SKRIPSI
Oleh :
ANGGILIA IRJUANTI
1710070110075
SKRIPSI
Oleh :
ANGGILIA IRJUANTI
1710070110075
ii
Halaman Pengesahan
SKRIPSI
Oleh:
ANGGILIA IRJUANTI
1710070110075
iii
Halaman Pernyataan Orisinalitas
NPM : 1710070110075
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-
benar karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran
orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila
dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil jiplakan, maka saya
bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
ANGGILIA IRJUANTI
1710070110075
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan scoping review ini yang berjudul “
sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi.
dari segala pihak yang telah bersedia membantu penulis. Akhirnya penulis
mengharapkan agar kiranya tulisan ini dapat menjadi salah satu bahan
kedepannya, juga dalam usaha peningkatan perbaikan kualitas kesehatan gigi dan
Penulis
v
ABSTRAK
Pencegahan transmisi virus dengan cara menghindar dari paparan virus tersebut.
Salah satu tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi dapat dilakukan dengan
menggunakan masker. Jenis masker terdiri atas masker medis dan masker non
medis. Masker medis dibagi menjadi dua jenis yaitu masker bedah dan masker
respirator FFP. World Health Organization (WHO) menekankan bahwa
penggunaan masker bedah dan masker respirator FFP harus diprioritaskan bagi
tenaga kesehatan, sedangkan masyarakat dianjurkan menggunakan masker
nonmedis. Tujuan dari scoping review ini untuk mengetahui tingkat efektivitas dari
beberapa jenis masker terhadap pencegahan transmisi virus. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi pustaka. Data yang berupa
artikel didapatkan melalui pencarian database PubMed, Science Direct, dan
Google Scholar. Artikel yang dijadikan sampel penelitian adalah artikel yang
dipublikasi pada tahun 2011-2020, artikel yang berbahasa inggris, artikel yang
menggunakan metode penelitian in-vitro, dan artikel yang dapat diakses dengan
gratis. Berdasarkan hasil dari review 15 artikel, menyatakan bahwa penggunaan
masker dapat mencegah transmisi virus. Dari 15 artikel paling banyak membahas
tentang masker N95, masker bedah dan masker kain. Indikator yang digunakan
untuk mengukur efektivitas masker terhadap pencegahan virus adalah filtrasi
efisiensi masker. Masker FFP2 memiliki efektivitas paling tinggi dalam mencegah
penularan virus dengan filtrasi efisiensi 99,9%.
vi
ABSTRACT
The best way to prevent the transmission of the virus is to avoid being exposed of
the virus. Wearing a mask can help prevent the spread of the virus to others. Types
of masks consist of medical masks and non-medical masks. Medical masks are
divided into two types, namely surgical masks and FFP respirator masks. The
World Health Organization (WHO) emphasizes that the use of surgical masks and
FFP respirator masks must be prioritized for health workers, while people are
encouraged to use non-medical masks. The purpose of this scoping review is to
determine the level of effectiveness of several types of masks in preventing virus
transmission. The method used in this research is literature study method. Data in
the form of articles was obtained through database searches of PubMed, Science
Direct, and Google Scholar. The articles used as research samples are articles
published in 2011-2020, articles in English, articles using in-vitro research
methods, and articles that can be accessed for free. Based on the results of a review
of 15 articles, it states that the use of masks can prevent virus transmission. Most
of the 15 articles discuss N95 masks, surgical masks and cloth masks. The indicator
used to measure the effectiveness of masks against virus prevention is the filtration
efficiency of the mask. FFP2 masks have the highest effectiveness in preventing
virus transmission with a filtration efficiency of 99.9%.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
viii
BAB 4. PEMBAHASAN ............................................................................... 34
4.1 Pencegahan Transmisi Virus Dengan Penggunaan Masker ....................... 34
4.2 Indikator Untuk Menentukan efektivitas Masker ..................................... 35
4.3 Menentukan Efektivitas Masker ................................................................ 35
4.4 Masker yang Digunakan Sebagai Sampel .................................................. 36
4.5 Tingkat Efektivitas Masker ........................................................................ 38
4.6 Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 39
4.7 Implikasi Penggunaan Masker ................................................................... 39
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xii
DAFTAR SINGKATAN
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
diinginkan. Virus adalah agen penyebab infeksi yang berukuran paling kecil.
Virus hanya mengandung satu jenis asam nukleat (RNA atau DNA). Virus
genom mereka dari organisme host yang terinfeksi dengan yang tidak
terinfeksi dan dari sel yang terinfeksi ke sel yang tidak terinfeksi (Marsh et al.,
terakhir, seperti virus influenza H1N1, H5N1, H7N7, Middle East respiratory
yang hampir mirip dengan SARS-CoV dan MERS-CoV, seperti genom RNA
dan cara penularannya. Saat ini dunia sedang berjuang melawan virus baru
1
2
oleh SARS-CoV-2 memiliki gejala seperti flu yang dapat menjadi serius pada
yaitu virus yang dapat menginfeksi hewan dan manusia. Host alami virus ini
berasal dari hewan liar yaitu kelelawar (Manigandan et al., 2020; Pascarella et
langsung. Penularan melalui droplet terjadi saat air liur dan tetesan saluran
pernapasan yang keluar ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin, berbicara,
atau menyanyi. Droplet saluran napas memiliki ukuran diameter > 5-10 μm
Penularan melalui aerosol terjadi saat virus menguap dan bertahan di udara.
tersebut akan terjangkit apabila menyentuh mata, hidung, atau mulut (Chua et
mulut dan hidung dengan tisu jika batuk dan bersin kemudian dibuang dengan
aman; cuci tangan dengan sabun atau desinfeksi yang mengandung setidaknya
60% alkohol; menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi dan menjaga
jarak minimal 1 meter; dan menahan diri untuk menyentuh mata, hidung, dan
yaitu masker medis dan masker non medis. Masker medis dapat dibagi menjadi
dua kelompok utama: masker bedah dan masker respirator FFP yang dirancang
selama pandemik terutama untuk tenaga medis berisiko tinggi. Masker medis
mencegah inhalasi partikel kecil di udara. Masker ini juga diharuskan melalui
tes filtrasi. Menurut National Institute for Occupational Safety and Health’s
(NIOSH) masker ini memiliki filter yang menghapus setidaknya 95% dari
ukuran partikel di udara. Masker ini juga memiliki beberapa jenis masker
seperti masker N95, N99, N100 dari United States, masker KN95 dari China,
4
dan masker FFP2, FFP3 dari European Union (Hines et al., 2014; Bartoszko
Masker bedah adalah masker yang terbuat dari bahan non-woven air-
laid paper (tidak dijahit) dan polypropylene. Masker bedah dirancang hanya
serangkaian metode uji standar Food and Drug Administration (FDA). Masker
bedah terdiri dari tiga jenis yaitu, 2-layered surgical mask, 3-layered surgical
mask dan 6-layered surgical mask (Lepelletier et al., 2020; Pattillo, 2020;
Masker kain merupakan masker non medis yang dibuat dari berbagai
jenis kain tenun dan non-anyaman, seperti poliester, katun, sutra alami, dan
sifon. Masker kain dapat dibuat dari berbagai kombinasi kain, urutan
pelapisan, dan tersedia dalam berbagai bentuk. Kombinasi kain dan bahan
dengan debu, droplets, dan virus tetapi masker kain belum diuji dengan
2020).
Beberapa waktu lalu masyarakat ramai membeli masker untuk disimpan dan
rumah sebagai alternatif untuk mencegah penularan virus, tetapi masih belum
jelas apakah masker kain ini efektif untuk memblokir virus (Ma et al., 2020;
Sunaryo, 2020).
4. Apa jenis masker yang paling efektif untuk mencegah transmisi virus?
virus.
6
masker.
transmisi virus.
Universitas Baiturrahmah.
2. Bagi Masyarakat
METODE PENELITIAN
eksklusi artikel pada scoping review ini adalah artikel ganda, artikel yang
tidak dapat diakses, dan jenis artikel yang digunakan selain original
yaitu terdiri dari introduction, method, results, dan discussion (Musa &
al., 2020).
adalah jenis dokumen yang meliputi original paper, disertasi, dan white
7
8
Initial keyword
Final keyword
N=
seleksi artikel terdiri dari dua tahap. Tahap pertama, yaitu artikel akan
artikel yang lolos pada proses seleksi artikel tahap pertama akan dilakukan
Scholar telah terkumpul artikel dan daftar dari semua artikel tersebut
tahun terbit, judul artikel, sampel penelitian, metode penelitian dan hasil
Item data adalah daftar dan definisi variabel penelitian yang datanya
diambil dari setiap artikel yang direview. Item data berisi nama penulis,
penelitian, metode penelitian dan hasil dari penelitian. Item data dapat
Total artikel
{N= } Artikel yang ganda
(duplicated removed)
{n= }
Artikel untuk
pembacaan full-text {n}
Artikel 1
Penulis
Tahun terbit
Nama jurnal/situs
Judul
Negara penerbit
Sampel penelitian
Metode Penelitian
Hasil penelitian
BAB 3
HASIL
Dari proses pencarian tersebut didapatkan 534 artikel dari PubMed, 264
artikel dari Science Direct, dan 701 artikel dari Google Scholar. Total
excel. Hasil dari penyaringan duplikasi tersisa 1397 artikel. Tahap ketiga
dipereloh 1263 artikel yang dikeluarkan. Hasil dari penyaringan judul dan
abstrak yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi tersisa 134 artikel.
text. Setelah penyaringan full-text diperoleh 119 artikel tidak relevan dan
hasil penelitian tidak sesuai dengan topik scoping review. Hasil dari
13
14
Total artikel
{N= 1499} Artikel yang ganda
(duplicated removed)
{n =102}
Artikel untuk penyaringan
judul dan abstrak {n =1397}
screening
Artikel untuk
pembacaan full-text
{n= 134}
Artikel yang dikeluarkan setelah
pembacaan full-text {n = 119}
included
Lokasi penelitian
1. USA 9 60 6 60 1 100 2 50
2. China 3 20 2 20 1 25
3. India 1 6,7 1 25
4. Australia 1 6,7 1 10
5. Inggris 1 6,7 1 10
Artikel yang masuk dalam kriteria inklusi pada scoping review ini
Direct, dan 4 artikel dari Grey Literature. Karakteristik dari 15 artikel yang
20% dan 12 artikel pada tahun 2016-2020 dengan persentase 80%. Ditemukan
di PubMed 3 artikel pada tahun 2011-2015 dengan persentase 30% dan 7 artikel
dengan persentase 10%, dan 1 artikel dibuat di Inggris dengan persentase 10%.
Metode penelitian yang digunakan dari semua artikel adalah metode in-
vitro dengan alat uji filtrasi aerosol. Berdasarkan penggunaan alat filtrasi
and Health) dan ASTM (American Society for Testing and Material) dengan
persentase 6,7%, 1 artikel dibuat dengan pipa kaca dengan persentase 6,7%,
dibuat dengan pipa kaca dengan persentase 25%, dan 1 artikel menggunakan
Rengasamy 98,15-99,68%
et al., 2017
Respirator Long et al., 99,43% 99,43%
3M 2020
KF94 Lu et al., 95,70% 95,70%
2020
Lu et al., 84,40%
2020
Rengasamy 54,74-88,40%
et al., 2017
in vitro dengan alat uji filtrasi aerosol nebulizer menggunakan virus model
dilakukan oleh Zhou et al., tahun 2018; Wen et al., tahun 2013; dan Whiley et
al., tahun 2020. Menurut Zhou et al., yang melakukan penelitian menggunakan
sampel masker N95 menunjukkan filtrasi efisiensi > 99,7% (Zhou et al.,
2018). Selanjutnya penelitian oleh Wen et al., masker N95 jenis F memiliki
filtrasi 99,75%, masker N95 jenis G memiliki filtrasi 97,98% (Wen et al.,
2013). Selanjutnya penelitian oleh Whiley et al., masker N95 memiliki filtrasi
dengan alat uji filtrasi aerosol nebulizer menggunakan jenis virus influenza
terdapat 1 buah penelitian, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Zhou et al.,
tahun 2018, yang menunjukkan filtrasi efisiensi masker N95 > 99,7%.
aureus (S. aureus) terdapat 1 buah penelitian, yaitu penelitian yang dilakukan
oleh Zhou et al., yang menunjukkan filtrasi efisiensi masker N95 > 99,7%.
24
Zhou et al., yang menunjukkan filtrasi efisiensi masker N95 > 99,7% (Zhou
et al., 2018)
dengan alat uji filtrasi aerosol nebulizer menggunakan jenis virus influenza
terdapat 1 buah penelitian, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Zhou et al.,
tahun 2018, yang menunjukkan filtrasi efisiensi masker N95 >99,3 % (Zhou
et al., 2018).
dengan alat uji filtrasi aerosol nebulizer menggunakan partikel NaCl aerosol
terdapat 4 penelitian yang sama, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Zhou et
al., tahun 2018; Patel et al., tahun 2016; Hao et al., tahun 2020; dan Skaria et
al., tahun 2014. Menurut Zhou et al., yang melakukan penelitian menggunakan
sampel masker N95 menunjukkan filtrasi efisiensi > 99,3% (Zhou et al.,
2018). Hasil penelitian dari Patel et al., menunjukkan filtrasi efisiensi masker
N95 80–90% dan masker N95 tersegel 100% (Patel et al., 2016). Selanjutnya
hasil penelitian oleh Hao et al., menunjukkan filtrasi efisiensi masker N95
94,4% (Hao et al., 2020). Hasil penelitian oleh Skaria et al., menunjukkan
filtrasi efisiensi masker N95 84,47% dan saat disegel 98,98% (Skaria et al.,
2014).
25
dengan alat uji filtrasi aerosol automated filter tester yang menggunakan
yang dilakukan oleh Rengasamy et al., tahun 2017, yang menunjukkan filtrasi
dengan alat uji aerosol automated filter tester yang menggunakan partikel
NaCl terdapat 4 penelitian yang sama, yaitu penelitian yang dilakukan oleh
Long et al.,tahun 2020; Mueller et al., tahun 2020; Lu et al., tahun 2020; dan
filtrasi efisiensi masker N95 98,89% (Long et al., 2020). Hasil penelitian
Mueller et al., menunjukkan filtrasi efisiensi masker N95-1 > 99% dan masker
N95-2 90% (Mueller et al., 2020). Selanjutnya hasil penelitian oleh Lu et al.,
menunjukkan filtrasi efisiensi masker N95 97,4% (Lu et al., 2020). Hasil
dengan alat uji aerosol automated filter tester yang menggunakan partikel
lateks polistiren (PSL) terdapat 2 penelitian yang sama, yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Lu et al., tahun 2020 dan Rengasamy et al., tahun 2017. Hasil
penelitian oleh Lu et al., menunjukkan filtrasi efisiensi masker N95 93,8% (Lu
dengan alat uji aerosol automated filter tester yang menggunakan partikel
berukuran 3.0 μm yang mengandung phiX 174 dan Escherichia coli terdapat
1 penelitian yaitu penelitian yang dilakukan oleh Rengasamy et al., tahun 2017
dengan alat uji filtrasi aerosol dibuat dengan pipa kaca yang memiliki
penelitian yaitu penelitian yang dilakukan oleh Joshi et al., tahun 2020 dengan
al., 2020).
dengan alat uji filtrasi aerosol serupa yang digunakan sesuai dengan metode
pengujian NIOSH (National Institute for Occupational Safety and Health) dan
oleh Berger et al., tahun 2020 dengan hasil penelitian menunjukkan filtrasi
efisiensi masker N95 98,0%; 95,4%; dan 95,1% (Berger et al., 2020).
dilakukan oleh Hao et al., tahun 2020 dan Berger et al.,tahun 2020. penelitian
dengan alat uji filtrasi aerosol nebulizer mengunakan partikel NaCl aerosol,
(Hao et al., 2020). Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Berger et al.,
menggunakan metode penelitian in vitro dengan alat uji filtrasi aerosol serupa
filtrasi efisiensi masker KN95 86,3% dan 83,9% (Berger et al., 2020).
Penelitian masker FFP2 dilakukan oleh Bernard et al., pada tahun 2020.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian in vitro dengan alat uji filtrasi
2020).
penelitian. Penelitian ini dilakukan oleh Wen et al., pada tahun 2013 yang
2013).
Penelitian ini menggunakan metode penelitian in vitro dengan alat uji aerosol
automated filter tester yang menggunakan partikel NaCl. Hasil dari penelitian
2020).
Penelitian masker KF94 dilakukan oleh Lu et al., pada tahun 2020, dengan
penelitian in vitro dengan alat uji filtrasi aerosol automated filter tester yang
metode penelitian in vitro dengan alat uji filtrasi aerosol automated filter tester
yaitu penelitian yang dilakukan oleh Wen et al., 2013; Whiley et al., 2020; dan
Davies et al., 2013. Hasil penelilian yang dilakukan oleh Wen et al., terahadap
99,73%; dan 99,93% (Wen et al., 2013). Hasil penelitian yang dilakukan oleh
29
Penelitian ini menggunakan metode penelitian in vitro dengan alat uji filtrasi
penelitian yang dilakukan oleh Davies et al., tahun 2013. Penelitian ini
yang sama, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Patel et al., tahun 2016; Hao
et al., tahun 2020; dan Skaria et al., tahun 2014. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Patel et al., menunjukkan filtrasi efisiensi masker bedah Smnat
5 – 20% masker bedah SF 50% (Patel et al., 2016). Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Hao et al., menunjukkan filtrasi efisiensi masker bedah 73,4%
(Hao et al., 2020). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Skaria et al.,
segel menjadi 84,52% PT (SF dengan filter serat nano) 65,03% dan saat
Hasil dari penelitian ini menunjukkan filtrasi efisiensi masker bedah 99,6-
uji filtrasi aerosol automated filter tester yang menggunakan partikel NaCl
terdapat 4 penelitian yang sama, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Long et
al., tahun 2020; Mueller et al., tahun 2020; Lu et al., tahun 2020; dan
filtrasi efisiensi masker bedah 74,36% (Long et al., 2020). Hasil penelitian
filtrasi efisiensi masker bedah 84,4% (Lu et al., 2020). Hasil penelitian
metode penelitian in vitro dengan alat filtrasi aerosol dibuat dengan pipa kaca
NaCl. Hasil dari penelitian ini menunjukkan filtrasi efisiensi masker bedah
al., tahun 2020 menggunakan metode penelitian in vitro dengan alat uji filtrasi
Penelitian masker sekali pakai dilakukan oleh Whiley et al., tahun 2020.
menunjukkan filtrasi efisiensi masker sekali pakai 98% - 99% (Whiley et al.,
2020).
yang sama, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Whiley et al., tahun 2020 dan
Davies et al., tahun 2013. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Whiley et al.,
menunjukkan filtrasi efisiensi masker kain 50% - 63% (Whiley et al., 2020).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Davies et al., yang melakukan penelitian
terhadap beberapa jenis kain, menunjukkan filtrasi efisiensi masker kain kaos
katun 100% 50,85%, masker kain syal 48,87%, masker kain dari handuk teh
72,46%, masker kain dari sarung bantal 57,13%, masker kain sarung bantal
antimikroba 68.90%, masker kain tas penyedot debu 85,95%, masker kain
campuran kapas 70,24%, masker kain linen 61,67%, dan masker kain sutra
beberapa jenis kain, menunjukkan filtrasi efisiensi Masker kain kaos katun
100% 69,42 (70,66)%, masker kain syal 62,30%, masker kain dari handuk teh
83,24 (96,71)%, masker kain dari sarung bantal 61,28 (62,38)%, masker kain
sarung bantal antimikroba 65,62%, masker kain tas penyedot debu 94,35%,
masker kain campuran kapas 74,60%, masker kain linen 60,00%, dan masker
kain menunjukkan filtrasi efisiensi masker kain dibawah 60% (Hao et al.,
2020).
Masker kain yang menggunakan metode penelitian in vitro dengan alat uji
terdapat 2 penelitian yang sama, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Long et
al., tahun 2020 dan Mueller et al., tahun 2020. Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Long et al., menunjukkan filtrasi efisiensi masker kain berkisar antara
35% dan 53% (Long et al., 2020). Selanjutnya hasil penelitian oleh Mueller et
al., menunjukkan filtrasi efisiensi masker kain 30% hingga 91% (Mueller et
al., 2020).
Penelitian yang dilakukan oleh Joshi et al., tahun 2020 yang menggunakan
metode penelitian in vitro dengan alat uji filtrasi aerosol dibuat dengan pipa
dilakukan oleh Konda et al., tahun 2020 yang menggunakan alat uji filtrasi
menunjukkan filtrasi efisiensi masker kain katun, masker sutra alami, dan
masker kain sifon baik biasanya di atas 50% (Konda et al., 2020).
BAB 4
PEMBAHASAN
(Wen et al., 2013). Pencegahan infeksi virus di udara dapat dicegah melalui
kontaminan yang terbawa udara. Ada banyak jenis masker yang tersedia,
dari satu jalur penularan. Jadi, masker apa pun tidak akan berpengaruh dari
tangan dan tindakan lain yang membentuk suatu tindakan preventif saling
34
35
bergantung pada berbagai faktor yaitu, struktur dan komposisi kain, ukuran,
kecepatan, bentuk, dan sifat fisik partikel yang terkena. Meskipun bahan
apapun dapat menjadi penghalang fisik untuk infeksi, jika sebagai masker
bahan tersebut tidak pas di sekitar hidung dan mulut, atau bahan tersebut
bedah hanya perlu memenuhi dua syarat terakhir dan memiliki filtrasi
aerosol dan mikroorganisme uji. Alat yang paling banyak digunakan adalah
alat uji filtrasi aerosol nebulizer dan automated filter tester. Sedangkan
MS2 dan partikel NaCl. Organisme uji dalam penelitian dapat digunakan
dasarnya setiap partikel aerosol akan menguap di udara. Oleh karena itu,
penelitian ini telah menguji patogen virus yang lebih kecil dari virus dan
patogen bakteri yang lebih besar dari virus (Davies et al., 2013). Partikel
NaCl yang berkisar dari 0,01 μm hingga 1,0 μm digunakan sebagai indeks
masker N95; masker KN95; masker FFP2; masker N99; masker respirator
3M; masker KF94; masker bedah; masker sekali pakai; dan masker kain.
terdapat 3 jenis masker, yaitu masker N95, masker bedah, dan masker kain.
Masker N95 terdiri dari lapisan luar yang terbuat dari polipropilen non-
bahan masker, diikuti oleh dua lapisan polipropilen bukan tenunan leleh
FFP yang ekuivalen dengan masker N95 yaitu FFP2 (EN 149- 2001,
manusia. Masker bedah dirancang untuk dipakai dalam waktu lama dan
paling depan biasanya diberi variasi warna agar terlihat lebih menarik.
menangkal bakteri dan partikel-partikel lain yang berasal dari luar maupun
38
2016).
Masker kain adalah non-medis yang dapat dibuat dari kombinasi kain
Beberapa kombinasi ini telah dievaluasi secara sistematis dan tidak ada
desain tunggal, pilihan bahan, pelapisan atau bentuk diantara masker non-
medis yang tersedia. Kombinasi kain dan bahan yang tidak terbatas
jika persediaan masker medis tidak tersedia. Masker kain buatan sendiri
2013).
melebihi kriteria efisiensi penyaringan diatas 95% dan bekerja lebih baik
daripada masker medis (Berger et al., 2020). Efektivitas filtrasi masker kain
umumnya lebih rendah dari masker bedah dan masker respirator N95.
apabila diproduksi dengan baik dan dipakai secara benar sesuai panduan
Kementerian Kesehatan.
dari masker N95 yaitu rata-rata 97,44%; masker KN95 rata-rata 89,75%;
hingga saat ini menunjukkan efek yang serupa terhadap filtrasi efisiensi
masker.
seperti, tetap menjaga jarak, menjaga kebersihan tangan dan tindakan lain
yang tinggi seperti masker respirator N95 dan masker bedah. Masker medis
masker kain. Jenis masker kain yang dianjurkan WHO adalah masker kain
3 lapis. Masker dapat dipakai maksimal hanya 4 jam dan harus ganti dengan
masker baru dan bersih. Apabila masker yang dipakai basah atau lembab
untuk beraktivitas. Jika lapisan kain masker terlihat lusuh, segera buang
hidung, dan ikat dengan erat untuk meminimalkan celah di antara wajah
dan masker; Hindari menyentuh bagian selain tali pengkat atau belakang
teknik yang sesuai: jangan sentuh bagian depan masker tetapi lepaskan dari
belakang atau dari tali pengikat ; Setelah melepas atau setiap kali memakai
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari review 15 artikel, dapat disimpulkan bahwa
5.2.Saran
Melalui hasil penelitian ini, maka saran yang diberikan ialah:
artikel dan dapat mengakses artikel lebih luas lagi dan perlu dilakukan
tidak hanya secara in vitro saja tetapi dapat juga dilakukan dengan
penelitian lainnya.
WHO yaitu masker medis yang memiliki filtrasi efisiensi yang tinggi
41
42
Ahmad, N. A., Mat Ludin, A. F., Shahar, S., Mohd Noah, S. A., & Mohd Tohit,
N. (2020) ‘Willingness, perceived barriers and motivators in adopting mobile
applications for health-related interventions among older adults: A scoping
review protocol’, BMJ Open, 10(3), pp. 1–5. doi: 10.1136/bmjopen-2019-
033870.
Akbar, F. Islam, F., Ashari, A. E., Mahmud, A., Ashriady., & Saeni. R. H. (2020)
‘Tindakan Tenaga Kesehatan dalam Menerapkan Protokol Kesehatan Saat
Berangkat Kerja pada Era Kebiasaan Baru’, Jurnal Kesehatan Manarang,
6(Khusus), p. 41. doi: 10.33490/jkm.v6ikhusus.328.
Bartoszko, J. J., Farooqi, M. A. M., Alhazzani, W., & Loeb, M. (2020) ‘Medical
masks vs N95 respirators for preventing COVID-19 in healthcare workers:
A systematic review and meta-analysis of randomized trials’, Influenza and
other Respiratory Viruses, 14(4), pp. 365–373. doi: 10.1111/irv.12745.
Bernard, L., Desoubeaux, G., Montagutelli, E. B., Pardessus, J., Brea, D.,
Allimonnier, L., Eymieux, S., Raynal, P. I., Vasseu, V.,Vecellio, V., Mathé,
L., Guillon, A., Lanotte, P., Pourchez, J., Verhoeven, P. O., Esnouf, S.,
Ferry, M., Eterradossi, N., Blanchard, Y., Brown, P., Roingeard, P.,
Alcaraz, J. P., Cinquin, P., Tahar, M., & Vourc, N. H. (2020) ‘Controlled
Heat and Humidity-Based Treatment for the Reuse of Personal Protective
Equipment: A Pragmatic Proof-of-Concept to Address the Mass Shortage
of Surgical Masks and N95/FFP2 Respirators and to Prevent the SARS-
CoV2 Transmission’, Frontiers in Medicine, 7(October), pp. 1–9. doi:
10.3389/fmed.2020.584036.
Campbell, K. S., Naidoo, J. S., & Campbell, S. M. (2020). Hard or Soft Sell?
Understanding White Papers as Content Marketing. IEEE Transactions on
Professional Communication, 63(1), 21–38.
Carroll, K. C., Butel, J. & Morse, S. (2015) Jawetz Melnick & Adelbergs Medical
Microbiology 27 E. Available.
Chua, M. H., Cheng, W., Goh, S. S., Kong, J., Li, B., Lim, J. Y. C., Mao, L., Wang,
S., Xue, K., Yang, L., Ye, E., Zhang, K., Cheong, W. C. D., Tan, B. H., Li,
Z., Tan, B. H., & Loh, X. J. (2020) ‘Face Masks in the New COVID-19
Normal: Materials, Testing, and Perspectives’, Research, 2020, pp. 1–40.
doi: 10.34133/2020/7286735.
Davies, A., Thompson, K. A., Giri, K., Kafatos, G., Walker, J., & Bennett, A.
43
44
De Sousa Neto, A. R., & De Freitas, D. R. J. (2020) ‘Use of face masks: Indications
for use and handling during the covid-19 pandemic’, Cogitare Enfermagem,
25(July), pp. 1–8. doi: 10.5380/ce.v25i0.72867.
Dewi, Y.C. (2016) 'Sintesis Material Transparan Berpori sebagai Filter Debu.
Thesis'. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Djasri, H., Laras, S. & Utarini, A. (2019) ‘Quality indicators for clinical care of
patients with hypertension: Scoping review protocol’, BMJ Open, 9(7), pp.
1–5. doi: 10.1136/bmjopen-2018-026167.
Dzieciatkowski, T., Szarpak, L., Filipiak, K.J., Jaguszewski, M., Ladny, J.R., &
Smereka, J. (2020) ‘COVID-19 challenge for modern medicine’, Cardiology
journal. doi: 10.5603/CJ.a2020.0055.
Hao, W., Parasch, A., Williams, S., Li, J., Ma, H., Burken, J., Wang, Y. (2020)
‘Filtration performances of non-medical materials as candidates for
manufacturing facemasks and respirators’, International Journal of Hygiene
and Environmental Health, 229(April). doi: 10.1016/j.ijheh.2020.113582.
Hines, L., Rees, E. & Pavelchak, N. (2014) ‘Respiratory protection policies and
practices among the health care workforce exposed to influenza in New York
State: Evaluating emergency preparedness for the next pandemic’, American
Journal of Infection Control. Elsevier Inc, 42(3), pp. 240–245.
Ippolito, M., Vitale, F., Accurso, G., Iozzo, P., Gregoretti, C., Giarratano, A., &
Cortegiani, A. (2020) ‘Medical masks and Respirators for the Protection of
Healthcare Workers from SARS-CoV-2 and other viruses’, Pulmonology.
Sociedade Portuguesa de Pneumologia, 26(4), pp. 204–212. doi:
10.1016/j.pulmoe.2020.04.009.
Jayaweera, M., Perera, H., Gunawardan, B., & Manatunge, J. (2020) ‘Transmission
of COVID-19 virus by droplets and aerosols: A critical review on the unresolved
dichotomy’, Environmental Research, 188, pp. 1–18. doi:
10.1016/j.envres.2020.109819.
Joshi, M. and Khan, A. (2020) ‘Quick laboratory methodology for determining the
effectiveness of face mask respirators in the wake of COVID-19 pandemic’, pp.
1–19. doi: 10.21203/rs.3.rs-32527/v1.
45
Konda, A., Prakash, A., Moss, G. A., Schmoldt, M., Grant, G. D., Guha, S. (2020)
‘Aerosol Filtration Efficiency of Common Fabrics Used in Respiratory Cloth
Masks’, ACS Nano, 14(5), pp. 6339–6347. doi: 10.1021/acsnano.0c03252.
Klimek, L., Huppertz, T., Alali, A., Spielhaupter, M., Hörmann, K., Matthias, C.,
Hagemann, J. (2020) ‘A new form of irritant rhinitis to filtering facepiece
particle (FFP) masks (FFP2/N95/KN95 respirators) during COVID-19
pandemic’, World Allergy Organization Journal. Elsevier Inc, 13(10), p.
100474. doi: 10.1016/j.waojou.2020.100474.
Lepelletier, D., Grandbastien, B., Romano-Bertrand, S., Aho, S., Chidiac, C.,
Géhanno, J. F., & Chauvin, F. (2020) ‘What face mask for what use in the
context of the COVID-19 pandemic? The French guidelines’, Journal of
Hospital Infection, 105(3), pp. 414–418. doi: 10.1016/j.jhin.2020.04.036.
Long, K. D., Woodburn, E. V., Berg, I. C.., Chen, V., & Scott, W. S. (2020)
‘Measurement of filtration efficiencies of healthcare and consumer materials
using modified respirator fit tester setup’, PLoS ONE, 15(10 October), pp. 1–
13. doi: 10.1371/journal.pone.0240499.
Lu, H., Yao, D., Yip, J., Kan, C. W., & Guo, H. (2020) ‘Addressing COVID-19
spread: Development of reliable testing system for mask reuse’, Aerosol and
Air Quality Research, 20(11), pp. 2309–2317. doi:
10.4209/aaqr.2020.06.0275.
Ma, Q. X., Shan, H., Zhang, H. L., Li, G. M., Yang, R. M., & Chen, J. M. (2020)
‘Potential utilities of mask-wearing and instant hand hygiene for fighting
SARS-CoV-2’, Journal of Medical Virology, (March). doi:
10.1002/jmv.25805.
Marsh, M. & Helenius, A. (2006) ‘Virus entry: Open sesame’, Cell, 124(4), pp.
729–740. doi: 10.1016/j.cell.2006.02.007.
Mueller, A. V., Eden, M. J., Oakes, J. M. Bellini, C., & Fernandez, L. A. (2020)
‘Quantitative Method for Comparative Assessment of Particle Removal
Efficiency of Fabric Masks as Alternatives to Standard Surgical Masks for
PPE’, Matter, 3(3), pp. 950–962. doi: 10.1016/j.matt.2020.07.006.
Otter, J. A., Donskey, C., Yezli, S., Douthwaite, S., Goldenberg, S. D., & Weber,
D. J. (2016) ‘Transmission of SARS and MERS coronaviruses and influenza
virus in healthcare settings: The possible role of dry surface contamination’,
46
Pascarella, G., Strumia, A., Piliego, C., Bruno, F., Del Buono, R., Costa, F.,
Scarlata, S., & Agrò, F. E. (2020) ‘COVID-19 diagnosis and management: a
comprehensive review’, Journal of Internal Medicine, (March), pp. 1–15. doi:
10.1111/joim.13091.
Rengasamy, S., Shaffer, R., Williams, B., & Smit, S. (2017) ‘A comparison of
facemask and respirator filtration test methods’, Journal of Occupational and
Environmental Hygiene. Taylor & Francis, 14(2), pp. 92–103. doi:
10.1080/15459624.2016.1225157.
Szarpak, L., Smereka, J., Filipiak, K. J., Ladny, J. R., & Jaguszewski, M. (2020)
‘Cloth masks versus medical masks for COVID-19 protection’, 27(2), pp. 48–
49.
Wen, Z., Yu, L., Yang, W., Hu, L., Li, N., Wang, J., Li, J., Lu, J., Dong, X., Yin,
Z., & Zhang, K. (2013) ‘Assessment the protection performance of different
level personal respiratory protection masks against viral aerosol’, Aerobiologia,
29(3), pp. 365–372. doi: 10.1007/s10453-012-9286-7.
47
Whiley, H., Keerthirathne, T. P., Nisar, M. A., White, M. A.F., & Ross, K. E.
(2020) ‘Viral filtration efficiency of fabric masks compared with surgical and
n95 masks’, Pathogens, 9(9), pp. 1–8. doi: 10.3390/pathogens9090762.
Zhou, S. S., Chiossone, C., Nims, R. W., Suchmann, D. B., Ijaz, M. K (2018)
‘Assessment of a respiratory face mask for capturing air pollutants and
pathogens including human influenza and rhinoviruses’, Journal of Thoracic
Disease, 10(3), pp. 2059–2069. doi: 10.21037/jtd.2018.03.103.
LAMPIRAN
48
49
Artikel 1
Artikel 2
Artikel 3
Artikel 4
Artikel 5
Www.mdpi.com/journal/pathogens
Artikel 6
02115, USA
Artikel 7
Artikel 8
Nama Jurnal/Situs Ann. Occup. Hyg., 2014, Vol. 58, No. 6, 771–
781
Doi:10.1093/annhyg/meu023
56
Artikel 9
Https://www.cambridge.org/core/terms.
Https://doi.org/10.1017/dmp.2013.43
Artikel 10
Artikel 11
Artikel 12
Original Article
Artikel 13
Artikel 14
https://doi.org/10.21203/rs.3.rs-32527/v1
Artikel 15