Anda di halaman 1dari 8

NILAI PLAK

Kunjungan I Persentase (%): 39,2 %


Tanggal : 17 Februari 2014

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

Kunjungan II Persentase (%): 8,9 %


Tanggal : 04 Maret 2014

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

Kunjungan III Persentase (%): 8,9%


Tanggal : 19 Mei 2014

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
Catatan Keadaan Intra Oral

MAXILLA
GIGI 18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
Mobility
Kunjungan I
Kunjungan II
Kunjungan III
FACIAL

PALATAL
GIGI 18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
Mobility
Kunjungan I
Kunjungan II
Kunjungan III

MANDIBULA
GIGI 48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38
Mobility
Kunjungan I
Kunjungan II
Kunjungan III
FACIAL

LINGUAL
GIGI 48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38
Mobility
Kunjungan I
Kunjungan II
Kunjungan III

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

(Dr. Amaliya, drg. M.Sc)


BRUXISM DAN NIGHTGUARD (OCCLUSAL SPLINT)

Aktivitas parafungsional merupakan suatu keadaan aktifnya otot-otot secara fisiologis


sehingga menghasilkan kebiasaan-kebiasaan tanpa tujuan fungsional dan biasanya berpotensi
menyebabkan kerusakan. Beberapa kebiasaan parafungsional adalah clenching(mengetuk-
ngetukan gigi), bracing (menggigit dengan kencang), tipping (mengetukan gigi hanya satu
gigi saja), grinding (gerakan mengasah atau menggerus gigi)

Bruxism merupakan salah satu aktivitas parafungsional oklusal, yaitu pergerakan


oromandibular secara involunter berupa tooth grinding atau clenching yang terjadi pada saat
tidur (sleep bruxism) atau sadar (bruxomania). Hal ini ditandai dengan :

1. Terjadinya kerusakan jaringan keras gigi (tooth wear) berupa atrisi, abfraksi, dan pit
oklusal, sehingga menyebabkan hipersensitivitas pada gigi (dapat berlanjut hingga
terjadinya kelainan pulpa)

2. Kerusakan jaringan periodontal, kegoyangan gigi, terbentuknya bony ridges, iritasi pada
mukosa bukal, dan adanya penampakan scalloped tongue

3. Perubahan dimensi vertikal oklusi

4. Nyeri pada otot-otot sistem pengunyahan, hipertrofi otot masseter dua sisi (pada bruxers
kronis), hingga terjadinya sakit kepala / temporal headache (terutama saat bangun tidur)

5. Kelainan pada sendi Temporomandibula (TMJ), seperti pembukaan mulut terbatas,


kliking, krepitasi, dan locking pada rahang.

6. Dapat merusak protesa cekat ataupun restorasi lainnya di dalam mulut.

Adapun beberapa etiologi atau faktor penyebab terjadinya bruxism adalah stres
emosional atau psikologis, ketidakharmonisan oklusi (adanya gigi hilang yang tidak diganti
atau restorasi berlebih / overhang atau jenis restorasi keramik / porselen), dan adanya
kelainan pada sendi TMJ.

Nightguard (Occlusal Splint) didefinisikan sebagai suatu splint akrilik, baik pada
rahang atas atau bawah, yang membantu kondilus rahang untuk mencapai posisi paling
anterior superior dalam fossanya (keadaan relasi sentrik), sehingga otot-otot masseter berada
dalam keadaan relaksasi. Alat ini juga dinamakan splint relasi sentrik dan orthotik.
Nightguard berfungsi dalam menanggulangi pola aktivitas otot yang abnormal,
melindungi gigi dari kerusakan, melindungi otot-otot pengunyahan, serta dapat memperbaiki
ketidakharmonisan oklusi.

Nightguard tidak boleh digunakan secara terus menerus, hanya digunakan sampai
keluhan hilang, karena penggunaannya menyebabkan gigi-gigi tidak berkontak sehingga
menyebabkan terjadinya gigitan terbuka.

Pertimbangan dalam membuat nightguard rahang atas atau rahang bawah :

Keadaan / Hal Rahang Atas Rahang Bawah

Jumlah / banyaknya gigi yang mengalami atrisi 13 gigi 9 gigi

Malposisi gigi (gigi berjejal atau rotasi) 33, 32, 31, 41, 42,
43

Bentuk lengkung gigi Baik Baik

Adanya gigi hilang yang tidak diganti - -

Oral hygiene Baik Baik

Pilihan Nightguard 

Desain pembuatan nightguard rahang atas (Michigan Splint) :

1. Dimulai dari distal 16 hingga distal 26

2. Ketebalan tidak melebihi 2 mm (free way space)

3. Perluasan sayap palatal hingga rugae palatina ke-2, sayap fasial hingga 1/3 incisal, dan
sayap bukal hingga 1/3 oklusal

4. Permukaan incisal dan oklusal mengikuti kontur gigi untuk gigi I dan P, sedangkan untuk
gigi M rata dan halus

5. Menggunakan artikulator
Cara pemeriksaan :

1. Oklusi : dimensi vertikal sebelum dan sesudah pemakaian nightguard

2. Stabilisasi : nightguard tidak terangkat pada salah satu sisi jika sisi berlawanannya
ditekan

3. Adaptasi : semua permukaan nightguard menyentuh permukaan incisal/oklusal gigi

4. Retensi : bila ditarik dengan tekanan ringan tidak terlepas

5. Semua gigi-gigi RB berkontak dengan permukaan nightguard dan tidak ada sangkutan
(interference) pada saat gerakan lateral ke kiri dan kanan serta anterior-posterior

Pemeriksaan saat uji coba pola lilin:


1. Adaptasi : beradaptasi pada semua permukaan, tidak ada bagian yang menekan jaringan,
semua permukaan nightguard menyentuh permukaan incisal/oklusal gigi.
2. Dimensi vertikal : adalah ukuran vertikal antara RA dan RB
Free way space = DV saat rest position – DV saat oklusi sentrik
= 70 mm – 68 mm = 2 mm
3. Oklusi : tidak melebihi batas freeway space

Tahap Polishing:
1. Mengurangi daerah kontak premature dengan batu gerinda
2. Permukaan nightguard mengkilap dan licin

Pemeriksaan saat insersi:


1. Adaptasi : beradaptasi pada semua permukaan, tidak ada bagian yang tajam/menekan
jaringan, semua permukaan nightguard menyentuh incisal dan oklusal gigi, permukaan
halus, mengkilap dan licin.
2. Retensi : tidak terlepas pada saat pasien pada posisi oklusi sentrik dan eksentrik. Jika
nightguard ditarik dengan tekanan ringan tidak terlepas.
3. Stabilisasi : tidak bergeser pada saat pasien pada posisi oklusi sentrik dan eksentrik. Jika
nightguard ditekan pada salah satu sisi dengan alat yang tumpul, maka sisi lawannya
tidak terangkat.
4. Oklusi : tidak melebihi batas freeway space dan tidak terdapat prematur kontak.
5. Dimensi vertikal
DV = FRP - FWS
FWS = FRP – DV
6. Semua gigi-gigi RB berkontak dengan permukaan nightguard dan tidak ada sangkutan
(interference) pada saat gerakan lateral ke kiri dan kanan serta anterior-posterior

Pemeriksaan saat kontrol:


1. Keluhan pasien
2. Kondisi jaringan sekitar
3. OHI
4. Adaptasi : semua permukaan nightguard menyentuh incisal dan oklusal gigi
5. Retensi : jika ditarik dengan tekanan ringan tidak terlepas.
6. Stabilisasi : jika nightguard ditekan pada salah satu sisi dengan alat yang tumpul, maka
sisi lawannya tidak terangkat.
7. Oklusi : DV sebelum dan sesudah memakai nightguard

Penggunaan:
Digunakan sampai keluhan pasien hilang
RENCANA PERAWATAN NIGHTGUARD RAHANG ATAS (MICHIGAN SPLINT)

Menyetujui,

(Dr. Amaliya, drg., M.Sc)


TAHAPAN PEKERJAAN PEMBUATAN NIGHTGUARD RAHANG ATAS

(MICHIGAN SPLINT)

Nama Mahasiswa : Sylvia

NPM : 160112110515

No. Tanggal Pekerjaan / Tahap Paraf

1 Diskusi Kasus Simple

2 Diskusi Kasus Night Guard

3 Pola Lilin

4 Uji Coba Pola Lilin

5 Pemolesan

6 Insersi

7 Kontrol 1 Minggu

8 Kontrol 1 Bulan

Anda mungkin juga menyukai