Anda di halaman 1dari 12

Nama : Dian Permata Pratama

Nim : 40617044
Waktu : Senin, 20 April 2020 (09.00-10.48)
Pembimbing : drg. Ilvana Ardi W.

Skenario Kasus

Seorang anak laki-laki berusai 10 tahun datang ke RSGM iik Bhakti Wiyata berama
orang tuanya untuk memeriksa kondisi gigi geligi anaknya yang tampak aneh. Semua
gigi anaknya, baik suung dan permanen. Tampak translusen, berwarna coklat
kekuning-kuningan, lebih gelap dari warna gigi normal, dan sangat mudah patah erta
terjadi karies. Hal ini juga tejadi pada saudara-saudaranya. Pemeriksaan klinis
menunjukkan diskolorisasi gigi RA dan RB, fraktur ellis kelas 3 pada gigi 11, karies
oklusal luas pada gigi 56, 14, 25, 65, 36, 74. Post perawatan pulpektomi gigi 25.
pemeriksaan radiografi, mahkota gigi tampak bulbous, pulpa obliterasi, dan
penyempitan saluran akar dan tampak pendek.

Pemeriksaan klinis :
1. 56 : karies media cusp bukal lingual dan mesial
2. 54 : karies media oklusal
3. 64 : karies profunda perforasi, post pulpektomi
4. 65 : karies media cusp lingual mesial distal
5. 36 : karies media
6. 74 : karies profunda

Pertanyaan

1. Jelaskan hasil pemeriksaan yang mendukung penetapan diagnosa.


A. Pemeriksaan subjektif (Anamnesa) : Anamnesa merupakan suatu ilmu
pemeriksaan yang dilakukan dari suatu percakapan antara seorang dokter dengan
pasiennya secara langsung atau dengan orang medis lain yang mengetahui tentang
kondisi pasien tersebut, untuk memperoleh data pasien beserta keluhan medisnya
yang meliputi pertanyaan 55w+1H.
Berdasarkan kasus diatas anamnesa yang didapatkan yaitu pasien mengeluh bahwa
giginya tampak aneh, sangat mudah patah dan terjadi karies, serta keadaan gigi
tersebut terjadi pada saudara-saudaranya.
B. Pemeriksaan Objektif :
1) Pemeriksaa ektra oral.
2) Pemeriksaan intra oral
Dari hasil pemeriksaan didapatkan :
a. Terdapat gigi yang tampak tranlusen, berwarna coklat kekuning-kuningan,
lebih gelap dari warna gigi normal.
b. Diskolorisasi RA dan RB
c. Pemeriksaan klinis :
 56 : karies media cusp bukal lingual dan mesial
 54 : karies media oklusal
 64 : karies profunda perforasi, post pulpektomi
 65 : karies media cusp lingual mesial distal
 36 : karies media
 74 : karies profunda

C. Pemeriksaan penunjang :
Pada kasus diatas dilakukan pemeriksaan radiografi didapatkan hasil :
1. Mahkota gigi tampak bulbous
2. Pulpa obliterasi
3. Penyempitan saluran akar dan tampak pendek.

2. Apa diagnosa kasus tersebut dan jelaskan


Berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan bahwa pasien tersebut mengalami
Dentinogenesis Imprefecta. Dentinogenesis Imprefecta merupakan gangguan
pembentukan dentin yang bersifat herediter, dimana terjadi anomali pada struktur
dentin. Gangguan ini menyebabkan kerusakan matriks predentin yang mengakibatkan
dentin sirkumpulpa tidak terbentuk dan tidak teratur DI adalah suatu penyakit
keturunan yang dominan yang tidak terpaut dengan jenis kelamin, ini terlihat dengan
frekwensi yang seimbang pada pria dan wanita. DI dapat terjadi sendiri atau gabungan
dengan kelainan mesodermal lainnya yaitu Osteogenesis Imperfekta (OI) yang
merupakan penyakit kerapuhan tulang.

3. Bagaimana rencana perawatan pada kasus diatas?


Gigi 54 : GIC
Gigi 56, 65, 36, 74 : SSC
Gigi 14 dan 25 : PCC (polikarboksilate crown)
Stainless Steel Crown
A. Definisi SSC (Stainless Steel Crown)
Tumpatan sementara berbentuk anatomi gigi, terbuat dari paduan logam (alloy)
nirkarat yang mudah dibentuk untuk diadaptasikan pada gigi sulung posterior. SSC
merupakan paduan austenitik Stainless Steel 18/8 dari kelompok AISI 304 yang
mengandung Chrome 18% dan Nikel 8%, dapat digunakan untuk bahan tambal
sementara maupun tetap pada gigi yang mengalami kerusakan yang luas karena
karies, fraktur mahkota, hipoplasia email, atau restorasi setelah perawatan saraf. Scc
memiliki kekuatan yang cukup dikarenakan scc terbuat dari alloy maka diindikasikan
untuk gigi posterior.
 Macam - macam SSC
Ada dua macam SSC :
1. Festooned
Dengan merek Ni-Chro primary crown, keluaran ion– 3M (USA) adalah metal crown
yang sudah dibentuk menurut anatomis gigi, baik kontour oklusal, bukal / lingual,
proksimal dan tepi servikal. Penyelesaian preparasi SSC jenis festooned ini tinggal
membentuk / menggunting permukaan servikal mahkota tersebut.
2. Unfestooned
Dengan merek Sun – Platinum, keluaran Sankin, Jepang adalah metal crown yang
telah dibentuk permukaan oklusal saja sedangkan bagian bukal / lingual dan servikal
harus dibentuk dengan tang khusus. Kedua macam bentuk mahkota harus
dimanipulasi agar tetap baik marginalnya.
 Indikasi SSC :
a. Pada enamel gigi yang kerusakannya parah pada bagian permukaan gigi jadi
tidak bias dilakukan restorasi
b. Pada gigi fraktur 
c. Untuk tumpatan komposit atau amalgam yang tidak berhasil
d. Gigi yang digunakan untuk abutmen
e. Pada gigi sulung yang dijadikan space maintainer
f. Mengkoreksi dan memperbaiki single cross bite anterior (gigitan terbalik) pada
gigi desidui dengan dipasang mahkota terbalik
g. Untuk gigi yang sudah dilakukan perawatan saluran akar 
h. Gigi dengan karies yang luas, gigi yang mempunyai defek pada email seperti
hipoplasia email dan amelogenesis imperfekta.
i. Digunakan pada gigi yang mengalami fraktur serta unruk gigi penyangga pada
pembuatan space maintainer.

 Kontra Indikasi SSC :


a. Jika pada pemeriksaan radiografi di temukan adanya suatu kelainan periapikal,
maka pemasangan ssc merupakan kontraindikasi kelainan periapikal harus di
rawat dan di sembuhkan terlebih dahulu. Sebelum restorasi ssc di pasangkan ke
dalam rongga mulut keadaan jaringan di sekitar rongga mulut harus benar benar
memenuhi syarat pemasangan, agar tidak terjadi komplikasi yang tidak di
inginkan.
b. Pada pasien dengan alergi nikel dikenal atau sensitivitas.
c. Pasien tidak dapat bekerja sama dengan pengobatan.
d. Sebagai restorasi permanen yntuk gigi permanen
e. Gigi sulung dengan resorpsi akar > ½ panjang akar.
f. Gigi anterior. Apabila terpaksa, demi kepentingan estetik, SSC dapat diberi
facing dibagian fasia sehingga akan menutupi warna logam.
 Tang yang digunakan pada saat prosedur perawatan SSC

1. Cardon Pliers : fungsi nya untuk memotong dan membentuk dengan cara menutup
rahang atau dengan memegang plier diam dan menggerakkan mahkota, untuk
menyesuaikan tinggi servikal.

2. Johnson plier : mengkontur dengan cara tang ditutup, kemudian menghaluskan


kerutan di sekitar tepi mahkota.

3. Crimping pliers : fungsinya untuk crimping bagian margin dengan cara menutup
rahang dan memegang mahkota sambil menggerakkan plier ke dalam
4. Abell-ball and socket plier : mengkoreksi titik kontak dengan cara menutup rahang.

 Prosedur Perawatan SSC :


A) Pemilihan Stailess steel crown
Pemilihan stainless steel crown dilakukan dengan dua cara :
1. Direct : pemilihan dilakukan langsung didalam rongga mulut penderita
a. SSC dipilih sesuai jarak mesio-distal gigi susu diukur dengan caliper
b. Jika tidak dapat diukur dapat diambil jarak gigi tetengga sebelah mesial ke gigi
tetangga sebelah distal dari gigi yang akan dilakukan preparasi.
c. Bila gigi tetangga tidak ada dapat diambil ukuran dari gigi yang kontralateral
pada satu rahang atau regio sebelahnya.
d. Dapat dilakukan pengukuran dengan menggunakan table stainless steel crown
dimension
2. Indirect : pemilihan dilakukan diluar rongga mulut penderita
a. Lakukan pencetakan alginat pada rahang yang akan dilakukan preparasi
b. Hasil cetakan alginat kemudian dilakukan pengecoran menggunakan gipsum
c. Kemudian model gipsum dilakukan pengukuran pada daerah yang akan
dipreparasi
B) Prosedur selanjutnya
1. Pemberian local anesthesia, memastikan seluruh jaringan lunak disekitar gigi
yang akan dipreparasi telah teranestesi dengan baik dan memasang rubber
dam.
2. Reduksi permukaan oklusal dengan menggunkana tapper fissure atau round
bur dengan highspeed-handpiece. Membuat kedalaman 1 sampai 1,5 mm serta
diperpanjang ke arah bukal - lingual dan proximal. Kemudian menggerakkan
bur dari groove satu ke groove yang lain untuk mereduksi jaringan yang masih
tersisa sehingga kedalaman menjadi 1,5 mm dengan mempertimbangkan
inklinasi tonjol gigi.
3. Lesi karies jika masih ada di eliminasi dengan round bur atau excavator.
4. Reduksi proximal.
Untuk mereduksi area proximal dapt menggunakan tapered fissue bur. Pada
reduksi proximal operator tetap mempertahankan dinding vertical dengan
konvergensi dalam arah oklusal.

5. Mengurangi permukaan bukal dan lingual dengan tapered diamond bur


permukaan bukal dan lingual dikurangi sedikit sampai ke gingival margin
dengan kedalaman lebih kurang 1 – 1,5 mm. Sudut – sudut antara ke-2
permukaan dibulatkan.
6. Seleksi dan adaptasi crown
a. Letakkan SSC pada gigi yang telah dipreparasi. Beri tanda pada permukaan bukal
dan lingual pada free gingival margin kurangi dbagian tanda kurang lebih 0,5-1
mm dengan menggunakan gunting straight untuk menyesuaikan insiso servikal.
Sehingga crown masuk ke sulkus gingiva kurang lebih 1mm.

b. Haluskan permukaan crown dengan menggunakan stone bur dan rubber wheel
polish
c. Lakukan counturing dengan menggunakan Johnson Counturing Pilers yang
berfungsi untuk mengkontur gingiva.
d. Lakukan crimping pada tepi-tepi menggunakan Crimping pilers agar bagian
servikal tidak tajam
e. Pasang SSC untuk dilakukan final adaptasi margin SSC (final fit check)
f. Lakukan sementasi menggunakan GIC tipe 1 (Luthing semen)

g. Bersihkan kelebihan semen pada margin gingiva pada daerah margin atau
proximal.

 Cara cek preparasi pada anak


Dengan menggunakan inlay wax untuk cek preparasi sudah halus atau tidak.
Cek oklusi menggunakan malam merah.
B. Polycarbonate crown (PCC)
Merupakan restorasi untuk ggi anterior desidui, bila dengan resin tidak ada
retensi. Polycarbonate crown mempunyai estetis yang baik, sehingga dapat juga
dipergunakan
sebagai restorasi sementara pada gigi anterior permanen. Secara kilnis indikasi
Polycarbonate crown (PCC) sama dengan ssc.

Anda mungkin juga menyukai