Anda di halaman 1dari 11

Makalah Oral Biology 1

Kelenjar Saliva (Anatomi, Struktur, dan Fungsi)

Kelompok 17

Maharani Natasya Putri (04031381520042)

Annisah Biancika Jasmine (04031381520044)

Gladis Aprilla Rizki (04031381520045)

Dosen Pembimbing

drg. Shanty Chairani, M. Si

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2015
KELENJAR SALIVA

Kelenjar saliva merupakan kelenjar yang menyekresikan suatu cairan bernama saliva (atau air
ludah), yang berfungsi agar rongga mulut tetap lembab. Kelenjar saliva termasuk kelenjar eksokrin. Rata-
rata, 0.5 liter saliva yang diproduksi setiap hari namun jumlah tersebut bervariasi setiap hari.

Pada manusia, kelenjar saliva dibagi menjadi dua yaitu: kelenjar saliva mayor dan kelenjar saliva
minor. Kelenjar saliva mayor terdiri dari kelenjar parotid, submandibular, dan sublingual. Sedangkan,
kelenjar saliva minor terdiri dari kelenjar labial, lingual, palatal, bukal, glossopalatine, retromolar.

Anatomi

 KELENJAR SALIVA MAYOR


o Kelenjar Parotis
Kelenjar parotis merupakan kelenjar terbesar di antara kelenjar saliva mayor.
Kelenjar ini terletak di ruang antara ramus mandibulae dan mastoid process of the
temporal bone. Pada umumnya, kelenjar parotis berukuran panjang 6 cm dengan
lebar maksimal 3.3 cm.
Kemudian terdapat saluran parotis (duktus Stensen), dimana saluran ini berjalan
kearah otot masseter lalu masuk hingga ke dalam batas anterior masseter,
kemudian berjalan masuk ke dalam rongga mulut tepatnya di papilla yang
berhadapan dengan molar kedua maksila.

Kelenjar parotis dibatasi oleh:


 Zygomatic arch pada bagian superior
 Inferior border of the mandible pada bagian inferior
 Otot masseter pada bagian anterior
 Telinga luar dan sternocleidomastoid pada bagian posterior
o Kelenjar Submandibular
Kelenjar Submandibular terletak di bagian posterior dasar mulut, berdeketan
dengan segi medial mandibular dan menyelubungi batas posterior otot mylohyoid.
Terdapat saluran (duktus) submandibular (atau duktus Wharton’s) yang berfungsi
menyampaikan saliva ke rongga mulut. Saluran ini tersalur di atas otot mylohyoid,
menuju dan terbuka di dalam rongga mulut pada papilla kecil di sisi lingual
frenulum.
Facial artery yang melewati kelenjar submandibular berfungsi untuk menyuplai
darah.

o Kelenjar Sublingual
Kelenjar Sublingual merupakan kelenjar saliva mayor terkecil dengan berat kurang
lebih 4 kg, terletak di balik lidah pada dasar mulut, di antara mukosa dan otot
mylohyoid. Sekresi dilakukan dengan cara absorbsi saliva oleh saluran - saluran
kecil (Saluran Rivinus) dan juga melalui saluran yang lebih besar yaitu saluran
Bartholin serta saluran Wharton.
Kelenjar sublingual menerima suplai darah dari sublingual arteri, dan melalui saraf
lingual, kelenjar sublingual mendapatkan inervasi parasimpatis dari saraf fasialis.
 KELENJAR SALIVA MINOR
Kelenjar saliva minor merupakan kelenjar-kelenjar kecil yang terletak di dalam mukosa atau
submukosa. Kelenjar saliva minor diklasifikasikan menjadi tipe serous, mucous, dan campuran.
Kelenjar saliva minor dapat ditemui pada hampir seluruh epitel di bawah rongga mulut. Kelenjar
ini terdiri dari beberapa unit sekresi kecil dan melewati duktus pendek yang berhubungan
langsung dengan rongga mulut. Kelenjar saliva minor tidak memiliki kapsul yang jelas seperti
layaknya kelenjar saliva mayor.

o Kelenjar labialis
Kelenjar ini terletak di submukosa bibir. banyak ditemui pada midline dan memiliki
banyak duktus. Kelenjar ini mensekresi kombinasi dari serous dan mucous sehingga
disebut kelenjar campuran (mixed gland).

o Kelenjar bukalis
Kelenjar ini terdapat pada mukosa pipi, kelenjar ini serupa dengan kelenjar labial dan juga
termasuk mixed gland.

o Kelenjar palatinus
Kelenjar ini terletak di palatum keras, palatum lunak, dan uvula. Kelenjar ini dapat dilihat
secara visual dan dilindungi oleh jaringan fibrous yang padat. Kelenjar ini termasuk
mucous gland.
o Kelenjar glossopalatinal
Kelenjar ini berada dalam isthimus faucium dan dapat meluas ke bagian posterior dari
kelenjar sublingual ke kelenjar yang ada di palatum molle. Kelenjar ini juga termasuk
mucous gland.

o Kelenjar lingualis
Kelenjar ini ditemukan bilateral dan terdiri dari tiga bagian, yaitu:
 Kelenjar lingualis anterior yang terletak di permukaan inferior lidah dekat apeks.
 Kelenjar lingualis posterior terletak pada apeks lidah

o Kelenjar lingual Van Ebner, kelenjar ini dapat ditemukan di papila sirkumvalata di
permukaan lidah. Kelenjar ini mensekresikan cairan serous yang memulai hidrolisis lipid.

Struktur

Tiap-tiap kelenjar sebagai suatu organ terdiri dari:

1. Parenkim, yaitu bagian kelenjar yang terdiri dari asinus-asinus dan duktus-duktus bercabang.
Asinus merupakan bagian-bagian sekretoris yang mengeluarkan sekret. Sekret ini akan dialirkan
melalui suatu duktus untuk menyalurkan sekret kemana mestinya.
2. Stroma / jaringan ikat interstisial yang merupakan jaringan antara asinus dan duktus tersebut.
Jaringan ikat ini membungkus organ (kapsel) dan masuk kedalam organ dan membagi organ
tersebut menjadi lobus dan lobulus. Pada jaringan ikat tersebut ditemukan duktus kelenjar,
pembuluh darah,serat saraf dan lemak.
Kelenjar saliva mayor terdiri dari beberapa jenis sel:

 Unit Sekretori
Terdiri dari : sel-sel asinar , duktus interkalaris , duktus striata , dan main excretory ducts.

o Sel-sel asinar
Sel asinar mengandung olyco protein, protein dan elektrolit.
Menurut sekretnya , asinus dapat dibedakan menjadi asinus serus, mukus, dan tercampur
 Asinus serus
– Sekretnya encer
– Terdapat pada kelenjar parotis
– Pengecatan HE bewarna ungu kemerahan
– Lumennya sempit
– Batas sel sukar dilihat dan antara sel terdapat kanalikuli sekretoris
interseluler
– Inti sel bulat kearah basal
– Penampakan sel tergantung fase sekresi selnya, dimana pada fase istirahat,
bagian apikalnya banyak terdapat butir sekresi (zimogen) sehingga inti sel
terdesak ke basal. Dan setelah sekresi sel, maka sel menjadi mengecil.
– Terdapat sel myoepitel diantara sel kelenjar dan membran basal yang dapat
berkontraksi untuk membantu mengeluarkan sekret asinus
 Asinus mukus
– Sekretnya kental
– Terdapat pada kelenjar saliva minor / tambahan / kecil-kecil
– Pengecatan HE berwarna jernih kebiruan
– Lumennya besar
– Batas sel lebih jelas terlihat, tidak terdapat kanalikuli interseluler sehingga
sekretnya langsung dituangkan oleh sel sekretoris kedalam lumen asinus
– Inti sel pipih kearah basal
– Pada fase istirahat, sitoplasmanya mengandung butir mucigen yang sering
rusak saat preparat fifiksasi/dicat sehingga sel menjadi lebih terang
– Terdapat sel myoepitel
– Organela selnya berbeda dengan sel serus, dimana terdapat lebih sedikit
mitokondria, RE, dan banyak apparatus golgi sehingga terdapat lebih
banyak komponen karbohidrat pada sekretnya
 Asinus campuran
Yang dimaksud dengan kelenjar-kelenjar yang mempunyai asinus tercampur,
adalah kelenjar-kelenjar yang mempunyai baik asinus serus maupun asinus-asinus
mukus sebagai parenkimnya. Campuran tersebut dapat berupa asinus-asinus murni
mukus dengan asinus-asinus murni serus atau dapat pula satu asinus mempunyai
bagian mukus dan serus bersama-sama
– Kelenjar submandibularis (submaksilaris) memiliki sel serus lebih banyak
dari pada sel mukusnya
– Kelenjar sublingualis memiliki sel mukus lebih banyak daripada sel
serusnya
– Pada asinus tercampur sel-sel mukus sering didapatkan dekat duktus
sedangkan sel-sel serus pada bagian yang jauh dari duktus
– Kadang-kadang sel mukus berasal dari melendirnya sel-sel asinus karena
terganggunay pengeluaran sekretnya. Gangguan tersebut sering terjadi pada
duktus Boll
– Bila dalam satu asinus sel-sel mukus lebih banyak lagi, maka sel-sel
albumin (serus) tadi akan terdesak kearah apikal (puncak) asinus, sehingga
sel-sel serus tadi merupakan suatu lengkungan yang pada penampang sering
terlihat sebagai bulan sabit, yangs ering disebut lanula Gianuzzi (Demilines
of Haidenhain, Crescent of Gianuzzi, serous demilunes of Gianuzzi).
Bagian ini masih mempunyai kanalikuli sekretoris interseluler yang
bermuara ke lumen asinus.
 Duktus
Saluran kelenjar ludah terdiri dari beberapa bagian yang panjangnya berbeda-beda menurut jenis
kelenjar. Jika dipandang dari segi lobulasi, ada yang letaknya intralobularis dan ada yang
interlobularis.

o Duktus intralobularis (Duktus Boll)


 Duktus yang menghubungkan asinus dengan saluran berikutnya (duktus Pfluger)
 Bersifat non sekretorius
 Terdiri dari epitel selapis pipih atau selapis kubis
 Fungsi :
a. mengatur sekresi saliva asinar
b. memodifikasi komponen elektrolit
c. mengangkut komponen makromolekuler

o Duktus sekretorius (Pfluger)


 Duktus yang lebih besar dan bersifat sekretorious, sehingga disebut juga duktus
salivatorius, terutama menghasilkan Ca dan air
 Epitelnya terdiri dari epitel selapis kubis sampai silindris dimana bagian basalnya
menunjukkan garis-garis sehingga juga disebut striated duct (duktus bergaris-
garis)
 Fungsi : a. Transport elektrolit dengan menyerap sodium dari sekresi utama
diangkut keluar melalui pembuluh darah kapiler
b. memodifikasi kompisisi elektrolit saliva

o Duktus Interlobularis
Duktus pfluger tadi dilanjutkan oleh saluran yang lebih besar keluar dari lobulus kelenjar
tadi, masuk ke dalam jaringan ikat interlobular. Saluran ini merupakan duktus
pengeluaran atau eksretorius yang mengalirkan saliva ke dalam rongga mulut. Terdiri dari
epitel selapis silindris atau berlapis semu dan dekat muara duktus, epitel ini berubah
menjadi epitel berlapis pipih dan berlanjut ke epitel rongga mulut.
Fungsi: Resorpsi Na dan sekresi K

 Unit Non-Sekretori
Terdiri dari myoepitel sel dan sel saraf

Sel Myoepitel

o Terdapat dalam asinar


o Fungsinya untuk mengatur pergerakan saliva dari asinar kesistem duktus dengan cara
kontraksi asinar

Apa yang terjadi pada saluran saliva saat melewati saluran tersebut :

o Sekresi bikarbonat dan Kalium (Potassium)


o Reabsorbsi Natrium dan Chlorida

 Saraf kelenjar ludah


o Kelenjar ludah disarafi oleh saraf simpatis dan parasimpatis (N VII)
o Saraf parasimpatis = merangsang keluarnya saliva
o Saraf simpatis = merangsang reseptor α dan β

Kelenjar ludah mendapatkan supply saraf parasimpatis dari nukleus ludah inferior, kelenjar
submandibula dan sublingualis mendapat supply saraf dari nukleus ludah superior. Supply saraf
simpatis untuk kelenjar parotis, submandibularis, sublingualis berasal dari ganglion simpatis
servikal superior, dengan pleksus saraf yang berjalan ke kelenjar ludah di sepanjang arteri.
Kelenjar ludah minor mungkin juga mempunyai supply saraf simpatis dan parasimpatis.

Fungsi

Kelenjar saliva bertujuan untuk menyekresikan saliva (air liur), yang fungsi terpentingnya adalah sebagai
pelindung rongga mulut. Selain itu, berikut fungsi lain dari saliva:

 PERLINDUNGAN
Air liur melindungi rongga mulut dengan banyak cara. Sifat alami cairan saliva menyediakan aksi
pembersihan yang membilas jauh bakteri tidak lengket dan kotoran lainnya. Secara khusus,
pembersihan gula dari mulut membatasi ketersediaan mereka dalam pembentukan asam
mikroorganisme plak. Musin dan glikoprotein lainnya memberikan pelumasan, mencegah jaringan
oral lengket satu sama lain dan memungkinkan mereka untuk bergerak dengan mudah atas satu
sama lain. Musin juga membentuk penghalang terhadap rangsangan yang berbahaya, racun
mikroba, dan trauma minor.

 PENYANGGA
Bikarbonat dan, sampai batas tertentu, fosfat, ion dalam air liur memberikan tindakan penyangga
yang membantu melindungi gigi dari demineralisasi yang disebabkan oleh asam bakteri yang
dihasilkan selama metabolisme gula. Beberapa protein saliva dasar juga dapat berkontribusi pada
tindakan penyangga saliva. Selain itu, metabolisme protein saliva dan peptida oleh bakteri
menghasilkan urea dan amonia, yang membantu untuk meningkatkan pH.

 PEMBENTUKAN PELIKEL
Banyak dari protein saliva mengikat permukaan gigi dan mukosa mulut, membentuk lm tipis,
pelikel saliva. Beberapa protein mengikat kalsium dan membantu melindungi permukaan gigi.
Protein lainnya memiliki situs pengikat bakteri mulut, menjadi awal untuk organisme yang
membentuk plak.
 PEMELIHARAAN INTEGRITAS GIGI
Air liur jenuh dengan ion kalsium dan fosfat. Kelarutan ion ini dipertahankan oleh beberapa
kalsium pengikat protein, utamanya protein kaya asam prolin dan staterin. Pada permukaan gigi
konsentrasi kalsium dan fosfat yang tinggi menghasilkan pematangan posteruptif pada enamel,
meningkatkan kekerasan permukaan dan ketahanan terhadap demineralisasi. Remineralisasi dari
lesi karies awal juga dapat terjadi; hal ini meningkat seiring dengan kehadiran ion fluoride dalam
air liur.

 AKSI ANTIMIKROBA
Air liur memiliki pengaruh ekologis besar pada mikroorganisme yang mengkolonisasi jaringan
mulut. Selain sebagai penghalang yang disediakan oleh mucins, air liur mengandung spektrum
protein dengan aktivitas antimikroba seperti lisozim, laktoferin, peroksidase, dan sekresi leukosit
protease inhibitor. Sejumlah peptida kecil yang berfungsi dengan cara masuk ke dalam membran
dan mengganggu fungsi sel atau mitokondria ada dalam air liur. Ini termasuk α-defensin dan β-
defensin, cathelicidin-LL37, dan histatin. Selain aksi antibakteri dan antijamur, beberapa protein
dan peptida tersebut juga menunjukkan aktivitas antivirus. Imunoglobulin saliva utama, sekretori
imunoglobulin A (IgA), menyebabkan aglutinasi mikroorganisme, mencegah mereka lengket
pada jaringan mulut dan membentuk gumpalan yang tertelan. Musin, serta aglutinin, juga
mikroorganisme agregat.

 PERBAIKAN JARINGAN
Berbagai faktor pertumbuhan dan peptida biologis aktif lainnya dan protein terdapat dalam
jumlah kecil di air liur. Dalam kondisi eksperimental, banyak dari zat ini mendukung
pertumbuhan jaringan dan diferensiasi, penyembuhan luka, dan efek menguntungkan lainnya.

 PENCERNAAN
Air liur juga memberikan kontribusi dalam pencernaan makanan. Pelarutan zat makanan dan
tindakan enzim seperti amilase dan lipase memulai proses pencernaan. Sifat air liur yang
melembabkan dan licin juga memungkinkan pembentukan dan penelanan makanan.

 PERASA
Fungsi air liur sebagai perasa dilakukan dengan melarutkan zat makanan sehingga dapat
dirasakan oleh reseptor rasa yang terletak di pengecap lidah. Air liur diproduksi oleh kelenjar
kecil di sekitar papila sirkumvalata mengandung protein yang dipercaya untuk mengikat zat rasa
dan dilanjutkan ke reseptor rasa. Selain itu, air liur mengandung protein yang memiliki efek
tropik pada reseptor rasa.

Anda mungkin juga menyukai