Anda di halaman 1dari 28

Fauziah Indah Lestari

Herpes simpleks adalah penyakit kulit


atau selaput lendir yang disebabkan oleh virus
herpes simpleks. Virus ditularkan melalui
udara (aerogen) dan sebagian kecil melalui
kontak kulit langsung (termasuk disini melalui
hubungan badaniah atau koitus).
Berdasarkan struktur antigeniknya
dikenal 2 tipe virus herpes simpleks :
Virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1)
Biasanya penderita terinfeksi virus ini
pada usia kanak-kanak melalui udara dan
sebagian kecil melalui kontak langsung. Lesi
umumnya dijumpai pada bagian tubuh atas,
termasuk mata dan rongga mulut. Selain itu,
dapat juga dijumpai di daerah genitalia, yang
penularannya lewat koitus orogenital ( oral
sex ).
Virus herpes simpleks tipe II ( HSV II,
virus of love )
Penyakit ditularkan melalui hubungan
seksual. Tetapi dapat juga terjadi tanpa
koitus, misalnya dapat juga terjadi pada
dokter atau dokter gigi dan tenaga medik.
Lokalisasi lesi umumnya adalah bagian tubuh
dibawah pusar, terutama daerah genitalia.
Lesi ekstra-genital dapat pula terjadi akibat
hubungan seksual orogenital.
Faktor timbulnya penyakit herpes
simpleks bisa dipicu oleh:
1. Pemaparan cahaya matahari
2. Demam
3. Stres fisik/emosional
4. Penekanan sistem kekebalan
5.Obat-obatan atau makanan tertentu
Penyakit yang ditimbulkan oleh virus
herpes simpleks, yaitu :
a) HSV-1
o Gingivostomatitis
o Keratojungtivitis
o Herpes labialis
b) HSV-2
o Herpes genitalis
o Herpes neonatal
Infeksi HSV-1 primer biasanya didapat
pada masa bayi lewat jalur droplet. Infeksi
kongenital dengan HSV-1 jarang terjadi.
Infeksi HSV-2 dapat terjadi kongenital,
tetapi kurang lazim dibandingkan infeksi
perinatal yang didapat dari jalan lahir ibu.
Kebanyakan infeksi HSV-2 dewasa
didapat melalui hubungan seks terutama
pada homoseksual dan hubungan seks
tanpa pilih.
HSV disebarkan melalui kontak langsung antara
virus dengan mukosa atau setiap kerusakan di kulit.
Virus herpes tidak dapat hidup di luar lingkungan
yang lembab dan penyebaran infeksi melalui cara
selain kontak langsung kecil kemungkinannya
terjadi. HSV memiliki kemampuan untuk
menginvasi beragam sel melalui fusi langsung
dengan membran sel. Pada infeksi aktif primer, virus
menginvasi sel pejamu dan cepat berkembang
dengan biak, menghancurkan sel pejamu dan
melepaskan lebih banyak virion untuk menginfeksi
sel-sel disekitarnya.
Pada infeksi aktif primer, virus menyebar
melalui saluran limfe ke kelenjar limfe regional
dan menyebabkan limfadenopati. Tubuh
melakukan respon imun seluler dan humoral yang
menahan infeksi tetapi tidak dapat mencegah
kekambuhan infeksi aktif. Setelah infeksi awal
timbul fase laten. Selama masa ini virus masuk ke
dalam sel-sel sensorik yang mempersarafi daerah
yang terinfeksi dan bermigrasi disepanjang akson
untuk bersembunyi di dalam ganglion radiks
dorsalis tempat virus berdiam tanpa menimbulkan
sitotoksisitas atau gejala pada manusia.
Gejala dan perjalanan penyakit dapat dibagi ke
dalam beberapa stadium, yakni:
Infeksi primer
Kelainan yang dijumpai berupa bintil
berwarna putih tampak berisi air, atau disebut
sebagai vesikel. Bintik ini berkelompok di atas
kulit yang sembab dan kemerahan (erimatosa).
Awalnya vesikel tersebut tampak putih, tetapi
lama-kelamaan berisi nanah (pus) berwarna hijau.
Kadang-kadang dapat juga ditemukan bintil yang
telah pecah sehingga penampakan seperti
sariawan pada kulit.
Fase infeksi primer terjadi selama kira-
kira 3 minggu dan sering disertai gejala
lainnya seperti demam, lemas, mual,
muntah, dan dapat juga ditemukan
pembesaran kelenjar di lipat paha atau di
sekitar leher.
Fase laten
Saat gejala sudah membaik bukan
berarti virus herpes telah mati. Virus tersebut
beristirahat di dalam sel saraf ganglion
dorsalis (saraf tulang belakang). Penularan
penyakit herpes pada penderita yang berada
pada fase ini masih dapat terjadi akibat
pelepasan virus terus berlangsung meskipun
dalam jumlah sedikit. Dengan demikian,
bisa saja seseorang terkena infeksi herpes
dari pasangannya yang tampak sehat-sehat
saja.
Infeksirekuren
Virus yang beristirahat pada fase laten
tersebut suatu saat dapat aktif kembali. Faktor-
faktor atau kondisi-kondisi yang dapat
mengaktifkan infeksi tersebut antara lain:
Trauma fisik, seperti demam, infeksi oleh
penyakit lain, penyakit HIV/AIDS, hubungan
seksual, kurang istirahat, menstruasi, dan
sebagainya;
Trauma psikis, seperti gangguan emosional,
depresi;
Penggunaan obat-obatan, seperi kortikosteroid,
immunosupresif, obat-obatan terapi kanker.
Selain gejala khas untuk setiap fase di
atas, terdapat beberapa gejala tambahan
lainnya, yakni:
Pada penderita wanita dapat terjadi
disuria, yakni nyeri saat buang air kecil;
Keputihan ;
Gejala neuropati, meliputi susah buang air
kecil, konstipasi (sembelit), ataupun hilang
sensasi pada kulit.
Salah satu yang menjadi perhatian khusus
infeksi herpes ialah infeksi herpes genitalia
pada kehamilan. Infeksi ini dapat menimbulkan
kematian pada janin, terutama bila terjadi fase
infeksi primer saat hamil. Komplikasi lebih
berat bila infeksi terjadi pada awal-awal
kehamilan. Bila infeksi herpes terjadi pada
trimester I kehamilan, bayi akan terancam
abortus (keguguran). Sedangkan pada trimester
II (kehamilan bulan ke-3 hingga 6), bayi dapat
lahir secara prematur
Pemeriksaan sitologi
Pemeriksaan isolasi virus
Titer antibodi atau uji serologi
Deteksi
Diagnosa banding HSV tipe I
Stomatitis aftosa
Penyakit tangan-kaki-mulut
Impetigo
Diagnosa banding HSV tipe II
Chancroid
Sifilis
Erupsi oleh obat-obatan.
Pada lesi yang dini dapat digunakan obat
topikal berupa salap/krim yang mengandung
preparat idoksuridin (stoxil, viruguent,
virunguent-P) atau preparat asiklovir (zovirax).
Pengobatan oral preparat asiklovir dengan dosis
5x200mg per hari selama 5 hari mempersingkat
kelangsungan penyakit dan memperpanjang
masa rekuren.
Pemberian parenteral asiklovir atau preparat
adenine arabinosid (vitarabin) dengan tujuan
penyakit yang lebih berat atau terjadi
komplikasi pada organ dalam.
Untuk terapi sistemik digunakan asiklovir,
valasiklovir, atau famsiklovir. Jika pasien
mengalami rekuren enam kali dalam setahun,
pertimbangkan untuk menggunakan asiklovir
400 mg atau valasiklovir 1000 mg oral setiap
hari selama satu tahun. Untuk obat oles
digunakan lotion zinc oxide atau calamine.
Pada wanita hamil diberi vaksin HSV sedangkan
pada bayi yang terinfeksi HSV disuntikkan
asiklovir intra vena.
Infeksi bakteri sekunder
Eritema multiforme portherpetika
Angka penularan HSV dapat dikurangi
dengan :
Pemakaian kondom
Orang dengan herpes minum asiklovir
setiap hari
Hindari seks bebas dan oral seks karena
herpes genital dapat pindah ke mulut
Hindari kontak langsung dengan daerah
yang terkena herpes pada penderita
Segeralah memeriksakan diri ke dokter jika
mendapat gejala herpes
Dapat membaik, meskipun tidak ada
pengobatan yang memuaskan untuk
mencegah kekambuhan
Herpes adalah salah satu yang termasuk
penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan
oleh infeksi virus Herpes simpleks. Terdapat dua
tipe herpes simplex. Herpes Simplex Virus tipe 1
(HSV-1) menyebabkan munculnya gelembung
berisi cairan yang terasa nyeri pada mukosa mulut,
wajah dan sekitar mata dan Herpes Simplex Virus
tipe 2 (HSV-2) yang menyebabkan infeksi pada alat
kelamin (genital). Infeksi HSV ditularkan dari
orang ke orang melalui hubungan langsung dengan
daerah tubuh yang terinfeksi.
Penularan dapat terjadi walaupun
tidak ada luka HSV yang terbuka. Pada
dasarnya Tidak ada pengobatan yang
dapat menyembuhkan herpes, tetapi
pengobatan bisa memperpendek lamanya
serangan. Jumlah serangan bisa dikurangi
dengan terus menerus mengkonsumsi
obat anti-virus dosis rendah.

Anda mungkin juga menyukai