MODUL 3
(LESI JARINGAN LUNAK MULUT)
“EPULIS FISSURATUM”
Oleh:
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
kepada yang terhormat drg. Abu Bakar, M.Med.Ed, Ph.D selaku dosen
membantu.
sebagaimana mestinya, baik dari segi ilmiah maupun dari segi tata
bahasanya, karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan dari
pembaca.
Nya kepada kita semua dan semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat
Penulis
2
MODUL 3
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
HALAMAN PENGESAHAN
Disetujui Oleh
Dosen Pembimbing
No. RM :-
Umur : 71 Tahun
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
20-037
Disetujui Oleh
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Epulis fissuratum adalah hyperplasia mukosa akibat trauma ringan kronik oleh
pinggiran gigi palsu. Epulis fissuratum dianalogikan sebagai akantoma
fissuratum pada kulit. Epulis fissuratum muncul berhubungan dengan pinggiran
gigi palsu. Epulis biasanya ditemukan pada vestibuler maksila atau mandibula.
Kebanyakan epulis fissuratum terjadi pada ras kulit putih. Ini berhubungan dari
dominasi ras kulit putih untuk sering menggunakan gigi palsu. Kebanyakan
kasus terjadi pada wanita. Pada kenyataannya, wanita lebih suka
menggunakan gigi palsu dalam waktu yang lebih lama, karena alasan
estetik. Kemungkinan, perubahan epitel menjadi atropi pada wanita
menopause, mempengaruhi kejadiannya pada wanita yang lebih tua. Epulis
fissuratum terbanyak terjadi pada umur 50, 60, dan 70-an, tapi dapat
ditemukan pada hampir seluruh umur. Epulis fissuratum pernah ditemukan
pada anak kecil. Faktanya, lesi berhubungan dengan penggunaan gigi palsu dan
proses iritasi yang kronis memiliki insidensi lebih tinggi pada individu yang
lebih tua.(Stern, Diane. 2009)
2.2 Etiologi
2.4 Penatalaksanaan
Lesi ini dapat dihilangkan dengan eksisi. Selain itu, gigi tiruan yang
menjadi timbulnya lesi ini harus diperbaiki hingga dapat memiliki
kecekatan yang baik namun tidak memberi tekanan berat terhadap mukosa
supaya mencegah iritasi yang lebih berat lagi. Meski lesi ini sangat jarang
dihubungkan dengan karsinoma sel skuamosa, namun sebagai tindakan
preventif sebaiknya dilakukan pemeriksaan mikroskopis pada lesi yang telah
dibuang tersebut. Pemeriksaan gigi rutin, dapat mencegah epulis fissuratum.
Pasien yang menggunakan gigi palsu jarang sadar, bahwa mereka juga perlu
memeriksakan kesehatan mulut mereka ke dokter gigi, sehingga meningkatkan
resiko terjadinya epulis fissuratum (Stern, Diane. 2009).
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Data Mahasiswa
NO RM :-
B. Identitas Pasien
Agama : Islam
ANAMNES
IS
1. Keluhan Utama Seorang pasien datang dengan keluhan
gigi tiruan longgar sejak 6 bulan
yang lalu
2. Riwayat Penyakit saat Pasien merasakan adanya
ini pembengkakan
pada gusinya dan tidak terasa sakit
3. Riwayat perawatan gigi Pasien pernah dibuatkan gigi tiruan
dan penuh
mulut sejak 8 tahun yg lalu dan pernah
melakukan
reline pada gigi tiruan sejak 3 tahun
yang lalu.
4. Riwayat penyakit a. Golongan darah : O
sistemik
b. Tekanan darah : normal
c. Penyakit jantung : -
d. Diabetes : -
e. Kelainan darah : -
f. Hepatitis : -
g. Penyakit gastroinstestinal : -
h. Penyakit lainnya : -
i. Alergi obat-obatan : -
j. Alergi makanan : -
k. Kehamilan/menyusui : -
l. Kontrasepsi : -
b. TMJ : TAK
c. Wajah : Asimetris
d. Mata : TAK
e. Sirkum oral : TAK
f. Bibir : TAK
g. Lain-lain : TAK
3. Pemeriksaan intra a. Mukosa labial : eritema
oral
b. Frenulum : Normal
c. Lidah : Normal
d. Mukosa bukal : eritema
e. Dasar mulut : Normal
f. Palatum : Normal
g. Gingiva : Pembesaran gingival dan
disertai fissure pada bagian
vestibular kanan
h. Jaringan periodontal : Normal
i. Kelenjar saliva : Normal
j. Uvula: Normal
k. Tonsil : Normal
l. Kebersihan mulut : Sedang
4. Pemeriksaan a. Radiologi : TDL
penunjang
b. Patologi klinik : TDL
c. Patologi anatomi : TDL
d. Mikrobiologi : TDL
e. Imunologi : TDL
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS Epulis Fissuratum
DIAGNOSIS Epulis grafidarum, epulis granulomatosa,
BANDING epulis
granulomatosa, epulis kongenital
PROGNOSIS Ad bonam
PEMBAHASAN
Dari anamnesa dan temuan klinis maka dapat ditegakkan diagnosis lesi
merupakan epulis fissuratum yang merupakan hyperplasia mukosa akibat trauma
ringan kronik oleh pinggiran gigi palsu. Epulis fissuratum dianalogikan sebagai
akantoma fissuratum pada kulit. Epulis fissuratum muncul berhubungan dengan
pinggiran gigi palsu. Epulis biasanya ditemukan pada vestibuler maksila atau
mandibula. Kebanyakan epulis fissuratum terjadi pada ras kulit putih (Stern,
Diane. 2009).
Hiperplasia fibrosa yang diinduksi oleh gigi tiruan adalah pertumbuhan adaptif
yang disebabkan oleh iritasi kronis dari protesa yang tidak beradaptasi dengan
baik dengan hipertrofi dan hiperplasia yang bervariasi. Trauma dan iritasi adalah dua
faktor etiologi utama yang bertanggung jawab untuk terjadinya epulis. Secara klinis
tampak sebagai lesi sessile timbul berupa lipatan-lipatan dengan permukaan
halus dengan mukosa diatasnya normal atau eritematosa. Karena iritasi kronis,
mungkin mengalami trauma dan hadir dengan permukaan yang mengalami ulserasi.
Hal ini dianggap sebagai pertumbuhan berlebih dari jaringan intraoral akibat
iritasi kronis. Hiperplasia mukogingiva ini merupakan kondisi reaktif dari mukosa
mulut terhadap tekanan mekanis yang berlebihan pada mukosa (Mohan et al.,
2013).
Diagnosa banding epulis adalah tumor yang sering terjadi pada gingiva
yaitu papiloma dan fibroma. Pailoma merupakan tumor jinak epitel rongga mulut
(epitel skuamos) yang paling sering dapat timbul pada segala umur dan
umumnya terletak di bibir, lidah dasar mulut atau palatum mole, mukosa bukal
dan gingival. Fibroma merupakan rekasi proliferasi fibroblas dengan banyak serat
kolagen yang timbul sebagai reaksi terhadap iritasi kronik.
Perawatan untuk lesi ini dapat dihilangkan dengan eksisi. Selain itu, gigi
tiruan yang menjadi timbulnya lesi ini harus diperbaiki hingga dapat memiliki
kecekatan yang baik namun tidak memberi tekanan berat terhadap mukosa supaya
mencegah iritasi yang lebih berat lagi. Meski lesi ini sangat jarang dihubungkan
dengan karsinoma sel skuamosa, namun sebagai tindakan preventif sebaiknya
dilakukan pemeriksaan mikroskopis pada lesi yang telah dibuang tersebut
(Stern, Diane. 2009).
Faktor yang mempersulit atau kendala dari operasi kasus ini adalah besarnya
masa mempersulit akses anastesi blok teknik akinosi dan blok bukal (long bukal
nerve blok) oleh karena itu dilakukan anastesi blok mandibula gow-gates. Saraf
yang dianastesi
dengan blok mandibula gow-gates adalah saraf alveolaris mandibula inferior, mentale,
insisivus, lingualis, mylohyoid, auriculo temporal dan saraf bukal (long bukal
nerve) (Praba et al., 2012).
BAB IV
PENUTUP
Epulis fissuratum adalah hyperplasia mukosa akibat trauma ringan kronik oleh
pinggiran gigi palsu. Epulis fissuratum dianalogikan sebagai akantoma
fissuratum pada kulit. Epulis fissuratum muncul berhubungan dengan pinggiran
gigi palsu. Epulis biasanya ditemukan pada vestibuler maksila atau mandibula.
Kebanyakan epulis fissuratum terjadi pada ras kulit putih. Ini berhubungan dari
dominasi ras kulit putih untuk sering menggunakan gigi palsu. Kebanyakan
kasus terjadi pada wanita. Pada kenyataannya, wanita lebih suka
menggunakan gigi palsu dalam waktu yang lebih lama, karena alasan
estetik.( Mohammadi M, et al. 2017).
Perawatan untuk lesi ini dapat dihilangkan dengan eksisi. Selain itu, gigi
tiruan yang menjadi timbulnya lesi ini harus diperbaiki hingga dapat memiliki
kecekatan yang baik namun tidak memberi tekanan berat terhadap mukosa
supaya mencegah iritasi yang lebih berat lagi. Meski lesi ini sangat jarang
dihubungkan dengan karsinoma sel skuamosa, namun sebagai tindakan
preventif sebaiknya dilakukan pemeriksaan mikroskopis pada lesi yang telah
dibuang tersebut (Stern, Diane. 2009).
DAFTAR PUSTAKA