Anda di halaman 1dari 70

GTSL 2

Instruktur: drg. Haluanry Doane Santoso


Anggota Kelompok
-Dinda Rizkia -Adhimas Rilo Pambudi
-Muhammad Alfi Ghifari -Kusma Syafira Isnaini
-Marthia Eka Nurdila -Mikael Manggala Silaen
-Syifa Syara Fina -Muhammad Naufal Fadhilah
-Nisa Fachriza Munier
-Rizky Yoga Wardhana
-Reisa Dahliani
-Aldo Giovanni
-Helena Maulida Namira
-Aspiani
-Ahmad Fajry
-Noor Khalishah
-Nida Aulia
-Annisa Rahma -Norhayati
-Ajeng Zelline Ameriagitri -Rizki Ramadhiyanti Mahdjar
-Noor Laila Alfina -Asphia Rahmah
-Restika Hidayati -Cita Nursyaina Tasya
-Anugrah Amsal Pratama B. -Daaniyah Rahmasari
-Syaiful Haq Prasetya -Danika Dita Maharani
-Muhammad Syafrie Ilham -Heppy Noor Safrida
-Nurashfia
-Nur Annisa Islamiyati
Teknik Pencetakan
Mukostatik

Merupakan teknik mencetak pada saat mukosa dan jaringan rongga mulut dalam
keadaan statis/beristirahat. pencetakan ini dilakukan dengan/tanpa tekanan minimal dan
bahan cetak yang memiliki viskostas yang rendah (bahan alginate).

Mukokompresif

Merupakan pencetakan yang dilakukan dengan melakukan tekanan pada jaringan


rongga mulut dan bahan yang digunakan bahan yang memiliki viskositas yang tinggi
(bahan elastomer)
Deepak dkk, 2020
Macam-macam Cetakan

● Preliminary impression : Mencetak rahang penderita sesuai dengan keadaan


anatomisnya, untuk membuat model studi/model diagnostik/ model anatomis.
● Master / working impression : Pencetakan yang dilakukan setelah perawatan
pendahuluan untuk membuat model kerja.

(Rangarajan, 2017)
Bahan Cetak
1. Bahan Cetak Elastik
A. Hidrokoloid reversible.
● Material cetak yang paling akurat, mempunyai daya alir yang baik dan bersifat hidrofilik.
Contoh : bahan material agar.
● Manipulasi ke mulut pasien adalah dengan memanaskan agar di waterbath, hingga bentuknya
menjadi cair. Setelah cair, agar dimasukkan ke dalam sendok cetak plastik khusus yang
memungkinkan air akan melewati sendok cetak dan membentuk gigi dan jaringan lunak
rongga mulut pasien.

Anusavice, 2013
Bahan Cetak
B. Hidrokoloid Ireversible.

● Material cetak yang sering digunakan, memiliki


manipulasi yang mudah, nyaman untuk pasien dan relatif
murah. Contoh : Alginate.
● Tersedia dalam bentuk bubuk yang bila dicampur dengan
air akan terbentuk adonan cair (fluid sol) bersifat plastis.
● Pada keadaan plastis diaplikasikan pada objek yang
dicetak, proses pengerasan (setting) terjadi beberapa menit
akibat terbentuknya kolloidal yang padat tapi fleksibel.
salah satu bahan cetak ini adalah bahan yang biasa
digunakan yaitu alginat

Anusavice, 2013
Bahan Cetak
C. Material Cetak Elastomer
● Bahan cetak yang bersifat elastis yang apabila digunakan dan dikeluarkan dari rongga
mulut akan tetap bersifat elastis dan fleksibel.
● Elastomer terdiri dari :
○ Polisufid, tersedia sebagai pasta dasar dan katalis yang dicampur dengan bahan
polimerisasi.
○ Silikon kondensasi, bahan ini tidak berbau dan ada beberapa warna dengan waktu
setting 6-8 menit.
○ Silikon adisi : putty, heavy body, medium body, light body yang tersedia dalam
bentuk base dan pasta katalis.
○ Polieter/Epimine, stabilitas dimensi sangat baik dan waktu setting 5 menit.
(Rangarajan, 2017)
Bahan Cetak
2. Bahan Cetak Non-elastik
Bahan cetak non-elastik digunakan sebelum ditemukannya cetakan agar. Bahan cetak non-
elastis ini memiliki sifat keras dan tidak dapat dikeluarkan melalui undercut tanpa mematahkan
atau mengubah bentuk cetakan.
A. Irreversible
● Plaster of paris
● Zinc Oxyde Eugenol
A. Reversible
● Cetakan compound
● Malam atau wax

Yulita A, 2015
Definisi Sendok Cetak Perseorangan

Sendok cetak individu merupakan sendok cetak yang dibuat sendiri


menyesuaikan ukuran dan bentuk dari rahang pasien. Sendok cetak
individu (custom tray) dibuat dari pengecoran hasil cetakan awal dan
digunakan untuk membuat cetakan akhir (cetakan fungsional).

Rangarajan dan Padmanabhan, 2017


Tujuan Pembuatan Sendok Cetak Perseorangan

(1) Menahan dan mengontrol bahan cetak


(2) Mendapatkan detail catatan daerah bantalan gigi tiruan
(3) Meningkatkan border seal
(4) Memastikan distribusi bahan cetak yang beraturan
(5) Memastikan distribusi tekanan pada residual ridge sesuai dengan
ketentuan.

Rangarajan dan Padmanabhan, 2017


Syarat dan Pertimbangan Desain
SYARAT CUSTOM TRAY PERTIMBANGAN DESAIN

1. Harus kaku 1. Harus mencakup seluruh area denture bearing


2. Stabil secara dimensi 2. Bahan cetak harus bisa mengalir tanpa perpindahan
3. Mudah disesuaikan jaringan lunak
4. Mudah dibuat 3. Cukup lega dan berikan jarak bila perlu
5. Halus tanpa tepi yg tajam 4. Memungkinkan pergerakan bebas pada muscle
attachment

Rangarajan dan Padmanabhan, 2017


Persiapan Pencetakan
1. Persiapan operator
2. Persiapkan alat dan bahan cetak model studi
a.Stock tray harus sesuai dengan bentuk lengkung rahang (selisih ruangan
kira-kira 4-5 mm)
b.Bahan cetak : Irreversible hydrocolloid, yaitu alginat.
3. Persiapkan pasien dan lakukan pencetakan

Carr AB et al, 2016; Ozkan YK, 2017


Prosedur Pencetakan
Rahang Atas
● Operator berada dibelakang kanan pasien
● Posisi kepala pasien : sejajar dengan garis camper : tragus –
alanasi, garis ini sejajar dgn bidang oklusal gigi rahang atas.
● Pasien kumur-kumur, saliva dibersihkan dgn cotton roll.
● Sendok cetak diulasi bahan adhesif.
● Alginat dimanipulasi adonannya sesuai pabrik.
● Adonan diletakkan pada bagian palatum sendok cetak /
diratakan.

Carr AB et al, 2016


Prosedur Pencetakan
Rahang Bawah
● Posisi operator di samping kanan depan pasien
● Garis oklusal pasien sejajar lantai
● Sendok cetak dimasukkan dlm mulut pasien, dan instruksikan
menaikkan lidah ke atas digerakkan kiri kanan dan dijulurkan
kedepan.
● Sendok cetak difiksir sampai alginat mengeras
● Setelah alginat mengeras – dikeluarkan dari mulut pasien
● Cetakan dibersihkan dengan air dari water spray syringe atau
dibawah pancuran kran
● Cetakan dikeringkan dari sisa air secepatnya dengan air spray
syringe atau kertas penyerap
Carr AB et al, 2016
Syarat hasil cetakan:

1.Lengkap, detail harus tajam

2.Tidak ada porus

3.Bahan cetak tetap melekat pada sendok cetak

(Carr AB et al, 2016).


Tanda Anatomis Rahang Bawah dan Rahang Atas yang Harus Tercetak
Rahang Atas (Maksilla):

● Frenulum Labialis
● Vestibulum Labialis
● Frenulum Buccal
● Gigi Geligi
● Vestibulum Buccalis
● Tuberositas Maxilla
● Hamular Notch
● Fovea Palatina
● Palatum
● Rugae Palatina
● Mucobuccal Fold
● Papila insisivus

(Carr AB et al, 2016 ; Muchtar dkk, 2015)


Tanda Anatomis Rahang Bawah dan Rahang Atas yang Harus Tercetak

Rahang Bawah (Mandibula): :


● Frenulum Labialis
● Vestibulum Labialis
● Gigi Geligi
● Vestibulum Buccalis
● Retromolar Pads
● Frenulum Lingualis
● Retromylohyoid
● Frenulum Buccalis
● Mucobuccal Fold

(Carr AB et al, 2016 ; Muchtar dkk, 2015)


Pembuatan Model Studi

Model study berfungsi sebagai model diagnostik dan selanjutnya akan dibuatkan sendok cetak
fisiologis untuk membuat model kerja. Bahan yang digunakan adalah gips type III.

1. Mengisi cetakan dengan gips tipe III

Pengadukan adonan gips stone sesuai aturan pabrik dan kaidah pengadukan

2. Pembuatan basis

Letakan adonan dental plaster pada cetakan basis

Letakkan model studi ke dalam cetakan basis

Ratakan kelebihan adonan dental plaster kebagian tepi cetakan

Biarkan sampai gips mengeras.

Basis model dibentuk segi 7


(Carr AB et al, 2016).
BAHAN – BAHAN DALAM PEMBUATAN INDIVIDUAL TRAY

Sendok cetak individu biasanya dibuat dari bahan resin


Kemudian, untuk resin akrilik light-activated memiliki
akrilik autopolymerizing (self-cured) atau light-activated kelebihan dimana mudah untuk dibentuk dan
(light-cured), shellac dan impression compound. dimensinya stabil sehingga bisa langsung digunakan.
Kekurangannya adalah bersifat brittle, menghasilkan
Bahan – bahan tersebut memiliki kelebihan dan partikel halus pada saat diasah, dan membutuhkan
kekurangan masing – masing sehingga menjadi suatu tempat curing khusus.
pertimbangan dalam penggunaanya. Resin akrilik
autopolymerizing memiliki kelebihan bersifat kaku, Shellac mempunyai kelebihan mudah dibentuk dan
mudah untuk dibentuk, mudah untuk dipotong atau dimanipulasi karena basicnya sebenarnya dari wax,
mudah diadaptasi kembali meskipun mengalami distorsi,
dirapikan dan diatur, juga tidak mahal.
dan murah. Namun kekurangannya sangat banyak,
Kekurangan bahan ini adalah mengalami perubahan sangat sensitif terhadap panas, sangat brittle, mudah
sobek.
dimensi selama 24 jam setelah dibuat, untuk itu
sebaiknya digunakan setelah waktu tersebut, dan dapat
menimbulkan alergi.
Rangarajan V, 2017. Veeraiyan DN. 2017.
Tahapan Pembuatan
Individual Tray - RA

1.Pembuatan Outline pada 2. Pemberian wax (malam) 3. Mengoleskan Model Release


model studi Agent (MRA)
Letakkan satu lapisan malam
Garis harus mencakup semua gigi baseplate di atas permukaan Oleskan Model Release Agent
& jaringan yang akan terlibat jaringan & dua lapisan di atas (MRA) untuk memfasilitasi
dalam GTSL gigi cetakan untuk berfungsi pemisahan sendok cetak yang akan
sebagai pengatur jarak untuk dibuat dengan model studi
Carr AB et al, 2016 bahan cetakan.
Tahapan Pembuatan
Individual Tray - RA

4. Pengaplikasian Akrilik 5. Pembuatan Pegangan


Aplikasikan akrilik pada Sendok Cetak 6. Polimerisasi
model studi sesuaikan Pegangan dibuat agar Dipolimerisasi sesuai jenis
dengan outline yang sudah memudahkan pada saat bahan dan petunjuk produk
dibentuk. proses pencetakan

Carr AB et al, 2016


Tahapan Pembuatan
Individual Tray - RA

7. Pemberian Retensi
Sendok cetak dilepas dari model studi dan
dilubangi menggunakan bur sebagai retensi
bahan cetak. Custom tray yang sudah jadi
harus dibersihkan dan dicoba di mulut agar
dapat mengetahui apakah ada koreksi yang
diperlukan

Carr AB et al, 2016


Tahapan Pembuatan
Individual Tray - RB

1. Pembuatan Outline 2. Pemberian wax (malam) 3. Pengolesan Model Release


Form pada Model Studi Letakkan satu lapisan malam Agent (MRA)
Garis harus mencakup semua baseplate disesuaikan dengan Oleskan Model Release Agent
outline tray atas permukaan (MRA) untuk memfasilitasi
gigi & jaringan yang akan
jaringan & dua lapisan di atas gigi
terlibat dalam GTSL. pemisahan sendok cetak yang
cetakan untuk berfungsi sebagai
akan dibuat dengan model studi
pengatur jarak untuk bahan
Carr AB et al, 2016 cetakan
Tahapan Pembuatan
Individual Tray - RB

7. Pemberian Retensi
Sendok cetak dilepas dari
4.Pengaplikasian Akrilik model studi dan dilubangi
Aplikasikan akrilik pada 5. Pembuatan Pegangan
6. Polimerisasi menggunakan bur sebagai
model studi yang sudah Sendok Cetak
retensi bahan cetak. Custom
diberi cairan Model Release Buatlah pegangan pada Dipolimerisasi tray yang sudah jadi harus
Agent (MRA), sesuaikan sendok cetak individu sesuai jenis bahan dibersihkan dan dicoba di
dengan outline yang sudah yang sudah dibuat agar dan petunjuk mulut agar dapat mengetahui
dibentuk. memudahkan pada saat apakah ada koreksi yang
produk
proses pencetakan. diperlukan
Carr AB et al, 2016
Border Moulding

Border moulding merupakan teknik pembentukan daerah tepi bahan cetak dengan
manipulasi fungsional pada jaringan lunak yang berdekatan dengan tepi untuk mengikuti
kontur dan ukuran vestibulum sehingga dapat mempertahankan peripherial seal selama
berfungsi.

(Rangarajan, 2017)
Bahan untuk border moulding seperti Greenstick compound merupakan bahan yang
memiliki keuntungan seperti setting cepat, dapat digunakan kembali apabila dilakukan
pengulangan prosedur, tidak menyebabkan perubahan dimensi setelah pengerasan serta
menghasilkan detail jaringan secara halus. Bahan ini juga memiliki kelemahan yaitu
dapat menyebabkan distorsi ketika dikeluarkan dari daerah undercut dan dapat
mengiritasi mukosa palatal.

(Yadav B, 2014)
Sebelum melakukan border moulding, sendok cetak diletakkan di dalam mulut dan
periksa hal-hal berikut dan lakukan trimming jika diperlukan :

1. Tepi dari sendok cetak harus lebih pendek 2 mm dari sulkus dan harus memberikan
jarak ruang frenulum yang adekuat.

2. Perpanjangan posterior pada maksila harus menutupi hamularnotch dan diperpanjang


sampai vibrating line.

3. Sendok cetak mandibula harus menutupi daerah retromolar pad.

4. Jika ada spacer, hanya boleh diambil setelah dilakukan border moulding.

(Rangarajan, 2017)
Pembuatan Border Moulding

• Pembuatan bagian pada try in dilakukan secara bergantian – biasanya segmen anterior terlebih
dahulu, kemudian bukal, dan kemuadian tuberositas dan post dam

• Pencetakan jaringan aktif oleh dokter, dengan pasien diminta untuk rileks

• Kemudian minta pasien untuk melakukan gerakan seperti:

mengatakan 'ooo' dan 'ee'

• Catat pembatasan prosesus koronoideus dengan meminta pasien menggerakkan rahang ke kiri dan
ke kanan

Field and Storey, 2020


Field and Storey, 2020
Kegagalan yang sering terjadi pada Border Moulding

• Pembentukan cetakkan tuberositas yang kurang baik

• overloaded trays

• trays tidak terbentuk sepenuhnya

• border moulding yang tidak memadai

Field and Storey, 2020


Teknik border moulding terbagi menjadi 2 yaitu:
A. Teknik Prosedur Fungsional

- Rahang Atas

1. Lateral Posterior: Menggerakkan RB ke kiri dan ke kanan. Untuk


mendapatkan tinggi dan lebar lateral posterior.

2. Hamular Notch: Menekankan bahan border moulding pada tonjolan


hamolar, serta membuka lebar RB dengan dukungan tangan pada dagu.

(Zarb dkk, 2012)


A. Teknik Prosedur Fungsional

- Rahang Bawah

1. Bucal Shelf: Pasien membuka mulut lebar, menyeringai, dan mengerutkan mulut.

2. Messteric notch: Pasien menutup mulut dengan dagu yang ditahan.

3. Retromolar pad: Pasien membuka lebar lalu menutup mulut dengan dagu yang ditahan.

4. Fossa Retromylohyoid: Bahan border moulding ditekankan pd daerah fossa, lalu menjilat bibir bawah, kiri dan
kanan lalu menelan.

5. Batas anterior lingual: Pasien menjilat bibir atas dan bawah dari kiri ke kanan pipi lalu menekankan lidah pada
pegangan sendok cetak pterymylohyoid akan tercetak

(Zarb dkk, 2012)


B. Teknik Prosedur Manual
Operator melakukan pencetakan jaringan vestibular di sekitar perifer sendok cetak melakukan
beberapa gerakan pada otot pipi agar mendapatkan hasil yang sempurna untuk retensi mukosa bond

(Arora dkk, 2015)


C. Teknik Insersi Incremental/Sectional
- Memerlukan insersi berulang kali dr bahan border moulding (green setick modeling compound)
pada daerah edentulous RA atau RB.

- Sebelum dimasukkan ke RM, green stick modeling compound direndam ke dalam air panas dengan
suhu > 49°C sekitar 5-8 detik.

(Annusavice, 2013; Park dkk, 2016).


D. Teknik Insersi SingleStep/Simultanously

- Dilakukan secara simultan dalam satu kali insersi pada setiap rahang.

- Bahan yang digunakan harus dapat mengalir dengan tekanan fungsional, dengan minimum elastic recovery
untuk memastikan adaptasi yang terus menerus terhadap. Lunak yang berubah-ubah ketika terdapat tekanan.

- Ex: tissue conditioner, polyvinylsiloxane, polyether, wax, dan resin akrilik

(Arora, 2015 ;Qanungo dkk, 2016)


Pembuatan Model Kerja
Pembuatan Model Kerja

Model kerja adalah hasil tuangan dari cetakan permukaan gigi dan bagian
rahang untuk sarana pembuatan restorasi gigi di luar mulut pasien. Pembuatan
cetakan model kerja merupakan prosedur atau tahapan penting dalam pembuatan
GTSL.

Hal ini dokter gigi harus berhati-hati dalam menilai jaringan yang akan
dicetak dalam cetakan seperti, jenis sendok cetak, bahan cetak dan teknik yang
akan digunakan.

(Kinra et al, 2012)


Pembuatan Model Kerja

Syarat model kerja :


➢ Dibuat dari gips keras yang sesuai kebutuhan seperti tipe III/IV
➢ Bebas dari porositas terutama daerah tepi gigi yang dipreparasi, bebas distorsi
➢ Batas antara palatum mole dan durum, serta batas gingiva dengan gigi, harus
terlihat dengan jelas

(McCabe dan Walls, 2008; Carr dan Brown, 2016)


Pembuatan Model Kerja

Alat dan bahan yang digunakan :


➢ Sendok cetak individual
➢ Bahan cetak (elastomer)
➢ Plat kaca/Glass plate
➢ Bowl
➢ Spatula
➢ Air
➢ Gips tipe III/IV

(McCabe dan Walls, 2008; Carr dan Brown, 2016)


Pembuatan Model Kerja

Proses Pencetakan :

➢ Base dan katalis elastomer di satukan di atas plat kaca/glass plate


➢ Kemudian adonan elastomer diletakkan pada sendok cetak individual
➢ Selanjutnya Melakukan cetakkan ke rongga mulut pasien
➢ Setelah cetakan dilepaskan dari rongga mulut pasien, tunggu beberapa saat sebelum
diisi gips (resting time)
Pembuatan Model Kerja
➢ W/P rasio bubuk dan air sesuai dengan aturan
pabrik, yaitu sebanyak 60 ml dan 200 gram
dental stone.
➢ Kemudian masukkan bubuk gips ke dalam
rubber bowl selanjutnya campurkan air secara
perlahan.
➢ Dilakukan pengadukan dengan spatula 120x
putaran selama 1 menit

(McCabe dan Walls, 2008; Carr dan Brown, 2016)


5. Survey & Block Out

● Surveying adalah prosedur untuk menganalisis, menentukan serta


menggambarkan kontur terbesar dan undercut dari gigi penjangkaran dan
struktur jaringan yang berhubungan dengan gigi tiruan sebelum desain
ditetapkan.

● Block out adalah menghilangkan daerah undercut yang tidak diinginkan pada
model pembuatan GTSL dengan cara menutup daerah undercut menggunakan
malam atau gips.

(Rangarajan, 2017)
5. Survey & Block Out

● Surveyor adalah instrumen yang digunakan dalam konstruksi GTSL untuk


menemukan dan menggambarkan kontur serta posisi relatif dari gigi
penyangga dan struktur terkait.

(Rangarajan, 2017)
Tipe Surveyor

Ney’s Surveyor

● Surveyor tertua yang dirancang untuk kedokteran gigi


● Memiliki lengan horizontal tetap dan lengan vertikal pegas
● Memiliki pengukur undercut berbentuk kipas dengan
penanda karbon segitiga

(Veeraiyan, 2017)
Tipe Surveyor

Will’s Surveyor
● Diperkenalkan oleh Noble G. Wills pada tahun 1929.
● Memiliki lengan horizontal yang berputar dan lengan
survei yang memiliki pegas.

Stressograft
● Memiliki dua lengan horizontal dengan salah satu
lengan surveinya konvensional dan lengan lainnya
menyangga pengukur dial untuk mengukur undercut. (Veeraiyan, 2017)
Tipe Surveyor

Surveyor Elektronik

● Diperkenalkan oleh Sekolah Penerbangan Angkatan Udara


AS tahun 1958 yang menggunakan tenaga baterai kering.
● Gips direndam dalam fenolftalein sebelum dilakukan
survey. Surveyor dialiri oleh arus lemah.
● Daerah tempat kontak gips dengan alat survey berubah
warna menjadi merah yang menandakan ketinggian kontur.

(Veeraiyan, 2017)
Tipe Surveyor

Broken Arm Cast Surveyor


● Surveyor dengan lengan horizontal berengsel.
● Alat survey dapat digunakan di semua area gips.
● Memungkinkan pemasangan handpiece pada surveyor.

Laser Surveyor
● Mirip dengan surveyor mekanik lainnya, sinar laser
digunakan sebagai pengganti analyzing rod.
● Jika garis kontinu terbentuk di atas gigi, maka tidak ada
undercut. Setiap diskontinuitas dalam garis menunjukkan
adanya undercut di daerah tersebut.
(Veeraiyan, 2017)
Bagian Surveyor
Surveying Tools
Tahapan Survey dan Block Out

1. Meletakkan model pada table survey, dengan oklusal sejajar basis survey (Phoenix dan Cagna, 2008)
2. letakkan analyzing rod
pada surveyer

3. setiap abutment diperiksa untuk undercut retentif.


Mendeteksi undercut pada gigi abutment menggunakan
analyzing rods dengan memiringkan anteroposterior maupun
lateral.Idealnya, masing-masing abutment yang harus
menampilkan undercut 0,010 inci
(Phoenix dan Cagna, 2008)
4. miringkan surveyer agar
semua gigi yang disurvey
mempunyai undercut,
miringkan model kearah
5.Pasang carbon marker dan tentukan keliling terbesar gigi abutment
anterior, posterior, lateral
kanan-kiri.

(Phoenix dan Cagna, 2008)


6. Ganti carbon marker
dengan undercut gauge

7. undercut gauge untuk mengukut kedalaman undercut.

(Phoenix dan Cagna, 2008)


8. lakukan block out dengan meletakan malam pada undercut yang terdeteksi dengan
malam merah, lalu rapikan dengan wax cutting

(Phoenix dan Cagna, 2008)


LEMPENG DAN GALENGAN GIGIT
Lempeng Gigit
● Lempeng gigit merupakan basis sementara gigi tiruan yang digunakan
untuk mendukung atau sebagai kedudukan dari galangan gigit
● Syarat lempeng gigit adalah harus dibuat sesuai dengan denture outline dan
harus melekat dengan tepat pada model

(Carr, 2016; Rangarajan, 2017; Kusdarjanti, 2019)


Lempeng Gigit dengan bahan Wax
● Base plate wax dapat dilunakkan menggunakan api
● Base plate wax diletakkan dan ditekan hingga menempel pada
model
● Potong sesuai dengan batas tepi model pada bagian anterior dan
posterior
● Pada bagian vestibulum ditekan hingga menempel
● Base plate wax dirapikan sesuai bentuk denture outline

(Carr, 2016)
Lempeng Gigit dengan bahan Kombinasi Wax dan
Akrilik
● Lempeng gigit ini merupakan kombinasi dari baseplate wax dan
resin akrilik, penggunaan lempeng gigit jenis ini digunakan agar
lebih stabil
● Langkah pertama undercut di blokout menggunakan wax
● Media separasi dioleskan pada model
● Selembar baseplate wax diadaptasikan pada model sesuai dengan
outline
● Resin akrilik selfcure (autopolimerisasi) ditambahkan di atas lapisan
baseplate wax
● Setelah seting bisa dilakukan finishing dan polishing
(Rangarajan, 2017)
Galengan Gigit
Galengan Gigit
Paling sering digunakan adalah hard
baseplate wax

1. Selembar wax diambil, dipanaskan, dilunakkan dan digulung setinggi dan


selebar gigi tetangga
2. Gulungan ditempatkan pada lempengan gigit untuk mengikuti lengkung gigi
3. Permukaan galengan gigit diratakan
4. Wax dihaluskan dengan kapas basah yang panas.
Penetapan Gigit

Penetapan gigit pada gigi tiruan sebagian lepasan didasari


dengan hubungan maksilomandibular dalam menentukan
posisi mandibula terhadap hubungannya dengan maksila

Veeraiyan DN. 2017.


Prosedur

1. Membuat garis ala-tragus yang ditandai pada wajah pasien dengan


menggunakan benang yang dibentangkan
2. Oklusal rim dimasukkan ke dalam mulut pasien

Veeraiyan DN. 2017.


3. Fox plane dari bite fork dimasukkan ke dalam mulut dan diposisikan setinggi bidang
oklusal rim. Bandingkan pada tampak secara anterior dengan garis antar pupil dan
posterior dengan garis champer atau ala-tragus (dari batas atas tragus telinga ke batas
bawah alaenasi)
4. Apabila belum ada kesejajaran oklusal rim dapat dilepas dan diubah menggunakan hot
plate
5. Prosedur dilakukan sampai terdapat kesejajaran antara oklusal rim dengan garis anterior
dan posterior
6. Evaluasi hubungan rahang secara vertikal
Vertikal Dimensi Istirahat (VDR)
Panjang wajah saat mandibula dalam posisi istirahat
VDR = VDO + free way space (2-4 mm)
●VDR harus dicatat pada posisi istirahat fisiologis mandibula

Veeraiyan DN. 2017.


❏ Posisi istirahat fisiologis didapatkan dengan pasien diintruksikan
melakukan gerakan fungsional (menelan, membasahi bibir), kemudian
mandibula akan kembali ke posisi istirahat fisiologis sebelum pergi ke
posisi istirahat kebiasaan
❏ Pengukuran dilakukan pada jarak dua titik yang ditandai (biasanya satu di
ujung hidung dan yang lainnya di dagu)
❏ Rahang dianggap istirahat ketika dalam pengukuran (A) jarak antara pupil
mata dan rima oris (sudut mulut) dan (B) jarak antara anterior nasal spine
dan batas bawah mandibula sama

Veeraiyan DN. 2017.


Dimensi Vertikal Oklusi
Dimensi vertikal oklusi adalah jarak antara dua titik anatomi yang dipilih ketika
posisi oklusi sentrik, sedangkan dimensi vertikal istirahat merupakan jarak antara dua
titik anatomi yang dipilih ketika mandibula dalam keadaan posisi istirahat fisiologis.
Dalam keadaan normal, gigi-gigi tidak berkontak saat posisi istirahat pada pasien yang
memiliki gigi geligi.

Ruang yang terbentuk antara gigi-gigi pada posisi istirahat ini disebut Free Way
Space (FWS).

Ketika beroklusi, gigi geligi kontak satu sama lain dan ruang ini akan hilang. DVO
selalu lebih kecil 2 – 4 mm dari dimensi vertikal istirahat

Chairani dan Rahmi, 2016


Dimensi Vertikal Oklusi

OVD = Occlusion Vertical Dimension = Dimensi vertikal oklusi; RVD = Rest Vertical Dimension =
Dimensi vertikal istirahat

Chairani dan Rahmi, 2016


Horizontal Jaw Relation
Horizontal jaw relation adalah hubungan anteroposterior mandibula ke rahang atas dalam
bidang horizontal. Hubungan horizontal terdiri dari
1. Relasi sentrik
Hubungan maksila dan mandibula dimana mandibula memiliki posisi paling retrusi dari
maksila.
2. Relasi Eksentrik
Setiap hubungan antara maksila dan mandibula kecuali hubungan dalam relasi sentrik.
hubungan antara maksila dan mandibula yang penting untuk dilakukan pencatatan adalah
● Relasi protrusif
● Relasi Lateral
catatan ini penting untuk mendapatkan bilateral balanced occlusion
( Rangarajan dan Padmanabhan. 2017 )
Record Jaw Relation
Suatu proses yang penting yang harus dibuat dalam pembuatan GTSL adalah
pemilihan hubungan rahang horizontal dimana gigi tiruan sebagian lepasan akan
dibuat. Apabila terdapat kegagalan dalam membuat proses ini dapat mengakibatkan
stabilitas protesa yang buruk, ketidaknyamanan, dan kerusakan pada ridge residual dan
gigi pendukung.
Pencatatan hubungan rahang dapat menggunakan bahan wax, quick-setting impression
plaster, metallic oxide bite registration paste, polyeter atau silicone atau elastomer.

Carr, 2016
Occlusal Rim Fixtation
Oklusal rim bertujuan untuk catatan hubungan rahang statis harus dibentuk
sedemikian rupa sehingga mewakili gigi yang hilang dan struktur
pendukungnya.

Setelah penetapan oklusi sentris dan hubungan rahang di mulut pasien, oklusal
rim dikembalikan ke dalam model kemudian ditanam pada artikulator.

Carr, 2016
Daftar Pustaka
1. Deepak dkk. Prevalence of Types Of Secondary Impression Techniques Used by Dentists In Complete Denture Patients- a Retrospective
Study. . European Journal of Molecular & Clinical Medicine. 2020; 7(1):1254-1262
2. Anusavice, K.J., Chiayi, S., Rawls, H.R. 2013. Phillips’ Science of Dental Materials.ed ke-12: Elsevier.
3. Carr AB, McGivney GP, Brown DT. Mc Cracken’s Removable Partial Prostodontics, 13th ed. St. Louis, Missouri: Elsevier; 2016.
4. Rangarajan dan Padmanabhan, V., Padmanabhan, T. V. 2017. Textbook of Prosthodontics 2nd Edition. New Delhi: Elsevier.
5. Carr AB, Brown DT. Mc Cracken’s Removable Partial Prosthodontics, 13th ed. St. Louis, Missouri: Elsevier; 2016.
6. Chairani CN, Rahmi E. Korelasi antara dimensi vertikal oklusi dengan panjang jari kelingking pada sub-ras Deutro Melayu. Majalah
Kedokteran Gigi Indonesia. 2016 ;4(3): 155-163.
7. Veeraiyan DN. 2017. Textbook of Prosthodontics Second Edition. Jaypee Brothers Medical Publisher: New Delhi.
8. Muchtar M dan Ike DH. Functional impression technique for making complete denture in flat-ridge patient. Makassar Dent J. 2019; 8(1): 16-
21
9. Kinra M, Kalra A, Nagpal A, Kapoor V. 2012. Custom Impression Trays In Prosthodontics -Clinical Guidelines. Indian Journal of Dental
Sciences. Vol. 4.
10. Kusdrajanti E, Setyowati O, Zseni F. Making Single Complete Dentures For The Material with Tuber Maxillacase Large. Journal of
Vocational Health Studies. 2019; 03: 38.
11. Ozkan YK. 2017. Complete denture prosthodontics planning and decision making. Istanbul: Springer.
12. Yadav B, Jayna M, Yadav H, Suri S, Phogat S, Madan R. 2014. Comparison of different final impression technique for management of
resorbed mandibular ridge. Hindawi Publishing Corporation (2014) ; 1-6.
13. Field J and Storey C. 2020. Removable Prosthodontics at a Glance. New Delhi: Wiley Blackwell.
14. Phoenix RD, Cagna DR, DeFreest CF. 2008. Stewart Clinical Removable Partial Prosthodontics 4th Ed. Quintessence Publishing: Canada

Anda mungkin juga menyukai