Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

VIRUS HERPES

OLEH:
1. ALYA ZAHIRA SUHENDRA
2. NABILA AMALIA
3. AGUNG ALHAYDA
4. FATHAN ISLAMI
5. NATANAEL BAGASKARA
DAFTAR ISI
BAB 1
1. Latar belakang
2. Rumusan masalah
3. Tujuan penelitian

BAB 2
1. Bentuk dan struktur virus
2. Cara menular dan gejala
3. Cara pencegahan
4. Gambar terinveksi

BAB 3
1. Kesimpulan
BAB 1
1. Latar Belakang
Herpes merupakan penyakit radang kulit yang
disebabkan oleh virus yang ditandai dengan munculnya
bintik berisi cairan pada bagian kulit tertentu. Berdasarkan
penyebabnya penyakit herpes dibagi dua yaitu herpes
simpleks dan herpes zoster.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, berikut rumusan masalah
herpes:
1. Mengetahui bentuk dan struktur virus
2. Mengetahui cara penularan dan gejala virus herpes
3. Mengetahui cara pencegahan virus herpes

3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apa itu virus herpes seperti
gejalanya, cara menghindarinya, penularannya.
BAB 2

1. Bentuk dan Struktur virus


A. bentuk virus herpes

B. struktur virus herpes


merupakan virus yg besar Inti DNA beruntai ganda, di
kelilingi selubung protein, simetri ikosahedral, 162
kapsomer Nukleo berasal dari membran inti sel yg
terinfeksi dan mengandung tonjolan gliprotein dgn
panjang 8nm Bentuk berselubung ukuran 150-200 nm

2. Cara Menular dan Gejala


1. Kontak fisik dengan orang yang kena herpes
Penularan virus herpes berlangsung ketika virus berpindah
dari tubuh orang yang terinfeksi ke orang yang sehat.
Anda bisa tertular herpes kalau bersentuhan langsung
(kulit ke kulit) dengan seseorang yang terkena penyakit
herpes kulit.
2. Hubungan seksual dan seks oral Melakukan
hubungan seksual yaitu penetrasi seks (penis ke vagina)
dengan pasangan yang mengidap herpes bisa membuat
Anda tertular virus herpes simpleks tipe 2. Selain penetrasi,
seks oral atau anal juga jadi penyebab penularan herpes
oral dan herpes genital. Untuk herpes genital, penularan
berlangsung ketika orang yang sehat menerima seks oral
dari orang yang terinfeksi herpes oral. Risiko penularan
akan semakin tinggi apalagi jika Anda berhubungan seks
tanpa kondom.
3. Berciuman dan air liur Penularan herpes bisa terjadi
lewat sentuhan bibir atau berciuman. Hal ini terutama
untuk jenis virus herpes yang cara penularan utamanya
melalui kontak langsung dengan mulut atau dari air liur.
Virus herpes tersebut adalah penyebab herpes oral (HSV-
1) dan demam mononukleosis (virus Eipstein-Barr). Ini
karena virus herpes ini sangat mudah ditularkan melalui
area yang cukup lembap. Selain itu, air liur yang
dikeluarkan saat bersin dan batuk (droplet) oleh penderita
dapat menjadi media penularan varicella zoster pada saat
gejala awal muncul. Gejala awal ini berupa demam, sakit
kepala, dan kelelahan. Virus herpes ini bisa ditularkan
ketika Anda menghirup udara yang terkontaminasi droplet
tersebut.
4. Melahirkan normal Sebagian besar virus herpes
memiliki kemungkinan untuk ditularkan melalui proses
melahirkan, seperti sarkoma kaposi dan cytomegalovirus.
Jika seorang wanita mengidap virus herpes di vagina, ia
berisiko untuk menularkan virus herpes pada bayinya saat
melahirkan normal. Cytomegalovirus yang ditularkan
melalui persalinan normal dapat menyebabkan penyakit
infeksi bawaan yang bisa memengaruhi proses tumbuh
kembang anak. Meskipun begitu, cara penularan herpes ini
memang jarang terjadi. Namun, tak ada salahnya untuk
berkonsultasi dengan dokter kandungan Anda untuk
melakukan pemeriksaan penyakit herpes. Dengan begitu,
Anda dapat mencegah kemungkinan penularan herpes
pada bayi saat melahirkan nanti.
5. Memakai alat yang terkontaminasi virus herpes
Cara penularan ini memang tidak umum untuk semua
virus herpes, tetapi Anda perlu mewaspadainya. Virus
herpes simpleks tidak bisa hidup lama pada permukaan
benda mati. Apalagi kalau benda tersebut kering. Namun,
virus penyebab herpes oral bisa ditularkan ketika Anda
menggunakan lipstik atau alat makan yang sama dengan
penderita. Meski begitu, kemungkinan Anda tertular
herpes melalui benda-benda yang habis digunakan oleh
pengidap herpes simpleks amat kecil. Begitupun dengan
virus herpes penyebab sarkoma kaposi atau infeksi darah
dan ginjal (HHV 6 dan 7), ketiganya lebih umum ditularkan
melalui cairan tubuh seperti darah, sperma, dan cairan
vagina. Hanya saja, penggunaan alat makan secara
bergantian dengan penderita tetap bisa menjadi cara
penularan untuk virus penyebab cacar air, cacar api, dan
mononukleosis. Nah, penularan dengan memakai pakaian
yang sama dengan penderita mungkin tidak umum
ditemukan. Sebaiknya, Anda tetap menghindari dengan
mencuci terlebih dulu pakaian sudah dikenakan penderita
sebelum Anda gunakan. Terdapat beberapa cara
penularan penyakit herpes, tapi secara umum berkaitan
dengan kontak dekat dengan penderitanya. Oleh karena
itu, pastikan Anda menghindari interaksi langsung dengan
orang yang terinfeksi penyakit ini.

3. Cara pencegahan
Hindari kontak fisik dengan orang lain, terutama bagi
yang memiliki luka terbuka. Cuci tangan dengan air
mengalir dan sabun secara rutin. Oleskan obat pada ruam
dengan menggunakan kapas agar tangan tidak
menyentuh daerah yang terinfeksi virus herpes.
Berhubungan seksual secara aman, misalnya dengan
tidak bergonta ganti pasangan seksual dan menggunakan
kondom, merupakan cara utama untuk mencegah herpes
kelamin atau herpes genital. Selain itu, jujurlah mengenai
kondisi medis Anda kepada pasangan, termasuk jika
pernah menderita herpes genital atau infeksi menular
seksual lain.
Jika pasangan Anda mengalami lepuh di kelamin,
segera ke dokter kulit agar ia mendapatkan pengobatan
dan jangan dulu berhubungan intim. Namun, jika tetap
ingin berhubungan seksual, gunakan kondom untuk
menutupi area yang mengalami lepuh.
Tidak hanya mencegah penularan kepada orang lain,
penderita herpes genital juga perlu melakukan upaya
untuk mencegah infeksi menyebar ke bagian tubuh lain,
yaitu dengan:
 Mencuci tangan menggunakan sabun dan air, setelah
menyentuh area yang terinfeksi
 Tidak membasahi kaca mata dengan air ludah

4. Gambar Terinfeksi virus herpes


BAB 3
1. Kesimpulan
Berbagai respon imun terhadap infeksi kelompok virus herpes,
berperanan dalam terjadinya penyakit, derajat klinik infeksi,
terjadinya keadaan laten, pertahanan keadaan laten, dan
terjadinya reaktivasi. Kedua jenis respons imun, baik humoral
maupun seluler berperanan penting dalam klinik. Respon imun
seluler dalam mengendalikan replikasi virus herpes dan dalam
membatasi reaktivasi keadaan laten, berperanan penting
disebabkan dengan adanya fakta meningkatnya tTekuensi dan
derajat klinis penyakit pada penderita dengan imunitas seluler
yang rendah. Respon imun berperanan dalam pencegahan dan
penyebaran ViruS setelah terjadinya reaktivasi. Secara umum
virus herpes dan pejamu mempunyai penyesuaian yang baik
satu sarna lain, dan tidak berminat untuk mengeradikasi
keadaan laten. Masing-masing virus kelompok virus herpes ini
mempunyai cara dan strategi dalam menghindari respons imun
tubuh yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai