1. Kelenjar Parotis Kelenjar parotis merupakan sepasang kelenjar liur terbesar. Letaknya didekat liang telinga dan ramus asendens mandibula. Nervus fasialis setelah keluar dari foramen stilomastoid masuk ke dalam kelenjar parotis dan bercabang disana. Salurannya yaitu duktus Stenon, menembus m. Bucinator dan bermuara ke dalam rongga mulut kanan dan kiri berhadapan dengan remolare kedua rahang atas. Kelenjar parotis kaya akan saluran getah bening dengan banyak sekali kelenjar getah bening intraglanduer. Serabut saraf parasimpatis berjalan bersama n. Glosofaring sampai ke foramen jugularis dan kemudian terus bersama dengan n. Petrosus superfisial minor menuju ke ganglion optikum. Serabut saraf tadi mencapai kelenjar bersama dengan n. Aurikulotemporal. Di sini, saraf ini mempengaruhi produksi air-liur. 2. Kelenjar Mandibula Kelenjar submandibula terletak di sebelah medial tepi bawah rahang, di atas m. Digastrikus dan menempati segitiga yang dibentuk oleh venter posterior dan anterior m. Digastrici. Bagian tengah berhubungan dengan m. Styloglossus dan m. Hyoglossus. M. Mylohyoideus yang membatasi rongga sublingual dan submandibular, merupakan batas superior kelenjar submandibularis. Duktusnya keluar dari perluasan kelenjar submandibularis yang melintasi batas posterior dari m. Mylohyoideus dan memasuki rongga atau ruang subingual. Salurannya, yaitu duktus Whartoni sepanjang kurang lebih 6 cm, berjalan di bawah selaput lendir dasar mulut bersama dengan n. Lingualis dan bermuara di dasar mulut disamping frenulum lidah dalam karunkula. Persyarafannya berasal dari serabut saraf parasimpatis yang melalui korda timpani dan kemudian mengikuti n. Lingualis mencapai kelenjar. 3. Kelenjar sublingual Kelenjar sublingual terletak sedikit ke depan dan tepat di sebelah kelenjar submandibula. Keduanya mempunyai satu saluran (duktus) bersama. Kelenjar sublingual menempati rongga sublingual bagian anterior dan karena itu hampir memenuhi dasar mulut. Aliran dari sublingualis memasuki rongga mulut melalui sejumlah muara yang terdapat sepanjang plica sublingualis, yaitu suatu lingir mukosa anteroposterior di dasar mulut yang menunjukkan alur dari ductus submandibularis, atau melalui duktus utama (yaitu ductus Bartholin) yang berhubungan dengan ductus submandibularis. 2.1.1.2. Kelenjar Liur Minor Kelenjar saliva minor sangat banyak jumlahnya, berkisar antara 600 sampai 1000 kelenjar. Di antaranya ada yang memproduksi cairan serosa, mukoid, ataupun keduanya. Masing-masing kelenjar memiliki duktus yang bermuara di dalam rongga mulut. Kelenjar ini tersebar di daerah bukal, labium, palatum, serta lingual. Kelenjar ini juga bisa didapatkan pada kutub superior tonsil palatina (kelenjar Weber), pilar tonsilaris serta di pangkal lidah. Suplai darah berasal dari arteri di sekitar rongga mulut, begitu juga drainase kelenjar getah bening mengikuti saluran limfatik di daerah rongga mulut.
2.1.1. Fisiologi Kelenjar Air Liur
Jumlah total produksi air liur setiap hari ialah 600 ml. Sebanyak 70% diproduksi oleh kelenjar submandibula dan 25% oleh kelenjar parotis, yang mengeluarkan air liur pada waktu makan. Menurut Gibson (2003), air liur mempunyai peranan penting yaitu memungkinkan makanan dikunyah oleh gigi dan dibentuk ke dalam bolus, mengubah karbohidrat menjadi maltosa dengan bantuan enzim ptialin, dan melembabkan lidah dan bagian dalam mulut sehingga memungkinkan lidah bergerak saat berbicara. Berikut fisiologi kelenjar air liur menurut Mosier (2009) : 2.1.2.1. Produksi Saliva Kelenjar saliva berperan memproduksi saliva, dimulai dari proksimal oleh asinus dan kemudian dimodifikasi di bagian distal oleh duktus. Kelenjar saliva memiliki unit sekresi yang terdiri dari asinus, tubulus sekretori, dan duktus kolektivus. Sel-sel asini dan duktus proksimal dibentuk oleh sel-sel mioepitelial yang berperan untuk memproduksi sekret. Sel asini menghasilkan saliva yang akan dialirkan dari duktus interkalasi menuju duktus interlobulus, kemudian duktus intralobulus dan berakhir pada duktus kolektivus.