PENDAHULUAN
1
Direktorat Jendral Pencegahan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan (PPMPL) Departemen Kesehatan pada beberapa kelompok
perilaku risiko tinggi, tampak bahwa banyak masyarakat kita yang terinfeksi
oleh HIV. Hal ini akan menjadi penyebab terjangkitnya penyakit herpes,
disamping itu dengan kemajuan sistem transportasi pada saat ini, tidak
menutup kemungkinan virus herpes bisa mewabah di Indonesia. Untuk itu,
diperlukan usaha pencegahan yang bisa diterapkan untuk mencegah
masuknya virus Herpes di Indonesia mengingat virus ini sangat mudah
menular dan pengobatan yang dilakukan kepada masyarakat kita jika sudah
terinfeksi oleh virus Herpes.
1.3. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui mekanisme terjadinya herpes, upaya pencegahan, dan upaya
pengobatan.
1.4. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari hasil penulisan makalah ini adalah
menambah pengetahuan pembaca mengenai penyakit herpes, mulai dari
mekanisme terjadinya herpes, upaya pencegahan,dan upaya pengobatan,
Sehingga dengan mengetahui lebih jauh tentang penyakit herpes, kita bisa
terhindar dari penyakit herpes itu sendiri.
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
Akibat yang ditimbulkan dari penyakit herpes ini adalah berupa luka pada
kulit yang terkena virus, disertai dengan rasa nyeri serta panas, kemudian
diikuti dengan lepuhan seperti luka bakar. Lepuhan-lepuhan kulit yang
menjadi ciri khas herpes akan mengelupas dengan atau tanpa pengobatan.
4
Terkadang penderita tetap merasa nyeri dan panas meskipun lepuhan-lepuhan
itu sudah kering dan mengelupas. Hal itu disebabkan karena virus herpes
menyerang bagian saraf.
Secara periodik, virus ini akan kembali aktif dan mulai
berkembangbiak, seringkali menyebabkan erupsi kulit berupa lepuhan pada
lokasi yang sama dengan infeksi sebelumnya. Virus juga bisa ditemukan di
dalam kulit tanpa menyebabkan lepuhan yang nyata, dalam keadaan ini virus
merupakan sumber infeksi bagi orang lain. Timbulnya erupsi bisa dipicu oleh
pemaparan cahaya, demam, stres fisik atau emosional, penekanan system
kekebalan, dan obat-obatan atau makanan tertentu.
Pada beberapa kasus, herpes genital biasanya tidak tidak menunjukka
gejala sehingga penderita tidak mengetahui bahwa ia menghidap herpes.
Gejala awal dari herpes genital, antara lain:
Rasa gatal dan terbakar di daerah genital atau anal
Rasa sakit sekitar kaki, pantat atau daerah genital
Keluarnya cairan dari vagina
Adanya perasaan seperti tertekan di daerah perut
Herpes kambuh ditandai dengan adanya kesemutan, rasa tidak
nyaman, yang dirasakan beberapa jam sampai 2-3 hari sebelum timbulnya
lepuhan. Lepuhan yang dikelilingi oleh daerah kemerahan dapat muncul
dimana saja pada kulit atau selaput lender, tetapi lebih sering ditemukan di
dalam dan disekitar mulut, bibir, dan alat kelamin. Lepuhan (yang biasanya
terasa nyeri) cenderung membentuk kelompok yang bergabung satu sama
lain membentuk sebuah kumpulan yang lebih besar.
5
(hubungan seksual). Virus herpes mempunyai sifat yang berbeda-beda, ada
yang menyukai daerah mulut dan ada pula yang menyukai bagian kelamin.
Cara-cara infeksi yang dilakukan HSV ada 2 yaitu infeksi primer dan infeksi
laten.
a) Infeksi primer
HSV ditularkan melalui kontak dari orang yang peka lewat virus
yang dikeluarkan oleh seseorang. Untuk menimbulikan infeksi, virus harus
menembus permukaan mukosa atau kulit yang terluka (kulit yang tidak
terluka bersifat resisten). Infeksi HSV-1 biasanya terbatas pada orofaring,
virus menyebar melalui saluran pernapasan atau melalui kontak langsung
dengan air liur yang terinfekisi. HSV-2 biasanya ditularkan secara seksual.
Perkembangbiakan virus terjadi pertama kali di tempat infeksi. Virus
kemudian memasuki ujung saraf setempat dan dibawa melalui aliran akson
ke ganglion dorsalis, tempat terjadinya perkembangbiakan selanjutnya,
dan bersifat laten.
Infeksi HSV primer biasanya ringan, pada kenyataannya, sebagian
besar bersifat asimtomatik. Jarang terjadi penyakit sistemik. Penyebaran
ke organ-organ lain dapat terjadi jika system imun inang terganggu, dan
hal ini tidak dapat menahan perkembangbiakan inang.
6
b) Infeksi laten
Virus terdapat pada ganglia yang terinfeksi secara laten dalam
stadium non replikasi, hanya sedikit gen virus terekspresikan. Virus
menetap pada ganglia yang terinfeksi secara laten sampai akhir hidup
inang. Tidak dapat ditemukan virus ditempat kekambuhan atau didekat
tempat biasanya lesi kambuh. Perangsangan yang provokatif dapat
mengaktifkan kembali virus dari stadium laten, virus kemudian mengikuti
jalannya akson kembali ke perifer, dan melakukan perkembangbiakan di
kulit atau selaput mukosa. Terjadi pengaktifan kembali secara spontan
walaupun terdapat imunitas seluler dan humoral yang spesifik pada inang.
Namun, imunitas ini dapat membatasi perkembangbiakan virus setempat
sehingga kekambuhan lesi tidak begitu luas dan tidak begitu berat.
Banyaknya kekambuhan bersifat asimtomatik, diperlihatkan hanya oleh
pelepasan virus dalam sekresi. Bila bersifat simtomatik, episode
kekambuhan infeksi HSV-1 biasanya termanifestasi sebagai cold sores
(demam lepuh) di dekat bibir. Dasar molekuler pengaktifan kembali ini
tidak diketahui, secara efektifmenimbulkan perangsangan antaralain luka
pada akson, demam, tekanan fisik atau emosi, dan pemaparan terhadap
sinar ultraungu.
7
2.3. Upaya Pencegahan
Untuk menghindari Penyakit Menular Seks seksual yang disebabkan
oleh virus herpes simpleks, yang paling mudah adalah tidak melakukan
hubungan seksual dengan pasangan yang telah terinfeksi PMS. Namun hal ini
tentunya tidak mudah dilakukan. Dibawah ini dapat dicoba menyampai upaya
pencegahan antara lain sebagai berikut.
1. Selalu menjaga higienis ( kebersihan/kesehatan) organ genetalia (atau alat
kelamin pria dan wanita secara teratur).
2. Setia kepada pasangannya, dengan tidak berganti-ganti pasangan.
3. Jangan lupa menggunakan kondom, bila pasangan kita sudah terinfeksi
PMS
4. Mintalah jarum suntik baru setiap kali menerima pelayanan medis yang
menggunakan jarum suntik.
Tindakan berikut bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya herpes
labialis adalah sebagai berikut.
1. Menghindari kontak langsung dengan cold sore atau luka herpes lainnya.
2. Memperkecil kemungkinan terjadinya penularan secara tidak langsung
dengan cara mencuci benda-benda yang telah digunakan oleh penderita
dengan air panas (lebih baik direbus).
3. Tidak memakai benda bersama-sama dengan penderita herpes, terutama
ketika lukanya sedang aktif.
4. Menghindari faktor pencetus (misalnya sinar matahari).
8
Untuk mengurangi nyeri pada penderita dewasa atau anak yang lebih
besar, bisa digunakan obat kumur anestetik (misalnya lidokain). Atau bisa juga
digunakan obat kumur yang mengandung baking soda.
Pengobatan pada herpes sekunder akan efektif bila dilakukan sebelum
munculnya luka, yaitu segera setelah penderita mengalami gejala prodroma.
Mengkonsumsi vitamin C selama masa prodroma bisa mempercepat hilangnya
cold sore.
Melindungi bibir dari sinar matahari secara kangsung dengan
menggunakan topi lebar atau dengan mengoleskan balsam bibir yang
mengandung tabir surya, bisa mengurangi kemungkinan timbulnya cold sore.
Sebaiknya penderita juga menghindari kegiatan dan makanan yang bisa
memicu terjadinya infeksi ulangan. Penderita yang sering mengalami infeksi
ulangan bisa mengkonsumsi lisin.Salep asiklovir bisa mengurangi beratnya
serangan dan menghilangkan cold sore lebih cepat. Balsam bibir seperti jelly
petroleum dapat menghindari bibir pecah-pecah dan mengurangi resiko
tersebarnya virus ke daerah di sekitarnya. Untuk mencegah terjadinya infeksi
oleh bakteri, maka antibiotik diberikan kepada penderita dewasa yang
memiliki luka hebat. Untuk kasus-kasus yang berat dan untuk penderita yang
memiliki kelainan sistem kekebalan, bisa diberikan kapsul asiklovir.
Kortikosteroid tidak digunakan untuk mengobati herpes simpleks karena bisa
menyebabkan perluasan infeksi.
9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Penyakit herpes disebabkan oleh virus, yaitu virus Herpes Simpleks
tipe 1 dan 2. dimana akibat yang ditimbulkan berupa luka pada kulit, rasa
nyeri, panas, dan lepuhan seperti luka terbakar.
Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari kontak
langsung, memperkecil kemungkinan terjadinya penularan secara tidak
langsung, tidak memakai benda bersama-sama dengan penderita herpes, dan
menghindari faktor pencetus.
Upaya pengobatan yang dilakukan yaitu dengan mengkonsumsi obat
kumur anestetik, mengkonsumsi vitamin C, dan memakai salep asiklovir.
3.2 Saran
Meskipun sampai saat ini belum diketahui adanya penyakit yang
disebabkan oleh virus Herpes, akan tetapi hendaknya kita selalu waspada
terhadap virus Herpes, mengingat virus ini sangat cepat menular,
menyebabkan kematian, dan sampai saat ini belum ditemukan vaksin yang
bisa mencegah infeksi virus Herpes..
10
DAFTAR PUSTAKA
Brooks, G.F, Bustel, J.S, and Ornston, L.N.1996. Tanpa tahun. Mikrobiologi
Kedokteran. Terjemahan oleh Nugroho, E dan Maulany, R.F. Penerbit
Buku Kedokteran (EGC).
Djuanda, Adhi, dkk. 1993. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Shulman, Stanford.T & Sommers, herbet. M. 1994. Dasar Biologis dan Klinis
Penyakit Infeksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
11
MAKALAH
HERPES SIMPLEX
Oleh :
12
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG
PRODI S-1 KEPERAWATAN
2016
13
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul MAKALAH
HERPES SIMPLEX. Selesainya penyusunan ini berkat bantuan dari berbagai
pihak oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih kepada
yang terhormat :
1. Dra. Soelijah Hadi, M. Kes. MM, selaku Ketua Stikes Husada Jombang.
2. Dosen Pengampu yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada kami
sehingga kami termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.
2. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta
yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar
kepada penulis, baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam
menyelesaikan makalah ini.
Menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal
sampai akhir.
Penyusun
14