Anda di halaman 1dari 6

BAGIAN ILMU PERIODONSIA TUGAS

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI November 2020


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

“DESENSITASI DENTIN”

Oleh :

Nursuci Muhsanah Daming, S.KG 162 2017 2010

Pembimbing :

Dr. drg. Lilies Anggarwati Astuti Gauk, Sp.Perio

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU PERIODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020
BAB 1

PEMBAHASAN

1. Pengertian Hipersensitivis Dentin

Hiperensitivitas merupakan respon berlebihan terhadap rangsangan sensorik,

yang biasanya tidak menyebabkan respon rasa sakit pada gigi normal.1Hipersensiti

vis dentin merupakan salah satu masalah yang sering dikeluhkan oleh individu

yang digambarkan sebagairasa sakit yang berlangsung pendek dan tajam yang

terjadi secara tiba-tiba akibat adanya rangsangan terhadap dentin. Rangsangan atau

stimulus yang dapat memicu terjadinya hipersenstivitas dentin dapat berupa taktil

atau sentuhan, uap, kimiawi dan rangsangan panas atau dingin. 2Sensitivitas yang

berasal dari rangsangan termal yaitu panas dan dingin merupakan hal yang paling

sering dikeluhkan.2 Rasa nyeri yang berlangsung singkat dan tajam pada penderita

hipersensitivitas dentin dapat disebabkan oleh atrisi, abrasi, fraktur mahkota,

trauma ortodontik, dan resesi gingiva olehkarena penuaan, penyakit periodontal,

dan kebiasaan buruk seperti kesalahan teknik menyikat gigi. Hipersensitivitas

dentin dapat terjadi pada semua jenis gigi akan tetapi seringkali terjadi pada gigi

permanen, terutama kaninus dan premolar.4

2. Etiologi Hipersensititas Dentin

Hipersensitivitas dentin dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya

disebabkan oleh atrisi.2 Atrisi didefinisikan sebagai hilangnya lapisan keras

gigi secara bertahap dari permukaan oklusal gigi yang berkontak dengan

antagonisnya atau restorasi. Hal ini berkaitan dengan penuaan, tetapi dapat
dipercepat oleh faktor ekstrinsik seperti kebiasaan parafungsional dari

bruxism, trauma oklusi pada edentulous sebagian, dan maloklusi. Pada tahap

awal, tampak faset kecil pada cusp tip atau sedikit rata pada incisal edge,

sedangkan atrisi yang parah menyebabkan dentin terpapar, yang dapat

mengakibatkan peningkatan laju keausan.3

3. Indikasi dan Kontraindikasi Hipersensitivitas Dentin

a. Indikasi

- Gigi dengan resesi kelas 1 dan 2 miller

- Gigi tanpa abrasi, abfraksi, dan atrisi

- Gigi tanpa karies

- Gigi tanpa kerusakan tulang

b. Kontraindikasi

- Gigi dengan resesi miller kelas 3 dan 4

- Gigi dengan adanya karies, abrasi, abfraksi, dan atrisi

- Gigi dengan adanya kerusakan tulang.4

4. Prosedur Desensitasi Dentin

a. Kontrol Plak : pastikan permukaan gigi bersih

b. Oral profilaksis : bersihkan gigi dengan brush dan pumice atau pasta

profilaksis, bilas air hingga bersih dan keringkan

c. Periksa permukaan gigi yang hipersensititas dengan menggunakan sonde

atau semprotan udara


d. Isolasi daerah kerja dengan cotton roll

e. Letakkan bahan desensitisasi (5% sodium Flouride White Varnish) pada

glass plate

f. Aplikasikan bahan desensitisasi dengan microbrush pada permukaan gigi

g. Biarkan 1 menit

h. Periksa dengan menggunakan sonde

i. Pasien diinstruksikan untuk tidak berkumur, tidak makan dan minum

selama 1 jam

j. Instruksikan pasien cara sikat gigi yang benar

k. Control setelah 1 minggu kemudian.4,5


BAB II

PENUTUP

Hipersensitivitas gigi atau lebih tepatnya dentin hipersensitivitas

merupakan suatu keadaan yang digambarkan sebagai rasa nyeri yang

bersifat tajam dan berlangsung singkat titik. Keadaan ini disebabkan oleh

respon tubulus dentin yang terbuka terhadap rangsangan yang datang dari

luar gigi.

Etiologi dari hipersensitivitas dentin ialah multifactorial diantaranya

ialah kehilangan email akibat erosi atau abrasi, pengaruh biofilm pada

permukaan gigi, permukaan akar yang kehilangan struktur sementumnya

akibat penyikatan gigi atau perawatan periodontal serta resesi gingiva

yang terjadi karena penuaan, penyakit periodontal dan kebiasaan buruk

pasien dimana semua ini mempengaruhi terjadinya demineralisasi

sehingga menyebabkan tubulus dentin terbuka.


DAFTAR PUSTAKA

1. Ravishakar P., Viswanath P., Archana D., dkk. The Effect of Three

Desensitizing Agents on Dentin Hypersensitivity: A Randomized, Split-mouth

clinical Trial. Indian Journal of Dental Research. 2018

2. Chismirina s, Gani BA., Harahap MF, Tingkat Sensitivitas Dentin Sebelum

dan Setelah Paparan Minuman Bersoda Pada Usia Remaja Berdasarkan

Metode Visual Analog Scale. Cakradonya Dent J, 2015.

3. Demi M., Delme KIM., Moor RJGD., Hypersensitive teeth : Conventional vs

laser Treatment Part II : Laser Treatment of Dentin Hypersensitivity. Journal

Oral Laser Appl. 2009

4. Mulya HB., Kusuma ARP., Susilowati A., Perbedaan kemampuan Pasta Gigi

Desensitasi Komersial dengan Bahan Aktif Hidroksiapatit dan Novamin

dalam Penutupan Tubulus Dentin dengan Scanning Electron Microscope.

Odonto Dental Journal. 2016

5. Iskandar CHM., Mulya HB., Kusumawati WP., Kusuma ARP., Purple Sweet

Potato (Ipomea Batatas P) as Dentin Hypersensitivity Desensitization Gel

Dental Journal (Majalah Kedokteran Gigi)., 2015

Anda mungkin juga menyukai