BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
PADA PASIEN HERPES
2.1 Pengkajian
2.1.1 Identitas Pasien
Di dalam identitas hal-hal yang perlu di kaji antara lain nama
pasien, alamat pasien, umur pasien biasanya kejadian ini mencakup
semua usia antara anak-anak sampai dewasa, tanggal masuk ruma
sakit penting untuk di kaji untuk melihat perkembangan dari
pengobatan, penanggung jawab pasien agar pengobatan dapat di
lakukan dengan persetujuan dari pihak pasien dan petugas
kesehatan
Herpes zoster biasanya muncul pada orang berkulit putih (35%
lebih tinggi dibandingkan orang kulit gelap) dan insiden meningkat
3 sampai 7 kali lebih tinggi pada orang lanjut usia. Pada pasien
immunocompromised memiliki risiko 20 kali lebih tinggi
dibandingkan pasien immunocompetent. Beberapa studi
melaporkan insiden pada wanita lebih tinggi dibandingkan laki-laki
(3,8 kasus per 1000 penduduk per tahun pada wanita dan 2,6 kasus
per 1000 penduduk per tahun) (Weinberg dkk., 2007).
Penyakit herpes simpleks tersebar kosmopolit dan menyerang
baik pria maupun wanita dengan frekuensi yang tidak berbeda
(Siregar, 2005). Sekitar 50 juta penduduk menderita infeksi HSV
pada usia 12 tahun atau lebih (Habif, 2004). Infeksi primer oleh
HSV tipe I biasanya dimulai pada usia anak-anak, sedangkan
infeksi HSV tipe II biasanya terjadi sebanyak 25-50% dari populasi
(Sterry, 2006)]
2.1.2 Riwayat Keluhan Utama
Gejala yang sering menyebabkan penderita datang ke tempat
pelayanan kesehatan adalah nyeri pada lesi yang timbul dan gatal-
4
gatal pada daerah yang terkena pada fase-fase awal baik pada
herpes zoster maupun simpleks.
2.1.3 Riwayat Keperawatan
1. Riwayat penyakit sekarang
Herpes Simpleks : Kembangkan pola PQRST pada setiap
keluhan klien. Pada beberapa kasus, timbul lesi berkelompok
pada penderita merasakan nyeri yang hebat, terutama pada area
kulit yang mengalami peradangan berat dan vesikulasi yang
hebat.
Herpes Zooster : Terdapat lesi/vesikel perkelompok dan
penderita juga mengalami demam. Selain itu, biasanya klien
mengeluh sudah beberapa hari demam dan timbul rasa gatal dan
timbul rasa gatal/nyeri kepala dan badan terasa lelah. Mula-mula
timbul papula berbentuk urtika, setelah 1-2 hari timbul
gerombolan vesikula.
2. Riwayat penyakit dahulu
Diderita kembali oleh pasien yang pernah mengalami penyakit
herpes simplek, klien pernah kontak dengan penderita varisela,
atau memiliki riwayat penyakit seperti ini.
3. Riwayat penyakit keluarga
Sering diderita kembali oleh klien yang pernah mengalami
penyakit herpes simpleks maupun zooster atau memiliki riwayat
penyakit seperti ini
2.1.4 Pola-Pola Kesehatan
1. Pola Persepsi dan tata laksana hidup sehat
Pasien dengan herpes biasanya memiliki pola hidup yang kurang
bisa menjaga kebersihan lingkungan
2. Pola nutrisi dan metabolisme
Pada pasien dengan herpes simpleks maupun herpes zooster
pasien mengalami penurunanan nafsu makan , karena mengeluh
nyeri pada daerah wajah dan pipi sehingga pasien tidak dapat
5
2.1.7 Terapi
Terapi suportif
1. Istirahat, makan cukup
2. Jangan digaruk
3. Pakaian longgar
4. Tetap mandi
Pengobatan Antivirus :
1. Asiklovir dewasa : 5 x 800 mg/hari selama 7-10hari atau
2. Asiklovir iv 3x10 mg/kgBB/hari
3. Valasiklovir untuk dewasa 3x1 gram/hari selama 7 hari
4. Famsiklovir untuk dewasa: 3x250 mg/hari selama 7 hari.
Catatan khusus :
a. Pemberian antivirus masih dapat diberikan setelah 72 jam. Bila
masih timbul lesi baru/ terdapat vesikel berumur < 3 hari.
b. Bila disertai keterlibatan organ viseral diberikan asiklovir.
intravena 10 mg/kgBB, 3x per hari selama 5-10 hari. Asiklovir
dilarutkan dalam 100 cc NaCl 0,9% dan diberikan tetes selama
satu jam.
c. Untuk wanita hamil diberikan asiklovir
d. Untuk herpes zoster dengan paralisis fasial/kranial, polineuritis,
dan keterlibatan SSP dikombinasikan dengan kortikosteroid
walaupun keuntungannya belum dievaluasi secara sistematis.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Herpes simpleks adalah infeksi akut suatu lesi akut berupa vesikel
berkelompok di atas daerah yang eritema, dapat satu atau beberapa
kelompok terutama pada atau dekat sambungan mukokutan. Diagnosa
herpes zoster dapat ditegakkan dengan mudah melalui anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Jika diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan
laboratorium sederhana, yaitu Test Tzanck. Pada umumnya penyakit
herpes zoster dapat sembuh sendiri tetapi pada beberapa kasus dapat
timbul komplikasi. Semakin lanjut usia, semakin tinggi frekuensi
timbulnya komplikasi.
3.2 Saran
Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca
agar dapat menelaah dan memahami apa yang telah tertulis dalam makalah
ini sehingga sedikit banyak bisa menambah pengetahuan pembaca. Di
samping itu saya juga mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca
sehingga kami bisa berorientasi lebih baik pada makalah kami selanjutnya.
14
DAFTAR PUSTAKA