia IV .
1
per!u lakukan penyesuaian . menurut Kesesuaian Baku pemban_!iing Tobramisin BPFI; Tidak boleh
s·istem seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. dikeringkan, merupakan bah~n .higroskopik, simpan
[Catatan Sedapat mungkin lindungi baku dalam Jemari pendingin. Endotoksin BPFI; [Catalan
pembanding; Larutan tetes mata, Larutan baku dan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isinya harus
Larutan uji dari sinar matahari langsung.} hati-hati untuk menghindari kontaminasi]
. · Larutan 'baku Timbang saksama lebih kurang Rekonstitusi seniua isinya, · gunakan larutan dalam
34 mg Timolol Ma/eat BPFI, masukkan· ke dalam waktu ·14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan
labu tentukur· 25 ml, larutkan dan encerkan dengan larutan, dalam lemari pendingin.
air sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ke da!am labu
tentukur 5G-ml, tambahkan 15 ml Pengencer, Identifikasi
encerkan dengan air sampai .tanda. A. Encerkan sejumlah volume injeksi dengaliair
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume tetes hingga kadar tobramisin 6 mg per ml dan lanjutkan
mata setara dengan lebih kurang 5 mg timolol, seperti uji A yang tertera pada Identifikasi dalam
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml. Tambahkan Tobramisin, mu!ai dari "Totolkan masing-masing 3
15 ml Pengencer, encerkan dengan air sampai tanda. µl larutan uji". ·
Si,tem kromatografi Lakukan seperti yang tertera B. Waktu retensi puncak utama kromatogram
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja Larytan uji derivatisasi sesu~i de~gan Larotan baku
tinggi dilengkapi dengan detektor 295 nm dan kolom derivatisasi seperti yang diperolch pada Penetapan
4,6 mm x 15 cm berisi bahan pengisi LI dengan kadar.
ukuran partikel 5 µm Pertahankan suhu kolom pada
40°. Laju alir lebih kurang 1,2 ml per menit. Lakukan Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 2,00 unit
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam respons Endotoksin FI per mg tobramisin: ·.
puncak seperti yang tertera pada Prosedur: faktor
ikutan tidak lebih dari 2,0; efisiensi kolom tidak Sterilitas <71> Me1nenuhi syarat, jikJ. diuji seperti
kurang dari 3600 lempeng teoritis dan simpangan yang tertera pada Penyaringan ·men1bran dalam uji
baku relatif pada penyuntikan ulang tidak Jebih dari Sterilitas.
2,01Yo. ~
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah pH <!07 J> Antara 3,0 dan 6,0.
volume sama (lebih kurang l 0 µl) Larutan baku dan
Larutan '!ii ke dalam kromatograf, rekam Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung yang tertera pada Jnjeksi volume kecil.
jumlah dalam mg, timolol, C13H24N 4 0 3 S, dalam tiap
ml tetes mata dengan rumus: Syarat lain Memenuhi syarat s~perti yang tertera
pada lnjectiones.

316,43)(50C)(ru)
(432,49 v ,,
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
pada Kromatvgrafi <931>. .
316,43 dart 432;4!! berturut"turut adalah bobot Fase gerak, Pereaksi 2,4-dinitroj/uorobenzen,
molekul timolol dan·timolcil maleat; C adalah kadar Pereaksi Tris (hidroksimetil)aminometana, Larutan
Timo/o/ Ma/eat BPFI dalam mg per ml Larutan baku, Prosedur derivatisasi, LarUtan resolusi dan
baku; V adalah volume tetes mata dalam ml yang Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
digunakan untuk membuat Larutan uji; ru dan rs Penetapan kadar dalam Tobramisin.
berturut-turut adalah respons puncak timolol dari Larutan uji Ukur soksama sejumlah volume injeksi,
Larutan uji dan Larutan ba!.-u .• encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap
dengan air hingga kadar lebih kurang 0,2 mg per ml.
Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada
Tambaltan monograji Penetapan kadar dalam Tobramisi-,,. Hitung jumlah
INJEKSI TOBRAMISIN dalam mg, tobramisin, c,;H37N 50 9 , dalam tiap ml
injeksi dengan rumus: '
Tobramycin Injection

Injeksi Tobramisin adalah larotan steril · Tobramisin


Sulfat dalam air untuk injeksi, atau Tobramisin dafam c(~)(~)
air untuk injeksi yang dibuat dengan bantuan asam
sulfa!. Mengandung T*ramisin, C 1sH37N50 9, tidak C adalah kadar Tobramisin BPFI dalarn mg per ml
kurang dari 90,0% dan tidak lebib· dari 120,0% dari Larutan baku; L adalab jumlah tobramisin yang
jumlab yang tertera pada etiket. tertera pada etiket, dalam mg per ml; D adalab kadar
tnhr~rnic:?in n~l~m ma tiP.1"' ml T nt-iJfn" ,,,.,- ~tt~'Arkan
Suplemen Ill Farmakope Indonesia JV Monografi I Tobramisin. untuk Injeksi 2088

digunakan dan faktor pengenceran; ru dan rs berturut- Memenuhi syarat Keseragaman sediaan .<911>. :dan
turut adalah respons puncak Larutan uji derivatisasi Penandaan seperti yang ter(era pada Jnjectiones.
dan Larutan baku derivatisasi.
Pcnctapan kadar Lakukan · penetapan dengan cara
Wadah dan pcnyimpanan Dalam wadah kaca atau Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
.•plastik dosis tunggal atau ganda, sebaiknya dari kaca pada Kromatogrqfi <931>. ·
tipe I. •. Fase _gerak, Pereaksi 2,4-dinitrojluorobenzen,
Pereaksi Tris (hidroksin1etil}aminometana, Lanttan
baku, Prosedur derivatisasi, Larutan resolusi dan
Tambahan monografi Sis/em kromatografi Lakukan seperti yang ·tertera pada
TOBRAMISIN UNTUK INJEKSI Penetapan kadar dalam Tobramisin.
Tobramycin for Injection · Larutan uji I Uika dinyatakan sebagai wadah dosis
tunggal) Konstitilsikan satu wadah tobramisin untuk
Tobramisin untuk Injeksi mengandung Tobramisin injeksi dalam sejumlah volume air yang te!ah diukur
Sulfat setara dengan Tobramisin, C"H 37N 50 9 , tidak saksama, sesuai dengan volume pengence~ yang
kurang ·dari 90,0% dan tidak lebih dari 115,0% dari tertera pada etiket. Keluarkan dengan saksama semua
. jumlah yang tertera pada ctikct. volume l~rutan, menggunakan alat suntik . dengan .
jarum hipodermik, dan encerkan seCara kuantitatif
Baku pembanding Tobramisin BPFI; tidak boich dengan air hingga kadar tobrarnisin lebih lammg 0,2 mg
dikeringkan, merupakan bahan higroskopik, simpan p::-r rnl.
dalam lemari pcndingin. Eiidotoksin BPFI; [Catalan Larutan z!ii 2 Uika pada etiket tertera jwnlah
Bersifat pirogenik, penanganan vial don isinya harus tobramisin dalam volume larutan · terkonstitusi)
hati-hati untuk nzenghindari kontaminasi] Konstitusikan satu wadah tobramisin untuk injeksi
Rekonstitusi seI_Tiua isinya, gunakan larutan dalan1 dalam sejumlah volume air yang telah diukur
waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan saksama, sesuai dengan volume pengencer yang
larutan, dalan1 lernari pendingin. tcnera pada etiket. Ukur saksan1a sejumlah volu111c
larutan terkonstitusi, dan encerkan secara k.llantitatif ,,
Idcntifikasi dengan air hingga kadar tobramisin Jebih h.-urang 0,2 mg
A. Menunjukkan reaksi uji !dentifikasi seperti yang per ml.
tertera pada Tobramisin. · Prosedur Lak-ukan seperti yang tertera pada
B. Menunjukkan reaksi Su/fat cara A, B dan C Penetapan kadar dalam Tobramisin. Hitung jumlah
seperti yang tertera pada Uji identifikasi umum dalam mg, tobramisin, C 18 H37N 50 9 , dalam larutan
yang dikeluarkan dari wadah atau dalam larut~n
<291>. . '
terkonstitusi yang digunakan dcngan rumus:
Larutan tcrkonstitusi Memenuhi syarat Larutan
lerkonstitusi seperti yang tertera pada lnjectiones,
pada saat akan digunakan.

Endotok:Sin baktcri <201> Tidak lebih dari 2,00 unit


Endotoksin FI per mg tobramisin. L adalah jumlah tobramisin yang tertera pada etiket,
dalam mg atau dalam volun1e larutan terkonstitusi
Steri!itas <71> Memenuhi syarat, jika diuji seperti yang digunakan; D adalah kadar tobramisin dalam
yang tertera pada Penyaringan membran dalam uji mg per ml Larutan uji 1 atau Larutan uji 2
Sterilitas. Gunakan 6 g jika tidak dikemas untuk berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket;· atau
pembuatan. volume Jarutan terkoostitusi yang digunakan dan
pengenceran yang dilakukan; C adalah kadar
pH <1071> Antara 6,0 dan 8,0; lakukan penetapan Tobramisin EPFI dalam mg per ml Larutan baku; E
menggunakan larutan 40 mg per ml Uika dikemas adalah kesetaraan tobramisin dalam Tobramisin BPFI
untuk pen1buatan, dalam larutan terkonstitusi sepe11i dalam µg per mg; ru dan rs berturui~turut adalah .
yang tertera pada etiket). respons puncak dari La111tan uji dri_rivatisasi d3.n
Larutan baku derivatisasi.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 2,0%.
Wadah dan .penyimpanan. Dalam wadah uotuk
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti padatan steril scperti yang tertera padalnjectiones.
yang tertera pada Injeksi volume kecil.

Syarat lain Memenuhi syarat Sisa pemijaran dan


Logam berat seperti yang tertera pada Tobramisin.
2089 ·sa!ep Mata Tobramisin I Monogrofi Suplemen III Fannakope Indonesia JV

Tambahan monograji C adalah kadar Tobramisin BPFJ dalam mg per ml


SALEP MATA TOBRAMISIN Larulan baku; E adalah kesetaraan tobramisin dari
Tobramycin Ophthalmic Ointment Tobramisin BPFI dalam µg per. mg; ru dan rs
berturut-turut adalah respons puncak dari Larutan uji
Salep mata Tobramisin mengandung Tobrarnisin, derivatisasi dan Larutan baku derivarisasi.
Cl8H37N 50,, tidak b1rang dari 90,0% dan tidak lebih
dari 120,0% dari jumlah yang tertera pad a etiket. Wadah dan penyimpanan Dalam tube salep inata
yang dapat dilipat.
,Baku pernbanding Tobramisin IWFI; Tidak boleh . i
dikeringkan, rnerupakan bahan higroskopik, simpan
dalam lernari pendingin. Tambahan monograji
TETES MATA TOBRAMISIN
Identifikasi Kocok l."Uat secara mckanik sejurnlah Tobramycin Ophthalmic Solution
salcp mata setara dengan lebih kurang 3 mg
tobramisin dengan 2 ml kloroform P. Tambahkan 1 Tetes Mata Tobramisin mcngandung Tobramisin,
ml air, kocok kuat secara nlekanik selama 1 mcnit C 1,H 31N 509, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
dan sefltrifus · selama 15 n1enit: lapisan atas jemih, dari l 20,0% dari ju[fllah yang teytcra pada etiket.
lapisan air mcmenuhi uji A pada Identifikasi seperti Dapat mengandung satu atau lebih dapar,
yang tertcra pada Tobtatnisin. pendispcrsi, penga\\'Ct dan pengisotonis yang sesuai.

Sterilitas <71> Mernenuhi syarat, jika diuji seperti Baku pcmbanding Tobramisin BPFI; tidak boleh
yang tertera pada Penyaringan n1embran dalam uji dikcringkan, merupakan bahan hfgroskopik, simpan
Sterilitas. dalan1 le111ari pendingin.

Isi minimum <86 I> Memenuhi syarat. Identilikasi


A. Lakukan Kroniatogrqfi la11is tipis seperti yang
Air <1031> Metode I Tidak l~bih dari 1,0%; lakukan tertcra pada Kron1atograji <931 >. Ti1nbang sejumlah ,.
penetapan menggunakan 20 ml campuran to/uen P - Tobrarnisin BPFI, larutkan dan encerkan dengan
metanol P (7:3) sebagai pengganti metanol P dalam metanol P hingga kadar lebih l"Urang 3 mg per ml
labu titrasi. (larutan bal.-u). Gunakan tetes mata tobramisin
(larutan uji). Buat campuran sejumlah volume sama
Partikel logam <1061> Memenuhi syarat. larutan baku dan larutan uji (Campuran larutan bal.."U
. ' ?an, larutan uji). Totolkan masing-rnasing 6 µl larutan
Penctapan kadar Lakukan pe~ctapan dc~gan cara uji, larutan baku, can1ouran larutan bak.""U dan larutan
Krornatografi cair kinelja tinggi seperti yang tertera uji pada lempeng !<ro~atografi. Selanjutnya lal.."Ukan
pada Kromatografi <931>. penetapan seperti uji A yang tertera pada Identifikasi
Fase gerak, Pereaksi 2,4-Dinitrojluorobenzen, dalam Tobramisin, dimulai dari "masukkan lempeng
Pereaksi Tris(hidroksimetiQaminometan, Larutan ke dalam bejana kromatografi yang sesuai".
baku, Larutan resolusi, dan Sistem kromatografi B. Waktu retensi puncak utama kromatogram
Lakukan seperti yang tertera pada Penetapan kadar Laro.tan uji derivatisasi sesuai dengan Laro.tan ba/..'11
dalam Tobramisin. derivatisasi seperti yang diperoleh pada Penetapan
.Larutan uji Timbang saksama sejumlah salep mata kadar .
setara dengan lebih kurang 4,5 mg tobramisin,
masukkan ke dalam corong pisah, tambahkan 50 ml Stcrilitas <71> Memenuhi syarat, jika diuji scperti
eter P dan ekstraksi 4 kali, tiap kali dengan 20 hingga yang tertera pada Penyaringan membran <lalam UJl
25 ml air. Kumpulkan ekstrak air dalam labu tentukur Sterilitas.
100-ml, encerkan dengan air sampai tanda.
Prosedur derivatisasi Lakukan seperti yang tertera pH <1071> Antara 7,0 dan 8,0.
pada Penetapan kadar dalarn Tobra1nisin, kecuali
gunakan 15,0 ml Larutan uji sebagai pengganti 4,0 Penctapan kadar Lakukah penetapan dengan cara
ml Larutan uji. Kroniarografi cair kinetja tinggi seperti yang tertera
Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada pada Kromatografi <931>.
Penetapan kadar dalam Tobramisin. Hitung jumlah . Fase gerak, Pereaksi 2,4-Dinitrojluorobenzen,
dalam mg, tobramisin, c ..H,,N50, dalam salep mata Pereaksi Tris(hidroksi-metii)aminometan ·dan
yang digunakan dengan rumus: Larotan resolusi Lakukan seperti yang tertera pada
Penetapan kadar dalam Tobramisin.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 33
mg Tobramisin BPFI, masukkan ke dalam labu
Suplemen III Fannakope Indonesia IV Monografi I Tramadol Hidroklorida 2090

sulfat P I N dan goyang hingga larut. Encerkan Baku pembanding Tramadol Hidroldorida BPFI.
dengan air sampai tanda. Pipet I 0 ml larutan ini ke Senyawa sejenis A Tramadol BPFI, Senyawa sejenis B
dalam labu tentukur 50-ml, encerkan denga;1 air Tramadol BPFI.
sampai tanda. Larutan ini mengandung Tobramisin .."·"";,.,..
~,

BPFI lebih kurang 0,132 mg per ml. Identifikasi


Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume tetes A.·· Spektrum serapan inframerah zat yang
mata setara dengan lebih kurang 6 mg .tobramisin, didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkar,
masukkan ke dalam labu tentuk"11r 50-ml, encerkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang
dengan air sampai tanda. sama seperti pada Tramadol Hidroklorida BPFI.
Prosedur derivatisasi Lakukan seperti yanglertera B. Larutan dalam air (!: 100) menunjukkan
.__ reaks:
pada Penetapan kadar dalam Tobramisin, kecuali Klorida cara A, B dan C sepcrti yang tertera pada L}i
gunakan masing-masing 5,0 ml Larutan baku dan identifikasi umurn <29 I>.
Larutan uji, sehagai pengganti masing-mazing 4,0 ml
Larutan baku dan Larutan uji Keasaman 1 mutkan 500 n1g Z:!.t dalam air dar.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera cncerkan hingga IO ml. Tambahkan 0,2 ml merai:
pada Penetapan kadar dalam Tobra1nisin, kecuali metil LP dan 0,2 ml asam kiarida 0,01 N LV dar.
gunakan kolom 4 mm x 15 cm dan pertahankan suhu titrasi dcngan natrium hidroksida' 0,01 N LV:
kolom pada 40°. diperlukan tidak lebih dari 0,4 ml nalrium hidroksidc
Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada 0,01 /\1 untuk mernbentuk \\·arna kuning.
Penetapan kadar dalan1 Tobranifsin. Flitung jumlah
dalam n1g, tobramisin, C 18 I-I 37 N~01, dalam tetcs n1ata Air <103 I> Merade la Tidak lebih clari 0,5%.
yang digunakan dcngan rumus:
Sisa pemijaran <301> Tidak lcbih dari 0,1%.

o,os( ~: )( :~ J Logam berat <371> Mewde I Tidak lebih dari 20


bpj .
.
C adalah kadar Tobramisin BPFI dalam mg per ml Klorida Tidak kurang dari 11.6% dan tidak lebih dar:
Larutan baku; E adalah kesetaraan tobramisin dalam 12,1 % ; timbang saksama 150 mg zat, larutkan dalarr.
Tobramisin BPFI dalam µg per mg; V adalah volume 40 ml air, tambahkan dengan pengadukan 7,5 ml
tetes mata dalam ml yang digunakan untuk membuat asam nilrat 4 /\' dan 15,0 1111 pcrak nitrat 0, I N dar.
Laro.tan uji; ru ditn rs berturut-turut adalah respons titrasi dengan an1011iu111 riosianat 0,1 J\' LV, tentukan
puncak dari Larntan uji derivarisasi dan Larutan titik akhir secara potensiometrik, menggunak.an
baku derivatisasi. sistem elektroda kaca-perak.

Wadah dan penyimpanan Dalazn wadah tertutup I ml anioniun1 tiosianat 0,1 }..' SPtara dengan
rapat dan hindarkan dari panas berlebih. 3,545 mg klorida

2-(dimetilaminometil)-1-sikloheksa non
Tamba!zan 111011ografi hidroklorida Tidak lebih dari 0,1%. Lakukan
penetapan dengan cara Kroniatografi lapis tipis
TRAMADOL HIDROKLORIDA
seperti yang tertera pada Kromatagrafi <931>.
Tramadol Hydroklorida
Fase gerak Bual campuran taluen P-isopropil-

H,C,b alkohol P-amonia P 25% dalam air (80:19: I).


Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,25 mm.
Larutan ba!." Timbang saksama sejumlah }.
(dime/ii aminometil)-1-sikloheksanon hidrokloridc
dan enansio--er , HCI BPFI, larutkan dan encerkan secara kuantitatif dan

Q %

OCH,
OH jika perlu bertahap dengan metanol P hingga kadar
lebih kurang 0,05 mg per ml.
Lamtan uji Timbang saksama lebih kurang 500 mg
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, larutkan
dan encerkan dengan metanol P sampai tanda.
(±)-cis-2-[(dimct ilam ino )met il}-1 -(3-mctoksifcnil)
Larutan natrium nitrit Timbang saksama lebih
siklo-heksanol hidroklorida [36282-47-0]
kurang 2,5 g natrium nitrit, larutkan dalam 50 ml air.
c,.H,,NO,.HCI BM 299,84
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
lebih kurang IO µl Larutan uji dan Larutan baku
Tramadol Hidroklorida mengandung tidak J...-urang
ci::iri QR_OO/n rl~n tirl::ik !f>hih rl~ri 10? 0°/n ('.,.l-T... ,.N() ... pada lempeng kromatografi, masukkan lempeng
2091 Tripelenainin Hidroklorida I Monografi
·'"'-·
Suplemen III Farmakope Indonesia JV

I
I
!
gerak, biarkanFase gerak merambat sampai 10 cm di tinggi dilengkapi dengan detektor· 270 nm dan kolom
atas garis penotolan. Angkat lempeng, tandai batas 4;6 mm x 25 cm, berisi bahan pengisi LI, dengan
rambat, semprot dengan Dragendorff LP, dan ul-.-uran partikel 5 .µm. Laju alir lebih kurang 1 ml per
keringkan di udara selama 5 menit. Semprot lempeng menit. Lakukan k:romatografi terhadap Larutan
yang telah kering dengan Larutan natrium nitrit kesesuaian sistem, dan rekam respons puncak seperti
sampai terlibat bercak 2 (dimetilaminometil)-1-siklo yang tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif
heksanon hidroklorida dari Larutan baku. Bercak lain senyawa sejenis A tramadol dan tramadol berturut-
pada kromatogram Larutan uji yang sesuai dengan 2 turnt lebih.kurang 0,9 dan 1,0; resolusi, R, antara
(dimetilaniinometil)-1-siklo heksanon hidroklori<!a, punc~ senyawa sejenis A tramadol dan tramadol
tidak lebih il'itensif dari bercak pada kromatogram tidak kurang dari 2,0; dan simpangan baku relatif
Larutan baku. pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
· Prosedur .Suntikkari secara terpisah sejumlah
Senyawa sej en is Senyawa sejenis A tramadol tidak volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan
lebih dari 0,2%; · Masing-rnasing cemaran selain Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
senyawa sejenis A tramadol tidak lebih dari 0, 1% dan kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
. total cemaran tidak lebih dari 0,4%. Lakukan jumlah dalam mg, tramadol hidroklorida,
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinery·a C 16H,,N0 2.HCl dalam zat 'yang ~igunakan dengan
tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. rumus:
Fase gerak, Larutan kesesuaian siste1nf' Larutan
uji dan Sistem kromatografl Lakukan seperti yang
tertera pada Penetapan kadar.
Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih
kurang 20 µ1) Larutan uji ke dalmn kromatograf,
rekam k.romatogram dan uh."Ur scn1ua respons puncak C ada!ah kadar Tramado/ hidroklorida BPFI dalam
Hitung persentase rnasing-1nasing cemaran dalam zat mg per ml Larutan baku; ru dan rs berturut-turut
dengan rumus: adalah respons puno:-ak Lan1tan uji dan Larutan baf..."U.

Wadab dan penyimpanan Dalam wadah tertutup


rapat dan simpan pada suhu ruang terkendali.

r; adalah respons puncak masing-masing cemaran dan TRIPELENAMIN HIDROKLORIDA


rs adalah jumlah semua respons puncak: . TY!pelenami.n J;lydrochioride

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Perubahan:


Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera Tripelenainin Hidroklorida mengandung tidak kurang
pada Kromatografi <931>. dari 98,0% dim tidak lebih dari •I 02,0%.
Lanitan asam trijluoroasetat Larutkan 0,5 ml C16H21N,.HCl, dihitung terhadap zat yang telah
asam trijluoroasetat P dalam 1000 ml air. dikeringkan.
Pase gerak Buat campuran larutan asam
trifluoroasetat P - asetonitri/ P (700:300). Saring dan Hilangkan persyaratan:
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian •cemaran umum <481>
menurut Kesesuaian sistem seperti yang.tertera pada Larutan uji Gunakan pelarut metanol P.
Kromatografi <931>. larutan baku Gunakan pelarut metano/ P.
Larutan kesesuaian sistem Larntkan sejumlah Fase gerak Buat campuran metanol P-amonium
Tramadol Hidroklorida BPFI dan Senyawa Sey'enis A hidroksida P (100:1,5).
Tramadol Hidroklorida BPFI dalam Fase gerak Penampakan bercak Gunakan teknik penampakan
hingga kadar masing-masing lebih kurang 0,05 mg bercak nomor 1.•
pr;r tnl.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Tambahan persyaratan:
Tramadal Hidroklorida BPFI, larutkan dan.encerkan •Kemurnian kromatografi Masing-masing cernaran
secara kuaotitatif 'dengan Fase gerak hingga kadar tidak lebih dari 0, I% dan total cemaran tidak lebih
lebih kurang 1,5 mg per ml. . .· . . dari 1,0%. Lak;ukan penetapan dengan cara
Larutah uji Timbang saksarna lebih kurang 150 mg Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
zat, masukkim ke dalam labu tentukur 100-ml, pada Kromatografi <931>.
larutkan dai:i encerkan dengan Fase gerak sampai Larutan pasangan ion, Fase gerak. Larutan
tanda. ·
benza/dehid, Larutan kesesuaian ·sistem, Larutan
Sistem kroniatOl!l"afi Lakukan seperti yang tertera baku dan · Larutan · ufi dan Sistem kromatografi
Suplemen III Farmakope Indonesia IV . Monografi I Gel Tretinoin 2092

.,,

Sis/em f:croma/ografi Lakukan seperti yang tertera Fase gerak selama 1 ma/am sebelum digunakan dan
pada Penetapan kadar. Untuk mengevaluasi sete/ah itu, jika per/u dapat juga direkondisi}
persyaratan kesesuaian sistem, gunakan Larutan Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian
kesesuaian sis/em dan Larutan baku, seperti yang sistem, rekam respons pun_cak seperti ·yang tertera
tertera pada Penetapan kadar. pada Prosedur: Waktu retensi relatif benzaldehid
Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih dan 2-benzilaminopiridin berturut-turut 0,75 dan 1,0;
kurang IO µI) Larutan uji ke dalam kromatograf, resolusi, R, antara puncak benzaldehid dan 2-
rekam kromatogram dan ukur semua resp!JnS puncak. benzilaminopiridin tidak kurang dari 3,5. Lakukan
Hitung penientase masing-masing cemaran dalam zat kromatografi terhadap Larutan baku, rekam respons
dengan ruinus: puncak seperti yang tertera pada Prosedur: efisiensi
kolom tidak kurang dari 10.000 lempeng teoritis dan
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lebih dari 1,0%.
Prosedur Suntikkan secara tcrpisah sejumlah
ri adalah respons puncak masing-masing cemaran;
volume sama (lebih kurang I 0 µI) La1utan baku dan
dan rs adalah jumlah semua respons puncak._, Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
kromatograrn dan ukur res pons puncak uf.3:ma. I-litung
Persentase tripelenamin hidroklorida,- C16H21N3.HCI
Perubalza11:
dalam zat dengan ru111us:
Penctapan kadar • Lakukan pcnetapan &ngan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi sepcrti yang tertera
pada Kromatografi <931 >.
Larotan pasangan ion Buat larutan natrium 1-
oktansu((onat 0,029 M.
Fase gerak Masukkan 530 mi metanol P ke dalam
wadah yang sesuai, tambahkan 1,0 ml N,N- Cs adalah kadar Tripelenamin Hidroklorida BPF!
dimetiloktilamin, dan campur. Tambahkan 430 ml dalam mg per ml larutan baku; Cu adalah kadar
Larutan j;aSangan ion, campur, atur pH hingga 3,0 tripelenamin hidroklorida dalam mg per i~1l Lan1tan
dengan penambahan asam fosfat P, saring dan uji; ru dan rs berturut-turut adalah. rcspons puncak
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian dari Larotan uji dan Larotan baku .•
menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>.
Lani/an benzaldehid Pipe! 1 ml benza/dehid P ke Tambahan monografi
dal~rh labu tentukur lPO-ml; enr.erkan d.engan Fase GEL TRETINOIN
gerak samp~i tanda. Pipe! 5 mi larutan ke dalam labu Tretinoin Gel
tentukur 100-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai
tanda. Gel Tretinoin mengandung Tretinoin, C2.,H280,, tidak
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama lebih kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 130,0% dari
kuraµg ?O mg 2-benzilaminopiridin, masukkan ke jumlah yang tertera pada etiket.
dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 10 ml
metanol P, sonikasi hingga larut, kemudian encerkan Baku pembanding Tretinoin BPFJ; Tidak boleh
dengan Fase gerak sampai tanda. Pipe! 5 ml larutan dikeringkan sebelum digunakan, simpan dalam
ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 5,0 ml lemari pembeku, terlindung dari cahaya. Biarkan
Larutan benzaldehid, encerkan dengan Fase gerak wadah pada suhu ruang sebelum dibuka, gunakan isi
sampai tanda. wadah scgera sctclah dibuka.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Tripelenamin Hidroklorida BPF!, larutkan dalam ldentifikasi Spcktrum serapan yang diperoleh antara
Fase gerak, encerkan secara kuantitatif dan jika perlu " panjang gclombang 300 nm dan 450 nm dari Larutan
bertahap dengan Fase gerak hingga kadar lebih uji pada Penetapan kadar menunjukkan maksimum
kurang 0,5 mg per ml. · dan minimum pada panjang gelombang yang sama
lan1tan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg seperti pada Tretinoin BPFJ.
zat, . masukkan ke dalam labu tentukur I 00-ml,
larutkan dan encerkan dengan Fase gerak sampai lsi minimum <861> Memenuhi syarat
tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang iertera Penetapan kadar [Catalan Hindari paparan cahaya
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja kuat dan gunakan peralatan kaca aktinik rendah}
tinggi dilengkapi dengan detektor 242 nm dan kolom ' Larutan baku Timbang saksama sejumlah
4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L7. Laju alir Tretinoin BPF!, larutkan dan encerkan secara
lebih kurane I ml oer menit. Pertahankan suhu kolom kuantitatif. iika oerlu secara bertahap dengan
2093 .Krim Tretinoin I Monogrofi Sup/emen III Farmakape Indonesia IV

kloro/orm P hingga kadar \ebih kurang 3,75 µg per .. Pengencer Bw•t gimpuran air - Asam fas/at encer
ml (9:1).
Larutan uji Timbang saksama sejumlah gel setara Fase"'" gerak [Catalan Dapar /os/at dan
. dengan lebih k.urang 375 µg tretinoin, masukkan ke tetrahidrofuran disaring dan diawaudarakan secara
I
j
dalam labu tentukur I 00-ml, larutkan dalam lebih terpisah sebelum dicampur] Buat campuran Dapar
k.urang 70 ml kloro/orm P, encerkan dengan
kloro/orm P sampai tanda.
/os/at - tetrahidrofuran P (58:42). Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sislem seperti yang
I
Prosedur Uk.ur serapan Larutan baku dan Larutan tertera pada Kromatografi <931>
uji p~da panjang gelombang serapan maksimum lebih . Larutan baku Timbang saksama sejumlah
' kurang 365 nm dalam sel I-cm, menggunakan Tretinoin BPFI, larutkan dalam tetrahidrofuran P
kloro/orm P sebagai blangko. Hitung jumlah dalam hingga kadar lebih k.urang 0,4 mg per ml. Pipet
µg, tretirioin, C:z0H28 0,, dalam gel yang digunakan sejumrah volume larutan, encerkzn secara kuantitatif
dengan rumus: dan jika perlu bertahap dengah campuran
tetrahidro/uran P - Pengencer (3:2) hingga kadar

10oc(~~)
lebih kurang 4 µg per mL
Larutan uji Timbang saksama sejumlah krem
setara deiigan lebih k.urang lj) mg tretinoin,
masukkan ke dalrun labu tentukur SO-ml, tambahkan
C adalah kadar Tretinoin BPFJ dalam µg per ml 20,0 ml tetrahidro/uran P. Kocok labu, encerkan jika
LanJfan ba/..-u; Au dan As bcrt11rut-turut adalah pcrlu dcngan tetrahidrofuran P sampai tanda, saring.
scrapan Larutan uji dan Lanaan balcu. Masukkan 5 ml filtrat ke dalam labu tentukur 25-ml,
encerkan dengan campuran tetrahidrofuran P -
\\'adah dan pcnyin1panan Dalan1 wadah tertutup Pengencer (3 :2) sampai tanda, campur dan saring.
rapat, tcrlindung dari cahaya. Siste111 krornatografi Lak."Ukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kroma!ograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 365 nm dan kolom
Ta111balta1111101tografi 3,9 mm x 15 cm bcrisi bahan pengi'i LI dengan
KRIM TRETINOIN ukuran partikel 4 µm. Laju alir lebih k-urang 1 ml per '
menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku
Trctinoin Cream
dan rekam respons puncak seperti yang tertera pada
Prosedur: simpangan bak.u relatif pada penyuntikan
Krem Tretinoin mengandung Tretinoin, C20H28 0i.
ulang tidak lebih dari 2,0%.
tidak k.urang dari 90,0% dan tidak lebih dari 120,0%
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
dari jun1lah yai1g tcrtefa pada ~tiket. , ,
Volume sama (lebih k.urang 25 µI) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatogra~ rekam
Baku pembanding Tretinoin BPFI; tidak boleh
kromatogram dim uk.ur respons puncak utama. Hitung
dikeringkan, simpan dalam lemari pembek.u,
jumlah dalam mg, tretinoin, C20H280 2 dalam krem
terlindung dari cahaya. Biarkan wadah pada suhu
yang digunakan dengan rumus:
ruang sebelum dibuka, gunakan isi wadah segera
sete!ah dibuka.

Identifikasi Waktu retensi puncak


kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan
utama 2soc(;,)
baku seperti yang diperoleh pada Penetapan kadar.
C adalah kadar Tretinoin BPFI dalam µg per ml
lsi minimum <861> Memenuhi syarat. Larutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah respons
puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
Penetapan kadar [Catatan Hindari paparan cahaya
/..."Uat dan gunakan peralatan kaca aktinik rendah. Wadah dan penyimpanan Dalam tube yang dapat
'":i'unakan penstabil tetrahidrofuran da/am penyiapan
1 dilipat atau wadah tertutup rapat, terlindung dari
larutan baku dan Larutan uji} Lak.ukan penetapan cahaya.
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
yang tertera pada Kromatografi <931>.
· Asant /os/at encer Enccrkan 10 ml asam fas/at P Tambahan monograji
dengan air hinggalOO ml. . TABLET TRIMETOPRll\1
Dapar fas/at Larutkan 1,38 mg natrium fas/at Trimethoprim Tablets
monobasa P dalam 1000 ml air, atur pH hingga 3,0 '
dengan penambahan Asam /os/at encer.Saring dan Tablet Trimetoprim mengandung Trimetoprim,
awadaurakan. C,.H,.N,O,, tidak k.urang dari 90,0"/o dan tidak lebih
Sup/emen III.Farmakope Indonesia IV Monografi I Valsa_rtan 2094

. Baku pembanding Trimetoprim BPFI; Tidak boleh ml, tarnbahkan.5.0._mlmelanol P, sonikasi.selama 5


dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, menit, dengan goyang sesekali. Encerkan dengan
terlindung dari cahaya. metanol P sampai tanda. Sentrifus, pipe! 10 mi
beningan ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan
Identifikasi Lakukan penetapan dengan cara dengan metanol P_sampai tanda.
Kromatografi lapis tipis seperti yang tertera pada Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tef\era --'
Kromatografi <931>. pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
Fase gerak Bual campuran kloroform P- metanol tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
P-amonium hidroksida P (95:7,5:1). 4,2 mm x 25 cm yang berisi bahan pengisi LI. Laju
Penjerap"Campuran si/ika gel P setebal 0,25 mm. alir lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan
Larutan baku Larutkan sejumlah Trimetoprim kromatografi terhadap Larutan baku sebanyak Hrna
BPFI dalam campuran metanol P- k/oroform P (1:1) kali penyuntikan, ulnir respons· puncak seperti yang
hingga kadar lcbih kurang 20 mg per ml. tertera pada Prosedur: simpangan baku rclatif pada
Larutan uji Gerus sejumlah serbuk tablet setara penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
dengan lebih kurang I 00 mg trimetoprim, dcngan 2,5 Prosedur Suntik.kan secara terpisah scjumlah
ml metanol P. Tambahkan 2,5 ml k/oroform P, gcrus volume sama (lebih kurang 10 µI) Larutan baA;, dan
kembali dan sentrifus. Gunakan bcningan. · Lanlfan uji kc dalam . krcmat~gr:if, rckam -
Prosedur Totolkan masing-masing 25 µI Larutan k.romatogratn, uk-ur respons puncak uta1na. 1-Jitung
uji dan Larutan baku pada lempeng kromatografi. jumlah dalam n1g, trin1ctoprin1, C14H 1sN.:;0 3, dalam
Masukkan lcmpcng ke dalam bcjana kromatografi scrbuk tablet yang digunokan dcngan rumus:
yang tidak dijcnuhkan Fase gerak dan biarkan Fase

sooc(:~)
gerak merambat hingga 15 cm dari titik penotolan.
Angkat Jempeng, tandai batas rambat, biarkan Fase
gerak menguap; Amo ti Jcmpeng di bawah cahaya UV
254 nm: harga R1 bercak utama dari Larutan uji
sesuai dcngan Larutan baku. C adalah kadar Trimetoprim BPFI dalam mg per ml
Larutan ba/...11; ru dan rs bertun!t-turut adalah rcspons
Disolusi <1231> puncak Larutan uji dan Lani/an baku.
Media diso/usi : 900 ml asam klorida 0,01N.
A/at tipe 2 : 50 rj:lm. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Waktu : 45 menit. rapal, tidak tembus cahaya.
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C"H"N4 0 3 ,
yang tcrlarut dcnpn, mcngukur scrapan filtrat larutan
disolusi, ycing Jika• perlu diellce'rkan dengan asan1 Tambahan monografi
klorida 0,01N hingga kadar lebih kurang 20 µg_ per VALSARTAN
ml, dan serapan larutan baku Trimetoprim BPFI Valsartan
dalam media yang sama pada panjang gelombang
serapan maksimum lebih kurang 271 nm.
"'Y""
""tp:r:~~r!r'"
"'roleransi Dalam waktu 45 menit harus larut
tidak kurang dari 75% (Q) C 14H 18N40 3, dari jumlah
1 :
yang tertera pada etiket. "' . 0
I """ .
Keseragaman scdiaan <911 > Memenuhi syarat.
"'•
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
N-[p-(0-1 H-Tetrazo/-5-ilfenil} benzil}-N-valeril-L- .·
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Valin_ [1.3.7862-53-4]
Fase gerak Buat campuran larutan asa1n asetat C"H,,N,O, BM 435,52
glasial 1% dalam air (v/v) dan asetonitril P (21:4).
Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan Valsartan mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
penyesuaian menurut Kesesuaian sis/em seperti yang tidak lebih dari I 02,0% C24 H 2;N 50 3 , dihitung
tertera padaKromatograji <931>. terhadap zat anhidrat.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Trimetoprim BPFI, larutkan dalarn mefanol P hingga Baku pembanding Valsartan BPFI; tidak boleh
kadar lebih kurang 0,2 mg per ml. dikeringkan. Senyawa Sejenis A · Valsartan BPFI;
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang tidak boleh dikeringkan. Senyawa Sejenis B
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk Va/sarlan BPFI; tidak boleh dikeringkan; Senyawa
tablet setara dengan lebih kurang I 00 mg Sejenis C Valsartan BPFI; tidak boleh dikeringkan.
2095 Valsartan I Monografi Sup/emen Ill Farmakope Indonesia IV

Identifikasi kromatogram dan ukur respons puncak senyawa


A. Spektrum serapan infra merah zat yang sejenis A valsatran. Hitung persentase senyawa
didispersikan dalam minyak mineral P, menunjukkan sejenis A valsartan dalam zat dengan rumus:
maksimum hanya · pada bilangan gelomb~ng Y!'llg
sama seperti pada Valsartan BPFI.
B. Waktu retensi . puncak utama kromatogram
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
diperoleh pada Penetapan kadar.
Cs adalah kadar Senyawa Sejenis A Valsarta11 BPFI
Serapan Ukur serapan larutan zat (1 dalam 20 ml dalam mg per m),Laruta11 baku; Cu adalah kadar zat
metano/ P) pada panjang gelombang •4-20 nm. dalam mg per ml Larutan uji; ru dan rs berturut-turut
Serapan dibagi ketebalan sel tidak lebih dari 0,02, adalah respons puncak senyawa sejenis A valsartan
dari Larutan uji dan Laruta11 baku. ·
Air <1031> Metode JTidak lebih dari 2,0%. UJJ 2 (Untuk senyawa sejenis B valsartan,
senya\Va sejenis C valsartan dan senya,va sejenis
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1% lainnya). Senyawa sejenis B valsartan tidak lebih
(
dad 0,2%; Senyawa sejenis C valsartan tidak lebih
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 dari 0,1%; Cemaran lain tidak tebih dari 0,1%; Total
bpj cemaran tidak termasuk senya\va sejenis A valsartan
tidak lebih dari 0,3%.
Senya,ya scjenis Lakukan penetapan dengan cara Fase gerak Lakukan seperti yang tertera pada
Krotnatografi cair kine1ja tinggi seperti yang tertera Penetapan kadar.
pada Kromalografi <931>. . Larutan baku Timbang saksama sejumlah
UJJ I (untuk senyawa sejenis A Valsartan) T1dak Valsartan BPFI, Senyawa Sejenis B Valsartan BPFI
lebih dari 1,0%. dan Senyawa Sejenis C Va/sartan BPFI, larutkan dail
Pase gerak Buat can1puran n heksan P - isopropil encerkar. secara kuantitatif dan jika perlu bertahap
a/kohol P - asam trifloroasetal P (85;15:0,1), saring dengan Fase gerak hingga kadar valsartan. ser.;'<'..'\Va
dan awaudarakan. Jika . perlu lal<lkan penyesuaian sejenis B valsartan dan senya,va.sejenis C valsartan
menurut Kesesuaian sisten1 seperti yang tertera pada masing-masing lebih kurang 0,00 l mg per ml.
Kromatografi <93 J>. · Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Senyawa zat, masukkan ke dalam Iabu tentukur 100-ml,
sejenis A Valsartan BPFI dan larutkan dalam Fase larutkan dan encerkan dengan Fase gerak sampai
gerak, encerkan secara kuantitatif dan jika perlu tanda.
bertahap dengan Fase gerak hingga kadar lebih · Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tert~ra
kurang 0,0 I mg per ml. pada Kromatografi <931>. Lakukan seperti yang
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama tertera pada Penetapan kadar kecuali gunakan
sejumlah Va/sarlan BPFI dan Senyawa · Sejenis A detektor 225 nm. Lakukan kromatografi terhadap
Valsartan BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga Larutan baku dan rekam respons puncak seperti yang
kadar masing-masing lebih kurang 0,04 mg per ml. tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg senyawa sejenis B valsartan dan valsartan tidak
zat masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, kurang dari 1,8; simpangan baku relatif puncak
tambahkan Iebih kurang 40 ml Fase gerak dan senyawa sejenis B valsartan pada penyuntikan ulang
sonikasi selama 5 menit Encerkan dengan Fase ·tidak lebih dari 10,0% dan simpangan bairn relatif
gerak sampai tanda. puncak valsartan pada penyuntikan ulang tidak lebih
Sistem Kromatografi Lakukan seperti yang tertera dari 2,0%.
pada Kromatografi <93 l>. Kromatograf cair kinerja Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
tinggi dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom volume sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan
4 6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L40 dengan Larntan· uji ke dalam kromatograf, rekam
ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 0,8 ml kromatogram dan ukur semua respons puncak.
per menit Lakukan kromatog"rafi terhadap Larutan Hitung persentase senyawa sejenis B valsartan dan
kesesuaian Siste1n dan rekam respons puncak seperti senya\va sejenis C valsartan dalarn zat dengan rumus:
yang tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara·
puncak senyawa sejenis A valsartan dan valsartan
tidak kurang dari 2,0 dan simpangan b~ relatif
senyawa sejenis A valsartan pada penyuntikan ulang
tidak lebih dari 5%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejurnlah
volume sama (lebih kurang I 0 µl) Larutan baku dan Cs adalah kadar Senyawa Sejenis Valsartan BPFI
r ~·~·•~·· .. !~ 1.A ...l·A1A....., \•rn.....,';ltrHTM"f rPVsim dalam mg per ml Larutan baku; Cu adalah kadar
Suplemen III Farmakope Indonesia IV Monografi I Vankomisin Hidroklorida 2096

respons semua puncak masing-masing senyawa antara 15° dan .30°, terlindung dari panas · dan
sejenis dari Larutan uji; rs adalah respons kelembaban.
puncak.senyawa sejenis valsartan yang sesuai dari
Lan1tan baJ....-u. Hitung persentase masing-masing
cemaran lain dalam zat dengan rumus: VANKOMISIN HIDROK.LORIDA
Vancomycin Hydrochloride

C"H75Cl,N9024.HCl BM • 1485,71,

·-
Cs adalah kadar Valsartan BPFI- dalam mg per ml
' Perubahan:
Baku pembanding Vankomisin Hid,oklorida BPFI;
Larutan baku; Cu ·adalah kadar valsartan dalam mg iidak boleh dikeringkan. Untuk penetapan kadar,
per ml Larutan uji; ri adalah respons puncak cemaran gunakan seluruh isi tanpa ditimbang. •Simpan dalam
dari La111tan uji; rs adalah respor:s puncak valsartan wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya. Simpan
dari Larutan ba/...11; di tempat dingin. Vankon1isin B dengan
monodeklorovankomisin BPFI.,
Penctapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kto1natografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera Peruhalzan:
pada Kromatografi <931>. Kemurnian kron1atografi Tidak lebih dari 9,0%.
Fase gerak Buat campuran ai:- - asetonitril P - Laln1kan penetapan dengan cara Kromatografi cair
asam asetat glasia/ P (500:500:1), saring dan kinetja tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi
a\vaudarakan. Jika perlu lal-a.!kan penyesuaian <931>.
menurut Kesesuaian sistem sepeni yang tertera pada dapar trietilamina Campur 4 ml trieti/an1ina P
Kromatografi <931>. dan 2000 ml air, atur pH 3,2 dengan penambahan
Lan1ta11 baku Timbang saksama sejumlah asamfosfat P.
Valsartan BPFI dan larutkan dalam Fase gerak. Jika •Larutan. A Buat campuran Dapar trielilamina-
perlu encerkan secara bertahap dengan Fase gerak asetonitril P - tetraliidrofitran P (92:7:1), saring dan
hingga kadar lebih kurang 0,5 mg per ml. a\vaudarakan.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg •Laro/an. B Buat campufan Dapar trieti/amina -
zat, masukkan kc dalam labu tentukur 100-ml, asetonitril P - tetrahidrofuran P (70:29:1), saring·dan
larutkan dan encerkan dengan F ase gerak sampai a\v8udarakan.
tanda. •Pase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A
Sistetn kron1atografi Lakukan scperti yang tertera dan Larutan -B seperti yang ,tert~ra· r>at:Ia Sii-Yle,m ,
pada Kromatografi <931 >. Kromaograf cair kinerja kromatografi. Jika ' perlu lakukan • penyesuaian
tinggi dilengkapi dengan detektor 273 nm dan kolom menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada
3,0 mm x 12,5 cm berisi bahan pengisi LI dengan Kromatografi <931>. Ubah perbandingan asetonitril
ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 0,4 ml P dalam Larutan A untuk mendapatkan waktu retensi
per menit. '.;,akukan kromatografi terhadap Larutan puncak utama vankomisin 7,5 hingga 10,5 menit.,
baku dan rekam respons puncak seperti yang tertera Larutan resolusi Timbang saksama sejumlah
pada Prosedur: simpangan baku relatif pada • Vankomisin Hidrok!orida BPFI., larutkan dalam air
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. hingga kadar 0,5 mg per ml, panaskan pada suhu 65°
Prosedur Suntikkan secara . terpisah sejumlah selama •48,jam, dinginkan.
volume sama (lebih kurang I 0 µl) Larutan baku dan Larutan uji I Timbang saksama sejumlah zat,
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam larutkan dalam Larutan A hingga kadar I 0 mg per
kromatogram, dan ukur respons puncak utama. ml.
Hitung jumlah dalam mg, valsortan, C24 H29N 50 3 Larutan uji 2 Pipet 2 ml Larutan uji A ke dalam
dalam zat yang digunakan dengan rumus: labu tentukur 50-ml, encerkan dengan Lan1ta11 A
~ampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <93!>. Kromatograf.cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom
4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi LI dengan
C adalah kadar Va/sartan BPFI dalam mg per ml ukuran.partikel 5 µm. Laju a!ir lebih l..-urang 2 ml per
Larutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah respons menit, •kromatogram diprogram sebagai berilrut:
puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup


rnnat. ~imnrin riarl::i s11h11 ?'i0 . m::i::ih di~rhnlf>:hk::tn
·.;·j
.·.

2097 Vankomisin Hidroklorida I MonograJJ,. Suplemen III Farmakope Indonesia IV

I
Waktu !Anitan A LarutanB Eluasi lemari pendingin segera sete/ah pembuatan dan
(menit) (°lo) (%) selama analisis, gunakan autosampler berpendingin.
0-12 100 0 isokratik Lani/an ini stabil pada lemari pendingin se/ama 4
12-20 100-0 o- 100 gradien linier
hari.}
20-22 0 100 isokratik
22-23 0-100 100-0 . gradien tinier Fase gerak Larutkan 2,2 g natrium 1-
23-30 100 0 isokratik heptanasulfonat P dalam 500 ml air dalam labu
• tentukur I 000-ml, tambahkan 125 ml asetonitril P •
Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi, dan l 0 ml as am aselal P kemudian encerkan dcngan
rekam respons puncak seperti yang tertera pada air s.ampai' tand~ saring dan a\vaudarakan. Jika perlu
Prosedur: urutan eluasi adalah senyawa resolusi I, ~akukan penyesu3.ian. menurut Kesesuaian sistem
vankomisin B dan senya~a: resolusi 2; Reso1usi, R, seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
antara· •puncak senyawa resoluSi 1. dan vankomisin Larulan pembilas Bua! larutan asetonitri/ P I 0%
B tidak kurang dari 3,0, efisiensi kolom yang da!am air, sebagai pembilas jarum dan kolom.
dihitung dari pur.cak vankomisin B tidak kurang dari Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama
1500 lempeng teoritis. Senyawa resolusi 2 <lieluasi sejurnlah J·'ankon1isin B dengan
antara 3 men it dan 6 me nit setelah •Larutan. B ~ulai Monadek/orovankomisin BPFI yang mengandung 50
bertambah secara linear dari 0% hingga l 00%. mg vank_omisin B, masukkan ke dalam labu tentukur
Prosedur •[Catalan Apabila garis .dasar 50-ml, larutkan dengan air sa1npai tanda.
pe111isahan tidak dicapai, luas puncak direrapkan oleh lanJtan baku Pipcl 5 1111 Larutan kesf!Suaian
garis tegak /unis yang diperpanjang dari lembah sis tern ke dalam la bu tentukur I 00-ml, encerkan
antara puncak terhadap garis dasar. Puncak dengan air sarnpai tanda. Kadar vankomisin B lebih
kon1ponen utania dapat rerbentuk "fronting l-urang 0,05 mg per ml.
shoulder" yang dinyatakan sebagai lanitan uji Timbang saksama lebih kurang I 00 mg
1nonodeklorovankon1isin. Shoulder ini tidak dapat zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml,
dihitung secara terpisah.}. Suntikkan secara tcrpisah larutkan dan encerkan dcngan air san1pai tanda.
sejumlah volume sama (lebih 1.-urang 20 µl) La11.1tan Blangka Gunakan air.
uji Jdan larutan uji 2 ke dalam kromatograf, ukur Sistem kramatografi Lakukc-·c-seperti yang tertera
luas seluruh puncak. "[Catalan Lakukan kareksi pada Kromatogra_fi <931>. Kroma;ograf cair kinerja
terhadap tiap puncak dalam kramatogram Larutan tinggi dilengkapi dengan detektor 280 nm,
uji 1 dan Larutan uji 2 dengan n1engurangi luas autosampler dan kolom 4,6 mm " 25 cm berisi bahan
puncak pada H'aktu elusi yang sama dalam pengisi Li, pertahankan suhu kolom pada \ebih
Ja-01natogram Larutan A). kurang 60°. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per·menit.
Hitung persentase vankomisin B dalam zat ~engan Pertahankan suhu. autosa_mpler pada 5°. Lakukan
rumus: kromatografi terbadap Blangko .dan Larutun bah/ .,
selama 90 menit, serta Larutan kesesuaian sistem dan
Larutan uji selama 120 menit. [Catalan Uji ini.
2500rB ) sensitif terhadap perubahan suhu. Untuk
( (25.rB + r,) memanaskan Fase gerak, Larutan baku kerja dan
Larutan uji, panjang selang antara injektor dan
rs adalah respons puncak utama •yang telah kolom tidak kurang 91 cm dan ditempatkan dalam
dikoreksi. dari Larutan uji 2; r; adalah jumlah semua pemanas kolom.] Lakukan kromatografi terhadap
respons puncak •yang telah dikoreksi. · kecuali Larutan blangko dan Larutan k~esuaian sistem.
puncak utama dari Larutan uji 1: Vankomisin B yang Tidak boleh ada puncak pada kromatogram blangko
ditemukan tidak kurang dari 80,0%. Hitung yang mengganggu puncak vankomisin B dan
persentase masing-masing puncak lain dengan rumus: rnonodeklorovankomisin. Waktu retensi puncak
vankomisin B adalah antara 32 dan 42 menit.
Perbandingan \Vaktu retensi n1onodeklorovankomisin
IOOrA, ) dan vankomisin B adalah 1,1 banding 1,0. Waktu
( (25r + rA) retensi puncak monodeklorovankomisin pada
8
kromatogram Larutan uji harus berada pada rentang
± 3,0o/o \Vaktu retensi rata-rata puncak
.rA; adalah respons masing-masing puncak •yang telah
. monodeklorovankomisin pada kromatogram Larutan
dikoreksi. kecuali puncak utama dari Larutan uji I."•
baku kerja. Resolusi, R, antara vankomisin B dan
monodeklorovankomisin tidak kurang dari 1,5
Tambaha11 persyaratan:
menggunakan kromatogram dari Larutan kesesuaian
•Monodcklorovankomisin Tidak lebih dari 4,7%.
sistem; simpangan baku relatif .pada penyuntikan
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti yang tertera pada .Kramatografi ulang Larutan baku ke1ja tidak lebih dari 2,0%.
....-O':t.1...,. rr,.t,.,,,.>" r nP"T1fntt lrP<:Pi:uninn si.ttem. Larntan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
'"" " "'
Suplemen Ill Fannakope Indonesia IV Monografi I Tablet Warfarin Natrium 2098

kesesuaian sistem, Larutan bak-u dan Larutan uji ke ·--·.Tambahan monografi


dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur TABLET WARFARIN NATRIUM
semua respons puncak. Hitung persentase Warfarin Sodium Tablets
monodeklorovankomisin dalam zat dengan rumus:
Tablet Warfarin Natrium mengandung Warfarin
Natrium, C 19H 15Na04, tidak kurang dari 95,0% dan
tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pad a
etiket.

,_p adalah potensi_vankomisin B aalam mg per mg Baku pembanding Waifarin BPFI; Merupakan
Vankomisin B dengan Monoklorovankomisin BPFI; bentuk asam dari warfarin. Lakukan pengeringan di
Cs adalah kadar Vankomisin B dengan atas fosfor pentoksida P selama 4 jam scbelum
Monodeklorovankomisin BPFI dalam mg per ml digunakan. Sin1pan dalain \Vadah tertutup rapat,
larutan baku kerja; Cu adalah kadar vankomisin terlindung dari cahaya.
hidroklorida dalam mg per ml larutan uji; ru adalah
rcspons puncak monodeklorovankomisin dalam Identifikasi
Larutan uji; rs adalah rcspons puncak vankomisin B A. \Vaktu retensi puncak uta1na: kron1atogram
dalan1 Larutan baku •. Larutan uji sesuai dengan Larutan baku scpc11i yang
diperolch pada Peneta1Jan kodar.
Pcnctapan kaclar Lakukan pcnctapan scpcrti yang B. Gcrus sejun1lah serbuk tablet sctara dcnga~1
tcrtera pada Peneta11an Potensi Antibiorik sccara lebih k."llrang 200 mg \\'arfarin natriu1n dengan 50 rnl
Mikrobiologi <131>. air, sentrifus dan saring bcningan. Ekstraksi dcngan
50 nil eler l', pindahkan lapisan air kc dala1n corong
'''adah dan pcnyintpanan Dalarn \\'adah tcrtutup pisah kedua dan buang lapisan eter. Atur pH hingga
rapat. h."Urang dari 3 dcngan pcnambahan asanz klorida P
n1e~~~unakan ker!as pH indikator, ekstraksi dengan
50 ml kloroform P. Pindahkan lapisan kloroform kc
VITAMIN E dalam corong pisah yang lain, ekstraksi dengan 50 ml
Vitamin E larutan natrium hidroksida P ( 1 dalam 250) dan
buang lapisan kloroform. Pindahkan lapisan air kc
l'erubahan: dalam gelas piala dan atur pH hingga kurang dari 3
Baku pembanding Alfa Tokoferol BPFI; simpan dengan pena1nbahan asa111 klorida P (menggunakan
dalam wadah tcrtutup rapat terlindung dari · 'kertas ,indikator pH),. u1'1tuk. mcnge.nda~kan \Varfarin,
cahaya;"setelah ampul dibuka segera ambil zal dan biarkan endapan menggumpal. Saring dan cuci
simpan ampul yang berisi sisa zat di bawah gas inert, endapan 4 kali, setiap kali dengan 5 ml air. Jika ·
dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari endapan tidak putih, larutkan dengan sejumlah kecil
cahaya .• Alfa Tokoferol Asetat BPFI; simpan dalam larutan natrium hidroksida P (I dalam 250), larntkan
wadah tertutup rapat terlindung dari cahaya, tidak dengan air hingga 50 ml, ulangi prosedur mu!a;. dari
boleh dikeringkan sebelum digunakan, "setelah "ekstraksi dengan 50 ml eter P". Keringkan warfarin
ampul dibuka segera ambil zat dan simpan ampul yang diperoleh di atas fospor pentoksida P dalam
yang berisi sisa zat di bawah gas inert, dalam wadah vakum selama 4 jam. Spektrum s,erapan inframerah
tertulup rapat di.n terlindung dari cahaya .• Alfa residu yang didispersikan da!am ·kalizim bromida P,
Tokoferol Asam Suksinat BPFI; simpan dalam wadah menunjukkan maksimum hanya pada bi.!angan
tertutup rapat dan terlindung dari cahaya. "Tidak gelombang yang sama seperti pada Waifarin BPFI.
boleh dikeringkan sebelum digunakan., •.
Disolusi <1231>
Ta1nbaha11 persyaratan: Media diso/usi: 900 ml air
•renandaan Pada etiket tcrtera bentuk kim1a dan A/at tipe 2: 50 rpm.
bcnluk d atau di. Aktivitas vitamin E mungkin Waktu: 30 menit.
dinyatakan sebagai jumlah ekivalen d-alfa tokoferol Lakukan penetapan jumlah warfarin natrium,
dalam mg per g berdasarkan hubungan antara unit C19H15NaO, yang terlarut dengan cara Kromatografi
dan bobot., cair kinetja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>.
Fase gerak dan Sistem kromatografi Lakukan
seperti yang tertera pada Penetapan kadar.
larutan baku Timbang saksarna sejumlah
Warfarin BPFI, larutkan dalam air hingga kadar lebih
kurang 0.0008£ mg oer ml. L adalah iumlah dalarn
2099 Tablet Warfarin Natrium I Monografi .Sup/emen III Farmakope Indonesia IV

pada etiket {Catalan Gunakan sejum/ah kecilnatrium


h idroksida 0.1 N untuk membantu kelarutanJ.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 40 µI) Lamtan baku dan .
s0-c(330,3
308,34
l)(ru.)
rs
filtrat larutan disolusi ke dalam kromatograt; rekam
kromatograrri, ukur respons puncak utama. Hitung C adalah kadar Warfarin BPFI dalam mg per ml
jumlah dalam mg, warfarin natrium, C19H15Na04, Larutan baku; 330,31 dan 308,34 berturut-turut
yang terlarut dengan rumus: adalah bobot molekul warfarin natrium dan warfarin;
ru dan rs berturut~turut adalah respons puncak.. dari I
i
Larulan uji dan Larutan baku.
900 c(330,32)lr ru)
308,34 rs Wadah dan penyimpanan Dalam wadah. tertutup
·-
rapat, terlindung dari cahaya.
C adalah kadar Warfarin BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; 330,32 dan 308,34 berturut-turut
adalah bobot molekul warfarin natrium dan warfarin;
ru dan rs berturut-turut adalah respons puncak
warfarin dari filtrat larutan disolusi dan Larutan
baku.
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
kurang dari 80% (Q) C 19H 15Na0, dari jumlah yang
tertcra pada etikct.

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


Krornatografi cair kinerja !inggi s(>eperti yang tertera
pada Kromatografi <931>.
Dapar pH 7,4 dan Sistem kromatografi Lakukan
seperti yang tertcra pada Penetapan kadar dalam
1Varfarin natrium..
Campuran pelarut Buat campuran Dapar pH 7,4 ··
asetonitril P (85: 15). '
Pase gerak Buat campuran metanol P - ait-asam
asetat glasia/ P (68:32:1). Saring dan awaudarakan.
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
sistem seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 62,5
mg Warfarin BPFl, masukkan ke dalam labu
tentukur 200-ml dan larutkan dalam 78 ml natrium
hidroksida 0, 1 N. Tambahkan 50 ml kalium fosfat
nronobasa 0,2 N, encerkan dengan air sampai tanda.
Pipet 15 ml larutan ke dalam labu tentukur 50-ml dan
encerkan dengan Campuran pelarut sampai tanda.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
dari 20 tablet Timbang saksama sejumlah serbuk
tablet setara dengan lebih kurang 5 mg warfarin
natrium, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml,
tambahkan 30 ml Campuran pe/arut, sonikasi selama
l 0 menit, aduk secara mekanik selama 60 menit,
encerkan dengan Campuran pelarut sampai tanda
dan saring.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejuinlah
volume sama (lebih kurang 20 µI) Larutan baku dari
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
kromatograni, dan ukur respons puncak utama. •
Hitung jumlah· dalam_. mg, warfarin natrium,
c,,H,,NaO,, dalam serbuk tablet yang digunakan
·-

LAMP IRAN
'
·-

"
Sup/emen III Farmakope Indonesia JV Lampiran I Daftar Baku Pembanding Baru 2100

DAFTAR BAKU PEMBANDING BARU

l. 4-Epianhidrotetrasiklin hidroklorida BPFI. 49. Sefepitn Hiai·oklorid_a Kesesuaian Sisten1 BF)FI


2. Alendronat Narriwn BPFJ 50. Sefotaksim Natrium BPFl
:i. Amitriptilin Hidrok!orida BPFI 51. Senyawa Sejenis A Etoposida BPF/
4. Asam !0-Formilfolat BPFl 52. Senyawa Sejenis A Feksofenadin BPFJ
5:- Asam su/fanilat BP Fl 53. Senyawa Sejenis A Fluoksetin flPFl
6. Asa111 sulfanilat BPFI ~- Senyau'a SejeTzis A Jsosorbid Mononitrat Encer BF
7. Atrakurium Besilat BPFl 55. Senyawa Sejenis A Karbamazepin BPFI
8. Azacritromisin A BPFl 56. Senyawa Sejenis A Karvedilol BPFl
9. Azitro111isi11 BPFI 57. Senyawa Sejenis A Nimodipin BPFI
IO. Azitromisin N-Oksid BPFI 58. Senyawa Sejenis A Ondansetron BPFl
I l. Biperiden BPF/ 59. SenyaH•a Sejenis A Pravastatin BPFI
12. Can1pura11 Ke!esuaian Sistem Karvedi!o~BPFI 60. Senyawa sejenisA Propofo! BP-f"f
13. Ca111puran Kesesuaian Sisten1 Risperidon BPFI 61. SenyaH•a Sejenis A Risedronat BPFI
14. Ca111puran Kesesuaian Sisten1 Sravuclin BPFI 62. Senym1·a sejenis .4 Silostazol Bl"Fl
15. Ca11111ura11 Reso/usi E;oposida BPFI 63. SenyaH'O Se/en is A Surnatriptan Suksinat BPFJ
16. Can11111ran Resolusi Ondansetron BPFI 64. Sen;1aii·a sejenis A Traniado/ BPFI
17. Campuran Reso/usi Propofo/ BPFI 65. Senyau·a Sejenis A 1'alsartan BPFI
18. Ce111aran Senya\,·a Sejenis Slonatri11tan Suksinat BPFI 66. Sen; 1a11•a Sejenis B Fluoksetin BPFI
19. Desosa111inilazitro111isin BPFI 67. Senya11·a Sejenis B Kan 1edilol BPFI
20. Dobutamin Hidrol:lorida BPFI 68. Senya11•a Sejenis B Ondansentron BPFI
2 l. /Joksila111ina suksinar BPFI 69. Senymi·n sejenis B Pravastatin BPFI
<• 22. Ergotan1inin BPFJ 70. Se11ym,•a seje11is B Propo(ol BPFI
23. Etoposida BP Fl 7 l. SenyaH·a Sejenis B Risedrona( BPFI.
24. Feksofenadin Hidroklorida BPFI 72. Senyawa sejenis B sefepim hidroklorida BPFJ
25. Fi11asterid BPFJ 73. Sen;1av.'a sejenis B S1lostazol BPFJ
26. Fluoksetin Hidrok/orida BPFI 74. Senycn1'a sejenis B Trarnadol BPFI
2.7. lsosorbid BPF/ 75. SenyaH•a Sejenis B Valsartan BPFJ
28. lsosorbid Mononitrat Encer BPfl; 76. Se11ymra Seje11i,' C Karvedilol BPFl
29. Kalium G!ukonat BPFl 77. Senycn ..·a Seje1iis C Ondansetron BPFI
30. Kalsiwn Laktat BPFJ 78. Senymva sejenis C Propofol BPFI
3 l. Karvedilol BPF/ 79. Senymva Sejenis C Risedronal BPFI
32. Klomipramin hidroklorida BPFI 80. Senyawa sejenis C Silostazol BPFI
33. Klorambusil BPFJ . 81. Senymm Sejenis C Sumatriptan Suksinat BPFI
34. Leuk6vorin Ka/siun1 BPFI 82. Senyawa Sejenis C Valsartan BPFJ;
35. Merope11e111 BPFI 83. Senym..a Sejenis D Kan•edilol BPFI
36. Nafta/e11 BPFI 84. Sen; 1cni·a Sejenis D Ondansetron BPFI
37. Nandrolon BPFI 85. Senycnva Seje11is E Karvedilol BPFI
38. l\'-De11;eti-lazitron1isin BPFI 86. Sik/oserin BPFI
39. Nimodipin BPFI . 87. Si/ostazol BPFI
40. Omeprazo! BPFI 88. Stavudin BPFl
41. Ondansetron Hidroklorida BPFI 89. Szifentanil Sitra/ BPFl
-12. Parafin BPFI 90. Su!fametoksazo/ N,-G/ukosida BPFI
-13. Pravastatin I. I, 3, J-Tetra-n1etilb:lfila111i11 BPFI 91. Szmzatriptan BPFI
44. Pravastatin Natriznn BPFI 92. Swnatriptan Suksinat BPFI
45. Propofol BPFI 93. Tramadol Hidroklorida BPFJ
46. l?.isedronat /'latriuni BPFI 94. Tunazan Nifedipin /\'itrosofenilpiridin BPFJ
4 7. Risperidon BPFI 95. Valsartan BPFI
48. . Sefepim Hidroklorida BPFI
2101 Daftar Baku Pembanding Dengan Perubahan I Lampiran Suplemen Ill Farmakope Indonesia JV

DAFTARBAKU PEMBANDING DENGAN PERUBAHAN

I. 4-Epianhidrotetrasiklin Hidrok/orida BPFI 41. Meti/paraben BPFI


2. Alfa Tokoferol BPFI 42. Metotreksat BPFI
·3. Alfa Tokofero/ Asetat BPFI 43. Nadolol BPFI
4. Alfa Tako/era/ Suksinat BPFI 44. Na/okson BPFI
5. Amikasin BPFI . 45. Nistatin BPFI
6. Bupivakain Hidroklorida BPFI 46. Nitrog/iserin Encer BPFI
7. Dekstroamfetamin Su/fat BPFI 47. Noretisteron BPFI
8. Desipramin Hidroklorida BPFI 48. Norgestrel BPFI
9. Desoksimetason BPFI 49. Norgestrel BPFJ
10. Dikloksasilin Natrium BPFI 50. Noroksim01fon Hidroklorida BPFI;
11. Disopiramida Fosfat BPFI SL Pi/okarpin Hidroklorida BPFI
12. Epinefi-in Bitartral BPFI 52. Pindolal BPFI
13. Etilparaben BPFI 53. Pipcrazin BPFI
14. Feni/propanolamin Hidrp-klorida BPFI; 54. Piroksikam BPFI
15. Fenitoin BPFI 55. Po/idimetilsiloksan BPFI
16. Fenobarbita/ BPFI; 56. Polimiksin B Su/fat BPFI
17. Gonadotropin Korionik A1anusia BPFI 57. Prazikuantel BPFI
18. Ha/operido/ BPFI 58. Prednison BPFI
19. Heparin Natrium BPFI 59. Propilparaben BPFI
20. Hidralazin Hidroklorida BPFI 60. Resorsinol BPFI
21. • Hidrokortison Asetat BPFI 61. Riboflavin BPFI •
22. Hidroksizin Hidroklorida BPFI 62. Sa/butamo/ BPFI
23. Ifiosiamin Su/fat BPFI 63. Senyawa sejenis A Fenitoin BPFI
24. Homatropin Hidrobromida BPFI 64. Senyawa Sejenis A Haloperidol BPFI
25. Imidazol BPFI 65. Senyalva Sejenis A Hidroksizin BPFI
26. Iminodibenzi/ BPFI 66. SenJ'GH-'a Sejenis A Hiosiarnin Su/fat BPFI
·27. Jmipramin Ifidr9klvridp BPF;I , 67. Senyrnva sejenis A Ketamin Hidroklorida BPFI
28. Ka/ium G/ukonat BTFI 68 Senyawa sejenis A k/otrimazo/ BPFI
29. Ka/ium Klavam-2-Karboksi/at BPFI .69. Senyawa sejenis A Prazik-uante/ BPFI
30. Kanam_isin Su/fat BPFI 70. Senyawa sejenis B Fenitoin BPFI
31. Ketamin Hidroklorida BPFI 71. Senyawa sejenis B Prazikuantel BPFI
32. Klavulanat Litium BPFI 72. Senym1'a sejenis B Prazikuantel BPFI
33: Klindamisin Palmitat Hidroklorida BPFJ 73. Simetikon BPFI
34. Klotrimazol BPFI 74. Skopo/amin Hidrobromida BPFI
35. Kuinidin Su/fat BPFI 75. Tetrasiklin Hidroklorida BPFI
36. Kuinin Su/fat BPFI 76. Timolo/ Ma/eat BPFI
37. Kuininon BPFI 77. Vankoniisin B dengan monodeklorovankomisin BPFI
38. Levamisoi Hidroklorida BPFI 78. Vankomisin Hidroklorida BPFI
39. Linkomisin Hidrok/orida BPFI 79. a-Aminopropiofenon Hidroklorida BPFI
40. Mestranol BPFI
Suplemen III Farmakope Indonesia IV ldentifikasi Secara 2102
Lampiran I Kromarografi Lapis Tip is <281>
IDE~!IFIKASI SECARA me?gan_dung neolil.!sm tapi tidak mengandung
KROJ\fATOGRAFI LAPIS TIPIS <281> bas1trasm atau zink basirr--='in., pindahkan setara
dengan lebih kurang 3,5 mg neomisin per ml ke
"PROSEDUR UMUM. dalam tabung sentrifuga 15 ml. Tambahkan 4 ml
kloroform P ke &lam tab>..:ng sentrifuga, kocok
Prosedur berikut dapat digunakan untuk un(Uk mendispersikan krirr;. losio, atau salep.
"men:ibantu dalam melakukan verifikasi. identitas Tambahkan I ml asam klorid:: 0, 1 N, vorteks selama
• 4 mcnit, sentrifus, d.an gunaJ::a.:1 beningan.
suatu ~ahan obat dan bentuk sediaannya.
Buzt Larutan uji seperti yang tertera pada masing- [Catata11 Larutan uji n-:o-d!r1kasi seperti yang
• masir:.:g monografi. Pada garis sejajar dan berjarak tertera pada Prosedur 111oa·~;-:..~i dapat difiunakan
Jebih J:urang 2 cm dari tepi lempeng kromatografi sebagai pe11gganti Laro tan ujij.
lapis 5pis "campilran.silika gel setebal 0,25 mm dan Larutan baku basitrasin Timbang saksama
meng-~dung zat berfluorosensi yang sesuai seperti sejumlah Zink Basitrasin BPFi larutkan dalam aram
yang tertera pada Kromatografi <931>, totolkan klorida O.I N hingga kadar iebih kurang 500 unit
masircg~masing I 0 µl Larutan uji dan Larutan baku Basitrasin FI per ml.
yang dibuat dari Baku Pembanding FI sesuai dengan Larutan baku neon11s1n 1'imbang saksarua
zat ya:og diidentifikasi, dalam pelamt dan kadar yang sejumlah Neomisin su((at BPFi larutkan dalam asam
sama dengan Larutan uji, kecuali dinyatakan Iain klorida 0,1 N hingga kadar lebih kurang 3,5 mg
dalam monografi. Biarkan totolan mengering, eluasi· neoinisin per ml. .
dengo:o fase gerak campuran kloroform P - metanol P Larutan baku polimiksin B Timbang saksama
- air (180:15:1), kecuali dinyatakan Jain dalam sejumlah Polimiksin B Suifat BPFI Iarutkan dalam
n1onogafi, hingga •rase gerak. merambat tiga asa111 klorida 0,1 .\· hingga kadar lebih kurang
perec;:iat tinggi lempeng. Angkat Jempeng, tandai 10.000 unit Polimiksin B FI per ml. Jika bahan
batas rambat dan biarkan fase gerak menguap. mengandung basitrasin atau zink: basitrasin, Jarutkan
Kecuali dinyatakan Iain dalam monografi, arnati sejumlah Po/imiksin B Su/far BPFI dalam asam
lemp<:ig di bawah cahaya ultraviolet 254 nm. Harga klorida 0, I N hingga kadar kbih kurang 500 J unit
R1 be~cak utama Larutan uji sesuai dengan Larntan Polimiksin sulfat FI per ml, J adalah perbandingan
baku jumlah unit Poiimiksi!l B FI dengan jumlah ~nit
Basitrasin FI yang tenera pad2 etikei tiap g krin1,
'PROSEDUR UNTUK BASITRASIN, losio, atau salep.
NEOMISIN, DAN POLIMIKSIN B Fase gerak Buat ca111puran n1eianol P - isopropil
alkoho/ P - metilen klorida P - amonium hidroksida p
Prosedur krorhatografi lapis tipis berikut dapat -air (4:2:2:2: 1,5).
digun2.kan untuk membantu dalam melakukan Prosedur Totolkan penjerap campuran si!ika gel
verifiY..2.Si identitas zat aktif basitrasin, neomisin, dan setebal 0,25 mm masing-n1asing 10 µI Larutan uji
polimiksin ,B dan · dalam ben\lik· sedia•an• tunggai dan da~ masing-masing Laruran baku y~ng sesuai, pada
dalam campuran dua atau tiga komponen. tep1 lempeng kromatografi dan mengandung zat
Bu21 Larutan uji berikut kecuali dinyatakan Jain berfluorosensi yang sesuai seperti yang tertera pada
pada masing-masing monografi. Kromatografi <931>. Masukkan lempeng ke dalam
Larntan uji bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan
Untuk.senyawa obat Larutkan sejumlah basitrasin, fase gerak, biarkan fase gerak merambat hingga tiga
zink basitrasin, neomisin sulfat, atau polimiksin B perempat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai
• sulfat dalam asam klorida 0,1 N hingga kadar lebih batas rambat dan keringkan pada suhu I 05' selama
kurang 500 unit Basitrasin FI per ml; 3,5 mg 10 menit. Semprot lempeng dengan larutan ninhidrin
neom'sin per ml, atau I 0.000 unit Polimiksin B FI P 0,2% dalam buti/ alkohol P, dan panaskan pada
per ml. I 05' selama 5 men it. Harga Rt masing-masing bercak
Untuk larutan Encerkan larutan yang mengandung utama kromatogram Larutan uji sesuai dengan
neomisin dan polimiksin B dengan asam klorida Larutan baku untuk setiap zat aktifyang tertera pada
0,1 N hingga kadar setara dengan lebih kurang 3.5 etiket. Jika kromatogram Larutan uji menghasilkan
mg neomisin per ml. Untuk Ja:utan yang bercak berekor, Jakukan seperti yang tertera pada
1nengandui1g polimiksin B tetapi tidak n1engandung Prosedur yang di111odifikasi.
neomisin, encerkan larutan dengan asam k/orida Prosedur yang dimodifikasi Pipet Lant/an uji ke
O.I N hingga kadar lebih h1rang I 0.000 unit dalam tabung sentrifuga 15 ml, tambahkan IO ml
Polimiksin B FI per ml. larutan asam pikrat P jenuh (1,2%), vorteks selama I
Untuk krim, /osi.o. dan salep Untuk krin;, Josio, menit, sentrifus selama 10 menit, dan buang
·atau salep mengandung basitrasin atau zink beningan. Cuci residu dengan I ml air san1pai tidak
basitrasin, pindahkan setara dengan lebih kurang terbentuk warna kuning. Buang air cucian, dan
500 unit Basitrasin. FI, ke dalam tabung sentrifuga keririgkan residu dengan aliran nitrogen pada suhu
15 ml. Untuk krim, losio, atau salep yang 50'. Larutkan residu dalam I ml aseton P, tambahkan
2103 Uji ldentifikasi Umum <291> I Lampiran Suplemen III Farmakope Indonesia IV

••
I ml larutan asam su/fat dalam aseton P (I dalam
100) yang dibuat segar, kocok, sentrifus .~e,lama 5
menit, dan buang beningan. Cuci residu deiigan f ml ••
I
aseton ·p, sentrifus sebentar; buang cairan cucian.
Ulangi pencucian sampai tidak terlihat wama kuning. Barium
I
Keringkan residu dengan aliran nitrogen pada suhu
50°. Larutkan residu dalam 0,5 ml asam klorida 0, IN
A. Tan1bahkan · asam sulfat 2 N ke dalam larutan
garam barium: terbentuk endapan putih yang tidak 1arut I'
(Larutan uji yang dimodifikas1). Ulangi penetapan
seperti yang tertera pada Prosedur menggunakan
Larutan uji yang dimodifikasi menggantikan Larutan
clalam asam kforida P dan dalam asam ni!rat P.
B. Garam barium memberikan nyala hijau ke-
kuningan dalam nyala api yang tidak berwama, clan jika
I
uji. Harga Rr masing-masing bercak utama dilihat melalui kaca hijau nyala berwama biru.
, kromatogram Larutan uji yang dimodifikasi sesuai
dengan Larutan baku untuk setiap zat aktif yang Benzoat
tertera pada etiket.. A. Tambahkan besi(Jll) klorida LP ke daiam larutan
netral benzoat: terbentuk endapan merah muda
kekuningan.
UJI IDENTIFIKAST UMUM <291> B. Asamkan larutan pckat benzoat dengan asam
su/fat 2 N: terbentuk endapan asam benzoat yang
Berikut ini cara uji yang sering digunakan •untuk mudah larut dalam eter P.
identifikasi zat yang tertera dalam Farmakope •.
[Catalan Uji ini tidak dimaksudkan unluk di/akukan Besi Tambahkan amonium suljida LP ke dalam
terhadap campuran zat, kecuali jika dbryatakan den1ila°a1t} 'larutan,, senyawa besi(Il) al'u besi(lll): terbentukcndapan
hitam yang larut dalam asam klorida 3 N dingin
• dengan membebaskan hidrogen sulfida

Alu1niniurn Garam besi(IJI)
A. Tambahkan amonium hidrvksida 6 N ke dalam A Tambahkan ka/ium heksasianoferat(ll) LP kc dalam
larutan garam aluminium: terbentuk endapan berupa gel kirutan asam "dari garam besi(lll).: terbentuk endapan biru
putih yang tidak larut dalam !''!•Onium hidroksida 6 N rua.
berlebih. B. Tambahkan ralriion hithoksid:i I N lulebili: lcrbentuk ,,
B. Tambahkan nalliwn hidro/..."ii&1 IN a11lu natrium su!fida endapan coklat kemerahan.
LP ke dalam larutan garam aluminium: terbentuk C. T ambahkan amonium tiosianat LP ke da lam larutan
endapan berupa gel putih yang larut dalam natrium garam besi(JII): terjadi wama merah tua yang tidak rusak
hidroksida I N atau natrium suljida LP berlebih. oleh penambahan asam mineral encer.

•• , Gamm besi(II)
• ' '
A. Tambahkan kclium heksasianoferat(III) LP "ke
•• dalam larutan gwam besi(II).: terbentuk endapan biru
tua yang tidak larut dalam asam klorida 3 N, tetapi
Amonlum Tambahkan natriwn hidroksida I N berlebih terurai oleh natrium hidroksida I N.
ke dalam garam amonium: terjadi uap amoniak yang B. Tambahkan natrium hidroksida I N "ke dalam
dapat dikenal dari baunya dan mengubah wama kertas larutan garam besi(II).: terbentuk endapan putih kehijauan
la/anus merah P menjadi biru. Hangatkan larutan untuk yang dengan cepat berubah menjadi hijau dan kemudian
mempercepat reaksi. coklat jika dikocok.

Antimon Tambahkan hidrogen suljida LP ke dalam Bikarbonat Sepetti yang tertera pada Karbonat.
larutan senyawa antimon(III) yang sudah diasamkan
dengan asam klorida P: terbentuk endapan j ingga Bismut
anti1non sulfida yang tidak larut dalam amonium hi- A Larutkan "garam bismut,, dalam asam nitrat P atau
droksida 6 N. tetapi larut dalam amonium suljida LP. asam kforida P scdikit ber\ebih: terbentuk endapan putih
pada pengenceran dengan air. Tambahkan himvgen su!fida
ASt){at LP atau natriwn su!fuia LP: endapan menjadi ooklat yang
A. Hangatkan asam asetat atau garamnya dengan larut dalam campuran hangat asarn nitrat P dan air volwne
asam sulfa/ P dan etanol P: terjadi etil asetat yang dapat sama.
dikenal dari baunya yang kbas. ••
B. Tambahkan besi(lll) klorida LP ke dalam larutan
asetat netral: terjadi wama merah tua yang rusak Bisulfit Seperti yang tcrtera pada Su!fu.
dengan penambahan asam mineral.
••
Suplemen Ill Farmakope Indonesia IV Lampiran I Uji Identifikasi Umum <291> 2104
."
,., '·'
Borat larutan dengan kloroform P: lapisan kloroforrn
A Asarnkan I ml lamtan "borat, dengan asam klorida P menjadi ungu. Iodwn yang dibebaskan juga
hingga bereaksi asam terhadap lalanus. Tambahkan 3 memberikan wama biru dengan kanji J.P.
tetes atau 4 tetes larutan jenuh iodum P dan 3 tetes atau 4 B. Tambahkan perak nitrat LP ke dalam larutan
tetes larutanpolivini/ alkohol P (I dalam 50): terjadi wama •jodida.: terbentuk endapan kuning menggumpa 1
biru intensif. seperti dadih yang tidak larut clalam asam nitrat P dan
B. Tambahkan asam sulfa/ P dan me/ano/ P, campur, dalam amoni1011 hidroksida 6 N
• kemudian bakar: terjadi nyala api be!t.."jli hijau.
Kali um
Bromida A. Senyawa kalium rnen1berikan \Vamit ungu
A. Tambahkan klor LP tetes demi tetes "ke dalam dalam nyala api tidak berwama, yang akan tertutup
lamtan bromida.: terjadi brom bebas yang larut dalam dengan adanya sedikit natrium. Pengaruh wama
klo1Vji:m11 P pada pengocokan, lapisan kloroforrn 1.-uning yang dihasilkan oleh natrium dapat
berwama merah sampai·coklatkemerahan. dihilangkan dengan mengamati melalui "penyaring
B. Tamballiam perak nitrat LP "ke dalam larutan biru yang menahan em.isi natrium pada 589 nm tetapi
bromida.: terbentuk endapan putih kek'Ullingan yang melewatkan emisi kalium pada 404 nm. Juga dapat
tidak larut dalam asam nitrat P dan sedikit larut dalam digunakan kaca kobalt clan penyaring lain yang tersedia
amoniwn hidroksida 6 N. secara kon1ersial .•
• B. Tambahkan natriwn bitartrat LP ke chlam brutan
. ·' netral kalium, pekat atau cuk'llp pekat (tergantw1g
Fosfat •rcatatan Jika pada rnonografi dinyatakan pada kelarutan clan kadar kaliwn): terbentuk endapan
untuk l!ii Fosfat, lakukan penetapan n2enggunaka11 uji hablur putih yang lmut dalrun arnoniwn hidrok\·i£1a 6 .A/
ortofosfat, jika tidak dinyatakan atau jika dilakZ1kan dan dalam lan1tan alkali hidroksida dan alkali
JJernijaran sebe/u1n dilalrukan uji gunakan uji karbonat Pembentukan endapan, yang biasanya
pirofosfat}. latnbat, dipercepat dengan pengadukan atau
pcnggoresan bagian dalam .tabung reaksi dcngan
0110.foefiit batang pengaduk. Pcna1nbahan sedikit asani asetat
A. Ta1nbahkan perak nitrat LP ke dalam la111tan g/asial P atau elanol P dapat mcmpcrccpat
netrat •grtofosfat.: terbentuk endapan k-uning yang pengendapan. ..,
larut dala111 a~a111 nilrat 2 J.; &-.n dalan1 a1noniun1
hidroksida 6 N. Kal.siurn
B. Tan1bahkan an1onium n10/ibdat LP •kc dalam A. Ke dalam larutan garam kalsium (I dalam 20)
Iarutan asan1 dari ortofosfat.: terbentuk endapan tarnbahkan 2 tetes rnerah ntetil LP, dan netralkan
kilning yang larut dalam a1nonium hidroksida 6 N. dcngan GJnonitnn hidroksida 6 lV. Tambahkan asam klori-
da 3 N tetes den1i tetes hingga laru\an asan1 terhadap
' Pirofosfat ' ' ' ' indikator. Tambal1kan amonium oksalat LP: terbentuk
A. Ta;,,bahkan perak niirat LP ke dalam larutan endapan putih yang tidak larut dalam asam asetat 6 N,
pirofosfat yang diperoleh dari pemijaran: terbentuk tetapi larut dalam asam klorida P.
endapan putih yang larut dalam asam nitrat 2 N dan B. Basahi garam kalsium dengan asam klorida P:
dalam amoniwn hidroksida 6 N terjadi warna merah kekuningan dalam nyala tidak
B. Tambahkan amonium molibdat LP: terbentuk benvarna.
endapan kuning yang larut dalam amonium hidroksida •
6N ••

Hipofoslit Karbonat
A. Panaskan kuat-kuat: segera terbentuk fosfin A. Tambahkan asam ke dalam karbonat atau
yang mudah terbakar. bikarbonat: terjadi gelembung gas tidak berwama
B. Tambahkan Jarutan "hipofosfit,, ke dalam raksa(If) yang jika dialirkan ke dalam kalsium hidroksida LP
!dorida LP ke dalam larutan "hipofosfit,,: terbentuk segera membentuk endapan putih.
endapan putih yang berubah menjadi abu-abu pada B. Tamballirnn fenolfia!ein J,P ke dalam larntan
hipofosfit berlebih. dingin karbonat "(I dalam 20).: terj ·,di wama rncrah.
C. Asamkan larutan "hipofosfit,, dengan asam sul(at sedangkan pada larutan dingin bihrbonat "(I dalam
P, hangatkan dengan tembaga(JI;suifai LP: ierbeiltuk 20).: tidak terjadi perubahan warna atau hanya
endapan merah. sedikit berwarna.

Iodida KJorat
A. Tambahkan klor LP tetes demi tetes ke dalam A. Tambahkan perak nitrat LP ke dalam Jarutan
larutan "iodida,,: terjadi iodum bebas yang memberi •ktorat.: tidak terbentuk endapan. Tambahkan asam
warna kuning hingga merah pada larutan. Kocok ' su!fit P: terbentuk endapan putih yang tidak larut
2105 Uji Identifikasi Umum <291> I Lampiran Sup/emen III Farmakope Indonesia IV

dalam asam nitrat P, tetapi larut dalam amonium C. Tambahkan asam sulfat 2 N atau sulfa! yang
hidroksida 6 N. ,.. · larut ke dalam larutan "garam litium.: tidak
B. Pada pemijaran akan dihasilkan k16ri<la yang terbe~iJk endapan (perbedoan dari stronsium). ·
dapat diidentifikasi seperti yang·tertera pada uji
K!orith. l\1agnesium
C. Tambahkan asam sulfat P pada senyawa k!orat A. Tambahkan amonium klorida P ke dalam larutan
kering: terjadi letikan dan timbul gas kuning kehijauan. "garam magnesium., kemudian netralkan dengan
[Perhatian Gunakan sedikit zat uji dan lakukan amonium karbonat LP: tidak terbentuk endapan.
dengan sangat hati-hatipada pengujian ini.} Tambahkan selanjutnya natrium Josfat dibasa LP:
terbentuk endapan hablur putih, yang tidak larut dalam •
IGorida amonium hidroksida 6 N.
A Tambahkan perak nitrat LP ke dalam larutan •

·- "klorida.: terbentul( endapan putih seperti dadih
yang tidak larut dalam asam nitrat.P, tetapi larut dalam. Mangan Tarnbahkan amonium suljida LP ke dalam
amdnium hidroksida 6 N sedikit berlebih. larutan •garam mangan.: terbentuk endapan merah
B. "Pada uji amin klorida (termasuk alkaloida muda kekuningan, yang larut dalam asam aselat P.
klorida) tidak menunjukkan reaksi terhadap uj i A,
tambahkan I tetes asam nitrat encer P dan 0,5 ml Natrium
perak nitrat LP pada larutan uji jika tidak dinyatakan ••
lain pada monografi, lebih kurang ·2 mg ion klorida B. Senyawa natrium rr1enimbulRan \\'ama kuning
dalam 2 ml: terbentuk endapan putih seperti dadih. intensif dalarn I)Yala api yang tidak berwarna
Sentrifus segera campuran dan pisahkan beningan. C. • Jika tldak dinyatakan lain pada monografi.,
Cuci endapan 3 kali, tiap kali dengan I ml asam nitrat larutkan 100 mg senyawa natrium dalam 2 ml air,
P (I dalam 100) dan buang cairan cucian. Tambahkan tambahkan 2 ml larutan kalium .karbonat P 15%.
tetes demi tetes ammonia LP pada endapan: endapan panaskan hingga mendidih: tidak terbentuk endapan.
larut segera .• Tarnbahkan 4 ml ka/ium piroantin1011at LP dan
C. Campur senyawa klorida kering dengan panaskan sampal mendidih. Dinginkan dalarn es, jika
mangan dioksida P bobot sama, basahi dengan asam perlu gores bagian dalam wadah dengan batang
sulfa/ P, dan panaskan perlahan: terbentuk klor yang pengaduk: terbentuk endapan • •.
menghasilkan \Van1a biru pada kertas kanji iodida ]>~
basah. Nitrat
• .. A. Carnpur larutan "nitrat. dengan asam sulfa/ P

volume sama, dinginkan, dan alirkan larutan besi(Il)
Kobait sulfa/ P di atas campuran tersebut: terjadi wama
A. Ke dalam larutan garam kobalt (1 dalam 20) coklat pada batas kedua cairan.
dalarn asam klorida 3 N, tambahkan laru!3n panas segar Ji!. P,anusk'!ll "nitnit. (!engan asam sulfat P dan
l-nitroso-2-nefto/ P (1 dalam IO) dalam asam asetat 9 N ' logam tem\Jaga: terjadi asap merah kecoklat2n.
volume sama, panaskan di atas tangas uap: terbentuk Tambahkan kalium permanganat LP 2.sam "pada
endapan merah. nitrat. : warna kalium permanganat tidak hilang
· B. Jenuhkan larutan garam kobalt dengan kalium • (perbedaan dari nitrif) •.
klorida P, tambahkan kalium nitrit P dan asam asetat P: ••
terbentuk endapan kuning.
Nitrit
Laktat Asamkan larutan "laktat. dengan asam A. Tambahkan asam mineral encer atau asam
sulfat P, kemudian tambahkan kalium permanganat asetat 6 N "pada nitrit.: terjadi asap merah ke-
LP, dan panaskan: timbul asetaldehida, yang dapat coklatan.
dikenal dari baunya yang spesifik. "Paparkan uap pada B. Teteskan larutan pada kertas kanji iodida P: terjadi
kertas saring yang telah dibasahi dengan campuran \Varna biru.
volume sama larutan moifolin P 20% dan natrium
nitroferisianida LP dalam air: terjadi warna bini.. Oksala<
A. Tambahkan kalsium klorida LP ke dalam larutan
Litium netral atau alkalis "oksalat.: terbentuk endapan
A. Basakan larutan "garam litium. yang cukup putih, yang tidak larut dalam asam asetat 6 N, tetapi
pekat dengan natrium hidroksida P, tambahkan natrium !arut dalarn asam kiorida P.
karbonat U'. dan didihkan: terbentuk endapan putih El· Tambahkan larutan panas "oksalat. yang sudah
yang iarut dalam amonium klorida LP. diasamkan ke dalam kalium permanganal LP:
B. Basahi gararr. litium dengan asam kloriila P: larutan tidak belwama ·
terjadi warna merah tua dalarn nyala api tidak
berwarna. ••
Suplemen III Farmakope Indonesia IV Lampiran I Uji ldentifikasi Umum <291> 2106

Perak anhidrid~ ;,;~,;f P ke dalam campuran, dan kocok:


A. Tambahkan asam klorida P ke dalam lanr..:n terjadi wama merah muda
"garam perak.: terbentuk endapan putih sepe.-ii
dadih, yang tidak larut dalam asam nitrat P te=i Sulfat
mudah larut da!am amonium hidroksida 6 N. ' . A. Tarnbahkan barium klorida LP ke dalarn larutan
B. Tambahkan amonium hidroksida 6 N dan .,.,;,-,;, "sulfat,.: terbentuk endapan putih yang tidak larut dalam
fonnaldehida LP ke dalam larutan • garam per>..(., asam klorida P dan asam nitrat P.
kemudian hangatkan: terbentuk cermin log.!.'11 B. Tambahkan timbal(II) asetat LP "ke dalam
perak pada dinding tabung. larutan netral sulfat,.: terbentuk endapan putih yang
\arut dalarn Gll10nium ase/at LP.
Pcrmanganat Larutan pcrmanganat . ya.~g C. Tambabkan asam klorida P ke daiam larutan
diasamkan dengan asam sulfa/ P al<an hilang "sulfat,.: tidak terbentuk endapan (perbedaan dari
wamanya oleh hidrogen peroksida LP dan nao:"m tiosulfat). •-
bisulfit LP, da!am keadaan dingin, dan o!eh as.;.71 ••
oksalat LP, da!am larutan panas.
Sulfit Carnpur asam klorida 3 N dengan sulfit atau
Pcroksida Asamkan larutan •peroksida. denf..m bisulfit: terbentuk be!erang dioksida •. yang
asam sulfat P, tambahkan kalium bikromat LP: tef.1di menghitarnkan kertas saring yang dibasahi dengan
warna biru tua. Kocok campurall dengan eter P vol~:ri~ raksa(l) nitraJ LP.
sama, biarkan n1emisah: Japisan eter benvama biru.
Tartrat
Raksa A. Larutkan beberapa mg "garam tartrat,. dalam
A. Celupkan lembaran tembaga yang mengkii.ip 2 tetes larutan natrium periodat P (I da\am 20).
ke dalam Jarutan garam raksa yang bebas dari 3$:'!.ln Tambahkan I tetes asam sulfat I N dan setelah
nitrat berlebih: terjadi lapisan tipis yang sete\ah 5 1nenit, tambahkan beberapa tetes asam sulfit JJ.
digosok menjadi mengkilap kepcrakan kemudian beberapa tetes jilkhsin-asam suljit LP:
B. Tambahkan hidrogen sulfida LP ke dalam !arur:m terjadi \Varna merah muda dalam waktu 15 menit.
•senya\va raksa,.: terbentuk endapan hitan1, yang •

tidak larut ci dalam an1oniun1 sulfida LP dan d:?.!:~111 •
asan1 nitrat 2 A' mendidih. •
GarQln /loksa {fl) Tembaga
A. Tambahkan natrium hidroksida 1 N ke da\am A. Asamkan larutan senyawa tembaga(ll) dengan
larutan • garam raksa.: terbentuk endapan kuning. asam klorida P: terbentuk lapisan tipis merah logarn
B. Tambahkan kaliwn iodida LP kc dalam larutcm tembaga pada pcrmukaan !ogan1 besi yang mengkilap.
netral: ierbentuk endapan me.rah tua yang sangat B. Tambahkan ammonium hidroksida 6 N berlebih ke
mudah larut dalam pcreaksi berlebil1. dalarn larutan "garam tembaga(II).: terbentuk endapan
kebiruan, kemudian larutan menjadi berwama biru tua.
Garom Roksa (I) C. Tarnbahl--.a.n kalium heksasianoferat(JI) LP ke
A. Tarnbahkan · natnum hidroksida I N pada dalarn larutan "garam tembaga(II).: terbentuk endapan
"senyawa raksa(I). : terurai dan membentuk endapan coklat kemerahan yang tidak Jarut dalam asam eocer,
hi tarn.
B. Tambahkan asam klorida P ke dalam larutan Timbal
"garam raksa(J).: terbentuk endapan putih yang A. Tambahkan asam sulfat 2 N ke da!am !arutan
akan menjadi hitan1 pada penambahan an1onil1111 "garam timbal.: terbentuk endapan putih yang tidak
hidroksida 6 N. larut dalam asam k/orida 3 N atau asam nitrat 2 N,
C. Tambahkan kalium iodida LP: terbentuk endapan tetapi !arut dalam natrium hidroksida 1 N hangat dan
kuning, dan sete\ah didiamkan berubah menjadi hijau. dalam amonium asetat LP.
B. Tambahkan kalium kromat LP ke dalam !arutan
Salisilat "garam timbal. bebas atau hampir bebas asam
A. Tarnbahkan besi(III) klo1ida LP ke dalarn \arnt;m mineral: terbentuk endapan kuning yang tidak \arut
"encer salisilat,.: te~adi wama ungu. dalam asam asetat 6 N tetapi larut dalam natrium
B. Tambahkan asam ke dalam !arutan "pckat hidroksida 1 N.
salisilat,.: terbentuk endapan hablur putih asam ,
salisilat yang meleburpada suhu antara 158° dan 161 °, Tiosianat Tambahkan besi(IIJ) klarida LP ke dalam
larutan "tiosianat,.: terjadi wama merah yang "tidak.
Sitrat Larutkan·atau suspensikan beberapa mg berubah "oleh. asammineralyangcukuppckat'
"garam sitrat,. dalam I ml air; tambahkan ke dalam
15 ml piridina P, dan kocok. Tambahkan 5 ml '
2107 Cemaran Umum <481> I Lampiran Suplemen Ill Farmakope Indones_ia IV

Tiosulfat Metllde Kecuali dinyatakan lain pada masing-


A Tambahkan asam klorida P ke dalam larutan ma<ing monografi, perhitungan persentase dan
"tiosulfat,,: terbentuk endapan putih yartg'segera jumlah"cemaran umum ditetapkan dengan metode
berubah menjadi kuning, dan "terbentuk belerang pembandingan.. relatif dan bukan, dengan
dioksida yang menghltamkan kertas saring yang membandingkan langsung terhadap.·masing-masing
dibasahi dengan raksa(I) nitrat LP.• baku pembanding. Deteksi cemaran. lain yang tidak
B. Tambahkan besi(ll/) klorida LP ke dalam larutrr.~ spesifik juga sesuai dengan metode ini.
"tiosulfat,,: terjadi wama ungu tua yang cepat hilang. Uji khas cemaran umum menggunakan ·telmik
Kromatografi lapis tipis. Lakukan seperti yang tertera
Zink pada Kromatografi <931>. Uji untuk senyawa scjenis
A. Tambahkan hidrogen su/fida LP dan nalrium atau kemurnian kromatografi dapat juga digunakan
asetal P ke dalam larutan garam zink: terbenruk untuk evaluasi cemaran un1un1. Metode lain (seperti
cndapan putih, yang tidak larut dalam asam asetat P, Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, Kromatografi
tetapi larut dalam asam klorida 3 N Lapis Tipis Kinerja Tinggi) dapa(juga digunakan
B. "Tambahkan amonium sulfida LP ke dalam larutan sebagai metode alten1atif dengan alasan Yang jelas .•
netral atau alkalis: terbentuk endapan ·putih seperti Jika tidak dicantu1nkan pada masing-masing
pada ujiA. monografi, gunakan metode berikut.
C. Tambahkan kalium heksasianoferat(Jl) LP ke Larutan uji Buat saksa1na dalam pclarut scperti
dalam larutan •garam zink.: terbentuk endapan yang tenera pada monografi, hingga kadar lebih
putih yang tidak !arut dalam asam klolida 3 N kurang 10 mg .per 011.[C'atatan :Pe1nanasan atau
sonikasi dapal digunakan unruk n1elarurkan jika hai
ini t.idak nierusak bahan.}
CEMARAN UMUM <481> Larutan baku Buat saksa1na Jarutan Boku
Penibanding Fl dalam pclarut s~perti yang tcrtcra
Uji cen1aran umum yang tertera pada masing- pada monografi hingga kadar 0,0 I ;0,05;0,I dan
masing monografi digunakan untuk n1enilai proftl 0,2 mg per 1nl. [Catalan J>e111anasan atau sonikasi
cemaran suatu bahan. ·cemaran umum didefinisikan dapat digunakan untuk 111ela111tkan jika haJ ini tidak
sebag.ai bahan-bahan yang ada dalam senyawa obat 111erusak bahan.}
dan/atau sediaan obat, dalam jum!ah tertentu Proscdur Lakukan Kro111atograji lapis tipis
mempunyai aktivitas biologi yang tidak diinginkan 1ncnggunakan lcnipcng silika gel P sctebal 0,25 mn1
dan tidak bermalma. Cemaran ini dapal timbul akibat dan Fase gerak seperti yang tencra pada 111onografi.
sintesis, persiapan, atau peruraian bahan kompendial. Totolkan secara terpisah sejumlah volume sama
Dalam beberapa kasus, cemaran yang berisiko (lebih !,.-urang 20 µl) Larutan uji dan Larutan baku,
terhadap kesehatan dapat diidentifikasi. Pada bab ini gunakan aliran nitrogen J> untuk rnengcringkan
masing-masing cemaran tidak akan diidentifikasi, uji bercak. Masukkan lempeng kc dalam bejana
terpisah mungk.in diperlukan untuk memastikan kromatografi yang telah dijcnuhkan dengan Fase
bahwa cemaran yang diidentifikasi telah memenuhi gerak hingga merambat lebih kurang tiga per empat
persyaratan seperti yang tertera dalam definisi tinggi lempeng. Angkat lempeng, keringkan diudara.
cemaran umum. Pemilihan uji dan penetapan kadar Amati lempeng menggunakan te!mik penampakan
memungkinkan untuk antisipasi jumlah cemaran bercak yang tertera. Tentukan intensitas relatifbcrcak
yang dapat diterima pada suaru bahan untuk lain selain bercak utama Larntan uji dengan
digunakan. membandingkan terhadap kron1atogram Larutan
.Laporan dan persyaratan Jumlah cemaran umum bah.7.1. • • --
tidak lebih dari 2,0%, kecuali dinyatakan lain pada
masing-masing monografi.
Jika pada monografi tertera batas komponen PETUNJUK TEKNIK PENAMPAK BERCAK
tertentu dan/atau cemaran atau produk terurai yang (I) Gunakan cahaya ultraviolet pada 254 nm dan
dapat diidentifikasi, cemaran umum tidak termasuk 366 nm.
dalam perhirungan total cemaran kecuali dinyatakan (2) Gunakan iodoplatinat LP.
lain dalam monografi. Komponen yang ada bersama- (3) Larutan A Buat campuran 850 mg bismut
sama da!am bahan didefinisikan sebagai bahan subnitrat P dengan 40 ml air dan l 0 n1l asam asetar
tertentu dari sediaan obat yang tidak dianggap glasial P.
sebagai cemaran dalam konteks farmakope. Contoh Lanitan B Larutkan 8 g ka/ium iodida P dalam
komponen yang ada bersama-sama dalam bahan ini 20 ml air. Campur Lanitan A dan B hingga diperoleh
adalah campuran isomer geometrik·dan optik (atau. Larutan persediaan yang dapat disimpan beberapa
rasemat) dan antibiotik. Komponen lain yang bu Ian dalam botol gelap. Campur l 0 ml Larutan
dianggap toksik karena efek biologis tertentu yang persediaan dengan 20 ml asam asetat glasial .P,
tidak diinginkan tidak disebut sebagai komponen encerkan dengan air sampai I 00 ml, untuk larutan
yang ada bersama-sama dengan bahan. penampak bercak.
Suplemen III Farmakope Indonesia IV Lampiran I Analisis Termal <741> 2108
"!I,•

(4) Pereaksi penampak bercak ninhidrin Larutkan (20) Pereaksi penampak bercak o-tolidina
200 mg ninhidrin P dalam 100 ml etanol P, Larutkan 160 mg o-tolidina P dalam 30 ml asam
panaskan lempeng setelah penyemprotan. aselat glas_ial P. Encerkan dengan air hingga 500
(5) Pereaksi penampak bercak as am Dalam tangas ml, tambahkan I g kaliwn iodida P, aduk hingga
es, tambahkan B~rlahan-lahan dan hati-hati sambil larut.
diaduk, l 0 ml aiam sulfat p ke dalam 90 ml eta no/ (21) Campur 3 ml larutan asam kloroplatinat P (I.
P. Semprot lempeng dan panaskan sampai timbul dalam 10), dengan 97 ml air, kemudian tambahkan
bercak. 100 ml larutan ka/ium iodida P (6 dalam JOO) untuk
(6) Perrnksi penampak bercak di!.Tomat-asam membuat pereaksi pcnampak bercak.
Tambahkan kalium dikromat P secukupnya ke dalam (22) Pereaksi penampak bercak metanol-iodium
I 00 ml asam sulfat P hingga diperoleh Jarutan jenuh. Buat campuran iodium LP dan metanol P (1:1).
Semprot lempeng, dan panaskan sampai timbul
bercak.
(7) Vanilih Larutkan I g vanilin P dalam 100 ml
·-
ANALISIS TERMAL<741> ·
,

asam sulfat I'.


(8) Kloramin T-asam trik/oroasetat Cam pm l 0 ml Pcnetapan secara tepat peristiwa tem1odinamik,
dalam Jarutan kloramin T 3 % dalam air dengan 40 seperti perubahan fase menunjukkan idcntitas
n1l larutan asarn trikloroasetat P 25% dalan1 etano! dan kemumian "suatu senyawa. Fannakope te!ah
P: Bual larutan segar sebelum digunakan. mcnetapkan suhu lebur atau suhu didih suatu
(9) Folin-C Tambahkan I 0 g natrium tung,-rat P senya,va. Perubahan fase terjadi pada suhu
dan 2,5 g natrium moblidat P ke dalam 70 ml air. tertcntu, dan ditetapkan untuk identifikasi suatu
tambahkan 5 ml larutan asam fosfat P 85% dan I (J senya,va. Karena ce111aran n1cn1punyai efC!k yang
1nl larutan asa1n klorida P 36%, refluks larutan ini dapat diperkirakan terhadap perubahan fase,
sela1na 10 ja1n. maka fannakopc n1enetapkan pengujian ini sebagai
(10) KMnO, Larutkan 100 mg kalium persyaratan kc1nun1ian scnya,va.•
fJer111anganat P dala111 100 1111 air. Analisis tem1al dalarn pengcrtian luas adalah
(11) DAB Campur I g p-dimetilamino- pcngula1ran sifat kimia-fisika bahan sebagai fungsi
benzaldehida P dalam JOO ml asam klorida 0,6 N. suhu. Metode instnuncn sebagian bcsar tclah
•(12) DAC Campur JOO mg p-dimetilamino- menggantikan mctode lama yang tergantung pada
sincanaldehida P dala1n 100 1111 asan1 klorida J 1'/. pe111eriksaan visual dan pengukuran dengan kondisi
(13) Besi(III) sianida Campur sejumlah volume tertcntu atau berubah-ubah, sebab penctapannya
yang sama larutan besi (Ill) klorida P I% dan larutan menjadi lebih objektif, lebih memberikan banyak
kalium besi(ll) sianida P I%. Gunakan segcra. inforrnasi, memungkinkan · pencatatan tetap dan
(14) Fast Blue B - Pereaksi A larutkan 500 mg umumnya lebih sensitif, lebih teliti dan Jebih tepat
garam Fast Blue B dalam I 00 ml air. Selanjutnya penetapan dapat memberikan
Pereaksi B Natrium hid,.oksida 0, IN. infonnasi pada kesemi)umaan ha.blur,
Semprot mula-mula dengan Pereaksi A, kemudian polimorfisma, suhu lebur, sublimasi, transisi kaca,
dengan Pereaksi B. dehidrasi, penguapan, pirolisis, interaksi padat-padat
(15) Besi (Ill) sianida basa Encerkan 1,5 ml dan kemurnian. Data semacam itu berguna untuk
larutan kalium besi (III} sianida P I% dengan air karakt:eris[lsi scnyawa dengan memandang
hingga 20 ml, tambahkan I 0 ml larutan natrium kesesuaian, stabilitas, kemasan da11 pengawasan
hidroksida P 15%. kualitas. Pengukuran yang sering cligunakan dalam
(16) Pereaksi penampak bacak iodium Buat analisis tennal yaitu suhu trans1s1,
larutan iodium P 0,5 % dalam k/oroform P. termogravimetri dan analisis cenl3.rall akan
(17) Letakkan lempeng selama I 0 men it dalam diuraikan clisini.
bejana tertutup yarig telah dijenuhkan dengan uap Suhu Transisi Jika •suatu. contoh
iodium dan pada dasar bejana terdapat hablur iodi1nn dipanaskan, pengambilan atau timbulnya panas
P. dapat diukur [d!iferential scanning ca/orimetri (DSC)]
( 18) Larutan A Larutkan ka/ium iodida P dalam 50 atau perbedaan suhu yang diakibatkan dapat diuk.-ur
r.11 air. terhadap-pembanding inert yang dipanaskan secara
Larutan B buat larutan 500 mg pati /arut P dalam identik [differential /henna/ analysis (DTA)].
50 ml air panas. Kedua teknik memberikan rekaman suhu pada saat
Segera sebelum digunakan, campur sejumiah terjadi perubahan fase, transisi kaca atau terjadinya
volume sama Larutan Adan Larutan B. reaksi kimia. Dalam ha! melebur, kedua suhu
(19) PTSS Larutkan 20 g asam p-tolttenasu/fonat P "awal" dan 11 puncak11 dapat ditetapkan secara
dalam I 00 ml etanol P, semprot lempeng, kcringkan obyektif dan reprodusibilitasnya bail<, sering
5elama 15 menit pada suhu I 10°. amati dibawah hingga per sepuluh derajat. Sementara suhu ini
cahaya ultraviolet pada 366 nm. berguna untuk karakterisasi senyawa, dan
perbedaan antara dua suhu memmjtikkan kemumian,
2109 AnalisisTermal <741> I Lampiran Suplemen III Farmakope Indonesia IV

hm:ga tidak dapat dikorelasikan dengan angka jarak sebab dianggap bah\va suhu contoh adalah suhu
lebur secara visual subyelctif atau dengan lfonstanta tungku. .·· . ·
seperti "titik tripe!" bahan mumi. Prosedur rinci ditetapkan agar memberikan ke-
Uraian lengkap kondisi yang digunakan harus absahan pada perbandingan hasil antar laboratorium.
disertakan pada tiap-tiap termogram, termasuk merek Bobot contoh, sumber dan riwayat panas dicatat.
dan model instrumen, rekaman kalibrasi terakhir, U raian peralatan meliputi dimensi dan
ukuran contohdan identifikasi (termasuk riwayat geometri, bahan dari alat pemegang contoh, dan
termal sebelmnnya); wadah; identitas, laju alir dan lokasi dari suhu transduser. Sebagai alternatif,
tekanan atmoSlir gas; ariih dan perubahan suhu serta merek dan nomor model alat yang di
kepekaan inslrumen perekam. perdagangkan dinyatakan. Dalam segala ha!,
Dibuat peogujian pendahuluan dengan rentang rekaman kalibrasi ditetapkan. Data suhu
yang lebar (suhu kamar hingga suhu peruraian atau lingkungan mencakup suhu awal dan akhir serta laju
"l 0° hingga 20° diatas titik leleh) dan rentang laju perubahan atau rincian lain jika tidak linier.
pemanasan yaog lebar (2° hingga 200 per menit). untuk Lingkungan pengujian adalah kritis; volume, tekanan,
menunjukkan adanya efek yang tidak lazim; komposisi, apakah statik atau dinamik, dan jika
"kemudian dapat dilakukan pengujian tunggal atau dinamik, laju a1iran dan suhu dinyatakan.
berulang pada rentang yang sempit, pembatasan Analisis Cemaran Eutektik Prinsip dari
transisi pada satu atau lebih tingkat pemanasan metode kemumian secara kalorimetri adalah adanya
. yang lebih rendah dapat dilakukan. Pada pengujian · hubungan antara penurunan suhu Jebur dan suhu
bahan kristal mumi, laju pemanasan 1° per menit beku,- dengan tingkat cemaran. Lebumya suatu
mungkin cukup, sedangkan laju pemanasan hingga senyawa ditandai dengan •penyerapan. panas
10° per menit lebih sesuai untuk bahan polimer dan peleburan laten b.H6 pada suhu spesifik, T~ Secara
sen1i lcristaL. , teoritis, transisi peleburan untuk senya\va hablur
Karena keandalan pengukuran bervariasi dari satu murni mutlak akan terjadi dalam rentang yang
7..at ke zat lain, pemyataan jumlah angka yang sangat sempit. Pelebaran jarak lebur, yang
bermakna yang akan digunakan dalam laporan disebabkan cemaran, memberikan kriteria
reprodusibili13S intra-laboratoriwn dan kemumian yang peka. Efek itu nyata secara visual
reprodusibilitas antar laboratoriwn tidak dapat dengan mengamati tem1ogram contoh yang
diberikan disi;ri; tetapi harus dimasukkan dalan1
masing-masing monografi,
berbeda beberapa per sepuluh persen dalam
kandungan cemaran. Bahan dengan kemurruan
..
Analisis Termogravimetri Analisis 99%, meleleh lebih kurang 20'/o pada suhu 3° di
termogravimetri mencakup penetapan rnassa ccntoh bawab titik lebur bahan murni (lihat gambar yang
sebagai fungsi suliu, atau lamanya pemanasan, atau disertakan).
keduanya, dan jika di!akukan dengan bailc dan benar, Parameter peleburan Garak lebur, 6.Hrdan kemur-
akan mernberikan informasi • lpbih banyak nian eutektik yang dihitung) diperoleh dari termo-
dibandingkan dengan susut pengeringan paclli stlhu gram sHatu penst1wa melebur · tunggal
tetap, sering untuk waktu yang ditentukan dan menggunakan contoh uji dalall1 jwnlah keci~ dan
biasanya didalam lingkungan yang tak diatur dengan metode ini tidak memerlukan pengulangan
bail<. B~ kehilangan pelarut yang terserap pengukuran suhu sebenamya yang tepat Unit
pada permukaan dapat ditedakan dari pelarut termogram langsung dapat diubah menjadi
dalam kisi-kisi hablur dan dari kehilangan alabat pemindahan panas, mili kalori per detik
degradasi. Pengukuran dapat dilakukan dalam Penurunan ti ti k beku dalam larutan encer oleh
lingkungan dengan kelembaban dan kadar oksigen molekul berukuran hampir sama dinyatakan dalam
yang dapat diatur untuk rnenyatakan adanya persaillaan Van't Hoff yang dimodifikasi:
interaksi dengan senyawa obat, antara senyawa obat
dan antara bahan aktif dan pengisi atau bahan
pengenlas. (I)
Walaupun rincian tergantung pada pabrik, bagian
utama dari alat adalah neraca perekarn bobot dan
sumber panas yang dapat diprograrn. Alat berbeda T = suhu mutlak dalall1 derajat Kelvin (°K), X2 = frak.si
dalam kemampuannya untuk menangarri contoh mol dari komponen minor (zat terlarut; cem>ran);
pa• l<i · berbagai ukuran, peralatan sensor suhu 6.Hr= panas peleburan molar komponen utama; R =
contoh dan rentang kontrol lingkungan. Kalibrasi konstanta gas; K = rasio distribusi :lat terlarut dalam
diperlukan terhadap seluruh sistem, misalnya: fase padat dan cair.
timbangan dikalibrasi dengim menggunakari Dengan anggapan bahwa rentang suhu adalah
bobot baku; kalibrasi skala suhu yang lebih sukar sempit clan tidak ada larutan padatan yang terbentuk
menyangkut variasi kedudukan "tennokopel" dan (K = 0). integrasi persamaan V an't Hoff menghasilkan
lcalibrasinya; atau dalarn sistem lain, kalibrasi
melibatkan penggunaan bahan baku pembanding
Suplemen III Fannakope Indonesia IV Lampiran I Penetapan Kadar Etanol <1041> 2110

hubungan antara fraksi mo! dari cemar~n dan p~- .. batas 0.1 % untuk senyawa ideal. Penetapan suhu lebur
nurunan suhu lebur berik:ut ini: dengan Scanning calorimetry memiliki
reprodusibilitas dengan simpangan balru lebih
kurang 0,2°. Kalibrasi terhadap balru dapat
X2 (2) memberikan alrurasi lebih kurang I 0 untuk sulm
lebur, sehingga telmik ini dapat dibandingkan
terhadap prosedur lain.
1~ = suhu lebur senyawa mumi dalam K, dan Tm
0
Senyawa dalam bentuk polimorftidak dapat
= suhu lebur contoh yang uji dalam °K digunakan dalam penetapan kemumian kecuali
Dengan tidak adanya pembentukan larutan fase senyawa diubah seluruhnya menjadi satu
padat, kadar cemaran dalarn fase cair pada suatu suhu bentuk. Sebaliknya DSC dan OTA selalu
selam.a peleburan berbanding terbalik dengan frakSi .. berguna untuk-deteksi, dan oleh karena itu juga
yang melebur pada suhu tersebut dan penurunan dapat digunakan untuk pemantauan polimorfisma.
suhu lebur be-rbanding lurus dengan fraksi mo! Pr 0sedur Prosedur aktual dan perhitungan yang
cemaran. Gambar hubungan suhu contoh uji yang digunakan tergantung pada instrumen yang
diamati, T., lerhadap kebalikan fraksi yang digunakan. Lihat pustaka pabrik, dan atau
melebur, I IF, pada suhu T, , akan menghasilkan pustaka analisis termal untuk mendapatkan teknik
garis lurus dengan kemiringan yang sama dengan yang tepat untuk alat tertentu. Perlu diperhatikan
penurunan suhu lebur (T0 -Tm). Suhu lebur kcterbatasan yang berasal dari pembentukan
senya\va n1un1i secara teoritis diperoleh dehgan larutan padatan, ketaklarutan dalam lcburan,
ekmapolasi padal/F=O; polimorfisma. dan peruraian sclan13 analisis.

Pmggantian harga T0 - T~· Mir clan T0 basil perco-


baan dalam persamaan 2 menghasilkan fraksi mol
dari jumlah cemaran eutetik, yang bila dikalikan I 00
·--
memberikan pcrsentase mo! jumlah cemaran eutektik.
Penyimpangan dari kurva tinier teonils
disebabkan lqirena pembentukan larutan padat (K *
0), sehingga harus berbati-hati dalam menginterpretasi
data
Tuwooz:~T""l: l>nr-U" -.in~nµnl<""Jc
Untuk mengarnati efek linier kadar cemaran .,,__ ,..,,,_ Htu..kl'",~ khurDSC
terhadap, penuJ.-u'n:a.n suht,l lcbur, cemaran harus
larut dalam fasc cair atau leburan senyawa; tctapi
tidak larut dalam fase padatan, artinyac tidak
terbentuk larutan fase padat Untuk dapat larut
c!alarn leburan diperlukan beberapa kesamaan PENETAPAN KADAR ETANOL <1041>
kimiawi. Sebagai contob, adanya senyawa ionik
dalam senyawa organik netral dan adanya peruraian Metode I Cara Destilasi
tennal mungkin tidak tercennin dalam perkiraan Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing
kemumian. Pembatasan teori baru hanya sebagian monografi, lakukan penetapan dengan Metode I. Cara
yang telah ditelili. ini sesuai untuk penetapan sebagian besar ekstrak cair
Cemaran yang berasal darijalur sintesis sering dan tingtura asalkan kapasitas labu destilasi cukup
mirip dengan produk akhir, sebab itu biasanya tidak (umumnya 2 hingga 4 kali volume cairan yang akan
merupakan masalah kelarutan dalam leburan. Cemar- dipanaskan) dan kecepatan destilasi diatur
an dengan molekul-molekul yang sama sedemikian sehingga diperoleh destilat yang jemih.
bentuknya, ukuran clan sifat-sifatnya scperti Destilat yang keruh dapat dijemihkan dengan
komponen utama dapat pas ke dalam matriks pengocokan menggunakan talk P atau kalsium
komponen utama tanpa gangguan dari kisi-kisi, karbonat P, dan saring, setelah itu suhu filtrat diatur
pembentukan larutan padatan atau inklusi; cemarari dan kandungan etanol ditetapkan dari bobot jenis.
seperti itu tidak terdeteksi oleh DSC. Perkiraan Lakukan semua pekerjaan dengan hati-hati untuk
kemumian dapat terlalu tinggi dalam kasus seperti mengurangi kehilangan.etanol oleh penguapan.
itu. Hal ini lebih umum pada hablur yang kurang Untuk mencegah buih yang mengganggu dalam
teratur seperti yang ditunjukkan oleh panas cairan selama destilasi, tambahkan asam kuat seperti
p.-Jeburan yang rendah. asam fas/at P. asam sulfa/ P atau asam tanat P atau
Tingkat cemaran yang dihitung dari tennogram cegah dengan penambahan larutan kalsium klorida P
adalah berulang dan keandalannya mungkin dalam
2111 Penetapan Kadar _Etanol <1041> I Lampiran Suplemen III Farmakope Indonesia IV

sedikit berlebih, atau sedikit para.fin P atau minyak lapisan bawah ke dalam corong pisah kedua. Ulangi
silikon sebelum destilasi. ·,>•.• ekstraksi-dua kali, tiap kali dengan 25 ml heksana P.
Cegah gejolak selama destilasi dengan Ekstraksi. kumpulan larutan heksana P tiga kali, tiap
penambahan keping-keping berpori dari bahan yang kali dengan 10 ml larutan jenuh natrium klorida P. · -·,
tidak larut seperti silikon karbida P, atau manik- Destilasi kumpulan larutan garam, tampung destilat
manik. hingga sejumlah volume mendekati volume cairan uji
Cara untuk cairan yang diperkirakan 1nengandung sen1ula.
etanol 30% atau kurang Pipet tidak kurang dari Untuk cairan yang diperkirakan mengandung
25 ml cairan uji ke dalam alat destilasi yang sesuai, etanol /ebih dari 50%. Encerkan cairan uji dengan air
catat suhu pada pemipetan. Tambahkan air volume hingga kadar etanol lebih kurang 25% kemudian
yang sama, destilasi hingga diperoleh destilat lebih lanjutkan menurut cara diatas mulai dari "Jenuhkan
kurang 2 ml lebih kecil.dari volume cairan uji yang campuran dengan natrium klorida P ... ".
dipipet. Atur suhu destilat hingga sama dengan suhu Jika hanya mengandung sedikit minyak atsiri dan
pada "!aktu pemipetan. Tambahkan air secukupnya hasil destilasi keruh, perlakuan dengan pelarut
hingga volume sama dengan volume cairan uji. heksana P seperti di atas tidak dilakukan, destilat
Destilat jemih atau keruh lemah dan hanya dapat dijemihkan dan dapat digunakan untuk
mengandung lebih dari sesepora sisa zat n1udah penetapan bobot jenis dengan mengocok dengan
mengua~ lainnya. Tetapkan bobot jenis cairan pada heksana P lebih kurang seperlima bagian volume
suhu 25 C seperti yang tertera pada Penetapan Bobot atau dengan penyaringan melalui lapis_an tipis talk.
Jenis <981>. Hitung presentase dalam volume, dari
C:,H50H dalam cairan menggunakan Tabel Bobot
Jen is don Kadar Etanol. •l\1ctodc II Cara Krornatografi Gas.
Cara untuk cairan yang diperkirakan n1e11ga11d1111g "Metode Ila. digunakan jika Metode 11 dinyatakan
etanol lebih dari 30 % Lakukan mcnurut cara diatas, dalan1 n1asing-111asing monografi.
kecuali gunakan cairan uji yang diencerkan dengan
air lebih kurang dua kali volu1ne cairan uji. aMetode Ila.
Kumpulkan destilat hingga lebih kurang 2 ml lebih Alat Kromatograf gas dilengkapi dengan detektor
kecil dari dua kali volume cairan uji yang dipipet, ionisasi nyala dan kolom kaca 1,8 m x 4 mm berisi
atur suhu.. ~-'lma dcngan cairan uji. Tambahkan air fase diam S3 dengan ukuran partikel 100 hingga 120
secukupnya hingga volume dua kali volume cairan n1esh. Gunakan nitrogen P atau helium P sebagai gas
uji yang dipipet, campur dan tetapkan bobot jenis. pembawa. Sebelum digunakan, kondisikan kolom
Kadar C,H,OH dalam volume destilat, sama dengan semalam pada suhu 235°, alirkan gas pembawa
setengah kadar etanol dalam cairan. dengan laju alir lambat. •rertahankan suhu kolom
ASAM DAN BASA MUDAH MENGUAP Pada pada 120°, injektor dan detektor dipertahankan pada
sediaan yang mengandung basa mudah menguap 210° •. Atur laju alir gas pen1ba\\'a dan suhu •.
tamb~hlcan a.s-an1 sulfat.encer'P'h~ngga• SCidiHit asan1, sehingga baku internal asetonitril tefeluasi dalam
sebelum didestilasi. Jika sedia'an mengandung asam waktu 5 hingga 10 menit.
mudah menguap, buat sedikit basa dengan natriun1
hidroksida LP. Larutan
GLISERIN Pada cairan yang mengandung gliserin • Larutan baku internal Pipet 5 ml asetonitril P
tambahkan air secukupnya hingga sisa setelah dalam labu tentukur 250-ml, encerkan dengan air
didestilasi mengandung tidak kurang dari 50% air. sampai tanda.
!ODIUM Pada larutan yang mengandung iodium Larutan baku persediaan Pipet 5 ml etanol mut/ak
bebas, tambahkan serbuk zink P, sebelum didestilasi, P ke dalam labu tentukur 250-ml, encerkan dengan
atau hilangkan wama dengan penambahan larutan air sampai tanda.
natrium tiosulfat P (l dalam 10) secukupnya, dan Larutan baku Pipet masing-masing 5 ml Larutan
beberapa tetes natrium hidroksida LP. baku persediaan dan Larutan baku internal ke dalam
ZAT MUDAH MENGUAP LAINNYA Spirit, labu tentukur 50-ml, encerkan dengan air sampai
eliksir, tingtura dan sediaan sejenis yang tanda.
mengandung sejumlah cukup banyak zat mudah Larutan uji persediaan Ukur saksama sejumlah zat
menguap lain selain etanol, seperti minyak atsiri, uji encerkan secara kuantitatif dan jika perlu secara
kloroform, eter, kamfer dan lain-lain memerlukan bertahap dengan air hingga kadar etanol lebih kurang
penanganan khusus sebagai berikut: 2% v/v.
Untuk cairan yang diperkirakan mengandung 50% Larutan uji Pipet masing-masing 5 ml Larutan uji
etanol atau kurang Pipet 25 ml cairan uji ke dalam persediaan dan Larutan balm interual ke dalam labu
corong pisah, tambahkan air volume sama. Jenuhkan tentukur 50-ml, encerkan dengan air sampai tanda .•
campuran dengan natrium k/orida P, tambahkan 25
ml heksana P dan kocok untuk mengekstraksi zat Prosedur • Suntikkan secara terpisah masing·
mudah menguap lain yang mengganggu. Pisahkan ' masing 2 kali sejumlah volume sama (lebih kurang
Suplemen III Fannakope Indonesia IV Lampiran /Uji Waktu Hancur <1251> 2112

5 µI) Lan1tan uji dan Lan1tan baku ke dalam · respons ptincak~ Hitung persentase etanol. v/v dalam
kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua contoh dengan rumus:
respons puncak. Hitung persentase etanol v/v dalam
contoh dengan rumus: ·
. -.. -_ ........

C adalah kadar ctanol baku, D adalah faktor


pengenceran volu1ne Larutan uji persediaan. Ru dan
C adalah kadar etanol mutlak, D adalah faktor Rs beriurut-turut adalah perbandingan respons puncak
pengenceran Larutan uji persediaan. Ru dan Rs etanol terhadap baku internal dari Larutan uji dan
berturut-turut adalah perbandingan respons puncak Larutan baku.
etanol terhadap baku interP"'1 dari Larutan ufl dan '
Lanltan ba.lru •. Uji kesesuaian sisten1 Pada kromatogram yang.
sesuai, faktor resoiusi, R, antara etanol dan larutan
Uji kcscsuaian sisten1 Pada kromatogram yang baku internal tidak kurang dari 4; faktor ikutan pada
sesuai, faktor resolusi, R, tidak kurang dari 2; faktor puncak ctanol tidak lcbih dari 2,0 dan simp3ngan
ikutan puncak etanol tidak lebih dari "2,0. dan baku relatif porbandingan respons puncak etanol dan
simpangan baku relatif perbandingan respons puncak baku internal pada enarn kali pcnyun~ikan ulang
etanol d3n baku internal pada enarn kali penyuntikan Larutan baku tid2k lebih dJri 4,0o/o.. ·
La11Jta11 baku tidak lebih dari •2,0% •.

UJI WAKTC HANCUR <1251>


• Metode !I b
Alat Kro1natograf gas dilcngkapi dengan injektor •
split dengan perhandingan split 5 : 1, dctcktor
ionisasi nyala dan kolon1 kapilcr 0,53 nun x 30 n1 Uji ini din1aksudkan untuk mcnetapkan kesesuaian
dilapisi fase diam G43 setcbal 3,0 µm. Gunakan batas \Vaktu hancur yang tcrtera dala1n n1asing-
heli1un P sebagai gas pen1ba\va dengan laju Jinier n1asing n1onografi, kecu2li pada etiket dinyatakan
34,0 cm per detik. Kromatograf di program sebagai bah\\·a ~ablet atau kapsul digun"J~~an scbagai tablet
berikut: suhu kolom dipertahankan pada 50° selama isap atau dikunyah atau dirancang untuk pelcpasan
5 menit; kcn1udian suhu dinaikkan dengan kecepatan kandungan obat sccara bertahap dalamjangka wal..-tu
I0° per n1enit hingga mcncapai 200° dan tertentu atau melepaskan- obat da!am dua periode
dipcrtahankan selama 4 men it. Pertahankan suhu port berbeda atau lebih dengan jarak waktu yang jelas di
injektor pada 210' dan detektor pada 280'. antara periode pelepasan tersebut. Tetapkan jenis
sediaan yang akan· diuji 'dari etiket se~ d~ri·
' '
Larutan pengamatan dan gunakan prosedur yang tepat untuk
Larutan baku internal Pipet 5 ml asetonilril P 6 unit sediaan atau lebih.
ke dalam labu tentukur 250-ml, encerkan dengan air Uji waktu hancur tidak menyatakan bahwa sediaan
sampai tanda. atau bahan a1."1ifnya terlarut sempurna. Sediaan
Larutan baku persediaan Pipet 5 ml etanol mutlak dinyatakan hancur sempurna bila sisa sediaan, yang
P ke dalam labu tentukur 250-ml, encerkan dengan tertinggal pada kasa alat uji merupakan massa lunak
air san1pai tanda. yang tidak mempunyai inti yang jelas. Kecuali bagian
La111tan baku Pipet n1asing-n1asing 5 ml Larutan dari penyalut atau cangkang kapsul yang tidak larut.
baku persediaan dan Larutan baku internal ke dalam
iabu tcntukur 50-ml, encerkan dengan air sampai Alat
tanda.
Larutan uji persediaan Ukur saksama sejumlah· zat Alat terdiri alas suatu rangkaian keranjang, gelas
uji encerkan secara kuantitatif dan jika pcrlu secara piala berukuran 1000 ml, "dengan tinggi 138 hingga
bertahap dcngan air hingga kadar etanol lebih kurang 160 mm dan diameter dalam 97 hingga 115 mm •.
2% v/v. thermostat untuk memanaskan cairan media antara
Lai-utan uji Pipct n1asing-masing 5 ml Larutan uji 35° hingga 39° dan alat untuk menaikturunkan
persediaan dan Larutan baku internal ke dalam labu keranjang dalam cairan media pada frekuensi yang
ten\uku~ 50-n1l, encerkan dengan air sampai tanda. tetap antara 29 hingga 32 kali per menit melalui
jarak tidak bmmg dari 53 mm dan tidak lebih dari
Prosedur Suntikkan sccara terpisah rnasing- 57 mm. Volume cairan dalam wadah sedemikian
masing 2 kali sejumlah volume sama (0,2 hingga sehingga pada titik tertinggi gerakan ke atas, kawat
0,5 µI) Larutan uji dan Larutan baku ke dalam kasa berada paling sedikit "15 mm. di bawah
kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua , permukaan cairan dan pada gerakan ke bawah
2ll3 Uji Waktu Hancur <1251> I Lampiran Suplemen III Farmakope Indonesia JV

bcrjarak ti<lak kurang dari 25 mm dari. dasar wadah. Jalankan alat, gunakan air bersuhu 37 ±2' sebagai
Waktu yang diperlukan bcrgerak ke atas··adalah Sama media kecuali dinyatakan menggunakan cairan lain
dengan waktu yang diperlukan untuk bergerak ke dalam masing-masing monografi. Pada akhir batas
bawah clan petubahan pada arah: gerakan merupakan waktu seperti yang tertera pada monografi, angkat
perubahan yang halus, bukan gerakan yang tiba-tiba keranjang dan amati semua tablet: semua tablet harus
dan kasar. Rangkaian keranjang bergerak verlikal hancur sempurna. Bila l atau 2 tablet tidak hancur
sepanjang sumbunya, tanpa gerakan horizontal yang sempurna, ulangi pengujian.dengan 12 tablet lainnya:
berarti atau gerakan sumbu dari posisi vertikalnya. tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur
Ranglaiian keranjang Rangkaian keranjang terd iri sempuma.
atas 6 tabung transparan yang kedua ujungnya
terbuka, masing-masing dengan panjang 77,5 ± 2,5 Tablet bersalut bukan enterik
mm, "diameter dalam 20,7 hingga 23 mm dan tebal · "Lakukan pengujian dengan prosedur seperti yang
dinding 1,0 hingga 2,8 mm, • tabung-tabung ditahan tertera pada Tablet tidak bersalut, amati tablet dalam
pada posisi vertikal oleh dua lempengan plastik, batas \Vakt1J yang dinyatakan dalam masing-masing
masing-masing dengan diameter "88 hingga 92 mm, monografi. •
tebal 5 hingga 8,5 mm, dengan enam buah lubang,
masing-masing berdiameter 22 hingga 26 mm. dan Tablet salut cnterik Masukkan 1 tablet pada
berjarak sama dari pusat lempengan maupun antara masing-masing 6 tabung dari keranjang, bila tablet
lubang satu dengan lainnya. Pada permukaan bawah mempunyai salut gula yang dapat larut, celupkan
lempengan dipasang suatu kasa baja tahan karat keranjang dalan1 air paOa suhu Karnar selama 5 menit.
berukuran l 0 mesh nomor 23 (0,025 inci). Bagian- Tan pa inenggunakan cakram jalankan alat,
bagian alat dirangkai dan dikencangkan oleh tiga gunakan cairan la1nbung buatan LP bcrsuhu 37 ± 2°
buah baut melalui kedua lempengan plastik. Suatu sebagai media. Selelah a\at dijalankan selama satu
alat pengait dipasang pada alat yang menaikturunkan jam, angkat keranjang dan amati semua tablet: tablet
rangkaian keranjang melalui satu titik pada tidak hancur, retak, atau menjadi lunak. Ja\ankan alat,
sumbuny~ digunakan untuk 1nenggantungkan gunakan cairan usus buatan LP bcrsuhu 37 ± 2°
rangkaian keranjang. sebagai media, selarna jangka \Vak.'tu yang dinyatakan
Rancangan rangkaian keranjang dapat sedikit dalam masing-masing monografi. Angkat keranjang
berbeda asalkan spesifikasi tab~in_g· kaca dan ukuran clan ainati semua tablet: sen1ua tablet hancur
kasa dipertahankan. sempurna. Bila l tablet atau 2 tablet tidak hancur
Cakram Penggunaan cakram hanya diijinkan sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet laianya:
apabila tertera pada masing-masing monografi. Tiap .tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur
tabung mempunyai cakram berbentuk silinder dengan sempurna.
perforasi, tebal 9,5 ± 0,15 mm dan diameter
20, 7 ± 0,15 mm. Cakram dibuat dari bahan plastik Tablet bukal Lakukan pengujian dengan prosedur
transparan yang sesuai, 'mempunyai bobQt jents · , s°'peni yang tertera pada Tablet tidak bersalut.
antara 1,18 hingga l,20. Terd~pat lima lubang' Setelah 4 jam, angkat keranjang dan amati semua
bernkuran "2 ± 0, l mm. yang tembus dari atas ke tablet: semua tablet· harus hancur. Bila l tablet atau
bawah, salah satu lubang melalui sumbu silinder, 2 tablet tidak hancur sempuma, ulangi peagujian
sedangkan lubang lain paralel terhadapnya dengan dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari
radius jarak "6 ± 0,2 mm •. Pada sisi silinder terdapat 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.
4 lekukan dengan jarak sama berbentuk V yang tegak
lurus terhadap ujung silinder. Sisi paralel trapesoid Tablet sublingual Lakukan pengujian dengan
pada dasar mempunyai panjang 1,6±0, 1 mm dan prosedur seperti yang tertera pada Tablet tidak
ujung bawah terletak 1,5 hingga 1,8 mm dari keliling bersalut . Amati tablet dalam batas waktu yang
silinder. Sisi paralel pada bawah silinder mempunyai dinyatakan dalam masing-masing monografi: semua
panjang 9,4±0,2 mm, dan tengahnya terletak pada tablet harus hancur. Bila l tablet atau 2 tablet tldak
kedalaman 2,6±0, l mm dari keliling silinder. Seluruh hancur sempuma, ulangi pengujian dengan 12 tablet
permukaan r.akram licin. Jika penggunaan cakram lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji
dicantumkan dalam n1asing-masing monografi, harus hancur sempuma.
tambahkan cakram pada masing-masing tabung dan
l;_ikukan penetapan seperti yang tertera pada Kapsul gelatin keras Lakukan pengujian dengan
l·'rosedur. prosedur seperti yang tertera pada Tablet tidak
bersalut, tanpa menggunakan cakram. Sebagai
Prosedur pengganti cakram digunakan suatu kasa berukuran
10 mesh seperti yang diuraikan pada rangkaian
Tablet tidak bersalut Masukkan 1 tablet pada keranjang, kasa ini ditempatkan pada permukaan
~asing-masing 6 tabung dari keranjang, jika lempengan atas dari rangkaian keranjang. Amati
dinyatakan masukkan I cakram pada tiap tabung. ' kapsul dalam batas wak:tu yang dinyatakan dalarr
Suplemen Ill Farmakope Indonesia IV Lampiran I U Volume Terpindabkan <1261> 2114

masing-.masing mon·ografi, semua kapsul hancur, dengan scjumlah pembawa seperti tertera pada etiket
kecuali bagian dari cangkang kapsul. Bila 1 atau Konstitusi I 0 wadah dengan volume pembawa
2 kapsul tidak ha.Jlcur s_empuma, ulangi pengujian seperti yang tertera pada etiket, "ukur saksama, dan
dengan 12 kapsul lainnya: tidak kurang 16 dari kocok satu per satu .•
18 kapsul yang diuji harus hancur sempurna.
PROSED UR
Kapsul gelatin lunak Lakukan pengujian dengan
prosedur seperti yang tertera pada Kapsul gelatin Tuang "isi. tiap wadah ke dalam gelas ukur tidak
keras. lebih dari dua setengah kali volume yang diukur dan
telah dikalibrasi, secara hati-hati agar tidak terbentuk
gelembung udara pada waktu penuangan. Diamkan
Alat Rak-Kennjang Calaam
selama tidak lebih dari 30 rr.enit "untuk wadah dosis
ganda dan 5 menit untuk wadah dosis tunggal kecuali
2..6.tO.I I[ )'::." dinyatakan Iain dalam monografi •. Jika telah bebas

.,.~ ,, ...
'1.1.15
w ~·~ 0 0 ~'
Tamp64':
Al"
dari gelembung udara, ukur volume dari tiap
campuran. "Untuk sediaon volume kecil yang
~
_L dikemas dalam wadah dosis tunggal, volume dapat

··~ ~
.,
·r ! ~
- dihitung sebagai berikut: (I) keluarkan isi dari wadah
I i I •
~
ke dalani \Vadah yang sesuai dan telah ditara (biarkan
. i i i
".
'
~
5
mengalir sam-pai tidak lcbih dari 5 dctik);
(2) tcntukan bobot isi dari wadah; dan (3) hitung
• fNE\_l
i i i
--~-- .
_fil_
Tampek
Sn~ volu1nc sctclah penetzi.pan bobot jcnis .•

~
~
'-"
I
'""' ~
"KRITERIA PE:'\ERll\IAAN
20.7~0.15

~~
Gunakan kriteria bcrij.:ut untuk rncnentukan
Tampnk pe1ncnuhan syarat uji.
Baweh
"1..5-~ ~D:ij Untuk scdiaan \\·adah dosis ganda f\1e1ncnuhi
-r syarat seperti yang tenera ;:~da Gan1bar J•. \ 1olu1ne •
rata-rata • cairan. yang dipe:-oleh dari IO \vadah tidak
birang dari I 00%, dan tidak ada satu wadahpun
• volumenya kurang dari 95% dari yang tcrtcra pada
etiket. Jika A, volume rata-rat:! kurang dari 100%
dari yang tertera pada etiket. tidak ada satu wadahpun

VOLUIVIE TERl'INDAHKAN <126f>


.. ' '
volumenya k.l!rang dari 95.::.,;_, dari yang tertera pada,
etiket, atau B,• volume rata-rata tidak k.llrang dari
I 00%. dan tidak lebih dari satu wadah •yang. kurang
Uji berikut dirancang sebagai jaminan bahwa dari 95%, teU.pi tidak ada yang kurang dari 90% dari
•cairan oral. dengan volume yang tertera pada etiket yang tertera pada etiket. ulangi pengujian dengan
tidak .lebih dari 250 ml, yang tersedia dalam bentuk 20 wadah tambahan. Volume rata-rata •cairan. yang
sediaan cair atau sediaan cair yang dikonstitusi dari diperoleh dari 30 wad ah tidak kurang dari 100% da1i
bentuk padat dengan penambahan bahan pembawa yang tertera pada etiket, dan tidak Iebih dari satu
• tertentu dcngan volume yang ditentukan, jika wadah kurang dari 95% dan tidak ada yang kurang
dipindahkan dari \Vadah asli, akan memberikan dari 90% dari yang tertera pada etiket.
volume •terpindahkan. sediaan seperti yang tertera "Untuk sediaan wadah dosis tunggal Memenuhi
pada etiket. "Uji ini tidak ditujukan untuk sediaan syarat seperti yang tertera pada Gambar 2. Volume
\vadah dosis tunggal, jika dala1n monografi tertera rata-rata cairan yang dipero!ch dari I 0 wadah tidak
Keseragcunan sediaan <91 l> .• kurang dari 100%, dan volume dari masing-masing
10 wadah terletak dalam rentang 95% sampai 110%
"PERSIAPAN UJI. dari yang tertera pada etiket. Jika A, volume rata-rata
kurang dari I 00% dari yang tertera pada etiket, tetapi
Untuk penetapan volume terpindahkan, pilih tidak tidak ada satu wadah pun volumenya terletak diluar
kurang dari 30 wadah, dan selanjutnya ikuti prosedur rentang 95% sampai 11 O'., dari yang tertera pada
berikut untuk bentuk sediaan tersebut. etiket, atau B, volume rata-rata tidak kurang dari
Larutan oral, suspensi oral dan •sediaan cairan I 00% dan tidak lebih dari satu wadah yang
oral lain. Kocok isi •dari.10 \Vadah satu persatu. volumenya diluar rentang 95% sampai 110%, tetapi
Serbuk da/am wadah dosis ganda yang dalam rentang 90% sampai 115%, ulangi pengujian
mencantumkan penandaan volume untuk dengan 20 wadah tambahan. Volume rata-rata cairan
•cairan. oral yang dihasilkan bila serbuk dikonstitusi yang diperoleh dari 30 wadah tidak kurang dari I 00%
2115 Volume Terpindahkan <1261> I Lampiran Sup/emen Ill Farmakope Indonesia IV

dari yang tertera pada etiket, dan tidak lebih dari satu
wadah volumenya diluar rentang 95% sampai 110%,
tetapi masih dalam rentang 90% sampai 115% dari
yang tertera pada etiket., ·

' '

,
Sup/emen Ill Farmakope Indonesia IV Lampiran I U Volume Terpindabkan <1261> 2116

VRIO

Kurang dari 100% VE Tidak kurang dari I 00% VE

Vo!Ume dari 1 Volume dari I \yadah Tidak ada wadah yang


Tidak ada \vadah yang
wadah kurang dari atau lebih, kurang dari volumenya J..."Urang dari
volumenya kurang dari
95%VE 95% VE 95% VE
95%VE

·T
Uji mcmcnuhi
lJji tidak
syarat
1ncrnenuhi Tidak Jebih dari 1 wadah
Lcbih dari I \Vadah
syarat yang volu1nenya, kurang
yang volu1ncnya
dari 95% VE tetapi tidak
kurang dari 95% VE
kurang dari 90o/o \!E

A Il

Uji tidak
Uji tcrhadap 20 \Vadah tan1bahan men1enuhi "
syarat

~-~-~~-.--.-.
Kurang dari'JOO% VE
Tidak k-urang dari 100% VE

Tidak
mernenuhi Lebih dari 1 wadah Tidak lebih dari 1 wadah
syarat yang volumenya yang volumenya, kurang
kurang dari 95% VE dari 95% VE tetapi tidak
kurang dari 90% VE

Tidak Me1nenuhi
111cn1enuhi syarat
syarat

Gambar l. Alur skema untuk wadah dosis ganda (YR= Volume rata-rata, VE= Vo!Ume yang tertera pada etiket).,
2117 Volume Terpindahkan <1261> I Lampiran Srip/emen III Farmakope Indonesia IV

- I VR10

I
r Kurang dari I00% VE I Tidak kurang dari 100% VE I
I •
r I I
Volume dari 1 \\'adah Tidak ada wadah ya~_g_ Volume dari 1 wadah atau- Volume dari tiap wadah
atau lebih tcrletak diluar volumenya terletak diluar lebih terletak ~iluar rentang terletak di dalam rentang
rentang 95% sampai rentang 95o/o sampai 110% VE 95%·sampai 110% VE
95o/o sampai 11 Oo/o VE
110% VE

1 I l
Uji
Uji tidak Tidak lebih dari 1 wadah
Lebih dari I \vadah n1c1ncnuhi
memenuhi - yang volumcnya terlctak
yang volumenya - syarat
syarat diluar rentang 95%-1 lOo/o tcrletak diluar rcntang
tctapi 1nasih dalam rcntang 95% sampai 110% VE
- Q0°/n -11.') 0/n VF. .

A
l
B
t
Uji tidak
I Uji terhadap 20 wadah tambahan 1ncn1cnuhi
syar2t
l
I VRio I --
-
I
I
I Kurang dari 100% VE
I Tidak kurang dari 100% VE
I
I
Uji tidak Lebih dari I wadah Tidak lebih dari I wadah yang
memenuhi yang volumenya diluar volumenya terletak diluar
rentanJ 95% sampai rentang 95°/o -110% tetapi
syarat
110% VE masih dalam rentang 90% -
115% VE


Uji tidak Uji
memenuhi memenuhi
syarat syarat

Gambar 2 Alur skema untuk wadah dosis tunggal (VR =Volume rata- rata; VE= Volume yang tertera pada etiket) .•
Suplemen Ill Farmakope Indonesia IV Lampiran I Penimbangan dengan Timbangan Analitik.<1342> 2118

Tambaltan lampiran dipindahkan harus diikuti dengan penyesuaian suhu


lingkungan baru dan di_kalibrasi ulang:
"PENIMBANGAN DENGAN TIMBANGAN
ANALITIK <1342> Kalibrasi
Hidupkan timbangan dan diamkan selama tidak
Pcnimbangan adalah tahap yang sering dilakukan kurang dari 1 jam untuk mencapai kesetimban~an
• pada prosedur analitik dan timbangan adalah sebelum kalibrasi. (Timbangan mikro mungkm
perlcngkapan penting laboratorium analisis. Namun membutuhkan 24 jam untuk mcncapai
pe~imb_angan _adalah su"1ber kesalahan umum yan~ kesehmbangan). Jika pasokan listrik mati dan
• suht d1deteks1 pada hasil akhir analisis. Bab ini kemudian hidup kembali, timbangan jenis tertentu
bcrl~ku untuk timbangan elektronik; oleh karena itu, akan menampilkan pesan yang. menyatakan bahwa
~ag1an terten_tu ba.12._ ini tidak sesuai ·untuk jenis r
timbangan harus dikalibrasi ulang sebelum
t1mbangan lain. Prosedur penimbangaii terdii-i dari digunakan. Jika operator menyentuh bar· timbangan,
tiga langkah dasar yaitU: persiapan, pemeriksaan pesan akan hilang dan timbangan mungkin
timbangan, dan peni1nbangan bahan. menunjukkan nilai 0, ~kan tetapi timbangan tidak
akan memberikan basil yang benar sampai timbangan
PERSIAPAN <likalibrasi. Timbangan analitik elcktronik memilik.i
Langkah awal adalah mengumpulkan pcralatan sistem kalibrasi internal. Kalibrasi dilakukan pada
_yang scsuai sepcrti \Vadah untuk periimbangan, -suhu ruang.
'vadah untuk bahan sctelah ditimbang, pinset, pipet,
spatula dengan ukuran yang sesuai, dan s".bagainya. Ketidakpastian timbangan
Gunakan ukuran \Vadah yang tidak melarnpaui
kapasitas bcban tin1bangan. Pastikan \vadah yang PENGURANGANPERGESERAN
digunakan untuk menitnbang bahan, bersih dan '.crgeseran adalah salah satu k~salahan yang sering
kering. Kumpulkall bahan kimia bcrupa percaksi atau terJ3d!, dan iuga salah satu yang paling mudah untuk
larutan yang dibutuhkan. dikurangi atau dihilangkan. Pcrgeseran timbangan
Biasanya perlu penyiapan bahan yang akan dapat terjadi tanpa operator menyadari penyebabnya.
diti1nbang antara lain digerus atau dikcringkan. Lakukan pemeriksaan terhadap bahan yang akan
Bcbcrapa bahan pcrlu dipanaskan atau disin1pan di ditimbang, tin1banga1t ~an lingkungan laboratorium
lemari pendingin. Dahan perlu disesuaikan dengan untuk mengetahui sumber. kesalahan dan
suhu ruang penimbangan sebelum ditimbang. Un~uk n1engatasinya:
~enghindari kond.ensasi kclembaban, bahan yang di I. Pintu timbangan terbuka.
simpan dalam lemari pcndingin harus didiamkan 2. Suhu timbangan dan bahan yang ditimbang tidak
hingga suhu ruang sebelum \vadah dibuka. sama.
3. Bobot . bahan, yang ditimbang berkurang atau
PEMERIKSAAN TJMllANGAN bertambah. , · · ' · •
Langkah selanjutnya yang pcnting untuk diingat 4. Timbangan baru saja dipindahkan: belum
yaitu timbangan diperiksa setiap sebelum setimbang dengan lingkungan· baru atau belum
penimbangan, karena kesalahan mudah terjadi yang dikalibrasi ulang.
menyebabkan kesalahan pada data analitik. Pengguna 5. Aliran udara yang ada di laboratoriurn.
timbangan sehdrusnya memeriksa Lingkungan 6. Suhu dalam laboratorium berubah-ubah.
titnbangan, Kalibrasi, dan Ketidakpastian timbangan. 7. Timbangan tidak ditempatkan pada tempat yang
Jangan menganggap timbangan ditinggalkan dalam rata sesuai penyipat datar (water-pass).
kondisi siap pakai oleh pengguna scbelumnya. 8. Kegiatan laboratorium yang menimbulkan gctaran.
9. Terjadi gangguan pada bagian mekanik selama
Lingkungan timbangan penimbanga.n.
Timbangan ditempatkan pada tempat yang sesuai
dengan getaran dan aliran udara yang cukup rendah. GANGGUAN MEKANIK
Tin1bangan harus memiliki pasokan listrik yang Gangguan mekanik pada timbangan disebabkan
stabil. Tin1bangan dan sekitar area kerja harus dijaga oleh peregangan pegas yang berlebihan dan terutama
rapi dan tertib. Bersihkan piring tin1bangan dengan _ karena beban berlebih atau piring timbangan tertimpa
kuas atau alat lain sebelum digunakan. [Catatan beban secara tiba-tiba. Timbangan mikro san2at
Setiap orang yang menggunakan tin1bangan harus sensitif terhadap beban berlebih dan goncangan. s;.,
1nenjaga kebersihan /ingkungan tinzbangan, menggunakan timbangan mikro, atur tuas ke posisi
me1nindahkan \vadah dan a/at lain yang digunakan istirahat saat penambahan· atau pemindahan bahan;
dalam penimbangan]. Apabila suatu timbangan putar tuas ke posisi menimbang untuk menunjukkan
21 i9 Penimbangan dengan Timbangan Analitik <1342> I Lampiran Sup/emen III Farmakope Indonesia IV

bobot. Dalam beberapa hal pergeserari · 'akibat desim~I. lkuti petunjuk pabrik. Ambil anak
gangguan mekanik, dapat dihilangkan dengan timbangan baku dengan pinset, tempatkan hati-hati
membiarkan timbangan da!am keadaan hidup cukup pada piririg timbangan dan timbang. [Calatan Jangan
lama tanpa beban. Jika peregangan pegas berlebihan, menjatuhkan anak timbangan baku pada piring
diperlukan pemeriksaan menyeluruh terhadap tinibangan karena dapat nienyebabkan ke111sakan
timbangan tersebut. Dalam ha! perbaikan kekuatan timbangan]. Tempatkan anak timbangan di tengah
elektronik timbangan, pegas akan diganti dengan piring. Akurasi bobot tidak penting: faktor yang
baban lentur dan gangguan akan lebih halus . menjadi perhatian ada!ah apakah terjadi pcrgeseran.
Jika tidak terjadi pergeseran nilai seharusnya stabil.
PROSEDUR JAMINAN MUTU UNTUK Penimbangan secara berkala anak ti1nbangan baku
PENGUKURAN PERGESERAN TIMBANGAN ·akan mengetahui apakah papan atau tepi pisau pada ,
Dalam waktu yang lama, perge.!e<'an timbangan timbangan mekanik pada timbangan cjalam kondisi
dan perubahan lain dari hari ke hari diperiksa dengan rusak. Pemeriksaan .rergeseran pada posisi yang
menimbang anak timbangan baku secara periodik. paling sensitif akan mehu,njukkan kelainan: variasi
Pemcriksaan mt hendaknya dilakukan setelah berat yang diamati tidak inelebihi ± 0,2 mg. Contoh
timbangan dikalibrasi pada suhu }aboratorium. dcngan bcrat 20 gram jika nilai rata-rata yang tcrbaca
Perncriksaan ini scbaiknya dilak-ukan scbelum 19,9984 toleransi dari 19,9982 sampai dengan
penin1bangan pcrtama pada hari tersebut atau sctelah 19,9986 gram. Oleh karena itu, harus di lakukan
kejadian yang- mungkin menganggu kalibrasi bcbcrapa pc1nbacaan sebC'iu1n ri1enctapkan tolcrn.nsi.
timbangan (kegagalan daya, perpindahan tin1bangan [Catalan Anak tinzbangan baku ticlak perlu akurasi
kc lokasi baru, di!). Anak timbangan baku bcrbcntuk tinggi faJJi yang 11e11ting balnva massa stabil. Sebagai
sesuatu dengan 1nassa yang tctap dan stabil dan tidak ta111bahan, toleransi tidak berhubungan dengan nilai
tnelcbihi batas bcban tin1bangan. Bo bot yang · 0, 1%. seperti yang rertera pada. Ti1nbangan dan Anak
setimbang mcn1buat anak timbangan baku dapat Tinzbangan <41> untuk penilnbangan bahan secara
diandalkan. Tiap tin1bangan seharusnya dilengkapi akurat. Toleransi bertujuan untuk n1enyatakan
. dengan ~nak timbangan baku yang disimpan pada ke1nungkinan gangguan atau kesalahan kalibrasi;
\Vadah yang terlindung dekat timbangan. Prosedur toleransi ini dengan 111udah dicapai olelz tirnbangan
diba,vah ini untuk mcngurangi kesalahan ti1nbangan elektro11ik 111odern}.
dan kemungkinan kesalahan pcmbacaan karena
pergeseran : Tin1bang:1.n ntikro L.akukan scpcrti pada
1. Pastikan listrik pada timbangan hidup dan posisi Tilnbangan analitik, tctapi gunakan anak timbangan
penyipat datar bcrada di tengah indikator. baku ya.ng sesuai untuk timbangan khU$US. Contoh,
2. Lakukan kalibrasi tirnbangan analitik atau anak timbangan baku 100 mg dapat dipilih untuk
tiinbangan mik.ro. [Catalan Beberapa timbangan timbangan yang batas bcban 150 mg atau anak
111en1iliki tuas kalibrasi yang akan kemba/i pada timbangan baku I 0 mg dapat digunakan untuk
posisipenimbangan asa/. Jangan bergantung pada timbangan ultramikro dcngan batas beb,an 15 mg•
ka/ibrasi sebelumnya] (operator harus tahu kapasitas maksimum timbangan
3. Sctiap hari orang pertama yang menggunakan untuk memilih anak timbangan baku yang sesuai).
timbangan hendaknya menimbang anak timbangan Timbangan menunjukkan bobot dalam mg, catat
baku dan mencatatnya dala,m buku catatan bobot segera pada saat pembacaan stabil untuk
pemakaian timbangan untuk perbandingan dengan beberapa detik. Variasi penimb3.ngan seharusnya
pembacaan sebelumnya. Jika penyimpangan !ebih dengan rentang yang scpadan dengan spesifikasi .
besar dari ketentuan yang tercantum pada yang diberikan oleh pabrik tetapi tidak lebih dari
timbangan analitik dan timbangan mikro maka 0, I% dari bobot yang bahan ditimbang. Contoh, jika
harus dilakukan perbaikan. [Catalan Bobot anak bobot yang ditimbang I 0 mg, vanas1 pada
tilnbangan ba/.."11 cenden1ng bertambah selan1a penimbangan anak timbangan baku tidak me!ebihi
penyi111panan karena penanganan yang salah dan 0,01 mg.
terpapar kontarninan dari udara. Anak timbangan
in1 dopa! dibersihkan dengan menyeka PENIMBANGAN BAHAN
rnenggu11oka11 kain bebas partikel don Pada prosedur ana\itik diper\ukan pen1ilihan
dilen1babka11 dengan pelan1t yang sesuai seperti timbangan yang tepat. Kebanyakan analisis fannasi
dietil eter}. menggunakan scjum!ah kecil bahan, yang
memerlukan pembacaan tin1bangan hingga lima
Timbangan analitik Pilih anak timbangan baku desimal untuk mencapai akurasi yang diperlukan.
yang sesuai untuk menguji timbangan analitik. Jika Pembacaan penimbangan dengan empat desimal
mungkin atur timbangan untuk men1baca sampai lirna
Suplemen Ill Farmakope Indonesia IV Lampiran I Pcnimbangan dengan Timbangan Analitik <1342> 2120

biasanya dilakukan pada penimbangan mendckati mengatur sinyal dari 'strain gauge' ke 0 sehirtgga
jumlah dalam gram. Jangan membiarkan bahan bobot wadah tidak ikut ditimbang. Tambahkan bahan
tersisa pada tlmbangan untuk waktu yang lama yang ditimb.ang ke dalam wadah dan catat bobot.
karena dapat terjadi pcrubahan disebabkan oleh Pindahkan bahan yang sudah ditimbang ke dalam
intcraksi dengan air atau karbon dioksida dari udara. wadah akhir kemudian timbang kcmbali wadah asli
dengan menempatkan wadah ke posisi sama pada
Batas bcban piring. [Catalan Jangan r.iengubah pengaluran Iara
Pilih timbangan yang tcpat untuk jumlah dan tilnbangan antara dua penbnbanganj. Bobet kedua
• akurasi yang dibutuhkan. Tiap timbangan merniliki mcnunjukkan sisa bahan yang tidak terpindahkan.
batas beban yang scharusnya tidak dilampaui. Tiap Bobo! pertama dikurangi bobot kedua menunjukkan
pabrik timbangan menetapkan batas maksimum ~obot bahan yang dipindahkan.
beban dt>:i..batas tersebut betvariasi tergantung jenis
timbangan. Operator harus mengetahui batas terscbut METODE.2
sehingga tidak merusak timbangan. [Catalan Jika wadah kosong tidak dilara, masukkan bahan
Timbangan elektronik bekerja dengan prinsip "load yang ditimbang ke dalam wadah dan tempatkan
cell" yang menghasilkan keluaran elektrik sebanding wadah pada timbangan di tengah piring. Catat bobot.
dengan pergerakan "strain gauge" don ini Pindahkan bahan yang ditimbang ke dalam wadah
berbanding lurus bobot yang ditin1hang]. akhir. Ken1udian ti1nbang kemb~li \Vadah 3\\'al
dcngan n1cngen1balikan pada posisi'.sama pada piring.
Wadah Bobot kcdua n1cnunjuk1G1n ju1nlah bobot '"·ad::i.h dan
Wadah yang tepal untuk bahan yang ditimbang sisa bahan y"ang tidak terpind3hkan. Bobot pcrtama
harus dipilih. Bobet· \vadah ditambah bobot yang dikurangi bobot kcdua n1enunjukkan bobot bah2n
ditimbang tidak boleh melebihi beban maksimum yang dipindahkan.
tin1bangan; ukuran dan bentuk \•;adah harus scsuai
dengan ruang dan piring ti1nbangan tanpa METODE3
incngganggu kegiatan peniTnb<lngan. I-Jal yang Mctode ini menjclaskan pcn1iedahan kuantil.2.tif.
penting \vadah dala1u kcadaan bersih dan kering. Bahan ya~g ditin1bang din1asukkan p::i.da \Vadah yang
\Vadah yang unu1111 adalah botol tiinbang, corong telah ditara. 13obot ditcntukan olch sclisih antar2
timbang, Jabu, dan kcrtas ti1nbang. Wadah yang \\'adah bcri.:-: - bahan dan \\·adah kosong. Scluruh
bcnar tergantung pada jumlah dan tipe bahan yang bahan dipindahkan sccara kuantitatif (contoh
akan ditimbang ( cairan, padatan atau serbuk). Bejana menggunakan pelarut) ke wadah akhir.
dengan massa yang ringan sebaiknya dipilih saat
mcnimbang sejumlah kecil bahan. Disarankan
n1enggunakan sarung tangan, pinset, atau alat jenis PROSEDURKEAMANANPENANG~~AN
lain saat n1cnangani \Vadah, karena minyak dari BA HAN
tangan dapat mena1nbah bobot. Oper;tor hanis menget3.hul tiridakan pentegilhan
Corong limbang merupakan wadah yang paling seperti dijelaskan dalam lembar keselamatan kerja
memuaskan, karena dapat berfungsi sebagai cawan bahan scbelum penimbangan. Bahan berbahaya harus
timbang dan sebagai corong pemindah, sehingga ditangani dalam wadah tertutup yang memiliki filtrasi
memudahkan pemindahan ke dala1n labu tentukur. udara yang tepat. Banyak bahan mungkin sangat
Corong' timbang tersedia dalam herbagai ukuran: toksik, menyebabkan alergi dan mungkin berupa
pilihlah ukuran yang sesuai unluk penimbangan. cairan atau partikel halus. Masker yang menutupi
• Kertas timbang dapat digunakan untuk zal padat. hidung dan mulut harus digunakan untuk mencegah
Bila menggunakan wadah kcrtas harus hati-hati agar inhalasi serbuk kimia. Sarong tangan seharusnya
tidak tumpah. digunakan untuk mencegah kontak dengan kulit.
[Cata/an Penggunaan sarung tangan ada/ah prakrek
Pcnimbangan Tidak Langsung yang baik untuk penanganan berbagai bahan kin1ia.
Jika sarung tangan diperlukan untuk 1nenangani
Penimbangan biasanya dilakukan dengan tidak wadah selama penimbangan, operator harus
langsung. Metodc bcrikut dapal digunakan untuk n1enggunakan sarung langan, tidak hanya unruk
n1emperoleh hasil analitik yang baik: perlindungan diri lapi juga untuk n1encegah
penimbunan lembab dan n1inyak pada H·adahj.
METODE I Selama penimbangan operator mungkin terpapar
Tara wadah kosong seperti berikut. Tempalkan bahan mumi dengan konsentrasi tinggi; oleh karena
wadah pada timbangan di tengah piring, dan tekan itu setiap saat operator harus berhati-hati
tombol Iara pada timbangan. Hal ini secara elektrik mempertimbangkan kemungkinan teriebut.
2121 Penimbangan dengan·Timbangan Analitik <1342>/ Lampiran Suplemen Ill Farmakope Indonesia IV

Penimbangan dilakukan pada banyak jenis bahan pernah "mengemba/ikan kelebihan bahan ke wadah
yang berl>eda, seperti padatan yang besar, serbuk awal. Ke/ebihan bahan harus dibuang dengan cara
balus, dan cairan (kental atau tidak kental, mudah yang tepat].
menguap atau tidak mudah menguap}. Tiap jenis
bahan memerlukan penanganan khusus.- Penimbangan Cairan

Penimbangan Padatan Cairan mungkin mudah menguap atau tidak mudah


menguap dan kental atau tidak kental. Setiap jenis
Padatan dibagi dalam 2 bentuk yaitu potongan membutuhkan penanganan khusus. '
besar dengan atau tanpa serbuk pada permukaan dan
· serbuk halus 8lau hablur kecil. Jika menimbang PROSEDUR PENIMBANGAN
potongan besar dengan serbuk pada permukan, Lakukan penimbangan seperti yang •.!J!rtcra pada
sekurang-kurangnya satu kertas timbang ditempatkan Penimbangan tidak /angsung dengan tarnbahan
di piring timbangan untuk menjaga dari kerusakan. sebagai berikut. Cairan sebaiknya selalu ditimbang
Potongan bcsar yang tidak reaktif dengan permukaan pada wadah yang dapat ditutup sehingga tidak ada
tanpa serbuk dapat ditempatkan langsung pada piring bahan yang hilang. Langkah terbaik cairan
· (misal tablet salut). [Catalan Potongan padatan dirnasukkan ke dala111 \Vadah di luar tirnbangan
harus ditangani dengan pinset, t;dak boleh dengan karena adanya kctnungkinan tumpah. [CaJaJan
tangan}. Cairan yang· Junzpah pada a/Gt peninzbangan dapar
n1e11yebabkan kerusakan serius terhadap ti111bangan
MUATAN STATIS don lutnpahan cairan susah dihilangkan].
Serbuk halus memiliki kecendurungan Cairan yang tidak kental dapat ditangani dengan
menimbulkan muatan statis yang menyebabkan pipet Pasteur yang dilcngkapi dengan balon karct
partikel berterbangan. Muatan siatis harus seperti pipet penetes. Sejumlah kccil cairan kental
dihilangkan sebelum penimbangan. Gunakan alat dapat ditangani dcngan menyentuhkan pengaduk
antistatis untuk n1engurangi masalah ini. [Catatan pada penn 1.1kaan cairan dan dengan hati-hati
Beberapa a/at nJungkin menggunakan _konzponen menyentuhkan pengaduk kc sisi \Vadah yang akan
'piezoelectric'
. . .
atau sejumlah kecil elemen radioaktif
(sejenis poloniun1) untuk menghasilkan aliran ion
n1engalirkan bahan ke \vadah lain.

yang menghilangkan muatan sta1is serbuk yang Penin1bangan Dahan Korosif


ditimbang]. Muatan statis bergantung pada Banyak bahan kirnia seperti garam, bersifat
kelembapan relatif laboratorium yang bergantung korosif, dan jenis bahan ini tidak boleh tumpah pada
pada. kondisi lingkungan. Dalam kondisi tertentu piring timbangan atau rnasuk pada alat penimbangan.
rnuatan statis diakibatkan oleh pakaian yang Penting untuk lcbih berhati .. hati saat menimbang
digunakan operator, muatan statis ini menyebabkan bahan jenis ini.
kesalahan besar pada pcnimbangan.
KESIMPULAN
. PROSEDUR PENIMBANGAN Dengan mengikuti prosedur diatas secara hati-hati,
Teinpatkan wadah pada piring timbangan, tutup personil laboratorium akan mencegah kesalahan yang
pintu timbangan dan lakukan penimbangan seperti mungkin terjadi dalam penimbangan. Meskipun
tcrtera pada Penimbangan tidak langsung dengan demikian, penting setiap timbangan · dipelihara dan
tambahan sebagai berikut. Tambahkan bahan yang dikalibrasi secara teratur oleh personil terlatih dari
tehih diserbukkan menggunakan spatula sampai pihak internal maupun eksternal. Timbangan harus
jumlah yang diinginkan secara hati-hati. Hindari diuji menggunakan anak timbangan yang tertelusur
tumpahan. Tutup pintu timbangan dan catat bobot ke standar nasional maupun internasional. Perbaikan
segera saat timbangan menunjukkan pembacaan yang timbangan harus dilakukan oleh personil yang
stabil. kompeten •.

TUMPAHAN
J ika padatan tumpah, pindahkan wadah dan
bersihkan bahan yang tumpah dari timbangan. Bahan
yc,;:g tumpah harus dibuang dengan tepat dan tidak
b"leh disingkirkan ke meja timbangan sehingga
operator lain mungkin kontak dengan bahan tersebut. .
Keimidian dapat memulai proses menimbang atau
menimbang kembali sisa bahan. [Catatan Jangan
Suplemen III Farmakope Indonesia IV Lampiran I Cara Berlaboratorium Mikrobiologi
· yang Baik 2122

Ta"1baha11 La111piran: melarutkannya harus diperhatikan suhu tidak terlalu


"CARA BERLABORATORIUM panas. Untuk media yang tidak tahan pemanasan
MIKROBIOLOGI YANG BAIK <1352> tidak boleh terlalu Jama atau ierlalu singkat. Peralatan
yang digunakan untuk persiapan media harus sesuai
PENDAHULUAN dan memungkinkan untuk mengendalikan
Cara berlaboratorium mikrobiologi yang baik pemanasan, pengocokan yang konstan dan
(CLMB) pada laboratorium mikrobiologi terdiri dari pencampuran media. Warna media yang lebih gelap
aktivitas yang bergantung pada beberapa prinsip dari sebelumnya · menunjukkan pemanasan yang
• yaitu teknik aseptik, penga\vasan media, penga\vasan berlebihan (Reaksi lipe Mailliard atau
galur uji, pengawasan peralatan, pcncatatan dan "nonenzymatic browning''). Bila diperlukan
evaluasi data yang_ teratur dan pelatihan staf penambahan bahan tambah~n ke da!am media, maka
laboratorium. Karena variabilitas data mikrobiologi, •-<etelah penambahan harus diiakukan pencampuran
reliabilitas dan reprodusibilitas bergantung pada yang memadai.
penggtmaan metode yang diterima dan kepatuhan Penyiapan media dalam alat gelas yang kurang
tetliadap praktek labcratorium yang baik. bersih dapat menyebabkan masuknya zat penghambat
ke dalam media. Zat penghambat dapat berasal dari
PERSJAPAN DAN KENDAL! MUTU MEDIA residu deterjen saat alat gelas dibersihkan atau dari
bahan yang digunakan dalanl alat gelas tersebut
· Persiapan 1\tcdia sebelumnya. Pastikan pencucian 3.Iat geias tclah
n1enghilangkin cemaran dan bahan asing. Sisa
h1cdia biakan adalah dasar untuk scbagian bcsar deterjcn yang digunakan dibilas dcngan air destilasi
uji n1ikrobiologi. Oleh karcna itu, pemeliharaan ·n1utu Lihat Pencucian l'eralatan Kaea scbagai petunjuk
media mcrupakan faktor pcnting untuk kcberhasilan tambahan.
uji 1nikrobiologi. Pcrsiapan media, pcnyin1panan Stcrilisasi media harus dilakukan dcngan
yang bcnar, dan pengawasan mutu dapat menjan1in parameter yang discdiakan oleh produscn atau
konsistcnsi perscdiaan media bermutu tinggi. divalidasi oleh pengguna. Media siap-pakai
Pcmilihan media yang benar atflu kon1ponen untuk komersial harus mcnyediakan dokumentasi mctode
,, n1en1buat 1nedia, harus berasal dari sumber dan acuan stcrilisasi yang <ligunakan. Idcalnya produscn
yang jelas. Media kcring dan media siap-pakai selalu menyediakan Ja1ninan Tingkat Sterilitas (JTS) dari
dilengkapi dcngan petunjuk pcmbuatan dari media, terhadap indikator biologi yang diakui.
produsen. Perbedaan jenis media mungkin Penggunaan otoklaf dengan pemanasan-basah
menyebabkan perbedaan persyaratan persiapan merupakan teknik sterilisasi yang lebih dipilih,
(misal pcmanasan, zat tambahan, ::ian pengaturan kccuali misal jika diperlukan pendidihan, untuk
pH). Petunjuk ini penting diikuti untuk menjamin menghindari kerusakan komponen media yang tidak
rnutu media. Media siap-pakai dilengkapi dengan tahan panas. Sterilisµsi dengan penyaringan mungkin
scrtifikat analisis yang menerangkan batas tanggal juga Jebih sesuai untuk beberapa formula.
kadaluarsa dan kondisi penyimpanan. Dan juga Efek cara dan kondisi sterilisasi media harus
organisme untuk pengujian dalam kemarnpuan uji divalidasi dengan uji sterilitas dan uji fertilitas.
fertilitas dan selektivitas media. Sebagai tambahan, jika sterilisasi dengan panas-
Air adalah pelarut umum untuk media basah, kinerja otoklaf ha.rus divalidasi untuk
rnikrobiologi. Air mumi sering digunakan, untuk menjamin ketepalan distribusi pauas untuk beban
persiapan media, tetapi dalam kasus tertentu mungkin atau volume yang dipilih .. Secara khusus produsen
cukup rnenggunakan air deionisasi atau air destilasi. menyarankan penggunaan kinerja otoklaf pada suhu
Volume air yang digunakan hendaknya dicata'.. 121°C selama 15 menit menggunakan <itoklaf yang
Persiapan media yang konsisten memerlukan tervaiidasi . Kondisi ini diterapkan_ untuk waktu dan
penimbangan yang akurat dari media kering atau suhu media. Pengaturan bahan dalam otoklaf
unsur utama media. Untuk formula media hendaknya memepengaruhi kecepatan pemanasan, sehingga
digunakan timbangan yang dikalibrasi dengan dibutuhkan waktu yang lebih Jama untuk bahan yang
rentang penimbangan berat yang sesuai. Hendaknya Jebih banyak. Meskipun demikian wak1:U untuk
digunakan \vadah penimbangan dan peralatan yang sterilisasi akan tergantung pada volume media dan
bersih (contoh spatula) untuk mencegah bahan asing beban otoklaf. Otok!af yang kenaikkan suhunya
yang mungkin mengubah komposisi akhir media dari Jambat dapat menyebabkan pemanasan media yang
formula awal. Bobot komponen hendaknya dicatat. berlebihan. Oleh karena itu validasi kinerja sterilisasi
Media kering harus dilarutkan dengan sempurna harus diperhatikan untuk memberi JTS minimal yang
sebelum dicampur dan disterilkan. Untuk media yang dipersyaratkan, keseimbangan kebutuhan media steril
rnemerlukan pemanasan yang perlu dipanaskan untuk terhadap kecenderungan media mengalami degradasi
2123 Cara Berlaboratorium Suplemen III Farmakope Indonesia IV
Mikrobiologi yang Baik<l352>/ f:ampiran

> '-"{

di bawah kondisi pemanasan yang berlebiharr. media disarankan.menggunakan tangas air atau aliran
Setelah sterili~asi, media segera dikeluarkan dari uap air._Dapat menggunakan oven "microwave" dan
otoklaf untuk mencegah kerusakan. Sterilisasi yang lempeng pemanas, tapi harus hati-hati · untuk
tidak baik dapat menghasilkan perbedaan dalam mencegah kerusakan media karena panas berlebihan.
perubahan wama, kej~mihan, n.erubahan kepadatan Dan juga mencegah kemungkinan melukai personil
atau pergcscran pH dari rentang yang disarankan lab0ratorium akibat pecahan kaca dan terbakar.
pro du sen. Media agar cair dapat disimpan dalam tangas air
pll tiap bets media harus diukur setelah terkendali pada suhu 45-SO'C selama tidak lebih dari
didinginkan hingga suhu ruang (25°), ambil sebagian 8 jam. Harus diperhatikan, saat menuangkan media
sarnpel secara aseptik untuk pengukuran. Disarankan dari wadah yang terendam dalam tangas air, untuk
menggunakan "probe" pH yang datar untuk mencegah tetesan air masuk ke dalam media steril.
mengukur pH permukaan agar dan "probe" celup Kerirfgkan bagian luar wadah sebelum ffienuangkan
· untuk cairan. pH media harus dalam kisaran ± 0,2 media.
dari nilai ·yang disarankan oleh produsen, kecuali Pcmbuangan media k-ultur yang digunakan (misal
rentang yang lebih lebar dapat diterima oleh mctode media kadaluarsa) harus mengikuti prosedur
yang telah divalidasi. keselamatan bahan biologi bcrbahaya.
Media yang telah disiapkan harus diperiksa dengan
menga1nati lctnpeng d~n tabung media terhadap: Pengujiau untuk Kcndali I\1utu
• Kerctakan \Vadah atau tutup J\1edia pertun1buhan dapai dibuat di \aboratorit1.n1
• Pengisian \vadah yang tidak scragan1 dari n1asing-n1asing komponen.Untuk ke1nudahan,
• Dchidrasi yang mengakibatkan retak atau banyak laboratorium r:nenggunakan media kering atau
cekungan pada pcrmukaan n1edia padat n1edia siap-pakai dalam bentuk lempeng atau tabung.
• 1-Iernolisis Produsen media berusaha n1enstandarkan bahan 'baku
• Terjadi perubahan \Varna atau menjadi lebih. gelap dari sumber biologi, tetapi selalu rnenghad<1pi
• Pcmbentukan kristal dan kcmungkinan pembekuan perbc<laan yang tidak dapat dihindari dalan1 bah.1n
• Gelembung dengan jumlah yang berlebihan baku yang berasal dari sumber alam. Oleh karcna itu
variabilitas media dari lot kc lot harus diperhatik<in.
• Kontan1inasi mikroba
• Kincrja media yang disiapkan laboratorium atau ok.:h
• Status indikator redoks Uika diperlukan)
produscn sangat bergantung pada penyiapanny.1.
• Pen1eriksaan clan pencatatan non1or bets dan
Penyiapan media yang tidak benar, ·dapat
tanggal kadaluarsa. rnenyebabkan kondisi pertumbuhan atau "recove1y''
• Sterilitas media - n1ikroba yang tidak memuaskan clan basil yang tidak
dapat dipercaya.
Penyin1panan l\1edia Pengujian untuk kendali mutu harus dilalllkan
Periu dipcrtimbangkan dengan baik transportasi pada semua media yang. disiapkan. Uji yang selalu
dan penyimpanan media oleh produscn &tau suplier dilakukan untuk media yang dibuat sendiri adalah
sebelum sampai ke pengguna. Produsen media harus pH, uji fe.rtilitas dan uji stabilitas secara periodik
menggunakan kondisi transportasi dan penyirD.panan untuk memastikan tanggal kadaluarsa.
yang dapat mengurangi kelembaban, pengendalian Bila media mikrobiologi buatan sendiri sudah
suhu, dan perlindungan mekanik. di,iapkan dan disterilkan dengan baik menggunakan
Media harus diberi label yang rnencantumkan metode yang telah divalidasi, uj i fertilitas mungkin
nomor bets atau lot, penyiapan, tanggal kadaluarsa dibatasi untuk tiap lot media kering berikutnya, ,
dan identifikasi media. Media harus disimpan sesuai kecuali jika dinyatakan lain oleh metode resmi. Jika
petunjuk produsen. Media buatan sendiri harlJs penyiapan media tidak divalidasi, maka pada setiap
disimpan pada kondisi yang telah divalidasi. Jangan bets media harus dilakUkan uji fertilitas. Mikroba uji ~
menyimpan media agar pada suhu ~ o· karena dapat dipilih dari yang tercantum pada buku uji resmi
pembekuan · dapat merusak struktur gel. Lindungi berdasarkan petunjuk produsen untuk media khusus,
penyimpanan media dari paparan cahaya dan suhu atau isolat mikroba yang mewakili lingkungan.
yang berlebihan. Sebelum disimpan lama,. lempeng Tanggal kadaluarsa pada media harus didukung uji
agar hendaknya ditempatkan dalan1 bungk.-usan atau
fertilitas untuk menunjukkan bah\va kinerja media
wadah yang dapat mencegah menurunnya
masih memenuhi kriteria penerirnaan sampai dengan
kelembapan.
tanggal kadaluarsa. Lamanya wak'lu paruh dari bet>
Pelelehan kembali media padat dari wadah asli
media akan bergantung pada stabilitas komposisi dar,
hanya boleh dilakukan sekali untuk menghindari
penurunan kualitas media akibat pemanasan
berlebihan atau mudah terkontaminasi. Pe!elehan
Suplemef' III Farmakope Indonesia IV Lampiran I Cara Berlaboratorium Mikrobiologi .
yan;; Baik 2f24

fonnulasi pada kondisi 1'.husus yang ditetapkan divalidasi. Teknik Lllt Benih direkomendasikan
misalnya jenis wad ah dan penutupan. untuk penyimpanan biakan persediaan. Sampel a~Ji
Jika bets media tidak memenuhi persyaratan uji dari koleksi biakan nasional ditumbuhkan kembali
fertilitas, barns dicari penyebabnya. Pemeriksaan pada media yang sesuai. Biakan persediaan dari
tennasuk rencana tindakan perbaikan untuk pemindahan atau pasase pertama disuspensikan
mencegah masalah ternlang kembali. Setiap lot yang dalam media •c1yoprotective', kcmudian dimasukkan
tidak memenuhi syarat tidak boleh digunakan, jika ke dalam vial-vial, dan dibekukan pada suhu -30. atau
tidak diketahui penyebabnya atau cara untuk lebih rendah sampai digunakan. Galur mikroba dapat
• memperbaikinya. disimpan pada waktu yang tidak terbatas pada suhu
Bebernpa pereaksi yang digunakan untuk tujuan -70° atau dalam bentuk beku kering. Galur mikroba
diagnostik dapat digunakan untuk identifikasi dalam bentuk se_diaµ beku ini dapat digunakan untuk
mikroba, n1isalnya pc\vama Gram dan pereak*:rt- uji ino!.."lllasi biakan kerja (working culture) bu!anan atau
oksid:tse~ Pcreaksi tersebut mungkin rnemiliki sifat · mingguan. Jika persediaan beku sudah dibuka maka
yang dapat diuji dengan pengendalian mutu sama sisa suspensi sel tidak dapat digunakan kembali.
dengan media mikrobiologi. Pilih mikroorganisme Untuk n1encegah peiUbahan fenotif biakan, pasase
baku dengan kendali mutu yang benar n1engikuti subkultur harus tertelusur dan mengik."Uti p:osedur
petunjuk produsen dan lakukan uji pendahuluan biakan kerja.
sebelum mcnguji sampel diagnostik yang tidak Satu · pasasc didefinisikan sebag3:i pcmindahan
dikctahui. mikroba dari biakan hidup. ke.. ;.n1edia segar yang
l-larus ada pcrhatian khusus pada . media yang mampu menumbuhkan miki-Oorganis1ne. Sctiap
digunakan dalam studi monitoring lingkungan. Media bentuk subkultur dianggap sebagai satu pasase I
yang digunakan untuk monitoring Iingkungan area pl!mindahan.
k.ritis harus dikcinas rangkap dan disterilsasi. Jika
sterilisasi akhir tidak dilakukan, mal:a media harus di PEMELIHARAAN PERALATAN
prc-inkub3si dan dipcriksa sclurulmya sebelu111 LABORATORIUM
digunakan. l1al ini akan 1nencegah kontan1inasi dari Scbagian bcsar pcralatan laboratoriu111 ( inkubator.
luar yang diba\va ke dalam lingkungan yang tangas air clan otoklaf) harus divalidasi untuk
tcrkcndali dan akan mcncegah basil positif palsu. k."Ualifikasi al at, kuali fikasi operasional dan
Lah.l.lkan vcrifikasi jika menambah ketebalan agar k.l.lalifikasi kinerja. Biasanya dipcrlukan ta1nbah:u1
pada lempcng kontak pcnnukaan. kalibrusi sccara periodik (umu1nnya sctiap tahun).
Peralatan baru yang digunakan untuk pengujian,
PEMELJHARAAN BIAKAN M!K.ROBIOLOG! han.1s memenuhi syarat sesuai proscdur yang
Spesimcn biologi rnemerlukan standar penanganan disetujui oleh unitjaminan mutu.
tersendiri karcna kelangsungan bidup dan Alat (pH meter dan spektrofotomcter) yang
karakteristiknya bergantung pada penanganan dan digunakan di Jaboratorium mikrobi9logi h~rus di
penyimpanan yang sesuai. Untuk meminimalkan kalibrasi dengan jad\\'al teratur dan diuji untuk•
kontaminasi dan pernbahan karakteristik verifikasi kinerja secara rntin. Frekuensi kalibrasi dan
pertumbuhan diperlukan standar penanganan dan verifikasi kinerja akan bervariasi bergantung pada
penyimpanan oleb laboratorium. Un~Jk mendapatkan tipe alat dan pentingnya peralatan untuk
basil yang konsisten, diperlukan per!akuan ya~g bati- kelangsungan data di laboratorium.
hati dan konsisten pada biakan persediaan. Biakan
untuk pengujian resmi barns berasal dari koleksi TATA LETAK DAN PENGOPERASIAN
biakan nasional. Biakan dapat diperoleb dalam LABORATORJUM
bentuk beku, beku kering, agar miring, atau bentuk . Tata Letak dan rancangan laboratorium harus
siap-pakai. Konfinnasi kemurnian dan identitas di.5esuaikan dengan persyaratan Cara
biakan harns sudah dilakukan sebelum digunakan Berlaboratorium Mikrobio/ogi yang Baik dan
dalam pcngujian untuk kendali inutu. Biakan siap- kearnanan laboratorium. Perlu diperhatikan
pakai memerlukan konfinnasi kemumian 1 identitas kontaminasi .silang terhadap biakan mikroba barns
dan konsentrasi inokulum. Konfim1asi identitas galur dihindarkankan dan sempel mikrobiologi harus
mikroba yang biasa digunakan di laboratorium, harus dikerjakan dalam lingkungan yang dapat mencegab
dilakukan pada tingkat analisis genotif (sebagai kontaminasi.
contoh "fingerprint" DNA, "gene sequencing" 16S Secara umum laboratorium harus dibagi menjadi
rRNA, atau analisis PCR menggunakan "probe" area bersih atau aseptik dan area biakan hidup. Area
tervalidasi yang sesuai). atau lingkungan dimana sampel produk steril
Persiapan dan resusitasi biakan barns mengikuti dikerjakan dan diinkubasi harns steril. Jika
petunjuk pemasok atau metode yang dibuat dan telah pemisahan area bersih atau aseptik dan area biakan
2125 Cara Berlaboratorium Suplemen ill Fannakope Indonesia IV
Mikrobiologi yang Baik<l352>i Lampiran

hidup tidak sempurna, maka harus ada pemisah dan tlan biakan sel yang digunakan dalam pembuatan
dilakukan pengerjaan aseptik untuk mengurangi lsediaan biologi, harus dilakukan di bawah kondisi
kemungkinan kontaminasi secara tidak sengaja. terkendali. Teknik isolasi dapat digunakan untuk
Pemisah tersebut termasuk pakaian pelindung, pengujian kritikal sterilitas, karena telah terbukti
sanitasi, dan prosedur desinfeksi serta penggunaan memiliki tingkat pencemaran lingkungan lebih
biological safety cabinet (BSC) yang dirancang rendah dibanding ruang bersib dan lebih sedikit .
hanya untuk pekerjaan bersih dan aseptik. memberikan basil positif palsu. Validasi teknik
Hams tersedia prosedur penanganan tumpaban dan isolasi. yang tepat penting untuk menjarnin
kecelakaan biakan bidup. Semua tenaga teknis harus persyaratan lingkungan yang baik dan mencegab '
terlatih. kemungkinan basil negatif palsu sebagai akibat dari
Beberapa sampel yang menunjukkan adanya desinfeksi secara· kimia .dari bahan yang digunakan
pertumbuhan mikroba selanjutuya memerlukan dalam teknik isolasi.
. atialisis laboratorium · untuk mengidcntifikasi
kontaminan. Bila dideteksi ada pertumbuhan, maka PELATIHAN PERSONIL
sampel barus segera dipindahkan dari area bersih ke
area biakan bidup. Subkultur, pewamaan, identifikasi Setiap personil yang terlibat dalam pengujian
mikroba, atau investigasi operasional lain harus produk farmasi harus mcmiliki pendidikan,
dilal-ukan di area biakan hidup. Jika mungkin tiap ketrampilan dan pengalaman untuk melakukan
sampel yang mengandung pertumbuhan koloni, harus pekerjaannya. · Pengujian mikrobiologi men1butuhkan
tidak dibuka pada area bersih laboratorium. staf, penyelia, dan manajer dengan latar belakangan
Pernisahan secara hati-hati terhadap sampel dan mirkobiologi atau yang berkaitan dcngan ilmu
bahan-bahan tcrkontaminasi akan mengurangi hasil biologi. Mercka barus bertanggungjawab, dan
positif palsu. memclihara ketcrampilan se.rta pengalaman mcrcka.
Petugas sampling tidak belch masuk atau bekerja Untuk menjalankan laboratorium mikrobiologi
di area penanganan . biakan hidup, kecuali dengan dipcrlukan proscdur opcrasional yang sesuai.
tindakan pencegahan, tennasuk mcmakai baju Prosedur ini harus n1cmiliki dua tuj uan dalam
pelindung, sarung tangan dan me1ak-ukan sanitasi program pclatihan. Pertama, Prosedur Operasional
tangan pada waktu keluar. Staf yang bertugas pada Baku (POB) menjelaskan mctodologi yang harus
kegiatan sampling, terutarna yang berkaitan dcngan diikuti ahli n~ikrobiologi untuk rnendapatkan hasil
proses aseptik, harus tidak bekerja di sekitar area akurat dan keberulangan. sebingga dapat dijadikan
biakan hidup. Juga selurub sarnpel mikrobiologi dasar pelatihan. Kedua, dengari menelusuri judul atau
hams ditangani secara. aseptik, termaSuk dalam jumlah prosedur operasiona:, yang telah dikuasai oleh
menjaga produk yang tidak steril. Jika seorang ahli mikrobiologi dapat diidentifikasi jenis
rnemungkinkan semua sampel. mikrobiologi barus pelatiban yang telah diterima oleb abli mikrobiologi
ditangani di ba\\'ah kondisi aseptik dalam area untuk melaksanakan pekcrjaannya.
khusus'. ' ' ' Setiap staf laboratorium harus mengikuti program
Perlu diperhatikan selalu ada kemungkinan pelatiban khusus untuk dapat melaksanakan
kontaminasi mikroba pada sampel yang tugasnya. Mcreka tidak diperkenankan melakukan
menyebabkan basil positif palsu. Karena itu perlu uji mikrobiologi tanpa penyeliaan sebelum memiliki
lindakan penccgaban dengan pengerjaan secara kualifikasi untuk melaksanakan uji tersebuL Catatan
aseptik. Fasilitas sampling termasuk peralatan yang dan pendokumentasian pelatiban mikrobiologi barus
steril harus sesuai sebingga sampling bahan baku dan selalu dimutakhirkan.
zat tambaban dapat' dilakukan dalam kondisi Penilaian kinerja secara berkala adalah modal yang
terkendali termasuk ''gowning" yang tepat. baik dalam kualitas data. Uji kinerja ini barns dapat
Sistem sampling tidak selalu dapat dilakukan memberikan bukti kompetensi laboratorium '!
dalam keadaan aseptik, oleb karena itu reliabilitasnya mikrobiologi seperti kebersihan, pembua!an lempeng,
harus dikompromikan. teknik aseptik, dokumentasi dan lainnya.
Metode sampling untuk lingkungan barns Ahli mikrobiologi yang bertanggung jawab atas
mempunyai penanganan aseptik minimal untuk manajerial harus memiliki pendidikan yang sesuai
peralatan sampling dalam keadaan isi maupun dan pelatihan "in-house" dalam keterampilan
kosong. Bila memungkinkan peralatan sampling penyeliaan, kean1anan laboratorium, penjad\valan,
dh-;ertai n1edia rekoveri mikrobiologi pada lingkungan penelusuran laboratorium, teknik penulisan laporan,
ym1g menjadi sampel.
Semua pengujian di laboratorium yang
menggunakan prosedur pengujian kritikal, seperti uji
steril.itas bentuk sediaan, produk rnahan, kultur benih
Suplemen Ill F armakope Indonesia IV Lampiran I Cara Berlaboratorium Mikrobiologi
yang Baik 2126

POB yang relevan, dan aspek penting lain dari data harus dicoret dengan garis tunggal dan diparaf.
pengelolaan laboratorium. Data asli tidak boleh dihapus atau ditutupi.
Hasil pengujian terinasuk angka lempeng awal,
harus memungkinkan pemeriksa menghitung kembali
DOKUMENTASI perolehan ha.ii akhir. Metode untuk analisis data
barus disebutkan rinci dalam POB.
Dokumentasi harus menggambarkan bahwa Semua catatan laboratorium harus diarsipkan dan
pengujian dilakukan di laboratorium dengan metode dilindungi dari kerusakan. Harus ada program baku
• terkendali. Hal ini mencakup antara lain: penyimpanan rekaman dan pengambilan kembali.



Pelatihan mikrobiologi dan verifikasi keahlian.
Validasi peralatan, kalibrasi, dan pemeliharaan. INTERPRETASI HASIL PENGUflAN ·-
• Kinerja peralatan selama pengujian (contoh
rekaman 24 jam / 7 hari) ·Hasil uji mikrobiologi sulit diinterpretasikan
• Pembuatan, pemeriksaan sterilitas dan uji dengan beberapa alasan penting : (I) Mikroba ada
fertilitas dan sclektivitas media. dimana-rnana di alam dan mencemari Jingkungan,
• Persediaan media dan pengujian mutu media. terutama organisme yang berhubungan· dengan
• Uji kritikal yang harus dilakukan scsuai dengan manusia mengganggu ~naUsis : m.ikrobiologi;

proscdur. (2) Analis berpotensi untuk mengkontaminasi sclama


• Data dan pcrhitungan yang telab divcrifikasi. penanganan sampel atau .-proses di laboratorium; (3)
Mikroba tidak mungkin tersebar merata dalam
• Laporan yang diperiksa oleh unit jaminan mufU
sampel atau lingkungan dan (4) Uji mikrobiologi
a tau manager yang bertanggung jawab.
memberikan basil yang sangat bervariasi. Oleb
• Pcnelusuran peny1mpangan data (jika
karena itu perbedaan kecil dari basil yang dibarapkan
dipcrlukan).
menjadi tidak bermakna.
Karena karekteristik analisis mikrobiologi tersebut,
PEMELIHARAAN REKAMAN LABORATORJUM
studi Iaboratorium harus dilak-ukan dengan hati-hati
untuk menghindari kontaminasi dari luar seperti
Perekan1an data dan kajian yang tepat sangat'°
dinyatakan sebelumnya pada bab 1m. Sama
penting bagi keberhasilan labora.torium mikrobiologi.
pentingnya, hasil harus diinterpretasikan dari
Prinsip utama adalab bahwa pengujian barus
pertimbangan perspektif mikrobiologi yang Juas,
dilakukan sepcrti yang tertulis dalam POB. POB
tidak banya dugaan kontaminan alami, tetapi
harus ditulis untuk menjelaskan pengujian barus
kemungkinan adanya organisme yang bertahan hidup
dilakukan. Buku catatan labcratorium harus mcrekam
dalam zat aktif, bahan tambahan atau lingkungan
semua hat penting secara rinci untuk memastikan
pcngujian. Sebagai tambah::m, karakteristik
kebenaran data. Laporan tertulis laboratorium
pertumbuhan mikroba harus dipertimbangkan
minimo.l mencakup bal berikut :
(khususnya untuk pertumbuban jamur filamentous
• tanggal dalam media cair).
• bahan yang diuji Jika basil yang diamati tidak sesuai dengan yang
• nama penguji dinyatakan dalam monografi, atau target kuantitatif
• nomor prosedur yang diinginkan, maka diperlukan investigasi untuk
• dokumen basil uji menemukannya. Ada dua alasan jelas untuk
• penyimpangan Uika ada) pengamatan kontaminasi mikroba yang tidak
• parameter terdokumen (peralatan, mikroba memenuhi target atau persyaratan: I).. Mungkin ada
biakan persediaan dan media yang digunakan) kesalahan laboratorium atau kondisi lingkungan
• tandalangan manajemen I pemeriksa kedua laboratorium yang mengakibatkan hasil yang tidak
Setiap bagian kritikal dari peralatan, harus dicatat valid, atau produk mengandurig kontaminan atau
di dalam laporan tertulis dan semua peralatan harus jenis kontaminan spesifik di luar tingkat atau batas
dikalibrasi dengan jadwal terdokumentasi dalam POB yang ditetapkan atau terbatas. Dalam kasus ini,
dan catatan pemelibaraan. Bila perlu logbook atau manajemen laboratorium harus diberitabu. Pada
formulir harus tersedia dan mendukung buku catatan beberapa kasus, manajemen umum harus segera
laboratorium. Subu peralatan {penangas air, diberitabu. .
inkubator, otoklaf) barus dicatat dan mampu telusur. Evaluasi secara lengkap dan komprehensif tentang
POB yang berlaku dan revisinya harus dicatat situasi di sekitar hasil, harus dilakukan. Semua
secara jelas dalam lapcran tertulis. Perubahan dalam 'kondisi mikrobiologi atau faktor yang dapat
,-o~- ...

·2127 Prosedur Disolusi: Suplemen Ill Farmakope Indonesia IV


Pengembangao dao Validasi<l353>/ Lampiran

mempengaruhi kondisi yang diamati harus benar- . p~~bedaan antar bets ketika tidak ada perbedaan
----benar dipertimbangkan, termasuk- besamya-' ---- ----- -bermaknac yang,-.diamati dalam in __ vivo. SituasL inL __ _
penyimpangan dibandingkan dengan batas atau memerlukan evaluasi saksama apakah prosedur
tingkat yang telah ditetapkan. Hal ini sangat penting (erlalu sensitif atau memang mampu membedakan
untuk diketahui apakah temuan tersebut bermakna dengan tepat. Menilai basil dari beberapa bets yang
secara statistik mengingat variabilitas pengujian. memperlihatkan variabi!itas khas dalam parameter
Lingkungan laboratorium, kondisi perlindungan di komposisi dan pembuatan, dapat membantu dalam
tempat sampling, riwayat temuan mengenai bahan evaluasi ini. Kadang-kadang merupakan ha! yang
yang diuji, dan sifat alami bahan, terutama yang berharga, untuk secara scngaja membuat variasi
berkaitan dengan kelangsungan hidup atau proliferasi parameter pembuatan, seperti lubrikasi, \vaktu
mikroba yang oerhubungan dengan materi, harus pencampuran, gaya tekan, ataU parameter
dipertimbangkan dalam investigasi.
tambahan, wawancara dengan analis laboratorium
Sebagai pengertngan, untuk lebih lanjut mencirikan
kemampuan pembedaan dari prosedur.
·-
mungkin dapat memberikan informasi sehubungan Dengan mempertimbangkan stabilitas, uji disolusi
dengan pelaksanaan pengujian yang sebenamya akan harus menunjuklan perubahan yang sesuai tcrhadap
berguna dalam menentukan realibilitas hasil dan sediaan obat dari waktu ke waktu yang disebabkan
tindakan program pelatihan yang tepat Jika kegiatan oleh suhu, kelembaban, fotosensitivitas dan ha!
· labora;orium teridentifikasi sebagai penyebab hasil lainnya.
uji tidak sesuai, rnaka hc.rus dilakukan rencana Suatu uj1 yang dirancang dcngan- baik, harus
tindakan perbaikan untuk menyelesaikan masalah. 1nemberikan data yang tidak terlalu bcrvariasi dan
Setelah persetujuan dan pelaksanaan rencana tidak dikaitkan dengan masalah stabilitas yang
tindakan perbaikan, situasi harus dipantau secara bermakna dari larutan analitik. Variabi!itas yang
hati-hati dan ditentukan tindakan perbaikan yang tinggi dari hasil uji, menyebabkan sukar untuk
memadai. melakukan identifikasi kecenderungan atau efck dari
Jika hasi! pengujian tidak valid berdasarkan pada perubahan fonnulasi. 1-lasil diso\usi dapat sangat
temuan kesalahan yang timbul, tindakan perbaikan bervariasi jika simpangan baktJ relatif (SBR) Jebih
harus didokumentasikan. L.aboratorium juga harus besar dari 20% pada titik waktu tidak lcbih dari
mempunyai prosedur untuk uji konfinnasi (uji ulan<g). I 0 men it atau kurang dan lebih besar dari I 0% pad a
Apabila peraturan khusus dari regulator atau titik waktu selanjutnya. Namun, kcbanyakan hasil
panduan . resmi tidak mengatur pelaksanaan uji disolusi menunjukkan variabilitas yang kurang dari
investigasi, laboratorium dapat melakukan UJt nilai tersebut diatas. · Jika mungkin, somber
konfirmasi dengan contoh yang baru •· variabilitas harus diinvestigasi dan harus dilakukan ·
usaha untuk menguranginya. Dua penyebab yang
paling mungkin adalah formulasi (contoh: zat aktif,
' ' Tambalran /ampiran: zat tambahan, atau proses pcmbuatan) dan peralatan
"PROSED UR DISOLUSI yang berhubungan dengan prosedur uji (contoh:
PENGEMBANGAN DAN VALIDASI pengerucutan, tablet me!ekat pada dinding labu
<1353> disolusi atau kawat keranjang). Pengamatan visual
sering berguna untuk memahami somber variabilitas
UMUM dan apakah uji disolusi itu sendiri berperan terhadap
Prosedur diso!usi memerlukan suatu a!at, media variabilitas. Hasil yang menyimpang dapat terjadi, .
disolusi dan kondisi uji yang memberikan metode setiap kali kandungan sediaan tidak terdispersi '
diskriminatif (mampu membedakan), sesuai sempurna di seluruh !abu. Biasanya dilakukan
ketegaran dan keberulangannya untuk di!akukan perbaikan. tennasuk mengganti tipe alat, kecepatan
penetapan dari hari ke hari clan mampu di!akukan pengadukan atau awaudara; pertimbangan dan/atau '!

antar laboratorium. pemeriksaan tipe singker; dan perubahan komposisi


Kriteria penerimaan harus dapat mewakili beberapa media sesuai masalahnya. Modifikasi alat dapat
bets dengan komposisi nominal yang sama dan dilakukan dengan alasan yang tepat dan divalidasi.
proses pcmbuatannya, tennasuk bets yang digunakan Banyak penyebab variabilitas dapat ditemukan
dalam penelitian dan mev~·akili kinerja dalam studi dalam formulasi dan proses pembuatan. Sebagai
stabilitas. contoh, k.eseragaman sediaan yang buruk,
Prosedur harus Il'1ampu membedakan dengan tepat ket1dakkons1stenan proses, reaksi yang terjadi pada
perubahan bermakna dalam komposisi atau proses kecepatan yang berbeda selama disolusi, interaksi zat
pet'nbuatan yang mungkin dapat mempengaruhi tambahan atau interferensi/gangguan, salut film,
kinerja in-vivo. f\{ungkin juga prosedur menunjukkan penuaan cangkang kapsul, dan pengerasan atau
pelunakan . bentuk sediaan pada stabilitas dapat
Sl!plemen III Farmakope Indonesia IV Lampiran I Prosedur Disolusi:
Pengcmbangan dan Validasi <1353> 2128

menjadi sumber variabilitas dan interferensi. Se1ama analit dalam rr.<:dia uji dan relevansi terhadap kinerja
pengujian rutiri produk, variabilitas diluiir rentang in vlvo, jika ·memungkinkan.
yang diharapkan harus diinvestigasi dari aspek )eniS medi2 disolusi tennasuk hal berikut: asam
analisis, fonnulasi dan proses pcmbuatan. klorida encer. dapar dalam rentang pH fisi9Jogis 1,2
sampai 7,5; c-2.iran lambung buatan atau cairan usus
MEDIA buatan (dengan atau tanpa enzim); air dan surfaktan
(dengan aiau tanpa asam atau dapar) seperti
Dat~ fisika dan kimia untuk bahan obat dan sediaan polisorDat 80. natrium lauril sulfat dan garam
perlu ditentukan sebelum memilih media disolusi. empedu.
Kelarutan dan tingkat stabilitas larutan obat sebagai Molaritas d,par dan asam yang digunakan dapat
fungsi dari nilai pH. Ketika ·-memilih komposisi mempengaruhi efek melarutl>-'.!!] dan faktor inj
media, pengaruh dapar, nilai pH, .dan surfaktan pada mungkin dapat dievaluasi.
kelarutah dan stabilitas obat perlu dievaluasi. Sifat Untuk seny2.,va dengan kelarutan tinggi dan
utan1a dari sediaan yang mcn1pengaruhi disolusi, pcm1cabilitas tinggi, pemilihan media dan alat dapat
tcrmasuk mekanisme pelepasan (segera, tunda, atau bcrpengaruh.
modifikasi) dan kecepatan disintegrasi yang Untuk scnya\\'a yang sangat buruk kclan1tannya,
dipengaruhi oleh kekerasan, friabilitas/kcrapuhan, larutan air n1engandung persentase suatu surfaktan
adanya bahan peningkat kelarutan, dan adanya zat (contoh: na1riun1 Jauril sulfat, polisorb2t,
ta1nbahan lainnya. 12.urildimetilarnin oksida) dapat digunakan untuk
Pada umunmya, .ketika mengembangkan proscdur 1nenambah kelarutan obat. Pemilihan surfaktan dan
uji disolusi, tujuan utaina adalah memperoleh kondisi konsentrasinya dapat ditentukan dari profi! pada
tenggelain (sink condition). yang didefinisikan beberapa kons.entrasi. Surfaktan dapat digunakan
sebagai volume 1ncdia minimal tiga kali yang sebagai bahan pembasah atau urituk n1elarutkan
diperlukan untuk n1embentuk suatu' larutan jenuh bahan obat.
bahan obat. Pada saat kondisi tenggelam sudah
terbcntuk, basil ·disolusi akan n1encenninkan sifat \'olu1nc
bentuk sediaan. Suatu r:ncdia yang gaga! me1nbentuk
kondisi i:enggelan1, fff'Jngkin dapat ditcri1na jika Biasanya. u11tuk alat tipe keranjang dan dayung.
tcrbukti lebih man1pu me!lunjukkan pe1nbcdaan atau volun1e media disolusi adalah .500 1nl sa1npai
n1emberikan alasan lain yang tepat. !000 ml. Volume yang paling umum adalah 900 ml.
Menggunakan ·campuran pelarut crganik - pelarut Volume dapat dinaikkan antara 2000 dan 4000 ml.
berair sebagai media disolusi tidak dianjurkan; akan menggunakan labu ·yang lebih b~sar dan tergantung
tctapi media jenis ini dapat diterima dengan alasan pada konsentrasi dan kondisi tenggelam dari obat.
yang tepat. J-I,arus ada alasan untuk prosedur ini.
Air mumi sering digunakan sebagai n1edia disolusi,
tetapi tidak ideal karena beberapa alasan. Pertama, A\vaudara
laialitas air dapat beragam tergantung pada sumber
air, dan nilai pH air yang tidak dapat dikendalikan. Peran a\vaudara · pada media harus ditentukan,
Kedua, nilai pH dapat berbeda dari hari ke hari dan karena gelembung udara dapat mengganggu basil uji,
dapat juga berubah selama pengujian, tergantung za\ scbagai sua~t penghalang unttlk terjadi disolusi jika
aktif dan zat tambahan. Terlepas dari keterbatasan ada gelembung pada sediaan atau pada kawat
ini, air tidak mahal, mudah didapat, mudah dibuang, keranjang. Selanjutnya, gel em bung dapat
• tidak mencemari lingkungan, dan sesuai untuk menyebabkan partikel melekat pada alat dan dinding
produk dengan kecepatan pelepas.n tidak labu. Disamping itu, gelembung pada sediaan
dipengaruhi pH media. mungkin dapat meningkatkan daya apung,
Karakteristik disolusi dari forrnulasi oral harus mengakibatkan meningkatnya laju disolusi atau
dievaluasi dalam rentang pH fisiologis 1,2 sampai 6,8 1nenurunnya daerah pennukaan yang tersedia
( 1,2 sampai 7 ,5 untuk forrnulasi sediaan dengan seh!ngga menurunnya laju disolusi. Metode a\vaudara
pelcpasan yang dimodifikasi). Selama pengembangan digan1barkan pada catatan kaki pada Prosedur seperti
metode, pengukuran pH sebelum dan sesudah yang tertera dalam Uji Disolusi <1231>. Langkah-
pengujian berguna untuk mengetahui apakah pH langkah tersebut antara lain pemanasan media.
berubah selama pengujian. Pc1nilihan kondisi mctode penyaringan, dan menarik vakum untuk \vaktu
ya:ng paling tepat untuk pengujian rutin berdasarkan singkat. Metode a•.vaudara lainnya, tersedia dan
pada kemampuan rnembedakan, ketegaran, stabilitas secara rutin digunakan di industri. Media yang
mengandung surfaktan biasanya tidak diawaudarakan
2129 Prosedur Dis<>lusi: Sup/emen III Farmakope Indonesia IV
Pengembangan dan Valid~si<1353>/ Lampiran

karena basil proses awaudara membentuk busa yang pendbkumentasian yang lebih baik dari ala! resmi.
berlebihan. Untuk menentukan apakah diperlukan Conteh, suatu ala! volume kecil dengan dayung d_an
awaudara terhadap media harus dibandingkan basil keranjang berukuran kecil (mini), dapat
uji disolusi sampel dengan dan tanpa dilakukan dipertimbangkan untuk produk dengan kekuatan
3\Vaudara terhadap n1edia. rendah. Botol berputar atau tabung stalik (tabung
yang dibalut dengan jaket air dan dilengkapi dengan
Enzim pengaduk magnetik) juga memiliki kegunaan untuk
butiran mikro dan implan, labu yang tinggi unluk
Penggunaan enzim pada media disolusi menghilangkan pengerucutan, dan modifikasi alat
diperbolehkan sesuai yang tertera pada Uji Disolusi tipe 4 untuk bentuk sediaan khusus te:nnasuk serbuk
<123 J> jika kegagalan disolusi terjadi sebagai akibal dan "stent".
·dari cross-linking (silang antara) dengan kapsul
gelatin atau produk salut gelatin. · Singkcr

Jika digunakan singker, spesifikasinya harus


ALAT I PENGADUKAN diuraikan jelas pada prosedur. Hal ini untuk
rncngevaluasi perbedaan singker, mengetahui singker
Ala! dapat berpengaruh secara bermakna terhadap profit
disolusi suatu se-diaan. Jika uj( disolusi dilakukan
Pemilihan alat scsuai formulasi, kinerja bentuk ditempat lain, harus digun3~kan singker yang sama
sediaan dan hasil uji in vitro. Untuk sediaan padat atau sangat rncndckat.i. Terdapat bcbcrapa tipc
oral, paling sering digunakan alat tipe l dan tipe 2. singker yang tcrscdia di perdagangan. Singker yang
Jika alat tipe l atau tipe 2 tidak sesuai. alat lain dibuat sendiri harus dibuat dengan "bcberapa putaran
dapat digunakan. Alat tipe 3 ("Reciprocating berbentuk spira.l n1engccil dari ka\vat" sepcrti yang
Cylinder") digunakan untuk bentuk sediaan "bead- tcrcantum pada Alar ti/Je 2 (Alat Dayung) dalam Uji
type modified-release". Alat tipe 4 ("Flow-Through Disolusi <1231>.
Cell") dapat memberikan keuntungan untuk bentuk
sediaan pclepasan ~·;i_ng diI!lodifikasi dan Bahan - Gunakan kawat baja tahan karat 316 alau
. mengandung bahan aktif dengan kelarutan terbatas. bahan inert lain, biasanya 0.032 inchi/20 gauge; dan
Disamping itu, alat tipe 3 atau tipe 4 memiliki silinder dengan dian1ctcr yang scsuai (antara lain
kegunaan untuk kapsul gelatin lunak, bentuk butiran, gabus). Ukuran dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
supositoria atau obat dengan kelarutan rendah. Ala!
tipe 5 ( "Paddle over Disk") dan alat tipe 6 Tipe Ukuran Nomor
("Rotating Cylinder") digunakan untuk evaluasi dan Panjang
cangkang diameter Pelubang
uji disolusi "bentuk 'sediaan transderm~l. P,.la-: tip.e 7 kabel
' '
besul (cm) gabus
("Reciprocating Holder") 'ctigunakan untuk bentuk #0,
sedi'""1 oral tidak hancur pelepasan yang 12 0,8 4
memanjang.
dimodifikas~ seperti pada bentuk sediaan #1 dan #2 10 0,7 3
transdernial. #3 dan #4 8 0,55 2
Beberapa perubahan dapat dibuat pada alat;
contoh: ukuran mesh .suatu keranjang dengan ukuran Prosedur Potong kawat dengan panjang tertentu,
selain 40 mesh (antara lain IO, 20, 80 mesh) dapat gulung mengelilingi silinder dengan ukuran yang
digwrakan jika kebutuhan tersebut jelas tercantum sesuai, dan digunakan tang kecil untuk mernelintir
dalam data pendukung. Tersedia berbagai ukuran ujung kawat. Perhatikan ketika digunakan, karena
mesh yang dipersyaratkan FI. Perlu diperhatikan ujung ka\vat mungkin kasar dan perlu dihaluskan.
bah\va keranjang harus seragam dan rnemenuhi Jika singker dibuat sendiri (menggunakan tangan),
persyaratan dimensi, seperti yang tertera pada Uji bahan singker dan penyusunan petunjuk prosedur
Disolusi <1231>. Jika permukaan keranjang menjadi harus dicatat; jika menggunakan singker yang dibeli,
tersumbat seiama uji disolusi kapsul atau tablet, n~mor tipe harus dicatat.
dianjurkan untuk mengganti dengan metode dayung.
Volume dapat ditingkatkan dari 900 sampai 1000 ml Pcngadukan
dc;cgan menggunakan labu 2000 sampai 4000 ml
untuk membantu memenuhi kondisi tenggelam pada Untuk formulasi kapsul atau iablet, biasanya
obat dengan kelarutan rendah. digunakan alat tipe 1 (keranjang) pada 100 rpm
Suatu alat tidak resmi dapat memiliki beberapa atau alat tipe 2 (dayung) pada 50 atau 75 rpm.
kegunaan dengan alasan yang sesuai, kualifikasi dan
Suplemen III F armakope Indonesia IV Lampiran I Prosedur JDilsohisi :
Pengembangan dan Validasi <1353> 2130

Kecepatan pengadukan dan alat lain dapat diterima 5 sampai 10 menit. Untuk produk yang rnelarut leliih
dengan alasan yang tepat. lambat, titik waktu lebih dari 60 meniL dapat
Karena ketidakkonsistenan hidrodinamik di bawah digunakan. Titik-titik waktu uji disolusi unt:Uk uji
25 rpm dan turbulensi di atas 150 rpm, maka pada kompendia, biasanya.,.$1itetapkan berdasarkan
kecepatan pengadukan di !uar rentang 25 sampai 150 suatu evaluasi data profil disolusi.
rpm biasanya tidak tepat. Kecepatan pengadukan Titik waktu tak terbatas · dapat berguna selama
antara 25 dan 50 rpm umumnya dapat digunakan pengembangan penelitian. Untuk memperoleh waktu
untuk suspensi. Untuk mengurangi pengerucutan tak terbatas, kecepatan pengaduk dayung atau
pada kecepatan dayung dibawah 50 rpm dilakukan keranjang ditingkatkan pada akhir uji untuk periode
dengan meningkatkan kecepatan dayung sampai berikutnya (biasanya 15 sampai 60 menit), setelah
75 rpm sehingga mengurangi artifak·· dan - dilakukan uji dengan tambahan titik waktu. Meskipun
memperbaiki data. Jika diperlukan, mungkin tidak ada persyaratan untuk disolusi !00% pada
kecepatan JUO rpm dapat digunaka:n, terutama untuk profil disolusi, wal.."tu tak terbatas dapat memberikan
sediaan lepas lambat. Penurunan ataU peningkatan data yang dapat menambah kese·ragaman data dan
kecepatan perputaran alat dapat dibenarkan jika profil memberikan informasi berg-.!na tentang karakteristik
menggambarkan kinerja in vivo yang lebih baik atau forrnulasi selama a\val pengembangan atau tcntang
metode membcrikan hasil pembedaan yang lebih baik ketidaktepatan metode.
tanpa me1npcngaruhi keberulangan metode. Untuk bentuk scdiaan lepas lambat, minimal tiga
Pernilihan pengadukan dan parameter lain ·untuk titik \Vaktu uji yang dir}ilih untuk mengkaraktcrisaSi
bentuk scdiaan dcngan pelcpasan yang dimodifikas( profil pelepasan obat secara in vitro untuk memenuhi
mirip dengan sediaan tablet. Jika alat telah dikalibrasi persyaratan fannakope, Penan1bahan titik \vaktu
dengan tepat, parameter tcrsebut harus scsuai dengan mungkin diperlukan untuk tujuan perizinan obat.
persyaratan dan spesifikasi seperti Yang tertera pada Pada titik \\•aktu a\\•al, biasanya l sampai 2 jam,
Uji Diso/usi <1231>. dipilih untuk menunjukkan adanya kcmungkinan
kccil dosis terbuang. Pada titik \Vaktu menengah,
RANCANGAN PENGUJJAN dipilih untuk menunjukkan profil pelepasan bentuk
sediaan secara in vitro, dan pada titik \\ aktu akhir,
1

Titik Wak'u pada dasan1ya n1cnunjukkan pelepasan obat secara


kcseluruhan. Titik-titik "\\'aktu uji dan spcsifikasi
Untuk bcntuk scdiaan lepas segera, lamanya biasanya ditetapkan berdasarkan pada evaluasi data
prosedur biasanya 30 san1pai 60 menit. Umumnya profil pelepasan obat. Untuk produk yang
spesifikasi satu titik waktu, cukup untuk persyaratan mengandung lebih dari satu bahan aktif, pelepasan
Farmakope. Konsep pada industri dan regulasi untuk obat ditentukan untuk masing-masing bahan aktif.
kinerja dan kesesuaian produk mungkin memerlukan
titik waktu. tamba)lan y~ng j~ga noungkin diperlukan PCngamatan
untuk pendaftaian atau persetujuan produk. Sejumlah
titik waktu yang memadai, harus dipilih untuk cukup Pengan1atan visual, pcncatatan disolusi dan
membedakan fase naik dan fase plato dari kurva disintegrasi produk sangat berguna karena pola
disolusi. Menurut sistem klasif1kasi biofannasi disolusi dan disintegrasi dapat menjadi indikasi dari
(Biopharmaceutics Classification Systen1), obat variabel dalam formulasi atau proses produksi. Untuk
sangat larut dan sangat permiabel diformulasi untuk melakukan pengamatan visual, sangat penting adanya
produk yang melarut dengan cepat, tidak perlu pencahayaan yang tepat pad a isi la bu (dengan
menggunakan perbandingan profil jika produk obat pertimbangan ada tidaknya fotodegradasi) dan
dapat menunjukkan pelepasan zat aktif obat tidak visibilitas dari tangas. Mendokurnentasikan
kurang dari 85% selarna 15 menit. Untuk jenis pengamatan dengan menggambar sket;a dan
produk ini, uji satu titik sudah cukup tnernadai. mengambil foto atau video dapat menjadi pelajaran
Bagaimanapun juga, kebanyakan produk tidak dan Lerguna untuk personil yang tidak dapat
tennasuk dalam kategori ini. Profil disolusi untuk mengan1ati saat dilakukan uji disolusi. Pengamatan
produk lepas segera, biasanya menunjukkan suatu terutarna berguna selama pengembangan metode dan
peningkatan bertahap n1encapai 85°/o sampai l 00% optin1asi fonnulasi.. Berikut contoh pengamatan khas.
pada lebih kurang 30 sampai 45 menit. Kemudiar. namun tidak terbatas pada diba\vah ini:
titik waktu disolusi dalam rentang 15, 20, 30, 45 dan I. Tidak meratanya distribusi partikel pada labu.
60 menit biasanya untuk kebanyakan produk lepas Hal ini dapat terjadi saat partikel melekat pada
segera. Untuk produk yang melarut dengan cepat, sisi labu, ketika ada pengerucutan 'coning' atau
tennasuk susp~nsi, info~asi yang berguna mungkin 'mounding' .seeara langsung pada ala~ saat
diperoleh dari titik-titik \vaktu scbelumnya. rnisalnya partikel mengambang pada permukaan media,
2131 Prosedur Disolusi : Sup/emen III Fannalwpe Indonesia IV
Pengembangan dan Validasi<1353>/ Lampiran

saat tablet salut selaput menempel pada labu, terhadap hasil dengan prosedur sampling yang biasa
darJalau saat terbentuk 'mounds' di tengah- dilalmkan) mungkin diperlukan.
tengah. Gangguan hidrodinamika labu olehalat pengamliil
2. Gelembung udara-dalam labu atau pada alat atau sampel harus dipertimbangkan dan dilakukan validasi
pada sediaan. Kilau pada alat juga merupakan yang memadai untuk memas\i~n bahwa alat tidak
tanda adanya gelembung udara. Pengamatan ini, menyebabkan perubahan yang bermakna terhadap
biasanya akan dilakukan kctika menilai laju disolusi. ··
kebutuhan untuk a\vaudara media. Perbandingan prosedur manual dan otomatis harus
3. Berputamya scdiaan atau sediaan terbentur dilakukan untuk mengevaluasi pergantian prosedur.
pengaduk dayung. Hal ini dapat dicapai dengan membandingkan data
4. Adhesi· partikel terhadap pengaduk dayung atau dari dua proscdur sampling secara · terpisah a tau
bagian dalam dari keranjang, yang mungkin dalam beberapa kasus, sampling dengan ke dua cara
.dapat diamati pada pergerakan pengadukan pada tcrsebut dilakukan pada labu yang sama. Basil harus ·
akhir proses disolusi. konsisten. dengan persyaratan untuk pres.isi 'antara
5. ·Pellicles' atau fonnasi yang analog seperti (diuraikan pada bagian Va/idas1) jika prosedur-
kantong transparan atau karet, mengembangnya diganti.
rnassa disekitar isi kapsul. Aspek lain dari validasi proses oto1natisasi, dapat
6. Adanya partikel besar atau potongan sediaan · mcncakup sisa-sisa residu obat, pengaruh alat
yang inengambang. (sampling secara simultan yang disebutkan dial.as
7. Pengamatan keccpatan disintcgrasi (contoh, tidak sesuai dengan kasus ini), adsorpsi obat, dan
perscntase penurunan unit dosis dala1n jangka siklus pcn1bersihan dan/atau pen1bilasan.
waktu tertentu)
8. Disintegrasi kompleks dari penyalutan yang Pcnyaring.
dimodifikasi atau produk salut entcrik. Conteh : Penyaringan sainpcl disolusi biasanya diperlukan
terbuka sebagian dan mc1nbelah tcrpisah (scperti untuk mcncegah partikel obat yang tidak melarut,
la1lit kerang) atau terbukanya cangkang sccara n1asuk kc dalan1 san1pel analitik dan kcn1udian
tidak sernpuma disertai dengan pelepasan 1nclaru1. Pcnyaringan juga n1enghilangkan zat
gclc121bung udara dan zat tan1bahan. tan1bahan tidak larut yang 111ungkin 1nenyebabkan
latar bclakang tinggi at.au kekeruhan<; Pembasahan
Sampling awal dengan media terhadap penyaring mungkin
diperlukan.
Manual - s·ampling secara manual menggunakan Pcnyaring dapat sejalan atau pada akhir alat
siring dari plastik atau kaca, suatu kanula dari baja pengambil sarnpel atau keduanya. Porositas
tahan karat yang biasanya melcngkung untuk pcnyaring dapat berkisar antara 0,45 sampai 70 µrn.
mt.mungkinkan sam~ling p-:ida ,labu, 1su,atu, penyaring Jenis penyaring yang biasa digunakan adalah 'depth",
dan/atau Suatu pemegang penyaring. Posisi sampling cakram, dan 'flow-through '. Jika gangguan zat
harus disesuaikan dengan spesifikasi yang tertera tambahan tinggi, atau filtrat tampak bcrkabut, atau
pada f!/i Diso/usi <1231> jika penyaring tersumbat, hams dievaluasi altematif
jenis penyaring atau porositas penyaring.
Autosampling Sampling secara otomatis Adsorpsi obat pada penyaring perlu dievaluasi. Jika
(autosampling) adalah alternatif lain sampling secara adsorpsi obat terjadi, jumlah filtrat av,,ral yang
manual yang. berguna khususnya jika uji dilakukan dibuang, mungkin perlu ditambah. Jika hasil masih
pada beberapa titik waktu. Tetapi karena aturan pada tidak sesuai, dapat dicari suatu bahan penyaring
laboratorium dalam menjalankan uji disolusi alternatif.
menggunakan sampling manual, maka au1osampling Validasi penyaring dapat dicapai dengan
memerlukan validasi terhadap sampling manual. pembuaran larutan baku yang sesuai atau larutan
Ada banyak merk autosamplers, termasuk sistem sampel terdisolusi sempuma (antara lain, dibuat
semiotomatis dan otomatis penuh. Pemeriksaan sebagai suatu sampel yang khas dalam suatu labu
kinerja yang dilakukan secara rutin, pembersihan dan atau sarnpel dimasukkan ke dalam gelas piala dan
perawatan seperti yang diuraikan pada prosedur diaduk dcngan pengaduk magnetik selama I jam).
operasional baku atau dokumen rnetrologi merupakan Untuk larutan baku, bandingkan hasi! larutan yang
hoi-hal yang berguna untuk pemakaian yang dapat disaring (setelah rnembuang volume a\val yang
t.hpercaya dari alat ini. sesuai) terhadap larutan yang tidak disaring. Untuk
Beberapa alat dilengkapi dengan sampling melalui larutan sampel, bandingkan basil larutan yang
keranjang atau batang pengaduk dayung. Validasi disaring (setelah membuang volume awal yang tepat)
yang tepat (antara lain menunjukkan kesetaraan terhadap larutan yang disentrifus tanpa disaring
Suplemen Ill F armakope Indonesia IV Lampiran I Proscdur Disolusi:
Pengembangan dan Validasi <B53,.> 2132

Sentrifugasi Gangguan plasebo dapat ditetapkan dengan


-meniinbarig sainpcl campuran plascb6 dan·-
Sentrifugasi sampel tidak dipilih karcna disolusi melarutkan at8.u mendispersikan ke d'alan1 media
dapat berlanjut dan karena mungkin ada gradien disolusi pada konsentrasi yang diketahui sel~ma uji.
konsentrasi pada beningan. Pengecualian untuk Diharapkan uji ini dilakllkan pada suhu 37°,
senya,va yang n1engadsorbsi pada semua penyaring bandingkan dengan baku 100% dengan rumus:
yang umum digunakan.

Penetapan Kadar

Pcnetapan kadar yang bi.asa dilakukan untuk


san1pel -disolusi adalah · penetapan secara C adalah kadar baku dalam mg per ml; Ap dan As
spektrofotonietri atau Kromatografi Cair Kinerja berturut-turut adalah scrapan plasebo dan baku; V
Tinggi (KCKT). Metode analisis yang lebih disukai adalah volurr1e niedia dalam ml; d:i.n l adalah juml~h
adalah penctapan secara spck.'trofotometri karcna bahan aktif dala1n tng yang tcrtera pada etiket.
hasil dapal dipcrolch lcbih cepat, analisis lcbih Gangguan tidak lcbih dari 2%.
sederhana, dan pclarut yang digunakan lcbih sedikit. Catalan Untuk produk lepas-larnbat .. plas.~bo· dari
Mctodc KCKT digunakan jika ada gangguan yang bentuk sediaao akhir nzungkin leblh tcpat digunakan
bcrmakna dari zat tambahan atau diantara obat pada dari pada can1puran, karena fortnulasi 1>fasebo ini
fonnulasi untuk tnempcrbaiki sensitivitas analitik akan 111ele1>askan beragarn zat tanzbahan yang lebih
dan/atau kctika analisis dapal dioton1atisasi. Hal ini 1nenunjz(ka11 produk daripada ca1171n1ran sederhana
mungkin bcrg~na dalan1 n1c1npcroleh data untuk obat dari zat ta111baha11. Pada kasus i_ni, akan tepat jika
dengan pcnctapan kadar yang mcngindikasikan 111engevaluasi gangguan potensial pada beberapa
stabilitas (n1isalnya kron1atogram KCKT) dalan1 titik sa111pling dala11111rofil pele11asa11.
media tcrpilih, bahkan jika penctapan kadar Jika gangguan plasebo lebih dari 2%, n1nk2
didasarkan pada nlctodc spcktrofotometri. modifikasi mctode scpcrti (!) pcrnilihan panjang
gelornbang lain, (2) pengurangan garis dasar
\ 1
:liidasi n1e~·1ggunakan panjang gclon1bang yang lcbih
panjang, atau (3) mcnggunakan KCKT, mungkin
Topik validasi yang diuraikan pada bagian ini diperlukan untuk mcnccgah gangguan. Jika ada zat
adalah khas tetapi tidak semua inklusif. Elemen ah.'1if obat lain atau ·degradasinya yang bcrmakna,
validasi dapat beragam, tergantung pada fase pcrlu ditunjukkan bahwa ha! terscbut tirlak
pengembangan atau kegunaan yang dimaksudkan n1empcngaruhi hasil secara bcnnakna. Proscdur
untuk data. Kriteria penerimaan dinyat2kan hanya ,untuk melalllkan ha! ini adalah mcngukur matrik
scbagai pedoman dan dapat bcrbeda untuk bcberapa dengan atau tanpa zat aktif obat lain at.au
p;oduk.' Perusahaan seharusnya rnendokumentasikan degradasinya: gangguan tidak lebih dari 2%.
kriteria penerimaan unn1k produknya dalam prosedur
operasional baku. Pertimbangan lain mungkin Lincaritas dan Rcntang
penting untuk bentuk sediaan khusus. Tingkat
validasi tergantung pada fase pengembangan produk. Linearitas dan rentang ditetapkan dengan
Validasi lcngkap dilaksanakan pada waktu diiak"l1kan membuat larutan obat, pada rentang kadar di ba\\'ah
studi klinik fase III. Studi validasi harus kadar terendah yang diharapkan hingga di atas kadar
menunjukk:an variasi yang berhubungan dengan tertinggi selama pelepasan. Hal ini dapat dilab1kan
profil titik waktu yang berbeda. Untuk produk yang bersamaan dengan penetapan akurasi/perolehan
mengandung lcbih c!ari satu bahan ak.'tif obat, metode kembali. Skema dapat diubah jika berbeda ukuron
disolusi harus divalidasi untuk masing-n1asing bahan 'j/OH'-cel/' atau volume penyuntikan yang digunakan.
aktif. Jika memungkinkan, larutan dibuat dari satu
larutan persediaan yang umum. Untuk kadar
Spesifisitas/Gangguan Plasebo tertinggi, pcnetapan tidak boleh melcbihi batas
Iinier:itas alat.
Sangat penting unruk 1nenunjukkan bahvta hasiJ Pelarut organik dapat digunakan untuk
tidak semestinya dipengaruhi oleh komponen 1neningkatkan kelan1tan obat pada pembuatan Jarutan
plasebo, zat aktif obat lain, atau degradasinya. baku; -;.kan tetapi tidak lcbih dari 5% (v/v) pelarut
Plasebo terdiri dari semua zat tambahan dan organik dalam Iarutan akhir yang seharusnya
penyalut (juga termasuk zat warna, singker, dan digunakan, kecuali dilakukan validasi.
cangkang kapsul yang sesuai) tanpa bahan aktif.
2133 Prosedllr Disolusi: Sup/emen III Fannakope Indonesia IV
Pengembangan dan Validasi <1353>/ Lampiran

Linearitas dapat dihitung menggunakan· program karakteristik baik dan keseragaman kandungan yang
~least-squares regression' yang sesuai. Koefisien baik. Bila produk berkarakteristik baik tersebut tidak
korelasi kuadrat (r 2'. 0,98) menunjukkan linearitas, tersedia, plasebo dan bahan aktif dapat digunakan: · ·--~ 1

kcmiringan harus tidak bcrbcda secara bermakna dari untuk mengidentifikasi presisi antara.
no!. Profit disolusi pada sampel yang sama dapat
dilakukan, setidaknya pada dua analis yang bcrbeda,
Akurasi I Pcrolehan kembali tiap analis mcmbuat larutan bal.-u dan media. Analis
menggunakan tangas disolusi, spektrofotometer atau
Akurasilperolehan kembali ditetapkan dengan alat KCKT (tenmasuk kolom) dan autosampler yang
membuat berbagai sampel yang mengandung obat berbeda dan analis melakukan uji pada . hari yang
dan kandungan lain yang ada dalal]l bentuk sediaan berbeda. Prosedur ini mungkin tidak perlu dilab1kan
'lantara lain zat tambahan, bahan penyalut, cangkang untuk tiap kekuatan; sebagai gantinya, kekuatan
kapsul) pada rentang kadar di bawah kadar terendah tinggi dan rendah dapat diterima.
yang diharapkan hingga di atas kadar tertinggi selama Kriterla penerimaan adalah perbedaan pada nilai
pelepasan. rata-rata antara hasil disolusi pada dua kondisi
Pada obat dengan kelarutan rendah, menggunakan kekuatan yang sama, tidak lebih I 0%
aloJrasi/perolehan kembali sebaiknya dilakukan absolut pada titik waktu kurang dari 85% terlarut dan
dcngan membuat · larutan persediaan, dengan tidak lebih 5% untuk titik waktu diatas 85%. Kriteria
melarutkan bahan obat dalam scdikit pelarut organik pcncrimaan untuk produk spcsifik, scrta batas dati uji
(tidak lebih dari 5%) dan mengencerkan dcngan statistik lain dapat digunakan.
n1edia disolusi sampai kadar akhir. Sejumlah larutan
persediaan yang setara dengan jumlah zat aktif yang Kctegaran (Robustness)
tcrtera pada etiket dapat ditambahkan ke dalam labu
menggantikan serbuk obat. Dengan cara yang sama, Evaluasi ketegaran untuk mellilai efek yang dibuat
untuk obat dengan kekuatan sangat rendah, lebih baik kccil secara disengaja dcngan mengubah kondisi
n:1.e1nbuat larutan perscdiaan daripada meni1nbang disolusi, dilakukan selanjutnya pada saat
sejumlah sangat kecil bahan obat. Umumnya, pengembangan produk obat. Jumlah replikasi (3 atau
perolehan kcmbali antara 95 dan I05o/o dari jumlah 6) tergantung pada presisi antara.
yang ditambahkan. Melakukan pcnggolongan matriks ~?drameter dapat diubah, tergantung pada proscdur
berbagai kadar dapat bcrguna pada tahap ini. disolusi dan tipe analisis, Parameter terSebut
Kasus khusus untuk validasi adalah prosedur termasuk komposisi media (antara lain kadar dapar
Ta/zap Asam yang diuraikan pada Sediaan Lepas atau surfaktan), pH, -volume, ke<:epatan pengadukan
Tunda dalam Uji Diso/usi <1231>. Batas tidak lcbih dan suhu. Untuk analisis KCKT, parameter tersebut
dari 10% hams divalidasi. Jika scnya\Va terurai dalam termasuk komposisi fase gerak (persentase 1arutan
asarn, percobaan validasi harus berdasarkan pada organik, kadar dapar, pH), . laju alir, panjang
kenyataan ini. gelombang, suhu ktilol)l <lan berbuga( kolom dengan
tipe yang sama Untuk analisis secara
Presisi spektrofotometri, panjang gelombang dapat diubah.

Keberulangan Keberulangan ditetapkan melalui Stabilitas Larutan Baku dan Larutan Uji
pengukuran berulang larutan baku dan/atau larutan
uji. Keberulangan dapat diukur dengan perhitungan Larutan baku disimpan pada kondisi yang terjamin
(SBR) dari beberapa kali penyuntikan atau stabilitasnya. Stabilitas baku dianalisis pada periode
pembacaan spek;trofotometri untuk masing-masing waktu yang ditentukiin, menggunakan larutan baku
1aruan baku atau dari akurasi atau linearitas data. yang dibuat baru, pada tiap interval waktu sebagai
pembanding. Rentang yang dapat diterima untuk
Presisi An tar a (Intermediate precision) Presisi stabilitas larutan baku adalah antara 98% dan I 02%.
antara dapat dievaluasi untuk menCtapkan pengaruh Larutan uji disimpan pada suhu ruang, dianalisis
presisi prose<lur analitik secara acak. Evaluasi ini pada periode waktu yang ditentukan, menggunakan
dilakukan setelah penge1nbangan produk obat. respons larutan uji asli sebagai pembanding. Rentang
Dengan presisi dapat menjelaskan rentang kekuatan yang dapat diterima untuk stabilitas larutan uji antara
1··.)<;1'\... Variasi yang diteliti adalah hari, analis dan 98% dan 102% dibandingkan dengan analisis awal
P~=raiat.au. Penggunaan rancangan matrik percobaan dari larutan uji. Jika farutan tidak stabil, hal yang
mendukung evaluasi presisi antara. Jika dapat dipertimbangkan adalah suhu (lemari pendingin
memungkinkan, presisi antara dapat dievaluasi mungkin diperlilkan), terlindung cahaya, dan wadah
menggunakan lot produk obat yang memiliki bahan (plastik atau kaca).
Suplemen Ill Farmakope Indonesia IV Lampiran I Prosedur Disolusi:
Pengembangan dan Validasi <1353> 2134 ·

Pada prosedur perlu dinyatakan bahwa baku..dan uji tunggal dari tiap labu, pada titik waktu dengan baku
dianalisis dalam periode \vaktu din1ana larutan suatu sistem merupakan desain yang urnum. Uji
tcr.;ebut stabil. kesesuaian sistem mencakup sekurang-kurangnya
\Vaktu retensi dan · ketepatan -volun1e penyuntikan.
Analisis sccara Spcktrofoton1ctri Umumnya, pada analisis KCKT (SBR) tidak lebih
dari 2o/o pada li1na atau enam kali pcnyuntikan
Larutan uji dapat sccara oto1natis diukur pada larutan baku. Tingkat baku biasanya pada I00%
spektrofoto111ctcr menggunakan pengisap otomatis tcrhadap jumlah yang tertera pad8. etiket, terutama
(outosipper) clan 'flo1v cell'. Pe1neriksaan kinerja untuk analisis 'single-point'.
yang dilakukan sccara rutin, pcmbersihan dan Pembuatan sampel plasebo untuk analisis KCKT
pera'vatan scperti yang diuraikan pada proscdur dilakukan dengan cara yang sama seperti pada
opcrasional baku atau d0k.'Umen metrologi merupakan analisis secara spektrofotometri. Pemeriksaan
hal-hal yang berguna untuk pemakaian yang dapat_ kromatograpl untuk puncak yang tereluasi pada
dipercaya dari alat ini. Biasanya digunakan sel waktu retensi yang sama seperti -obat. Jika ada
dengan panjang pada rentang dari 0,02 sampai l cm. puncak lain, suntikkan larutan baku, dan bandingkan
Posisi sel dan gclc1nbung udara dapat n1enjadi \Vaktu retensinya. Jika \Vaktu retensi terlalu dekat, ·
sumbcr kcsalahan. Sci dengan panjang lebih kecil tambahkan obat pada larutan plasebo. Kromatogram
digunakan untuk n1cncegah pcngenceran larutan uji; dapat juga diperoleh dari \Vaktu tambahan
bagai111anapun jqga, lincaritas yang dapat ditcrin1a menggunakan blangko _(media disolusi), bah.'11, dan
dan kcsalahan baku pcrlu ditunjukkan. larutan uji untuk n1engidentifikasi bahan tereluasi
Sclan1a analisis, biasanya Jarutan baku dibuat dan terakhir yang n1ungkin incngganggu analisis
dianalisis hanya pada satu·kadar, yaitu pada lOOo/o bcrikutnya.
(atau nilai Q yang dipilih) dari kckuatan dosis. Doku1nentasi validasi tern1asuk kromatogran1 atau
Selan1a profil analisis, kadar Jain dapat digunakan. spektra blangko 1nedia disolusi, larutan plasebo yang
Larutan blungko, baku, dan uji dapat dianalisis dalan1 disaring, larutan baku, dan sampel disolusi yang
scrangkaian yang n1cnghubungkan larutan uji dcngan disaring. Tidak adanya puncak pengganggu dalam
baku dan blangko, tcrutatna pada a\val dan akhir kron1atogra1n plasebo atau kurangnya serapan
analisis. plasebo pada panJang gclombang analitik,
Dala1n kcbayakan kasus, scrapa~' !.:ata-rata blangko rncnunjukkan spesivisitas.
111cdia disolusi tidak lcbih dari 1% terhadap bak.'1.1.
Nilai yang lcbih tinggi dari 1% harus dievaluasi Kritcri:1 Peneritnaan
berdasarkan kasus per kasus. (SBR) untuk analisis
ultraviolet biasanya tidak lcbih dari 2 o/o. Kriteria penerin1aan untuk jumlah 7.at ak.-tif terlarut,
Absorptivitas dihitung dcngan mcmbagi scrapan dinyatakan sebagai pcrscntase jumlah yang tertera
rata-rata baku dengan kadar, dala1n mg per ml, dibagi pada etiket (Q), dalan1 rcntang 75o/o san1pai 80%
-dcngan panjang 'jlolv ·cell' da'hun CO\ Setelah se,mu::i. .. ,tcrlann. Nilai Q yang lebih dari 80% tidak umurn
data cukup terkumpul, dapat ditetapkan rentang digunakan, karena perkiraan kcbutuhan dibuat untuk
absorptivitas yang dapat diterima untuk analit rentang penetapan · kadar dan keseragaman
(menggunakan 'jl.OlV cell' yang sesuai). Nilai ini kandungan. Kriteria penerimaan tennasuk \val-tu uji
dapat digunakan untuk mengatasi penyirnpangan yang biasa ditetapkan berdasarkan evaluasi data
aata. profil disolusi. Kriteria · penerimaan harus konsisten
Serat optik sebagai sampling clan metode dengan data terdahulu, dan suatu harapan bah\va bets
penetapan, dengan validasi yang tepat dapat rnenjadi yang dapat diterima (antara lain tidak ada perbedaan
sebuah pilihan. yang bennakna dala1n kinerja in vivo, komposisi, atau
Pemeriksaan sp~ktrum ultraviolet dari larutan obat prosedur produksi) akan n1enghasilkan kesesuaian
mungkin bcrguna untuk memilih panjang gelombang dcngan kritcria pi.;11eri1naan .•
optitnurn.

KCKT

Untuk analisis KCKT, dapat diperiksa kesesuaian


antara media disolusi dan fase gerak, terutama jika
dipcrlukan injektor volume besar (Jebih dari 100 µI).
Sampel biasanya dianalisis dengan KCKT
menggunakan sebuah detektor spektrofotometrik dan
penyuntik otomatis (auto-injector). Penyuntikan
s

·- ---

PEREAKSI
' . ..' . ' ' '
!i
Suplemen III Farmakope Indonesia IV Pereaksi, Indikator dan Larutan I Pereaksi dan Laru!•n Pereaksn :ZJ.35

Pereaksi dan Larutan Pereaksi yang digunalcan dalan1 analisis kimia sesuai dengan
"zat.. yang ditetapkan dan pereaksi yang digunak:m.
Amaran P C20 H 11 N 2Na 30 11 S3 ; BM 604,48
Pemerian Serbuk halus benvama coklat tua atau Larutan dapar baku Larutan baku pH
coklat kemeraban. Gunakan kualitas yang sesuai. tertentu siap tersedia d~lam larutan dapar.--yang
dibuat dari pereaksi yang sesuai. Selain it1J,)?,futnn
Amaran LP Larutkan 20 mg Amaran P dalam dapar, tablet dapar, padalan dapar dapat dip::thleh di
20 ml air. perdagangan dalam kernasan siap pakai. Sedi'Wn £vi
terscdia juga di lingkup analisis fannasetik. a](an
Fcroin sulfat LP Kompleks Tris (1, 10- tetapi tidak dianjurkan untuk pembakuan pH meter,
fenantrolin)-besi(ll) sulfat yang dibuat dengan cara seperti yang tertera pada Penetapan pH <1071>.
sebagai berikut: Larutkan 700 mg besi(ll) sulfa/ P Pereaksi yang diperlukan "tertera pada Pereaksi•.
"dan· I, 76 g l, 10-fenantrolin hidroklorida P. dalam Lakukan pengeringari terlebih dahulu pereaksi hablur
lebih kUrang 70 ml air dan •. encerkan dengan air kecuali asam borat, pada suhu 110° hingga 120°
hingga I 00 ml. sclruu2 1 jam.
[Catalan Jika air disebutkan untuk lar11tan atau peng-
encer wt rgi pad:! penetap:m pf-I, gunakan air behas l:arixm
LARUTAN DAPAR didsidJ} .
Simpan larittan •yang dibuat. dalarn \Y,adah
Kcbcrh::!silan dari bcberapa pengujian dan pcne- tahan tcrhadap zat kin1ia. tertutup rap;n,. c~eperti
tapan kadar di dalan1 Fannakope rncn1erlukan peng- \vadah kaca tipe I. Gun:ikan \arui.an d~i.L~,1; -.vaktu
aturan atau n1cn1pertahankan pl--f tcrtentu dengan 3 bulan.
penambahan larutan dapar. Dalam pcngukuran pH, la1utan dapar balcu pada berbaga·i rcntang, 8ntara \
larutan dapar baku diperlukan untuk pcmbakuan. pH 1,2 clan I 0,0 dapat dibuat dengan kombinasi scsuai
Sualu larutan dikatakan didapar jika dapat me- larutan 0,2 M yang disebutkan berikut, digunakan
nahan perubahan aktivitas ion pada penan1bahan_ dalam perbandingan seperti yang tertera pada Tabet
berikut. Volume yang tercantum dalam Tabel untuk
scnya,va yang diharapkan 111cngub1J.h aktivitas ion tcr-
200 ml larutan dapar, •kccuali volume dapar asetal
sebut. Dapar adalah •z.at at.J.u kon1binasi zat yang dibuat unluk I 000 ml larntm1 dapar.•
n1e111berikan ke1nan1puan kcpada ket.1hanan terhadap
suatu larutan. La.rut.an didapar merupakan suatu 1. Asarn klorida 0,2 M dan natriunz hidroksida
sistem yang mengandung ion seimbang dengan zat. 0,2 M Bual dan bah.'llkan sepcrti yang tertera
yang mampu mengikat at.au me\epaskan ion itu. pada Larota"!z Volzune.t1ik.
Kapasitas dapar berhubungan dengan jumlah ba- 2. Kaliwn biftalat 0.2 M Larulkan A0,85 g kolium
han yang dita1nbahkan ke da1Jrn larutan tanpa biftalat P fKHC6H.,(COO),] da!am air, dan
nicnycbabkan perubahan ak'1iviw; i1._)ll yang bcr.irt i. cncerkan dcngan air hingga I000 ;nJ.
Didefinisikan scbagai perbandingan asam atau basa 3. I:aiiunz fos;'"at rnonobasa 0,2 1t1 Larutkan
yang ditambahkan (dalam gram ekuivalen per liter) 27,22 g ka/ium fosfat monobasa P (KH 2P0 4)
unluk mengubah pH (dalam satuan pH). Kapasitas dalam air, dan encerkan dengan air b.ingga
lan1tan •ctidapar diatur terhadap kondisi penggunaan, IOOOmL
biasanya dengan pengaturan kadar zat.. dapar. 4. Asam borat clan Ka/ium klorida 0,2 M
Dapar digunakan untuk menentukan dan memper- Larutkan 12,37 g asam borat P (H31303) dan
tahankan aktivitas ion dalam batas yang sen1pit. 14,91 g kolium klorida P (KC!) dalam air, dan
Sistern yang paling un1wn digunakan untuk encerkan dengan air hingga 1000 ml.
a) n1cnentukan aktivitas ion hidrogen untuk kalibrasi 5. Kalium klorida 0,2 M Larutkan 14,91 g /u,/ium
pJ-l 1neter, b) penyiapan ·bentuk. sediaan yang klorida P (KC!) dalam air, dan eneerkan dengan
n1cndekati isotonisitas; c) proscdur analitik; clan d) air hingga 1000 ml.
1nen1pertahankan stabilitas berbagai b_entuk 6. •Asam asetat 0,2 N Bual dan bak'llkan seperti
sediaan. Dapar yang digunakan dalan1 siste111 yang tertera pada Larutan Volznnelli!:_.
fisiologik han1s dipilih hati-hJ1i schingga tid:1k
n1cngganggu aktivitas fa1111akologi obat atau ftu1g:;i
nonna! organis1nc. Perlu diket.'.lhui bah\va dnpa:-
!
. .
____'
- ~ -
.-
~1'
-~
'
-

2136 Pereaksi dan Larutan P~re2ksi /Pereaksi, Indikator dan Larutan Suplemen III Farmakope Indo"esia IJi

j
Komposisi Larutan Dapar Baku

Dapar Asam Klorida


Masukkan 50 ml ka/ium klorii:la 0,2 M ke dalam labu tentukur 200-ml, tambahkan volume tertentu asam kloridd
0,2 M kemudian tambahkan air sampai tanda.
.,
pH 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9 2,0 2, I n
HCI, ml 85,0 67,2 53,2 41,4 32,4 26,0 20,4 16,2 13,0 I0,2 7,8
Dapar Fw/at Asam
Masukkan 50 ml ka/ium biftalat 0,2 M ke dalam labu tentukur 200-ml, tambahkan volume tertentu. asam klorida
0,2 M kemudian tambahkan air sampai tanda.
pH 2,1 2,4 2,6 2,8 3,0 3,2 3,4 3,6 3,8 4,0 •
HCI, ml 49,5 42,2 35,4 'JJ3;1 22,3 15,7 I0,4 6,3 2,9 0.1 .
Dapar Ftalat Netral
Masukkan 50 ml kalium bifta/at 0,2 M ke dalam bbu tcntukur 200-ml, tambahkan volume tertentu natrium
hidroksida 0,2 M. kcmudian ~mbahkan air sampai tanda.
pH 4,2 4,4 '.6 4,8 5,0 5,2 5,4 5,6 5,8
NaOH, ml 3,0 6,6 i 1,1 16,5 22,6 28,8 34,1 38,8 42,3
Da{X11· Fo5fat
f\1asukkan 50 1nl ka/iurn fosfat rnonobasa 0,2 M kc dalam labu tcntuk-ur 200-111!, tambahkan volun1e tcrtentu natriuni
hidroksida 0,2 M, kemudian tan1bahkan air sampai tanda.
pH 5,8 6,0 6,2 6,4 6,6 6,8 7,0 7;2 7,4 7,6 7,8 8,0
NaOH, ml 3,6 5,6 8.1 11,6 16,4 22,4 29,1 34,7 39.1 42,4 44,5 46,1

Dapar Borat Alkaiis ,,


Masukkan 50 ml asam borat P dan ka/ium klorida 0,2 Af ke dalam labu tentukur 200-ml, tambahkan volume tertentu
natrium hidroksida 0,2 M, kemudian tambahkan air sampai tanda.
pH 8,0 8,2 8,4 8,6 8,8 9,0 9,2 9,4 9,6 9,8 I 0,0
NaOH, ml 3$ . 6,0 &6 11,3 20,8 26,4 32,1 36$ 40,6 43,7

' ' , ' "Dapar Aserat ·


Masukkan sejumlah tertcntu natrium asetat, NaC 2H30 2.3H 20 ke dalan\ labu tentukur l 000 ml, tambahkan volume
tertentu asan1 asetat 0,2 N, kemudian tambahkan air sampai tanda.
pH 4,1 4,3 4,5 4,7 4,9 5,1 5,2 5,3 5,4 5,5
pH (teiuk:ur) 4,10 4,29 4,51 4,70 4,90 5, 11 5,18 5,30 5,40 5,48
NaC,H,0 2 .3H 20, g l,5 1,99 2,99 3,59 4,34 5,08 5,23 5,61 5,76 5,98
CH,COOH,ml 19,5 17,7 14,0 11,8 9,1 6,3 5,8 4,4 3,8 3,0. <!

~
·-

INDEKS .
. .
''---·-.~-~o.·~--

'Jideks 2137

INDEKS SUPLEMEN Ill FI IV

A!endronat natrium, 1892 . Feksofenadin hidroklori&i, 1924 lnjeksi bupivakain


Amaran P, 2 i35 Feksofenadin hidroklorida - hidroklorida, 1909
Amaran LP, 2135 .kapsul, 1926 lnjeksi dobutamin, 1913
Ampisilin dan sulbaktam tablet, r928 lnjeksi ergotamin tartrat, 1916
untuk injeksi, 1896 Fenilbutazon, I 93 I · lnjeksi etoposida,. 1921
Amitriptilin hidroklorida Fenilferin hidroklorida, 193.1 lnjeksi fenitoin natrium, 1936
tablet, 1895 Fenilpropanolamin Injeksi haloperidol, 1945
Anal is is termal, 2108 Hidroklorida, 193 I •-!njeksi heparin natrium, 1·946
Asam alendronat Feniramin rrialeat, 1932 lnjeksi kalsium
Tahlet 1893 . Fenitoin natrium, 1934 glukonat, 1967
Atrakurium besilat, 1897 Fenitoin natrium Injeksi kanamisin, 1969
Atrakurium besilat lnjeksi, 1936 Injeksi klorfeniramin
Injeksi, I 899 Fenitoin, maleat, 1989
Azitromisin untuk injeksi, 1903 suspensi oral, 1933 lnjeksi kofein sitrat, ·1991
Barium sulfat, 1906 Fenobarbital natrium, ! 93 7 lnjeksi Jeukovorin
Benzokain, 1906 Fenobarbital natrium kalsium, 1994
Biperiden I 908 untuk injeksi, I 938 lnjeksi lidokain hidrokloridu
Biperiden laktat FenobarbitaJ, tablet, I 938 d.an. epinefrin, I 998
Injeksi, 1908 Feroin sulfat LP, 2125 lnjeksi linkomisin, 2000
Bupivakain hidroklorida Finasterid, 1938 lnjeksi nandrolon
injeksi, I 909 Fluoksetin hidroklorida, 1939 dekanoat, 2009
Cara Berlaboratorium Fluoksetin, fenpropionat, 20 IO
Mikrobiologi yang Baik, 2122 kapsul, ·I 941 Injeksi nitrogliserin, 2023
Cemaran umum, 2107 tablet, 1942 Injeksi ondansetron, 203 I
Daunorubisin hidroklorida Gel tretinoin, 2092 lnjeksi streptomisin, 2074
untuk injeksi, 1909 Gentamisin sulfa!, krim, .I 944 Injeksi sufentanil sitrat, 2077
Deksklorfeniramin maleat, Gonadotropin korionik, 1944 lnjeksi sulfametoksazoi da11
tablet, I 910 Gonadotropin korionik trimetoprim, 2077
Desoksimetason, I 91 I untu.k injeksi, 1945 lnjeksi tobramisin, 2087
Dikloksasilin natrium Haloperidol, 1945 Isoksuprin hidroklorida, I 954
kapsul, 1911 Hidralazin hidroklorida, 1946 Isosorbid dinitrat
Disopiramida [osfat Hidrogen peroksida tablet lepas lambat, 1954
kapsul, I 911 larutan topikal, 1949 Isosorbid mononitrat
Dobutamin hldroklorida, 1912 pekat, 1948 encer, 1956
Dobutamin, injeksi, 1913 Hidrokortison asetat tablet, 1958
/"
le Dobutamin krim, 1_949 tablet lepas lambat, !%!;
untuk injeksi, 1914 Hidroksizin hidroldorida, 1949 Kalium iodida, 1965
Doksilamin suksinat, 1915 Hiosiamin sulfat, 1950 Kalsium glukonat, 1965
Ergotamin tartrat Homatropin Kalsium laktat, 1968
injeksi, 1916 hidrobromida 195 I Kanamisin sulfat, 196 t;
tablet, 1917 Identifikasi secara kromatografi Kapsul dikloksasilin
Ergotamin tartrat dan kofein ·lapis tipis, 2102 natrium, 191 I
tablet, 1918 lmipramin hidroklorida, 1953 Kapsul disopiramida
Etoposida, I 920 lnjeksi atral..11rium fosfat, 191 I
Etoposida besilat, 1899 Kapsul etoposida, 1923
injeksi, I 921 lnj.eksi biperiden laktat, 1908
kapsul, I 923 l
2138

Kapsul feksofenadin Levamisol hidroklorida, 1997 Nortriptilin


. hidroklorida, 1926 Levonorgestrel, 1997 · hidroklorida, 2'J25
Kapsul fiuoksetin, _1941 .. Lidokain hidroklorida, 1997 Noskapin,:2026... ____ --,"'~
Kapsul kanamisin sulfat,~ 1970 Lidokain hidroklorida dan Omeprazo.1, . · . . > ,.: ·, ,,,.'* , ...
· Ka!JSUI klindamisin epinefrin, injeksi, 1998 kapsui lepas tunda, '202(\'',' ;!ii'":f~~
hidroklorida, 1984 Lindan, 1999 Ondansetrci.11
Kapsul klofazimin 1985 Linkomisin hidroklorida, 2029
Kapsul klomipramin hidroklorida, J999 injeksi, 2031
hidrolorida, 1986 Linkomisin hidroklorida, tablet, 2033
. Kapsul kloramfenikol, 1988 kapsul, 2001 Parafin, 2035
Kapsul lepas tunda · Losio nistatin, 2022 Paromomisin sulfat, 2036
cimeprazol, 2026 Mebendazol, Penetapan kadar etanol, 211 O
Kapsul linkomisin suspensi oral, 200 I Penimbangan dengan
hidroklorida, 2000 Meropenem, 2002 timbangan analitik, 2108
Kapsul nifedipin, 2014 Meropenem Pektin, 2036
Kapsul sikloserin, 2065 untuk injeksi, 2004 Pindolol, 2036
Kapsul stavudin, 2071 Mestranol, 2006 Piperazin, 2.036
Karbamazepin, Metadon hidroklorida Piperazin sitra~ 2037
suspensi oral, 1970 larutan oral, 2006 Polirniksin B
Karvedilol, 1971 Metilparaben, 2007 s~lfat, 2038
Karvedilol, tablet, 1974 Metotreksat, 2008 untuk injeksi, 2039
Ketamin hidroklorida, 1976 Nadolol, 2008 Pravastatin
Ketokonazol, tablet, 1978 Nadolol, tablet, 2008 natrium, 2039
Klavulanat kalium, _1979 Nafazolin hidroklorida, 2008 tablet, 2042
Klidinium bromida, 1982 Nalokson Prazikuautel, 204 3
Klindamisin hidroklorida, 2009 Prazosin hidroklorida, 20~3
hcJ:t0klorida, 1983 Nandrolon Prednison, 2045 ,.
palmitat hidroklorida, 1985 dekanoat, injeksi, 2009 Prednison, tablet, 2046
Klorambusil, 1987 fenpropionat, injeksi,2010 Propilparaben, 2046
Klorambusil, tablet, 1988 Naproksen, 2011 Propofol, 2047
Kloramfenikol, 1988 Naproksen natrium, 2011 Prosedur disolusi: p~ngembanga1
Klorpromaziri hidroklorida, 1\iaprokscn natrium, dan validasi, 2! 17
' Sirup, 1989 , · · tablet, 2011 Ranitidin hidrolclorida, tablet, 2C
KJotrimazol, 1991 Neostigmin brorrida, Resorsinol., 2050
Kofein sitrat, injeksi, 1991 tablet, 20 l 2 Riboflavin, 2050
Krim gentamisin sulfat, 1944 Nifedipin, 2013 Risedronat natrium, 2051
Krim hidrokortison asetat, 1949 Nifedipin, Risedronat natrium: tablet, 2053
Krim nistatin, 2022 kapsul, 2014 Risperidon, 2055
Krim tretinoin, 2092 tablet lepas lambat, 2016 Risperidon, tablet, 2057
Kuinin sulfat, 1993 Nimodipin, 2020 Salep nistatin, 2022
Kuinin sulfat, tablet, 1993 Nistatin, 2021 Salep mata / .,
Kuinidin sulfat, tablet, 1992 Nistatin, .... tetrasiklin hidroklorida, 20SE' ·. i
Larutan dapar, 2125 krim, 2022 Salep mata tobramisin, 2089
Larutan-oral metadon losio,2022 Scfepim hidroklorida, 2059
hidroklorida, 2006 salep, 2022 Sefepim untuk injeksi, 2061
Larutan topikal hidrogen Ni.trogl iserin Sefotaksim untuk injeksi. 2063
peroksida, J949 encer, .2023 Sikloserin, 2064
r c-•Jkovorin kalsium, 1993 injeksi, 2023 Sikloserin, kapsul, 2065
l."ukovorin kalsium Noretisteron, 2024 Silostazol, 2066
injeksi, 1994 Noretisteron, tablet, 2024 Silostazol, tablet, 2068
tablet, 1995 Norgestrel, 2025 Simetidin, 2068

Anda mungkin juga menyukai