Anda di halaman 1dari 8

Ringkasan penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latarbelakang penelitian, tujuan dan

tahapan metode penelitian, luaran yang ditargetkan, serta uraian TKT penelitian yang
diusulkan.
RINGKASAN
Penggunaan masker oleh tenaga kesehatan pada awal pandemi dan sebelum dilakukan vaksinasi
terhadap petugas kesehatan sangat ketat. Hal ini disebabkan karena adanya kecemasan
tertularnya Covid-19 melalui kontak maupun droplet pernapasan. Pemakaian masker yang benar
bagi petugas kesehatan adalah memakai masker bedah yang menutupi mulut, hidung dan dagu
sedangkan pemakaian masker yang salah adalah tidak menutpi mulut, hidung dan dagu. Namun,
beberapa penelitian sebelumnya diperoleh tingkat penggunaan masker yang benar pada petugas
kesehatan cukup rendah setelah mendapatkan vaksin Covid-19. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk melihat perbandingan penggunaan masker yang benar pada petugas kesehatan
setelah menerima vaksin Covid 19 di Rumah Sakit Umum Daerah Bolaang Mongondow Utara.

Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahapan yakni tahapan pertama adalah menganalisis
keperluan dalam melakukan penelitian di lingkungan rumah sakit dan mengurus etika penelitian,
tahapan kedua, membuat lembar observasi terkait dengan penggunaan masker yang benar
menurut Kementerian Kesehatan RI tahun 2020, dan tahapan ketiga, menganalisis data-data yang
telah dikumpulkan hasil observasi penggunaan masker yang benar pada 3 kelompok subjek
penelitian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional untuk membandingkan penggunaan masker yang benar pada petugas
kesehatan setelah menerima vaksin Covid 19. Uji statistik parametrik One Way ANOVA
digunakan jika data terdistribusi normal sedangkan uji Kruskal Wallis digunakan jika ditemukan
data tidak terdistribusi normal.

Luaran yang ditargetkan pada penelitian ini adalah untuk luaran wajib diterima artikel di jurnal
terakreditasi minimal sinta 3 dan luaran tambahan berupa pengajuan hak cipta (HKI). Hasil
studi dapat digunakan untuk petugas kesehatan dalam meningkatkan praktek penggunaan masker
yang benar walapun telah divaksin Covid-19.

Kata kunci maksimal 5 kata


Penggunaan masker yang benar; petugas kesehatan, Covid-19

Latar belakang penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang dan permasalahan
yang akan diteliti, tujuan khusus, dan urgensi penelitian. Pada bagian ini perlu dijelaskan
uraian tentang spesifikasi khusus terkait dengan skema.
LATAR BELAKANG
Sampai saat ini tertanggal 1 Februari 2022 terdapat 2066 tenaga kesehatan yang meninggal
karena Covid-19 (1). Untuk mengurangi penularan dan beban penyakit diantara petugas
kesehatan maka World Health Organization (WHO) merekomendasikan penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) termasuk masker wajah (2). Penggunaan masker oleh tenaga kesehatan
pada awal pandemi dan sebelum dilakukan vaksinasi terhadap petugas kesehatan sangat ketat.
Hal ini disebabkan karena adanya kecemasan tertularnya Covid-19 melalui kontak maupun
droplet pernapasan (3). Rumah sakit, dinas terkait dan pemerintah terus mengkampanyekan
untuk taat dalam penggunaan masker secara benar. Praktik pencegahan infeksi utama pertama
bagi petugas kesehatan adalah dengan penggunaan masker wajah secara benar dan jarak sosial,
di samping praktik pencegahan infeksi lainnya, seperti kebersihan tangan (4).

Pemakaian masker yang benar bagi petugas kesehatan adalah memakai masker bedah yang
menutupi mulut, hidung dan dagu sedangkan pemakaian masker yang salah adalah tidak menutpi
mulut, hidung dan dagu (5) Namun, penelitian yang dilakukan di Provinsi Uttarakhand, India
menyimpulkan penggunaan masker yang benar di antara petugas kesehatan berkisar 54,1%-
75,6%. Begitu pula studi lain di Canada menunjukan penurunan pemakaian masker wajah pada
betugas kesehatan 9,81% menjadi 2,88%.

Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan RI per 22 Januari 2022 terdapat 13.000 tenaga
kesehatan yang telah divaksin Covid-19 hal ini juga berdampak pada penurunan risiko terinfeksi
COVID-19, serta mengurangi perawatan dan kematian bagi tenaga kesehatan (6). Pada
prinsipnya, walaupun tenaga kesehatan telah mendapatkan vaksin Covid-19 namun tetap
melakukan protocol 3M termasuk pemakaian masker wajah. Masker wajah dapat diandalkan
bagi daerah dengan sumber daya terbatas serta memiliki resiko penularan yang tinggi (4), (5).
Laporan penelitian menjelaskan bahwa selain rasa aman karena telah divaksin, petugas kesehatan
salah dalam memakai masker karena ketidaknyamanan 4,5%, dispnea 6,7%, pusing 6%, sakit
kepala 7,8% dan yang paling menarik adalah gangguan suara 9,10% (7), (4).
Sampai saat ini, belum ditemukan penelitian penggunaan masker secara benar oleh petugas
kesehatan setelah menerima vaksin Covid-19. Sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk
membandingkan penggunaan masker yang benar pada petugas kesehatan setelah menerima
vaksin Covid 19 di Rumah Sakit Umum Daerah Bolaang Mongondow Utara. Penelitian terkait
hal penggunaan masker yang benar walapun telah menerima vaksin Covid-19 diperlukan untuk
menjadi dasar kebijakan rumah sakit untuk tetap mempromosikan prinsip 3M termasuk
penggunaan masker secara benar yang menutupi hidung, mulut dan dagu pada petugas
kesehatan.

Tinjauan pustaka tidak lebih dari 1000 kata dengan mengemukakan state of the art dalam
bidang yang diteliti. Bagan dapat dibuat dalam bentuk JPG/PNG yang kemudian disisipkan
dalam isian ini. Sumber pustaka/referensi primer yang relevan dan dengan mengutamakan hasil
penelitian pada jurnal ilmiah dan/atau paten yang terkini. Disarankan penggunaan sumber
pustaka 10 tahun terakhir.
TINJAUAN PUSTAKA
Masker bedah atau surgical mask merupakan jenis masker sekali pakai yang mudah dijumpai
dan sering digunakan tenaga medis saat bertugas (8). Penggunaan masker dapat meminimalisir
terjadinya penyebaran Covid-19. Covid-19 menyebar terutama melalui tetesan pernapasan yang
dihembuskan ketika orang yang terinfeksi bernafas, berbicara, batuk, bersin, atau bernyanyi (9),
(3). Droplet atau tetesan Covid-19 berukuran sangat kecil denga diameter 10μ menit, sering
disebut sebagai aerosol. Jumlah tetesan kecil dan partikel meningkat dengan kecepatan dan
kekuatan aliran udara selama ekspirasi (misalnya, berteriak, olahraga berat) (10).

Ada beberapa macam masker dapat digunakan yaitu masker kain, masker bedah dan masker
medis seperti N95, N100, N99, masker bedah dan masker (11), (4). Masker bedah
direkomendasikan untuk perawatan rutin, sedangkan penggunaan respirator N95 telah dianjurkan
saat melakukan prosedur penghasil aerosol berisiko tinggi. Sebuah penelitian di salah satu negara
bagian AS memberikan bukti bahwa penggunaan masker wajah di depan berdampak pada
penurunan tingkat pertumbuhan COVID-19 harian (12).

Tujuan penggunaan masker wajah adalah untuk pengendalian sumber (digunakan oleh orang
yang terinfeksi) atau pencegahan COVID-19 (digunakan oleh orang yang sehat), untuk individu
yang bekerja dalam kontak dekat dengan publik (misalnya, petugas kesehatan masyarakat, kasir)
serta kerentanan orang/populasi untuk mengembangkan penyakit parah atau berisiko tinggi
kematian, mis. orang dengan komorbiditas, seperti penyakit kardiovaskular atau diabetes
mellitus (1), (2). Khusus untuk petugas kesehatan WHO merekomendasikan masker medis bukan
masker kain. Satu studi yang mengevaluasi penggunaan masker kain di fasilitas layanan
kesehatan menemukan bahwa petugas kesehatan yang menggunakan masker kain katun memiliki
risiko infeksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang memakai masker medis (2).

Penggunaan masker yang salah, meskipun jarang, dapat menyebabkan peningkatan infeksi dan
penurunan perasaan aman di tempat kerja. Penggunaan masker secara benar didefinisikan
sebagai memakai masker medis non-kain yang diletakan menutupi keseluruhan mulut, hidung
dan dagu. Study observasional yang dilakukan di China menunjukan hasil 73,8% petugas
kesehatan menggunakan masker secara benar sesuai dengan rekomendasi WHO (4).

Penggunaan masker yang benar berhubungan dengan faktor pengetahuan, sikap dan praktik
tenaga kesehatan (12). Pengetahuan petugas kesehatan tentang penggunaan masker dalam
mencegah virus Covid-19 sangalah membantu. Satu studi terhadap orang Amerika dan Kanada
menemukan bahwa kepatuhan penggunaan masker hanya berkisar 84% sedangkan 16%
masyarakat yang tidak menggunakan masker berpendapat bahwa masker kurang efektif dan
memiliki keengganan untuk memakai masker sebagai sarana mencegah penularan Covid-19 (5),
(9). Studi lain yang juga dilakukan di Thailand terhadap 1.000 orang yang memiliki kontak erat
dengan kelompok yang terinfeksi Covid-19 menyatakan bahwa penggunaan masker yang benar
sangat efektif untuk mengurangi risiko infeks sebesar 70% (13).

Selain masker sebagai sarana pencegahan COVID-19, banyak petugas kesehatan telah menerima
vaksin COVID-19. Tenaga Kesehatan diprioritaskan dalam vaksin Covid-19 karena mereka
merupakan garda terdepan dalam menghadapi situasi pandemic Covid-19 (1). (4). Pada
prinsipnya, walaupun tenaga kesehatan telah mendapatkan vaksin Covid-19 namun tetap
melakukan protokol 3M termasuk pemakaian masker. Beberapa study menjelaskan bahwa
karena telah mendapatkan vaksin Covid-19, maka petugas kesehatan merasa “aman” dari
penularan Covid-19 sehingga terkadang mengabaikan penggunaan masker wajah secara benar.
Laporan penelitian menjelaskan petugas kesehatan salah dalam memakai masker karena
ketidaknyamanan 4,5%, dispnea 6,7%, pusing 6%, sakit kepala 7,8% dan yang paling menarik
adalah gangguan suara 9,10% (7), (4).
Road Map Penelitian : Penelitian yang dilakukan oleh peneliti

Metode atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ditulis tidak melebihi 600 kata.
Bagian ini dilengkapi dengan diagram alir penelitian yang menggambarkan apa yang sudah
dilaksanakan dan yang akan dikerjakan selama waktu yang diusulkan. Format diagram alir
dapat berupa file JPG/PNG. Bagan penelitian harus dibuat secara utuh dengan penahapan yang
jelas, mulai dari awal bagaimana proses dan luarannya, dan indikator capaian yang ditargetkan.
Di bagian ini harus juga mengisi tugas masing-masing anggota pengusul sesuai tahapan
penelitian yang diusulkan.

METODE
Rancangan penelitian
Penelitian ini merupakan studi observasional analitik dengan pendekatan cross sectional untuk
membandingkan penggunaan masker yang benar pada petugas kesehatan setelah menerima
vaksin Covid 19 di Rumah Sakit Umum Daerah Bolaang Mongondow Utara.
Lokasi dan subjek penelitian
Penelitian ini dilaksnakan di instalasi rawat jalan dan rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah
Bolaang Mongondow Utara. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga kesehatan
profesional yaitu 3 kelompok profesi dokter, perawat dan bidan yang menangani pasien secara
langsung. Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah mereka yang menangani pasien
secara langsung, bekerja pada instalasi rawat jalan maupun rawat inap dan mau berpartisipasi
dalam penelitian ini.
Teknik sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Besaran sampel
menggunakan rumus sampel Isac & Michael dengan tingkat kesalahan 5%, didapatkan jumlah
sampel total 142.
Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung selama 1 jam pada 1
subjek. Membandingkan antara penggunaan masker yang benar menutupi mulut, hidung dan
dagu dengan pemakaian masker yang salah “ditarik kebawah” tidak menutupi mulut, hidung dan
dagu. Observasi ini tidak dilakukan dikantor pribadi atau ruang istrahat dimana staf
menghabiskan waktu untuk makan dan minum bersama yang biasanya tidak menggunakan
masker. Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi
cara memakai masker yang benar menurut Kementerian Kesehatan RI tahun 2020.
Adapun tahapan-tahapan penelitian sebagai berikut:
1. Tahap persiapan
- Pengajuan etik dan ijin penelitian
- Membuat lembar observasi
2. Tahap pelaksanaan
- Menentukan subyek penelitian
- Pengumpulan data
- Analisis dan interpretasi data
3. Tahap akhir
- Penyusunan laporan penelitian
- Pembuatan artikel
- Presentasi artikel pada international conference
Analisa data
Uji statistik parametrik One Way ANOVA digunakan jika data terdistribusi normal sedangkan uji
Kruskal Wallis digunakan jika ditemukan data tidak terdistribusi normal. Dan jika hasil uji
statistik tersebut ada perbedaan yang bermakna, dilanjutkan dengan uji statistik Mann–Whitney
U dengan p-value < 0.05 dianggap signifikan secara statistik.
Alur penelitian

Jadwal penelitian disusun dengan mengisi langsung tabel berikut dengan memperbolehkan
penambahan baris sesuai banyaknya kegiatan.
JADWAL

Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Tahap persiapan
Pengajuan etik dan ijin penelitian
Pembuatan lembar observasi dan
melakukan Pylot study
2. Tahap pelaksanaan
Pengumpulan data
Analisis dan interpretasi data
3. Tahap akhir
Penyusunan laporan
Publikasi jurnal

Daftar pustaka disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan.
Hanya pustaka yang disitasi pada usulan penelitian yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka.

DAFTAR PUSTAKA
1. Kesehatan, K. (2022). Lapor covid19. Jumlah nakes yang meninggal selama pandemi covid-
19. Jakarta
2. WHO. (2020). Advice on the use of masks in the context of COVID-19. Who, April, 1–5.
https://www.who.int/publications-
3. Bundgaard, H., Bundgaard, J. S., Raaschou-Pedersen, D. E. T., von Buchwald, C., Todsen,
T., Norsk, J. B., Pries-Heje, M. M., Vissing, C. R., Nielsen, P. B., Winsløw, U. C., Fogh, K.,
Hasselbalch, R., Kristensen, J. H., Ringgaard, A., Andersen, M. P., Goecke, N. B., Trebbien,
R., Skovgaard, K., Benfield, T., … Iversen, K. (2021). Effectiveness of adding a mask
recommendation to other public health measures to prevent sars-cov-2 infection in danish
mask wearers a randomized controlled trial. Annals of Internal Medicine, 174(3), 335–343.
https://doi.org/10.7326/M20-6817
4. Seid Yimer, T., & Gebrehana Belay, H. (2021). Knowledge and practice of health care
providers towards proper face mask utilization to minimize the extent of covid-19 infection
in amhara region referral hospitals, Ethiopia. Journal of Multidisciplinary Healthcare, 14,
1583–1591. https://doi.org/10.2147/JMDH.S306253
5. Gutowski, S., Sidhu, A., Verma, Aishwarya O’Donohue, L. S., Fletcher-, Phillips, T. C., &
Misra, P. G. (2021). Mask use among health care workers and feelings of safety at work pre-
and post- COVID-19 vaccine. American Journal of Infection Control, 000.
https://doi.org/10.1016/j.ajic.2021.11.009
6. Kesehatan, K. (2022). tenaga kesehatan yang telah divaksin covid 19.
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20210122/3036835/vaksinasi-covid-19-
bagi-tenaga-kesehatan-capai-132-ribu/
7. Hamdan, A. L., Jabbour, C., Ghanem, A., & Ghanem, P. (2022). The Impact of Masking
Habits on Voice in a Sub-population of Healthcare Workers. Journal of Voice.
https://doi.org/10.1016/j.jvoice.2021.11.002
8. Joko Tri Atmojo. (2020). 10.36419/avicenna.v3i2.420. Journal of Health Research, 3(2), 84–
95.
9. Ogoina, D. (2020). Improving appropriate use of medical masks for COVID-19 prevention:
The role of face mask containers. American Journal of Tropical Medicine and Hygiene,
103(3), 965–966. https://doi.org/10.4269/ajtmh.20-0886
10. John T. Brooks, MD; Jay C. Butler, M. (2021). Effectiveness of Mask Wearing to Control
Community Spread of SARS-CoV-2. JAMA Insights Clinical Review& Education, 325(10),
2. https://www.google.com/search?q=Effectiveness+of+MaskWearing+to+Control
11. Tarigan, F. A., & Elon, Y. (2021). Gambaran Tingkat Pengetahuan Mahasiswa UNAI dalam
Penggunaan Masker yang Benar. Jurnal Gawat Darurat, 3(1), 43–52.
12. Sikakulya, F. K., Ssebuufu, R., Mambo, S. B., Pius, T., Kabanyoro, A., Kamahoro, E.,
Mulumba, Y., Muhongya, J. K., & Kyamanywa, P. (2021). Use of face masks to limit the
spread of the COVID-19 among western Ugandans: Knowledge, attitude and practices.
PLoS ONE, 16(3 March), 1–13. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0248706
13. Fitriasari, E. (2021). Sosialisasi Penggunaan Masker Sebagai Upaya Penerapan Protokol
Kesehatan Di Masyarakat Desa Kairatu. Journal of Human and Education, 1(2), 9–11.

Anda mungkin juga menyukai