Anda di halaman 1dari 15

Diskusi Lesi Oral

Recurrent Intraoral Herpes (RIH)


Presentan : Della Zerlina (20194020032)

DPJP : drg. Dwi Suhartiningtyas, MDSc


Identitas Pasien
o Nama : Nn. HR
o Usia : 26 tahun
o Jenis Kelamin : Perempuan
o Agama : Islam
o Alamat : Kasihan, Bantul DIY
o Pekerjaan : Mahasiswa
o No. CP3DG : 022686
Pemeriksaan Subjektif
(Kunjungan 1, 5 Oktober 2021)
CC : Pasien wanita usia 26 tahun datang untuk memeriksakan keluhan sakit pada langit – langit dan bibir
bawah kiri terasa gatal dan tadi pagi pasien merasa meriang.

PI : Keluhan tersebut berawal dari 6 hari yang lalu sakitnya yaitu berada di langit – langit sebelah kiri seperti
sariawan, kemerahan, dan berjumlah banyak, kemudian dihari keempat pasien baru merasakan meriang
dan minum obat paracetamol. Daerah langit – langit tersebut dirasakan terbakar panas, gatal, sakit dengan
skala 4 dan di hari keempat itu juga muncul lesi baru pada bibir bawah yang dikeluhkan saat pasien
datang untuk dilakukan pemeriksaaan, kemudian pada hari kelima pasien merasa gatal pada kepala, leher
tangan sebelah kiri saja dan terlihat pori – pori kulit membesar dan gatal apabila tersentuh. Riwayat
sakitnya dulu tahun 2018 pasien sudah pernah mengalami hal yang sama dibagian langit - langit kiri juga
dan hanya minum paracetamol saja, di tahun 2019 juga pernah mengalami hal serupa tetapi di bibir
bagian kanan dan hanya minum paracetamol dan sembuh sekitar 2 minggu, biasanya lesi tersebut muncul
ketika stress dan kondisi pasien saat capek.
PDH : Pasien menggosok gigi 2x sehari saat mandi pagi dan sore. Pasien terakhir ke dokter
gigi sekitar 1 tahun yang lalu.

PMH : Riwayat kesehatan medisnya pasien pernah jatuh tahun 2018 dan didiagnosis HNP
(Hernia Nukleus Pulposus) dan pasien konsumsi obat nyeri selama 6 bulan dan kalua
sekarang pasien minum ketika merasa sakit saja, selain itu pasien juga mempunyai
penyakit vertigo

FH : Orangtua pasien tidak memiliki kondisi sistemik. Orang tua pasien juga tidak memiliki
kondisi serupa yang dikeluhkan pasien.

SH : Pasien adalah mahasiswa profesi tahun 2018 dan belum lulus. Pasien kurang
konsumsi air putih, buah dan sayur sehingga bibir pasien terasa kering. Pasien tidak
pernah melakukan olahraga rutin.
Pemeriksaan Objektif
Terdapat lesi erosif bergerombol dipalatal durum kiri pada interdental P2&M1 berbentuk irregular,
multiple, berwarna merah dengan halo erithematus ukuran sekitar 1 -2 mm, berbatas jelas.
Terdapat lesi ulserasi berada di mukosa bibir kiri bawah berbentuk irregular berwarna putih, kuning
keabuan dengan halo erithematus ukuran sekitar 1 -2 mm, berbatas jelas.

Hari Ke 4 Hari Ke 6
Assesment

Diagnosis Etiologi &


Predisposisi
Recurrent Intraoral Herpes
(RIH) Etiologi:

Virus herpes simplex (HSV-1)


Different Diagnosis
Predisposisi:
Sistem imun menurun, alergi, stress,
Stomatitis Apthouse
Recurrent (SAR)
Treatment Planning
1. KIE
Komunikasi: Memberitahukan kepada pasien mengenai kondisi yang dikeluhkan tersebut merupakan
Recurrent Intraoral Herpes (RIH) yang disebabkan oleh virus dan ,memberitahukan kepada pasien bahwa
kondisi tersebut tidak berbahaya, tidak menimbulkan keganasan dan bisa diobati.
Informasi: Menjelaskan kepada pasien mengenai penyebab timbulnya keluhan tersebut, dimana kondisi
tersebut dapat disebabkan karena stress dan imun yang turun sehingga virus tersebut bisa teraktivasi
kembali dan menimbulkan gejala yang sama. Menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan
pengukuran Tingkat kecemasan/ stress pada pasien dengan menggunakan kuisioner Depression Anxiety
Stress Scales (DASS 42)
Edukasi:
• Menyampaikan kepada pasien untuk mengendalikan emosi agar tidak stress dan istirahat yang cukup
• Instruksikan untuk makan makanan sehat buah dan sayur, teratur mengkonsumsi vitamin dan banyak
minum air putih selain itu juga olahraga yang teratur.
• Menginstruksikan pasien untuk menjaga kebersihan rongga mulut dengan cara sikat gigi 2 kali sehari
saat pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur, serta rutin ke dokter gigi 6 bulan sekali.
Treatment Planning
2. Terapi Kausatif :Meresepkan obat Acylovir ( Acyclovir tab 200mg 5x sehari selama 5 hari )

Terapi Suportif : Meresepkan multivitamin, makan yg bergizi dan istirahat yang cukup

3. Pengukuran tingkat kecemasan dengan kuisoner DASS 42 dengan hasil :

Hasil Penilaian didapatkan skor :


• Skala Depresi dengan nilai : 15 (Sedang)
• Skala Kecemasan dengan nilai : 27 (Sangat parah)
• Skala Stress dengan nilai : 32 (Sangat parah)
4. Kontrol dan Evaluasi
Kunjungan 2 (Kontrol Online)
5 Oktober 2021
Pemeriksaan Subjektif :
Pasien wanita usia 26 tahun melakukan kontrol online terkait lesi pada bibir bawah dan
bagian langit – langit sebelah kiri. Saat kontrol online pasien sudah tidak merasakan rasa sakit,
gatal atau rasa terbakar pada area rongga mulut maupun leher sebelah kirinya dan kondisi badan
pasien juga sudah tidak terasa meriang ataupun panas. Lesi yang dirasakan pasien hilang setelah
4 hari mengkonsumsi obat acyclovir yang diresepkan. Pasien menginformasikan bahwa rajin
mengkonsumsi obatnya yaitu acyclovir dan multivitamin secara rutin dan saat ini pasien banyak
minum air putih dan merasa badannya sudah sehat seperti semula.
Pemeriksaan Objektif
Terdapat mukosa yang sehat pada bagian bibir bawah dan palatal pada interdental p2 dan m1
sebelah kiri dalam kondisi normal tanpa ada lesi dan sewarna mukosa
 

Assesment : Mukosa normal


Treatment planning
1. KIE
Komunikasi: Memberitahukan kepada pasien saat ini kondisi mukosa sudah normal dan harus tetap
menjaga kesehatan tubuh serta mengendalikan stress
Informasi: Menjelaskan kepada pasien mengenai penyebab timbulnya keluhan tersebut, dimana
kondisi tersebut dapat disebabkan karena stress, imun yang turun karna defisiensi nutrisi, karna alergi
dan bisa juga karna trauma. Sehingga virus tersebut bisa teraktivasi kembali dan menimbulkan gejala
yang sama.
Edukasi:
o Menyampaikan kepada pasien untuk mengendalikan emosi agar tidak stress bisa melakukan
konsultasi ke psikolog jika diperlukan dan istirahat yang cukup
o Instruksikan untuk makan makanan sehat buah dan sayur, teratur mengkonsumsi vitamin dan banyak
minum air putih setiap hari minimal minum 8 gelas selain itu juga olahraga yang teratur.
o Menginstruksikan pasien untuk menjaga kebersihan rongga mulut dengan cara sikat gigi 2 kali
sehari saat pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur, serta rutin ke dokter gigi 6 bulan
sekali.
Diskusi
• Recurrent Intraoral Herpes (RIH) merupakan bentuk sekunder atau rekuren dari infeksi
herpes simpleks primer. Herpes simpleks adalah penyakit yang disebabkan oleh virus herpes
simpleks (VHS) yang merupakan virus DNA
• Tanda gejala: demam, rasa terbakar, rasa gatal, penurunan nafsu makan,
• Terjadinya lesi RIH melalui beberapa tahap yaitu prodromal, kemerahan, papula, vesikuler,
ulser, krusta, pengelupasan krusta dan epitelisasi lengkap (sembuh)

• Patogenesis : HSV >> cairan tubuh >> masuk ke hospes berikatan >> bermigrasi dan
menetap di ganglia (aktif bila ada pemicu)

• Virus HSV berada di nervus trigeminal, yang ada dalam tubuh karena imun turun dan faktor
predisposisi lainnya sehingga teraktivasi kembali
RIH ( Recurrent Intraoral Herpes)
• Salah satu pemicu terjadinya reaktivasi HSV 1 adalah stres emosional. Peningkatan
hormon stres berkaitan dengan Pituitary hormon axis (HPA) dan modulasi sistem imun
akibat respon imun spesifik terhadap virus.

• Hormon yang berhubungan dengan stres berupa hormon epineprin dan kortikosteron.

• Hormon stres di ekspresikan pada saraf sensoris dan saraf simpatis. Saraf yang yang
bekerja pada pengeluaran hormon stres terjadi pada saraf otonom simpatis yang terletak
di antara saraf sensoris ganglion trigeminal dan saraf simpatik ganglion servikal atas.

• Di antara saraf sensoris Trigeminal ganglia dan saraf simpatik ganglion servikal atas
diekspresikan reseptor adrenergik yang mengaktifkan epineprin dan reseptor
glukokortikoid yang diaktifkan kortikosteron.
Daftar Pustaka
1. Woo SB, Challacombe SJ. Management of recurrent oral herpes simpex infection. Oral Surg Oral
Med Oral Pathol Oral Radiol Endod 2007; 103: s12e1-s12e18
2. Bhateja S. Recurrent Intraoral Herpes (RIH) p. Infection – A Case Report. Biomed J Sci
Tech Res [Internet]. 2017;1(3):3–5. Available from: http://biomedres.us/fulltexts
/BJSTR. MS.ID.000241.php
3. Westley S, Seymour R, Staines K. Recurrent intra-oral herpes simplex 1 infection. Dent
Updat. 2011;38(6):368-370-374.
Terimakasih
Wassalamualaikum, wr wb

Anda mungkin juga menyukai