Anda di halaman 1dari 3

Hipersensitivitas Dentin

Hipersensitif dentin adalah suatu kondisi klinis di mana terdapat peningkatan

tingkat sensitivitas pada gigi akibat adanya stimulus kimiawi, termal, taktil, evaporatif,

dan osmosis pada gigi pada dentin yang terbuka akibat akar terekspos dengan permukaan

rongga mulut. Secara klinis, hipersensitivitas dentin adalah masalah gigi yang relatif

umum dan signifikan untuk pasien mencari pengobatan dan mengunjungi klinik gigi.

Hipersensitif dentin terjadi pada >40% individu dewasa pada usia 30-40 tahun dan lebih

umum terjadi pada individu dengan jenis kelamin wanita dan pengidap penyakit

periodontal.3,4,7,8,9 Gigi yang paling umum mengalami hipersensitif umumnya adalah

kaninus, gigi premolar, dan molar pada bagian servikal permukaan bukal. Pasien dengan

gigi yang mengalami hipersensitif dentin umumnya merasakan ngilu yang tajam dan

singkat, spesifik, intermiten atau konstan pada gigi bila diberikan stimulus berupa

makanan atau minuman dingin atau asam, sentuhan, maupun semprotan udara. Saat

mengalami nyeri, pasien umumnya tidak menggunakan sisi rongga mulut yang

mengalami hipersensitif, apalagi pada pasien usia muda di mana ukuran pulpa masih

relatif besar sehingga pasien menggunakan hanya satu rahang yang dapat dilihat dari

kalkulus yang hanya terdapat pada satu sisi.8

2.1.1 Etiologi

Hipersensitif dentin dapat terjadi akibat transmisi rangsangan dari permukaan

dentin ke ujung saraf terletak di pulpa gigi, yang dapat terjadi melalui proses

odontoblastik atau karena dengan mekanisme hidrodinamik. Hal ini dipicu

oleh:3,4,7,8,9,10,11,12,13

a. Kehilangan email pada bagian mahkota gigi dan sementum gigi. Hal ini dapat

terjadi akibat adnya abrasi (akibat kebiasaan parafungsi), abfraksi, erosi


(akibat konsumsi makan minuman asam, bulimia, dan merokok), maupun

atrisi pada gigi (akibat bruksisme).3,4,7,8,9,10,11,12,13

b. Resesi gingiva. Resesi gingiva adalah pergerakan gingiva margin ke apikal

dari cementoenamel junction pada gigi atau implan gigi yang muncul akibat

terbukanya tubulus dentin karena lapisan tipis sementum yang menutupi akar

terlepas tanpa adanya defek dental atau penyakit gigi. Resesi gingiva dapat

terjadi akibat penyikatan gigi maupun flossing yang salah, penggunaan

piercing, frenulum yang tinggi, kebiasaan merokok, serta konsumsi makanan

yang keras. Individu pria umumnya mengalami hipersensitif dentin karena

penyikatan gigi terlalu kencang, sementara individu wanita mengalami

hipersensitif karena waktu penyikatan gigi terlalu lama. Tingkat kejadian

resesi gingiva juga dipengaruhi oleh ukuran attached gingiva dan bentuk akar

gigi. .3,4,7,8,9,10,11,12,13

c. Pasca tindakan kedokteran gigi berupa bedah periodontal, scaling root-

planing, preparasi gigi tiruan, dan bleaching gigi.3,4,7,8,9,10,11,12,13,14

Penatalaksanaan hipersensitvitias dilaksanakan bergantung pada adanya

kavitas dan gejala. Bila terdapat kavitas, maka dilakukan pembuatan restorasi

dengan GIC bahan adesif atau komposit. Namun, bila tidak terdapat kavitas,

penatalaksanaan bertujuan untuk menghilangkan gejala dan menghilangkan

penyebab terjadinya nyeri sehingga nyeri tidak terjadi kembali. Hal ini dapat

dilakukan dengan cara mengidentifikasi penyebab serta faktor predisposisi melalui

anamnesis dan mengetahui keparahan penyakit melalui pemeriksaan klinis maupun

penunjang diagnosis sebelum rencana perawatan dirancang. Rencana perawatan

kemudian dirancang mulai dari pencegahan terulangnya nyeri, manajemen


perawatan kesehatan gigi mandiri maupun intervensi profesional yang bergantung

pada tingkat keparahan penyakit.15

Pada kasus tanpa kavitas, penatalaksanaan dilakukan mengatasi keluhan

hipersensitivitas dentin, misalnya dengan pasta gigi khusus, iradiasi laser dengan

karbon dioksida, iontophoresis, atau pengaplikasian bahan desensitisasi. Strategi

perawatan dentin hipersensitivitas ialah diagnosis dan rencana perawatan yang tepat

serta dental health education (DHE) mengenai faktor etiologi. Pada kasus

sensitivitas ringan sampai sedang, pasien diberikan DHE mengenai metode

penyikatan gigi yang benar dan pemilihan pasta gigi yang sesuai dan dapat

dilakukan di rumah (at home therapy). Namun, bila rasa ngilu masih masih tetap

ada, perawatan dapat dilanjutkan di ruang dokter (in office therapy) menggunakan

sistem iontophoresis dengan alat khusus, yaitu desensitron. Apabila kedua cara

tersebut belum efektif, maka dipertimbangkan perawatan endodontik sebagai

langkah terakhir.6

Anda mungkin juga menyukai