Anda di halaman 1dari 19

Desentisasi

Diskusi Non Bedah

Instruktur : drg. R. Harry Dharmawan Setyawardhana, M.Kes


Adhimas Rilo Pambudi
2131111310002
Hipersensitivitas Dentin

• Rasa nyeri yang berasal dari dentin yang terbuka sebagai respon terhadap
rangsangan kimia, taktil, termal atau osmotik yang tidak dapat dijelaskan
sebagai akibat dari defek atau penyakit gigi yang lainnya.

Mazur et all, 2021


Etiologi Hipersensitivitas
• Dentin yang terbuka dapat disebabkan oleh faktor fisik, kimia, patologis,
biologis dan perkembangan kelainan yang menyebabkan penyakit periodontal.
• Kondisi klinis seperti atrisi, erosi, korosi, abfraksi, dan abrasi berperan dalam
terjadinya hipersensitivitas dentin.
• Kehilangan jaringan periodontal dan resesi gingiva faktor utama dentin
terbuka pada bagian serviks dan akar.
• Faktor lain seperti penuaan, dehiscence, teknik menyikat gigi yang agresif
dapat menyebabkan dislokasi tepi gingiva ke apical sehingga menyebabkan
dentin terbuka.

Liu et all, 2020


Mekanisme Hipersensitivitas

• Teori Hidrodinamika (Braanstrom)

Lingkungan

Menstimulasi

Mekanik Tubulin Dentin Pergerakan Cairan Baroreseptor Saraf A Delta Nyeri Akut
terbuka Intratubuler terpengaruh Singkat

Termal

Perubahan
Kimia
Liu et all, 2020
Perawatan Hipersensitivitas

• Perawatan hipersensitivitas didasarkan pada faktor menghilangkan


etiologinya.
• Pada kasus kavitas baik karies/non-karies dapat diberikan restorasi yang
sesuai.
• Pada kasus tanpa kavitas, berbagai bahan dan teknik dikembangkan yaitu
dengan agen desentisasi.

Marto et all 2019, Rasni 2021


Indikasi dan Kontraindikasi

• Indikasi :
• 1. Resesi gingiva miller 1 dan 2
• 2. gigi tanpa abrasi, abfraksi, atrisi, karies dan tanpa kehilangan tulang.
• Kontraindikasi :
• 1. Resesi gingiva miller 3 dan 4.
• 2. gigi dengan abrasi, abfraksi, atrisi, karies dan tanpa kehilangan tulang.

(Rasni, 2021)
Resesi Gingiva Miller
• 1. Meliputi jaringan marginal yang tidak meluas ke mucogingival
junction dan tidak terdapat kehilangan tulang atau jaringan lunak di
daerah interdental.
• 2. Resesi jaringan marginal meluas ke atau melampaui mucogingival
junction namun tidak terdapat kehilangan tulang atau jaringan lunak
didaerah interdental.
• 3. Resesi jaringan marginal meluas ke atau melampaui mucogingival
junction disertai kehilangan tulang atau jaringan lunak didaerah
interdental dengan atau tanpa malposisi gigi.
• 4. Resesi jaringan marginal meluas ke atau melampaui mucogingival
junction disertai kehilangan tulang atau jaringan lunak didaerah
interdental dengan atau tanpa malposisi gigi yang sangat parah.

(Rasni, 2021)
Desentisasi

• Perawatan untuk mengatasi kondisi dentin yang hipersensitif akibat


terbukanya tubuli dentin.
• Perawatan desentisasi akan menghalangi saraf merespon rasa nyeri dan
menutup tubuli dentin untuk mencegah terjadinya mekanisme hidrodinamika.

Carranza 2019, Tjiptoningsih, 2019


Mekanisme Desentisasi

• Mekanisme agen desentisasi dibedakan menjadi dua yaitu :


• 1. Menyumbat diameter tubulus dentin.
• 2. Mengurangi eksitabilitas saraf dentin.

(Pereirras et all, 2019)


1. Menyumbat Diameter Tubulus Dentin

• Dengan tersumbatnya diameter tubulus dentin, menyebabkan gerakan cairan tubulus


dentin akibat stimulus akan terhambat sehingga hipersensitivitas akan berkurang.
• Mekanisme bahan desentisasi menyumbat diameter bisa dengan cara membentuk
dentin sekunder di sepanjang tubulus dentin, mengendapkan protein pada dinding
tubulus dentin dan membentuk kristal-kristal pada tubulus dentin.
• Contoh : Sodium fluoride.
(Perreirras et all, 2019)
2. Mengurangi Eksitabilitas Saraf Dentin

• Berkurangnya eksitabilitas saraf dentin menyebabkan kepekaan saraf tersebut


terhadap stimulus akan berkurang. Bahan desentisasi dapat mempengaruhinya secara
langsung maupun tidak langsung.
• Contoh : Potassium nitrate.

(Perreirras et all, 2019)


Bahan Desentisasi

• Bahan desentisasi dibedakan atas cara pemberiannya yaitu :


• 1. in office
• 2. at home

(Perreirras et all, 2019)


In-Office

• Pasta dengan campuran natrium fluoride, kaolin dan gliserin : menyumbat tubulus dentin.
• Aplikasi :
• 1. Permukaan gigi diisolasi dan dikeringkan.
• 2. Pasta kemudian digosokkan dengan burnisher 1-2 menit pada permukaan akar gigi yang sensitif.
• 3. Permukaan gigi dibilas dengan air hangat.

(Rasni, 2021)
In-Office

• Bahan desentisasi yang mengandung kalsium hidroksida dengan mekanisme mengurangi eksitabilitas
saraf.
• Aplikasi :
• 1. Kalsium hidroksida diaplikasikan ke permukaan akar gigi yang sensitif.
• 2. Ditutup dengan periodontal pack selama 1 minggu.

(Rasni, 2021)
At-Home

• Pasta gigi dengan aksi menyumbat tubulus dentin : Sensodyne, colgate dan thermodent.
• Pasta gigi dengan mengurangi eksitabilitas saraf : Sensofluor.
• Pasta gigi dengan mekanisme ganda : Sensodyne-F.

(Rasni, 2021)
Prosedur Desentisasi

1. Persiapan alat dan bahan desentisasi.


2. Oral profilaksis dengan brush dan pumice, bilas dengan air hingga bersih dan
keringkan dengan cotton roll atau cotton pallete.
3. Periksa permukaan gigi yang hipersensitifitas dengan menggunakan
semprotan udara.
4. Isolasi daerah kerja dengan cotton roll.
5. Letakkan bahan desentisasi pada glass plate.
6. Aplikasikan bahan desentisasi dengan brush pada permukaan gigi yang
hipersensitif dengan Gerakan searah pada daerah, biarkan 1 menit.
7. Periksa keberhasilan aplikasi dengan sonde.
8. Instruksikan untuk tidak berkumur, tidak makan minum selama 1 jam dan
menyikat gigi dengan benar.
(Tjiptoningsih, 2018)
Kontrol Pasca Desentisasi

• 1. Pasien kontrol 1 minggu pasca perawatan.


• 2. Apabila terasa ngilu lakukan desentisasi kembali.
• 3. Jika tidak ada rasa ngilu. Instruksikan untuk menghindari makanan dan
minuman yang terlalu panas dan dingin dan menyikat gigi dua kali sehari.

(Tjiptoningsih, 2018)
Keberhasilan Desentisasi

• Diagnosis dan rencana perawatan yang tepat serta Dental Health Education
mengenai faktor etiologi kepada pasien.
• Instruksikan tetap menjaga kebersihan gigi dan mulut pasca desentisasi dan
melakukan penyikatan gigi dengan benar untuk menghindari terjadinya resesi
gingiva.

(Rasni, 2021)
Daftar Pustaka
• Mazur M et all. Long-Term Long-Term Effectiveness of Treating Dentin Hypersensitivity with
Bifluorid 10 and Futurabond U: A Split-Mouth Randomized Double-Blind Clinical Trial. Journal of
Clinical Medicine. 2021: 10(10); 3.
• Liu XX et all. Pathogenesis, diagnosis and management of dentin hypersensitivity: an evidencebased
overview for dental practitioners. BMC Oral Health. 2020: 20(220);5-7.
• Marto et all. Evaluation of the efficacy of dentin hypersensitivity treatments—A systematic review
and follow‐up analysis. Journal of Oral Rehabilitation. 2019: 17(8) 15-19.
• Rasni NDP, Khoman JA. Penatalaksanaan Hipersensitivitas Dentin. E-Gigi. 2021: 9(2); 133-138.
• Carranza et all. Clinical Periodontology 13th ed. 2019: 3351-3352.
• Tjiptoningsih UG. Dentin Hypersensitive Treatment in Class 1 Lower Dental Anterior Recession
Patients. Proceeding Book The 4th Bali Dental Science & Exhibition Balidence. 2019.
• Perreirras SO et all. Effect of an experimental desensitizing agent on reduction of bleaching-induced
tooth sensitivity: A triple-blind randomized clinical trial. Journal Dental Association. 2019; 149(4):
281-283.

Anda mungkin juga menyukai