Anda di halaman 1dari 6

Restorasi Resin Komposit Direk Pada Gigi Insisivus Sentral

Maksila Permanen: Laporan Kasus


Direct Composite Resin Restoration of Permanent Maxillary Central
Incisor : A Case Report
Andhika Surya Yoelanda, Yusrini Parsil 2
1
Student, School of Dentistry, Faculty of Medicine and Health Science,
Universitas Muhammmadiyah Yogyakarta
2
Lecturer, School of Dentistry, Faculty of Medicine and Health Science,
Universitas Muhammmadiyah Yogyakarta
Korespondensi : andhikasuryay@gmail.com

Abstrak

Latar belakang: dental traumatic adalah kondisi cedera yang terjadi pada gigi atau jaringan disekitar rongga mulut
sehingga mengakibatkan luka atau patah terutama pada gigi incisivus centralis dan memerlukan perawatan atau
restorasi baik direct atau indirect, untuk mengembalikan fungsi estetik dan fungsi fisiologis dari gigi, dengan
pertimbangan preparasi yang minimal, ekonomis, serta membutuhkan keteram pilan skill dan pengalaman oprator.
Tujuan: tujuan dari penulisan laporan kasus ini adalah untuk menjelaskan perawatan restorasi resin komposit pada
kasus kavitas kelas IV disertai fraktur gigi incisivus sentralis rahang atas permanen. Laporan kasus dan
pemeriksaan: pasien datang dengan keluhan giginya yang patah pada bagian depan rahang atas. Keadaan tersebut
terjadi +- sejak 2 tahun yang lalu. Saat ini pasien tidak mengeluhkan rasa sakit pada gigi tersebut. Sebelumya gigi
tersebut pernah dilakukan restorasi namun pecah sejak 7 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan obyektif terdapat fraktur
pada mesial gigi 21 dan melibatkan incisal. Sondasi -, perkusi -, palpasi -, tes vitalitas (CE) +. Restorasi dilakukan
secara direct dengan menggunakan resin komposit den gan teknik incremental layering. Kesimpulan: Restorasi
dengan menggunakan bahan resin komposit dengan total etch menghasilkan tumpatan dengan estetik yang baik dan
retensi tumpatan yang baik, namun semua kembali kagi kepada teknik, skil dan pengalam dari operator

Kata Kunci : Restorasi Direct, Resin Komposit, Anterior

Abstract

Background: Dental trauma is an injury condition that occurs in the teeth or tissues around the oral cavity resulting
in injury or fracture, especially in the central incisor and requires treatment or restoration either direct or indirect,
to restore the aesthetic function and physiological function of the tooth, with consideration of preparation. minimal,
economical, and requires operator skills and experience. Objective: The purpose of this case report is to describe the
treatment of composite resin restorations in a class IV cavity case with fracture of the maxillary permanent central
incisor. Case report and examination: the patient came with a complaint of a broken tooth on the front of the maxilla.
This situation happened +- since 2 years ago. Currently the patient does not complain of pain in the tooth. Previously,
the tooth had been restored but it broke 7 months ago. On objective examination there was a mesial fracture of tooth
21 and involving the incisal. Sondasi -, percussion -, palpation -, vitality test (CE) +. Restoration is done directly by
using composite resin with incremental layering technique. Conclusion: Restoration using composite resin with total
etch results in a filling with good esthetics and good retention of the filling, but it all comes back to technique, skill
and experience of the operator.

Keywords : Direct Restoration, Composite Resin, Anterior


PENDAHULUAN
Trauma gigi adalah cedera benturan yang besar atau luas dan telah mencapai area
pada gigi atau jaringan keras dan jaringan subgingiva.5
lunak lainnya di dalam atau sekitar rongga
Salah satu bahan restorasi yang sering
mulut.1 Kondisi ini dapat berdampak pada
digunakan saat ini adalah resin komposit. 6
individu tidak hanya fisik ataupun ekonomi
Penempatan restorasi komposit dengan direct
pasien tapi juga akan berdampak pada
dan indirect harus selalu memperhatikan
kualitas hidup pasien.2 Insidensi traumatic
penampilan natural dan tahan terhadap
gigi mempengaruhi sekitar 5% dari populasi
tekanan kunyah. Menurut Buda (1994),7
pada skala global. Resik mengalami trauma
adhesi resin untuk dentin dan email tidak
gigi telah dilaporkan bergantung pada
hanya untuk mengembalikan fungsi gigi
beberapa factor seperti usia, keadaan, lokasi
tetapi juga mengubah estetik. Pasien lebih
geografis, perilaku dan budaya serta
banyak memilih perawatan restorasi secara
meningkat di lingkungan rumah,
direct daripada indirect, karena sewarna
sekolah,atau tempat olahraga. Sebagian besar
dengan gigi aslinya dan cara manipulasi yang
trauma gigi terjadi pada gigi sulung maupun
mudah.8
permanen melibatkan gigi depan. Insisivus
sentral dan lateral rahang atas paling sering Dalam kasus fraktur gigi anterior akibat

mengalami trauma.3 trauma, dimungkinkan untuk menggunakan


teknik direct dan indirect untuk
Restorasi gigi sendiri terdiri dari dua
mengembalikan morfologi gigi yang benar.
jenis yaitu restorasi direct/langsung dan
Kedua teknik tersebut memiliki aspek positif
indirect/tidak langsung. Restorasi direct
dan negative yang akan menjadi
adalah restorasi yang langsung diaplikasikan
pertimbangan untuk dokter gigi.9 teknik
ke rongga mulut pasien. Sedangkan indirect
direct
restoration dilakukan diluar rongga mulut
terlebih dahulu baru diaplikassikan ke rongga Tujuan dari penulisan laporan ini adalah

mulut pasien.4 Restorasi direk biasanya untuk menjelaskan perawatan restoasi

digunakan pada kavitas kecil hingga sedang, komposit direk kelas IV pada kasus fraktur

sedangkan restorasi indirect biasanya elis kelas 1

digunakan pada restorasi dengan kavitas


LAPORAN KASUS akan dilakukan. Preparasi kavitas dimulai

Seorang pasien laki laki berusia 22


tahun mengeluhkan gigi depan atasnya yang
patah dan sudah disadari sejak lama. Keadaan
tersebut sudah dirasakan +- 2 tahun yang lalu
Gambar 1 Kondisi awal gigi pasien
saat gigi pasien patah akibat terbentur benda
dengan membentuk outline form dari sisi
tumpul yang cukup keras, sebelumnya gigi
incisal lalu ke proksimal menggunakan bur
tersebut sudah pernah ditambal namun
diamond fisure untuk memperoleh
tambalannya sudah terlepas sejak 7 bulan
convenience form. Seluruh jaringan yang
yang lalu. Saat ini pasien mengaku tidak ada
tidak didukung dentin dihilangkan.
keluhan baik rasa sakit, bengkak, ataupun
Kemudian dibuat hollowground bevel pada
ngilu ketika makan manis ataupun minum
sisi
dingin pada gigi tersebut. Pasien pernh
memeriksakan kondisi giginya ke puskesmas
dan dilakukan penambalan namun terlepas.
Pada pemeriksaan obyektif terdapat fraktur di
mesioincisal gigi 21 hanya melibatkan email Gambar 2 Setelah dilakukan preparasi

saja, sondasi -, perkusi -, palpasi -,vitalitas labial menggunakan bur flame.


(CE) + (ngilu. Klasivikasi G.V. Black kelas
Selanjutnya dilakukan pemilahan shadeing
IV, mout & hume 2.2, ICDAS D.3.
resin komposit menggunakan shade guide,
Berdasarkan pemeriksaan subyektif dan
lalu dilanjutkan isoalasi daerah kerja
obyektif ditegkkan diagnosis pulpa vital
disertai fraktur elis kelas 1. Dengan prognosis menggunakan cotton roll yang disimpan
diatas gusi gigi yang akan dilakukan
baik karena gigi masih vital dan jaringan
penumpatan. Membersihkan kavitas
keras yang tersisa masih cukup kuat untuk
menggunakan cavity cleanser (chlorhexidine
mendukung restorasi. Rencana perawatan
digluconat 2%) diaplikasikan menggunakan
yang akan dilakukan meliputi KIE, Tumpat
cotton pellet lalu dikeringkan. Aplikasikan
resin komposit direk, evaluasi dan control.
etsa (phosporic acid 37%) pada seluruh
Pasien diberikan KIE mengenai kavitas selama 15 detik lalu dibilas dan
kondisi giginya dan rencana perawatan yang dikeringkan hingga moist. Aplikasi bonding
gen V (3M adper single bond plus)dengan Kunjungan kedua dilakukan pada
micro brush. Diangin angin menggunakan 3 tanggal 22 febuari 2020, pasien tidak ada
way syiringe selama 10 detik lalu di light cure keluhan apapun setelah giginya ditumpat.
selama 20 detik. Saat ini pasien tidak memiliki keluhan terkait
kondisi giginya pasca penumpatan.
Pasang seluloid strip sampai ke
Pemeriksaan obyekti menunjukkan terdapat
bagian servikal. Penumpatan dilakukan
tumpatan resin komposit sewarna gigi pada
dengan teknik layer by layer yang dimulai
bagian mesial gigi 2, perkusi -, palpasi -,
dari bagian palatal sampai incisal selapis tipis
vitalitas (CE) +, sehingga ditegakkan
dahulu dengan bahan tumpatan resin
diagnosa pulpa vital dengan tumpatan resin
komposit (Ivoclar Tetric N cream) shade A3
komposit. Pada kunjungan ini dilakukan
kemudian di lightcure 20 detik. Lalu
observasi tumpatan karena pasien tidak
dilanjutkan untuk layer berikutnya sampai
memiliki keluhan dan pada pemeriksaan
dirasa seluruh kavitas tertutup tiap layer di
obyektif hasil tumpatan masih dalam kondisi
light cure 20 detik dan untuk layer terakhir di
baik dan gigi dalam kondisi vital.
lightcure 40 detik.

Setelah kavitas selesai direstorasi


Diskusi
dilakukan cek traumatik oklusi dengan
artikulating paper lalu dilakukan finishing
permukaan labial menggunakan bur tapper.
Finishing bagian palatal dengan bur flame,
pada sisi proksimal difinishing dengan Gambar 3 kondisi gigi pasca tumpatan

menggunakan finighing strip. Cek tepi Restorasi dengan menggunakan


tumpatan menggunakan sonde untuk bahan resin komposit dipilih karena memiliki
mengecek ada atau tidaknya gap atau step kelebihan pada sisi estetik dengan banyaknya
antara gigi dan tumpatan. Lakukan polishing pilihan shade warna yang bisa presisi dengan
menggunakan bur enhance (Ilume Enhance) warna gigi asli, kebocoran tepi yang minimal,
flame shape pada labial dan palatal, polish mudah dimanipulasi dan waktu kerja yang
sisi proksimal menggunakan polishing strip. cukup lama, dapat dilakukan dalam satu kali
Dan di cek overjet dan overbite gigi yang kunjungan, dan memiliki ketahanan yang
ditumpat. lama sekitar 8 tahun.10
Namun semua kembali lagi ke pengalaman berkurang apabila dibandingkan dengan total
dan skil oprator dalam menciptakan restorasi etch terutama pada kavitas yang luas serta
yang baik dan estetik. kemungkinan terjadinya microleadge akan
lebih besar.12 pada kasus ini restorasi yang
Salah satu kekurangan dari resin
dilakukan cukup besar dan membutuhkan
komposit sebagai bahan restorasi adalah
ikatan antara gigi dan bahan tumpatan yang
adanya srinkage. Srinkage ini dapat
kuat maka dipilihlah teknik total etch.
menyebabkan terjadinya celah atau gap
antara bahan tambalan dan gigi asli, sehingga Kesimpulan
dapat menimbulkan kegagalan ikatan
Restorasi resin komposit dengan
tumpatan dan lebih jauh lagi bisa
bahan resin komposit akan memberikan hasil
menyebabkan secondary karies, bahkan bisa
yang estetik karena tersedianya banyak
menyebabkan fraktur pada hasil tumpatan. 11
pilihan shade warna yang bisa disesuaikan
Saat ini terdapat dua jenis sistem dengan kondisi gigi pasien namun kembali
adhedif pada resin komposit berdasarkan cara lagi pada skill dan kemampuan serta
kerja etsa, yang pertama ada total etch dengan pengalamn oprator untuk dapat
bahan phosporic acid 30-40% yang menghasilkan restorasi yang baik.
diaplkasikan langsung ke email dan dentin.
Daftar pustaka
Etsa jenis ini akan menghilangkan smear
layer dan hidroksiapatit superfisial. Sistem 1. Lam, R. Epidemiologi dan hasil dari cedera
gigi traumatis: Sebuah tinjauan
adhesif yang berikutnya ada self etch, dimana
literatur.Australia Lekuk. J.2016,61(pasokan
pada pengaplikasiannya bahan ini tidak
1), 4–20.
memerlukan pengaplikasian etsa karena 2. Giannetti, L.; Murri, A.; Vecci, F.; Gatto, R.
sudah mengandung larutan monomer asam Dental avulsion: Protokol terapeutik dan

yang bisa diaplikasikan tanpa membutuhkan kualitas hidup terkait kesehatan mulut.eur. J.
Pediatr.
pembilasan. Kedua bahan ini memiliki
Lekuk.2007,8, 69–75.
kelebihan dan kekurangan masing masing
3. Glendor, U. Etiologi dan faktor risiko yang
dimana pada self etch akan lebih berhubungan dengan cedera gigi traumatis —
meminimalkan terjadinya postoperatif Sebuah tinjauan literatur.Lekuk.

sensitivity pada kavitas yang luas namun traumatis.2009, 25, 19–


31.
ikatan antara bahan tumpatan engan gigi akan
4. Garg N, Garg A. Textbook of using stamp technique and pizza
Operative Dentistry. 3rd ed. New technique: A case
Delhi. Jaypee Brothers Medical report. International Journal of
Publishers (P) Ltd; 2015. p. 5,115 Dentistry Research
5. Opdam NJM, Frankenberger R, 12. de Carvalho, L. D., Machado, R. G.,
Magne P. From ‘Direct Versus Lopes, G. C., & de Andrada, M. C.
Indirect’ Toward an Integrated (2012). Nanofilled composite
Restorative Concept in the Posterior restorations with different adhesives
Dentition. Operative Dentistry supp strategies: clinical cases. Case
7. 2016. p. 27-34 reports in dentistry, 2012, 969627
6. American Dental Association. 2003.
Direct and indirect restorative
materials. Journal of the American
Dental Association, 134 4, 463-72 .
7. Schmidseder, Josef. Aesthetic dentistry.
Color atlas of dental medicine. New York :
Georg thieme publisher. 2008. Hal 125-148.
8. Antonio C, Andrea Z,Erica N. Journal of
cosmetic dentistry :Advantages composite :
direct and new semi direct techniques. Vol :
29. Number 3. 2013. Hal 129-137
9. . Von Stein-Lausnitz, M.; Mehnert, A.;
Bruhnke, M.; Sterzenbach, G.; Rosentritt,
M.; Mata-mata, SM; Pahit, K.; Naumann, M.
Restorasi Langsung atau
Tidak Langsung dari Insisivus Sentral
Maksila yang Diperlakukan Endodontik
dengan Cacat Kelas III? Komposit vs Veneer
atau Restorasi
Mahkota.J. Perekat. Lekuk.2018,20, 519–
526.
10. World Health Organization. Future
Use of Materials for Dental
Restoration. Geneva. 2010. p.8-12
11. Soesilo, D., Hadinata, Y. Pangabdian, F., &
Rochyani, L.
(2020). Direct composite restoration

Anda mungkin juga menyukai