No. Dokumen :
No Revisi : 0
SOP
Tanggal terbit :
Halaman :
Atrisi :
Hilangnya permukaan jaringan keras gigi pada bagian incisal dan oklusal
yang disebabkan oleh proses mekanis yang terjadi pada gigi yang
saling berantagonis (sebab fisiologis pengunyahan ataupun kebiasaan
buruk seperti bruxism)
1. Pengertian Abrasi :
Hilangnya permukaan jaringan keras gigi disebabkan oleh faktor
mekanis dan kebiasaan buruk seperti mengunyah sirih, pangur/gusar.
Erosi :
Hilangnya permukaan jaringan keras gigi yang disebabkan oleh proses
kimia dan tidak melibatkan bakteri.
Menurunkan angka kesakitan akibat hipersensitifitas.
Mencegah perkembangan lesi menjadi lebih parah.
2. Tujuan Memperbaiki penampilan estesika rongga mulut pasien.
Meningkatkan prognosis rehabilitasi dengan menentukan etiologi lesi
secara tepat
3. Kebijakan
A. Anamnesa
Kadang disertai rasa ngilu oleh karena hipersensitif dentin
B. Pemeriksaan Objektif
Hilangnya permukaan jaringan keras (email, dentin, sementum) pada
permukaan gigi
Apabila hilangnya permukaan gigi sudah mencapai dentin maka
akan disertai dengan reaksi dentin hipersensitif pada pemeriksaan
vitalitas.
Gambaran klinis erosi secara makroskopis terlihat mengkilap,
transparan, dan licin.
Gambaran klinis atrisi, terjadinya keausan atau bahkan
hilangnya perbedaan tinggi insisal gigi anterior dan pengikisan
tonjol-tonjol gigi posterior menyebabkan terjadinya bidang
6. Langkah
yang datar.
Langkah
Gambaran klinis abrasi:
1. Pada kasus ringan penampilan klinis tidak begitu jelas namun
pada pemeriksaan vitalitas menunjukkan reaksi hipersensitifitas.
2. Pada tahap lanjut beberapa permukaan bukal atau labial akan
terlihat berbentuk seperti V dan bentuk parit/selokan (ditch) atau
irisan (wedge) yang terlihat pada sepertiga bagian serviks gigi
atau akar gigi.
Gambaran klinis abfraksi hamper sama dengan abrasi, namun
umumnya lesi abfraksi berbentuk baji di daerah servikal dan
seringkali ditemukan faset di bagian oklusal karena adanya
tekanan aksial yang jatuh tidak sejajar dengan sumbu gigi.
C. Diagnosa
Atrisi, Abrasi, Erosi atau Abfraksi beserta faktor penyebabnya
D. Penatalaksanaan
1. Rehabilitasi gigi tergantung lokasi dan keparahan jika perlu pada
atrisi didahului dengan peninggian gigitan.
2. Kemudian direstorasi dengan tumpatan direk/indirek.
3. Perlu diingat bahwa rehabilitasi tidak akan berhasil apabila
kebiasaan buruk tidak dihilangkan
4. DHE: edukasi pasien tentang cara menggosok gigi, pemilihan
sikat gigi dan pastanya. Edukasi pasien konsul diet, konsultasi
psikologis pada pasien Bulimia.
5. Tindakan preventif: bila masih mengenai email dengan aplikasi
fluor topikal/CPPACP untuk meningkatkan remineralisasi
6. Tindakan kuratif:
a. Bergantung lokasi dan keparahan jika perlu pada atrisi didahului
dengan peninggian gigit
b. Pada kasus abfraksi perlu dilakukan Oclusal Adjusment
c. Bergantung pada keparahan hilangnya permukaan jaringan
keras dan lokasi, bila di servikal dilakukan ART dengan bahan
GIC, Bila di oklusal direstorasi mahkota
7. Bagan alir
8. Hal-hal Diagnosa banding: hipersensitifitas dentin karena karies
yang perlu Faktor penyulit:
diperhatikan
1. Pasien tidak kooperatif
2. Pasien dengan kebiasaan bruxism karena kondisi psikologis
Prognosis baik jika penderita kooperatif dan dapat menghilangkan
kebiasaan buruk
Perawatan dikatakan berhasil jika atrisi, abrasi, erosi berhenti (tidak
berlanjut), dan kebiasaan buruk hilang.
Factor social yang perlu diperhatikan yaitu pasien menyadari bahwa ada
kebiasaan buruk yang dilakukannya dan bersedia bekerja sama untuk
berupaya menghilangkan kebiasaan tersebut..
Malalak,
Pelaksana / Auditor
................................
NIP.