Anda di halaman 1dari 4

Konsep Penyakit Herpes Genitalis

A. Definisi
Herpes genitalis merupakan penyakit infeksi akut pada genital dengan
gambaran khas berupa vesikel berkelompok pada dasar eritematosa, dan cenderung
bersifat rekuren (dapat berulang-ulang). Umumnya disebabkan oleh herpes simpleks
virus tipe 2 (HSV-2), tetapi sebagian kecil dapat pula oleh tipe 1. Herpes genitalis
terjadi pada alat genital dan sekitarnya (bokong, daerah anal, dan paha). Ada dua
macam tipe HSV yaitu : HSV-1 dan HSV-2 dan keduanya dapat menyebabkan herpes
genital. Infeksi HSV-2 sering dirularkan melalui hubungan seks dan dapat
menyebabkan rekurensi dan ulserasi genital yang nyeri. Tipe 1 biasanya mengenai
mulut dan tipe 2 mengenai daerah genital.
B. Etiologi
Penyebabnya adalah virus herpes simpleks. Ada 2 jenis herpes simpleks yaitu
HSV-1 dan HSV-2. HSV-2 biasanya ditularkan melalui hubungan seksual, sedangkan
HSV-1 biasanya menginfeksi mulut. Kedua jenis virus herpes simpleks tersebut bisa
menginfeksi kelamin, kulit di sekeliling rektum atau tangan (terutama bantalan kuku)
dan bisa ditularkan kebagian tubuh lainnya (misalnya permukaan mata). Luka herpes
biasanya tidak terinfeksi oleh bakteri, tetapi beberapa penderita juga memiliki
organisme lainnya pada luka tersebut yang ditularkan secara seksual (misalnya sifilis
atau cangkroid).
C. Patofisiologi
Gejala awalnya mulai timbul pada hari ke 4-7 setelah terinfeksi. Gejala awal
biasanya berupa gatal, kesemutan dan sakit. Lalu akan muncul bercak kemerahan
yang kecil, yang diikuti oleh sekumpulan lepuhan kecil yang terasa nyeri. Lepuhan ini
pecah dan bergabung membentuk luka yang melingkar. Luka yang terbentuk biasanya
menimbulkan nyeri dan membentuk keropeng. Penderita bisa mengalami kesulitan
dalam berkemih dan ketika berjalan akan timbul nyeri. Luka akan membaik dalam
waktu 10 hari tetapi bisa meninggalkan jaringan parut.
Kelenjar getah bening selangkangan biasanya agak membesar. Gejala awal ini
sifatnya lebih nyeri, lebih lama, dan lebih meluas dibandingkan gejala berikutnya dan
mungkin disertai dengan demam dan tidak enak badan.
Pada pria, lepuhan dan luka bisa terbentuk di setiap bagian panis, termasuk
kulit depan pada penis yang tidak disunat. Pada wanita, lepuhan dan luka bisa
terbentuk di vulva dan leher rahim. Jika penderita melakukan hubungan seksual
melalui anus, maka lepuhan dan luka bisa terbentuk di sekitar anus atau di dalam
rektum.
Pada penderita gangguan sistem kekebalan (misalnya penderita infeksi HIV), luka
herpes bisa sangat berat, menyebar ke bagian tubuh lainnya, menetap selama beberapa
minggu atau lebih dan resisten terhadap pengobatan dengan asiklovir.
Gejala-gejalanya cenderung kambuh kembali di daerah yang sama atau di
sekitarnya, karena virus menetap di saraf panggul terdekat dan kembali aktif untuk
kembali menginfeksi kulit. HSV-2 mengalami pengaktifan kembali di dalam saraf
panggul. HSV-1 mengalami pengaktifan kembali di dalam saraf wajah dan
menyebabkan fever blister atau herpes labialis. Tetapi kedua virus bisa menimbulkan
penyakit di kedua daerah tersebut. Infeksi awal oleh salah satu virus akan
memberikan kekebalan parsial terhadap virus lainnya, sehingga gejala dari virus
kedua tidak terlalu berat.
D. Fathway
E. Manifestasi klinis
Herpes kelamin atau herpes genital sering kali tidak disadari, karena bisa tanpa
gejala. Jika muncul gejala, biasanya berupa luka lepuh di kelamin yang terasa sakit
dan gatal. Luka lepuh ini dapat muncul 2 hari sampai 2 bulan sejak tertular.
Ciri-ciri luka lepuh pada herpes kelamin adalah :
1. Luka lepuh berisi cairan, berwarna merah di sekelilingnya, dan muncul secara
berkelompok.
2. Area luka terlihat bengkak dan terasa lunak ketika ditekan.
3. Luka lepuh akan pecah mengeluarkan cairan atau darah, lalu membentuk koreng.
Selain muncul luka lepuh, herpes genital juga dapat disertai dengan gejala yang
mirip dengan flu, yaitu demam dan nyeri otot. Pada kondisi tertentu, dapat muncul
benjolan di selangkangan akibat pembengkakan kelenjar getah bening, atau infeksi
herpes yang menyebar ke mata (keratitis herpes).
Selain infeksi awal, herpes kelamin atau herpes genital dapat kambuh beberapa
kali dalam setahun. Gejala kambuhnya herpes genital ditunjukkan dengan luka lepuh
yang disertai rasa panas, sakit, atau kesemutan di aera kelamin. Gejala tersebut dapat
disertai rasa skait di pinggung bawah, bokong, paha, arau lutut. Namun, luka pada
saat kambuh biasanya lebih cepat sembuh. Seiring waktu, rubuh akan membuat sistem
kekebalan untuk melawan virus herpes, sehingga kekambuhan makin jarang muncul.
F. Klasifikasi
Berdasarkan perbedaan imunologi dan klinis, virus herpes simpleks dapat
dibedakan menjadi dua tipe yaitu :
1. Virus herpes simpleks tipe 1 yang menyebabkan infeksi herpes non genital,
biasanya pada daerah mulut, meskipun kadang-kadang dapat menyerang daerah
genital. Infeksi virus ini biasanya terjadi saat anak-anak dan sebagian besar
seropositif telah didapat pada waktu umur 7 tahun.
2. Virus herpes simpleks tipe 2 hampir secara eksklusif hanya ditemukan pada
traktus genitalis dan sebagian besar ditularkan lewat kontak seksual.
Virus herpes simpleks 1 dan 2 (HSV-1 dan HSV-2) adalah dua virus dari famili
herpesvirus, herpesviridae, yang menyebabkan infeksi pada manusia. HSV-1 dan 2
juga merujuk pada virus herpes manusia 1 dan 2 (HHV-1 dan HHV-2). Setelah infeksi
HSV menjadi tersembunyi, selama virus ada pada sel tubuh saraf. Selama reaktivasi,
virus diproduksi di sel dan dikirim melalui sel saraf akson menuju kulit. Kemampuan
HSV untuk menjadi tersembunyi menyebabkan infeksi herpes kronik setelah beberapa
infeksi terjadi, gejala herpes secara periodik muncul di dekat tempat infeksi.
G. Penatalaksanaan
Sampai sekarang belum ada obat yang memuaskanuntuk terapi herpes genitalis,
namun pengobatan secara umum perlu diperlukan, seperti :
1. Menjaga kebersihan lokal
2. Menghindari trauma atau faktor pencetus
Penggunaan idoxuridine mengobati lesi herpes simpleks secara lokal sebesar 5%
sampai 40% dalam dimethyl sulphoxide sangat bermanfaat. Namun, pengobatan ini
memiliki beberapa efek samping, di antaranya pasien akan mengalami rasa nyeri
hebat, maserasi kulit dapat juga terjadi. Meskipun tidak ada obat herpes genital,
penyediaan layanan kesehatan anda akan meresepkan obat anti viral untuk menangani
gejala dan membantu mencegah terjadinya autbreaks. Hal ini akan mengurangi resiko
menularnya herpes pada partner seksual. Obat-obatan untuk menangani herpes genital
adalah :
1. Asiklovir (Zovirus)
Pada infeksi HVS genitalis primer, asiklovir intravena (5mg/kg BB/8jam selama 5
hari0, asiklovir oral 200 mg (5 kali/hari selama 10-14 hari) dan asiklovir topikal
(5% dalam salf propilen glikol) dapat mengurangi lamanya gejala dan ekskresi
virus serta mempercepat penyembuhan.
2. Famsiklovir
Adalah jenis penisklovir, suatu analog nukleosida yang efektif menghambat
replikasi HSV-1 dan HSV-2.
3. Valasiklovir
Adalah suatu ester dari asiklovir yang secara cepat dan hampir lengkap berubah
menjadi asiklovir oleh enzim hepar dan meningkatkan bioavaibilitas asiklovir
sampai 54%. Oleh karena itu dosis oral 1000 mg valasiklovir menghasilkan kadar
obat dalan darah yang sama dengan asiklovir intravena. Valasiklovir 1000 mg
telah dibandingkan asiklovir 200 mg 5 kali sehari selama 10 hari untuk terapi
herpes genitalis episode awal.
H. Kompikasi
Infeksi herpes genital biasanya tidak menyebabkan masalah kesehatan yang
serius pada orang dewasa. Pada sejumlah orang dengan sistem imunitasnya tidak
bekerja baik bisa terjadi outbreaks herpes genital yang bisa saja berlangsung parah
dalam waktu yang lama. Orang dengan sistem imun yang normal bisa infeksi herpes
pada mata yang disebut herpes okuler.
Herpes dapat menyebabkan penyakit mata yang serius termasuk kebutuhan.
Wanita hamil yang menderita herpes dapat menginfeksi banyinya yang lahir dengan
herpes dapat meninggal atau mengalami gangguan pada otak, kulit atau mata. Bila
pada kehamilan timbul herpes genital, hal ini perlu mendapat perhatian serius karena
virus dapat melalui plasenta sampai ke sirkulasi fetal serta dapat menimbulkan
kerusakan atau kematian pada janin, infeksi neonatal mempunyai angka mortalitas
60%, separuh dari yang hidup menderita cacat neurologis atau kelainan pada mata.
I. Pencegahan
Untuk mencegah herpes genitalis adalah sama dengan mencegah penyakit
menular seksual lainnya. Kuncinya adalah untuk menghindari terinfeksi dengan HSV
yang sangat menular pada waktu lesi ada. Cara terbaik untuk mencegah infeksi adalah
menjauhkan diri dari aktivitas seksual atau membatasi hubungan seksual dengan
hanya satu orang yang bebas infeksi.

Anda mungkin juga menyukai