Anda di halaman 1dari 4

1.

Herpes Genitalis

Gambar 1. Penyakit Herpes Genitalis

a. Gejala pada herpes genital (herpes simplex)

 Lepuh kecil pada sekitar genitalis atau anus yang kemudian akan pecah, meleleh,
dan luka.

 Rasa gatal, nyeri dan kesemutan pada anggota tubuh.


 Rasa perih bila sedang berhubungan badan atau kontak dengan urin (air seni)
bahkan dapat terjadi bengkak di sekitar lipatan paha.

 Pada seorang wanita dapat menyebabkan keputihan yang tidak wajar.

Penyebabnya adalah virus herpes simpleks. Ada 2 jenis virus herpes simpleks yaitu
HSV-1 dan HSV-2. HSV-2 biasanya ditularkan melalui hubungan seksual, sedangkan
HSV-1 biasanya menginfeksi mulut. Kedua jenis virus herpes simpleks tersebut bisa
menginfeksi kelamin, kulit di sekeliling rektum atau tangan (terutama bantalan kuku)
dan bisa ditularkan kebagian tubuh lainnya (misalnya permukaan mata).

Pada umumnya infeksi virus herpes tidak menimbulkan gejala atau hanya gejala
ringan, sehingga orang dengan infeksi HSV-1 atau HSV-2 tidak menyadari bahwa
mereka sedang sakit. Apalagi gejala sering dianggap sebagai kelainan kulit lain. Bila
timbul gejala tampak sebagai gelembung (blister) kecil berwarna bening, bisa tunggal atau
jamak, di daerah sekitar mulut, kelamin, atau rektum. Gelembung dapat pecah (masa ini
disebut outbreak) dan menimbulkan bekas luka seperti sariawan yang membutuhkan
dua atau empat minggu untuk sembuh. Luka herpes yang terletak di mulut biasanya
terasa seperti kesemutan dan terbakar sesaat sebelum outbreak. Adanya gelembung itu
sendiri sebetulnya sudah cukup menimbulkan rasa nyeri.

Saat outbreak pertama dapat digambarkan rasa nyeri yang hebat di sekitar kelamin
atau area luka, sensasi terbakar, maupun kesulitan berkemih. Ada pula orang yang
mengeluarkan cairan dari vagina atau penisnya. Gejala lainnya serupa flu, seperti demam,
sakit seluruh badan, dan pembengkakan kelenjar getah bening di sekitar area luka.

Outbreak dapat terjadi berulang, hanya saja durasinya akan menjadi lebih singkat dan tidak
seberat episode pertama. Infeksi herpes genital dapat bertahan dalam tubuh untuk waktu
yang tidak dapat ditentukan, meski demikian jumlah outbreak cenderung menurun seiring
waktu.
b. Patofisiologi Herpes Genitalis
Gejala awalnya mulai timbul pada hari ke 4-7 setelah terinfeksi. Gejala awal
biasanya berupa gatal, kesemutann dan sakit. Lalu akan muncul bercak kemerahan yang
kecil, yang diikuti oleh sekumpulan lepuhan kecil yang terasa nyeri. Lepuhan ini pecah
dan bergabung membentuk luka yang melingkar. Luka yang terbentuk biasanya
menimbulkan nyeri dan membentuk keropeng. Penderita bisa mengalami kesulitan
dalam berkemih dan ketika berjalan akan timbul nyeri. Luka akan membaik dalam
waktu 10 hari tetapi bisa meninggalkan jaringan parut.
Kelenjar getah bening selangkangan biasanya agak membesar.
Gejala awal ini sifatnya lebih nyeri, lebih lama dan lebih meluas dibandingkan gejala
berikutnya dan mungkin disertai dengan demam dan tidak enak badan.
Pada pria, lepuhan dan luka bisa terbentuk di setiap bagian penis, termasuk kulit
depan pada penis yang tidak disunat. Pada wanita, lepuhan dan luka bisa terbentuk di
vulva dan leher rahim. Jika penderita melakukan hubungan seksual melalui anus, maka
lepuhan dan luka bisa terbentuk di sekitar anus atau di dalam rektum.
Pada penderita gangguan sistem kekebalan (misalnya penderita infeksi HIV), luka
herpes bisa sangat berat, menyebar ke bagian tubuh lainnya, menetap selama beberapa
minggu atau lebih dan resisten terhadap pengobatan dengan asiklovir.
Gejala-gejalanya cenderung kambuh kembali di daerah yang sama atau di
sekitarnya, karena virus menetap di saraf panggul terdekat dan kembali aktif untuk
kembali menginfeksi kulit. HSV-2 mengalami pengaktivan kembali di dalam saraf
panggul. HSV-1 mengalami pengaktivan kembali di dalam saraf wajah dan
menyebabkan fever blister atau herpes labialis. Tetapi kedua virus bisa menimbulkan
penyakit di kedua daerah tersebut. Infeksi awal oleh salah satu virus akan memberikan
kekebalan parsial terhadap virus lainnya, sehingga gejala dari virus kedua tidak terlalu
berat.
c. Solusi untuk penyakit Herpes Genitalis
Sampai sekarang belum ada obat yang memuaskan untuk terapi herpes genitalis,
namun pengobatan secara umum perlu diperhatikan, seperti:
1) menjaga kebersihan lokal,
2) menghindari trauma atau faktor pencetus.
Penggunaan idoxuridine mengobati lesi herpes simpleks secara lokal
sebesar 5% sampai 40% dalam dimethyl sulphoxide sangat bermanfaat.
Namun, pengobatan ini memiliki beberapa efek samping, di antaranya pasien akan
mengalami rasa nyeri hebat, maserasi kulit dapat juga terjadi. Meskipun tidak ada obat
herpes genital, penyediaan layanan kesehatan anda akan meresepkan obat anti viral
untuk menangani gejala dan membantu mencegah terjadinya outbreaks. Hal ini akan
mengurangi resiko menularnya herpes pada partner seksual.
Obat-obatan untuk menangani herpes genital adalah:
1) Asiklovir (Zovirus)
Pada infeksi HVS genitalis primer, asiklovir intravena (5 mg/kg BB/8 jam
selama 5 hari), asiklovir oral 200 mg (5 kali/hari saelama 10-14 hari) dan asiklovir
topikal (5% dalam salf propilen glikol) dsapat mengurangi lamanya gejala dan
ekskresi virus serta mempercepat penyembuhan.
2) Famsiklovir
Adalah jenis pensiklovir, suatu analog nukleosida yang efektif menghambat
replikasi HSV-1 dan HSV-2.
3) Valasiklovir (Valtres)
Adalah suatu ester dari asiklovir yang secara cepat dan hampir lengkap
berubah menjadi asiklovir oleh enzim hepar dan meningkatkan bioavaibilitas
asiklovir sampai 54%. Oleh karena itu dosis oral 1000 mg valasiklovir
menghasilkan kadar obat dalam darah yang sama dengan asiklovir intravena.
Valasiklovir 1000 mg telah dibandingkan asiklovir 200 mg 5 kali sehari selama 10
hari untuk terapi herpes genitalis episode awal.

Anda mungkin juga menyukai