&
CHEILITIS
CONTACT
FANIA ALFADIN UBA
ALLERGICA
150070400011088
SAR MAYOR
– Nama Pasien : Nn. AM
– Tanggal Lahir : 2 Mei 1994
– Alamat : Jalan Tlogoagung no. 47 Malang
Rencana Perawatan:
KIE dan DHE
Medikamentosa
R/ Triamcinolone Acetonida 0,1% ungt in orabase tube
No.I
∫ 2dd extend ter
– Gingiva : TAK
– Kelenjar Saliva : TAK
– Mukosa Bukal : TAK
– Mukosa Labial : Makula kemerahan
pada bibir kiri bawah
– Lidah : TAK
– Dasar Mulut : TAK
– Palatum Durum : TAK
– Palatum Molle : TAK
– Uvula dan Pilar Tonsil : TAK
– Diagnosis:
– Healing SAR Mayor
– Rencana Perawatan:
– DHE & KIE
– Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) merupakan sebuah kondisi umum yang biasanya dimulai pada masa kanak-
kanak atau remaja dengan ulser berbentuk bulat/oval, kecil, multipel dan berulang (kambuh) yang memiliki
batas tepi halo erythema dengan dasar kuning atau abu-abu (Scully, 2005).
– SAR Mayor adalah bentuk stomatitis aftosa yang berat, yang menghasilkan ulser lebih dalam, lebih besar
(sama atau di atas 1 cm). dan lebih merusak yang berlangsung lebih lama dan lebih sering kambuh
dibandingkan SAR minor (Langlais, Miller, Gehrig,2014)
– Etiologi : Etiologi dari SAR sendiri belum diketahui (idiopatik) namun dikaitkan dengan proses imunologi yang
melibatkan aktivitas sitolitik yang diperantarai sel T dan factor nekrosis tumor sebagai respon terhadap
antigen leukosit dan antigen asing.
– Gambaran klinis :
– Diameternya sama dengan atau lebih dari 1 cm
– Biasanya lebih dari satu
– Lesi melibatkan palatum lunak, kerongkongan dekat tonsil, mukosa labial, dan lidah serta terkadang meluas ke attached gingiva.
– Ciri khas ulser berbentuk kawah, asimetris, dan unilateral
– Lesi besar dengan bagian tengah yang nekrotik serta cekung. Tepiannya terkadang eritema dan menonjol
– Bergantung pada ukurannya, pengaruh traumatic dan infeksi sekunder, ulser dapat berlangsung dari beberapa minggu sampai bulan.
– Ulser akan sembuh disertai jaringan parut setelah kambuh berulang kali.
– Rasa nyeri yang ekstrim dan limfadenopati biasa/ sering ditemukan
– Diagnosis : Diagnosis ditegakkan berdasarkan riwayat lesi, pemeriksaan klinis, bila perlu pemeriksaan
darah untuk mencari kemungkinan adanya gambaran abnormal pada MCV (mean corpuscular volume).
Diagnosis stomatitis aftosa rekuren ditentukan berdasarkan riwayat rekurensi lesi dan sifat lesi yang
dapat sembuh sendiri. Kedua hal tersebut perlu ditanyakan dalam anamnesis (Neville dkk,2008). Ulser
yang terdapat pada lidah dapat sangat mirip dengan karsinoma. Adanya jaringan parut adalah penting
dari segi diagnosis untuk menentukan adanya kondisi keganasan.
– Perawatan :
– Edukasi bertujuan untuk memberikan informasi mengenai penyakit yang dialami yaitu SAR agar mereka
mengetahui dan menyadarinya.
– Instruksi bertujuan agar dapat dilakukan tindakan pencegahan dengan menghindari faktor-faktor yang
dapat memicu terjadinya SAR.
– Pengobatan bertujuan untuk mengurangi gejala yang dihadapi agar pasien dapat mendapatkan kualitas
hidup yang menyenangkan
Cheilitis Contact
Allergica
– Nama Pasien : Nn. NN
– Tanggal Lahir : 6 Juli 1993
– Alamat : Jl. Bendungan Sigura 8
– Keluhan Utama:
– Pasien datang dengan keluhan bibir bagian bawah dan bibir bagian atas kering
– Riwayat Penyakit:
Pasien mengeluhkan bibir kering sejak kurang lebih 3 hari yang lalu. Pasien mengaku bibirnya kering
setelah menggunakan lipstick secara terus-menerus, rasa gatal muncul setelah sehari pemakaian lipstick.
Pasien mengaku bibirnya terkelupas dan pasien merasa bibirnya perih saat digunakan tersenyum. Pasien
minum air putih kurang lebih 10 gelas sehari. Pasien akhir-akhir ini sering capek dan jarang mengonsumsi
buah dan sayur.
– Rencana Perawatan:
– KIE dan DHE
– Medikamentosa
R/ Alloclair gel tube No. I
ʃ 3 dd 1 lit. or
– Pro kontrol H+7
– STATUS KONTROL PASIEN / tgl: Kontrol 1 / 26 Februari 2019
– Resume Anamnesis Kontrol:
Pasien datang untuk melakukan kontrol setelah 17 hari pasca pemeriksaan awal. Pasien
mengeluhkan tidak ada rasa sakit sejak 11 hari yang lalu. Pasien mengaku tidak mengonsumsi obat,
namun pasien rutin menggunakan pelembab bibir. Pasien rutin mengonsumsi buah dan sayur dan
meningkatkan asupan air minum.
–
– Resume Pemeriksaan Ekstra Oral:
– Kelenjar Limfe : tidak teraba
– TMJ : TAK
– Wajah : TAK
– Bibir :
Healing cheilitis contact allergica pada bibir atas dan bibir bawah
– Pemeriksaan Intra Oral:
– Kebersihan Mulut : Baik
– Jaringan Periodontal : TAK
– Gingiva : TAK
– Kelenjar Saliva : TAK
– Mukosa Bukal : TAK
– Mukosa Labial : TAK
– Lidah : TAK
– Dasar Mulut : TAK
– Palatum Durum : TAK
– Palatum Molle : TAK
– Uvula dan Pilar Tonsil : TAK
– Diagnosis:
Healing cheilitis contact allergica
– Rencana Perawatan:
DHE & KIE
– Cheilitis contact allergica adalah dermatitis contact allergica yang terjadi pada bibir. Kontak alergi ini
adalah tipe yang penting dari reaksi hipersensitivitas tipe IV (delayed type hypersensitivity), yang timbul
setelah kulit atau mukosa berkontak dengan allergen.
– Gambaran klinis : Cheilitis contact allergica memiliki gambaran klinis keradangan pada vermillion atau
kulit disekitarnya, bisa mengenai bibir bagian bawah/atas atau bahkan keduanya serta bisa melibatkan
bagian sudut mulut, dan jarang melibatkan mukosa labial. Pada vermilion tampak adanya kemerahan,
kering, terdapat deskuamasi serta berfisur. Pasien seringkali mengeluhkan adanya kaku, gatal, panas
dan rasa sakit pada bibirnya.
– Etiologi : Cheilitis contact allergica merupakan reaksi hypersensitivitas tipe 4 yang terjadi setelah kulit
atau mukosa berkontak dengan allergen. Cheilitis contac allergica sering terjadi pada wanita dibanding
pria. Pada wanita sering disebabkan oleh produk kosmetik bibir (lipstick), pria sering disebabkan
penggunaan pasta gigi, pada orang tua disebabkan konsumsi obat-obatan. Dental material, dan produk
oral hygiene dapat terjadi pada semua usia. Alergen yang sering menyebabkan cheilitis adalah metal
seperti nickel, pewangi/perasa/bahan pengawet.
– Diagnosis : Untuk menegakkan diagnosa perlu dilakukan patch-test dan dihubungkan dengan riwayat
munculnya penyakit dan alergen yang diduga sebagai penyebab.
– Perawatan :
menelusuri riwayat alergi dari pasien serta keluarga
pacth test dilakukan untuk menentukan alergen pasti yang berhubungan dengan pasien dan menyebabkan
reaksi alergi
Menghindari agen penyebab merupakan kunci utama perawatan selain penggunaan obat.
Pemberian anti inflamasi non steroid topical (alloclair gel) untuk mengurangi peradangan dan mengatasi
keluhan pasien.
Pemberian vitamin diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan (vitamin C dan vitamin D),
menghindari makanan pedas, panas dan bergetah, tidak boleh menjilat bibir serta mengkonsumsi buah dan
sayur.
TERIMAKASIH