Anda di halaman 1dari 5

MODUL TULI

TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Instruksional Umum ( TIU )
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapakan dapat menjelaskan tentang penyebab,
patomekanisme, tanda-tanda/gejala, cara diagnosis, penatalaksanaan /terapi, komplikasi serta
epidemiologi dan cara pencegahan penyakit-penyakit yang menyebabkan ketulian.

KASUS
SKENARIO : T U L I

1.
Seorang laki-laki, 35 tahun pekerja pabrik datang ke Poli THT dengan keluhan tuli sejak 6
bulan lalu yang semakin berat disertai mendengung.

KATA KUNCI
1. Laki-laki
2. 35 tahun
3. Pekerja pabrik
4. Tuli sejak 6 bulan yang lalu : Semakin memberat = gangguan pendengaran = ketulian = deafness
5. Mendengung = Tinnitus

PERTANYAAN
1. Jelaskan anatomi, histologim dan fisiologi organ yang berkaitan!
2. Jelaskan patomekanisme gejala yang dialami?
3. Apa saja differensial diagnosis?

PEMBAHASAN
Anatomi
Secara anatomi, telinga dibagi menjadi 3 :

a. Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran timpani. Telinga luar atau pinna
merupakan gabungan dari tulang rawan yang diliputi kulit.L iang telinga berbentuk huruf S dengan
tulang rawan pada sepertiga bagian luar, sedangkan dua pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari
tulang.
Panjangnya kira-kira 2 ½-3 cm. Membran timpani atau gendang telinga adalah suatu bangunan
berbentuk kerucut dengan puncaknya, umbo, mengarah ke medial. Membran timpani pada umumnya
bulat. Penting untuk disadari bahwa bagian dari rongga telinga tengah yaitu epitimpanum yang
mengandung korpus maleus dan inkus, meluas melampaui batas atas membran timpani, dan bahwa ada
bagian hipotimpanum yang meluas melalui batas atas membran timpani.

b. Telinga tengah
Telinga tengah berbentuk kubus dengan :
- Batas luar : membran tympani
- Batas depan : tuba eustachius
- Batas bawah : vena jugularis ( bulbus jugularis )
- Batas belakang : aditus ad antrum, kanalis fasialis pars vertikalis
- Batas atas : tegmen tympani
- Batas dalam : berturut-turut dari atas ke bawah kanalis semi sirkularis horizontal,
kanalis fasialis, tingkap lonjong (oval window), tingkap bundar (round window)
dan promotorium.
Tuba eustakius menghubungkan rongga telinga tengah dengan nasofaring. Bagian lateral tuba eustakius
adalah yang bertulang sementara duapertiga bagian medial bersifat kartilaginosa. Origo otot tensor
timpani terletak di sebelah atas bagian bertulang sementara kanalis karotikus terletak dibagian
bawahnya. Bagian bertulang rawan berjalan melintasi dasar tengkorak untuk masuk ke faring diatas
otot konstriktor superior. Bagian ini biasanya tertutup tapi dapat dibuka melalui kontraksi otot levator
palatinum dan tensor palatinum yang masing-masing disarafi pleksus faringealis dan saraf
mandibularis. Tuba eustakius berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan udara pada kedua sisi
membran timpani.

c. Telinga dalam
Bentuk telinga dalam sedemikian kompleksnya sehingga disebut sebagai labirin. Derivat vesikel otika
membentuk suatu rongga tertutup yaitu labirin membran yang terisi endolimfe.L abirin membran
dikelilingi oleh cairan perilimfe yang terdapat dalam kapsula otika bertulang.L abirin tulang dan
membran memiliki bagian vestibular dan koklear. Bagian vestibularis (pars superior) berhubungan
dengan keseimbangan, sementara bagian koklearis (pars inferior) merupakan organ pendengaran kita.
Koklea melingkar seperti rumah siput dengan dua dan satu setengah putaran. Aksis dari spiral tersebut
dikenal sebagai modiolus, berisi berkas saraf dan suplai arteri vertebralis. Serabut saraf kemudian
berjalan menerobos suatu lamina tulang yaitu lamina spiralis oseus untuk mencapai sel-sel sensorik
organ corti. Organ corti terdiri dari satu baris sel rambut dalam (3000) dan tiga baris sel rambut luar
(12000). Bagian vestibulum telinga dalam dibentuk oleh sakulus, utrikulus dan kanalis semisirkularis.

Labirin ( telinga dalam ) mengandung organ pendengaran dan keseimbangan, terletak pada pars petrosa
os temporal. Labirin terdiri dari :
1. Labirin bagian tulang, terdiri dari : kanalis semisirkularis, vestibulum dan koklea.
2. Labirin bagian membran, yang terletak didalam labirin bagian tulang, terdiri dari : kanalis
semisirkularis, utrikulus, sakulus, sakus dan duktus endolimfatikus serta koklea. Antara labirin bagian
tulang dan membran terdapat suatu ruangan yang berisi cairan perilimfe yang berasal dari cairan
serebrospinalis dan filtrasi dari darah. Didalam labirin bagian membran terdapat cairan endolimfe yang
diproduksi oleh stria vaskularis dan diresorbsi pada sakkus endolimfatikus.

Vestibulum
Vestibulum adalah suatu ruangan kecil yang berbentuk oval, berukuran ± 5 x 3 mm dan memisahkan
koklea dari kanalis semisirkularis. 8,9 Pada dinding lateral terdapat foramen ovale ( fenestra vestibuli )
dimanafootplate dari stapes melekat disana. Sedangkan foramen rotundum terdapat pada lateral bawah.
Pada dinding medial bagian anterior terdapat lekukan berbentuks pher is yang berisi makula sakkuli
dan terdapat lubang kecil yang berisi serabut saraf vestibular inferior. Makula utrikuli terletak disebelah
belakang atas daerah ini. Pada dinding posterior terdapat muara dari kanalis semisirkularis dan bagian
anterior berhubungan dengan skala vestibuli koklea.10

Kanalis Semisirkularis
Terdapat 3 buah kanalis semisirkularis : superior, posterior dan lateral yang membentuk sudut 90° satu
sama lain. Masing-masing kanal membentuk 2/3 lingkaran, berdiameter antara 0,8 – 1,0 mm dan
membesar hampir dua kali lipat pada bagian ampula. Pada vestibulum terdapat 5 muara kanalis
semisirkularis dimana kanalis superior dan posterior bersatu membentuk krus kommune sebelum
memasuki vestibulum.8,10 Koklea Terletak didepan vestibulum menyerupai rumah siput dengan
panjang ± 30 – 35 mm. Koklea membentuk 2 ½ - 2 ¾ kali putaran dengan sumbunya yang disebut
modiolus yang berisi berkas saraf dan suplai darah dari arteri vertebralis.8,10 Kemudian serabut saraf
ini berjalan ke lamina spiralis ossea untuk mencapai sel-sel sensorik organ Corti. Koklea bagian tulang
dibagi dua oleh suatu sekat. Bagian dalam sekat ini adalah lamina spiralis ossea dan bagian luarnya
adalah lamina spiralis membranasea, sehingga ruang yang mengandung perilimfe terbagi 2 yaitu skala
vestibuli dan skala timpani. Kedua skala ini bertemu pada ujung koklea yang disebut helikotrema.
Skala vestibuli berawal pada foramen ovale dan skala timpani berakhir pada foramen rotundum.
Pertemuan antara lamina spiralis ossea dan membranasea kearah perifer membentuk suatu membran
yang tipis yang disebut membran Reissner yang memisahkan skala vestibuli dengan skala media
( duktus koklearis ). Duktus koklearis berbentuk segitiga, dihubungkan dengan labirin tulang oleh
jaringan ikat penyambung periosteal dan mengandung end organ dari N. koklearis dan organ Corti.
Duktus koklearis berhubungan dengan sakkulus dengan perantaraan duktus Reuniens. Organ Corti
terletak diatas membran basilaris yang mengandung organel-organel penting untuk mekanisme saraf
perifer pendengaran. Organ Corti terdiri dari satu baris sel rambut dalam yang berisi kira-kira 3000 sel
dan 3 baris sel rambut luar yang berisi kira-kira 12.000 sel. Sel-sel ini menggantung lewat lubang-
lubang lengan horizontal dari suatu jungkat-jungkit yang dibentuk oleh sel-sel penyokong. Ujung saraf
aferen dan eferen menempel pada ujung bawah sel rambut. Pada permukaan sel rambut terdapat
strereosilia yang melekat pada suatu selubung yang cenderung datar yang dikenal sebagai membran
tektoria. Membran tektoria disekresi dan disokong oleh limbus.
Sakulus dan utrikulus
Terletak didalam vestibulum yang dilapisi oleh perilimfe kecuali tempat masuknya saraf didaerah
makula. Sakulus jauh lebih kecil dari utrikulus tetapi strukturnya sama.10 Sakulus dan utrikulus ini
berhubungan satu sama lain dengan perantaraan duktus utrikulo-sakkularis yang bercabang menjadi
duktus endolimfatikus dan berakhir pada suatu lipatan dari duramater pada bagian belakang os
piramidalis yang disebut sakkus endolimfatikus. Saluran ini buntu. Sel-sel persepsi disini sebagai sel-
sel rambut yang dikelilingi oleh sel-sel penunjang yang terletak pada makula. Pada sakulus terdapat
makula sakuli dan pada utrikulus terdapat makula utrikuli.

Perdarahan
Telinga dalam memperoleh perdarahan dari a. auditori interna (a. labirintin) yang berasal dari
a. serebelli inferior anterior atau langsung dari a. basilaris yang merupakan suatu end arter
dan tidak mempunyai pembuluh darah anastomosis. Setelah memasuki meatus akustikus
internus, arteri ini bercabang 3 yaitu :
1. Arteri vestibularis anterior yang mendarahi makula utrikuli, sebagian makula sakuli, krista
ampularis, kanalis semisirkularis superior dan lateral serta sebagian dari utrikulus dan sakulus.
2. Arteri vestibulokoklearis, mendarahi makula sakuli, kanalis semisirkularis posterior, bagian
inferior utrikulus dan sakulus serta putaran basal dari koklea.
3. Arteri koklearis yang memasuki modiolus dan menjadi pembuluh-pembuluh arteri spiral yang
mendarahi organ Corti, skala vestibuli, skala timpani sebelum berakhir pada stria vaskularis.
Aliran vena pada telinga dalam melalui 3 jalur utama. Vena auditori interna mendarahi putaran tengah
dan apikal koklea. Vena akuaduktus koklearis mendarahi putaran basiler koklea, sakulus dan utrikulus
dan berakhir pada sinus petrosus inferior. Vena akuaduktus vestibularis mendarahi kanalis
semisirkularis sampai utrikulus. Vena ini mengikuti duktus endolimfatikus dan masuk ke sinus sigmoid.

Persarafan
N. akustikus bersama N. fasialis masuk ke dalam porus dari meatus akustikus internus dan bercabang
dua sebagai N. vestibularis dan N. koklearis. Pada dasar meatus akustikus internus
terletak ganglion vestibulare dan pada modiolus terletak ganglion spirale.

Fisiologi organ pendengaran


Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga dalam bentuk
gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea. Getaran tersebut menggetarkan
membran timpani, diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan
mengamplifikasi getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas
membran timpani dan tingkap lonjong. Energi getar yang telah diamplifikasi ini akan diteruskan ke
stapes yang menggerakkan, tingkap lonjong, sehingga perilimfa pada skala vestibula bergerak. Getaran
diteruskan melalui membrane Reissner yang mendorong endolimfa, sehingga akan menimbulkan gerak
relatif antara membran basalis dan membran tektoria. Proses ini merupakan rangsang mekanik yang
menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi
pengelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel
rambut, sehingga melepaskan neurotransmitter ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial
aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nukleus auditorius, sampai ke korteks pendengaran (area
39-40) di lobus temporalis.

Mekanisme tinitus
Pada tinitus terjadi aktivitas elektrik pada area auditorius yang menimbulkan perasaan adanya bunyi,
Namun impuls yang ada bukan berasal dari bunyi eksternal yang ditransformasikan,melainkan berasal
dari sumber impuls abnormal di dalam tubuh pasien sendiri. Tinitus dapat terjadi dalam beberapa
intensitas,tinitus dengan nada rendah seperti bergemuruh atau nada tinggi seperti berdengung.

Tinnitus terbagi menjadi 2


1)Tinitus objektif,bila suara dapat didengar juga oleh pemeriksa atau dengan auskultasi di sekitar
telinga.Bersifat vibratorik,berasal dari transmisi vibrasi sistem muskuler atau kardiovaskuler di sekitar
telinga.Disebabkan karena kelainan vaskuler sehingga tinitusnya berdenyut mengikuti denyut jantung.
2)Tinitus Subjektif,bila suara hanya didengar oleh pasien sendiri .Bersifat non- vibratorik,disebabkan
oleh proses iritatif atau perubahan degeneratif traktus auditorius mulai dari sel-sel rambut getar koklea
sampai pusat saraf pendengar.

Deferential diagnosis
1.Gangguan pendengaran akibat bising
2.gangguan pendengaran akibat obat ototoksik
3.Otosklerosis
4.Labirinitis

2.
Seorang laki-laki, 20 tahun datang ke Poli THT dengan keluhan sering keluar cairan dari telinga
kanan sejak kecil disertai rasa berputar bila ada perubahan posisi. Saat ini penderita selalu duduk
di depan bila kuliah

KATA KUNCI
1. Laki-laki
2. 20 tahun
3. Sering keluar cairan dari telinga kanan sejak kecil
4. Rasa berputar bila ada perubahan posisi

PERTANYAAN
1. Jelaskan anatomi, histologi dan fisiologi organ yang berkaitan!
2. Jelaskan patomekanisme gejala yang dialami?
3. Apa saja differensial diagnosis?

Anda mungkin juga menyukai