Anda di halaman 1dari 28

“Clinical Evaluation of Mineral Trioxide

Aggregate and Biodentine as Direct Pulp


Capping Agents in Carious Teeth”
Evaluasi Klinis Agregat Mineral Trioksida dan Biodentin sebagai
Bahan Direct Pulp Capping pada Gigi Karies

Sumber : J Conserv Dent. 2017 Mar-Apr;20(2):91-95. doi: 10.4103/0972-


0707.21224 (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/28855754)
Penulis : Hegde S, Sowmya B, Mathew S, Bhandi SH, Nagaraja S, Dinesh K
Pembimbing : drg. Indra Primathena, M.Kes
Seminaris : Novita Herdianti Effendi (160112130070)
Hari /Tgl :

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Padjadjaran
Bandung
2019
ABSTRAK
Latar Belakang

Obturasi Apikal
Gigi Dg Apeks
Terbuka
Amalgam
Zinc oxide
Pulp
Perbaikan eugenol
Lesi
Capping Kalsium
Resorbsi
hidroksida
Kasus
Endodontik
Resin komposit
Perbaikan
Lesi Pulpotomi Semen GI
Perforasi
MTA dan
Biodentin
Obturasi
Retrograde
Latar belakang
Kedokteran gigi invasif minimalprosedur direct pulp
capping (DPC) dg biomaterial yg dapat diandalkan
alternatif asalkan keadaan pulpa masih vital
Mineral trioxide agregat (MTA)semen bioaktif dg
kemampuan bahan penutup sangat baik dan
biokompatibilitas yang mampu meregenerasi pulpa
yang sebagian besar mengalami kerusakan dan
pembentukan jembatan dentin jika digunakan bahan
DPC
Biodentin  biomaterial baru memiliki sifat yang
mirip dengan MTA dan saat ini sedang diteliti untuk
prosedur terapi pulpa vital.
Latar Belakang
Tujuan Subjek dan Metode
• Mengevaluasi • 24 molar permanen dengan
respon klinis paparan karies yang tidak
pulpa-dentin memiliki tanda dan gejala pulpitis
secara kompleks ireversibel
setelah DPC • Dibagi ke 2 kelompok
menggunakan o Kelompok I - MTA dan Kelompok II -
Biodentin.
MTA dan
biodentin pada • Pasien recall visit  3 minggu, 3
gigi karies bulan, 6 bulan evaluasi klinis
dan radiografi
• Uji Fisher (Fisher Exact Test)
bersamaan dg uji Chi Square u/
analisis statistiknya
Latar Belakang
Hasil Kesimpulan
• Selama 6 bulan • MTA dan biodentin
tingkat keberhasilan dapat digunakan
berdasarkan gejala sebagai bahan DPC
subyektif, uji sensibilitas diagnosis pulpa tidak
pulpa, dan penampilan lebih dari pulpitis
radiografi reversibel.
o MTA 91,7%
o Biodentin 83,3%,
PENGANTAR
Pengantar
Terapi pulpa vitalu/ menjaga vitalitas pulpa yang terpapar
karena kesalahan atau trauma iatrogenik.

Pada lesi karies yang dalam peradangan terbatas pd pulpa


superfisial sedangkan jaringan di bagian dalam pulpa sisanya
normal, kecuali u/ beberapa pembuluh darah yang melebar

Penyembuhan pulpa dapat dicapai bahkan setelah


terpapar/tidak terlindungi dari karies  jika peradangan tidak
lebih parah dari pulpitis reversibel.
Pengantar
Terapi endodontik telah menjadi pendekatan
tradisional dalam mengelola pulpa yang
terbuka yang ditemukan selama ekskavasi
karies sebagai penempatan obat-obatan
terhadap pulpa yang tidak terlindungi dari
karies
Kontroversi

Keraguan untuk menempatkan bahan capping


yang terpapar karies disebabkan oleh
ketidakmampuan dalam mengidentifikasi
bahan bioaktif yang dapat diandalkan, tidak
dapat diserap dengan hasil yang dapat
diprediksi
Latar belakang
Ca(OH)2
•• Umum
Umum digunakan
digunakan u/
u/ PC
PC
•• Kelemahan:
Kelemahan:
Bahan untuk menutup pulpa vital

•• Pelekatan
Pelekatan yang
yang tidak
tidak sempurna
sempurna terhadap
terhadap dentin
dentin
•• Waktu
Waktu penyelesaian
penyelesaian lebih
lebih lama
lama
•• Beberapa
Beberapa kerusakan
kerusakan kebocoran
kebocoran di
di dalam
dalam jembatan
jembatan dentin
dentin
Mineral Triokside Agregate (MTA)
•• Alternatif
Alternatif Ca(OH)
Ca(OH)22  stimulasi
stimulasi pembentukan
pembentukan jembatan
jembatan dentin
dentin
lebih
lebih cepat
cepat memungkinkan
memungkinkan penyembuhan
penyembuhan pulpa pulpa dan
dan
menunjukkan
menunjukkan tingkat
tingkat keberhasilan
keberhasilan yang
yang tinggi
tinggi dalam
dalam prosedur
prosedur
klinis
klinis • Kekurangan:
•• Kelebihan:
Kelebihan: • Pengaturan waktu lama
• Sifat perawatan yang
•• Bahan
Bahan antibakteri
antibakteri bioaktif
bioaktif buruk
•• Biokompatibel
Biokompatibel • Biaya material yang
tinggi,
•• Stabilitas
Stabilitas yang
yang baik
baik • Potensi perubahan
•• Kemampuan
Kemampuan capping
capping yang
yang sangat
sangat baik
baik warna
Latar belakang
Mineral Triokside Agregate (MTA)
•• Pengaturan
Pengaturan yang
yang lebih
lebih lambat
lambat dan
dan perubahan
perubahan warna
warna jaringan
jaringan
gigi 
gigi  White
White MTA
MTA (WMTA)
(WMTA) untuk
untuk mengatasi
mengatasi potensi
potensi perubahan
perubahan
Bahan untuk menutup pulpa vital

warna
warna MTA
MTA abu-abu
abu-abu
•• MTA
MTA terbukti
terbukti bahan
bahan DPC
DPC yang
yang dapat
dapat diandalkan
diandalkan pada
pada
paparan
paparan karies
karies pada
pada gigi
gigi permanen
permanen saat
saat observasi
observasi prosedur
prosedur
perawatan
perawatan 2x
2x kunjungan
kunjungan
Biodentine (Septodont, Saint Maur de Fosses, Prancis)
•• Semen
Semen restoratif
restoratif baru
baru berbasis
berbasis kalsium-silikatsebagai
kalsium-silikatsebagai
pengganti
pengganti dentin
dentin dan
dan memiliki
memiliki aplikasi
aplikasi yang
yang mirip
mirip MTA
MTA
•• Kelebihan:
Kelebihan:
•• Mendorong
Mendorong sel-sel
sel-sel pulpa
pulpa vital
vital
•• Merangsang
Merangsang pembentukan
pembentukan dentin
dentin reparatif
reparatif ketika
ketika bersentuhan
bersentuhan
langsung
langsung dengan
dengan jaringan
jaringan pulpa
pulpa
•• Konsistensi
Konsistensi mirip
mirip dengan
dengan semen
semen fosfat
fosfat
•• Dapat
Dapat langsung
langsung diaplikasikan
diaplikasikan di
di dalam kavitas pengganti
dalam kavitas pengganti
sebagian
sebagian besar
besar dentin
dentin tanpa
tanpa persiapan
persiapan sebelumnya
sebelumnya dan
dan
memiliki
memiliki waktu
waktu pengaturan
pengaturan yang
yang lebih
lebih singkat
singkat
Latar Belakang

• MTA dan biodentine  hasil


yang menguntungkan
ketika digunakan sebagai
bahan DPC dalam pulpa
yang tidak terlindungi
secara mekanis
• Tujuan dari penelitian ini 
untuk mengevaluasi respon
klinis secara kompleks
pulpa-dentin setelah DPC
SUBJEK DAN METODE
SUBJEK DAN METODE
Kelompok I : MTA (n=12) Gambar 1
• Pulpa terbuka & dentin
sekitarnya ditutup
lapisan ProRoot WMTA
setebal 2 mm,
dimanipulasi sesuai
pabrik.
• Cotton pelet basah
ditempatkan langsung di (a) Pulpa terbuka sesudah
ekskavasi karies.
atas bahan
(b) MTA ditempatkan di atas pulpa
• Gigi direstorasi terbuka.
sementara semen seng (c) RO  penempatan MTA segera
polikarboksilat setelah pulp capping
(d) Tindak lanjut radiografi setelah 6
bulan
SUBJEK DAN METODE
Kelompok II :
Biodentin (n=12)
• Pulpa gigi ditutup
dengan biodentine,
• Dimanipulasi sesuai
dengan rekomendasi
pabrikan dan dibiarkan
sebagai restorasi (a) Pulpa terbuka sesudah ekskavasi
sementara karies.
(b) Agregat mineral trioksida
ditempatkan di atas pulp terbuka.
(c) RO menunjukkan penempatan
agregat mineral trioksida segera
setelah pulp capping.
(d) Tindak lanjut radiografi setelah 6
bulan
SUBJEK DAN METODE
• Pasien kedua • Pada kelompok II:
kelompok recall visit • Biodentin dikurangi menjadi
dasar diikuti oleh restorasi
 evaluasi klinis serta komposit.
penempatan restorasi • Dalam restorasi Kelas II,
tetap dengan komposit kontak dibuat menggunakan
matriks palodent.
setelah 3 minggu.
• Pasien recall visit  3
• Pada kelompok I:
bulan, 6 bulan, dan 1
• cotton pelet dihilangkan tahun  evaluasi
diikuti oleh semen base
• Pasien ditanya tentang
glass ionomer resin-
sensitivitas & rasa sakit
modified
pasca operasi selama
• Dilakukan restorasi
periode penelitian
komposit.
Analisis statistik

SPSS (versi 20, SPSS Inc, Chicago) -> analisis.


Statistik deskriptif dan analitik dihitung.
Koefisien korelasi Pearson digunakan. Uji eksak
Fisher digunakan bersama dengan uji Chi-square
karena nilai dalam beberapa sel adalah <5. P <0,05
dianggap signifikan secara statistik.
HASIL

3 pasien (2 dengan biodentine dan 1 dengan MTA)


mengeluh nyeri spontan, dalam waktu 3 minggu dan
dirawat saluran akar.
Pasien lain tidak menunjukkan gejala selama periode
waktu eksperimental dan sensitif terhadap tes dingin
dan listrik [Grafik 1].
Pada follow-up 6 bulan tidak ada perkembangan
patologi periapikal gigi [Grafik 2].
2 gigi dari MTA dan dua gigi dari kelompok
biodentine  pembentukan jembatan dentin yang
pasti pada follow-up 1 tahun.
Grafik perbandingan MTA dan Biodentin

Grafik 1 Grafik 2
Membandingkan respons Membandingkan respons
pulpa dgn uji sensibilitas pulpa radiografi terhadap MTA dan
3 minggu, 3 bulan, dan 6 bulan biodentine pada 3 minggu, 3
antara kelompok MTA dan bulan, dan 6 bulan
biodentine
Hasil

Dari 24 gigi Follow-up 6 bulan


 14 gigi memiliki karies tingkat kelangsungan
oklusal hidup pulpa
 10 gigi memiliki karies keseluruhan
proksimal. MTA 91,7%
Di antara 3 gigi yang  Biodentin 83,3%.
dirawat saluran akar Vitalitas dan temuan
 1 memiliki karies oklusal sinar-X, vitalitas dan
 2 dengan karies proksimal
adanya jembatan dentin,
dan temuan sinar-X
Korelasi signifikan pada
6 bulan
Diskusi
 DPC  menyembuhkan pulpa Perawatan berhasil  tidak
yang terbuka yg mengalami ada tanda-tanda atau gejala :
kerusakan secara reversibel dgn  Nyeri spontan, nyeri tekan

merangsang pembentukan perkusi, pembengkakan, fistula,


jembatan dentin  memulihkan mobilitas patologis, radiolusensi
struktur dan fungsi kompleks furkasi, pelebaran membran
ligamen periodontal, atau resorpsi
dari pulpa-dentin
akar internal dan eksternal.
 Pembersihan karies yang kurang
 Pembentukan jembatan gigi
baik untuk DPC dgn MTA pada kunci untuk penyembuhan akhir
jangka panjang  tingkat dan keberhasilan jangka panjang
keberhasilan yang lebih rendah  melindungi pulpa yang terbuka
dari 56,2% trhp serangan lebih lanjut dari
 Keberhasilan terapi pulpa vital bakteri mulut  menyebabkan
degenerasi pulpa, atrofi, dan
paling penting tergantung
shringkage/penyusutan.
pada pembersihan menyeluruh
RO periapikal tidak mampu
pada jaringan yang rusak, dan
mengendalikan infeksi mendeteksi tebal jembatan
dentin < 0,5 mm.
Diskusi

Pembentukan jembatan dentin terlihat  2 gigi MTA dan 2


dari biodentin yang ditindaklanjuti selama 1 tahun.
2 gigi dari kelompok II dan 1 gigi dari kelompok I menjalani
perawatan saluran akar ketika pasien kembali dengan gejala
persisten/tetap dalam 3 bulan pada masa tindak lanjut.
Di antara gigi yang gagal, 2 gigi memiliki karies proksimal
dan 1 gigi memiliki karies oklusal.
Marques et al. mengamati tingkat keberhasilan DPC yang
lebih rendah pada dinding aksial  terkait dengan
penutupan marginal yang lebih rendah dan kebocoran
mikro selanjutnya dalam restorasi proksimal.
Diskusi

Kelangsungan hidup pulpa secara keseluruhan


ditegakkan dengan gejala subyektif, tes dingin, dan
radiografi diambil saat kunjungan kembali.
MTA memiliki tingkat keberhasilan 91,7% yang
sebanding dengan tingkat keberhasilan MTA di
97,96% terlihat dalam penelitian lain.
Tingkat keberhasilan untuk biodentine dalam
penelitian ini adalah 83,3%.
Diskusi
Tingkat keberhasilan tinggi Capping secara pulpotomi dgn
MTA  kemampuannya biodentine  menghasilkan
merangsang pembentukan respons pulpa yang serupa,
ketebalan jembatan dentin yang
jembatan dentin, sifat
terbentuk yang terletak dibawah
antibakteri, dan kemampuan biodentine lebih besar.
capping yang sangat baik  Dibandingkan dgn MTA,
DPC biodentin memiliki waktu
MTA juga merangsang pengaturan yang lebih pendek
produksi sitokin dalam  keuntungan.
osteoblas manusia Kesamaan respon jaringan dgn
memungkinkan ikatan sel kedua bahan ini karena
yang baik terhadap bahan komposisi kimia yang serupa
memperlihatkan peran aktif (tricalcium silikat) & efek samping
yang dihasilkan selama reaksi
dalam pembentukan
pengaturan, dan sifat fisik.
jembatan-dentin.
Diskusi
 Pendarahan pd pulpa yang MTA  perubahan warna pada
terbuka lebih dari 5 dan sebagian besar kasus.
hingga 10 menit digunakan Telah ditunjukkan bahwa WMTA
sebagai ambang batas untuk menginduksi perubahan warna
klasifikasi pulpitis reversibel pada waktu 1 minggu yang
dan ireversibel. meningkat dari waktu ke waktu
Biodentine tidak mempengaruhi
 bahan pulp capping
stabilitas warna gigi.
ditempatkan hanya setelah
Komponen oksida bismut dalam
mencapai hemostasis
WMTA, NaOCl yang digunakan
lengkap dengan NaOCl 3%.
untuk hemostasis atau light
 1 kasus membutuhkan > 5 cured digunakan untuk restorasi
menit u/ hemostasis komposit mungkin yang
kembali dgn rasa sakit yang menyebabkan atas perubahan
parah dalam Follow-up warna ini.
berikutnya
KESIMPULAN
 Dalam keterbatasan penelitian, dapat disimpulkan bahwa
MTA dan biodentine adalah bahan DPC yang dapat
diandalkan.
 Pemilihan kasus yang hati-hati, isolasi, pembersihan/ekskavasi
karies menyeluruh, penutupan pulpa, dan restorasi yang tepat
akan berkontribusi pada keberhasilan perawatan dan
membantu menjaga vitalitas gigi.
Daftar Pustaka
1. Parirokh M, Asgary S, Eghbal MJ, Kakoei S, Samiee M. A comparative study of using a combination of calcium chloride and mineral
trioxide aggregate as the pulp-capping agent on dogs’ teeth. J Endod. 2011;37:786–8. [PubMed] [Google Scholar]
2. Eskandarizadeh A, Shahpasandzadeh MH, Shahpasandzadeh M, Torabi M, Parirokh M. A comparative study on dental pulp response to
calcium hydroxide, white and grey mineral trioxide aggregate as pulp capping agents. J Conserv Dent. 2011;14:351–5. [PMC free article
] [PubMed] [Google Scholar]
3. Bogen G, Kim JS, Bakland LK. Direct pulp capping with mineral trioxide aggregate: An observational study. J Am Dent
Assoc. 2008;139:305–15. [PubMed] [Google Scholar]
4. Al-Hiyasat AS, Barrieshi-Nusair KM, Al-Omari MA. The radiographic outcomes of direct pulp-capping procedures performed by dental
students: A retrospective study. J Am Dent Assoc. 2006;137:1699–705.[PubMed] [Google Scholar]
5. Seltzer S, Bender IB, Ziontz M. The dynamics of pulp inflammation: Correlations between diagnostic data and actual histologic
findings in the pulp. Oral Surg Oral Med Oral Pathol. 1963;16:969–77.[PubMed] [Google Scholar]
6. Parirokh M, Torabinejad M. Mineral trioxide aggregate: A comprehensive literature review – Part I: Chemical, physical, and
antibacterial properties. J Endod. 2010;36:16–27. [PubMed] [Google Scholar]
7. Islam I, Chng HK, Yap AU. Comparison of the physical and mechanical properties of MTA and Portland cement. J Endod. 2006;32:193–
7. [PubMed] [Google Scholar]
8. Parolia A, Kundabala M, Rao NN, Acharya SR, Agrawal P, Mohan M, et al. A comparative histological analysis of human pulp following
direct pulp capping with propolis, mineral trioxide aggregate and Dycal. Aust Dent J. 2010;55:59–64. [PubMed] [Google Scholar]
9. Mente J, Geletneky B, Ohle M, Koch MJ, Friedrich Ding PG, Wolff D, et al. Mineral trioxide aggregate or calcium hydroxide direct pulp
capping: An analysis of the clinical treatment outcome. J Endod. 2010;36:806–13. [PubMed] [Google Scholar]
10. Nowicka A, Lipski M, Parafiniuk M, Sporniak-Tutak K, Lichota D, Kosierkiewicz A, et al. Response of human dental pulp capped with
biodentine and mineral trioxide aggregate. J Endod. 2013;39:743–7.[PubMed] [Google Scholar]
11. Schwendicke F, Meyer-Lueckel H, Dörfer C, Paris S. Failure of incompletely excavated teeth – A systematic review. J
Dent. 2013;41:569–80. [PubMed] [Google Scholar]
12. Kawashima N. Characterisation of dental pulp stem cells: A new horizon for tissue regeneration? Arch Oral Biol. 2012;57:1439–58. [
PubMed] [Google Scholar]
13. Woehrlen AE., Jr Evaluation of techniques and materials used in pulpal therapy based on a review of the literature: Part I. J Am Dent
Assoc. 1977;95:1154–8. [PubMed] [Google Scholar]
14. Stanley HR. Criteria for standardizing and increasing credibility of direct pulp capping studies. Am J Dent. 1998;11:S17–34. [PubMed
] [Google Scholar]
Terimakasih
Atas
Perhatiannya ;)

Anda mungkin juga menyukai