Capping Pulpa
Peceptor : drg. Yusrini Pasril, Sp. KG
Peceptor : drg. Yusrini Pasril, Sp. KG
• Perawatan Capping pulpa indirek di indikasikan untuk karies dentin yang dalam tetapi
masih terdapat lapisan dentin pada dasar kavitas yang apabila dilakukan pemeriksaan
klinis dan radiografi tidak ditemukan degenerasi pulpa dan penyakit periradikuler.
• Capping pulpa indirek hanya dipertimbangkan jika tidak ada riwayat pulpalgia atau tidak
ada tanda-tanda pulpitis ireversibel, setelah semua dentin lunak dibuang, diatas dentin
sisa diletakan kalsium hidroksida guna menekan bakteri.
Laporan kasus
Nama : Muh. Amin Nurrudin
Umur : 25 tahun
Alamat : Yogyakarta
No. RM : 78957
Pemerikasaan subjektif
Kunjungan 1
Pasien mengeluhkan gigi belakang sebelah kiri terasa berlubang besar. Gigi berlubang sudah
dikeluhkan sekitar 2 tahun yang lalu, pasien merasa tidak nyaman karna makanan sering terselip di
lubang terserbut. Pasien mengeluhkan terkadang ngilu ketika minum dingin dan hanya sebentar tidak
menetap ngilunya. Gigi tersebut belum pernah dilakukan perawatan. Pasien belum pernah merasakan
sakit secara spontan dan belum pernah merasakan bengkak pada gigi tersebut.
Pemeriksaan Objektif
• Diagnosis : Pulpitis
• Prognosis : Meragukan, 1. KIE
Reversible disertai karies
karna di dalam radiograf 2. Pulp Capping Indirect
dentin
terdapat radiolusen pada 3. Tumpat Permanen kelas I
• Gv black : klas I
daerah periapikal. 4. Kontrol dan evaluasi
ICDAS: D.5
Mount and hume : 1.3
Tahapan perawatan
• Indirect pulp capping adalah salah satu proses utama terapi pulpa vital yang sudah mengenai dentin paling
dekat dengan pulpa sehingga dilakukan mencegah agar tidak terjadi terbukanya pulpa.
• Kemudian lapisan dentin ini ditutupi dengan bahan yang membantu dalam pembentukan dentin reparatif dan
perlindungan pulpa. Secara konvensional bahan yang paling umum digunakan adalah kalsium
hidroksida. Hal ini disebabkan oleh pH basa kalsium hidroksida dan sifat biokompatibelnya yang
menandakan remineralisasi pada pertemuan pulpa dan dentin.
• Penggunaan antiseptik kimia yaitu chlorhexidine gluconate menjadi aspek penting dari terapi antimikroba
rongga mulut seperti yang biasa digunakan sebagai sistem irigasi dan agen medis intrakanal.
• Bahan bioaktif baru yang disebut biodentine telah diperkenalkan sebagai pengganti buatan untuk
dentin. Bahan baru ini memiliki beberapa fitur tambahan seperti ketahanan terhadap kebocoran mikro
direstorasi gigi dengan karies besar yang menghasilkan sensitivitas minimal. Biodentine juga membantu
dalam meningkatkan deposisi mineral dan kepadatan jembatan antara pulpa dan dentin.
Telaah Jurnal
Tujuan Metode
● Penelitian ini dilakukan untuk ● Dalam penelitian ini, 54 pasien dipilih. Di antara pasien ini, 72 geraham
membandingkan efektivitas biodentin, permanen muda dipilih secara acak di mana IPC diperlukan. Gigi-gigi ini
kalsium hidroksida, dan klorheksidin secara acak dikategorikan menjadi tiga kelompok yang berbeda dan
glukonat 2%. digunakan bersama dengan masing-masing kelompok terdiri dari 24 gigi.
resin-modified glass ionomer cement
● Kelompok A yang terdiri dari gigi yang dirawat dengan biodentin,
(RMGIC) sebagai bahan indirect pulp
capping pada gigi geraham permanen muda. ● Kelompok B yang terdiri dari gigi yang dirawat dengan klorheksidin 2%
glukonat diikuti oleh RMGIC,
● Kelompok C yang terdiri dari gigi yang dirawat dengan kalsium
hidroksida.
● Semua kasus menjadi sasaran tindak lanjut untuk evaluasi klinis dan
radiografi pada 4, 8, dan 16 bulan. Data dicatat dan dianalisis secara
statistik dengan memanfaatkanuji chi-kuadrat.
Hasil Penelitian
Masing-masing pada 16 bulan tindak lanjut yang menetapkan bahwa ketiga bahan tersebut efektif dalam perawatan capping pulpa
dengan tidak banyak perbedaan. Namun, biodentine terbukti lebih berhasil secara klinis dan radiografis
Diskusi
• Beberapa bahan yang digunakan untuk IPC dan perlu untuk mengevaluasi efektivitas mereka di IPC. Dalam
studi saat ini, tiga berbeda bahan yaitu biodentin, kalsium hidroksida, dan RMGIC dengan 2% chlorhexidine
dibandingkan untuk efektivitas mereka di IPC digeraham permanen muda.
• Biodentin ditemukan sebagai IPC yang lebih baik agen meskipun dua bahan lainnya juga secara statistic
serupa dalam hasil mereka. Telah diperhatikan bahwa bentuk biodentin kristal hidroksiapatit pada margin
yang memberikannya integritas margin yang lebih baik. Umumnya, kebocoran mikro adalah bertanggung
jawab untuk infeksi pulpa yang menyebabkan gangguan keberhasilan terapi pulpa vital
• Kalsium hidroksida bertindak sebagai agen pulp capping karena ada pembentukan jaringan keras akibat
inflamasi respon terhadap sifat iritasi kalsium hidroksida. Tapi di kasus biodentin, pembentukan jaringan keras
tidak bersifat inflamasi karena adalah karena kompatibilitas mereka dengan perekrutan sel. Dinyatakan
bahwa lapisan nekrotik yang terbentuk akibat kalsium hidroksida muncul menjadi lebih besar dari bahan
bioaktif lainnya seperti biodentine
• Keterbatasan penelitian ini adalah bahwa pemeriksaan histologis tidak dilakukan, sehingga perlu lebih banyak
studi yang melibatkan histologis pemeriksaan dengan periode tindak lanjut yang lebih lama dan ukuran
sampel yang lebih besar harus dilakukan untuk hasil yang lebih baik.
Kesimpulan