Disusun Oleh :
1. Msy. Rizkika Fathiyah (04074821719015)
2. Erni Haryanti (04074821719016)
3. Dea Meigina Kamal (04074821719017)
4. Dina Oktaviani (04074821719018)
5. Resty Wahyu Veriani (04074821719019)
6. Khairannisa Trisna Asih (04074821719020)
7. HarentyaSuci Sabillah (04074821719021)
8. Putri Hardiyatin HSB (04074821719022)
9. Evi Novianti (04074821719023)
10. Yeza Safitri (04074821719024)
11. Selvi Tri Septiarini (04074821719025)
12. Fina Rahma Husaina (04074821719026)
13. Endah (04074821719027)
14. Yenni Amalia Bahar (04074821719028)
15. Heztri Sela Prima (04074821719029)
16. Intan Permatasari (04074821719030)
17. Meilani (04074821719031)
A. Gingiva
Gingiva merupakan bagian dari jaringan periodontal yang paling luar.
Gingiva seringkali dipakai sebagai indikator bila jaringan periodontal terkena
penyakit, hal ini disebabkan karena kebanyakan penyakit periodontal dimulai
dari gingiva, kadang-kadang gingiva juga dapat menggambarkan keadaan
tulang alveolar yang berada dibawahnya. Gingiva merupakan bagian dari
membran mukosa mulut tipe mastikasi yang melekat pada tulang alveolar
serta menutupi dan mengelilingi leher gigi, pada permukaan rongga mulut,
gingiva meluas dari puncak marginal gingiva sampai ke mukogingival
junction. Mukogingival junction ini merupakan batas antara gingiva dan
mukosa mulut lainnya. Mukosa mulut dapat dibedakan dengan mudah dari
gingiva, karena warnanya merah gelap, dan permukaannya licin atau halus
mengkilat. Hal ini dijumpai pada permukaan vestibular mandibula. Pada
permukaan oral maxila, mukogingival junction tidak dijumpai sama sekali,
karena gingiva berbatasan dengan membrane mukosa mulut yang menutupi
palatum durum, yang tipenya sama dengan gingival. Gingival mengelilingi
gigi dan meluas sampai ke ruang interdental. Antara permukaan oral dan
vestibular, gingiva akan berhubungan satu sama lainnya melalui gingiva yang
berada di ruang interdental ini.
Menurut daerahnya, gingiva dibagi tiga bagian, yaitu gingiva tidak
cekat (unattached gingiva), gingiva cekat (attached gingiva), dan papilla
interdental.
Sulkus gingiva merupakan suatu celah antara gigi dan marginal gingiva. Bagian
celah ini berbentuk huruf V dengan kedalaman 0-6 mm dengan rata-rata 1,8 mm.
Sulkus gingiva berisi cairan yang berisi yang berfungsi sebagai pembersih sulkus,
yang akan diikuti oleh migrasi sel-sel epitel attachment ke gigi karena cairan ini
mengandung plasma protein, antimikroorganisme, antibodi untuk pertahanan
gingiva dan medium organisme.1 Cairan sulkus gingiva dapat digunakan sebagai
indikator untuk menilai keadaan jaringan periodontal secara objektif sebab aliran
CSG sudah lebih banyak sebelum terlihatnya perubahan klinis radang gingiva bila
dibandingkan dengan keadaan normal.2
a. Warna gingiva
Warna gingiva normal umumnya berwarna merah jambu (coral pink)
yang diakibatkan oleh adanya suplai darah dan derajat lapisan keratin
epitelium serta sel-sel pigmen. Warna ini bervariasi pada setiap orang dan erat
hubungannya dengan pigmentasi kutaneous. Pigmentasi pada gingiva biasanya
terjadi pada individu yang memiliki warna kulit gelap. Pigmentasi pada
attached gingiva mulai dari coklat sampai hitam. Warna pada alveolar mukosa
lebih merah disebabkan oleh mukosa alveolar tidak mempunyai lapisan
keratin dan epitelnya tipis.
b. Ukuran gingiva
Ukuran gingiva ditentukan oleh jumlah elemen seluler, interseluler dan
suplai darah. Perubahan ukuran gingiva merupakan gambaran yang paling
sering dijumpai pada penyakit periodontal.
c. Kontur gingiva
Kontur dan ukuran gingiva sangat bervariasi. Keadaan ini dipengaruhi
oleh bentuk dan susunan gigi geligi pada lengkungnya, lokalisasi dan luas area
kontak proksimal dan dimensi embrasur (interdental) gingiva oral maupun
vestibular. Interdental papil menutupi bagian interdental gingiva sehingga
tampak lancip.
d. Konsistensi gingiva
Gingiva melekat erat ke struktur dibawahnya dan tidak mempunyai lapisan
submukosa sehingga gingiva tidak dapat digerakkan dan kenyal.
e. Tekstur gingiva
Permukaan attached gingiva berbintik-bintik seperti kulit jeruk. Bintik-
bintik ini biasanya disebut stippling. Stippling akan terlihat jelas apabila
permukaan gingiva dikeringkan.
D. Sementum
Sementum merupakan suatu lapisan jaringan kalsifikasi yang tipis dan
menutupi permukaan akar gigi. Sementum ini akan berbatasan dengan dentin dan
email, maupun ligamentum periodontal, strukturnya mempunyai banyak
persamaan dengan struktur tulang. Sementum merupakan jaringan mesenkimal
yang tidak mengandung pembuluh darah maupun saraf dan mengalami kalsifikasi
serta menutupi permukaan akar gigi anatomis. Selain melapisi akar gigi,
sementum juga berperan dalam mengikatkan gigi ke tulang alveolar, yaitu dengan
adanya serat utama ligementum periodontal yang tertanam didalam sementum
(serat sharpey). Sementum ini tipis pada daerah dekat perbatasannya dengan
enamel dan makin menebal ke arah apeks gigi. Berdasarkan morfologinya
sementum dibagi menjadi dua tipe yaitu sementum asesuler (sementum primer)
dan sementum seluler (sementum sekunder).
Sementum aseluler adalah sementum yang pertama kali terbentuk, menutup
kurang lebih sepertiga servikal atau hingga setengah panjang akar, tidak
mengandung sel-sel, dibentuk sebelum gigi mencapai bidang oklusal. Serat
Shrapey merupakan struktur utamanya, yang berperan mendukung gigi.
Sementum seluler terbentuk setelah gigi mencapai bidang oklusal, bentuknya
kurang teratur (ireguler) dan mengandung sel-sel (sementosit) pada rongga-rongga
yang terpisah-pisah (lakuna-lakuna) yang berhubungan satu sama lain melalui
anastomosis kanalikuli. Sementum seluler kurang terkalsifikasi dibandingkan
dengan sementum aseluler dan hanya sedikit mengandung serat Sharpey.1
BIOFILM/PLAK
70%-90% kalkulus terdiri dari bahan anorganik yang sebagian besar merupakan
kalsium fosfat (Ca3(PO4)2) sekitar 75% (dalam bentuk kristal brushite,
whitlockite dan fosfat oktakalsium) dan sebagian lainnya kalsium karbonat
(CaCO3) dan magnesium posfat (Mg3(PO4)2).5
Selain itu, juga terdapat sejumlah kecil kalsium karbonat, magnesium, dan
fluoride.
Organik
10%-30% kalkulus terdiri atas bahan organik yang berasar dari plak yakni
karbohidrat, sisa bakteri dan sisa-sisa sel leukosit/epitel yang telah mati. 4
Kalkulus juga mengandung air meskipun sangat sedikit (sekitar 2%).
Sekitar 1,9 sampai 9,1% komponen organik adalah karbohidrat yang
terdiri atas galaktosa, glukosa, rhamnosa, mannose, asam glikuronik,
galaktosamine, dan kadang-kadang arabinase, asam galakturonik serta
glukosamin yang semuanya dijumpai pula di dalam glikoprotein saliva
kecuali arabinosa dan rhamnosa. Protein yang berasal dari saliva, sejumlah
5,9-8,2% yang kebanyakan terdiri atas asam amino. Lipid sejumlah 0,2%
dari komponen organik dalam bentuk lemak netral, asam lemak bebas,
kolesterol, kolesterol ester, dan fosfat lipid.4
Persentasi organisme filamentous gram positif dan gram negatif lebih
tinggi pada kalkulus daripada daerah lain rongga mulut. Mikroorganisme
pada daerah perifer yang predominan adalah bacillus gram negatif dan
kokus. Kebanyakan mikroorganisme di dalam kalkulus ini mati.
Permukaan kalkulus selalu terlapisi oleh lapisan plak dan bakteri karena
bentuknya yang irreguler. Plak tersebut tentu akan sulit dibersihkan karena
menempel pada daerah sempit pada kalkulus. Komposisi kalkulus
dipengaruhi oleh lokasi kalkulus dalam mulut serta waktu pembentukan
kalkulus. Mineral pada kalkulus supragingival berasal dari saliva, sedangkan
pada kalkulus subgingival berasal dari eksudat cairan gingiva.
MACAM MACAM GINGIVITIS
Menurut Rosad (2008) klasifikasi gingivitis berdasarkan tingkat
keparahannya dibedakan menjadi 2:
1) Gingivitis Akut
Gambaran klinis pada gingivitis akut adalah pembengkakan yang
berasal dari peradangan akut dan gingiva yang lunak. Debris yang
berwarna keabu-abuan dengan pembentukan membran yang terdiri dari
bakteri, leukosit polimorfonuklear dan degenarasi epitel fibrous. Pada
gingivitis akut terjadi pembentukan vesikel dengan edema interseluler
dan intraseluler dengan degenarasi nukleus dan sitoplasma serta rupture
dinding sel.8,9
2) Gingivitis Kronis
Gambaran gingivitis kronis adalah pembengkakan lunak yang dapat
membentuk cekungan sewaktu ditekan yang terlihat infiltrasi cairan dan
eksudat pada peradangan. Pada saat dilakukan probing terjadi perdarahan
dan permukaan gingiva tampak kemerahan. Degenerasi jaringan konektif
dan epitel dapat memicu peradangan dan perubahan pada jaringan
tersebut. Jaringan konektif yang mengalami pembengkakan dan
peradangan sehingga meluas sampai ke permukaan jaringan epitel.
Penebalan epitel, edema dan invasi leukosit dipisahkan oleh daerah yang
mengalami elongasi terhadap jaringan konektif. Konsistensi kaku dan
kasar dalam mikroskopis nampak fibrosis dan proliferasi epitel adalah
akibat dari peradangan kronis yang berkepanjangan.9,10
Klasifikasi gingivitis berdasarkan penyebabnya :
1. Gingivitis marginalis
Gingivitis yang paling sering kronis dan tanpa sakit, tapi episode akut, dan
sakit dapat menutupi keadaan kronis tersebut. Keparahannya seringkali
dinilai berdasarkan perubahan-perubahan dalam warna, kontur,
konsistensi, adanya perdarahan. Gingivitis kronis menunjukkan tepi
gingiva membengkak merah dengan interdental menggelembung
mempunyai sedikit warna merah ungu. Stippling hilang ketika jaringan-
jaringan tepi membesar. Keadaan tersebut mempersulit pasien untuk
mengontrolnya, karena perdarahan dan rasa sakit akan timbul oleh
tindakan yang paling ringan sekalipun.9,10
2. Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis
ANUG ditandai oleh demam, limfadenopati, malaise, gusi merah padam,
sakit mulut yang hebat, hipersalivasi, dan bau mulut yang khas. Papilla-
papilla interdental terdorong ke luar, berulcerasi dan tertutup dengan
pseudomembran yang keabu-abuan.8,9,10
3. Pregnancy Gingivitis
Biasa terjadi pada trimester dua dan tiga masa kehamilan, meningkat pada
bulan kedelapan dan menurun setelah bulan kesembilan. Keadaan ini
ditandai dengan gingiva yang membengkak, merah dan mudah berdarah.
Keadaan ini sering terjadi pada regio molar, terbanyak pada regio anterior
dan interproximal. 8,9,10
4. Gingivitis scorbutic
Terjadi karena defisiensi vitamin c, oral hygiene jelek, peradangan terjadi
menyeluruh dari interdental papill sampai dengan attached gingival,
warna merah terang atau merah menyala atau hiperplasi dan mudah
berdarah. 8,9,10
KARAKTERISTIK GINGIVITIS
Perubahan Warna Gingiva
Warna gingiva ditentukan oleh beberapa faktor, termasuk
jumlah dan ukuran pembuluh darah, ketebalan epitel, keratinisasi,
dan pigmen di dalam epitel. Perubahan warna merupakan tanda
klinis dari penyakit pada gingiva. Warna gingiva normal adalah
merah muda coral dan dihasilkan oleh vaskularitas jaringan dan
lapisan epitel. Gingiva menjadi memerah ketika vaskularisasi
meningkat atau derajat keratinisasi epitel mengalami reduksi atau
menghilang. Warna menjadi pucat ketika keratinisasi mengalami
reduksi.9,10
Peradangan kronis menyebabkan warna merah atau merah
kebiruan akibat proliferasi dan keratinisasi. Vena akan memberikan
kontribusi menjadi warna kebiruan. Perubahan warna gingiva akan
memberikan kontribusi pada proses peradangan. Perubahan terjadi
pada papilla interdental dan margin gingiva, dan menyebar pada
attached gingiva.9,10
Perubahan Konsistensi
Baik kondisi kronis maupun akut dapat menghasilkan
perubahan pada konsistensi gingiva normal yang kaku dan tegas.
Seperti yang dinyatakan bahwa pada gingivitis kronis, perubahan
destruktif atau edema dan reparative atau fibrous terjadi secara
bersamaan, dan konsistensi gingiva ditentukan berdasarkan kondisi
yang dominan.9,10
Perubahan Klinis dan Histopatologis
Pada peradangan gingiva, perubahan histopatologi
menyebabkan perdarahan gingiva akibat dilatasi, pembengkakan
kapiler, dan penipisan atau ulserasi epitel. Karena kapiler
membengkak dan menjadi lebih dekat ke permukaan, menipis,
epitelium kurang protektif, dan stimuli yang secara normal tidak
melukai dapat menyebabkan rupture pada kapiler dan perdarahan
gingiva (Tabel 3 dan 4).9,10
Tabel 3. Perubahan klinis gingiva kronis
Perubahan Klinis Gambaran Mikroskopis
Gingivitis Kronis
5. Aksi gabungan
Terdapat lebih dari satu mekanisme yang terlibat dalam inisiasi dan
perkembangan penyakit periodontal. Sebagai contoh, bahwa enzim dan
substansi sitotoksik bakteri menimbulkan efek langsung terhadap jaringan
sulkular dan subsulkular dengan cara mencetuskan respons imunopatologi
secara tidak langsung.
PENCEGAHAN GINGIVITIS
Menurut Depkes RI. (2002), untuk mencegah terjadinya gingivitis, kita
harus berusaha agar bakteri dan plak pada permukaan gigi tidak diberi
kesempatan untuk bertambah dan harus dihilangkan, sebenarnya setiap orang
mampu, tetapi untuk melakukannya secara teratur dan berkesinambungan
diperlukan kedisiplinan pribadi masing-masing. Caranya :11
1. Menjaga kebersihan mulut, yaitu : sikatlah gigi secara teratur setiap
sesudah makan dan sebelum tidur.
2. Mengatur pola makan dan menghindari makan yang merusak gigi,
yaitu makanan yang banyak gula.
3. Periksalah gigi secara teratur ke dokter gigi, Puskesmas setiap enam
bulan sekali.
Gambar 15. Ilusttrasi perbedaan antara sulkus gingiva sehat dan pocket
periodontal19
Gambar 16. Pocket gingiva (A), pocket supraboni (B), dan pocket infraboni
(C)19
Ciri-ciri klinis pocket :19
1. Dinding gingiva pada pocket menunjukkan berbagai tingkat
warna merah kebiruan, dalam keadaan normal, halus,
permukaan mengkilap, dan terdapat lubang pada penekanan.
2. Dinding gingiva berwarna pink tegas.
3. Pendarahan ditimbulkan oleh probing yang perlahan di dinding
jaringan lunak dari poket.
4. Ketika dieksplorasi dengan probe, bagian dalam dari pocket
umumnya menyakitkan.
5. Dalam banyak kasus, nanah dapat dinyatakan dengan
menerapkan tekanan digital.
PATOGENESIS
Lesi awal dalam pengembangan periodontitis adalah peradangan gingiva
akibat toksin bakteri. Perubahan sulkus gingiva normal ke poket periodontal yang
bersifat patologis berhubungan dengan proporsi sel-sel bakteri dan respon imun
tubuh. Namun, mikrobiota penyebab penyakit tidak dapat digunakan sebagai
prediktor rusaknya tulang karena kehadiran bakteri saja tidak cukup untuk
memulai kerusakan. Respon tubuh akibat aktivitas bakteri akan memulai
perjalanan rusaknya jaringan periodontal gigi.19
Terjadinya poket periodontal adalah akibat dari pergerakan tepi gusi bebas
ke arah koronal, perpindahan epitel jungsional ke arah apikal, bagian koronal
epitel terlepas dari permukaan gigi atau kombinasi kedanya.19
Pembentukan poket dimulai sebagai perubahan inflamasi pada jaringan
ikat dinding sulkus gingiva. sel dan cairan eksudat pada saat inflamasi
menyebabkan degenerasi jaringan ikat di sekitarnya, termasuk serat kolagen
gingiva. kerusakan serat kolagen akan menyebabkan epitel junctional bermigrasi
ke apikal, dan daerah tepat sirat kolagen yang hancur akan ditempati oleh sel-sel
inflamasi dan edema.19
Dua mekanisme yang dianggap terkait dengan kehilangan kolagen: (1)
enzim kolagenase yang dihasilkan oleh bakteri dan enzim lain yang disekresikan
oleh berbagai sel dalam jaringan sehat dan jaringan yang meradang, seperti
fibroblas, leukosit (PMN), dan makrofag yang menjadi ekstraseluler atau aktif
akan menghancurkan kolagen, enzim kolagenase ini yang mendegradasi kolagen
dan matriks makromolekul lainnya menjadi peptida kecil yang disebut matriks
metalloproteinases dan (2) fibroblas menghancurkan serat kolagen sehingga
memperluas proses sitoplasma ke antarmuka ligamen-sementum dan menurunkan
fibril kolagen dan fibril dari matriks sementum.19
Sebagai akibat dari hilangnya kolagen, sel-sel apikal epitel junctional
berproliferasi di sepanjang akar, memperpanjang proyeksi hingga ketebalan dua
atau tiga sel. Bagian koronal epitel junctional lepas dari akar sejak bagian apikal
bermigrasi. Sebagai akibat dari inflamasi, PMN menyerang ujung koronal epitel
junctional dalam jumlah besar. Ketika volume relatif PMN mencapai sekitar 60%
atau lebih dari epitel junctional, jaringan kehilangan kekompakan dan lepas dari
permukaan gigi. Dengan demikian dasar sulkus bergeser ke apikal, dan epitel
sulcular menempati bagian dari lapisan sulcular (poket). Awal pendalaman saku
telah digambarkan terjadi antara epitel junctional dan gigi atau oleh pembelahan
intraepithelial dalam junctional epithelium.19
Migrasi epitel junctional sepanjang akar membutuhkan sel-sel epitel yang
sehat. Degenerasi atau nekrosis epitel junctional malah akan merusak dari pada
mempercepat pembentukan poket. Perubahan degeneratif terlihat pada epitel
junctional di dasar kantong periodontal yang biasanya kurang parah dibandingkan
epitel dinding saku lateralis. Karena migrasi epitel junctional membutuhkan sel
yang sehat, adalah wajar untuk mengasumsikan bahwa perubahan degeneratif
yang dilihat di daerah ini terjadi setelah epitel junctional mencapai posisinya pada
sementum.19
Tingkat infiltrasi leukosit pada epitel junctional tidaktergantung pada
volume jaringan ikat yang meradang, sehingga proses ini dapat terjadi pada
gingiva dengan sedikit tanda-tanda peradangan klinis. Dengan berlanjutnya
inflamasi, gingiva akan meningkat dalam jumlah besar, dan puncak tepi gingiva
meluas ke koronal. Junctional epitelium terus bermigrasi sepanjang akar dan
terpisah dengan akar. Epitel dinding lateral poket akan berproliferasi membentuk
bulat, meluas ke dalam jaringan ikat yang meradang. Leukosit dan edema dari
jaringan ikat yang meradang menginfiltrasi lapisan epitel poket, inflamasi terus
berlanjut, yang mengakibatkan aktivasi sel RANK dan MMP yang akan
meresorbsi tulang dan jaringan pendukung sehingga mengakibatkan berbagai
tingkat degenerasi dan nekrosis. Transformasi dari sulkus gingiva menjadi poket
periodontal menciptakan suatu daerah yang rentan dengan akumulasi plak yang
sulit dibersihkan.19
TAHAP-TAHAP PERIODONTITIS
Tahap-tahap periodontitis adalah sebagai berikut :
a. Mild Periodontitis
5. Rencana Perawatan
Tujuan dari rencana perawatan adalah perawatan total untuk menghasilkan
gigi yang berfungsi dengan baik dalam lingkungan periodontal yang sehat.
lainnya sesuai dengan kasus.21 Rencana perawatan periodontal yang ingin dicapai
Fase emergensi
Fase non-bedah
Fase pemeliharaan
Fase Preliminari
Perawatan emergensi:
Pencabutan gigi dengan prognosis tidak ada harapan dan pemasangan gigi tiruan
sementara jika diperlukan ( dapat ditunda pada waktu yang lebih tepat )
Pengecekan ulang:
Restorasi akhir
Gigi tiruan cekat dan lepasan
Evaluasi respon terhadap prosedur restoratif
Pemeriksaan periodontal
gingiva dan periodontal. Fase I berhasil, pada fase ini akan menghentikan
perkembangan penyakit gigi dan periodontal. Segera setelah selesai fase I, pasien
yang diperoleh dan mencegah kerusakan lebih lanjut dan penyakit rekuren.
Selama fase pemeliharaan dalam tahap evaluasi berkala, pasien masuk ke fase
bedah (II) dan fase perawatan (III). Fase tersebut termasuk fase bedah periodontal
Fase tersebut termasuk tahap regenerasi fungsi dan estetika gingiva dan tulang,
PERAWATAN SCALING
INDIKASI23
Terdapat plak dan kalkulus.
Penderita gingivitis dan periodontitis.
KONTRA INDIKASI23
Pasien dengan dentin terbuka.
Pada pasien anak-anak kontraindikasi menggunakan scaler
ultrasonic karena struktur anatomis ruang pulpa yang lebar
dapat meningkatkan resiko trauma pada pulpa.
Penderita penyakit menular melalui udara, seperti Tuberculosis.
Penderita penyakit kelainan darah.
Penderita hipertensi yang tidak terkontrol.
PERAWATAN ROOT PLANNING
INDIKASI23
Poket lebih dari 4 mm.
Nekrosis pada jaringan sementum.
KONTRA INDIKASI23
Terdapat abses.
Kalkulus yang meluas ke daerah apikal.
Gerakan: mendorong dari bagian labial kearah interdental. Chisel scaler efektif
digunakan untuk menghilangkan kalkulus supragingival bagian lingual di
mandibula pada gigi anterior, kaninus, dan premolar.
Gambar 23. Skeler Pahat
d. File (Kikir)27
Sudah tidak digunakan lagi untuk SPA karena timbul guratan pada
permukaan akar gigi.
Setiap dilakukan skeling gigi harus di polis, jika tidak maka akan
menyisakan permukaan kasar yang akan meningkatkan akumulasi kembali
bakteri plak.
Rubber cup dengan pasta propilaksis adalah metode polishing terbaik, jika
digunakan dengan hati-hati rubber cup juga dapat membersihkan sulkus 1-
2 mm dibawah margin gingiva.
Gambar 25. Polis menggunakan Rubber cup dan pasta propilaksis
Instrumentasi29:
Hand instuments
Hoe :
o
Blade, bowed-2point contact instrument
o
Single blade 99-100, bevel dengan sudut 45o
o
Tipe macalls dan tipe Haist
Files
o
Series of cutting edge lined up on a single base
Gambar 27. Files
Chisel
o
Satu-satunya instrument yang menggunakan gerakan menekan
o
Tidak digunakan lagi untuk root planning
Perio Tor
Gambar 32. Perbadingan hand instrument, ultrasonic dan sonic instrument, dan
Perio Tor
Pilihan instrument
Strategi Instrumentasi
- Pemilihan kuret
o
Fine set : non retractable tissue
o
Heavy set: retractable tissue
o
Medium set : retractable tissue
- Letak jari dan cara menggenggam
o
Grasp-modified pen dan posisi jari stabil
o
Identifikasi cutting edge dari kuret
- Aktivasi instrument
o
Adaptasi dengan posisi lower shank parallel
o
Angulasi sekitar 45-90o
- Arah gerakan
o
Arah vertical dan oblique adalah yang paling efektif untuk root
planning.
- Jarak gerakan
o
Root planning dilakukan dari dasar poket menuju cej
- Aktivasi gerakan
o
Aktivasi instrument dengan gerakan pergelangan tangan
Cara Pakai (Kuret)
Universal kuret
Alat dapat digunakan baik untuk anterior maupun posterior.
Working-end design ditentukan untuk mendapatkan angulasi yang benar.
Sangat penting untuk diingat bahwa pada kuret universal, working end
berada tepat pada sudut 90o dari lower shank. Angulasi yang benar
didapatkan dengan memiringkan sisi lower shank secara perlahan kearah
permukaan gigi yang akan diinstrumentasi. Pada posisi ini, angulasi yang
didapatkan adalah antara sudut 70-80o.
Gambar 34. Working-end berada tepat pada sudut 90o dari lower shank
Gracey currets
Alatnya spesifik, seperti pada table berikut:
Cara pakai:
a. Persiapkan: me, my patient, my light, my dominant hand, my non-
dominant hand.
b. Posisikan area finger rest.
c. Posisikan pada area yang akan di instrumentasi
Gambar 37. Posisi area yang akan di instrumentasi
d. Posisikan working-end pada get ready zone
Gambar 42. Kuret diteruskan sampai capai setengah permukaan distal proksimal
Scaler elektrik
Macam-macam scaler elektrik, yaitu:
Ultrasonik
Scaler ultrasonik merupakan alat dengan energi getaran yang tinggi yang
memberikan efek yang membantu pembersihan. Alat ini diaplikasikan pada gigi
dengan gerak menyapu ringan tanpa tekanan yang terlalu keras. Scaler ini juga
dapat digunakan untuk membersihkan stain dan semen gigi, dan hati-hati
kalkulus subgingiva.
4. Flushing device, gunanya untuk menyemprot sulkus gingiva pada
kasus-kasus infeksi.34
dengan fulcrum ekstraoral (gambar 1). Tujuan ekstraoral fulcrum adalah membuat
mulut (gambar 2). Fulcrum alternative dapat digunakan cross arch dan opposite
arch.35
koronal ke bagian apikal dari deposit. Pola ini memungkinkan pengerjaan pada
Ergonomis
Ergonomis berasal dari bahasa Yunani yaitu ergon berarti kerja dan nomos
berarti hukum. Definisi ergonomik menurut Occupational Safety and Health
Administration (OSHA) adalah hubungan manusia dengan lingkungan kerja yang
tidak mengakibatkan suatu gangguan. Secara garis besarnya, ergonomis berarti
terciptanya sistem kerja yang sehat, aman, dan nyaman bagi manusia. Pada
dasarnya kondisi ergonomis sangat menguntungkan karena dapat mencegah
terjadinya gangguan muskuloskeletal dan mengurangi kesalahan yang dapat
mengakibatkan cedera pada para pekerja. Dalam kaitan tersebut di atas,
ergonomik bukan hanya tentang perasaan lebih baik secara fisik, namun juga
bagaimana menempatkan peralatan pada posisi yang mudah dijangkau sehingga
akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Menurut OSHA, gangguan
muskuloskeletal yang berhubungan dengan pekerjaan seseorang dapat terjadi
apabila ada ketidakcocokan antara kebutuhan fisik kerja dan kemampuan fisik
tubuh manusia. Sistem ergonomis di bidang kedokteran gigi tidak hanya sekedar
posisi operator dan desain alat, namun integrasi dari peralatan yang digunakan di
dalam praktik dokter gigi.36,37
Berdasarkan four-handed dentistry, operator dan asisten harus bekerja
sesuai dengan area kerja. Area kerja ini disebut zona aktifitas dan dibagi menjadi
4, yaitu zona operator, zona asisten, zona transfer, dan zona statis. Zona operator
sebagai tempat pergerakan dokter gigi. Zona asisten adalah zona tempat
pergerakan perawat gigi atau asisten. Zona transfer adalah daerah tempat transfer
alat dan bahan antara tangan dokter gigi dan tangan asisten. Instrumen diberikan
dari asisten ke dokter gigi lewat dada pasien. Jangan memberikan alat di atas mata
pasien. Sedangkan Zona statis adalah daerah tanpa pergerakan dokter gigi maupun
perawat gigi serta tidak terlihat oleh pasien, zona ini untuk menempatkan meja
instrumen bergerak yang berisi instrumen tangan serta peralatan yang dapat
membuat takut pasien.
Untuk dokter gigi dengan tangan kanan, zona operator berada pada jam 7
12; zona asisten berada pada jam 2-4; zona transfer instrumen pada jam 4-7; dan
zona statis pada jam 12-2 (Gambar 1). Sementara itu, untuk dokter gigi bertangan
kidal, zona operator berada pada jam 5-12; zona asisten pada jam 8-10; zona
transfer instrumen pada jam 5-8; dan zona statis pada jam 10-12 (Gambar 2).38
Gambar 45. Zona aktifitas untuk dokter gigi dengan tangan kanan
Gambar 46. Zona aktifitas untuk dokter gigi dengan tangan kidal
Konsep four-handed denstistry ini tidak akan sempurna bila tidak
diimbangi dengan penerapan posisi operator secara ergonimis. Posisi ergonomis
yang dapat dilakukan oleh dokter gigi adalah sebagai berikut39:
a. Prinsip kerja stabil, posisi aktif
1. Duduk pada posisi rilek, simetriskan posisi lengan atas tegak lurus tubuh.
Hal tersebut dapat meminimalisir gerakan statis gerakan lengan atas dan
bahu. Kemudian, pergerakan lengan atas baik secara ke arah samping
maupun kedepan harus diminimalisir sekecil mungkin. Gerakan
kesamping kurang lebih 15-20 derajat. Gerakan kedepan kurang lebih 25
derajat. Tubuh bagian atas dapat ikut bergerak 10-20 derajat sedangkan
untuk gerakan ke samping tidak diperbolehkan. Kepala dapat ikut bergerak
ke depan tetapi hanya sekitar 25 derajat.
2. Untuk memperoleh posisi dinamis saat bekerja, buatlah gerakan sebanyak
mungkin selama perawatan sehingga mengurangi beban dan relaksasi yang
terjadi pada otot dan tulang belakang.
b. Kondisi untuk memperoleh posisi kerja yang optimal dan stabil adalah
sebagai berikut :
1. Duduk dalam posisi kerja yang tegak dan stabil .
2. Posisikan bidang kerja mulut tepat sebelum tubuh bagian atas berada
pada garis simetris. Garis mid-sagital membagi tubuh secara vertical
menjadi dua sisi sama besar.
3. Pastikan area bidang kerja terlihat sebanyak mungkin dan tegak lurus
pada bidang kerja . Jika hal ini tidak terjadi bola mata dapat mengarah
pada daerah yang tidak terlihat, sehingga tubuh secara otomatis
mengikuti arah pergerakan mata. Hal ini menyebabkan postur tubuh
membungkuk dan bidang kerja menjadi asimetris.
Anda dapat membandingkan posisi bidang kerja di mulut pasien dengan
posisi di mana Anda memegang sebuah apel, mengupas apel, atau menjahit apel
tersebut ketika mempersiapkan hal berikut: Anda akan terus berada pada posisi
kerja dengan tanpa membungkukkan kepala. Selanjutnya, lakukan posisi miring
sepeti memegang buku sembari duduk di kursi untuk membaca ( dengan lampu
disamping / di belakang Anda ). Hal ini memberikan kesan bagaimana
menempatkan bidang kerja sehingga bidang penglihatan berada tegak lurus mata
anda.
Kepala pasien diputar dalam 3 arah sehingga, memungkinkan bidang
kerja berada pada bidang simetris operator dan permukaan gigi yang dirawat
terlihat oleh pandangan. Dengan kata lain, permukaan gigi sejajar dengan kepala
depan
dokter gigi.
Gambar 47. Prinsip dalam kerja stabil dan posisi aktif
c. Duduk sejauh mungkin di kursi untuk mendapatkan postur yang stabil dan
simetris
Lengan atas diletakkan di samping tubuh bagian atas untuk
mendukung lengan selama perawatan
Sudut antara kaki bawah dan atas sekitar 110 atau lebih sedikit,
serta kaki sedikit membuka.
Tinggi kerja disesuaikan dengan benar. Lengan bawah terangkat
sedikit sekitar 10 sampai maksimum 25.
Jarak antar daerah kerja di mulut dan mata atau kacamata biasanya
35-40 cm.
Punggung harus didukung oleh panggul sehingga jika otot menjadi
terlalu lelah dalam mempertahankan posisi tegak dari belakang,
posisi punggung saat istirahat dapat dipastikan dalam posisi yang
stabil.
Instrumen handpiece digenggam dengan 3 jari mengenggam bagian
bulat instrumen dan 2 jari terakhir berada diluar mulut sebagai
tumpuan.
Gambar 48. Posisi operator ketika duduk dan mengerjakan pasien, sehingga
menghasilkan postur yang stabil dan simetris
Gambar 50. Bidang kerja tepat menghadap tubuh bagian atas, pada bidang
simetris.
Gambar 51. Postur yang kurang baik muncul secara spontan ketika bidang kerja
berada di luar bidang simetris.
Gambar 52. Melihat secara tegak lurus sebanyak mungkin ke bidang kerja dari
posisi tubuh yang benar.
Gambar 53. Bidang kerja yang tidak disesuaikan tegak lurus ke arah garis
penglihatan, secara otomatis menyebabkan posisi operator tidak benar.
Gambar 55. Ketika duduk di samping kursi pasien: lampu diletakkan di sisi
kanan.
Kepala pasien harus dipindahkan di tiga arah untuk mencapai posisi yang
benar dari bidang kerja sehingga:
Gambar 58. Gerakan ketiga: bergerak ke kiri atau ke kanan dari sumbu aksis
pasien, maksimal 45
Selain gerakan yang ditunjukkan pada gambar di atas, untuk mendapatkan posisi
yang baik, posisi bantal harus berada pada posisi yang tepat.
Rahang Bawah
Gambar 59. Gerakkan kepala ke depan: bidang oklusal rahang bawah berada
pada posisi horizontal ketika dokter gigi bekerja di posisi jam 9.00-10.00 di
rahang bawah. Punggung diposisikan sedikit miring, bantal diposisikan mundur
dan dagu mengarah ke dada.
Gambar 60. Tanpa menempatkan bidang oklusal secara horizontal saat bekerja di
rahang bawah, lengan kanan harus diangkat untuk mendapatkan posisi handpiece
atau alat scaler dalam posisi yang tepat. Kepala dokter gigi akan mengarah
kesamping demi mendapatkan penglihatan yang baik. Hal ini dapat menyebabkan
kelelahan pada otot.
Gambar 61. Bidang oklusal rahang bawah sedikit mengarah ke belakang pada
sudut 35o, hal ini berkaitan dengan operator untuk tindakan perawatan pada gigi
bawah di bagian depan, dan bantal diposisikan sedikit lebih jauh ke belakang
sementara dagu diarahkan ke dada. Sumbu gigi bawah diarahkan menuju arah
pandang.
Gambar 63. Bidang oklusal diarahkan lebih jauh lagi ke belakang, sekitar 45 ,
untuk dapat melihat area molar tanpa perlu menundukkan tubuh bagian atas.
Rahang Atas
Gambar 64. Memiringkan kepala kebelakang: permukaan oklusal rahang atas 20-
25 ke belakang, kaitannya dengan bidang vertikal untuk dapat melihat tegak
lurus pada gigi insisifus, seperti membaca buku. Gigi insisivus diposisikan
membentuk sudut sudut 20-25 ke atas.
Gambar 65. Posisi saat bekerja menggunakan kaca mulut dalam posisi miring
untuk dapat melihat secara tegak lurus, seperti membaca buku; sinar diarahkan
sejajar dengan arah penglihatan dan sejauh mungkin dengan kaca mulut.
Gambar 66. Langkah yang dilakukan saat posisi Gambar 19 dan 20 tidak dapat
dilakukan: Jika tidak mungkin untuk mengubah kepala pasien dengan permukaan
oklusal rahang atas kebelakang, maka setelah posisi tubuh bagian atas dan kepala
pasien horizontal, kepala biasanya dapat berubah dalam posisi yang diinginkan
melalui tekanan dengan jari pada bagian belakang gigi insisif atas
2. Asisten dokter gigi bisa duduk bersama dan sejajar dengan dokter
gigi.
Ketika tidak mungkin mendapatkan pandangan yang baik dari arah insisif bawah
dan premolar dengan menggerakkan dagu ke arah dada atau kepala ke atas pada
bantal atau sandaran kepala, maka bagian belakang kursi pasien diposisikan
sedikit miring.
Gambar 69. Dokter Gigi dengan posisi tegak simetris, dengan lengan di samping
tubuh bagian atas. Pasien diposisikan horizontal dan asisten gigi dapat duduk
sejajar dokter gigi dengan kaki sebelah kiri berada di bawah dental chair (Four
handed dentistry). Dokter gigi dapat menggerakkan kaki di semua posisi antara
arah jam 8.30 13.30 , sedangkan asisten gigi mampu mengikuti.
Penjelasan:
Kepala dan tubuh pasien harus diarahkan ke garis yang lebih atau kurang
lurus dengan lateroflexion kepala untuk membuat posisi yang nyaman bagi
pasien. Hal ini membutuhkan penyesuaian kembali dari kursi pasien untuk
mencapai hasil yang diinginkan. Sehingga, pasien dapat berbaring nyaman dengan
posisi segaris lurus pada jam 11.00, 12.00 dan 13.00 tanpa diganggu oleh desain
dental chair. Hal ini juga penting karena posisi berbaring yang nyaman bagi
pasien menghasilkan kondisi santai dan posisi yang benar dari kepala pasien.
Seluruh jenis perawatan dilakukan pada posisi jam 11.00, termasuk pemeriksaan,
melaksanakan pemeriksaan periodontal, scaling dan polishing gigi, persiapan
permukaan oklusal di bawah dan atas rahang, perawatan endodontik dan
perawatan bukal di sisi kiri.
Aplikasi
Gambar 73. Aplikasi rahang atas kiri, persiapan gigi 26 MO, dengan pandangan
tidak langsung:
Permukaan oklusal rahang atas mundur sekitar 20-25 ;
Lateroflexion ke kanan;
Memutar kepala pasien pada axis ke kanan untuk
mendapatkan posisi yang tepat dari bidang kerja (fine
tuning);
Sinar harus sejajar dengan arah pandang.
Gambar 74. Aplikasi rahang atas, kiri, persiapan bukal untuk mahkota,
dengan pandangan langsung:
Gambar 75. Aplikasi rahang bawah, lingual kanan, scaling dan polishing
gigi:
Oklusal permukaan rahang bawah sekitar 40-45 miring
ke belakang;
Lateroflexion ke kanan;
Memutar kepala pasien pada axis, tergantung pada
posisi gigi, untuk mendapatkan posisi yang tepat dari
bidang kerja (fine tuning);
Sinar harus sejajar dengan arah pandang.
Untuk bekerja pada posisi jam 8.30-10.00 di rahang bawah, bagian belakang
kursi ditempatkan sedikit miring dan kepala pasien diputar ke depan dari
headrest atau bantal dan dagu diarahkan dada pasien sehingga bidang oklusal
rahang bawah diposisikan horizontal.
Aplikasi untuk persiapan tertentu dari permukaan bukal rahang atas, scaling
dan polishing, perawatan endodontik, serta perawatan yang jauh dari
permukaan palatinal rahang atas, misalnya persiapan mahkota.
Gambar 78. Aplikasi preparasi mahkota rahang atas bagian bukal 16:
Gambar 79. Ketika dokter gigi tidak dapat duduk secara simetris saat
preparasi pada rahang atas, posisi yang sesuai dapat dilakukan dengan teknik
pandangan tidak langsung menggunakan cermin. Caranya, sinar sejajar dengan
arah pandang. Instrumen ditempatkan dalam bidang penglihatan, dalam posisi
terdekat dengan kondisi menggenggam secara alami, tanpa mengangkat lengan
dan bahu atas. Memegang instrumen dengan cara seperti memegang pena yang di
modifikasi (kekuatannya 4 kali lebih besar dibandingkan dengan pegangan pena
normal); dan aplikasi four handed dentistry. Posisi ini untuk preparasi regio kanan
dan rahang atas.
k. Kombinasi posisi kerja stabil dan aktif dengan metode kerja yang dinamis.
Dokter gigi harus memenuhi dua kondisi untuk mencapai cara kerja yang
sehat
Kondisi yang harus diperoleh:
1. Duduk simetris tegak pada postur aktif dan
2. Membuat gerakan sebanyak mungkin selama melakukan tindakan
Dokter gigi perlu mengubah mode statisnya dalam bekerja dengan secara
konstan mengubah posisi duduk, menghindari membungkukkan kepala dan
tubuh bagian atas, serta menghindari mengangkat lengan. Hal ini bertujuan
agar dokter gigi selalu duduk dalam posisi benar, baik dalam bergerak maupun
dalam menggerakkan kepala pasien, seperti yang telah dijelaskan di awal.
Ketika dokter gigi perlu merubah posisi instrumen dan bekerja diluar garis
simetri demi mendapatkan pandangan yang baik, maka dokter gigi harus
merubah posisi pasien, bukan dengan membungkukkan kepala atau badannya.
Hal ini berarti dokter gigi harus belajar untuk mengkombinasikan perubahan
posisi kepala pasien dengan bergerak sebanyak mungkin disekitar kepala
pasien. Sehingga, dokter gigi mendapatkan alternatif lain kontraksi dan
relaksasi otot tubuh, sehingga mendapatkan fungsi tubuh yang sesuai.
Pusat posisi kerja dokter gigi sekitar posisi jam 11.00 tetapi, dokter gigi
juga dapat bekerja antara jam 8.30-12.30 (atau 3.30-11.30).
Ketika melakukan treatment atau memeriksa permukaan mulut pasien di
bagian kiri maka dokter gigi bekerja di arah jam 12.00 sementara kepala
pasien dimiringkan ke kanan. Ketika melakukan treatment atau memeriksa
permukaan mulut pasien di bagian kanan posisi dokter gigi di sebelah kanan
pasien dan bekerja di arah jam 10.00 atau 9.00, sementara kepala pasien
dimiringkan ke kiri atau bila perlu dengan lateroflexion kiri. Dokter gigi
berada di posisi tengah ketika perawatan pada bagian oklusal.
Prinsip kerja: melakukan perpindahan sehingga mencegah kepala dan
tubuh membungkuk serta mencegah terbentuknya postur yang statis.
Gambar 80. Ketika melakukan perawatan di dalam mulut bagian kiri, maka:
o Posisi kerja dokter gigi pindah ke arah jam 12.00
Gambar 82. Ketika melakukan perawatan bagian lingual atau palatinal, posisi
arah jam 11.00 dapat digunakan.
Aplikasi: misalnya scaling dan polishing gigi 36 bagian lingual (preparasi
mahkota):
Pencahayaan : langsung
Punggung jari tengah dan jari manis terletak pada lateral mandibula.
Pencahayaan: langsung
Penglihatan : langsung
lainnya
Jari lainnya : ekstraoral, telapak tangan. Jari manis berada pada permukaan
tidak langsung
tidak langsung
Retraksi : -
pasien
Pencahayaan : langsung
Penglihatan : langsung
Retraksi :-
Jari lainnya : intraoral, telapak tangan, jari. Jari telunjuk tangan yang tidak
bekerja berada di permukaan oklusal dari gigi poserior kanan rahang atas.
Jari manis dari tangan yang bekerja pada jari telunjuk tangan yang tidak
bekerja.
pasien
Pencahayaan : langsung
Penglihatan : langsung
Pencahayaan : langsung
Penglihatan : langsung
tidak bekerja
Jari manis pada incisal edge atau permukaan labial pada gigi sebelah
5. Anterior Rahang Atas: aspek palatal
Retraksi :-
gigi sebelah
tidak langsung
tidak langsung
belakang pasien
langsung
langsung
Jari lainnya : intraoral, telapak tangan. Jari manis pada incisal edge atau
Pencahayaan : langsung
Penglihatan : langsung
Retraksi :-
Retraksi :-
Jari lainnya : ekstraoral, telapak tangan. Permukaan depan dari jari tengah dan
Tangan yang lainnya memegang kaca mulut sebagai pencahayaan tidak langsung.
Pencahayaan : langsung
Penglihatan : langsung
Retraksi :-
Pencahayaan : langsung
langsung
telunjuk
Jari lainnya : intraoral, telapak tangan. Jari manis pada incisal edge atau
pasien
Penglihatan : langsung
Pencahayaan : langsung
Penglihatan : langsung
Retraksi : jari telunjuk dari tangan yang tidak bekerja
Jari lainnya : intraoral, telapak tangan. Jari manis pada incisal edge atau
Pencahayaan : langsung
Penglihatan : langsung
Jari manis pada incisal edge atau permukaan oklusal gigi sebelah
Jari manis pada incisal edge atau permukaan oklusal gigi sebelah
Pencahayaan : langsung
Penglihatan : langsung