Anda di halaman 1dari 2

KULIT

REAKTIVASI VIRUS YANG MENGKHAWATIRKAN


Kata herpes berasal dari bahasa Yunani yang berarti merayap. Istilah herpes digunakan untuk gejala kulit berupa gelembunggelembung yang berkelompok. Herpes Viridae mempunyai karakteristik: setelah infeksi primer virus tidak akan hilang, berada dalam keadaan dorman/ fase laten yang setiap saat dapat mengalami replikasi dan reaktivasi.
erpes Zoster dan Herpes Simpleks adalah dua jenis herpes yang kasusnya paling banyak terjadi. HERPES ZOSTER Herpes zozster disebabkan oleh virus Varicella Zoster. Virus ini termasuk virus DNA dan menular. Herpes zoster merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi varicela (chicken pox). Selama infeksi primer, virus varicela masuk ke dalam ganglion saraf sensoris, lalu menetap (fase laten) selama bertahun-tahun yang disebabkan oleh terbentuknya daya tahan tubuh (CMI spesifik) terhadap virus ini. Reaktivasi timbul apabila terjadi penurunan CMI spesifik tersebut. Penularan umumnya dapat terjadi melalui air borne atau direct contact. Masa inkubasi rata-rata 14 hari (1023 hari). Gejala khas herpes zoster adalah nyeri akut segmental. Kadang-kadang, dokter mendapat kesulitan saat mendiagnosa gejala herpes zoster sebelum munculnya kelainan kulit. Oleh karena itu, herpes zoster mudah dikacaukan dengan penyakit nyeri yang ditimbulkan oleh penyakit sistemik lain. Gejala kulit hampir selalu unilateral dan terbatas pada daerah yang dipersyarafi. Biasanya, gejalanya dimulai dengan bercak dan bintik-bintik merah, kemudian dalam waktu singkat bintik-bintik merah menjadi gelembung-gelembung berisi air (vesikel). Pada hari ketiga menjadi pustul, selanjutnya pada hari 710 mengering, dan kemudian mengelupas. Komplikasi yang sering didapati, NPH (Neuralgie Post Herpetic) nyeri berkepanjangan di daerah dormatom setelah kelainan kulit hilang. Insidensi meningkat seiring dengan bertambahnya umur. Nyeri dapat digambarkan seperti sakit sekali atau terasa panas, kadang-kadang juga sensitif terhadap sentuhan dan goresan baju yang dipakai penderita.

Herpes

36

KULIT

Pengobatan biasanya menggunakan obat virus acyclovir dan obat simptomatik untuk mengurangi rasa sakit. HERPES SIMPLEKS Herpes jenis ini sering ditemui di kalangan muda. Penyebabnya adalah HSV1 dan HSV2. Bila seorang terinfeksi HSV, virus akan menetap di sarung ganglia seumur hidupnya. Rekurensi (kekambuhan) akan timbul pada keadaan daya tahan tubuh menurun. Penularan umumnya secara kontak langsung. Infeksi terjadi melalui penularan di selaput lendir atau kulit yang terluka. Setelah itu, virus berjalan ke ganglion sensoris sehingga terjadi fase laten. Adanya replikasi virus di ganglion sensoris menyebabkan timbul-

Obat antivirus herpes hanya mengurangi gejala dan tanda dari episode primer dan rekuren, tetapi tidak dapat melenyapkan virus laten.
Keterangan: Ruam merah pada dada dan punggung pengidap herpes zoster.

nya rekurensi. Infeksi rekuren dapat dipicu oleh bermacam stimulus, antara lain trauma, stress, fluktuasi hormon, immunosupresi, dan perubahan temperatur yang ekstrem. Ada dua jenis yang termasuk herpes simpleks: non-genitalis (cold sore/herpes labialis/ fever blister) dan genitalis. Non-genitalis biasanya memiliki gejala asimptomatis berupa vesikel berkelompok dengan dasar eritem di daerah sekitar jari, hidung, dan mulut. Masa inkubasi 220 hari (rata-rata 6 hari) untuk infeksi primer. Jenis ini sebagian besar disebabkan oleh HSV1. Pada infeksi primer biasanya gejalanya lebih berat, lebih luas, dan lebih lama. Keadaan immunitas sangat menentukan perjalanan dan prognosa penyakit. Sementara, herpes simpleks genitalis umumnya menular lewat kontak seksual. Namun begitu, penularan nonseksual juga mungkin terjadi. Keban-

yakan penyebabnya adalah HSV2. Hanya sebanyak 30% yang disebabkan oleh HSV1. Ini dimungkinkan dengan adanya kontak orogenital. Kelainan kulit dapat berupa vesikel, dapat berkelompok, atau disertai dengan erosi. Pada pria, jenis ini biasanya didapati di sekitar genitalia dan perianal. Sementara pada wanita, di daerah genitalia luar, bilateral, kadang-kadang disertai duh tubuh. Pemeriksaan laboratorium dengan kultur virus, tes Tzank, dan tes serologi anti-HSV1 dan HSV2. Sampai saat ini, belum ada obat yang bisa membunuh virus herpes. Obat antivirus herpes hanya mengurangi gejala dan tanda dari episode primer dan rekuren, tetapi tidak dapat melenyapkan virus laten, dan tidak dapat mempengaruhi risikorisiko yang mungkin terjadi.

Keterangan: Ruam merah pada bibir dan jari pengidap herpes simpleks.

dr. Devi Amelia, Sp.KK Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin RS Pondok Indah

37

Anda mungkin juga menyukai