Anda di halaman 1dari 6

Ekstraksi Gigi Premolar Pertama dengan Kondisi Akar Bengkok (Dilaserasi)

(Laporan Kasus)
First Premolar Extraction with Dilaseration Root
(Case Report)
Andi Nur Azisah Tenri Awaru1, Indri Kurniasih2

1
Student, School of Dentistry, Faculty of Medicine and Health Sciences, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
2
School of Dentistry, Faculty of Medicine and Health Sciences, Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta

Korespondensi : andinurazisahtenriawaru@gmail.com

Abstrak

Latar Belakang: Pencabutan gigi atau Ekstraksi gigi merupakan pengeluaran gigi dari
soket tulang alveolar karena gigi tidak dapat direstorasi dan dipertahankan lagi. Penatalaksanaan
ekstraksi gigi tergantung dari hasil pemeriksaan subjektif, objektif, pemeriksaan penunjang serta
pemeriksaan klinis akar gigi dan jaringan penyangganya. Laporan Kasus: Pasien laki-laki berusia
23 tahun mengeluhkan gigi belakang kiri atas terdapat tersisa akar. Keluhan sudah dirasakan sejak
6 tahun yang lalu. Pemeriksaan objektif gigi 24 dengan palpasi dan perkusi negatif. Pemeriksaan
penunjang foto rontgen terdapat area radiopak pada akar yang berjumlah 2 dengan area radiolusen
pada ujung akar. Diagnosis adalah radixes, dan perawatan yang akan dilakukan ekstraksi dengan
anestesi infiltrasi. Hasil: Pada kunjungan kedua dilakukan kontrol pasca pencabutan tidak terdapat
adanya keluhan rasa sakit dan bengkak, dari pemeriksaan objektif terdapat soket yang belum
menutup sempurna dan tidak terdapat perdarahan bekas pencabutan. Kesimpulan: Pencabutan gigi
24 dengan menggunakan Teknik anestesi infiltrasi berhasil dilakukan tanpa adanya keluhan dan
komplikasi yang terjadi.

Kata Kunci : Ekstraksi gigi, Dilaserasi, Anestesi infiltrasi

Abstrack

Background: Tooth extraction or tooth extraction is the removal of teeth from the alveolar
bone socket because the teeth cannot be restored and maintained. The management of tooth
extraction depends on the results of subjective, objective examinations, supporting examinations
and clinical examination of the roots of the teeth and their supporting tissues. Case Report: A 23
year old male patient complained of a radixes on the left upper back tooth. This complaint has been
felt since 6 years ago. Objective examination of tooth 24 by palpation and percussion was negative.
X-ray supporting examination found radiopaque areas on the roots, totaling 2 with radiolucent
areas at the root tips. The diagnosis is radixes, and treatment will be extraction with infiltration
anesthesia. Results: On the second visit, post-extraction control was carried out, there were no
complaints of pain and swelling, from an objective examination, there was a socket that had not
closed completely and there was no bleeding from the extraction. Conclusion: Extraction of tooth
24 using infiltration anesthesia technique was successfully carried out without any complaints or
complications.

Keywords : Tooth extraction, Dilaseration, Infiltration anesthesia


PENDAHULUAN LAPORAN KASUS
Pencabutan gigi adalah prosedur Seorang pasien laki-laki berusia 23
pencabutan gigi yang dilakukan dengan tahun mengeluhkan giginya terdapat sisa akar
menggunakan forsep dan elevator, untuk pada gigi atas sebelah kiri sejak 6 bulan yang
tindakan pencabutan secara keseluruhan gigi lalu. Pasien belum pernah memeriksakan ke
atau akar gigi dari tulang alveolar dengan dokter gigi terkait keluhannya. Pasien tidak
seminimal mungkin terjadiya trauma atau pernah merasakan sakit, nyeri, bengkak pada
rasa nyeri sehingga proses penyembuhan luka gigi tersebut dari dulu hingga saat ini. Pasien
baik. Gigi berlubang yang dibiarkan terus tidak memiliki alergi obat maupun makanan
menerus hingga menyebabkan hilangnya tertentu. Pasien tidak sedang konsumsi obat-
seluruh mahkota gigi dan menyisakan akar obatan rutin dan tidak memiliki riwayat
(sisa akar) merupakan penyebab paling utama penyakit sistemik. Pasien terakhir makan jam
alasan dilakukannya pencabutan gigi2. Setiap 11 siang, pasien istirahat jam 1 malam dan
pencabutan gigi memiliki tingkat kesulitan, bangun jam 7 pagi. Berdasarkan hasil
efek samping, serta risiko komplikasi yang pemeriksaan objekif, terdapat sisa akar pada
tidak diinginkan. Komplikasi pada saat gigi 24, perkusi (-) penunjang berupa
pencabutan meliputi fraktur akar dan radiograf periapical untuk dan palpasi (-),
mahkota, fraktur tulang alveolar dan juga dilakukan pemeriksaan melihat klinis
tuberositas maksila, perdarahan, trauma akar gigi dan jaringan penyangganya.
jaringan lunak, fraktur mandibula, perforasi Gambar 1. Foto rontgen gigi 24
sinus maksilaris, dislokasi sendi
temporomandibular, emfisema, trauma saraf,
dan sinkop. Komplikasi pasca pencabutan
meliputi drysocket, perdarahan, inflamasi dan
trismus, emboli, hematoma, dan ekimosis3.
Untuk mengurangi terjadinya komplikasi
sebagai dokter gigi perlu mendalami kasus
mulai dari pemeriksaan subjektif, objektif,
pemeriksaan penunjang serta pemeriksaan Berdasarkan hasil pemeriksaan radiograf
klinis akar gigi dan jaringan pendukungnya. didapatkan hasil :
- Akar : Terdapat area radiopak pada akar Pada kunjungan saat ini setelah
berjumlah 2 yang kecil dan dilakukan persiapan alat dan bahan, pasien
melengkung/divergen. melakukan pengisian informed consent, maka
- Ligament periodontal : Menghilang pada dilakukan pencabutan pada gigi 24 dengan
apikal akar mesial dan distal anestesi topical terlebih dahulu menggunakan
- Periapikal : Terdapat area radiolusen benzocaine pada mucobuccal fold gigi yang
pada apikal akar mesial dan distal akan di injeksi. Kemudian, anestesi infiltrasi
berbatas diffuse. dilakukan dengan menginjeksikan jarum di
atas daerah apikal gigi sedalam 1,5 – 2 cm
PENATALAKSANAAN KASUS dan bevel pada jarum menghadap tulang.
Kunjungan pertama pada tanggal 29 Aspirasi terlebih dahulu lalu deponir
Maret 2022, pasien datang untuk melakukan sebanyak 0,5ml pada mucobuccal fold dan
pencabutan gigi kiri atas. Hasil pemeriksaan 0,5ml bagian palatal. Tunggu 3-5 hingga
objektif menunjukkan sisa akar, perkusi (-) pasien merasakan “rasa kebas atau tebal”.
dan palpasi (-). Pemeriksaan vital sign pasien Dilakukan separasi menggunakan escavator
menunjukkan tekanan darah 105/70mmHg, pada semua sisi bagian gigi dan dilanjutkaan
denyut nadi 80x/menit, respirasi 18x/menit, menggunakan luksator serta bein. Pada kasus
dan dengan suhu afebris. Pasien tidak ini, akar bagian mesial mengalami dilaserasi
memiliki alergi obat dan makanan tertentu. kearah mesial dan akar bagian distal
Pasien juga tidak sedang konsumsi obat rutin mengalami dilaserasi kearah distal. Proses
dan tidak dicurigai memiliki riwayat penyakit pengambilan akar distal memerlukan separasi
sistemik. menggunakan lowspeed hingga sampai
Gambar 2. Foto klinis mencapai bifukasi gigi. Kemudian gigi
berhasil dikeluarkan dan dilakukan spooling
menggunakan povidone iodine dan saline,
serta di depth dengan cotton ball. Pasien
diberikan medikasi pasca ekstraksi
menggunakan antibiotic berupa amoxicillin
500mg sebanyak 15 tablet diminum 3x1, anti
nyeri berupa asam mefenamat 500mg
sebanyak 10 tablet diminum bila nyeri dan
anti inflamasi berupa dexamethasobe 0,5mg menggunakan povidone iodine dan saline
sebanyak 10 tablet. Edukasi pasca ekstraksi pada area luka.
pasien di instruksikan untuk tidak menyentuh
bekas pencabutan menggunakan lidah atau DISKUSI
jari, tidak boleh berkumur terlalu sering, tidak Pada kasus ini, sisa akar di akibatkan
boleh menghisap-hisap bekas pencabutan, karena gigi berlubang yang dibiarkan terus
tidak boleh makan/minum yang panas, tidak menerus yang hingga menghilangkan seluruh
boleh merokok. mahkota gigi sampai tersisa akar. Salah satu
Gambar 3. Gigi 14 tahapan perawatan yang dilakukan sebelum
ekstraksi gigi yaitu dengan melakukan
anestesi untuk meminimalkan rasa nyeri
selama dilakukan pencabutan5.
Faktor penyebab spesifik penyakit untuk
kehilangan gigi sebagian besar meliputi
karies, penyakit periodontal, prostetik,
ortodontik, trauma, gigi impaksi, permintaan
Kunjungan kedua pada tanggal 6 pasien, tidak menjaga kebersihan gigi dan
April 2022, pasien datang untuk melakukan mulut, kurangnya kesadaran akan merawat
kontrol pasca pencabutan gigi seminggu yang gigi, kurangnya edukasi, dan faktor lainnya.
lalu. Pasien mengatakan tidak ada keluhan Prevalensi karies berpengaruh terhadap
rasa sakit, hanya saja daerah bekas bertambahnya usia, yang menyebabkan
pencabutan belum menutup sempurna. Pasien terjadinya perubahan fisiologis pada struktur
rutin konsumsi obat yang diberikan, gigi seperti, struktur email lebih rapuh, retak
menghabiskan antibiotic 15 tablet dan bahkan mudah patah6. Sebelum dilakukan
meminum obat anti nyeri sebanyak 2 tablet. pencabutan, dipastikan kesehatan umum
Hasil pemeriksaan objektif menunjukkan area pasien dalam keadaan baik dan jika terdapat
edentulous pada regio 24 dengan palpasi (-), penyakit sistemik harus terkontrol. Jika tetap
soket belum menutup sempurna dan daerah dilakukan dengan menggunakan alat serta
pencabutan sewarna dengan mukosa sekitar. Teknik yang tidak tepat atau tidak sesuai
Kunjungan ini dilakukan spooling dengan SOP dapat menimbulkan terjadinya
komplikasi7.
Teknik pencabutan gigi konvensional desain flap envelop yang diperluas. Kedua,
dengan menggunakan elevator, luxator, bisa dilakukan pemotongan mahkota arah
periotom, dan forceps bekerja berdasarkan linguo-bukal dengan bur sampai akar
prinsip perluasan soket. Oleh karena itu, akan terpisahkan. Pengangkatan akar gigi beserta
menimbulkan trauma pada tulang alveolar. potongan mahkotanya satu-persatu
Pemeriksaan radiografi sangat membantu menggunakan tang9,10.
dalam melihat keadaan akar gigi dan jaringan
pendukungnya. Keadaan akar gigi seperti KESIMPULAN
bentuk, jumlah, pola akar gigi, Radix gigi 14 telah dilakukan
hipersementosis, kerusakan, fraktur atau ekstraksi dengan anastesi infiltrasi telah
resorbsi akar gigi, dan ankylosis. Akar yang selesai dan berhasil dilakukan tanpa
mengalami dilaserasi atau melengkung komplikasi pasca pencabutan. Medikasi
mudah terjadi fraktur dan memblokir arah antibiotik yang diberikan agar tidak terjadi
pada saat pencabutan. Keadaan ini dapat infeksi, anti inflamasi diberikan untuk
mempersulit pencabutan sehingga harus mengurangi inflamasi dan analgetik diberikan
menggunakan Teknik Open Method yang untuk membantu mengurangi rasa nyeri.
merupakan pengeluaran gigi dengan cara Ekstraksi gigi yang ideal adalah pencabutan
pembedahan yang dlakukan pemotongan gigi tanpa rasa sakit, gigi dapat keluar utuh,
atau tulang. Teknik dengan prinsip ini diawali trauma minimal sehingga bekas pencabutan
dengan pembuatan flap, mengurangi sebagian dapat sembuh dengan baik dan tidak ada
tulang, pemotongan dan pengangkatan gigi, masalah saat dilakukan follow up.
penghalusan tulang, kuretase, dan penjahitan8.
Tindakan pencabutan gigi dengan kasus
tertentu atau disertai faktor penyulit,
dibutuhkan alat yang lebih lengkap sesuai
dengan SOP bedah minor9. Pencabutan gigi
akar multiple atau akar divergen dilakukan
dengan pengambilan satu-persatu bagian
mahkota hingga akar gigi setelah bifurkasi
terpisah/terbelah. Pertama, bisa dilakukan
pembuatan flap mukoperiosteal dengan

Anda mungkin juga menyukai