PI : Keluhan tersebut berawal dari 6 hari yang lalu sakitnya yaitu berada di langit – langit sebelah kiri seperti
sariawan, kemerahan, dan berjumlah banyak, kemudian dihari keempat pasien baru merasakan meriang
dan minum obat paracetamol. Daerah langit – langit tersebut dirasakan terbakar panas, gatal, sakit dengan
skala 4 dan di hari keempat itu juga muncul lesi baru pada bibir bawah yang dikeluhkan saat pasien
datang untuk dilakukan pemeriksaaan, kemudian pada hari kelima pasien merasa gatal pada kepala, leher
tangan sebelah kiri saja dan terlihat pori – pori kulit membesar dan gatal apabila tersentuh. Riwayat
sakitnya dulu tahun 2018 pasien sudah pernah mengalami hal yang sama dibagian langit - langit kiri juga
dan hanya minum paracetamol saja, di tahun 2019 juga pernah mengalami hal serupa tetapi di bibir
bagian kanan dan hanya minum paracetamol dan sembuh sekitar 2 minggu, biasanya lesi tersebut muncul
ketika stress dan kondisi pasien saat capek.
PDH : Pasien menggosok gigi 2x sehari saat mandi pagi dan sore. Pasien terakhir ke dokter
gigi sekitar 1 tahun yang lalu.
PMH : Riwayat kesehatan medisnya pasien pernah jatuh tahun 2018 dan didiagnosis HNP
(Hernia Nukleus Pulposus) dan pasien konsumsi obat nyeri selama 6 bulan dan kalua
sekarang pasien minum ketika merasa sakit saja, selain itu pasien juga mempunyai
penyakit vertigo
FH : Orangtua pasien tidak memiliki kondisi sistemik. Orang tua pasien juga tidak memiliki
kondisi serupa yang dikeluhkan pasien.
SH : Pasien adalah mahasiswa profesi tahun 2018 dan belum lulus. Pasien kurang
konsumsi air putih, buah dan sayur sehingga bibir pasien terasa kering. Pasien tidak
pernah melakukan olahraga rutin.
Pemeriksaan Objektif
Terdapat lesi erosif bergerombol dipalatal durum kiri pada interdental P2&M1 berbentuk irregular,
multiple, berwarna merah dengan halo erithematus ukuran sekitar 1 -2 mm, berbatas jelas.
Terdapat lesi ulserasi berada di mukosa bibir kiri bawah berbentuk irregular berwarna putih, kuning
keabuan dengan halo erithematus ukuran sekitar 1 -2 mm, berbatas jelas.
Hari Ke 4 Hari Ke 6
Assesment
Terapi Suportif : Meresepkan multivitamin, makan yg bergizi dan istirahat yang cukup
• Patogenesis : HSV >> cairan tubuh >> masuk ke hospes berikatan >> bermigrasi dan
menetap di ganglia (aktif bila ada pemicu)
• Virus HSV berada di nervus trigeminal, yang ada dalam tubuh karena imun turun dan faktor
predisposisi lainnya sehingga teraktivasi kembali
RIH ( Recurrent Intraoral Herpes)
• Salah satu pemicu terjadinya reaktivasi HSV 1 adalah stres emosional. Peningkatan
hormon stres berkaitan dengan Pituitary hormon axis (HPA) dan modulasi sistem imun
akibat respon imun spesifik terhadap virus.
• Hormon yang berhubungan dengan stres berupa hormon epineprin dan kortikosteron.
• Hormon stres di ekspresikan pada saraf sensoris dan saraf simpatis. Saraf yang yang
bekerja pada pengeluaran hormon stres terjadi pada saraf otonom simpatis yang terletak
di antara saraf sensoris ganglion trigeminal dan saraf simpatik ganglion servikal atas.
• Di antara saraf sensoris Trigeminal ganglia dan saraf simpatik ganglion servikal atas
diekspresikan reseptor adrenergik yang mengaktifkan epineprin dan reseptor
glukokortikoid yang diaktifkan kortikosteron.
Daftar Pustaka
1. Woo SB, Challacombe SJ. Management of recurrent oral herpes simpex infection. Oral Surg Oral
Med Oral Pathol Oral Radiol Endod 2007; 103: s12e1-s12e18
2. Bhateja S. Recurrent Intraoral Herpes (RIH) p. Infection – A Case Report. Biomed J Sci
Tech Res [Internet]. 2017;1(3):3–5. Available from: http://biomedres.us/fulltexts
/BJSTR. MS.ID.000241.php
3. Westley S, Seymour R, Staines K. Recurrent intra-oral herpes simplex 1 infection. Dent
Updat. 2011;38(6):368-370-374.
Terimakasih
Wassalamualaikum, wr wb