Anda di halaman 1dari 6

Nama : Maurila Firannisa M

NPM : 1112019019

SKEMA

Gingival
Enlargement

Faktor Gambaran
Definisi Etiologi Patofisiologis Tata Laksana
predisposisi Klinis

Penggunaan
obat

Jenis

Mekanisme

Indikasi dan
kontraindikasi

PEMBAHASAN SASARAN BELAJAR

LO 1. Gingival enlargement
1.1 Definisi
Suatu pembesaran pada gingiva yang disebabkan oleh peradangan akibat iritasi
lokal, plak mikrobial, obat-obatan, herediter, dan sistemik (hormonal dan
leukemia). 1
Drug-induced gingival enlargement adalah perbesaran gingiva yang paling
sering dikaitkan dengan pemberian antikonvulsan (terutama fenitoin), siklosporin,
dan agen penghambat saluran kalsium (calcium channel blockers/CCB). 2

1.2 Etiologi
Pembesaran atau pertumbuhan gingiva berlebih (gingival enlargement/overgrowth)
biasanya disebabkan oleh kondisi inflamasi lokal seperti kebersihan mulut yang
buruk, impaksi makanan, atau pernapasan mulut. Kondisi sistemik seperti
perubahan hormonal, terapi obat, atau infiltrat tumor juga dapat menyebabkan atau
berkontribusi pada keparahan pembesaran gingiva.2

1.2.1 Jenis obat


a. Antikonvulsan
Antikonvulsan adalah suatu aktivitas yang diberikan oleh senyawa
tertentu yang dapat mengobati penyakit yang memiliki gejalan kejang
seperti epilepsi.3
Pembesaran gingiva yang diinduksi fenitoin adalah yang paling
umum, mempengaruhi sekitar 50% pasien yang mengonsumsi obat
lebih dari 3 bulan. Meskipun jarang, pembesaran gingiva juga telah
dilaporkan pada pasien yang mengonsumsi jenis antikonvulsan lain,
yaitu asam valproik, fenobarbital, dan vigabatrin.2

b. Immunosupresan
Imunosupresan merupakan golongan obat yang dapat menekan respon
imun berlebihan. Imunosupresan merupakan golongan obat yang dapat
menekan respon imun berlebihan.5
Agen imunosupresan seperti siklosporin menyebabkan
pembesaran gingiva pada 25 sampai 30% orang dewasa dan, terutama,
pada lebih dari 70% anak-anak.2

c. Calcium channel blockers (CCB)


CCB adalah obat penurun tekanan darah yang memperlambat
pergerakan kalsium ke dalam sel jantung dan dinding arteri (pembuluh
darah yang membawa darah dari jantung ke jaringan) - sehingga arteri
menjadi relax dan menurunkan tekanan dan aliran darah di jantung.
Nifedipine dan dilitiazem berperan pada sebagian besar kasus
pembesaran gingiva yang diinduksi oleh penghambat saluran kalsium,
dengan prevalensi sekitar 5 sampai 20% .28 Ada juga laporan tentang
pembesaran gingiva setelah penggunaan verapamil, felodipine, dan
amlodipine. 2
1.2.2 Mekanisme
a. Antikonvulsan
Antikonvulsan adalah obat yang dikembangkan untuk menghambat
penyebaran kejang di otak dengan menekan penembakan neuron
yang cepat dan berlebihan. 4

b. Immunosupresan
Mekanisme imunosupresan dengan menghambat sistem imun. Pada
Cyclosposarine mekanisme menghambat aktivasi sinyal ke reseptor sel-
T, dan menghambat aktivasi sel-T dengan menghambat aktivitas
calcineurin yang berfungsi dalam regulasi transkripsi gem termasuk IL-
2. Dengan dihambatnya IL-2, akan menghambat stimulasi proliferasi
sel-T dan antigen spesifik limfosit T.6

c. Calcium chanel blockers


Mekanisme kerja Calcium Channel Blocker adalah menghambat aliran
masuk kalsium ke dalam sel-sel otot polos arteri (Katzung, 2001). CCB
(Calcium Channel Blocker) memiliki mekanisme kerja penghambatan
masuknya Ca2+ ke dalam sel sehingga terjadi relaksasi otot polos
vaskular dan menurunnya kecepatan nodus SA (sinoatrial) serta
konduksi AV (atrioventricular). Semua penghambat kanal Ca2+
menyebabkan relaksasi otot polos arterial, tetapi efek hambatan ini
kurang pada pembuluh darah vena (Narfrialdi, 2007).

1.2.3 Indikasi dan Kontraindikasi


a. Antikonvulsan
b. Immunosupresan
c. Calcium chanel blockers

1.3 Faktor Predisposisi


Faktor predisposisi gingival enlargement menurut PBPDGI (2020) :
a. Iritasi lokal
b. Plak mikrobial
c. Obat-obatan yang dapat menyebabkan pembesarangingiva yaitu fenitoin,
siklosporin, dan penghambat saluran kalsium.
d. Herediter
e. Sistemik (pasien sedang hamil atau memiliki penyakit sistemik seperti
ketidakseimbangan hormonal, penyakit kanker darah)

1.4 Patofisiologi
Patofisiologi drug-induced gingival enlargement :
Setelah kurang lebih 1 bulan mengonsumsi obat, terjadi pembesaran papila
interdental, biasanya di daerah anterior. Gingiva melekat (attached gingiva)
umumnya terlibat, pembesaran menjadi lebih luas dan menyebabkan kerusakan
gingiva serta komplikasi estetika dan fungsional terkait.2
Obat-obatan ini kemungkinan besar memberikan pengaruhnya bukan dengan
regulasi langsung metabolisme matriks ekstraseluler atau proliferasi fibroblas
gingiva tetapi karena disregulasi sitokin dan faktor pertumbuhan.2

1.5 Gambaran Klinis


Gambaran klinis dari pembesaran gingiva inflamasi yaitu adanya jaringan yang
menunjukkan edema berwarna merah terang atau merah keunguan dan
kecenderungan perdarahan dengan sedikit rangsangan. Bau bisa terjadi akibat
dekomposisi sisa makanan dan akumulasi bakteri. Dalam kasus pembesaran
inflamasi yang berlangsung lama, mungkin ada kehilangan perlekatan periodontal
yang menyebabkan penyakit periodontal.2

1.6 Tata Laksana


a. Eliminasi dari faktor iritasi lokal dengan melakukan skeling.
b. Rujukan medik ke dokter gigi spesialis Ortodonsia untuk perbaikan oklusi atau
pembuatan alat ortodonti akibat iritasi lokal.
c. Rujukan medik ke dokter gigi spesialis Bedah Mulut dan Maksilofasial untuk
eksisi.
d. Rujukan medik ke dokter gigi spesialis Periodonti untuk root planning akibat
plak mikrobial dan gingivoplasti secara berkala karena pembesaran gingiva ini
bersifat rekuren akibat adanya faktor etiologi genetik (herediter) dan obat-
obatan.
e. Konsultasi dan rujukan medik ke dokter spesialis Penyakit Dalam untuk
identifikasi penyakit sistemik yang terkait.

Tatalaksanan drug-induces gingival enlargement :


Pencegahan melalui kebersihan mulut yang optimal sangat penting untuk
meminimalisir keparahan pembesaran. Ada beberapa pilihan pengobatan untuk
pembesaran gingiva akibat obat. Perawatan yang paling dapat diprediksi adalah
pemberhentian atau penggantian obat. Perawatan non-bedah seperti debridement
gingiva dan antimikroba topikal atau sistemik dapat memperbaiki pembesaran
gingiva.2
Tindakan bedah dilakukan pada kasus yang parah dan biasanya tidak
memberikan perubahan jangka panjang. Tindakan bedah tersebut antara lain : 2
1. Gingivektomi konvensional
2. Operasi flap periodontal
3. Gingivektomi ablasi laser.
DAFTAR PUSTAKA

1. PBPDGI. Paduan Praktis Klinis Penyakit Mulut. PBPDGI; 2020


2. Greenberg MS, Glick M, Ship JA. Burket’s Oral Medicine 11th ed. Ontario: BC Decker;
2008
3. Alfathan P, Wathoni N. Review Artikel: Metode Pengujian Aktivitas Antikonvulsan
sebagai Skrining Pengobatan Epilepsi. Bandung: Universitas Padjadjaran; 2019
4. Dwi AM, Agustina R, Indriyanti N. Pola Penggunaan Obat Antikonvulsan pada Pasien
Gangguan Kejiwaan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam Samarinda.
Proc. Mul. Pharm. Conf. [Internet]. 2019.  Available from:
https://prosiding.farmasi.unmul.ac.id/index.php/mpc/article/view/345
5. Trihastuti A, Rahmatulani S, Hamdin CD. Efek Ekstrak Petroleum Eter Daun Ara (Ficus
racemosa Linn.) pada Indeks Fagositosis Mencit (Mus musculus). Mataram: Universitas
Mataram; 2019
6. Saraventi, Auerkari A. Aspek Imunologis pada Pemphigus Vulgaris. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Indonesia; 2005
7.

Anda mungkin juga menyukai