Anda di halaman 1dari 9

A.

Kebersihan Gigi dan Mulut (Oral Higiene)


Plak gigi merupakan deposit lunak yang melekat erat pada
permukaan gigi, terdiri atas mikroorganisme yang berkembang biak dalam
suatu matrik interseluler jika seseorang mengabaikan kebersihan gigi dan
mulutnya. Plak gigi terbentuk oleh bakteri yang berusaha menempel pada
permukaan halus dari gigi. Plak yang tidak dibersihkan akan menyebabkan
mikroorganisme berkembang biak dan plak akan tebal, mengeras dan
menjadi kalkulus.
Kalkulus merupakan jaringan keras yang melekat erat pada gigi
terdiri dari bahan mineral seperti, kalsium, ferum, zinc, Cu, Ni dan
sebagainya. Rongga mulut manusia tidak pernah bebas dari
mikroorganisme dan umumnya memegang peranan penting dalam
pembentukan dan perlekatan kalkulus yang dimulai dengan pembentukan
plak gigi. Sehingga permukaan kalkulus supragingival dan kalkulus
subgingival selalu diliputi oleh plak gigi. Kalkulus supragingival
warnanya kuning dan biasanya mudah dilepas hanya dengan jari saja.
Sedangkan kalkulus subgingival warnanya coklat kehitaman, melekat erat
dibawah gingival dan sukar dibersihkan. Plak dan kalkulus akan
mengiritasi gingival mengakibatkan pembengkakan pada gingival dan
kegoyangan pada gigi.
Kesehatan rongga mulut memegang peranan penting sebagai
komponen hidup sehat. Jika oral higiene tidak di perlihara dengan baik,
maka akan menimbulkan penyakit didalam rongga mulut, yaitu karies gigi
yang merupakan penyakit di rongga mulut yang dapat menyebabkan
hilangnya gigi secara patologis. Salah satu komponen pembentukan karies
adalah plak. Insiden karies dapat dikurangi dengan melakukan
penyingkiran plak secara mekanis dari permukaan gigi. Peningkatan oral
higiene dapat dilakukan dengan pemeriksaan gigi secara teratur.
Pemeriksaan gigi secara teratur dapat membantu mendeteksi masalah gigi
yang berpotensi menjadi karies.
Oral higiene merupakan tindakan pemeliharaan atau menjaga
rongga mulut agar tetap bersih dan sehat untuk mencegah terjadinya

1
karies, serta bau mulut. Tujuan pemeliharaan oral higiene adalah untuk
menyingkirkan atau mencegah timbulnya plak gigi dan sisa-sisa makanan
yang melekat di gigi. Oral higiene dalam kesehatan gigi dan mulut sangat
penting, beberapa penyakit gigi dan mulut bisa terjadi karena kita kurang
menjaga kebersihan gigi dan mulut. Penyakit gigi dan mulut sering
dijumpai adalah karies gigi.
1. Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S)
a. Pengertian
Mengukur kebersihan gigi dan mulut merupakan upaya untuk
menentukan keadaan kebersihan gigi dan mulut seseorang. Pada
umumnya untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut digunakan
index. Index adalah suatu angka yang menunjukan keadaan klinis yang
didapat pada waktu dilakukan pemeriksaan dengan cara mengukur luas
dari permukaan gigi yang ditutupi oleh plak maupun calculus.
Pengukuran kebersihan gigi dan mulut menurut Green dan Vermilion,
dapat menggunakan index yang dikenal dengan Oral Hygiene Index
(OHI) dan Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S). Awalnya index ini
digunakan untuk menilai penyakit peradangan gusi dan penyakit
periodontal, akan tetapi dari kata yang diperoleh ternyata kurang
berarti atau bermakna, oleh karena itu index ini hanya digunakan untuk
mengukur tingkat kebersihan gigi dan mulut dan menilai efektivitas
dari menyikat gigi. Debris index merupakan nilai (skor) yang diperoleh
dari hasil pemeriksaan terhadap endapan lunak di permukaan gigi yang
dapat berupa plak, material alba, dan food debris, sedangkan calculus
index merupakan nilai (skor) dari endapan keras yang terjadi akibat
pengendapan garam-garam anorganik yang komposisi utamanya
adalah kalsium karbonat dan kalsium posfat yang bercampur dengan
debris, mikroorganisme, dan sel-sel ephitel deskuamasi
b. Gigi Index
Menurut Green dan Vermillion, mengukur kebersihan gigi dan mulut
seseorang memilih enam permukaan gigi index tertentu yang cukup
dapat mewakili segmen depan maupun belakang dari seluruh

2
permukaan gigi yang ada dalam rongga mulut. Gigi-gigi yang dipilih
sebagai gigi index beserta permukaan gigi index yang dianggap
mewakili tiap gigi segmen adalah :
 Gigi 16 pada permukaan bukal
 Gigi 11 pada permukaan labial
 Gigi 26 pada permukaan bukal
 Gigi 36 pada permukaan lingual
 Gigi 31 pada permukaan labial
 Gigi 46 pada permukaan lingual

Permukaan yang diperiksa adalah permukaan gigi yang jelas terlihat


dalam mulut. Gigi index yang tidak ada pada suatu segmen akan
dilakukan penggantian gigi tersebut dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Jika gigi molar pertama tidak ada, penilaian dilakukan pada molar
kedua, jika gigi molar pertama dan kedua tidak ada, penilaian
dilakukan pada molar ketiga akan tetapi jika molar pertama, kedua,
dan ketiga tidak ada maka tidak ada penilaian untuk segmen tersebut.

2) Jika gigi insisif pertama kanan atas tidak ada, dapat diganti dengan
gigi insisif kiri dan jika gigi insisif kiri bawah tidak ada, dapat diganti
dengan gigi insisif pertama kanan bawah, akan tetapi jika gigi insisif
pertama kiri atau kanan tidak ada, maka tidak ada penilaianuntuk
segmen tersebut.

3) Gigi index dianggap tidak ada pada keadaan-keadaan seperti: gigi


hilang karena dicabut, gigi yang merupakan sisa akar, gigi yang
merupakan mahkota jaket, baik yang terbuat dari akrilik maupun
logam, mahkota gigi sudah hilang atau rusak lebih dari ½ bagiannya
pada permukaan index akibat karies maupun fraktur, gigi yang
erupsinya belum mencapai ½ tinggi mahkota klinis.

4) Penilaian dapat dilakukan jika minimal dua gigi index yang


diperiksa.

3
c. Kriteria Debris Index (DI)

Untuk menghitung DI, digunakan rumus sebagai berikut:

4
d. Kriteria Calculus Index (CI)

Untuk menghitung CI, digunakan rumus sebagai berikut:

5
e. Cara melakukan penilaian debris dan calculus
Menurut Green dan Vermilion, kriteria penilaian debris dan calculus
sama, yaitu mengikuti ketentuan sebagai berikut :
Baik : jika nilainya antara 0-0,6
Sedang : jika nilainya antara 0,7-1,8
Buruk : jika nilainya antara 1,9-3,0
Skor OHI-S (Oral Hygiene Index Simplified) diperoleh dari
penjumlahan Debris Index dan Calculus Index. Penilaian skor OHI-S
yaitu:
0-1,2 = Baik
1,3-3,0= Sedang
3,1-6,0= Buruk
B. Karies Gigi
Karies gigi merupakan suatu penyakit pada jaringan keraas gigi yaitu, email,
dentin dan sementum disebabkan aktivitas jasad renik yang ada dalam suatu
karbohidrat yang diragikan. Proses karies ditandai dengan terjadinya
demineralisasi pada jaringan keras gigi, diikuti dengan kerusakan bahan
organiknya. Dua bakteri yang paling umum bertanggung jawab untuk gigi
berlubang adalah Streptococcus Mutans dan Lactobacillus. Jika dibiarkan
dan tidak diobati, maka dapat menyebabkan rasa sakit, infeksi dan
kehilangan gigi. Saat ini, karies tetap merupakan salah satu penyakit yang
paling umum diseluruh dunia.

Indeks-Indeks Karies
Gigi

6
Indeks karies dipakai untuk mengukur pengalaman seseorang terhadap
karies gigi. Ada beberapa indeks karies yang biasa digunakan yaitu :
1. DMFT (Oral Health Surveys Basic Methode dari WHO)
Perhitungan skor DMFT menurut WHO, diperoleh dari penjumlahan
skor Decay, Missing, dan Filling. Diagnosa Decay, Missing, dan
Filling diperoleh berdasarkan kriteria sebagai berikut :

2. Indeks Significant Caries (SiC Index)

7
Indeks SiC baru diperkenalkan sekitar tahun 2000. Brathall
mengusulkan indeks SiC digunakan sebagai standar pengukuran
statistik epidemiologis yang lebih ditekankan pada individu yang
mempunyai angka karies yang tinggi pada suatu populasi. Visi
kesehatan rongga mulut tahun 2015 adalah anak berusia 12 tahun
mempunyai skor SiC yang tidak lebih dari 3. Campus et al. telah
menggunakan indeks SiC untuk menghitung pengalaman karies pada
anak-anak Sardinian di Italia pada tahun 1989 dan memperoleh
rerata SiC sebesar 7,8 yang kemudian menurun menjadi 3,9 pada
tahun 2004. Indeks SiC mudah dihitung, skor SiC diperoleh dari
rerata DMFT pada sepertiga populasi yang mempunyai skor karies
paling tinggi.
Untuk menghitung indeks SiC, yang harus dilakukan adalah :
1). Menghitung nilai DMFT masing-masing individu dari yang
terendah sampai tertinggi atau mengelompokkan nilai yang sama
kemudian, mengurutkan kelompok nilai tersebut dari yang kelompok
terendah sampai tertinggi.
2). Memilih sepertiga dari jumlah populasi dengan skor DMFT
paling tinggi.
3). Nilai rata-rata DMFT dari kelompok tersebut menggambarkan
nilai Significant Caries (SiC Index) dari populasi tersebut.

Sumber : diakses pada Selasa, 15 Oktober 2019 pukul 12:46

8
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/14705/BAB%20II.pdf?se
quence=6&isAllowed=y

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/564/2/BAB%20II.pdf

https://www.mah.se/CAPP/Methods-and-Indices/Oral-Hygiene-Indices/Oral-
Hygiene-Index-Greene-and-Vermilion-1960-/

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/58652/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai