PENDAHULUAN
Sialolitiasis merupakan suatu konservatif. 2 Komplikasi pada
penyakit yang ditemukan pada prinsipnya sumbatan kelenjar liur
kelenjar liur yang ditandai adanya harus dihilangkan, oleh karena
sumbatan sekresi air liur oleh suatu apabila terjadi sumbatan yang lama
batu kelenjar liur (kalkulus). dapat terjadi fibrosis dari kelenjar
Terbentuknya kalkulus kelenjar liur liur dan sialadenitis kronik.1
karena endapan garam kalsium fosfat Tujuan dari makalah ini
tribasik (Ca3(PO4)2) bersama bahan adalah membahas secara khusus
organik yang terdiri dari deskuamasi mengenai sialolitiasis kelenjar liur
sel epitel, bakteri, benda asing (anatomi, histologi, etiopatogenesis,
ataupun dekomposisi produksi diagnosis dan penanganan)
bakteri, apabila terdapat infeksi khususnya di bidang THT-KL.
dengan kandungan amonium dan
magnesium.1,2 1. Anatomi
Sialolitiasis merupakan 30% Kelenjar liur pada manusia
dari seluruh kelainan yang terjadi terdiri dari 3 kelenjar liur mayor
pada kelenjar liur. Insidensi pada yang berpasangan yaitu kelenjar
orang dewasa lebih sering terkena kelenjar parotis, submandibular dan
dibandingakan anak – anak. sublingual (gambar.1).1
Penyebab serta mekanisme
terbentuknya kalkulus masih belum
dapat dipastikan sampai saat ini.
Kelainan ini dapat mengakibatkan
rasa nyeri serta peradangan pada
kelenjar liur dan beberapa kasus
dapat menyebabkan infeksi kelenjar
liur. Penanganan sialolitiasis
dilakukan secara konservatif dan
tindakan operasi dengan
mengeksplorasi duktus dari sialolith
(sialithectomy).1,2
Pemilihan operasi
menunjukkan efikasi yang tinggi
dalam keberhasilan terapi
dibandingkan dengan cara Gambar.1
Anatomi dari kelenjar parotis,
submandibula dan sub lingual1
1.1 Kelenjar Parotis kaudal dan 3,4 cm di bagian ventro
Kelenjar parotis mempunyai dorsal dengan berat 14,28 gram.
ukuran 5,8 cm pada bagian cranio Merupakan kelenjar liur yang
1
terbesar, dan menempati ruangan di 1.2 Kelenjar Submandibula
depan prosessus mastoid dan liang Kelenjar submandibula
telinga luar. Sisi depan, kelenjar ini terletak di bawah ramus mandibula
terletak di lateral dari ramus horisontal dan dibungkus oleh
mandibula dan otot maseter. Di lapisan jaringan penyambung yang
bagian bawah, kelenjar ini tipis. Kelenjar ini seluruhnya
berbatasan dengan otot terletak di dalam segitiga
sternokleidomastoideus dan submandibula yang dibatasi oleh otot
menutupi bagian posterior abdomen digastrikus anterior dan posterior.
otot digastrikus.3,4 Kelenjar ini Kelenjar ini berbentuk seperti huruf
dipisahkan dari kelenjar “C “ dibagian tengah kelenjar
submandibula oleh ligamentum dibatasi oleh otot stiloglosus dan
stilomandibularis. Bagian dalam dari hioglosus, dibagian depan dibatasi
kelenjar parotis meluas ke posterior oleh otot milohioid. Sebagian besar
dan medial dari ramus mandibula bagian medial kelenjar berhubungan
dan dikenal sebagai retromandibular. erat dengan dasar mulut (gambar.3).4
Bagian kelenjar inilah yang Duktus submandibula atau
berdekatan dengan ruang Warthon’s duct yang berada di
parafaringeus (gambar.2).4 permukaan medial kelenjar berjalan
Duktus parotis atau stensen di antara lateral dari otot milohioid,
duct yang keluar dari batas anterior otot hioglosus dan di atas otot
kelenjar parotis, diameter 1,5 mm genioglosus membentuk sudut yang
dibawah zigoma. Panjang duktus ini tajam di bagian lateral dari otot
antara 4-6 cm berjalan melewati milohioid yang merupakan tempat
anterior dari otot maseter, berbelok yang sering terjadi pembentukan
ke medial menembus otot businator batu. Duktus ini bermuara kedalam
kemudian berlanjut ke jaringan rongga mulut, di lateral dari
submukosa mulut memasuki rongga frenulum lingualis. Panjangnya rata-
mulut berhadapan dengan mahkota rata sekitar 5 cm. Sedangkan untuk
gigi molar kedua atas.4 inervasi nya duktus submandibula
mendapatkan dari nervus lingualis
dan nervus hipoglosus yang berjalan
dari bawah dan mengikuti duktus
submandibula.4
1.4 Histologi
Gambar.4 Kelenjar sublingual4
Kelenjar liur memiliki
struktur yang sama yaitu kelenjar
acini yang berhubungan dengan
sistem duktus, dengan komposisi
acini 80% dan duktus 15%.
Merupakan kelenjar mesenkim yang
mengandung jaringan ikat, pembuluh
darah dan limfe, kelenjar limfe serta
serabut saraf. Unit sekresi terdiri dari yang berada di intralobular sedangkan
sel asinus, duktus sekretorius dan sistem ekskresi dan duktus kolektikus
kolektikus. Duktus sekretorius terdiri berada di ekstralobuler3 (gambar. 5).5
dari duktus interkalaris dan striata
3
Gambar.5 Gambaran histologi dari mioepitel yang membentuk seperti
kelenjar liur5 sarang laba-laba yang mengelilingi
acinus dan dapat mengeluarkan
Kelenjar acini akan sekresinya saat berkontraksi.5
menghasilkan air liur yang Sistem duktus kelenjar liur
mengandung enzim amilase dan bukan suatu sistem transport pasif,
sialomusin. Berdasarkan histologi melainkan dapat merubah sekresi
dibedakan enzim dan musin yang dan konsistensi dari liur. Short
dihasilkan menjadi kelenjar serosa intercalated ducts menghasilkan
sebagai penghasil enzim, misalnya musin dan meregulasi konsentrasi
kelenjar parotis. Kelenjar mukosa elektrolit. Sedangkan striated ducts
sebagai penghasil musin, misalnya secara aktif dan cepat dapat
kelenjar palatina dan kelenjar menghasilkan sekret diikuti oleh
campuran misalnya kelenjar sistem interlobular ducts yang
submandibula dan sublingual. menghasilkan liur.5
Kelenjar acini termasuk dari sel 1.5 Komposisi air liur
Air liur terdiri dari
komponen organik dan anorganik
secara terus menerus akan
menghasilkan air liur. Komponen
anorganik terdiri dari sebagian besar
elektrolit seperti natrium, kalium,
kalsium, magnesium, bikarbonat,
fosfat, urea dan amonia (tabel.1). 1
Komponen organik terdiri dari
beberapa macam protein seperti
imunoglobulin, enzim dan musin.
Apabila terdapat stimulus dari luar
maupun dalam seperti mengunyah
makanan, mencium bau-bauan hal ini
dapat menyebabkan peningkatan
produksi air liur. Dalam sehari
kelenjar air liur menghasilkan liur
sebanyak 500 -1000ml. Untuk
produksi air liur ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti iklim, nutrisi,
umur dan jenis kelamin.5
Kelenjar Kelenjar
parotis submandibular
Laju rata-rata sekresi (ml/min/gland) 0,7 0,6
Bahan anorganik (mEq/L)
K+ + 20 17
Na 23 21
Cl- 23 20
HCO3- 20 18
Ca2+ 2 3,6
Mg2+ 2- 0,2 0,3
HPO4 6 4,5
4
Urea 15 7
Amonia 0,3 0,2
Asam Urat 3 2
Glukosa <1 <1
Kolesterol <1 -
Asam Lemak 1 -
Lemak total 2-6 2-6
Asam Amino 1,5 -
Protein 250 150
Gambar.12
Bagan penanganan evaluasi dan managemen sialolithiasis11
Pada tindakan minimal untuk meminimalisirkan terjadinya
invasif terdapat beberapa pilihan komplikasi.17,18,19
RINGKASAN
Sialolitiasis adalah penyakit dengan pemeriksaan penunjang
yang biasa ditemukan pada kelenjar yang dapat dilakukan yaitu melalui
liur. Penyakit ini merupakan metode radiologis untuk
penyebab utama sumbatan pada mendiagnosis sialolitiasis. Adapun
kelenjar liur. Sebagai penyebab pemeriksaan radiologis oklusa dan
terjadinya serta mekanisme panoramik, sialografi, ultrasonografi,
pembentukan batu kelenjar liur xeroradiografi, scintigrafi dan
belum diketahui dengan pasti. Gejala tomografi komputer yang secara
klinis meliputi pembengkakan indirect dapat memberikan informasi
didaerah kelenjar liur disertai rasa mengenai keberadaan sialolith
nyeri yang hilang timbul terutama maupun kondisi kelenjar liur.
saat makan. Penanganan dari sialolitiasis
Untuk pemeriksaan fisik kelenjar liur dilakukan mulai dari
dengan palpasi bimanual diharapkan terapi konservatif dan terapi operatif
dapat meraba pembesaran dari dengan pengangkatan sialolith
duktus dan kelenjar liur dalam pendekatan intra oral atau
mengevaluasi dari batu, selain sialithectomy.
DAFTAR PUSTAKA bahasa: dr. Carolina Wijaya;
1. Anonymous. Clinical policy 305-6
bulletin: Sialolitiasis ( salivary 5. Junqueira LC, Carneiro J.
stones ). Posted 2007 available Histologi dasar : teks dan atlas.
from http: // Ed. 10. Alih bahasa: Jan
www.aetna.com/cpb/medical Tambayong. Jakarta : EGC,
accessed August 3,2010 2007: 312 - 5
2. Yeh S. Kelenjar liur. Dalam: 6. Garney DO, Jacobs JR, Kern
Ballenger JJ.ed. Penyakit RC. Salivary glands. In :
Telinga Hidung Tenggorok, Cumming CJ,ed.
Kepala dan Leher. Jilid satu. Otolaryngology Head and Neck
Edisi 13. Binarupa aksara, Surgery. 3rded. Mosby, 1999;
Jakarta, 2002. Alih bahasa: staf 1220
ahli bagian THT-KL RSCM- 7. Becker TS. Salivary glands
FKUI;330 imaging. In : Byron J, Bailey
3. Rosen FS, Byron J. Anatomy BJ, eds. Head and neck surgery
and physiology of salivary – otolaryngology.3rd ed.
glands. In: Byron J, Bailey BJ ,
eds. Head and Neck Surgery –
Otolarygology. 3rd ed.
Philadelphia: Lippincott
Williams and Walkins, 2001;
650-9
4. Adams GL. Gangguan –
gangguan kelenjar liur. Dalam:
Adams GL, Boeis LR, Highler
PH.ed. Boeis buku ajar
penyakit THT. Edisi enam.
EGC, Jakarta,1997. Alih
accessed September 7, 2010
Philadelphia: 11. Marchal F, Dulguernov P.
Sialolithiasis management. In :
Lippincott Williams and Arch otolaryngology head neck
Walkins, 2001; 655-9 and surgery. Sept .vol 129.
8. Andretta M, Tregnaghi A, 2003; 951-6
Prosenikliev V, Staffieri A. 12. Eibling DE. Transoral removal
Current opinion in of salivary duct calculi. In :
sialolithiasis diagnosis and Myers operative
treatment. In : Andretta M,ed. otolaryngology head and neck
Acta Otolaryngology Head surgery. 2nd ed. 2008; 1-11
and Neck Surgery, 2005; 145- 13. Fraioli RE, Grandis JR.
9 Exicision of submandibular
9. Yoskovich A. Submandibular gland. In: Myers operative
sialadenitis. Posted 2003. otolaryngology head and neck
Available surgery. 2nd ed. 2008; 1 – 8
from 14. Baek CH, Jeong HS.
Endoscope assisted
http://www.emedicine.com/ent/ submandibular sialadenectomy
topic598.htm accsessed July a new minimally invasiv
17, 2010 approach to submandibular
10. Ghorayeb BY. Otolaryngologi gland. In: American journal of
Houston. 2009. Available otolaryngology head and neck
from medicine and
http://www.ghorayeb.com/ surgery.27.2006;306-9
15. Nahlieli O, Nakar LH, 19. Aϊdan P, de Kerviler, Le Duc
Nazarian Y, Turner MD. A, Monteil JP. Treatment of
salivary stones by
16. Sialendoskopi. In: a new extracorporeal lithotripsy. In:
approach to salivary glands American journal of
obstructive pathology. otolaryngology head and neck
American journal of medicine and surgery.17.1996;
otolaryngology head and neck 246-50
medicine and 20. Serbecti E, Sengor GA.
surgery.137.2006;1394-400 Diagnostic and interventional
sialoendoscopy in reccurent
17. Pasquale C, Franscesco O, salivary gland swelling. In:
Raffaele M, Antonio S, Bruno Turk arch otolaryngology. Feb.
C. Extracop Vol 45.2007; 84-90
21. Serrano CMR, Schaitkin BM.
18. oreal lithotripsy for slivary Bilateral giant submandibular
calculi : a long term clinical sialoliths and the role for
experience. In: Laryngoscope. salivary endoscopy. In:
June. Vol 114.2004; 1069-73 American journal of
otolaryngology head and neck
medicine and
surgery.20.2010;300-3