Anda di halaman 1dari 4

Nama : Maurila Firannisa Mahaputri

NPM : 1112019019

SKEMA

ART

Indikasi dan Kelebiihan dan Restorasi


Definisi Tahapan Instrumen
Kontraindikasi Kekurangan permanen (GIC)

Sifat GIC

Indikasi dan
Kontrandikasi
GIC

Kelebihan dan
Kekurangan GIC

Tahapan
manipulasi GIC

Tahapan
restorasi
dengan GIC

SASARAN BELAJAR

LO 1. MM Atraumatic Restorative Treatment


1.1. Definisi
Atraumatic Restorative Treatment (ART) adalah suatu metode atau prosedur
penumpatan di bidang konservasi gigi dengan cara membuang jaringan karies gigi
hanya dengan instrument genggam, selanjutnya membersihkan dan menumpat
dengan bahan tumpat yang bersifat adhesive. 1

1.2. Tahapan
Restorasi permanen yang digunakan pada ART yaitu GIC. Tahapannya :
1. Campurkan gic sesuai dengan takaran pabrik lalu masukkan adonan tersebut ke
dalam kavitas hingga penuh
2. Tekan menggunakan jari yang menggunakan handscoon
3. Hilangkan kelebihan material menggunakan carver
4. Lapisi dengan varnish
5. Instruksikan pasien untuk tidak makan selama satu jam
1.3. Indikasi dan kontraindikasi
a. Indikasi ART adalah :
1. Karies pada satu permukaan
2. Karies email
3. Karies telah rnengenai dentin namun belum pernah sakit dan kavitas dapat
dijangkau dengan instrumen genggam.

b. Kontraindikasi ART adalah:


1. Karies lanjut dan gigi telah mengalami abses atau fistula
2. Karies telah mengenai pulpa
3. Pulpitis khronis
4. Gigi pernah sakit dalam periode waktu yang lama
5. Kavitas tidak dapat dijangkau dengan instrument tangan. 1

1.4. Instrumen
Instrumen ART ini terdiri dari pinset, sonde, hatchet, spoon excavator (small,
medium atau large), applier/carver, glass slab atau paper mixing pad, dan spatula.
Untuk penerangan wilayah kerja dapat menggunakan cahaya alami atau lampu biasa
saja. 1

1.5. Kelebihan dan kekurangan


ART memiliki keuntungan yaitu dapat menjangkau daerah perifer atau daerah
dengan sarana listrik maupun sarana air terbatas, biaya instrumen yang diperlukan
relatif murah dibanding dengan cara konvensional, instrumen dapat dijinjing dan
mudah dibawa kemana-mana. 1

LO 2. MM Restorasi Permanen (GIC)


2.1. Sifat GIC
Bahan tambal yang dipilih untuk digunakan dalam teknik ART adalah Glass Ionomer,
bahan yang pertama kali di perkenalkan di Inggris pada tahun 1970 oleh Wilson &
Kent ini dipilih karena memiliki beberapa sifat yang cocok untuk diaplikasikan dalam
teknik ART yaitu memiliki daya rekat yang baik pada gigi, warna cukup estetis,
sederhana cara pengaplikasiannya, serta mengandung fluor yang dapat menghambat
laju perjalanan karies. 2

2.2. Indikasi dan kontraindikasi GIC


a. Indikasi glass ionomer cement adalah,
1. Restorasi pada lesi erosi/abrasi tanpa preparasi kavitas.
2. Penutupan / penumpatan pit dan fisura oklusal.
3. Restorasi gigi decidiu.
4. Restorasi lesi karies kelas V.
5. Restorasi lesi karies kelas III, diutamakan yang pembukaannya dari lingual
atau palatinal belum melibatkan bagian labial.

b. Kontra indikasi:
1. Kavitas –kavitas yang ketebalannya kurang
2. Kavitas-kavitas yang terletak pada daerah yang menerima tekanan tinggi
3. Lesi karies klas IV atau fraktur insisal
4. Lesi yang melibatkan area luas pada email labial yang mengutamakan factor
estetika. 3

2.3. Kelebihan dan kekurangan GIC


Keuntungan GIC yaitu pelepasan fluoride dari semen silikat, sedangkan semen
polikarboksilat mempunyai kemampuan melekat secara kimia pada struktur gigi.
Fluoride dalam kandungan GIC memiliki kemampuan antikariogenik. Indikasi
penggunaan GIC untuk perawatan gigi anak yang mempunyai resiko karies tinggi dan
pada dewasa digunakan restorasi untuk kelas III dan V.
Kekurangan GIC diantaranya adalah ketahanan terhadap fraktur dan jangka
pemaiakan rendah. GIC tradisional untuk penggunaan preparasi perbaikan oklusal
memiliki kekuatan yang rendah pada bagian dengan GIC yang tipis, hal ini dapat
mengakibatkan marginal chipping.4
GIC juga rentan terhadap elastic deformation. GIC memiliki initial setting yang
lambat dan dapat menyebabkan iritasi pulpa. Untuk itu, GIC perlu diberi varnish
terlebih dahulu.

2.4. Tahapan manipulasi GIC


1. Bubuk GIC diambil dengan takaran 1 scoop, pengambilan dengan cara ringan
tanpa menyentuh dinding botol
2. Letakkan di atas paper pad
3. Teteskan cairan sebanyak 1tetes di atas paper pad dan di dekan bubuk. Usahakan
jangan sampai ada gelembung udara saat meneteskan cairan
4. Aduk dengan Gerakan memutar dan sesekali melipat
5. Total waktu pencampuran bubuk dan cairan sampai homogen adalah maksimal 60
detik. 6

2.5. Tahapan restorasi dengan GIC


1. Isolasi daerah kerja dengan cotton roll untuk mengabsorbsi saliva
2. Bersihkan permukaan gigi yang akan dirawat
3. Perluas daerah lesi dengan ekskavator. Jaringan karies dibersihkan dengan
ekskavator sampai tidak ada lagi dentin yang lunak, lalu bersihkan dan keringkan
kavitas
4. Bersihkan kavitas dengan dentin conditioner (polyacrylic 10%), kemudian bilas
dengan kapas basah dan keringkan
5. Campurkan GIC sesuai takaran pabrik, lalu masukkan adonan GIC tersebut ke
dalam kavitas hingga penuh
6. Tekan dengan menggunakan jari yang memakai gloves/sarung tangan
7. Hilangkan kelebihan material menggunakan carver
8. Lapisi dengan varnish
9. Instruksikan pasien untuk tidak makan dalam waktu satu jam
DAFTAR PUSTAKA

1. Agtini M.D. 2010. Efektifitas pencegahan karies dengan atraumatic restorative treatment dan
tumpatan glass ionomer cement dalam pengendalian karies dibeberapa negara. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI.)
2. Riyanti, E. Perawatan Restoratif Atraumatik. Dentamedia. 1999; No 4 Vol 3 : 5-7.
3. Sulastri, S. 2017. Dental Material Edisi Tahun 2017. Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan. hal. 56.
4. Garg, N. 2013. Textbook of Operative Dentistry. Jaypee: New Delhi. h. 19–20
5. Koudi, M.S. dan Patil, S.B. 2007. Dental Materials: Prep Manual for Undergraduates.
Elsevier, New Delhi. p. 31
6. Widiastuti, D.A. 2017. Perbedaan Setting Time Glass Ionomer Cement Tipe II dengan
Penambahan Asam Tartarat 5% dan Penambahan Asam Tartarat 10%. Universitas
Brawijaya: Malang

Anda mungkin juga menyukai