Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

PERCOBAAN VIII
PERCOBAAN IDENTIFIKASI COVID-19

Nama : Jovina Cecilia Halim


NIM : 1913016051
Kelas : S1 Farmasi B-2019
Asisten : Haura Wulan Nabilah / 1713015005

PRAKTIKUM BIOMEDIS
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
A. Hasil Pengamatan
1. Percobaan Mencuci Tangan
Nama Tidak Sesuai Aturan Sesuai Aturan

Jovina
Cecilia
Halim

Vina
Desiani

Aminatun
Rizkyah
Angela
Parmila

Alya
Nabila
Dhea
Natasya

Dinda
Hariyati
Duana
Bintang

Marina
Rayhan
Nurfarizki
Salsabila
Rosna’i

2. Percobaan Efektivitas Masker


Nama Masker Kain Masker Medis

Jovina
Cecilia
Halim
Vina
Desiani

Aminatun
Rizkyah

Angela
Parmila

Alya
Nabila
Dhea
Natasya

Dinda
Hariyati

Duana
Bintang
Marina

Rayhan
Nurfarizki

Salsabila
Rosna’i

B. Pembahasan

Percobaan kali ini adalah percobaan mengenai Identifikasi Covid-19


dengan tujuan agar mahasiswa dapat mengetahui pentingnya menjaga jarak
agar memutus rantai penyebaran Covid-19 serta mengetahui cara mencuci
tangan dengan baik dan benar. Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan
kali ini adalah masker baik masker medis maupun masker non-medis (masker
kain), korek, zat pewarna cair (media percontohan) dan juga handscoon
(sarung tangan). Prosedur kerja yang pertama adalah dengan melakukan
mencuci tangan dengan baik dan benar dan prosedur kerja pada tahap kedua
yaitu melakukan uji coba terhadap efektifitas masker.
Covid-19 adalah suatu penyakit yang disebabkan karena adanya proses
mutasi dari virus SARS-CoV. Mekanisme virulensi pada virus SARS –CoV
berhubungan dengan fungsi dari protein baik yang struktural maupun yang
non-struktural. Protein non struktural mampu memblok respon innate dari
inang. Sedangkan patogenesis dari Covid-19 sendiri adalah virus ini akan
melewati membran mukosa, terutama mukosa nasal dan laring, kemudian virus
akan memasuki paru-paru melalui traktus respiratorius. Dan kemudian virus
akan menyerang organ target yang mengekspresikan Angiotensin Converting
Enzyme 2 (ACE2), seperti paru-paru, jantung, sistem renal dan traktus
gastrointestinal. Periode inkubasi untuk virus SARS- CoV sendiri berkisar
antara 3-14 hari. Ditandai dengan adanya kadar leukosit dan limfosit yang
masih normal atau sedikit namun cenderung menurun, serta pasien belum
merasakan gejala. Selanjutnya, ketika virus mulai menyebar melalui aliran
darah, terutama ketika menuju kepada organ-organ yang mengekspresikan
ACE2, pasien akan mulai merasakan gejala ringan. Ketika inkubasi masuk hari
kempat sampai ketujuh dari gejala awal, kondisi pasien akan mulai memburuk
dengan ditandai oleh timbulnya sesak nafas, menurunnya kadar limfosit, dan
perburukan pada lesi di paru-paru. Jika fase ini tidak teratasi, maka akan terjadi
Acute Respiratory Distress Syndrome (ARSD), sepsis, dan juga komplikasi-
komplikasi lainnya. Tingkat keparahan klinis dari inkubasi ini berhubungan
dengan usia (seperti jika pasien berumur di atas 70 tahun maka resiko tingkat
keparahan dari gejala akan semakin tinggi), komorbiditas seperti diabetes,
penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), hipertensi, dan obesitas (Gennaro,
2020 ; Susilo, 2020). Manifestasi klinis umum yang terjadi pada pasien pada
saat terpapar adalah demam, batuk kering, dispnea, fatigue, nyeri otot, dan
sakit kepala. Selain itu terdapat pula gejala klinis yang timbul pada saluran
pencernaan yakni sakit abdominal yang menjadi indikator dari tingkat
keparahan infeksi yang menyerang pada pasien. Pada beberapa kasus beberapa
pasien bahkan tidak menunjukkan tanda-tanda gejala dan tanpa sadar
individuyang terinfeksi menjadi sumber daei penularan virus SARS-CoV 2 ini.
(Fitriani, 2020)
Korelasi antara Covid-19 dengan kegiatan mencuci tangan dan
efektivitas masker adalah kedua kegiatan ini merupakan salah satu upaya
preventif atau pencegahan terhadap penularan dari virus SARS-CoV itu
sendiri, selain kedua kegiatan tersebut upaya preventif lainnya adalah dengan
menerapkan PHBS (pola hidup bersih dan sehat) serta menjaga jarak atau yang
lebih dikenal dengan social distancing. Masker sendiri merupakan sebuah
perlindungan bagi saluran pernafasan yang digunakan sebagai sebuah cara
yang dapat mencegah penularan droplet yang mengandung virus yang dapat
disebarkan melalui jalur aerosol (aliran udara), efektifitas dari masker ini dapat
mempengaruhi tetesan ataupun transmisi aerosol. Semakin efektif masker
maka semakin besar kemungkinan untuk tidak terkena ataupun tidak
tertularnya virus melalui droplet maupun terkenanya transmisi virus melalui
jalur aerosol. (Atmojo, 2020). Sedangkan kegiatan mencuci tangan dapat
menghentikan penularan maupun transmisi dari virus yang mengkontaminasi
tangan secara mudah, cepat dan efektif. (Suprapto, 2020)
Masker merupakan sebuah alat yang digunakan dengan tujuan
melindungi organ pernafasan yakni hidung sebagai salah satu cara upaya
preventif dari adanya transmisi droplets melalui jalur udara atau dikenal
dengan istilah aerosol (Atmojo, 2020). Masker sendiri terbagi menjadi dua
jenis yakni masker medis dan masker non-medis. Masker medis seperti masker
bedah umumnya terdiri atas 3 lapis atau 3 ply lapisan filter dimana pada
lapisan dalam (lapisan kedua dan ketiga dari luar) masker ini memiliki
kerapatan serat yang lebih kecil dibandingkan lapisan terluarnya. Masker ini
efektif dalam menghalang droplet baik dalam ukuran partikel yang besar
maupun yang kecil (baik yang ditransmisikan dari batuk, bersin, maupun
prosedur-prosedur medis lainnya) (Dwirusman, 2020 ; Rahmayanti, 2018).
Sedangkan masker non medis seperti masker kain merupakan salah satu
alternatif yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat karena keterbatasan
masker medis yang beredar. Masker kain memang mampu menghalau droplets
meskipun demikian ada beberapa hal yang perlu diperhatikan salah satunya
adalah kondisi dari pemakai masker tersebut. Apabila hanya digunakan pada
fasilitas umum dan individu yang menggunakan dalam keadaan sehat maka
masker kain dapat dijadikan salah satu pilihan (masker kain 3 lapis atau
masker berbahan katun). Namun apabila individu tersebut sedang sakit dengan
gejala Covid-19 maka masker yang digunakan adalah masker bedah 3 ply.
Selain dari kondisi dari si pemakai faktor lainnya yang tak kalah penting
adalah nilai porositas suatu masker. Nilai porositas merupakan nilai dari
kemampuan masker dalam meloloskan suatu material pada ruang kosong yang
dimilikinya. Nilai porositas masker kain yang baik adalah ketika nilai porositas
masker kain mendekati nilai porositas dari masker medis (Hapsari, 2021).
Untuk standar dari World Health Organization (2020) sendiri masker kain
wajib terdiri atas 3 bagian atau 3 lapis, memberikan kemudahan saat sedang
bernafas, bersifat hidrofobik, dan memiliki ukuran yang sesuai.
Tangan merupakan salah satu bagian dari tubuh yang harus dijaga
kebersihannya dikarenakan salah satu anggota tubuh ini kerap kali menjadi
perantara bagi penularan maupun sebagai pembawa bibit-bibit penyakit,
contoh dari penyakit yang dapat menular melalui tangan adalah Covid-19.
Menurut WHO mencuci tangan dengan menggunakan sabun merupakan salah
satu cara pencegahan terhadap penularan penyakit melalui tangan. Mencuci
tangan sendiri merupakan proses melepaskan kotoran yang menempel pada
tangan dengan memakai deterjen yang mengandung agen antiseptik serta air
yang mengalir,dimulai dari ujung jari sampai siku dan lengan dengan cara
tertentu sesuai dengan kebutuhan. (Suprapto, 2020). Membersihkan tangan
dengan cara mencuci tangan menggunakan sabun memiliki tingkat keampuhan
yang berbeda dalam menghilangkan bakteri hal ini dikarenakan kandungan
bahan aktif yang dimiliki setiap sabun dalam mengedalikan bakteri sangatlah
berbeda-beda. (Nakoe, 2020). Untuk menghilangkan bakteri tidak hanya cukup
dengan mencuci tangan dengan sabun namun langkah-langkah dalam
melakukan kegiatan mencuci tangan juga harus dengan baik dan benar. Hal ini
dikarenakan dengan menaati langkah-langkah mencuci tangan dengan baik dan
benar dapat membersihkan dan membunuh kuman yang menempel pada
tangan lebih cepat dan juga efektif dikarenakan semua bagian pada tangan
akan terkena oleh sabun yang digunakan (Susantiningsih, 2018)
Selain dengan mencuci tangan, pembersihan mikroorganisme yang ada
pada tangan dapat menggunaan hand-sanitizer pada kondisi tertentu. Hand-
sanitizer merupakan produk yang memiliki kandungan zat antiseptik dan
umumnya digunakan sebagai zat pembersih tangan apabila ditempat yang tidak
memungkinkan untuk melakukan kegiatan cuci tangan. Hand-sanitizer
umumnya tidak dibilas kembali menggunakan air mengalir. Penggunaan hand-
sainitizer ini sangatlah efektif dalam mematikan flora transien dan residen
dibandingkan dengan melakukan kegiatan cuci tangan baik yang menggunakan
sabun biasa maupun dengan menggunakan sabun yang didalamnya terkandung
antiseptik dikarenakan hand-sanitizer dapat membunuh membunuh kuman
dalam waktu yang relatif singkat yakni kurang dari 30 detik. Secara umum
hand-sanitizer mengandung alkohol dengan konsentrasi 60-90% kemudian ada
benzalikonium chloride, benzethonium chloride, chlorhexidine, gluconatee,
chloroxylenolf, clofucarbang, hexachlorophene, hexylresocarcinol, iodine and
iodophors, dan triclosan. Menurut Center for Disease Control (CDC) hand-
sanitizer terbagi menjadi dua yaitu hand-sanitizer mengandung alkohol dan
tidak mengandung alkohol. Hand-sanitizer dengan kandungan alkohol antara
60-90% memiliki efek anti mikroba yang baik dibandingkan tanpa kandungan
alkohol. Perlu diingat maupun diperhatikan penggunaan hand-sanitizer tidak
dapat menghilangkan kotoran maupun zat-zat organik, maka ketika tangan
sangatlah kotor ataupun terkontaminasi oleh darah maupun cairan-cairan tubuh
lainnya dianjurkan untuk melakukan kegiatan cuci tangan, selain itu
penggunaan hand-sainitizer yang berlebihan dan berulang dapat membuat
menumpuknya emolien. (Nakoe, 2020)
Dari percobaan di atas didapatkan hasil bahwa mencuci tangan dengan
baik dan benar sabun lebih mengenai pada seluruh permukaan tangan
sedangkan untuk percobaan masker, masker yang memberikan efektivitas lebih
baik adalah masker medis dikarenakan hasil dari filtrasi masker terhadap
partikel yang ada lebih baik dibandingkan masker kain (baik masker kain yang
terbuat dari kain scuba maupun yang terbuat dari masker katun).

C. Kesimpulan
Covid-19 adalah suatu penyakit yang disebabkan karena adanya proses
mutasi dari virus SARS-CoV. Penyakit ini menyebar melalui berbagai cara
diantaranya adalah melalui droplet dari individu yang terinfeksi dengan
bantuan transmisi aerosol dan melalui benda-benda yang kemudian akan
disentuh oleh tangan. Apabila virus telah menempel pada tangan, virus dapat
menginfeksi individu tersebut melalui kontak tangan dengan mata, hidung,
ataupun mulut.
Maka agar dapat memutus rantai penyebaran tersebut dilakukan berbagai
upaya preventif salah satunya adalah dengan melakukan kegiatan cuci tangan
dan penggunaan masker ketika beraktivitas di keramaian. Untuk kegiatan cuci
tangan dianjurkan untuk menggunakan sabun dan dengan metode yang baik
dan benar dikarenakan dengan melakukan cuci tangan dengan metode yang
baik dan benar maka mikoorganisme yang berada pada tangan akan lebih cepat
dan efektif dihilangkan. Apabila tidak dapat melakukan cuci tangan dengan
menggunakan sabun kegiatan tersebut dapat diganti dengan menggunakan
produk hand-sanitizer, produk ini memang terbukti secara klinis lebih baik
dalam membunuh mikroorganisme dikarenakan umumnya mengandung
alkohol 60-90%, namun penggunaan produk ini secara terus-menerus tidak
dianjurkan karena dapat menimbulkan penumpukan emolien dan produk ini
tidak dapat menghilangkan zat-zat organik pada tangan (seperti darah dan lain
sebagainya). Sedangkan dengan penggunaan masker kita dapat mencegah
terjadinya transmisi droplet kepada organ pernafasan yakni hidung, dan juga
mulut. Ada banyak stigma dimasyarakat yang menyatakan masker kain tidak
lebih baik dari masker medis, pernyataan tersebut benar adanya namun masker
kain dapat dijadikan sebuah alternatif dikarenakan dengan penggunaan masker
kain kita dapat membantu para petugas medis dan orang-orang yang lebih
membutuhkan masker tersebut dibandingkan kita yang tidak terlalu
membutuhkan masker medis tersebut.

D. Post- Test
1. Apakah ada perbedaan persebaran warna di tangan anda dengan
menggunakan metode cuci tangan yang berbeda?
Jawab:
Iya terdapat perbedaan. Hal tersebut dikalrenakan mencuci tangan
dengan cara yang baik dan benar dapat memberikan persebaran warna yang
lebih luas dibandingkan dengan mencuci tangan dengan metode yang kita
gunakan pada kehidupan sehari-hari.

2. Menurut anda mana metode mencuci tangan yang efektif untuk mencegah
penyebaran Covid-19?
Jawab:
Menurut saya metode cuci tangan yang efektif adalah mencuci
tangan dengan cara yang baik dengan benar dikarenakan dengan menaati
langkah-langkah mencuci tangan dengan baik dan benar dapat
membersihkan dan membunuh kuman yang menempel pada tangan lebih
cepat dan juga efektif dikarenakan semua bagian pada tangan akan terkena
oleh sabun yang digunakan (Susantiningsih, 2018)

3. Apa jenis kain yang anda gunakan?


Jawab :
Masker kain yang saya gunakan adalah masker kain yang
menggunakan bahan katun. Masker kain dapat dijadikan salah satu
alternatif dalam pemilihan masker namun ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan salah satunya adalah kondisi dari pemakai masker tersebut.
Apabila hanya digunakan pada fasilitas umum dan individu yang
menggunakan dalam keadaan sehat maka masker kain dapat dijadikan
salah satu pilihan (masker kain 3 lapis atau masker berbahan katun).
Namun apabila individu tersebut sedang sakit dengan gejala Covid-19
maka masker yang digunakan adalah masker bedah 3 ply. (Hapsari, 2021)

4. Apakah ada perubahan yang terjadi pada api lilin saat anda
menghembuskan udara?
Jawab :
Tidak ada perubahan pada api lilin yang telah saya hembuskan. Hal
ini dapat menunjukkan bahwa nilai porositas dari kedua masker yang saya
gunakan dalam percobaan kali ini adalah baik. Nilai porositas merupakan
nilai dari kemampuan masker dalam meloloskan suatu material pada ruang
kosong yang dimilikinya. Nilai porositas masker kain yang baik adalah
ketika nilai porositas masker kain mendekati nilai porositas dari masker
medis. (Hapsari, 2021)

5. Menurut anda mana masker yang efektif untuk mencegah penyebaran


Covid-19 pada percobaan ini?
Jawab:
Menurut saya masker medis merupakan masker yang lebih efektif
untuk mencegah penyebaran dibandingkan dengan masker kain, hal ini
dikarenakan filtrasi masker kain umumnya lebih rendah dibandingkan
masker medis, namun walaupun demikian masker kain dapat
memungkinkan menjadi salah satu alternatif dalam pengunaan masker
apabila diproduksi dan dipakai secara baik dan benar sesuai dengan
panduan yang telah diberikan oleh Kementrian Kesehatan yakni dengan
didesain agar multilayer dan dapat menutup dagu serta terbuat dari kain
atau bahan tahan air dan juga memiliki jumlah serat benang yang banyak
dan halus (Putri, 2020).
DAFTAR PUSTAKA

Atmojo, Joko Tri., Sri Iswahyuni., Rejo., dkk. 2020. Penggunaan Masker
dalam Pencegahan dan Penanganan Covid-19 : Rasionalitas, Efektivitas,
dan Isu Terkini. Journal of Health Research., Vol. 3., No. 2., Halaman 84-
95.
Dwirusman, Cindy Gustavia. 2020. Peran dan Efektivitas Masker Dalam
Pencegahan Penularan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Jurnal
Medika Hutama, Vol. 2 No. 1., Halaman 414-415.
Fitriani, Nur Indah. 2020. Tinjauan Pustaka Covid-19 : Virologi, Patogenesis
dan Manifestasi Klinik. Jurnal Medika Malahayati., Vol. 4., No. 3.,
Halaman 194-201.
Gennaro, F. Di., Pizzol, D., Marotta, C., dkk. 2020. Coronavirus Diseases (
COVID-19 ) Current Status and Future Perspectives : A Narrative Review.
International Journal of Environmental Research and Public Health
Environmental Research and Public Health., Vol. 17., No. 2690., Halaman
1–11.
Hapsari, Kustriwi Ratnaning., Hisbulloh Ahlis Munawi. 2021. Pemilihan
Maker Kain dalam Mencegah Penularan Virus Covid-19. Jurnal NOE.,
Vol. 4., No. 1., Halaman 45-53.
Nakoe, Moh. Ria., Nur Ayini Slalu., Yesintha Amelia Mohamad. 2020.
Perbedaan Efektifitas Hand-Sanitizer Dengan Cuci Tangan Menggunakan
Sabun Sebagai Bentuk Pencegahan Covid-19. Jambura Journal., Vol. 2.,
No. 2. Halaman 65-70.
Putri, Santy Irene. 2020. Studi Literatur : Efektivitas Penggunaan Masker Kain
Dalam Pencegahan Transmisi Covid-19. Jurnal Kesehatan Manarang.,
Vol. 6., No. Khusus., Halaman 9-17.
Suprapto, Rohmat., Mardiyan Hayati., Silvia Nurbaity., dkk. 2020. Pembiasaan
Cuci Tangan yang Baik dan Benar pada Siswa Taman Kanak-Kanak (TK)
di Semarang. Jurnal Surya Masyarakat., Vol. 2., No. 2. Halaman 139-145.
Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., 2020. Coronavirus Disease 2019 :
Tinjauan Literatur Terkini. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, Vol. 7., No.
1., Halaman 45-67.
Susantingsih, T., Yuliyanti, R., Simanjutak, K., dan Arfiyanti. 2018. PKM
Pelatihan Mencuci Tangan Menggunakan Sabun Sebagai Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat untuk Masyarakat RT 007/RW 007 Desa Pamgkalan Jati,
Kecamatan Cinere Kota Depok. Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia.,
Vol.1., No. 2., Halaman 75-84.
Rahmayanti, Handika Dany., Rahmawati., Euis Sustini., Mikrajuddin
Abdullah. 2018. Kajian Struktur Serat dan Porositas Masker Udara. Jurnal
Fisika., Vol. 8., No. 1., Halaman 9-17.
World Health Organization. 2020. Anjuran Mengenai Penggunaan Masker
Dalam Konteks Covid-19. Indonesia : Jakarta
LEMBAR PENGESAHAN

Samarinda, 17 Mei 2021


Mengetahui,
Asisten Praktikum Praktikan

Haura Wulan Nabilah Jovina Cecilia Halim


NIM. 1713015005 NIM. 1913016051

Anda mungkin juga menyukai