Anda di halaman 1dari 8

A.

HERPES GENITAL (HERPES SIMPLEX)


Herpes genital adalah infeksi pada alat kelamin yang bisa menulari pria dan wanita. Penyakit
ini salah satu dari Infeksi Menular Seksual atau IMS karena umumnya ditularkan melalui
hubungan seksual (vagina, anal, dan oral).

Infeksi yang terjadi disebabkan oleh virus herpes simpleks atau sering disebut sebagai HSV.
Ketika aktif, virus ini akan berkembang dan bergerak di antara sel-sel saraf. HSV dapat
menular dan masuk ke dalam tubuh melalui berbagai membran mukosa. Membran mukosa
adalah jaringan lunak basah yang melapisi bagian terbuka tubuh. Membran mukosa berada di
beberapa bagian tubuh dan bersinggungan langsung dengan kulit, yaitu pada dinding mulut,
bagian dalam kelopak mata, di dalam telinga, dalam saluran urin, di dinding vagina dan anus.

Gejala herpes genital yang pertama kali muncul adalah luka melepuh yang kemerahan dan
terasa sakit di sekitar daerah genital. Luka ini bisa pecah dan menjadi luka terbuka.

Penyebab Herpes Genital


Penyebab herpes genital adalah virus herpes simpleks. Virus ini terbagi menjadi dua macam,
Tipe 1 (HSV-1) dan Tipe 2 (HSV-2). Kedua jenis virus ini sangat mudah menular dan
penularannya terjadi dari kontak langsung dari orang yang terinfeksi. Herpes terkadang tidak
menimbulkan gejala tertentu, tapi orang yang terinfeksi tetap bisa menularkan virus itu.

Karena gejalanya yang cukup ringan, sekitar 80 persen orang yang terinfeksi tidak menyadari
bahwa mereka telah menderita herpes.

Pengobatan Herpes Genital


Tidak ada obat yang bisa digunakan untuk menyembuhkan infeksi HSV. Obat-obatan
antivirus yang digunakan hanya dapat mengendalikan gejala yang muncul akibat infeksi virus
ini.Obat-obatan antiherpes yang paling sering digunakan adalah:

Asiklovir

Famsiklovir

Valasiklovir

B. Gejala Herpes Genital (Herpes Simplex)


Terkadang virus herpes simpleks (HSV) tidak menyebabkan gejala karena virus ini
mampu bersembunyi di dalam tubuh atau bersifat laten. Virus bersembunyi dari sistem
kekebalan tubuh di dalam sel-sel saraf. Ketika kambuh, virus akan aktif kembali dan bergerak
menuju kulit melalui saraf hingga menyebabkan luka baru. Bagi yang baru pertama kali
terinfeksi herpes, mungkin tidak akan memperlihatkan adanya gejala-gejala dan sebagai
akibatnya mereka tidak tahu bahwa dirinya telah terinfeksi virus ini. Gejala-gejala herpes
genital bisa berupa:

Luka yang terbuka dan terlihat merah tanpa sensasi rasa sakit, gatal, atau geli.

Sensasi rasa sakit, gatal, atau geli di sekitar daerah genital atau daerah anal.

Luka melepuh yang kemudian pecah dan terbuka di sekitar genital, rektum, paha, dan
bokong.

Merasakan sakit saat membuang air kecil.

Sakit punggung bawah.

Mengalami gejala-gejala flu seperti demam, kehilangan nafsu makan, dan kelelahan.

Luka terbuka atau melepuh pada leher rahim.

Adanya cairan yang keluar dari vagina.


Virus ini bisa menjadi laten atau tidak aktif di dalam tubuh untuk beberapa waktu.

Tapi virus dapat aktif lagi dan menyebabkan gejala herpes kembali. Dengan kata lain, setelah
gejala dari infeksi pertama menghilang, bukan berarti virus juga menghilang dari tubuh kita.
Sebenarnya ketika infeksi pertama kali terjadi, tubuh kita akan menghasilkan antibodi
untuk melawan infeksi. Tubuh menjadi bisa mengenali virus dan kekuatan yang dibutuhkan
untuk melawan HSV dengan lebih efektif. Maka sebagai efeknya, infeksi-infeksi yang terjadi
tidak akan separah infeksi yang pertama. Frekuensi juga akan berkurang dan gejalanya akan
lebih cepat hilang.
C. Penyebab Herpes Genital (Herpes Simplex)
Herpes genital disebabkan oleh virus herpes simpleks atau HSV yang umumnya
disebarkan melalui hubungan seks vagina, oral, dan anal. Dua jenis virus yang menyebabkan
herpes genital adalah HSV-1 dan HSV-2.
Penyebaran virus ini melalui kontak langsung dengan pasangan yang terinfeksi oleh
HSV. Hal ini bisa terjadi meski orang yang terinfeksi tidak mengalami gejala apapun. Virus
ini menyebar melalui bagian yang lembap dari dinding kulit genital, mulut, dan anus. Selain
itu, virus ini juga bisa menyebar melalui luka herpes dan bisa terjadi di sekitar mulut,
mata,dan bagian tubuh lain.

Herpes genital tidak bisa menyebar melalui benda perantara. Virus tidak akan sanggup
bertahan lama jika terlepas dari kulit. Peralatan seperti handuk, alat makan, dansikat gigi
biasanya tidak bisa menjadi perantara penyebaran virus ini.
Herpes genital sangat mudah menular. Setelah terinfeksi, tubuh penderitanya akan
selamanya memiliki virus ini. HSV bisa bersifat laten untuk beberapa waktu sebelum menjadi
aktif lagi. Inilah yang menyebabkan herpes genital bisa kambuh.
Virus HSV akan kembali aktif ketika sistem pertahanan tubuh menurun. Hal ini bisa
terjadi ketika penderita sedang mengalami infeksi, sedang mengalami masa-masa stres,
sedang menjalani kemoterapi sebagai langkah pengobatan kanker, atau akibat terkena
virus HIV. Selain itu, konsumsi alkohol yang berlebihan juga dapat memicu virus HSV untuk
kembali aktif.

D. Pencegahan Herpes Genital (Herpes Simplex)


Virus herpes simpleks dapat menular dari penderita tanpa gejala apa pun. Tapi tingkat
penularan virus ini akan lebih tinggi jika infeksi sedang kambuh. Penderita herpes simpleks
disarankan untuk tidak berhubungan seksual ketika sedang memiliki luka terbuka.
Jika terdapat luka terbuka atau melepuh pada mulut, jangan mencium pasangan Anda.
Berbagi mainan seksual juga bisa menularkan virus ini. Jika ingin berbagi, pastikan untuk
mencucinya terlebih dahulu.
Walau tidak sepenuhnya menghilangkan risiko terkena herpes genital, kondom dapat
membantu menghambat penularannya. Penggunaan kondom dapat melindungi diri dan
pasangan Anda. Tapi perlu diingat bahwa kondom hanya menutupi penis saja. HSV dapat
menular melalui kontak dengan bagian tubuh lain seperti mulut saat seks oral atau anus saat
seks anal.
Jika Anda atau pasangan merasa berisiko terinfeksi HSV, segeralah lakukan tes untuk
memastikan diagnosis. Perlu diingat bahwa gejalanya sangat ringan, sehingga banyak orang
yang tidak menyadari sedang terinfeksi virus ini.

Virus herpes simpleks tidak bisa bertahan lama pada benda di luar tubuh manusia. Virus
ini membutuhkan tubuh manusia untuk bertahan hidup. Tapi tidak ada salahnya untuk
menghindari risiko penularan dengan tidak berbagi handuk atau pun pakaian.
Pada Wanita Hamil
Bagi wanita yang merencanakan kehamilan atau sedang hamil dan dicurigai mengidap
herpes, disarankan untuk melakukan tes infeksi TORCH. TORCH adalah sekelompok virus
yang terdiri dari virus toksoplasmosis, rubela, sitomegalovirus, virus herpes simpleks, dan
virus lain (misalnya sifilis, cacar air, gondongan, parvovirus dan HIV). Tes infeksi TORCH
dilakukan untuk memastikan status herpes pada ibu sehingga jika terdiagnosis positif,
penanganan bisa dilakukan agar janin tidak terinfeksi virus.

E. Pengobatan Herpes Genital (Herpes Simplex)


Untuk mengurangi gejala infeksi herpes genital, obat-obatan antivirus seperti
asiklovir, famsiklovir dan valasiklovir akan diberikan. Obat-obatan ini hanya berfungsi
mencegah virus herpes simpleks untuk menggandakan diri, tapi tidak bisa menghilangkan
virus dari tubuh secara sepenuhnya.
Jika gejala infeksi tidak terlalu parah, konsumsi obat antivirus mungkin tidak
diperlukan. Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa dilakukan di rumah untuk membantu
meredakan gejala yang muncul:

Untuk mempercepat proses penyembuhan dan meringankan rasa sakit, tutup luka
dengan es batu yang dibalut dengan kain. Jangan menempelkan es secara langsung

pada permukaan yang terluka.


Bersihkan daerah yang terinfeksi secara teratur.
Gunakan krim penghilang rasa sakit pada luka melepuh atau tukak. Selain itu
perbanyaklah minum air mineral. Kedua hal ini bertujuan untuk memudahkan dan

meringankan rasa sakit saat buang air kecil.


Gunakan pakaian yang longgar untuk mengurangi rasa sakit pada luka melepuh di
kulit yang terinfeksi.

Penanganan Herpes Genital pada Pengidap HIV

Kemunculan ulang herpes genital yang terlalu sering bisa disebabkan karena sistem
kekebalan tubuh melemah. Ini berarti jumlah antibodi yang dihasilkan tubuh untuk melawan
infeksi akan berkurang. Alhasil, gejala herpes lebih sering terjadi dan tingkat keparahannya
menjadi lebih serius. Bagi yang mengalami infeksi herpes cukup sering, disarankan untuk
melakukan tes HIV. Penderita HIV memiliki kekebalan tubuh yang jauh lebih lemah daripada
orang yang sehat. Dokter spesialis akan menangani herpes genital yang terjadi pada penderita
HIV.
F. Diagnosis Herpes Genital (Herpes Simplex)
Ketika infeksi sedang terjadi, diagnosis herpes genital bisa dilakukan dengan mudah
dan tepat. Untuk mendiagnosis herpes genital, diperlukan sampel cairan dari luka melepuh
yang muncul. Untuk mengetahui apakah kita menderita herpes simpleks, sampel ini akan
dibawa dan diteliti di laboratorium.
Selain tes dengan menggunakan sampel cairan luka herpes, keberadaan antibodi
terhadap virus herpes juga bisa diperiksa melalui tes darah.
PCR atau tes reaksi berantai polimerase juga bisa dilakukan untuk mendiagnosis keberadaan
virus herpes simpleks. Tes ini dapat memeriksa keberadaan dan tipe HSV yang telah
menjangkiti tubuh melalui sampel darah atau cairan tubuh.
Jika Anda mengalami kondisi kesehatan tertentu selain herpes genital ini,Anda
mungkin perlu menemui dokter spesialis untuk menerima perawatan khusus. Infeksi yang
terjadi bisa berdampak kepada bagian tubuh yang lain.
Bagi wanita hamil yang terinfeksi herpes, sebaiknya segera menemui dokter spesialis
kandungan. Infeksi yang terjadi pada wanita hamil bisa menulari bayi yang sedang
dikandungnya.
Pasien herpes genital yang memiliki masalah dengan sistem kekebalan tubuh juga
perlu menemui dokter spesialis. Sama halnya dengan para penyandang HIV/AIDS dan
penderita kanker.
Kondisi kesehatan penderita herpes genital sangat berpengaruh terhadap lama tidaknya
infeksi berlangsung dan juga tingkat keparahannya.

G. Komplikasi Herpes Genital (Herpes Simplex)


Komplikasi yang mungkin bisa terjadi bersamaan dengan herpes genital akan
dijelaskan di bawah ini:
1. Infeksi Menular Seksual Lainnya
Dengan luka terbuka yang disebabkan oleh herpes genital, Anda memiliki
risiko lebih tinggi untuk menyebarkan atau tertular penyakit menular seksual lainnya,
terutama jika berhubungan seksual tanpa pengaman. Yang paling parah adalah
terjadinya komplikasi dengan HIV/AIDS. Penyakit ini menurunkan sistem kekebalan
tubuh manusia. Jika hal ini terjadi, kecenderungan terhadap kambuhnya herpes akan
lebih sering dan dengan gejala yang lebih parah.
2. Inflamasi atau Peradangan
Pada beberapa kasus, herpes genital bisa menyebabkan inflamasi atau
peradangan di saluran kemih. Pembengkakan yang terjadi bisa menutup jalur uretra
selama beberapa hari. Dalam kasus ini, kateter harus dimasukkan untuk menyedot isi
kandung kemih. Selain pada uretra, peradangan juga bisa terjadi pada bagian rektal.
Inflamasi pada dinding rektum ini lebih sering terjadi pada pria yang berhubungan
seksual dengan pria lainnya. Pada kasus yang sangat langka, virus herpes simpleks
juga bisa mengakibatkan meningitis atau radang pada selaput otak.
3. Pada Masa Kehamilan
Virus herpes simpleks atau HSV bisa menyebabkan masalah pada kehamilan
dan bisa ditularkan pada bayi saat melahirkan. Jika infeksi HSV terjadi sebelum
kehamilan, kemungkinan penularan pada sang bayi sangatlah kecil. Beberapa bulan
terakhir masa kehamilan, sang ibu akan melepaskan banyak antibodi pelindung
kepada bayinya. Antibodi inilah yang akan melindungi sang bayi dari berbagai
mikroorganisme termasuk HSV. Antibodi ini dapat bertahan pada saat melahirkan
hingga beberapa bulan setelahnya. Jika terjadi kemunculan ulang gejala herpes, obat
asiklovir mungkin perlu dikonsumsi. Tanyakan kepada dokter kandungan tentang
penanganan yang Anda bisa dapatkan, termasuk di dalamnya dosis dan aturan pakai
obat tersebut. Jika Anda mengalami infeksi pertama pada awal 3-6 bulan masa
kehamilan, maka risiko infeksi menular pada bayi dan bahkan keguguran akan
meningkat. Oleh karena itu, asiklovir mungkin perlu dikonsumsi. Virus bisa menular

pada saat proses persalinan. Infeksi pertama HSV di atas 6 bulan usia kehamilan
menjadikan risiko menulari infeksi pada bayi sangat tinggi. Hal ini karena tubuh sang
ibu memerlukan waktu untuk menghasilkan antibodi sebelum sang bayi dilahirkan.
Untuk menghindarinya, perlu dilakukan operasi caesar. Kelahiran normal akan
meningkatkan risiko penularan infeksi pada bayi yang dilahirkan sebanyak 40 persen
lebih tinggi.

Infeksi pada Bayi dalam Proses Persalinan


Bagi bayi yang terinfeksi HSV pada saat proses persalinan, infeksi yang terjadi bisa
sangat berbahaya dan terkadang mematikan. Ini dikenal sebagai neonatal herpes. Herpes yang
terjadi pada saat melahirkan ini dapat berdampak buruk kepada organ tubuh seperti pada
mata, mulut, dan kulit. Selain itu, otak dan sistem saraf lainnya juga bisa terkena dampak dari
infeksi ini. Pada kasus neonatal herpes yang parah, berbagai organ tubuh lainnya seperti paruparu dan hati juga bisa terserang hingga dapat menyebabkan kematian.

Sumber : www.alodokter.com

Anda mungkin juga menyukai