,
.
IS ~
.,,'It
UNIVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
BAGIAN PROSTODONSIA
···DIKTAT KU-LIAH
PROSTODONSIA Iii
(ILMU GIGI TIRUAN PENUH)
BA_GIAN II
1'SKS'
SEMESTER V'
STAF PENGAJAR:
• DRG. HAZMIA ARS1L, SP.PROS .
.... DRG_ MAX B. LEEPEL, SP.PROS.'
• DRG. TtTI S. SOEBEKTI, SP .PROS.
• DRG. HENNI KOESMANINGATI, SP.PROS.
TAHUN 2002
DAFTAR lSI
---
r N0.1 POKOK BAH..-\SAN HALAMAN
I
1 i DIAGNOSIS DALAM PROSTODONSIA 1
I
2 NfEl\.fBUAT CETAKAN UNTUK RAHANG T AK 23
BERGIGI
4 PENYUSUNAN GIGI 67
6 ESTEIIKADANFUNGSIPADAPENYUSUNAN GIGI-I 95
GIGI ANTERIOR .
~ . t .--.
7 PENYUSUNAN GIGI POSTERIOR GIGI TIRUAN : 141
PENUH UNTUK FliNGSI YANG OPTIMAL
.
8 PERCOBAAN GIG! TIRU.Al""l PEl\TtJIlWAX 176
I
I
9 IPEMASANGAN GIG! TIRUAN PENUH DALAM 181
jMULUT /'
i
10 I MASALAH SETELAH PEMASANGAN GIGI TmUAN 204
'. I PENUH DAN CARA PENANGGULANGANNYA
i
1I RELINE DAN REBASE 210
.;.
Universitas Indonesia
Fakultas Kedokteran Gigi
Bagian Prostodonsia
DIKTAT KULIAH )
PROSTODONSIA In
T.OPIK:
DIAGNOSIS DALAMPROSTODONSIA
Oleh:
drg. Hazmia A-rsil, Sp.Pros. ...
Prof. Dr. drg. D. Mardjono, MSD.
DL\GNOSIS DALAl\[ PROSTODONSLA.
Secara umum diagnosis adalah k~sirr:pulan akhir dari serangkaian informasi atau.
data tentang suatu kelainan atau penyakit. Jadi untuk menegakkan diagnosis ~iperlukan
suatu rangkaian pengumpulan d:lta dari pasien, berawal dari keluhan atau gejala yang
dirasakan oleh pasien. Pengumpu{an informasi in1 dikenal s.ebagai pemeriksaan.
DaJam bidang kesehatan, termasuk pula hidang prostodonsia, dikenal
I
beberapa
cara p(!mcriksaan scbagai berikut : .
I. Anamnesis:
Yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan tanya jawab. Cara ini umumr.ya digunakan
untuk mel1can riwayat penyakit, d&r1 data pribaci pasien serta keluarga.
2. Pemeriksaan klinis :
Yaitu per.leriksaan yang dilakukan dengan cara ;nelihat dan mencari tanda-tanda
langsung di tubuh I mulut pasien.
3. Pemeriksaan !aboratoris :
. Yaitu pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium untuk mencari· data yang tidak
clap?! dilihat langsung secara visual. Pemeriksaar. ip.! biasa diperlukan untuk
ANAMNESIS
Anamnesis juga dikenal sebagai tahap pencarian riwayat renyakit. Biasanya hasil
tanya jawab dicatat dalarn suatu kartu yang disebut kartu status.
1
Khus:Jsnya untuk pa,<cll yang akan dibuatkan gIg! tiruan penuh, agar dapat
dikumpulkan kctcrangan scb::nyak mungkin rlari pasic:1, ada bcbcrara hi~: yafl~ pedu
diketahui karcn2 sangat berpcrtgaruh pada keberhasilan perawatan, yaitu :
I. Kcmampuan doktei gigi bcrkomunikasi dcngan pasicn.
2. Pcmilihan cara pendekatan yang tepaL
Untuk semua ini, hubungan dokter gigi dan pasicn sangat penling. Bcrhasil atau tidaknya
pcrawatan tidak hanya ditentukan oleh baik burukllya gigi tiruan yang dibuat, tClap; juga.
tcrgantung pada motivasi pasien terhadap gigi timan tersebut. Motivasi yang baik harus
ditumbuhkan dan dibina sejak awal pasicn berkeinginan mendapatkan gigi tiruan.
Agar dapat bcrkomunikasi secanl baik, doklcr gigi harus mcnunjukkan sikap
menglia.rgai, mengnonnati, dan jujur kc~ada pasien tcntang hal-hal yang berkaitan dengafl
perawatan dan telltang pembuatan d2n pemakaian gigi tiruan. Janji-janji muluk seyogianya
Sehubungan dengan ini, ad;;. bcbcrap,t" cara uniuk lllcngcnai tipc paslcn prostodontik
Gcngan melihat sikap mentalnya.. ~Bi! (J 93 7) mengelon~po:':kan pasien prostodontik
bcrdasar:-:an fJandanganny;;. lcrhadap perawatan dan terhadap glgl tiruan. ra
mcngciompokkan ke dalam 4 ke!as sebagai berikut :
A. ripe ,ke~~~~~1
1~J;~~~·
.
2
f
b. Keivmpok orang yang pemah memakai gigi tiruan dengan memuaskan, dan
rnctnerlukJ.n gigi tiruan barn karen3. satu dan lain haL Ia telah memahamikeiuUtal1
danketerbatasangigi tiruatJ.
antaranya yang meninginkan ~ar;tinan tertulis dari doleter gigi, bahkan bila tidak .
terpenuhi keinginannya akan mnta penggantian ongkos.
C. Tipe'liiit_S'!~~.oorna~:
--
a.· Orang dengan kesehata,n \t@9-@/~.o.:~.;,
.... >m.~h:ltyaJ'lgbuJill1J, yang takut terhadap
-" ,,- , • •_' 0'. i ',-," -"._ ~
3
Biasanya rncrcka dat<1llg atag dorongan or3ng lain, at au a.nggota keluarga, y:mg-
mcrasa perl\! berdampingan dcngannya. Dalam hal ini dokter gigi harus sangat
berhati-hati mengambil langkah, karena biasanya berakhir dcngan kcgagalan. Motivasi
Blum (1960) mengajukan klasitikasi bcntuk lain, yaitu dcngan cara psikologis. la
menggolqngkan pasien pI ostodontik ke dalam 2 kelompok bes:\..r, yaitu :
1. Pasien yang bijaksana (re.'lsotlable)
2. Pasien yang tidak wajar (unreasonable)
Kelompok 1 merupakan mercka yang tcrgo!ong wajar, t&hu akan keingifiannya,
~.
dan memahami akan keterbatasan gigi tiruan, dan mengbrgai upaya dokter gigi untuk
mencapai hasil yang optimal. Kelornpok 2 men.:pakan kelompok yang s1Jiit, dan ini
dikelompokkan lagi menjadi :
a. Tipe psikotik :
Yaitu orang yang selalu mcngharapkan hal-hal yang tidak mungkin dicapai, dan hila
gagal selalu menyalahkan dokter giginya karena tidak dapat memenuhi keinginannya.
b. Tipe paranoid:
Yailu orang yang mcrasa bahwa tidak ada ,:xang yang suka akan dilinya, dan selalu
memusuhinya. la pun yakin bahwa tidak akan ada seorang pun yang dapat
rnembantunya mengatasi masalah yang dihadapinya. Perawalan dapat dipastikan akan
g<\gal bila motivasi tidak diubah sebelulO perawatan dimulai, dan dibina terus setelah
perawatan selesai.
4
1
5
- gigi-gigi goyang! Icpas
i;;
- luka sukar sernbuh .. ~....
- hindari lrJUm3
It
t·
.,'
.
.
- desain jangan dib411[ paradental, tetapi gingival karena gigi-gigi tidak.kuat.
.
. .
. .
..
• T.B.C. :
- Bahaya penularan. operator harus memakai masker dan sarung tang2n.
AlJt-a!at haru:; Jistcrilkan. kalau mUilg.kin dennan autoclave.
- Rcsorpsi cepat: gigi tiruan cepat longgar. sehingga hams sering kontrol.
• Jantuog:
Cepat lelah, sehingga waktu perawatan jangan terlalu lama.
• Hipertcnsi:
Harus dikonsult dahulu, bila ada tindakan pcncabulan : operasi sepcrti
alveolektomi.
• AJlergi:
Terhadap resin. akrilik ? DiuSil.hakan Illeminimalkan pemakaian akrilik
l
scrta kontak aktilik dcngan lIlukpsa pelldukullg scbnginn diganti dengall
.i
lc;>gam.
Buatkan gigi tiruan kerangka logam.
6
;' r·.
• Jantung
merupakan ta!!da adanya kelainan periodont;!1 atau kelainan sistemik lanjut. y2.!!g
biasanya diikuti dengan resorpsi tuJang secara cepat. Saat pencabutan perlu
ditanyakan untuk memperkirakan cerajat kecepatail resoprsi tulang alveolar.
6. Kebiasaan-kebiasaan buruk perlu ditanyakan. dan dicocok:kan dengan bentuk
kerusakan yang teIjadi pada gigi-gigi sisa. Orang dengan kebiasaan bruksisma
misalnya, akan mempunyai pola gcrakan mengunyah yang berbeda dari yang
nonnal.
7. Keinginan khusus tentang gigi tiru~nnya sebaiknya juga ditanyakan agar leita' tahu
hai-hai apa yang menjadi tokus perhatian pasien. Tetapi hendaknya tidak diartikan
bahwa semua keinginan pasien harns ditlJruti. Dolq:er gigi tetap harus dapat
7
.·l ~ii:~~~~!,~,gi·:
mer.entukan hal-hal yang mana yang dapClt, dan yanG mana ye..ng tid~·;:dapat
dipenuhi. alasanya harus dijGlaskan secara jujur kepada pasier,
yang lidak disenangi ditiliggalkan. Tetapi :!da . kalanya kita tidak mungkin.
PEMERIKSAAN KLINIS
Selelah cukup informasi yang dipcroich dori onnmncsis, perl\] dilakukan
pemeriksaan klinis guna menunjang hasil anamnesis. Bagi pasieil yang memerlukan
pembuBtan gigi iiruan lengkap. pemeriksaan kJinis meliputi :
A. PEMERIKSAAN EXTRA ORAL ~
Yaitu pengarr:a.tl1I1 terhadap tanda-tanda di Il'~ mulut. Hal-hal yang perlu diarr.ati
adalah :
1. Wajah:
• Siruklur kulit waj8h mencerminkan elastisitasnya. -7 menunjang prakiraan
retensi gigi tiruan.
'I·
8
]
[) o u
A. Pcrsegi B. Lonjong C. Segitiga
Gambar 1 : Bentuk wajah c!ilihat dari depan dan belltuk gigi insisif pertama
yang cocok'.
9
~: I
I
I
I
I
I
I
~ .~
) f
A. Lurus B. C~bung C. Cekung
Gmnbar 2 : Bcntuk prom wajah (dilihat dari samping)·dclll bentuk pcnnukaan
labial gigi anterior atas yang cocok.
2. Mulut.
~i5tik: ... .
." :-
..
~
"-
~
A. Lurus B. Mele.ngkung ke'bawah C. Melcngkung ke atas
Gambar) : Benh.ik celah mulut.
10
.'
. ..
~
'J
3. Otot-oiot wajah.
• Otot wajah yang terlalu kendor dapat menimbulkan masalah dalam pe.~c.~p.~~~n
estetika yang optimal, terutama bila pasien tennasuk kelompok tipe banyak
tuntutan atau rewe!. Keinginan untuk menghilangkan kerut-kerut wajah dapat
mengganggu retensi gigi tiruan lepas, khususnya gigi tiruan lengkap, ka:ena
biasanya gigi-gigi cenderung disusun di luar batas toleransi atot.
• Sebaliknya., otot yan3 terlalu kakU juga menimbulkan masl!lah dalam
pembentukan perluasa.o s~yap gigi tiruan.
• Otot-orot cii sekitarcela:h ·mulut juga perlu diperhatikan. BiJa terlaIu kaku,
dapat men),ulitkan c:!lam pencetakan dan pemasangan gigi tiruan atas.
5. Sendi temporomandi~ula.
• Kelancaran gerakan sendi dapat diraba dengan ujung jari yang ditempatkan di
muka telinga atau ujung jari dimasuJ.-J<an ke dalam lubang telinga dan sedikit
ditekankan ke dinding anteriomya. Keletuk sendi dapat terdengar dan jarak
tertentu atau teraba sebagai gerakan kondilus yang sedikit melompat. b:
....
merupakan gejala awaJ dari gangguan fungsi sendi rahang, yang sebagian
besar penyebabn~ karena. oklusi gigi yang tidak seimbang. Kontak oklusi
yang tidak seimbang sebaikoya diperbaiki dulu dengan cara· pengasahan
selektiE Hal ini terutama penting bila gigi asli ini akan m~njadi antagonis bagi
gigi tiruan lengkap yang akan·dibuat.
·11
(; Velenj3t-kelenjar.
• Dcngan jari (angan dil a.ba kelenjar-kelenjar ludah dan kcicnjar limfa di daerah
leher dan kepala. Pem1$engkakan atau nyeri pada kelenjar ludah menunjukkan
..
:)
~I
Gambar 4 : Loka:;i kelenjar limfa di leher yang periu mcndapat perhatian p,ada
saat pemeriksaan.
-12
sebegian lepas, perlu dipertimbangkan terhadap lintasan pemasangall gl~
tiruan tersebut. Bila gigi tiruan ceki\t yang akan dibuat, dan gigi yang miring
akan dijadikan pegangan, pedu dipertimbangkan posisi ini terhadap te!(an<in-
tekanan gigitan yang ahn jatuh pada gigi tersebut. Bila sekiranya tekanan
gigitan akan memperburuk posisi gigi tersebut, atau merugikar. restorasi yang
akan dibuat, perlu dipertimbangkan pencabutannya.
Posisi gigi terhadap bidang okl~sal perlu dievaluasi juga; gigi sudah
Umemanjang" (extrude) perlu difikirkan kemungkinan perbaikannya dengan
pengasapan at au pembuata:l r~storasi sebeh..:m gigi tiruan yang diinginkan
dimulai pembuatannya.
• Hubungan oklusigigi atas dan gigi bawah perlu dievaluasi dcngan hetti-hati di
oalan; mulu1. Setiap kontak yang mendorong mandibllia untuk menyimpang
dari pola gerakannya yang nom:al, sebaiknya dikoreksi lebih· dulu agar
diperoleh oklusi yang stabil.
• Keadaan ja.ingan penyangga gig~ perlu dieval!.lasi guna memperkirakan
. kekuatan gigi tersebu( lebih-!~bih bi!a gigi ini akan dijadikan pegaogan bagi .
gigi tiruannya. :Kegc~~ng.an gig; clapat. menllndai ada.nya Qklusi traumatik.
tetapi hila kegoyangannya menyeluruh, perlu dicurigai adanya kelainan
sistemik sepeni diabetes mellitus atau penyakit da,rah yang lain. Setiap
kelainan jaringan periodontal perlu dirawat lebih dahulu sebelum perawatan
prostodontik dimulai. Di samping itu, pasien perlu diberi tahu cara
pemeliharaan kesehatan gigi yang baik agar gigi tiruan dapat bertahan lama .
....
....
2. Mukosa mulut :
13
~L
• Wuna kconerahan r,lenandakan aJanya peradangan oleh bakter. 2tJil jJm!lr.
,I
Bila rasien telah pemah f\lcrriakai glgl tiruan lepas, radang 1111 dapat
disebabkan oleh trauma gigi tiruannya yang telah menjadi longgar.
• Radang akibat gigi tiruan yang longgar dan atau kotor juga dapat berbentuk
• Trauma akibat gigi tiruan lama yang longgar juga dapat berbentuk jaringan
kenyal (flabby) yang menutupi puncak alveolar, atau lipatari jaringan di dasar
vestibulum pada ccpi gigi tiruan (denfure ji.ctiiUrafum). Kedua bentuk kelainar.-
ini dievaluasi deng;m cerma.t c\cngan memperhatikan kaitannya dengan retensi
gigi tiruan yang 3kan dibuat. Bila diperkirakan akan mengganggu retensi.
scbaiknyn dlambil sccara bedah lebih dnhulu. Kndnng-kadang de!1gan mcJepas
gigi ,tiruannya selilma beberapa hari denture fissuratum dapat mengecil atau
hilang.
1.Jesar biasanyakuat, sehingga tidak boleh ditUlup otch tepi basis gigi tiruar.,
, . ~
Icbih-Icbih bila di sampii\g bcsar juga linggi. Frenulum yang perlu mendapat
perhatian ialah frenulum labizlis. frenulum bukalis, baik di rahang atas
maupun di rahang bawah, dan frenulum lingua/is bag; rahang bawah
• Perlckatan nllJkosa dasar mult'l perlt' diperhatikan, Aila Ictaknya tinggi, ya:lu
dekat dengan puncak alveolar. kita akan men'dapat kcsulitan dalam mencapai
14
3. Tulang alveolar:
menggunakan kaca mulut -datar No.4 yang ditempelkan. tegak: ringan pad a
dasar mulut atau dasar vestibulum, sedang tebal tipisIT'ja diukur berorientasi
. kepada lebar gigi asli.
"~ /~
~
A. Persegi B. Ch'oid C. Segitiga
Gambar 5 : Bentuk sisa alveolar.
15
Exostosis (penonjolan ~ulang) harus dievaluasi dengan cem1at. Penonjolan
yang bcsar dan tidak slkit, bila tiJak menirnbulkan rasa sakit pada penekanan,
~cbaiknya dibiarkan. Tetapi bilsa sakit bila ditekan atau runcing I tajam,
sebaiknya dikoreksi secara bedah sebelum gigi tiruan mulai dibuat.
• Torus, baik maxilaris ataupun mandibularis, perlu dicvaluasi pula. Bila tidak
mengganggu kestabilan gigi timan, tidak pcrlu dikoreksi, lctapi jika lcrlalu
bcsar, pcrlu dikoreksi, 5cbclum pcra~,atan prostodontik dimulai.
• Khusus bagi rahang bawah, pcrluasan alveolarbagian distal, di daerah
rctromilohioid, pcrlu mendapat _pp.rhatian khslISUS, temtamii bila sis a -
alveolamya tclah rendah. Kcdalaman dacrail jni darat diukur dcngan kaca
mulut datar nomor 4 yang dimasukkan ke daerah tersebul t~npa ditekan, dan-
pasien diminta sedikit mengangkat lidahnya. Bila kaca mulut ini terangkat
dengan mudah, berarti dacrah tersebut kurang dalam dan tidak dapat
memberikan retensi yang efektif.
4. 1)alatum:
• Bcntuk palatum: -
Dengan memperhatikan :
.:::) Kclas I -7 di sebelah distal palatum durum terdapat daerah palatum molle
yang datar dengah mukosanya tidak banyak bergerak~ Daerah ini
memberikan keleluasaan dalam rnembuat postdam yang efektif.
16
:
i
if·
.: ....~.::..:., ",l. .~ •..
,
,.
::::> Kelas II -1 daerah mukm.~ yang tidak bergerak di sini hanya selebar 1-2
mm, sehingga postdam kurang efektif.
::::> Kelas III -7 tidak terdapat daerah seperti tersebut di atas; palatum durum
langsung beralih ke pa.la.tum iilvl1e dengalJ membemuk sudut at;tu
lengkungan yang tajam. Dalam hal ini postdam dapat tidak dibuat s~perti
~....
(~/&
'_. '. I
. :
A Klas.I. B. Klas II Klas.IlI.
Gambar 6 : Klasifikasi bentuk palatum diJihat dan pena.npang sagitalnya.
~oo~ .
J~
~,
~'"'-
~ '"" ,/
17
t
5. Lid3h: ..!;:
~ Tanda-tand3 patologis pad a lidah, bila acl:! harus dilanggulangi scbelum gigi tiruan 1
mulai dibuat.
• Aktivitas lidah dievaluasi berdasarkan reaks:nya ketib pasien diminta membuk?
mulut kecil.
Wright mcngelompokkan aktivit2s lid?h dalam 3 keltis (diamati S2at buka mulut
kecil) :
=:j Kelas J -7 lidah bersandar relaks di dasar mulut dan ujungnya bersand;)r pada
p~nnukaall lingual dari lulllng alvcolnr I gigi anlcric.r bawah.
=:j Kelas II -7 ujung lic!ah tcrangk~t sedikit hinega scbagian dasar mulut tampak
dariluar.
=:j Kelas II! ~ sf'!luruh lidah tertarik ke distai, sp,r.ingga seolah-ola!l mengg..J1ung
di depan kerongkongan.
Akti'.ritas lidah ini b~n>engaruh ptlrla pengambilan cctakan, dan juga pada
kcslabilan gigi tinJan baw:lh. Lid!lh ke1as III mcml>cnkan kcsuJital! r:\ling bcsar.
//icA A4
I)
/'
G. Saliv~
• Kualitas saliva berpengaruh pada retensi gigi tiruan. Saliva yang keotal
tidak dapat rapat. Sebaliknya, saliva enc~r dapat membentuk film tipis hingga
'18
l
kontak basis dan mukosa lebih f.::pat. Daya pembasahannya pun lebih baik,
karen a lebih mudah rnenyebar ke seluruh permukaan basis gigi timan.
• Kuantitas saliva juga perlu bagi retensi gigi tiruan. Saliva dalamjumlah terlaIu
banyak dapat menggallggu retensi karena memberikan kesan seolah-olah gigi
tiruan terendam di d~lamnya sepanjang hari, dan pasien senantiasa
berkeinginan untuk melakukan gerakan menelan. Sebaliknya, saliva yang
terlalu seeikit juga meru6ikan, karena tidak cukup untuk membasahi seluroh
pennukaan basis gigi tiruan. Jadi, yang paling b~k ia!a1. saliva yang tidak
terlalu kental dan jumlahnya cukup.
C. PEMERlKSAAN RADIOGRAFIS
Dilak-l!kan bila dirasa perlu dan maksudnya unttlk membantu daIam
menegakkan diagnosa.
Paca pembuatan gigi tiruan sebagian, dengan kehilangan giginya sedikit dan sisa gigi
y~g ada masih baik, peme:iksaan radiografls diperlukan untuk : . . .___ _
• Adanya keragu-raguan gigi yang karies .pada approximal at~ cervical yang tidak
diketahui perJLJa~ya.
19
• /~.pa k::f e'<QstoS!~ periu dilikt SCCRf:J. r2d:,~:.~:G5 ':'
D. DIAGNOSA
Dalarn perawatan gigi tiruan yang dimaksud dengan diagnosa adalah :
Rangkuman dan semua hasil pemeriksaan mulai dari anamnesa, pemeriksaan extra
oral, intra oral, rontgenologis yang ada kaitannya I pengaruhnya terhadap rencana
perawatan I pcmuu&tan prote~l.
• Rencana terapi
Prognosa
20
II. Tahap pembuatan gigi tiruan :
1. Pembuatan sendok ce!::.k perseorangan dan border molding.
F. PROGNOSA
Suatu rama!an yan!? ciapat dip~rkirlikan bagi kcb~rhasilan protesa yang akan kita
ouatkan sete1ah memperiimbar.gkan semua d:!t3 hasil pcmerikS<:2l1 pasien.
Contoh Prognosa :
Bila kita perkirakan prcgnosanya burulc, kita harus berusaha untuk menanggulangi I
mengurangi kondisi tersebut deilg!'!fl cara bekerja sebaik mup.gkin, menghindari hal-hal
yang dapat merugikan .
....
'-
21
,
PO/{Qk Daltas::l!l: MEJ\lBUAT CETAKt\N UNTUK RAH.t\.NG TAK BERCIGr
••
Sas~ran nclajar:
T3il~ clihndnpkan PJda data h.sus I;nsicn y:m;; tduh kchil;H-:gall scluruh gigi gdigi pada
kedua rahang, mahasiswa mampu:
• Menjelaskan maksud dan t~tjuan membuat cetakan untuk rahang tak bergigi.
• Mcnguraikall del1gan rind dan benar macam tchnil~ mCf'cet3.k. .
• Jv1enj.eJaskan prinsip dasar membuat cetakan rahang.
$M(;njelaskan peran otot oro-fa.cial terhaJap hasii cetaKan. .'
Prasy:trat:
• Pengetahuan anatomi dan fisiologi rongga mulut.
• Pengetahu·an dasar tehnik mencetak.
• Pcngctahuan bahan k¢dokteran Glgi. ....
....
~. 22
MEMBUA T CETAKAN UNTUK RAHANG TAK BERGIGI
Cetakan rahang tak bergigi adalah catatan negatif dan seluruh jaringan pendukung dan
daerah tepi yang akan menjadi pendu"..ung Gigi Tiruan Penuh. Hasil cetakan dicor dengan
bahan stone gips atau plaster of paris untuk mendapatkan bentuk positif at::tu model dan
j~.ringan yang dice.ta..lc.
Jadi secara tidak langsung diharapkan dan suatu cetakan dapat diperoteh gigi tiruan yang
dapat:
1. menjamin pemeliharaan sisa;*~~~et'htmn.1
2. memberikan~~'1,e~mtlt
3. memberikan penampitan ~"'J'iug~_jN.
4. memberikan _ _~~~I~at!
~~~~~~=::~a~:n~::,~c:~~a~::~y:~:'~
berpengaruh pada bentuk dan kecekatan basis gigi tiruan. Hal ini <tapat berpengaruh pada
kelanjutan kesehatall jaringan lunale· dan jaringan keras rahahg. Tekanan pada tehnik
mencetak direfleksi ~bagai tekanan gigi tiruan ke jaringan pendukung yang dapat
mengakibatkan kerusakan jaringan lunak dan diikuti dengan resorpsi tulang.
23
DukUlrgan/support bagi gigi timan dapat dibagi dalam 3 m;lcam:
• Dukungan~~' ~dalah daer3h pendukung yang rnenerima beban oklllsai sec,j'Z\:
vcrtikal. jij_aliT~\~c;~miBi!_~.i:,'t_"~l~~M.\!i;t~~{~~~.
Dukungan primer di RA: ~'!i~'~:t!'1F),It~};K:fi:~~~.8'1(.~)~m yang
•
~. scdang di RB : daerah _at..,
Dukungan 'IItlmmidl" . . Dacrahnya lebih 'Iuas dari dukungan primer. Contoh: RA
danRB padllridge bagian anterior dan seluml~ Icrcng ridge.
• Dukungan fombahml adalah daerah yang jaringannya mudah bergerak. Contoh:
daerah vestibUlum yang sangat diperlukan ulltuk pengap perifer I periphcrial
seal.
.---
(;.~---~
~
\r--~ ~ -<-~
B 8..
¥
Gb.1 ABibir alas didukung olch scndok cct.ak pacla posisi yang benar. waklu dil.uat cctakan aJchir. IClapi bila bibir bawah yang li~:ik
mCI1d...,at dukungan. bibir alas lerlihallcrlaslu IT"'.'"Ilonjol. Pacla dilgaram B d," C. posisi bibir aus sama, IdlPi lebih lcrlihal meoonjol
.,;tcla C kuena bihir b.wa), tidal: men<h"", dukungan. Sumhcr.McOregor '986.
Sln/liIi.fa.'t·i.
24
Rf'tensL
\.ng dim3ksud dengan retensi adalah kekuatan yang !\l'Yemrhangigiriruan terhadapgaya-
gay,rya.llg·atahnyaberfawanan deflgaflarahpeniasangannya ~
Retensi sangat dibutuhkan dalam hubungan ar.tara basis glgl tiruan dengan jaringan
pendukungnya. Kontak yang rata,daniirapatamara~&is gigi.tiruandan,'.lnldmsa
iJ~!1G91\.:l1ng sangat diperlukan untuk retensi yang optimal. . t flrt\.t ,
. I '" -7 tj\e'flAto. d\ Q~(\~a(U~\. 01 "" /Yl~"\\
Faktor-faktor yang mempengaruhi r~tensi: t\:'\ '
Yang utama ada!ah iI_,~il~fi~i1&\t'dan'im~tRt1\lIInt;m~ p.~rm'.lka~n basis gig! timan Q<!n
mukosa pendukungnya.Selain ilu adanya factor fisiko mekanis dan pengendalian otot-otot
oro-:acial s.erta..tol.e.ransi.pasien akan mempengaruhi retensi gigi timan. :-;--
. ~~e,'S\...." tlt~ ~;\\t~\
Faklor-Jaktorjisfk yang p~l1fil1g ada/all: ~\~ (: ....O'(l.~ (\ \ot'-"
~dftsi'l ~e.(~e a~~t-1\ ;u ~()1\Of 9Q.(1i\~'I.~Cl1\
Daya tarik menarik antara2molekul yang berbeda, yaitu antara molekul mukosa dan
saliva, serta antara mo/ekul gigi tiruan dariSa'liva. Adesi sangat dipcilgaruhi o/eh
kuantitas dankualitas saliva. 1\'I\I(Ote I SQ\i I/et \ VQ.'f\t\H€
Gigi ~iruan dilepas, ~ri diletakkan di daerah palatum, bila terlihat lapisan tipis saliva
mernbentuk benang tipis yang melekat pada Jari, . berani keadaan salivanya
menguntungkan. Bila salivanya tipis seperti air, keadaan ini kurang menguntungkan.
Saliva yang tebal, sangat· adesjf Tetapi karer.a tebatnya, akan mengganggu kontak yang
merata antara basjs &igi tiruan dengan mukosa secara .keseluruhan. dan daya alir s:l1iva
rendah sehingga tidak dapat membasahi seluruh permukaan basis gigi tiruan secara
merata.
li&q~,~§,.
Daya tarik menarik antara 2 molekul yang sarna, yaitu antara molekul-mo/ekul saliva.
Lapisan saliva s~baiknya' tipis agar didtipat hasil yang cfektif K0i1tak ya~g rapat antara
gigi tiruan dan jaringan pendukung, pengaruh retentifny3. laogsung terhadap luas daerah
yang dl~utupi gigi tiruan.
7:f$,'1l,jllJ!i~t~i.'flIlJJlf<ifflU:¥c';'I' "-
Kombinasi antara kohesi dan adesi yang terdapat pada pennukaan. Pert emu an ,basis gigi
tiruan dengan saliva dan mukosa, yang sesuai dengan daya tank kapiler. Sangat efektif
bila kontak basis terhadap mukosa rata dan rapat sehi'ngga lapisan salivariya tipis.
~;~It;·f
Adaoya ceruk pad a jaringan· pendukung perlu ditangani secara hati-hati karen a dapat
melukai mukosa. Mckanical Tock . vane: . . . ceruk I undercut. menmakan salah satll
. . .beruoa ~.
pendukung retensi. Bila ditemukan ceruk I undercut perlu dibuat relief sebelum protesa
dipasang, atau waktu pemasangan diperiksa dengan menggunakan pasta petunjuk. tekanan
serta memperhatikan arah pemasangan I pengeluarannya. Cara mernasang gigi tiruan
perlll dijelaskan ata.u didemonstrasikan pada pasien.
25
'--.J
--'
(il>.2.1>"':,.,h .:.:n'l,; l.:rtl;.l',,1 1l.1I1Y3 1':,,13 Mill ~isi hi:t~:tny" p'::""~;lng:lIlny:t ""I'''; ,til"l.-ub" !I.:t't::tn rnl:t!'i r.i!,!i linr;1II k.: 11,,1,"11
1'M.1Xis.in~"3. Bil;a "=rd;11'31 ":':1 .. 11.:. di k..:du:I ,.i,,:i. p.:rJu di!;.kuLml ;'1,:111;.:\.<:11,;,,11 p.:nnll"~;nl oal:tI!: ltntul.: nh.:nlUl1t:kinkan r~n'.I~lr.!..!~'J' ~i;!i
liltl:'''_ Td"'r)i hOlI :n' Il.Inl~ (Iil ...,-...;;u. k·I"~r1i ,':'11.:1 r..:unh=r 3g.lr 1'·__ nl.~;'I'I,.:~,r,,"d k,,·cb.r lui;I!";1 c:lap_,' .. lil,.:rl:,h:tnl.::.11
SUII,h.:r Uc.Gr':!.!<lr.1 '});(•.
26
• Tehnik tanpa tekanan.
Tehnik tanpa tekanan atau mukostatik bertuf!1pu pada tegangan antar pe:mukaan
sebagai faktor utama dalam retensi gigi tiruan penuh. Oleh karenanya ce:akan yang
diperlukan hc:nya lnenutupi jaringan pendukllng mukosa yang tidak bergerak. Pad a
cetakan ini jaringan pendukung tidak boleh ditekan. Luas jaringan pendukung rehtif
lebih sempit, sehingga dukungan yang diberikan gigi tiruan relatif lebih kecil. Gigi
tiruan yang dihasilkan dari tehnik mukostatik mempunyai sayap yang pendek.
Sayapnya hanya digun~.kan untuk menjaga gigi tiruan dari pergerakan ke arah lateral.
_ ............. tan1"\~
T"hnilr • • .t"- telr"n,,"
_.(;.11....
_.,..b~nts"h~ unt"" rn"'nr .. ~.,t C'!>r.ar" rlet,,;1 ""0'1,.""",,
....... "" a. ....... .A • • _ •• UW ..... L J ~o~" •• I~.~~
u.A.:V->u- P\,.oo"UUI\..\.&"5
"" U Uil . ,..
dalam keadaan tidak berubah bentuk. Bahan cetak yang digunakan hams lebih lunak
1ari mukosapendukungnya.
Ada keraguan mengenai teGri.iui, -apakah tekanan gigi tiruan dapat didistribusikan
.~.
'"
'"
Prinsip dasar pembuatan cetakan:
1. Menutupidaerah pe~dukung gigi tiruan seluas mungkin.
2. Membentuk kontak rapat dengan jarilTgan pendukung sebaik mungkin
3. Mernbentuk tepi h~il cetakan sesuai dengan aktivitas otot
4. Mengurangi pergerakan dari jaringan pendukung.
lni semua dapat dicapai dengan memilih cara mencetak dan bahan cetak yang sestiai.
27
J,:;!;...
()(o(-o(o{ ()ro~rtlci(f'.
Aktivitas otot-otot mulu( dan wajah dapat bermanfaat bagi retcnsi. Bila permukaan pol~s
gigi tiruan ditelltukan dengan benar, gigi geligi disusun dengan hen(!.r, aktivitas otot yang
normal cendenmg untuk mempertahankan gigi tiruan di tempatnya daripada
melepaskannya.
GhA.I'and.lr1S:lO IrOIl.,1 d3ri g.l.h3\\"ah di d3~r;th mol3' ",~nunjukk.n pcnr,;tn.h lel>:'1< hukolineual dari giCi Icrh;td;tp hcnluk pcrnnik;1;t"
lingual g.1. Am:": p:\II~I: m.:nullju\.:ka" ar,,1t a\.;ri\·ilos liJ"j" Pcrn:lIikan pula bcnluk pcrmuhan buk:1I yang'dipolis (kin) .salah,.dAn .
<" nltan) "O:l1l1r. SUtuh""f;~h.·.( ;t':l:~"I.1 f)"~(. .
o (o(-Mot ck~prcsi . .
Bila uiperkirakan sisa ridge ct:kup lebar dan ting!i unt'uk mC!mberikan kestabilan dan
rctcnsi bagi gigi tiruan, perlekatan olot-otot wajah jarang merupakan rnasalah dalam
penentuan periuasan gigi tiruan. Bila sis;:;. ridgenya mengecil, perlekatan otot-otot dapat
berpcngaruh pada posisi tepi gigi tiruan. Perlekatan otQ.t-otot wajah yang terdapat di
scbclah distal sudut mulut (modiolus), karena aktivitas dan po~:sinya, mempunyai
pcngaruh yang nyata waktu cetakan dibOat. Otot-Otot ini dapat beristirahat dengan ("shang
terbuka. dan rclaksasi ini dimungkinkan w~ktu sendok cetak atau .b~han .cctak
di masukkan kc dalam mulut. Pasien pcrlu dilatih untuk membuka ("ahang, dengan bibir
dan pipi relaks.
Olot buksinator menyatu dengan otot konstrikto'r superior pada raphe pterygo mandibula
di daerah distal retromolar pad. Di bagian bukal dari daerah ini, i ' b"IIliC~ter
il~iliU~roIilB nl_mtll_ _~I~~e1ebihan blli."I, . , " akan di
iLl Iii I 'I(;*diQ~k. 1tt.,.; . . . . . .iial Olembentuk groove yang disebut =5 I iliiJ.",.IiIi.we.
28
Bila sayap disto bukal gigi tiruan r"hang bawahti~akdil.>entukmengib.ltiaktivitas OWt
i rri;,glgitiruannyaakan bergeraR.
Gb.S Hubungtn ;>.1Z\OmiS seb.:lah bubl d ..:: disu. dan gigi tirum bawall. ·$unllxc Baskc-. 19&3
~
..
,""",,-..0<1 PoILI;t~
~."4ty
"'.
9'¥'d
Gb.6 ({ubun~n ulI.lomis bagi.n lingua! dan &ici tiruan b.......1I1. Sumber: &<ko- 191>3
.... ....
c~tS~ tUfeS :\,O"""t\,'l<. :YC'CC:S~
'!' _ ~ I/O:· IN: m.,... 114
~CS5O" Soe()I. I II"'OSI~. 1r~ I
"'___ • • .. m I _:;,."c:: ....atar
1 • • ~
..._ ...... -:,. .' ;,..: - n, .
• • I .~;;.-;;;;.~:;/"
~
t:a:,.;-~ ~....... ~
....._-
I • (S;>
ISI~_ ~,. .,/
,
~ n."
n::JI~ ;yCX:C'S!.'
.'" ''''! ~., pCl".... lOOr:
Gb.7 J!ubung;.n ~na\omis uapan buh! dan !ycj tiro on IU,. Sunibcr: f3ma. 198)
29
.. ;,-
;.
Al1:1tomi 'V;(j:dl yang Illcmrcngllruhi gigi tiru;tn PCllult ..'
•
Struktur 3.oatol11i wajah sangat dipellgaruhi oleh ada tidaknya gigi di Icngkung rahang.
l"anda anatomi pada wajah yang dapat digunakan sebagai pedomall adalah sebagai
bcrikut:
• S7IlkTl.'> l1oso-fahiol. BCllJpa garis silang dari ala-nasi ke bawah yang tcrdapat pada
scli;)p individu. Sulku$ ini abn ~~._f'~~~.~~~~~f!!-i%\~t~lI seseorang yang
• I'hiltrum. 13erupa alur vertikal ql dacrah garis te.ngah bil>ir alas. Dukungan yang
cukup dari gigitiruan atas pcrtu untuk mempertahankan penampiian yang normal.
Hal ini dapat diperolch dengan cara mcncetak yang bcnar.
• l..cbio-lI1eJlfal groove. I3erupa cekungan antara bibir bav.;ah dan dagu. Cekungai1
ini dapa! dipcrbaiki olch dukungan gigi liru:11l hawah.
• f.ahia.' COl/lmissure. Tc!'lih:1t padCl sudut Illulut. Pilon ~~~t"I:;~~l'l...~i:\~~~
~A~!\I0~'l'fd~;.~~~"i':J~;Q;ifit;''!i1'f;;.i;~~i.kt~;:6.'tf;~fl';_ni"~efl;''~~'''{ff'fl;p';et'tgtl~M,,~1 a 11
~~*;'\,.{id'j'f~Ur::t'i'i!t6t~~ti~.f,~itt;r:~1;~8~~~IF~~.;J!~;f,l;>
• f£TI~;()-fllarRil1al SlIlk!IS.
Bcmpa cckungan yang mcluas dari sudut mulut kc arah
tepi bawah mandibula. Cckungan ini bertanbah jcia,; dcngan bcrtambahnya usia.
Sepcrti pada sulkus naso labial, kcdalaman slllklls ini dilpat dikurangi, tclapi tidak
dapat dihilangkan. :
A B
Gb.& A I'hihrum. sulkus naso-Iabial romisun bibir.dan· sulkus m~lo-Iabial yang clapal IIIcngubah kontur bila Q(Q( 'njah
kurang.aLau Icbih di dukung old. gigi ruu gig; tinian. (j. Olot disckit.ar ronr,gamurut.. Pmgumpulan Q(Q( di modiolus pa-Iu
dip01.imbangiun wal.1u mcmbcllluk ~yap gis; tiruan; 0(0( orbikularis pa-III dil'crtimhllllr,kan wllktu cdJIlo.an dibllol. Sumba:
II cut wei I. 1986
30
cJ.+") ,~'(\r ,(\L"'-
~O(t' ~C cr ~~.
()l(Q.,~
I\.(}{(<O J.ot..Q.. •
'(1;0 ~ft-'Y-
. ~\)~\ ~~ f
~1(\'(J\l (\QI'- ' ~eo. ~.
~~cr- ~ \.CJ.( (\.0 . (\-Q.. , ~Q.f\
~ o-"'\) ",. '" ~Q;
,,(\\'" n, ilt
(\O\~V' ~~o-'" r;.\).~
Taroda-tanda anatomi pada hasil cetabn rahang atas.
EretW#tllh !ahiolis, dapat tunggal atau ganda. Terlihat sebagai lipatan dan membran
mukosa yang meluas dan lapiasn membran mukosa bibir ke arah puncak sisa ridge di .
permukaan labial. Frenulum ini dapat sempit atau lebar. Pada hasil cetakan akan
terlihat sebagai suatu cekungan berbentuk V.
2. Ve5ii;/J,uJ,1;il1i1e labialis, terdapat di sebelah kiri dan kanan dari frenulum labialis. Di
sebeJah distal dibatasi oleh frenulum bukalis. Ruang vestibulum ini mudah berubah
karena adanya sub mukosa. Daerah ini harns terisi dengan sempurna untuk
mendapatkan retensi, tetapi tidak boleh berlebihan sehingga mengubah penampilan.
Pada hasil cetakan akan terlihat sebagai suatu tonjolan yang memanjang dan hal.us
~esuai dcngan Iehamya vestihlllum_ _ - - ... _ - .
3. JirtMfltU1h bukalis. Terletak di sebeli,ih bukal prosesus alvoolaris, di sebelah anterior
vestibulum bukalis dZon di sebelah posterior vestibulum labialis. Frenulum ini akan
bergerak ke a.n:terior dan posterior karena aktivitas otot-otot levctor anguli oris,
buksinator dan orbikularis oris. Cekungan yang terbentuk pada l1asil cetakan akan
ntemb<!rikan kebebasan gerak bagi otot-otot wajah untuk mencegah Jepasnya gigi
timan.
4. r~¥J'Jfitl'm bukalis. Terletak di sebelah distal· dari frenulum bukalis dan di .~e~el~
mesial dari hamular notch. Ukurannya ditentukan vleh tingginya kecembungan proses
malar dari lengkung zigomatikus dan otot buksinator. Di hasil cetakan akan terlihat
sebaga: suatu tonjolan yang memanjang dan halus sesuai .dengan lebamya
vestibulum.
5. Rmaas_Wl{f)kmili. Di hasil cetakan akan terlihat alur yang disebut alveolar groove.
6. 4ftlll~_i:_1!~~l{~/"i?Terletak di."h\1._ti.uii~i_~ge. Di sayap bukal di daerah
disto bukal dari tuberkel kadang-kadang terdapat perlekatan otot yang keciL Ruangan
vestibular di sebelah distal dan lateral dan aiveolar tuberkel akan diisi dengan sayap
gigi tiruan, sehingga retensi da.n stabilisasi gigl tiruan raha!1g atas dapatdiperoleh. Ini
didapat bila pasien membuka mulut dan menggerakkan rahang ke lateral. akan
terbentuk sayup disto bukai oleh tepi anterior dari prosesus koronoideus_ Di hasil
cetakan akan terlihat sebagai suatu penonjolan yang halus sesuai dengan Iebarnya
vestibulum.' .
~_~Ji~",;'~L-~L..... .. . /J.L Let kn
7 . Fossa .p.llit~i~;;;:f~ii;;J:.:'!1!fm-f'!ilf~.fi.~r~.,tpljl. a ya d'I tI~~~-~
_.d.:,iIioI'''"A!1,>2''·;;;tJ·......Kl:i\.'"'':·i~i ..1:~''~>St.. ·
.;p.t:~1Ia!Ji.i.i;:Uar4,iizliU.)'~"'"
t~e'I! Suatu cekungan yang sempit, yang terdiri dari jaringan ikat kendor kira-kira
2 mm arah antero-[-;)stenor. Di basil cetakan akan terlihat sebagai suatu toojolan di
sebelah distal dari :;tlveofar tuberkel yang ~ibentuk oleh ligamen pterigo-mandibula ....
waktu mulut·dibuka lebar.
8. Bagian palatal dati gigi timan rahang atas akan ~\~~;~f~._i~/.
Terletak di~)d_t"'''''J4_ _:t~~N~ Batas ini bukan
merupakan garis yang lwus. yang ~'fr_ _~,~~~-1jhi8'j"!~_~as
"~;k~n, tetapi mengikuti· kontur tepi distal dari tulang palatal. Vibrating 1i1~e
adaTan daerah perbatasan palatum kel as dan lunale. yang akan bergetar bila· pasien
. . . .'.4i'!b~~r;;~~. Pergerakannya d(!pat alct.if atau pasif. Batas ini akan lebih
jelas terlihat bila 'Jt~Jk~d_"';.P~efJi"iJl~~6ts;I!fleI.u¥shiluns
Palatum lunak akan terangkat pada perbatasan tersebut. Dari vibrating line ini
ditentukan perJuasan ke posterior <lari' . posterior palatal seal. Sebelum dilakukan
31 .
.-
cctakan akhir, dik:1tukan garisnya tC'.debih da!: du agar dapat t;>rekam di I:asil
cetakan. Di hasil cdakan pcrbatasan platum ker;~ .; dan \u[!ak biasanyaterlihat haius.
Akan tetapi di daerah ini cet~an akan memperlihatkan pengaruh dari glandula palatal
yang sang at aktif. Permukaannya tidak akan licin, tetap.i irregular dan sekresinya akan
meneillpel pada bahan cetaknya.
Garis vibrasi dapat dikatakan sebagai garis khayal pad a bagian posterior palatum
yong l11cl1Jpakall pcralihan dari jaring;m t3k bcrgerak ke jarjngan bergcrak dari
palatum iunak. Hal ini dapat dilihat pada saat rnengucapkan htlruf "AH". Garis ini
selalu terletak pada palatum lunak, dan sebagai awal dari palatum lunak yang
bergerak. Pergerakan dari palatum lunak tcrsebut a'rahnya ke atas.
Secara hist.ologis dacrah ini Icrdiri dari &JJ U."4ffM!""M~~1 mcngandung jAringa.n ..
glandular. Hal ini yang memungkinkan dibentuknya posterior palatal seal tanpa
menlsak mukosanya. .
9. M;@"pm• •~iasanya ada ~~Jic""i8lIiiaiiIMltNiliil.dan arahnya sedikit
pos[crior dar! pcrbatasan palatum kc.r<\s dan lunak. Di hasil celakan akan terlihat
sebagai _,_.~_._ Fovea ini merupakan tanda
analomi yang menolong dalam mellentukan garis vibrasi.
1 O. ~~lJtTIediaJlQ. Meluas dari papila insisiva d'1I1 bCfakhir di scbclah
distal pada palatuOi durnm. Kadang-kadang ditemukan torus palatinus di daerah
in!. Mukosa yang men\.~tupip.ya. tipis dan melekat kual. Di hasil cctakan akan
terlihat scbagai sualu c~kungan yang tidak tcratur nrnh antcro- post('.r1or.
11. ~_ Berasal dari jaringan ikat padat, meluas dan sutura mediana di bagian .
fjj antcrior palatum Ini mempakan daerah pendukung sel-.-under yang fungsilJya
menahan bergcraknya gigi (iroan ke anterior.' Di hasil cetakan akan terlihat
.scbugai ~ckuligan kccii yang' meluas ke lateral. dari cekungan sentral. seperti
cabang pohon. .'.
12.~. Suatu tonjolan yang icrdiri dan jaringan ikat menutupi lubang
saluran naso palatina. Pada rnhang t;Jergigi, pnpiln insisiva tcrletak di sebehlh
palatal di antara kedua insisif pertarna. Pada rahang yang telah kehilangan semua
gigi geliginya, letak papila in!· dap:lt di puncak ridge atau d: labialnya. Di hasil
cetakan terlihat seba~ai cek'.lnean vanR kecil dan hulat.
. -:"::---::-~~
. ,':!
"
-.
".
.....
-.
....
01t.9 01\. Oo","nrftll n.". p ••ic" B. Hasil cd.l:.an R.A. Suml>er Ellinger. 1975
."
32
T<lllda-tanda :watomi pada hasil cetakan rahang bawah.
I. Frenulum labia/is. Terlihat sebagai lipatan dari membran mukosa. Di nasil cetakan
berupa suatu cekungan.
2 Vestibulum labia/is. Ruang untuk leta~ sayap labial yang meluas jari fTenulL!r:!1. __ _
labial is ke frenulum bukalis. Dibatasi di seoelah inferior oleh refleksi membran
mukosa, sebelah dalam oleh sisa ridge dan bagian labial oleh bibir. Di hasil cetakan
akan terlihat berupa garis / penonjolan tempat refleksi mukosa yang membulat dan
halus.
). Fri.'!l1!lum buka/is. Merupakan !ipatan membran' mukosa yang me!uas dar! !ekukan
membran mukosa sebelah bukal ke lereng atau puncak sisa ridge di daerah kira-kira
di sebelah distal dari tonjol kaninus. 'Frenulum ini dapat tunggal alau ganda,
berbentuk lebar sepeni "U" atau sempit sepeni "V"; Di hasil cetakan akan terlihat
berupa cekungan.
4. Buccal sl1eIj.· Daerah ,oi d,ibatasi di bagian luar oleh lineaobliqua ekterna dan di
sebelah dafam oleh lereng"sisa ridge. Tulang di sini saTigat padat dan trabel.-ulanya
tersusun hampir tegak lurus arah penurupan rahang. Daerah tni merupakan dukungan
yang baik untuk gigi tiruan rahang bawah. Tekanan oklusai dapat diarahkan tegak
lurus pada buccal 5hdf daripa1a di daerah jaringan pendukung yang lain. Di· hasil
celakan terlihat sebagai dazrah yang luas, data~ dan melua:. dari linea oblique ektema
ke permukaan Jerer:g sisa ridge.
S .f$lI!!(1fJ'lItillltaelr/ema. Acialah ridge dari tulangpadat yang meluas dari atas foramen
mentale ke.<fistal dan supefior menjadi satu dengan tepi anterior .dan ramus
ascendens. . .' r
Daerah distohukal dari cetakan berupa cekungan di bagian cis~t'\ f:lukal superior,
yang disebul cekungan maseter 'lD~&,_e{';groo'V'e). !ni hasil dari d.orong~n otot
maseter terhadap oWt buksinator.
6. R~'1I.·Q molarp(Jd. Daerah berbentuk buah per, terdiri dari jaringan glandula dan
jaringan ikat jarang. Merupakan tepi bawah dari raphe pterigomandibuJa:, serat-serat
olot buksinator dan konstriktor sup~rior, berjalan bersama-sama dengan serat dari
tendon ~emporal.
Ikl/JilltfllY!lro molar adalahbeotukper yang kecil. Letakalya di sebeJah canteAor dari
{etro.,.,mGJarpad. Ini adalah jaringan ikat padat. Di hasil cetakan retro molar pad
terlihat sebagai cekungan berbebtuk buah per di sebelah distal dari alveolar groove,
sedang papiUaretro molar akan terlihat sebagai cekungan kecil "di sebelah anterior dan
retro molar pad.
7. Frentlmm,lill[flKlli$. Lipatan Jnembran mukosa yang terlihat bila ujung Iidah di
angkat. Letaknya di atas otot genioglossus dan origonya di bagian atas dan spina
genial mandibula. Genial tubercle dapat terlihat menonjot di garis tengcih dasar
mulut bHa prosesus alveolaris anterior hawah rnengaJam'j resorpsi ni h~"il
cetakan akan terlihat sebagai cekungan.
8. Vtf!lfi'bflfilnrfil1g11olis .Ilipatt111srrb.lillgua/: Lipatan membran mukosa dari lidah ke
sisa ridge. Di hasil cetakan lipatan sublingual ini terlihat sebagai refleksi dari
membran mukosa yang bentuknya rata dan hal us.
33
9 Tom,'" lillgwrlis, K8cbng-kadang tcrlihat acjanYrt pCIlc:njolan tulang cii reglo
prcrnolar bawah bagi(lll lingual. Bila mengganggu arah pemasangan gigi tlfLlan,
seb(liknya diangkat. Oi hasil ce(lkan akan terlihat sebaga.i cekungan eli elaerah
lingual prcl1lolar kiri dall kanan,
10. O/ot. Jas((r 1IT1l11I1. Tcrbclllllk ci<1ri otol mylohyoid yang dilllulai dari krisla
l11y/ohyoidea mandibula .. Krista ini letaknya dekat tepi inferior mandibula di
daerah insisal, telapi menjadi scmakin tinggi pada bacian mandibula dan berakhir
eli dacrah tonjolan tuberositas linpualis. Di h(\~il cct(lkan d(lcrnh pcrlckntan
mylohyoid, lllula.i prcmolar <iua ke arah posterior bcrupa groove dan eli bawalt
groove ini biasa~ya tcdihat suatu undercut, sedang di lingual tuherositas akan
rerlihat sebagai s\latu c.t.:.kuogan a!3U !-OSS?.
1 I, Rttrlllgretl'omyki/,yoid Terdapal pad a bagian distal dari sulkus lingl'alis. dan
I1lcnjadi salll <Ii b(lg'iar! IIlctli·al dClIgall b(lgiall allicrior dari pilar lonsilal, eli bagian
posterior aiel! tinti rcth.1lllylohyoid .- yang dibent\Jk di bagial\ posterior olch olot
k,-->nstriktar superior, bagian lateral oleh mandibula dan raphe plcrygo mandibula,
di antel iar olch tuberositas lingual is, dan di sebclah inferior oiclt otot mylohyoid,
Oi hasiJ cetakan rua;lg retromylohyoid ini, tcrlihat scbag:li sllatl! cminensia I
t0njolar..
12. FrOSr!slIS alveolaris. Di hasil cetaK;)n akan ter!ihal sebagai aim yang disebut
alveolar groove.
BAliAN CETAI<:
Saw at au kombinasi bahan cetak dapat digunakan pada berbagai situasi .. Karakter
dan posisi j~ringan yang akall direproduksi, pada cctakan, tchnik yang digunakan dan
11IJtliI!l dibuatnya cctakan lcr£cbul. mencntukan pilihan bahan cctak yang akan
digunakan. Bahan cctak halUs dipilih yang mcmpunyai sifat sesuai untuk
Illcmpcroleh hasil yang spcsifik dalam situasi yang spesifik, dan tidak 01eh karena
opcratornya, bahwa bahan tcrscbut bekerja baik di tangannya. Pcnggunaan bahan
34
yang sarna dalam kOildisi yang sarna, dapat membcrikan hasil yang be.beda bila
prosedumya berbeda.
Fungsi bahan cetak ialah untuk mencatat daerah jaringan pendukung dan bentuk'
sulkusnya sesuai dengan lebar sulkus yang dibentuk oleh sendok cetak. Bahan yang
digunakan untuk membentuk lebarnya sulkus, umumnya lebih keras dari yang
jigunakan untuk mencatat detail jaringan penyangga.
Tipe ,,""' ~
"ALJ,~i1~'~~~~6~,?Q,iQi.
""',",<'ch '''''1~~~~''':F'IIWUft-W''J:'IB
. . "¥!f'"';,~ 'C"""~'~
~~:~~~~~t~a::':!'gas~:i~~~~~~:
dan submukosa di bagian ~~ serta di puncak dan lereng sisa
ridge: melekat erat pada struktur jaringan d~ hawahnya. Tni digolongkan sehagai
rnukosa yang tidak bergerak. Bila tipe ~ukosanya mudah bergerak dan mudah
mengalami perubahan bentuk wakru dicetak. maka gigi timan yang dibuat pada
model hasil cetakan tersebut setelah dipasang, a.lcan ada usaha dari jaringan' lunak
untuk kembali pad a posisi semula sebelum rahangnya dicetak. Oleh karena itu,
sebaiknya cetakan dibuat dengan mcnggunakan bahan yan~da a alimya tinggi
Se h'Ingga ~fb--~, ,~,'1'~~~ ~"Yl'~ ''WlI'~'~'''ir'~~'!E:I>-:';t''';:~''
• ' • "" "1':. ,~ ~;.,~ ~ur";);$·", •
" 'ii" U~~.:yQ1~&~: , i1.;,~"_ _" " ' ' ' ' ' ' ' '
oU"'aJIRII&>i, " .., :
i 35
1. Im{Jression plaster. ...•..
Digunakan IJntuk mcmbuat cctakan akhir guna mendapatkan model kcrja deng;m :
tekanan minimal. Sifat bahan ini tidak elastis, jadi tidak dapat rligun?kan bila ada
ceruk. Diperlukan senrlok cetak khusus dengan dibuat ruangan antara send ok cetak
dengar. jaringan penyangganya. Ini bertujuan agar ketebalan bahan cetaknya cukup.
Yiskositas bahan cetak impression plaster rendah, sehingga dimungkinkan untuk
mencetak mukosa jaringan yang tidak bolell ditekan ~ pergerakan mukosa
seminimal mungkin.
Pada pasicn yang salivanya bcrlebihan, dengan bahan ini sukar untuk mcndapatkan
hasil cctaknn yang ccrmat di rRhang bawah brena saliva akan bercampur dengan
impr~ssion plaster.
.....
karen!! ~ahan ini dipcngaruhi oleh cairan saliva, mulut harlls bctul-bctul kering
sebelu~ cet:!kan dibu~t. ~
13ahall ini scring tia1I Z1b.~~t_.i~~<tlt_~tr(1\ dnpnl
~~ .
8. ~~"!d.J6~"'.-(l1IItII#.
Sifa.tnya termoplastis, menjadi lunak bila ciipanaskan pada temperatur 55 - 70 derajat
.... C. Viskositas yang tinggi dari bahan ini, dan kenyataannya menjadi keras bila ~
didinginkan, serta dapat dilunakkan kembali, merupakan keuntungan tersendiri. Bila
hasil cetakannya kurang panjang, dapat diperbaiki dengan ditambahkan pada tepinya.
Bila kepanjangan, dapat dilunakkan dan dibentuk kembali disesuaikan dengan
aktivitas otot-otot. Bahan ini ~~~t:~
, ' " . . '> >·fr6'_wti....ir,,~ . ' ..
Dig.unakan untuk ~~. Keuntungannya, modelling C'.(lmpOlIOO yang
digunakan sebagai cetakan I, setelah dimodiftkasi, dapat digunakan sebagai sendok
cetak perseorangan pada cetakan akhir.
37
SEl'l"DOI< CETA 1(:
sendok celak:
1\1flC{lJIt-11U1CIIIII
11'1"• • •,1\111.,10_
Scndo..k cetak pcrseorangan yang d:buat dan bolla" she/1'uc base plate -7 berbentuk
IClllpcng, untuk r:.:hang ulas bcnluknya lrapcsiulll scdang unluk rahallg bawah bcnluknya
\:lpnl kuda. .
Bahan dan alat yang perlu·dipersiapkan:
mo~el anatomi I diagnostik
pensil
plaster bowl yang berisi air hangat
gunting bengkok
lampu spiritus
bahan shellac base plate
38
Rata::; tepi stndok cetak perseorangal! digambar pada model anatomi. Shellac base plate
di celupkan dalam air hangat, setelah lunak ditekankan pada model. Untuk rahang atas,
pi ~c1·:anannya dimulai dari tengah-tengah palatulH ke arah prosesus alveolaris sampai
menutupi batas yang telah digambar. Kelebihan bahan dipotong sampai batas tadi.
kemudian tepinya dibulatkan. Untuk model rahang bawah, penekanan shellac yang lunak
dimulai dari seluruh prosesus alveolaris ke arah labi:ll, bukal dan lingual sampai
menutupi batas yang telah dibuat. Kelebihan bahan dipotong sampai batas yang telah
ditentukan. kemudian tepinya dibulatkan. Tangkai sendok cetak perseorangan dapat
dibuat dan waks.
Sendok cet<:k· perseorangan yang dibuat dan -bahan impression compo::::d, c*ir:!
pembuatannya tid8k: begitu'berbeda dari bahan shellac base plate. Impression compound
dicelupkan ke dalam air panas dengan temperatur sekitar 70 derajat C. Setelah
compoundnya melunak -7 ditipiskan sampai setebal 3 - 5 mm,kemudian ditekankan ke
model yang te!~h digambar batas-batasnya.Compound yang berlebinan dipotong sampai
batas tadi, kemudian tepinya dibulatkan. Untuk rah2ng atas. penekanan compound
dimulai dari tengah palatum, sedang untuk rahang bawah penekanannya dari pro~us
alveolaris ke arah labial. bukal dan lingu2I. Tangkai sendok cetak perseorangan dapat
dibuat dari wah atau dan compound.
Cara lain untuk. membuat sendok cetak perseorangan dari impression cOmpound,
dilakukan tanpa membuat model anatomi tedebih dahulu. Rahang dicetak menggunakan
sendok cetak rata-rata I sendok cetak siap pakai yang tidak berlub,mg menggunakan
bahan impression compound. Setelah didapat hasil cetakan anatomi. bahaJi oetak
compound dilepas dad sendok cetaknya -7 jadilah sendok cetak khususuntukpasien
tersebut. Biia tepi-tepinya terlalu' panjang atau kurang panjang. dapat diperbaiki derigan
cara -dipanaskan di atas lampu spiritus. kemudian dimasukkan ke dalam mulut -7
pembentukan tepi (bord\!r molding).
'-
39
.~
A
.11.,
'.'
'~ .. ~~:-
I I
<""'.11 T mnilt mHl!Ix..'f. ~-k~n RA. A C'!(-!c."" r(rt!'!!!! {tori Noh"!! !~.«,!:,;':!'!..!!o:':!. !~'!:!!!!!!'!! !~bi~! 2. '~1--.!!!:~ !~!1i~ 3.!.~ull.!m
bubl .c.vatibulum bubl S. lUang di~o-bubJ 6.proscsus ah·col.ns 7:.lvcolar tubude I. hamular nCltdl 9. dacrah posterior palul
seal 10. (0Vc::a paJa-.ina 11. uura pal2tina 12. papibi insisin. Il. dacrah lUs-e B. Cc:tIkan pauma diJ4pu dari .scndolc cd..Ik RU-tm•.
lcpinya dikunmgi. C. dacrah sayap di~o-bubl cJ!!l'I hamular notch tepinya dipcrbaiki O. dacnh p~aior palmi seal ditcrabllcan
sdl,pi t.epi haul, bulc.an sebapi posterior palltal seal. E. RaungJn dipcniapkm ,s-r jarinpQ penclukung tcnbali ~ posisi isdrah..l.
Dibu~t e:dah untulc: mcnocph udara tQjcbak..F. Ccukan .khir dcngan bahan tine: oxide eugenol pau. 8um~ H~ell • 1916.
40
Sefldok cet:lk perseorangan biometrik, dibuat menggunakan pedornar, Jiometrik
(ukuran rata-rata lebar buko-lingual prosesus alveolaris pra pencabutan)
D.! 'rlukan model diagnostik yang menggambarkan seluruh lebar sulkus. Untuk
mendapatkan hasil cetakan yang menggambarkan seluruh lebar sulkus, ral:1ang pasien
perlu dicetak dengan sendok cetak yang dapat menopang pi?i dan bibir pada jarak yang
cukup.
- buat garis dengan pinsil berjarak 3 - 5 mm dari garis lPukoginggival untuk
menentukan panjangnya sayap bukal sendok cetak atas.
- Letakkan waks dari garis tersebut ke arah horisontal mengelilingi vestibulum.
- Ben tanda pada woks yang mengelilingi vestibulum:
Untuk daerl!h Insisiva -7 beljarak kura.11g lebih 6 rom
Untuk daerah Caninus -7 berjarak kur!l~g lebih 8 mm
Untuk daerahPremqlar-7 beJjarak kurang Jebih 10 mm
Untuk daerah Molar -7 berjarak kurang lebih 12 mm
- Tank garis melalui tanda-t8.P.da yang telah ditentukan
- Buat sendok cetak perseorangan dengan tepi luamya terletak pada garis terse but.
- Postdam dibuat dari compound batailg atau IiIin periferi. Setelah postdam selesai
terbentuk, retensi send ok cetak diperiksa sebelum di lakukan cetakan akhir. .
Sendok cetak yang dihasilkan dengan cara Inl, diharapkan t~daK: memerIukan banyak
koreksi untuk pengap periferi.
;:/.~.<'~.
tf!
I. 0{m~: :;-::.:..8, '"
ll~'- ! --- \. \
., I
. I 1
I
\\\
. ~'-.-. _ J
Gb.12 mcnunjuldwt Icbar sendok cctak bio~dru. yang dipe.-lukasi·iu~ mengembalikan bibir dan pipi pada posisi pn p=cabu!a::
Sume.- Mc.Gregor: 1986
.....
-- pencetakan 2 tahap untuk mempero/eh model keria:
Prosedur
41
( .... ..-
~.
P'::1lf;a/l neri[eri.
Pcngap periferi adalah kontak yang ranat . antara tepi basis gigi tiruan terhadap
. jaringan
luna!.: pendukllllg gigi tirl.lan, tcrll1(1suk posterior palat.nl seal, periuasan tcpi sayap labial,
bukal dan lingual.
Scliap keh.-uatan yang melepaskan gigi timan, ditahan Qleh tekanan atmosfer. Tekanan
at.mosfer memerlukan herat atmol'fer 14.7 Ih/m2 dan keku~t~n retentif berb~nding
langsung dengan daerah yang ditutupi basis gigi tiruan. Pengurangan tekanan atmQsfer
nkan mcngurangi bcsarr.ya retellsi. Kontak yang rata anlara basis gigi tiruan dan jaringan
pcndukungnya, diper/ukan unluk rnencegah u~ara keluar. Tetapi pengap periferi lebih
penting karena ia memelihara udara dari" gangguan pengaruh tekanan atmosfer.
Pcmbentukan tepi ( border molding) merupakan satu-satunya jalan untuk memperoleh
pengap perifer dan untuk mel!utupi se/uruh daerah tepi pendukung gigi oman.
B A
~B
OhJ. Benluk lepi di c:Ucrah frcnulum. A,M~nggambarlcan pc",..npang mclalui lepi p;.da puncak lIull;u5 chn O. l'cRampang nlelalui
Ickukan frcoulum. Hila Ickukan dibual ~Iam C pcngap pcriferi a.Un hilanc scpcr1i Icrlmal pada anak panah pada dia.gram di sebclah
!.:an.. n baw.h. Ililan(!lIya ""ngar "eriferi di daenoh ini dapal jue. ~i$Cbabkan olch !cesal!:>.... n d.31am pembcntukar. lilin dari pcnnuka.aar.
vestibulum So, !·op gigi tiroan. Sumb<:r:Mc.Grcgor. 1986
42
.
JJnlznn untuk pemJelltUkafl (ep::
low fusing impression compound: berbentuk tangkai.
Polyether impression materiai: berbentuk pasta yafig diCai'ilpm-
Silicone impression material: heavy bodied materials -7 dicampur
MOllomer-polimer formulation: dicampur.
en rn 'Me1ttkfiklflic'blJrt#(ffi'rI!J'i'O#r1fift;Ypeiitlf~ntuJC(tl1t1!p i
. green stick compound dipa!n'~:sta-fl!i{j;larasaplspfnttfs secara merata arah horisontal.
. Ietakkan green stick compound yang telah di~Jlaskantadi pada4episendokcetak,
dimulai dariposter;ior!keantenot;petregio ~kanan I kiri) untuk memudahkan
.
.oelaksanaan oembentukan teni. .
.. panaskan la!,i:~i!''8laSa'Ptspiritus" celupkan ke dalamaitltangat (tempering) -7
kemudian di .masukkan ke dalam muTut
.. pasien dianjurkan ~it'tJlS'. ;Ill~lakvkan.geraka:"l fungsionar. mengisap, men elan,
menggerakkan rahang bawah ke kiri atau ke kanan untuk mendapatkan ketebalan sayap
disto-bukal rahang atas, atau meliggigit juri operator yang diletakkan di posterior antara
galengan gigit dan pr0sesas alveolaris.
a· b
:: ....
....
.:""d
;.:. r--.
,: .. ""-'
Gb.13. M':lode pen-.asang.an kompon balAng IKrwama hijau unluk memperbaiki Icpi yang tert~lu pendd. Ca) !compon dilunakbn <bn
dilekatkm ~ch pcnnukun )UM scndolc: celak - hcnd.alcnya di!Unahn hahlln Y"n! OIl-liP IInhlk -:lildc.I!t.lctJ! ~~! ~~CR..~ ~!'lg !~t-!!!". 6 ..'1
panasny. dip.:rtahanbn. sehingg.. c:ukup w..k~\I unluk panbenlukan lepi; (0) kompon dilundckan chlam air hangal dan dib.::ntuk
dengan j:ari unluk Rlcnghasilkan scbuah Qyar; (c) Pcmt-.:nlukan lepi dilaksanalwt d.ln kcmudian scndok cd.alc didinginlcan chlam air
dingin: (d) AkhimYI ruangan diantara !tompon dan prOlOe$US alveolaris dibcntuk kemhali dengan mernhuang bahan memakai sebuah
pi$lu lilin. Sumber: Baskcr. 1983.
43
P~ll1bcntu~an tepi rncnurut Ellinger:
1::;\:
I. Un:uk mcndapatkan tcpi distobukal; nlukosa pipi di dacrah disto bukil dilarik kc
atas, ke luar, ke bawah dan ke depan.
2. .Ketebalan sayap distobukal diperoleh dengan cara; pasien dianjurkan
mcnggerakkan RB ke kiri atau ke kanan untuk memperoleh jejak dari prosessus
koronoidcus.
J. Untuk daerah hamular notch; pasien dianjurlc:an rnembuka mulut lebar.
4. Untuk daerah postdam; gambar garis vibraSi dengan pinsil linta di palatum saal
pasien mcngucapkan huruf" AlT'. Kcmudiail sCJldok cctak pcrscornngnn di
masukkan ke dalam mulul. gam viurasi yan.g digambar dcngnn pinsii linla tadi
akan berbekas pada sendok cetak. Hcri compound balang pada garis \crscbut,
kemudian di masukan ke dala:n mulut ~ anjurkan gerakan menelan.
5. Untuk daerah vestibulum bukalis Ilabialis: bibir ditarik Ite atas: ke luar, ke bawah.
G. Untuk mendapatkan frenulum bllkalis; mllkosa pipi ditarik kc atas, kc luar, ke
bawa!l, ke depan dan ke beiakang.
RU:
I. Untuk mcndapatkan tepi djstobukal~ pipi ditarik kc luar dan ke.alas.
2. Unlllk Illcndapalkan dacrah sudul lIlulul; sudul mulul di la;-ik kc ".. ar, kc alas, kc
dcpan dan ke be!akang .
.I. UnlUk d<lcrah vestibulum labialis, bibir dilarik kc luar dan kc alas.
4. Un(uk scluruh dacrah labial, bibir ditarik ke bawah, kq luar dan kc atas.
\ Untuk daerah lingual dan disto-iingual yang l1~enghad8p mukose!. pendukung scrta
fi·cnulurn lingualis, lidah dijulurkan.
G. Unluk dacrah ling~lal dan dislo-lingual Yflng mCllghadap lidah. ujung lidah
digerakkan ke arah pipi kiri dan kanan.
7. Unluk daerah ~:;')-·dP distal. pasien dianjurkan m~!11buka mulut lebar, serta !idah
dijuhlrkail kcmudian mcnulup Illulul s3l1lbill!1cnggigil jari opGrator
44
t~a.:~
5<<-.
••••
J.;:.
.~~~.;:a:
~~<~~
:a"a· "
A B
c o
Gb.14. Dia~m ini mClggambarbn bapintan.l po%lnuknn bubl dibcntuk unluk lIk.-mpabaiLi kbamya .uU:.us. a T~i s.21dol..
CCl~k dibCltuk dcngan ltompoun bllang unluk tn.:n1pcrhaiki l.:bar sulku.... C. l125il C4Ai:m ~.....g knshP. D. 1';C)lc:Sa yang td3h
sclcsai dibu..a.. Tand. panlh C mcnunjukbn tempI' ~"arlg Icb.>mya kucang brma pcncobutaq buu" aja diJakulatn pada gip C
dan M3 .us dcng:an PCl)"sut.an alveolar minimum.
\
~ .
:'.'
,
.v·
.
~ ?
....
Gb.16. Satdolccd.lkdipatoo&scdonm...rupucbhsp"tidak
aHn~ dal:lr:JUIIoI&. Xcmpoaa batang 4-1claIdcsn
hanyaPada l'amuIwa 6ubJ scudok auJ: untuk
m~Q'baJci ldlUbuUf.,pl. Bahan ClCtal: yang c:aie
diguruba UDtuIc rncmbcatuk 1c:bar sulkus yang tcpa
ab.1 S. Puicn mcnggigitjari vntuk mcmblut Clot maMa Sumbcr: Mc:.(hgor. In&.
mClggclQllWog daD mr:nggambarbn lcbar sullcus
bagian postaior. Sumbcr. Mc:.Gretor. 1986
"45
,"
RB.
Daerah retromolar pad: diletakkan compound batang eli dacrah post~rior retromolar
pad.
2. Untuk mcndapatkan disto-lingual, ujung lidah mcnyentuh bibir dan punggung lidah
menyentuh palatum.
3. Untuk dacrah disto-bukal, pasien dianjurkan rr.enggigit jari operator yang diletakkan
di c1acrnh 1>2 -7 kontr(lksi o.I1l;\sctcr.
4. Untuk Il1cndapatkan bentuk vestibulum labialis, bibir bawall dimassagc.
~~/' .
~~~~:.'"
:.~.:. '.
,'.
r
:"
'- '-
46
A
Gb.17. I..c:ngkung n!:U:sib. A T~h3p J.:Iinik cbJ~m penyc~i.. n s<:ndok coeuk; $&~":Ip diSlo-bukal, h:lmu';'" nocda. din ~erab J>O!'lcO<r.
p~'3UI $cal.(!j: '-'IY2fl bu"~1. liri (2). l:an3.1 (3): >':Ipp iaN3'- ~ri (4), boan ($). 13. Ga:;lbar (010 loeng",.nl: m¥la pa:<ien does!!;!;!n
d::IC:rnlt r.2.3.4.d,.! 5. (:Ir.cr). SlInther: ll.::lTtwdI.19~6.
RB.
1.Untuk mendapatkan daerah distc-bukal, pasien dianjurkan membuka dan menutup
mulut -7 masseter groove .
2.Untuk mend2.patkan daerah disto-lingual. pasiendianjurkan menggerakka~ ujung
lidati ke vestibulum bukalis kiridan kanan. . .
3.Untuk daer~!1 vestibulum lingualis, lidah menyentuh palatum bagian anterior dan
bibir atas. . . .
4.Untuk daerah vestibulum bukalis dan labiaiis. pasien dianjurkan mengisap jari
operator.
,~;~1.:
.,- ~
:-.:;'J.
.:?~
··C~~~
...::;--..J.~~
~..• #~i~~
.....F!:..~
!t'- ) ".'_1\1
47
v .....
'.,'I :r
. .-I..Jo.i......-_.
,j
.;:'
.
....,-!
.",.
, ,.
.....
~.
DI
}'
"
~
.:: .
i:
..
~
jh.11'. l,AI1t;}.IIIlt: lllandihul:1. A. T:lh"I':1II \..linik p.:nyd~s;li;1II ~~Ildol.: cCl~k: S~Y'p di,~o·t.ul-."l <1;111 dacr:oh hue.:,,1 ."df.(l): $n)'~1'
lil:l!l.\illgual d"" m.ms r<lrotllylohyoid (2): $"lkll~ lingll.lis hag;'" ~Illcri()l" 0):- sis.my •. ~\"Jn h"kaldan ""yap l:.hi.l, fisi kid (4). :;i~i'
.:111:, .. (5). n. C;,mh,r fulo kfl~kulI[; ;n:llldihuia d~lI(:a" d:l.:rah 1.2.:lA. cJ~n 5 .rscr. Sllmh~'" \ kar1wcll. 191((; ..
.
'-:"
.~
48
Beading dan boxing:
rl~i;lQnllya.· Untuk me.il1pertahankan bentuk tepi hasil cetakan yang akan tercatat pada
model kerja dan bentuk tepi hasil cetakan akan direproduksi menjadi bentuk tepi gigi
tiruan.
Cara membuatnya:
Siapkani!lL~ng~1Iilin/iltau •. ~~~~ax~ setebal kurang lebihS.,,51:llm, kemudian
dice~atkan di bawah seluruh tepi hasH cetakan, kira-kira berjarak2~3mm........... .
Untuk rahang atas, beading wax yang dilekatkan s~kitar,:?!,,3111mdari t~pi hasil cetak<fn,
berakhir di belakang prosesus alveolari$ bagian posterior Iji sebe.1ah kin di!a..nJULV2!!. cli-- ------.
bagian posterior dan menyatu dengan beading wax yang di sebelah kanal'!..
Untuk rahang bawah, meliputi seluruli tepi haSii cetakan. yntuk bagian lingual tempat
lidah ditutupi dengan selembar wax yang digabungkan dengan beading wax yang sudah
dicekatbw.
Di bagian luar dari beading w~ \'i'ilemtkan'~X~ft~!yang bertujuan untuk memberi
bentuk basis dari model. Tinggi dari _~$'ing;wax:,kira."kira.·1;imm;di.a1:~bagianyang
tlt~i.fl~~i dari· hasH cetakanuntuk· memberikanketebalany(\~g.cukup pada modeL i' Baril
kemuciian hasil cetakan yang telah dilakukan beading dan boxing, dicor dengan stone.
" Gh.19.Dia gram cetakan akhir yang telab dituang. Sumbcr. Geering AH,dkk. 1993 "
49
RELASI ~\lA[(SILO MANOIDUlA
.~-
Sasanlll Bclaj;\r:
Hila dihadapkan pad a data kasus pasien yang kehilangan seluruh gigi geligi pada satu
"tClt\ kcdtl~rahang. ma~lasiswa rnnmpu Illcnjdaskan :
Maksud dan (ujllan menctapkan Dimcllsi Vcrtikal clan Rclllsi Scntrik untllk kasus
Gigi Tiruan Penuh.
Langkah-Iangkah persiapan Penetapan Relasi Maksilo Mandibula
Cam menclapkan Dimensi Vertikal dJn Re\asi ·Sentrik, yang fcpat untuk masin~-
masi Ilg individu. l .
Cara mengevallJasi Penetap.:m Relasi Maksilo Mandibull'l
Cara menallggulangi kesalahan Penetapan Relasi 1'.1aksilo Mandibula
Cara memfikser relasi rahan& untuk dipindahkan ke artikulator
13uku Ajar:
1. Synopsis of Complete Dentures: Ellinger CW,dkk: 1975 hal I ~ 7 - 177.
2. SyJlabus of Complete Dentures.¥-Icartwell 252-257 ; 277-30:' .
.3 . .Perawatan Prostodontik bagi pasien. tak bergigi: Alih bahasa: Titi S.Soebekti &
Ilazmia Arsil 47-55 ; 135"':' 157·
4. Mcmbual Dcsain Gigi Tiruah Lcngkap: Alilt haha~m: Soclistijani P. & Max ~
B.Leepc1 187 - 198 .;
5. Boucher's Prosthodontic Treatment for Edentulous Patients: ZarbGA dkk, 1990,
cd.-IO,hal 272 - 295
6. Esscnli"ls ofColllpit:I(! nenlllrc~ Prrl-:HIl.l(.II)IHi •.:s : wi!!kk! S. l~d.2
50
,"
",
1:JNIVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS KEDOKTERAf:'J GIGI
BAGIAN PRO$TODONSIA '"
PENUNTUN KULIAH
ILMU GIGI TIRUA~~ PENUH
TOPIK:
HUBUNGAN ANTAR RAHANG
"
OLEH:
nD~ ~At:f I~T'.VI
....,. , ....... _ ' " ' L . . .... _
16 N' OAa::O\I\/rlKrl
\I ,. ,",L..I ' " "'""
C!O 0R()~
• ,",v. -.
_ , ....., • • s
~"
.'
- ~
i·
.....
'r·
RELASIl\1AKSLLO l\1ANDlBULA
Relasi maksilo mandibula ada dua macam yaitu : relasi vertikal yang biasa
dinamakan 4m~'i:¥ertikaFiitafitifig"git: dan _."mrmmtal yang biasa dinamakan
~l8$i'se~~,;l~i&mI~.t! suatu posisi yang menunjukkan ~e:n~aFarahai1g .
. _---"
DTh-!ENS! VERTLT{.AL.
• Celah I ruangantar-01dusal.
• InterocclusaJ distance. . '.
• Interocclusal'gap I clearance.
• Interocclusal rest space.
. "
. . 151
~~
.«!i'.;.
--.:.....~--"..:::...---"--
TUJUAN PENETAPAN DIMENSI VEHTIKAL DAN RELASI SENTRI~·,.
~.1anf~;lt
pcnctnpan dimcnsi verti~al dan rcl3si se!1tris adalah agar uapat
"liI~""'I"'Jj~r, sehingga gigi geligi yang disusun di
artikulator, n a n t i n y a _ , _ q u . ) u t .
Saiana yang diperlukan untijk kep.erlua'n lcrsebut adalah galengan gigit yang
~"".,.il.I"~~~i8.:t"',
Suatu Jempcng gigit harus : "'~%"'''~~d''I .~
~~h_,fltl. ~han-paJian.ya~ dApat dipakai' sebagai lem~ng gigit auaIah :
__
I. Shellac base plale. ' ]. . . ' " . , . ,. .
2. Jtcinforced shellac.
3. Heat curing acrylic resin.
4. Self curing acrylic resin, yang dapat dibuat d~ngan cara :
Tabur (sprinc\e on method).
2..
b. Adonan tanpa tekanar: \non compression dough method).
c. Ad0nan dengan tekan~ (coi!Jpression molded method):
5. Wax y3ng ditambah dengan.kaw~ penguat dan pasta zinc oxyde eugenoL
6. Metal. ;~
. ~ahan-bahan
di atas .di~enlpk menjadi. suatu lemp:ngan yang ketebalannya
dlses~alKan dengan bahan yang dlgu~akan. Ketebalannya berklsar antara 1,5 - 2 mm;
52
;~
3 . UTntuk~l;i{ij~~ti~~ft}9;ti\l~;fJ~~~,
''''''-~_-''':...&..ii''n'tt
l'~_"'l'<iOp'N__t"' .. '".',', " .,' :w"m·,,_*,.,~;ttHa"
MJI!!l1Ii -iiG._~iJll~,~
,l,gt'
::::r '
~~.
Bahannya:
•
• -
Wax
Compound
---
• J{Q'ffibi;;;Si
- relax
2. Bila ada gangguan neuromuskuler, sukar dilakukan. .
3. Pas;\!!i. yang cepat lelah, misalnya penderiia peiiyakit janturigatau ·penyakit lain'yang
rnelemahkan, mengerjakannya jangan terJaiu lama. Dem:kian pula untuk pasien yang
cepat merasa hosan.
4. Perlu di'gunakan beb~rapa cara untlJk membandingkao hasilnya. karena hasil <;lari
masing-masing cara secara sendiri-selidiri biasanya kurang st'!mpurna.
1. Pengukuran wajah : _,
a. Buat satu titik di ujung hidung dan satu titik yang lairi di bagian dagu yang paling
menonjol, kemudian pasien disuruh mengucapkan hurnf <OM", dan disuruh
menahan pada posisi tersebut lalu jarak kedua titik tersebut diukur.
b. Metoda !ii' !'BID: wajah dibagi menjadi ~~~~sehingga
" jarak dari batas rambut-glabella = glabella-basis hidung = ~~~:i!'<ll'
c. Metoda Wilidt·: proyeksi sudut mata - proyeksi sudut mulut = basis hidung -
basis dagu. Cara Wi1lis ini telah pemah diteliti oIeh Daroewati Mardjono dkk.
Pada orang Indonesia dengan hasil : dari 87 orang' yang diteliti. yang
,diketemu~n sarna hanya 2 orang (2,3%), 14 orang (J6,09%)jarak aJ)tara pupil
stomion Iebih keci' daripada sUbnasion tepi dagu,.sedangkan 71 "orang .(81,6%),
j:lr::k uii~u.u. pupil stviiiioii Jehih heSai daripada jiifakauuua suunasion uagu.'
Karena itu cara-cara Sorensen dan Willis kurang dianjurkan pemakai~nnya.
53
2 l'~asa "tactile" :
Icbar sClmpai ,,\,')(
Pasicn disuruh Illcllllmka lIiulul :L'!rtO::;;1 l(:~~ang, kCl11udian d;SI;;uh
relax dan mcnulup mulul, lalu diukur.
3. Fonctik:
a. Ajak pasien berbicara sampai ./E.lah, Kcmudian disuruh menutuIJ mulut perlahan-
lahan sampai bibir berkontak ringan.
b. Pasi(;11 disuruh IIlcngucapkan huruf "M" d;!l1 disuruli IllCnahaf: paclCl posisi
lerscbut, lalu diukur.
A. CAl~A-CARA MEKANII<:
I. Hubullgan $isa alveolar:
a. Jarak dari ~~f;~~'~'''a.
h. ~l!I:i,;w sisa alveolar.
2. 1~~(~Dscbelum!!ya.
J. Pcncata~an-pencatatan pra pencabutan :
(": prom radiograph.
b. Model-Illodel gigi gcligi ~h.htm pklusi.
c. Pengukuran-pcngu.kuran waj~h.
B. CArtA-CARA .FISIO·LOGIS :
. J. 'Posisi iSI irahat. fisiologis.
2. Fonctik dan cs(ctik.
3. Ambang rasa meneian.
4. Rasa tactile.
s. Laporan pasien mengenai persepsi kenyamanan.
CARA-CA RA MEKANIK :
MCllulupnya gigi geligi atas anteiior terhadap gigi geligi lawa.nnya di rahang
ha wah kira-kira 2 mill (gambar 1), Perlu diingat bahwa ini mcrupakan ukuran
54
rata-rata sehingga pemakaiannya harus berhati-hat~ dcm tidak berlaku untuk
pasien yang telah mengalami resQrpsi berat.
.:<[
•
Gambar I : A. Potongan melintang model, dilihat dari belakang. Biia gigi
Gdigi dalam keadaan oklusi sentris, tepi-tepi insisal insisif
sentral mandibula terletak kira-kira 4 rnm dari papila incisiva.
B. Pandaugan potongan sagital insisif sentral, memperlihatkan
penutupanvertikal menjadi kira-kira 2 mm
(Diambil dari BoU(~her Ed.! 0).
55
,..
'J
~.r11:
'-l.... ..r
.~.
~ ... ~
..
56
J. Pcncatatan-pencatatan sebelum pencabutan gigi :
a. Profil radiograph.
Profil radiograph d:tri wajah mungk~n dapat dipakai. Tetapi masalah-masalah
per.entuan dimensi vertikal istirahat dan pembesaran bayangan menyebabkan
ketidakcermatan. .
antara sisa alveolar atas dan ba\,!ah untu\t;gigi dengan ukuran tersebut.
c. Pengukuran-pengu\':uran fasial :
Dengan mencat2! jarak dari da~ k<:: dasar hidung dengan memakai jangka
sebelurn gigi geligi dicabut.
CARA-CARA FISIOLOGIS :
kc perlfluki1iHl p,i1ing \Clbial dari galeng:m gigit atas anterior, jaraknya kira-kira 8-10
rllm Tctapi hila dihitung j::rak dari bagicln distal papila incisiva ke permukaan paling .tT-
labial dari galcllgan gigit anterior atas, menurut hasil pellclilian Tili Soebekli dkk,
jarakllya kira-kira antara 11-12 mm. Setelah diuji coba dcngan cara-cara di atas, lalu
dilihat kesejajarannya dengan ~aris interpupiL Garis interpupil adalah garis yang
Illcnghubungkan pupil mata kanan dan kiri.· :
~~"t;~Jl\fi.'.'.lw;'gi'gtv,p~~er:.~(i";t"c3t:<l'S,-tUl\n.t,6c.;s~i,,Q~,<)f;.. :<;IC;t}~1n';~)i;~;~1\WP2:fi ..~a i l u ga ri s y i1 n g
111C II! ~11I1 bu Ilgk a Il_~_b-liI~~_.j":\."r~~~-sr:dm~:~~~~,",~~~~.~~i~!M~~_,( ala nasi),
brcilallya c1iscblJt pula sebagai garis ·ala-tragus. Kemudian galengan gigil bawah
dimasukkan ke mulut pasien. Bagian oklusal galengan gigit bawzh harus berkontak
-.r~- .., ._a._ .-. 0·.... , .'::;' .".".... ·eu
!l1f'1";1\:1 riP.IlCI!lll o::>/pnO!l11 oint't ::>tac: n<lrla'c:e'lttii.ll t"'nnt,.UI"I" ..... 1, ..... ,. ,I ... " :",."1.",,,., I, ........·
- .. ------. ----0--- o--- ..... v-· . . 0 · 0 · _. u~.aJulu" .•• ycl 10.1\.."
. J ~.{'
.~
58 '~
~. ~
,r.,. -\
>. .
.
rahang seperti pada restorasi tonus \"'-ulit. Kontur bibir tergantung pada struktur
intrinsiknya dan dukungan yang diberikan oleh stru\...'1ur di belakang mereka. Karena
itu dober gig; mula-mula harus membentuk kontur permukaan labial galengan gigit
. sehingga sangat menyerupai posisi gigi antero-posterior dan kontur basis gigi tiruan,
yang harus menggantikan at au memperbaiki dukungan jaringan yang dilakukan olen
gigi gel igi asli (gambar 7).
l~~:..
~:~~:.~..
~~j?~:~.:':<:'
/' -~j~:~~{.~~~:·;:d~.:~~::.
:,...
.:::.:~!
Gambar 5 : Gamber 6 :
Pada saat galengan glglt di dalam Pada :;aat galengan gigil dalam
mulut dan rahang pada posisi dimensi .keadaan berkontak jarak antara titik-
vertikal istirahat. jarak interoklusal titik '.vaiah 3-4 mm lebih kumltg
tampaknya memuaskan. perhatikan :dadpada bila rahang dalam posisi.
celah <Ii antara galengan gigie istirahat fisiologis.
Bila bibir tidak didukung secara benar di bagian anterior pad a kedudukannya yang
benar. maka" akan terlihat lebih vertikal daripada bila didukung olen jaringan o:lo!:.H,---
Dalam situasi d~mikjan ~ail berbahaya bila dimensi vertikal oklusal cenderung
dinaikkan untuk memberi dukungan bagi bibie
59
-~-=
t~..
111cncLlri s;diva yang bcrulallg-ulang ,Ibn sccara pcrl(lhall-Iahan Illc:1gurangi tinggi .0.1.
iilalanl yilllg dibcntuk seperti kerucllt SC;l:ngga mandibula mencapli tillgkat dimensi ':'~
-. vCI1ikai oklusal. Lamanya meiakukan dan kclunakan malam kerucut ak.an
rnCl1lrengaruhi hasilnya. Tetapi dcngclfl cara ini kita ticlak Illcndap(ltkan posisi
vcrtikal akllir mandibula yang stabil. !..:arena setiap kali menplan. tinggi kerucut
scl,tlu berk lira n,t!.
dal: suatu lClnpcng logam yang dilckatkan pada galengan glgn atau glgl tiruan
l)l:rcooaan mllang bawah. kira-kira dilcngah-lcngah )cngkung rahang bClwah. (Iihat
gillllhar 9). Sckcl"I.lp mula-llIulc" disesuaikan schillgga tcrlalu panjang. Langkah
bcrikutnya, c;ckcrup disesuaikan ke bawah sall~pai pC'ldcrita merasakan sepcrti gigi
gcligillya tcrlalu pendek. KCllludinl1 sc1~crUI> tii!>cstiaikan s<lIllpai tcraS<l scpcrli gigi
~.eligillya lel;IIl bellar. KCllllfdian prosedur diulang Id;lpi dari (lrah kchalik;,"nya.
sck::rup ciipcndckkan bam kCnlllriinn oip'lJlj;lI1gkCl:l s'lI11pai l~cndcrilCl
1ll1l1;J-tlil!l;\
1l1crasaLIIl gigi gdigillya scpcrli tclah bellar. Pada pcras;1:tI1-pcraSaC11l hell<lr tcrscolli
dipakai scbagai pctlilljuk dimcllsi VCr1ikal okl\lst\!. Yang mt~njadi m(\!\alnh pada cara
ini adalah adall)'C1 pcrasaall bend a asing pada dacrah I>C\!atum dall naang lidah.
KCPUIIIS;lJl akhir hanl clap<1t ditcntukan sctelail gigi gcligi di5usun dan dicob;-tkan ke
J1luitll pcnticlila.
/I Is c ...
60
~ .... :. . <:.~ _.
Setelah lempeng dan galengan gigit disiapkan, lalu dicobakan ke mulut pasien,
dan dilihat -: '-
• retensi
c dukungan bibir
• dukungan pipi.
Kontur labial galengan gigit atas dibentuk untuk. mengembatikan kontur bibi~ atas ke
posisi pra pencabutan.
61
:.,..:,.....
PClunjuk untl.jk l:ncmperbaiki konlur labial: . ~.;.
LClak pcrtcmuan antara kolumcla hidung dan filtrum di daerah garis tcngah wajah
kira-kira setengah jarak antara puncak hidung dan cekuogan di belakang alanasi.
2. Sudut sagital antara tiltrum dan kolumela kira-kira 90 derajat.
3. Sudut. horizontal antara bibir atas sisi kanan dan kiri, ·antara 90-120 derajat.
4. Posisi tinggi bidang oklusal anterior atas, kira-kira setinggi bibir atau 2..:3 mm di
bawah garis bibir atas dan sejajar dengan garis interpupiJ, atau sejajar dengan dasar
hidullg. .
5. Jarak dari tengah-lcngah papila kc pcrmukaan labial galcngnn gigit at as kira-kira 8-1 )
"-l1m (dari buku-buku Barat), atau jarak dari bagian distal papila incisiva ke
no,·h, .. Ir",.,n l .. h;'l'1 0.,1.; ..... ,," n;,.:t .. t" ..
,...- • ... ~.'\.-- •• a.u.v."" .. 0 ...... "'.'6""' •• 5&5". u u.~
t.:,.., Ir; .. ':' 1')~ ........ 1,...
1\..i.. u· ""'II U. L . . . . . IL
IT;t;
\ ...
<:: ,.r1,1,\ B;,.r.,.,
a,,1 '-'. u ...... ,'-J.
... ol,I"
l""fooL1IS
.. n!
~'U03U
posterior seJaJat dengan garis Camper, yaitu garis yang r'1enghubungkan anlara
tellgah-tengah tragus dengan tepi bawah sayap hidVng.
Alat yang· dipakai untuk mengujicooa kesejajaran galengan gigit atas adalah Fox
occlusal guide plane.
Dapat dilakukall dengan memasang galengan gigi~ atas lebih dulu, at au dapat pula
dengan tanpa memasang galengan gig:t atas lebih dulu. Lalu dibuat tanda berupa satu
titik di atas bibir, biasanya d1 ujung hidung, dan titik yang lain di bagian dagu yang pz!ing
IllcIIOJl.iol (supaya lIludah diiillClt). Ktllludian pa~icn diminla mc!akukan scpcrti cara-cara
yallg tclah dikcmukakan untuk pcnetapan dimcnsi vcrtika'i istirahat fisiologis (h.4 dan 5).
Jarak antara k~dua titil'\ diuk~r, dan kitaniendapatkan jilr2k istirahal fisiplogis.
Galcllg~n .
gigit bawah, ciicobakan relellsinva,
J .
diiihat harus. baik.
. .
Kedua galengan glglt dioklusikan sampai membentuk Jcontak bidang secara
si multan pada seluruh lengkung rahang, dan dengan kelruatan yang besamya kira-kira
juga sama. Ga:engan gigjt bawah anterior kira-kira setinggi bibir bawah, atau kadang-
kadang untuk pasien yang berusia diatas 40 tahun Japat· mencajJai 4 mm di ·atas bibir o
bawah. Galengan gigit bawah posterior kinl-kira setinggi setengan atau dua pertiga tinggi
retromolar pad.
Jarak antara kedua lilik lersebut-diukur kClllbali dengan galcngan gigit atas dan
ba w<.th di dalam mulut d~n jaraknya harus sarna dengan dimensi vertikal istirahat
fisiologis yang telah diukur pada pasien. Untuk mendapatkan dimensi vertikal oklusal,
galcllgan gigil bawah dikurangi scbanyak kira-kira 2-4 111m 1I1lluk kcpcrJuan free way
space. Bcrkontaknya galengan gigit atas dan bawah hams tetap merupakan kontak bidang
secara merata sepanjang lengkung galengan gigit.
Dimensi vertikaloklusal mungkin terlalu rendah bila free way sp'ace lebih besar
dari 2-4 11\111. dcngan tanda-ianda :
I Pada saat berbicara ucapannya kurang .ie!~s.
,
62
2. Wajah tampa.~ lebih tua dari usia yang sebenarnya.
3. Efisiensi kunyah menu run.
4 d:lpat teIjadi luka di sudut mulut yang biasanya dinamakan Perleche.
5. Dalam waktu lama dapat menimbulkan kelaimn scndi rahang Garang sekali}.
6. Ruang antara lidah terbatas.
Dimensi vertikal okh.isal dinilai terlalu tinggi bila free way space kurang dari 1-2
mm dengan tanda-tanda :
1. Pasien sukar berbicara.
2. Mulut tarnpak penuh :
otot-otot muka tcgang
bibir sukar ditutup.
3. Pasien sukar menelan
4. Wak.'1u berbicara gigi geligi atas beradu dengan gigi geligi bawah.
5. Setelah memakai gigi tiruan beberapa lama, pasien me:-asa sakit pada sduruh puncak
prosesus alveolaris.
6. Otot-otot pembuka dan per.utup rahang lama-lama merasa Ielah.
RELASI SENTRIK
Hubungan antar-rahang dalam arah horizontal (media lateral dan antero posterior)
biasa dinamakan relasi sentrik.
Pada posisi relasi senfrik: kondilus mandibula pada posisi· relax di dalam fosa glenoid
pada climensi vertikal oklusaI.
Cata penetapa n relasi sentrik secara garis besar ada dua macam :
1. Cara pasif/ statis ....
2. Cala aktif I fung~ional.
Pada cara statis, dokter gigi / operator yang alCtif mencari relasi sentrik:, sedangkan
pasien hanya membantu. Pada cara aktif, pasien sendiri yang aktif mencari relasi sentrik.
63
.A, _
\Jclodc Gysi : ~.
Sebagai pedoman adalah bagian ventral dari muskulus n12.seter. lbu jari dan
:clunjuk operator di!eta!.:.kan di bagian ventral musk'Ulus maseter. Pasien disumh relax,
(clr.udian operator mendorong mandibula ke posterior dan pasicn disuruh mcnggigit
;chingga posisi kondilus dalam rosa glenoid tidak tegang. Kemudian kcdua galengan
~igit difikscsi.
Viclodc Rchm :
Hampir sarna dengan metodc Gysi. Ibu jari dan telunjuk diletakkan pada daerah
:e:>tibulum, menckun !cu:pcng gigi~, jaii tcnguh dibcngkokkan kc bawah dagu. Dcngan
)crlahan-Iahan mandibula didorong ke posterior dan pasicn disuruh mcnggigit, kcmudian
<edua galengan gigit difiksasi.
\1ctodc GI':tvit:lsi :
PaslcIl disuruh duduk di kursi scdemikian rupa schingga kcpala mcncngudah ke
Has. Oleh gaya gravitasi, mandibula akan terdoro!lg ~c posterior schiugga kondilus akan
nencmpati posisi paling posterior tetapi tidak tegang dtilam fosa glenoid, kemudian
)3sicn disllruh menggigit dan keduagalengan gigit.difiksasi.
qe~ode Grecn :
P::sien disuruh menggigit kuat. Bila relasi sentrik benaf, otot temporali5 bagian
I'~n{ral akan terasa menggelembung pada saat diraba dengan jari-jari tangan kanan dan
:::iri. Kemudian kedua gaJengan gigitdifiksasi.
:ara Mcnelan :
Setclah dirnensi vertikal oklusal ditcntukan dengan bcnar. pasien disuruh
ncuelan, kcmudian galengan gigit atas dan bawah. difiksasi.
64
baginn tengah. Sl!telah kedua galengan gigit yang telah ditentukan dimensi vertikal
okh.!salnya dimasukkan ke da!am mulut pas!en, kemudian pasien disuruh menyentuh
dengan ujung lidah bulatan malam yang ada di rahang atas tadi sambil menutup mulut.
Dengan demikian kondilus akan menempati posisi paling posterior dalam fosa glenoid,
tetapi tidak tegang. Kemudian kedua galengan gigit difiksasi. Cara ini tidak dapat
dilakukan pada pasien yang frenulum lingualisnya tidak memungkinkan ujung lidah
mer.capai bulatan malam (frenulum lingualis yang pendek).
Cara-cara tracing tidak dilakukan pad a pendidikan S-I, sehingga tidak diberikan cara
penerapannya.
Cant Fiksasi :
Fiksasi dapat dilakukan dengan memakai :
1. Staples:
Stapll!s dipegang dengan pinset dan dipanaskan di atas lampu spiritus. Setelah panas,
dalam keadaan panas salah satuujung staples ditusukkan pada ga!engan gigit bawah
dan staples kemudian ditekankan lebih masuk ke dalam galengan gigit sampai
staples dingin sehingga fiksasi akan lcuat. Lakukan cara diatas untuk regio premolar
dan molar kanan dan kiri dengan cara yang sima. Hams diperhatikan bahwa saat
memasukkan staples posisi relasi sentrik jangan bern bah.
2.. Dengan cara menusukkan pisau malam I Ie cron yang panas di daerah premolar dan'
molar kailan dan kin di sekitar bagian oklusal galengan gigit sehingga separo daun
pisau masuk ke galengan gigit atas dan yang separo lagi masuk ke galengan gigit
. bawah. kemudian selagi ma!am masih cair pisal! segera ditarik keluar, dan "ditunggu
sampai rnalam keras.
3. Dengan mengbilangkan sebagin dari maJam galengan gigit bagian oklu:;aI atas dan
bawah di daerah premolar dan molar sehingga membentuk huruf "Vu dengan bagian
yang terbuka ke uah oklusal. Kemudiangalengan gig;t bawah bagian anterior antara
kedua ..v,. tersebut dikurangi kira-kira 1-2 nun. Kemudian kedua galengan gigi~
dimasukkan ke mulut pasien. Pasien disuruh membuka mulut dan di atas galenga~
gigit bawah dituangkan adonan gips, a!au pasta zinc oxide eugenol, atau modelling
compoundyangtelah dilunakkan. Kemudian pasien disurnh menelan dan menggigit
sehingga k~ua galengan gigit bagian posterior berkontak kembali dan bahan yang
ditambahkan tersebut ditunggu sampai ·keras. Bagian galengan gigit- yang telah
...
dikuraogi tadi akan terisi oleh adonan bahan-bahan tadi sebagai bahan untuk··
memfiksir galengan gigit atas dan bawah pada posisi relasi sentrik, dan kedua
galengan .gigit dapat dikeluarkan bersama-sama sekaligus.
Garis Pedoman :
Ada beberapagaris pedoman yang harns dibuat untuk pemilihan dan penyu~unan
gigi geligi sebelum galengan gigit dikeluarkan dan mulut pasien :
1. 'Garis median (midline) :
.:'" . ,',
65
Digorcskan pada galcngan gigit rahang atas dan bawah bagian labial memakai ujung~:
Ie cron atau pisau malam dCflgan berpedoman pada : t.;ia
- tengah-tengah filtrum bibir, atau
- disesuaikan dengan posisi frenulum labial is atas.
Garis ini dipakai sebagai pedoman penyusunan gigi-gigi anterior kanan dan kiri.
'"
"
66
UNIVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
BAG IAN PROSTODONSI.A.
PENUNTUN .KULiAH
PROSTODONSIA III
SEME$TERV
TOPIK:
1. PENYUSUNAN GIGI.
2. PENYEMPURNAAN DAN PEMERIKSAAN KEMBALI
(VERIFIKASI) DAN PERBAIKAN HUBUNGAN RAHANG.
3. ESTETIKA DAN FUNGSI PADA·PENYUSUNAN GIGI-GIGI
ANTERioR. " .
4. PENYUSUNAN GIGI POSTERIOR PAD A .GIGI TIRUAN
PENUHUNTUK FUNGS! YANG OPTIMAL.
·OLEH:
DRG.MAX B. LEEPEL, SP.PROS.
PENYUSUNAN GIGI
Setelah pemasangan model eft artikulator, gigi~igi c1isusun pada galengan gigit agar
pengamatan yang lebih teliti dapat dilakukan di arlikulator saja. Hubungan vertikaJ rahang
ditentukan dengan menyesuaikan tinggi galengan gigit, sedang dalam arah horizontal
ditentukan oleh relasi senbis dan pencatatan hubungan . antar oklusal (interocclusaJ record) •
Penetapan kedua hubungan rahang ini mungkin masih·terdapat kesalahan. Karena itu hasil
pencatatan rahang ini dianggap bersifat sementara dan masih dapat diperbaiki hila terdapat
kesalahan. . . .
Knntur pmfil muka yang dItentukan oIeh bentuk gaJengan gigit mungkil1 saja masihroa
kesalahan. Kesa/ahan ini dapat diperbaiki saat mencoba gigi tiruan·rnalam. Karena itiJ
pembuatan galengan gigit har.;s dianggap bersifat sementara Pene~3n posisi gi!:,i aqterior
pada gigi tiruan malam rnerupakan tanggung jawab dokter gigi dan sebaiknya Glakukan
sendiri oleh dokter gigi atau dengan instruksi khusus pada tehniker.
Umumnya para dokter gigi.lebih suka mengukir sendiri gaiengan gigrt. setepat mungkinuntuk
mendapatkan dukungan bibir yang diinginkan kemudian menginstruKs!Kan pada fehniker unbJk
menyusun gig; sesuai oanwk galengan gigit Selanjutnya para dokfer gigi in; ~!d
posisf gigibahkan· kedudukaB·Ien~ung g~ anterior pada pasang- peroobaaJ1. ~f,itiruan
rnalam didalam mulut.
Sebagian coMer gigiingin menyusun sendiiri gigi ante.ior hingga dapat mengurangi waktu
'yang dibutuhkan untuk menyusun kembali gigi anterior pada saat peroobaan gigitirual) m?lam
didalam muJut. Padci penyusunanya dokter gigi menggunilkan infonnasi yang didapat saat
mencatat hubungan rahang dan berbagai pedoman lain yang tidak dimiliki paratehniker.
Galeng,an gigit yang sudah (ibentuk hcrus memiliki pedoman yang dapat digunakan !.!.'ltuk
menempatkan gigi anterior. Pedoman ini menunjukkan posisi ante!o-postefior dan ver1ikal ~g..
gigi insisifus yang mendukung bibir dan rahang bawah.
LClI]1g kehilangan gigi berbanding lurus dengan besarnya resorpsi tulang. 8esarnya resorpsi
tulan9 sebaliknya dapat menunjukkan jarak antara gigi dan proses us alveOlaris. Jika
kehilangan gigi pasien ~ru tiga bulan. elemen gi9 tiruan h~us ditempafkan tepat diatas
proses us alveolaris model. Namun hal ini tidak selalu benar. karena tanggalnya gigi dapat
akibat penyakit periodontal yang lanjut lang telah merusak j~ngan tufang. Kehilangan
sebagian jaringan tulang di bagian anterior dapat juga akibat tindakan bedah pada saat
pencabutan. Doleter gigi dapatmempelajari kemungkinan in; saat Qagnosis serta
menggunakannya pada pemasangan gigi insisifus-1 . .. . ...___.__.
Resorpsi tulang akan /ebih besar karen a lamar.ya kehilangan gigi. juga adanya gigi asfi
sebagai lawan gigi tiruan penuhnya. Pada keadaan tersebut elemen gigi tiruan tidak boleh
disusun tepat diatas prosesus alveolalis. Aluran umum yang diQunakan, adalah makin lama
kehilangan gigi, makinjauh gigi dJtempatkandiatas prosesus alveolaris. Hal ini juga ~aku
jika pencabutan gig; dilakukan pada waktu yang berbeda-beda.Besar resorpsi berbeda pada
satu rahang dengan lainnya. -Gigigigi i1itempatkanlebih dekat ke rahang jika resorpsifebih
sedikit dan lebih jauhpada resorpsi yar.g fanjut. Tujuannya ada1ahagartifJang ok!usai
{jitempatkan setingg! bidang oklusaf gigiasli.
67
~:
'-
._-
tluQl.1i,~del\qan PaDilla insisivUfl}
Pcwila insi:jvum merurakan pedoman untuk menempolkan gigi an\ei'x ·karena papila
mempunyai hubungan yang tetap dengan gigi insisifus-l atas. Papila terletak diantara celah
lingual antara kedua insisifus-1 atas. Papila digunakan juga untuk mcrwntukall garis lengah
lengkung qiqi afas lebih spesifik lagi menentttk(3n letak insisifus-1 didalam lengkung Namun
J
mesial insisifus-1 tidak selalu terietak pad gari~ tengah wajah atau mulut. Jika ada keterangan
mengenai letak insisifus-1 gigi tiruan harus otSusun mendekati posisi gigi asli agar tampak
alamiah. Sebelum percobaan gigi di dalam mulqt, sebuah gans pada model yang menunjukkan
: bagian tengah papila dapat diperpanjang hingga bagian labial model kemudian ben tanda pada
. permukaan labial galengan gigit( Gmb.1·· ·-1) .
Gigi insisifus.. 1 pada kedua sisi garis ini akan
menempati posisi yang sarna seperti gigi asli
scjauh penempatan dalam arah ke kiri dan ke
kanan. . A
Papila insisifum juga digunakan sebigi pedoman
untuk menentukan letak gigi da/am arah flntero -
posterior. Permukaan labial insisifus-1 umumnya
berjarak 8-10 mm. di depan papila.
Jarak ini pada beberapa keadaan akan ber-
vCJrias; karena u~uran gigi asli dan lebal prosesus
alvcolaris, hingga jarak ini tidak: merupakan
nilai yang tctap. Selanjutnya jika resorpsi berjalan
11:11;1111 :Irah veriikal. papila akan hcrg(.~$cr khih
kc distal. Akibatnya jarak antara permukaan B
lahial dan papilla rncnjadi lebih besar. karena
kch:!angan jaringan tulang yang Icbih besar
dalam arah vertikal.
Resorpsi jaringan tulang pada permukaan '~JlJiat
maksila . atau tindakan bedah untlJk mengambil
permukaan labial prosesus alveolaris lTIenyebabkan Gmb.1-1 Papila insisifum cigunakan unluk
papila t3mpak lebih ke depan ..Jelas keadaan ini menenlukan garis Icngah Iengl<I.XIg gigi
tid3k normal. akibatnya jil<a papi:a insisifum terletak A . 3ual garis sobagai tanda pada model
prlda permukaan labial prosesus • gigi anterior harus melalui titik \engah papila insisiflJm.
b0.fada di depan prosesus sesuai besarnya 8 • tanda tsb. Dipindahkan ke galengan gigit
perubahan tulang. scbagai pcdOIn<l1l unluk monompatkan
gigi ~igi insisivus alas:
Pedoman lain untuk. menempatkan insisifus-1 adalah.hubungan antara permukaan labial gig!
dcngan lekukan gada mukosa dibelakang bibir sepeft yang teriihat pada ce'tak;-In atau model.
Perhatikan Gmb.1-2 permuk.aan labial dan tepi insisal terfelak di depan lekukan mukosa yang
merupakart ternpat tepi sayap gigi tiruan. Suatu sudul yang lumpul terbentuk antara""
permul<aan labial akar insisifus-1 atas dan pennukaan labial mahkota klinisnya. Keadaan ini
harus diperhatikan saat menyusun gigi insisifus pada basis gigi tiruan malam(galengan gigit}.
Akar gigi rnasuk ke dalam prosesus alveolaris dengan dilapisi tulang yang relabf tipis diiatas
permukaan labialnya.(Gmb.1-2). Ini berarti permukaan labial proseSllS alveolaris dapat
digun.3kan sebagai pedornan untuk menentukan inklinasi gigi anterior. Namun ketepatannya
belkurang dengan makin besarnya resorpsi proses us alveolaris. Pengamatan k.linis diperlukan
.,.
.~
·~r
Letak lengkung gigi dalam arah antero-posterior terutama <itentukan ofeh m. Orbicularis Oris,
otot-o!o~ yang melekat padanya, dan tonus kulit dan bibir. Secora umum beraii letak lengkung
berl<aitan dengan posisi dan ekspresi aar. M.Orbicularis Oris cipengaruhi dan mempengaruh:
ketujuh olot berikut ini yaitu;M.Quactatus LabiiSuperior ,M.Caninus,M.Zyg3fTlaficus,
M.Quaii"atus labii inferior, M.Risorius,M.Triangularis, M.Buccinatorius. Otot-ototini
mempengaruhi ekspresi serta dapat menggambarkan kepribadian dan penampilan si pemakai
gigi tiruan penuh. Pembuatan {jg tir:uan yang membuat M.Orbi~ Oris masuk Ice dalCIl1
menyebabkan sefuruh kelOmpok otot ini lefih dekat ke ori9O, yang menyebal*an kendomya
olothingga tidal< efektif saat berkontraksi. Tonus dan rungsiotottergantung dari dukungan
dalam arah antero-posterior yang cipercleh dill gigi2 dan ~is gigi tiruan. _
Penempatan gigi didepan prosesus alveolcris atas sering terlalu ekstrim, hingga merugikan
dad segi estelika. Kesalahan terbesar adalah menempatkan elefrenfjrj 9igi anterior 1eI1a1u ke
palatal k.e arah prosesus alveolaris mau di~ah prosesus, tanpamemperflatikan-resamya
resorpsitulang.Sfudi tentang permukaan anterior prosesus alveoicris menunjukkan bahwa
pemlukaan fabial prosesusmembentuksudut-dengan pem1u~anfabial gg. insisifus alas.
Dengan kala lain, arah permukaan prosesus mengarahke atas danke belakang
{Gmb 1 -3}.
Pada Gmb.14saftllaiGmb.1-7 sebuah rrx>del yang tefah dipofong sepanjang sutura mediana
menjadi dua bagian, !Jntuk &pat mengamatikedudukan relatff etemen gigitiruan terfladap
prosesus yang mengafami resorpsSafah satu sisi modeI.<fibi~ utuh 69
;f ~ ~
";
a c
Gmb.1-J A. Gigi gigi yong dilempnllcon pads prososus(kanan pasion) dnri yang tidak padaprosesus\Kiri
pasien). yang kedua s9Sucii derigan pobisigigl aSirseoorliimya. B dai C;VeroecraansuSU!'!Bfi -dKfafam
muiut pasian_ Sisj kiri eslelika lebih bak _Hartis diinga~ posisi Isb. TKfak selaluler1ihal atau d!seluJul
- -
karena lergantung keinginan pasen den perubahan jaringan sekita" ntJlul
untuk menunjukkan hubungan antara fir;; asli dengan maksila. Insisifus-f pada sisi yang lain
dan iilOdel dipotong ufltuk rr.enunjukkan
-
psrubahan oonruk sisa- prosesus
-
a:"'eoiaris dengan
menempatkan elemen gigi tiruan pada posisi rjgi semula.. ~mbaj"an ini menunju~an
sejauh mana gigi dapat ditempalKan ke alas dan ke belakaog, jika hanya mengikuti'bentuk
sisa prosesus sc;::! __ Jika elemen gigi tiruan disusun mengikufi bentuk proses us alveolaris
-yang sudah mengalami resorps:, orbicularis oris dan otot olot yang melekat padanya aka!'}
kehilangan hubungan an2tumisnya yang benar, dan menghasilkan penampilan seperti or~ng
tua dan tanpa ekspresi.
Pemasangan gigi anterior atas untuk pasang percobaan gigi tiruan malam
Cara menyusun gigi anterior pada galengan gigit,-sederhana tetapi eksak. Gaiengan gigit yang
benar akan mendukung bibir dan mempunyai dimensi vertikal yang benar.Gaiengan gigit tsb.
akan menjadi peejoman yang tepat untuk menentukan letak I~ngkung -gigi anterior dalan arah
antero posterior. Jika ada kesalahan pada pembuatan galengan gigit. dokler gigi harus dapat
menenlukan macam perul)ahan pada permukaan -kontur labial yang harus dilakukan ketika
menyusun gigi. Misalnya jika bibir membutuhkan dukungan yang lebih besar saat gaiengan
gigit dipasang didalam mufut. gigijnsisifus harus disusun didepan pemlukaan JabialgaJengan
gigit. Jika bibir tampak penuh.lebih banyak wax hcrus ciMlbil dan
pemlukaaralabial galengan
gigit sebelum menyusun gigi.Jika pembuatan galengan gigit sUdah benar. polong sebagian
wax untuk menempatkan gigi insisifus. Kemudian panaskan wax di bagian dan gaJengan yang
sudah dipotong hingga mencair untuk menempalkan elemen gigi. Terripatkan eJemen gigi pada
wax cair, geser ke posisi yang diinginkan dengan permukaan mesial menyinggung garis
tengah dan tepi insisal sedikit menutupi permukaan oklusal gaJengan gig(( bawah. letak
permukaan labial gigi sarna dengan permukaan faDaI galengan gigil Ulangi dengan cara yang 70
........... ., IInl"v .n"m~t"..,n,,~n inr-ic;if,.,.. .. 1 ni~nhnl~hn".,
.,
Gmb1-4 Model dipotong menjadi dua untuk menunjukkan' posisl relatifgigi gigi
;~>.:~:'~? ~tJ~~\~:J~;~~~\,;,~
_~~~~::-~~~ k~~ .::
.;.••. :~~C) .t.l,:,,,,,,.(~. :~:.
--.
Gmb.1-6Insisfus-1 talah dipotong dan model dengan landa menunjukkan besamya
kehiJangan jaringan tulang.
'.- .....
~"
Gmb.1-7 Saw elamen gigi tfnj~ dipasang9engan rna/am untuk mengganti insfsifus-: 1
serfa memperbaiki poSts! glg1 difnkontur gingiva.
71
, .
A B
c D
E F
o H
Gmb.1-8 A sampai F pemasanoan glgi anterior alas, (A, cairfan malam dengan spatula panas untuk
membual socket untuk memasang insisifus-1 kiri; B. ujung/tepi gigi ditempatkan dalam wax seperti
keadaan pra pencabulan; C, memperslapkan socketunluk insis/fus-2. 0 dan E. mengalur J<aninus
kanan agar lelaknya sesual dengan studi model, F. mengatur k~ninus klri) G dan H, pemasangan gigi
antorior bawah (G. garis tongah pade lengkung bawah dibua! agAr berimpit dengan garls t~ngah
rahang atas, H, gigi !nsisifus bawah dipasang dengan car a yang sarna seperli pada pemasangan
insisifus alas.
72
1
~
Kemudian pasang sisa gigi anterior atas pada galengan gigit, dar. sesuaikan Jetaknya pada
kedua sisi lengkung gigi. Hati-hati dalam'melJyesuaikan bentuk lengkung dengan keadaan pra
~ncabutan atau foto bila ada. Jika tidak ada data ora pencabutan gunakantah bentuk sisa
proses us alveolaris sebagai pedoman, sambil niempematikan riwayatpenyakit/ ,lama
kehilangan gigi atau kehilangan jaringan tulang karena patosis atau lin<fakan bedah.Per1u
diingat bayangan akar dari elemen gigi tiruan memanjang ke dalam prosesus alveolaris.
Perhatikan agar akar gigi tidak saling tindih. Ini dapat dilihat dengan cara melepaskan
galengan gigit dari model sambil rnelihat dan atas melewati sayap labial galengan gigil Agar
dapat membayangkari arah perpanjangan akar yang menuju kedalam alur prosesus alveolaris
pada protesa malam.
I
~
r,
t » ~
A B c
Gmb.1 . -9 Distorsi w~ah karena kesalahan posisi gigi atas .A Posisi gigi daii sayap baik; St
kurang baik;C, merugikan estefik,
Gmb.1-9 menggambcrtan pentingnyaposisi gigi dan sayap labial gigi tiruan terhadap bentuk
bibir. Oalam Gmb.1-9 A. inklinasi gigi seperli ini akan mempertahankan benbJk alamiah bibir.
bail< kepenuhan dan panjang bibir. Untuk mencegah bentuk liar aias menjaditipis. panjang
dan kehifangan gads kOntur merah bibir, gigi .insisif harus disusun Pada posisi yang sama
dengan gigi asIi agargerakan bibir tetap sarna. Oalam Gmb1-9 B. gigi dipas~ng dengan ,
tumpang gigit yang keell. Perhab"kanakibatnya bibir masuk Ire dalam dan tampak memanjang.
Dalam Gmb.1-9 C. glgiinsisif dan tepi gigi timan Iebih miring Ice lingual yang menyebabkan
bentuk bibir menjaditipis dan tanpa ekspresi. Keadaan ini disebabkan gigi insisifus atas yang
disusun miring kei:>elakang untuk berkontak dengan gigi bawah.
€Iernen gig; anterior disusun pada posisi yang hampirsama dengangigi asJi. Basis gig; 6ruan
harus dapatmenirusetepatmungkin kontur dan fetak mukosa yang menutupipfoS€sus
aiveofaris.MengubahsaJah satu akan mengubahdukunganpadabibir,tonus, danfungsi<>tot·
yang akan rnem,)engaruhi penarripHan dan ei<spresi. fiap usaha uotukmeogurangi over jet1ji9i
73
anterior akan mengtJbahdukungall pada ·bibir. Wafaupun dapatifdakukan pada -beberapa
~." ":"
~l'
keadaan seperti pada pasien dengan protrusi maksila. Kebebasan ini hanya dapa dilakukan
,..J:.t.
pada keadaan yang tidak normal. Jika ove~et pada gigi asli dikurangi untuk mend4Jatkan tg~
kontak pada oklusi sentris, gaya2 okJusal yang tidak menguntungkan akan diteruskan pada ~$:
prosesus alveolaris di anterior. Ungkitan pada susunan seperti jni akan lebih besar
dibandingkan paoo gigi asli. Gigi anterior tidak selalu harus berkontak pada oklusi sentris,
kecuaJi bila kontak terjadi juga pada gigi asli. Namun akan lebih bai" jika disusun tidak
!?g~onta-,s
Hubungan antara prosesus alveolaris rahang atas dan rahang bawah mempengaruhi posisi
antero posterior gigi gigi pada kedua rahang. Kesalahan yang seling dilal)ukan adalah
membuat over bite dan over jet dengan jarak tertentu t~mpa memperhatikan hubungan sisa
prosesus alveolaris. Posisi Cjnlero-poslerior bervariasi sesuai hubunga~·anlero-posterior sisti
proses us alveolarisi . . .
Palla hubungan sisa prosesus alveolaris rahang bawah yang lebih ke depan dari (ahang atas
sepertj pada prognasi , gigi anteFier-atas tidak Loleh disusun lebih ke labial dari gi~ bawah_
Gigi dapat disusun dengan hubngan tepi.temu tepi(end to end), danmengasah tepi insisal
hingga gigi dapa! menahan gigi tiruan alas pada tempatnya. Pada prognasi yang ekslrim tidak
mungkin mendapClt kontak ant-ara gigi2 di regio insisif, karena gigi anterior alas aka., terletak
terlalu jauh ke depan. Susunan yang normal akan menimbulkan daya ungkit. dan akan
menyebabkan bibir alas ler1alu te9ang_
Prosesus alveolaris yang terlalu ~nggi dapClt menimbulkan masalah , kecuali bila disadari
bahwa gig: asli pernah tumbuh dari prosesus alveolaris ioL Kurangnya ruang antara kedua
prosesus alveolaris menunjukkan bahwa elemen gigi terfalu. panjang • alau dimens: vertikal
tcrialu r~ndah. Namun jika hanya sebagian saja dari proses us alveolaJis yang beJjarak terlalu
dek?!! , mungkin terdapat jaringan fiixosa yang terlalu tebal pada proses us alveolaris. Keadaan
in; sering ditemuk~n di regio tubP,rosita~. ya'll merupakan indikasi tindakan bedCJ.h.
y
I
.-
...
Gmb.1-10 l'jung akar gigi anterior bawah(tanda ponah} lebih ke lingual dan tepi insisal dan
permul\aan labial gigi. Sete/ah resorpsi prosesus alveolaris, efemen gigi harus ditempalkan
lebih ke labial dan prosesus, kalau tidak bibir tak akan diduk-ung dengan baik.
Gigi anterior bawah harus disusun pada galengan gigit hingga permukaan mesial kedua insisif-
1 bawah terletak pada bidang sagital yang sarna de~gan permukaan mesial kedua. gigi
insiSllus-l atas .. Prillsip yang digunakan unluk mcnyususn gigi gigi bawall sarna dengan gigi "".
gigi anterior atas. Bayangan perpanjangan akar gigi anterior bawah harus sedemikian - fit
hingga menuju ked;ilam prosesus seperti keadaan sebenarnya. Cara ini senng menempalKan ~
gigi lebih ke labiai dari ujung akarnya. (Perhatikan profillabial gigi pada model diagnosUk pada '.:
Gmb.1-1O) 74
Pengamatan tepiinsisal. bayangan letak ujung akar, dan proses us alveQlaris mudah dilakukan
<iengan me!~pasKan galengan gigit bawah dan model,dan melihat diatas permukaan labial
sayap labial dari °arah basis galengan gigit ke arah tepi insisal. Jika terdapat kesalahan ·pada
inklinasi labia-lingual gigi, akar gigi terlihat seolah olah tidak memanjang kearah prosesus
° al~larisoSetiap perbedaan bentuk lengkung gi~ dan lengkung prosesus a1veolaris dapat
mudah dideteksi dengan cara yang sarna .Pef1u diketahui bahwa gigiasli tumbuh dari prosesus
alveolaris dan elemen gigi tiruan disusun sedernikian hingga f.an1lak seolah olah akar tumbuh
dari proses us alveolaris ( dengan memperhatikan kemungidnan adanya kehilangan jaringan
tulang karena penyakit •tindakan bedah. kecelakaan atauoresorpsi).
1inggi gigi anterior bawah disusun sementara ,sesuai yang cfdentukan oIeh tinggi gaJengan
gigit. Normal, tinggi tepi insisal ini memungkinkan gigi°ct..as sedkit menl!luPi(overlap) gigi
anterior b$lwah. Sebelum pasang percobaan over iap kira kira sebesar 1,5 mrn. jelas dapat
diubah setelah pasang perrobaan di dalam mutut °
Penyusu~nan sementara gigi-. gigi posterior mengiku5 prinsip yang digunakan 'pada
penyusunan sementara gigi anterior. Penempatan eJemen gigi posterior-sedapat mungkin pada
tempat gigi asH sebelumnya. H~ ini. mudahrnengatakannya tetapi sukar melaksanakannya
ka-ena pedoman untuk meneJlllatkan gigi posterior lebih sedikit dibanclngkan dengan
pedoman untukgib1anterior.KCI'enanya posisi akhirbidang okJusaI.bentukakhir lengkung gigi,
juga panjang adang oldusal tidak dapatcfdentukan sebelum didapat hubuncgfrahana yang
benar dan teJah dpen1csa kebenarimnya. Pem~fiksaai1-pemeriksaan ini panting. dan fJfJ
pOsteror harusasusunsedemikian sehingga berbagai fest (pemeliksaan) dapat tlJakukan.lni
berarti, finggi bidang okIusaJ dan orientasibidang oIdusal sudah hams menttekati posisi j'ang
benar, gigi yang berfawanan harus befkonfak dengan tepat satu dengan lainnya, lengkung gigi
bawah sudah terbentuk der.gan bail'\.
~',e posterior akan terlelak setinggi !f2 sampai 113 bagian distal dari retro molar pad. Dengail r";
:j-
:;erl~ataan lain tinggi bidang oklusal tenetak 213 bagian atas dan rerro filOfar pad (Pound). ::it
Jika gigi anterior ditempatKan dengan benar sesuai kebutuhar. rungsi estetika, maka ~'-3" ~
,okasi bidang ok!usal dibagian distal akan t~rtetaK pada tinggi yang terbiasa untuk lidah. Jika
Didang aklusal terlalu tinggi atau ter1alu rendah, gigi tiruan akan menghalangi gerakan nanna!
,idah yang akan mengganggu kestabilan.
'.
B
j
II
-1i
3mb. 1-11 Tanda panah pac/a A'dari 8 menunjtikkan landa 2 analomis letak rc/atit bic3ng oldusal
11ltcrior ( setinggi sudut muJut ) dan pus:arior saUnggi 213 retromolar pad
Tinggi bidang okluSal di anterior dipenganihi panjanq bibir. ketebalan proses us aiveolaris;
Jnggi prosesus alveolaris, besar ruang prolesa,sudut pedoman inisisaL Mungkin dilemukan
Jrosesus alveolaris di anterior alas yang te.1a1u ijnggi se'dang prosesus alveolaris anterior
bawah ren9ah. atau. sebaliknya, atau kedua prosesus alveolaris anterior atas dan bawah
lama-sarna tinggi a(au rendah. Keadaan prosesus alveolaris in; yang akan mempenganJhi
oknsi hida:;g oklus~1 padabeberapa pasien. Idealnya adalah menempatkar. bidong ini pada
}osisi yang sarna seperti keadaan gigi asli sebelum dicabut. Ruang maksilo-mandibular (ruang
3rotesa), tinggi dan lebal prosesus alveclaris posterior sering mempengaruhi penetapan letak
)idang oklusal walau seharusnya tidak demikian. Seaing bidang oklusa! ditenlukan dengan
nembuat bidang oklusal galengan gigit sesuai denyan ga~s ala-tragus pada wajah pasien.
\Jamu n tidal< merupakan pedoman ~ng tepat karena letak garis ini bervariasi sarna seperli
Jentuk prosesus alveolaris yang bervariasi.
Inklinasi bidang oklusal panting untuk kestabilan gigi timan. Jika bidang oklusal ter1a1u
'endah di anterior atau terJalu tinggi di regio posterior, oleh tekan3n kunyah gigi tiruan alas
3kan ccnderung meluncur ke depan. Yang ideal bidanq oklusal hendaknya paralel dengan
,edua prosesus alveolaris(Boucher}.· I , . .
Orientasi verlikal dan'inklinasi bidang oklusal tidaklah sesederhana dengan cara
nembagi dua ruang protesa menjaqi dua bagian yang sarna besar. Ruang protesa ditentukan
iecara relafif oleh besarnya kehilangan jaringan tulang pada kedua prosesus alveolaris: Jika
,ehilangan jaringan tulang di maksila lebih besar dari mandibula. bidang oklusal harus
jilempatkan sedekat mungkin pada bidang oklusal gigi asli. Bidang oklusal tidak boleh
lit~mpatkan pada jarak yang ~ng~ntungkan proses us alv~oI~s yang leman. Pedoman ya~~ i!.~
)ahng dapal dipercaya adalah tinggr sudut mulut dan lelak tinggr relro molar pad .. Pada saat IRI .'
falam prosedur penyusunan gigi, penelapan ting~ gigi anterior bersifat semen tara dan akan
liubah pada percobaan protesa malam di dalam mulut.
7r..
Posisi semen tara dalam arah buko-&ngual giro-gigi posterior
PC';isi buko lingual gigi-gigi posterior dan bentuk lengkungnya 0 sebelah anterior citentukan
posisi gigi anterior, di posterior oJeh bentuk jaringan pendukung protesa (basal seat) pada
mandibula. Kurva lengkung gigi anterior membentuJr.; lerigkung yang serasi ke arah rig
posterior. Gigi posterior merupakan kelanjutan lengkung gigi anterior hinggadid~at hubungan
yang sesuai baik dengan jaringan tulang yang mendukung dan jaringan lunalc yang bes1contak
dengan permukaan bukal dan lingual rir;;. Bentuk lengkung posterior ditentukan oIeh zone
netra! antara pipi dan \idah. Zone ini merupalcan ruang yang ternentuk akibat kehBangan gigi
dan tulang alveolans. Tekanan pipi dan lidah pada perrnu~aan bukal dan lingual gigi saat
erupsi cukup kuat untuk mempengaruhi bentuk lengkung gigi. Gaya ycng sarna ini akan
menekan gigi tiruan (Grl'b 17-12 dan 17-13): Karena.if.J,J 'pada akhir pembentukan len~ng
hendaknya dipeinatikan.gaya:gaya ekstemal ini..
·1 :f
Gmb1-12 Glgi -gig: bawah Ya"lQ lariatS<: terlau Gmb.1-13 Posisi gigi yang sudah diperbald
ka buka (r) dl3n terlalu ke lingual 0). . dari Gmb.1-12.
' ..iJir::,
IF f
.•:Qj
. \~
'.
.... I ....
J\ 8 C
Gmb.1·14 R, pemoagian ruang antar prosesus Gm~.1';15 Besa- daya ungkit atau rolasi
yang salah; L perrbagian yang benar (X', X2Xl,) yang diterima {fan bidang ok/usal
merupakal fungsi dan jarak antara bidalQ.
oklusal dan prosesus, <fdelaskm.daJam .
rumus: daya uogkit =Gaya{f) JC jer-akdan fulcnrn
77
DaYE.J!ngkit i~~verage) dan posisi gigi·gi£i posterior :~~.!
Ke2daan yang paling menguntungkan adalah jika gigi posterior disusun mendekati permukaan .'Y.
proses us alveoI2:!s. Namun tidak praktis karena ~ngganggu hubu~n lainnya seperti
dimensi vertil<al oklusal, panjang muka, estetik dan ruang yang tersedia untuk Iidah (Gmb 1-14
dab 1-15).
Gigi posterior yang ditempatkan di sebelah bukal proses us alveolaris akan terjungkal pada
penekanan karena posisi keseimbangan yang buruk. Efek keseimbangan ini diperburuk jika
gigi ditempaU<an lebih jauh lagi dari proseslJs alveolaris (basal seal) Gmb1-15. Cara mengatasi
masalah ini adalah dengan mernperhatikan Iokasi permukaan oklusa\ dan gigi-gigi asli dan
menempatkan gigi tiruan sedekat mengkin pada posisi gigi asli sebelumnya. Tetapi hal ir.~
sukar dilakukan jika rahang atas lebih lebar atau sempit dari rahang bawah. Keadaan ini
membutuhkan penanganan khusus pada penyustinan akhir permukaan oklusal gigi-gigi
posteriQr untuk mendapatkan oklusi seimbang. . ..
Prinsip dasar untuk menempatkan gigi posterior dalam prah buko !ingual adalah gigi harus
ct!Jcm(J3tkan mengikuti bentuk sisa prosesus alveolaris. Dengan perkataan lain ~gi-gigi
ditempaIkan pada posisi saat pertumbuhan gigl dan prosesus alveolacis. Caranya ada!ah
dengan menarik naris tegak lurus dari sis; bukal puncak prosesus alveolaris yang membagi
dua tonjol bukai molar-l. Prinsip ini digunakan w<,llau ada perbedaan lebar antara rohang atas
d~m rahang bawah. Karena itu bentuk lengktiilg Can
pCi'sisi buko-lingual gigi-gigi Posterior
ditentukan basal seat rahang bawah, walaupun demik:;n dibutuhkan penyesuaiao jika rahang
atas lebih lebar dan rahang bawah atau lebih sempit dan keadaan ideal. Bentuk setiap
lengkung harus h::mnonis dan kOilsisten dengan fondasinya. Penyusmian sementara gigi-gigi
posterior dapat disesuaikan dengan pedoman-pedoman tersebut
Pemikiran yang berh-Ubungan dengan penempatpn lengkung dan bidang oklusal uapat
diperoleh dengan menggambancan seliap lengkurig seperti'sepotong ka\'~at Iengkung!
lembaran wax yang dapat digeser ke atas dan ke bawah atau ke ctepan , sedang lengkung
dapat dibuat lebar atau sp.mpit
Gmb 1-16 5Cimpai 1- 20 menunjukan beberapa macam bentuk lengkung pada mandibula dilihat
dan atas, yo~g menunjukan beberapa kesalahan Jl?sisi dan lebar serta solusi akhir yang
menguntungkan dari kesalahan-kesalahan tersebut. Car.a ini menekankan pembentukan
lengkung sebagai suatu lahap sebelum menentukan letak masing-mas:~g gig; pada
pellyusunan akhir. Tahap ini akan rnenghemat waktu dar.. . . membantu mendapat hasi' yang
diingi nkan. Umumnya gigi-gigi posterior bawah ter1etak di antara dua garis yang memanjang
dari distal c ke tepi permukaan bukal dan lengual retro molar pad. Un{uk menentukall letak 91gi
posterior dalam arah buko -lingual, Poundmengunakan garis pedoman yang ditarik dari
mesial c bawah ke tengah2 retro molar pad. Garis ini rnerupakan lempat dan sentral groove
P1, P2, sentral [osa M1 dan mesial pitM2 .
,
t
Berb39.ai kontak 8ntara gigi-gigi atas dan bawah 2:·'?n fTl'::1unjukan kesalah~m-kesa(ahan pada
oklusi sentris di da/am mulut saat pasien diminta untuk menarik rahang bawah ke beJakang
kem!Joian menutup sampai gigi-~~ saling menyentuh ~emudian menggigit kuat Sefiap saat
gigl ~~as dan bawh menyentuh dan meluncur hingga kontak maksimal dapat dirasakan dengan
jan. Dari saat menyentuh dan meluncur (slide) akan menunjukan kesalahan yang mudah
dideteksi.
prosesus
79
;.
8eberapa Pedoman untuk Oklusi Sentlis
~da tiga tanda khusus untuk melihat gi~-gigi dalam oklusi senbis (1) gigi-gigi alas menutupi
"':w*~,,Jr.
~
"gigi- gigi bawah; (2)letak sumbu panjang gigi-gigi atas lebih ke distal dari sumbu panjang ggi
lawannya; (3) setiap gigi kecuali gigi insisivus-latas dan molar-2 atas berkontak dengan dua
gigi yang ber1awanan. Spesifikasi susunan gigi ini digunakan untuk mengetahui ketepatan
pencatatan reLJsi sentris dan letak model yang sudah dipasang. Gigi-gigi dipasang sedemikian
agar dokter gigi dapat memeriksa hubungan gigi-gigi atau rahang sesuai kebutuhan.
Ada dua cara pemeriksaan gigi-gigi posterior untuk oklusi senlrik. Kedua prosedur
masih tetap digunakan. Cara yang pertama iaJah dengan menyusun gigi-gigi atas lebih dahulu
pada garis yang melewati puncak prosesu5 alveolaris rahang bawah(crcst line) kemudian
menyusun gigi-gigi bawah sesuai gigi-gigi pada rahang alas. Cara kedua adalah dengan
menyusun setiap gigi rahang bawah atau semua gigi bawah sebelum meriyusun gigi atas yang
sama.Penyusunan gigibawalHJengim-menggunakan garis Pound. Cara kedua ~mungkinkan
gigi-gigi rahang bawah disusun lebih tepat dalam hubungannya dengan sis a prosesus
alveolaris driripada cara yang pertama. Sebagian besar sisa prosesus aJ.veolans melengkung
ke arah lateral dan caninus sampai retro molar pad. Gigi harusdisusun mengikuti lengkung
r3hang untuk men.:lapat ruang !:dah yang maksirnal dan keseimbangan antara le!<:anan otot pip;
dan lidah. Jika bagian posterior d!;lri lengkun.g gigi keadaannya melengkung sebelurn
kehilangan gigi (pada gigi as/i), hubungan yang sarna ini harus dibentuk agar pipi dapat
didukung seperti semula. "
A B
Gmb.1·21 Langkah2 pada penyusunan gigi posterior untuk try in. Cara ini de"ngan sendirinya
mcnhasilkan oklusi sentrik dengan kontak antar IOl1jol yang rapa!. A. premolar-, dan premolar-
2 ata: disusun hingga ter1etak dalam yang merupakan kelanjutan lengkung gigi depan •
pcrmukaan bukal Premolar sejajar permukaan bukal kaninus. B. premolar -2 bawah dipasang
ferlalu tinggi pada wax cair/lunak, dan articulator ditutup untuk menekan gigi lsb kebawah
hingga rncndapalkan posisinya yang benar.Wax cukup lunak hingga gigi masih dapat di rotasi
atau dimiringkan.
Penyusunangigi posterio'r untuk pasang percobaan gigi tiruan malam di dalq.m mulut,
ditunjukan didalam qambar 1-21. Suatu cara penyusunan gigi posterior yang lain adalah
slIsunan gigi non aJlatomis yang dijelaskan di dalam Bab 3 da(~ Gmll 3·34 dan 3-39. Metode illi
febill mudah. karena permllkaan okfusaf gigi-gigi posterior memungkinkan kebebasan
mencmpalkall gigi-gigi clil/ilm ari.lll allicro posterior maUptlll dafam arall buko·/,ilgual. .....
...
Ucrikul ini a</alah pcnjelil:;;m Icknik yang dianjlJrkan unluk menyuslJn giOi yang bertonjol : :;1-
" "
Kurangi tinggi segmen posterior galengan gigit pada satu sisi. dengan rnempertahankan tinggi ..'4r;t
J¥'
galengan gigit pada sisi lainnya. Maksudnya untuk menyediakan tempat untuk gig pada satu
sisi sambil mempertahankan dimensi vertikal galengan gigit pad a sisi lain.
80
c o
-..
.
.1
A
:.
Grnb.1-21Ianjutan C.: moIar-1 bawah dipasa."lg hir:gg~ berkontak dengan premolar -2 dantonjol-
lonjol ~ukat dibagidua oleh garistegak lurus dari bukaf prosesus .0, Molar-1 alas dipaSQng pada wax ..-_
cair lebih tinggi. Artikulalor ditlJlup unluk manekan gigi tsb ke dalam wax yang Junak. Sementara
aruku/atlJr ditutup,telunjuk dapal digunakan un1~k rnenahan gigi di bagian servikal hingga gigi
mendapalkan posisi,intercuspasi dan inkUnasi yang benar..
E. moJar-2 bawah dipasang dengan cara yang sarna seperti moIar-1 (C)Jari-diguna.~an sebagai
tefqllale untuk memaslikan serrua tonjol saling~rkootak dengoo harmonis dan letakbidang oldusal
m~ekati puncak retromolar pad. F. tonjol-tonjol bukal gigi bawct\ terletak sesuai Jengkung prosesus.'
G. roolar-2 a~ dipasang.sedikit lebih 6nggi dartbidang okJusal dalam wax yang lunak. KentJdian gigi ..
dilahan pada bagianservikal dengan jari kits sambl1 menutup artikulator.
lunakan wax di bagian distal gig; caninus atas guna membuatsocket oottik gigi premolar-1.
Servikal premolar-1 d~patkan pada bagiangalengan gigit yang sU(lah diambll dan
dilunakkan waxnya hingga sumbu panjang sej"ar permukaan bukal.caninus_Tempalkan
premolar-2 atas ke <lalam waxyang sudah mencair padagalengan gigit alas dbelakang
prem>lar-1 dengan l\edudukan dan panjang yang sarna seperti prarotar-1 •.
lUflakan .dankeiu3!kao wax ~a;i ga(engan9gitbawah;tep~tdi bawahpeanukaan proksimal .
kedua.~·atas. Tempatkanujung-servikaJ fj!jprernolar.,2 bawah pada ~wax
~angigi~yan9 stu:fahtJialllbil wax hingga iefa~oya lebih tinggLKemudian katupkanfa1l
81
.'.
"
'0
artikulato( h:iiggJ gigi aias menekan gigi ini ke dalam wax. yang m(}sih lunak. Tahan dengan "~
jan pada bagian su\'ikal gigi agar tonjollingual gi']i ietap (;-t!rkontak dengan kedua gigi atas.
':~.:.
Lunakkar, wax di distal premolar-2 bawah untuk molar-1 kernudian tekan bagian servikal gigi
inii kedalam WClA. Aturlah gigi tsb dalam arah buko-lingual sehubungan dengan letak puncak
proseslJs alveol2ris at2u Dada garis Pound. Tekan molar-l ke bawah dalam wax hingga
pennukaan oklusal miring I<e arah puncak retromolar pad. Kemudian kalubkan artikulator yang
tlkan rncmbuat bidang miring mesial tonjol molar-l berkontak dcngan bidang miring distal
tonjol pieITlolar-2. Kontak gigi tidak boleh mengganggu posisi molar, Jik q hal ini te~adi tekan
gigi molarlebih jauh kedalam wax.
Lunakkan wax untul< temp at molar-l atas dan pasang gigi' ini seperti gigi lainnya. Pasang
bagian serviks gigi kedalam wax lunak, sambi! menahan gigi, kalupkan artikulator agar
permukaan oklusal gigi berkontal<.
Lunakkan wax untuk tempat mofar-2 bawah. Tekan gigi ini kedalam wax dengan hubungan
buko-lingual yang diinginkan, aturlah toojol-tonjol..gigi dengan molar-1 hingga mengarah ke
puncak retromolar pad. Jari lelunjul< yang yang diletakkan diatas permukaan oklusal pada saat
ini dapat menunjL;l.:kan kesalahan letak tinggi lonJol pad a penyusunan. Perbaikilah scsuai
kebutuhan.
Lunakkan wax untuk molar-2 atas dar. tempatkan gigi ini kedalam wax lunak(tetapi 1 mm.lebih
tinggi). Kernudian ka1upka~ artikulator sambil menahan serviks gigi atas dengan jan. Cara ini
akan mengoklusikan gigi dan posisi molar dalam kedudu~an oklusi senbik yang benar.
Gunakanlah spatula panas untuk. menutup seluruh serviks gigi wogan wax.
Ulangi prosedur ini pada sisi lainnya.· . :
Setelah ~'!ax dingin ukir atau hal(.!skan wax yang berlebihan, hingga siap untul< mencoba
protesa malam. Oklusi disesuaikan hanya untuk okiusi senbik pada pasang percobaan didalam
lIIulul. . . ' .
Gigi-gigi posterior harl'S disusun lagi unluk mendapatkan okJusi seimbang pada posisi rahang
lainnnYCI.setelah dilakukan verifikasi hubungan lahang dan penyusun~n ai<hir gigi gigi anterior
untuk estetika. F'emasangan gigi posterior pada dasamya meiupakan masa/ah mekanis,serla
posisi arah antero-~osterior tergantung dan penempatan gig; anterior_ Perubahan posisi gigi
anterior un!~k esteiika akan mengubah 'seluruh susunan gigi posterior. Jika susunan gig;
anterior sudah dapat diterima, maka posisi akhir a!"~h antero-posterior gigi posterior siJdah
dapat ditefitukan. Setelah penetapan posisi gigi anter.or didalam' mulut, posisi ini dapat
digunakan untuk menentukan besar gigi posterior. Namun. gigi posterior jika dibutuhkan masih
dapat diubah. Ruang anf.ara distal. kaninus sampai bagian mesial dan retromolar pad
merupak-Cln ruang dalam arah antcro-postelior yang dapat ditempati gigi.
Panjang serviko-oklusal digi posterior ditentukan oleh lebal dan tinggi prosesus alveolaris.
Pada maksila tidak ditemukan tanda anatomis yang dapat digunakan unluk menentukan besar
gigi. sedang pada mandibula bagian yang miring ke atas dart perT!lukaan prosesus alveolalis
merupakan batas paling distal dari gigi-gigiposterior.Perfetapan akhir dari susunan gigi-gigi
anterior yang menentuk.an batas anterior dart oklusi gigi postelior.(Gr1.lb_1-22). Balas distal gig;
posterior ditentukan oleh b3gian pennukaan prosesus alveolaris yang miring Ice atas. Batas ini
dapat terletak lebih ke depan sampai tempat molar-1 yang nonnal. Pemasangan gigi di alas
bidang miring ini, mengakibatkan gigi timan meluncur ke depan pad a tekanan kunyah. Oalam
kUi:idailll lfIi salah satu pi emolar alas dan bawah, alau rnolar-1 Udal< dipasang unluk
mcncegah pemasangail gigi di atas proses us alveolalis yang miring. .~: ..
.~
'Lebar buko lingual gigi-i1igi posterior /ebih sempit dari gigi as/i, untuk mengurangi beban : "'-;-
kunyah dan memper besar ruang gerak /idaho Perhatikan , umumnya lidah menjadi lebih besar •. dS..
.. ~.
.!I'~ .
"arena reorganisasi otol intrinsic lidah akibat kehilangan gigi" posterior yang tidak diganti.
Diameter buko-lingua! gig; yang lebih keci! juga rnem~ntuk sayap lingual yang lebih
, 0")
,
Gmb.1-22 Menentukan ukuran \)igi posterior yang sesua. Garis vertical menunjukkan tepi anterior dari
r3lromolar padGigi posterior tidal< bo!eh dilerTllalkan diatas retIo molar pad ~au pada perrnukaan
prosesus alveolaris yang'rriring ke alas.
Umumnya estetika dan daya ungkit bedalan bersama-sama. Lengkung gigi yang'tedalu leba"
di regia preroolar menimbolkan' kesan gigi yang .terfalu banyak, selain itu menimbulkan daya
ungldt yang' bef1ebihan di regio premolar. .
JikasemuadhianteriordisustJn ~ajar saW ~an l~inllYa 1>adasetiap inkJil¥J$i 4an rolasi,
dell9an'kelidakteraturan,yangsemptiR)adan simetris akanterlihat aneh. ~an mem~
ketidakterafuran paea gigi anterlor,walaupundemikan~befarfitanpa poIa. . . . 8:
..
to. B
c o
~
.t.: ~
~f"!-·.
':' r' -:
..~~."'~
" '-~.' . < ·1·•••~-~.']II""-
.........:17',4 .':<A~·.,
: . . -- ••• __ "-~
...;- - .-
~1' : . ·'C.
E 2" :.:'(.: F
~ .. :-····I:..f2:?l~h~~~
~ri;~
M-;:...!./~~"~'- . ~ ':~H>; . ~
..i..:.":..~P~J~
Gmb.1-23 A sampai C. Pas1eil Unltlf 55 [ahun yang lelah menggunakan gigi tiruan selama 15
tahundibual gigi tiruan yang bam dengan bidang oklusal yang lebih linggi. D. Ini rTlGnyebabkangigi
anterior lidak terlihat, E. Ruang untuk lidm yang sefl1)it, F. bidang oklusal yang Cnggimenyebabkan
pasien tidal< dapat menggunakan gigi firuannya, dan fidak mall lagi monggunakannya pada usia 56
lahun. '- ....
yang akan membuat seseorang tampak menarik. KctidaJ<teraturan dapat diguna~an agar gigi
tiruan tampak alamiah. Supaya efektif, kefidakteraturan dihubungkan dengan bentuk lengkung
dan garis luar wajah. Perubahan detail dlakukan pada saat pasang percobaan. Setiap bentuk
kc\idakfcraturan harus sesuai dengan salah satu bentuk yang terdapat di alam. Misalnya, jika
dua gigi disusun miring atau saling tumpang tindih, posisi harus sedemikian rupa hingga akar
kedua gig; tidak saling mengganggu juga dengan gigi tetangga. Suatu hal yang tidak. mungkin
untuk dua benda menempati satu ruang yang sarna walaupun secara imaginative.
Kesalahan umum
.•• _.l·
prosesus a/veolarts kemudian mengok!usikannya dengan gigi bawah, dengan akibat susunan
gigi bawah melengkung ke lingual di regio roolar-2 yang mengganggu gerakan lidahhingga
menyebabkan lepasnya gigi tiruan penuh bawah.(5} gaga! menempalKan tinggi bidang okJusaJ
pada tinggi dan kemiringan yang sesuai.(6) Penetapan bidang oklusal dengan hanya
menggunakan garis· sementara pada wajah dan (7)1idak merotasi gigi anterior untuk
memberikan efek sempit
.....
"
85
PENYEMPURNAAN DAN PEMERIKSAAN KEMBALI (VERIFU(ASI)
.c:r.
HUBUNGAN RAHANG ::iil;'
•• l~.
Dimensi vertikal dan relasi sentris pada rahang yang sudah tidak bergigi mula-iTIula ditentukan
dengan galengan gigit (Bab tentang DV) ,kemudian dipasang di artikulator. Setelah penyusunan
sementara elemen gigi tiruan pad a galenmm gigit, perlu diperiksa kembali ketepatan hubungan
rallang yang ditetapkan dengan galengan:gigit. Bila·terdapat kesalahan , perbaiki , kemudian
periksa lagi kebenarannya.
Sebagai dokter gigi kita harus menganggap penetapan hubungan rahang mula-mula tidak benar,
sampai dapat dibuktikan kebenarannya. Sikap dokter gigi yang cenderurm menganggap masih
ada kesalahan pada penetapan hubungan rahang yang pertama penting dalam proses
penyempurrl(}an dan verifikasi hubungan Tahang. _
Pasien diminta untuk melepaskan gigi tiruan lamanya, ppling tidak 24 jam sebelum penetapan
hubungan rahailg. Hubur.gan rahang kemudian- dipeiik~a -dan -disempurnakan lagii -pada -saat
pencobaan gigi tirl1an malam. Namun , umumilya pasien menganggap permintaan ini tidal< masuk
akal. Alternatif lain yang dapat diterima adalah -dengan melapik{reline)'sementara -gigi -timan 1ama
dengan bahan yang lunak. Kedua cara ini memungkinkan jaringan pendukung berada dalam
keadaan istirahat dan dalam keadaan yang sarna -seperti -pada waktu cetaka~ ke -dtla. jika cara ini
diabaika/'i keadaan distorsi jaringar. hmak dapat menghambat pencatatan hubungan rahang ycmg
lepat. Hampir tidak mungkin untuk hanya menekankan ppntirgoya h!Jbungan rahang,
penyempurnaanya dan pemeriksaan kembaJi saja. Karena faktor penampiJan, kepuasan pasien,
oklusi gigi-gigi ,dan kesehatan jaringan penunjang, langsung berhubungan 'dengan ketepatan
hllbung~n rahang. -
Muia-mula pasang gigi tiruan malam rahang bawah diil<uti pema~angan gigi tiruan malam pa'da
rahang atas ,-Setelah itu pasien diminta untuk-rnenutupmulut-{ringan)-hingga:'frenum 1abialis mas
tetap bebas, hal ini perlu sebelum memeriksa hubungan antara bibir dengan gigi. Jika gigi ti!1Jan
menekan frenum, lekukan labialilarus--dibuatiebih-dalam.
Selanjutnya dilakukan penetapan sementara oklusi sentris. Mandibula dituntun gerakannya ke
arahrelasi sentris dengan cara menempatkanibu jaripada dagu dan meminta pasien untuk _
menutup dan membuka mulut sampai pasien dapat merasakan kontak oklusi yang pertama kali
pada gigi belakang .Mula-mula-pasien diminta 'untukmembukaiian menutup mulut danberhenti
pada konlak pertama, kemudian mengulangi gerakan tsb, pada saat terasa,terjadi kontak pada
salah satu gigi , dilcruskan sampai menggigit rapLll. Proscdur ini ~kanlllcnu,~ukkan kC50lahan
~ada rcla:;i scnlris dcng::m adClnya konlak dan 'sliding!(,TIcluncur) dianlara gigi gigi alas dan
bawah. Kesalahan pada relasi sentris dapat menghainbatpemeriksaan hubungan vertikal.
Dimensi vertikal oklusal dan dimensi vertik~:l1 fisiologls perlu diperhatikan dengan seksama karena,
PQs.isi akhir gigi-gigi anterior dan posterior sebagian besar tergantung ~ari besar ruang dalam
arah vertikal. Namuri, tak ada satu cara pun yang dapat menentukan dimensi vertikal oklusaf
dcngan tepat. Penerimaan pasicn akan hubungan vertikal tcrgantung dari pengalam<ln dan
86 ~ -
keputusan dokter gigi. Walaupuwdemikian"faktor yang menentukan hubungan ini dikatakan
tergantung dan
1. Catatan pra pencabutan
2. Jarak antar-ok/usal yang biasa untuk pasien • baik sebelum atau setelah kehilangan
gigi, atau pada gigitiruan yang lama.
3. Fonetik dan estetika
4. Jarak antar-ok/usaf diantara gigi saat mandibula berada dalam keadaan istirahal
5. Pengamatan berbagai'dimensi fasiaJ dan"eksprestfasial
6. Panjang bibir dalam hubungannya dengan gigi-gigt .
7. Jarak antar lengkung rahang dan 'kesejajaran dari prosesus alveolans. pada morel di
artiktilator.
8. Kondisi dan besar resorpsi proses us a~veolaris.
Kl)mbinasi dari faktor2 tersebut diatas dapat digunakan cniuk menetukan Oimensi vgfikal yang
dapat diterima pasien. Uraian berbag,ai teori dijeJask2n dalam seoolumnya. Jelas bahwa
pemeriksaan kembali hubungan verbl\al maksilo mandibularmerupakan suatu1antangan
dan membutuhkan perfimbangan berbagai faldor oleh Ookt~r gigi.·
,
....
Pemeriksaankembali
I
CYerifikasi)-Relasi Sentris.
Setelah penetapan dimensi vertikal ; relasi sentris diperiksa kembali. Hal ini dapat -difaktlkan
melalui pen~matan intra oral ftubungan antar tonjol atau caraekstra«at.pada artikutator.
87
::t
'~f
Pemeriks3tln hubungan antar tonjol dl dalam mulut.
Pemeriksaan tepat at:lu tidaknya relasi sentris sem':!ntara adalah dengan cara mengamati
hubungan antar tonja! pada saat pasien menutup mulut sambil menarik rahang bawah sejauh
mungkin kebelakang dan berhenti pada kontak pertama . Pasien dituntun ke relasi senbis
dengan cara menempatkan ibu jari pada permukaan anterior - inferior dagu dan kedua jari
telunjuk menekan sayap bukal gigi tiruan malam(Grnb. 2-1). Dengvn jari lelunjuk dokter gigi
mcmeriksa apakal1 gigi timan ma!am pada rahang bawah dipasi'lng cla!;:1m arClh infero posterior.
Pasicn mcnarik rahang bawah sejauh mungkin kebelakang dan menutup hingga gigi posterior
bcrKolltak ringan. Pada saat gigi mulai berkontak jari telunjuk d0kter gigi diangkat dan sayap.bukal
gigi tiruan. Tekanan pada sayap bukal atau bibir yang tertarik o!eh jari telunjuk dapat
mennyebabKcm tergesernya gigi tiruan bawah ke posterior. Kemudian pasi~n menggigit kuat- .
kuat.Setiap kesalahan pada relasi sentris akan jelas terlihat sa at gigi-9i9i meluncur diatas satu
dcngan lainnY<3, leruta.ma pada penggunaan gigi anatomi::. (gmb.2-2~. Pada waktu menutup mulut
Y,1I1 9 kcd\lcl kali dengan instruksi yong sarna dan menghenlik;:ln ~Jer;:lkcm rahang pad a kontak gigi
ynng pert,lma , mernungkinkar. kita untuk melihat seliap kC5etl;-than !;CCClret vis\lal.
KesafahclO pada pemasangan model di artikulator dapal menycbabkan beberapa gigi tidak.
berkonlak saat kontak pertama. Apabila pasien menghentikan gerakan rahang pada kontak .
pertama kesalahan dapat dilihal dengan adan¥< ruangan an lara gigi atau beberapa gigi atas dan
bawah . dan gigi yang seharusnya berkontak. Besar kesalallan yang dapat dilihat dengan cara ini
akar. !ebiti nyata diantara kontak2pada bidang miring. Semua g;gi yang berokJusi serempak pada
al1ikulator harus sarna keadaannya di dalam mulut. jika tidak, cara observasi 'konta~ dan slide'
dapal rneml)uktikan adanya kesafahan pada pernasangi:ln lIIodei kerja. .
~.
Gmb. 2-2 Kesalahan pada CO karena kesalahan pada relasi sentries, menyebabkan kontak pad a lereng
lenjol, 8 Kontak selanju(nya memungkin gigi moluncur ke oklusi sentries, A. Linlasan pada waktu menulup
mcrupakan Icngkung C dengan sumbu condyl yang paling posterior
Setelah diketahui adanya kesalahan pada pemasangan model di arlikulalor, lakukan pengamatan
awal untuk estetik . Jika gigi anterior tidak ditempalkan dengan bcnar untuk mendukung Libir, .
. posisi gigi ini dipcrbaiki. KemudianjJerhatikan tumpangJj!.M gigi anterior. Hal ini penting karena
RR
,"
Cara yang Jain adalah dengan galengan gigit dari maIam lunak yang digunakan untuk mengganbKan gigi
gigi posterior rarm -sudatr dilepas. { -gaIengan °ooit :dapahjibuattmblkomenggantikan ~ur~ll-gigi posterior,
atau dapat digunakan sualu ~luk tripod dan ma:arn lunak (Gmb_ 18-3). Pasien dibJnh.ln ke posis.~;aha;ig 0
bawah yang paling ke'belakang pacta dmensi vert"kal yang ditentukan, -scr.:!1Jlgi -postefiol-atas nl9nggigit
diatas malam lunak dari galengan gigil 0
Model rahang bawah dipasang kernbali pada artikuiator. dan gigi gigi posterior dipasang olagi dalam
keduollk3fl ckJusi sentrik.
Ga/engan gigit dengan gig;ogig; dalam keadaan oklusi sentrik yang sudah rapat dapat dipasang
k~mbali ke datannnufut. i..alrukan -pemeriksaan yang-saina seperti -sebelumnya. ilika -gigH:erofduSi
dengan sempuma dan serempak , saat-rahang bawah bergerak sejauh mungkin kebelakang,
re/asi senbi$ o-yang dipasang -diaitikl1!ator -dianQ.9ap -renar. Hams 1erdapatkontak -merata yang
simultan pada ke dua sisi, baik di depan dan di belakang, tanpa ter1ihat adanya 'touch and slide'.
Dengan prosedur ini penting untuk dokter gigi mencari keslahan pada pencatatan hubungan
rahang sebeJumnya. Catatan hubungan rahang harus dianggap tidal< benar kecuali tidal< 0
ortemukan adanya 'lauch and slide pada okJusi. Seluruh prosedur harus diulang sampai tidal<
0
ReJas; senbik dapat diperiksa kembali dengan metode ekstra 'Oral yaitu pengam~n lebih banyak
dilakukan di artikulator dan pada di da/am mulut. Tehniknya mudah dan tampak menarik, ~pi
penggunaanya mengabaikan satu atau dua faktor. Suatu regiSir~i felasi senfrik dan rna/am lunak
ditempatkan diantara gigi gigi yang berfawanan. Gigi 9igi tidak sampai menembus maJam jadi ,f
• :il
.ag
Gmb. 2-3 Inleroklusal record untuk CR dan wax lunak dibuat unluk memperbaiki kesalahan pada
pemasangan model pertama di arliculaloLGigi gigi bawah dilopashingga lijJdak' lordapaL konlak anlara gigi
alas dan bawah. Tumpann gigil gig; -anterior -digunakan -sabagai ·pedoman -unutk Dvpada pencatatan CR -
Tripod wax lunak ditempatkan sesuai tanda panah pada gambar.
90
Gmb.2-5 Gigi -tiruan yang-sarna sepec1ipada Gmb1-4 untuk pemen1<saan oklusi Pemeriksaan oklusi
antara gigi secara klinik tidak setepat pemenKsaan diluar mulut
::i:;
Gmo. 2-6 Lapisan kedua aluwax yang sudah dipanas Gmb.2-7 Kedl!a !apisan aJuwax _disaluka.1
kan, ditempelkan pada lapisan perfaryla,yang ~belum dengan mengguna~an- pisau J-a;-:g panas
nya sudah ditempelkan pada gigi2 posterior •
antero-inferior dagu tida!'\ dibawahnya: pasien dillintun untuk melakukan gerak engseJ dan
:nenutup ringan ke da/am wax(Gmb.2~9). Saat mulai berkontak, ke duajari teluojuk diangkatdarl
sayap bukal. Pasien kemudian· menggigit wax hingga· didapatkan index-1'ang--baik(Gmb2~10)
Perhatikan agar pasien tidak menggigit wax hingga tembusdan tedadi kontak antara_gigi Jika satu
cara untuk retrusi tidak dapat dilakukan gunakan cara laln.Pada setiap kasus tekanan oklusaf
yang minimal harus diberikan pada \yax. "-
Gigi tiruan rna/am rahang bawah kemudian dengan hati-hati dikeluarkan dari dalam mulut
dimasukan ke dalam air es untuk membekukan w~ (Gmb.2-11) Penting ag~( jejas _gigi lawan
keras , kira-kira sedalam 1 mm. tanpa penetrasi gigi atas (Gmb.2-12). Jika terjadi·penetrasi,· .
tampaknya tetiaqi ok/usi ya_ng deflektif dan bergesernya basis atau__ perubahan daiam arah
horizontal dan vertikal dari relasi maksno mandibular. Gigi tiruan yang didinginkan dipasang
kembali ke dalam mulut kemudian pasien dibimbiog untl!k mendapatkan relasi senbis. Catatan
hubungan rahang dapat diterima jikagigi tiruan malam tidak .terangkat atau terputar -dari kontak
pertam hingga . kontak maksimal (Gmb2-13). Jaringan lunak yang
- . bergeser
. dibawah gigi tiruan
malam' harus diperhitungkan saat mengevaluasi kontak.-Jika terdapat kesalahan pada pencatatan,
prosedur harus diufangi lagi. Setelah wax didinginkan, gigi tiruan malam dipasang pada model
91
:\
",4..
. I
"of. •
.. ;:
':·F
:"1
\'.,
..
'mb.2-8 Hanya aJuwax yang dice/up dalam air Gmb.2-9 Mandibula diltmtun ke CR dengan
5t\°C sclama 30 delik ibu i?ri pada bagian anl.eroinferior dagu
dan teiunjuk menekan glp bawahkebawah
kedepan.
3mb.2-10 Pasien ·diminta unluk -menggigii -kuat pada wax -yang -sduah dilunakkan. Telunjukdiangkat-sedikit
laari permukaan sayap pada saat jni.
:emudian artikulator dikatubkan pada relasi sentris~ glgi gigi yang berlawanan harus tepat masul<
:edalam indenias; dari segal a -arah .(a nft;rior, posterior, -lateral dan vertikal) (Gmb.2-14). Kalau
;atatan an tar oklusal relasi sentris mula2 dan check bite kedua-duanya benar akan terlihat gigi
Jig; akan tepatmasuk kedlam indentasi . . .
lika gigi -gigi lawan tidak tepatmasuk kecalam indentasi dan catatan hubungan rahang yang baru,
>€rarti terdapat kesalahan pada pemasangan mula-mula atau pasien tidakmenggigit deng~n tepat
:edalam wax antar okfusal. Untuk memeriksanya gigi tiruan malam (yang didinginkan~ dan wax
ecord dimasukkan ·.kemba/i ke dalam -mu!ut dan· ketepatannya -diperiksa kembaJi. -seperti cara
,cbelumnya. Jika pencatatan hubungan rahang tampak benar di daJam mulut, berarti terdapat
:esalahan pada relasi senlris mula-mula danl atau kesalahan pada pemasangan model di
.,
.
92
l~~i.~;;!t· :::
,..": .
....
Gmb.2-11 GlP percobaan bawah dengan aluwax Gmb.2:1.2 catatan oklusal harus kira2 seda-
didinginkan dalam air es untuk beberapa lam 1 mm. Tanpa penetrasi gigi
manil gigi dibawahnya.
~ ". r 1
\'. 'f(
~
1
.
.,'r ~. •
Gmb.2-13 Pemeriksaan kembali ketp.~Cltan catatan wax anlar oklusal secara klinis.
arti~t!lator. Da!am hal ini rr.odel {ahang bawah harus dilepas dan artikuJator dan model dipasang
kembali c!engan menggunakan cat-atan antar oklusal yang terakhir. Pemasangan baru ini
kemudian dipenksa·kembali untuk mmbuktikan kebenarannya.
Jika reg:strasi mula-mula (relasi sentris awal) dibuat dengan plaster atau pasta registrasi. bahan
yang sarna hams digunakan untuk veritikasi ketepatan pemasangan ·di artikulator. Sarna hafnya
jika malam yang digunakan maJam juga yang digunakan untuk verifikasi. Namun • lebih mu~ah
terj~di distorsi pada mal am waktu melepaskan catatan hubur.gan rahang dari dalam O'iulut dan
memeriksanya di artikulator. (Gmb.2-15).
93
. :.;.~
'.~ .
.1
J
ii-
...... 0
,,_ ~ ... Co
6"','-c= -~~V~~'
o ',;, / ~~'\t),
~O ; 'i' I ' . io
---
I \ \
;>(1 II -
Hi 'Sh-
Cmh. 1-15 Calalan anlar oklusal dcnl~'n gips digun:lkan untuk t11cll1crik!;'1 kcmbali kClcp;ll;m CR y:lIIg
sudah dilcl;;pkan -scbclumllY:1 si nrticulator. LokClSi kondillls :lrliculill<)r y.lI\& hcrkonlllk dCI~gan dinding
postcrior, later;)! dan superior d&lri (cmpat kondilus articulatOr -mcnunjukJ-an penctapan CR scbclumnya
sccara klinis idenlik dcngan pcnclap.1n pada pemeriks:-.alfulang.-Hingg.1 dianggap hubungan model P.1da
articulator sama dengan CR. .
94
A
ESTETIKA DAN FUNGSI PADA PENYUSUNAN GIGI-GIGI ANTERIOR·
Pada keadaail yang normal beri>&'Jai sbuktur ana~o~t wajah berkembang bersama2 dan dalam
futJgsinya. saing fargantung saw dengan'lainnya seumur hidup seseorang. Keadaan yang dapat
meinutuskan kompleks homeosla1ik ini dapat kare~ perubc:han yang relatif sedikit, seperti Itontak
oklusal deflekff yai1u kontak yang dapa mendorong mandibula un1uk menyimpang dari "'si'kus
gerakanriya, sampai perubahan seperti pencabutan gigi y.ang mempengaruhi bentuk dan fungsi
secara drastis.
Pemasangoo gigi yang sesuail harmonis deng~ wajah dan fungsi jaringan sekifamya
merupakan suafu fantangan • Gigi1Jigi fidak hanya harus memilild benfuk, u1curan dan wama yang
!•
sesuai dengan wajah.Qgi haNs merupakan komporiert yar1g berfungsi dalam 1ngkungm jarirI'j8n
hidup yang leqJantung dad posisinya ya.,g tepat untuk memenuhi fungsi.yang normaL Penempatan
gigi yang tepat merrungkinkanpasien mempertahankan identi!as wejahnya sepal p2da wa1du
masih bel9igi. FakiDr peniing agar.pasien d~zt menerima gigi firuannya adalah kernalt1Juan
pasien untuk me~ookan e~ wajahnya yg normal
Perawatan pas;en yang memei1Jkan gig; tiruan penuh lebih banyak berhubungan dengan
masalah estetika. Penampilan sep8".Jh wajah bagian bawah sepenuhnya terg~ng dari gigi tiruan.
Umumnya mudah untuk mengenaD seseorang dengan gigi tiruan yang kurang baikperobuafannya
(Gnb:3-1). Bibir afas yang tmpak tipis dan jatuh kedalam, dan kefihatan nya lebih panjang. dengan
tepi merah bibi" yang tipis adalah ciri khas salah menempaikan gigi an1erior,yai1u penelq'J8lan yang
terlalu kedalam atau, karena dimensi vertikal yang terlalu rendah. BiNr yang tarrpaknya tegang dan
berterut serillg menunjukkao adanya usaha pasien un1l1k mencilan gigi tinlannya pada fampatnya.
Sudut mulutyang tan'lpalc;-jafuha menur~kkankesalahan dalarn benluk dan penempatan lengkung
"'
gigi 2 anterior, tepi sayap gigi firuan fang tipis, dan ~ seeing karena dimensi vertikal yang bialJ
rendah. Penampclan yang lebih lua dan·usia sebenamya, Udak ~ disebabkan oleh usia ifu seqdiri
t~i oleh kurangnya dukungan pada bibir rian pipi skibat kehilangan gigi atau salah menerq>atke.l
gigi-gigi Bibir bawah yang 1arr1>ak tertalu penuh dapat karena lengkung gigi bawah terlalu lobar afau
karena hilang &tau kUl3'lg ter1ihafnya sulkus menblabiais.. Hal iti meriunjukkan bahwa penempatan
gigi gigi an1erior bawah tedalu ke fngual afau 1epi sayap .labial yang ferlalu panjang afau febaI.
9S
~-i
Kontur bibir terganhmg struktur didalamnya sefta dukungan dan gigi-geligi, jaringan Iunak atau basis
gigi liruan yang berada dibelakangnya. $aat kehilangan gigi gigi asli, tanda anatomis dan jaringan
sekitar wajah mengalami perubahan Untuk. mengembalikan penampilan dan furlgsi yang normal, gigi
tiruan harus menempati temp at yang sama seper1i gigi asli yang digantikannya.(Zafb
. . dkk.)
.\
Gmb.3-1 A. Bagian bawah wajah kehiangao konturnya yang normal. karena hilangnya dtl<ungan untuk olot
O~bictiaris oris serta otol2 yang berhtbung,," dengannya. B.Kontur labial dikembalkan dengan benar.
Porbakan penampian largsung berhubungoo dengoo penernpalan glglliruan serta dukungan dan banluk
basis 9igi tiruan. C
Panjang bibir, tebal, bentuk dan mobilifasnya herbida-beda pada setiap pasian. Perbedaan ini
mempengaruhi Juas pem1ukaan gigi anterior atas yang terlilat pada waklu berbicara dan betbagai
oksprosi filsial. Sam mandibula borada dalam keadaan istimhat. bibir umurmya saing bettontak dan '
sedikit ke depan, memperiihatkan bagian 1epi merah bibir. Lekukan verlikal di atas bagian tengah bibir
atas disebut filbum. dan lelwkan dibawah bagian tapi manti bibir bawah dan dagu disebul sulkus
,.
96
iC.
",
:1;~~h!::~ialis (Gmb.3-2). Salah menempatican gigi anterior atau kesalahan pad a basis gig; liuan
yang /llefIdukung btir akan mengubah penampilan yang normal dari tepi merah bibirj filtrum dan
sulkus menta labialis pasien yang sudah tidak bergigi.
Sulkus nasa labialis adalah lekukan pada kufit muk.a yang berjalan miring keluardan kebawah dan
kedua sayap hidung sampai di sebelah luar sudul mulu~ angui ais}. (Gmb.3-2) Serat-serat otot
Zygornalik berasal dan os. Zygomatik turun dan membentuk sudut kebawah dan i\edepan untuk
masu~ ke sudut mulut dan bergabung dengan m. OJbicularis oris.
Gmb.3-2 Tanda analomis wajah • ANares. B. lurna Oris, C. fiJit bawah. D. Men,urn,
E. Sul<us mento labia/is, F. AngUus Oris. G. Ba)i;< alas. H. Fil:um,
I. Sulkus Naso labia/is, J. Ala Nasi
97
~~~
~~~f.t
.
.',~
; .... ~.
mempertahankan Iengkung semula serta jaringan sekitamya. Jadi sulkus naso labialis hams
dikembalikan pada kontur semula. .
' .
. :,
Gmb.3·J Piramid polifungsional. A. Lapisan otot slIperfisial. OOe OrQiculC'jris oculi; J?r,.froccrus; N, Nasalis:
OS, Quadralus labii superior; an, angular head; ih, infra orbilal head, zh zigomata< heat DN daalor naris; DSN
r.
depresor septi nasi; Z. zygomatik; R, risorius; 00- • Qroieu;ariS oris; tri<:V19uaris; OIl, quadratus lebii inferior ;
P, plalysma. B. DoN Dorsum nasi: AN, ala nasi ; AI'N"a~!x nasi; ON. Oasis nasi: NS, Naso labial sulcus:
PI, ph~trum; M xL. bibir atas; Tu tubercle RO, rima oris; AO, angului oris; HZ zone merah·bibir atau vermilion
border, Mill bibir bawah ; MS. sulkus menlo !3bialis; Me. menturr.(Qar"i: MArtone AL, Edvyards LF: J.Prossthct
Dent 11:1009·10018.361).
I~
I~
Fada sebagian besar pasien ~dut Q!!Ji; terle!!3~.~~~(IggLg9.g[C!n fengahnya tetapi, g2.05 bigJr lidak
hC!~lIS berbentu~:.garis lurus. Oibir alas bersandar pada fh~nnuka;;ln labial gigi gigi anterior aCas., dan
l>ibir bawah pada permukaan labial gigi anterior baw~h da~ tepi insisal gigia1as. Karena ini tapi bibir
bawah ;;kan mencuat keluar dan ke alas dari sulkus menta Iabialis.Reproduksi jarak gigit dan gigi gigi
1r;~rior Cls!i pada gigi tiruan penting untuk mempertahnnkan kontlJr hihir y;mg normal.
(ei; j~;.J ·1 j
:1
l/·
.'
,-
I
,>-,
\--"'.I ;L~?
(~ .~y
-~
•
')
{)
'~:f (-:r.
r.~\r!Y
~7
.,I'
I,
( J>~;<~ r~r
0
'~{\\
'--'1~~.\
.
\\:::::.:,
l~t:;~t~
V\\ C{
Gmb3·4 A. i lcprooukr.i ;arak gigl( over pI) p~sien scmula dcngan konlur rosiaf yang bellar. 8.J~r~:~: gina
dillt;;!": hingg~':Jigi anlerior alas berkonfak deogan gigi br'lWah. hasinya mcrtn;ak konlt.:r bini•.
Otot orpicularis oris dan otot·dot yang melekat p~danya penting pada p:!Rlbualan gigi tiruan. Otot-
olot ekspresl muka lairinya jang bergabung dengannya mcmpunyai origopada tulang d<lil insertio
bmgabung kf.! modiolus bersama2 dengim orbicularis oris dekal sudut nmlut(3.fj. A)'
AkibatnyapnniaogJungsional otQl otot tsb. tcrganturKj dOlri fungsi m. Orbicularis oris. Otot-ofnl y:1fly
hl!fUabulIg dl!llganm. Orbiculalis oris adalah m. zygomali{;us, m. kwadr:llus labii s~.
IIl.ccminu:-.(kNlltor Clll!1ufioris},nl. Menlais, Ill. Kwadruluslabii inferior, m. Triangul1ris(depresor anguli
()Ji:~). In. Bllr.r:in"tor. (bll rn. Ri!:oriu:;
99
-
M. Orbicularis Oris adalah otot bibir, Berbenruk seperti 'sphincter', melekat pada maxila sepanjang
garis median dibawah hidung melalui jaringan ikatfibrosa yang dikenal sebagai frenulum labialis dan
pada mandibula pad a garis median dengan frenulum Iabiafis rahang bawah_ M_ Buccinator
merupakan olot yang !ebar membenluk seluruh dinding pipi dan sudut m~lut melewati penrukaan luar
malcsila dan mandibula sampai Ice dekat ramus, (11elewati permukaan lingual untuk bergabung
dengan otot konslriklor farings superior pada raphe Pterigo rnandibularis (Gmb.3-6 ll).
Kedua otot buksinator dan orbicularis oris membentuk suatu unit fungsional ya.ng tergantung dan
posis; Iongkung gigi dan konlur labial mukosn doo basis gigi Uru~n untuk aksi olot yang efektir.
Hilangnya gigi goigi monggan!JglI fungsi otot orbiculariS ori~,h";ksinnto... clan 01012 ynn!J moloknl
pad~nya. Karena otot-otot ekspresi tidak lagi diduktmg hingga mencapai panjang fisiologisnya. pada
konliaksi tidak memberikqn ekspre:;i rnuka yang·normal."Hal ini karena gerakan-bibirdim wajah .
tidale normal atau tidak bergerak sama sekai. Konb-aksi dot hanya akan memperjeJcis jatuhnya otot2
kedalam. Namun jka Dtot oiot tersebut didukung dengan benar ~leh gigi" tiruan • impuis dan susunan
srtrnf p"sat menyehabkan p6mondnkk~n roral olot yilng momungkin wajnh dilp;Jt borgorak Gocnrn
normal. Karena pola nlemon dan ekpresi fasial yang berkembang dalam sistem neromuskuler saat "
..... '
.~
:..,
71
100
Pdda sebagian besar pasien2\!dut Qi.,W terle@l<~1l1j.QggL9.?g[C!n t0fl9.§hoya tetClpj..1E!.ris bigir fjdak
ha~lJs berbentuk... garis lurus. Bibir alas bersandar pada ~:nnuka:jn labial gigi gigi anterior atas., dan
bibir bawah pada.
permukaan labial gigi anterior bawah dan tepi insisal gigi.atas. Karena ini tepi bibir
~
i'o.yd;; ,;kan mencllat keluar dan ke alas dan sull<us mento labialis.Reproduksi jarak gigit dan gigi gigi
:wtc:rior <lsli pada gigi tiruan penting untuk mempertah;mk;:m konfllr hihir yrtng normal.
·1 j
/
.'
,-
I
I
/,
( t>"~
I )
, .:: F'i\ Y o
~ "'(
1.,.·
~-
"-'1~·\
\JiE:i::;
;. ".
. .~~~t~::.
{:-.::.;. \]..":.
Gmb3·4 A. ileprodllk:.i jt!rak gigl(ovcr pI) p<Jsien semula dcngan konlur (asic" yangbenar.B.J.a('-:~:9iq{
diut;;h hingga gigi anterior alas berl<oniak dengan gi{li ba-.vah. hasinya mcr~;ak koollJf bil};r. .
SUCltu penelitian tenlang inkfinr.J!'! struktur tulang yang monduKung gigi anterior bawah menunjukkan
hilhwa. pad;> ~sbagian besar pasien mahkota klinis !Jigi bawah lebih ke labial dari tulang yang
rncndukungnya. Penelifian serupa tentang inklinasi struktur tt.:lang dan inkfinasi gig; anterior atas
mcnllnjukkan hahwa bibir alas berfungsi diatas bidang miring (Gmb. 3-~·)
fkngClbcllk;-:l faktor in; dalam mcngganli gi~li gigi ;:)sli sering menyebabk';l!1 bcntuk bibir mcnjadi (lnch
yllng kaoarls2 diikuti pembentukkctn garis! vertikal pada pel':mjkaan kU'it sekiiar bibir.
Qtot orPk.!Jiaris oris dan otot-otot yang melekat padanya penting pada p~mbuatan gigi tiruan. Otot-
olot ekspreSl muka lainnya jang bergabung dengannyct mcmpunyai oogo pada tufang dan inseroo
borgabung kf! modiolus bersama2 dengan orbicularis oris dekat sudut nl ulut(3.:6, A)
AkibalnyCl p..mjaog fungsional otQ~ olot tsb. tcrgrmtung d<1ri fllng!"J m. Orbicularis oris. Otot-otol ynng
b~!rH"bllllg de"Uan m. Orbiculalis oris adalah m. zygomaticus, m. kwadr:ltus Jabii superior,
nl,(:aninu:-,(k:v~tor Clfl!/U& oris}, m. Mcnlilfis, Ill. KWiJdralu:;lClhii inferior, fT!. Triangubis{depresor anguli
()ti:~). m. Bllcl:ill.1Ior. c\;'1/l rn. Ri!:oriu:;
99
, ,
M. Orbicularis Oris adalah ctot bibir, Ber\:>entuk seperti Ksphinder", melekat pada maxila sepanjang
garis median dibawah hidung melalui jaringan ikat fibrosa yang dikenal sebagai frenulum labialis dan
pada mandibula pada garis median dengan frenulum Iabiafis rahang bawah. M. Buccinator
merupakan olot yang Iebar rnembentuk seluruh dinding pipi dan sudut mulut melewati pennukaan luar
maksila dan mandibu\a sampai ke dekat ramus, (llelewati permukaan lingual untuk bergabung _
dengan otot konsbiktor farings superior palla raphe Pterigo mandibularis (Gmb.3-6 G).
.Kedua otot buksinator dan orbicularis oris membentuk suatu unit fungsional ya.ng tergantung dari
posbi kmgkung gig; urnl konlur labial rnukosa don basis gig; 6ru~n uutuk aksi olot yang cfcklif.
Hilangnya gig; goigi monggrmggu fungsi otot orhicularm OIi3,bl;kr.inafor. clan 01017 yan!! moloknl
pad~nya. Karena otot-otot ekspresi tidak lagi diduklmg hingga mencapai panjang fisiologisnya, pada
konlraksi tidak memberikan ekspre~ muka yang·OormaI.Hal ini karena gerakanbibirdan wajah .
tidak normal atau tidak bergerak sarna sekali. Kontraksi aiot hanya akan memperje/as jatuhnya otot2
kedalam. Namun ;ka otot otot tersebutdidukung dengan benar aleh gigitiruan • impuls dari susunan
smaf plJ~t monyclmbkan PGmondP.kk~n &Oml 0101 ynng momungkin wajElh U;lp;rt borgomk Gocnm
normal. Karena pola nlemon dan ekpresi fasial yang berkembang dalarn sis tern nerornuskuler saat.. , ,:
1-1(
"t
100
paSien masih bergigi tetap dipertahankan , akiOatnya renampilan pasien dapat dipertahankan seperti
scmula. (Gmb.3-7)
'-
Gmb .3-6 Qot-olot yang merrpengaruhi eksPresi ~ah. Saat clemen gigi timan dan basis 991 tiruan
rrompOIh:uki konlur. (liot wl~ah akm mond~alkan fl~n~·]l1\l fi~iologis YOllg' !lOrrnnl. yang pads kontrakGinyo
memoori<<1n ekspresi w.:tj<lh normal A Olot olot fasia.
101
~~~
o
J.,,----
. ~.::;~.
~.
Gmb.3·G B. M. Buccnalor. Otot ini A. dengan M. O~<ri:; 1JI'"8 lerganlung dari gigi liuan alas untuk
fungsnya yang oorma. C. Raphe Pterygomandibulare da.1 D. konstridor farings superior
,
UnbJk meogembaikan posisi alot orbicularis oris ada 6ga faklor pa.Q.!!.gigi tiruanpenuh yang
memoengaruhi ekspresi wajah yaibJ : (1 ).ketebalan sayap labial ke dua gigi tiruan(2). Poslsi glgl glgi
antorlor dalam amh onloro-posterior.don( 3). Jarok mlnrn mondJbula den makallo(G.rllb.3-~).JlkB
dimensi vertikal tertalu rendah dan lang~ung gigi tertaiU
ke posterior, posisi orbicuiaris oris yang
terlalu kebe{akang dan ke alas akan ~yebaQkan i1sersi o..1Dt lebih dekat pada orig9nya. Hal ini "
akan mengakibaUtan otot jatuh ke dalam saat istir'ahat • dangar} kontraksi yang kurang efektif ~Posisi
yang demikian akan menurunkan latak sudut rookrt dengan akibal pasien ta~ lebih tua dari usia
nya. lebal tapi gigi tiruan yang tepal panting unbJk mendukung otot dan mendapatkan panjang yang
seharu5flya diniliki olot untuk mecapai insertio. Jika kehilangan gigi slJdah lama disertai resorpsi
proseslls alveolaris yar.g cukup beser. tapi gigi tiruar} harus cukup lebat untuk mengembalikan"posisi
otot{Gmb.3-9)
102
B
Gml>.3-7 fl Bibiryang fidak didukung dengan baik, gerakan Udak namai pada wakbJ berbkara.
KlIrangllY~ ckspresi wajah akibat bibir tidak didukung dengi1~ benar 0Ieh gig; anterior. lebal sayap
yan!J tidak ~p.sIlDi. C:im dimensi vertikal okJu~.clI· yang tmlalu rehdoo. B;~"bir telah diduStung GengC'li'l
benar pada gig timan yang o..,ru .
103
,;. -..
;.~'
~ ~.
:t·
,
Gwb.3··9 A dan B ,Tepi say~ labiallebaJ
Kclcb:lltln Inl sC5uni dcngon rutlO~an yang
(; ncta did<ll:vn mult!l 3dmt resorpzi pro:;r.:;~l:;
alveolariS ata::>. G Kelebalan sayap dibuluh- -.
kan ur.tu~ ~~~~kung biblra!~
t.l
:. ~
memberiK2'l penampilan yang menyenangkan dan alamiah didalam mulut pasien. Keadaan ini
tergantung dari susunan elemell gigi timan yang sesuai dengaii keadaail olamian.
" Pedom:Jn penyusunan gigi untuk mendapatkan keserasian dengan wajah dan fur.fISi
Setcl~h penetapan dirr.cnSi verrlikal dan hubungan horizontal kedua modal lalah diperiksa kerr.hai
kebena,annya dengan relasi senms, penampilan paSi$l1 diperiksal dipelajari kemudian modffikasi
susunail gigi dilakukan unlul< mendapatkan keserasiah dengan wajah pasien. Beberapa pedoman
unbJk mendapatkan keserasian fasial dan fuhgsional·mefiputi (1) Pemilihan awal.(2) Orientasi
hCf.L~ii:a: gigi gigi anterior,(3) Orientasi ver1ikal gigi gigi anterior.( 4} Penggunaan fonetik pada
penempatan gig; anterior.(5) ink6nasi gigi gigi anterior,(6) Komposisi umurn susunan gigi anterior.(7)
n'"" .... ~' _____
I c...;1'Ch.d~C.'"
'-""n -:
-1.1.• :- _ •• -.
cJl\"" "'U.;)","O.
0·1 _.,g:I ana..';;or
~~ ~ I -='.
(8) Penerap"'-
' L"'i1 .. ~p de-':-..ne-:"
ulll'\'-'1
i7V 'U_!:f .11",
(9) Hubu---n
"ya I ~L. __
tdl\lU'l
cslcUka [Jail :;udut pcdoman in:;isal. Walaupun faktor-Iaklor ini dibahas secara lerpirXlh totap/ sctiap
fco~ tvi 3Jlii19 tG;TIUbliilgart. .+
~ 104
.II
'.:..: o
105
,Jj:
.(.'.~L
'rt,t\
-oj
" __{m
..~~
At:= J'.
B
....,
Grrb.3·10 A Posis: ip.sisifus-1 yang benar untuk mengembalikan panjang fisiofogis otot untuk fungsi
yang normal. Garis tititik2 menunjukkan penempatan gig; yang salah. B.posisi gigi asli
(1 ) .2oll1i'il)_i;JrL~~1.i
Pada pemilihan awal dari gigi gigi harus benar-benar memperhatikan ukuran, bentuk, dan wama
seperti pada pasang pcrcobaan. Ke enam gigi anterior jika sudah mendukung bibir atas dengan ~
benar. akan menempati seluruh lengkung gigi ~ 3mpai ke sudut mulut dan pada gigi_ gigi tersebut
masih dapat dilakukan rotasi", tumpang tir.dih atau nengan susunan yang renggang{spacingj. Gigi
caninus ditempatl<::m sedemikian hingga permukaan labial ter1etak pada bagian lengkung yang
membelok ke dislal..Lt:bar ke enam gigi anterior alas =1/3 lebar bizigomatik. lebar Insisivus-1 alas
=1I16lebar bizigomatik
8enluk gigi harus serasi dengan benbJk wajah tctapi tidak harus iden6k deogan benwk gans luar
muka_ Woma gi!li brur. monyatu ciongan wajah hingga gig; tidak menjadi p~rhatian utama pada
wajah. Gigi anterior mempakan bagian yang penting dalam este!ika. walaupun demikian gigi posterior
iurul juga berperan terutama penga(Uh tinggi bidang oklusal dan lebar lengkung. Untuk mendapatkan
hasil yang diinginlmn pasien, setiap tindakan yang dilakukan untuk memiih atau menyusun gigi hams ....
dibicarakan dengan pasien pada saat iilL Dokter gigi harus mengubah pilihan giginya jika perubahan
y.·mg diinginkan dapat mcmberikim hasil yang Iohih baik pada gigi tiruan.
106
Gm b. 3-14. A, Hubungan antara lela!<. permtJ(aan labial insisifus-1 pcx:fa gigi asli dan muc:c-buccal fqid f=,ada
n.
pr.nampan:1 model. Inldinasi pcrmllkaanlabial galcngan gigil harus pcoycrupai ink!inasi pooagigi asli. Jika .
g;llcngan !l~i~ mirin~1 ke linguill ke arClh oklusnl di regia ~tc(K;Jr, galcngan lidak akan mendukung bibir d6IlQ;:ill.
ll(~n;)f .
Observa~i pos-isi gigi anterior dati gigi timan malam di klar roolrt akan sangc\t membanbJ. Pennukaan
labiAl sabagian besar gig; insisif-1 $s tane¥!k 8 samPBi 10 rom di dapan filii tengah papilla
insisiftJm(Zarb dkk). Peng.ukuran doogan a~ ukur Boley <j:Ki tengah-tengah ~insisifum pada
basis gigi timan ke r>ermukaan labial gigi jn~isifus-1 giqi tiruan akan menwljukkanjarak gigi ini
dengan papilla insisilUm.{Gmb.3-15,A}. .
....
109
.,!~
?
I
"
A
.' (.ef.
\. ,
'\
~.
! :',
c
B
\
~I
\'1" ~
.. ~
\ :' J.
i
.-/ '
~,-"
.
Gmb.3-15 Pelunj'-'< posisi gig; anlerOf yang benar dalam arah antero poslcrior
A. Oengiln mel.,gukt;~ jarak dari lengah2 fosa insisifum pada basis ke pemlu:'aan labial insisifus~1.
B, dengan membayangkan posisi a<CJ" e!eme:-: 9gi liruanPOsis! cka yang cibayaogkan lerlcta< didepan rusa
, prosesus ClIveolaris padaarpsi yang lanj..;L C. Oengan menenlukan hubungan mlara garis transversal yang
dilarik melalui Gtillengah kaninus dm rosa insisifum.
Apabila basis gigi tiruan di fihat dan p9lmukaan jamgan yang be~ontak, Salak gigi anlBrior dapat .,
ditentukan dengan memperkirakan laiait akar.. Bita bayangan akar terletak di sebelah labial dari
prosesus alveolaris{dengan memperkirakan resorpsi tlJlang di daerah tersebul), letak gigi anterior
akan sangat mendekati Ietak labia lingual yang benar. Bila bayangan aka.. ter1etak dipuncak prosesus
alvealaris, maka ~lemer1 gigi tiruan tef';etak terlalu jauh ke post~rior pada basis gigi tiruan
malam.(Gmb.3-15,B}.
Lokasi fosa insisifum dalam hubungannya dcngan puncalt prosasus alvoolaris monunjukkan bewr
resorpsi prosesus alveolaris aWs;rnakin besar resorp.si·letak bayangan akar makin ke depan dari
puncak prosesus.SuabJ garis khayallransversal antara kedua kaninus diihat dari permukaan dalam
gig; tiruan rna/am harus memotong ~itengah tengah fosa insisifum ;ika gigi anterior dengan ukuran
yang benar ditempatkan dengan benar dalam arah antero posterior Gmb.3-15 e,}. Jika garis tersebut
terletak di depan f05a insisifum, seluruh lebar gigi anterioi terlalu kedl atau gigi gigi ditempatXan
terlalu jauh ke depan. Jika garis ini terletak di belakang papilla, umumnya gigi anterior tertalu ~bar
afau clisusun terlalu ke belakang.
I 110
::. t~~i~j~¥(' .
.:~";
LUClS pcrmukaan gigi anterior yang terlihat pada saat nerbicara dan ekspresi fasial tergantung
PJllljang dan gerall.an bibir atas jug'a berhubungan dengaQjarak vertikallengkung gig;. Jika bibir alas
rC\Lluf punjnng, gigi asli mung kin tall. akan terlihat saat bibir dalam keadaan istirahat atau bicara.
:r :nb 3-1fl,A); namun beberapa gigi akan tec1ihat waktu tertawa_
,.,.1f:'~~: '~~'.:
..'. =-,·;?i'f/l-X< :'
.,1.:' :" .
A :c';'
Gmu. 3-13 A. Bibir atas yang panjang akan menulupi gigi anleror atas wafaupun p.2d~ saat berbtafa. 8, Bbir
ill;)3 YCl\lf. rdnlif pcndek merrperfihrtlkan sebagian bescr mar-kola nsisif pertama alas dan insisif-ke duaC,
l3ibir atas jibiarkan menulupi leJlJnjuk dengan ujung jari 9i1empatkan diatas papia insisifum. tbu jan
lIlenynQ9"()!1lcpi merah bbir alas.D. tl<tgiClrl iari lelunjllk yang dillllupi bhir alas menlJi1jukkan pmjan<] relatif
tlhir a((1S (::111 t;rosc:;us alveolaris. C1t~.
111
Demikian juga gigi gigi bawah lebih banyak terihat pada usia 40 tahun atau lebih , dan lebil terlihat
pada pria daripada wanita.
Suatu cara yang sederhana dapat digunakan untuk memperkirakan.panjang bibir atas dalam
hubungannya dengan prosesus alveolaris. Ujung jan telunjuk ditempatlkan diatas papila insisifum
dcngan bibir diatLJ::mYil dDlam kcadaan istirahat(Gmb3-16 C). 8agian tc!unjuk yang ditutupi bibir mas
menunjukkao panjang relatif bibir terhadap prosesus dan merupakan luas bibir yang ?kan menutupi
gigi anterior atas.(Gmb_3-16,D}. Perkiraan bcsarnya rcsorpsi hClI1J$ juga dpcrhn6knn. Ocngoo
mengelahui waktu pencabutan dapat diperkirakan besamya resorpsi tersebul
l .?-..". .~'
ii ;- '"
(.. -.~--s
.(~:;
• "" 8
.
) )
Grro.:}'17, A Tepi insisal kannus bawah perla gig; asli lerle!ak selinggi bibr bawcn; B. Hubuf1!:jan ",ntara
elen·pn £i;1; tiruan dengan bibir bawah: kiri linggi yang benar, leng·ah terialu tinggi; kanan, terlaiu rendah
Bibir bawah merupakan pedoman yang Jebih baile dan bibir aias unbJk meIleJ11)3t1\an gigi anterior
dalam arah ver1ikal. MisaJnya hampir pada se1iap pal:!-9n tepi insisal kaninus bawah dan puncak
premolar-1 bawah ter1etak setinooi sudut bibir ssm mukrt sedikit terbuka.(Gmb3-17, A)- Biia 9igi
anteriorbawah tenetak di alas atau dibawah sudm bibir mungkinterdapatkesalahan pada posisi
vertikalgigi gigi tersebul(Gmb.3-17,8). Setiap kali mengubah posisi gigl anleriorbawah, posisi gigi
alas dan dimensl vertikal harus diperhauKan kareoa saling bemlJbur.gan. JiKS gigi gigi antetic:H" bawah
terletak diatas sudut mulut dapat disebabkan oleh salah saw,a1au gabungan faklor berikut (1) Ie1ak
bidang ok!usa! teriaJu tinggi ,(2) bJrnpang gigit tenalu besar alau (3) dimen'l.i ver1ik~,d yang terlakJ
OOSUI".. Jika gig; anterior bawah terletak dibawClh sudut rnullt dBpBt disooabkan oleh keadaan yang
sobaliknya. .
Untuk memperbaiki keadaan tersebul hendaknya diperhcitikan fakf0r2. dan pedoman lainnya_
Ukuran basis gigi timan dapat digunaltan sebagai pedoman untuk menempatk~n gigi -gigi anterior.
Umurmya gigi -gigi anterior atas dan bawah beradaditengah2 ruang antar rahang. Jilta jarak dari tepi
basis gigi tiruan ma1am sampai tep; insisal berbeda bermalma dengan jarak tepi insisal dan tepi basis
gigi tim?n atas, kemungkinan bidang okusal harus ditinggikan atau direndahkan agel" bidang okiusal
herjarak sama temadclp prosesus.(Gmb3-18).
112
lJkv: '. ,ran illi diambil dan tepi insisal sampai tepi gigi tiruan.Ruang dalam arah vertikal antara
kedua rahang (dimensi vertikal okllsal) harus dipematikan KClrena bemubungan eratdengan letak
'-
.\
.
;
,.~\ ,
"
~ r../
\
~(d--
i i i /1
__ -=:1
A ~ . ~
./ B
Gmb 3·16 A Gigiliruan'alas dan bawah yanghampr sarna ~inggi. B,'Gigi timan Alas iebihbesardari gigi timan
h:lwah. Perbedaan ini sering menunjukkan peoefll)ctao elemen ggi yang salah dalant afah vert~aI.
bidang oklusal. Bila rB$()rpsi pada sa-lah sal!.! railang ~h besar. ketebalan basis gigi timan anlara
bilSis dan lapi insisal akan berbooa walaupun dimensi vertikal benar. .
Hasil penelilian tentang lokasi elemen gigi anterior dari Ietak bayangan a~<::i terllooap prosesus
nlveolaris pada bsis gigi tiruan dapat membanbJ penetapan Ietak gigi. Eler,nen gigi anterior hams
ditcmpatkan dalam posisi ver1ikal yang sarna seperti g;gi as~nya. Apabila tampak seperti tidak cukup
ruang untuk menempalkan gigi anterior :!!as dan bawah tanpa pengasanan, baik juga diing~ pemah
terdapat ruang yang cukup unbJk gig! g)g.l asi, de~ jarak antar c*lusal yang cukup besar. Ruang
yang kurang diantara kedtw rahang men\,l1jukkan *men gigi yang terlalu panjang atau dimoosi
....
vnrtikal oklusal yang terlakJ rendah.
Fonetik dapat digunakan sebagai pedoman unhJk menempatkan gigi gig{. 'Untuk penggu~annya
pcrlu diketahui cara pembentukan bunyi berbagai huruf pada saat blcara. Posisi gigi gigi anlarior
penting unfuk membentuk bebarnpa builyl tertenfu dal tidak bcrkaitan sarna sekai pada
pembentukan bunyi Iainnya.Karena gigi gigi disusun unbJk estetika, maka tidak hanya bunyi pada
stlat bicara saja yang penting , tefapi hubungan antara Jetak idah ,gigi, basis gigi timan ~n bibir juga
113
penting. Bunyi yang diucapkan pada waktu mencoba gigi tiruan tidak akan setepat pada basis gigi
tiruan akrilik yang keras dan setelah pasien terbiasa deng~n gigi tiruannya.
Setiap bunyi yang diucapkan dibentuk dengan mengendalikan udara yang dihembuskan. Sllmber
udara adalah paru-paru, sedang besar a6ran udara bervariasi. Aliran udara dikendalikan oleh
~~) ,i
"---- --
......
I
L~)
.;tr
--" ../
..7A
-
.
,
)
to- r-"",
"f'A
. T'-
(: \\( (~-
;'-
B
\ \. \
berbagai 3Gkulasi atau katup2 yang dibentuk farings dan rongga-rongga di hidung dan mulul
Slruktur ys:tg terlibat pad a setiap katup akan menentukan klasifikasi bunyi yang diucapkan.
Katup=!\atup yang m'3ngubah aliran udara dalam membenbJk bunyi ucapan adalah (1)labial,
(2) labiodental ,(3) dental dan prosesus a~eolatis anterior,(4) palatal, (5) Velar(palatum molle
posterior. Ke empat katuppertama dipengarilhi posisi. gigi-gigi.
Bunyi suara berasal dari pita suara seperti pada hurut hidup a,e,u,i, o. dan buoyi hurut mati
b,d.g,j,m.n,1 dan r.Bunyi suara dapat dihasilkan oleh aktifilBs katupatau bukan dati aktifitas kBbJp2.
Keadaan ini memungkinkan dihasilkannya paling tidak dua bunyi ucapan dari setiap katup. Beberapa
bunyi pun, dapat dihasilkan tanpa menggunakan katup udara tsb. Bunyi suara tersebut terbenbJk dati
perubahan resonansi rongga mulut dan hidung. Perubahan resonansi ~pat mengubah buny; yang
dih asilkan beberapa katup udara.
, .
114 .-
LJunyi labial,. seperti bunyi b,p, dan mdihasilkal1 oleh bibir. Pada bunyi b dan p udara yang tertokan
dibentuk dibelakang bibir dan dilepaskan taoPa bunyi suara. Kurangnya dukungan pada bibir oleh
gigi dan basis gigi tiruan akan menyebabkan p~bahan bunyi. Oleh sebaQjtu posisi antero posterior
gigi gigi nnlolior dan tebal bl'isis okan memrengllruhibunylb dan p.
f3.YJ1YiJ9pio dental. seperti bunyi f, v dan Vi dibentuk diantarainsisif atas dan bagian tengah dan
soportiga posterior pcrmukaan labio lingual bibir bawah Jika gigi anterior terlalu pendflk
utaudilotaxLlkClIl tcrlalu tinggi, bunyi v akan terdengar scperti f. Jika tertalu panjang atau ditempaikan
terlnlu kc bl1wah, bunyi f lobih terdengllr seperti bunyi v. (Gmb3-19,A)
Informasi yang paling penting dan hamS aicari .saat pasien ·mengucapkan huruf ini cdalah hubungan
~ntara tcpi insisal dan bibir bawah. Dokter gigi harus qerdiri disaolping'Aasien dan melihat kebawah
ke arah bibi:- bawah dan gigi anterior alas. Jika gigi etas menyentuh bag ian labi81 bibir bawah saat
pengucapan huruf ini, gigi gtJi atas terlalu ke depan atau gigi anterior bawah terlalu kebelakang
.(G\mb.3-19.B).:: .
D(18m hal ini hubungan anbtra bagian dalam bibir dengan permukaan labial gigi gigi harus
diperhatikan saat pasien betbicaia. Apabiia bibir bawah menjauhi permukaan gigi saat berbicara,
bcrarti gigi bawah cenderung terlafu jauh ke belakang di dalam mulut.{Gmb.3-20,A). Jika sebaliknya
jcjilkl boko3gigi onlorior tordapat pade mukO!J9 bibir bOWllh atau jikn bibir bawah condoning
mengangkat gigi timan bawah, berarti gigi an~erior bawah terlalu ke depan, dapatjugagigi atas terialu
kedepa:l.(Gmb.3-20). "
Jika gigi gigi antenor atas disusun terlalu jauij ke belakang, gigi gigi ini akan menyentuh permukaan
lingual bibir baweh pada ~at pengucpan huniH d.m vI w. . .
Hal ini juga akan terjadi jilta gigi gigi anteri6r bawah terlalu jauh ke depan dan pfosesus elvootaris
bawah. Informasi ini dapat diperoleh dengan melihat dari samping d:!!1 sedikit diatas pasien unruk
men entu kar.- perubahan yang diperlukan.(§hat Gmb.J..19.B). -
(1°
I
.... permukaan biJir dan ggi anterior B. r eriaJu ke anterior;
bibir hawah menekan gigi ggi anterior bawah dan
cencierung mengangkat g.ig~liruan bawah dari proses us
alveolaris $8al mengucapk~ bunyi look> dental. Tand a
panah sekali lagl menunJukkan arah obscevasl dllakukan
dengan melihal ke ba:wah.
" B
115
I
~1~~
A
B
....
Gmb.3-21 efek lela!<; dal<YT1 arah vertkal pada pengl£~n tho A Udall \erhambal garakan ke depoo diantBra
gigi anteror ~as dan bawah. B, Lkfah beraja diantara gigi alas ~an bC!!'r'h daam keadan norma.. C. Perhciikan
posisi lid<h yang benar saat pasien mangucapkan kaa thick - .
"
116
.Jik -: :i;ung hdE1h t::r/ihat kurang dan 3 mm. berarli gigi anterior lerletak terlalu jauh Ice depan k.~U<lfi
pado pasien klas klas II, dan h.tmpang gigit yang terlalu besar hrngga tidak ada ruangan untuk
1I.0.rlj!llurkan Jic1ah diantara gigi gig; anterior. Jika ujung tidah yang terijhat lebih dari 6 mm. diantara
gi~i gigi antelior saat mengucaplcan bunyi th , gigi anterior ter!:tak terlalu ke .lingual.
gunYI._~llvcql;:l£ seperti bunyi t, d, n s, dan z terbentuk karena adanya katup yang terbentuk oleh
f
hI:"'!); 'aknYi'llljllng lidah dengan palahlm bag ian depan(prosesus alveolaris) atau permukaan &ngual
qi(~: ,H i tnrior. JikCl gigi disl/sun lerlalu Icc lingual, bunyi t cenderung 1erdengar seperti d. Jika terlalu
kG depan hUllyi d lebih lerdengar seperti t. Basis palarurn gigi tiruan yang terlalu tebal akarr
memberikan Clkibat yang sarna. . .
Buoyi desis (sibilant) seper1i s,z,sh, zh, c~ dan j (dengan cit 9an j sebagai bunyi afrikatif) merupak~m
bUllyi alveolar, karena Jidah dan prosesus alveoJaris rnembentuk katup kendali. Pengamalan yang
penting pada saat bunyi 2 huruf ini terbentuk adalah hubungan antara gigi gigi anterior. Insisifus
bawah dan insisifus atas mencapai' tepi temu tepi ' ~.au Icontalc ringan • Ka~mat seperti .. I ""rent io
church to see the judge • digunakan untulc memeriksa posisi relatif tepi in sisal, panjang gigi mas dan
bawah termasuk tumpang gigit,(Gmb.3-22 dan Gmb.3-23,B}. Pasien dapatjuga diminta unllik
n7cHlgucapkoo kata2 yang berakhir dengan hum's sepQrlj sebeias, duabelas, tiga belas •. sa'1lpBi
dunpuluh. Tidak terjedinya kontak tepi temu tepi menunj!Jkkan kesalahan pada jamk gigit gigi
antmior.{Gmb.3-23)). Pemen"ksaan ini hanya menunjukkan adanra kesaJahan telapi tidak dapat
mefl1!mda~an apalcail sebab kesalahan terletak pada gigi aias atau bawah dalam arah labio-Iingual.
Blln~ 5 clap,)t dikatal:an merupakan bunyi dental dan a~leolar karena terbentuk dengan sarna baiknya
flloh dUn posisi lidah yang berbada. Sunyi s umunyCi terbelltuk dengan cara ujung tidah menempel.
pClcfc1 prosesus alvec!laris di daerah rugae, dengsn metnbenk,k celah yang sempit diCl:f1tcna lidah d~n
prosesus alveolaris sebagai jalan keluar udara. Ukuran dan dan bentuk..celah menentulcan kuatitas
bllnyi.Cr:~"')t. yang se:-npit akan menimbulkan blJnyi desis.Cefah yang terlalu labar dan tipis , ~:Jnyi s
terdengar seperti sh. Penyebab bun]; deSis pada pemakai gigi tiruan !Jmuninya kareila 1eogkung gigi
posterior yang teriakJ sempit. Ruar.gan yang sempit terulama ts:-latak di daerah premolar yoog
mcmaks;: pemrukaan dorsalliJah unbJk memben\lI~ celah keluamyo udara yang terlalu sempit. Cam
memperbaikinya adalah ~rigc.'i menebalkan bagilJl palatum yang sempit hingga fidah iJdak terlalu
i;lUll nmSUK kc pal;;bJm yang sernpit.. Cara ini mernungkinkan jal<1I1 knluar udara menjadi lebih lebar
dan tipis. Bunyi de~;is pada gi~ timan dapat diperiloiiki denga!i cara yang sebatiknya serta
menghClsilkan jalap keluar udara yang sampit untuk pembentukan bunyi s.
~nurut lam dkk. kira-ltira 3q % dan pasien mengucapkan hunyi s dengan menempeikan ujung
lidah pada hag ian ante!iordarf perrnukaan lingual glgi tiruan bawan dan melengkungkan lidah ke atas
IJnhlk mC?Ilp.rnpollu·nnYA pAM parmukaan pAIAhlm unh,k mambanhl~ ce!ah llOard dengan bootuk dan
ukuran yang dikehandaki. Prinsip pembentUkan kawp palatal semacam ini sama dengan posisi-posisi
lid..h binnyil, nafl1UO giglliruan bawah dapat menimbulkan kcsuliwn. Misalnya Jlka gigl anterior bawah
terf;:jlu ke belakang. lidah atan dipaksa melengkoo9kan din p~da posisi yang lebih tinggi hingga
celah udara yang terbentJk menjadi Iebih sempil Jika sayaplingual terJalu lebal diregio anteriOr, akan
mcnimbulkCln bunyi s yang anP.h.Cara memperbaikinya adalah dengan menempatkan gigi pada posisi .
yang sama seperfi pada gigi asli dan sayaplinguaJ yang fidak menempati ruang unfuk gerakan lidah.
117
-- ... ~-- •.
( ,)
(~)
,
I
-
.'-.,.
') It)
\.
B
c
A
Gmb3-22 Panjang vertikal gigi anlerior selama pengucapa.'1 bl!nyi desis;A, benar:~B.Juf1lJang gigi yang tenau
besar; C, lumpang gigi yang lerfalu keca .
..,
....
..
"~
, ~l
');118
/ I /
I
~~ "--:J
~
A~ ~,\.->-"" -v,y- - -.
(. ~;
-- )
I)
Gmb_ 3-23 JClrak gigl pada gigi anterior selama pengLlCapan bunyi desis.. A. menunjiJkkan keadaan yang
bcnar (kin). IerlaJu besar (lengah) , kurang be3ar(kanan). Pada B, lepi insisa gigi anterior bawah mencapai tepi
insisCII ggi alas,menunjd<kan peOOlJ'l)atoo arah mlercrposteoor yarg lepct unlLk peng~an bunyi desis. C,
gigi anterior bawah laah· beigerci< S<1lllJai di depan gigi alas, p.1da jarak gigil yanq yarg terlal u kedl . r dal<
adil'iya tonus pada permukaan (cull dialas bbir etas dan gcris-garis vertkal diatas balas merah uibir
menunjlJ<knn kurangnya dtJ<ungan gigi anterior padabibr alas. 0, Pemati<an perbedaal ~ada bibir alas
diiandingkan dcngan C dan hubungan gigi anterbr alas dan bawah selama pongooapan bunyidesis- jka
penempatm gigi benar. -
119
:. ~
: ".~:~;{
.:t f " .:·d;~~·
. '-. ; :~.,:
untuk menempatJ<an g!gi gigi pada gigi tiruan. Pedoman yang lebih aman adalah dengan
mempematikan hubungan Bntara bibir, tidah dengan gigi,gigi dan basis gigi tiruan sa at pengucapan
bunyi huruf tartenlu. Pada rengamatan ini , pasien diminta unluk mengucapkan kata2 secara normal
tanpa berusaha untuk mengatasi kesulitan bicaranya. Jika pasien mengetahui tujuan'dokter gigi yang
sebenamya , pasion akan sukar menggerakan mulutnya secara nor/T!al. Nter gigi harus
mempematikan posisi bibir dan 6dah, dan pematian yang minimal pada bunyi ucapan, unruk
mendapalk.an informas: sebanyak :nungkin dari posisi gig: pada fungsi klnetik.
Yang menguntungkan adalah hubungan gigi dan pennukaan basis pada pembentukall buny! dengan
retensi gigi tiruan sangat bervariasi, dan teljadi tanpa mengganggu fungsi bleara • Variabi6las ini
terjadi karena daya adaptasi fonetik pasien yang luar biasa. Jika tidak maka kemampuan pas!~n
unhJk mengu..::lpkan kata kata dengan baik pada pt3makaian gigjtjruan akcm sangatdiragukoo. Bcgitu
juga makin mirip dupliknsi seperu keadaan rpngga mulut makin baik ucapan pada pemakninn gigi
tiruan. Pembentukan konwr permukaan poles bagian palatal gigi tiruan atas dapat \.lilakukan secara
f!Jngsional .Misalnya dangan rrn:j1g9unakan wax yang sesuai suhu rongga mulut dapat diban1uk
kondisi yang meniru keadaan s~lumnyahingga dapat memperbaiki ucapan. .
G?)Jl}kli'l~t~L9i.9!:..g!gi anterior.
Parla beberapa pasien gigi anterior ataS relatif condollg kg labial terhadap bidang frontal, pada posisi
kepala yang tegak(bidang ,horizontal Frankfurt sejajar iantai). pada paSie., lain gigi antBnOr lebih .
condong ke ingual (Grnb~24.A). Model~di, foto,ingata~ p(k~n tentang kedudukan gigi anlarior
atasnya dapat mambanfu penetapan inkfinasi gig; yang 58SUai gigi asli. ,
StuU! ter.lang gigi-99ligi pada tengkC(ak manusia menunjukkan:1etak akar gigi anfstior songat dekat
dan seja;ar permukaan Iabial1ulang. Urrumnya antara panrlUkaaii iabial gigi dan tulang merr.bentuk
suabJ sudut yang tumpul. Pada beberapa tulang tengkorak penookaan labial gigi sejajar permukaan
tulc!ng y2ng agak condong b Iabial.Permukaan labial malengkung dan servikal ke arah insisal,
daerah sepertiga servikal merupakankelanjutan dan in!dinasi permukaan iulang Iabial(Gmb3-24).
Pada pancabutan gigi asfi tanpa tindakan bedah , in_idinasi pGilllUkaan lulang labial tetap kecuali jika
terjadi resorpsJ yang cukup besar. Dengan demikil:Wl permukaan 1ulang labial dapatjuga digunakan
sebagai pedomanuntuk menentukan inklinasi gig; anterior.(Gmb.24,C).
Profil pasion sering depat monunjukkan ink6nMi gigi anterior,ynng asi didalam rooul Bibir
moborikan lekonan dari luar yang membantu penetapan posisi antero-posterior d~ inkinsse gigi.
Hingga masuk akal jika dianggap gigi anterior sejaJar,profiL(Gnlb.25}. .
Berbagai anjuran dalam menempatkan tiap gigi agar didapa1kan l\ehartnQflisan lIltanl inktinasi gigi .:
dengan profil wajah akan dijelaskan lebih lanjut dalam bal> ini. ... ;~.
Keharmonisan komoosisi susunan gigi -aigi anterior
Sejumlah faUx salilg berhubungan pada susunan' gigi anfBlior unbJk mendapatkan penall1lilan yang
normal dan menyenangkan. Walaupun fak10r ini bert>eda beda pada setiap pasien. Tetapi ada hal2
yang tatap dan pasti, yang menarik pada seseaang. Pokok boossan untuk mend~tkan
kehannonisan susunan gigi anterior meliputi koharmonisan anlara :
B. Jengkung gigi dan benluk sisa prosesus atveolaris
h. posisi sumbu panjang insisifus-1 atas dan wajah.
"
120
c susunan gigi anterior atas dengan garis senyum bibir bawah
d. arah slimbu gigi2 yang berlawanan dari perrnukaan labial dan bukal
e. permukaan labial gigi dan profil wajah '- .
r. keatJsan lepi insisal dan usia pasicn.
~)
..............
.)
,./
A
~./:~~!~
.;;". :.1'
..... ~~.
~ #~~
t:.l/
./
'-~·V ~~.J:.
\~l
~~~~:: ....
tf.Ji~'';;~
~;.. "
.!~.~ . c
...
Gnb.3-24InUinasi dalam arah labio lingual gigi anterior.A.Gigi·gigi aslidengan dcrajal inklinasi yaflJ bcfbeda-
heda.B. Perh:.llikan inklinasi dan posisi gigi anterior dalam h\i)ungannya denga~ in1dinasi pennukam labial
luang <llvcoi:!f,C, Inklinasi perrm.taan labia sisa proscsus ClIvcoIaris menunjukknn bahwa gigi m4erior
scl!x:lurnny:J mil illrJ kc lahi.lI.
121
a. Keharmonisan antara ~entuk Iengkunq dan
bentuk sisa prosesus a~eolaris
Lengkung anterior prose5us umumnya dapat
dibagi dalam bentuk per~gi.segitiga dan ovoid,
sesuai bentuk lengkung $gi saat masih bergigi
(Gmb.3-26). Namun pem~gian in; tidak dapat
A ditarapkan secara mumi ka.rana adanya bantuk
campuran diantara katiga ~ent~k tsb.
Pada lengkung persagt i~sisiftJs-1 ter~tak
hampir pada satu garis Ittlls dangan laninus
dibandil1gkan dangan benluk lengkung prosasus
lainnya.. Pada susunan ka ampat insisih..rs
8 hanya tardapat sadikit iotasi karena lengkung
persegi yang iebih lebar dan bantuk. segitiga.
Susunannya memberi kesan iebih labar yang
sesuai dangan ban1uk muka persegi yang labar.
( Gmb.J-21,i\)
Pada lengkung segitig 2 letak insisifus-l lebih
c jauh kedepan dari kaninus dibandingkan
dengan flentuk len.gkung.lainnya. Umumnya
tardapat sedikit rotasi dan saEng tindih antara
. gigi gigi .pada lengkung berbantuksegilig~.
ka'lna kekula!lQan tempal Akibat"lya gigi
G;Tb.3·27. Seniuk lAng kung anterior. A. persegi. Tampak berjajal:. Rotasi gigi aka;; mengurangi
B,sagitiga.C,ovill luas pennukaan gigi yang teifJal Gigi tampak
tidak selebar pad;'! lengkung lainnya .
Kesan :;empit yang terlihat ini sesuaidengan benbJk wajah segiliga yang sempij.(Gmb.3-
?7.0}.Kenyataanya kesan sempit nya lengkung yang barbonluk segitiga sesuai kesan sempit dan
lancipnya wajah. Gig; gigi asfi bergarak salama barfungsi, geseran diantara gigi yang menyebabka!1-
04,..,,..,
". snya titik konta):;. Elemen g;gi tiruan perJu diasah di daerah proksimal hingga memungkinkan rotasi
yang diblItuh~an unbJk memberikan efek yang
diinginkan pada lengkung berboowk segi tiga.
Pada.~Q.9~uno o'-loid \etak insisifus-1lebih ke depan daii kaninus dengan ,jara\< berada diantara
jc:rak pada bentuk lengkung persegi dan.segitiga.Gigi g:9Lpada lengkung..prosesus yang berbentuk
ovoid j~;-C1:1g dimt.1:>i. karona ilu pe,rnuka;,m lahial ycmg Icdihat lobih \;;(15 da:i su:;uncln pada lengl<ung
y;mg herbe{uk segitiga. Ak\balnya susunan 1sb.memborikan kesan Isbih lobar yang sesuai dsngan
1'''''11''1.
"~t ~f\. •
••
t
~; ...• 'l o"o;d
.. ('i'
• t •
.
8GilluK pa!ak:;n iiiomberikan gambaran henfuk lengkun9 5ebelum pencabutan gigi as!i dan sabelum
resorpsi proseslIs alveolaris. BenbJk palatum yang labar dan dangkal menunjukkan bahwa bentuk
lengkung gigi sebelumnya adalah p~r~gi. sadang palatum ompong yang berbenwk 'v' dan tinggi
menunjllkkan lengkung yang berbenluk segitiga. Senluk palatum yang bulat dang an kedalarr.an yang
sedar:g mcn::r.jukka.., Iar:gkung gigi asE yang c\lcid. Sebagicm ooS<}r p3sien manunjukkan beberapa
kcmhin(lS; dan keliga benbJk tsb.
Oentuk Icmg'wng dan susuna:-J olemon gigi liruan h'1nJ!; :.o:;ua; dongan bonhJk longkung zi:;a
plosm:u:; ~1'IooL":trir.. cion !Jan as:Jmsi lid:tk dilai:;ukanlincl;',kan bedah p;tda saat pancabulan
,gigi(Gmb.3-28). Sentuk anatomis lengkung prose&J)s in; sering diabaikan-. hingga ha:-us d~rhatikan
d'mgar. cormat. Bi1a gigi anterior disusun dialas Iengkung yang se:;uai dengan Jengkung proses us
alvoal;;ris s:)ring pe:lampilan alamiah yang tidak terCltur yang psmah ada· didalc;m mulm pas:~m ak.an
tcrlih t1t :;;!!i
~.,,~ng\ih(j~l bO:1ll1k da:-: Jlnsisi iengklJng gigi tinlan ja~h omi bantu\< ~ngkung gigi asli mengakibatkan
hi!:'lnnny~:I.c.. tt:k. d .... ek.spresi wajah yang tidak mamuaskan. Susunan lenglcung gigi tiruan yang
borbentuk j}ersegi dimas lengle,ung proses us yang lebih ko c;rah oogitiga akan ~ngakibalkan bibir
Icbih terrelang dan hilangnya filtrum. Susunan lengkurig gigi y~ng berbenbJk segitiga diatas lengkung
gigi prose::us yang parsagi !idak akan mendvkung sudm muM der.~., bait. untuk ekpresi wajah yang
normal. . . '. .
Gmb.~-L9 i~~ t:.Qrlf.9!JlL'Xa! yang :id~~ sesu:j karena ~3ah r.JO:1ernp.J:kan gigi gigi al;]!;.B. Gig! {Jig: 3n"lerior
l'adCl p~l:;i::i YillIg bcn:Jr unluk melldukull!J bhil ala::. I'Clh:Jla~~111 klJlicJul buk:)1 y:lII!J bellar.
123
BenbJk darj posisi lengl<ung gigi menefltukan ukuran koridor bukal. Koridor bukal merupakan ruang
yang terletak anlara permukaan bukal gigi atas dan sudut nrulut yang terlihat !?aat tertawa. Ukurnnl
besamya kondor bu~al berbeda-beda pada setiap orang,Namun adanya kondor bukal menghilangkan
kesan jumlah gigi yang tenalu bclilyak di bagian dapnn ronggo mulut. Jika lengkung gigi gigi posterior
terlalu lebar atau bibir tidak bergerak sepenuhnya saat tertawa karena dukungan yang kWang , besar
koridor bukal akan berkurang alau hi lang (Gmb.3-29). P~sien mungkin meminta agar posisi atau
bentuk lengkung gigi diubah! tetapi dokter gigi hams tidak berkompromi dalam hal ini, karen a akibat
yang tidak menyenangkan bukan tanggung jawab ?rang lain.
i~ iI ..
a:;
1/
~
, ~j (~\I'
~ <§l~\/<L.~
---- \\ .::::'
A F
.~J &
~'
\ ~'I
~1
"i
Salah satu pemeliksaan yang harus dil~kukan pada awal penyusunrm gig; anterior adalah hubungan
anlara sumbu panjang insisilus-l alas dengansumbu panjang wajah pasien. Jika sumbu panjang gigi
I'.1
I.
124 .
tidak ho~~onis dengan sumbu panjang wajah. sus.tman gigi tidak akan menyabJ dengan wajah karena
bidang ifisisal tidak akan sejajar deogan gans interpupil (Gmb.3-30,A). Hal ini menyebabkan
disharmoni garis2 yang tidak meoyenangkan . Mudah untuk menyusun kembai insisifus-1 atas agar
sumbu panjang nya harmonis dengan sumbu panjang wajalT.(Gmb.3-30,UrJika insisHus-1 harus
C!i,u:~lJn dengan tepi insisal yang divergen. gans tengah Iengkung gigi hams terletak ditangah- 2
wajah . lp.sisif-2 dan kaninus akan dengan sendiri ~rlatak pada tamp:::tny6 dengan bidang insisal
sesuai dengan garis interpupiL . ,.
Sumbu panjang insisifus-1 alas harus sejajar sumbu panjallg ~ah, dan garis teng~ lengkung gigi
yaibJ titik kootak anfam ilsisifus-1 kii dm kanan teOOtak pads garis mgah rooka_ Tllik tenga.'1 dan
lengbng 9igi dapat ditenfukan dengan- menarik garis khayal yang tegak'lrms kebawall dan titik
tengah gans interpupil. Posisi tili lengah anlara kedua insisffus-1 alas d1patjJga dipefkirakan
dengan memperhatikan Ietak papila inslsifum parla model dan rosa yang berhubungan dengan nya
pada basis ~igi tiruan percobaan, kan:~oa papila ilsisifum lerletak. disebetah ingual dan dianiara
kedua insisifus-1 sebeklm pencabutan gigLGais tengah Iengku:l9 gigi bawah 1er1etak diantara
insisifus-1 dan biasany~ sesuai dengan garis tongah insisifu!Y-1 a18s. Jika gigi anterior bawah
ditompatkan deogan benar aKfalam lengkung gigi bawah,suatu garis dalam arah antero posterior
melakli bagian tengah glgi tiuan bawci1 akan melewati diootara insisifus1 bawah kiri dan
kanan.(Gmb3-31). Garis fengm rahang etas dan baMil berimpitpada sahagian bess- gigi asi orang
dewasa. Namun, dtt.ter gigi htnls berusahn monyusun gigi agar berirrpil doog8l1 garis khayal ini.
Penerapan prinl?ip unfuk menempatkan gig; ilsisifus-1 dan inkinasinya dafh!t dimodifikasi sesuai
kebuillhan dar. Catalan pm pencabutan.
c. Keharmonisan antara Susunan gigi gigi dengan gans kelawa bibir bfIWah
Saat seseorang tertawa,bibir bawah me.mentuk kurve yang menarlk yoog dikenal dengan garis
ketawa.Garis in; dapat digunakan sebagai pedoman pada penyusunangigi anterior atas. Jika garis
yang dibcn(uk tepi-tepi insisal gigi antorior alas mongikuti bentuk gorisJengkung bibirbawah waklu
'terlawa, kedua gans tersebut akan tall1>ak hannonis yang menciptakan ~'f1ampilan yang menarik.
.Jikfl topi lori insi!Jl]/ gigi anlorior olas mo~h1k gons Ioogkung , yailu oongon roombentuk konfur
'125
,.',r
.. ;
:~~: ': ~ ~~:
i l~
-./.
yang terbalik deogan bibir bawah wak1u tertawa perbedaan gari52 ili tK.fak harmonis dan
penampi\annya tidak menarik.{Gmb.3-32A).
Posisi vertiltal kaninus stas lerutama mempengaruhi bentuk garis ketawa. Jika kaninus disusun
sedamikian hingga 1api incisal sedikrt lebih pendak deri tepi insisal insisifus-2, garis ketswa cenderung
sejajar;dengan Iengkung bibir bawah saat tertawa.{Gmb.3-32,B}. Garis ketawa yang terbalik
merupakan salah satu sebab gigiliruan ~ng tampak palsu.
d. Keharmoni$aCl entara &i"ah sumOO giqi2 yang berlaw::tnan difihat dari bukal dan labial.
Susunan gigi dengan sumbu panjang yang sejajar satu dangan lainnya menyebabkan orang takut
pada gigi tiruan lengkap, karena ~mpak palsu. Sahagian hasar pasien iar:pa sadarrerganggu
dengan penaf11>i1an yang pa/su dan gigi liruan dan cer.derung mencari2 kesalahan lail yang
biasanya tak dihiraukan. Lukisan yang baik (seimbang) harus memiliki g9ris pads sudut-sudutyang
berlawanan seperti juga garisiJaris sejc:jcr-.Prinslp yang sarna juga diterapkan untuk mendapatkan
gambaran yang menarik dari gigi gigi. ~klya bila gigi pada kedua sisi lengkung dibuBt miing dan
sejajar stu dengan lainnya, kedua gigi akan memberikan penampilan y80g tidak mellXlaskan. Harus
ada simebidan asimetri pada penyusunan gigi (Gmb.33). .
Garis-garis amu sumbu labial dan buka: dan gigi yang beriawanBn harus iTIef11>unyai sudut2 yoog"
sarna atau hampir sarna, untuk metTberi kesar. haffilOnis. Jika gigi insisifus-2 etas disusun dengan
sudut 50 lerhadap garis vertical maka, insisifus -2 bawah pada sisi yang sarna horus disusun dengan
sudut 5; Ierfladap garis vertikal tatapi dengan arah yang baiiawal1Bf1. Go mbamn dari sudut2. yang
berlawsnan digunakan jugaunruk gigi kaninus alas dan bawah(GfTl".33) Deviasi sudutdapat dibuat
pads- gigi y!:!!1g berbede peds kedua siS;. k1kinasi ekstrapada in~sit-2 pads sabJ sisi dapat diimbangi
dengan kemiring(Jn kanilUs yang ber1aY.ranan; asimetri yang simetri;s adalah hal yang wajar. .
~ ~:r..:,;1:J." ~,:!~~b"
./ l..-- I ~
\ I
i.5' j ~i;~!t1;~~(t;;~';\: .~.:
,."'....... ,!,..-, ,.,. ,"" ",.'
I ( .
.~
A
,~
~ ;.
Gmb.32 KehMOOnisan yang dbentuk tepi2 insisal gigt anterior alas dengan lengkung bbir bcr.vah.A, Garis2
yang harmopnis{kin1 yang lidak harmonis (kanan). HasJnya penalJl)ian yang menari< dcr.1lid~ menari<. B,
Perhati<an keharmonisan pada wajah. .
" ..
126 ..~~,
I I I
I
! IyM,i
I I
I
/~{~(\Y\( r;V:~h,
I Gmb.3·33 Keseimbangan garls2 ysng berlawanan.
Perbedaan inklinasi, rotasi, d~n posisi gigi pada liap
I \ \
.;.;._..••••. ;:i:{
~~:··:·:·:·:::~:b
..
···:·:·:·:::i·::.:·:·::.:\ •.•
::.:.::::.: :::.::::::.:::{:.
~:~:~:::::~~:::::::::~
:~~~~MI1~~~~¥j
. I I
. .
Gmb.3 34 Permuk.aan iabi~ insisifus-1 SejaJar profil V{ajah. ?erhatikan permukaan 113 .insisal membelok ie
lingual dari garis profil. .
H?f1.!s terdapat keharmonisan antara garis2 labial dan bukal gig; dengan garis2 waje.~."Pada benllJk
mu";a yang persegi dan ovoid hendaknya gigi gigi disusun dengan garis2 yan!:! hampir legal< iurus
~9dangkan pada bontuk muka segitiga gigi disusun dengan arah yar.g Iobih divergen daripaada
tegak. SUi!t\l~lrlsi optika/ dapat dibuat untuk pasien2 dengan kelainan f1eksi nasal. Empat gigi dan gigi
pada rahang atas dapat disusun dengan sudut yang berlawanan arah teroadap devlasi, hingga tidak
~lmpak jetel:>.
Sebagai al~ran umum • permukaan labial gigi insisifus-1 atas dibuat sejajar dengan profit wajah. Pada
pasioo2 prognasi dengan protrusi iilSisifus pada rahang bawah. tepi insisal gig; gig; afas lebih ka
depan dari ser..iks gigi. Pada keadaan sebaliknya (relrusi dari insisifus bawah) tepi2 insisal gig; alas
lobih miring ke arah lingual dari serviks gigi (G·mb.3-34).
Jika permukaan labial insisifus-1 atas sejajar profil wajah, insisifus-2 harus disusull dengan sudut
yang berklwanan untuk mencegah kesejajaran yang dominan. Mlsa!nya pada pasien dengan
hubungan rahang retrognasi, serviks insisifus-1 atas lebih kedepan, serviks insisifus -2 harus disusun
agak ke dalam, agar 'berlawanan dengan garis yang dibentuk permukaan labial insisifus·12. Untuk
127
pasien prDgnasi tepi insrsalinsisifus -1 sering disusun lebih ke arah labial.lnsisrrus-2kemudian dapat
disusun dengan serviks sedikit kaluar agar berlawanan dengan garis labial insisifus~ 1.
Hampir semua bentuk wajah merupakan bantuk campuran dari dua atnu tiga benruk profil. Untuk
penampilan yang harmonis harus dilakukan modifikasi pad a penyusunan gigi. Bentuk wajah yang
dominan dapat membanlu sebagai pedoman pada penempatan gigi .
Gmb.3-3S Derajat keausan tepi In sisal g~1 anterior sesua/ dengl!ln USi6 pasien. A, TKiak adanya keausan pa:1a
orang muda. Keausan Yi3ng ekstrim menunjukkari usia yang lebih lanjut.
•
..~
.,.
." ;.;:~.
-:'"
128
B
Gmb. 3-31 A. B<Jgian lcpi insisal yang aus pada gig; anleror. B. flola aus pada A dibual unluk melfl)erbai<i
~"~n:paan OM mendaralknn oklusi seimbar:g gig; tiruan. Gigi kaninus alas dbual aus agar sesuai dengan
kailinus bClWah yang au:. unluk dtlusi seirrbang.
Pembuatan sketsa bcntuk gigi aolerior yang ems pa3a tepi insisal akan sangat menguntungkan.
Bcntuk garis lua;- eiemen gigi tiruan digambar pa£la sehelai kertas, dan perubahan2 yang yang akan
dibuat untuk meniru ~eadaan aus tepi in sisal dij9lask&n dalam gambar.(Gmb.3-36). Umumnya gigi
.gigi alas atau bagian dcri gigi yang dit~atkan Iebih ke JinguaJ akaii Sebih cepat aus sedang gig; alas
yang diterll>at~ai1 tebih ka bukClllabih tambat Keatlsan paling cepat terjadi pada gigi anteriOl bawah
yang diteJ1l)atkan lebih ka anterior. Meniu b",eo~k gig; anterior yang aus harus Iogis, sesuai de£:l9an
proses aus altibat ga:;ekao mtara gig!atas dan bcrW'lah: Membuai benluk aus pada tapi insisal
clemen gigi tiruan selain fTIEHlllemaiti oldusi dan mendapatkan oklusi seimbang juga unluk
memenuhi faktor esb:-tika.Jadibentuk aus dibuatk,.., pada bagian yang sehawsoya ada pada waktu
bcrfungsi ,juga untuk meodapatXan cikkJsi seimbang(Gmb.3-37}
UnbJk meniru benb.Jk gigi yang aus, ofek yang ditimbulkan oIehbentuk elemen gig! tiroan dapat
sangat berbeda dangan mengubah ben~k gigi. Bentuk ukuran gigi anterior yang sarna dapat
membuat penafP.lilan seperti orang muda. lerOOut dan feroirtin PiJda pada satu pasien alau,tampak
1ebi1 tua, kuat , gaga;, (jantan) unbJk pasien yarm lain (GrTb.3..J8,A)
129
·r ~~t
I
t
1
.. ~
Gmb.3·l8 A. Satu sel-gigh:iepmrsudah diubah sehingg~fk~liga gigi di sebelah kiri menggambaikan usia muda
dan ~;aill kc..-:.milmm scdang, yang discbclah kanan coook u!lluk pria yall91cbih hm Ilsianytl.B Oaerah konlak
o:Jn lepi insr.;al eiemen giglliruan hams di ubah unlu\<.mendapalkan penampaan yang alamiah.
Sebagian be~r pasien yang membutuhkan gigi tiruan bberada pada u~a dengan daerah kontak gigi
asli yang sudah aus, terjadi baik paqa gigi yang berjejal alau tidak. Karenanya elemen gigi tiruan
harus diubah sedemil<ian rupa hingga tidal< terdapat kontak titi" dengan ruang interproksimal yang
besar anla(a dua gigi.Jika gigi yang dipitih menyerupai gigi pada orang muda. gigi ini hams diasah
untuk mendapatkan penampilan yang alami.(Gmb_3-38.B) .
7.!:~f1yelesaian posisi seliap giti
Salah saw laklor yang memuaskan pasien adalah bahwa gigi liruannya menyenangkan dengan
penampilan yang alamiah. Gigi ti(uan . akan memuaskan jika susunan memberikan penampilan
alamiah_(lombardi 3(3). Jika pasien masih m~milikibeberapa gigi anterior asli, studi model harus
dibuat untuk catalan pra ekstraksi(preextraclion rocex-d). yang akan digunakan uflttik memi~h dan
m~ilyusun gigi. Penggunaan catalan pra ekstrClksi pada pembuatan gigi tim.::n ak~n mempermud~h
penyusunan hingga didapalkan penampilan yang alamiah untuk pasien yang sudah ompong . Untuk
pasien yang tidak dibualkan catatan pra eksl.r~ksi dokter gigi dapat memi~h model gigi asii yang lain
,.dan mengikun susunannya sabagi pedoman Pep. litihan dan penempaian elemen gigi tiruan tid& akan
tampak alamiah kecuali jika gigi disusun dengan inklinasl dan rotasi tertentu yang sudah biasa dilihat.
Ink6nasi dan rotasi dapal menyebabkan gigi ya;g sarna tampak lebih besar aiau normal. Msalnya
gigi I<a!'.!n~s dirotasi hingga hanya separuh permukaan masial sa,a yang tertihat. gigi te;-..,.ebutakan
.... teriihat separuh ukuran sebenamya dibandingkan Jika seluruh permukaan terihal SuStJnan gigi
insisifus-2 dan insisifus-1 atas temtama pada bentuk muka segitiga, se\uruh peonukaan labial. tidal<
terfihat bila diihat Iangsungdari depan. Pengurangan tuas permukaan yang teriihat , menghasikan
kehannonisan deng<ln mUk.a yang berben1uk segitig~. .
Titik awal uniuk memahami inklilasi labia lingual gigi ~tffior atas yang berflubungan denganbidang
yang tegak rurns terlihat pada Gmb.3-39. P8rmukaan labial insisifus-1 atas·sejajar profil wajah,yang
hampir tegak lurns. Permukaan labial insisifus-2 nfBs lebih masuk ke dalam d. daorah servikal .
dibandingkan gigi-gigi tetangganya. Permukaan labial kaninus lebih keluardi daerah servikal
c!~bandingkan gigi anterior alas Iainnya.Oerajat jauh kekJamya bagian servikal gigi kaninus
disesuaikan dengan garis 2 lateral wajah . Permukaan labial insisifus-1 bawah lebih masuk kedalam
130
di serviKal dibandingkan dengan insisifus-2 dan kaninus . Serviks insisifus-2 bawah i.::bih keluar dan
insisifus-1 sehingga hampir tegak. Bagian serviks gigi kaninus bawah sarna jauhnya kellJar seperti
kaninus atas hanya d£llClrn arah yang berlawanan.
'-
/\
I
A B c A 8 c
Gmb.3~39. Inktinasi labia lingual yang normal dan gigi anterrOr relatif terhadap bdang tegak.
A, insisifus-1 ;8, insisifus-2;C, Kaninus.
131
.; ~ ~
-- -_.
--..;:
.....
!"
Gmb.3-42. Kedudukan dalam wah supero inferbr yang relalif lerhad~ bidang insisal
• .1
Ketidak teraruran pen ting dalam estetika. Beberapa ketidak tera~ran sering dijumpai· pada gig; asl;
hingga bila drnru akan kelif1atan alamiah. Supaya gigi tiruan 6.daftampak palsu, Sebaiknya dokler
a
gigi menyusun gig; agak tidbk teratur. Pad pengamatao" m~enai ketidak-teraturan. pada gigi
anterior menunjukkan (1). Pertlukaan mesial insisifus-2 menurupi sebagian permukaan insisifus-1,
(2). insisifus-2 yang agak ke Ji'iiglJal hingga pennukaan distal insisifus-1 dao mesip.l kaninus lebih ka .
arah labial dan permukaan meSi~1 dan distal insisifu-2". (3) rotasi suaut mesi9 insisaldari insisifUs~2
ke 6ngual terhadap distal insisifus-1 sedang pennukaan distal insisifus-2 sarna dengan 'permukaah
mesial kaninus. dan (4) menempalkan tap; insis9.f insisifus-2 \ebih tinggi dan tepi insfSBI !nsisifus 1 dan
kaninus. " .. . " ." .
Kelidak teraruran pada insisifus-1 atas dapat diJakukan dengan cara, menutup salah satu ·sudl:Jt labia "
insisal dengan insisifus-l lainnya, menempatkan safuinsisfus-1 sedikit Ebii1 ke ingual dan yang
lain tanpa rotasi. atau dengan mooerP,?atkan saw insisifus-1 Sedikit Jebih ke labial dan lebih panjang
dan lainnya. Kcminus dapat disusun Jebih ke labial dari-lengkung agartampak lebih manonjol. Namun,
kaninus harus tetap berada ~ada posisi rotasi hingga separuh bagian distal dan permukaan ta~ia:
tidak terlihat dan depan. Kani~us ~ma sakai tidak lx:1Ieh disusun dengan bagian sefVikal ke (Salam.
Tefapi peff1)ukaan labial hend~nya kirn2 sejajar dengan sisi wajah dilihat dan samping.
Gig; anterior dapat secara efektir disusu·n Sedikit tidal( teratur, jika ketidak teraturan sesuai .q~gari
kcndaan yein!) saling ditomllkan seclim ~'amiah·. SUSlJn2!l yang capat mengurangi kepa!suao ialah
dengancarn menempatkan keduq insisifus-1 Ice depan dan rotasi bagian mesial, satu atau kedua
insisiful'-2 !roih Ice tingual dan lengkung,dan s~ik;t Jet.itJ panjar.g dari gig; tetangganya. dan'
permukaan mesial kaninlls sedikit menutupi pej"mukaan d.istal insisifus-2.(GmbA3)
Met1utupi gigi deng·an cara rofasi dan sekaigus menghindari ketidakteralura~ yang ber\e.bihan dalam
arah lab!;; Jin9ual, sis; irigual permukaan proksimal gigi yang menubJpi in; hams diasah.Konta~ dan
gigi yang saling menutupi aus karena gesekan anmr gi9i2 pada waktu berfungsi. Karena itu unfuk
meniru keadaan gigl yang beljejal secara,alamiah ,dclclef gig; hams mengasah perrnukaan lingual
dan gigi yang terletak lebih kelabial . dan kadua gig; yang betjejal.
133
-_.--r--
Gmb 3-43 A. Perhalikan rolasi bagian mesial insisifus-!. rotasi dan pOsisiinsisifus-2. dan bagian mesial kaninus
menutupi dislal insisifus-2. B, Ggi anteror bawah lalJl)ak aamiah didalam mulut pasen.
(8.) Konsep kehgrmonisan anlara jenis kelamin. kepribadian dan usia P$Jsien.(Dentogenik)
Menurut Frush dan Fisher u~tuk mendapatkan gambaran gigi c1sn pada gigi 1iruan ada tiga faktor
yaitu faklar jenis kelamin, kepribadian dan usia pasien. Sifc:!t kewanitaan dituangkan dengan
permukean2 yang melengkung. bulat unluk maberikan efek yang lembut pada oontuk gigl, dan
kesejajaran tepi insisal dengan garis ketawa yang menonjol pada gigi-g:gi anterior~ Sifat2 Pria
ditandai dengc!n pasien)'ang tampak ,gagah. kuat dibJangkan dangan beniuk gigi yang persegi, "
lurusnya garis tapi insisal gigi gigi anteriot\ """ " *
rv\acam kepribadian diba9i ualam lembut, medium dan kuat deOngan p9n~anan veriasi kepribadian
pada laki-laki dan wanita, Kepribadian dihubungkan deng~n bentuk wama dan posisi gig; serta
uonluk lIlatriks yang mendukunr gigi. 0 0
Usia digambarkan pada gigi tiruan dengan bentuk aus dan tepi ins:"sal, erosi , celah diantara gi9i-gigi
dan variasi mabiks sekefilillg servikal gigi (Frush and Fisher 356 ab, 3~.358)_
Bentule tic.ip gig; dan" posisi juga dihubunglean dengan"konsep ini. Uktiran dan ietak "insisifus-1
mendorninasi susunan ka anam gigi anterior CitaS. Rotasi peirflukaan distal ke depan dan
penempatan satu insisifus-1 lebih ke depan dari yang lain membrian penampilanyang ebih
:':uat(Gmb.45,A). Insisifus-2 yang lebih keeil dengan tepi insisal yang mambulattampak lebih
kewanitaanllembut dibandingkan yang Jebih besar. (Gmb.45,S). Rotasi insisifus-2 dapat
memberikan kesan keras atau lembut pada susunan gigi. Kaninus ditempatkan untuk melengkapi
gans ketawa, dirotasi agar pennukaan mesial menghadap kedepan. dibuat aus agar sesua; dengan
usia fisiologis, disusun dengan serviks ke !uar dan sesuai sumbu panjang yang vemkal jika diihat dari
samping(Gmbo45,C). "
Konsep pengaruh janis kelamin. kepnbadian dan usia memberikan informasi lambahan
(mluk mernbuat SUSUnAf1 gig; yang harmonia dongcm pasion. Doklor gig; horus dapat mongombil
keuntungan semalcsimal mungkin dan b6rbagai konsap·untuk roombuatgigi"tiruan yang dapat
memp~rbaiki penampilan alamiah l pasien
t
:-'
-.i
or. 134
"
"
(I.
....
Gmb.44 A. lJi:delll" arslam illsi!:ilus-1 <lCljlal <:f(:klil tI.darn fl'x:rnpc:rl:Jh;lIIk;m idonlil:l!: pa:.;ien jika purrmh
lerdapal pada gigi as Ii, B. diaslema anlara insisifus-1 dan ~nsisirus- 2 mcmbantu menc.)lakar. penarrpian yang
aiamiah p(ld~ ~lISllnClfl gigi anleror gigilinmn_ C. Oiaslema dianlam insisifus-2 dan Kaninus 'mernberkan .efe!<
eslclika yang bail<: jika (faihal dari samping, narmrn, (id:Jk'(eriih~( dari derail, {Bandingkan<lcngan -gambar 3-
]0.1])
135
. ~:l.
,~';"
~ :.. : .' ."
·~~~~::1
'~~l:'
L":! !:, ,..-, . ......
~
~; .~~~.
·11.
Ii
Gmb. 45 Alnsisifus-1 me~dominasi susu.-.an.ele01en gigi anterior.B. Tepi·insisal yang dibulaLl(an dan ti<uran2
rclrltif doari insisifus-2 alas memperikan kesan susunan unlt1< wanHa.C, Perhatikan Iokasikanir.us ki"i alas
relatif lerhadap garis kelawa. Aus pada gigi in! !;esuai dengan usia pasien. Perhaikan juga permukaan mesial
yang menghadap ke anterior dail sumbLi panjanQ yang verlkal dan gigi ioi . .
(
.
;.,
."
k136
_.
dapa! mengendalikan hesar dan arah tekanan pada waktu menggigil Oilain pihak pengunyahan
dilCJy,ukan dal(lnl keadaan subconscious(sctengah sadar}. Pasien tidak memikilian besardan arah
lex 3nan yang diberikannya pada waktu mengunyah. Akibalnya mereka tidak dapat mencegah
'-
Icpasnya gigi tiruan karena gaya2 yang akan melepaskannya. Sudut \ereng insisal harus disesuaikan
Ilntuk oklusi 1;1lerMI sehingga gigi posterior letap berkootak saat kaninus alas dan bawah berkonJak
tcpi ternu tepi.
'~~:;0;~
;J._
.-.~~~:-~~
IJ
Gmb.46 A. ')ukung;m yattg kurang p<l:ia ~dh pasien. Pcmalikan dagu yang menonjol.B, Bibir tclah
cJikembalika·1 p;jr.!a posi.ii yang normal, discrfai penampaan dagu yang lebih baikserta pcrbaikan sulkus menlo
lahi,,!ir.. C. C;~i 9iqi ilnlr..-ior ilIas Icrsusun rclalif rnirilg /crhfldap bibir 1I1as. Pcrhalkan j;yak gigi anlcror di .....
dcpan sisa prmi(!5US a1vedaris .0: Bibir bergerak dengan wajar kalen;! 01012 yang ekspresi wajah dikembalikan
rmd:\ panjarl:} Ii~blo~inya. Gi~li jug;, Im'l"J!( ,JI-.mlah k'II(.ma UkUI'1I1 bc:nluk • warn;} d'lIl :OU!\Ulltriflya bcruj, ..
Walaupun hlmpang gigit harus sedemikian besar untuk mendapatkan estetik yang baik pada gig;
anterior yang bcrlawanan tidak boleh berkontak saat gig; posterior berada daJam keadaan oklusi
senbik(Gmb.48). Konlak pada gigi anterior akan menimbulkan tekanan yang' bet1ebihan pada saat
oklusi setelah terjadi resorpsi dan penurunan dimensi vertikal. ..,
Tnk.mnn y,mg bmlcnihnn lImumnya fidak dapm dilnrimil pro$n$l/~ alvcolmis di regio t!nfenor yang
mm:yobabkan rosorpsi dipercepat dan lerbentuknya jaringan hiperplastik.
137
!~i.~., .
-,,,\\. 1!
'<:~" . ~ .'
.~.;:.
..
• ... t-
1\
Pasien harus.diberi kes~mpatan unfuk meihat dan manilai susunan gigi anterior pada pasang
percobaal1. Gigi timan j~ngan dibuat I diproses sebelum disetujui pasien. Walaupun pasien
tampaknya tidak memperdu~kan bentuk gigi 6ruannya telapi harus diberikan kesempatan
sebebas2nya untuk memeriksa dan manila; susunan giginya. Pasien-pasien ini semg menjadi
sangat memperhatikan penampilannya saat memakai gigi tiruannya .
.' .
... ,,--}
.1" I
··1 "'-
I "
I C
I
8 I-cl-
. .
Gmb.3-47 A, Tumpang ggi~ B.jar~ gigit . .Gmb.3-48 Gig1 anterior yang berlawanan
C. sudut lereng ir~:sd. Ti<1ak berkontak saal gigi postror dalam .Co.
138
dengan pcnampilannya hanya dangan beberapa perubahan terutama jika posisi gigi menyerupai
keadaan gigi aslinya. Ketika dokter gigi • salah satu stafnya, pasien dan ternan dekatnya puas
tcrhadap gigi tiruannya pasien dapat juga diminta manandatangani pemyC\!gan yang dilulis parla
5~llll!;ny;} xh.:!}ai bClikul; Saya te/a/) dibcri kC3empa{(lt} u'iiluk me/ilwf susunan 8khir gigi iroon .
H
Perubahnn yang diperfllk8n tel8h dif8kuk8n dan saya menyetujui pen8mpilan gig; liven.
fJemya{a;m ini dapflt molindungi dokler gigi torhadap pasion2 ~'ang menuntut dBn menyatakan bahwa
yang bersangK:.Jtan tidak diberi kesempatan untuk memeriksa gigi selama penyususnan atau bahwa
perubahan yang diminta fidak dilakukan.
l"hr,' puslaka:
: no' &. Fi~hcr RO: Howdcnlogcnic restoralions inlorprcllhc ~ex i<lCfor, J.Pro5Ih~I.Der;: 6: 166-172,356a
hust-JP, Fir.hr.r HD: How cenlogenir..q'!nlc\prels lhe personal radoc, J.Proslhel.[).~nI6:J14 ~-449,356b,
Frush JP, fisher RO: Age fadar in denlogeOic, J.Pro~1 Oent&:5-13 ;3'51,
Frusi JP. Fisher RI1: The dyncslhelr. inlresiretaJion 0( the dentogenlc concep~ J Proslhet Denl8:558-581.358
lorr.bardi i~E: The princi(1.es orvisua/ perceplbn and iheirclincal appeaation to denlure eslheOCs,J Prosthel
Dent 29:358-382.373
.....
139
~.
.; .
Soal -s(jJI
1. Apa saja akibat pada penampilan pasien jika penewpatan gigi anterior atns
krlaJu ke arah labial atau terlalu kc palatal.padii GTP. lclaskan !
3. Pedoman apa saja yang dapat di gunakan untuk menempatkan gigi anterior
dllJarn arah vcrtikal?
4. Sebutkan 1ah ciri-ciri pasien dengan penernp~tan gigi anterior tedalu tinggi.
6. Apa akibat DV yang terlalu rendah dengan !ctak lengkung gigi yang terlalu
ke posterior.
12. Apa pengaruh sumbu panjang wajah seseorang pada susunan gigi anterior
13. Tinggi bidang oklus~ anterior ditenrt.lkan oleh apa saja. lelaskan cara saudara '-
··I:J.t~~
'.'
~ .
140 l'
.r("l.
- -~:r..
-~
Fungsi gig; tiruan penuh un1umnya sangat tergantllng pada oklusi .dan artikulasi. Qi)j!!.~
udalah KontaK antara permukaan insisal dan oklusal gigi ~as dengan bawah . Ada beberapa
t __ l; - :,:) oklusi yang perlu diperhatikan pacta GigiTif1Jan Penuh. liap hubungan ok-Iusi berkaitan
dengar. kedudukan rahang saat berkontaknya gigi-gigi atas dan bawah. Misalnya, ok/us; senfris
adalah hubungan antara permukaan oklusal gigi-gigi- yang berlawanan, yang memungkinkan
kontaklinterkuspasi maksiTJ1al, saat rahang bawah berada dalam relasi senfrik. Setiap oklusi yang
terjadi diluar oklusi sentris (lise but cklusi eksenfris. ·OkJus; protrosif ada:ah oklusi yang terjadi saat
rahang berarJa eli depan dari oklusi sentrik. Oklusf lateral adalah l'klus: yang terjadi saat rahang
talah digerakknn ko latertll. Ok/us; seimbDflq adalah oklusi den gar:. Kontak simultan antara
perwukaan oklusal semua atau bBberapa gigi pada kedua sis; lengkung, tanpa memperhatikan
kecudukan rahang bawah.
Untuk memudClhkan identifikasi, sisi-ke arah rahang digerakkan di~ebut sisi keria. Sisi yang
bedawanan dengan sis: kerja disebut sis; keseimbangan. -
Pe1yusun.al1 gigi meliputi penetapan ·,gtak bidaryg okiusal, pemoontukan dan penentuan letak
len'~ung • injdinasi da_n rotasi untuk ostfltika • sarin mendapatkan inkfinas; untuk okJusi saimbang.
Ok:usi sering ditekankan sebagai satu-satunya tujuan panting .pada penyt.sunan gigi. Ma! ini tidak
banar, karen a pada susunan gigi posterior dengan Iengkung yang tar:alu labar oklusi dapat
dibu,lt seimbang. Tetapi pada saat berfungsi GTP isb. tidak stabil karena -daya ungkit yang
bo~a~. Oidusi dapat dlbuat seimbang dengan .bidang oklusal yang teri:1lu tinggi atau rendah
-Gang an .akibat gigi Druan !:idak stabi!. ;
Peran_ Oklusi
.Oklusi rl·'lIng~in merupakan salah satupokok bahasan yang penting-cai:3mbidang
Kedok'eran Gigi. Berbagai tekanan oklu~l, baik vertikal, lateral amu diagonal serfa komponennya
pad a~ embuatan restorasigigi penting untuk mempertahankao gigi dan re~to~si. Hendaknya
pada pembualan setiap restorasi , gig; ~dak terlalu tingg; atau-jendah. Oklusi pada.se~Jruh
Il'3ngkung gigi harus uipe~iksa secara keseluruhan dan dis€lsu~kan, baik paoa kedudulc:an sentrik
Cltau ek:;onlrik rahang.
M[MPUHNIANKAN LENGKUNG GIGI
P,Jda gigi firuan cE,kat yang mengganij~an satu atau beberapa gigi, membagi tekanan
kuntah socam optimal sangat panting untuk me~ndungi jaringim pend~ung sekitar gigi
....
pElnjangkaran. Karona dan saat pemasangan. gigi penjangkar~n akan menerima beban
tambahan. Seluruh lengl:ung gigi dikemudian han tergantung ban hubungan yang harmonis
antara semua gig; dalam kedudukan sentrik dan eksentrik.
Kadang kadang daya t2han tubuh sedemikian kuat hingga dapat menahan tekanan oklusi yang
tidak harmonis. _Namun dangan- .bertambahnya .usia dan bbrkurangnya daya tahan terhadap .
penyakit. beball yang berlebihan akan menimbulkan kerusakan jaringan. Misalnya pecahnya
facing yang beru!ang-ul.:mg biasanya bukan karena gagalnya perlekatan mekanis atau kumng
kualnya bahiltl. Intrlpi hehan yang berlchihan akiba{ k~rell9 loujnl yang lidak harrnon;s.
141
"Ii-
.:.}.-
MEMPERTAHANKAN KEHARMONISAN OKLUS I
"
Salah satu faktor yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan pendukung adalah ketidak
seimbangan antara oklusi sentris dan oklusi eksentris. Hampir t>emua bagian tubuh dap~t sembuh
secara alamiah dari penyakit atau luka. Tetapi, alam tidak menyembuhkan karies, juga kerusakan
akibat kelainan oklusi. Karenanya dalam memperbaiki fungsi gigi geligi, pemahaman tentang
oklusi dari segala segi penting disamping cara memperbaiki kerusakan gigi akibat karies. Dalam
Ortodonsio gorokon sotior gigi. okon m0nguboh hubungon antnro lorang tonjol dnn gigi loinnyo
dalam lengkung. Karena itu jika gigi tidak segera ditahan denga~ alat lereng tonjol yang tidak
harmonis akan menggeser gigi ini keluar dan tempC\1 yang diinginkan. Alasan ini!ah yang membuat
kaharmonisan antara lareng2 tonjol dalam lengkung panting.
Oklusi yang dapat diterima pada gigi as Ii mung kin tidak sesuC\i unbJk gigi tiruar. iengkap. Misalnya
gigi tiruan lengkap membutuhkan adanya kon!ak pada keadaan profrusi dan lateral sedang pada
gigi asli hal ini jarang dibutuhkan.
Dokter gigi hams memeriksa dan memperbaihi ~Iusi seluruh rongg8 mulut untuk mendapat
~ehannonisan anf.ara hubung·an s81)bis dan eksentris sebelum dan sesudah pembuatan gigi timan
sebagian. Distribusi tekanan vertikal dan lateral harus diperhatikan agar restorasi dan sis a gigi
dapat berfungsi dengan efisier: tanpa merusak jaringan pendukung.
Penguranqan inkfinasi Lereng toniol elemen gigi tiruan.
Barbag3i masalah dan kesulitan r9.tsl)si gigi tiruail lengkap s8;1gat membutuhkan keharmonisan
bklusi. Dokter gigi dapat mengatur somua fa~tvr o~lusl kecuali lintasan sendl. Karena itu untuk
mendapatkan kestabilan gigitiruzn kemungkinan !lya adalah dengan ca:-a mengura!1gi inklinasi
lereng tonjo! sambi! mempertahankan keharmon!sar. d:antara raktor 2 o~lusi lainnyCl.
..
142' "
.":0:.-.: _.
!t ff: I k fUJ
~o
\~
'1
[-
[ill
\IO
Gmb.3-25.lnktina~ gigi gig; anterior sering sejajar dengan profit seperti:la wajah bagian bawah.
J""0(l
/fjy)
~/'-../.~
I '-..-" 0
<.' /. '-(
if{.!) J ( n.'
/if.jj) (. 0! '
I(@) ..- ~
A
c-~c--.(£) .I ~.
.....
I,...-.....,-...
r--
'-\ I /-
r\J,J"-/\... !
r:t)-' \(0
( ~ fJ-.
\.: o~
~j' (~J\
I.
#L-~
c
.... ....
143
"~ .. ' .
.~.~ .:
i:'
A. •
F
£
.'
Gmb.4-1 A sampai C Gerakan rahang bawah ke kanan.kg; dan prolrusif di artikulator-u;-;~k menru gerakan pada
OOJxismel parefungsional . D & E gambaran intra a-oJ konlek pede sisi kcrjo don aisi kcscimbonglln. lnwk
mendapoUUln konLak yg scimbang molar ko due disusun miring mombonluk suduLlromp). Kaadaan ini iebih meniru
gerakan2 permungsionaldari pads fungsional.
Perubahan keseimbangan ok~si selaiu fe~adi pada ~fiap macam benwk gig! posterior yang
digunakan. . '.
Wrtlaupun keuntungan keseimbangan bilateral tidakdapt. dlbuktiklfl. totapi oklusi seimbang
pentin9 saat gigi berkontak tanpa. makanan didalarri mulut. Betbagai garak~n horizontal mhang
yang dilakukan Jiartikuialor tak dapat meniru semua gerakan fungsional rahang; kenyataannya
juslru meniru gerakan pararungsional .(Gmb.'1 •• 1 1\ Bll!llpoi C) Konlnk antara alarmn, Oi(Ji tiruen
dibuat seimbang untuk mendapatkan keslabilan gigi tiruan pada gerakan2 tersebul Oklusi
seimbang mudah dibuat pada penggunaan gigi anatorris. Pada penggunaan gigi non anatomis
oklusi seirnbang dapat diperoleh dengan meoggunakan kurve kompensasi atau dengansusunan
yang membentuk bidang miring atau occlusal ramp. (Gnb.4-1 D sampai G) bahkan pada
144
:.:.'
1'l~ii1akaian gi;;1 yung dalar ( !Iat plane teeUl). Pendapal yang menolak penggunaan gigi flat
plane KnfCni1 rncnganggap ~ontak han)'a terjadi pada relasi sentris saja. Selama berbagai
gcrakan fallang. g<lya otot-otol d:m tahanan jaringanlah yang memungkinkan terjadinya kontak
bilateral aiat! 0kiusi sei01bung pad a sabagian besar pasien dalam batas gerakan tertentu dan
O1;1nd:hula. Rill,IS yang jC!;JS dari kebebasan kontak gigi pad~erakan para.-fungsional belum
riikeL11,ui. f\tb pl.:ntlapill Y'lIlY :llC:l1g']\.<lk;UI hahwu kc:l!ebil:j;ul konlilk illi Itallyu l(mlapul pad;;
k()lIlil~ bibl0.ml d;1I i !ligi nnn :IImlmni$ pn!1 di:'II!;IJn j>ild;J hicl;mlJ \f;ll;:)r.
Hingga SP.!<Clfcll1!J h,mya scclikit bukli yang menyatakan bClhw(J suatu benluk artikulasi tertentu
mcmb9rik<J1l h.r;il yang optimaL Seba!iknyCl , scjumlah obselvasi klinis rnenunjukkan kel?erhasilan
Uirl i liruan lebih tf'!rg;lfItung dilri huoungan dokler dan pClsien serta teknik kffnis yang cermat dan
pada hanya t(.!rgClntung diu(salu tehnik lCllentu saja.-.:· ' . .
Kckllral1g<]nJDH~)!...cstetika jctas lerlihal pilda penggllnaan gigi yang dat",r. KOflsep hidang oklusal
Y.QEl!U!.€llf!r .!?·?~lIi"i1IL 1!I1J!lU!!.~Dcti]pnlk_;tn gerak<lo horizontqLm.andibula yang rnaksimal, dengan
O1nnggllp..'i!<an h:mmg in5isal yang datar alau 0 deraj!3l Sebagian besar pasien tidak bergigi dapat
dirawa\ dcnf!'lll baik tanpa tUlllpang gigit( over bite) pada gigi ~nterjor. Snbagian pasien dengan
j:litlk g:gil(r.vc: jd} yrtng cukup pad a insisif memur.gkinl,.ln :3cdikil t~eraimn protrusi tanpa
rneng<J(Ulg~p penampil;in pasicn. Namun jika penampilaR pasien membt!tuhkan Itlmpang gigit
p,ldn gi~i rlllk,i')r. Ill.:ktl h(l nJ 5' diglJnukan gigi pos!crior yang hcrtonjol.( ::eperti halnya susunan
Ui!l! ,ili~m:~)i pada klas II I\ogle modifikasi divisi-2}. Gila gigi anatomis dip.ertuKan harus
dipertimhrmqkilll penggunaannya walaupun dibuluhkan wakhJ -dan usaha ekstra pada
penylisUnil'lfiya.
Knkurall9i!ll bellllJk gigi poslcriC)r yang dalar dapat diimbangi dengan sedikit mengubah. bcntuk
5u<.lll12 me:jiill d;HI d.istal gigi pr~Cllo!ar untuk membelikan kcsa~i b!'lnllik ~C)njol. Coia ini -dapat
!1l€nghasil~:iln eft:k ~5letik yang menarik_{Gmb.4--2 Adan B}.
I\l!emalif 1.lin do!>ain gigi non anatomik adalah gig; post':lior Synororm(Vitil Z;,Jhn fablik), den-gan
illldin<Jsi Icreng tOlljol.yang ~~n9at r3ndail{GmbA-2, C dan 0). 'Oagi bcberapa pasien mungkin
ncntuk ini men9hasil~an pcnar.1;Jilan yang lebih baik dan pada gigi yang beliar2 non anatomis_
Snnni k:mporo OlC'll1dibula Olcmpcngaruhi inklinasi gigi geligi. sebaliknya in'dinasi gigi juga akan
mempcngaruhi sendi. l3ila inklinasi'" gigi dan sendi harmon is. pada oklusi oontrik maupun pada
ycrakall eksenlrlk, sendi diharapkan akan tclap schal. Tetilpi bita illklinasigigi tidak harmonis
karena kehilangan dan bergesemya gigi, aus yang berlebihan alau pembuatan inlay, mahkota
timan seb!3gian, gigi tiruan cekal gig; timan sebagian atau gigi tiruan penuh yang kurang baik
dapat menirnbulkan keadaan ydng patologis_ Bila kedua faktor ini tidak harmon is. sendi temporo
mandibula mungkin yang' iebih kua~ akibatnya gigi C!lau jarlngan pendukung' akan mengalariti .
1~
.i.
:.:. ..•
} ,
;:.
'"
;J.~
'\
'-~
A B
t:; 0'
"
:mb.4-2, Penampilsn bentuk premolar yang non anstomis yang kurang memen~hi fsklar es(etik.
:erusakan atau sebafiknya( sendi tempora mandibula yang akan mengalami akibat kesalahan
klusi.Gangguan kelainan sendi seperti ini mungkin tertihatsebagai bunw. keletuk. neuralgia. nyeri
epala yang berat. nyeri pada sendi dan rasa tidak anak pada waktu :inengunyah. rasa panas
ada lidah dan kadang-kadang diser1ai trismus dalam berbagai tingkatan. Adanya gejala-gejala ini
1k bolch diartikan sebagai akibat kefidak hamlonisan oklusi; namun ~elidak harmoIJ~j3n solalu
arus'diperiksa karena dapal menjadi faktor penyebab, Lileratur menunjukkan adan~a kqfelasi
ntara ketidak harmonisan oklusi dnn gangguan fungsi sandi temporo mandibula .'
. -
'. ~ ,,..
F.A.KTOR-FAKTOR PADA OKLUSI SENTRIK
Nti 'occlurk!- rlillam hidang kedokteran adalah mcnl1hrp. ·Isfilah ·oklll~i" dalrlm kedoklercln gigi
di;Jllikilll 5cb<lg;Ji po!;i:.; gi(]i·gigi da~1m keadaan berkonlnk. Oklusi scnltlk fldal(lh bOlxofllaknya
9i9i-9i9; atr:l5 dan brlwah saat rahang bawah berada dalam kedudukan senlfi\( terhadap kepala.
Umumnya ~Iuf.i sclltrik diartikan sebagai posisi lengkung-11e~gi alas dan bawah dengan qigi
s.Ia!am keadann konlak maksimal (Hendaknya diingat CO adalah akhir penurupan waktu
mastikasi) Definisi in; juga mencakup rahang bawah pada CO saat gigi sudah aus. Jadi ~!I!
!I:i!!...9.!i.lH§!...§onlJ.ik
dan raJasi senfrik dengan gigi saling berkontak. tidal\. selalu berimpit. Oklusi
scn!lik dan mltlsi sentrik pada anak-annk dalam keadaan nonnal akan ·identik. Bertambahnya
knaus.,n gigi scrta tnrjadinya kerusaknn gigi. mengakibatkan mandibula secara bertahap berubah
pasisi dmi rel"si senbik. Kemungkinan perubahan in;" pen ling disadari terutama pada:pencatatan
hubungan oklusaf dalam pembuatan gig; tiruan penuh(atas! b;lwah saja afau kedua-duanya).
Mis.'lnya S<1at mcnggigit ring an pasien cenderung mcnggigil pi1da oklllsi eksentrik yang habitual.
munQk1'1 lebih ke arah protrusi atau lateral atau kedua-duanya. Tatapi saat menggigit. Kuat pada
bolus makanan yang keras, mandibula cenderung kembali ke posisi reb usi. K3r60anya hubungan
mandihula tcrhildilP milksila haflls dicrtlat pada kodlldulti.U1 yang paling mundur ke balakang (CR)
untuk ke5tabiian maksimal.
147
.~
,
'" I
VJA@~\'gi
""y\\'
.'
. - ~~r:1""'"
. 1...
.r-
\.
l.
..... .
:....
.
].. _/&-)
pt)
. (i.~~<"':""~"";
"(.f \ . . ::
,r,; ;~--~I,)r*;;:
::::~{~~·v·
;:~~, iH::i
:.
'i~!!~ ~~_~
\L~
'.
. . ~o:~~: i! '!
!..., .~ l~ ; i
: ~ ...... 11..~.~~ ';?1-;v- ~. ~ ~
. . . . . . . .! .• .., {:.I. < "J" :
Gmb II ·3 G8fi~ a!ou !Juk2 wmg nlf)llgh\lbuugkan lonj.nI·. pado sal1l clemer. gigi tirusn kc fosSIl gigi lawan
}cmplIlnya bcrltunpu padil rclo!;i ~ntns . Tiga ponoh mcnunj:;kkon omh tilik al(V Ionjol bcrg::mk SCI<!fllO gerakon
"pilOn sisikcrja, sis; {kcseirnhilngilo don p-olrusiL
Gigi asli pada ratiarlg <'If AS dan bawah memifiki. hubungan antar tonjol yang dapat
me~pertahar.kan hubungannya satu dengan yang lain, baik pada posisi tertenbl maupun dalam
keadaan befiungsi. Pada oklusi senbik beberapa tonjol tertentu uerJ\ontak di dalam fosa gigi
fawannya. Tonjol·tonjol ini menja\al'lkal. rungsi tertentu (Gmb 4-3). Alam memper1ahankan
keserasian Iereng2 tonio! da:am posisi eksentris . Misalnya pada 9~ilkc;n ke lat&l'al kir1. sisi kin
menjadi sisi kerja. tonjol bukal gig: bawah bergeser Ice luar dianlara tonjol tonjol bukal gigi
l<twannya. unkbJk mempertnhankan kontak.Tonjol-tonjol palatal gigi alas kiri(sisi Icerja) bergeser
dian tara tonjol-tonjol linguc:! gig; bawah yang berlawanan uilluk mempertahankan ~ontak. Gigi
unterior kiri bawah akan hcrgeser keluar sepanjang permukaan Icreng insisal gigi kiri atas untuk
rnempertc1hankan kanlak. lonjollinguai gigi atas kanan (sisi keseimbangan) bergesersepanjang
lereng permukaan lingual tonjol bukal gigi bawah- untuk m.empertahankan kontak pada sisi ini.
l~ada g~)rak IaIEral kiri , permukaan lereng lingual tonjul bukal gigi alas dan lereng bukol tonjol
lingual bawah di sisi kin serta lereng lingual gigi anterior atas kiri berada dalam keadaan yang
harmonis dengan lereng lin94al tonjol tonjol bukal gigi bawah kanan, Inklinasi lintasan sandi
Kanan juga berada dalam keadaan harmonis dengan lereng tonjol gigi dalam gerakan tersebut
Jika semua kondisl normal, pada berbagai ge~akan eksenirik terdapat kehamlonisan antara
lereng lereng tonjol dala~ berbagai posisi.
148
UI;lU/7lnya pJ(okan oklusi yang terdapat pada gigi asli dJpal dlterapkan pada gigi tiruan. Teta pi
tll01P?~S gigit( ovorbito). dan slIdu( inkknasi loreng in:.is..11 slloah tomontuk pada oigi osli &OOaog
pada gig: timan lengkap. tl.lmpang gigit sebagian ditenbJkan dokter gigi. Pedoman !erong insisal
d.::pat dibuiJt dengan sudut yang curam 600 atau Iebih, atau datar dengan sudut 50 sampai {) Q ,
teganrung dokt"Jr gigi, dan masih dapat diperoleh oklusi seimbang. Namun dem!kian, tidak: semua
beflfl mengllnlungkan, walilupun iereng2 tsb. dalam keadaan'-seimbang. Hukumoklusi dapat
dilJUat untuk ·di~erapkan tanpa dipengaruhi oleh faktor2 yang ada pad a gigi asi atau gig; timan
1~/:9k."p. TC:la~i. kescimbangan dan ieharmonisan oklusi bcrlaku dan dapat dicapai pada berbagai
k(ll11binasi <:lllihra Caktor-faktor kendali.
Ada dua faktor kendali yang hams dipertimbangkan pad a okl~si gigi tiruan lengkap yaiw Jereng
sen~L dan.!~[engjn~i§?L . Pada pasion yang sUdqh tidak bergigihanya ada saw faktor yang
di!cntukan pasien. yaitu inklinasi leronq ~~. Dokter gigi tidak dapat mengatur atau
In(mgub-almya lInluk menyesuaikannya dengan teori tertentu. Tiap ketidak hannonisan antara
lereng tonjol dan !erong sendi dapat menimbuli<an gangguan pdda geralcan se.ndi temporo
mandibL!la clan kestabilan gig; tiruan.
Faktor kendali yang lain adalah leronq ins;sBI yang ditenlulcan dolcter gigi sesuai pilihan susunan
gigi te~Jpi <la/om baws untulc rrfamenuhi estetik. Dapat dirnengeru makill rendah lereng insisal,
mendekati ()O, makin stabil gigi tiruan karena makin rendahnya aeng lateral. Namun ada
keterbalasan yang perhl dipematikan dokter gigi yaibJ estetik, Icetebalan .prosesus alveolans, dan
hubllngim mhan<]. Tial) faktor dapatme~gubq~.~udt» le&ng.insisal.
Ll~.tak!Qf. penbng pada gemkan protrusif menurut Hanau. adalah (1) ink~t'.asi lereng sendi,(2}
kecembungan kurve kompensasi,(31 inlclinasi bidang orienfCIsi;(4) inklinasi lareng insisa1 • dan{5}
~nqgi tooi2!. Urutan fakt0r2 tersebut telah mengalami peru bah an , tenrtama untuk Ieb4h
mcnjeiaskan dan meiiiudahkan. Beberapa kata telah diubah. (seperti ftnnggiW sampai "inKfinasi")
Kilrena ink IUlilsi tnnjol lebih penling pada penyusunan gig;. Frasa ka!a "bidang orientasr diubah
mCllpdi "orientasi hidang oklusa'" karena lebih jelas menggambarkan apa yang te~adi. Kata
on~/ berarti rnencari arah alau hubur19an. Jam· orientasi bidang adalah faktoryallg masih harus
W
ditcnlukan sedang bidang orientasi menunjukkan bahwa faktor ini sudah m~entukan. Agar lebih
.....
jcla:. urI/tan kclima faklor !llama ofeh lam dkk.diubah dcngan umfan sebagai beril<ut : ill
![I!finas; lertm!1.§~ndi,(~} irHnasi lercng insisal, (3} orientasi bidang okfusal. {4} inktinasi tonjol, (5)
kecembunqan kUlve kompensasi. Fakror yang pertama dan kedua{ inkinSisi lereng sendi dan
inkfinasi lereng insisal J yang ~engendalikan gerakan artiku/ator. sedang 'ketiga fak.tcir lainnya
(oric!nl(lsi bidang oklllsal, inklinnsi tooJof. dan knccmbungan kuf'40' komponsasi) dapat diubah
dQkter gigi unfn/k mendapalkan keharmonisan diantara kelima fakfo{ tsb. {GmbA-4}.
GOlbA -5 menl!njll~k~Jn !~ktqry-ertallli! dan ok/usi. yi. inkfinasi lerenq sendi. yang merupakan
:-.,!!u· ,,,,!llaTa raklor y;:U1g diborikan pasien. F.i:ikfor in; diperorch dengall membuat 'l>enc~t3n
hl/llil:l~pn prolnr!;if. f)(lf.1m Gmh.4-6 faktor sandi sildah di(Jindahkan pengatur ereng sendi
C'!r1il: :Jl;l:nr
149
:"."i.'
'I!
Gmb. 4 - 4 lereng sendi. A, Jan kemiringan sudullereng.insisa!, 3, merupakan faklor faktor penentu yang
diteta~xan sebelum keHga fBktor lain drentuk dokter gigi.
Gmb. 4 - 7 menunjukkan faktor oklusi Va,ng kedaa yaitu inklinasi \ereng insisal yang disetel
dokter gigi unluk menetapkan Imengatur gerakan artikulator. Faklor ini dipengaruhi besamya
turnpang gigit (over bite) dan jC!rak gigit (oyer jet) yang ditenlukan doMar gigi untuk memenuhi
faktor estetik. Makin besar jarak gigit , makin Recillereng insisal selama tumpang gigitnya tetap,
dan sudah tentu makin kecil tumpang gigil makin kedl sudut ini.
Hnhang bowall okon dilunlun ko ponini 2 yang namn noknli borboda dorlgon mongubah inklinasi
lewng insisal. Gigi posterior terle1Bk lebih dekal ke ...all ak"si lereng·insisal dari pada 5udut lereng
sendi.
(Gmb.4-8). Akibatnya pengaruh inklinasi Iereng insisaf pada gigi lebih pesar dari pengaruh .
I~reng sendi. .
Pada Gmb.4-9 ditunjukkan mandibula dengan tumpang gigit yang berbeda bed3. Mandibula pada
Gmb.4-9.A.. mempunyai tllmpang gigit yang sangat ked I dengan akibat inklinasi lereng tonjol
~-
,
150
~~.:·-\'V~
.' ,,: gJ..,:" :.! " .~
":l·Nt·····
, ~\ '!'=' :..: •
. .. " ~: '. .
, . 'j
yang. lebih'rendah; ,~a~~·GmbA-g.B, mandibula dengafl tumpang gigit yang lebih curam
;' 'r.1butuhkan lereng .tonjoLyangcurarr.. Jadi dapat diiihat s?GC)ra, ,!angsung lereng tonjol
(j; ::::nukan 'dan pusat "rotasi'"yang ditentukan oleh garis yang .ditarik· legak !Jtjrus tertJadap kedua
--..
..,,. ... :.-~
•f
...
...
(;1111> -,!, Ar:tll' p:llli1h mCllllnllJUmO linlasllII li!tnng "olldilll:~. IIII;n.plIl.no nalll ~lunYfl IlIklor kondoli rohang
li"1.al, yilll!J dlllllllh Jlilf.tCIl I;Jk bel !Jt!)1.
151
i
. t·
~
..' -:~" ""!" ~~~~ ~~:1: ... ~, ...
';.!
... ;:.,
~r
!! •.•• t.
...
."'[~
~'o:
t;·
~; ~L.\:~ ~~~~~.~
:"".
.,
. ~"
Gmb.4..{) Anikulalor dengan model serla Gudut lereng kondl/us yang dipindahkan d!r'i Gmb.4-5.
" .:,
B
/I.
..'
Gmb 4·7 Sudul Jereng in sisal. yang dialur oleh dokler gigi.dilenlukan pada artikulEllor. A Sudullereng insisal yang
da'iar don, B kira-kira 150 (sctinggi insisal ,Ianda pan8h) , sudul ini dilenlukan atas pilihan dokler gigi yang
. t1ipollyllruhi olch bos(1f11Yo lumplJlIg.gigil yung dil)Orlukllll IIl1luk oslolik.
..:
t
152
.:. ... ~;~;.
'-
}(~-~.
--"----
/\ \
]0"
'-:'t:2)\. ,-
\ --~ ('0'-
. \
''''','-. ~ , " . \,,, 60~
"''-,----- ->~-~~
- -, ..... ,jO~ .~
Cn~ ~o~ ,,~C(\ \J
~JJ
• V'V
1-'1
27
J
..........
1<::JOt.
~---~----
B
-..... _--.
Selanjutnya pcrhatikan gigi gigi qapat disu~lJn dangan tinggi bidang oklu:.al yang berbeda-beda
dan masih harmonis (!engan gerakan artikulator. Namun :nnnempatlCan bidang oklusal 1ertahl
lingg! a.rau tSilaltJ rendah akan'merugikan salah satu yaifu; prosesus alveohris, faktbr estetik atau
kBstabilan. Jika jaringan lunak sekitar gigi tiruan harus bertungsi sesuai seperfi kefika masih
bergigi, bidang okklsal harus diterr.paikan tepat seperti kefika masih bergigi. Jadi penempatan
bidang oklusal menjadi faktor tetap yang ke liga. Dengan menempatkan gig; anterior dengan
benar untuk penampilan, dan m~nempatkan I-,juno posterior bidang oklusal 'nendekafi 2J3 baqian
atas dari retromolar pad , dcil.ter gigi menetapkan orientasi dari bidang oklu;~ar. Karena itu setiap
perubahan yang dibuillhkan untuk menyrnmbangkan oklusi, hams dilakukan ;>ada raktor lain yang
mempengaruhi oklusi, seperti inklinasi lererig fonjol atau kecembungan kurve ~omperisasi
...
!Hklinll!ll lorc:m!Lt'lni!ll..1lini. l\phllUni fnklor k~L!!!!!I.W! elm; oklw:i, /'cl"I;"1 ::lldut lmrtJfIJ sofuruh
pArmllk<lRn okJus<I/gigi dAn inklinm;i Innjol f~rh;::rf:tp bicl:ln9 to~nbut. MiAAlny; gigi dangRn laranH
330 menuiijukkan br;hw(J lereng mesial dari tonjol membenfuk sudut sebesar 33° dengan bidang
yang menyinggung r.emua ujlmg lonjol dan gigi tsb . J)engan' perkata~n lain, .ika sumbu panjang
gigi benar-benar legak , bidang acuan(horizontaij akan tegak !urus sumbu P"". ang gigi dan lereng
mesial akc:tn b~rsudut 33° tethadap bidang horizontal
-Namun inkfinasi tonjor yang dibuat pabrik tidak selalu mcrupakan inUnasi efe;dif jika gigi <fisusuri
unfuk mendapalkan ok!usi di artikuJafor. Sudul lereng tvnjol ~igi dapal dibuatlebih curam jika
ujung distal gig; bawah di:msun leb;h lirrggi dillibagii'J1l lIl<!sial. LerenglinkJinasi ronjol dapat
rlikumngi jika IIjllng cJi!;lnl gig; d;:>usun Ichih ronnah d;Jri lmgi,ln mO!".ial. Pcnycsuaian yang serupa
ci:1pal j1l9~ dil"kllk;:tn pmf;) ink6n;}!".i Iornnq lon;nl h"bl d:mlin!/Ilill jikn r,IImhU p;mj;mg lmko·fingll .... '
cJirniringkan.
1"53
; :. ...~:.~
·t;I'
.....
"- ......
......
......
"'-
, ""- "-
'\
'\
,
~~;\:
:J.
I
'-.---
Gmb.4-9 A..pusnl rolns; dc11900 IlImpnng fifi yang koeil. B,Oklusi yong di.bonluk DOparli pooo 13 alu.!.!l condaung
mendaung gigi timan alas lebih ke ~an dai pads oklusi yang dif?enllA< dengan pu~ rolasi si alas pennuka8n
bidong t)/(Iuslll.
. .
Jadi gigi yang dimiringkan dapat membenl:uk kurve ·kompensasi dan Mooi tonio' efektif menjadi
lebih besar atau lebih kecil. Artinya walaupun gigi bersudut 00 dapat disusun membentuk lereng
terhadap gigi lawanrtya.
Faktor ko lima adalah keccmbllngan kurve kompensflsi, faktor ini memungkin doklar gigi
mengubah linggi tonjollanpa mengubah mahkota gigi tiruan. Tonjol dapat dibuat lebih tinggi atau r-
lebih randah(curam atall datar) hanya dengan momiringkan sumbu panjang gigi unb.Jk ..~if.'
menyesuaikan dengan pedoman lainnya. Jika gigi yang digunakan datar, kurve kompensasii dapat
digunakan untuk memberikan efek yang setara. lereng mesial tonjol gigi bawah dapat dianggap
154
SJ~bJgal s8gmen-segrnei1 kurve kompensasi yang terpotong -;::oion9, dfngan bag ian bagiannya
yang disusun kira-kira berbentuk gans lurus, Jika setiap bagian disusun berurutan hasilnya
!.,,: an suatu kurve kompensasi dengan suatu permukaan yang sambung menyambung,.
I ;(:iiJluk<:~al1 scpcrti ini dalla! dibentuk dari gigi ueng(]n sudu! 0 dcriJjaL
"H9udaknya diingAt waiCiupun liap (aklar ok/usi dibahas secara ferpise/J, telapi fC'.ktor2 ini pada
nC/'ls; /flail gigi disesuoikoll 5ckDli gus Iln/llk mcndnpnlknrl')(clwrmonisnrl?ion kescimbangDn
dengan gerakan arlikulafor", '
,',....,.... ....
..........
............
--- --
...... , --.
~---
R
.....
........
-
l
Gmt>,4·10 Ponclopim pusat rotasi pada gerakan laleral dengan rncn(lfi" garis legak lurus lcrhadap lere.19 lonjol
B1.02 03 lerlelak secara konscntris terhadap titik B
Faktor-faktor 'penting pada 'oklusi lateral hampir sarna seperti yang dibutUhkan p~da oklusi
protrusif. Dua faktor utama adalah sbb.:
(1) ink]j[l..€IsiJQren.9 sondi pad a sisi kesoimbanqan dOlO
(2) inklinasi lereng lingual toniol pUkal alas dan lereng bukal lonjol lingual bawah.
Inkljnasi ini hnm:') harrnonis dcngan linlnssn gigi cnninlls htlWilh torhadap ctlnimls etas sampai
kontak tep; 1p.n1u fcpi.
155
<
Oapat dimengerti ada lebih dan satu pusat rotasi, bahkan kenyataanya jumlah pusat
rolasi tak terhingga. Jika mandibula berputar ke lateral dengan satu kondilus tetap ditempa~
umumnya dianggap mempunyai dua pusat retaii. Namun mandibula dapat mengawan gerakannya
dan kedudukan protrusif kemudian bergeser ke lateral atau ke setiap kedudukan di antaranya.
Walaupun demikian berbagai gernkan mandibula dikendatikan oleh faktor gigi dan kondilus serta
dapat dikelompokkan dalam dua kategori umum dari pusat rotasi.
Pada setiap kedudukan eksentrikdapat ditanl< garis tegak lurns pada lereng tonjol ditempat
mandibula berhenti untuk menentukan pusat rotasi pada kedudukan tersebul Misalnya maridibula
dalam Gmb.4-10 telah bergerak ke kin, dan gig; bawah telah berhenti pada satu titik tertentu pada
lereng ~Qnjol gigi lawan di sisi ldri. Suatu garis yang· dilarik tegak lurns ke alas terhadap lereng
bukal toniol lingual bawah di sisi keria dan gan5 lain legak lurns permukaan lingual dari toniol
bukal bawah pad a sisi keseimbangan akan bertemu di titik B. Semua lereng yang terlibat -dalam
posisi lateral kin harus terletak pada lengkurm IengkUng dan busur yang dibuat dari tib"k rotasi ini.
Pusat rotasi akan bergeser sesuai arah gerakan mandibula( atau Iengan artikulator} dan posisi
sentrik. Pusat rotas; ditentukan oleh gans tegak lurns leffing Jereng di sisi keria, lerenq lerenq di
sisi keseimbangan, rian kondiius disisi keseimbanoan. Lengkung-Iengkung yang sejajar dan
lingkaran-lingkaran konsentris dengan jarak yang berbeda-beda {81,82,B3} dari pusat semuanya
hannonis selama gerakan.
Pl'sal rotasi juga dapat bergeser k~ lateral saat mandibula berada pada oklusi lateral.
Gerak~n atau geseran mandibula ke lateral ini merupahm akibat dali gerakan kondilus sepanjang
lereCll laler2! dan fosa_ Geseran ini dikenal sebagai pergeseran Bennet (Bennet shift). Menur..:t
penemuan Gysi, pergeseran Bennet ini rata-rata sebesar 15 derajal (Hendaknya diingat, pusat
rotasi dapat -bergeser ke lateral dan tet~p dapat membentuk lengkung dan Dusat rotasi yang
bergeser i- Dalam Gmb.4-11 dapat dilihat akibat lereng insisal dan lereng kondilus pada lereng
tonjoi gigi posterior di sisi kerja dan sisi keseililbangan. Perhatikan perbedaan antara lereng-
loreng di sisi I:e~a dall sisilceseimbanga:-:. Pad a contoh yang dipertihatkan perbedaan ini
merupakan akibat kondilus di sisi kerja tidak naik at:Ju turun telapi berpu-tar{ kecua~ ~::Jda geml<::Jn
Bennet). Karer.anya lereng disisi kerja tidale securam lereng di sisi kaseimbangan. Selanjutnya
pematikan sudut Iereng di sisikerja Iebih randah di bagian posterior dan lebih tinggi ke daerah
insisal , dan perh::ttikan juga derajat kemiringan bE!rubah dengan bertambah jauh jarak gigi dan
kondilus dan mendekab insisaL Jika inklinasi -lintasan in sisal ()O , maka semua lereng tonjol disisi
kerja harus 0:'1 juga. Karena tJada contoh ini sudul leren9 insisal 300 , kita mulai menyusun gigi
posterior dengan lereng ton~1 yang lebih kecil dan betangsur angsur bertambah besar dan ...
Illcncapai 300 di_daerah insisal.
Sudut !ereng toBiol di sisi ke!,>eimbangnn ·'ebih cllram dan sist kerja karen a terdapat d ua
faktor yang memp~ngaruhi angulasi yaitu; lereng insisa.l.~Oo dan.lereng kondilus 100 . Dokter gigi
menentukanllereng insisal ,dan pas!en dicatat lereng.sendi , kemudian arlikulator dengan sendiri
akan mengatur inkfinasi gigi-gigi pada semua posi~i setelah dokter gigi menggeserkan gigi-gigi
hingga tedadi kontak pada' semua gerakan. (. yang dimaksud dengan keharmonisan dan
keseimbangan oklusi)
Pad a pernbahasan mengenai o~.Iusi dikatakan , pasien yang tidak bergigi memberikan
sudut lereng sendi telapi tida~ dapat berbuat apapun untuk sudut lereng insisal. Selanjub1ya
dikatakan bahwa Icreng sendi bukan satu·satunya faktor yang berperan. Kenyataannya pengaruh .!..
lerellg sendi tidak sebesclf pengaruh lumpang gigitatau sudut lereng -insisal yang dilentukan 1.11
....
dok ter gigi. Pada pasien yang tidak bergigi tidak mungkin diketahui sudut lereng insisal pada gigi :'
156
asli atau berapa besar seharusnya pada gigi tiruan lengkap yang ak2n dibual Karena itu penting
bagi dokter gigi untuk mer<:'nbJkan besar tumpang gigit atau besar iereng insisal. Suatu penslman
n;engJl1ai pengaruh geometrik- dari lereng tonjol menunjukkan bahwa lereng tonjol yang lebih
rendah merupakan faktor stabilisasi yang penting pad a gigi tiruan_ Pertanyaan timbul pada
penggunaan gigi dengan permukaan oklusal yang datar. Secara teoritis cara ini tidak aKan
didapall<C1n keseimbangan bilateral, karel'1a kondilus tidak berge-rak dalam arah horizontal saja.
Karena itu , harus ada sedikit kemiringan dari permukaan oklusal agar serasi dengan gerakan
mandibula ke bawah. Kestabilan gigi tiruan berubah dengan berubahnya lereng tonjol, maka dipilih
ink6nasi lereng tonjol yang serendah mungkin untuk gigi ijruan lengkap. _
..Ris:'!, 10"~
---".- ':"~-'llc "- --:'=';'"'-'---~'-=l--~-":~
.~ ;y....... -...
i
!
: f) . "
~
I "
.
lb~-...
1B.5"~-=: !"d--- /
\,.>-'--
(:j::-
2\"' ....
10.5"~~
H"_cJ "-
CZ)" /
/
LB N
'I~.J
) r-" _ (, )
-;r"
~8"5
-('\,_-...
'-~_)
-'," -(:9.,
-"-
!17-~··-.>6
.0
t
2~<:.:q
,. .....
l-.J-"'- A/ "~
- "'-...73_"'_,~_.
~--A~
801('ncin 9 'i~r. ~27'i"\l'::'~ Working side
":, I~q~.
...
:J"" j
dJ----ctJ
Ri5O:~ )0
~~
.I~·
'.\
,.
tonjol terutama didapa t dan gay a vertikal yang tirroul saat menubJp mulutl. Tonjol-tonjol akan
memotong, merobek dan menari~ serta r..nenghanC1Jrkan makanan. G;gi . yang datar tidak dapat
menghancurkan makanan jika tidak disertai gerakan horizontal dalam siklus kunyah, Gerakan
horizontal ditimbulkan oleh otot-otot pengunyahan , yang meneruskan gaya-gaya horizontal ke'
berbagai struktur pendukung dan menyebabkan ijmbulnya Iebih banyak gerakan pada gig; tiruan
dan pada yang ditimhlllkcln olch bong lonjol.
Dalam Gmb.4-13 diperlihatkan arah gerakan mandibula yang ditentukan oleh pergeseran tonjol
gigi bawah yang melintas( permuk'aan gigi lawannya. lingkaran a mcnunjukkan tonjol gigi atas
yang bergerak di atas permukaan molar pertama bawah. Panah dalam arah antero-posterior.P,
menunjukkan arah k.ontak antara tonjol dan lereng pad a gerakan !urus ke depan. Tanda panah B
~enunjukkan gerakan lateral dengan arah diagonal di sis; kes9imbangan. Panah W
menunjukkan gerakan tonjol pada sisi ke~a. Namun , tidak berarti bahwa gerakan mandibula
hanya dalam 6ga arah tersebut Gerakan rahang juga merupakan gabungan dan gerakan B dan
P, ata'..' P dan W • berarii mandibula dapat bergerak dalam ruang antara B dan W.
p
Gmb. 4-13 Arah gerakan tonjol gig alas ;>ada gigi poslericr b8wah. A. tonjol r;j.r;j
~
atas: B. ETa, gernkan pada sJsi
"
keseimbangan;W. arah gerakan di sisi ke~a; P, :roo qerokan I!olrusi '. ' ,
Gigi-gigi aslidengan benluk yang baik,tidak a:;:; c;fan sehal akan menggiring rahang bawah
mengikuti ketiga arah gerakan umum ini. Dengan IEtngkung utuh serta jaringan penyangga yang
sehaf. jaringan periodontium akan. sanggup mcnahan lekanan pada gerakan rahang bawah. Di
lain pihak, luas permukaan yg mendukung basis gig; tiruan lebih kecil dibandingkan dengan
dukungan pada gigi as~(Bab I). Akibafnya basis gigi tiruan membt.tbJhkan lereng Ionjollateral dan
prolrusi yang lebih rendah dan gigi asfi. Peoerapanny~ y~ng ideal adalah dengan sudut ()O untuk
faklor oklusi seperti lereng insisal dan lereng sendi. Akhimya timbul argumenlas; antara dua
pendapat tentang bentuk oklusi (anatomis dan non 'ahatomis) tergantung dari persepsi dokter gigi
akan penfingnya keinyinan pasien versUs peran penetapan lereng kondilus oleh dOkter gigi . '
Jika bel1luk oklusi yang direncanakan adalah untuk mendapa1kan lereng tonjol serendah
mungkin. gigi harus dipilih dan disusun menurut rencana inl. Gigi posterior harus mempunyai
loreng tidak lebih dari 5° di premolar dan menjac1i lebih curam ke arah mollar kedua; sudah tentu tl
158l
penyusunannya tergantung Iereng sendi. Namun jika tumpang gigit gigi anterior dibentuk Iebih
Iajam dan 5° ,harus digunakan gigi posterior dengan lereng yang lebih curam.
Rencana bentuk ok/usi seperti ini pada gigi tiruan lengkap memburuhkan pengurangan inkfinasi
lereng tonjol yang menghambat gerakan gerakan antara I~eng insisal dao.lereng sendi. Basis gigi
linlc:m dapal tidak soslIai dangan tonjol tonjo/ yanfJ borfJorak me/intasi fosa yang sudah ada. Hal
ini berarti bahwC! pin insisal tidak hanya terbatas gerakannya pada garis.batas Iuar lengkung
Gothik saja, tetapi dapat bergerak kemana saja dalam lintasan batas ini. Pin insisal harus dapat
b~rgerak diatas incisal table pada se6ap gerakan xombinasi protrusi dan latera', tanpa ternngkat
dan incisal table atau. tidak lancar selama gerakannYa.
: .
Oklusi harus bebas dari hambatan.
~:~:~~--::c _~c)~ c •• _ -- ~
~~ --_"! 1:/
I
.:.
1'\... I - .A
W Ri~es 15
n Rises Od
I W----
r;;~::: ! ----~
~ ·Rises °1'. 6~~e.!9°
. (;:;r-~=:: ----q
10
. ·r
U~I~
.
. Ri~CS. 5"
. .-=.:c.7;-
.,
_!~S.:~~
...
o
.
8c! .. ndn 9 side ru1i I Working side
:t: oJ
R• 0""'
_ _ _ _ ~o.;.sc;;.:s~ ' ' ' -_ _ _ _ _ __
17'1--:
I
Gmb.4-14 Initlinasi lareng tonjol dengan lereng sendi yqng curam 30 0 dan
breng insisa/ yang datar (0 derajat)
Oakim Glr;). 4-14 diperfiha1kan skema untuk memilih. menyusundan mengasnh untuk
"-
menyasuail'an pedoman insisal yang lerencana dengan berbagai keadaan lereng sendi pasien
(dalam ilustrasiini iereng sendi3(0). Terlihat lereng tonjol padasisi kelja horizontal. Sucut lereng
ini dilentukan oleh geralcan horizontal dan kondiJus pada sisi kerja, yang hanya melakultan sedi~it
gerakan rotasi dan tidak bergerak ke atas atau keb~ah, dan sudul Jerenginsisal yang hanya
bergerak kesamping tanpa gera.kan lee alas dan -Ite ~awah. Lereng tonjol pada sisi keseimbangan
.mulai dan 00 , atau hampir ()O • <Ii regiopremoJar dall meningkat secara bertdtap ke arah koodikIs
sisi keseimbangan hingga mencapai300 en lereng seb<ti ini. . .
159
~. ;;.
·.. :
'[l
;1
.':
.;.
.\
,.
jaringan sekitar rongga mulut. Pemilihan bentuk: gigi posterior menimbulkan banyak pertentangan
antara drg klinik dan para penefiti.
Ada beberapa pandangan dalam memilih bentuk oklusal gigi postE!rior, namun hanya dUB bentuk
yang akan dibahas yaitu bentuk gigi anatomis dan non anatomis
GIGI ANATOMIS
Yang menggunakan gigi anatomis berpendapat alam telah membentuk gigi yang pating sesuai
untuk: fungsi kunyah. Gigi gigi yang bertonjol mempunyai bagian untuk memotong yang dirancang
sedemikian hingga gaya kunyah yanv hempir teg~k lurus ~apat memotong makanan Kontur tonjol
mampu menghancurkan dan menggillng makanan dengan tekanan yang sesuai. Adanya celah
yang akan dilewati makanan mengurangi tekanan ~unyah yang besar:- Elisiensi kunyah gigi
anatomis untuk beberapa jenis makanan lebih' baik dibandrngkan dengan bentuk gigi yang sudah
dimodifikasi. Lereng ior:jal memungkinkan terbentuknya keseimbangan bilateral daJam berbagai
kedudukan oklusi E:ksenbik. Tonjol-lonjol memberikan jarak lertentu pada oklusi eksentrik hir.gga
terbeflhtk o\c;iusi seimbang (Gmb4-16)
r, n
i"
~
Gmb.4-15 Tiga dari bcbcropo benluk oIdussi yang mowaloli berbagai konsep penyusunar: gigi posterior. A, oklusJ
. yong rncngguo8kan gigi onatomik dongan suwt 3J d€l'~ot yang disusun rengon kurvo komponsasi. O. Oklusl
'. dongon gig posterior yang disusun dengsn kurw buko lingual yang lerbaik di premollr,moltr-1 dtrl molar-2 mtuk
, mendapal kontak yang saimbang.C. Tonjol gig posloricr yang smgal rendah dSUSUl mombenluk bidoog okIusal
yang dalar dengan moI~- kedua diSUSLO unluk mendepatken konld< &eimblJlg.( lihal Gmh.4-2,C dfrl 0)
160
Gigi yang bertonjol mampu mencegah rotasi gigi tiruao yang saw lertJadap lainnya dan tidak
dite,ukan pada gig; yang dalar.{Gmb.4-17). Interdigitasi anlar tonjol pada sisi kerja memberikan
Kontak antara lereng dan tonjo\ yang mencegah rotasi basis gigitiruan.
PC'lra pemakai gigi non anatomis, meodasarkan hypotesisnya pada bukti-bukti seperfi berikut
Konlak gigi pada waktu mengurryah terjadi di sisi kunyah , bahkan Iebih sering pada sis; yang tidak
digunakan untuk mengunyah. Kontak terjadi tidak dipengaruhi benluk atau susunan gigi timan
yang digunakan. Kontak jUg2 terjadi waktu manelan- d~ tidur. Umumnya kontak terjadi secara
alamiah. kecuall kontalc yang lebih lama pada. g~i!t~n parafungsional. Sabagian basar bukti
mendukung kesimpulan bahwa pasien lebih banyak ;nengun.y.ah.pada kedudukanoklusi senbik.
Hal ini menunjukkan posisi "fang dituju Vlaktu menutup rahang. Tetapi Iwntak antam gigi tidak
selallJ terjadi pada posisi horizontal yang sarna.
Postur pasicn. bcrgcsemya basis gigiliruan. gerakan. akan mempengaruhi Iokasi konlak.
Gambaran 0lclll5al gigi yang datar menghilangkan kemungkinan terjadinya kontak oklusal deOektif
saat \idak ada mak.anan di dalam mulut
- -
Penggunaan relasi senbis lidak ber-arti bahwa pasien mengunyah dan mene:an hanya pada posisi
ini. Umumnya gerakan mentrlup tidak hanya tedadi pada posisi yang mendekati relasi seniris
tetapi juga di depan relasi senbis. Hal ini yang mendukuJ19 konsepperlurwa rlisediakan suatu area
yang bebas dan kontak. dj anterior dan lateral dari relasi senfrikpada setiaj) benhd, permukaan
oklusal. Kebebas<!n sema~am ini mudah diperoleh.pada penggunaan gigi·yaog dafar.
,. Pcnggunaan gigi tan(la t mjol untuk menyusunnya' butuh waktu yang lebih singkat • yang dapat
mongurcmgi biaya peraw:'.tan dan menghemat waklu dokter gigi. Behan' ekone m; dan waktu doktei
gigi ~;1nHClt borhuhungar. dong an fase pembualan gigi tin Ian. Perfimbangall ini panting dalam
kl)nleks sosiO=-ekcnomi masakini. Keunfungan.penggunaan Migi non snatorr.:ls adalah: .
(1) lebih mudah pengqunaannya. k2rena itu digbnakan pada hubunganrahang klas /I dan Ill.
(2}Me.tnungkinkan pengatupan rnhang pada daerah V009 lebih lIas.(3) nle!limbukan tekCinan
horizontal yang • minil!~f.(4) memudahkan peJayanan perawatan gigi liruan Iengkap ,(5)
!!}~gkjnkan E.embu~,an gigi timan dengal! arbllUiator yang Iebih sederhana.
,f'.
.... ...
l' /I.
\. -4""".'. ..'"
)'
Gmb.4--16 A·[3 mCllunjuk•.an kelebalanf jarak GmbA-17 1iii(> kem1mgkillan rolasi ) :U1g di-
rot:! (Iklll~:ll rf:l/;un nkillsi ckscnlrik. limbukan oIeh konl':lk fereng lonjol :xl sisi
ke!".eimbangan akan dinetralkan fcnng tonjol
Y.Jlg hcrl'lwalltlll aJi ::i!:i kC!lj;J
1 161
:, ~
Mereka yang leblh menyukai gigi non anatomls manyatakan bahwa • kerusakan jaring~n
pendukung gigi tiruan disebabkan oleh inierkuspasi antara gigi-gigi bertonjol setelah turunnya
dimensi vertikal akibat resorpsi prosesus alveolaris. Resorpsi jaringan pendukung gigi tiruan
memungkinkan rahang menutup pada jarak yang lebih p~ndek dari jarak kontak oklusi pada saat
glgi tiruan pf;lrtama kali dipasimg. Gerak menutup rahang pada keadaan ini menyebabkan seluruh
mandibula s'erta gigi bawah ikut bergerak ke depan. Akibat gerakan ke depan mandibula. lereng
mesial tonjol gigi bawah berkontak leblh dahulu dengan 'Iereng distal tonjol gigi atas. Akibatnya gigi
tidak dapat lagi bcrkontak pada oklusi senlrik '{Ialaupun mhang beruda dalam kodudukan ralasi
sentrik. Hubungan 'yang salah ini akanmenekan gigi tirllan atas ke depan dan gigi bawah ke
belakang.
Sebaliknya terdapat beberapa ~erugian'penggun¥n gigi'non anatomis.:(1) bentuk anatomi
dari segi estetika lebih buruk (Gmb.4-18) .(2) K~luhan 'tidak dapat mengunyah dengan efektif dari
beberapa p~sien.· dan (3) Butuh 1ekanan-kunyah"yang"hampir horizontal untuk mengunyah, yang
menimbulkan tekanan ke arab lateraLPada prosesus aIVeol~ris. .
A-
1
I
B
....
Gmb.4-18 A. Gambaran ekslra oral dan B. intra oral dari susunan bentuk gigi posterior non analomis
menunjukkan efek esletik yang buruk. lihat Gmb.4-2 unluk mengalasinya !'!
~~
,f'162 ~
.
'-.:
..:.1.
.Ji'7"!
"':" ~".
163
./ , , .. ,,~~....... ~ .9·~ '-J:.J ~,( cI£a.....~<4-<,<P-( ~,;-<.,.
?-t ~. f<.-.t~ ~{U../'lt6h~~~ "7-:. ~':' /)-.£ .,c·, tl~"\ ~,~¢ ... ~~~. ~ ..... f',,,", 7'v,~ f~~
h-.P-r.. rJ\-t-.'t /Yt-d--&...-1. -I. de..- FhL0J! /-V'"'J?t' jec.-..,./ .. . ., ..
Pef1~'-USUnan gigi balvah lebih dahulu ·dari giqi·atas.·Cigi dtempatkan dalam arah buko·:
lingual hin~ga garis tegak )~rus yang ditari~ puncak bukal prosesus alveolaris akan membagi dua
tonjol bukal . t.:e~-Qklus~1.:..dalam-:aral+:.veruka! 'disesuaikan-hinggaienetak pada garis yang
menghubungkan mesial kaninus bawah c1.engan titik dekat puncak retromolar pad, Setelah gigi
bawah tersusun, ~iokiiisikan dengan gigi·atasnYa . .Jlkamalam tempatgigi yang-:akan·ditempatKan
sudah dilunakkan dengan spqtula pa·nas, ~igi kemudian ditempatkan sedi~it lebih tinggi dan
permukaan oklusal· galengan gigit. Kemudian 1(ing~n artikulator dikatupkan agar gigi lawannya
dapat menekan gigi tersebut ke tempat yang diinginkan. Jari telunjuk menahan bagian seevikal .
gigi agar tetap dtempatnya selama artikulator dikatubkan, Dengan eara ·ini· akan diperoleh kontak
tonjollingual yang diinginkan. Cara yang sarna j~ga dilakukan untuk menyusun gigi lainnya ..
Cara yang ·serupa dapat dilakukan 'untuk menyusun gigi dengan 'oklusi seimbang. Gigi
dipasang agak lebih tinggi sedikit dan permukaan oklusal galengan gigit kemudian artikulator·
dikatupkan pada posisi· iateral, -dibuka,·kemudian .dit1;ltup -pada'kedudukan senbik. ·dibuka ·Iagi {fan
dikatupkan pada posisi lateral. Cara ini akan menyebabkari gigi berputar pada sumbu panjang
atau puncak nya, dan lereng tonjol akan menuntun gigi·ke·ternpatyang-diinginkaf'!. Jari-harus·tetap
menahan bagian leher gigi agar tidak terdorollg ke lateral. artikulator ditutup dan dibuka pada
kedudukan yang diinginkan. Gigi tak -boleh lep3s -seiama ~engan artikulaior·digerakkan dari satu
sisi ke posisi yang lain. _
Saat penyusunan gigi untuk mendapatkan oklusi seiinbang, besarnya gerak kelalerai yang
digunakarr adalah jarak' yang -yang dibutuhkar(ontuk ·meneapai·kontakiepi ·iemutepi 'antara
ka:1inus "tas dan bawah. Penyesuaian untuk mendapatkan oklusi seimbang dllakukan setelah
percobaan protesa malam dimana faktor estetik'sudah dipenuhi. fetasi sentrik"benar,'lerenQ,sendi
sudah c!isesuaikan. Pada oklusi sentJik tonjoi gigi berkontak dengan fosa gigi lawannya yang
didis2in agar seimbang. ( Gmb.4-19 dan GmbA-2Q). : .
Penyesuaian kontak yang seimbang antara gigi-gigi terakhir dilakukan saat ketiga faktor diubah
yaillJ; kurve·kompensasi. one!ltasi ·bidar.g oklusal·!J 3n . inklinasHereng -fonjol . HaI1nh:!ilakukan
setelah penetapan keduB faktor terminal yaiiu sudut lareng insisaJ dan lereng sendi.
Seiama penYUSiiflan agar ·kontak 'gigi -gigi -seimbang ,·pin -insisal ·artikulator ·tidak ·boleh
terangkat dan meja insisal. Jerangkatnya pininsisal pada gerakan lengan artikulator menuniukkan
acanya perubahan pada faktor pengendali,
Saat lengan artikulalor" digerakkan ke posisi lateral, teriihat lonjol gigi atas bergeser melintas
ruang-ruang a:-ltara tonjoi -dana fosagigi bawan ·seperti titik A pada-gigi'alas·melintasi tilik -B pada
gigi bawQh yang terletak pada lereng bukal di sisi kerja.{Gmb.4-21)
Pada lereng lingual di ....
sisi kerja titik A 'bergerak melintasi titik B pada gigi·bawah ·seperti ·teriihat ....
pada Gmb.4-22, Pada sisi keseim~angan tonjollingual gigi alas harus berkontak dengan tonjol
bukClI gigi bawah (Gmb.4-23)
.....-
·b
164
~~i:
..~.~
".
'::,,".
.
' ~:.
Gmb. 4-20 Gigi galiy; pada oldusi senbis·dari aspek lingual, anak panah· menunjukkan hubungan
anar tonjol dan fosa.
Penyusunan gigi posterior atas dimulai dengan menyusun gigi prer-nomr-1 kemudian
lanjulXan sampai gigi molar-2•. Penyusunan' gigi2 posterior atas tidak disusun dengan titik kontak
yfln9}apat Gelah yang keeil di. antara gigi isb. memungkinkan gig; ba1P,.ah_~dapatkan relasi
mesio-distal yang sesuai dengan gigiatas.YnWkn,emasang gigi @tas paqapj)sisibuko Doouai
y~.ruLP~'1ar, buat gariasepanlang puncakproso8u8 dengan sebuoh,penagaris van; tet>inva
ditempatkan sepanjang pun~ prosesus alveolaris\emudian pada .perpanjangan qaris ini ben
Bl._
':'lndo pods tf:!~i mOdel bawuh. daJam Grnb. 01-201). gAri:; pooa permukpn. okk.rsa.galengan
gigit dong an' menghubungkan tanda pada tepi modol' tersobul(Gmb.4-25).PuncakfDnlo,l palatal
gigi alas diteml?alkandi . . . gans' inUGmb.4-26) Gigigigi b~h mendapatkan poslsl. buko- .
lingual dan mesio distalnya densjan jalanmenggigilkannya dengan gigi posteriorafas. J(arena
il]ielkuspasi akan r4emberikan JcaduduJcan gigl yang tapaf.sobaiknya gig; yang pertama dfpasang
adalah molar -1 bawiih. Maksudnya adalah agar dapat memparfahankan garis yang menunjukkan
lokasi puncak prosesus alveolaris pada galengan gigit. karena hanya membuang malam· selebar
gig; pada. galengan gigit . (Gmb.4-27). Oengan. menempalkan molar-1 bawah tanpa gigi
telangganya lebih memudahkan penelapan posisi cialam amh Clntero posterior.
165
.. . ~ .
.-.-
J.~ ;::,.'~';
i .~~.';;;'!::~.~
.'.
.:~.:
,{'.
f;'
t-
Gmb.4-21 Gigi geligi pada sisi kerja posisi lG!erai kiri . Titil-:-titik A mefintasi titik fib"k B
'-
•
SmhA··22 (;~)i P;'l./(I !lir.i k~!li;Hlari ;lsp0.k linou:'-li. Gfilh.~·23 G~Ji2 parfn nisi kesnimbangan ·r
:.,..*
I ~ik·lilik A I1Ic~linlasi laik-lilik B. ., .. .
:'W ... .
'.,.;,::
166
L9~
.i.
·f
\. 'U!IIIIIXIAIII slJua:;llld 6I1n~m~
IlflMl/q IIl1fiUl1fJ !OflS:JS IilHIA BunljflllOl lIlO/OP IJIlMCKJ P!O
l!fi~ ue&Rtf/5 up"d ~J1J6 SIIIU!P unsl'lAuuul IjIIIUII UUwopW !Ullill",'; UU"I"UlIUp
lud"l UU'IIIK/1UOI!P IlIlIlhl!lll'>!I1II L !ll ""Iw~ I,:;ICIUI !Chil uflutl ljll!llIlIflll'l 11.11/11111 '., :.!JII"J til ~ IIUlD
~
.) , ~
I
}.
'i
,I
,
,'.
..
~
Gmb.4-27 Mol;u-l rild;) Icmr8lnya. Gmb_ 4-28 Mol<lr -7. y;mg ldah dipC!sang.
.\
F':';
....-:
. ...
.\
.-:J.,;
.,
..
Gmb.4·30 Pmmolar-2 hawD!! dilr.rnpalnp
Gmb.4-29 Molar -2 pcx:lD IClTlpalnYJ· 168
Gmb.4-31 . Prertplar-1 bawah tertdu besar GmtJ.4-32 t>engasahan Premolar 1 aJar
.• ul1tuk ruang yang lersedia. - Sesuai sisa dengan ru8IYJan
l'ildoponicl5tmgan promolar-1 bowall ncbagai gig; postorior yang portqmll, lumpang gigit yang
tidak 1<onstan (lapat mengacaukan posisi gigi hingga sulit mendapatJ<an in~-tuspasi dengan gigi .
ata3 yang menyulilJcan pemasangan gig; posrerior fainnya. Karena itu "premolar-1 bawah
dipasany paling akhir untuk menyasuaikan der.gan berbagai variasi tu~ gigit dan jarak gigit
anterior. Pade pemasangannya premolar-1 di aSM agar sesuei dengan sisarJ,l£llg yang ada.
Gigi gigi tidak disus~n un1u~ iJlEIldapatkan okJusiJartiku~ seimbang pada saat ini hanya disusun
unhlk mendapa~en posisi oenlrik yang boner dengan gigi lawsn. Penyesuaien inkfinBSi gigi-gigi
untuk mendapalkon keseimbangan dilakukan setelah peiiiasangan semua gigi poslerior.
PadaPcmasangan molar-2 kp.mtmgkinan kesalahan hanya satu yaitu menefapkan posisi dalam
arah antero-posterioryang benar{Gmb.4-28 dan Gmb.4-29).
Premolor-:;> bnweh dipasang sefelah scbagian hlok malam gi1lcngflll gigit dipotong di doornh jn;
(Gmh.4-30)
PrcrnQJar::'!.Jl~~t.!h merupak'tm gigi yang pating akhir dipasang, dan seringkali perJu diasah kanma
tumpang gigil pas;enurTltJmnya Jebihbesar don tumpang gigit yang scharusnyo untuk clemen
gigi yang tclah dirancang pabnle yang . membuatnya.(Gmb.4-31 ). Pabrik tidak dapat membu~
ukuran sebanyak variesi hUbungan raIlang yang ada:) Karena alasan ini , pengasahan gigi
dibuluhkan untuk menyesuaikan ukuran gigi dangan b~ar ruang yang te~edia. {Gmb.4-J2}
AI~si1n lain mengapa premqlar-1 b8wah merupakan gigi yang terakhir dislJsun adalah karena
hanya tonjol bukal yang beroklusi dan tidak mengganggu estetik bila dikecilkan jika dibandingkart
clnng;m pml11ol:1r·1 ola:;, yanglobihjolm; tnrlihilt. .
KC!;<1bhnn umul1l pada pemakilian gigi anatomis hingga 1idClk cfisicn krtrnna ungkif.1n ~aa
kesnLlht.Ui C!~t(!tik adalnh karena cenderung menggunakan !Jigi' yaoU tersedia t..mpa mengubahl
If)9
., :....; i .' ~ ".
!.,
;.'
......"
',) .
;;."1',
.
,f[
'i-':
mengasahnya. Akib~tnya gigi bawah disusun cenderung terla1u ke depan, yang mempengaruhi ,!'
~
Berbagai tehnik penyusunan gigi tanpa tonjcl.
Bagan oklusi dari gigi-gigi yang datar dapat disusun dalam bentuk kurve kompensasi atau bidang
datar:' .
"
\~. ;(I-
Tchnik pcnyu5umm gigi tanpa tonjol yang memben(UK s:.lu bidang dat.a; di dasar'~an at.:is
beborapa pmmis yang berbeda dengan hal2 yang telah dibahilS sebolumr.ya:-
PClsiel1 cicngCln gigi limiln longkap hendaknya tidak mAn9gigit dengan gigi anterior. Jika disa~ari
akan koterbatasan ini, maka tak dibuhJhkan kontak se:mbang pada oklusi protrusit. Untuk
membantu upaya ini, gigi anterior disusun dengan lereng in sisal mendekati ()O t Sebagian pasien
dapat.menerima Iereng insisal yang datar tanpa mengorbankan estetik. Tetapi kadang-kadang
pasien amu dokter gigi. menginginkan efek kosmetik: yang optimal. dan menganggap perlu
membuat tU}11pang gigit anterior. Umumnya hal ini dapat dillakukan dengan membuat jarak .9i9it
(over jel) yi.lll!) (:ukup unluk hlomurigkinknn lmj:.Jdinyn koul:tk 'n<:rn~n pn<Ja-nigtl1or.(OIior-S':nllptli di
d(!p<lll kodudlJkilll mlar;i sc:>ntris.(GmhA .36).
A. t
c o
Gmb.+ 34 Gigi'nigi yang dalar disu.~un pada ~rliktllcllor Cl~!ar Icrjadi konlak rnaksimal dcngan kurvQ
korrpcnsasl di. A. Id,,:;; :":IIlIi:·; dan B. !J(:,:d~ JlIIJI",::i ya"~1 hnll::. M(:j;, ill':i:::11 ;ulib,I:,lor rjalllCIC:IIO ill!':i~;lf
pada gigi. kA1I.1:rny <l hcr:'lldlll 0° . Tid:Uc Icrdap;tI tumpang gi-;lij p:rd<l gigi ;:Inlerior, C gcrak,lII kc ~ater",1 kin
dan kanen di!iimulLlgikan I'ad:l mlilculalOl cI:~am 0 clan E. Pc!rhatikanl<onl;lk p;ld~ ~i~i r.<::-.cimbancjan pad;!
kcdumya (anal< panah)
" 171
B
"
~'
Gmb.4-35
Kada:lg·kadClng , tiga fitik okfusi scimbang' harus digunakan dcngan mol<lr-2 disusun miring{ ramp), A dan
8. 8ila seC(lra Icknis lidak dimungkiri<an pengguihl~n ~Icmcn gigi linlil!1, ma!am dClpul diukir unluk
mcndapa\kan konlak di sis; ke:eimbangan. (tanda panah) C
....
~ ._---J~
~
Gmb.4-36
Jarak gigl yang cukup lcrdapat pada gigi anterior unllJk mcngimballgl kebuluhan lurnpang gigil
unluk alasan kosmcl~. . .
;.,),.
JMz
~:~
172
A 8
.:
Gmb.~37
A. Gini ;1:\1<:1 01 lh::uSUII dcng:.lll lcH!ng insisal -() der cljzl.B dclll C, Cigi gigi c...l~.IS yang sudah soIesai di:;·.ISUI.l
dcng;Jn !epi insisal gig: Clnlcrior dan-permllkaan okilisal dan gigi pos\erior teiletak pada sat.J -bidang <lata;.
~~melltara gig; - gig; .yang datar.ilanpa tonjol ) dipasang • Ie:-eng. sendi arokulator dis9tet
pada 0 derajat. Gmb.4-37A). Oengan cara ini, menggigit dengan gigi insisif dihindari dan titlak
terdapat proyc;":;j t'JOjol-di atas bida.ng oklusa{ di posterior. Dengan demikian ar1ikulator Har.al;J
~!au Whip mix yang semi adju1able digunakan sOOagai artikula1Dr sederhana.·Dengan" galengan
!"Jigit bawah p..-v.fa mOdel di artikulatcr, gig; gig; posterior stas'olSusun pada ga:engan gigit atas .
Gigi gigi dltempalkan unluk beroklusi dang!!.'1 permukaan yang dalar dan gslengan gigit bawah,
dan discsuaikan kontur ij:::lengan gigit alas yang ditenlukal1 sebelumr.ya. Tanda landa yang tela.l
dibua: pada model atas }uga digunakan 500agai pedoman dalam penyusunan gigi. Gigi atas yan.;)
lelah selosai disusun biasanya menunjukkan tepi insisal gigi gigi anterior dan pennukaan oklusal
gigi pcsterior yang terietak pada satu bidang datar (Gmb 4-37 B, dan C). Kadang kadang gigi9i9i
anterior atas ditempatkan scdikit lebih rendah dan bidang oklusal p~lerior untuk memperbaiki
... estebl. Tetapi dalam keadaan ini, jarak gigit harus cukup besar untuk memungkinkan gerakan
molar.cur gigi posterior tanpa menyebabkan lepasnya gig; tiruan.
Selan:utnya. gigi gigi bawah disusun hingga terjadi kontak maksimal dongan gigi gigi atas (Gmh.4-
38). Seterusnya setiap gigi ditempafJ\an didalam socket dari malam yang dilunakkan dengan
5palllia panas pada galengan gigi~ kemudian m1ikula!or dikatubksli sambi menckan gig; ke arah
buko-lingual yang sesuai dengan konlur galengan gigil bswah, landa-lands pada model, dan
tamadap gigi afasnya. Hubungan dafam arah antero - posterior cmfara gigi atls dan bawah tidak
IIlcnjadi mnsalah karcnatidak ada tonjol gigi yang memerlukan intcrkuspasi.
1'1\'
.~
1~
A B
c o
. iii, .
Gmb.4-Ja A dan B • gigi-gigi ix>sterbr bawah disusun unlu!< mendapatkan kontak maksimal d~ngcm gigi-gigi
<ll.as. C, Daam kasus iili meja insisa dan sudullereng sendi arlikualor diselel pada 0 d('lrajat Susunanp.
gigi posfC!rior IClmpak scbagai sa!IJ bi:fang dalar.
A
B
....
Gmb.4-39 .A, Giyi yang Icr.lk.hir paJClI<Jhang bclV(ah Udak bolnh disusun di alas pcrrnukaan proscsus
alvcolclris yang miring. B. Model diberi landa pada .bagian.- prosesus alveolaris .yang mulal rnelengkung
koalas.-
Setiap kombinasi penggunaan dan gigi-gigi premolar atau molar dapat digunakan untuk mengisi
ruang yang ada. Balas paling posterior yang dapat ditempati gigi adalah titik yang merupai\an
tempa! pada proseslJs a~.Jeolaris yang melengkung ke alas (Gmb. 4-39) . Kadang - kadang
Ukurao mulut pasien yang besar dengan jumlah gigi yang ada membutuhkar. pemasangan gigi
mo!ar kedua bahkan llIolar-3 di alas bagian yang miring tsb. Pada keadaan ini gigi gigi ini tidak
UOIy,onl;sk uung .. " yi~li (llIlilYOII;:;IIYU_ OnL'1I1 umll horiwulr:t1 yiyi ulw; IIrnu"'''ylJ montllll"i gigi
hawahny.i. Padn gigi yang datar dapat di sus"n bait; unt"k cross bite? un:!aleral atau bilateral.
174
Soai-soa/ :
1. Apakah tujuan konsep bidang oklusal yang datar(Monoplane oclussion) pada GTP?
Jelaskan keuntungan dan kerugian konsep ini.
2. Apa yang dimaksud dcngan relasi scntrik menllfut Za'rb dkk.
Mengapa relasi sentrik ini penting pada pembuatan gigi tiruan penlJh.
Kemungkinan' apa saja yang dapat menimbulkan kesalahan pada pancatatan fefas!.
sentries.
3. Apa yang dimaskudkan dengan: - oklusi eksentrik
. - Artikulasi
4. Apakah GTP dengan ok:usi yailg seimbang se/alu stabil? Jelaskan Jawaban saudara.
5. Pada gerakan protrusi terdapat 5 faktor penting. Jelaskan perbedaan ke 5 raktor tsb.
meflurut Hancu dan Zarb.dkk.
6. Jellaskanlah c~ra saudara menetapkan orientasi bidang oklusal pada kasus GTI-'.
7. Apakah perbedaan antara inklinasi lereng t?njol gigi dan inkfinasi efektit lereng tonjol gigi.
8 Se!;?utkanlah dua faklor utama pade oklusi lateraL Jelaskanlah jawaban saudara.
9. Ap~ yang dimaksud dengan sudut Bennet dan pergeseran Bennet(Bennil6t shift)
10. Bahaslah mengenai konlroversi panggi.1naan gigi antomis dan gigi non anatomis pada
GTP.
'-
175
'-
UNIVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
BAG IAN PROSTODONSIA
.,;:.
·PENU.NTUN KU'Llft~H'
ILMU GIGI TIRUAN PENUH
TOPIK: .
Q~ PERCOBAAN
. GIGI TIRUAN PENUH WAX .
r7r PE~.~ASANGAN GIGi TIRUA.N PENUH DALAI\~
MULUT. .
'D' MASALAH SETELAH' PEMASANGAN GIGI TiRUAN
PENUH DAN CARA PENANGGULANGANNYA.
__ OLEH:
DRG. HAZMIA ARSll, SP.PROS.
Pokok Bahasan :
TAHAP PERCOBAAN GIGI TIRUAN PENUH WAX 01 OALAM MULUT
Sasaran Belajar :
Bila diberi pertanyaan tertulis teniang tahap percobaan gigi tiruan.penuh wax di
dalam mulut, mahasiswa mampu menjelaskan :
1. Maksud dan kegunaan tahap perccbaan gigi tiruan penuh.
2. Mengevaluasi retensi serta susunan gigi khuSIJS mengenai estelika dan
oklusi.
3. Mengevaiuasi macam-rr.acam kesalahan dan cara penanggulangannya.
~ .
============~==~=~==============~===========================
Pada tahap ini gigi tiruan yang telah disusun pada b~!?is akrilik dicobakan di
dalam mulut, setiap kesalahan diidentifikasi dan dikoreksi sebelum gigi tiruan
dip, oses r.lenjadi gigi tiruan akrilik. .
Sebelum giqi tirlJan dicobakan di dalam" inulut, gigi tiruan qipasang di artikulator,
diperiksa susunan gigi-gaginya. bila dioklusikan berkontak den'gan baik. Begitu
pula artikulasi diperiksa apakan sudah tidak ada kontak prematur pada gerak
.
ariikulasi ke kiri, ke kanan dan pada gerak protrusif I sampai edge to edge gigi-
gigi posterior atas dan bawah berkontak.
Perlekatan basis dengan model hCiil..iS baik. Sentuk perniukaan basis yang
dipolos harus baik dan halus, dan tepi sayap basis membulat.
Kemudian gigi tiruan wax d!lepas dari artikulator dan diperiksa seluruh
permukaan basis gigi tiruan yang menghadap ke mukosa pendukung harus
bersi" dan lidal< ada sisa gips alDU wax serlo licJiJl< ada hilt/inn ynng ())jam
IOrulQlll3 daoral1 lopi-tcpi saynp bosis gigi liruon. SetnlClh l<.ondaoll gigi iirIJ3n
wax, baik dan dicuci di bawah air mengalir, lalu dimasukkan dalam mulut.
Untuk mencegah ierjadinya perubahan dari' gigi tiruan wax di dalarn mulut perlu
gigi tiruan setiap 3 menit sekali dikeluarkan' dan dicelurkan dalam air dingin
selama 1 menit. .
176 ,..
.
Yang diperiksa di da/am mulut adalah:
1. Perluasan sayap. retensi dan stabilisasi gigi tiruan.
2. Pemeriksaan estetik.
3 Pemeriksaan dimensi vertikal (OV).
4. Pemeriksaan relasi sentrik.
2. Pemeriksaan estetik I
Gigi tiruan atas dan'bawah dimasukkan da{am mu.iut. Pertama..olama "Ciiperiksa
penampil~n pasien di,ri arah frontar'aan lateral -dalam keadaan beroklusi,
kemudian diperiksa pada ( .
'JI.'3ktu mulut setengah terbuka.
,
Per(u'diperhatikan:
» Dukungan bibir da~ pipi cukup atau tidak. terlihat. dukungan memberikan
ekspresi wajah normal dari pasien.
};- Caiis tengah (mid~line) dari gigi anterior berimpit dengan garis tengah
muka.
:..- Permukaan insisal dari gigi-gigi atas harus sejajar dengan garis inter pupil
dan permukaan oklusal gigi-gigi postenor sejajar dengan a/a-tragus (garis
camper).
,.. Tinggi bidang insis~1 atas setinggi b:bir'dlas bila tonus bibir normal. Untuk
mencek bahwa tinggi bidang insisal atas sudah tepat dengan melihat
tinggi bidang oklusal rahang bawah posterior::!: setinggi 2/3 retro molar
pad pada dimensi vertikal cklusal yang sudah lepat. .
:;.. Pada keCldaan mulut setengah terbuka atau pada waktu pasien .disuruh
tersenyum gi9i-gigi anterior terlihat 2/3 dari gigi terlihat.
177
"
r Bentuk gigi insisif pertama atas dlsesuaikan dengan bentuk muka. Warnaw
sesu8i dengan warna kulit dan rambut. Susunan gigi sesuai dengan:.;.:
kepribadian / walak dan jenis kelamin serta usia pasien ..
Inklinas; gigi anterior atas sesuai aturan dasar penyusunan.
» Pasien diberi cermin untuk memberi komentar. Untuk tipe pasien yang
exact oCln indiferen seoaiknya mengikut sert8kan anggot8 kelu8rga
terdekat
Bila ada perubahan yang perlu dilakukan, kalau s'~dikit dapat dilakukan
penyesuaian pada kunjungan ini. Akan leta pi bila perubahan yang perlu
dilakukan besar atau banyak. misalnya kesalahan mid-line, letak bidang
oklusa!, perbaikan diperiksa pad a kunjungan berikutnya sebelum gigi tiruan
diproses menjadi gigi tiruan ~krilik. ..
}- Penguk&an ~
Oibuaf tanda pada hidung dan dagu seperti pada penetapan DV.
dipasangkao"gigi tiruan wax bawah saja, kemudian jarak kedua tanda
diu~l.1r dan ini merupakan DV fisiologis. Ulang beberapa kali saillpai
diperoleh nilai yang tetap.
Kemudian. gigi tir!Jan wax atas dipasangkan. pasian disL!ruh menggigit
dalam sentrik oklusi dan jarak kedua tarida tersebllt diukur lagi hingga
diperoleh DV oklusa!. Perbedaan jarak kedua DV ini besarnya ± 2mm.
178 }.
t
b. Pemeriksaari relasi horizontal:
Rc;i.1si rC'lhang dalam huoun9an horizontal disebut relasi sentrik.
Kedudukan oklusi sentrik yang dicatal pada keadaan relasi sentrik, dan
bila pada pengecekan kedua sentrik ini tidak berhimpit harus dilakukan
pencatatan ulang.
Caranya:
Gigi-gigi posterior bawah dibongkar dan diganti dengan oklusal rim. Tinggi
okllJSal rim J galengan gigit dibual selingyi bidang ok/usal gigi bawah.
Kemudicm pasien disuruh menelan atau dibantu oJeh operator seperti
pada 'Naktu penentuan DV dan RS. Diulangi beberapa kali dan difiksir.
Yang perJu diperhatikan ialah pemasangan ulang model di artikulator
dengan memperhatikan komponen artikulator dengan benar.
Setelah gips mengeras, gigi-gigi dapat disu~un ulang dan dicobakan pada
kunjunganbenkutnya.
Persiapan model ·sebelum gigi tiruan penuh wax diproses menjadi gig;
tiruan penuh akrilik.
Pe<hatikan : -
1. Post dam.
2. Relief
3. Underc!Jt.
Ad.2. Relief:
Oaerah yang perlu direlief yaitl.! daerah basis yang dibuat tidak berkontak dengan
mukosa Yililu :
,. Torus paiatinus.
,.. Torus mandibularis
,.. Bagian tulang y:mg tajam dan lidak dilakukan alveolektomi pada rahang atas
Jan bawah.
I Foramen mentale.
,.. Linea mylohyoidea yang tajam.
179
3. Tepi gigi liruan harus membulal dan tidak ada sudut yang lajam pada daerah i .
tepi sayap basis. . i
4. Periksa mukosa jaringan pendukung, harus serIal tldak ada mukosa y::mg
tertekan atau' kemerahan akibat protesa lama.
5. Gigi tiruan sudah dpoles dengan sempurna.
Pemberian instruksi :
r Tahap pertama, evaluasi kontak basis gigi tiruan dengan mukosa jaringan
pendukung: .
Gigi tiruan diambil dar; !arutan pntiseptik dan dicuci dengan air dingin,
diperiksa kontak basis gig; tiruan dengan mukosa pendukung dan harus
merata. Masing-masing gigi tiruan dievaluasi secara bergantian_ Sebeiurr. gigi
tiruan dicobakan di dal2m muJut dan sudah tidak ada tepi sayap basis gigi
liruan yang ove'rextended, gigi tiruandiolesi pressure indicating pa.ste (P.I.P.)
tipis-tipis pada basis yang menghadap mukosa pendukung, atat. dapat
dipakai campuran olive oil dengan bubuk tletcher dengan kon~istensi sedang
dan gigi tiruan dipasang di dalam mulut kemudian dilepas kembali. Dievaluasi
dC3erah pasta yang terhapus. Dan bila pada daerah ini menunjukkan adanya
mukosa yang kontak lebih berat dan tertekan oleh basis gigi tiruan_ Hilangkan
daerah basis yang terhapus dengan cara pengasahan. Ulangi prosedur
p~-:gccey'3n kontak basis dengc!1 mukosa ini sampai diperoleh Kontak yang
merata. Biia kontc::k' pasta sudah merata, ini menunjukkan bahwa tidak ada
mukosa yang lertekan lebih berat. Kemudian diperiksa dan dievaluasi arah
pemasangan dan bila ada daerah undercut yang menyulitkan pada waktu
memasang dan melepas gigi tiruan, pada daerah ini harus direiief dangan
cara pengasahan. Haluskan permukaan yang diasah dengan "bur wheel low
speed" untuk menghindari terjadinya-panas pad a akriiik resin dari basis gigi
tiruan.
.'
182 '.
~
~~::.
G.lInb<tr 1 : Oasis gig: tiruan penuh yang menghadap mukosa dioiesi tipis dengan pasta P.I.P.
A. Oaerah basis rahang alas yang menghadap mukosa pendu~ung terhapus lebih
herat di relief deng~n p .. :tgasahan. .
B. Basi:; fahang bawah yang menghadap rnukosa pendukung yang lerhaplJs lebih
beral diasah .
.4
Gmnhill ... 2 : Ujllng unak pallah mCllulljukkclll lI~l(!mh bel:;;S yally IJIcnyhadap rnukos()
POllrtllkllnn y:lno Inrhnpus. Dnnrnh ynno Ip.rhnrll:; rnnnlllljllkknn dnomh undercut. A. PncJR
rahall~J a\flS. B. Pada ra-:lang baW~h.
Pada daerah yang ada exostosis I tuiang paaa prosesus a/veo/aris yang
tajam atau pada daerah yang ditutupi o,leh mukosa dengan tahanan jaringim
yang rendah seperti pada mid sutura palatal, yang sering sekali menimbulkan
rasa sakit bila te~tekan walaupun tekanannya ringan(gainbar 3).
183
,J
~.
Garnoar 3 : "Konlak perrnukaan jaringan pada basis rahang alas. Daerah ujung anak p~nah
merupakan daerah yang harus direlief sampai tidak aria pasta yang terhapus.
Gila terlihat pad a basis yang diolesi pasta P.'I.P. ada daerah yang tertekan, ini
dapat dihilangkan dengan melakukan pengasahan (grinding).
Bila kedudukan gigi tiruan telah stabil disarankan untuk tidak lagi mengurangi
daerah yang JTIasih tertekan sampai diperoteh okiusi .yang hannonis <;fan gigi
tiruan sehingga gigi tiruan dapat dipakai berfungsi dengan baik.
.,.. Tahap kedua, pada saai insersi dilakukan pemberian instruksi kepada pasien
seperti yang telah diber:kan pada tahap diagnostik. Pasien harus
mempelajarinya dan mendiskusikannya dengan dqkter bila ada . yang kurang
difahami.
184
sudah tepat dan ·basis gigi tiruan tidak terlepas daerah yang diasah dihaluskan
dan dipolis. Lakukan hal yang sama pada tepi sayap basis pada sisi yang be1um
diperiksa dan instruksikan pasien untuk tersenyum, berbicara, tertawa ·dan
menelan.
Tepi yang 9verextended dikurangi dengan cara pengasahan dan kemudian
dihaluskan dan dipofi!? .~
Dengan cara yang sarna prosedur tersebut ..oilakukan pada rahang bawah
(gambar 5). Pasien diins~uksikan untuk merigulang gerak yang pernah dilakukan
pada waktu border molding, kemudian bila ada tepi yang overextended diasah
dar; <;Iipolis. Ulangi pernberian disclosing wax dan pasien disuruh tersenyum.
berbicara, tertawa danf menelan, bila acfa tepi yang overextended diasah,
dillaluskan dan dip~lis.
Gamhar 5 : Bi/a disclosing wax yang dilelakkan pada kanan dan !dri dari 9i9i liruan rahang· bawah
terlihal sepeni'ptlda gamhar. menllnjukkan h:1hwa lepi S<ly<iP igi lirl/an lidak (crml.
185
. '.~ .''-'
;*. .
~~
Evaluasi terhadap retensi dan stabillsasl : " "
Retensi dari gigi tiruan diperoJeh bila sudah tidak ada tepi sayap basis yac-{g
overextended· dan kontak mukosa dengan" basis sudah merata. Untuk
memperoleh stabilisasi gigi tIruan perlu dilakukan koreksi terhadap oklusi. Suatu
gigi tiruan yang stabil penting artinya bila ingin mendapatkan gigi t.iruan yang
nyaman dipakai. mempunyai furigsi yang efisien dan dapat memelihara keutuhan
struktur jaringan pendukung gigi tiruan. ....
Akan tetapi ·untuk melihat ketidaksesuaian oklusi secara intra oral pada gigi
tiruan penuh bukanlah hal yang mudah. Kesalahan oklusi yang keCiI dapat
diperbaiki dalam mulut. kesalahan yang lebih besar diperbaiki di artikulator dan
ditentuk3n dengan menentukan interoklusal record dari pasien dan memasang
gigi tiiLJan di artikulator, kemudian kesalahan dikoreksi dengan prosedur selektif
grindinf/ secara hati-hati.
Apabila tahap remou~ting gigi tiruan pada artikulator sete!ah prosesing tidak
dilakukan maka selektif grinding di dalam mulut harus dilakukan pada tahap
pemasangan gigi tiruan. ;'
8ila prosedur ini tidak di1a='sukan dapat menimbulkan :
1. Discomfort. ..1:'"" -
2. Deformas; dan mukosa jaringan penduki.mg gigi tiruan. "
:~. Oestruksi lula'l9 pendukung.
Kesalahan pada tahap k-!inik tidak dapal diperbaiki dengan melakukan ...
remounting di artikulator.
i · · 1 .
Kesalahan ini dapat terjadi karena salu alau banyak faktor, antara lain:
1. Pencatatan hubungan rahang tidak cermat. Terjadi pergeseran pencatatan
hubungan rahang di atas jaringan yang bergerak.
186 ~.
:,J
•
.' ~;.'2~~~. ~;~~.~.'
187
Evaluasi dan koreksi oklusal disharmoni :
Gambar 6 : Dengan mengg:makan articulating paper ditempalkan di kanan dan kiri di antara
permu~a(jn oklusal gigi.
188
G;':ni!.'lr 7: A Kcadaan sentrik. okll.lsi dilihal dari B. Konlak gigi rahang alas dan rahang
lateral. bawah padJ kedudukan sentrik.
189
':-;"'4
...~
--
t' ,::- LV - .
Gambar 8 : Telunjuk ditempatkan pacta uagian i~sal gigi tiruan rahang bawah_
S aat gigi bawah "'~endekati gigi' atas,' jari telunjuk dipindahkan dari incisal edge
gigi anterior bawah. Instruksi untuk menutup secara perlahan perlu diulang-ulang
agar kita dapat melihat dan merasak3n kontak gigi yang penama. Jika kontak
pertama terjadi, kesalahan oklusi mungkir.- terlihat jika pas:en borhenti m-enutup
rnulut pad a saat kontak yang paling pertama.
Posisi tangan ini sangat penting. karena jari telunjukdan ibu jari vane] lerletak
te r ois3h di antara i'er~ukaan bukal gigi-akan menCJhan tekanan yang paiing kecil
saa~ gigi berkontak_
Sensitivitas jari akan merasakan adanya tahanan yang terletak pada dua sisi
saat !bu jari ditarik_
Kesa\ahan yang sering terjadi adalah operator berdiri di depan pasien dehgan
Jar! telunjuk dari kedua langan kiri dan kanan pada dua sisi gigi tiruan_ Hubungan
pos;si operator dan pasien lersebut menyebabkan kesalahan pada pemeriksaan
oklusi Karena tekanan yang digunakan jari tan93n melaw<:}n pipi pClda sisi
dimana operator berdiri sehinQPA menyp.hf-lhknn r:.l~i~n m rmq r wr:-tkk:1n
mc.:ndlbula I\e arall depan_
-i90
!: :"
· .
·3.·· Kesesuaianinkliilasi penuntun ¥ang menyebarkan t~kanan oklusi eksentrik.
4. Pengurangan bidang inklinasi' c;iari permukaan gigi penuntun yang tekana.n
.. oki\-lsalnya akan.diteruskanke Jaringan penyangga.
5. Relensi ketajaman pada pemotongan cusp gigi.
. -- ...
.~._._~." "~.-- ... --_ ...
() Meningkatkan daya kunyah.
7. Menurunkan daerah-daerah permukaan yang berkontak.
Oklusi gigi tiruan harus sudah sudah baik' ·.,·vaktu gigi tiruan djgunakan oleh
pasien, kalau lidak jaringan lunak antara gigi tiruan dan jaringan pendukung akan
mengalami perubahan dan juga dapat menyebabkan kHfusakan dari alveolar
ridge. .~-
191
~~
.it'
..;
:.1 .. . ;
.,: -=......
..,,:!:::,. .
....
....
Gambar 9: A. Antagonis gigi posterior dalam k~dudukan relasi senlrik. Cusp A rahang atas dan
cusp 0 rahang bawah lidak berkontak pada I(edudukan se.ntrik dan Iidak mengganggu senfrik
oklusi oleh cusp gigi rahang bawah. B. Oari cusp rahang alas. C. Mempertahankan senlrik oklusi.
192
;.
Prosedur·pengasahan selektif :
Koreksi pertama dilakukan terhadap kontak oklusal yang salah pada sentrik
oklusi. Bira lerdapat kontak prematu( pada oklusi sentr1k, salah satu titik lersebul
harus diasah, sehingga terjadi konta~ yang merata pada semua titik pada
fzhang. Untuk menentukannya seperti contoh pada gambar 10.
. .
Gambar 1Oa memp~rlihatkan adanya prematur kontak pada ok/usi sentrik antara
fossa molar rahang atas dan cusp buccal molar raha"ng bawah. Untuk
mengatasinya kontak oklusal yang prematur ini dihilangkan dengan mengasal·j
cusp buccal rarang bawah atau mendalamkan fossa rahang atas, atal,l kedua-
duanya. Keputvsan dibuat setelah pergerakan gigi ge1i9i pada kontak working
side dan balancing side.
~
.
~ ,.~
.
/.------ --- - .c:J~
"'--_____r.'"
.60 ,
,~
.,., ~
....
~
c·
Gambar 10 : Determinas; dan cusp atau daerph untuk koreksi dan deflektif kontak pada konta\(
ok/usa!. .
193
Gambar 11 memperlihatkan def/ektif kontak oklusal pada sentrik oklusi dan pada"
posisi balancing side hanya ada kontak antara cusp buccal rahang bawah daa,', \.
cusp buccal rahang atas, oleh karena itu cusp buccal r'ahang bawah diasah
untuk mengurangi ,deflektif ok/usaf, deflektif kontak pada oklusal sentrik.
~~~~---..-......-. .......'1
&v ..fl.-
l. .J
, ~ EJ cb .,
Gambar;1'1 Determinasi dan cu~~ atau daerah yang dikoreksi denektif kontak pada senirik
oklusi. '
Gambar 12a memperlihatkan adanya kontak prematur antara CUSp palatal molar .....
rahang dan fossa molar rahang bawah. Untuk menentukan prosedur yang tepat
untuk memperoleh kontak sentrik oklusi. gigi-gigi pada sebelah kiri digerakkan ke
posisi kerja (working side), Gambar 12b : ditemuka.n bahwa cusp palata/molar
rahang at as bert emu dengan cusp bucqa7' molar rahang bawah. kemudian
digerakkan lagi ke posisi keseimbangan (balancing side). cusp 'palatal rahang
atasi.ni dibutuhkan untuk kontak keseinibangan- (gamtiar 12c). Oleh karena itu
fossa moiar rahang bawah diesah untuk mengurangi sentrik deflektif kontak
oklusal (gambar 12d),
194 '
" "f
A
.t-
J.,.
'c.
Ga~~bar 12:..;Deie.cminasi dari CUSp alau daerah untuk k..?reksi deflekti( kontak pada sentn:': oklusi.
!'-
c.
L ~
-.---J
-'""""\ ." ---..---.-~----
"'
c/.
c
.' . - ..-- .
Gambar 13 : Oatanninasi dan cusp alau dacrah untuk koreksi deflektifkonlak pada senlok oklusi.
195
l
Gambar 14a memperiihaikan defJektif kontak pada sentrik oklusi, antara fossa ".
motar rahang atas dan cusp buccal molar rahang bawah. Kemudian ditest
dengan rnenggerakkannya ke posisi kerja / working side dan tidak ada kontak ...
antara cusp buccal atas atau cusp buccal bawah (gambar 14b). kemudian
gerakkan ke sisi keseimbangan dan tidak ada kontak antara cusp palatal rahang
atas dan cusp lingual molar rahang bawah (gambar 14c). Apabila cusp buccal
molar rahang bawah diasah. dapat menyebabkan sentrik deflektif kontak oklusal
sehingga cusp-cuspnya keluar jauh dari kontak keseimbangan, oleh-karena itu
fossa molar rahang atas diasah untuk mengurangi sentrik def/ektif kontak oklusal
(gambar 14d).
t'"----- ~---------..........--'l____'_'t
a, .e-
....
~~
d
c
,
(
Gambar 14 : Determinasi cusp atau daerah dari jJCflf;ktif ~ontak pada sentrik oklusi.
196
a..
$5
d,.
c.
197
J •• ,,~
~.
·r
Gambar 16.: Koreksi dan deflekfifkontak pada gerak artikulasi pada sisl worl<ing side.
Gambar 17a memperlihatkan adanya hambatan kontak antara CUSp palatal molar.
•' rahang atas dan lingual rahang bawah sehingga mengganggu keseimbangan,
Ilal ini disebabkan tidak ada kontak antara cusp buccal molar rahang bawah dan
cusp buccal molar rahang atas dan hilangnya· kontak pada balancing side
{gambar 17b). Cusp buccal molar rahang bawah dikurangi untuk menghilangkan
hambatan ini, sebab pada gambar. 17b cusp hngual tidak mendukung kontak ~
sentrik.
Gambar 17c memperlihatkan hambatan dihiiangkan dan terdapat tiga tilik
kontak, dua pada working side.dan satlJ pad a bafancing.rjide. Pada gambar: 17d
gigi tiruan kemb·ali ke pas·isi sentrik, sebab pengurangan cusp tidak mengubah '.
"'~
.Ir
"t
198
.....
Gambar 17: Koreksi deflekiifkontak pada gerak artikulasi pada sisi warning side. ••
Gambar 18a : memperlihatkan adanya deflektif kontak oklusa! pada balancing
side antara cusp palatal molar rahang atas dan cusp buccal molar rahang
bawah, sebagai contoh (gambar 18b), pada sisi working side cusp atas dan
bawah jauh dari kontak akibat dari def/ektif kOJ1tak balancing s;de. Gambar 9c
merupakan koreksi dari deflektif konlak oklusal dengan mengurangi cusp buccal
molar rahang bawah. Pengasahan cusp palatal molar rahang atas tidak
dilakukan, karena cusp tersebut penting untuk mempertahankan hubungan
vertikal pada posisi sentrik.
a.. 4.
--"~~~~
c-
.
\.,..- .........-..,......-----....,....,...,...-:--~----.....,
Gaml·ar 18 : Koreksi deflek[if konlak pada gcrak 'artikulasi pada sisi
.
- lJa/~flC;ng side.
Tiga tipe. kesalahan oklLrsi pada ok!usi sentrik, dapat dikoreksi dengan
pengasahan yang spesifik untuk kesalahan tersebuL ..
Gambar 19 : Gigi lawan dapal lenalu panjang dan menahan gigj'·lain untuk berkontal.... Cara
mengoreksinya. fossa dari gigi-gigi terse but dilebarkan dengan pengasahan. sehingga gigi-gigi
(ersebu( dapat berkonlak. Cusp-cuspnya tidak ejipendekkan.
199 .
i
:fi·.
'j~
"i'~':}
.. ff.:
11
.<;
Gambar 20 : Gigi rnhang elns dail reheng bawoh yang b!3rkontak beml, dapat dlkoreksl dengsn
meilgasah !ereng cusp buccal rahang alas dan lereng cu'sp lingual rahang bawah. Pada proses
ini senlral fossa dilebarkan dan cusp palatal rahang alas dipindahkan dengan mengasah dari sis;
palatal dan cusp buccal rahang bawah dipindahkan uengan mengasah dari sisi buccal. Cusp
tidak dipendekkan.
Gambar 21 : Gigi atas dapat ter1elu jauh ke buccal dalam hubungan dengan gigi bawc::h. Umuk
mengoreksinya, cusp palatal rahang alas dir.endahkan dengan memper1uas central (osse dan
cusp bucc::1 rahang bawah dikurangi ke arah buccal. Sebenarnya cusp palatal rahang atas
dikurangi ke arah palatal dan cusp buccal rahang bawah dikurangi ke arah buccal, sehingga gigi-
gigi akan saling beroklusi.
, Cusp tidak dipendekkan. - ,
Enam tipe kesalahan yang .aapat terjadi pada kontak oklusal pada working side,
setiap kesalahan akan menyebabkan gigi-gigi lain tertahan berkontak pada saat
oklusi pada working side dan menentukan pengasahan seJektif dari lereng cusp
yang terpilih. :;: ti
~"! 1.:
I
;;iJi
:t .~
;;.'iil
200 . '!'l'j
i-
":":"
:", ..
.,'I"f
.:.! ..
.~.
i~,:\·:.!·
~o; •• ~ ,; •
::-. ~~.
~
.t
Gambar 22 : Pada kedua cusp bukal alas dC!f1 cl!sp lingual bawah lerlalu panjang. Untuk
mengoreksin~/a. maka panjang cusP-cusP. lersebut dikurangi dengan pengasahan untuk
mengganti per1uasan lereng dari sentral fossa Ke puncak (:usp. Sentral fossa tidak didalamkan,
lapi cusp bu{:cal rahang alas dan cusp lingual rahang bawah dipendekkan s~hingga gigi dapal
nerkontakkembali pada posisinya. .
6
---
Gambar 2~ : Cusp buccal konlak lapi cusp 1i1l9!lal lidak konlak. Unluk mengorcksi.. ya (:usp
buccal rahaf.g alas diasah dan central fossa ke puncak cusp untuk memendekkan cusp ·dan
mengubah lereng buccal dan cusp sehingga Iidak curam. ..- .. -
v
"
Gambar 24 : Cusp lingua! kontak lapi cusp buccal tidak konlak. untuk mengoreksinya cusp
lingual rahang bawah dipendekkan sehingga tidak terlalu curam sedangkan cusp palatal rahang
alas tidak dipendekkan dan sentral {ossa tidak c1idalamkan.
201
-..... -
."
....,'
.~.~t{t{~~
~ .. .'(!!:'~
",0:,
:i .:-~~nff
c'" .;
i ,I -:
r
Gambar 25 : Cusp b!1ccal rahang alas alau cusp lingual dimesial' dan posisi anlar cusp.
Kesalahan ini mungkin terjadi bersamaan dengan ketlga kesalahan sebelumnya. Untuk
mengoreksinya. ptmgasahan lereng mesial cusp buccal atas pindah ke arah distal dengan
merendahkan cusp dan dengan mengasah lereng distal dan cusp rahang bawah untuk
memindailkan ke depan. Lerel1~ cusp yang sarna dipertahankan pada prosedur Ini.
..
.(\
u
~ 0
~
Gambar 26 : Cusp tuc~al rahang atas cu:;p lingual distal dan pasisi anlar cusp. Kesalahan Inl
mungkin te~adi bersarT'~an. kesaJahan pada arah buccolingual. Koreksiflya dengan pengasahan
dari sisi ~istal dan cusp rahang ::3ta5 dan dan sisi mesial cusp rahang bawah.
Gambar 27 : Gigi-gigi pada working side mungKin tidal<. berkontak. Penyebab kesalahan ini
adanya kontak premalur pada balancing side.
-,;.
202t~
;:i:
,f~
~,
Tipe kesalafl(]n pada balancing side dan koreksinya :
A . .,
,
...
B
L. .)."
...
Gambar 28 : Konlak pada balanCing side Saogat berat sehingga gigl-gigi pada Working side tidak
berkontaK. Ko:-eksinya dengan merendahkan lereng cusp buccal rahang bawah sehingga cusp
g;gi-gigi pada ~·.'Orking side dapat berkontak..
--- .
PERTANYAAN :
....
1_ Sebelum gigi tiruan penuh dicobakan untuJ, dipasaiig dalam muiut pasien,
apa·saja yang harus diperiksa ?
2. Apa tujuan dilakukan remounting dari gigi tiruan di artikulator?
3. Uraikan seeara rinci dan jelas urutaILtahap-tah~p pemasallga:1 gigi tiruan
dalam mulut !
4. Bila terdapat kedudukan sentrik oklus! tidak berimpit dengan sentris reias! di
oalam mulut. apa yang harus dilakukan ? "-
5. Bila retensi gigi tiruan tidak baik dan longgar, apa saja yang dapat
menyebabkan hal tersebut di atas ?
6. Rasa sakit timaul pada waktu gigi tiruan dipasang daJam mulut. ini dapat.
disebabkan oleh apa saja ?
7. Instruksi apa saja ya-ng harus diberikan pada pasien sebe/um gigi tiruan
dibawa pulang oleh pasien ?
203
----
.. : i--'':
:
..
,13·
Pokok Bahasan : t- .
MASALAH .SETELAH PEMASANGAN GIGl TIRUAN PENUH DAN CARA
PENANG<;3ULANGANNYA..
Sasara!l f;3elajar :
Bila uiberi pertanyaan tertulis mengenai masalah setelah pemasangan gigi tiruan
penuh dan cara menanggulangin,a, mahasisw<;l mampu menjelaskan :
1. Macam-macam kelainan yang mung~in timbul.
2. Penyebab masing-masing kelainan akibat pemakaian gigi tiruan serta cara
msnanggulanginya dengan cara yang..._:...::.
_ _ _ _ _ _.__ i.;;..,.-: __
benar. ___.___
..
___________________ _
-.:.;;;=;..;..,.;.;-;;;""...;.:::..:.:::::::;;.::.;;.~.::::.:;..;;;:~~.=: ...:....._~
-------------------------------------------------------------
Setelah gigi tiruan penuh dipasang di dalam mulut, harus diJakukan evalva,i
·dengan menyuruh pasienkembafi untuk kontrol. Untuk menanggulangi masafah-
masalah yang dialami oleh pasien perlu dilakukan anla r 3 lain:
1. Mendengar kefuhan-keluhan pasien set,:;lah gigi tiruan penuh dipasahg dalani
muluL
2. Periksa keadaan rongga muh,Jt dan jaringan pendukung gigi tiruan dan gigi
tiruan penuhnya.
3. Penyebab dan cara pen~nggulangan masalah gigi tiruan penuh dan pasien .
Rasa sakit:
Merupakan keluhan yang paling sering terjadi. Pertanyaan yang diajukan an tara
lain: . .
1. 8erapa lama rasa sakitnya. apakah ada rasa sakit hilang bila gigi tiruan
cJilepas.
i,
204 ~.
(,
~i
"i:··
2. Apakah rasa sakit ·timbul pada waktu tertentu saja, 'seperti waktu dipakai
makan. waktu memasang atau melepas.
3. Apakary rasa sakit meliputi daerah yang rnenyeluruh atau disatu atau dua
tempat.. .
4. Apakah untuk menghilangkan rasa sakit dengan men'ggunakan obat-obatan,
antara lainanalgenti 'atauobat lain. :,
Rasa longgar :
Pert~nyaan yang ditanyakan meliputi :
1. Gigi tiruan mana yang longgar, rahang atas, rahang bawah atau kedua-
duanya. .
2. Apakah longgarnya selama dipasang atau sewaktu dipakai berfungsi, seperti
waktu dipakai·makan,.waktu dipakai berbicara.
3. Atau apakah longgarnya hanya sebagi'an saja, seperti saat lidah terangkat.
6i1a dukungan pipi atau bibir yang kurang, pasien ditanYakarl. apakah daerah
dul<ungan yang kurarig atau ter1alu banyak. . .' .
Kesulitan berbicara :
Pertanyaan diarahkan sehingga terdengar bunyi atau pel at I berdesis se/ama
pengucapan.
205
~
> Ape; kah proplem 1imbul -sa at mengunyah makanan iertentu, seperti daging~
atall waktu mengunyah setiap makanan. - ..
> Apakah keluhan disertai rasa sa kit atau disertai terlepasnya gigi tiruan waktu
dipakai makan.
y Apakah ada ruangan yang cukup untuk rnenempall,annya di dalam lTiulut.
r:r Permukaan basis yang menghadap gigi tiruan tidak ada yang ..
memberik~n 'iritasi ·dan -rasa 'sakit, seperti -ada benjolan ·akrilik 'olal:1~ . _.~
karena gips ponis waktti menanain d~lam kuvet. ~ !~~.: ~.~.
. ;~
::::r Retensj.
cJr Stabilisasi.
Cir Estetis,
-i:jf"-nkluSig!gT-glgTposteoor:
r:T Overbite dan Dverjet9f.gi anterior. .
Gr Artikulasi ke anterior, ~anan dan kiri.
206
.-.
", .~' ,;.~ .... "'i::-'
,.
• Ginjal
• Dan lain-lain kelainan da~h, stress, broxi alergi. ....
Keluhan longgar :
TerJepasnya gigi tiruan oleh karen:
(if" Overextended tepi sayap basis -7 maka dipendekkan.
207
_....-
cJr Post dam kurang
I
traik ~ diperbaiki.
CG"'" Oklusi dan ariikulasi kurang baik.
Rasa'mau muntah :
r:1r Rasa f11au muntah terps menerus :
• Adaptasi yangburukdari post dam.
• Palatum terlalu teba!.
• Paiatum "terlalu panjang.
Clicking:
1. Dimensi vertikal ter/aiu tinggi.
2. Habitual.
3. Gigitiruan rahang bawah tidak stabil oleh karena ruang untuk lidah ter/alu
sempit, ditanggulangi dengan menurunkan dimensi vertikal.
208
~r :;:;
<'ilt4~i
.. ~;:~~~
Gangguan pengecapan atau taste:
1. Oleh karena ketuaan.
2. Basis gigi tiruan menutupi beberapa daerah pengecapan.
3. Oral hygiene yang buruk. :.
Gangguan estetik :
1. Gigi liruan lidak lerlihat wajar, karena ;.
::G" Warna terlalu gelap.
PERTANYAN:
"-
1. Keluhan umurn apa yang sering dijumpai pada pasien yang dipasang gigi
tiruan dalam mulut ?
2. Bila ada keluhan sakit setelah pasien disuruh kembali untuk evaluasi gigi
tiruannya, hal tersebut dapat disebabkan oieh' apa saja ? Jelaskan t
3. Anjuran apa yang diinformasikan pada pasien setelah tidak ada lagi keluhan?
209
· ,-·;ii .~~~.
.i}.]!;;::
RELINE (RELINING) DAN REBASE (RE8AS1NG)
'oJ
.t.
DEFINISI
Relining I melapik suatu gigi tiruan adalah menempatkan bahan baru pada
permukaan basis gigi tiruan tanpa mengambil bahgn basis gigi tiruan dalam
jumlah yang berarti.
h
!!
Rebasing I mengganti basis adalah pengambilan seluruh basis gigi tiruan dan
menggantinya dengan bahan yang baru tanpa merubah posisi dari gigi dan relasi
gigi tiruan.
TUJUAN
1. Memperbaiki posisi gigi tiruan terhadap jaringan pendukung.
2. Memperbaiki hubungan oklusal dari gig; tiruan
3. Memperbaiki retensi gigi tiruan
INDIKASI
1. Pada immediate denture 3 - 6 bulan setelah pembl!::t~m gigi tiruan.
2. Tuiang alveolar telah resorp~i dan adaptasi g:gi tiruan tidak baik.
3. Sosial ekonomi kurang
4. Pasien gangguan fisik dan mental ~~res, misalnya: geriatrik dan pasien
dengan penyakit kronis.
'.'
r
210 ; ..
.;:
.:.:.
KONTRA INDIKASI
1. Resorpsi yang besar, misalnya dimensi v?rtikaJ Qklusal sudah rendah
" ,
2. Mukosa jaringan pendukung tidak seh.at: misalnya tertekan, kemerahan dan
luka
.
3. Kelainan pada sendi rahang I~. .y
.-
4. Estetis gigi tiruan I susunannya kurang baik-
5. !=le:ilbuatan gigi tkuan yang menyebabkan.pengucapan tidak baik
6. Bi:a banyak undercut pada tulang alveolar
TEHNIK REUNE
Ada 2 macam:
1. Mulut terbuka
2. Mulut tertutup.
-
--
BAHAN
1. Direct Ilangsulig dalam mu/ut dengan bahan "Self Curing Acrylic" untuk GTS
I Immed i 8te complete denture.
2. Indirect I tidak langsung dengan bahan "Heat Curing Acrylic"
'-
PERSIAPAN
y Pada jaringan mulut:
1. Gigi tirua~ tidak boleh. dipakai ..:!: 1 hari sebeflJm dilakukan perbaikan ,.
pencetakan.
211
2. Merawat kelainan akibat pemakaian gigi tiruan.
3. Stimulasi s'rkulasi aliran d;::;f3h dengan massage.
PRrN·SfP RELI N E
1. Dimensi vertikai I oklusi tidC!!< berubah
2. Kontak maksimal pada relasi sentrik / tidak ada kontak prematur
3. Gigi tiruan tidak berubah posisinya setelah pencetakan
4. Tidak ada "slide in centric" (kedudukan sentrik tidak berubah) .
5. Basis tidak menjadi terlc...lu tebal
6. Posisi bidang oklusal tidak berubah
CARA RELINE
1. Langsung I Direct:
,.. Self curing acrylic diaduk, kemudian dilelakkan pada basis gigi tiruan,
kemudian dimasukkan ke dalam mulut.
,- PesiGn disuruh berkumur Iflbih rlahulu
,.. Pasian menggigit dalam okiusi I centris pada dimensi vertikal yang tapaL
,.. Bila acrylic terasa panas, pasien disuruh berkumur.
r Gigi tiruan dikeluarkan dan kelebihan diambil / dibuang.
,.. Gigi tiruan dimasukkan kembali ke dalam mulut.
212
}~
·........ ·~.·I
~ Pasien disuruh berkumur sampa; beberapa kali, sampai acrylic menjadi 1"
~.
keras.
>- Gigi tiruan dikeluarkan dan gig; tiruan dirapikan.
~ Kemudian dimasukkan kembali ke dalcvn mulut, lalu diperiksa oklusi,
" 213
.>- Hasii cetakan dieor dengan stone gips dan ditanam dalam ktJ'!et.
;,.- Bahan cetak dihilangkan. ~
KERUGIAN
Gigi tiruan harus ditinggaJ untuk beberapa hari untuK diproses.
214
~:-.-.. .. ~:;-~ .' :.~-:.'~~'
):- Sehingga diperoleh cetakan oklusal gigi pada lengan bawah duplikator, "
cetakan oklusal gigi ini disebut "Plaster Index".
}'> Gigi tiruan penuh yang akan direbase seluruh basis akrilik diambil sampai .:!:: 1
mm dari servik giginya. '&
....
' .. .- .. - '
.....
• ':j
215 .'
!~,;+:+
~ ".! ·;j:(t~J
-
Reparasi gigi tiruan yaitu memperbaiki gigi tiruan yang rusak.
Suatu gigi tiruan perlu diperbaiki bila:
1. Basis: patah I rusak, longgar, porus I je!ek.
2. Gigi: patah I rusak, lepas dari basis gigi tiruan
.i 3.
Cengkeram: patah atau tepas.
~-ti-e~~ U"4(
.~-:..
-- ~ i-. -:,~--.'~--.-----;-T----.- - . - - -
....
L P.4'. IS t',:)
.,
!'£ L ,
.
}:> Setelah basis keras, gigi tiruan d~pat dilepas, kemudian "sticky wax"
dibersihkan I dibuang.
216
"!' ,~:
":1?~~' :~r-;-,-~~' .. ~.yir H:~~\<
'.,
'-.
.:
. .:~:rf~~~
.f'
r Daerah garis patah diasah dengan trimmer ~ 1 mm. keml;~ian .preparasi .
dibuat /andai. menipis ke arah garis patah. supaya acrylic y.a'ng baru dape. •
•
melekat dengan baik pada acrylic lama.
Gambar: ..
I:
d
l' :i'
,..
"t ••
:.....:L '
I.
'-~~~:=.--
'c;)·L.( r'"
" .
"
~~
J
~~
.
··"l{emuOlanb~:fsTs-cfikemoam<anK.e oaSIS TiTi6CJefKerJa: ...... - --.-.. -.---.....---.---
}> Menyambung kembali garis patah dengan wax merah, dibuat lebih tin~~i
...
dari acrylic gigi tiruan. gunanya untuk mengimbangi kontraksi acrylic y-3;'l£]
baru dan memudahkan penghalusan_
r Gigi tiruan ditanam dalam kuvet.
r Wax dihilangk~in. kemudian diganti dengan acrylic.
217
- ...........
...
~"
,i:Wr:i:
b.; Bila gigitiru3n tidak mudah disambung, perJu dibuatkan cE::takan rahang untuk i:~
memperoleh model kerja. i;t~ .
- .-
• t -, No
'"'.V~FTAR KEPUSTAKAAN
. \
~
..
1, Syllabus of Comolete Denture. Heartwell ed.2,
. 1980. ..
2. 8ouchers's Prosihod6ntic Treatment for Edentulous Patients. Zarb G.A. et.aL,
1990.
3. Synopsis of Complete Dentures. Ellinger ,C.W. eLaL, -1975.
4. .
Perawatan ProstGdontik 8agi Pa~ien Tak !jergigi.
.
Alih
.
bahasa Titi S. SGabekti
dan Hazmia Arsil.
5. Designing Complete Dentures. Me Gregor
e .! .
•'1'
..
,'.
-J."!.
•
.':~4' "
2i8
,; ;il~;
"
PEI\HLlHAN C1Cf
Pcmilihan Gigi:
I. Ukuran
If .. l3ell"lllk
1I1.Wnrna
IV.Bahan
I • Uku.-nn
• Sesuaikan dengan ukuran gigi asli .
• Umumnya gigi yg hilang diganti dengan ukuran gigi yang sama
Pada gigi yg bergeser/miring sulit untuK memilih gigi dengan ukuran yg sarna
besar, kadantz2 dibutuhkan' ukoran yg berbedalsesuaikan dgn ruangan yg ada
• Pre extraction record.
Model studi ul mendapatkan ukuntn gigi asli
Foto perbandingan relative an tara ukuran gigi - ukuran !nuke.
Foto rontgen gig; pasien
Gigi yang sudah dicabut.
• Tanpa pre extraction record
Pilihan ditent~kan dokter gigi (ha~i2 dengan indi~ren!:l exacting mind)
Pcdoman umum: ..
- mak!n besar ukuran wajah seseorang makin besa. ukuran gigi
- gigi wanita < gigi pria
• A. Panjallg gigi "
I. Garis kctawa = garis yang dibual pacJa galcngan gigil alas(didalam mulut)
setinggi batas tepi bawah bibir atas saat tertawa. (Galengan gigit sudah
disesuaikan dengan profil) .
Tinggi garis ketawa = 2/3 panjang serviko-insisal gigi
2" Alternatif lain mula-mula tentukan lebar gigi anterior, ker.mdian lihat
perbandingan sbb.:
Panjang gigi = Panjang muka
Lebar glgl lebar muka
• B" Lebar gigi
I. IchlU· hizigoJl):lfik
, Icbar insisifll~-I atas = 1/161ehar bizigo!l1Cltik (I-louse),
Jebar ke cnam gigi anterior atas - 1/3 lebar bizigomatik
2. Kcliling kepala diukur setinggi glabcla dan titik te~auh pad a os occipital.
KeJiling kepala = 10 x lebar ke enam gigi anterior atas.
3. Sudut mulut.
Membutuhkan galengan gigit yang dipasang didalam mutut, dengan bentuk
permukaan labial sesuai pro.fil pasien. Sclalljutnyctjentukan Jetak sudul
tnuJut pada permukaan labial galengan gigit . Ukt¥ J~rak antar sudut mulut
kir; dUll kunun I11cngikuli ICflgkulIg pCrl11UkllUn lubinl gulcl1gun SigH .
.J:u·nl( suduf IIlUhl' ki & IUl pada gal.gigit -; Icbm· ·ke cnnm gigi depan
atas
'(}
, ~
<i.
• Warm gigi(HlIc) : sesuai dengan warna kulit, rambut, atau iris mata
• Kulit bcrwarna . warna gigi Icbih tu"
• Kulit Hitam ,warna gigi lebih tua • tctapi tampak lebi9h putih.
• Gigi asli: warna email translusen, serviks emaillebih tipis, ke arah illsisal email> lebal
Akibatnya warna kea rah insisallehih muda dan lebih tua kea rah serviks.
Tcpi insisal translusen
• Elemen gigi tiruan yang baik: tepi insisal tampak ada bagian yang translusen & efek
Berbagai pigmen yg digunakan
• Pemilihan warna gigi pasien yg sudah tidak bergigi.
- Pedoman: warna kuJit,ramblltdan mata
- Saturasi warna hartls·sesuai dengan warn" kulit .!
-Warna rambut dapat sbg pedoman paila orang·muda, pehting perhatikan ~arna
alarniahl buatan
-Warna iris mata kad~ng2 digunakan sebagai pedoman. Yang menolak penggunaan
warna iris mata karen a menganggap luas pe.rmukaan iris terlaiu kecil dibandingkan
IU8s permukaan wajah.
- lImur I Usia -.. alls-- dentin terbuka -- menyerap warna ---- wama >t!Ja
~ KuanUtas
. d . .)1
entm k .
wama > unmg
"
C'Jok (1952) Gigi bawah dariCoCr dengan, inverted cusp dar. antago.:is purseJen pada
nihang atas. Efisien untuk memolont. Kcrugiannya makanan tcrsangkut
didalam luhfing pada pcrmukcian bukaJ gigi.
f1adcr(1957) pemotong metal pad a premoJar-2 dan··molar-2 yang berlawanan dengan gigi
pc!"se!en yang datar di rahang bawah .. Bentuk ini duluhanya (Eiujllkan untuk
GTP
Untuk GTP ada tiga bentuk gigi: gigi anatomis 33° . gigi fungsional dangigi non
Anatomis.
Pdllil GTS dengan adanya g:gi asli (anterior dan posterior), le~eng tonjol dan susunan
. gigi yang ada akan menentukan arah gcrakan selama gig; berkontak(oklusi &
artiktttasi-}
Jib yang tcrsisa hanya gigi2 anterior saja---Icrcng insisal yang akan
IlH'llcnlllknn bent Ilk okltlsnl gigi posterior. "'
Makin kecil.lereng insisal- makin banyak pilihan benluk oklusal gigi posterior
Gig; nOll anatomis dapat digunakan.
Makin besar over bite ----- lereng tonjol makin curam / tonjc) makin tinggi
Lereng tonjol curam-lekanan lateral »>
. Prosesus alveolaris datar hindari gigi dgn tonjof» -
Untuk ~nengurangi beban:: I. lereng tonjol i ..
2.Luas permukal'n okiusal « atau gigi lebih«
3.Jumlah gigi dikurangi, mengganti M dcngan P
4. hahnl1 gigi onri nkriJik·lchih plnstis (=shock absorber)
5. basis diperluas .
... ,.l
.I:\
4
.~~-
.:,;,.:::~;~~
I. Ukuran
..I ,
Ukuran ditentukan besarnya ruang antara distal caninus sampai ujung mesial retromolar
pael fHell1 bagian puneak proseslIs alveolar-is yang miring kc atas .
Ruang.yang tersedia :
3 Dimcnsi: mesio-distal: buko-lingual: serviko..:oklusal
,J
Dimensi mcsio-distal : besar gig; disesuaikan dgn
Ruang antara distal C --------- ujung mesial RMP I pros. Alv yang miring
Dimensi serviko-okiusal:
Panjang gigi arah serviko oklusal harus ~it~ntukan
-Tcrutama preillolar atasjika jauh lebih pendekdari Canillus efek estetika buruk
.
t
-GTS kadang2 premolar diganti c~l1inus-tampa~ Icbh panjang--- cSlctik lcbih ·baik!
Dimensi buko-!i!lgual :
Pilih Icbar buko-lingu;fl yang lebih kecil dari- gig; asli
Alas all: JAringan penyangga gigi asli tiir-ancClng untllk mcnerima tckanan ktlny~h.
61emen gigi tiruanlGT didukung mukosa--~ tidak dirancang untuk menerima tekanan
u ________ m15unyah sep~E!ll<!!'i~gal1 pen~-"~-.gjgL asli-;_=--=-ke~sakan-i~ringan:. -- ---------------_.-- -- -----------t-f-
GTS paradental: dlusahakn Jar. P~rlO menenma tekanan ku-nyah mmlmal.
Caranya dengan mengurangi luas lebal· buko rf9gualloklusal. .....
.....
, t
· · postenor
II enlu k glgl . ,a
-.; ,
lJenlllk anatomist fllngsioiial dan non anatomis I . _ •
Benluk e1emen gig; tujuannya untuk kestabilan • efisiens( kqllxah.dan mengurang; - :~.
,
trauma. ,
'.
-Warna . ~
Warna gigi posterior makin keposterior warna Jebih ·iua dari gig! didepannya
\\ Warna gig; posterior yang lebih muda dari gigi depanllya akan rnemberikan efek lebih
, I11cnonjot_ .
-'-
..
'-.;'
5
~~~ .,,~.y.:
i ,-- • YA ....
w •• ,. \"•• #.'
-',
.'
"
..
'
:!. .
.'; /i:~!':~ :t~
,} " .... ,..
,~~,~, ~~:
.r
f'
Peillilihan gigi Postc\ior
.; \
1. Ukuran
Ukurall ditentukan besarnya ruang antara distal caninus sampai ujung mesial retromolar
pad Cltall h(l~ial1 !luneak prosesus alveolaris yang miring kc atas
; i"'
Ruang.yang tcrsedia :
II - 3 Dimer.3i: mesio-distal: buko-lingual; serviko-okJusa\
i
I 'J ,
Dimensi m~sio-distaJ : besar gigi disesuaikan dgn
I
Ruang antara distal C --------- ujung mesial RMP / pros. Alv yang li1iriflg
Dil11ensi s~rviko-okillsal:
Panjang gigi arah serviko oklusal harus ~it~ntukan
Terlltama prel110lar atasjika jauh lebih pendek dari Caninus efek estetika buruk
t
I
-GTS kadang2 premolar diganti canjnus-tampa~ icbh panjang--- cstctik lebihbaik!
Dimensi buko-!ingual :
Pilih l.cbar bllko-ljngll~1 yang lebih kecil dar" gigi asli
Alas 'Ill: JAringan penyangga gigi asli tiit-ancang untuk mCIlcrim3 tckanan kunyfl..h.
Elemen gigi tiruanlGT didukung mukosa--- tidak dirancang ulltuk menerima tekanan
Kunyall seperti jaringan penyangga Sib'" aslt--- k~akaftl~ringan .
J
GTS paradental: diusahakn jar. Perio menerima teKanan kifnyah minimal. ",
I"
Caranya dengan mellgLlrangi luas lebar buko l7Qgualloklusal.
....
13cnluk gigi posterior ,~: .
Oentuk anatomis, fungsioiinl dan non anat0111is ' . .
. '"i
Bentuk elemen gigi tujuannya untuk kestabilan , efisiensi: kupyah,dan mengurangi
trauma. ,
Warna . ~; '.
• ." t
Warna gigi posterior makin keposterior warn a lebih tua dari gigi didepannya
Warna gigi posterior yang lebih muda dari gigi depanllya akan memberikan efek lebih .
mcnonjo'.
...
~
J
.... .~ .
,,;? ....
"
,