Anda di halaman 1dari 4

PENANGANAN ABRASI, ATRISI, EROSI

No. Dokumen :
No Revisi : 0
SOP
Tanggal terbit :
Halaman :

PUSKESMAS dr. ANDI SUHENDRO


MALALAK NIP. 197812152010011004

 Atrisi :
Hilangnya permukaan jaringan keras gigi pada bagian incisal dan oklusal
yang disebabkan oleh proses mekanis yang terjadi pada gigi yang
saling berantagonis (sebab fisiologis pengunyahan ataupun kebiasaan
buruk seperti bruxism)
1. Pengertian  Abrasi :
Hilangnya permukaan jaringan keras gigi disebabkan oleh faktor
mekanis dan kebiasaan buruk seperti mengunyah sirih, pangur/gusar.
 Erosi :
Hilangnya permukaan jaringan keras gigi yang disebabkan oleh proses
kimia dan tidak melibatkan bakteri.
 Menurunkan angka kesakitan akibat hipersensitifitas.
 Mencegah perkembangan lesi menjadi lebih parah.
2. Tujuan  Memperbaiki penampilan estesika rongga mulut pasien.
 Meningkatkan prognosis rehabilitasi dengan menentukan etiologi lesi
secara tepat
3. Kebijakan

1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.02.02/MENKES/62/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter Gigi.
2. Schuurs, A.H.B. 1993. Patologi Gigi Geligi Kelainan-Kelainan Jaringan
Keras Gigi. UGM Press: Yogyakarta.
3. Kidd, E.A.M dan B.G.N. Smith. 2000. Manual Konservasi Restoratif
4. Referensi
Menurut Pickard Edisi ke-6. Widya Medica: Jakarta.
4. Novinka, Nina dan Bambang Nursasongko. 2003. Abfraksi dan
Penatalaksanaannya (Laporan Kasus). Jurnal Kedokteran Gigi
Universitas Indonesia Edisi Khusus 74-78: Jakarta.
5. Kristiani, drg. Anie, M.Pd., dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Gigi
dan Mulut. Jurusan Kesehatan Gigi Poltekes Tasikmalaya: Tasikmalaya.
6. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23426/3/Chapter%20II.p
df
1. Dental unit lengkap
2. Alat pemeriksaan standar
3. Bor untuk preparasi
4. Cotton roll
5. Alat dan 5. Cotton pellet
Bahan 6. Alat fluor
7. Larutan fluor/CPPACP
8. Bahan tumpat (tergantung letak dan macam giginya (resin komposit,
GIC, atau inlay resin komposit)

A. Anamnesa
Kadang disertai rasa ngilu oleh karena hipersensitif dentin
B. Pemeriksaan Objektif
 Hilangnya permukaan jaringan keras (email, dentin, sementum) pada
permukaan gigi
 Apabila hilangnya permukaan gigi sudah mencapai dentin maka
akan disertai dengan reaksi dentin hipersensitif pada pemeriksaan
vitalitas.
 Gambaran klinis erosi secara makroskopis terlihat mengkilap,
transparan, dan licin.
 Gambaran klinis atrisi, terjadinya keausan atau bahkan
hilangnya perbedaan tinggi insisal gigi anterior dan pengikisan
tonjol-tonjol gigi posterior menyebabkan terjadinya bidang
6. Langkah
yang datar.
Langkah
 Gambaran klinis abrasi:
1. Pada kasus ringan penampilan klinis tidak begitu jelas namun
pada pemeriksaan vitalitas menunjukkan reaksi hipersensitifitas.
2. Pada tahap lanjut beberapa permukaan bukal atau labial akan
terlihat berbentuk seperti V dan bentuk parit/selokan (ditch) atau
irisan (wedge) yang terlihat pada sepertiga bagian serviks gigi
atau akar gigi.
 Gambaran klinis abfraksi hamper sama dengan abrasi, namun
umumnya lesi abfraksi berbentuk baji di daerah servikal dan
seringkali ditemukan faset di bagian oklusal karena adanya
tekanan aksial yang jatuh tidak sejajar dengan sumbu gigi.
C. Diagnosa
 Atrisi, Abrasi, Erosi atau Abfraksi beserta faktor penyebabnya
D. Penatalaksanaan
1. Rehabilitasi gigi tergantung lokasi dan keparahan jika perlu pada
atrisi didahului dengan peninggian gigitan.
2. Kemudian direstorasi dengan tumpatan direk/indirek.
3. Perlu diingat bahwa rehabilitasi tidak akan berhasil apabila
kebiasaan buruk tidak dihilangkan
4. DHE: edukasi pasien tentang cara menggosok gigi, pemilihan
sikat gigi dan pastanya. Edukasi pasien konsul diet, konsultasi
psikologis pada pasien Bulimia.
5. Tindakan preventif: bila masih mengenai email dengan aplikasi
fluor topikal/CPPACP untuk meningkatkan remineralisasi
6. Tindakan kuratif:
a. Bergantung lokasi dan keparahan jika perlu pada atrisi didahului
dengan peninggian gigit
b. Pada kasus abfraksi perlu dilakukan Oclusal Adjusment
c. Bergantung pada keparahan hilangnya permukaan jaringan
keras dan lokasi, bila di servikal dilakukan ART dengan bahan
GIC, Bila di oklusal direstorasi mahkota

7. Bagan alir
8. Hal-hal  Diagnosa banding: hipersensitifitas dentin karena karies
yang perlu  Faktor penyulit:
diperhatikan
1. Pasien tidak kooperatif
2. Pasien dengan kebiasaan bruxism karena kondisi psikologis
 Prognosis baik jika penderita kooperatif dan dapat menghilangkan
kebiasaan buruk
 Perawatan dikatakan berhasil jika atrisi, abrasi, erosi berhenti (tidak
berlanjut), dan kebiasaan buruk hilang.
 Factor social yang perlu diperhatikan yaitu pasien menyadari bahwa ada
kebiasaan buruk yang dilakukannya dan bersedia bekerja sama untuk
berupaya menghilangkan kebiasaan tersebut..

9. Unit Terkait Poli gigi


10. Dokumen 1. Rekam medis
terkait 2. Register BP Gigi
3. Laporan bulanan BP Gigi

11. Rekaman No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberitahu


Historis
Perubahan
Unit :
Nama Petugas :
Tanggal Pelaksana :
1
2
3
4
5
JUMLAH
COMPLIANCE RATE

Malalak,
Pelaksana / Auditor

................................
NIP.

Anda mungkin juga menyukai