PENDAHULUAN
Saat ini dikenal dua macam herpes yakni herpes zoster dan herpes
simpleks. Kedua herpes ini berasal dari virus yang berbeda. Herpes zoster
disebabkan oleh virus Varicella zoster. Zoster tumbuh dalam bentuk ruam
memanjang pada bagian tubuh kanan atau kiri saja. Jenis yang kedua adalah
herpes simpleks, yang disebabkan oleh herpes simplex virus (HSV). HSV sendiri
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu HSV-1 yang umumnya menyerang bagian
badan dari pinggang ke atas sampai di sekitar mulut (herpes simpleks labialis),
dan HSV-2 yang menyerang bagian pinggang ke bawah, terutama bagian
kelamin. Sebagian besar herpes genitalis disebabkan oleh HSV-2, walaupun ada
juga yang disebabkan oleh HSV-1 yang terjadi akibat adanya hubungan kelamin
secara orogenital, atau yang dalam bahasa sehari-hari disebut dengan oral seks,
serta penularan melalui tangan.1,2
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
kemerahan.2
2
Gambar 2: Herpes Simplek Genetalia
2.2. Prevalensi
Di AS, kurang lebih 45 juta orang memiliki infeksi HSV – kurang lebih 20%
orang di atas usia 12 tahun. Diperkirakan terjadi satu juta infeksi baru setiap
tahun. Prevalensi dan kejadian di Indonesia belum diketahui. Angka prevalensi
infeksi HSV sudah meningkat secara bermakna selama dasawarsa terakhir.
Sekitar 80% orang dengan HIV juga terinfeksi herpes kelamin. Infeksi HSV-2 lebih
umum pada perempuan. Di AS, kurang lebih satu dari empat perempuan dan
satu dari lima laki-laki terinfeksi HSV-2. HSV kelamin berpotensi menyebabkan
kematian pada bayi yang terinfeksi. Bila seorang perempuan mempunyai herpes
kelamin aktif waktu melahirkan, sebaiknya melahirkan dengan bedah sesar.
Jangkitan HSV berulang dapat terjadi bahkan pada orang dengan sistem
kekebalan yang sehat. Jangkitan HSV yang lama mungkin berarti sistem
kekebalan tubuh sudah lemah. Ini termasuk orang terinfeksi HIV, terutama
mereka yang berusia di atas 50 tahun.3,4
2.3. Etiologi
Virus herpes yang paling terkenal adalah herpes simplex virus atau HSV.
Herpes simplex dapat menyebabkan infeksi pada daerah mulut, wajah, dan
kelamin (herpes genitalia). Pembagian kelompok virus herpesviridae adalah
sebagai berikut:3,5
3
Gamma herpesvirus. Contohnya adalah Epstein-Barr virus dan human
herpesvirus 8.
2.4. Patofisiologi
Stadium primer
Stadium laten
Pada stadium ini, gejala herpes seperti blister dan koreng akan
mereda. Tetapi pada stadium ini, sebetulnya virus sedang menyebar ke
saraf dekat saraf tulang belakang melalui kulit.
Stadium peluruhan
4
Pada stadium ini, blister pada kulit yang terjadi di stadium
pertama dapat muncul kembali. Biasanya tidak separah lepuhan dan
koreng yang sebelumnya. Gejala yang umumnya muncul pada stadium
rekurensi ini adalah gatal, kesemutan, dan nyeri di daerah yang terkena
infeksi pada stadium pertama.
Gejala yang dapat ditimbulkan oleh infeksi HSV 1 atau herpes oral adalah:
5
Baik HSV 1 maupun HSV 2 dapat menjadi infeksi laten di sel saraf dan
berisiko muncul kembali saat seseorang mengalami demam, cedera, stres,
dan menstruasi. HSV 2 sendiri dapat lebih mudah menginfeksi seseorang jika:
Gatal.
Sakit pada saat buang air kecil.
Keluarnya cairan dari vagina.
Munculnya benjolan di selangkangan.
Munculnya koreng yang menyakitkan pada kemaluan, pantat, anus, atau
paha.
2.6. Diagnosis
6
Tes antibodi. Tes antibodi spesifik virus HSV 1 dan HSV 2 dapat dilakukan
untuk mendeteksi adanya infeksi primer herpes, namun tidak dapat
mendeteksi infeksi herpes rekuren. Tes antibodi dilakukan dengan
mengambil sampel darah dari tubuh, kemudian dianalisis di lab untuk
dicek keberadaan antibodi spesifik HSV 1 ataupun HSV 2. Perlu diingat
bahwa tubuh memerlukan waktu sekitar 12-16 minggu untuk membentuk
antibodi anti HSV 1 atau HSV 2, setelah virus HSV masuk ke dalam tubuh
pertama kali. Tes antibodi HSV 1 dan HSV 2 sangat membantu diagnosis,
terutama jika pasien tidak mengalami koreng atau pelepuhan pada kulit.
2.7. Penatalaksanaan
Acyclovir
Valacyclovir
Famciclovir
Untuk mengurangi nyeri yang ditimbulkan oleh herpes, tips-tips berikut ini
dapat dilakukan selama masa penyembuhan herpes, antara lain yaitu:
7
Khusus ibu hamil, jika sedang atau pernah menderita herpes genital harus
berkonsultasi dengan dokter. Virus herpes dapat menular dari ibu kepada bayi
selama masa persalinan, terutama ketika sedang infeksi aktif, serta dapat
menyebabkan komplikasi yang berbahaya bagi bayi. Jika ibu hamil diketahui
sedang atau pernah menderita herpes, diskusikan dengan doker mengenai
kemungkinan melahirkan bayi secara operasi Caesar.
2.8. Komplikasi
2.9. Pencegahan
Menghindari kontak fisik dengan orang lain, terutama kontak dari koreng
yang muncul akibat herpes.
Mencuci tangan secara rutin.
8
Mengoleskan obat antivirus topikal menggunakan kapas agar kulit tangan
tidak menyentuh daerah yang terinfeksi virus herpes.
Jangan berbagi pakai barang-barang yang dapat menyebarkan virus,
seperti gelas, cangkir, handuk, pakaian, make up, dan lip balm.
Jangan melakukan oral seks, ciuman atau aktivitas seksual lainnya, selama
munculnya gejala penyakit herpes.