Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KASUS

MODUL 3
(LESI JARINGAN LUNAK MULUT)
“EPULIS FISSURATUM”

Diajukan untuk memenuhi syarat dalam melengkapi


Kepaniteraan Klinik pada Modul 3

Oleh:

ILHAM JALU PRASETIO


20100707360804037

Dosen Pembimbing : drg. Abu Bakar, M.Med.Ed, Ph.D

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulisan laporan kasus ” EPULIS

FISSURATUM “ untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan

kepanitraan klinik modul

3 (Lesi Jaringan Lunak Mulut) dapat diselesaikan.

Dalam kesempatan ini dengan tulus dan segala kerendahan hati

penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya khususnya

kepada yang terhormat drg. Abu Bakar, M.Med.Ed, Ph.D selaku dosen

pembimbing yang telah memberikan bantuan, dan dorongan. Selain itu

penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu.

Penulis juga menyadari bahwa laporan kasus ini belum sempurna

sebagaimana mestinya, baik dari segi ilmiah maupun dari segi tata

bahasanya, karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan dari

pembaca.

Akhir kata penulis mengharapkan Allah SWT melimpahkan berkah-

Nya kepada kita semua dan semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat

serta dapat memberikan sumbangan pemikiran yang berguna bagi semua

pihak yang memerlukan.

Padang, 07 Agustus 2021

Penulis

2
MODUL 3
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG

HALAMAN PENGESAHAN

Telah didiskusikan Laporan Kasus Epulis Fissuratum untuk


melengkapi persyaratan Kepaniteraan Klinik pada Modul 3.

Padang, 07 Agustus 2021

Disetujui Oleh
Dosen Pembimbing

(drg. Abu Bakar, M.Med.Ed, Ph.D)


LAPORAN KASUS ORAL MEDICINE

No. RM :-

Nama pasien : Nyonya S

Umur : 71 Tahun

Jenis kelamin : Perempan

Alamat : Jln. Siteba

Pekerjaan : IRT

Agama : Islam

Hari/ Tanggal Kasus Tindakan yang Operator


dilakukan
1. Pencatatan Data

Epulis 2. Anamnesa Ilham Jalu


07 Agustus
2021 Fissuratum 3. Pemeriksaan Klinis Prasetio

20-037

Padang, 07 Agustus 2021

Disetujui Oleh

(drg. Abu Bakar, M.Med.Ed, Ph.D)


BAB 1

PENDAHULUAN

Tumor adalah jaringan baru yang timbul dalam tubuh akibat


pengaruh berbagai faktor penyebab tumor. Tumor dapat dibagi menjadi tumor
odontogenik dan non odontogenik. Tumor odontogenik, dibagi lagi menjadi
tumor yang berasal dari ektodermal, mesiodermal,dancampuran mesio-
ektodermal. Sedangkan tumor non- odontogenik dibagi menjadi tumor
osteogenik, non- osteogenik, tumor jaringan vaskuler, dan tumor jaringan
syaraf. Tumor non- osteogenik dibagi menjadi tumor epitel,
hiperplasi inflamasi dan tumor mesiodermal. Pada penggolongan
ini, epulis termasuk kepada tumor epitel.( Stern, Diane. 2009)
Epulis merupakan istilah yang nonspesifik untuk tumor dan massa seperti
tumor pada gingiva (gusi). Epulis bersifat fibrous, hiperplastik atau
granulatif. Epulis ini dapat berasal dari iritasi kronis dapat juga terjadi pada
pasien dengan gangguan hormonal. Faktor Predisposisi Epulis antara lain
iritasi kronis lokal (misalnya kalkulus, karies servikal, sisa akar gigi) dan
perubahan hormonal.
Klasifikasi Epulis dapat dibedakan berdasarkan etiologi terjadinya antara lain :
Epulis Gravidarum, Epulis Congenitalis, Epulis Fibromatosa, Epulis
Granulomatosa, Epulis Fissuratum. (Anonym.2009).

Epulis fissuratum adalah hyperplasia mukosa akibat trauma ringan


kronik oleh pinggiran gigi palsu. Epulis fissuratum dianalogikan sebagai
akantoma fissuratum pada kulit. Epulis fissuratum muncul berhubungan dengan
pinggiran gigi palsu. Epulis biasanya ditemukan pada vestibuler maksila atau
mandibula. Kebanyakan epulis fissuratum terjadi pada ras kulit putih. Ini
berhubungan dari dominasi ras kulit putih untuk sering menggunakan gigi palsu.
Kebanyakan kasus terjadi pada wanita. Pada kenyataannya, wanita lebih
suka menggunakan gigi palsu dalam waktu yang lebih lama, karena alasan
estetik.(Mohammadi M, et al. 2017)
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Epulis Fissuratum

Epulis fissuratum adalah hyperplasia mukosa akibat trauma ringan kronik oleh
pinggiran gigi palsu. Epulis fissuratum dianalogikan sebagai akantoma
fissuratum pada kulit. Epulis fissuratum muncul berhubungan dengan pinggiran
gigi palsu. Epulis biasanya ditemukan pada vestibuler maksila atau mandibula.
Kebanyakan epulis fissuratum terjadi pada ras kulit putih. Ini berhubungan dari
dominasi ras kulit putih untuk sering menggunakan gigi palsu. Kebanyakan
kasus terjadi pada wanita. Pada kenyataannya, wanita lebih suka
menggunakan gigi palsu dalam waktu yang lebih lama, karena alasan
estetik. Kemungkinan, perubahan epitel menjadi atropi pada wanita
menopause, mempengaruhi kejadiannya pada wanita yang lebih tua. Epulis
fissuratum terbanyak terjadi pada umur 50, 60, dan 70-an, tapi dapat
ditemukan pada hampir seluruh umur. Epulis fissuratum pernah ditemukan
pada anak kecil. Faktanya, lesi berhubungan dengan penggunaan gigi palsu dan
proses iritasi yang kronis memiliki insidensi lebih tinggi pada individu yang
lebih tua.(Stern, Diane. 2009)

2.2 Etiologi

Penyebab dari epulis fissuratum adalah iritasi kronis ringan pada


tempat pemasangan gigi palsu. Biasanya, berhubungan dengan resopsi dari
tulang alveolar, supaya gigi palsu dapat bergerak pada mukosa
vestibuler, mengakibatkan inflamasi hiperplasi jaringan yang berproliferasi
pada tepi gigi palsu tersebut. (Mohan RPS, et al. 2013).

2.3 Gambaran Klinis

Pemeriksaan pada pasien epulis fissuratum patient typically ditemukan


pembengkakan pada mukosa hiperplastik, dimana meliputi pinggiran dari
gigi palsu. Lesi lebih sering pada bagian depan dari gigi palsu. Lesi pada
daerah lingual jarang ditemukan. Lesi ini lebih sering pada bagian anterior
rahang.
Permukaan dari massa epulis fissuratum : halus, biasanya berbentuk ulseran
atau papiler. Ukuran dari lesi epulis fissuratum lesion bervariasi; pada beberapa
lesi kecil, tapi dapat meliputi seluruh mukosa vestibuler yang kontak
dengan gigi palsu. Walaupun sering dalam warna mukosa, eritema juga bisa
terjadi, jika terjadi inflamasi. Beberapa lesi muncul mejadi granuloma piogenik,
disebabkan proliferasi kapiler( Mohammadi M, et al. 2017).

Gambar 1. Epulis Fissuratum pada Anterior mandibula rahang bawah


Terlihat gambaran eritema. Pada permukaan lesi biasana halus seperti
pada di gambar.

2.4 Penatalaksanaan

Lesi ini dapat dihilangkan dengan eksisi. Selain itu, gigi tiruan yang
menjadi timbulnya lesi ini harus diperbaiki hingga dapat memiliki
kecekatan yang baik namun tidak memberi tekanan berat terhadap mukosa
supaya mencegah iritasi yang lebih berat lagi. Meski lesi ini sangat jarang
dihubungkan dengan karsinoma sel skuamosa, namun sebagai tindakan
preventif sebaiknya dilakukan pemeriksaan mikroskopis pada lesi yang telah
dibuang tersebut. Pemeriksaan gigi rutin, dapat mencegah epulis fissuratum.
Pasien yang menggunakan gigi palsu jarang sadar, bahwa mereka juga perlu
memeriksakan kesehatan mulut mereka ke dokter gigi, sehingga meningkatkan
resiko terjadinya epulis fissuratum (Stern, Diane. 2009).
BAB III

LAPORAN KASUS

A. Data Mahasiswa

Tanggal : 07 Agustus 2021

Nama Operator : Ilham Jalu

Prasetio NPM 20100707360804037

NO RM :-

B. Identitas Pasien

Nama Pasien : Nyonya Y

Tempat/tanggal lahir : 19 Maret

1950 Suku : Minang

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Perkawinan : Sudah menikah

Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : jln. Siteba

ANAMNES
IS
1. Keluhan Utama Seorang pasien datang dengan keluhan
gigi tiruan longgar sejak 6 bulan
yang lalu
2. Riwayat Penyakit saat Pasien merasakan adanya
ini pembengkakan
pada gusinya dan tidak terasa sakit
3. Riwayat perawatan gigi Pasien pernah dibuatkan gigi tiruan
dan penuh
mulut sejak 8 tahun yg lalu dan pernah
melakukan
reline pada gigi tiruan sejak 3 tahun
yang lalu.
4. Riwayat penyakit a. Golongan darah : O
sistemik
b. Tekanan darah : normal
c. Penyakit jantung : -
d. Diabetes : -
e. Kelainan darah : -
f. Hepatitis : -
g. Penyakit gastroinstestinal : -
h. Penyakit lainnya : -
i. Alergi obat-obatan : -
j. Alergi makanan : -
k. Kehamilan/menyusui : -
l. Kontrasepsi : -

Riwayat penyakit Tidak ada


terdahulu
5. Riwayat penyakit dalam Tidak ada
keluarga
6. Riwayat sosial Pola makan pasien tidak teratur dan
jarang
mengkonsumsi buah dan sayuran

PEMERIKSAAN FISIK UMUM DA


STOMATOGNATIK
1. Pemeriksaan objektif a. Kesadaran umum
Kesadaran : compos mentis
b. Tanda-tanda vital
Tekanan darah :
normal Nadi :
normal
Suhu : normal
Resirasi : normal
2. Pemeriksaan ekstra a. Kelenjar getah
oral
bening
Submandibula :
TAK
Submentale :
TAK Servikal:
TAK

b. TMJ : TAK
c. Wajah : Asimetris
d. Mata : TAK
e. Sirkum oral : TAK
f. Bibir : TAK
g. Lain-lain : TAK
3. Pemeriksaan intra a. Mukosa labial : eritema
oral
b. Frenulum : Normal
c. Lidah : Normal
d. Mukosa bukal : eritema
e. Dasar mulut : Normal
f. Palatum : Normal
g. Gingiva : Pembesaran gingival dan
disertai fissure pada bagian
vestibular kanan
h. Jaringan periodontal : Normal
i. Kelenjar saliva : Normal
j. Uvula: Normal
k. Tonsil : Normal
l. Kebersihan mulut : Sedang
4. Pemeriksaan a. Radiologi : TDL
penunjang
b. Patologi klinik : TDL
c. Patologi anatomi : TDL
d. Mikrobiologi : TDL
e. Imunologi : TDL

DIAGNOSIS
DIAGNOSIS Epulis Fissuratum
DIAGNOSIS Epulis grafidarum, epulis granulomatosa,
BANDING epulis
granulomatosa, epulis kongenital
PROGNOSIS Ad bonam

RENCANA PERAWATAN DAN PERAWATAN


NON 1. Melakukan perbaikan pada
FARMAKOLOGIS gtl(relining)/
menghilangkan factor penyebabnya
2. Memberikan KIE kepada pasien
- Mengatakan kepada pasien bahwa
ini bukanlah suatu penyakit yang
parah dan bisa diobati
- Instruksikan pasien utk mengontrolkan
gigi tiruannya kepada dokter yg
bersangkutan
- Menginstruksikan pasien untuk
selalu menjaga kebersihan rongga
mulutnya
- Menginstruksikan pasien untuk
selalu makan makanan yang bergizi
seperti buah dan sayur dan banyak
mengkonsumsi air putih yang cukup
FARMAKOLOGIS Melakukan bedah eksisi pada hyperplasia disertai
fissure
gingiva pada bangian vestibular kanan tersebut.
BAB IV

PEMBAHASAN

Dari anamnesa dan temuan klinis maka dapat ditegakkan diagnosis lesi
merupakan epulis fissuratum yang merupakan hyperplasia mukosa akibat trauma
ringan kronik oleh pinggiran gigi palsu. Epulis fissuratum dianalogikan sebagai
akantoma fissuratum pada kulit. Epulis fissuratum muncul berhubungan dengan
pinggiran gigi palsu. Epulis biasanya ditemukan pada vestibuler maksila atau
mandibula. Kebanyakan epulis fissuratum terjadi pada ras kulit putih (Stern,
Diane. 2009).
Hiperplasia fibrosa yang diinduksi oleh gigi tiruan adalah pertumbuhan adaptif
yang disebabkan oleh iritasi kronis dari protesa yang tidak beradaptasi dengan
baik dengan hipertrofi dan hiperplasia yang bervariasi. Trauma dan iritasi adalah dua
faktor etiologi utama yang bertanggung jawab untuk terjadinya epulis. Secara klinis
tampak sebagai lesi sessile timbul berupa lipatan-lipatan dengan permukaan
halus dengan mukosa diatasnya normal atau eritematosa. Karena iritasi kronis,
mungkin mengalami trauma dan hadir dengan permukaan yang mengalami ulserasi.
Hal ini dianggap sebagai pertumbuhan berlebih dari jaringan intraoral akibat
iritasi kronis. Hiperplasia mukogingiva ini merupakan kondisi reaktif dari mukosa
mulut terhadap tekanan mekanis yang berlebihan pada mukosa (Mohan et al.,
2013).
Diagnosa banding epulis adalah tumor yang sering terjadi pada gingiva
yaitu papiloma dan fibroma. Pailoma merupakan tumor jinak epitel rongga mulut
(epitel skuamos) yang paling sering dapat timbul pada segala umur dan
umumnya terletak di bibir, lidah dasar mulut atau palatum mole, mukosa bukal
dan gingival. Fibroma merupakan rekasi proliferasi fibroblas dengan banyak serat
kolagen yang timbul sebagai reaksi terhadap iritasi kronik.
Perawatan untuk lesi ini dapat dihilangkan dengan eksisi. Selain itu, gigi
tiruan yang menjadi timbulnya lesi ini harus diperbaiki hingga dapat memiliki
kecekatan yang baik namun tidak memberi tekanan berat terhadap mukosa supaya
mencegah iritasi yang lebih berat lagi. Meski lesi ini sangat jarang dihubungkan
dengan karsinoma sel skuamosa, namun sebagai tindakan preventif sebaiknya
dilakukan pemeriksaan mikroskopis pada lesi yang telah dibuang tersebut
(Stern, Diane. 2009).
Faktor yang mempersulit atau kendala dari operasi kasus ini adalah besarnya
masa mempersulit akses anastesi blok teknik akinosi dan blok bukal (long bukal
nerve blok) oleh karena itu dilakukan anastesi blok mandibula gow-gates. Saraf
yang dianastesi
dengan blok mandibula gow-gates adalah saraf alveolaris mandibula inferior, mentale,
insisivus, lingualis, mylohyoid, auriculo temporal dan saraf bukal (long bukal
nerve) (Praba et al., 2012).
BAB IV

PENUTUP

Epulis fissuratum adalah hyperplasia mukosa akibat trauma ringan kronik oleh
pinggiran gigi palsu. Epulis fissuratum dianalogikan sebagai akantoma
fissuratum pada kulit. Epulis fissuratum muncul berhubungan dengan pinggiran
gigi palsu. Epulis biasanya ditemukan pada vestibuler maksila atau mandibula.
Kebanyakan epulis fissuratum terjadi pada ras kulit putih. Ini berhubungan dari
dominasi ras kulit putih untuk sering menggunakan gigi palsu. Kebanyakan
kasus terjadi pada wanita. Pada kenyataannya, wanita lebih suka
menggunakan gigi palsu dalam waktu yang lebih lama, karena alasan
estetik.( Mohammadi M, et al. 2017).
Perawatan untuk lesi ini dapat dihilangkan dengan eksisi. Selain itu, gigi
tiruan yang menjadi timbulnya lesi ini harus diperbaiki hingga dapat memiliki
kecekatan yang baik namun tidak memberi tekanan berat terhadap mukosa
supaya mencegah iritasi yang lebih berat lagi. Meski lesi ini sangat jarang
dihubungkan dengan karsinoma sel skuamosa, namun sebagai tindakan
preventif sebaiknya dilakukan pemeriksaan mikroskopis pada lesi yang telah
dibuang tersebut (Stern, Diane. 2009).
DAFTAR PUSTAKA

Mohammadi M, et al. 2017. Karakteristik klinis dan terkait gigitiruan pada


pasien dengan epulis fissuratum: serangkaian kasus retrospektif. Pusat
Penelitian Kesehatan Mulut. Universitas Ilmu Kedokteran Kerman.
Iran.
Mohan RPS, et al. 2013. Epulis fissuratum: Consequence of ill-fitting
prosthesis Department of Oral Medicine and Radiology. Kothiwal
Dental College and Research Centre. Moradabad. Uttar Pradesh. India

Stern, Diane. 2009. Epulis Fissuratum. Departemen Bedah, Bagian Bedah


Mulut dan Maksilofasial, University of Miami; Jurnal Sekolah
Kedokteran Gigi Universitas Nova Tenggara
Anonym.2009.Epulis.h ttp"22achmadfiGar./ordpress.com2□88F28□2%A2epulis2

Praba, F. W. and Rahardjo, B. D. (2012) ‘Penatalaksanaan Ekstirpasi Epulis


Fibromatosa Ukuran Besar pada Gingiva Rahang Bawah Kanan dengan Anestesi
Lokal’, Majalah Kedokteran Gigi Indonesia, p. 58. doi:
10.22146/majkedgiind.15683.

Anda mungkin juga menyukai