SPLINTING
NIM. 40617044
C. Derajat 3 yaitu kegoyangan > 1 mm pada segala arah dan/atau gigi dapat ditekan
ke arah apikal. Salah satu perawatan untuk stabilisasi kegoyahan gigi adalah splinting.
Indikasi splinting :
1. Jaringan pendukung gigi sekurang kurang nya masih ada 1/3 gigi
5. Mudah dibersihkan.
B. Resin splint dilakukan dengan pemasangan full resin splint kepermukaan gigi.
C. Kevlar/fiber glass splint menggunakan fiber nilon, Kevlar bands atau fiber glass
yang dibasahi dalam resin dan dipasang dengan serangkaian polimerisasi
kepermukaan gigi yang telah dietsa.
A. Splint sementara sebaiknya mudah diaplikasikan pada gigi goyang dan mudah
dilepaskan setelah penyembuhan, dan digunakan untuk membantu penyembuhan
setelah cedera atau pembedahan. Jika stabilisasi yang baik belum terjadi dalam 2
bulan, maka bentuk splin tsementara diganti dengan splint permanen .Bahankomposit
yang ditempatkan pada gigi yang telah dietsa merupakan splint sementara yang paling
sederhana tetapi sangat berguna untuk kasus darurat. Splint kawat dan akrilik juga
mudah diaplikasikan dan biasanya untuk stabilisasi gigi insisivus. Biasanya gigi dari
kaninus ke kaninus atau premolar pertama ke premolar pertama yang diikutkan dalam
splint. Kawa t0,002 inci stainless-steel dilingkarkan mengelilingi gigi lalu akhir kawat
diplintir kuat sampai ke sisi distal gigi terakhir yang diikutkan. Setelah penyesuaian,
kawat interdental dikuatkan, akrilik ditempatkan tetapi tidak sampai menutupi
embrasur. Bentuk lain splint sementara adalah band ortodontik terutama untuk gigi
posterior menggunakan kawat0,005 inci stainless-steel. Plint intrakoronal yang terdiri
dari bar intrakoronal kontinyu, dapat dianggap sebagai splint permanen..
1) Splint permanen lepasan adalah GTSL. Untuk mencapai stabilitas yang maksimal
digunakan cengkram jenis kontinyu dan menyertakan seluruh gigi yang ada. Splint
permanen lepasan ini desainnya merupakan bagian dari gigi tiruan kerangka logam
(GTKL).
1. Preparasi bagian palatal pada titik kontak dengan cara membuat alur dengan
kedalaman 2x1.5 mm. Pada kontak proksimal dari gigi paling distal tidak dipreparasi.
4. Isolasi daerah kerja dengan gulungan kapas. Gigi dietsa dengan asam phosporik
30% selama 30 detik, bilas dengan air dan keringkan.
5. Lalu aplikasi bonding (Gambar 3) dan disinar selama 10 detik (Gambar 4).
9. Kemudian flow composite diaplikasikan diatas fiber dan dibentuk dengan plastic
filling (Gambar 7).
1. Pasien diinstruksikan tidak makan dan minum, meludah ataupun berkumur selama
1 jam.
2. Kontrol pertama (satu minggu) setelah pemasangan splinting pasien tidak ada
keluhan sakit, merasa lebih nyaman, tidak goyang, gingiva tidak berdarah saat
menyikat gigi.
3. .Kontrol kedua (dua minggu) pasien merasakan nyaman dan tidak ada keluhan.
Indikasi :
Prosedur :
4. Mengukur kawat sepanjang 2x panjang kerja, lalu potong kawat yang berlenih
6. Melakukan pembuatan parit untuk menempatkan kawat pada gigi yang akan
displinting
9. Melakukan aplikasi komposit pada permukaan salah satu gigi yang akan displinting
10. Meletakkan salah satu ujung kawat pada area yang telah diberi komposit
DAFTAR PUSTAKA
Nyman S, Lang N. Tooth mobility and thebiological rationale for splinting teeth.
J Periodontol20001994;4: 15-22.