Anda di halaman 1dari 14

🍒 LBM 3 🍒

Kata sulit :

1. Vermillion bibir
 Bagian merah dari bibir, dilapisi oleh epitel berlapis pipih dengan keratin tetapi tidak memiliki
kelenjar sebasea dan folikel rambut.
 The vermilion border (sometimes spelled vermillion border), also called margin or zone, is the
normally sharp demarcation between the lip and the adjacent normal skin. It represents the
change in the epidermis from highly keratinized external skin to less keratinized internal skin. It
has no sebaceous glands, sweat glands, or facial hair.


2. Pseudomembran
 Lapisan tipis berwarna putih keabu abuan yang timbul terutama di daerah mukosa hidung,
mulut sampai tenggorokan
 a layer of exudate resembling a membrane, formed on the surface of the skin or of a mucous
membrane, especially the conjunctiva.
3. Palpasi
 Palpasi adalah metode pemeriksaan fisik yang dilakukan dokter dengan melakukan perabaan
pada permukaan tubuh dengan tangan dan jari. Pada palpasi dada, dokter akan menilai tekstur,
pergerakan, serta getaran dan aliran udara pada dinding dada. Pada pemeriksaan ini, dokter
akan merasakan perbedaan tekstur di area dada.
 Pemeriksaan fisik lanjutan dengan menyentuh tubuh dan dilakukan bersamaan dengan inspeksi.
Palpasi dilakukan menggunakan telapak tangan, jari, dan ujung jari. Tujuannya untuk mengecek
kelembutan, kekakuan, massa, suhu, posisi, ukuran, kecepatan, dan kualitas nadi perifer pada
tubuh.
 Inspeksi: tahapan yang bertujuan melihat bagian tubuh dan menentukan apakah seseorang
mengalami kondisi tubuh normal atau abnormal. Inspeksi dilakukan secara langsung (seperti
penglihatan, pendengaran, dan penciuman) dan tidak langsung (dengan alat bantu).
 Palpation is the process of using one's hands to check the body, especially while
perceiving/diagnosing a disease or illness. Usually performed by a health care practitioner, it is
the process of feeling an object in or on the body to determine its size, shape, firmness, or
location.
4. Ulkus
 Ulkus/ulcer adalah nama lain dari luka
 Luka yang terjadi lebih dari 3 hari akibat adanya kerusakan epitelium dan membran basalis.
Manifestasi oral ulkus di mukosa mulut dapat berupa ulkus akut maupun kronis, erythema
multiforme, recurrent aphtous stomatitis, sustained traumatic ulcer
5. Limfadenopati regional
 Limfadenopati adalah kondisi di mana terjadi pembengkakan atau pembesaran kelenjar getah
bening. Kelenjar getah bening tersebar di banyak bagian tubuh dan merupakan bagian dari
sistem kekebalan tubuh, yang membantu tubuh melawan virus atau bakteri yang dapat
membahayakan kesehatan.
 Limfadenopati regional berarti posisi atau lokasi dari limfadenopati
Pertanyaan :

1. Apa nama diagnosa kelainan pada skenario tersebut? marsha ▶️melani


 Herpes : gejala yang dialami pasien, adalah gejala prodromal dimana gejala prodromal(In clinical
medicine, a prodrome refers to the early symptoms and signs of an illness that precede the
characteristic manifestations of the acute, fully developed illness. For example, measles is
described as having a prodrome of 3 to 4 days characterized by fever, coryzal symptoms,
conjunctivitis, and cough.) adalah Keluhan dan gejala AWAL sebelum munculnya gejala komplit
suatu penyakit tertentu. Gejala prodromal demam biasanya akibat infeksi virus.
o Kenapa virus herpes? Karena sesuai dengan anamnesis/gejala lainnya tuh mengarah ke
herpes, infeksi virus herpes ada banyak(herpes genital, herpes labialis dkk)
o Herpes pada skenario disebabkan oleh virus HSV(herpes simplex virus), HSV dibagi
menjadi 2, HSV 1 dan HSV 2
 HSV tipe 1 : HSV 1 menyebabkan herpes mulut (herpes oral) yang menyebabkan
timbulnya luka pada daerah sekitar mulut. HSV 1 juga dapat menyebabkan
infeksi pada alat kelamin, namun kasusnya lebih jarang.
: menyebabkan herpes labialis/oral yang ditandai dengan pembentukan
lesi di sekitar bibir
 HSV tipe 2 : HSV 2 merupakan penyebab utama herpes pada alat kelamin
(herpes genital).
: mengakibatkan herpes genitalis yang menyerang area kelamin

Tanda & gejala herpes labialis

Umumnya, gejala herpes di mulut muncul pada anak-anak usia 1-5 tahun, baik gejala ringan maupun
berat. Namun, infeksi virus herpes ini bisa juga tidak menyebabkan gejala pada sebagian orang. Tanda-
tanda herpes di mulut dapat diawali dengan munculnya sariawan, tetapi sariawan akibat herpes
berbeda dengan sariawan biasa. (gatau ini ulkus tunggal apa rame2(?))Luka herpes biasanya terlihat
melepuh dan terisi cairan yang bisa pecah apabila digaruk.

Gejala penyakit herpes labialis (mulut) yang harus diwaspadai adalah sebagai berikut:
 Kulit di sekitar bibir atau mulut terasa gatal .
 Bibir tampak bengkak.
 Luka melepuh (lenting) di sekitar area mulut atau bibir.
 Bibir atau mulut terasa kesemutan.

Sebelum muncul luka pada bibir atau mulut, kemungkinan Anda mengalami gejala mirip flu terlebih
dahulu(gejala awal atau gejala prodromal), seperti:

 Sakit tenggorokan
 Demam
 Sakit saat menelan

Sebagai catatan, ruam atau luka herpes yang melepuh bisa muncul pada:

 Gusi
 Bibir
 Mulut
 Tenggorokan
 Lecet yang ada bisa berkumpul menjadi satu dan membesar

Infeksi pertama kali dapat menimbulkan gejala herpes oral yang berat. Saat gejala herpes kambuh atau
infeksi kembali aktif, tingkat keparahan gejala akan berkurang dari infeksi pertama.

Dengan kata lain, gejala dari herpes oral yang kambuh biasanya lebih ringan.

Gejala herpes di mulut dan bibir ini muncul dalam waktu 1-3 minggu setelah terpapar virus dan dapat
bertahan hingga 3 minggu sampai akhirnya mereda.

Dilansir dari John Hopskin Medicine, gejala bisa kambuh beberapa kali dalam 1 tahun pertama.

Pada tahun-tahun selanjutnya, gejala akan lebih jarang kambuh seiring dengan terbentuknya antibodi
untuk infeksi HSV-1 di dalam tubuh.

Meski begitu, tidak semua pengidap herpes labialis mengalami gejala luka pada kulit saat infeksi
pertama.

Kebanyakan dari penderita herpes tidak mengalami gejala apapun. Gejala biasanya timbul dalam waktu
2 sampai 20 hari sejak terpapar HSV. Berikut adalah tanda dan gejala penyakit herpes:

Sensasi gatal, tersengat, dan terbakar. Herpes identik dengan timbulnya luka. Akan tetapi, beberapa hari
sebelum luka muncul, kulit akan terasa seperti gatal, menyengat, atau terbakar

Adanya luka. Luka berbentuk lepuhan yang berisi air merupakan gejala khas dari HSV. Pada HSV 1
(herpes oral), luka dapat terbentuk di wajah dengan mulut sebagai daerah tersering, sedangkan pada
HSV 2 (herpes genital), luka dapat ditemukan pada penis, vagina, bagian dalam vagina, dan anus.

Gejala seperti flu. Penderita herpes dapat mengalami gejala yang mirip dengan flu, antara lain demam,
pembengkakan kelenjar limfa, sakit kepala, merasa lelah, dan nafsu makan berkurang.

Kesulitan berkemih. Khususnya pada herpes genital, akan muncul rasa seperti terbakar atau kesulitan
saat berkemih.
Infeksi mata (herpes keratitis). HSV juga dapat menginfeksi mata dan menimbulkan gejala seperti rasa
sakit pada mata, sensitivitas terhadap cahaya meningkat, merasa ada yang mengganjal, dan keluarnya
cairan dari mata. Apabila tidak ditangani dengan baik, herpes keratitis dapat berujung pada kebutaan.

Pada herpes oral, kemunculan gejala dapat berlangsung 2 sampai 3 minggu, sedangkan pada herpes
genital dapat berlangsung 2 sampai 6 minggu.

Herpes oral atau herpes labialis merupakan herpes yang terbentuk pada bibir maupun mulut.
Herpes ini disebabkan oleh infeksi virus herpes simpleks tipe 1. Penyakit ini ditandai dengan
timbulnya luka menyerupai sariawan pada bibir ataupun mulut.Herpes oral dapat menular
melalui alat makan, pelembab bibir, atau berciuman dengan penderita herpes.Selain ditandai
dengan luka menyerupai sariawan di bibir atau mulut, herpes jenis ini memiliki gejala lain yakni
rasa gatal dan kesemutan pada daerah terinfeksi, muncul luka melepuh pada mulut maupun
sekitar mulu, serta beberapa gejala lain seperti demam, nyeri otot, sakit kepala, sakit menelan,
pemebesaran kelenjar getah bening, dan sebagainya.

Gejala herpes di bibir dan mulut biasanya muncul dalam kurun waktu 1-3 minggu setelah terinfeksi virus
(masa inkubasi virus). Gejala yang ditimbulkan beragam, namun beberapa orang mengalami sariawan
saat pertama kali virus ini menyerang.

Gejala herpes di bibir dan mulut juga ditandai dengan:

 Rasa gatal dan sensasi seperti kesemutan pada area yang terinfeksi
 Luka lepuh atau lenting-lenting kecil pada area bibir dan sekitarnya. Luka lepuh ini dapat pecah
dan mengering dalam kurun waktu 6 hari.
 Pada beberapa kasus, luka dapat menyebar ke area gusi, lidah, langit-langit mulut, serta bagian
dalam pipi.
 Pada sebagian orang, herpes oral dapat memicu gejala lain, seperti nyeri otot, demam, sakit
kepala, kelelahan, pembengkakan kelenjar getah bening, dan sakit saat menelan.

Herpes simplex virus type 1 (HSV 1)

HSV 1 merupakan jenis virus herpes yang sering menyebabkan herpes oral (mulut) atau herpes labial
(bibir). Akan tetapi, HSV 1 juga dapat menyebar dari mulut ke alat kelamin dan menyebabkan terjadinya
herpes kelamin (genital) pada orang yang menerima seks oral dari penderita herpes oral.

HSV 1 dapat menyebar melalui kontak langsung dari penderita herpes ke orang yang sehat. Contohnya
adalah lewat berciuman, berbagi pakai peralatan makan, atau berbagi kosmetik bibir, seperti lipstik.

HSV 1 juga dapat ditularkan dari penderita HSV 1 yang tidak mengalami gejala. Faktanya, sebagian besar
penderita HSV 1 tertular oleh penderita yang tidak mengalami gejala. Namun, risiko penularan akan
lebih tinggi jika terjadi kontak dengan penderita yang mengalami luka terbuka akibat HSV 1.

Herpes simplex virus type 2 (HSV 2)

HSV 2 merupakan penyebab utama penyakit herpes genital. Infeksi virus ini bisa kambuh, frekuensi
kekambuhannya akan bervariasi pada tiap penderitanya.
Virus HSV 2 menyebar melalui kontak langsung dengan luka yang dimiliki penderita herpes, misalnya
saat hubungan seksual. Selain itu, HSV 2 juga dapat ditularkan dari ibu kepada bayinya pada saat
persalinan.

2. Kenapa ketika berkemih terasa nyeri?

3. Bagaimana patogenesis dari penyakit di skenario tersebut?melani▶️marsha

Apabila seseorang terinfeksi HSV, virus tersebut akan tetap berada pada tubuhnya meskipun gejala tidak
muncul atau sudah membaik. Pada orang yang tidak mengalami gejala, virus berada di sel saraf dalam
kondisi tidur (dorman).

HSV dalam keadaan dorman dapat kembali menimbulkan gejala, terutama pada kondisi yang
menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh, yaitu pada keadaan stress, mengalami penyakit
tertentu atau demam, terpapar sinar matahari hingga menyebabkan sunburn, dan ketika menstruasi.

Timbulnya gejala bergantung pada respons antibodi dan adanya pemicu tertentu. Seseorang mungkin
hanya mengalami gejala ketika terinfeksi pertama kali. Akibat antibodi yang terbentuk seiring
berjalannya waktu, gejala HSV ketika terjadi outbreak kembali pada tubuh orang tersebut pun membaik.

Pada HSV 1, penularan dapat terjadi dari mulut ke mulut melalui luka, air liur, dan daerah sekitar mulut.
Penularan ini dapat timbul melalui interaksi berikut:

 Menggunakan peralatan makan bersamaan


 Berbagi penggunaan lip balm
 Berciuman

Selain itu, seks oral yang dilakukan oleh penderita HSV 1 juga dapat menyebabkan herpes genital yang
disebabkan oleh HSV 1 pada orang lain.

Pada kasus yang jarang, bayi dalam kandungan dapat terinfeksi HSV 1 dari ibunya yang terjadi pada
proses melahirkan

Di sisi lain, sariawan akibat herpes justru bersifat sangat menular, bahkan ketika gejalanya belum
muncul. Sekali virus HSV-1 masuk ke dalam tubuh, virus ini akan masuk ke dalam sistem saraf dan
berdiam diri di sana sampai ada pemicunya.

Saat Anda mengalami stres atau kelelahan, virus HSV-1 tadi akan mulai bergerak aktif dan menginfeksi
mulut. Lama-kelamaan, muncul lepuhan kecil dan gejala herpes oral lainnya.

Virus ini dapat menyerang siapa saja. Adanya riwayat kontak dengan penderita infeksi virus ini dan
memiliki sistem kekebalan tubuh yang sedang lemah adalah faktor yang bisa meningkatkan risiko
seseorang terinfeksi virus herpes.

Gejala Herpes

Infeksi herpes biasanya terjadi dalam beberapa tahapan. Gejala atau keluhan yang bisa timbul pada tiap
tahapan dapat berbeda-beda. Jika diuraikan lebih lanjut, berikut adalah tahapan-tahapan infeksi herpes:
Stadium primer

Stadium primer terjadi pada hari ke-2 hingga ke-8 setelah terjadinya infeksi herpes. Gejala yang muncul
pada fase ini adalah blister, vesikel, atau ruam lepuh pada kulit yang berukuran kecil dan terasa sakit.

Blister biasanya berisi cairan berwarna bening atau keruh. Blister dapat pecah sehingga menimbulkan
luka terbuka. Daerah di sekitar blister juga akan berwarna kemerahan.

Stadium laten

Pada stadium ini, blister dan luka yang sebelumnya muncul akan mereda. Namun, pada fase ini, virus
sedang berkembang dan menyebar ke saraf dekat saraf tulang belakang yang ada di bawah kulit.

Stadium peluruhan

Virus mulai berkembang biak pada ujung saraf organ tubuh. Jika ujung saraf yang terinfeksi terletak
pada organ tubuh yang menghasilkan cairan, seperti testis atau vagina, maka virus herpes dapat
terkandung dalam cairan tubuh seperti air mani dan lendir vagina. Biasanya, pada fase ini, penderita
tidak mengeluhkan gejala khusus.

Stadium rekurensi (muncul kembali)

Pada stadium ini, blister pada kulit yang terjadi di stadium primer dapat muncul kembali, tapi biasanya
tidak separah lepuhan dan luka yang sebelumnya. Gejala lain yang bisa timbul pada stadium rekurensi
ini adalah gatal, kesemutan, dan nyeri di daerah infeksi pada stadium pertama.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, gejala atau keluhan saat terinfeksi virus herpes bisa
bervariasi, tergantung pada fase yang sedang terjadi, jenis virus yang menginfeksi, dan bagaimana
sistem kekebalan tubuh penderita.

Perlu diingat, bahwa tidak semua penderita herpes akan mengalami gejala yang sama. Pada beberapa
orang, kondisi ini kadang tidak menimbulkan gejala apa pun.

Saat mengalami infeksi virus herpes, akan muncul gejala umum penyakit infeksi. Beberapa gejala atau
keluhan tersebut adalah:

 Demam
 Kelelahan
 Sakit kepala
 Nyeri otot
 Penurunan nafsu makan
 Pembengkakan kelenjar getah bening

Selanjutnya, akan muncul gejala sesuai dengan jenis virus herpes yang menginfeksi dan lokasi atau
bagian tubuh yang terinfeksi. Pada infeksi HSV 1 atau herpes oral, gejala akan timbul pada mulut dan
area di sekitarnya. Gejala yang dapat muncul adalah:

 Nyeri, gatal, rasa terbakar atau ditusuk pada tempat infeksi


 Blister, yaitu lesi kulit seperti melepuh berukuran kecil dan berwarna abu kemerahan yang dapat
pecah dan mengering dalam beberapa hari
 Blister yang pecah dapat menimbulkan luka dengan rasa nyeri sehingga bisa mengganggu proses
makan

Penyebab herpes labialis


Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, herpes di bibir dan mulut
disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1).
Virus ini berasal dari keluarga virus herpes yang menyebabkan penyakit cacar
air dan cacar api (herpes zoster).
Saat terinfeksi, virus herpes simpleks ini akan menetap di dalam tubuh seumur
hidup.

Virus yang masuk dari kulit bergerak menuju permukaan-sel-sel saraf untuk
memperbanyak diri.

Selanjutnya, virus merusak sel-sel sehat di sekitar kulit dan saraf sehingga
memunculkan gejala luka herpes.

Setelah infeksi pertama, virus akan tinggal dan menetap di bawah sel-sel saraf
tanpa bereplikasi atau memperbanyak diri.

Infeksi virus penyebab herpes labialis bisa aktif kapan saja, terutama saat Anda
mengalami kondisi sebagai berikut:

 Stres
 Infeksi dari penyakit lain
 Demam
 Terpapar sinar ultraviolet secara berlebihan
 Gangguan menstruasi
 Efek samping operasi
Cara penularan herpes oral

Virus herpes simpleks sendiri terdiri dari 2 jenis, yakni virus herpes simpleks-1
(HSV-1) dan virus herpes simpleks tipe 2 (HSV-2).
Virus herpes simpleks tipe 2 (HSV-2) merupakan penyebab utama herpes
genital yang hanya dapat ditularkan melalui kontak seksual, seperti penetrasi
vagina.
Sebaliknya, virus penyebab herpes labialis atau HSV-1 dapat ditularkan melalui
kontak dekat atau sentuhan pada bagian kulit yang terluka.

Namun, banyak juga yang tertular dari pengidap herpes oral yang tidak
memiliki luka di kulit alias tidak bergejala.

Menurut American Academy of Dermatology, seseorang bisa tertular herpes


labialis dari orang yang terinfeksi melalui:
 Berciuman
 Menyentuh kulit seperti mencubit pipi
 Menggunakan peralatan secara bergantian
Pada kasus yang langka, transmisi virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) juga
bisa berlangsung dari ibu ke bayi pada saat melahirkan normal.
Risiko penularan akan semakin besar ketika pengidap herpes mengalami
gejala luka herpes.

4. Pemeriksaan penunjang apa yang dilakukan pada skenario ? Larisa

Diagnosis Herpes

Untuk mendiagnosis herpes, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala, riwayat aktivitas, dan
riwayat kesehatan pasien. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan untuk melihat ada tidaknya
demam, jenis ruam atau lesi kulit yang timbul, serta pola penyebaran lesi.

Dokter dapat mendiagnosis herpes melalui tanya jawab dan hasil pemeriksaan fisik yang telah dilakukan.
Namun, pada beberapa kasus, untuk memperkuat diagnosis dan memastikan jenis virus herpes yang
menginfeksi, dokter bisa melakukan beberapa pemeriksaan lanjutan, seperti:

Kultur virus

Kultur virus herpes bertujuan untuk mendiagnosis adanya virus herpes. Kultur virus herpes dilakukan
dengan mengambil sampel melalui metode swab dari area kulit atau genital yang terinfeksi, untuk
selanjutnya di periksa di laboratorium.

Pemeriksaan kultur virus ini terutama dilakukan untuk mendeteksi atau mengkonfirmasi keberadaan
virus herpes, sekaligus menentukan jenis virus herpes yang menginfeksi.
Pemeriksaan Tzank

Pemeriksaan Tzank dilakukan dengan mengambil sampel dari ruam kulit untuk selanjutnya diperiksa di
bawah mikroskop. Hasil pemeriksaan ini bisa menentukan apakah lesi yang timbul disebabkan oleh virus
herpes. Kendati demikian, pemeriksaan ini tidak bisa mengidentifikasi jenis virus herpes yang
menyebabkan infeksi.

Tes antibodi

Saat terserang virus, tubuh memproduksi antibodi sebagai perlawanan. Tes antibodi bertujuan untuk
mendeteksi ada tidaknya antibodi terhadap virus herpes. Tes antibodi dilakukan dengan mengambil
sampel darah, kemudian dianalisis di laboratorium untuk dicek keberadaan antibodi yang terbentuk
akibat infeksi virus herpes.

Hasil tes antibodi akan sangat membantu diagnosis pada pasien yang tidak mengalami luka atau lepuhan
pada kulit. Pemeriksaan ini sering digunakan mendiagnosis infeksi HSV 1 atau pun HSV 2.

Selain tes yang disebutkan di atas, pada beberapa kasus, dokter bisa mempertimbangkan pemeriksaan
PCR (polymerase chain reaction), untuk mendeteksi infeksi virus herpes, terutama yang telah
menyebabkan infeksi pada mata atau sistem saraf pusat.

5. Bagaimana cara penanganan dari kasus tersebut? Rean➡️Naila

Pengobatan dan pencegahan herpes

Herpes tidak dapat disembuhkan secara penuh. Gejala mungkin hilang, namun virus tetap ada. Apabila
kamu terinfeksi herpes, dokter akan memberikan obat antivirus, misalnya asiklovir, untuk mencegah
virus bertambah banyak di dalam tubuh. Pemberian antivirus juga dapat mengurangi durasi timbulnya
gejala.

Ketika mengalami gejala herpes, hal-hal ini dapat kamu lakukan untuk meredakan gejala:

 Mengonsumsi obat pereda nyeri, seperti parasetamol atau ibuprofen


 Menggunakan pakaian longgar
 Berhenti melakukan hubungan seksual sementara hingga gejala hilang

Untuk mencegah penyakit herpes, kamu bisa melakukan beberapa tips di bawah ini:

 Menggunakan proteksi ketika berhubungan seksual


 Hindari melakukan aktivitas seksual, termasuk berciuman dan seks oral, ketika gejala sedang
muncul
 Hindari penggunaan barang yang dapat mentransmisikan virus bersamaan, seperti peralatan
makan, handuk, pakaian, dan make-up
 Mencuci tangan setelah menyentuh area yang terinfeksi

Herpes di bibir dapat sembuh namun virus herpes tidak bisa hilang sepenuhnya. Setelah gejala infeksi
menghilang, virus ini akan tinggal di jaringan saraf tulang belakang, dalam keadaan tidur atau nonaktif
dan dapat kembali aktif atau kambuh sewaktu-waktu saat Anda sedang stres atau menderita cedera
fisik.
Cara Mengatasi Herpes di Bibir dan Mulut

Jika Anda mengalami gejala herpes di sekitar bibir dan mulut, disarankan untuk memeriksakan diri ke
dokter. Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium untuk
memastikannya.

Jika dari hasil pemeriksaan Anda terbukti menderita penyakit herpes di mulut dan bibir, dokter akan
memberikan pengobatan berupa anti virus, seperti acyclovir, famciclovir, atau valacyclovir. Pemberian
obat jenis ini berguna untuk meringankan gejala dan membantu menekan risiko penyebaran dari
penderita kepada orang lain.

Selain pemberian obat tersebut, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk meringankan gejala
yang muncul, seperti:

 Menjaga kondisi bibir dan mulut tetap bersih.


 Mengompres area yang luka dengan kompres dingin atau hangat untuk meredakan rasa sakit
yang muncul.
 Menghindari konsumsi minuman hangat, makanan pedas, asam dan asin selama beberapa
waktu.
 Minum obat pereda nyeri.

Herpes tidak bisa disembuhkan, sehingga penting untuk mengetahui cara meminimalkan penularannya.
Anda disarankan untuk menghindari penggunaan gelas, alat makan, makeup, pelembap bibir secara
bersama-sama, karena bisa jadi benda-benda tersebut menjadi media penularan virus herpes. Selain itu,
disarankan untuk berhati-hati dalam aktivitas seks oral, karena bisa menyebabkan tertularnya virus
herpes di bibir dan mulut.

Meski semua usia memiliki kemungkinan terkena herpes di bibir dan mulut, anak-anak lebih berisiko
untuk tertular, terlebih jika terjadi kontak langsung dengan orang dewasa yang menderita herpes.
Segeralah memeriksakan diri ke dokter, jika mencurigai tertular herpes di bibir dan mulut, untuk
mendapatkan penanganan yang tepat.

Pengobatan Herpes

Pada umumnya, luka dan lepuhan akibat herpes dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 2–4
minggu. Hanya saja, virus masih mungkin tetap ada di dalam tubuh penderita tanpa menimbulkan
keluhan atau gejala. Hingga kini, belum ada metode pengobatan yang dapat menghilangkan virus herpes
dari dalam tubuh.

Fokus pengobatan herpes adalah untuk membantu meredakan keluhan, mencegah penyebaran herpes,
serta menurunkan risiko terjadinya komplikasi Beberapa obat-obatan antivirus dapat digunakan untuk
mengatasi infeksi virus herpes adalah:

 Acyclovir
 Valacyclovir
 Famciclovir
 Penciclovir
Selain obat antivirus, ada beberapa hal yang bisa Anda dilakukan untuk meredakan keluhan dan
mempercepat pemulihan akibat infeksi virus herpes, yaitu:

 Konsumsi paracetamol atau ibuprofen sebagai obat pereda nyeri.


 Gunakan air suam kuku untuk mandi.
 Kompres ruam kulit dengan air hangat atau atau air dingin.
 Gunakan pakaian dalam berbahan katun.
 Gunakan pakaian longgar.
 Jaga area luka tetap kering dan bersih.
6. Apa saja gejala/manifestasi klinis yang dapat ditimbulkan pada skenario tersebut?ofta ➡️oping

7. Apa faktor penyebab terjadinya penyakit seperti pada skenario? Naila ▶️Mutia

Faktor risiko herpes di mulut


Setiap orang bisa terjangkit penyakit herpes di bibir atau mulut (oral) ini.
Pasalnya, banyak orang dewasa yang terinfeksi tetapi tidak menyadari bahwa
mereka bisa menularkan penyakit ini pada orang lain.
Namun, beberapa orang memiliki risiko lebih tinggi untuk terinfeksi, terutama
saat imunitasnya sedang lemah.
Berbagai faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko herpes labialis adalah
sebagai berikut:
 Memiliki gangguan sistem kekebalan tubuh.
 Mengalami infeksi HIV.
 Memiliki kanker dan menjalani pengobatan kemoterapi.
 Melakukan hubungan seksual yang tidak aman atau tanpa kondom.
 Menjalani pengobatan untuk transplantasi organ.
Meski memiliki beberapa faktor risiko di atas, bukan berarti Anda pasti akan
terkena penyakit herpes labialis ini.
Supaya lebih jelas, sebaiknya lakukan pemeriksaan penyakit kelamin untuk
memastikan kondisi kesehatan Anda.

8. Bagaimana hubungan antara sariawan bibir dan luka di genital? Mutia ▶️

(menurutku) HSV tipe 1 ga hanya dapat menyebabkan mouth ulcer tapi juga bisa genital ulcers
karena penyebaran virus yang bisa nyebar ke genital akibat orogenital(stimulation of the genitalia by
the mouth or tongue.)
Lewis, Michael A. O. 2015. Penyakit Mulut: Diagnosis & Terapi. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai