Anda di halaman 1dari 14

TUGAS AKHIR SEMESTER I

“HERPES SIMPLEX VIRUS (HSV)”

OLEH :
Nama : Abdul Hady Zahri
Kelas : XE.3

Guru Pembimbing : Lenny Ningsih, S.Pd, M.Si

SMA NEGERI 18 PALEMBANG


TAHUN AJARAN 2023/2024

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karuma-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah dengan
judul "Herpes Simplex Virus" Makalah ini kami susun untuk memenuhi salah
satu tugas akhir semester ganjil saya, untuk itu saya mengucapkan terima
kasih kepada ibu Lenny Ningsih, S.Pd., M.Si kana telah memberikan tugas ini
kepada saya.

Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca dan


masyarakat pada umumnya. Di samping itu, makalah ini bertujuan untuk
menambah wawasan pembaca mengenai Vius HSV, gejala-gejalanya dan lain
sebagainya di lingkungan sekitar kita.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih ada kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan yang
kami miliki. Oleh kerena itu, kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Palembang, November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

SAMPUL……………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR………………………………………………………... ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang……..………………………………………………….. 1
B. Rumusan masalah………………………………………………….….. 2
C. Tujuan……………………………………………………………….…. 2
D. Manfaat………………………………………………………………… 2

BAB II ISI

A. Definisi Herpes……………………………………………………...…. 3
B. Herpes Simplex Virus 1 (HSV 1)……………………………………... 3
C. Herpes Simplex Virus 2 (HSV 2)……………………………………... 4
D. Gejala Herpes…………….…………………………………………… 5
E. Cara Pencegahan Herpes……………………………….……………. 6
F. Pengobatan Herpes………………………...…………………………. 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………..…. 9
B. Saran……………………………………………………………………. 9

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 10

LAMPIRAN…………………………………………………………………… 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Infeksi Herpes simplex virus (HSV) merupakan salah satu virus penyebab
infeksi menular seksual yang meluas di seluruh dunia. HVS sendiri dibagi menjadi
dua tipe yakni HVS tipe 1 dan HVS tipe 2. Penyakit herpes genitalis disebabkan
oleh HSV anggota keluarga herpesviridae. Herpes simplek /herpes genitalis
merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus simplek tipe 2 di mukosa
alat kelamin.

HSV dapat menimbulkan serangkaian penyakit, mulai dari


ginggivostomatitis sampai keratokonjungtivitis, ensefalitis, penyakit kelamin dan
infeksi pada neonatus. Komplikasi tersebut menjadi bahan pemikiran dan
perhatian dari beberapa ahli, seperti : ahli penyakit kulit dan kelamin, ahli
kandungan, ahli mikrobiologi dan lain sebagainya. Infeksi primer oleh HSV lebih
berat dan mempunyai riwayat yang berbeda dengan infeksi rekuren. Setelah
terjadinya infeksi primer virus mengalami masa laten atau stadium dorman, dan
infeksi rekuren disebabkan oleh reaktivasi virus dorman ini yang kemudian
menimbulkan kelainan pada kulit.

Virus herpes merupakan sekelompok virus yang termasuk dalam famili


herpesviridae yang mempunyai morfologi yang identik dan mempunyai
kemampuan untuk berada dalam keadaan laten dalam sel hospes setelah infeksi
primer. Virus yang berada dalam keadaan laten dapat bertahan untuk periode yang
lama bahkan seumur hidup penderita. Virus tersebut tetap mempunyai
kemampuan untuk mengadakan reaktivasi kembali sehingga dapat terjadi infeksi
yang rekuren.
1.2 Rumusan Masalah
1. Definisi HSV
2. Apa saja klasifikasi HSV
3. Bagaimana gejala HSV
4. Bagaimana cara pencegahan HSV
5. Bagaimana pengobatan HSV

1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui definisi HSV.
2. Dapat mengetahui klasifikasi HSV
3. Dapat mengetahui gejala HSV
4. Dapat mengetahui cara pencegahan HSV
5. Dapat mengetahui pengobatan HSV.

1.4 Manfaat

Supaya masyarakat atau khalayak umum mengetahui bahaya yang


ditimbulkan oleh Virus Herpes sehingga tersadar akan pentingnya pencegahan
awal yang dilakukan agar terhindar dari Virus Herpes yang menyerang organ
reproduksi manusia.
BAB II
ISI

2.1 Definisi Herpes


Herpes merupakan nama kelompok virus herpesviridae yang dapat
menginfeksi manusia. Infeksi virus herpes dapat ditandai dengan
munculnya lepuhan kulit dan kulit kering. Jenis virus herpes yang paling
terkenal adalah herpes simplex virus atau HSV. Herpes simplex dapat
menyebabkan infeksi pada daerah mulut, wajah, dan kelamin (herpes
genitalia). Herpes merupakan kondisi jangka Panjang. Akan tetapi, banyak
orang yang tidak memunculkan gejala herpes padahal mereka memiliki
virus herpes di dalam tubuhnya. (Monica Shendy, 2016)

Herpes kemaluan (genital herpes) adalah lepuhan atau sores pada


kemaluan. Ini disebabkan oleh Herpes Simplex Virus (HSV) Tipe I atau
Tipe II. HSV Tipe I lebih banyak di mulut (cold sores) dan HSV Tipe II di
kemaluan. Kedua virus ini dapat menginfeksi mulut dan daerah kemaluan.
(Monica Shendy, 2016)

2.2 Herpes Simplex Virus 1 (HSV 1)

Infeksi Herpes Simpleks Virus 1 (HSV 1) pada rongga mulut


merupakan suatu penyakit yang diawali gejala prodromal yaitu demam
diikuti munculnya vesikel pada wajah, mukosa mulut, dan bibir. HSV 1
bersifat laten di dalam tubuh dan dapat rekuren yang dipicu oleh paparan
sinar matahari, stres emosional, kondisi imunosupresi, kelainan hormonal
dan trauma saraf. Herpes Simpleks Keratitis (HSK) merupakan salah satu
penyebab kerusakan kornea. HSK terjadi akibat infeksi Herpes Simplex
Virus tipe 1 (HSV-1). HSK memiliki manifestasi klinik dari epitel sampai
endotel. Diagnosis didukung dengan penurunan sensibilitas kornea,
pemeriksaan Giemsa dan Papaniculou. ( Raihana Rustam, 2018)
Penyakit kulit/selaput lendir yang ditimbulkan biasanya disebut
herpes simpleks saja, atau dengan nama lain herpes labialis, herpesfebrilis.
Biasanya penderita terinfeksi virus ini pada usia kanak-kanak melalui
udara dan sebagian kecil melalui kontak langsung seperti ciuman, sentuhan
atau memakai baju/handuk mandi bersama. Lesi umumnya dijumpai pada
tubuh bagian atas termasuk mata dengan rongga mulut, hidung dan pipi;
selain itu, dapat juga dijumpai di daerah genitalia, yang penularannya
lewat koitusoro genital (oral sex).

2.3 Herpes Simplex Virus 2 (HSV 2)

Infeksi Herpes simpleks virus (HSV) dapat berupa kelainan pada


daerah orolabial atau herpes orolabialis serta daerah genital dan sekitarnya
atau herpes genitalis, dengan gejala khas berupa adanya vesikel
berkelompok di atas dasar makula eritematosa. Herpes simpleks genitalis
merupakan salah satu Infeksi Menular Seksual (IMS) yang paling sering
menjadi masalah karena sukar disembuhkan, sering berulang (rekuren),
juga karena penularan penyakit ini dapat terjadi pada seseorang tanpa
gejala atau asimtomatis. Kata herpes dapat diartikan sebagai merangkak
atau maju perlahan (creep or crawl) untuk menunjukkan pola penyebaran
lesi kulit infeksi herpes simpleks genitalis.Gejala herpes meliputi lecet,
bisul, nyeri saat buang air kecil, dan keputihan. (Laissa Bonita, 2017)

Penyakit ditularkan melalui hubungan seksual, tetapi dapat juga


terjadi tanpa koitus, misalnya dapat terjadi pada dokter gigi dan tenaga
medik. Lokalisasi lesi umumnya adalah bagian tubuh di bawah pusar,
terutama daerah genitalia lesi ekstra-genital dapat pula terjadi akibat
hubungan seksualorogenital.HSV tipe 1 dan 2 merupakan virus hominis
yang merupakan virus DNA. Pembagian tipe 1 dan 2 berdasarkan
karakteristik pertumbuhan pada media kultur, antigenic marker, dan lokasi
klinis yaitu tempat predileksi.
Terdapat tumpang tindih yang cukup besar antara HSV-1 dan HSV-2,
yang secara klinis tidak dapat dibedakan. HSV-1 Kontak manusia melalui
mulut, orofaring, permukaan mukosa, vagina, dan serviks tampak
merupakan sumber penting untuk tertular penyakit. Tempat lain yang
rentan adalah laserasi pada kulit dan konjungtiva. Biasanya virus mati
pada ruangan akibat kekeringan. Saat replikasi virus tidak terjadi , virus
naik ke saraf sensori perifer dan tetap tidak aktif dan ganglia saraf. Wabah
lain terjadi ketika hospes menderita stres. Pada wanita hamil dengan
herpes aktif, bayi yang dilahirkan pervagina dapat terinfeksi oleh virus.
Terdapat resiko morbiditas dan mortalitas janin.

2.4 Gejala Herpes


Gejala genital HSV adalah kondisi seumur hidup yang dapat
ditandai dengan sering gejala kekambuhan. Sebagian besar infeksi awal
tidak menunjukkan gejala atau atipikal, karena mayoritas orang dengan
HSV-2 infeksi belum didiagnosis. Meskipun HSV-1 dan HSV-2 biasanya
ditularkan melalui rute yang berbeda dan mempengaruhi area tubuh yang
berbeda, tanda-tanda dan gejala tumpang tindih. Episode pertama dari
gejala dari genital HSV-1 infeksi tidak dapat klinis dibedakan dari infeksi
HSV-2; hanya melalui tes laboratorium yang infeksi ini dapat dibedakan.
Ketika vesikel tidak hadir, konfirmasi laboratorium mungkin diperlukan
untuk menyingkirkan penyebab lain ulkus genital. Kebanyakan orang akan
mengalami satu atau lebih gejala kekambuhan dalam waktu satu tahun
setelah gejala pertama episode infeksi HSV-2.
Dengan genital HSV-1 infeksi, episode gejala yang jauh lebih kecil
kemungkinan kambuh. Kekambuhan gejala umumnya kurang parah dari
pertama. HSV-2 infeksi biasanya menyebabkan pelepasan virus intermiten
dari mukosa genital, bahkan dalam ketiadaan gejala. Akibatnya, HSV-2
sering ditularkan oleh orang yang tidak menyadari infeksi mereka atau
yang asimtomatik pada saat kontak seksual.
Gejala pada Herpes HSV 1 ( Herpes Simplex) diawali dengan
demam, nyeri otot, dan lemas. Lalu muncul rasa nyeri, gatal, rasa terbakar
atau ditusuk pada tempat infeksi. Kemudian timbul blister, yaitu lesi kulit
seperti melepuh yang pecah dan mengering dalam beberapa hari. Blister
yang pecah tersebut mengakibatkan luka dengan rasa nyeri.
Gejala pada HSV 2 ( Herpes Genetial) contohnya gatal sekitar alat
kelamin. Lalu sakit pada saat buang air kecil. Keluarnya cairan dari
vagina. Munculnya benjolan di selangkangan dan koreng yang
menyakitkan pada kemaluan, pantat, anus, atau paha. Pada pria, herpes
dapat menyebabkan kulit penis kering, perih, dan gatal.

2.5 Cara Pencegahan HSV

Hingga saat ini tidak ada satupun bahan yang efektif mencegah HSV.
Kondom dapat menurunkan transmisi penyakit, tetapi penularan masih
dapat terjadi pada daerah yang tidak tertutup kondom ketika terjadi
ekskresi virus. Spermatisida yang berisi surfaktan nonoxynol-9
menyebabkan HSV menjadi inaktif secara invitro. Di samping itu yang
terbaik, jangan melakukan kontak oral genital pada keadaan dimana ada
gejala atau ditemukan herpes oral.

Pencegahan Tertularnya Herpes :


1. Menghindari kontak fisik dengan orang lain, terutama kontak dari
koreng yang muncul akibat herpes.
2. Mencuci tangan secara rutin.
3. Mengoleskan obat antivirus topikal menggunakan kapas agar kulit
tangan tidak menyentuh daerah yang terinfeksi virus herpes.
4. Jangan berbagi pakai barang-barang yang dapat menyebarkan virus,
seperti gelas, cangkir, handuk, pakaian, make up, dan lip balm.
5. Jangan melakukan oral seks, ciuman atau aktivitas seksual lainnya,
selama munculnya gejala penyakit herpes
2.6 Pengobatan Herpes

Tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan herpes genitalis,


tetapi pengobatan bisa memperpendek lamanya serangan. Pengobatan
yang diberikan dapat dibagi menjadi 3 bagian :

1. Pengobatan profilaksis, meliputi penjelasan kepada pasien tentang


penyakitnya, proteksi individual, menghindari faktor pencetus,
psikoterapi.
2. Pengobatan non spesifik, yaitu yang bersifat simtomatis.
3. Pengobatan spesifik, yaitu pengobatan antivirus terhadap virus
herpes. Tiga obat virus yang efektif yaitu asiklovir, valasiklovir
dan famsikolovir. Efek obat antivirus tersebut mengurangi viral
shedding, memperpendek lama sakit dan memperpendek rekurensi.

Untuk mengurangi nyeri yang ditimbulkan oleh herpes, tips-tips


berikut ini dapat dilakukan selama masa penyembuhan herpes, antara lain
yaitu:

1. Mengonsumsi paracetamol atau ibuprofen sebagai obat pereda


nyeri.
2. Mandi dengan menggunakan air suam
3. Kompres dengan air hangat atau atau air dingin pada kulit yang
terkena.
4. Menggunakan pakaian dalam berbahan katun.
5. Menggunakan pakaian longgar.
6. Menjaga area koreng tetap kering dan bersih.

Khusus ibu hamil, jika sedang atau pernah menderita herpes genital
harus berkonsultasi dengan dokter. Virus herpes dapat menular dari ibu
kepada bayi selama masa persalinan, terutama ketika sedang infeksi
aktif, serta dapat menyebabkan komplikasi yang berbahaya bagi bayi.

1. Paracetamol atau aspirin dapat mengurangi rasa sakit dan soreness.


2. Betadine akan mengeringkan lepuhan & mencegah sores terinfeksi.
3. Cuci sores dengan air garam 2 sendok the garam dalam 1 liter air,
atau 1 cup garam dalam air mandi) dapat menolong penyembuhan.
4. Olesan salep atau krim penghilang rasa sakit dapat mengurangi
rasa sakit, terutama ketika mengeluarkan air seni.
5. Bila sakit sewaktu kencing , Anda dapat mengeluarkan air seni
sewaktu duduk dalam air mandi yang hangat.

Selain obat utama diatas, ada obat-obatan lain yang


biasanya diberikan untuk orang dengan herpes zoster.

1. Obat antiradang, termasuk obat tambahan yang diresepkan sebagai


salah satu cara untuk mengobati herpes zoster. Ibuprofen atau obat-
obatan NSAID lainnya mampu mengurangi rasa sakit dan
pembengkakan.
2. Analgesik (obat pereda nyeri)
3. Antihistamin, seperti diphenhydramine (Benadryl) sering kali ikut
diresepkan untuk mengatasi rasa gatal. Ini karena rasa gatal akibat
herpes zoster biasanya tak tertahankan. Menggaruk ruam dan luka
bisa membuat penyakit menyebar luas. Untuk itu, antihistamin
menjadi salah satu cara efektif untuk mengobati rasa gatal akibat
herpes zoster.
4. Capsaicin (Zostrix), merupakan obat yang ditujukan untuk
mengurangi risiko nyeri saraf pasca pulih dari herpes zoster.
Kondisi ini biasanya sangat menyiksa karena menyerang serabut
saraf dan kulit. Kulit akan terasa seperti terbakar dalam waktu yang
cukup lama.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Herpes simpleks adalah infeksi akut yang disebabkan oleh virus


herpes simpleks tipe I atau tipe II yang ditandai oleh adanya vesikel yang
berkelompok di atas kulit yang sembab dan eritematosa pada daerah dekat
mukokutan.Herpes genitalis adalah suatu penyakit menular seksual di
daerah kelamin, kulit di sekeliling rektum atau daerah disekitarnya yang
disebabkan oleh virus herpes simpleks. Herpes zoster disebut juga
shingles/cacar air. Herpes zoster merupakan infeksi virus yang akut pada
bagian dermatoma dan saraf. Disebabkan oleh virus varicella zoster.
Pengobatan dari herpes secara umum bisa dengan menjaga kebersihan
lokal, menghindari trauma atau faktor pencetus. Adapun obat-obat yang
dapat menangani herpes genital adalah asiklovir, valasiklovir, famsiklovir.

3.2 Saran

Lebih baik mencegah daripada mengobati. Oleh karena itu jagalah


kesehatan dengan cara pola hidup sehat. Diharapkan ibu yang sedang hamil agar
lebih menjaga kebersihan diri terutama pada bagian Genital, karena hal itu dapat
mencegah timbulnya jamur/virus pada bagian genital yang dapat menyebabkan
berbagai penyakit seperti Herpes Genitalis dan varicella.
DAFTAR PUSTAKA

https://e-journal.unair.ac.id/BIKK/article/viewFile/4149/2797

https://www.medicalnewstoday.com/articles/151739.php

https://e-journal.unair.ac.id/BIKK/article/download/4149/2797

http://aunilo.uum.edu.my/Find/Record/id-langga.95897/Description

https://www.medicalnewstoday.com/articles/151739

http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/download/871/711

https://www.alodokter.com/herpes

https://www.rcog.org.uk/guidance/browse-all-guidance/other-guidelines-and-
reports/management-of-genital-herpes-in-pregnancy/

https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/23240738/
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai