Anda di halaman 1dari 6

UNIVERSITAS JEMBER KODE

FAKULTAS DOKUM
EN
KEDOKTERAN GIGI
PRODI KEDOKTERAN FORM PP-
GIGI 05
LEMBAR KERJA
MAHASISWA
Dosen Pengampu Mata kuliah : Dr. drg. Zahreni H.,Ms ; Dr.drg. Tecky I, M.Kes, ;
Dr. drg Suhartini.,M.Biotech ; Prof.Dr.drg.I Dewa
Ayu Ratna Dewanti.,MSi
Pokok Bahasan : Fungsi sistem pengunyahan dan komponennya
Model Pembelajaran : Praktikum

IDENTITAS MAHASISWA
Nama/NIM/Kelas Afanindya Bias Maharani/221610101032/A2
Nama
Anggota
kelompok
Pertemuan Ke 2
Hari/Tanggal Rabu/5 April 2023

Bahan Praktikum 2
Bacalah dengan seksama Modul praktikum Otot Pengunyahan yang telah diberikan.
Kerjakan secara berpasangan dengan salah satu anggota kelompok. Lakukan prosedur
praktikum sesuai yang tertulis dalam modul. Isilah tabel pengamatan, jawablah
pertanyaan
Hasil Diskusi Praktikum 2
Membuat laporan praktikum berdasarkan hasil praktikum. Gunakan literatur yang telah
disebutkan dalam RPS sebagai referensinya. Diijinkan menggunakan referensi lain
yang bisa dipertanggung jawabkan dari multiple media . Upload laporan pada
assignment di sister pada masing masing dosen pengampu praktikum dan pada
google class room
yang sudah disediakan.

1
Petunjuk Praktikum 02

BLOK FUNGSI SISTEM STOMATOGNATI

Disusun oleh :
Dr. drg. Zahreni Hamzah, MS.
Dr. drg. Tecky Indriana,
M.Kes. Dr. drg. Suhartini,
M.Biotech.

BAGIAN BIOMEDIK – LAB.


FISIOLOGI FAKULTAS
KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS
JEMBER
2023
2
1. mati dengan cermin dan kaca mulut, apakah bidang oklusal gigi-gigi sejajar dengan tali
yang berada di bagian pipi?

1 cm

Gambar 2. Posisi Tragus

2.3.2 Otot Pengunyahan dalam Posisi Bekerja


1. Sama dengan perintah pada praktikum 2.3.1 butir 1-2
2. Lakukan aktivitas menggigit dengan maksimal (sekuat-kuatnya), palpasi (sentuh)
dengan 3 jari 1 cm di depan tragus, rasakan bagaimana tonus otot pipinya
a. Hipotonus/lembek, skore 1
b. Normal, skore 2
c. Hipertonus/keras. skore 3
Catat hasil pengamatanmu
3. Catat pula hasil yang diperoleh oleh rekan sekelompok
4. Rabalah 1 cm di depan telinga? (lihat Gbr 2)
a. Adakah pergerakan kondilus mandibula?
b. Bagaimana arah pergerakannya?
c. Adakah terdengar suara dari area tersebut? Krek (crepitasi) / Klik (clicking) / Pop
(popping)
d. Catat gigi mana saja yang hilang.

2.1 Pertanyaan
1. Jelaskan otot apa saja yang terlibat dalam proses pengunyahan.
2. Apakah ada perbedaan tinggi dimensi vertikal antara rahang istirahat dan rahang dalam
posisi kontak? Berapa cm perbedaannya? Jelaskan perbedaan itu dinamakan apa?
Mengapa perlu ada selisih?

3
3. Apakah ada perbedaan tinggi dimensi vertikal pada antar rahang istirakat dan rahang dalamposisi kontak antar jenis kelamin? Berapa
besar perbedaannya? Dan Jelaskan mengapa demikian?
4. Apa fungsi dimensi vertikal?
5. Apakah ada perbedaan kontraksi otot pengunyah yang diperoleh dari praktikan laki-laki dan perempuan?
6. Berapa perbedaannya?

Jawaban

1. Pergerakan dalam proses pengunyahan terjadi karena gerakan kompleks dari beberapa otot pengunyahan. Otot- otot utama yang terlibat
langsung dalam pengunyahan adalah muskulus masseter, muskulus temporalis, muskulus pterygoideus lateralis, dan muskulus
pterygoideus medialis. Selain itu juga ada otot-otot tambahan yang juga mendukung proses pengunyahan yaitu muskulus mylohyoideus,
muskulus digastrikus, muskulus geniohyoideus, muskulus stylohioideus, muskulus infrahyoideus, muskulus buksinator dan labium oris.
2. Ya, Tinggi dimensi vertikal rahang istirahat dan rahang dalam posisi kontak berbeda disebut dengan free way space. Free way space
adalah perbedaan vertikal antara gigi-geligi maksila dan mandibula ketika rahang ditutup rapat saat kondisi DVO (oklusi) dan DVF
(istirahat). Perbedaan tinggi dimensi vertikal antara rahang istirahat dan rahang dalam posisi kontak bervariasi pada setiap individu. Secara
umum, normal berkisar antara 2-4 mm, tetapi bisa lebih besar atau lebih kecil bergantung pada faktor-faktor seperti anatomi rahang dan
gigi. Adanya selisih antara tinggi dimensi vertikal rahang istirahat dan rahang dalam posisi kontak penting untuk memastikan fungsi dan
kenyamanan saat mastikasi dan berbicara. Jarak yang terlalu besar atau terlalu kecil dapat menyebabkan masalah dalam fungsi gigi dan
rahang, seperti kesulitan dalam mengunyah, bicara, dan bahkan bernapas. Oleh karena itu, penting untuk memantau dan menyeimbangkan
tinggi dimensi vertikal antara rahang atas dan bawah untuk memastikan kesehatan dan kenyamanan gigi dan rahang.
3. Perbedaan tinggi dimensi vertikal antara rahang istirahat dan rahang dalam posisi kontak antara jenis kelamin dapat terjadi, tetapi tidak
selalu terjadi pada tiap individu. Umumnya, perbedaan ini cenderung lebih besar pada laki-laki daripada perempuan. Penelitian-penelitian
menunjukkan bahwa laki-laki cenderung lebih besar dibandingkan dengan perempuan. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor
seperti ukuran rahang, kepadatan tulang, dan perbedaan dalam pertumbuhan dan perkembangan rahang dan gigi antara laki-laki dan
perempuan. Namun, perbedaan ini tidak selalu sama dan bervariasi pada setiap individu. Banyak faktor lain yang dapat memengaruhi
tinggi dimensi vertikal rahang, seperti keturunan, gaya hidup, dan perawatan gigi sebelumnya. Umumnya, jarak normalnya pada setiap
individu yaitu antara 2-4 mm, tetapi dapat lebih besar atau lebih kecil tergantung pada faktor-faktor individu. Penting untuk memantau dan
menyeimbangkan tinggi dimensi vertikal antara rahang atas dan bawah untuk memastikan fungsi dan kenyamanan gigi dan rahang pada
setiap individu tanpa memandang jenis kelaminnya.
4. Fungsi dimensi vertikal sangat penting untuk kesehatan gigi dan rahang serta untuk fungsi gigi dan mulut. Beberapa fungsi dimensi
vertikal antara lain :
- Mengatur gigitan dan mengunyah makanan: Dimensi vertikal yang seimbang memastikan bahwa gigi atas dan bawah berkontak dengan
baik saat mulut ditutup, sehingga memungkinkan seseorang untuk menggigit dan mengunyah makanan secara efektif.
- Mempertahankan kesehatan gigi dan ginggiva: Dimensi vertikal yang seimbang dapat membantu mencegah masalah gigi dan ginggiva,
seperti masalah gigi goyang, kerusakan gigi, atau penyakit ginggiva.
- Menjaga keseimbangan rahang dan wajah: Dimensi vertikal yang seimbang dapat membantu menjaga keseimbangan rahang dan wajah,
sehingga memastikan bahwa seseorang memiliki tampilan wajah yang seimbang dan simetris.
- Meningkatkan kenyamanan dan fungsi bicara: Dimensi vertikal yang seimbang dapat membantu meningkatkan kenyamanan dan fungsi
bicara, sehingga memungkinkan seseorang untuk berbicara dengan jelas dan mudah dimengerti.
5. Ya, terdapat perbedaan kontraksi otot mastikasi yang terjadi antara laki-laki dan perempuan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
laki-laki cenderung memiliki otot mastikasi yang lebih kuat dan lebih besar dibandingkan dengan perempuan.
Perbedaan ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti perbedaan dalam ukuran tubuh dan massa otot, perbedaan dalam diet, dan aktivitas
pengunyahan yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Namun, perbedaan ini tidak selalu sama dan dapat beragam pada tiap individu
bergantung pada individu tersebut. Kontraksi otot mastikasi juga dapat dipengaruhi oleh faktor lain seperti kebiasaan pengunyahan,
kondisi kesehatan gigi dan rahang, serta faktor keturunan.
6. Perbedaannya ada banyak dan bervariasi, namun umumnya tidak lebih dari 4 mm.

Nama Istirahat Rata - Kontak Rahang Bekerja


rata
skor Pergerakan Arah Suara
Tonus Kondilus pergerakan clicking/
pipi Mandibula Crepitasi/
popping
Hasna 7,2 6,5 6,2 6,63 6 5,8 6,1 5,96 28,4 28,2 28,5 28,3 2 Ada Menonjol Tidak
sedikit ke
posterior atas
Afa 5,1 5,3 5,2 5,2 4,9 5 5 4,96 28 28,1 27,9 28 2 Ada Menonjol Tidak
sedikit ke
posterior atas
Ardhia 5,7 6 5,8 5,83 5,7 5,6 5,5 5,6 26,3 26,2 26,3 26,2 2 Ada Menonjol Tidak
sedikit ke
posterior atas
Andrias 5,9 5,8 5,7 5,8 5,4 5,3 5,6 5,43 29 28,9 29,3 29 2 Ada Menonjol Tidak
sedikit ke
posterior atas
Prafajrin 6,5 6,6 6,6 6,56 6,1 6 6,2 6,1 29,5 29,5 29,6 29,5 2 Ada Menonjol Tidak
sedikit ke
posterior atas
Farah 7 7,1 6,8 6,96 6,8 6,7 6,8 6,76 27,6 28,1 27,8 27,8 2 Ada Menonjol Tidak
sedikit ke
posterior atas

Pembahasan
Berdasarkan hasil pengukuran dan pengamatan, semua mahasiswa yang diukur dan diamati dalam keadaan sehat dan tidak
ada gangguan seperti clicking, popping, dan crepitasi. Hal ini menandakan bahwa semua mahasiswa subjek pengukuran
melakukan gaya hidup sehat. Namun, tetap ada perbedaan dalam ukuran saat istirahat, kontak, dan bekerja. Karena tiap
individu tidak selalu memiliki ciri fisik yang sama, terutama ciri ciri laki-laki dan perempuan.

REFERENSI
1. Hamzah Z, Indriana T, Indahyani D.E, Barid I. (2020). Fungsi Sistem Stomatognati. Edisipertama, Deepublish, Yogyakarta.
2. EVERHARD,NADYA CHIKITA, J2A014049 (2019) PENURUNAN DIMENSI VERTIKAL WAJAH PADA LANSIA
AKIBAT KEHILANGAN GIGI POSTERIOR DI TEGALSARI KOTA SEMARANG. Semarang: Universitas Muhamadiyah
Semarang.

Anda mungkin juga menyukai