Sumber: http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:KaQf4V7fBVwJ:id.shvoong.com/exact-sciences/chemistry/1934530herpes-simplex-virus-hsv/
+herpes+simplex&cd=1&hl=en&ct=clnk&lr=lang_id&source=www.google.com#
ixzz1PuWT5ITY
HERPES ZOSTER
IDIOPATIK TROMBOSITOPENIK PURPURA
HERPES SIMPLEKS
OLEH : ERFANDI
1. PENGERTIAN
Herpes simpleks adalah suatu lesi akut berupa vesikel berkelompok, dapat satu
atau beberapa kelompok (berada dekat mukokutan).
2. ETIOLOGI
Secara umum, penyebab dari terjadinya herpes simpleks ini adalah sebagai
berikut:
a. Herpes oro-labial.
o Suhu dingin.
o Kelelahan.
o Menstruasi.
b. Herpes Genetalis
o Hubungan seksual.
o Alcohol.
o Penyakit DM berat.
o Kanker.
o HIV.
o Radiasi.
4. MANIFESTASI KLINIS
a. Herpes Gingivostematitis.
o Penyebab HSV.
- Gingiva.
- Faring.
- Lidah.
- Nyeri.
- Demam.
- Malaise.
b. Herpes Labialis
- Panas.
- Nyeri.
o Lesi pada daerah genetalia external pada hektero seksual dan anorektal pada
mohoseks.
- Sakit.
- Gatal.
- Panas.
o Pada imun menurun (HIV), sangat sukar untuk sembuh karena terdapat lesi
yang luas.
- Demam.
- Nyeri.
o Pada pria dapat menimbulkan servisitis (sering terjadi penularan pada janin).
5. PENATALAKSANAAN
e. Mencegah infeksi:
o Vaksinasi.
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Tranck Test.
b. Elisa.
c. Kultur.
7. PATOFISIOLOGI
Infeksi herpes simpleks adalah infeksi virus yang paling umum. Kondisi yang
muncul karena infeksi ini sangat bervariasi, meliputi infeksi tanpa gejala, pilek
dan herpes pada genetalia. Herpes simpleks mengikuti pola yang biasa pada
famili virus herpes; infeksi primer; inkubasi (masa laten); dan reaktivasi (infeksi
sekunder). Kontak dengan penderita adalah rute penularan virus ini, biasanya
dari membrane mukosa seseorang yang terinfeksi pada membrane mukosa
orang lain.
paling sering terlihat pada perawat, dokter dan dokter gigi yang tangannya telah
kontak dengan sekresi faring pasien. Whitlow, seperti bentuk infeksi HSV lainnya,
menimbulkan nyeri dan dapat kambuh kembali. Petugas perawatan dengan
whitlow herpatik pada tangan mereka tidak diizinkan berpartisipasi pada
perawatan pasien saat lesi muncul. Dengan meningkatnya penggunaan sarung
tangan sebagai kewaspadaan umum, menurut teori kejadian herpes whitlow
mungkin menurun.
Infeksi rekuren dari herpes ini biasanya rasa nyerinya ringan dan sering terdapat
pada bibir atau alat kelamin. Kekambuhan infeksi dapat terangsang oleh demam,
sinar matahari atau trauma. Kelomok beberapa vesikel akan menjadi pustule
dalam waktu beberapa hari dan kemudian sembuh secara spontan dalam waktu
2 minggu. Jika vesikel mengalami erosi, maka akan membentuk tukak.
Gejala dan tanda dari sifilis banyak dan berlainan; sebelum perkembangan tes
serologikal, diagnosis sulit dilakukan dan penyakit ini sering disebut Peniru
Besar karena sering dikira penyakit lainnya. Data yang dilansir Departemen
Kesehatan menunjukkan penderita sifilis mencapai 5.000 10.000 kasus per
tahun. Sementara di Cina, laporan menunjukkan jumlah kasus yang dilaporkan
naik dari 0,2 per 100.000 jiwa pada tahun 1993 menjadi 5,7 kasus per 100.000
jiwa pada tahun 2005. Di Amerika Serikat, dilaporkan sekitar 36.000 kasus sifilis
tiap tahunnya, dan angka sebenarnya diperkiran lebih tinggi. Sekitar tiga per
lima kasus terjadi kepada lelaki.
Bila tidak terawat, sifilis dapat menyebabkan efek serius seperti kerusakan
sistem saraf, jantung, atau otak. Sifilis yang tak terawat dapat berakibat fatal.
Orang yang memiliki kemungkinan terkena sifilis atau menemukan pasangan
seks-nya mungkin terkena sifilis dianjurkan untuk segera menemui dokter
secepat mungkin.
Ciri-ciri
Selama 2-3 tahun pertama penyakit ini tidak menunjukkan gejala apa-apa, atau
disebut masa laten. Setelah 5-10 tahun penyakit sifilis akan menyerang susunan
syaraf otak, pembuluh darah dan jantung. Pada perempuan hamil sifilis dapat
ditularkan kepada bayi yang dikandungnya dan bisa lahir dengan kerusakan
kulit, hati, limpa dan keterbelakangan mental.
Sifilis atau yang disebut dengan raja singa disebabkan oleh sejenis bakteri yang
bernama treponema pallidum. Bakteri yang berasal dari famili spirochaetaceae
ini, memiliki ukuran yang sangat kecil dan dapat hidup hampir di seluruh bagian
tubuh. Spirochaeta penyebab sifilis dapat ditularkan dari satu orang ke orang
yang lain melalui hubungan genito-genital (kelamin-kelamin) maupun oro-genital
(seks oral). Infeksi ini juga dapat ditularkan oleh seorang ibu kepada bayinya
selama masa kehamilan. Anda tidak dapat tertular oleh sifilis dari handuk,
pegangan pintu atau tempat duduk WC.
Jadi uraian selanjutnya adalah mengenali gejala yang mungkin terjadi pada
wanita, yang terurai dalam empat stadium berbeda.
Stadium satu. Stadium ini ditandai oleh munculnya luka yang kemerahan dan
basah di daerah vagina, poros usus atau mulut. Luka ini disebut dengan chancre,
dan muncul di tempat spirochaeta masuk ke tubuh seseorang untuk pertama
kalinya. Pembengkakan kelenjar getah bening juga ditemukan selama stadium
ini. Setelah beberapa minggu, chancre tersebut akan menghilang. Stadium ini
merupakan stadium yang sangat menular.
Stadium dua. Kalau sifilis stadium satu tidak diobati, biasanya para penderita
akan mengalami ruam, khususnya di telapak kaki dan tangan. Mereka juga dapat
menemukan adanya luka-luka di bibir, mulut, tenggorokan, vagina dan dubur.
Gejala-gejala yang mirip dengan flu, seperti demam dan pegal-pegal, mungkin
juga dialami pada stadium ini. Stadium ini biasanya berlangsung selama satu
sampai dua minggu.
Stadium tiga. Kalau sifilis stadium dua masih juga belum diobati, para
penderitanya akan mengalami apa yang disebut dengan sifilis laten. Hal ini
berarti bahwa semua gejala penyakit akan menghilang, namun penyakit tersebut
sesungguhnya masih bersarang dalam tubuh, dan bakteri penyebabnya pun
masih bergerak di seluruh tubuh. Sifilis laten ini dapat berlangsung hingga
bertahun-tahun lamanya.
Stadium empat. Penyakit ini akhirnya dikenal sebagai sifilis tersier. Pada stadium
ini, spirochaeta telah menyebar ke seluruh tubuh dan dapat merusak otak,
jantung, batang otak dan tulang.
Sedangkan pada lelaki yang telah tertular oleh sifilis memiliki gejala-gejala yang
mirip dengan apa yang dialami oleh seorang penderita wanita. Perbedaan
utamanya ialah bahwa pada tahap pertama, chancre tersebut akan muncul di
daerah penis. Dan pada tahap kedua, akan muncul luka-luka di daerah penis,
mulut, tenggorokan dan dubur.
Orang yang telah tertular oleh spirochaeta penyebab sifilis dapat menemukan
adanya chancre setelah tiga hari tiga bulan bakteri tersebut masuk ke dalam
tubuh. Kalau sifilis stadium satu ini tidak diobati, tahap kedua penyakit ini dapat
muncul kapan saja, mulai dari tiga sampai enam minggu setelah timbulnya
chancre.
Sifilis dapat mempertinggi risiko terinfeksi HIV. Hal ini dikarenakan oleh lebih
mudahnya virus HIV masuk ke dalam tubuh seseorang bila terdapat luka. Sifilis
yang diderita juga akan sangat membahayakan kesehatan seseorang bila tidak
diobati. Baik pada penderita lelaki maupun wanita, spirochaeta dapat menyebar
ke seluruh tubuh dan menyebabkan rusaknya organ-organ vital yang sebagian
besar tidak dapat dipulihkan. Sifilis pada ibu hamil yang tidak diobati, juga dapat
menyebabkan terjadinya cacat lahir primer pada bayi yang ia kandung.
Pengobatan
Sifilis dapat dirawat dengan penisilin atau antibiotik lainnya. Menurut statistik,
perawatan dengan pil kurang efektif dibanding perawatan lainnya, karena pasien
biasanya tidak menyelesaikan pengobatannya. Cara terlama dan masih efektif
adalah dengan penyuntikan procaine penisilin di setiap pantat (procaine
diikutkan untuk mengurangi rasa sakit); dosis harus diberikan setengah di setiap
pantat karena bila dijadikan satu dosis akan menyebabkan rasa sakit. Cara lain
adalah memberikan kapsul azithromycin lewat mulut (memiliki durasi yang lama)
dan harus diamati. Cara ini mungkin gagal karena ada beberapa jenis sifilis kebal
terhadap azithromycin dan sekitar 10% kasus terjadi pada tahun 2004.
Perawatan lain kurang efektif karena pasien diharuskan memakan pil beberapa
kali per hari.
Mereka yang dalam jangka panjang tidak terikat hubungan monogami dan
melakukan hubungan seks oral, sebaiknya tetap menggunakan pelindung,
semisal kondom, untuk mengurangi risiko terkena penyakit seksual menular,
kata tim peneliti dari Chicago Department of Public Health yang dipimpin oleh Dr.
C. Ciesielski.
Dalam pemantauan yang mereka lakukan, tim itu mendapati bahwa sifilis terus
menyebar lewat seks oral. Pola penularan yang mereka pantau sangat berubah
dalam periode tahun 1998 hingga 2002. Bila di tahun 1990-an sifilis hanya
terjadi pada kaum heteroseksual, sejak 2001 jumlah pria yang melakukan
hubungan seks dengan sesama pria tercatat hampir 60 persen.
Antara tahun 2000 hingga 2002 tim yang dipimpin Ciesielski juga mewawancarai
mereka yang terkena sifilis. Hasilnya, lebih dari 14 persen kasus penularan sifilis
terjadi melalui seks oral. Jumlah ini dlaporkan oleh 20 persen gay dan 7 persen
pria dan wanita heteroseksual.
Angka itu belum termasuk penularan melalui seks oral yang mungkin terjadi
pada saat yang bersangkutan juga melakukan hubungan badan. Bahayanya,
orang dengan sifilis di mulut mungkin tidak memperlihatkan gejala. Luka di
mulut lazim disalahmengerti sebagai sariawan atau herpes. Padahal, di dalam
luka itu tersembunyi kuman penyebab sifilis.
Semua data ini menggarisbawahi perlunya edukasi pada mereka yang aktif
secara seksual untuk menghindari sifilis.
Dementia Complex
(ADC). Istilah ini mencakup defisit kognitif, perubahan perilaku, dan keterlibatan
segi motorik.Mereka yang terkena dampak defisit tersebut mungkin di tiap dari 3
aspek memiliki tingkatkeparahan yang berbeda-beda.Pada tahun 1991, American
Academy of Neurology mendefinisikan defisit neurokognitif akibat HIVsebagai
demensia terkait HIV (HAD) dan gangguan motor ringan kognitif (MCMD). Pada
tahun 2007,Antinori et al mengusulkan kriteria yang lebih halus untuk
mendiagnosis kerusakan kognitif terkaitdengan HIV. Mereka mengusulkan 3 hal :
penurunan neurokognitif asimtomatik (ANI), gangguanneurokognitif ringan
terkait HIV (MND), dan demensia terkait HIV (HAD). Standar
pengujianneuropsikologi berupa penilaian domain kognisi seperti bahasa,
perhatian, memori, kecepatanpemrosesan informasi, dan persepsi dan
keterampilan motorik. Untuk mencapai salah satu diagnosadi atas pasien harus
tidak memiliki etiologi lain dari demensia dan tidak memiliki efek
pengganggupenggunaan zat atau kelainan psikis lainnya.
Patofisiologi
4
HIV memasuki SSP dengan menginfeksi makrofag dan monosit yang bisa
melewati sawar darah otakpada hari ke 14 setelah infeksi. Setelah masuk,